Oikos-Nomos;
JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
Volume 9, Nomor 3/September 2015
Strategi Penghidupan Penduduk Sekitar Danau Limboto Kabupaten Gorontalo Sri Endang Saleh 1 - 13
Implikasi Model Dalam Penelitian Fachrudin Zain Olilingo 14 - 21
Pentingnya Etika Bisnis Dalam Perdagangan Sektor Retail Eduart Wolok 22 - 32
Perdagangan Luar Negeri, Proteksi dan Globalisasi Frahmawaty Bumulo 33 - 40
Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Siti Pratiwi Husain & Sahmin Noholo 41 - 51
Survey Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Perbankan di Prov. Gorontalo Idham M. Ishak 52 - 61
Penerbit Lembaga Pengkajian, Penelitian Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
Oikos-Nomos
Vol. 9
No. 3
September 2015
ISSN 1979 - 1607
Oikos-Nomos; JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS Penerbit: Lembaga Pengkajian, Penelitian Ekonomi dan Bisnis (LP2EB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
Penasehat: Rektor UNG (H. Syamsu Qamar Badu)
Dekan FEB UNG (Hamzah Yunus)
Penyunting: Muh. Amir Arham
Penyunting Pelaksana: Supardi Nani Boby Payu Sudirman
Penyunting Ahli: Sutyastie S. Remi (Unpad Bandung) Syarwani Canon`(UNG) Kodrat Wibowo (Unpad Bandung) A. Alfian Parewangi (UI Depok) Syarkawi Rauf (Unhas Makassar) Mahludin Baruwadi (UNG) A. Gaffar Latjokke (UNG)
Pengantar Redaksi Alhamdulillah Ilahirab, Jurnal OikosNomos tetap akan diupayakan tetap konsisten terbit. Ini bertujuan untuk menjadikan jurnal ini sebagai media diseminasi informasi beberapa hasil penelitian yang dilakukan teman-teman pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNG. Ada berbagai topik tulisan untuk edisi kali, yang membahas tentang perekonomian makro serta kajina akuntansi dan manajemen. Meskipun pada dasarnya kajian ini masih perlu disempurnakan kedepannya agar kualitas terbitan jurnal ini makin meningkat. Karena pada dasarnya jurnal hasil kajian (penelitian) sangat dibutuhkan untuk dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya dan juga diperlukan sebagai pijakan pengambilan keputusan oleh berbagai stakeholders, baik pada tingkat regional maupun nasional. Harapannya kedepan tulisan-tulisan jurnal makin banyak dan bervariasi. Dan akhirnya kami ucapkan selamat membaca dan menggunakan jurnal ini.
Sekretaris Redaksi: Roy Hasiru Alamat Redaksi: Kantor LP2EB FEB UNG Kampus Jambura UNG Jalan Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo Telepon/Fax: 0435-827281
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015
Oikos-Nomos; JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS Daftar Isi Pengantar Redaksi Daftar Isi Sri Endang Saleh Strategi Penghidupan Penduduk Sekitar Danau Limboto Kabupaten Gorontalo 1- 13 Fachrudin Zain Olilingo Implikasi Model Dalam Penelitian 14- 21
Eduart Wolok Pentingnya Etika Bisnis Dalam Perdagangan Sektor Retail 22 - 32 Frahmawaty Bumulo Perdagangan Luar Negeri, Proteksi Dan Globalisasi 33 - 40
Siti Pratiwi Husain & Sahmin Noholo Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. BRI, Tbk 41 - 51
Idham M. Ishak Survey Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Perbankan di Prov. Gorontalo 52 - 61
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
ISSN: 1979-1607
Strategi Penghidupan Penduduk Sekitar Danau Limboto Kabupaten Gorontalo Sri Endang Saleh Universitas Negeri Gorontalo
[email protected]
Abstrak Residents around Lake Limboto generally are dependent on the activity of agriculture and fisheries as a source of life. Lake environmental changes caused residents to lose their livelihoods and declining revenues. In the end they should be able to manage their resources in order to pursue a wide choice of livelihood strategies to meet the needs of the household. The purpose of research is to analyze the livelihood strategies around Lake Limboto. The method used in this study is a survey research methods. This study combines quantitative and qualitative approaches. The method used in this study is a survey research methods. This study combines quantitative and qualitative approaches. The research location in the village around Lake Limboto. The choice of location research purposive village Wood Subdistrict Month Limboto Lupoyo District of Blue Lake Village, Village Tabumela Tilango Subdistrict, Village Iluta Batudaa subdistrict and village Limehe Eastern District of Tabongo. Total sample 228 households. Determination of the number of samples in proportion to their respective villages / wards research. Determination systematic random sample members (systematic random sampling). Descriptive data analysis of quantitative and qualitative. Quantitative data from the questionnaires were analyzed descriptively. The qualitative data from in-depth interviews and observations to clarify and strengthen the analysis of quantitative data. The results of the study there were twelve strategies implemented population. Overall in five locations research shows that the livelihood of farmers and fishermen to apply different strategie. Livelihood strategies will be effective if the resident is able to process and utilize its assets to the sustainability of life, it is necessary empowerment of residents around Lake Limboto is right on target, using the resources of the lake with attention to ecological aspects. Kata Kunci: Livelihood Strategie
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 1
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
