PREFERENSI CALON KONSUMEN PEMINAT JASA EKSTENSI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN (STUDI KASUS MAHASISWA DIPLOMA DI KOTAMADYA BOGOR)
Oleh EKO RENDRO PRIASWANTO H24102028
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ABSTRAK Eko Rendro Priaswanto. H24102028. Preferensi Calon Konsumen Peminat Jasa Ekstensi Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Di bawah bimbingan Widigdo Sukarman. Data Dinas Pendidikan Tinggi (DIKTI) tahun 2005 menunjukkan jumlah mahasiswa level Diploma (D3) di Kotamadya Bogor berjumlah 6181 orang. Sedangkan data dari Direktorat Kemahasiswaan IPB, mahasiswa level Diploma (D3) di IPB pada tahun 2005 berjumlah 3891 orang. Melihat jumlah mahasiswa level Diploma (D3) yang besar tersebut, maka terbuka peluang pasar yang cukup besar untuk membuka program Ekstensi Manajemen pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam menjalankan upaya pemasaran Ekstensi Manajemen, Departemen Manajemen sangat memerlukan pengetahuan mengenai calon konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Tujuan Penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui karakteristik calon konsumen yang berminat terhadap Ekstensi Manajemen, 2) Mengetahui preferensi calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen terhadap atribut-atribut Ekstensi Manajemen. Penelitian dilakukan di Kotamadya Bogor pada Bulan Maret-Mei 2006. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quota. Unsur/elemen penelitian adalah mahasiswa level Diploma tingkat akhir di Kotamadya Bogor. Pemilihan subjek penelitian dengan cara Convinience sampling dengan cara memilih mahasiswa Diploma tingkat akhir di lokasi penelitian. Ukuran sampel penelitian berjumlah 98 orang dari populasi berjumlah 6181 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Karakteristik calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen sebagian besar adalah laki-laki, bertempat tinggal bersama orang tua, tingkat pengeluaran perbulan antara Rp. 300.000,- s/d Rp. 700.000,Preferensi calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen terhadap atribut yang dianggap penting dalam pemilihan jasa Ekstensi Manajemen secara berurutan dari yang paling dipentingkan hingga kurang penting adalah harga, metode pembelajaran, pelayanan administrasi tata usaha, lokasi, sarana pendukung studi, waktu perkuliahan serta bimbingan belajar. Calon konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih besar apabila harga jasa Ekstensi lebih rendah 10 persen dari rata-rata biaya Ekstensi Manajemen, metode pembelajaran aktif, staf administrasi tata usaha ramah melayani mahasiswa, lokasi berada di Baranangsiang, laboratorium komputer dan perpustakaan buka sampai pukul 21.00 WIB, pukul 17.00 WIB mulai perkuliahan serta adanya perhatian dari dosen pembimbing terhadap kemajuan mahasiswa bimbingannya.
PREFERENSI CALON KONSUMEN PEMINAT JASA EKSTENSI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN (STUDI KASUS MAHASISWA DIPLOMA DI KOTAMADYA BOGOR)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh EKO RENDRO PRIASWANTO H24102028
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
PREFERENSI CALON KONSUMEN PEMINAT JASA EKSTENSI MANAJEMEN, DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN (STUDI KASUS MAHASISWA DIPLOMA DI KOTAMADYA BOGOR)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh EKO RENDRO PRIASWANTO H24102028
Menyetujui, September 2006
Dr. Widigdo Sukarman MBA, MPA Dosen Pembimbing Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 22 Agustus 2006
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 29 November 1983 di Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur. Penulis yang bernama lengkap Eko Rendro Priaswanto adalah anak sulung pasangan Bapak Soeparmin dan Ibu Siswanti. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Talun II pada tahun 1990 dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Wlingi, tamat pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Talun, tamat pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI), penulis melanjutkan pendidikan pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2004
2006
penulis mendapatkan beasiswa dari Bank
Indonesia. Selama menempuh studi di Departemen Manajemen, penulis aktif di beberapa lembaga organisasi mahasiswa, antara lain Himpunan Profesi Manajemen yang bernama COM@ (Centre of Manajemen) pada tahun 2003-2004 sebagai salah satu dewan komisaris, kemudian aktif di dalam Dewan Perwakilan Mahasiswa periode 2004-2005 sebagai Sekretaris Umum Dewan Perwakilan Mahasiwa, selain itu pada lembaga softskill Departemen Manajemen tahun 20052006 sebagai ketua program (koordinator) softskill untuk lembaga fasilitator.
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Persaingan globalisasi sangat membutuhkan tenaga kerja yang profesional dan handal. Tenaga kerja yang profesional dan handal adalah tenaga kerja yang bekerja secara efektif dan efisien, sehingga mampu menghasilkan selain mutu barang ataupun jasa yang bagus, juga menghemat biaya-biaya yang tidak perlu. Banyak perusahaan menuntut tenaga kerjanya harus memiliki kemampuan level Sarjana, selain itu jika kita lihat jumlah mahasiswa level Diploma (D3) di wilayah Kotamadya Bogor yang begitu besar yaitu 6181 orang, sehingga terbuka peluang besar untuk membuka program ekstensi manajemen pada Departemen Manajemen. Agar produk jasa yang ditawarkan sesuai dengan keinginan calon konsumen, maka perlu adanya riset pemasaran. Skripsi ini berjudul
Preferensi Calon
Konsumen Peminat Jasa Ekstensi Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak bisa lepas bantuan berbagai pihak. Sehingga, penulis sampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada : 1.
Orang tua tercinta yang selalu memberikan rasa kasih sayangnya, semoga Allah masih memberikan kesempatan untuk senantiasa membahagiakan mereka.
2.
Bapak Dr. Ir. Widigdo Sukarman MBA, MPA yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam menyusun penelitian ini.
3.
Ibu Ir. Mimin Aminah, MM yang telah memberikan motivasi dan bimbingan, saran dan kritik dalam menyusun penelitian ini.
4.
Ibu Erlin Trisyulianti, S.Tp, M.Si yang telah memberikan motivasi dan bimbingan, saran dan kritik dalam menyusun penelitian ini.
5.
Ibu Hardiana Widyastuti, S. Hut. MM yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam menyusun penelitian ini.
6.
Mas Dedy Cahyadi, S.Tp yang telah memberikan nasihat, bimbingan dan semangat.
7.
Teman-teman satu seperjuangan Sari Dewi, Anggie, Lia dan Novi Indah. Terima kasih, perjuangan kita masih panjang kawan, smangat, dan smoga kebersamaan kita slalu terjaga.
8.
Saudara-saudaraku Akh Joko, Akh Denden, Akh Hannanto, Akh Dhana, Akh Asep, Akh Boy, Akh Dadan. Sukron, mari terus berjuang mencapai ridha Nya.
9.
Uthie, Utari, Arya, Anet, Ap ce, Ayu, Novi Irwan, Via, Mutia, Ferdie. Terima kasih banyak, kawan-kawan kalian telah mengisi hidup ini penuh warna.
10.
Teman-teman satu perjuangan di Manajemen 39, semoga silahturahim, kekeluargaan, dan kebersamaannya selalu terjalin.
11.
Dan semua pihak, yang tidak bisa disebutkan satu-satu, atas semua kontribusinya terhadap penelitian ini. Tidak ada gading yang tidak retak. Begitu juga dengan skripsi ini yang
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran kontruktif dari berbagai pihak untuk penulis sangat diperlukan guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amien.
Bogor, September 2006
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN ABSTRAK RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii KATA PENGANTAR ......................................................................................iv DAFTAR ISI .....................................................................................................vi DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x I.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 1.4. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 5
II.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran........................................................................................... 5 2.2. Bauran Pemasaran .............................................................................. 7 2.3. Riset Pemasaran.................................................................................. 8 2.4. Perilaku Konsumen .......................................................................... 11 2.5. Preferensi.......................................................................................... 12 2.6. Jasa ................................................................................................... 13 2.7. Klasifikasi Jasa ................................................................................. 14 2.8. Atribut .............................................................................................. 15 2.9. Convinience Sampling ...................................................................... 18 2.10. Analisis Konjoin............................................................................... 19 2.11. Penelitian Terdahulu......................................................................... 20
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 22 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 23 3.3. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 24 3.4. Metode Penarikan Sampel................................................................. 25 3.5. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 26 3.5.1. Uji Validitas ............................................................................ 26 3.5.2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 29 3.5.3. Analisis Deskriptif .................................................................. 30 3.5.4. Analisis Konjoin...................................................................... 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden ............................................................................. 35 4.1.1. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ........... 35 4.1.2. Profil Responden Berdasarkan Peubah Demografis ............. 37 4.2. Analisis Konjoin .............................................................................. 39 4.2.1. Analisis Konjoin untuk Keseluruhan Responden .................. 40 4.2.2. Analisis Konjoin Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Per bulan ................................................................................ 42 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan .................................................................................................... 61 2. Saran .............................................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63 LAMPIRAN ..................................................................................................... 65
DAFTAR TABEL
NO.
