TEKNIK MENGGALI BAHAN BERITA Oleh : Litbang Wartapala
Daftar Isi : 1. Sejarah Jurnalistik 2. Pengelompokan Jurnalistik 3. Apa Itu Berita 4. Menilai Bobot Berita 5. Tahap Mencari Berita 6. Cara Mengumpulkan Bahan Berita
1. Sejarah Jurnalistik Jurnalistik lahir ketika manusia sudah mampu menulis. Sedangkan suratkabar muncul ketika manusia sudah mampu menulis secara teratur. Para ahli berpendapat bahwa jurnalistik menjadi kegiatan manusia yang lebih teratur kira-kira 50 tahun sebelum Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Julius Caesar, maharaja Kerajaan Romawi, yang menjadi pusat peradaban Barat. Ketika itu Julius Caesar memerintahkan penempelan "Acta Diurna" (catatan harian) dan "Acta Senatus" di tempat umum di kota Roma untuk kemudian disalin kembali oleh para "budak" kaum elite Roma yang merupakan cikal bakal suratkabar. "Acta Diurna", menurut perkembangan kata (morfologi), menjadi "journale" (Perancis), "journalism" (Inggris) dan "jurnalistik" (Indonesia).
Apa itu Jurnalistik? Jurnalistik adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dan sarana yang digunakan dalam mencari, memproses dan menyusun berita dan ulasan mengenai berita sehingga sampai diketahui publik. Kegiatan jurnalistik meliputi : Mencari/mengumpulkan apa akan yang disebarluaskan kepada masyarakat, mengolah/menyeleksi hasil pencarian/pengumpulan tersebut menyusun hasil pengolahan dalam bentuk tertulis, gambar/foto.
2. Pengelompokan Jurnalistik 1. Jurnalistik cetak, terdiri atas : a. jurnalistik suratkabar b. jurnalistik majalah 2. Jurnalistik elektronika, terdiri atas : a. jurnalistik radio b. jurnalistik televisi c. jurnalistik online 3. Jurnalistik kantor berita
3. Apa Itu Berita? Ada ribuan definisi mengenai apa itu berita. Bahkan ada sebuah buku setebal 200 halaman yang isinya melulu mengenai definisi atau pengertian berita. Ini beberapa diantaranya: 1. Berita adalah segala informasi yang menarik perhatian manusia dan menyangkut kepentingan umum serta dilaporkan oleh wartawan. Sebelum dicetak di koran, disiarkan di radio, atau ditayangkan di TV, belum bisa dikatakan berita. Baru informasi dari mulut ke mulut, desas-desus atau kabar burung.
2. News is anything that you didn’t know yesterday. Tidak ada yang lebih basi dari koran kemarin. 3. News is North, East, West, and South. Berita adalah informasi yang dikumpulkan dari tujuh penjuru angin. Meski begitu, berita yang menarik harus mempunyai unsur kebaruan dan kedekatan (timely and proximity). 4. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Dog bites a man is not news. Man bites a dog is a news. Bad news is good news, karena pers adalah watchdog.
Wartawan Menggonggong? Wartawan adalah anjing penjaga yang akan menggonggong bila melihat segala ketidakberesan, penyelewengan, kebejatan, ketidakadilan, korupsi, kolusi dan nepotisme. Ini yang dinamakan jurnalisme jihad (crusade journalism), tapi dalam jurnalisme pembangunan “good news is also good news”. Artinya, hal-hal yang baik juga bisa jadi berita menarik. Rencana membangun subway di Jakarta misalnya, tentu akan jadi berita yang dibaca orang, karena akan memperbaiki kesemrawutan lalulintas di Ibu Kota.
Berita Seperti Dalil Matematika • 1 orang biasa + 1 kehidupan biasa = bukan berita • 1 orang biasa + terima dana bulog Rp 40 miliar = berita • 1 orang biasa + terima dana bulog Rp 40 miliar + diselewengkan = top news • 1 orang presiden + berkuasa 32 tahun + mundur = berita • 1 orang presiden + skandal buloggate + keluarkan dekrit + dipecat = top news
Berita Dari Mana Sumbernya • Segala sesuatu yang ada di dunia ini, segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini, yang kita lihat, kita dengar, kita alami, semuanya punya potensi untuk jadi berita. Tinggal bagaimana mengolahnya. • Sumber berita bisa orang, buku, pengalaman dan peristiwa. Seorang wartawan dengan daya penciuman jurnalistiknya (nose of news) bisa membedakan dari jutaan peristiwa yang terjadi, mana yang bisa jadi berita yang “enak dibaca dan perlu” dan mana yang tidak.
