KEBERADAAN KAMPUS UNIVERSITAS HALU OLEO (UHO) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) SERTA POLA RUANG SEKITARNYA DI KECAMATAN KAMBU
TESIS
OLEH :
ARIANTO G2 F1 12 037
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
KEBERADAAN KAMPUS UNIVERSITAS HALU OLEO (UHO) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) SERTA POLA RUANG SEKITARNYA DI KECAMATAN KAMBU
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Perencanaan Wilayah pada Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
OLEH :
ARIANTO G2 F1 12 037
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’laikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) dan Implikasinya Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta Pola Ruang Sekitarnya Di Kecamatan Kambu”. Tesis ini disusun untuk memperoleh gelar Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah pada Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo. Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Dr. H. Hasbullah Syaf, S.P., M.Si selaku Ketua Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Ir. La Rianda, M. Si selaku Pembimbing I serta Dr. Manat Rahim, SE., M.S selaku Pembimbing II serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini penuh dengan kekurangan, namun tesis ini dengan segala kelemahan dan kekuranganya dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan menjadi salah satu bentuk ibadah di sisi Allah SWT. Wassalamu’laikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Kendari,
Penulis
v
Juni 2016
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Seiring dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih dengan penuh rasa hormat kepada Bapak Prof. Dr. Ir. La Rianda, M.Si Sebagai pembimbing I dan Dr. Manat Rahim, S.E., M.S sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan tesis ini. Terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya penulis tujukan kepada Ayahanda H. Laetong dan Ibunda Hj. Napira tercinta atas do’a, kasih sayang dan pengorbananya kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada : 1.
Rektor Universitas Halu Oleo
2.
Direktur Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
3.
Ketua Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
4.
Bapak Dr. H. Hasbullah Syaf, S.P., M.Si, Dr. Abdi, S.P., M.Si dan Dr. Ir. La Ode Muh. Magribi, M.T sebagai Komisi Penguji yang memberikan saran dalam penyempurnaan tesis ini
5.
Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai administrasi Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo.
6.
Pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kota Kendari
7.
Rekan-rekan mahasiswa mahasiswa Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
vi
8.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun telah memberikan bantuan dalam penyeleaian tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, namun tesis ini dengan segala kekuranganya dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan menjadi salah satu bentuk ibadah di sisi Allah SWT.
Kendari, Juni 2016
Penulis
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Simpo Kabupaten Sidrap pada tanggal 28 November 1982 sebagai anak ke delapan dari delapan dari pasangan suami istri H. Laetong dan Hj. Napira. Pendidikan diawali pada tahun 1989 di SDN No. 405 Mattugengkeng Kabupaten Wajo dan lulus tahun 1995, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pertama di SLTPN 2 Maniangpajo Kabupaten Wajo dan lulus pada tahun 1998, selanjutnya pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan SMUN 2 Panca Rijang Kabupaten Sidrap dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis lulus sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Kelautan Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin. Pada tahun 2007 penulis berhasil memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) di Universitas Hasanuddin dan setelahnya melanjutkan studi pada Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo dan lulus pada tahun 2016.
viii
ABSTRAK
ARIANTO (D1B3 12 037). “Keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) dan Implikasinya Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta Pola Ruang Sekitarnya Di Kecamatan Kambu”. La Rianda sebagai pembimbing I dan Manat Rahim sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keberadaan Kampus UHO terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menengah di wilayah sekitarnya dan (2) mengetahui pola ruang wilayah di depan pintu gerbang Kampus UHO. Objek penelitian ini adalah kampus UHO, pemerintah daerah dan masyarakat di sekitar kampus UHO. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Field Research dan Library Research. Responden penelitian berjumlah 60 orang yang ditentukan berdasarkan metode sampel area. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif untuk permasalahan pertama dan permasalahan kedua dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan kampus UHO mempunyai dampak terhadap pendapatan usaha kecil disekitarnya karena mempunyai peran dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan mempengaruhi pola ruang di wilayah sekitarnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo berdampak pada pendapatan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata pendapatan per hari jika dibandingkan pada saat aktif kuliah dan pada saat libur semester pada tahun 2014 sebesar 38,10% dan tahun 2015 perbandingan rata-rata pendapatan sebesar 34,63% begitu pun juga dengan usaha lainya dan bertambahnya jumlah usaha yang ada di wilayah sekitarnya yang didominasi oleh usaha kecil seperti warung makan, foto copy dan penjilidan, warung barang kebutuhan sehari-hari, penjualan ATK, salon/pangkas rambut dan jasa penyewaan komputer dan (2) pola ruang di wilayah penelitian dapat ditinjau dari proses perubahan dan pengembangan yang terjadi menghasilkan ruang urban dengan skala ruang yang agak luas pada standar skala perkotaan dengan memperhatikan pembatas place secara vertikal sehingga masuk dalam kategori L=4T dan secara umum lokasi penelitian masuk dalam wilayah Kecamatan Kambu dengan rencana peruntukan kawasan pemukiman dan perkantoran. Saran yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah peningkatan partisipasi pihak kampus dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kampus dan penyusunan masterplan pengembangan lokasi kampus baru turut mempertimbangkan penataan ruang pada lokasi atau koridor di sekitar akses masuk kampus yang disertai dengan penyusunan program pemberdayaan masyarakat sekitar kampus. Kata Kunci : Pendapatan, usaha kecil, pola ruang
ix
ABSTRACT
ARIANTO (DIB3 12 037), ‘The existence of Halu Oleo University (UHO) campus and its impact on the income of small and medium micro enter enterprises and the spatial pattern of its surrounding in subdistrict of Kambu”. Supervised by La Rianda as Supervisor I and Manat Rahim as supervisor This study aimed to (1) reveal the inpact of UHO campus on the income of small and medium micro enterprises around the campus; and (2) find out the spatial pattern in front of the gate of UHO campus. Data were collected using field Research and Library Research. Respondents of the study were 60 people which were determined using a method of areal sampling. The study used a descriptive analysis technique. Results of the study show that the existence of UHO campus has some impacts on the incomes gained by small enterprises around the campus since it plays a role in increasing people’s economy and in affecting the spatial pattern of its Surrounding areas. The study concluded that: (1) the existence of UHO campus has some impacts on the incomes of small, micro, and medium enterprises, as indicated by the difference in the average of daily income between the time when the campus was active and when it was on semester holiday in 2014, which was 38.10%, and in 2015 the comparison of average income was 36.63%, and the same thing occurred to other types of business. Another indication was an increase in the number of business around the campus , which was dominated by small business, such food court, photocopy and binding agency, daily needs, stationary, barbershop, and computer rental; and (2) spatial pattern of the areas under investigation can be viewed from a process of change and development, which leads to extended urban area in a wider scale in terms of urban scale standard, and by taking into account vertical spatial border it is categorized into L=4T, and in general the research site is a part of Kambu subdistrict which is planned for residential and office areas. It is suggested that campus participation can be increased in order to empower the people’s economy around the campus and the design of campus master plan should consider the spatial layout of the location or corridor around the access to the campus, and this should include planning for programs to empower the people around the campus. Keywords: income, small enterprises, spatial pattern
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PRASYARAT ..............................................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... viii ABSTRAK ......................................................................................................... ix ABSCTRACT ....................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................
1 1 6 6 7
BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8 2.1 Pengembangan Wilayah Kota............................................................... 8 2.2 Institusi Pendidikan Sebagai Bagian Ruang Kota................................. 13 2.3 Pola dan Struktur Ruang Perkotaan....................................................... 17 2.4 Tata Guna Lahan Perkotaan.................................................................. 23 2.5 Peran Institusi Pendidikan Sebagai Sektor Penggerak Ekonomi.......... 25 2.6 Sektor Kegiatan Pendidikan dalam Pandangan Teori Lokasi .............. 26 2.7 Pengertian Pendapatan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah ................ 30 2.8 Penelitian Terdahulu............................................................................. 32 BAB III KERANGKA PIKIR PENELITIAN ............................................... 34 BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 36 4.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 36 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 36 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 36 4.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 38 4.5 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 38
xi
4.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 4.6.1 Jenis Data .................................................................................... 4.6.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 4.7 Instrumen/Bahan dan alat Penelitian..................................................... 4.8 Teknik Analisis Data ............................................................................
39 39 39 40 41
BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 43 5.1 Sejarah Singkat Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) ..................... 43 5.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 46 5.2.1 Wilayah Administrasi dan Kondisi Iklim ................................... 46 5.2.2 Karakteristik Kependudukan ....................................................... 47 5.3 Keberadaan Keberadaan Kampus UHO Terhadap Pendapatan Usaha Kecil di Wilayah Sekitarnya ................................................................ 48 5.3.1 Gambaran Aktifitas Ekonomi Masyarakat ................................... 48 5.3.2 Profil Usaha Kecil di Sekitar Kampus UHO ............................... 54 5.4 Analisis Dampak Keberadaan Kampus UHO Terhadap Pendapatan Usaha Kecil di Sekitarnya ...................................................................... 60 5.5 Keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Terhadap Pola Ruang di Wilayah Sekitarnya ................................................................ 63 5.5.1 Perkembangan Lahan Terbangun dan Belum Terbangun .......... 64 5.5.2 Jaringan Jalan dan Sistem Transportasi ............................................. 66 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 68 6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 68 6.2 Saran ...................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70 LAMPIRAN ........................................................................................................ 73
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
Uraian
Halaman
Gambar 2.1
Pilar-pilar pengembangan wilayah ..............................
12
Gambar 2.2
Standar skala perkotaan dengan memperhatikan pembatas Place Secara Vertikal ..................................
17
Gambar 2.3
Diagram sistem pusat-pusat kegiatan ..........................
20
Gambar 2.4
Model penjalaran kota secara kosentris .......................
21
Gambar 2.5
Model penjalaran kota secara memanjang/linier .........
21
Gambar 2.6
Model penjalaran kota secara meloncat ......................
22
Gambar 3.1
Kerangka pikir penelitian ............................................
35
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Uraian
Halaman
Tabel 5.1
Perkembangan jumlah mahasiswa UHO .......................
46
Tabel 5.2
Luas wilayah Kecamatan Kambu per kelurahan ...........
46
Tabel 5.3
Jumlah dan kepadatan penduduk menurut kelurahan di Kecamatan Kambu ........................................................
Tabel 5.4
Jumlah rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga per kelurahan di Kecamatan Kambu ..................
Tabel 5.5
Jumlah
fasilitas
perdagangan
per
kelurahan
Tabel 5.11
50
Perkembangan rata-rata pendapatan usaha kecil per hari di lokasi penelitian pada saat aktif kuliah ...............
Tabel 5.10
49
Perkembangan jumlah usaha lima tahun terakhir di lokasi penelitian .............................................................
Tabel 5.9
49
di
Kecamatan Kambu ......................................................... Tabel 5.8
48
Jumlah fasilitas industri per kelurahan di Kecamatan Kambu ............................................................................
Tabel 5.7
47
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin per kelurahan di Kecamatan Kambu ....................................
Tabel 5.6
47
51
Perkembangan rata-rata pendapatan usaha kecil di lokasi penelitian pada saat libur semester ......................
52
Perkembangan UMKM Kota Kendari ...........................
53
xiv
Tabel 5.12
Jumlah usaha di lokasi penelitian berdasarkan dunia usaha ..............................................................................
54
Tabel 5.13
Karakteristik kegiatan berdasarkan jenis usaha .............
54
Tabel 5.14
Karakteristik kegiatan berdasarkan jumlah karyawan ...
55
Tabel 5.15
Jumlah karyawan berdasarkan jenis usaha di lokasi penelitian ........................................................................
55
Tabel 5.16
Karakteristik kegiatan berdasarkan lama usaha .............
56
Tabel 5.17
Jangka waktu berdasarkan jenis usaha di lokasi penelitian ........................................................................
56
Tabel 5.18
Karakteristik kegiatan berdasarkan tempat domisili ......
57
Tabel 5.19
Karakteristik kegiatan berdasarkan status kepemilikan..
57
Tabel 5.20
Status kepemilikan usaha berdasarkan jenis usaha di lokasi penelitian .............................................................
Tabel 5.21
Tabel 5.22
58
Perkembangan pola penggunaan lahan di wilayah depan Kampus UHO ......................................................
65
Panjang jalan depan Kampus UHO ...............................
66
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Uraian
Halaman
Lampiran 1
Quisioner ..................................................................
73
Lampiran 2a
Tabulasi Quisioner Tahun 2014 ...............................
76
Lampiran 2b
Tabulasi Quisioner Tahun 2015 ...............................
78
Lampiran 3
Analisa Pendapatan Usaha Kecil di Depan Kampus UHO Saat aktif Kuliah dan Libur Semester ...............
80
Lampiran 4
Analisa SPSS Uji Sampel Berpasangan .....................
82
Lampiran 5
Analisa Frekuensi Jawaban Responden tentang pengaruh UHO ..........................................................
83
Lampiran 6
Dokumentasi Penelitian ............................................
84
Lampiran 7
Peta ............................................................................
88
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang Peran perguruan tinggi dalam memacu percepatan pembangunan secara
dinamis serta terencana sangat diperlukan. Peran tersebut dapat di mulai dari masyarakat sekitar kampus, yang kemudian akan memberikan kontribusinya pada pembangunan daerah. Pertumbuhan dinamis pada tingkatan regional tentunya akan menambah gemuruh laju percepatan pembangunan pada skala nasional. Banyak kota di Indonesia bahkan di dunia yang tumbuh dan berkembang dimana
sturuktur
perekonomian
kota/wilayahnya
didukung
dari
sektor
pendidikan. Bahkan pada beberapa kota, keberadaan suatu Institusi Pendidikan diharapkan dapat menjadi “simbol ataupun wajah” suatu kota/wilayah tersebut. Sebagai contoh Kota Palu dengan Universitas Tadulako (UNTAD), Kota Makassar dengan Universitas Hasanuddin (UNHAS), Kota Manado dengan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pendidikan dapat dijadikan sebagai identitas suatu kota dan sekaligus diharapkan menjadi salah satu penggerak ekonomi perkotaan dalam rangka pengembangan wilayah. Dalam pengembangan wilayah keberadaan sebuah lembaga pendidikan merupakan salah satu daya tarik terbesar atau merupakan salah satu alasan terjadinya proses urbanisasi pada suatu wilayah. Peningkatan jumlah populasi sebagai akibat langsung proses urbanisasi menjadi peluang pasar baru bagikegiatan ekonomi masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah
2
permintaan barang-barang kebutuhan.Selain hal tersebut terkonsentrasinya populasi pada satu titik lokasi tentunya juga akan membawa dampak bagi pola ruang di wilayah tersebut. Akil (2001) meneliti peran pendidikan tinggi dalam pembangunan ekonomi dengan menggunakan model elite dan model outreach/diffusion, di Wales. Model outreach/diffusion menitikberatkan kepada hubungan beberapa tema yaitu formasi keterampilan dan reproduksi sosial, antisipasi globalisasi, pembangunan modal sosial dan pengeluaran sosial. Sementara model elite menitikberatkan kepada perubahan teknologi dan tingkat daya saing nasional. Warpani (1984) melihat bahwa institusi pendidikan tinggi memiliki potensi untuk berkontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi di wilayah dimana mereka berada. Keterlibatan pendidikan tinggi dalam ekonomi regional dapat dipacu dengan menumbuhkan pentingnya ilmu pengetahuan dan informasi dalam
ekonomi
global.