HALAMAN
1. Jumlah Mahasiswa Diploma (D3) tahun 2005 di Kotamadya Bogor .... 2 2. Jumlah Lulusan Diploma di Kotamadya Bogor dari tahun 2002-2005..................................................................................... 3 3. Perincian atribut determinan kualitas jasa universitas.......................... 15 4. Jumlah responden dari 4 perguruan tinggi di Kotamadya Bogor......... 27 5. Atribut dan taraf yang dievaluasi ......................................................... 24 6. Distribusi responden berdasarkan status tempat tinggal ...................... 37 7. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin .................................. 38 8. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan........ 38 9. Distribusi responden berdasarkan umur ............................................... 38 10. Nilai Keguaan Taraf (NKT) dan Nilai Relatif Penting untuk keseluruhan responden ........................................................................ 41 11. Perincian taraf dari atribut dalam kartu 6 ............................................. 42 12. Nilai Kegunaan Taraf (NKT) dan Nilai Relatif Penting (NRP) atribut untuk responden dengan tingkat pengeluaran
DAFTAR GAMBAR
NO.
HALAMAN
1. Tahapan Riset Pemasaran................................................................... .10 2. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................ 23 3. Tingkat pengetahuan responden terhadap adanya Departemen Manajemen .......................................................................................... 35 4. Tingkat pengetahuan responden berasal dari IPB terhadap adanya Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor....................................................................... 36 5. Tingkat pengetahuan responden berasal dari luar IPB terhadap keberadaan Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.................................................. 36 6. Nilai Relatif Penting (NRP) untuk keseluruhan responden................. 40 7. Nilai Relatif Penting (NRP) untuk Responden dengan Tingkat Pengeluran
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Contoh Kuesioner ............................................................................ .66 Lampiran 2 Daftar atribut yang dievaluasi........................................................... 68 Lampiran 3 Daftar kartu kombinasi yang harus dievaluasi oleh responden ......... 69 Lampiran 4 Stimuli menggunakan Fraktional Factorial Design dengan konsep orthogonal ......................................................................................... 75 Lampiran 5 Model Dugaan dan Total Kegunaan ke-21 Stimuli tereduksi untuk keseluruhan responden ...................................................................... 76 Lampiran 6 Model Dugaan dan Total Kegunaan ke-21 Stimuli tereduksi untuk responden dengan tingkat pengeluaran
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Maraknya pembangunan yang telah dilakukan di Indonesia dan makin ketatnya persaingan global dalam dasawarsa terakhir ini menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang jitu di berbagai sektor usaha. Semua sektor usaha, mulai dari pertanian hingga industri dan jasa, sangat membutuhkan pendekatan sinergis dan berkesinambungan agar berjalan sesuai dengan tujuan pembangunan yang diharapkan. Pembangunan yang bergerak secara sinergis dan berkesinambungan menuntut banyak tenaga profesional yang handal di bidangnya masing-masing. Tenaga profesional yang mampu bekerja efektif dan efisien akan menghasilkan selain mutu produk barang ataupun jasa yang bagus, juga menghemat biaya-biaya yang tidak perlu. Perguruan tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan terakhir adalah sebuah organisasi pendidikan
tinggi yang bertujuan untuk meluluskan
mahasiswa level sarjana. Tenaga sarjana kini menjadi incaran banyak instansi maupun perusahaan di dalam dan luar negeri, karena disamping memiliki kemampuan teknis juga memiliki kemampuan analitis yang diperlukan untuk pengembangan instansi atau perusahaan. Sarjana di bidang manajemen adalah salah satu tenaga profesional yang dibutuhkan oleh instansi dan perusahaan, karena dianggap mampu mengkoordinasikan segala kegiatan manajerial secara luas. Namun demikian, tidak semua lulusan memiliki kapasitas dan kemampuan setara sarjana. Lulusan program diploma misalnya, bukan lulusan setara sarjana yang memiliki kemampuan analitis dan daya kritis seperti yang dikehendaki instansi atau perusahaan tertentu. Program Ekstensi Manajemen (S1) diperlukan untuk melengkapi kemampuan level Diploma ini Data dari bagian kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2006 jumlah mahasiswa level Diploma berjumlah 3891 orang. Sedangkan
jumlah mahasiswa level Diploma (D3) yang ada di Kotamadya Bogor berjumlah 6181 orang, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah mahasiswa level Diploma (D3) tahun 2005 di Kotamadya Bogor. Program Studi
Nama Perguruan Tinggi Akademik Manajemen Kesatuan Bogor
Manajemen keuangan perbankan Manajemen pemasaran
Jumlah dan
462 201
Manajemen administrasi
10
Kesekretariatan
77
Sekretaris
32
Teknik elektro
99
Teknik mesin
64
Manajemen industri
79
Teknik komputer
77
Komputerisasi akutansi
37
Perhotelan
30
Administrasi bisnis
142
Manajemen perusahaan
27
Akutansi
35
Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi Dewantara
Manajemen pemasaran
0
Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi Kesatuan
Akutansi
125
Akutansi
36
Manajemen pemasaran
14
Sekolah Tinggi Matematika dan ilmu pengetahuan alam
Kimia analisis
26
Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Cakrawala
Teknik telekomunikasi
10
Teknik komputer
7
Akademik Sekretaris dan Manajemen Tunas Harapan Akademik Sekretari Triguna
Akademik Teknologi Bogor
Akademik Telekomunikasi Bogor
Politeknik Kent
Sekolah Tinggi ilmu Administrasi Menara Siswa
Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi Binaniaga
Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi Triguna
Lanjutan Tabel 1. Nama Perguruan Tinggi Universitas Pakuan
Stmik Binaniaga IPB
Program Studi
Jumlah
Akutansi
418
Manajemen perpajakan
217
Manajemen informatika
60
Komputerisasi akutansi
5
Semua Fakultas
3891 6181
Jumlah
Sumber : htpp//www.dikti.org, 2006. Data perkembangan jumlah lulusan Diploma di Kotamadya Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Lulusan Diploma di Kotamadya Bogor dari tahun 20022005 Perguruan Tinggi Akademik Manajemen Kesatuan Bogor Akademik Manajemen Kesatuan Bogor Akademi Sekretari dan Manajemen Tunas Harapan Akademi Sekretari dan Manajemen Tunas Harapan Akademi Sekretari Triguna Politeknik Kent Politeknik kent Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Manarasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Binaniaga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Binaniaga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Triguna Sekolah Tinggi Ekonomi Triguna Universitas Pakuan
STMIK BINANIAGA
Program Studi Manajemen Keuangan dan Perbankan Manajemen Pemasaran Manajemen Administrasi Kesekretariatan
JP
2002
2003 212
2004 111
2005 0
D3
4
D3
0
141
41
0
D3
50
12
0
-
D3
109
42
0
0
Sekretari Komputerisasi Akutansi Perhotelan Administrasi Bisnis
D3 D3
16 0
26 0
32 0
15 0
D3 D3
0 42
0 58
0 8
0 -
Manajemen Perusahaan Akutansi
D3
42
27
16
0
D3
56
32
16
0
Akutansi
D3
88
32
30
-
Akutansi
D3
17
39
35
32
Manajemen Pemasaran Akutansi Manajemen perpajakan Manajemen Informatika
D3
5
3
14
4
D3 D3
53 0
119 63
80 31
132 61
D3
-
34
-
438
244
Jumlah lulusan
Sumber : Diolah dari htpp://www.dikti.org, 2006.