A. Latar Belakang Danau Limboto merupakan sumberdaya alam yang terdapat di Provinsi Gorontalo. Keberadaan Danau Limboto memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan serta multi fungsi baik sebagai salah satu penyangga kehidupan bagi masyarakat serta sistem penyangga kehidupan biota air/ikan air tawar dan mahluk hidup lainnya juga sebagai penyerasi dan penyeimbang lingkungan serta merupakan unsur ekosistem asli dari lingkungan hidup Provinsi Gorontalo. Fungsi-fungsi atau manfaat tersebut tidak sepenuhnya dapat dinikmati karena terjadi penyusutan luas dan pendangkalan danau di danau Limboto. Menurut penelitian sekarang danau ini dapat dikategorikan sebagai danau yang kritis, proses sedimentasi dan tekanan penduduk terhadap penguasaan lahan sekitar danau untuk kegiatan pertanian dan permukiman menyebabkan danau mengalami penurunan kedalaman dari tahun 1934 luas danau mencapai ±7000 ha dengan kedalaman 14 m dan sekarang luasnya ±3000 ha dengan kedalaman 2,5 - 4m. (Balihristi, 2009). Menyempitnya luas danau dapat mempengaruhi pasokan air semakin kurang ini karena Danau Limboto menampung air dari gunung dan hujan, sehingga tiap musim hujan hampir semua wilayah pesisir Danau Limboto tergenang air karena banjir. Apa bila musim kemarau, penduduk akan kesulitan air bersih, dan dangkalnya Danau Limboto pada musim kemarau menyebabkan hasil tangkapan ikan dari nelayan semakin berkurang. Hal ini tentunya menyebabkan
ISSN: 1979-1607
penduduknya akan kehilangan mata pencaharian dan menurunnya pendapatan, serta mengalami gejolak dan tekanan setiap Danau Limboto meluap. Kerusakan ekosistem danau merupakan serangkaian sebab-akibat pada aktivitas manusia dan kerusakan daerah tangkapan air danau Limboto yang diperkirakan mempengaruhi aktivitas bertani dan nelayan yang menggantungkan hidupnya dari sumberdaya danau Limboto. Disamping itu, persoalan pemenuhan kebutuhan yang makin kompleks tidak hanya terbatas pada upaya untuk memenuhi kehidupan primer sehari-hari, akan tetapi telah berkembang menjadi upaya untuk memperoleh hasil yang lebih untuk kebutuhan sekunder. Menurut Ellis (2000), pada hakikatnya sebagian besar rumahtangga pedesaan pada umumnya tidak dapat menghindar dari resiko, apakah yang disebabkan oleh manusia atau karena faktor lingkungan. Ketidakberdayaan dalam menghadapi resiko mengakibatkan mereka rentan terhadap hal-hal yang tak terduga terutama untuk kelangsungan hidupnya. Narayan (2000) menggambarkan kondisi kerentanan sebagai sebuah kondisi tanpa adanya aset yang mengakibatkan suatu rumah tangga berada dalam kondisi yang serba tidak terlindungi dan terbuka terhadap resiko. Kondisi tersebut membuat rumahtangga tidak berdaya, penuh ketergantungan serta menimbulkan rasa ketidakamanan. Penduduk di pesisir Danau Limboto baik petani, nelayan skala kecil dan tradisional, ataupun yang penduduk lainnya tentunya dikelilingi oleh berbagai resiko baik dari sisi sosial, dan ekonomi, serta aset yang
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 2
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
mereka miliki yang bersumber dari kondisi Danau Limboto yang memprihatinkan. Pada akhirnya penduduk harus mampu mengelola penghasilan yang dimilikinya dengan mengupayakan berbagai strategi penghidupan dimana penduduknya menggunakan serangkaian atau kombinasi kegiatan dan pilihan-pilihan yang dibuat sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga dan untuk mencapai tujuan hidupnya. Menurut Scoones (2001), strategi penghidupan sebagai kombinasi kegiatan dan pilihan-pilihan yang dibuat oleh rumahtangga untuk mencapai kesejahteraan sebagai perwujudan taraf penghidupan yang lebih baik. Strategi penghidupan meliputi cara-cara rumahtangga merangkai berbagai kegiatan untuk memperoleh pendapatan, cara-cara memanfaatkan berbagai aset, pilihan aset untuk investasi serta bagaimana rumahtangga mempertahankan aset dan pendapatannya Danau Limboto memiliki keterbatasan sumberdaya, maka akses penduduk untuk memanfaatkannya semakin terbatas. Melihat kondisi ini, apa yang menjadi pilihan strategi penghidupan selain untuk kelangsungan hidup dan memperbaiki kehidupan rumah tangga. Apakah menganekaragamkan strategi sebagai pilihan lainnya, apakah rumahtangga atau individu melakukan migrasi dimana pergi keluar desa sebagai keputusan penghidupan untuk mencapai penghidupan yang lebih baik. Strategi penghidupan (livelihood strategy) rumah tangga merupakan landasan pilihan aktivitas penghidupan yang dilakukan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan rumah
ISSN: 1979-1607
tangga. Strategi penghidupan (livelihood strategy) dari White (1991) yaitu: strategi bertahan hidup (survival strategy), strategi konsolidasi (consolidation strategy) dan strategi akumulasi (accumulation strategy). Zommers (1999) mengelompokkan menjadi empat tipologi yaitu strategi akumulasi, strategi consolidasi, strategi kompensasi (compensatory strategy) dan strategi keamanan (security strategy), sedangkan Scones (2001), menggolongkan menjadi tiga tipologi yaitu; rekayasa sumber penghidupan pertanian yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi,pola keragaman penghidupan (diversifikasi) dan, rekayasa spasial (migrasi). Penelitian ini mencoba melihat rumahtangga di lima desa sekitar danau Limboto sebagai entitas yang mempunyai pilihan keputusan terhadap penghidupan rumahtangganya. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis strategi penghidupan penduduk sekitar Danau Limboto. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Penelitian ini mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian di desa yang berada di sekitar Danau Limboto. Pemilihan lokasi penelitian secara purposive yaitu kelurahan Kayu Bulan Kecamatan Limboto, Desa Lupoyo Kecamatan Telaga Biru, Desa Tabumela Kecamatan Tilango, Desa Iluta Kecamatan Batudaa dan, Desa Limehe Timur Kecamatan Tabongo disajikan pada peta lokasi penelitian. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi pengelompokkan pada wilayah
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 3
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
tertentu, memungkinkan lokasi penelitian tersebar. Pengambilan sampel dalam penelitian sebanyak 15% dari populasi 228 KK. Penentuan jumlah sampel secara proporsional untuk masing-masing lokasi desa/kelurahan penelitian. Penetapan anggota sampel secara acak sistematik (systematic random sampling). Analisis data secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dari pengisian kuesioner dianalisis secara deskriptif. Penyajian data dalam bentuk tabel frekuensi. Pengolahan data statistik menggunakan software SPSS versi 20. Data kualitatif dari wawancara mendalam dan observasi untuk memperjelas analisis dari data kuantitatif.
