FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENGUATAN EKONOMI TERHADAP KEUNGGULAN DAYA SAING PRODUK BATIK DI KELURAHAN KRAMAT SELATAN DENGAN PENDEKATAN ONE VILLAGE ONE PRODUCT Oleh: *) Chaidir Iswanaji Fakultas Ekonomi Universitas Tidar Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara produk lokal standar global dengan produk kualitas khusus, hubungan antara otonomi dan kreativitas dengan kualitas produk khusus dan hubungan antara sumber daya manusia dengan kualitas produk khusus. Selain itu, itu adalah untuk mengetahui pengaruh produk global standar lokal, otonomi, dan kreativitas, sumber daya manusia dan juga pengaruh kualitas produk khusus terhadap kemampuan kompetitif dari produk batik di Kramat Kabupaten Selatan. Penelitian ini telah dilakukan sejak Februari upto Juli 2013. Ini milik survei penelitian dengan total populasi dan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data inti. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan program yang Amos. The Structural Equation Model dengan statistik digunakan untuk menguji variabel baik faktor atau variabel yang dapat diamati. Penelitian ini mengambil 100 perajin batik sebagai sampel dari masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sumber daya manusia dengan kualitas produk khusus. Hal ini ditunjukkan oleh nilai p antara sumber daya manusia dan kualitas produk khusus seperti 0033 kurang dari 0,05. Tidak ada hubungan antara produk lokal, otonomi, dan kreativitas dengan produk kualitas khusus karena nilai p lebih tinggi dari 0,05 adalah 0.387 dan 0.065. Kemampuan kompetitif dari produk batik tidak influented oleh produk lokal, otonomi, kreativitas dan sumber daya manusia. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih tinggi dari 0,05, nilai probabilitas produk lokal 0868 otonomi dan kreativitas 0.838 dan sumber daya manusia 0848. Selain itu, kualitas produk khusus tidak mempengaruhi kemampuan kompetitif dari produk karena nilai probabilitas adalah 0.871. Produk batik dari Magelang tidak tepat dianalisis dengan OVOP karena membuktikan bahwa produk batik dari Magelang bukan milik produk kualitas khusus dari Kota Magelang. Pendekatan OVOP yang tepat digunakan untuk menganalisis kualitas produk khusus kabupaten. Kata kunci: produk lokal, One Village One Product.
1
PENDAHULUAN Kota Magelang sebagai kota yang sangat strategis karena dianugerahi sumber daya alam yang cukup termasuk potensi ekonominya melalui sektor industri. Produksi yang dihasilkan dari sektor ini secara umum masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup dan belum dimaksimalkan untuk lingkup nasional. Padahal dengan keberadaan potensi yang ada, produk hasil industri usaha kecil menengah Kota Magelang mampu dikembangkan jauh lebih baik dan tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan lokal saja. Salah satu upaya pembangunan produk lokal adalah pendekatan One Village One Product untuk selanjutnya disingkat OVOP (satu desa satu produk). Pendekatan OVOP pertama kali diperkenalkan dan dimulai oleh masyarakat pedesaan di Oita Prefecture Jepang pada tahun 1979. Gerakan masyarakat yang tumbuh dari diri sendiri ini telah sangat berhasil meningkatkan pendapatan per kapita mereka menjadi dua kali lipat dalam dua dekade. Keberhasilan tersebut kemudian menjadi contoh bagi sejumlah negara untuk mengembangkan potensi daerah dengan pola serupa. Indonesia sebenarnya memiliki pengalaman melaksanakan pembangunan perekonomian yang mirip dengan pendekatan OVOP, yakni pendekatan dengan sistem kawasan. Kebijakan pembangunan kawasan yang mendorong kegiatan agro-industri dimaksudkan untuk mengaitkan berbagai elemen dalam system perekonomian untuk menghasilkan produk tertentu yang bernilai dan berorientasi ekonomi (Saptana dkk., 2005). Menurut Saragih (2001), sektor industri UKM sebagai sektor ekonomi rakyat memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan lebih lanjut. Dalam sudut pandang teoritis OVOP dapat dipadupadankan dengan strategi pengembangan produk yang berfokus kepada harga dan diferensiasi produk mengingat persaingan semakin ketat karena masuknya barang impor dengan harga yang lebih murah serta masih terbatasnya pasar (narrow scope). Penerapan strategi ini tentunya tidak akan lepas dari dukungan pemerintah, perbankan dan pelaku bisnis terkait lainnya, sehingga tujuan akhir yang ingin dicapai dari keserasian pengembangan produk batik Kecamatan Kramat Selatan Kota Magelang dapat terwujud.