Pendidikan
tinggi
memiliki
kapasitas
untuk
mengembangkan tidak hanya kehidupan ekonomi di wilayahnya tetapi juga kehidupan sosial, politik dan budaya. Peran pendidikan tinggi dalam pembangunan regional lebih banyak difokuskan dalam aspek pertumbuhan ekonomi melalui perubahan-perubahan yang menyesuaikan ekonomi dan kebijakan-kebijakan terakhir. Menurut Richardson (1972), proses pembangunan ekonomi dengan adanya kecenderungan pemusatan penduduk dan ketersediaan fasilitas, maka investasi di wilayah ini pada mulanya lebih efisien karena berkaitan dengan efisiensi usaha (economies of scale) dimana masing-masing individu akan memanfaatkan
3
keuntungan-keuntungan eksternal. Pelaksanaan suatu usaha atau program pembangunan ekonomi tidak hanya memberikan dampak positif terhadap keadaan ekonomi peserta/pelaksana usaha tersebut, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian wilayah/masyarakat secara keseluruhan. Adanya kegiatan atau usaha/program pembangunan ekonomi dalam suatu lingkup perekonomian yang semakin luas/berkembang akan menciptakan keterkaitan yang semakin kuat dan dinamis diantara berbagai sektor ekonomi. Keberadaan sebuah Perguruan Tinggi dalam suatu wilayah tentunya akan sangat berpengaruh pada wilayah dan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan memberi dampak peningkatan kepadatan bangunan dan jumlah penduduk. Perubahan ini akan mempengaruhi pola penggunaan lahan dan fungsi rumah sebagai kegiatan sosial. Adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi rumah dengan kegiatan ekonomi (sewa/kontrak kamar), perubahan/penambahan ruang dan bangunan guna menambah kapasitas (Suharyanto, 2007). Kawasan di sekitar kampus Universitas Halu Oleo (UHO) merupakan kawasan yang sangat potensial secara penuh untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang menopang pendapatan hasil daerah (PAD). Kawasan di sekitar kampus UHO ini pada umumnya berkembang begitu pesat dengan kehadiran aktivitas kampus dari pagi sampai malam hari. Kehadiran kampus UHO di kawasan ini berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat, kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesehatan serta daya beli yang meningkat. Sebagai pihak yang senantiasa berinteraksi dengan geliat kehidupan kampus UHO, keberadaan masyarakat sekitar kampus UHO akan berpengaruh
4
secara timbal balik satu sama lain. Oleh karenanya penting untuk mengetahui dampak keberadaan UHO terhadap masyarakat sekitar kampus UHO khususnya terhadap usaha kecil dan pola ruang sekitarnya. Di wilayah Kota Kendari, Kampus UHO merupakan kampus favorit dilihat dari sisi jumlah mahasiswanya dibandingkan dengan Kampus lainnya yang ada di Kota Kendari. Dari jumlah populasi mahasiswa, karyawan dan dosen ditambah dengan sejarah yang panjang yang telah dilalui tentunya cukup memberikan indikasi bahwa kondisi tersebut seyogianya akan mempunyai dampak terhadap proses perkembangan wilayah di sekitarnya. Sejak didirikan tahun 1981 sampai dengan sekarang, UHO merupakan salah satu perguruan tinggi yang menjadi favorit para calon mahasiswa di wilayah Kota Kendari. Kampus UHO menempati areal 250 Ha, yang ketika itu berada di pinggiran Kota Kendari, berjarak 14 kilometer dari pelabuhan laut Teluk Kendari. Setelah perluasan kota Kendari, kampus UHO saat ini berada di jantung Kota Kendari. Keberadaan Kampus UHO sebagai lembaga pendidikan formal telah banyak melahirkan lulusan yang berkualitas dengan berbagai bidang disiplin ilmu yang saat ini banyak berkecimpung di bidang pemerintahan, swasta dan kewirausahaan. Keberadaan kampus ini diharapkan mampu untuk menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia karena hanya melalui pendidikan pembangunan bangsa ini dapat terlaksana. Adanya pendidikan tinggi juga mempengaruhi kota, dalam hal ini daya tarik kota sebagai kawasan perguruan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan adanya migrasi yang masuk bukan saja melanjutkan studi tetapi juga mencari kesempatan
5
dan peluang kerja. Selain itu juga akan memberi dampak terhadap pelayanan infrastruktur yang ada seperti jaringan air bersih, jalan dan drainase (Lase, 2010). Sebuah perguruan tinggi yang berdiri di suatu kota mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap kota secara fisik dan juga secara non fisik. Dampak kota secara non fisik adalah perekonomian khususnya harga perumahan sosial, (kelompok-kelompok perumahan permanen berganti fungsi menjadi pemondokan sementara), jumlah penduduk kelas menengah, budaya (selera yang seragam serta penyediaan layanan). Dampak secara fisik adalah alih fungsi bangunan (Hariani, 2006). Dampak fisik dan non fisik tersebut mempunyai pengaruh yang cukup signifikan bagi kehidupan penduduk asli dari suatu kota perguruan tinggi. Perguruan tinggi sering didefinisikan sebagi mesin penghubung ekonomi. Perguruan tinggi merupakan suatu bisnis yang menguntungkan bagi pemerintah setempat. Dengan adanya perguruan tinggi, suatu kota dapat menarik minat siswa untuk datang dan pada akhirnya mendatangkan pendapatan bagi kota tersebut. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat yaitu selain meningkatnya kualitas SDM tetapi juga adanya multiplier effect dari keberadaan Kampus UHO ini terhadap masyarakat sekitarnya. Data perkembangan Usaha Kecil Kota Kendari pada tahun 2013 mencapai 3.350 unit dengan 12.642 tenaga kerja (BPS, 2014). Melihat kondisi wilayah di sekitar kampus UHO menunjukkan bahwa beberapa kegiatan ekonomi yang berkembang antara lain adalah unit-unit usaha percetakan, jasa rental, bengkel, toko, rumah makan serta jasa-jasa lain.
6
Pembangunan pada suatu wilayah dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang positif atau juga negatif,terutama kepada masyarakat yang tinggal di dekat sekitar kegiatan lokasi pembangunan sebagai penerima akibat. Dalam hal ini komunitas lokal harus mencari peluang agar terjadi penyesuaian terhadap perubahan karena keadaan baru tersebut (Sirojuzilam, 2005). Oleh sebab itu berdasarkan dari beberapa uraian tersebut, penelitian tentang Keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) dan Implikasinya Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Serta Pola Ruang Sekitarnya di Kecamatan Kambu menjadi perlu dilakukan guna mengetahui potensi serta masalah yang ada sebagai bentuk interaksi antara keberadaan Kampus UHO dengan wilayah sekitarnya. 1.2.
Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
a. Bagaimana keberadaan Kampus UHO terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menengah di wilayah sekitarnya? b. Bagaimana pola ruang wilayah depan pintu gerbang Kampus UHO? 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui keberadaan Kampus UHO terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menengah di wilayah sekitarnya. b. Untuk mengetahui pola ruang wilayah di depan pintu gerbang Kampus UHO.
7
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : a.
Sebagai bahan masukan bagi pihak kampus dalam rangka perencanaan dan pengembangan kampus kedepan sehingga memiliki kontribusi positif bagi masyarakat sekitarnya.
b.
Sebagai reverensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam perencanaan bidang pendidikan yang berkaitan dengan keberadaan institusi pendidikan pada suatu wilayah.
c.
Membuka peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan dan lebih mendalam yang berkaitan dengan keberadaan suatu institusi pendidikan terhadap pengembangan wilayah sekitarnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengembangan Wilayah Kota Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang
ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang matrealistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang timbul oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk daerah belakangnya. Beberapa aspek kehidupan di kota antara lain aspek sosial sebagai pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi, dan pusat pemerintahan. Ditinjau dari hirarki tempat, kota itu memilki tingkat atau rangking yang tertinggi, walaupun demikian menurut sejarah perkembangannya kota itu berasal dari tempat-tempat pemukiman sederhana (Budiardjo, 2004). Kota juga memiliki banyak ikon yang memungkinkan terjadinya perubahan dan perkembangan, sehingga kita dapat menemukan pola yang pasti untuk menentukan perencanaan pembangunan yang lebih terarah. Sehingga sudah semestinya jika perbedaan-perbedaan yang penting antara satu kota dengan kota yang lainnya menarik perhatian untuk dikaji lebih jauh. Misalnya ada perbedaan mengenai penulisan tema kota diharapkan akan memperkaya pengetahuan dan wawasan kita tentang keadaan kota yang dikaji itu secara lebih kompleks (Warpani, 1984).
9
Di dalam pembangunan ekonomi, perencanaan wilayah sangat perlu untuk menetapkan suatu tempat pemukiman atau tempat berbagai kegiatan itu sebagai kota atau bukan. Hal ini karena kota memiliki fungsi yang berbeda sehingga kebutuhan fasilitasnya pun berbeda. Pada dasarnya untuk melihat apakah daerah itu sebagai kota atau tidak, adalah dari seberapa banyak jenis fasilitas perkotaan yang tersedia dan seberapa jauh kota itu menjalankan fungsi perkotaan. Menurut Tarigan (2005) fasilitas perkotaan atau fungsi perkotaan antara lain adalah sebagai berikut : 1.
Pusat perdagangan, yang digunakan untuk melayani masyarakat kota itu sendiri, melayani masyarakat kota dan daerah pinggiran, melayani beberapa kota kecil (pusat kabupaten), melayani pusat provinsi dan pusat beberapa provinsi sekaligus
2.
Pusat pelayanan jasa baik jasa perorangan maupun jasa perusahaan
3.
Tersedianya prasarana perkotaan, seperti sistem jalan kota yang baik, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air minum pelayanan sampah, sistem drainase, taman kota, atau pasar
4.
Pusat penyediaan fasilitas sosial atau seperti prasarana pendidikan (universitas, akademi, SLTP,SD), prasarana kesehatan, tempat ibadah, prasarana olahraga, prasarana sosial seperti gedung pertemuan, dan lain-lain
5.
Pusat pemerintahan turut mempercepat tumbuhnya suatu kota karena banyak masyarakat yang perlu datang ke tempat itu untuk urusan pemerintahan
10
6.
Pusat komunikasi dan transportasi
7.
Lokasi pemukiman yang tertata
Menurut Wibowo (2004), pengembangan wilayah merupakan suatu usaha mengembangkan dan meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan interaksi antar sistem ekonomi (economic system), manusia atau masyarakat lingkungan hidup dan sumber daya alam. Kondisi ini dapat diterjemahkan dalam bentuk pengembangan ekonomi, sosial, politik, budaya maupun pertahanan keamanan yang seharusnya berada dalam konteks keseimbangan, keselarasan dan kesesuaian. Menurut Sirojuzilam (2005), pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan peningkatan nilai manfaat bagi masyarakat suatu wilayah tertentu, mampu menampung lebih banyak penghuni dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rata-rata membaik, disamping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti jenis, intensitas, pelayanan, maupun kualitasnya. Teori-teori
pengembangan
wilayah
menganut
berbagai
azas/dasar
berdasarkan tujuan penerapan masing-masing teori. Berbagai paradigma teori pengembangan wilayah dapat dirangkum sebagai berikut (Adisasmita, 2008), 1.
Teori yang memberikan penekanan kepada kemakmuran wilayah (local prosperity)
2.
Teori yang menekankan pada sumber daya lingkungan dan faktor alam yang dinilai dapat mempengaruhi keberlanjutan sistem kegiatan
11
produksi di suatu daerah (sustainable production activity)
.
Kelompok penganut teori ini sering disebut sangat peduli dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) 3.
Teori yang member penekanan kepada kelembagaan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat lokal, sehingga kajian teori ini terfokus kepada good governanceyang bisa bertanggung jawab dan berkinerja bagus
4.
Teori yang perhatiannya tertuju kepada kesejahteraan masyarakat yang tinggal di suatu lokasi (people prosperity)
Menurut Miraza (2005), pengembangan wilayah ditopang oleh empat pilar (tetraploid discipline) yaitu geografi, ekonomi, perencanaan kota dan teori lokasi. Namun pendapat Miraza mengenai pengembangan wilayah ini terlalu sederhana dimana aspek biogeofisik tidak hanya direpresentasikan dengan teori geografi maupun teori lokasi. Oleh karena itu, menurut Budiardjo (2004), pengembangan wilayah setidak-tidaknya perlu ditopang oleh 6 pilar, yaitu (1) aspek biogeofisik; (2) aspek ekonomi; (3) aspek sosial budaya; (4) aspek kelembagaan; (5) aspek lokasi dan (6) aspek lingkungan.
12
Aspek Biogeofisk
Aspek Kelembagaan
Aspek Sosial
Aspek Lingkungan
Pengembangan
Aspek Ekonomi
Aspek Lingkungan
Gambar 2.1 Pilar-Pilar Pengembangan Wilayah (Tarigan, 2006) Gambar di atas dapat dilihat berbagai analisis yang dapat dilakukan terhadap pengembangan wilayah yaitu aspek biogeofisik melindungi kandungan sumber daya hayati, jasa-jasa maupun sarana dan prasarana yang ada di wilayah tersebut.Sedangkan aspek ekonomi meliputi kegiatan ekonomi yang terjadi di sekitar wilayah.Aspek sosial meliputi budaya, politik dan hankam yang merupakam pembinaan kualitas sumber daya manusia, budaya masyarakat serta pertahanan dan keamanan.Aspek lokasi menunjukkan keterkaitan antar wilayah yang satu dengan yang lainnya yang berhubungan dengan sarana produksi, pengelolaan maupun pemasaran. Aspek lingkungan meliputi kajian mengenai bagaimana proses produksi mengambil input apakah merusak atau tidak. Aspek kelembagaan masyarakat yang ada dalam pengelolaan suatu wilayah apakah kondusif atau tidak (Tarigan, 2006).
13
Aspek pengembangan wilayah yang dilakukan dalam penelitian ini dilihat dari aspek ekonomi dan aspek lokasinya. Di dalam aspek ekonomi ini terdapat unsur pendapatan masyarakat sekitar dan didalam aspek lokasi terdapat unsur keterkaitan antara keberadaan lokasi kegiatan jasa pendidikan dengan wilayah sekitarnya (Adisasmita, 2005). 2.2.