dimana mereka tinggal ataupun sesuai dengan kondisi ekologi berupa dataran rendah dan sebagian berbukit yang cenderung berupa lahan pertanian basah berupa sawah pasang surut dan lahan kering, juga kondisi danau untuk nelayan mencari ikan. Selanjutnya kondisi keragaman dan karakteristik dari penduduk yang ada di lapangan serta ditambahkan dengan basis dari strategi pada masing-masing rumah tangga yang mencerminkan keterlibatan rumah tangga tersebut ke dalam suatu aktifitas ekonomi mereka. Dalam melakukan strategi penghidupan rumah tangga satu dengan yang lain dapat berbeda namun pada umumnya untuk satu kawasan yang memiliki tipe ekologi sama jenisnya, maka strategi penghidupan yang digunakan sebagian hampir serupa namun ada juga yang berbeda, dapat saja menerapkan satu strategi atau beberapa strategi secara bersamaan. Hasil penelitian tentang strategi penghidupan sebagai berikut: 1.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
ISSN: 1979-1607
Strategi Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Strategi pemenuhan kebutuhan dasar adalah cara atau upaya petani dan nelayan memperkuat usahanya dengan memanfaatkan peluang yang ada, meskipun dengan kelemahan atau keterbatasan yang dimiliki. Dalam kehidupan sehari-hari para petani dan nelayan harus berjuang keras untuk mempertahankan kehidupan rumah tangganya. Strategi pemenuhan kebutuhan dasar dalam penelitian ini seperti pada Tabel 1.
Strategi penghidupan rumah tangga di lima desa penelitian tidak terlepas dari Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 4
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
Kel/Desa Kayu Bulan Lupoyo Tabumela Iluta Limehe Timur Rata-rata
ISSN: 1979-1607
Tabel 1 . Persentase Pemenuhan Kebutuhan Hidup Beli Makanan Frekuensi Distribusi Puasa Murah Makan Makan 91,67 94,44 97,22 5,56 96,55 96,55 96,55 17,24 95,92 93,88 81,63 16,35 87,50 64,58 66,67 3,56 98,48 95,45 78,79 7,58 94,30 88,60 82,02 10,96 Sumber: Diolah dari data primer 2014
Rumah tangga di lima lokasi penelitian membeli makanan dengan harga lebih murah, umumnya membeli di pasarpasar mingguan. Faktor harga juga terkait dengan daya beli rumah tangga terhadap pangan. Meskipun bahan pangan tersedia di pasar namun jika harganya tinggi (dan daya beli rumah tangga rendah) akan mengakibatkan rumah tangga tidak dapat mengakses bahan pangan yang ada di pasar. Oleh karena itu rumah tangga responden melakukan pembatasan dengan cara membeli pangan yang lebih murah harganya, mengumpulkan sayur ataupun ubi-ubian yang ada di sekitarnya, frekuensi makan biasanya 3 kali dalam sehari dikurangi menjadi dua atau satu kali sehari, bahkan mengurangi porsi makan dan melakukan puasa. Bagi penduduk yang berpendapatan rendah, mengkonsumsi jenis makan yang kualitasnya relatif lebih rendah, Biasanya jenis makan curah atau kiloan yang harganya lebih murah dan mudah diperoleh. Berbeda dengan penduduk yang berpendapatan lebih tinggi, dengan pendidikan dan status sosial yang lebih tinggi mereka cenderung
mengkonsumsi bahan berkualitas lebih baik. 2.
Mengurangi Porsi makan 69,44 31,03 44,90 31,25 45,45 44,30
pangan
yang
Menekan Biaya Pengeluaran
Rumah tangga di daerah penelitian melakukan pengurangan konsumsi khususnya dalam membatasi pada pembelian bahan konsumsi makanan terutama beras dan lauk pauk. Hasil penelitian dalam hal mengurangi jenis pangan yang dikonsumsi menunjukkan secara berturut-turut tertinggi yaitu Desa Lupoyo tertinggi (68,34 persen), Kayu Bulan (50,76 persen), Iluta (46,59 persen), Limehe Timur 44,63 persen, dan terendah desa Tabumela (35,81 persen). Pembatasan pengeluaran dilakukan pada jenis pangan terutama beras. Beras merupakan bahan makanan pokok, dan sudah menjadi kebiasaan untuk mengkonsumsi beras, kebiasaan penduduk jika musim paceklik bahan pokok beras dicampur dengan jagung kering yang sudah diolah oleh penduduk Gorontalo disebut Baalibinthe untuk dijadikan nasi, bahkan jagung tanpa campuran beras dijadikan makanan pokok.