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan? 2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan? 3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara sumber daya manusia dengan produk unggulan? 4. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing? 5. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kemandirian dan kreativitas terhadap keunggulan bersaing? 2
6. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan sumber daya manusia terhadap keunggulan bersaing? 7. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan produk unggulan terhadap keunggulan bersaing? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui secara empiris hubungan antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan, b. Mengetahui secara empiris hubungan antara kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan, c. Mengetahui secara empiris hubungan antara sumber daya manusia dengan produk unggulan, d. Mengetahui secara empiris pengaruh produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing, e. Mengetahui secara empiris pengaruh kemandirian dan kreativitas terhadap keunggulan bersaing, f. Mengetahui secara empiris pengaruh sumber daya manusia terhadap keunggulan bersaing, g. Mengetahui secara empiris pengaruh produk unggulan terhadap keunggulan bersaing.
LANDASAN TEORITIS OVOP pada intinya ditujukan untuk menggunakan sumber daya local untuk dikembangkan menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Dengan demikian prinsip pertama OVOP adalah merevitalisasi setiap masyarakat setempat dengan mengembangkan potensi sumber daya lokal untuk menghasilkan produk bernilai tinggi dan tetap melakukan konservasi lingkungan. Mengandalkan kekuatan masyarakat sendiri dalam gerakan OVOP. Usaha ini dilakukan secara mandiri dengan kreativitas, inovasi, ketekunan, dan potensi sumber daya, serta tingkat pengetahuan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang menentukan produk mana yang dikembangkan karena memiliki kekhasan/keunikan lokal. Pemerintah memberikan dukungan dan fasilitasi serta kemudahan agar potensi yang ada menjadi lebih baik, termasuk advokasi teknis, mediasi, pedoman teknis cara berproduksi yang baik, mengembangkan produk agar lebih menarik, menerapkan teknologi dan metoda baru, standardisasi, serta informasi investasi dan akses pemasaran. Pengembangan SDM dilakukan agar mempunyai motivasi tinggi untuk mentransformasikan tantangan menjadi peluang pada berbagai bidang dan sektor (pertanian, perindustrian, perdagangan, pariwisata, serta bidang-bidang lainnya yang potensial dari daerahnya). Sumber daya manusia yang mapan tidak akan pernah menyerah dalam pencarian dan penggalian inovasi baru, serta dengan ketekunannya 3
tidak pernah putus asa karena kegagalan, dan dengan resiliensi yang dimiliki selalu siap menghadapi tantangan. Porter (2001) mengemukakan bahwa paling sedikit ada empat jenis unggulan bersaing yang perlu dimiliki agar dapat menghadapi persaingan. Keunggulan bersaing jenis pertama dan kedua dasar keunggulan bersaingan yang terdiri atas biaya lebih rendah dan diferensiasi produk. Biaya lebih rendah merupakan keunggulan bersaing pertama yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan produk dan menjualnya dengan biaya yang rendah sehingga dengan harga bersaing laba yang diperoleh tinggi. Diferensiasi produk merupakan jenis keunggulan bersaing kedua yang menunjukan kemampuan perusahaan yang menghasilkan produk yang unik dan bernilai tinggi bagi pembeli. Keunggulan bersaing jenis ketiga adalah kemampuan perusahaan melakukan perbaikan, inovasi dan peningkatan dalam hal teknologi dan metode, produk dan metode produksi serta dalam pemasaran. Jenis keunggulan bersaing keempat adalah kemampuan bergerak lebih dini dan lebih agresif dalam mengambil keputusan untuk mengolah pasar baru atau teknologi baru. Kunci keberhasilan suatu bangsa membawa suatu industry tertentu dalam lingkup internasional, terletak pada kemampuannya membangun lingkungan persaingan bagi perusahaan domestik yang mendorong penciptaan keunggulan bersaing. METODE PENELITIAN Penelitian eksploratif (explorative research) adalah jenis penelitian yang berusaha mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru. Penelitian deskriptif (descriptive research) merupakan penelitian yang bertujuan menguraikan sifat-sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu. Penelitian penjelasan (explanatory research) adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah explanatory research yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antar variabel dan menjelaskan pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survei (survey research). Menurut Singarimbun dan Sofyan (1995) penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat pengrajin batik di Kelurahan Kramat Selatan Magelang. Pada umumnya penelitian dalam bidang sosial dan ekonomi tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh anggota populasi kecuali jika anggota populasi tersebut jumlahnya sedikit dan diketahui secara pasti. Untuk itu dalam penelitian ini 4