482
796
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa jumlah lulusan Diploma dari tahun ke tahun memiliki jumlah yang cukup besar. Lulusan yang cukup besar jumlahnya ini merupakan sebuah peluang pasar yang sangat bagus bagi dibukanya jasa Ekstensi Manajemen pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dibukanya program Ekstensi Manajemen adalah meningkatkan kemampuan
mahasiswa
level
Diploma
menjadi
manusia
yang
berkompetensi tinggi dalam bidang ilmu manajemen, baik pemasaran, keuangan, operasi/produksi, SDM maupun kewirausahaan berlandaskan wawasan holistik, analisis kuantitatif dan kualitatif, serta berjiwa kewirausahaan. Berkaitan dengan rencana membuka Program Ekstensi S1 bidang manajemen tersebut dan agar jasa yang diberikan sesuai dengan keinginan dari calon konsumen, maka perlu adanya riset pemasaran awal (riset pendahuluan) guna menentukan desain produk jasa Ekstensi Manajemen yang diminati konsumen. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah karakteristik calon konsumen yang berminat terhadap Ekstensi Manajemen? 2. Bagaimana urutan Kepentingan Relatif Atribut produk jasa Ekstensi Manajemen ? 3. Bagaimanakah nilai kesukaan responden diantara dua atau lebih taraf dalam satu atribut ? 4. Bagaimanakah urutan kombinasi taraf atribut Ekstensi Manajemen yang paling disukai responden diantara 21 kartu yang dievaluasi ? 1.3. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui karakteristik calon konsumen yang berminat terhadap Ekstensi Manajemen . 2. Mengetahui urutan Kepentingan Relatif Atribut produk jasa Ekstensi Manajemen.
3. Mengetahui nilai kesukaan responden diantara dua atau lebih taraf dalam satu atribut. 4. Mengetahui urutan kombinasi taraf atribut Ekstensi Manajemen yang paling disukai responden diantara 21 kartu yang dievaluasi ? 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Mei 2006 bertempat di wilayah Kotamadya Bogor. Dalam penelitian ini, responden yang diambil adalah mahasiswa level Diploma tingkat akhir yang sedang menempuh studi di wilayah Kotamadya Bogor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk: 1) mempertahankan kelangsungan hidupnya, 2) untuk berkembang dan 3) mendapatkan laba. Arti pemasaran sering disalah artikan dengan pengertian-pengertian penjualan, perdagangan, dan distribusi. Padahal istilah-istilah tersebut hanya merupakan suatu bagian dari kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen memiliki pandangan yang baik terhadap perusahaan. Sejak orang-orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak definisi-definisi pemasaran yang dikemukakan. Salah satu definisi tentang pemasaran dikemukakan oleh Stanton dalam Basu dan Hani (1987), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang
ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran produk tersebut. Definisi lain, pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2000). Sedangkan pengertian pemasaran menurut American Association atau AMA dalam Yosiana (2005) adalah "Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion
and distribution of ideas, goods, and services to create exchanges that satisfy individual and organizational goals . Hal ini berarti pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi sebuah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Selain itu, menurut Santoso dan Tjiptono (2001) bahwa pemasaran diinterpretasikan sebagai fungsi yang mencakup segala aktivitas yang berkenaan dengan pengembangan, produksi dan distribusi produk pada pasar-pasar tertentu, dengan tujuan memuaskan orang-orang yang membeli produk yang ditawarkan. 2.2. Bauran Pemasaran Menurut Tanuwidjaya dalam Febrina (2006), pemasaran harus mempertimbangkan tiga hal berikut, yaitu : kemampuan perusahaan, kebutuhan konsumen, dan lingkungan pemasaran. Perusahaan harus dapat menyatukan kemampuan perusahaan dan kebutuhan konsumen yang terjadi di dunia nyata. Selain itu, perusahaan harus terus-menerus mengawasi lingkungan pemasaran yang selalu berubah. Kemampuan perusahaan bisa dikelola oleh departemen pemasaran. Mereka bisa mengontrol unsur utama operasional perusahaan, yang kerap disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). McCarthy dalam Kotler (2000), mengklasifikasikan alatalat bauran pemasaran menjadi empat kelompok, atau yang lebih dikenal dengan 4P, yaitu : 1. Product (Produk), konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja atau inovatif. Variabelvariabel pemasaran produk diantaranya, yaitu : keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan, dan sebagainya. 2. Price (Harga), dengan variabel-variabel pemasaran harga diantaranya, yaitu : daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran, syarat kredit, dan sebagainya.
3. Place (Tempat), dengan variabel-variabel pemasaran tempat diantaranya, yaitu : saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokkan, lokasi, persediaan, transportasi, dan sebagainya. 4. Promotion (Promosi), dengan variabel-variabel pemasaran promosi diantaranya, yaitu : promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, kehumasan (Public Relation), pemasaran langsung, dan sebagainya. Pendekatan 4P tradisional sering berhasil untuk barang, tetapi beberapa elemen tambahan perlu diperhatikan di dalam bisnis jasa. Booms dan Bitner dalam Kotler (2000) menyarankan 3P tambahan untuk pemasaran jasa, yaitu : orang (people), bukti fisik (physical evidence) dan proses (process). Berikut uraian pengertian ketiganya menurut Umar (2003). 1. People (Orang). Yang dimaksud orang disini adalah semua partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Yang dimaksud dengan partisipan ini antara lain adalah staf perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa tersebut. 2. Physical evidence (Bukti fisik). Maksudnya adalah suatu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut. 3. Process (Proses). Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian, pemasaran harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasaran juga sering terlibat dalam, atau bertanggung jawab terhadap pengawasan kualitas jasa. 2.3. Riset Pemasaran Menurut Malhotra, et al dalam Santoso dan Tjiptono (2001) riset pemasaran adalah identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan
dengan idetifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran. Sedangkan menurut Kotler dalam Santoso dan Tjiptono (2001) mendefinisikan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan, analisis dan pelaporan yang sistematis dari data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Selain itu, American Marketing Association (AMA) memberikan definisi resmi mengenai riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi (Churchill dalam Santoso dan Tjiptono , 2001). Informasi menentukan
ini
digunakan
peluang
dan
untuk
masalah
1)
mengidentifikasi
pemasaran,
dan
merumuskan,
menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan-tindakan pemasaran, 2) memantau kinerja pemasaran dan 3) menyempurnakan pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif. Kegiatan riset pemasaran ini akan sangat membantu pihak organisasi
dalam
mengidentifikasi
dan
memecahkan
masalah,
mengevaluasi peluang pasar, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen
yang
merupakan
informasi
bagi
organisasi
dalam
menjalankan strateginya. Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) suatu riset pemasaran akan memberikan kontribusi besar bagi organisasi apabila memenuhi beberapa persyaratan berikut : a. Relevan, artinya bahwa hasil penelitian ini nantinya akan dapat menyediakan
atau
menghasilkan
informasi-informasi
yang
dibutuhkan untuk merespon tantangan atau menyelesaikan masalah pemasaran yang dihadapi perusahaan. b. Tepat Waktu, hasil penelitian hendaknya dapat dilaksanakan sesuai pada waktunya, artinya tidak terlambat ataupun bahkan terlalu cepat atau dini.
c. Efisien, walaupun hasil penelitian sangat relevan, akan tetapi jika hasil yang diperoleh tidak sepadan dengan biaya yang dikeluarkan, maka berarti penelitian yang dilakukan tidak efisien. Oleh sebab itu, setiap riset pemasaran harus memberikan nilai tambah yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. d. Akurat (Objektif), agar mampu menjaga kualitas hasil yang baik, penelitian hendaknya teliti, cermat, obyektif, dan dapat dipercaya kebenarannya. Dengan demikian, kesalahan intrepretasi dapat dihindari. Tahapan yang dilakukan dalam melakukan riset pemasaran terdapat pada Gambar 1. Perumusan masalah dan sasaran riset
Pengembangan sumber informasi
Menyajikan hasil riset
Pengumpulan informasi
Menganalisa informasi
Gambar 1. Tahapan riset pemasaran ( Santoso dan Tjiptono , 2001) Menurut Rangkuti (1997) klasifikasi riset pemasaran dibagi menjadi dua golongan, pertama riset untuk identifikasi masalah, kedua riset untuk pemecahan masalah. Riset untuk identifikasi masalah antara lain : a. Riset potensi pasar. b. Riset pangsa pasar. c. Riset kesan. d. Riset karakteristik pasar. e. Riset mengenai penjualan. f. Riset trend bisnis. g. Riset peramalan. Riset untuk pemecahan masalah antara lain : a. Riset segmentasi. b. Riset mengenai produk. c. Riset mengenai harga.