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 5
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
Responden melakukan penurunan belanja konsumsi makanan jadi jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan konsumsi makanan pokok. Hal ini dilakukan karena makanan jadi seperti makanan yang tidak di masak di rumah, makanan ringan pada umumnya relatif memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan makanan yang di masak di rumah, lagi pula bukan merupakan kebutuhan primer, pengeluaranpengeluaran yang bisa dihemat atau pengeluaran-pengeluaran yang bisa ditunda. Selanjutnya responden di lima desa penelitian menekan biaya pengeluaran meliputi pengeluaran untuk pakaian yang hanya dilakukan minimal sekali dalam setahun, mengurangi uang saku ataupun jajan anak, melakukan penghematan dalam pemakaian listrik, dan pemakaian air. 3.
Substitusi
ISSN: 1979-1607
merupakan bagian dari aktivitas ekonomi sebelumnya ataupun aktivitas yang sama sekali baru bagi rumah tangga yang bersangkutan karena dipandang lebih baik. Seperti pindah pekerjaan yang tadinya bekerja sebagai petani atau nelayan menjadi bekerja di bidang lainnya yang menurut mereka lebih baik seperti bekerja di sektor jasa atau kerja kantoran. Hasil penelitian tentang subtitusi diterapkan oleh rumahtangga petani dan nelayan Desa Tabumela (12,45 persen), Kayu Bulan (8,33 persen), Desa Limehe Timur (7,19 persen), Desa Lupoyo (6,21 persen), dan Desa Iluta (2,29 persen). Bila musim hujan dan banjir sebagian responden yang mempunyai perahu mengalihfungsikan perahu yang digunakan untuk mohala menjadi alat transportasi. Memanfaatkan waktu banjir untuk mendapatkan penghasilan sebagai ganti jika tidak bekerja karena lahan yang tergenang, seperti menyewakan perahu, membantu orang lain untuk melewati jalan yang tergenang, menjual makanan dan minuman terbanyak di Desa Tabumela dan Lupoyo, ataupun bekerja dengan LSM/pemerintah dan mendapatkan upah oleh rumah tangga di Kayu Bulan dan Iluta. Para petani menangkap ikan di lahan yang tergenang air (sawah) sebagai ganti rugi dari lahan tergenang di Desa Lupoyo dan Limehe Timur, serta Petani mengganti tanaman padi di sawah dengan tanaman kangkung dilakukan oleh rumah tangga di Desa Limehe Timur. Nelayan di Desa Tabumela, Lupoyo dan Kayu Bulan seringkali hanya menganggur di rumah bila tidak dapat
Substitusi dilakukan oleh petani dan nelayan yang berhubungan dengan kejutan atau kehilangan baik pekerjaan atau pendapatan, dengan demikian rumah tangga mencari alternatif lainnya untuk mengganti pekerjaan atau sumber pendapatan yang hilang atau tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup. Rumah tangga melakukan substitusi (penggantian) adalah rumah tangga yang pada awalnya menggantungkan pendapatan dari aktivitas ekonominya, namun karena sesuatu hal pada akhirnya rumah tangga tersebut mengganti aktivitas ekonominya yang mampu memberikan penghasilan yang minimal sama besarnya dengan penghasilan sebelumnya bahkan lebih besar. Aktivitas ekonomi yang dijadikan andalan saat ini bisa Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015
6
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
menangkap ikan. Kegiatan yang sering mereka lakukan sebatas memperbaiki alat tangkap. Beberapa diantaranya mempunyai kegiatan membuat alat tangkap untuk digunakan sendiri ataupun menyelesaikan pesanan orang lain seperti jala, buili dan tinggawango. 4.
Pemanfaatan lahan
Pemanfaatan lahan dimana lahan basah yang ditanami padi, jika musim kemarau petani mengganti tanaman seperti jagung. Hal ini dapat di jumpai di Desa Iluta dan Limehe Timur. Selanjutnya rumah tangga di Desa Tabumela di musim kemarau memanfaatkan lahan dari danau yang surut untuk ditanami sayuran yang dapat dijual dan dikonsumsi. Strategi lainnya adalah mengalihfungsikan kolam ikan menjadi sawah seperti di Desa Limehe Timur. Pada musim penghujan akan terjadi genangan air. Jika air surut maka mereka mengolah lahan untuk ditanami padi. Selain padi, juga jagung dan holtikultura sebagai tanaman jangka pendek, dengan harapan tanaman bisa cepat dipanen agar dapat menghasilkan untuk kebutuhan sehari-hari, dan untuk biaya-biaya lainnya seperti biaya sekolah, kesehatan dan membayar hutang. Kegiatan seperti ini dikenal dengan “halabolu”. Hal ini dapat dilakukan oleh rumah tangga di Desa Lupoyo, Kayu Bulan, dan Tabumela, Iluta dan Limehe Timur. 5.