Institusi Pendidikan Sebagai Bagian Ruang Kota Sebuah perguruan tinggi yang berdiri di suatu kota mempunyai pengaruh
yang cukup signifikan terhadap kota secara fisik dan juga secara non fisik. Dampak kota secara non fisik adalah perekonomian khususnya harga perumahan, social (kelompok-kelompok perumahan permanen berganti fungsi menjadi pemondokan sementara), jumlah penduduk kelas menengah, budaya (selera yang seragam serta penyediaan layanan). Dampak secara fisik adalah alih fungsi bangunan (Lase, 2010). Dampak fisik dan non fisik tersebut mempunyai pengaruh yang cukup signifikan bagi kehidupan penduduk asli dari suatu kota perguruan tinggi. Perguruan
tinggi
sering
didefinisikan
sebagi
mesin
pembangunan
ekonomi.Perguruan tinggi merupakan suatu bisnis yang menguntungkan bagi pemerintah setempat. Dengan adanya perguruan tinggi, suatu kota dapat menarik minat siswa untuk datang dan pada akhirnya mendatangkan pendapatan bagi kota tersebut. Ada multiplier effect dari perguruan tinggi terhadap kawasan sekitar, disamping peluang bisnis yang menguntungkan juga prestigeyang didapatkan jika memiliki Pendidikan Tinggi yang prestige (Suharyanto, 2007).
14
Adanya pendidikan tinggi juga mempengaruhi kota, dalam hal ini daya tarik kota sebagai kawasan perguruan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan adanya migrasi yang masuk bukan saja melanjutkan studi tetapi juga mencari kesempatan dan peluang kerja. Selain itu juga akan memberi dampak terhadap pelayanan infrastruktur yang ada seperti jaringan air bersih, jalan, drainase (Wijaya, 2012). Keberadaan perguruan tinggi memberi pengaruh pada kawasan sekitarnya khususnya kawasan yang berbatasan langsung dengan perguruan tinggi tersebut. Hal ini akan memberi dampak peningkatan kepadatan bangunan dan jumlah penduduk. Perubahan ini akan mempengaruhi pola penggunaan lahan dan fungsi rumah sebagai kegiatan sosial. Adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi rumah dengan kegiatan ekonomi (sewa/kontrak kamar), perubahan/penambahan ruang dan bangunan guna menambah kapasitas (Yunus, 2008). Menurut Zahnd (1999) ruang perkotaan atau urban space terdiri atas street/jalan dan square/ruang, sehingga keberadaan gedung-gedung dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang berbentuk massa bangunan dan koridor jalan akan turut memberi pengaruh pada kesan morfolois kota secara keseluruhan. Secara lebih rinci deskripsi tentang ruang kota dapat dilihat dari sisi fisik morfologis, fungsi dan kepemilikan. Dari sisi fisik morfologis kota dipandang sebagai susunan dari streetdan square.Secara fungsi, aktifitas yang berlangsung di ruang perkotaan adalah aktifitas sosial, aktifitas pergerakan dan aktifitas ekonomi. Dari segi kepemilikan, suatu ruang perkotaan dapat secara penuh dimiliki suatu publik, yang mana dalam hal ini adalah pemerintah daerah setempat.
15
Dalam pandangan Zahnd (1999), kota dapat dianalisis sebagai suatu produk fisik yang terdiri atas street dan square dimana secara teoritis dapat dipahami sebagai berikut : a.
Teori Figure/Ground Teori ini dipahami melalui pola perkotaan dengan hubungan antara bentuk yang dibangun dan ruang terbuka.
b.
Teori Linkage Teori ini dipahami dari segi dinamika rupa perkotaan yang dianggap sebagai generator kota.
c.
Teori Place Teori ini dipahami dari segi seberapa besar kepentingan tempattempat perkotaan yang terbuka terhadap sejarah, budaya dan sosialisasinya.
Dalam pandangannya, Zahnd (1999) menyimpulkan bahwa pola perkembangan dasar fisik kota dikenal dengan tiga istilah teknis yaitu : 1.
Perkembangan Horizontal dimana cara perkembangannya mengarah keluar, artinya daerah bertambah sedangkan ketinggian dan kuantitas lahan terbangun (coverage) tetap sama. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pinggir kota dimana lahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota.
2.
Perkembangan vertikal dimana cara perkembangannya mengarah keatas, artinya daerah pembangunan dan kuantitas lahan terbangun tetap sama sedangkan ketinggian bangunan bertambah. Perkembangan
16
dengan cara ini sering terjadi di pusat kota dan di pusat-pusat perdagangan yang memiliki potensi ekonomi. 3.
Perkembangan
interstial
dimana
cara
perkembangannya
dilangsungkan kedalam, artinya daerah dan ketinggian bangunan ratarata tetap sama sedangkan kuantitas lahan terbangun (coverage) bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan. Ruang perkotaan merupakan tempat berkumpulnya sebagian besar masyarakat ketika berada di dalam bangunan (Jayadinata, 1999). Inti dari ruang perkotaan adalah kegiatan dan ruang pedesaan, oleh sebab itu perencanaan fisik kota merupakan suatu pemikiran sistematis mengenai penataan ruang sehubungan dengan adanya kagiatan manusia dan kebutuhannya. Kebutuhan ruang akan selalu meningkat sejalan dengan perkembangan aktivitas masyarakat pada suatu wilayah, sedang keberadaan dan ketersediaan ruang bersifat bebas. Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) lahan agar mendekati kondisi optimal, maka perlu dilakukan perencanaan pemanfaatan ruang yang komprehensif melalui perpaduan pendekatan sektoral dan pendekatan regional.
17
Gambar 2.2 Standar skala perkotaan dengan memperhatikan pembatas Place Secara Vertikal (Zahnd, 1999) 2.3.
Pola dan Struktur Ruang Perkotaan Menurut
Budiardjo
(2004)
dalam
rangka
mewujudkan
konsep
pengembangan wilayah yang didalamnya memuat tujuan dan sasaran yang bersifat kewilayahan di Indonesia, maka ditempuh melalui upaya penataan ruang yang terdiri dari 3 (tiga) proses utama, yakni : a.
Proses perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Disamping sebagai “guidance of future actions”RTRW pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang
18
dilakukan
agar
interaksi
manusia/makhluk
hidup
dengan
lingkungannya dapat berjalan serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta kelestarian lingkungan
dan
keberlanjutan
pembangunan
(development
sustainability) b.
Proses pemanfaatan ruang, yang merupakan wujud operasionalisasi Rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan itu sendiri
c.
Proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas mekanisme perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RTRW dan tujuan penataan ruang wilayahnya.
Dengan demikian, selain merupakan proses untuk mewujudkan tujuantujuan pembangunan, penataan ruang sekaligus juga merupakam produk yang memiliki landasan hukum (legal instrument) untuk mewujudkan tujuan pengembangan wilayah. Chapin (1965) mengemukakan ada 2 hal yang mempengaruhi tuntutan kebutuhan ruang yang selanjutnya menyebabkan perubahan penggunaan lahan yaitu adanya perkembangan penduduk dan perekonomian serta pengaruh sistem aktivitas, sistem pengembangan, dan sistem lingkungan. Rencana pola ruang merupakan elemen penting dalam rencana tata ruang wilayah kota, dimana didalamnya ditunjukkan alokasi ruang bagi berbagai kegiatan perkotaan. Rencana pola ruang ini dirumuskan sesuai dengan hasil analisis serta dengan mempertimbangkan arahan kebijakan dari stakeholders kota.
19
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional (Pasal 1 UU No. 27 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang). Perencanaan struktur ruang diarahkan untuk menentukan hirarki dan fungsi pusat-pusat permukiman serta sistem jaringan prasarana dan sarana, sehingga dapat menciptakan tingkat perkembangan fisik, ekonomi dan sosial yang diinginkan selama kurun waktu perencanaan. Suatu kota pada dasarnya terbentuk dari pusat-pusat kegiatan yang membentuk hirarki dan pola keterkaitan satu dengan lainnya. Karena itu rencana sistem pusat kegiatan dirumuskan dengan menentukan hirarki serta fungsi setiap pusat kegiatan berdasarkan pertimbangan tertentu. Sesuai permen PU No. 17/PRT/M/2009, rencana sistem pusat kegiatan dirumuskan dengan kriteria : a.
Memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan
b.
Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan
c.
Penentuan pusat-pusat pelayanan di dalam struktur ruang kota harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang kota serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem
20
Gambar 2.3 Diagram sistem pusat-pusat kegiatan (Jayadinata, 1999) Setiap kota masing-masing memiliki karateristik tersendiri sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki termasuk karateristik penduduknya masingmasing dimana perbedaannya dapat dilihat pada jenis dan frekuensi aktivitas ekonomi, sosial dan budayanya. Berkaitan dengan kebutuhan ruang aktifitas dalam kota yang kompleks dan dinamis, sehingga pola perkembangan fisiknya memiliki ekspresi perjalanan yang bervariasi. Secara garis besar menurut Northam dalam Agustan (2011) ada tiga bentuk penjalaran, yaitu sebagai berikut. 1. Penjalaran kota yang mempunyai sifat rata pada bagian luar, cenderung lambat dan menunjukkan morfologi kota yang kompak disebut sebagai perkembangan konsentris (concentric development), jenis ini merupakan perembetan areal kekotaan yang paling lambat. Perembetan perlahan-lahan terbatas pada semua bagian-bagian luar kenampakan kota.
21
Inti Kota
Perkembangan lahan perkotaan yang baru
Gambar 2.4
Model penjalaran kota secara konsentris Sumber: Northam (1979) dalam Agustan (2011)
2. Penjalaran kota yang mengikuti pola jaringan jalan dan menunjukkan perjalanan yang tidak sama pada setiap bagian perkembangan kota disebut dengan perkembangan memanjang/linier (ribbon/linier/axial development).
Inti Kota
Perkembangan lahan perkotaan yang baru
Gambar 2.5 Model penjalaran kota secara memanjang/Linier Sumber: Northam (1979) dalam Agustan (2011) 3. Penjalaran kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut sebagai perkembangan yang meloncat (leap flog/checher board development)
22
Inti Kota
Perkembangan lahan perkotaan yang baru
Gambar 2.6 Model penjalaran kota secara meloncat Sumber: Northam (1979) dalam Agustan (2011) Selanjutnya berdasarkan pada kenampakan morfologi kota serta jenis penjalaran areal kota yang ada, menurut Hudson dalam Agustan (2011) menegemukakan
beberapa model bentuk perkembangan kota, yaitu sebagai
berikut. 1. Bentuk satelit dan pusat-pusat baru. Bentuk ini menggambarkan kota utama yang ada dengan kota-kota kecil disekitarnya terjalin sedemikian rupa, sehingga pertalian fungsional lebih efektif dan efisien. 2. Bentuk stellar dan radial. Bentuk kota ini untuk kota yang perkembangan kotanya didominasi oleh “ribbon development”. 3. Bentuk cincin, terdiri dari beberapa kota yang berkembang disepanjang jalan utama yang melingkar. 4. Bentuk linier bermanik, pertumbuhan areal-areal kota hanya terbatas disepanjang jalan utama dan pola umumnya linier. Pada pola ini ada kesempatan untuk berkembang kearah samping tanpa kendala fisikal. 5. Bentuk inti/kompak, merupakan bentuk perkembangan areal kota yang biasanya didominasi oleh perkembangan vertical.
23
6. Bentuk memancar, merupakan bentuk dengan kesatuan morfologi yang besar dan kompak dengan beberapa”urban centers”, namun masing-masing pusat mempunyai grup fungsi-fungsi yang khusus dan berbeda satu sama lain. 2.4.
Tata Guna Lahan Perkotaan Perkembangan suatu kota oleh jaringan transportasi otomatis akan
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mencapai lokasi di pusat kota. Pusat kota akan semakin padat dengan bertambahnya manusia yang menempati lokasi tersebut. Dan ketika manusia sudah tidak memperoleh tempat lagi di pusat kota, maka mereka akan menempati lokasi-lokasi di dekat pusat kota agar tetap bisa mencapai pusat kota dengan mudah. Selanjutnya perkembangan ini akan menimbulkan dampak dalam penggunaan lahannya. Lokasi disepanjang tepi jalan merupakan lokasi yang strategis untuk melakukan aktivitas. Lokasi tersebut memiliki aksebilitas yang tinggi karena mudah dijangkau. Dengan semakin banyaknya aktivitas di tempat tersebut, maka lahan yang jumlahnya terbatas akan diperebutkan agar manusia tetap bisa memperoleh keuntungan yang maksimal. Persaingan tersebut secara langsung akan menjadi nilai lahan perkotaan menjadi meningkat. Nilai lahan adalah suatu penilaian atas lahan yang didasarkan pada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonominya (Yunus, 2008). Nilai lahan merupakan nilai ruang secara horizontal (distance decay principle from the center) berdasarkan Urban Growth Model (Wibowo, 2004). Teori mengenai nilai lahan sudah ada sejak abad 19. Tokoh yang pertama kali mencetuskan teori mengenai nilai lahan adalah David Ricardo (1821). Teori
24
Ricardo merujuk pada sewa lahan (land rent) yang dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah dan mengabaikan faktor lokasi dari pusat kota. Selanjutnya teori nilai lahan dikembangkan oleh Von Thunen (1862). Von Thunen menyatakan bahwa pola penggunaan lahan sangat ditentukan oleh biaya transportasi yang dikaitkan dengan jarak dan sifat barang dagangan khususnya hasil pertanian. Von Thunen mengkondisikan ada empat hal yang harus dipenuhi, yaitu : (1) isolated state; (2) uniform plain; (3) “transportation costs” berbanding lurus dengan jarak; dan (4) maximize profits (Yunus, 2006). Dari sinilah maka akan muncul istilah “Location Rent”. Teori Von Thunen ini memiliki banyak kekurangan, yang antara lain bahwa semua kota tidak memiliki kondisi fisik lingkungan yang sama (uniform plain). Sehingga kota akan memiliki pola penggunaan lahan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Menurut (Wibowo, 2004) nilai tanah berbentuk oleh faktor-faktor yang mempunyai hubungan, pengaruh serta daya tarik yang kuat terhadapnya yang diklasifikasikan menjadi dua faktor, yaitu : 1.
Faktor-faktor terukur (tangible factors) Faktor terukur adalah faktor pembentuk harga tanah yang bisa diolah secara ilmiah menggunakan logika-logika akademik. Faktor ini kemunculannya terencana dan bentuk fisiknya ada di lapangan, misalnya aksebilitas (jarak dan transportasi) dan jaringan infrastruktur (sarana dan prasarana kota seperti jalan, listrik, perkantoran dan perumahan).
25
2.
Faktor-faktor tak terukur (intangible factors) Faktor tak terukur adalah faktor pembentuk harga tanah yang muncul tiba-tiba dengan sendirinya dan tidak bisa dikendalikan di lapangan. Faktor tak terukur ini dibagi menjadi tiga, yaitu ; a.
Faktor adat kebiasaan (custom) dan pengaruh kelembagaan (institutional factors)
b.
Faktor estetika, kenikmatan dan kesenangan (esthetic amenity factors) seperti tipe tetangga dan kesenangan
c.
Faktor
spekulasi
(speculation
motives),
seperti
antisipasi
perubahan penggunaan lahan, pertimbangan pada perubahan moneter 2.5.