d. Riset mengenai promosi. e. Riset mengenai distribusi. Dengan
berpegang
pada
konsep
pemasaran,
penentuan
kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran serta pemberian kepuasan yang diinginkan oleh konsumen sasaran lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya. 2.4. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen atau consumer behavior atau the behavior science adalah ilmu yang mencoba mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakannya untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu (Basu dan Hani, 1987). Ilmu ini mencoba membuka rahasia apa sebabnya seorang membeli barang atau jasa dengan merk tertentu, atau harus di toko atau perusahaan tertentu, dan sebagainya. Keputusankeputusan ini dilakukan baik secara sadar, setengah atau mungkin tidak sadar. Dorongan-dorongan yang menyebabkan seorang konsumen mengambil keputusan dalam membelanjakan uangnya inilah yang akan diungkapkan oleh ilmu sebagai perilaku konsumen . Engel, J.F. et al (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan
barang
dan
jasa
termasuk
di
dalamnya
proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen itu 1) proses pengambilan keputusan dan 2) kegiatan fisik. Semua hal ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Ilmu-ilmu sosial kadang-kadang mengartikan kata behavior hanyalah menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas atau mudah diamati, tetapi perkembangan sekarang mengakui bahwa kegiatan yang jelas terlihat hanyalah merupakan satu bagian dari proses pengambilan keputusan. Jadi, analisa perilaku konsumen yang realistis hendaknya menganalisa juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu menyertai setiap pembelian. Mempelajari perilaku konsumen tidak
hanya mempelajari apa yang akan dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaannya, dan dalam kondisi macam apa barangbarang dan jasa-jasa dibeli. Menurut Reynold dan Wellon dalam Sumarwan (2003), perilaku konsumen menunjuk kepada perbedaan perilaku individu dalam bagaimana mereka mendapatkan, mengolah dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber dan situasi pembelian, mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang merek, produk dan kelompok produk. Sementara itu, menurut Schiffman dan Kanuk dalam Yosiana (2005), perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen selama proses pencarian, pembelian, penggunaan, dan penyimpanan atau pembuangan setelah pemakaian suatu produk atau jasa untuk memenuhi kepuasan mereka. Mempelajari perilaku konsumen berarti mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan untuk menggunakan sumberdaya yang dimilikinya (waktu, uang dan usaha) untuk memperoleh produk atau jasa yang mereka inginkan. Tercakup juga di dalamnya pembahasan mengenai jenis, alasan, waktu, tempat dan frekuensi pembelian yang dilakukan serta frekuensi pemakaian suatu produk atau jasa. 2.5. Preferensi Preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Penilaian preferensi adalah teknik penelitian dengan menyajikan dua atau lebih perangsang yang harus dipilih subjek yang diukur lewat tes verbal atau lisan (Chaplin, 2002). Sedangkan menurut Arief (2003), preferensi adalah persepsi yang sudah melekat dalam diri seseorang. Preferensi yang terbentuk ini dapat diartikan sebagai tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu hal. Kotler (2000) mendefinisikan preferensi konsumen sebagai suatu pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. 2.6. Jasa
Jasa adalah jenis bisnis yang menjual bantuan, keahlian dan memberikan produk tidak berwujud yang diperkerjakannya dilakukan oleh satu orang untuk memberikan manfaat bagi orang lain (Imper dan Toftler, 2002). Menurut Kotler (2000),
A service is any act or
performance that one party can offer to another that is esentially intangible and does not result , in the ownership of anything. It s production may or may not be tied to physical product
Jasa adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan Menurut Gronroos dalam Tjiptono dan Candra (2005) Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Selain itu menurut Johns dalam Tjiptono dan Chandra (2005) secara garis besar konsep service mengacu pada tiga lingkup definisi utama 1) Industri, 2) output atau penawaran dan 3) proses . Istilah jasa dalam konteks industri digunakan untuk menggambarkan berbagai sub-sektor dalam kategorisasi aktivitas ekonomi, seperti transportasi, financial, perdagangan ritel, personal service, kesehatan, pendidikan dan layanan publik. Jasa di dalam lingkup penawaran dipandang sebagai produk intangible yang outputnya lebih berupa aktivitas ketimbang objek fisik (misal, makanan di restoran dan pesawat di jasa penerbangan). Sebagai proses, jasa mencerminkan penyampaian jasa inti, interaksi personal, kinerja (performaces), serta pengalaman layanan. Jasa sebagai suatu produk memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan produk yang bersifat konkrit physical product seperti pada barang-barang manufaktur. Menurut Kotler dalam karakteristik tersebut meliputi:
Supranto (2004),
1. Intangible (tidak berwujud). Dimana suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen. 2. Inseparibility (tidak dapat dipisahkan). Pada umumnya jasa diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan bersamaan. 3. Variability
(bervariasi).
Jasa
senantiasa
mengalami
perubahan
tergantung dari siapa penyedia jasa,dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan. 4. Perishability (tidak tahan lama). Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. Kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan suatu produk atau layanan yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. 2.7. Klasifikasi Jasa Perusahaan menawarkan berbagai jenis jasa kepada pasar, namun jasa dapat menjadi bagian kecil ataupun bagian utama dari tawaran yang diberikan perusahaan. Menurut Kotler dalam Supranto (2004) tawaran tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Produk berwujud murni. Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik, misalnya sabun mandi, pasta gigi atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau pelayanan lainnya yang menyertai produk tersebut. b. Produk berwujud yang disertai layanan (jasa). Penawaran yang terdiri dari suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik konsumennya dimana penjualannya tergantung kepada kualitas produk tersebut dan tersedianya pelayanan pelanggan, seperti: tersedianya ruang pamer, perbaikan dan pemeliharaan, operator dan sebagainya.
c. Campuran. Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang sama. Misalnya seperti yang terjadi di restoran, kita dapat menikmati makanan dan pelayanan yang ditawarkan secara bersamaan. d. Jasa Utama yang Disertai Barang dan Jasa Tambahan. Merupakan tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa tambahan dan barang pendukung lainnya. Contohnya seperti yang kita alami bila ingin menaiki pesawat terbang. Hal ini berarti kita telah membeli jasa transportasi dan selama perjalanan, kita ditawarkan makanan, minuman, majalah penerbangan. Untuk dapat menikmati produk yang ditawarkan selama perjalanan, maka kita harus naik pesawat terbang terlebih dahulu. e. Jasa Murni. Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa, seperti menjaga bayi, memijat, psikoterapi, dan sebagainya. 2.8. Atribut Engel, et al (1994), menyatakan bahwa atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan. Penilaian terhadap atribut produk dapat menggambarkan sikap konsumen terhadap suatu produk tersebut sekaligus mencerminkan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Jadi atribut produk adalah unsur-unsur yang ada dalam produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk pada umumnya terdiri atas tiga tipe, yakni 1) ciri-ciri atau rupa (features), 2) fungsi atau function dan 3) manfaat atau benefit. Ciri atau rupa bisa berwujud ukuran, karakteristik estetis, komponen atau bagianbagiannya, bahan dasar, proses manufaktur, servis atau jasa, penampilan, harga, susunan maupun tanda merek (trademark) dan lain-lain. Atribut fungsi
jarang digunakan dan lebih sering diperlakukan
sebagai ciri-ciri atau manfaat. Atribut manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan dengan pancaindera, manfaat non-material
seperti kesehatan dan penghematan, misalnya waktu. Manfaat dapat juga berupa manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut produk. Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yakni : 1) mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan 2) memperkirakan saliensi relatif dari masingmasing atribut produk (Engel et al, 1994). Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan saliensi biasanya diartikan sebagai kepentingan, yakni konsumen diminta untuk menilai kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Ukuran evaluasi atribut mencerminkan kepentingan atribut dan daya tarik atribut bagi konsumen. Yosiana (2005) dalam penelitiannya mengemukakan ada 10 atribut yang dievaluasi. Kesepuluh atribut tersebut adalah harga (SPP, SKS, dan biaya-biaya lain), kenyamanan lokasi, kebersihan lokasi, pelayanan, lokasi, keamanan, tenaga pengajar, kelengkapan fasilitas, promosi serta manfaat yang diperoleh. Joseph dan Hampton dalam Tjiptono dan Chandra (2005) dalam penelitiannya mengenai determinan kualitas jasa universitas mengemukakan 7 atribut yang perinciaannya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perincian atribut determinan kualitas jasa universitas No. 1.