Mobilitas Strategi mobilitas pada dasarnya bentuk respon rumah tangga terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya, desakan ekonomi, dan terjadinya bencana alam di daerah asal, ataupun alasan-alasan
ISSN: 1979-1607
sosial lainnya. Strategi mobilitas yang dilakukan rumah tangga sebagai strategi spasial meskipun tidak banyak yang melakukannya. Mobilitas dilakukan dapat dilakukan secara permanen dan mobilitas sirkuler (mobilitas penduduk untuk sementara waktu dan musiman). Strategi ini dilakukan karena terbatasnya sumber mata pencaharian yang terdapat pada wilayah setempat, sehingga mendorong rumah tangga untuk mencari penghidupan di tempat lain. Hasil penelitian, rumah tangga melakukan mobilitas sirkuler dengan bekerja di sektor yang sama menjadi pilihan. Para pelaku mobilitas ini bekerja pada sektor yang sama dilakukan secara musiman. Bekerja sebagai petani, dimana setelah panen dan tidak ada kegiatan, para petani pergi ke tempat lain untuk mencari nafkah. Terutama pada saat musim tanan dan pada saat panen padi atau jagung di desa lain yang akan dituju. Biasanya dilakukan secara kelompok untuk bekerja secara bersama. Upah yang didapat dengan sistem bagi hasil panen berupa gabah sebesar 10 persen untuk kelompok pekerja. Mereka tidak melakukan perpindahan pekerjaan karena adanya anggapan pekerjaan itu dilakukan secara turun-temurun. Mobilitas secara musiman juga dilakukan oleh nelayan. Nelayan memanfaatkan alat tangkap ikan di Danau Limboto yang sudah ada untuk menangkap ikan di laut. Alat tangkap yang dimaksud misalnya jala ikan serta perahu motor. Selain menangkap ikan di Danau Limboto mereka juga minimal sekali dalam sebulan menangkap ikan di laut dilakukan pada saat musim nike (seperti ikan teri nasi)
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 7
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
berlangsung ± 10 hari dan dilakukan secara kelompok. Hasil tangkapan nike langsung dijual di tempat atau ke perusahaan ikan untuk dieksport. Hasil penjualan ikan nike perhari ± Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000. Penghasilan selama ± 10 (sepuluh) hari setelah dikeluarkan untuk biaya sewa kapal/perahu dan akomodasi lainnya, maka pendapatan yang diterima ± Rp 1.000.000 - Rp 5.000.000.-/orang. Pekerjaan ini dilakukan beberapa rumah tangga dari Desa Tabumela dan Iluta, karena akses ke laut cukup mudah dilakukan. Desa Tabumela berada di hilir Danau Limboto, berbatasan dengan Kota Gorontalo sehingga memudahkan untuk melakukan mobilitas sirkuler ataupun ulang alik, terutama dari Desa ke Kota. Rumah tangga melakukan mobilitas permanen untuk menambah penghasilan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Usaha yang dilakukan di daerah tujuan oleh rumah tangga dari Desa Lupoyo, Tabumela dan Limehe Timur yaitu berdagang khususnya ke daerah terdekat seperti Manado dan terjauh di Kalimantan. Selanjutnya bekerja di penambangan emas dan bekerja sebagai petani dilakukan oleh mereka dari Desa Tabumela dan Limehe Timur. Hasil usaha digunakan untuk membantu keluarga di daerah asal, juga untuk membangun rumah ataupun merenovasi rumah, setiap tahun (Idul Fitri) mereka kembali ke desa masingmasing 6.
Menggunakan Tabungan
Ketika terjadi penurunan pendapatan rumah tangga secara otomatis rumah tangga melakukan penurunan dalam pengeluaran. Hasil penelitian menemukan rumah tangga yang mampu melakukan strategi ini adalah
ISSN: 1979-1607
rumah tangga-rumah tangga yang memiliki sisa lebih dari pendapatan yang tidak dikonsumsi dan tidak digunakan untuk membayar hutang. Rumah tangga petani dan nelayan tangkap yang kesehariannnya hanya mampu memperoleh pendapatan untuk memenuhi keperluan makan kesehariannya dan pendapatan saat panen dipergunakan untuk membayar hutang pada tetangga atau kredit pada rentenir tidak bisa melakukan strategi ini. Rumah tangga Desa Tabumela tertinggi memanfaatkan tabungan untuk keperluan penting dan mendadak, terendah di Desa Iluta, dimana rumah tangga memiliki cukup biaya untuk keperluan, sehingga jarang yang mengambil tabungan. Rumah tangga melakukan strategi ini bagi mereka yang mempunyai tabungan baik di rumah ataupun di bank. Menabung di bank dengan alasan disamping aman dan menghindari pemakaian uang untuk keperluan yang tidak penting, menabung juga untuk keperluan pendidikan anak dan modal usaha. Rumah tangga yang mampu melakukan strategi ini adalah rumah tangga yang memiliki sisa lebih dari pendapatan yang tidak dikonsumsi dan tidak digunakan untuk membayar hutang. Rumah tangga seperti petani lahan sempit dan nelayan tangkap terutama miskin yang kesehariannnya hanya mampu memperoleh pendapatan untuk memenuhi keperluan makan kesehariannya dan pendapatan saat panen dipergunakan untuk membayar hutang pada tetangga atau kredit pada rentenir tidak bisa melakukan strategi ini.
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 8
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
7.
Menggadaikan Barang dan Menjual aset Menggadaikan barang adalah salah satu alternatif yang dipilih oleh rumah tangga ketika menghadapi penurunan pendapatan. Menggadaikan barang memiliki prinsip yang sama dengan melakukan peminjaman namun prosedurnya lebih tidak terbelit dibandingkan dengan melakukan peminjaman pada institusi keuangan formal maupun informal. Menggadaikan barang dipilih sebagai upaya penyangga agar penurunan konsumsi tidak banyak terjadi dan adanya keterbatasan dalam sumbersumber pendanaan lainnya dalam mengatasi penurunan pendapatan. Namun demikian jika rumah tangga tidak mampu menebus barang yang digadaikan maka konsekuensinya barang akan dilelang. Persentase rumah tangga yang melakukan penjualan aset lebih kecil dibandingkan dengan meminjam dan menggadaikan barang. Rumah tangga menggadaikan barang sebanyak 11,40 persen, sedangkan rumah tangga menjual aset tidak produktif sebesar 1,75 persen. hanya dilakukan sebagian kecil responden di Kelurahan Kayu Bulan dan Desa Lupoyo. Aset tidak produktif seperti peralatan makan dan minum. Selanjutnya menjual aset produktif 6,58 persen, dan menjual perhiasan 8,77 persen. Strategi ini hanya bisa dilakukan oleh rumah tangga yang memiliki aset ataupun perhiasan. Strategi ini juga diadopsi oleh rumah tangga untuk mengatasi jika terjadi penurunan pendapatan rumah tangga yang diikuti oleh keperluan pendanaan yang cukup besar seperti biaya sekolah ke jenjang lebih tinggi atau untuk modal usaha.