Peran Institusi Pendidikan Sebagai Sektor Penggerak Ekonomi Jasa pelayanan pendidikan skala regional merupakan pasar potensial bagi
kegiatan sektor ekonomi lain yang terkait dengannya. Peningkatan jumlah populasi sebagai akibat migrasi karena pendidikan berarti peningkatan akan permintaan barang-barang kebutuhan. Menurut Chevy (2008), permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang mampu dibeli oleh para pelanggan selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu. Dengan kata lain, permintaan adalah jumlah total yang mampu dibeli oleh para pelanggan. Untuk kegiatan ekonomi lainnya yang berorientasi pasar fokus utamanya adalah pada permintaan pasar, tetapi semata-mata merupakan gabungan dari permintaan individu atau pribadi dan gagasan tentang hubungan permintaan pasar yang diperoleh dengan memahami sifat permintaan individual yaitu, pertama
26
dikenal sebagai tokoh prilaku konsumen yang berkaitan dengan permintaan langsung untuk produk-produk konsumsi pribadi. Kedua, barang dan jasa yang diperoleh bukan karena nilai konsumsi langsung mereka melainkan karena merupakan masukan penting dalam pembuatan atau distribusi produk. Barang dan jasa yang diminta bukan untuk konsumsi pribadi akhir secara langsung tetapi untuk penggunaan mereka dalam menyediakan barang dan jasa lain (Dumariy, 1997). 2.6.
Sektor Kegiatan Pendidikan dalam Pandangan Teori Lokasi Teori Ekonomi Wilayah mencakup didalamnya teori lokasi sebagai ilmu
yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain (Tarigan, 2006). Dalam pandangan teori ekonomi wilayah, suatu institusi pendidikan dikategorikan sebagai salah satu aktivitas ekonomi sektor jasa yang memiliki kontribusi terhadap penyediaan tenaga kerja terdidik sebagai produknya dan juga sekaligus sebagai pasar potensial bagi kegiatan ekonomi lainnya apabila suatu institusi pendidikan memiliki jumlah populasi yang cukup besar. Terkait dengan lokasi maka salah satu faktor yang turut mempengaruhi apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah tingkat aksesibilitas. Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat menudahan didalam mencapai dan menuju suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain dan sekitarnya (Tarigan, 2006). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak,
27
kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Keberadaan institusi pendidikan dilihat dari sisi permintaan dianggap sebagai suatu pasar.Lokasi penjualan sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya.Makin jauh dari pasar, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjualan semakin mahal. Institusi pendidikan adalah pasar, dengan keberadaannya maka wilayah sekitarnya merupakan lokasi dimana mahasiswa datang ke “pasar” untuk memenuhi kebutuhannya seperti makan, minum, tempat kos, foto copy, warnet, wartel dan bahkan membeli segala kebutuhan kuliahnya. Untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, masyarakat membuka usaha di sekitar institusi pendidikan agar mahasiswa dapat lebih mudah mendapatkan segala kebutuhanya (Hariani, 2006). Selain hal tersebut di atas, dalam pandangan teori basis ekonomi secara umum dan sederhana dijelaskan oleh Chapin (1965) bahwa basis ekonomi daerah diartikan sebagai sektor atau sektor-sektor ekonomi
yang aktivitasnya
menyebabkan suatu daerah itu tetap hidup, tumbuh dan berkembang, atau sektor ekonomi yang pokok di suatu daerah yang dapat menghidupi daerah tersebut beserta masyarakatnya. Teori basis ekonomi (economic base theory) adalah suatu teori atau pendekatan yang bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan daerah. Ide pokoknya adalah beberapa aktivitas ekonomi di dalam suatu daerah
28
secara khusus merupakan aktivitas-aktivitas basis ekonomi, yaitu dalam arti pertumbuhannya memimpin dan menentukan perkembangan daerah secara keseluruhan, sementara aktivitas-aktivitas lainnya yang non-basis adalah secara sederhana merupakan konsekuensi dari keseluruhan perkembangan daerah tersebut menurut Hoover and Giarratni dalam Sirojuzilam (2006). Dengan demikian perekonomian daerah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu aktivitasaktivitas basis dan aktivitas-aktivitas non-basis. Inti dari teori basis ekonomi adalah proporsinya yang beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah pada akhirnya tergantung kepada permintaan (demand) dari luar terhadap produk-produknya. Suatu daerah tumbuh dan menurun secara tingkat perkembangannya ditentukan oleh aktivitas basisnya sebagai pengekspor terhadap daerah-daerah lain. Produk-produk daerah yang diekspor ke daerah-daerah lain bisa berbentuk barang-barang dan jasa-jasa, termasuk tenaga kerja mengalir ke luar daerah, atau dalam bentuk bahan-bahan dagangan yang dibeli oleh orang-orang di luar daerah yang bersangkutan (Jhingan, 1999). Dari pembahasan diatas, maka terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan menunjukkan bahwa keberadaan suatu institusi pendidikan yang memiliki skala pelayanan regional dapat menjadi sektor basis bagi pertumbuhan wilayah sekitarnya dimana produk yang dihasilkan adalah sumber daya manusia yang terdidik yang nantinya akan dikirim ke daerah lain. Dalam proses memproduksi sumber daya manusia terdidik tersebut membawa pengaruh kepada munculnya sektor kegiatan ekonomi ikutan sebagai pendukung dalam proses
29
pendidikan pada suatu instansi pendidikan. Dengan adanya ketergantungan sektor kegiatan ikutan terhadap sektor basis juga menimbulkan multiplier effect bagi sektor kagiatan ekonomi lainnya. Konsep multiplier didasarkan pada perputaran uang dan pendapatan dalam suatu sistem kota atau daerah. Uang akan mengalir dari suatu kota sebagai pengembalian dari penjualan dan pada waktu yang sama, uang mengalir ke luar kota, misalnya sebagai upah buruh dari luar daerah. Perputaran uang ini berhubungan dengan pembelian barang dan jasa dari daerah lain yang erat kaitannya dengan aktivitas sektor ekonomi tertentu. Efek multiplier tidak dengan sendirinya terjadi secara terus-menerus tanpa batas, tetapi semakin lama nilainya semakin kecil.Alasan ini ditunjukkan dengan adanya kebocoran dalam sistem ekonomi regional.Adanya uang yang mengalir keluar masuk wilayah dengan bebas turut mempengaruhi kebocoran ini (Nasution, 1997). Ada tiga efek multiplier
yang dihasilkan dalam suatu system
perekonomian yaitu pengaruh langsung (direct multiplier), pengaruh tidak langsung (indirect multiplier), dan total effect. Yang dimaksud dengan pengaruh langsung yaitu pengaruh yang ditimbulkan terhadap suatu sektor secara langsung yaitu pengaruh kenaikan permintaan terhadap sektor itu sendiri. Pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh yang ditimbulkan terhadap sektor lain akibat kenaikan permintaan di suatu sektor. Jumlah dari pengaruh ini dinamakan pengaruh total. Kegiatan basis merupakan kegiatan yang pertumbuhannya akan mendorong dan menentukan pola perkembangan daerah secara keseluruhan, sedangkan kegiatan non-basis merupakan kegiatan yang perkembangannya diakibatkan oleh
30
pembangunan daerah secara keseluruhan. Menurutnya teori ekonomi basis dapat berfungsi untuk melihat peranan suatu sektor di dalam efek tenaga kerja maupun efek pendapatan, yaitu dengan cara menetukan apakah sektor itu merupakan sektor basis atau bukan (Sirojuzilam, 2008). Disamping itu, ekonomi basis dapat digunakan untuk : a.
Mengidentifikasi kegiatan daerah yang bersifat ekspor
b.
Meramal pertumbuhan yang mungkin terjadi dalam aktivitas basis
c.
Mengevaluasi pengaruh kegiatan ekspor tambahan terhadap kegiatan bukan basis
2.7.
Pengertian Pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Menurut Maryatmo (1996), pendapatan merupakan jumlah seluruh uang
yang diterima oleh keluarga atau seseorang selama jangka waktu tertentu dan biasanya dalam satu tahun.Pendapatan masyarakat dengan demikian adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima pada satu tahun tertentu baik itu dari hasil produksi pertanian maupun dari hasil produksi industri dan perdagangan serta sektor-sektor lainnya. Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang dilakukan. Jenis kegiatan yang mengikutsertakan modal atau keterampilan yang memiliki produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, pada akhirnya akan mampu memberikan pendapatan yang lebih besar (Kuncoro, 2003). Menurut Djojohadikusumo (1960), bila pendapatan ditinjau dari sudut penerimaan, maka yang termasuk pendapatan adalah (a) upah/gaji, (b) sewa rumah dan sewa tanah, (c) laba perusahaan, (d) bunga yang diterima dari
31
pinjaman, saham, obligasi. Sedangkan menurut Todaro (2000), termasuk data pendapatan adalah gaji, bunga atau tabungan, laba usaha, utang, hadiah atau warisan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah definisi dari usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorang dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, yaitu a.
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha ; atau
b.
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagai berikut: a.
memilki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan yang paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
32
b.
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp
2.500.000.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagai berikut: a. memilki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan yang paling banyak 10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). 2.8.
Penelitian Terdahulu Hariani (2006), dengan judul Tesis “Pengaruh Kampus Terhadap Ruang
Urban; Kasus Ruang Urban Pada Akses Masuk Kampus UniversitasGajah Mada”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah keberadaan kampus UGM berpengaruh terhadap terbentuknya ruang urban oleh deretan bangunan yang mengapit akses-aksesnya, tetapi tidak menciptakan karakter enclosure. Rasio ruang yang terbentuk oleh lebar bangunan terhadap tinggi bangunan adalah 1,6 : 1 hingga 2,5 : 1. Ruang urban yang terbentuk disekitar kampus UGM memiliki grain halus karena pengguna ruang urban didominasi oleh mahasiswa yang
33
memiliki keterbatasan pendapatan. Skala perkotaan yang terbentuk masih memiliki skala yang manusiawi dengan dibuktikan oleh lebar jarak antar bangunan dan tinggi bangunan yang rata-rata memiliki rasio 1,9 :1 atau 23m : 12m. Suharyanto (2007), judul Tesis “Dampak Keberadaan IPB Terhadap Ekonomi
Masyarakat
Sekitar
Kampus
dan
Kontribusinya
Terhadap
Perekonomian Kabupaten Bogor”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi keberadaan kampus IPB, khususnya kampus Darmaga dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan Kabupaten Bogor sangat dirasakan. Lase (2010), dengan judul Tesis “Dampak Keberadaan Kampus Universitas Sumatera Utara Terhadap Pendapatan Usaha Kecil dan Warung Serta Pola Ruang di Wilayah Sekitarnya”. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu keberadaan kampus USU berdampak positif pada peningkatan pendapatan usaha dan warung kecil disekitarnya dimana pendapatan rata-rata usaha yang ada kurang lebih 714.666 perhari atau sekitar 260.853.090 pertahun. Pada standar perkotaan Kelurahan Pahlawan Kecamatan Siantar Timur menunjukkan bahwa kesan yang terbentuk adalah netral yang ditunjukkan dengan lebar jalan yang bearada pada kisaran 1 – 2 kali ketinggian rata-rata bangunan. Keberadaan kampus UHN berdampak positif pada peningkatan pendapatan usaha di sekitarnya , hal ini ditunjukkan oleh lebih tingginya tingkat pendapatan usaha kecil pada saat masa aktif kuliah dibandingkan saat masa libur semester (Wijaya, 2012).
34
BAB III KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Berkembangnya aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar kampus (dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan jasa usaha kecil) bila ditinjau dari teori pendekatan pasar disebabkan karena letak lokasinya yang berada dalam daerah jangkauan pasar yaitu kampus UHO. Jangkauan pasar (range) adalah jarak yang diperlukan seseorang untuk mendapatkan jasa yang bersangkutan. Lebih jauh lagi dari jarak standar yang ditentukan maka orang akan mencari wilayah lain yang lokasinya lebih dekat untuk memenuhi kebutuhan akan jasa sama. Salah satu indikator yang dapat dipakai dalam mengidentifikasi perkembangan suatu wilayah adalah jumlah perusahaan kecil, usaha kecil dan warung lainnya sehingga keterkaitan penelitian adalah kegiatan sektor informal yang termasuk dalam kategori indikator tersebut diatas. Dampak fisik keberadaan kampus UHO dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif dari pada pola ruang wilayah yang ada di sekitar kampus UHO. Salah satu pandangan dalam teori perencanaan kota (urban design), bahwa kota dilihat sebagai produk. Selanjutnya kerangka berpikir dijelaskan dalam bagan alir kerangka pemikiran dibawah ini :
35
KEBERADAAN KAMPUS UHO
TUMBUHNYA AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS
PENDAPATAN USAHA KECIL
POLA RUANG WILAYAH KAMPUS UHO
Pendapatan pada masa aktif perkuliahan
Pendapatan pada masa libur smester
Peta Citra
Keberadaan Kampus UHO dan Pola Ruang Wilayah Sekitarnya
Gambar 3.1 Kerangka pikir penelitian
36
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1.
Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang digunakan
untuk menggambarkan kondisi eksisting usaha kecil yang berkembang disekitar kampus UHO berdasarkan data yang diperoleh melalui kuisioner/wawancara dengan didukung teori-teori yang berkaitan dengan hasil analisis penelitian. 4.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada wilayah sekitar kampus yang
berlokasi di depan pintu gerbang utama kampus UHO yang didominasi oleh kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa serta berada dalam wilayah administrasi Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu. Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, yakni bulan Juli sampai November 2015 dengan melakukan pengumpulan data, analisis data, pengkayaan materi dan penulisan laporan hasil penelitian. 4.3.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang membuka kegiatan usaha
di sekitar kampus UHO. Jumlah populasi yang dijadikan parameter dalam penelitian ini ditentukan sesuai dengan jumlah aktifitas yang ada di lokasi penelitian. Penetapan ukuran sampel didasarkan atas pertimbangan Rescoe dalam Sugiyono (2003) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian sosial adalah antara 30 sampai 500 sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel gugus (Cluster Sampling) yang secara spesifik
37
dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampel area. Sampel diambil secara proporsional pada lokasi penelitian yang telah dibagi dalam beberapa area. Menurut Cooper dan Schindler dalam Kuncoro (2003) beberapa hal yan dilakukan oleh peneliti untuk menggunakan sampel kluster adalah : 1. Membagi populasi menjadi beberapa sub kelompok berdasarkan kriteria yang sederhana atau tersedia dalam data. 2. Menjaga heterogenitas dalam sub kelompok dan homogenitas antar sub kelompok. 3. Memilih jumlah sub kelompok secara random. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 sampel. Jumlah ini ditentukan berdasarkan kelompok dalam lokasi penelitian yakni wilayah sekitar pintu gerbang I UHO dan wilayah di sekitar pintu gerbang II UHO. Dengan demikian dengan merujuk dari pendapat Sugiyono (1986) bahwa jumlah sampel minimal sebanyak 30 sampel maka : Jumlah sampel = Jumlah minimal sampel × Jumlah area Sehingga : Jumlah sampel = 30 × 2 = 60 sampel. Jumlah sampel tersebut telah dapat mewakili seluruh populasi di lokasi penelitian mengingat kecilnya luasan wilayah penelitian. Sebagai bahan perbandingan bahwa jumlah kegiatan usaha kecil yang terdaftar pada tahun 2013 adalah sebanyak 3.350 unit. Berkaitan dalam penelitian ini yang menjadi sampel atau responden dari quisioner yang disebar adalah pemilik atau pengelola usaha kecil yang ditemui di lapangan.
