INTEGRASI METODE ROLE PLAYING DENGAN NILAI-NILAI TANGGUNG JAWAB DAN PERCAYA DIRI PADA KOMPETENSI ENGLISH FOR INSTRUCTION PADA MATA KULIAH BAHASA INGGRIS DI PGSD Oleh: Ali Mustadi, Fathurrohman, Unik Ambarwati, Septia Sugiarsih, Ikhlasul Ardi Nugroho
Abstract This lesson study aims to achieving competency for instruction and instill responsibility commendable character and self confidence personally and socially ready to enter the working world to students. This lesson study includes three phases of activities namely, planning (plan), implementation of learning (do), observation and reflection (see) the planning and implementation of learning in order to improve the quality of learning. Observations carried out using the observation sheet activities in the lecture, the recording is done using video shooting, while lectures English for instruction conducted using the method of role playing in which every student brought the role of a teacher in the classroom in delivering course material by using English as the medium of learning. The results show the emergence of a character study lesson responsibility and selfconfidence. In addition, the competence of learning English for instruction also achieved. Key words: responsibility, self confidence, role playing
PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampikan pesan antara orang yang satu dengan orang yang lain, oleh karena itu, bahasa memiliki peran yang
sangat
penting
dalam
kehidupan.
Melalui
bahasa,
orang
dapat
memahami dan mengerti maksud dan tujuan orang berkomunikasi. Di Indonesia, ada beberapa bahasa kedua atau the second language yang diajarkan di sekolah. Adapun bahasa kedua yang diajarkan yaitu bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Perancis, dan bahasa Mandarin. Dari beberapa bahasa kedua atau bahasa asing yang diajarkan di tingkat sekolah atau perguruan tinggi tersebut, yang
155
paling banyak diajarkan di tingkat sekolah dan perguruan tinggi adalah bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Bahasa Inggris merupakan salah satu mata kuliah yang penting dan wajib ditempuh oleh mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), termasuk di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Dalam proses
pengajaranya, dosen masih merasa kesulitan bagaimana seharusnya mengajarkan Bahasa
Inggris
yang
baik
dan
pembelajaran
yang
dilakukan
bisa
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa, dimana mereka nantinya akan menjadi guru Sekolah Dasar terutama di sekolah Rintisan Sekolah Dasar Berstandar Internasional (RSBI) dan Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Banyak metode
yang dapat
diterapkan
dosen
dalam
pembelajaran
kompetensi bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pembelajaran (English for Instruction) terutama dalam membekali mahasiswa sebagai calon guru RSBI dan SBI yang sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai karakter yaitu Responsibility dan Self Confidence. Metode-metode tersebut antara lain Language Accompanying Action, Beyond Centers and Circle Time (BCCT), Task Based Teaching (TBT), Role Playing, Total Physical Respon (TPR), dan lain-lain yang tentunya setiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan yang berbeda-beda. Metode yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan kemampuan bahasa Inggris adalah RolePlaying pada kompetensi English for Bilingual Instruction. Mahasiswa yang kuliah pada program studi PGSD telah mendapatkan pengalaman pembelajaran bahasa Inggris selama tiga tahun di sekolah menengah pertama dan tiga tahun di sekolah menegah atas. Kemampuan mereka cenderung pada pemahaman grammar. Oleh karena itu, kemampuan keterampilan berbicara para mahasiswa tersebut pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya nilai pada kompetensi komunikatif para mahasiswa. Sesuai dengan penjelasan di atas, maka perlu diadakan perbaikan pengajaran bahasa Inggris yaitu bahasa Inggris yang bersifat khusus (English for Specific Purposes) dengan mengintegrasikanya nilai-nilai karakter berupa Responsibelity & Self Confidence. Bagi mahasiswa PGSD materi bahasa Inggris English for 156
Bilingual Instruction yang diberikan yaitu untuk mendukung kecakapan mereka dalam mengajar di dalam kelas terutama para siswa di sekolah dasar yang berstatus sebagai RSBI atau SBI. Pentingnya diadakan perubahan terhadap model pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa juga diungkapkan oleh sebagian besar mahasiswa sebagai subjek penelitian yang disampaikan dalam wawancara antara peneliti dengan mahasiswa sebagai penelitian awal/pre-study, pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2011. Salah satunya penggalannya adalah sebagai berikut dimana L (lecturer) dan S (student): L S L S L
S L S
:Bagaimana pendapat anda tentang kompetensi mengajar menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di SD? : Terus terang belum berani Pak. : Berarti kamu kurang percaya diri? : Ya Pak, sya masih kurang percaya diri. : Kalau tidak percaya diri, nanti mengajarnya bagaimana? Kira-kira kalau menurut kamu, perlu tidak materi/kompetensi tentang bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses mengajar (English for Bilingual Instruction) di kelas? : Perlu. Sangat perlu Pak. : Kenapa perlu? :Karena untuk menjawab kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan akan guru SD yang menguasai bahasa Inggris, karena sangat mungkin sekali kami nanti setelah lulus mengajar di RSBI atau SBI dimana guru mengajar menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran.