ISSN: 1979-1607
8.
Berhutang Tidak menentunya hasil tani dan mohala mempengaruhi tingkat pendapatan responden. Responden umumnya merasakan goncangan keuangan, maka mereka terlebih dahulu meminta pertolongan kepada kerabat dekat atau kepada tetangga dekatnya. Ketika hasil tani dan mohala tidak dapat mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka langkah yang ditempuh adalah meminjam uang terutama kepada keluarga dekat atau kepada sesama petani dan nelayan untuk meringankan beban keuangan rumah tangga. Biasanya pinjaman akan diberikan oleh kelarga atau tetangga tergantung kondisi keuangan mereka jika dalam keadaan baik. Pinjam meminjam antar saudara atau tetangga masih memungkinkan karena pinjaman yang dilakukan merupakan pinjaman kecil yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan se hari-hari. Meminjam uang pada tetangga atau saudara disukai karena uang dapat tersedia dengan segera dan mudah dalam pengembaliannya. Saudara menjadi pilihan pertama peminjaman uang, jumlah pinjaman berkisar Rp 50.000.- sampai Rp 1.000.000.Disamping meminjam uang kepada para tetangga dan keluarga serta kepada rentenir, responden petani dan nelayan memiliki alternatif untuk meminjam uang ke bank. Pinjaman secara formal ke bank hanya dilakukan oleh orang yang memiliki akses ke bank dan kemudahan untuk mengembalikan pinjaman. Meminjam uang ke bank membutuhkan prosedur yang cukup beresiko dan cukup sulit, karena harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak bank terhadap nasabahnya yang ingin
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 9
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
meminjam uang. Persyaratan utama adalah jaminan berupa dokumen-dokumen berharga, misalnya; sertifikat rumah, sertifikat tanah, surat izin usaha jika mempunyai usaha, dan lain sebagainya. Proses meminjam uang ke bank mengikuti prosedur yang formal dan melibatkan hukum. Biasanya jumlah uang yang dipinjam ke bank sebesar Rp 2.000.000 s/d Rp. 10.000.000. Pinjaman itu sudah dianggap sangat besar dan biasanya responden tidak berani jika pinjaman tersebut lebih tinggi dari angka tersebut. Uang pinjaman digunakan untuk keperluan pokok dan biaya pendidikan anak. Disamping itu digunakan untuk modal usaha warung kecilkecilan, membeli alat tangkap tradisional seperti buili atau ganti buili yg rusak, saat musim tanam jika kekurangan modal, disamping itu bagi nelayan budidaya digunakan untuk pembelian bibit ikan dan pakan ikan, selanjutnya untuk biaya operasional sampai panen. Perputaran uang hasil panen ikan dan warung disimpan untuk membayar bulanan pinjaman baik kepada tetangga, saudara, ke bank, ataupun pihak lainnya. 9.
Pemanfaatan Jaringan
Pemafaatan jaringan sosial ini terlihat ketika terjadi permasalahan ekonomi seperti penurunan pendapatan dari hasil bertani dan sebagai nelayan. Responden memanfaatkan relasi untuk memecahkan solusi masalah keuangan rumah tangga, misalnya dari kontrak setelah panen (19,74 persen), bantuan infomal dari keluarga dan teman tanpa diminta untuk mengembalikannya (25,00 persen). Selanjutnya memanfaatkan
ISSN: 1979-1607
bantuan sosial lainnya yang seperti Bantuan Langsung Tunai (BLSM) dan bentuk bantuan lainnya dari pemerintah sebesar (45,18 persen), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah penduduk miskin. Bentuk bantuan lain yang dimanfaatkan responden adalah bantuan dari koperasi dalam bentuk bahan seperti pupuk, bahan bakar, bibit tanaman, dan pakan ikan sebesar 5,18 persen. Kecilnya pemanfaatan koperasi disebabkan petani dan nelayan biasanya membeli langsung ke distributor untuk pembelian pakan ikan, sedangkan untuk bibit padi sudah disimpan sambil menunggu waktu musim tanam. 10. Alokasi Sumberdaya Rumah tangga Strategi memanfaatkan sumberdaya manusia ini dilakukan oleh rumah tangga petani dan nelayan dengan memanfaatkan seluruh tenaga kerja yang dimilikinya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Semua anggota rumah tangga nelayan memberikan kontribusi terhadap keseluruhan pendapatan yang diperoleh rumah tangga tersebut. Kewajiban dan beban untuk memperoleh pendapatan guna mempertahankan kelangsungan hidup ditanggung oleh seluruh anggota rumah tangga meskipun kewajiban utama tetap berada pada kepala rumah tangga. Hal ini terjadi pada komunitas petani dan nelayan di lokasi penelitian. Di Desa Tabumela terutama nelayan tangkap dan kuli nelayan, baik anggota rumah tangga wanita maupun anak-anak melakukan pekerjaan untuk membantu kepala rumah tangga memperpanjang distribusi pendapatan yaitu dengan
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 10
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
membersihkan ikan (mijair/nila) ukuran kecilkecil dijual ke pasar-pasar tradisional dan menarik minat pembeli karena ikan-ikan tersebut sudah bersih. Di Desa Limehe Timur anak yang sudah dapat mengendarai sepeda motor melakukan pekerjaan dengan berjualan sayur mayur, para istri bekerja sebagai pemetik kangkung. di Kelurahan Kayu Bulan istri