RISET JOSEPH (1998) Determinan dan Item Spesifik Isu-isu program : Pilihan program yang tersedia Fleksibilitas untuk pindah dalam program studi. Fleksibilitas stuktur dan konten program studi. Program spesialis yang tersedia. Persyaratan masuk yang fleksibel Komponen praktik dalam program studi
No. 1.
RISET HAMPTON (1993) Determinan dan Item Spesifik Kualitas pendidikan : Kualitas pendidikan yang didapatkan mahasiswa. Kompotensi sebagian besar dosen di bidangnya. Peluang untuk mendapatkan nilai bagus bila bekerja keras. Kemungkinan studi bisa memenuhi kebutuhan pribadi dan mempersiapkan mahasiswa untuk karir di masa depan. Kelayakan persyaratan program studi. Kemungkinan mengembangkan kemampuan mahasiswa dan mempersiapkannya untuk karir masing-masing.
Lanjutan Tabel 3. No. 2.
RISET JOSEPH (1998) Determinan dan Item Spesifik Reputasi akademik : Reputasi gelar yang dihasilkan. Instruktur berkualitas. Fasilitas akademik yang unggul.
No. 2.
RISET HAMPTON (1993) Determinan dan Item Spesifik Pengajaran : Perhatian personal yang didapatkan mahasiswa dari dosen. Perhatian dosen pada kebutuhan dan minat mahasiswa. Kesediaan dosen untuk berdiskusi dengan mahasiswa di luar jam kelas. Cara dosen berbicara kepada mahasiswa ketika mahasiswa meminta tolong. Kesempatan berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai materi kuliah. Kesempatan untuk mengenal dosen.
3.
Aspek fisik/biaya : Biaya akomodasi yang reasonable. Fasilitas akomodasi yang unggul. Fasilitas olahraga dan rekreasi yang unggul. Biaya pendidikan yang reasonable.
3.
Kehidupan sosial personal : Kesempatan yang diberikan pada mahasiswa dan mahasiswi untuk saling berkenalan. Tekanan untuk belajar. Ketersediaan tempat yang bagus untuk tinggal di kampus atau sekitarnya. Kesempatan untuk bekerja sama dalam proyek/ tugas kuliah dengan anggota kelompok berlainan jenis kelamin. Keramahtamahan mahasiswa dan peluang untuk mendapatkan teman dekat. Kesempatan untuk bertemu orang yang memiliki minat yang sama.
4.
Peluang karir : Lulusan gampang mencari pekerjaan. Informasi yang sangat bagus tentang peluang karir.
4.
Fasilitas kampus : Tempat yang disediakan bagi para mahasiswa untuk bersantai. Jumlah dan ketersediaan fasilitas perpustakaan. Kebersihan sebagian besar fasilitas yang digunakan mahasiswa. Ketersediaan tempat tenang yang bagus untuk belajar. Perhatian atas kenyamanan mahasiswa di luar kelas.
Lanjutan Tabel 3. No. 5.
RISET JOSEPH (1998) Determinan dan Item Spesifik Lokasi : Lokasi ideal. Layout dan penampilan kampus bagus sekali.
No. 5.
RISET HAMPTON (1993) Determinan dan Item Spesifik Usaha yang diperlukan untuk lulus : Jumlah tugas yang disyaratkan disebagian besar mata kuliah. Ekspektasi dosen terhadap banyaknya materi yang harus dipelajari mahasiswa. Jumlah waktu yang harus dicurahkan untuk belajar agar dapat lulus mata kuliah. Tingkat kesulitan dalam sebagaian besar mata kuliah. Tekanan untuk belajar.
6.
Waktu : Waktu penyelesaian studi yang acceptable.
6.
Kehidupan sosial-kampus : Aktivitas dan klub yang bisa diikuti mahasiswa. Peluang untuk mengeksplorasi ide-ide penting. Acara sosial yang disediakan bagi para mahasiswa. Hal-hal yang dapat dilakukan mahasiswa dan peluang untuk bersenang-senang. Acara kampus yang disediakan bagi para mahasiswa.
7.
Faktor lain-lain : Keluarga dan teman mempengaruhi pilihan universitas. Rekomendasi gethok tukal mempengaruhi pilihan universitas
7.
Bimbingan mahasiswa : Perhatian dosen pembimbing terhadap kemajuan mahasiswa bimbingannya. Ketersediaan dan kemampuan sebagian besar dosen pembimbing untuk membantu mahasiswa menyusun rencana studinya.
Sumber : Tjiptono dan Chandra, 2005. 2.9. Convinience Sampling Cara dipermudah, maksudnya peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui (Umar, 2002). Meskipun tidak begitu handal, namun cara ini masih bermanfaat, misalnya pada tahap awal penelitian eksploratif untuk mencari petunjuk-petunjuk penelitian. Hasilnya dapat menunjukkan bukti-bukti yang cukup berlimpah, sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi.
2.10. Analisis Konjoin Menurut Santoso (2002)
tujuan dari analisis Konjoin untuk
mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian. Hasil utama analisis Konjoin adalah suatu bentuk (desain) produk barang atau jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden. Analisis Konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk memahami bagaimana keinginan atau preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai atribut suatu produk Hair et al dalam Hawati (2005). Analisis Konjoin (Conjoint Analysis, considered jointly) mulai diperkenalkan tahun 1970. Analisis Konjoin ini merupakan suatu metode yang memusatkan perhatian pada pengukuran pendapat psikologis, seperti selera konsumen. Tahap pertama analisis Konjoin, responden mula-mula dihadapkan dengan sekumpulan profil stimuli (kartu) yang dirancang terlebih dahulu berdasarkan suatu tipe struktural factorial. Pada tahap berikutnya, responden diminta memeringkatkan stimuli berdasarkan preferensinya Green dan Tull dalam Suparni (2001). Analisis Konjoin sangat berguna untuk membantu bagaimana seharusnya karakteristik produk baru, membuat konsep produk baru, membantu menentukan tingkat harga serta memprediksi tingkat penjualan atau penggunaan. Analisis ini memberikan ukuran kuantitatif terhadap kombinasi atribut dan tarafnya. Produk merupakan kumpulan berbagai atribut pada taraf-taraf tertentu. Untuk memudahkan responden dalam mengevaluasi kombinasi atribut, maka jumlah atribut dan taraf harus dibatasi. Secara umum jumlah atribut yang disarankan tidak boleh melebihi 8 atribut dengan jumlah taraf masing-masing berkisar antara 2 sampai 4 taraf. Atribut dan taraf yang terpilih harus merupakan atribut dan taraf yang memiliki peran dalam mempengaruhi preferensi konsumen untuk memilih produk yang akan dikonsumsinya.
Dilihat dari skala pengukurannya atribut yang digunakan dalam analisis Konjoin dapat berskala kualitatif atau kategori (nominal atau ordinal) atau kuantitatif (interval atau ratio).
1. Skala Nominal Skala ini merupakan skala yang paling lemah karena hanya bisa membedakan atribut, benda atau peristiwa berdasarkan nama saja. 2. Skala Ordinal Suatu hasil pengukuran dikatakan berskala ordinal apabila atribut, benda atau peristiwa yang diamati berdasarkan karakteristik tertentu dapat disusun peringkatnya, tetapi jarak antara peringkat tidak dapat diukur. 3. Skala Interval Suatu hasil pengukuran dikatakan berskala interval apabila atribut, benda atau peristiwa yang kita amati dapat dibedakan antara satu dengan lainnya kemudian dapat diperingkatkan. Kelebihan skala interval dibandingkan dengan skala ordinal adalah bahwa dua atribut/dua angka yang berurutan memiliki jarak yang sama tapi atribut/angka tersebut tidak bisa diperbandingkan. 4. Skala rasio Skala rasio merupakan skala pengukuran tertinggi. Suatu hasil pengukuran dikatakan berskala rasio apabila atribut, benda atau peristiwa yang kita amati memiliki sifat-sifat yang terdapat pada ketiga skala
pertama
serta
rasio
antara
masing-masing
pengukuran
mempunyai arti tertentu. 2.11.