Dari hasil wawancara singkat dengan mahasiswa PGSD tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa sangat membutuhkan kecakapan atau kompetensi English for Instructio, dan selain itu kebutuhan mahasiswa akan nilai-nilai karakter terutama Responsibility (tanggung jawab diri sebagai calon guru dalam menguasai kompetensi English for instruction) dan nilai-nilai self Confidence (rasa percaya diri dalam mengajar dikelas). Hal tersebut sangat penting terutama dalam menyiapkan mahasiswa tersebut sebagai calon guru yang prpofesional di masa yang akan datang.
157
A. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Sistem pembelajaran Bahasa Inggris yang menghasilkan pribadi calon guru SD yang memiliki kompetensi English for Instruction guna memperbaiki kualitas PBM dan memiliki nilai-nilai karakter terpuji baik Responsibility maupun Self Confidence secara personal dan sosial yang siap memasuki dunia kerjanya. 2. Manfaat Manfaat kegiatan ini adalah adanya memperoleh bahan untuk perbaikan mutu proses pembelajaran mata kuliah Bahasa Inggris pada kompetensi English for Instruction melaui metode Role-Playing yang diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter berupa Responsibility dan self Confidence pada diri mahasiswa yang nantinya menjadi guru SD di masa yang akan datang. A. Dasar Pemikiran Sebagai calon guru Sekolah Dasar (SD) di masa yang akan datang, kebutuhan mahasiswa PGSD akan penguasaan bahasa Inggris baik spoken maupun written dan kecakapan mengajar menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pengajaran dan pembelajaran di kelas sangatlah urgent mengingat tuntutan profesi di masa yang akan datang terutama kebutuhan akan tenaga edukatif sebagai guru di SD yang berstandar internasional baik yang RSBI maupun SBI dimana semua guru di sekolah tersebut harus mampu menggunakan English for Bilingual Instruction dalam proses pengajaran dan pembelajaran di kelas pada semua mata pelajaran yang ditentukan. Selain itu juga tuntutan kebutuhan akan kecakapan mengajarkan mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas sangatlah tinggi, sehingga PGSD UNY sebagai institusi pendidikan yang menyiapkan calon guru SD harus mampu menjawab tantangan tersebut dengan membekali kompetensi-kompetensi bahasa Inggris yang dibutuhkan baik berupa knowledge maupun skill yang relevan. Secara garis besar, kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi penguasan bahasa Inggris/English knowledge and skills, kompetensi bahasa Inggris untuk siswa sekolah dasar, termasuk kemampuan mengajarkan bahasa Inggris/English for elementary school students,
158
kompetensi mengajar menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pengajaran dan pembekajaran/English for Instruction. Dari pembahasan di atas maka perlu kiranya dilakukan perbaikan pembelajaran mata kuliah Bahasa Inggris yang mengintegrasikanya dengan nilainilai karakter berupa Responsibility & Self Confidence yang tentunya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai calon guru SD yang professional dengan program yang sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat luas khususnya dunia pendidikan. B. Multi Krisis Krisis multi dimensi telah menjadi fenomena yang cukup memprihatinkan di hampir semua ranah kehidupan bangsa Indonesia. Sebagaimana disimpulkan oleh Ari Ginanjar dalam Sukirman (2011), yaitu setidaknya telah terjadi tujuh krisis moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yaitu: krisis kejujuran, krisis tanggung jawab, tidak berfikir jauh kedepan, krisis disiplin, krisis kebersamaan, krisis keadilan, krisis kepedulian. Pendidikan karakter merupakan jawaban atas multi krisis sebagaimana diuraikan diatas. Tokoh pendidikan karakter, Kilpatrick dan Lickona dalam Darmiyati Zuhdi (2009: 10) mempercayai adanya moral absolute, yaitu bahwa moral absolute perlu diajarkan kepada generasi muda, agar mereka memahami dan melakukan mana yang baik dan menjauhi mana yang buruk. Menurut Wynne dalam Darmiyati Zuhdi (2009), pendidikan karakter lebih difokuskan pada bagaimana upaya mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tingkah laku. C. Metode Role-Playing dalam Pengajaran English for Bilingual Instruction Dalam rangka menyiapkan calon guru yang cakap dalam mengajar di kelas, perlu kiranya diadakan perubahan terhadap strategi perkuliahan yang bersifat deduktif menjadi strategi yang mendukung dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris mahasiswa. Strategi tersebut juga harus mendukung kecakapan mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar berstandar internasional. Oleh karena itu, akan dilaksanakan suatu tindakan dengan teknik Role-Playing