ISSN: 1979-1607
bekerja berjualan kue, begitu pula kondisi di Desa Iluta. Para Istri juga melakukan pekerjaan menyulam kain dengan nama Karawo. 11. Melakukan Investasi Dan Ekspansi Distribusi persentase responden dalam melakukan investasi dan ekspansi disajikan pada Tabel 6.15 berikut ini:
Tabel 6.15. Persentase menurut Investasi dan Ekspansi Usaha Kel/Desa
Melakukan investasi dan ekspansi + Jlh Tab
Pinjam di bank
Usaha Toko
Usaha di tpt lain
Lainnya
Kayu Bulan
22,22
13,89
8,33
5,56
13,89
Lupoyo
34,48
6,90
0,00
6,90
0,00
Tabumela
26,53
12,24
6,12
4,08
6,12
Iluta
54,17
4,17
10,42
6,25
20,83
Limehe Timur
26,53
12,24
6,12
4,08
6,12
Rata-rata
32,79
9,89
6,20
5,37
9,39
Sumber: Diolah dari data primer 2014 Responden rumah tangga petani dan nelayan melakukan investasi dan ekspansi usaha seperti manambah jumlah tabungan. Responden yang melakukan usaha ini mereka yang sudah cukup untuk kebutuhan hidup dan sisanya untuk ditabung. Selanjutnya meminjam uang dibank untuk modal usaha dengan jaminan bagi mereka yang mampu membayar dan memiliki jaminan berupa setifikat tanah. Bagi yang cukup modal, melakukan mobilitas usaha yaitu ekspansi usaha ditempat lain, masih disektor yang sama seperti, membuka usaha pembibitan ikan, pakan ikan, dan pelelangan ikan. Ekspansi usaha hanya mampu dilakukan oleh responden rumah tangga petani dan nelayan
yang mempunyai pendapatan cukup tinggi dan dan mempunyai aset seperti rumah tangga di Desa Iluta. Sementara itu Rumah tangga di Kayu Bulan melakukan investasi dan ekspansi usaha dengan membuka toko, hal ini dilakukan mengingat lokasi cukup strategis. Usaha lainnya berdagang kelontong dan rempah-rempah dengan cara grosir. Demikian pula rumah tangga di Desa Tabumela, disamping membuka toko kebutuhan sehari-hari dan toko bahan bangunan, juga melakukan usaha pelelangan ikan laut.
12. Diversifikasi Pekerjaan Hasil penelitian kegiatan diversifikasi yaitu keragaman pekerjaan oleh rumah Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 11
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
tangga responden dengan mengkombinasikan pekerjaan utama dengan bekerja di sektor lain menambah jam kerja, selanjutnya bekerja lainnya disamping pekerjaan utama dan sampingan untuk menambah penghasilan. Keragaman sumber
ISSN: 1979-1607
penghasilan yang dilakukan rumah tangga seperti bekerja sebagai nelayan, juga bekerja sebagai petani dengan menggarap ladang yang dimiliki ataupun sebagai buruh tani dan sebaliknya.
Tabel 3. Prosentase Keragaman Mata Pencaharian Kel/Desa
Kombinasi Pek
Kayu Bulan Lupoyo Tabumela Iluta Limehe Timur Rata-rata
+ Jam Kerja Sampgn
Kerja Lainnya
41,67 44,44 17,24 20,69 20,41 30,61 25,00 25,00 39,39 40,91 29,82 32,89 Sumber: Diolah dari data primer 2014
Rumah tangga di kelurahan Kayu Bulan mengkombinasikan pekerjaan dengan usaha bentor, dan sebagai buruh tani, menangkap ikan. Kerja sampingan yaitu berdagang sambil menunggu waktu panen. Pekerjaan lainnya adalah membuat jala ikan serta menjual ikan. Rumah tangga di Limehe Timur, mengkombinasikan pekerjaan dengan beternak sapi, juga berjualan sayur-mayur. Pekerjaan lainya seperti tukang dan dan buruh bangunan. Selain itu dalam bekerja seringkali menambah jam kerja dan hari kerja. Kadangkala dalam seminggu tidak ada waktu jeda seperti memetik kangkung dilakukan setiap hari, kesemuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam rangka peningkatan penghasilan melalui diversifikasi ini, akan memunculkan usaha-usaha non-farm yang dilakukan oleh rumah tangga petani dan nelayan. Ke lima desa penelitian mencari
38,89 17,24 24,49 22,92 39,39 29,82
penghasilan tambahan dengan berjualan ikan dan sayur mayur ataupun menjual ikan di pasar tradisional dilakukan dua kali dalam seminggu, juga usaha angkutan bentor dari sore sampai malam. Disamping itu, responden juga mengkombinasikan bertani dan beternak, menjual sayuran keliling antar desa dan kecamatan, menanam jagung dan kangkung, dan tanaman hortikultura lainnya. Beragamnya strategi penghidupan yang dilakukan oleh rumah tangga mencakup perikanan tangkap dan budidaya serta pertanian yang berupa padi sawah pasang surut dan pertanian lahan jagung. Hasil dari satu bidang mata pencaharian lain dapat saling melengkapi artinya jika ada kelebihan atau adanya kebutuhan yang mendesak dari mata pencaharian lain dapat ditutupi oleh penghasilan dari matapencaharian lainnya. Hasil penelitian tentang strategi penghidupan secara
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 12
Oikos-Nomos: JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS
keseluruhan di lima lokasi penelitian menunjukkan bahwa petani dan nelayan di daerah penelitian menerapkan livelihood strategie yang berbeda-beda. A. Kesimpulan dan Implikasi