Penelitian Terdahulu Rohmayanti (2003) meneliti tentang preferensi konsumen terhadap bauh pisang dan nenas. Dari analisis Konjoin dapat diketahui bahwa atribut yang dinilai paling penting oleh konsumen pisang adalah rasa pisang, kemudian warna daging buah, disusul bentuk pisang, dan terakhir warna kulit. Sedangkan untuk kategori nenas, atribut yang dianggap paling
penting oleh konsumen adalah yang pertama rasa nenas, kedua daging buah, ketiga bentuk buah nenas tersebut. Sedangkan Hawati (2005) meneliti tentang Penerapan Analisis Konjoin pada Penilaian Preferensi Pelanggan Terhadap Konsep Produk Simcard Prabayar GSM. Setelah dilakukan analisis Konjoin dapat disimpulkan bahwa secara umum atribut yang paling dipentingkan responden (masyarakat wilayah Tangerang) dalam memilih simcard yang digunakan adalah tarif pulsa antar operator seluler dan sinyal. Kedua atribut ini memiliki NRP yang hampir berimbang yaitu masing-masing sebesar 31, 963 persen dan 31, 178 persen. Atribut ketersediaan isi ulang merupakan atribut yang dianggap kurang dipentingkan responden dalam memilih simcard yang digunakan. Suparni (2001) meneliti tentang analisis Konjoin untuk karakterisik konsep sabun mandi. Berdasarkan hasil analisis Konjoin, maka atribut yang menyatakan ada tidaknya kandungan vitamin E dan pelembab dalam sebuah sabun mandi menempati urusan pertama dan kedua dalam pemilihan sabun mandi. Atribut ukuran sabun mandi merupakan atribut yang paling kurang dianggap penting oleh keseluruhan responden. Kombinasi taraf atribut sabun mandi yang mempunyai utility paling tinggi berada pada kombinasi wangi bunga, sifat wanginya lembut, ukuran 120 gram, mengandung pelembab dan vitamin E, serta berbusa banyak.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran. Penelitian ini dimulai dengan mempelajari visi, misi dan tujuan dari Departemen Manajemen. Visi, misi dan tujuan ini akan diimplementasikan melalui strategi pemasaran yang akan diciptakan dan dijalankan oleh Departemen Manajemen. Strategi pemasaran yang baik dan tepat adalah strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Salah satu rencana dari Departemen Manajemen adalah membuka program Ekstensi Manajemen. Program Ekstensi Manajemen yang baik haruslah sesuai dengan keinginan dari calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen. Sehingga perlu adanya penentuan atribut-atribut Ekstensi Manajemen yang akan dievaluasi oleh calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen. Calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen ini kemudian diambil sebagai responden dalam penelitian ini. Jawaban responden akan diolah menggunakan dua alat analisis yaitu analisis Deskriptif dan analisis Konjoin. Hasil dari dua alat analisis digabungkan sehingga menjadi kesimpulan tentang penilaian preferensi calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen Tahap penelitian tentang preferesi calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen dijabarkan pada Gambar 2.
Departmen Manajemen
Visi, Misi dan Tujuan
Calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen
Ekstensi Manajemen
Atribut-atribut
Responden Analisis Deskriptif
Analisis Konjoin
Penilaian preferensi calon konsumen peminat jasa Ekstensi Manajemen Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 4 perguruan tinggi yang berada di wilayah Kotamadya Bogor. Keempat perguruan tinggi tersebut adalah Institut Pertanian Bogor, Universitas Pakuan, Akademik Manajemen Kesatuan, Politeknik Kent. Pemilihan tempat penelitian di Kotamadya Bogor sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa di Kotamadya Bogor terdapat peluang pasar yang cukup besar bagi jasa Ekstensi Manajemen. Peluang pasar ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah mahasiswa Diploma di Kotamadya Bogor yaitu sebesar 6181 orang. Sedangkan penentuan 4 perguruan tinggi yang diambil atas dasar Quota. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2006 sampai dengan Mei 2006.
3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara dan kuesioner dengan responden. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Diploma tingkat akhir yang berminat melanjutkan studi pada Ekstensi Manajemen. Pemilihan subjek penelitian akan dipilih dengan cara Convinience Sampling artinya bahwa sampel adalah mahasiswa Diploma tingkat akhir yang ditemui penulis saat melakukan penelitian pada 4 perguruan tinggi. Kuesioner disebarkan dalam bentuk pernyataan tertutup dan setengah terbuka kepada responden dengan harapan responden akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner dengan pernyataan tertutup diperlukan untuk mengetahui karakteristik konsumen. Sedangkan untuk persepsi responden dilakukan dengan cara simulasi menggunakan kartu yang telah dibuat dengan bantuan program SPSS 13. Data Sekunder diperoleh dari studi pustaka seperti artikel, majalah dan buku-buku yang erat kaitannya dengan penelitian ini, serta sumber-sumber data dari internet yang relevan. Setelah mempertimbangkan secara mendalam, memperhatikan atributatribut yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya dan dari berbagai sumber buku serta masukan dari berbagai pihak, maka peneliti mengambil 7 atribut yang akan dievaluasi dalam penelitian ini. Atribut-atribut yang akan dievaluasi dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Atribut dan taraf yang dievaluasi No 1.
2.
Atribut
Taraf Adanya perhatian dosen pembimbing terhadap Bimbingan mahasiswa kemajuan mahasiswa bimbingannya. Ketersediaan dan kemampuan sebagian besar dosen pembimbing untuk membantu mahasiswa menyusun rencana studinya. Metode pembelajaran Aktif (dua arah), berdiskusi. Pasif (satu arah), materi hanya dari dosen.
Lanjutan Tabel 5. No 3.
Atribut Sarana pendukung studi
4. Pelayanan administrasi tata usaha 5. Harga 6. 7.
Lokasi Waktu perkuliahan
Taraf Laboratorium komputer dan perpustakaan buka sampai pukul 21.00,- WIB Laboratorium komputer dan perpustakaan mempunyai kuantitas dan kualitas yang cukup untuk mendukung proses belajar (Studi). Staf tanggap terhadap keluhan dan kebutuhan mahasiswa. Staf ramah melayani mahasiswa. Semua Staf mengetahui pekerjaan masingmasing. Lebih tinggi 10% dari rata-rata Biaya Ekstensi. Sama dengan rata-rata Biaya Ekstensi. Lebih rendah 10% dari rata-rata Biaya Ekstensi. Darmaga (Kabupaten Bogor). Baranangsiang (Kotamadya Bogor). 17.00,- WIB mulai perkuliahan. 19.00,- WIB mulai perkuliahan.
3.4. Metode Penarikan Sampel Metode penarikan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Quota yang merupakan bagian dari non-probability sampling. Dengan metode Quota, maka peneliti tidak perlu mengambil sampel dari semua lapisan populasi, namun hanya beberapa lapisan saja. Populasi yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah mahasiswa Diploma yang sedang melakukan studi di wilayah Kotamadya Bogor. Sampel penelitian adalah mahasiswa Diploma yang berasal dari 4 perguruan tinggi. Penentuan 4 perguruan tinggi didasarkan pada jumlah mahasiswa Diploma yang sedang menjalankan studi pada perguruan tinggi tersebut. Perincian jumlah mahasiswa level Diploma (D3) tahun 2005 di Kotamadya Bogor dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa 4 perguruan tinggi yang mempunyai jumlah mahasiswa Diploma terbanyak secara berurutan adalah Institut Pertanian Bogor sebanyak 3891 orang, Akademi Manajemen Kesatuan Bogor sebanyak 663 orang, Universitas Pakuan sebanyak 635 orang, Politeknik Kent sebanyak 144 orang. Selain metode penarikan sampel, ukuran sampel yang diambil juga mempengaruhi kemampuan sampel tersebut dalam merepresentatifkan
populasinya. Ukuran sampel yang tepat akan mampu memperkecil besarnya perbedaan atau varian di antara sampel-sampelnya. Untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus menurut pendapat Slovin dalam Umar (2003). n=
N 1 Ne 2
(1)
Keterangan: n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
E
= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10 %
Berdasarkan Rumus Slovin, dengan jumlah populasi Mahasiswa Diploma di wilayah Kotamadya Bogor sebesar 6181 orang didapatkan jumlah responden sebesar 98 orang. Rincian perguruan tinggi dan jumlah responden tiap-tiap perguruan tinggi terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Responden dari 4 Perguruan Tinggi di Wilayah Kotamadya Bogor. No.
Nama Perguruan Tinggi
Jumlah
Persentase
Responden
Persentase Kumulatif
1.
Institut Pertanian Bogor
62 orang
63,26%
63,26%
2.