159
dalam meningkatkan kemampuan Speaking. Seperti dikemukakan oleh Harmer (2007: 352) bahwa salah satu kegiatan keterampilan berbicara di dalam kelas yaitu
Simulation
and
Role-Playing.
Simulasi
dan
Role-Playing
dapat
meningkatkan keterampilan berbicara atau melatih keterampilan berbicara siswa terutama bila mereka belajar bahasa Inggris untuk kebutuhan khusus (English for Specific Purposes). Teknik Role-Playing ini difokuskan pada keterampilan berbicara bahasa Inggris yang mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sesuai dengan peran masing-masing yaitu sebagai guru dan siswa. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka diperlukan suatu tindakan
khusus
yaitu
Role-Playing
untuk
meningkatkan
keterampilan
speaking/berbicara berbahasa Inggris. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan speaking/berbicara mahasiswa jurusan PGSD, FIP, UNY. D. Pembelajaran
English
for
Instruction
Berbasis
Karakter
Diri
(Responsibility & Self Confidence) Pendidikan bahasa Inggris, khususnya untuk siswa sekolah dasar di Indonesia menjadi sangat populer dewasa ini. Hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab pendidik agar menyiapkan diri dan mendalami bahasa Inggris sebagai salah satu alat komunikasi internasional termasuk sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar di siswa sekolah dasar.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mempunyai tugas mempersiapkan mahasiswanya sebagai calon guru sekolah dasar agar mempunyai kemampuan berbahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan dengan memberikan mata
kuliah bahasa Inggris sebagai mata kuliah umum wajib tempuh. Hal yang disebutkan di atas mendukung kebutuhan mahasiswa akan kecakapan mengajar di Rintisan Sekolah Bertstandar Internasional (RSBI) dan Sekolah Berstandar Internasional (SBI). RSBI maupun SBI mengharuskan para gurunya untuk mempunyai kemampuan berbahasa Inggris terutama bahasa Inggris
160
sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar di kelas atau English for bilingual instructions. Tujuan dari pemberian perkuliahan bahasa Inggris untuk mahasiswa program studi PGSD ini adalah untuk memberikan bekal pada mahasiswa agar mampu meningkatkan keterampilan bahasa Inggris. Selain itu, agar mereka dapat mengelola kelas dan menyampaikan materi dalam bahasa Inggris untuk siswa sekolah dasar seperti pada sekolah yang berstandar internasional RSBI maupun SBI. Sesuai dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Nomor: 258 Tahun 2009, tentang tugas dosen mengajar dan menguji pada program studi PGSD jenjang S1, pengajaran mata kuliah bahasa Inggris ini diberikan bobot dua SKS. Para dosen harus menyeimbangkan waktu perkuliahan yang hanya satu semester tersebut ke dalam empat pokok keterampilan yaitu speaking, listening, reading dan writing secara merata porsinya. Oleh karena itu, mahasiswa tidak dapat secara leluasa mengembangkan keterampilan berbicaranya dalam bahasa Inggris di dalam kelas. Secara khusus, tujuan pembelajaran mata kuliah Bahasa Inggris di program studi PGSD adalah untuk membekali dan meningkatkan keterampilan bahasa Inggris yang dapat menunjang kemampuan mahasiswa dalam mengajar di dalam kelas. Kemampuan ini meliputi keterampilan dalam mengajar atau menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa Inggris seagai bahasa pengantar atau mengajarkan materi pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. METODE DAN PROSEDUR A. Lingkup dan Sasaran Lingkup kegiatan adalah implementasi integrasi metode role playing dan responsibility & self confidence dalam pembelajaran English for Instruction, sedangkan sasaran kegiatan adalah mahasiswa semestes I kelas C dengan jumlah 40 mahasiswa.