Kesimpulan Strategi penghidupan rumah tangga satu dengan yang lain dapat berbeda namun pada umumnya untuk satu kawasan yang memiliki tipe ekologi sama jenisnya strategi penghidupan yang digunakan hampir serupa. Penerapan berbagai bentuk strategi penghidupan merupakan upaya yang dilakukan oleh rumah tangga nelayan dan petani untuk mencukupi berbagai kebutuhan hidup dan berkelajutan. Dalam upaya untuk memperpanjang distribusi pendapatan, rumah tangga nelayan dan petani tidak hanya menerapkan salah satu bentuk strategi saja. Kombinasi dari berbagai bentuk strategi penghidupan biasa dilakukan untuk dapat mempertahan kelangsungan hidup. Penerapan kombinasi strategi yang dilakukan oleh rumah tangga petani dan nelayan sangat tergantung pada ketersediaan waktu, tenaga dan berbagai sumber penghidupan lain yang dimiliki. Dengan kondisi demikian, maka strategi penghidupan rumah tangga yang diterapkan oleh nelayan dan petani semakin kompleks. Implikasi Perlu ada dukungan dari pemerintah untuk membuat program adaptasi terhadap perubahan Danau Limboto bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya, menciptakan lapangan kerja setidaknya memberikan solusi jika penduduknya mengalami gagal panen
ISSN: 1979-1607
dan hasil tangkapan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi petani dan nelayan. Dengan demikian diharapkan petani dan nelayan tidak sekedar bertahan hidup, tetapi dapat melakukan aktifitas untuk menambah penghasilan dengan menganeka-ragamkan sumber penghasilan agar mampu meningkat ke strategi lainnya. Daftar Pustaka Balihristi. 2009. Profil Danau limboto. Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Provinsi Gorontalo. DFID (2001). Sustainable livelihoods Guidance Sheets. Department for International Development, http://www.livelihoods.org/. Ellis, F. (2000), Rural livelihoods and diversity in Developing Countries. Oxford: Oxford University Press. Narayan, Deepa. 2000. Voices Of The Poor. Can Anyone Hear Us? Oxford University Press. Scoone, 2001, Sustainable Rural Livelihoods A Framework For Analysis. IDS Working Paper 72. Institute of Development Studies. White, Benjamin N.F. 1991. Economic Diversification and Agrarian Change in Rural Java 1900-1990. Pp 41-49. Alexander, Paul, Boomgard, Peter and White, Benjamin (eds). 1991. In the Shadow of Agrarculture: Non Farm Activities in Javanese Economy, Past and Present. Royal Tropical Institute, Amsterdam. Zoomers, A, dan de Haan, L. 2005. Exploring the Frontier of Livelihoods Research. Development and Change 36(1): 27–47 (2005). # Institute of Social Studies 2005. Published by Blackwell Publishing, 9600 Garsington Road, Oxford OX4 2DQ, UK and 350 Main St.,Malden, MA 02148, USA
Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015 13
Oikos-Nomos; JURNAL KAJIAN EKONOMI DAN BISNIS Jurnal Oikos-Nomos diterbitkan oleh Pusat Pengkajian, Penelitian Ekonomi dan Bisnis FEB UNG sebagai jurnal berkala untuk menyajikan tulisan-tulisan tentang ekonomi, bisnis dan manajemen. Jurnal ini akan diterbitkan caturwulan pada bulan april, agustus dan desember. Jurnal Oikos-Nomos menyajikan tulisan-tulisan tentang berbagai masalah ekonomi, bisnis dan manajemen yang merupakan hasil penelitian dan eksplorasi pemikiran yang belum pernah diterbitkan dijurnal/bulletin atau media lainnya. Naskah-naskah yang akan dimuat terbuka kepada siapa saja sepanjang berkaitan dengan misi dan ruang lingkup jurnal ini. Kiriman tulisan atau naskah untuk dimuat di Jurnal Oikos-Nomos hendaknya diketik dengan jarak ½ spasi, sepanjang 15 – 20 halaman termasuk referensi dan catatan kaki dan/atau daftar bacaan, dengan menggunakan abstrak dan key word. Pengiriman naskah hendaknya disertai disket/USB. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah maksud dan isinya. Cantumkan nama lengkap, alamat dan riwayat hidup singkat penulis. Naskah-naskah yang dianggap kurang sejalan dengan misi dan ruang lingkup jurnal ini tidak akan dimuat.
Lembaga Pengkajian, Penelitian Ekonomi dan Bisnis (LP2BE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo, merupakan lembaga yang concern terhadap kajian, penelitian, pendidikan dan pelatihan sosial, ekonomi serta pembangunan, khususnya di Gorontalo dan Indonesia Bagian Timur. Selain itu LP2EB juga menyediakan kegiatan-kegiatan pelatihan dan konsultasi yang berkaitan dengan pembangunan daerah, serta menerbitkan jurnal, buku-buku bahan ajar atau buku-buku best practice pemerintahan, kebijakan ekonomi, pembangunan dan otonomi daerah. LP2EB merupakan lembaga yang berada di lingkungan UNG namun dalam kegiatannya bersifat otonom. Pengelola lembaga ini merupakan pengajar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNG yang memiliki kompetensi keilmuan utamanya bidang ilmu ekonomi dan bisnis. Jurnal Oikos-Nomos/Volume 9, Nomor 3/September 2015