Universitas Pakuan
16 orang
16,32%
79,58%
3
Akademik Manajemen
16 orang
16,32%
95,9%
Politeknik Kent
4 orang
4,1%
100%
Jumlah
98 orang
100%
Kesatuan 4
Sumber : Diolah dari http://www.dikti.org, 2006. 3.5. Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Jenis validitas menurut Anastasi dan Nunnally dalam Singarimbun dan Efendi (1989) dapat digolongkan menjadi :
1. Validitas Konstruksi untuk mencari kerangka konsep ada 3 cara lazim dipakai di dunia penelitian : a. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang ditulis di dalam literatur. Definisi suatu konsep biasanya berisi kerangka dari konsep tersebut. Terkadang para ahli tidak memberikan definisi, tetapi juga memberikan kerangka konsep tersebut secara jelas. Sekiranya sudah ada definisi yang jelas dan cukup operasional untuk dijadikan dasar penyusunan alat pengukur, maka definisi tersebut sudah dapat langsung dipakai untuk menyusun pertanyaan dalam kuesioner. b. Seandainya definisi konsep yang diukur tidak diperoleh dari literatur, periset harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut.
Untuk
membantu
penyusunan
definisi
dan
mewujudkan definisi tersebut ke dalam bentuk yang operasional, periset disarankan untuk mendiskusikan konsep tersebut dengan para ahli yang kompeten di bidang tersebut. Kemudian pendapat para ahli dan pendapat periset dicari kesamaannya. c. Jika ternyata para ahli pun tidak ditentukan, maka periset menanyakan definisi konsep yang diukur kepada calon responden, atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden. Misalnya, periset ingin mengukur konsep sistem informasi pemasaran. Untuk mendefinisikan
konsep
ini,
periset
dapat
langsung
menanyakan kepada beberapa calon responden terseleksi dengan ciri-ciri sistem informasi pemasaran yang efektif. Berdasarkan jawaban responden, kemudian disusun kerangka konsepnya. 2. Validitas isi. Validitas isi adalah suatu pengukur untuk mengetahui sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep.
Misalnya, seorang periset ingin mengukur konsep sistem informasi SDM. Jika di dalam penyusun kuesioner si periset hanya memasukkan beberapa dimensi saja dari keseluruhan dimensi merupakan kerangka konsep untuk mengukur efektivitas sistem informasi SDM, maka alat kuesioner yang disusun tidak memiliki validitas isi yang tinggi. 3. Validitas Prediktif.
Alat pengukur yang dibuat oleh periset
seringkali dimaksudkan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam riset bisnis yang bersifat riset sosial, cukup sering terjadi para periset bermaksud memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, Misalnya dalam upaya meningkatkan pendapatan perusahaan, seringkali diteliti sikap konsumen tehadap produk-produk perusahaan. Dengan pengukuran sikap ini dapat diketahui jenis produk apa yang disukai. Bila ternyata pilihan jenis kontrasepsi pada umumnya sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam pengukuran sikap, maka alat pengukuran sikap tersebut memiliki nilai prediktif. Uji validitas dilakukan melalui langkah-langkah statistik seperti dijelaskan seperti di bawah ini: 1. Membuat hipotesa: Ho : Bahwa atribut dipertimbangkan oleh responden. H1 : Bahwa atribut tidak dipertimbangkan oleh responden. 2. Menghitung nilai korelasi pada setiap atribut pertanyaan, dengan menggunakan
rumus
korelasi
product
moment
pearson
(Singarimbun dan Effendi, 1989) sebagai berikut:
N
r N
X
2
XY X
X 2
N
Y Y2
Y
2
............. (2)
Keterangan : N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden
3. Menggunakan nilai kritis sebesar 5 % dan derajat kebebasan yaitu n-1. 4. Keputusan: Bila nilai korelasi yang didapat lebih besar daripada nilai rtabel (0,361),
maka
atribut
pertanyaan
tersebut
sahih.
Jadi
keputusannya adalah terima Ho tolak H1. Sebaliknya, jika rkorelasi lebih kecil daripada nilai rtabel (0,361) maka terima H1 tolak Ho. 3.5.2. Uji Reliabilitas Menurut Umar (2003), Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang sama. Gejala perilaku tidak semantap gejala keuangan, maka dalam pengukuran gejala perilaku selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran (measurement error). Di dalam riset perilaku, kesalahan pengukuran ini cukup besar, oleh karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Hasil pengukuran ini merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang sesungguhnya (true score) ditambah dengan kesalahan pengukuran. Secara rumus matematik, keadaan tersebut digambarkan dalam persamaan berikut ini : X0 = Xt + Xe ........................................................... (3) Dimana , X0
= angka yang diperoleh (obtained score)
Xt
= angka yang sebenarnya ( true score)
Xe
= Kesalahan pengukuran ( measurenment error)
Teknik yang digunakan adalah Teknik Cronbach, dengan rumus sebagai berikut: r 11 =
k k 1
2 b
1
2
............................................... (4)
t
Keterangan: r 11
= Keandalan instrumen
k
= Banyak butir pertanyaan
b t
2
2
= Jumlah ragam butir = Ragam total Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat
pengukur. Semakin tinggi angka korelasi, makin besar nilai koefisien determinasi dan makin rendah kesalahan pengukuran. Misalkan, ditemukan korelasi antara pengukuran pertama dan kedua sebesar r = 0,90, maka hasil pengukuran yang sesungguhnya adalah 0,9 x 0,90 = 81 persen. Bila angka korelasi (r) yang ditemukan hanya 0,50, maka koefisien determinasinya hanya 0,25. Berarti hanya 25 persen saja hasil pengukuran yang sebenarnya. 3.5.3. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan alat untuk menganalisa data latar belakang responden. Analisis deskriptif ini menggunakan tabulasi sederhana. Berdasarkan hasil analisis ini diperoleh informasi mengenai karakteristik responden yang mewakili konsumen jasa Ekstensi Manajemen di wilayah Kotamadya Bogor. 3.5.4. Analisis Konjoin Analisis Konjoin digunakan untuk menentukan kepentingan relatif terhadap atribut-atribut dari suatu produk yang dilakukan oleh konsumen sebagai responden melalui trade-of judgment. Trade-of judgment artinya responden melakukan pemilihan terhadap satu atribut dengan mengorbankan atribut lainnya, dengan kata lain responden membuat urutan kombinasi dari dua faktor atribut dengan beberapa taraf pilihan. Kombinasi taraf dari atribut akan terdapat pada kartu-kartu, kemudian kartu-kartu itu akan dievaluasi oleh responden. Responden melakukan evaluasi dengan memberikan peringkat pada kartu mulai dari yang paling disukai sampai pada pilihan yang paling tidak disukai. Untuk rentang nilai dalam memeringkat antara nilai 1 s/d 5. nilai 1 untuk kartu yang mempunyai peringkat sangat tidak suka, nilai 2 untuk kartu dengan peringkat tidak suka, nilai 3 untuk kartu
dengan peringkat cukup suka, nilai 4 untuk kartu dengan peringkat suka, dan nilai 5 untuk kartu dengan peringkat sangat suka sekali. Menurut Santoso (2002) proses dasar analisis Konjoin adalah : 1. Menetapkan atribut-atribut dan taraf-tarafnya yang dianggap penting dan akan dilibatkan dalam mengevaluasi produk atau jasa. Penetapan atribut dan taraf yang akan dilibatkan dapat didiskusikan dengan pakar, mengeksplorasi data sekunder, atau melakukan penelitian pendahuluan . 2. Memilih metodologi yang akan digunakan dalam analisis Konjoin berdasarkan jumlah atribut yang dilibatkan. Hair et al (1995) dalam Hawati (2005), menyatakan ada beberapa ketentuan dalam memilih metode yang digunakan dalam analisis Konjoin , yaitu : a) Jumlah atribut
6 menggunakan metode
Choice-Based
Conjoint (CBC). b) Jumlah atribut < 10 menggunakan metode tradisional Konjoin. Tradisional Konjoin merupakan salah satu metode analisis Konjoin yang menghadapkan responden pada seluruh atau sebagian dari kombinasi atribut dan taraf (stimuli) yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Selanjutnya, responden diminta untuk memberikan penilaian (rating) stimuli
stimuli. Tradisional Konjoin ini memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode tradisional Konjoin
yaitu lebih realitis karena produk digambarkan
secara full profile, dapat digunakan untuk ukuran contoh yang kecil, baik digunakan untuk merancang produk dan melihat pengaruh harga. Sedangkan kelemahan metode tradisional Konjoin yaitu terbatas untuk mengevaluasi banyak atribut. c) Jumlah atribut Analysis (ACA).