38
4.4.
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini sebagai variabel adalah wilayah di sekitar pintu atau
gerbang utama kampus UHO berupa kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa serta pola ruang wilayah. Parameter penelitian yang berkaitan dengan pengaruh keberadaan kampus UHO terhadap wilayah sekitar secara pasial, meliputi : (1) parameter ekonomi perdagangan dan jasa, dengan variabel jenis usaha dan pendapatan usaha (2) parameter pola ruang wilayah, dengan variabel pemanfaatan lahan, fasilitas pelayanan umum.
4.5.
Definisi Operasional variabel Untuk menyeragamkan pengertian dari variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, maka dikemukakan definisi operasional, yaitu : 1.
Kampus UHO merupakan salah satu perguruan tinggi negeri penyelenggara pendidikan formal yang ada di Kota Kendari. Dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai kampus UHO yang berlokasi di Kelurahan Lalolara Kecamatan Kambu Kota Kendari.
2.
Keberadaan Kampus UHO diartikan sebagai adanya aktivitas mahasiswa/i, karyawan dan dosen pada masa aktif perkuliahan.
3.
Pendapatan adalah penghasilan bersih yang diterima oleh masyarakat yang bekerja pada jenis usaha tertentu dalam satuan rupiah per bulan.
4.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung dari usaha menengah atau usaha besar
39
dengan kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 5.
Pola ruang adalah pola pemanfaatan sumberdaya ruang, pola tata guna lahan, pola jaringan jalan dan pola bangunan yang menyangkut tempat berlangsungnya semua usaha kegiatan masyarakat di depan pintu gerbang kampus UHO di koridor jalan H.E.A Mokodompit.
6.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.
4.6.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
4.6.1. Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden dan pihakpihak yang berkompeten terhadap permasalahan yang ada melalui kuisioner, interview dan juga pengamatan/observasi langsung pada kawasan sekitar kampus yang menjadi objek studi. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan pencatatan instansi seperti Kampus Halu Oleo, BPS, Bappeda, Dinas PU, Dinas Tata Kota, Kantor Kelurahan, serta Instansi terkait. 4.6.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Field Research dan Library Research :
40
1.
Field Research adalah teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan teknik menggunakan daftar isian tentang seluruh aspek pelayanan yang disusun dan digandakan sebanyak jumlah responden, untuk kemudian disebarkan dengan cara mendatangi langsung perguruan tinggi tersebut.
2.
Library Research adalah teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan dan dokumentasi dari berbagai instansi terkait seperti Kampus Halu Oleo, Dinas Pendidikan, Dinas Catatan Sipil, Kantor Kelurahan, Badan Pusat Statistik, Instansi terkait lainnya, serta perpustakaan mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu serta literatur yang mendukung studi ini.
4.7.
Instrumen/Bahan dan Alat Penelitian Instrumen/bahan yang digunakan adalah angket (quisioner). Angket
disusun, dibuat dan digandakan sebanyak jumlah responden, untuk kemudian disebarkan dengan cara mendatangi langsung. Penyebaran angket ini adalah untuk menggali data tentang profil responden, jenis usaha yang dilakukan, pendapatan yang diperoleh, jam kerja yang digunakan, lama bekerja, lokasi usaha, pendidikan dan lain sebagainya. Wawancara dilakukan terhadap informasi penelitian yang dianggap mengetahui dan memiliki informasi penelitian yang dianggap mengetahui dan memiliki informasi yang dibutuhkan untuk mendukung data penelitian ini.Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengkaji dokumen-dokumen yang relevan dengan objek yang diteliti.
41
4.8.
Teknik Analisis data Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
yaitu dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikannya, menganalisanya serta menginterprestasikan sehingga mendapat gambaran yang lebih relevan dari objekobjek yang diteliti. Permasalahan pertama dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan kondisi eksisting dan pola ruang wilayah sekitar Kampus UHO berdasarkan kebijakan tata ruang kota Kendari. Permasalahan kedua dianalisis dengan analisis statistik deskriptif (uji parametrik) melalui survei langsung responden di lokasi penelitian dengan menggunakan kuisioner kemudian mengkaji keterkaitan antara hasil analisis tersebut dengan keberadaan kampus UHO secara deskriptif kemudian dilakukan Pengujian Sampel Berpasangan (Paired sample T test), yaitu untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan ratarata antar dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan). Dengan demikian maka pada penelitian ini pembuktian hipotesis dilakukan dengan pengujian terhadap tingkat pendapatan masyarakat pada saat kampus UHO sedang melaksanakan aktivitas perkuliahan dan pendapat masyarakat pada masa libur semester. Metode ini dapat digunakan dengan rumus di bawah ini (Sugiyono, 2007) Rumus : t=
√
x1 – x2
( )( √Sn )
S21 S22 S1 - 2r n1 n1 √ n1
2
1
42
Keterangan : t = nilai t hitung x = rata-rata sampel S = standar deviasi sampel n = jumlah sampel Selanjutnya pengolahan data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS versi 18. Ho = Tidak ada perbedaan antara rata-rata pendapatan masyarakat pelaku usaha kecil dan warung yang ada di sekitar kampus UHO pada saat masa perkuliahan dengan rata-rata pendapatan pada masa libur semester. Ha = Ada perbedaan antara rata-rata pendapatan masyarakat pelaku usaha kecil dan warung yang ada di sekitar kampus UHO pada saat masa perkuliahan dengan rata-rata pendapatan pada masa libur semester. Dasar pengambilan keputusan pada Uji Sampel Berpasangan (paired sample T test) bias diperoleh dengan menggunakan t hitung dengan melakukan uji 2 sisi dengan tingkat signifikan (a) adalah 5%. Sedangkan t tabel (tabel distribusi t) dicari pada a=5%:2=2,5% dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 60-1=59. Adapun kriteria pengujian : Ho diterima jika –t tabel < t hitung > t tabel Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Berdasarkan Probabilitas maka : Ho diterima jika P value > 0,05 Ho ditolak jika P value < 0,05
42
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Sejarah Singkat Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Universitas Halu Oleo merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di Propinsi Sulawesi Tenggara. Dipelopori oleh La Ode Malim, Ibrahim Palatje, Saleh Umrella dan Djalante P. pada akhir tahun 1963 dilakukan pembicaraan tentang rencana pembentukan pendidikan tinggi di Sulawesi Tenggara. Dalam pembicaraan tersebut disepakati bersama bahwa harus ada sebuah yayasan swasta yang dipercaya untuk menangani tugas tersebut. Sejalan dengan itu, melihat kondisi dan keinginan kuat masyarakat, J. Wayong selaku Gubernur Sulawesi Tenggara pada masa itu merespon keputusan MPRS bahwa setiap ibukota propinsi diizinkan untuk mendirikan perguruan tinggi negeri. Menyambut peluang dan kabar gembira tersebut, Gubernur Sulawesi Tenggara mengumumkan di Aula Hotel Negara dalam acara ramah tamah masyarakat Sulawesi Tenggara di Uung Pandang pada tahun yang sama. Inilah awal pembentukan sebuah lembaga pendidikan tinggi untuk menjawab kurangnya sumber daya manusia Sulawesi Tenggara. Pemerintah kemudian membentuk Yayasan Pembinaan dan Pembimbingan Perguruan Tinggi (YP3T) Sulawesi Tenggara dengan tugas utama mendirikan Universitas Halu Oleo. Upaya YP3T mendapat kekuatan dengan mengantongi Surat Keputusan Biro Pendidikan Swasta Departemen PTIP No. 144/ESWT/P/66, pada tanggal 22 Maret 1966 yang mengukuhkan Universitas Halu Oleo sebagai perguruan tinggi swasta dengan status terdaftar. Semua persiapan
43
dilakukan dalam waktu singkat dengan membangun beberapa fakultas yakni ekonomi, sosial politik, perikanan dan kehutanan berbagi bilik dan kursi di Gedung Wekoila di perbukitan kota lama, kini Kecamatan Kandai dan gedung bioskop Kendari Teater sebagai kampus pertama UHO. Nama UHO ditasbihkan dari gelar seorang pahlawan pemersatu masyarakat di Sulawesi Tenggara yang hidup pada akir Abad ke-15 hingga menjelang Abad ke-16. Secara harafiah, Haluoleo memiliki arti delapan hari. Inilah pemaknaan awal yang dipahami dan diyakini setiap orang. Ketokohan Haluoleo diyakini akan menguatkan posisi Universitas Halu Oleo dan diharapkan dapat merekatkan yang terserak di negeri ini. Direktur Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. D.A. Tisna Amidjaja mengumumkan Universitas Halu Oleo sebagai universitas negeri ke-42 di Indonesia melalui penandatanganan prasasti Universitas Halu Oleo negeri pada tanggal 19 Agustus 1981 sekaligus melantik H. Eddy Agussalim Mokodompit, M.A. sebagai rektor pertama. Rutinitas penyelenggaran perkuliahan harus menghadapi kendala lain. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa kuantitas dan kualitas tenaga pengajar masih belum dapat menjawab kebutuhan. Pada tahun akademik 1981/1982 jumlah dosen sebanyak 19 orang harus memberi kuliah kepada 761 mahasiswa yang tersebar pada 4 (empat) fakultas yang ada yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi (kini menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Pertanian. Pada periode kepemimpinan Prof. Mokodompit, secara resmi UHO memiliki dua kampus yakni Kampus Kemaraya seluas sekitar 10 ha dan kampus
44
Hijau Bumi Tridharma Anduonohu seluas 256 ha. Selain itu, UHO juga memiliki lahan cadangan seluas 220 ha di Kecamatan Moramo (kini masuk wilayah Kabupaten Konawe Selatan). Periode kepemimpinan Prof. Dr. H. Abdurrauf Tarimana (1996-1999) terjadi penambahan fakultas yakni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Periode kepemimpinan Prof. Ir. H. Mahmud Hamundu, M.Sc (2000-2008) juga dibuka tiga fakultas baru yakni Fakultas Teknik Fakultas Hukum dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UHO ketika Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. menjabat sebagai Rektor yang terpilih melalui rapat senat tertutup pada tahun 2008 dengan visi menjadi perguruan tinggi yang maju, bermartabat, berbudaya akademik dalam membentuk sumber daya manusia yang cerdas komprehensif secara berkelanjutan merupakan dasar pedoman penyelenggaraan pendidikan di UHO yang bertumpu pada Statuta UHO. Jumlah Fakultas dan mahasiswa kian bertambah dari tahun akademik 2009/2010 sampai 2011/2012 yakni dari jumlah mahasiswa 6.822 orang menjadi 7.543 orang. Renstra UHO tahun 2009-2014 Senat UHO telah memutuskan penambahan fakultas yakni Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Peternakan, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Kebumian dan Sumber Daya Mineral, Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi dan Program Pendidikan Vokasi dengan total jumlah mahasiswa 40.663 orang dengan jumlah dosen 1.346 orang. Perkembangan jumlah mahasiswa UHO dapat dilihat pada Tabel 5.1.
45
Tabel 5.1 Perkembangan jumlah mahasiswa UHO No. Tahun 1. 2. 3. 4. 5. 6.
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah mahasiswa (Orang) 6.822 7.543 12.314 16.635 40.663 42.721
Sumber : UPT. TIK UHO, 2015
5.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.2.1. Wilayah Administrasi dan Kondisi Iklim Secara administratif lokasi penelitian merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kambu. Kecamatan Kambu terdiri dari 4 Kelurahan dimana kelurahan yang menjadi lokasi penelitian adalah Kelurahan Kambu dengan luas wilayah 24,63 km2 dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Luas wilayah Kecamatan Kambu per kelurahan No. Kelurahan Luas (km2) 1. Kambu 4,01 2. Mokoau 12,52 3. Padaleu 3,44 4. Lalolara 4,66 Jumlah 24,63
Persentase (%) 16,28 50,83 13,97 18,92 100,00
Sumber : Kecamatan Kambu Dalam Angka, Tahun 2015
Seperti daerah lain disebagian besar wilayah Indonesia, Kecamatan Kambu hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan rata-rata suhu udara pada tahun 2014 adalah 27,00C dan rata-rata kelembaban udara adalah 83,8% dengan kecepatan angin selama tahun 2014 pada umumnya berjalan normal mencapai 19,85 knot. Berdasarkan data pada tahun 2014, hari hujan rata-rata perbulan 166 hari dan rata-rata curah hujan perbulanya 2.619 mm dengan tekanan udara rata-rata 1.011,4 milibar.
46
5.2.2 Karakteristik Kependudukan Jumlah penduduk Kelurahan Kambu yaitu 8.791 jiwa atau 30% dari jumlah penduduk Kecamatan Kambu. Kepadatan penduduk di Kelurahan Kambu sekitar 2.192,27 jiwa/Ha. Tinjauan tentang jumlah dan persentasi penduduk menurut kelurahan pada Kecaman Kambu dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Jumlah dan kepadatan penduduk menurut kelurahan di Kecamatan Kambu Jumlah Kepadatan No. Kelurahan Penduduk Penduduk (Jiwa) (Jiwa/Ha) 1. Mokoau 2.871 229,31 2. Kambu 8.791 2.192,27 3. Padaleu 4.773 1.387,50 4. Lalolara 12.960 2.781,12 Jumlah 29.395 1.193,46 Sumber : Kecamatan Kambu Dalam Angka, Tahun 2015
Jika dilihat dari jumlah penduduk Kecamatan Kambu, jumlah rumah tangga di Kelurahan Kambu adalah sebanyak 2.574 rumah tangga dengan rata-rata anggota per rumah tangga sebanyak 3 jiwa/rumah tangga. Umumnya di Kecamatan Kambu jumlah anggota tiap rumah tangga berkisar antara 3 sampai 11 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Jumlah rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga per kelurahan di Kecamatan Kambu Jumlah Jumlah Rata-rata No. Kelurahan Penduduk rumah anggota per (Jiwa) tangga rumah tangga 1. Mokoau 2.871 780 3,68 2. Kambu 8.791 2.574 3,41 3. Padaleu 4.773 867 5,15 4. Lalolara 12.960 1.119 11,58 Jumlah 29.395 5.340 5,44 Sumber : Kecamatan Kambu Dalam Angka, Tahun 2015
47
Dari data struktur penduduk menurut jenis kelamin di lokasi penelitian jumlah penduduk laki-laki lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Adapun persentase perbandingan tersebut adalah penduduk perempuan berjumlah 14.539 jiwa dan laki-laki berjumlah 14.856 jiwa di Kecamatan Kambu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin per kelurahan di Kecamatan Kambu Laki-laki Perempuan Jumlah No. Kelurahan (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) 1. Mokoau 1.518 1.353 2.871 2. Kambu 4.372 4.419 8.791 3. Padaleu 2.421 2.352 4.773 4. Lalolara 6.545 6.415 12.960 14.856 14.593 29.395 Jumlah Sumber : Kecamatan Kambu Dalam Angka, Tahun 2015
Kelurahan Lalolara merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan tiga kelurahan lainya. Jumlah penduduk Kelurahan Lalolara sebanyak 12.960 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak yakni 6.545 jiwa dibandingkan jumlah penduduk perempuan yakni 6.415 jiwa. 5.3. Keberadaan
Kampus
Universitas
Halu
Oleo (UHO)
Terhadap
Pendapatan Usaha Kecil di Wilayah Sekitarnya 5.3.1 Gambaran Aktifitas Ekonomi Masyarakat Kegiatan ekonomi dalam kelompok industri di lokasi penelitian terdiri dari kegiatan industri besar, kecil dan rumah tangga. Pada umumnya kegiatan ekonomi industri ini didominasi oleh industri rumah tangga. Kegiatan industri ini sudah lama bertahan dari tahun ketahun sampai sekarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari persebaran industri di Kecamatan Kambu pada Tabel 5.6.