161
B. Aspek Karakter Aspek karakter yang dikembangkan dalam kegiatan adalah aspek karakter tanggung jawab “Responsibility” dan percaya diri “Self Confidence”. C. Metode Perkuliahan Pembelajaran English for Instruction dilaksankan dengan menggunakan metode Role Playing, dimana setiap mahasiswa membawakan peran seorang guru di dalam kelas dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pembelajaran. D. Metode dan Prosedur Kegiatan Kegiatan ini diterapkan melalui model pembelajaran terkini yaitu model Lesson Study. Lesson Study merupakan suatu kegiatan praktik pembelajaran dari sejumlah pendidik dan pakar pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu: 1. Perencanaan (plan), 2. Implementasi pembelajaran (do), dan 3. Observasi serta refleksi (see) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. E. Observasi dan Perekaman Fase observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan mahasiswa dalam proses pembelajaran, sedangkan perekaman dilakukan menggunakan media video-shooting berupa handycam oleh tim.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan dan pembahasan aspek Rencana Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data bahwa format RPP yang digunakan semua sudah seragam. Secara umum mahasiswa dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah baik, sesuai dengan karaktristik siswa SD. Hal ini bisa dilihat dari rumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi, dan pemilihan medianya. Beberapa hal yang perlu perbaikan adalah tentang kerincian
162
dalam kegiatan pembelajaran, sebagian mahasiswa hanya menuliskan pointpointnya saja, tetapi tidak menggambarkan kegiatan seluruhnya yang dilakukan. Sebagian mahasiswa ada yang menuliskan lengkap instrumen evaluasinya, tetapi sebagian juga masih ada yang belum lengkap. Kesesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan sudah cukup baik. Mahasiswa berusaha konsisten dengan apa yang dituliskannya. Secara kuantitatif perolehan nilai mahasiswa yang berada pada rentang 26–28 adalah 11 orang, sedang jumlah mahasiswa yang memperoleh rentang nilai 29–31 adalah 2 orang. B. Hasil pengamatan dan pembahasan aspek media Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data bahwa mahasiswa memilih powerpoint sebagai media pembelajaran yang utama. Gambar yang dipilih oleh mahasiswa telah sesuai dengan materi yang dipilih. Layout dan kesuaian warna background hampir semua mahasiswa sudah bisa memilih dengan baik. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan adalah warna huruf terkadang kurang kontras, pilihan huruf juga terkesan remaja bukan untuk anak-anak. C. Hasil pengamatan dan pembahasan aspek proses pembelajaran Semua mahasiswa dalam membuka pelajaran dengan berdoa, dan membangkitkan motivasi siswa dengan bernyanyi, bertepuktangan, atau melakukan gerakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Apersepsi yang disampaikan mahasiswa secara umum sudah sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Penyampaian urutan belajar sudah dikemas secara sistematis melalu imedia pembelajaran sehingga siswa mudah menyerap informasinya. Gaya mengajar mahasiswa sudah menggunakan bahasa yang cukup komunikatif, sesuaidengan karakteristik siswa. Hal ini ditanda dengan adanya interaksi melalui pertanyaan, permainan, sehingga siswa tidak jenuh. Kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi cukup baik, hanya kelancaran dalam membawakan ke dalam Bahasa Inggris yang perlu diperhatikan. Terkadang ada yang masih grogi. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan hampir sebagian besar mahasiswa lupa memberikan kesimpulan, motivasi, dan
163
tindak lanjut karena tergesa-gesa. Padahal ketiga hal tersebut juga penting untuk memberikan catatan penting untuk siswa sehingga mereka ingat apa yang telah dipelajari. D. Hasil pengamatan dan pembahasan aspek kebahasaan Pengamatan atau observasi dari aspek kebahasaan dilihat dari empat faktor yaitu vocabulary (pemilihan kosakata), pronountiation (pelafalan/pengucapan), fluency (kelancaran), dan content (isi). Hasil obsevarsi kegiatan do 1 dari aspek kebahasaan, menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa jika dilihat dari pemilihan vocabulary (kosakata) sebagian besar sudah cukup tepat. Hal ini dapat dilihat dari