• Tinggal bagaimana wartawan mewawancarai dan menuliskan beritanya. Siapa sangka seorang tukang becak bernama Rasdullah menjadi calon Gubernur DKI Jakarta kalau wartawan tidak memberitakannya? Siapa sangka Benget Siahaan, bencong kemayu yang biasa dipanggil Tante Lilis itu, adalah pelaku pembunuhan mayat terpotong-potong di dalam taxi, kalau wartawan tidak mewartakannya?
Wartawan Harus Peka • Terungkapnya kasus pungli miliaran rupiah di angkutan kota Jakarta, bisa muncul dari sekedar wartawan yang menumpang biskota melihat kernet kasih salam tempel sama polisi. • Berita headline di Republika dengan judul Film “The Prince of Egypt” dan “The Siege” lecehkan Islam muncul setelah si wartawan secara tidak sengaja menonton film itu. • Berita “4000 karyawan Israel di WTC Bolos Kerja Ketika Serangan Teroris Terjadi” tersiar setelah si wartawan menerima kiriman email dari mailing list internet.
4. Menilai Bobot Berita 1. Significance. Seberapa jauh dan seberapa besar penting sesuatu itu terhadap khalayak. Sesuatu dianggap significant jika menyangkut banyak orang dan berdampak luas terhadap masyarakat. Contoh gampangnya kenaikan harga BBM adalah penting untuk jadi berita karena terkait dengan kehidupan masyarakat. Begitu juga masalah amandemen UUD, sistim Pemilu, presiden dipilih langsung atau tidak langsung, pergantian pimpinan TNI dan banyak lagi.
2. Magnitude. Yaitu berapa banyak, berapa besar dan berapa cepat. Satu juta lebih besar dari seribu. Kecelakaan pesawat yang menewaskan 200 orang lebih punya nilai berita daripada yang hanya menewaskan lima orang. Badai topan dengan kecepatan 200 km/jam lebih hebat ketimbang angin puyuh 50 km/jam. Gempa skala 7,8 richter lebih dahsyat ketimbang dibawah itu.
3. Proximity. Unsur kedekatan dengan khalayak juga menentukan sesuatu punya nilai berita atau tidak Contoh : Bagi orang Indonesia, pemilihan Gubernur DKI lebih menarik untuk dibaca beritanya ketimbang pemilihan presiden di A frika sana. 4. Prominence atau keterkenalan/ketokohan. Names make news. Kata orang, nama membuat berita. Presiden, ketua parlemen, selebritis, atlit, selalu membuat berita. Orang-orang ingin tahu apa yang dikatakan, dialami dan dilakukan oleh para newsmakers tersebut. Apapun yang mengenai Megawati, Amien Rais, Akbar Tanjung, Dessy Ratnasari, David Beckam, Jenifer Lopez, pasti menjadi berita.
5. Timeliness. Orang ingin membaca sesuatu yang baru. Para ahli komunikasi mengatakan news is anything that you didn’t know yesterday. Tidak ada yang lebih basi dari koran kemarin. Di zaman komunikasi digital dan internet sekarang ini orang bahkan ingin membaca berita yang tengah berlangsung (a real time story). Jadi, mungkin peribahasanya berubah menjadi news is anything that you didn’t know last second, karena berita sedetik yang lalu mungkin sudah basi.
5. Tahap Mencari Berita Tahap pertama adalah wartawan mengumpulkan fakta dari mana saja. Fakta bisa diperoleh dari kejadian yang terlihat, terdengar, terbaca, informasi dari pihak lain, data-data atau angka statistik. Tahap kedua adalah wartawan menganalisa fakta-fakta yang didapat itu dan kemudian melakukan cross check sehingga data, fakta dan informasi yang diperoleh itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tahap ketiga adalah wartawan melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang kompeten terhadap fakta yang diperoleh tersebut. Mereka bisa orang-orang yang terlibat langsung, saksi mata, aparat, pejabat, pakar dan pengamat.
Tahap keempat adalah wartawan merangkai fakta-fakta itu dalam bentuk laporan tertulis untuk media cetak, laporan lisan untuk adio, atau laporan audio-visual untuk televisi. Ingat definisi berita adalah “segala bentuk informasi yang menarik perhatian manusia dan menyangkut kepentingan umum serta DILAPORKAN oleh wartawan”. Sebelum dicetak dikoran, disiarkan di radio, atau ditayangkan di TV, belum bisa disebut berita. Mungkin baru informasi dari mulut ke mulut, desas-desus atau kabar burung.
6. Cara Mengumpulkan Bahan Prinsif-prinsif pengumpulan berita tetap bisa dipakai seperti: 1. Mengalami langsung kejadian: misalnya menyaksikan sendiri eksekusi hukuman mati atau menikmati joy flight pesawat tempur Sukhoi-30. 2. Melakuan wawancara: ini sudah pasti diperlukan. 3. Riset referensi makalah.
tertulis,
buku,
dokumen
4. Data-data statistik dan informasi lainnya.
atau
TERIMA KASIH