dilakukan penarikan sampel yang dapat mewakili seluruh unit populasi. Metode penarikan sampel yang dipakai yaitu Proportional Random Sampling. Tekniknya adalah setelah menetapkan jumlah sampel yang diperlukan, kemudian diambil secara random tiap-tiap kelompok sampel secara proporsional. Mengingat metoda analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation model (SEM), yang dioperasikan melalui program AMOS maka sampel penelitian ini diambil sejumlah 100 sampel. Alasan ditetapkannya sampel sebanyak 100, hal ini seperti yang disarankan Hair dan Black (1995) untuk memenuhi syarat minimum analisis dengan metode SEM. Data yang diperlukan dalam penelitian ini lebih banyak dari data primer. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan pada responden yang terpilih sebagai sampel. Adapun model kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan terbuka. b. Observasi, Bila perlu dilakukan observasi ke lapangan untuk melihat dari dekat masalah-masalah yang berhubungan dengan pokok bahasan. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner dan pengumpulan data skunder dilakukan dalam 4 (empat) langkah, yaitu: editing, entry, tabulasi dan analisis data. Mengingat model dalam penelitian ini adalah model kausalitas (hubungan/pengaruh sebab akibat), maka untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan alat uji Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model – SEM) Model Persamaan Struktural (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang dipakai untuk menguji serangkaian hubungan antara beberapa variabel yang terbentuk dari variabel faktor ataupun variabel terobservasi yang dianalisis dengan menggunakan program AMOS dan SPSS versi 17.0. Sebagai model persamaan struktur, AMOS sering digunakan untuk menganalisa dan menguji model hipotesis dalam penelitian SDM dan perilaku. Software AMOS sangat tepat untuk analisis seperti ini, karena kemampuannya untuk : (1) memperkirakan koefisien yang dibangun dari persamaan linier struktural, (2) mengakomodasi model yang melibatkan latent variabel (3) mengakomodasi kesatuan pengukuran pada variabel dependen dan independen, (4) mengakomodasi interaksi timbal balik, simultan dan saling ketergantungan (Ferdinand, 2000). HASIL PENELITIAN Hasil dalam penelitian ini merupakan hasil analisis SEM dengan menggunakan sampel total sebanyak 100 responden. Sebelum analisis SEM dilakukan ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi yaitu: 1) kecukupan sampel Karena dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria minimal (100 sampel) maka asumsi kecukupan sampel telah terpenuhi.
5
2) normalitas data Suatu data dinyatakan normal jika nilai critical ratio (CR) skewness dan critical ratio (CR) kurtosis berada diantara -2,58 dan 2,58. Hasil dari assesment normality menunjukkan bahwa CR skewness dan CR kurtosis maupun multivariate menunjukkan nilai dalam rentang ± 2,58 dengan nilai critical ratio multivariat sebesar 1,422 maka disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 3) uji outliner Data yang baik tidak terdapat outliner. Dari output terlihat bahwa tidak terdapat outliner karena memiliki nilai p2 yang lebih besar dari 0,05. Hasil uji outliner dapat dilihat secara lengkap dalam lampiran. Berdasarkan uji diatas,disimpulkan bahwa ke-3 asumsi terpenuhi dan dapat dilakukan analisis. a. Diagram jalur Berdasarkan hasil analisis di atas maka diagram jalur penelitian ini adalah
Gambar 2 Diagram Jalur Keterangan: PL KK BS PU KB
6
= Produk Lokal = Kemandirian Dan Kreativitas = Berorientasi SDM = Produk Unggulan = Keunggulan Bersaing
b. Uji goodness of fit model Tahapan selanjutnya adalah evaluasi goodness of fit yaitu untuk menentukan apakah sebuah model diterima atau ditolak secara statistik. Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji mengenai model. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dilakukan dengan kriteria goodness of fit yaitu: Chi Square, probability, RSMEA, GFI, AGFI, MIN/DF, TLI dan CFI. Berikut hasil analisis terhadap goodness of fit: Tabel 5 Goodness of Fit Fit Measure Chi-Square Probability RMSEA CMIN/DF TLI CFI RFI
Output 154.157 0.073 0.043 1.186 0.850 0.872 0.470
Kriteria 0.000-342.265 > 0,05 ≤ 0,08 ≤ 2,00 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,90
Keterangan Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk
Sumber: Data diolah (2013)
Hasil goodness of fit menunjukkan bahwa terdapat 4 fit measure (chi-square, probability, RMSEA, CMIN/DF) yang menunjukkan hasil Baik dan 3 fit measure (TLI, CFI, RFI) yang menunjukkan hasil buruk. Maka dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini bersifat baik. Dikarenakan hasil baik lebih banyak daripada hasil buruk sehingga model dalam penelitian ini bersifat baik. Selanjutnya, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan output Regression Weight dan output correlations.