rincian berikut ini. Mahasiswa yang sudah cukup tepat dalam
pemilihan vocabulary ada 6 orang. Sedangkan mahasiswa yang sudah tepat dalam pemilihan vocabulary (kosakata) ada 2 orang, dan ada 1 orang mahasiswa sudah sangat tepat dalam memilih vocabularynya. Hasil observasi jika dilihat dari aspek Prounountiation (pelafalan/pengucapan) menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah cukup tepat. Hal ini dapat dilihat dari
rincian berikut ini. Mahasiswa yang sudah cukup tepat dalam
Prounountiation (pelafalan/pengucapan) ada 6 orang. Sedangkan mahasiswa yang sudah tepat dalam Prounountiation (pelafalan/pengucapan) ada 2 orang, dan ada 1 orang
mahasiswa
sudah
sangat
tepat
dalam
Prounountiation
(pelafalan/pengucapan). Hasil observasi jika dilihat dari aspek Fluency (kelancaran) menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah cukup tepat. Hal ini dapat dilihat dari rincian berikut ini. Mahasiswa yang sudah cukup tepat dalam Fluency (kelancaran) ada 7 orang. Sedangkan mahasiswa yang sudah tepat dalam Fluency (kelancaran) ada 1 orang, dan ada 1 orang mahasiswa sudah sangat tepat dalam Fluency (kelancaran). Hasil observasi jika dilihat
dari aspek content (isi) menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa sudah cukup tepat. Hal ini dapat dilihat dari rincian berikut ini. Mahasiswa yang sudah cukup tepat dalam content (isi) ada 3 orang.
164
Sedangkan mahasiswa yang sudah tepat dalam content (isi) ada 4 orang, dan ada 2 orang mahasiswa sudah sangat tepat dalam content (isi). Hasil obsevarsi kegiatan do 2 dari aspek kebahasaan, menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa jika dilihat dari pemilihan vocabulary (kosakata), Prounountiation (pelafalan/pengucapan), Fluency (kelancaran), dan content (isi) pada umumnya sudah lebih baik atau ada peningkatan jika dibandingkan dengan kemampuan mereka dalam do 1. Jumlah mahasiswa yang diobservasi dalam do ke-2 ini hanya sebanyak 5 orang mahasiswa. Adapun rincian dan hasil observasi dapat dilihat dari rincian berikut. Mahasiswa yang sudah tepat dalam pemilihan vocabulary (kosakata) ada 3 orang, dan ada 2 orang mahasiswa sudah sangat tepat dalam memilih vocabbularynya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam memilih vocabulary lebih banyak atau lebih meningkat jika dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa memilihh vocabbularay pada do 1. Hasil observasi jika dilihat dari aspek Prounountiation (pelafalan/pengucapan) menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah cukup tepat. Pernyataan di atas dapat dilihat dari rincian berikut ini. Mahasiswa yang sudah tepat dalam Prounountiation (pelafalan/pengucapan) ada 3 orang, dan ada 2 orang mahasiswa sudah sangat tepat dalam Prounountiation (pelafalan/pengucapan). Hal ini menunjukkan
bahwa
kemampuan
mahasiswa
dalam
prounountiation
(pelafalan/pengucapan) lebih banyak atau lebih meningkat jika dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa memilih prounountiation (pelafalan/pengucapan) pada do 1. Hasil observasi jika dilihat dari aspek Fluency (kelancaran) menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah cukup tepat. Pernyataan di atas dapat dilihat dari
rincian berikut ini. Mahasiswa yang sudah tepat dalam Fluency
(kelancaran) ada 2 orang, dan ada 3 orang mahasiswa sudah sangat tepat dalam Fluency (kelancaran). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam Fluency (kelancaran) lebih meningkat jika dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa memilih Fluency (kelancaran) pada do 1. 165
Hasil observasi jika dilihat