48
Tabel 5.6 Jumlah fasilitas industri per kelurahan di Kecamatan Kambu Jenis industry No. Kelurahan Jumlah Besar/Sedang Kecil 1. Mokoau 21 23 44 2. Kambu 122 63 185 3. Padaleu 42 21 63 4. Lalolara 114 34 148 Total 299 141 440 Sumber : Kecamatan Kambu Dalam Angka, Tahun 2015
Kegiatan perdagangan dan jasa merupakan kegiatan yang mendominasi di beberapa kaswasan seperti terdapatnya pasar, ruko dan rukan. Orientasi perdagangan/jasa terutama banyak terdapat di jalan H.E.A Mokodompit. Kebutuhan barang dan jasa pada lokasi penelitian umumnya sudah tersedia secara keseluruhan karena pada lokasi penelitian sudah terdapat sarana perdagangan yang menyediakan kebutuhan masyarakat seperti mini market dan warung makan. Sedangkan arus barang yang tersedia di lokasi penelitian seperti kebutuhan pokok berasal dari luar daerah sama seperti daerah-daerah lain yang ada pada Kota Kendari. Selain fasilitas perdagangan dan jasa di lokasi penelitian juga terdapat fasilitas perkantoran baik negeri maupun swasta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Jumlah fasilitas perdagangan per kelurahan di Kecamatan Kambu Swalayan/ Warung makan No. Kelurahan Mini Market 1. Mokoau 21 2. Kambu 5 117 3. Padaleu 1 41 4. Lalolara 5 109 Jumlah 11 288 Sumber : Kecamatan Kambu Dalam Angka, Tahun 2015
Dampak
keberadaan
kampus
UHO
dapat
dilihat
berdasarkan
perkembangan per tahun jumlah usaha yang ada di depan pintu gerbang kampus
49
UHO. Perkembangan jumlah usaha yang ada di depan pintu gerbang kampus UHO dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Perkembangan jumlah usaha lima tahun terakhir di lokasi penelitian Tahun No. Jenis Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 1. Warung makan dan minum 13 19 20 18 21 2. Jasa fotocopy dan penjilidan 16 20 19 21 23 3. Jasa penyewaan komputer 25 22 27 29 34 dan/atau internet 4. Penjualan ATK (alat tulis kantor) 14 17 18 20 25 5. Jasa penerjemah dan kursus 3 4 6 6 8 Bahasa 6. Warung barang kebutuhan sehari18 21 21 22 24 hari 7. Salon/pangkas rambut 9 13 15 18 18 8. Rumah kost 249 251 273 9. Bengkel 7 8 11 11 13 Jumlah 105 124 386 396 439 Sumber : Kantor Kelurahan Kambu dan hasil survey lapangan, 2015
Perkembangan jumlah usaha pada sekitar kampus UHO terutama dibagian pintu gerbang menunjukkan adanya dampak dari keberadaan kampus UHO. Keberadaan kampus UHO yang hasilnya sangat dibutuhkan oleh sektor-sektor lainya dimana produknya adalah sumber daya manusia berupa tenaga kerja terdidik yang saling mendukung dengan sektor jasa lainya seperti jasa foto copy dan penjilidan, jasa penyewaan komputer dan internet, jasa penerjemah dan kursus bahasa, warung kebutuhan sehari-hari, salon dan penjualan alat tulis kantor. Perkembangan jumlah pendapatan untuk usaha yang ada di wilayah depan kampus juga menunjukkan adanya dampak keberadaan Kampus UHO. Menurut Lase (2010) menjelaskan bahwa keberadaan institusi pendidikan dilihat dari sisi permintaan dianggap sebagai suatu pasar. Keberadaan institusi pendidikan
50
berdampak terhadap wilayah di sekitarnya yang menjadikan lokasi disekitarnya sebagai lokasi produksi dimana mahasiswa datang ke “pasar” untuk memenuhi kebutuhanya akan makan minum, foto copy, warnet dan membeli segala kebutuhan lainya. Perkembangan pendapatan usaha kecil akibat keberadaan Kampus UHO dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Perkembangan rata-rata pendapatan usaha kecil per hari di lokasi penelitian pada saat aktif kuliah Tahun (Rp) No. Jenis Usaha 2014 2015 1. Warung makan dan 2.312.500 (21%) 3.250.000 (23%) minum 2. Jasa fotocopy dan 1.000.000 (9%) 1.418.182 (10%) penjilidan 3. Jasa penyewaan 1.266.667 (11%) 1.800.000 (12%) komputer dan/atau internet 4. Penjualan ATK (alat 1.500.000 (14%) 2.000.000 (14%) tulis kantor) 5. Jasa penerjemah dan 375.000 (3%) 600.000 (4%) kursus Bahasa 6. Warung barang 1.750.000 (16%) 2.125.000 (15%) kebutuhan sehari-hari 7. Salon/pangkas rambut 690.000 (6%) 810.000 (6%) 8. Bengkel 2.136.842 (19%) 2.400.000 (17%) Sumber : Hasil survey lapangan, 2015
Tabel 5.9 menunjukkan perkembangan jumlah pendapatan per hari untuk usaha kecil yang ada di wilayah depan kampus pada saat aktif perkuliahan. Terlihat jelas bahwa ada perbedaan pendapatan pada tahun 2014 untuk warung makan dan minum lebih kecil dengan rata-rata pendapatan Rp 2.312.500 (dua juta tiga ratus dua belas ribu lima ratus rupiah) dibandingkan tahun 2015 meningkat dengan rata-rata pendapatan Rp 3.250.000 (tiga juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) begitu pun juga dengan jenis usaha yang lain seperti rumah kost dengan pendapatan pertahun pemilik rumah kost dengan rata-rata pendapatan pertahunya
51
sebesar Rp 4.250.000. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan jumlah usaha dan jumlah mahasiswa yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakkan oleh Chevy (2008) bahwa sebuah pergurun tinggi yang berdiri di suatu wilayah mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian dan jumlah penduduk. Tabel 5.10 Perkembangan rata-rata pendapatan usaha kecil per hari di lokasi penelitian pada saat libur semester Tahun (Rp) No. Jenis Usaha 2014 2015 1. Warung makan dan 1.037.500 (21%) 1.687.500 (24%) minum 2. Jasa fotocopy dan 351.818 (7%) 520.000 (7%) penjilidan 3. Jasa penyewaan 494.444 (10%) 777.778 (11%) komputer dan/atau internet 4. Penjualan ATK (alat 750.000 (15%) 1.000.000 (14%) tulis kantor) 5. Jasa penerjemah dan 150.000 (3%) 350.000 (5%) kursus Bahasa 6. Warung barang 950.000 (19%) 1.200.000 (17%) kebutuhan sehari-hari 7. Salon/pangkas rambut 280.000 (6%) 290.000 (4%) 8. Bengkel 931.579 (19%) 1.168.421 (17%) Sumber : Hasil survey lapangan, 2015
Tabel 5.10 menunjukkan perkembangan jumlah pendapatan per hari untuk usaha kecil yang ada di wilayah depan kampus pada saat libur semester. Terlihat jelas bahwa ada perbedaan pendapatan pada tahun 2014 untuk warung makan dan minum lebih kecil dengan rata-rata pendapatan Rp 1.037.500 (satu juta tiga puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) dibandingkan tahun 2015 meningkat dengan rata-rata pendapatan Rp 1.687.500 (satu juta enam ratus delapan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) begitu pun juga dengan jenis usaha lainya. Keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo berdampak pada pendapatan usaha kecil, mikro dan
52
menengah (UMKM) yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata pendapatan per hari pada saat aktif kuliah dan pada saat libur semester pada tahun 2014 sebesar 38,10% jika dibandingkan tahun 2015 rata-rata pendapatan sebesar 34,63%. Pendapatan pada saat aktif kuliah lebih besar dibandingkan dengan pendapatan pada saat libur semester. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah penduduk yang ada di sekitar wilayah kampus pada saat libur semester. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Kendari dapat diketahui bahwa jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah Kota kendari terdapat 7.825 unit untuk tahun 2011 dan meningkat menjadi 9.731 unitpada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11 Perkembangan UMKM Kota Kendari Tahun (unit) No. Jenis UMKM 2011 2012 2013 1. Usaha mikro 3.520 3.911 3.939 2. Usaha kecil 2.982 3.313 3.350 3. Usaha menengah 1.323 1.470 1.506 Jumlah 7.825 8.694 8.815
2014 4.330 3.541 1.625 9.496
2015 4.752 3974 1.873 10.599
Sumber : DISPERINDAGKOP Kota Kendari, 2016
Karakteristik kegiatan ekonomi di lokasi penelitian yakni di depan pintu gerbang kampus UHO untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sangat didominasi oleh usaha kecil dan menengah seperti warung makan, foto copy dan penjilidan, warung barang kebutuhan sehari-hari, penjualan ATK, salon/pangkas rambut dan jasa penyewaan komputer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.12.
53
Tabel 5.12 Jumlah usaha di lokasi penelitian berdasarkan dunia usaha Dunia Usaha No. Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah 1. Warung makan dan minum 3 11 7 2. Jasa fotocopy dan penjilidan 20 3 3. Jasa penyewaan komputer dan/atau internet 2 29 3 4. Penjualan ATK (alat tulis kantor) 5 16 4 5. Jasa penerjemah dan kursus Bahasa 2 6 6. Warung barang kebutuhan sehari-hari 8 12 4 7. Salon/pangkas rambut 1 15 2 8. Bengkel 1 9 3 Jumlah 22 118 26 Sumber : Hasil survey lapangan, 2015
Dunia usaha yang ada di depan pintu gerbang kampus UHO sangat didominasi oleh usaha kecil yang berjumlah 118. Jenis usaha yang paling dominan di lokasi penelitian adalah foto copy dan penjilidan, jasa penyewaan komputer dan/atau internet, penjualann ATK serta warung makan dan minum. 5.3.2 Profil Usaha Kecil di Sekitar Kampus UHO Berdasarkan hasil survey lapangan, tabulasi data menunjukkan bahwa kegiatan usaha jasa penerjemah merupakan sektor kegiatan dengan persentase paling kecil yaitu 3,33% dari total responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13 Karakteristik kegiatan berdasarkan jenis usaha No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Usaha Warung makan dan minum Jasa fotocopy dan penjilidan Jasa penyewaan komputer dan/atau internet Penjualan ATK (alat tulis kantor) Jasa penerjemah dan kursus Bahasa Warung barang kebutuhan sehari-hari Salon/pangkas rambut Bengkel Total
Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Jumlah 8 11 9 2 2 4 5 19 60
Persen (%) 13,33 18,33 15,00 3,33 3,33 6,67 8,33 31,68 100,00
54
Tabel 5.14 Karakteristik kegiatan berdasarkan jumlah karyawan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah Karyawan
Jumlah
Tidak ada 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang atau lebih
6 11 25 9 5 4 60
Total Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Persen (%) 10,00 18,33 41,67 15,00 8,33 6,67 100,00
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa untuk jumlah dua orang karyawan terdapat 8 warung makan dan minum, 2 jasa fotocopy dan penjilidan, dan 4 jasa penyewaan komputer dan/atau internet untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15 Jumlah karyawan berdasarkan jenis usaha di lokasi penelitian Jumlah Jumlah karyawan responden Tdk 1 2 3 4 No. Jenis Usaha (unit) ada org org org org 1 2 3 4 5 6 7 8
Warung makanan dan minuman Jasa Fotocopy dan penjilidan Jasa penyewaan komputer/internet Penjualan ATK Jasa penerjemah/kursus Bahasa Warung barang kebutuhan sehari-hari Salon/pangkas rambut Bengkel Jumlah
>5 org
8
-
-
8
-
-
-
11
1
-
2
3
2
3
9
-
5
4
-
-
2 2
2
-
-
1 -
1 -
-
4
1
-
1
2
-
-
5 19 60
2 6
6 11
3 7 25
3 9
2 5
1 4
Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 60,00% baru memulai usaha sekitar 5 tahun, sedangkan responden yang telah memulai usahanya lebih dari 16 tahun adalah sebanyak 6,67% dari total responden (lihat Tabel 5.16).
55
Tabel 5.16 Karakteristik kegiatan berdasarkan lama usaha No. 1. 2. 3. 4.
Lama Usaha
Jumlah
0-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16 tahun ke atas
36 13 7 4 60
Total
Persen (%) 60,00 21,67 11,67 6,67 100,00
Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Tabel 5.16 menunjukkan bahwa untuk jangka waktu 0-5 tahun terdapat 8 warung makan dan minum, 6 jasa fotocopy dan penjilidan, dan 8 jasa penyewaan komputer dan/atau internet untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17 Jangka waktu berdasarkan jenis usaha di lokasi penelitian No
Jenis Usaha
1
Warung makanan dan minuman Jasa Fotocopy dan penjilidan Jasa penyewaan komputer/internet Penjualan ATK Jasa penerjemah/kursus Bahasa Warung barang kebutuhan sehari-hari Salon/pangkas rambut Bengkel Jumlah
2 3 4 5 6 7 8
Jumlah responden
Jangka waktu (tahun) 6 s/d 10 11 s/d 15 -
8
0-5 8
11 9
6 8
2 -
1 1
2 -
2 2
2
2 -
-
-
4
1
1
1
1
5 19 60
4 7 36
8 13
1 3 7
1 4
Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Sebagian besar para pelaku usaha yaitu sebanyak 96,67% dari total responden bertempat tinggal di Kota Kendari. Sedangkan pemilik usaha yang berdomisili di luar kota Kendari sebanyak 3,33% dari total responden (lihat Tabel 5.18).
>16 -
56
Tabel 5.18 Karakteristik kegiatan berdasarkan tempat domisili No. Tempat Domisili 1. Wilayah Kota Kendari 2. Luar wilayah Kota Kendari Total
Jumlah 58 2 60
Persen (%) 96,67 3,33 100,00
Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Sebagian besar para pelaku usaha kecil yang terdapat di wilayah Kota Kendari yaitu sebanyak 28,33% dari total responden masih belum memiliki tempat usaha milik sendiri atau masih berstatus sewa. Sebanyak 34 responden dengan status kepemilikan usaha adalah milik sendiri dengan persentase 56,67% dari total jumlah responden (lihat Tabel 5.19). Tabel 5.19 Karakteristik kegiatan berdasarkan status kepemilikan No. 1. 2. 3. 4.