KB KB KB KB
<--<--<--<---
PU PL KK BS
Tabel 6 Regression Weight Standarized Estimate S.E. Estimate -4.072 -3.381 20.855 1.406 4.852 27.561 4.184 2.691 13.173 2.179 1.427 7.432
C.R.
P Label
-.162 .176 .204 .192
.871 .860 .838 .848
Sumber: output SEM diolah (2013)
7
Tabel 7 Output Korelasi Koefisien S.E. Korelasi
C.R.
P
PU <--> PL
.312
.010
.864
.387
PU <--> KK
.449
.034
1.847
.065**
PU <--> BS
.832
.055
2.135
.033*
Ket: * signifikan 5%, ** signifikan 10% Sumber: output SEM diolah (2013)
c. Uji hipotesis Ho1 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan Nilai koefisien korelasi antara variabel produksi lokal standar global dengan produk unggulan adalah sebesar 0,312 dan p-value sebesar 0,387 yang lebih besar dari 0,05. Artinya antara variabel produksi lokal standar global dengan produk unggulan tidak ditemukan adanya korelasi. Maka disimpulkan tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan,ada hubungan yang sangat lemah antara kedua variabel. Sehingga Hipotesis 1 ditolak. Ho2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan Nilai p-value antara variabel kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan adalah sebesar 0,065 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Artinya antara variabel kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan ditemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,449 mengungkapkan bahwa tidak ditemukan hubungan antara kedua variabel. Sehingga Hipotesis 2 ditolak. Ho3 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara sumber daya manusia dengan produk unggulan Nilai p-value antara antara variabel sumber daya manusia dengan produk unggulan adalah sebesar 0,033 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Artinya antara variabel sumber daya manusia dengan produk unggulan ditemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,832 mengungkapkan bahwa hubungan antar kedua variabel adalah sangat kuat. Sehingga Hipotesis 3 diterima. Ho4 Terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing Nilai probabilitas antara variabel produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,860) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing. Sehingga Hipotesis 4 ditolak
8
Ho5 Terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian dan kreativitas terhadap keunggulan bersaing Nilai probabilitas antara variabel produksi kemandirian dan kreativitas terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,838) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing. Sehingga Hipotesis 5 ditolak. Ho6 Terdapat pengaruh positif dan signifikan sumber daya manusia terhadap keunggulan bersaing Nilai probabilitas antara variabel sumber daya manusia terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,848) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing. Sehingga Hipotesis 6 ditolak. Ho7 Terdapat pengaruh positif dan signifikan produk unggulan terhadap keunggulan bersaing Nilai probabilitas antara variabel produk unggulan terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,871) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing. Sehingga Hipotesis 7 ditolak.