dari aspek content (isi) menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa sudah cukup tepat. Pernyataan di atas dapat dilihat dari rincian berikut ini. Mahasiswa yang sudah tepat dalam content (isi) ada 2 orang, dan ada 3 orang mahasiswa sudah sangat tepat dalam content (isi). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam content (isi) lebih meningkat jika dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa memilih Fluency (kelancaran) pada do 1. E. Hasil pengamatan dan pembahasan aspek karakter Sebelum kegiatan berjalan, tim melaksanakan plan terkait kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang akan diamati adalah dari aspek percaya diri dan tanggungjawab mahasiswa selama prose KBM berlangsung. Aspek percaya diri yang diamati meliputi: Pandangan menyeluruh, Bersikap tenang, Ekspresi wajah dan Berani membuka pertanyaan. Aspek tanggung jawab yang amati meliputi : Kesiapan tampil, Kesiapan bahan, Kesiapan RPP, dan kesiapan media Dalam kegiatan pembelajaran, observer mengamati mahasiswa dari aspek percaya diri dan tanggung jawab. Selama proses kegiatan, mahasiswa dari aspek percaya diri sudah baik, walupun masih ada beberapa mahasiswa yang belum bercaya diri untuk maju kedepan. Hal ini dikarenakan belum adanya kebiasaan mahasiwa untuk maju kedepan . Dalam aspek tanggung jawab mahasiwa sudah berusaha penuh untuk tampil dengan kesiapan maksimal. Hal ini bisa dilihat dari aspek kesiapan mahasiswa dalam menyiapakn beberapa hal yang sudah menjadi tanggung jawab mereka. Namun demikian masih ditemukan beberapa mahasiwa yang belum menyiapkan dengan maksimal, Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada do yang pertama, dapat direfleksikan bahwa mahasiswa dari aspek percaya diri dan tanggung jawab sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan lagi pada kegiatan yang kedua, hal ini
166
tentunya perlu dilakukan perbaikan agar mahasiswa lebih percaya diri dan bertanggung jawab. Seperti plan yang pertama, plan kedua tim mendiskusikan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran, tidak jauh berbeda aspek yang diamati adalah dari aspek percaya diri dan tanggungjawab mahasiswa selama prose KBM berlangsung. Harapannya terjadi peningkatan mahasiswa dari aspek percaya diri dan tanggung jawabnya Dalam kegiatan pembelajaran yangh kedua , observer juga mengamati mahasiswa dari aspek percaya diri dan tanggung jawab. Selama proses kegiatan, mahasiswa dari aspek percaya diri lebih baik dibandingkan pada do yang pertama. hal ini karena mahasiswa sudah belajar dari pengalaman do yang pertama. Dalam aspek tanggung jawab mahasiwa juga lebih baik jika dibandinhgkan pada do yang pertama. mahasiswa lebih siap dan juga sudah berusaha penuh untuk tampil dengan kesiapan maksimal. Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada do yang kedua, dapat direfleksikan bahwa mahasiswa dari aspek percaya diri dan tanggung jawab sudah lebih baik jika dibandingkan pada do yang pertama.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pembahasan, disimpulkan bahwa metode role playing dalam perkuliahan Bahasa Inggris mampu memperbaiki kompetensi mahasiswa sekaligus karakter terpuji, baik responsibility maupun self confidence. B. Saran Hendaknya metode role playing bisa diterapkan pada mata kuliah lain selama terdapat kecocokan, sehingga kompetensi dapat tercapai dan karakter terpuji dapat ditanamkan.
167
DAFTAR PUSTAKA Darmiyati Zuhdi. 2009. Pendidikan Karakter; Grand Design dan Nilai-Nilai Target.Yogyakarta: UNY Press. Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of English Language Teaching (4th ed). New York: Pearson Longman. Paidi. 2011. Action Plan Lesson Study untuk Peningkatan Kualitas PBM dan Character Building dalam Perkuliahan di UNY. Makalah Workshop “Implementasi Lesson Study dalam Rangka Peningkatan Kualitas PBM dan Character Building pada Perkuliahan di UNY. Yogyakarta: UNY Sukirman. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan melalui Lesson Study. Makalah Workshop “Implementasi Lesson Study dalam Rangka Peningkatan Kualitas PBM dan Character Building pada Perkuliahan di UNY. Yogyakarta: UNY
168