Status kepemilikan usaha Milik sendiri Sewa Pinjam Lain-lain Total
Jumlah 34 17 5 4 60
Persen (%) 56,67 28,33 8,33 6,67 100,00
Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Tabel 5.19 menunjukkan bahwa untuk status kepemilikan sendiri tempat usaha terdapat 8 warung makan dan minum, 3 jasa fotocopy dan penjilidan, dan 6 jasa penyewaan komputer dan/atau internet untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.20.
57
Tabel 5.20 Status kepemilikan usaha berdasarkan jenis usaha di lokasi penelitian
No
1 2 3 4 5 6
Jenis Usaha
Status Kepemilikan Jumlah Lainresponden Sendiri Sewa Pinjam lain
Warung makanan dan minuman Jasa Fotocopy dan penjilidan Jasa penyewaan komputer/internet
8
8
-
-
-
11
3
4
3
1
9
6
3
-
-
Penjualan ATK
2
2
-
-
-
2
-
1
1
-
4
4
-
-
-
Jasa penerjemah/kursus Bahasa Warung barang kebutuhan sehari-hari
7
Salon/pangkas rambut
5
1
2
1
1
8
Bengkel
19
10
7
-
2
60
-
34
17
5
Jumlah Sumber : Hasil analisa data lapangan, 2015
Untuk dapat menganalisa dampak keberadaan (eksistensi) kampus UHO terhadap pendapatan usaha kecil dan warung yang ada di sekitarnya maka seperti telah dirumuskan pada kerangka konsep/pemikiran penelitian bahwa salah satu faktor bentuk eksistensi kampus UHO adalah adanya kegiatan akademis yang berlangsung. Dalam lingkup penelitian ini bahwa ketiadaan eksistensi kampus UHO adalah terjadi pada saat sedang tidak terjadi kegiatan akademis di kampus UHO atau dalam penelitian ini kita sebut sebagai “Saat Masa Libur Semester”. Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa dampak eksistensi kampus UHO terhadap pendapatan pelaku usaha kecil dan warung di sekitarnya adalah dengan membandingkan tingkat pendapatan pada dua keadaan yang berbeda yaitu pada saat kampus UHO sedang menunjukkan eksistensinya dan pada keadaan yang
58
sebaliknya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa kampus UHO mempunyai dampak terhadap pendapatan pelaku usaha dan warung disekitarnya apabila ada perbedaan rata-rata pendapatan pelaku usaha kecil dan warung pada saat masa perkuliahan dibandingkan dengan rata-rata pendapatan pada saat masa libur semester. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata pendapatan pelaku usaha kecil pada saat masa perkuliahan dibandingkan dengan rata-rata pendapatan pada saat libur semester. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan kampus UHO mempunyai dampak terhadap pendapatan usaha kecil disekitarnya. Dapat pula diketahui bahwa rata-rata pendapatan usaha kecil dan warung pada masa aktif perkuliahan lebih tinggi daripada rata-rata pendapatan pada saat libur semester. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakkan oleh Tarigan (2005) bahwa pandangan teori ekonomi wilayah suatu institusi pendidikan dikategorikan sebagai salah satu aktivitas ekonomi sektor jasa yang memiliki kontribusi terhadap penyediaan tenaga kerja terdidik sebagai produknya dan juga sekaligus sebagai pasar potensial bagi kegiatan ekonomi lainya apabila suatu institusi pendidikan memiliki jumlah populasi yang cukup besar. Hal tersebut di atas memberikan arti bahwa keberadaan kampus UHO memberikan dampak positif dalam peningkatan pendapatan usaha kecil dan warung di sekitarnya. Sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan mempertegas kembali hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wijaya (2012) bahwa hasil penelitianya menyimpulkan bahwa kontribusi keberadaan kampus UHN Pematang Siantar mempunyai peran dalam meningkatkan perekonomian
59
masyarakat sekitar yang ditunjukkan oleh lebih tingginya pendapatan usaha kecil dan pola ruang di wilayah sekitar kampus. 5.4. Analisa Dampak Keberadaan Kampus UHO Terhadap Pendapatan Usaha Kecil di Sekitarnya Untuk dapat menganalisa dampak keberadaan (eksistensi) kampus UHO terhadap pendapatan usaha kecil dan warung yang ada di sekitarnya maka seperti telah dirumuskan pada kerangka konsep/pemikiran penelitian bahwa salah satu faktor bentuk eksistensi kampus UHO adalah adanya kegiatan akademis yang berlangsung. Sehingga seperti yang telah dijelaskan pada definisi operasional bahwa adanya kegiatan akademis di kampus UHO dalam penelitian ini disebut sebagai “saat masa perkuliahan”. Dalam lingkup penelitian ini bahwa ketiadaan eksistensi kampus UHO adalah terjadi pada saat sedang tidak terjadi kegiatan akademis di kampus UHO atau dalam penelitian ini kita sebut sebagai “Saat Masa Libur Semester”. Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa dampak eksistensi kampus UHO terhadap pendapatan pelaku usaha kecil dan warung di sekitarnya adalah dengan membandingkan tingkat pendapatan pada dua keadaan yang berbeda yaitu pada saat kampus UHO sedang menunjukkan eksistensinya dan pada keadaan yang sebaliknya. Sehingga dapat ditarik skesimpulan sementara bahwa kampus UHO mempunyai dampak terhadap pendapatan pelaku usaha dan warung disekitarnya apabila “Ada perbedaan rata-rata pendapatan pelaku usaha kecil dan warung pada saat masa perkuliahan dibandingkan dengan rata-rata pendapatan pada saat masa libur semester”.
60
Rumusan hipotesis penelitian dalam analisis statistik adalah : Ho
: Tidak ada perbedaan rata-rata pendapatan pelaku usaha kecil dan warung
pada saat masa perkuliahan dibandingkan dengan rata-rata pendapatan pada saat masa libur semester. Ha
: Ada perbedaan rata-rata pendapatan pelaku usaha kecil dan warung pada
saat masa perkuliahan dibandingkan dengan rata-rata pendapatan pada saat masa libur semester. Untuk membuktikan hipotesis di atas, maka dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan dan dari statistik berpasangan diketahui bahwa nilai rata-rata pendapatan per hari pada saat aktif perkuliahan adalah Rp 2039830,508 dan rata-rata pendapatan per hari pada saat libur semester adalah Rp 963898,3051. Dari output didapat korelasi sebesar 0,881 dengan signifikansi 0,000 hal ini berarti bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara jumlah pendapatan pada saat masa perkuliahan dengan jumlah pendapatan pelaku usaha dan warung pada saat libur semester karena nilai mendekati angka 1. Dengan menggunakan analisa uji dua sampel berpasangan, maka yang perlu diketahui adalah apakah ada perbedaan rata-rata pendapatan saat masa perkuliahan dan saat libur semester dengan tingkat signifikansi 0,05. Sehingga dari tabel output analisa SPSS diperoleh : 1. nilai t hitung adalah 9,921 dan P value (signifikansi) adalah 0,000
61
2. nilai t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df)n-1 atau 60-1=59, maka hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah 2,001 Untuk menegaskan kembali kriteria pengujian untuk analisa uji dua sampel berpasangan maka : Ho diterima jika
-t tabel ≤ t hitung ≥ t tabel
Ho ditolak jika
-t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasar Probabilitas maka : Ho diterima jika
P value > 0,05
Ho ditolak jika
P value < 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa : 1.
t hitung = 9,921 dan t tabel = 2,001 sehingga berdasarkan kriteria di atas –t hitung < -t tabel dimana Ho ditolak.
2.
P value = 0,00 sehingga berdasarkan kriteria di atas P value < 0,05 dimana Ho ditolak. Kesimpulan dari hasil uji dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa
Ho ditolak atau hipotesis penelitian (Ha) diterima yakni ada perbedaan rata-rata pendapatan pelaku usaha kecil dan warung pada saat masa perkuliahan dibandingkan dengan rata-rata pendapatan pada saat libur semester. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan kampus UHO mempunyai dampak terhadap pendapatan usaha kecil disekitarnya. Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata pendapatan usaha kecil dan warung pada masa aktif perkuliahan lebih tinggi daripada rata-rata pendapatan pada saat libur semester.
62
Hal tersebut di atas memberikan arti bahwa keberadaan kampus UHO memberikan pengaruh atau dampak dalam peningkatan pendapatan usaha kecil dan warung di sekitarnya. Sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan mempertegas kembali hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wijaya (2012) bahwa hasil penelitianya menyimpulkan bahwa kontribusi keberadaan kampus UHN Pematang Siantar mempunyai peran dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang ditunjukkan oleh lebih tingginya pendapatan usaha kecil dan pola ruang di wilayah sekitar kampus. 5.5. Keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Terhadap Pola Ruang di Wilayah Sekitarnya Berdasarkan Perda RTRW Kota Kendari nomor 1 tahun 2012 bahwa pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam satu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Berdasarkan Perda RTRW tersebut maka lokasi penelitian masuk dalam pola ruang kawasan budidaya dengan peruntukan perumahan dengan dengan kepadatan sedang. Selain itu, secara umum lokasi penelitian masuk dalam wilayah Kecamatan Kambu dengan rencana peruntukan kawasan permukiman dan perkantoran. Ruang perkotaan merupakan tempat berkumpulnya sebagian besar masyarakat ketika berada di dalam bangunan (Jayadinata, 1999). Inti dari ruang perkotaan adalah perencanaan fisik kota mengenai penataan ruang sehubungan dengan adanya kagiatan manusia dan kebutuhannya. Kebutuhan ruang akan selalu meningkat sejalan dengan perkembangan aktivitas masyarakat pada suatu
63
wilayah, sedang keberadaan dan ketersediaan ruang bersifat bebas. Dalam menyeimbangkan kebutuhan dan ketersediaan lahan agar mendekati kondisi optimal,
maka
perlu
dilakukan
perencanaan
pemanfaatan
ruang
yang
komprehensif melalui perpaduan pendekatan sektoral dan pendekatan regional. Struktur ruang sangat menentukan hirarki dan fungsi pusat-pusat permukiman serta sistem jaringan prasarana dan sarana, sehingga dapat menciptakan tingkat perkembangan fisik, ekonomi dan sosial yang diinginkan selama kurun waktu perencanaan. Suatu kota pada dasarnya terbentuk dari pusatpusat kegiatan yang membentuk hirarki dan pola keterkaitan satu dengan lainnya. Karena itu rencana sistem pusat kegiatan dirumuskan dengan menentukan hirarki serta fungsi setiap pusat kegiatan berdasarkan pertimbangan tertentu. Selain itu, perkembangan ruang terbangun ke wilayah dengan bentang alam yang relatif datar mengikuti jaringan jalan yaitu jalan H.E.A Mokodompit dan jalur angkutan umum yang ada. Ketersediaan sarana yang memadai dan juga fungsi wilayah sebagian besar adalah perdagangan dan jasa, juga cenderung membentuk pola perkembangan linear yang dipengaruhi oleh pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa di sepanjang jalan. 5.5.1. Perkembangan lahan terbangun dan belum terbangun Berdasarkan hasil pengamatan peta citra dan survey yang dilakukan melalui observasi lapangan, disimpulkan bahwa kawasan ini didominasi oleh kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan pendidikan. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, maka keberadaan kampus UHO berdampak pada pola pemanfaatan ruang yang ada di depan pintu gerbang kampus
64
UHO dapat dilihat pada perkembangan lahan terbangun yang ditunjukkan pada Tabel 5.21. Tabel 5.21 Perkembangan pola penggunaan lahan di wilayah depan Kampus UHO No. 1. 2.
Lahan Lahan terbangun Lahan belum terbangun
2011
2012
Tahun (Ha) 2013
2014
2015
13,620
19,753
19,981
20,639
23,474
61,280
55,417
54,919
54,261
51,426
Sumber : Citra Satelit dan Dinas Tata Kota dan perumahan Kota Kendari, 2016
Perkembangan lahan terbangun di wilayah Depan Kampus UHO makin meningkat dari tahun ke tahun yakni pada tahun 2011 seluas 13,620 Ha sedangkan pada tahun 2015 seluas 23,474 Ha dengan pertambahan luas sebesar 9,854 Ha. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah bangunan usaha yang ada seperti jumlah foto copy, warung makan, jasa penyewaan komputer, warung barang kebutuhan sehari-hari, jasa penerjemah dan salon/pangkas rambut. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Lase (2010) bahwa keberadaan sebuah lembaga pendidikan merupakan salah satu daya tarik atau merupakan salah satu alasan terjadinya proses urbanisasi pada suatu wilayah dimana peningkatan jumlah populasi sebagai akibat langsung proses urbanisasi menjadi peluang pasar bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila mereview kembali hasil penelitian dari Hariani (2006), tentang Pengaruh Kampus Terhadap Ruang Urban Pada Akses Masuk Kampus Universitas Gajah Mada maka dapat ditarik kesimpulan yang sama. Bahwa untuk kasus ruang urban di sekitar akses masuk kampus UHO dapat dilihat pada konsep pengembangan kawasan depan kampus yang disusun
dalam sebuah RTBL
(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) bahwa panjang jalan HEA
65
Mokodompit adalah 2251 Km dengan Garis Sempadan Pagar (GSP) adalah 11, 5 m dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah 21 m, sehingga proses perubahan dan pengembangan yang terjadi menghasilkan ruang urban dengan skala ruang yang agak luas. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakkan oleh Zahn (1999) bahwa standar skala perkotaan dengan memperhatikan pembatas place secara vertikal masuk dalam kategori L=4T (terlihat pada Lampiran 2). 5.5.2. Jaringan Jalan dan Sistem Transportasi Aktifitas transportasi di lokasi penelitian cukup tinggi bila dilihat dari fungsi pelayanan jalan. Selain sebagai jalur lalu lintas dalam kota untuk kendaraan pribadi dan juga beberapa trayek angkutan umum dalam kota, jalan H.E.A Mokodompit juga merupakan salah satu jalan alternatif utama untuk menuju keluar kota ke arah Selatan Kota Kendari baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Sistem transportasi dibentuk dari sistem kegiatan, sistem pergerakan, sistem bangkitan dan sistem tarikan perjalanan dari keseluruhan wilayah Kota Kendari yang member pengaruh di wilayah penelitian. Pada umumnya sistem transportasi di lokasi penelitian dibentuk oleh pusat kegiatan ekonomi dan pendidikan. Jaringan jalan yang menjadi akses utama dalam sistem kegiatan adalah jalan H.E.A Mokodompit. Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan jalan di lokasi penelitian dapat dilihat pada peta jaringan jalan wilayah depan Kampus UHO yang ditunjukkan pada Tabel 5.22. Tabel 5.22 Panjang jalan depan Kampus UHO No.