10 menggunakan metode Adaptive Conjoint
3. Merancang stimuli (kombinasi atribut dan taraf) yang akan membentuk produk hipotetik. Jika jumlah atribut dan taraf yang dilibatkan dalam penelitian banyak maka akan semakin banyak pula stimuli yang harus dievaluasi responden. Akibatnya responden menjadi jenuh dan tidak konsisten dalam merating atau memeringkatkan stimuli stimuli suatu produk. Untuk itulah diperlukan suatu teknik untuk mereduksi jumlah stimuli agar responden lebih mudah dalam mengevaluasi stimuli. Teknik ini dikenal dengan istilah fractional factorial design. Dengan
fractional factorial design ini akan diperoleh
jumlah stimuli yang hanya mengukur efek utamanya saja sedangkan efek dari interaksi antara satu atribut dengan atribut lainnya diabaikan. Ada dua konsep yang harus diperhatikan dalam fractional factorial design, yaitu 1) Balanced artinya setiap taraf memiliki jumlah ulangan yang relatif sama pada kombinasi yang akan dievaluasi, 2) Orthogonal artinya tidak ada korelasi di antara stimuli-stimuli yang terbentuk. 4. Melakukan pengumpulan data sesuai dengan metode pengukuran yang telah ditetapkan. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu 1) pendekatan
full profile
(evaluasi banyak faktor). Melalui pendekatan ini responden diminta untuk memeringkatkan atau memberi nilai (rating) sebagian atau seluruh kombinasi taraf-taraf dari atribut (Stimuli) yang menggambarkan profil produk secara lengkap. 2) pendekatan pair wise. Pendekatan ini membandingkan pasangan profil dari 2 atribut. Pendekatan ini meminta responden untuk menilai (rating) profil mana yang lebih disukai dari setiap pasangan profil yang dibuat. 5. Melakukan pendugaan parameter yang berkaitan dengan daya guna dari masing-masing atribut yang dievaluasi. Pendugaan ini dapat dilakukan dengan metode regresi monotonik dimana peubah bebasnya adalah matriks x yang merupakan matriks
peubah boneka (dummy variable) untuk stimuli-stimuli yang terbentuk dan peubah bebasnya adalah data peringkat untuk seluruh responden yang ditransformasikan secara monoton. Peubah boneka dalam model analisis Konjoin bernilai 1 bila taraf yang berkaitan muncul dan nol bila tidak. Jika sebuah atribut memiliki n taraf maka peubah boneka yang digunakan sebanyak n-1. Dengan regresi ini akan diperoleh nilai kegunaan dari taraf-taraf tiap atribut (NKT) untuk menentukan nilai pentingnya suatu taraf relatif terhadap taraf yang lain pada suatu atribut. Model regresi peubah dummy untuk menghitung nilai guna taraf tiap atribut dapat ditulis sebagai berikut : m
Yij
ij
0
X ij
ij
................................................... (5)
i 1 j 1
Dimana : Yij
k
0
: Peringkat seluruh responden : Intersep
k
: Banyaknya taraf dari atribut ke-i
m
: Jumlah atribut
X ij : Peubah boneka dari atribut ke-i taraf ke-j ij
: Part worth atau nilai kegunaan atribut ke-i taraf ke-j Setelah diperoleh nilai kegunaan taraf-taraf atribut,
selanjutnya dapat dihitung Nilai Relatif Penting (NRP) atribut untuk mengetahui tingkat kepentingan relatif suatu atribut terhadap atribut yang lain. Rumus NRP adalah :
UTi URi
NRPi
k
........................................................... (6)
(UTi URi ) i 1
Dimana : NRPi
: NRP atribut ke-i
UTi
: NKT tertinggi atribut ke-i
URi
: NKT terendah atribut ke-i
k
: Jumlah atribut
Adapun Model dasar untuk memprediksi kombinasi atribut dan taraf yang paling disukai responden dalam analisis Konjoin dirumuskan sebagai berikut : ^
^
Yij
U (X )
m
k
0
^ ij
X ij
......................................... (7)
i 1 j 1
Dimana : ^
Y ij
: Dugaan nilai kegunaan total
^ 0
: Intersep
k
: Banyaknya taraf dari atribut ke-i
m
: Jumlah atribut
X ij : Peubah boneka dari atribut ke-i taraf ke-j ^ ij
: Part worth atau nilai kegunaan atribut ke-i taraf ke-j
6. Melakukan interpretasi hasil Ada beberapa ketentuan dalam melakukan intrepretasi hasil, yaitu : a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai. b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut. c. Kombinasi yang memiliki nilai total kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Profil Responden Pada bagian ini akan dibahas mengenai profil responden yang diteliti.
Pengolahan
data
untuk
mendapatkan
profil
responden
menggunakan analisa frekuensi yang terdapat dalam program SPSS 13. Pembahasan akan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu : profil responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden terhadap adanya Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) dan profil responden berdasarkan peubah demografi. 4.1.1. Profil responden berdasarkan tingkat pengetahuan Profil
responden
keseluruhan
berdasarkan
tingkat
pengetahuan terhadap keberadaan Departemen Manajemen, pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa mayoritas responden mengetahui tentang keberadaan Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (69%). Tidak mengetahui, 31%
Mengetahui, 69%
Gambar 3. Tingkat pengetahuan responden terhadap adanya Departemen Manajemen Komposisi responden berdasarkan tingkat pengetahuan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu responden yang berasal dari Institut Pertanian Bogor dan responden yang berasal dari luar Institut Pertanian Bogor. Komposisi responden berdasarkan tingkat
pengetahuan untuk responden yang berasal dari Institut Pertanian Bogor dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan komposisi responden berdasarkan tingkat pengetahuan untuk responden berasal dari luar Institut Pertanian Bogor dapat
dilihat pada
Gambar 5. Tidak mengetahui, 18%
Mengetahui, 82%
Gambar 4.
Tingkat pengetahuan responden berasal dari IPB terhadap adanya Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden mengetahui keberadaan Departemen Manajemen (82%). Hal ini berarti bahwa Departemen Manajemen sudah cukup dikenal luas oleh responden. Namun begitu, masih ada responden yang tidak mengetahui adanya Departemen Manajemen (18%). Sehingga ke depan Departemen Manajemen perlu terus meningkatkan promosi ke mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Mengetahui 44% Tidak mengetahui 56%
Gambar 5. Tingkat pengetahuan responden berasal dari luar IPB terhadap keberadaan Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berasal dari luar IPB tidak mengetahui keberadaan Departemen Manajemen (56%). Sehingga ke depan Departemen Manajemen perlu lebih meningkatkan promosi kepada mahasiswa di Kotamadya Bogor. 4.1.2. Profil responden berdasarkan peubah demografis Profil responden yang dilihat berdasarkan pada peubah demografis. Peubah-peubah tersebut terdiri atas empat bagian, yaitu : (1) status tempat tinggal; (2) jenis kelamin; (3) tingkat pengeluaran per bulan responden; dan (4) umur. Komposisi responden berdasarkan status tempat tinggal dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tinggal bersama dengan orang tua (43,9%) dan memiliki tempat tinggal di rumah kos (42,9%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berasal dari kawasan sekitar Bogor. Distribusi responden berdasarkan status tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan status tempat tinggal Persentase Frekuensi Persentase Status Tempat Tinggal Kumulatif (Orang) (%) (%) Rumah orang tua 43 43,9 43,9 Rumah Pribadi 4 4,1 48 Kos 42 42,9 90,8 Kontrak 9 9,2 100 Jumlah 98 100.0 Komposisi
responden
berdasarkan
jenis
kelamin
menunjukkan bahwa sebanyak 67% responden berjenis kelamin laki-laki dan 31% berjenis kelamin perempuan. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin bisa dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
Perempuan Laki-laki Jumlah
31 67 98
31,6 68,4 100,0
Persentase Kumulatif (%) 31,6 100.0
Komposisi responden berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan, memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengeluaran per bulan Rp 300.000 s/d Rp 700.000 (64,3%). Sedangkan responden dengan tingkat pengeluaran Rp 100.000 s/d Rp 300.000 sebanyak 17,3 %. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan bisa dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengeluaran per bulan Persentase Pengeluaran Frekuensi Persentase Kumulatif (Rp) (Orang) (%) (%)