PEMBAHASAN Hubungan antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signikan dan positif antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisien korelasi antara variabel produksi lokal standar global dengan produk unggulan adalah sebesar 0,312 dan p-value sebesar 0,387 yang lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut mengandung arti bahwa antara variabel produksi lokal standar global dengan produk unggulan tidak ditemukan adanya korelasi. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara produksi lokal standar global dengan produk unggulan. Hubungan antara kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan Hipotesis kedua diduga ada hubungan yang signifikan dan posistif antara kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kemandirian dengan produk unggulan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai p-value antara variabel kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan adalah sebesar 0,065 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Artinya antara variabel kemandirian dan kreativitas dengan produk unggulan tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan. Hubungan antara sumber daya manusia dengan produk unggulan Hipotesis ketiga di dalam penelitian ini adalah diduga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sumber daya manusia dengan produk unggulan. 9
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signikan dan positif antara sumber daya manusia dengan produk unggulan. Hal ini ditunjukan oleh nilai p-value antara antara variabel sumber daya manusia dengan produk unggulan adalah sebesar 0,033 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Artinya antara variabel sumber daya manusia dengan produk unggulan ditemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,832 mengungkapkan bahwa hubungan antar kedua variabel adalah sangat kuat. Pengaruh produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing Hipotesis keempat di dalam penelitian ini adalah diduga produksi lokal berpengaruh signifikan dan positif terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa produksi lokal standar global tidak berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas antara variabel produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,860) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing. Pengaruh kemandirian dan kreativitas terhadap keunggulan bersaing Hipotesis kelima di dalam penelitian ini adalah diduga kemandirian dan kreativitas berpengaruh signifikan dan positif terhadao keunggulan bersaing. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa kemandirian dan kreativitas tidak berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas antara variabel produksi kemandirian dan kreativitas terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,838) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing. Pengaruh sumber daya manusia terhadap keunggulan bersaing Hipotesis keenam di dalam penelitian ini adalah diduga sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap keungggulan bersaing. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa sumber daya manusia tidak berpengaruh signikan terhadap keunggulan bersaing. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas antara variabel sumber daya manusia terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,848) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing. Pengaruh produk unggulan terhadap keunggulan bersaing Hipotesis ketujuh dan merupakan hipotesis terakhir dalam penelitian ini adalah diduga produk unggulan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil bahwa produk unggulan tidak berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Nilai probabilitas antara variabel produk unggulan terhadap keunggulan bersaing menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (yaitu 0,871) maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan produksi lokal standar global terhadap keunggulan bersaing.
10
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : a. Sumber daya manusia memiliki hubungan yang siginifikan dan positif dengan produk unggulan sedangkan produksi lokal, kemandirian dan kreativitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan produk unggulan. b. Keunggulan bersaing produk batik Magelang tidak dipengaruhi oleh produksi lokal standar global, kemandirian dan kreativitas, sumber daya manusia dan produk unggulan. Saran-saran yang diberikan setelah adanya penelitian ini adalah : a. Produk batik Magelang tidak sesuai dianalisis dengan pendekatan OVOP. Pendekatan OVOP tidak bisa sembarangan dalam menganalisis produk-produk daerah. Pendekatan OVOP digunakan untuk menganalisis produk unggulan suatu daerah. Dan produk Batik Magelang bukan merupakan produk unggulan di Magelang. b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih mempertajam dalam pemilihan produk unggulan suatu daerah.
DAFTAR PUSTAKA Aaker, A., V. and Day, G.S., 2001, Marketing Research, Seven Edition, New York: John Willey & Sons, Inc. Ferdinand, Augusty, 2000. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harris, D., 2010, The Role and Development of SMEs: Key Issues and Some Australian Perspectives, dalam Rusastra I W., H. P. Saliem, S.H. Susilowati, R. N. Suhaeti, H. J. Purba, dan Wahida (Eds.): The Role of SMEs on Poor Power Empowerment: Lesson Learned and Sharing Experiences. Proceedings of a Workshop, Bali, Indonesia, October 28-30, 2009. APECATCWG Agricultural Technical Cooperation Working Group Workshop (ATC 09/2009 A). Kementerian Perindustrian, 2010, Pedoman Umum Pengembangan IKM Melalui OVOP, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian. Jakarta. Kementerian Perindustrian, 2011, OVOP: Saling Dukung Produk Lokal IKM Indonesia Bersaing di Pasar Global, Gema Industri Kecil. Edisi XXXIII, Juni 2011, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian. Jakarta. Media Indonesia, 2009, One Village One Product Menjadi Gerakan Nasional, Jakarta: Harian Media Indonesia Edisi 16 Nopember 2009. Porter, Michael, 200l, Keunggulan Bersaing (Terjemah), Jakarata: Erlangga.
11
Saptana, E. Ariningsih, S.K. Darmorejo, S. Wahyuni dan V. Darwis, 2005, Kebijakan Pengembangan Hortikultura di Kawasan Agribisnis Hortikultura Sumatra Utara (KAHS). AKP Volume 3 No. 1 (51-67). Saragih, Bungaran, 2001, Agribisnis: Paradigma baru pembangunan ekonomi berbasis pertanian, Bogor: Yayasan USESE. Singarimbun, Masri dan Sofyan, Effendi, 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES. Soemarno, 2007, Konsep Pengembangan Kawasan Agribisnis Komoditi Unggulan Wilayah.http://soemarno.multiply.com/journal/item/7/PENGEMBANGAN_KA WASAN_AGRIBISNIS_KOMODITI_UNGGULAN,18 Agustus 2011. Umar, Husein, 2000, Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran, Jakarta: PT.Gramedia.
12