Jalan
1. 2.
Jalan H.E.A Mokodompit Jalan lokal
2011 2251 3887
2012 2251 3938
Panjang (m) 2013 2014 2251 2251 4415 4872
Sumber : Citra Satelit dan Dinas Tata Kota dan perumahan Kota Kendari, 2016
2015 2251 5096
66
Untuk pola dan hirarki jaringan jalan yang terdapat di lokasi penelitian terdiri jalan lokal dan jalan lingkungan. Berdasarkan hirarki jalan eksisting yang masuk dalam kategori jalan lokal pada penelitian ini adalah jalan H.E.A Mokodompit. Untuk jalan-jalan kecil dan gang dikategorikan kedalam jalan lingkungan. Selain itu juga volume kendaraan yang banyak mengakibatkan masalah kemacetan, khususnya pada pagi dan sore hari (macet oleh armada angkutan kota). Adapun lokasi yang menjadi kawasan rawan macet lalu lintas adalah pada jalan H.E.A Mokodompit sekitar pintu gerbang II kampus UHO. Angkutan umum yang beroperasi di lokasi penelitian cukup banyak. Untuk jenis angkutan umum seperti mikrolet yang hanya melayani penumpang dari dalam kota Kendari. Selain angkutan umum terdapat juga jasa ojek yang merupakan moda angkutan penumpang yang populer di sekitar kawasan kota dan antar kawasan di sekitar lokasi penelitian.
68
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Keberadaan Kampus Universitas Halu Oleo berdampak pada pendapatan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata pendapatan per hari jika dibandingkan pada saat aktif kuliah dan pada saat libur semester pada tahun 2014 sebesar 38,10% dan tahun 2015 perbandingan rata-rata pendapatan sebesar 34,63% begitu pun juga dengan usaha lainya dan bertambahnya jumlah usaha yang ada di wilayah sekitarnya yang didominasi oleh usaha kecil seperti warung makan, foto copy dan penjilidan, warung barang kebutuhan sehari-hari, penjualan ATK, salon/pangkas rambut dan jasa penyewaan komputer. 2. Pola ruang di wilayah penelitian dapat ditinjau dari proses perubahan dan pengembangan yang terjadi menghasilkan ruang urban dengan skala ruang yang agak luas pada standar skala perkotaan dengan memperhatikan pembatas place secara vertikal sehingga masuk dalam kategori L=4T dan secara umum lokasi penelitian masuk dalam wilayah Kecamatan Kambu dengan rencana peruntukan kawasan pemukiman dan perkantoran. 6.2. Saran Saran yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah peningkatan partisipasi pihak kampus dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat
69
sekitar kampus dan penyusunan masterplan pengembangan lokasi kampus baru turut mempertimbangkan penataan ruang pada lokasi atau koridor di sekitar akses masuk kampus yang disertai dengan penyusunan program pemberdayaan masyarakat sekitar kampus.
70
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2008. Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori. Graha Ilmu. Yogyakarta. Adisasmita, Rahardjo, 2005. Dasar – Dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta. Agustan, 2011. Analisis Bagian Wilayah Kota V Kota Kendari. Tesis, Pascasarjana Universitas Halu Oleo. Kendari. Akil, S. 2001. Penataan Ruang dalam Rangka Mendorong Pengembangan Ekonomi Wilayah. Cipta. Tangerang. Budiardjo, Eko. 2004. Tata Ruang Perkotaan di Indonesia. PT. Alumni. Bandung. Catanese, Anthoney J and Snyder James C. 1979. Introduction to Urban Planning, McGraw – Hill Book Company. New York. Chapin, F.S.1965. Urban Land Use and Planning, Urban: University of Illincis. Chevy, 2008. Perencanaan Wilayah dan Pembangunan Pendidikan , Tinjauan Teori Lokasi. Bumi Aksara. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Dumariy. 1997. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta. Glasson, J., 1974. Pengantar Perencanaan Regional Terjemahan Paul Sitohan. LPFE – Universitas Indonesia. Jakarta. _________, 1990. Pengantar Perencanaan Regional Terjemahan Paul Sitohan. LPFE – Universitas Indonesia. Jakarta. Hadi Sabari Yunus. 1982. Pengarah Pemahaman Pengertian Kota. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta. Hanafiah, T, 1982. Pendekatan Wilayah dan Pembangunan Pedesaan. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor Hariani & Dwi S., 2006. Pengaruh Kampus Terhadap Ruang Urban : Kasus Ruang Urban Pada Akses Masuk Kampus Universitas Gajah Mada. Tesis. UGM. Yogyakarta
71
Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. ITB Bandung. Bandung. Jhingan, M.L. 1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kontjaraningrat. 1991. Metode – Metode Penelitian Masyarakat. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kuncoro, M., 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?. Penerbit Erlangga. Jakarta. Lase, J. E., 2010. Dampak Keberadaan Kampus Universitas Sumatera Utara Terhadap Pendapatan Usaha Kecil dan Warung Serta Pola Ruang Di Wilayah Sekitarnya. Tesis. USU. Medan. Maryatmo dan Susilo. 1996. Dari Masalah Usaha Kecil sampai Masalah Ekonomi Makro. Universitas Atmajaya. Yogyakarta. Miraza, Bachtiar Hassan. 2005. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Bandung. Nasution, Mulia. 1997. Teori Ekonomi Makro. Pendekatan pada Perekonomian Indonesia. Djambatan, Jakarta. Richardson, H. 1972. Regional Economics. Location Theory, Urban Structure and Regional Change. Word University. London. Siagian, H. 1982. Pembangunan Ekonomi dan Cita – cita dan Realita. Alumni. Bandung. Sirojuzilam, 2005. Beberapa Aspek Pembangunan Regional. ISEI Bandung, Bandung. Sugiono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Suharyanto, A. 2007. Dampak Keberadaan IPB Terhadap Ekonomi Masyarakat Sekitar Kampus dan Kontribusinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Bogor. Tesis. IPB Bogor. Tarigan, R., 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah (Edisi Revisi). PT. Bumi Aksara. Jakarta. Todaro, P. M., 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ketujuh. Erlangga. Jakarta.
72
Warpani & Sukardjo. 1984. Analisis Kota dan Daerah. ITB. Bandung. Wibowo, Rudi dan Soetriono, 2004. Konsep, Teori dan Landasan Analisis Wilayah. Bayumedia Publishing. Wijaya,
C., 2012. Dampak Keberadaan Kampus Universitas HKBP NOMMENSEN (UHN) Pematangsiantar Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Serta Pola Ruang Di Wilayah Sekitarnya. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Wikipedia, 2015. Aspek Ekonomi dalam Pendidikan EDUCARE. Jurnal pendidikan dan Budaya. http://educare.e-fkipunla.net. Diakses 27 Oktober 2015. Yunus, H. S., 2008. Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka Pelajar. Yogyakarta __________, 2006. Manajemen Kota Perpektif Spasial. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. __________, 1994. Teori dan Model Struktur Keruangan Kota. Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta. Zahnd, M., 1999. Perencanaan Kota Secara terpadu. Kanisius Soegija Pranata University Press. Yogyakarta.
73
Lampiran 1. Quisioner Formulir Daftar Pertanyaan Penelitian (Quesioner) Narasumber yang kami hormati, Daftar pertanyaan yang kiami ajukan adalah untuk keperluan penyusunan tesis untuk memperoleh gelar sarjana S2 di Universitas Halu Oleo. Semua jawaban pertanyaan yang diberikan merupakan tanggung jawab kami sepenuhnya untuk menjaga kerahasiaan dan tidak akan disalahgunakan untuk kepen tingan apapun. Sebelumnya kami mengucapkan terimah Bapak/Ibu/saudara/saudari untuk meluangkan waktu
kasih
atas
kesediaanya
Kendari, Hormat saya
2015
Arianto G2F112037
I.
PROFIL USAHA
Berilah Tanda Silang Pada Pilihan Jawaban Berikut Ini : 1.
2.
Jenis Usaha anda saat ini adalah : a. Warung makanan dan minuman b. Jasa Fotocopy dan pendijidan c. Jasa Penyewaan computer dan/atau internet d. Penjualan ATK (alat tulis kantor) e. Jasa penerjemah dan kursus bahasa f. Warung barang kebutuhan sehari-hari g. Salon h. Bengkel Jumlah Karyawan yang bekerja dan menerima upah/gaji pada usaha anda:a a. Tidak ada b. 1 orang c. 2 orang d. 3 orang e. 4 orang f. 5 orang atau lebih
74
3.
Jangka waktu telah membuka usaha pada lokasi saat ini : a. 0 -5 tahun b. 6 -10 tahun c. 11 – 15 tahun d. 16 tahun keatas 4. Domisili pemilik usaha saat ini : a. Berdomisili pada lokasi tempat usaha saat ini: b. Berdomisili di keluarahan c. Berdomisili di wilayah Kecamatan d. Berdomisili di wilayah Kota Kendari selain poin c diatas e. Berdomisili di luar Wilayah Kota Kendari 5. Status Kepemilikan bangunan tempat usaha: PENDAPATAN USAHA KECIL a. Milik sendiri Jawablah berikut pada kota jawaban yang tersedia : b. pertanyaan Sewa c. Pinjam d. Dan lain-lain sebutkan :…………………… II. 1.
PENDAPATAN USAHA KECIL Jawablah pertanyaan berikut pada kota jawaban yang tersedia: Berapa pendapatan rata-rata per hari dari kegiatan usaha anda pada saat masa perkuliahan mahasiswa Univeristas Halu Oleo (UHO)
Rp………………………………………………………… 2.
Berapa pendapatan rata-rata per hari dari kegiatan usaha anda pada saat masa libur semester perkuliahan mahasiswa Univeristas Halu Oleo (UHO)
Rp…………………………………………………………
75
III.
PERTIMBANGAN PENENTUAN LOKASI DAN JENIS USAHA
Berilah Tanda Silang Pada Pilihan jawaban Berikut Ini : 1.
Pengaruh keberadaan UHO terhadap penentuan lokasi usaha anda : a. Tidak berpengaruh b. Berpengaruh
2.
Pengaruh keberadaan UHO terhadap penentuan jenis usaha anda : a. Tidak berpengaruh b. Berpengaruh
80
Lampiran 3 Analisa pendapatan usaha kecil di depan kampus UHO saat aktif kuliah dan libur semester Point 22 27 28 30 40 23 29 41 59 5 6 8 14 15 25 31 33 50 55 57 58 17 20 56 4 19 26 32 38 39 53 54 2 9 13 18 21 24
800000 Rank Percent 5000000 1 93,10% 5000000 1 93,10% 5000000 1 93,10% 5000000 1 93,10% 5000000 1 93,10% 4000000 6 86,20% 4000000 6 86,20% 4000000 6 86,20% 4000000 6 86,20% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 3000000 10 65,50% 2500000 22 60,30% 2500000 22 60,30% 2500000 22 60,30% 2000000 25 46,50% 2000000 25 46,50% 2000000 25 46,50% 2000000 25 46,50% 2000000 25 46,50% 2000000 25 46,50% 2000000 25 46,50% 2000000 25 46,50% 1500000 33 36,20% 1500000 33 36,20% 1500000 33 36,20% 1500000 33 36,20% 1500000 33 36,20% 1500000 33 36,20%
Point 28 41 59 6 40 23 25 30 58 8 14 20 22 26 27 29 31 33 55 57 4 5 15 17 32 38 39 50 53 56 2 3 7 9 18 19 54 12
500000 3000000 3000000 3000000 2500000 2500000 2000000 2000000 2000000 2000000 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000 1500000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 700000 500000 500000 500000 500000 500000 500000 400000
Rank 1 1 1 4 4 6 6 6 6 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 31 32 32 32 32 32 32 38
Percent 96,50% 96,50% 96,50% 93,10% 93,10% 86,20% 86,20% 86,20% 86,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 67,20% 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 50,00% 48,20% 37,90% 37,90% 37,90% 37,90% 37,90% 37,90% 34,40%
81
3 7 10 11 16 46 12 36 34 35 47 37 42 45 48 51 43 44 49 52 1
1000000 1000000 1000000 1000000 700000 700000 600000 600000 500000 500000 500000 400000 400000 400000 400000 250000 200000 200000 200000 200000 100000
39 39 39 39 43 43 45 45 47 47 47 50 50 50 50 54 55 55 55 55 59
29,30% 29,30% 29,30% 29,30% 25,80% 25,80% 22,40% 22,40% 17,20% 17,20% 17,20% 10,30% 10,30% 10,30% 10,30% 8,60% 1,70% 1,70% 1,70% 1,70% 0,00%
46 11 13 21 24 34 47 36 45 10 16 35 42 48 37 43 44 49 51 52 1
400000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 250000 250000 200000 200000 200000 200000 150000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 20000
38 40 40 40 40 40 40 46 46 48 48 48 48 52 53 53 53 53 53 53 59
34,40% 24,10% 24,10% 24,10% 24,10% 24,10% 24,10% 20,60% 20,60% 13,70% 13,70% 13,70% 13,70% 12,00% 1,70% 1,70% 1,70% 1,70% 1,70% 1,70% 0,00%
82
Lampiran 4. Analisa SPSS Uji Sampel Berpasangan a. Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N 60
Std. Deviation 975327,61
Std. Error Mean 73926,54
Pendapatan saat libur semester
963898,3051
Pendapatan saat aktif perkuliahan
2039830,508
60
1926689,71
226648,14
b. Paired Samples Correlations Pair 1
Pendapatan saat libur semester & Pendapatan saat aktif perkuliahan
N 60
Correlation .881
Sig. .000
c. Paired Samples Test
Mean Pair 1
Pendapatan saat libur semesterPendapatan saat aktif perkuliahan
1501864,413
Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Error of the Difference Std. Deviation Mean Lower Upper 1682367,147 150287,341 2493722,31 840924,17
t 9,921
df
Sig. (2tailed)
59
.000
83
Lampiran 5. Analisa frekuensi jawaban responden tentang pengaruh UHO a. Pengaruh UHO dalam penentuan lokasi usaha Frekuensi Valid Tidak berpengaruh 6 Berpengaruh 54 Total 60
Persen (%) 10,00 90,00 100,00
b. Pengaruh UHO dalam penentuan jenis usaha Frekuensi Valid Tidak berpengaruh 14 46 Total 60
Persen (%) 23,33 76,67 100,00
84
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Foto situasi di Jalan H.E.A Mokodompit
T L
Gambar 2. Analisa foto skala perkotaan di Jalan H.E.A Mokodompit (L = 4T)
85
Gambar 3. Pertigaan Kampus UHO (pertemuan ruas Jalan H.E.A Mokodompit dan Jalan MT. Haryono)
Gambar 4. Situasi depan Pintu Gerbang I Kampus UHO di Jalan H.E.A Mokodompit
86
Gambar 5. Situasi depan Pintu Gerbang II Kampus UHO di Jalan H.E.A Mokodompit
Gambar 6. RTH Kampus UHO
87
Gambar 7. Wawancara dan pengisian quisioner dengan responden
Gambar 8. Salah satu tempat dan jenis usaha responden