NYERI PERSALINAN KALA I MELALUI PRAKTIK COUNTER -PRESSURE OLEH SUAMI DI RSUD SOEWONDO KENDAL Sri Rejeki, Tri Hartiti, Nikmatul Khayati ABSTRAK Nyeri hebat pada proses persalinan dapat menyebabkan ibu mengalami gangguan psikologis, 87% post partum blues pasca persalinan, 10 % depresi dan 3 % dengan psikosa. Oleh karena itu intervensi mengurangi nyeri persalinan sangat diperlukan agar dapat mengurangi komplikasi pada ibu dan janin pada saat proses dan pasca persalinan. Salah satu metode untuk mengurangi nyeri persalinan adalah dengan melakukan Counter Pressure pada regio sakralis, namun aplikasi metode ini biasanya hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Metode Counter pressure dapat diajarkan pada keluarga khusunya pasangan untuk mengurangi nyeri persalinan. Ibu dalam proses persalinan membutuhkan support dari lingkungan baik dari tenaga kesehatan, keluarga khususnya pasangan (suami). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik Counter-pressure yang dilakukan oleh suami untuk mengurangi rasa nyeri isteri dalam proses persalinan. Metode penelitian adalah Descriptivec analitic Design. Sebagai populasi adalah para suami yang menunggu ibu dalam proses persalinan kala I yang telah dilatih metode Counter-pressure. Sebanyak 40 orang suami terpilih menjadi sampel yang diambil dengan Consequtif Sampling. Hasil penelitian diperoleh praktik suami dalam tindakan Counter-pressure 75% baik. Rasa nyeri isteri setelah dilakukan Counter- pressure oleh suami 60% rasa nyeri berkurang. Sebagai rekomendasi penelitian ini adalah pentingnya menyertakan suami/pasangan dalam menurunkan tingkat nyeri ibu dalam proses persalinan. Kata Kunci: Metode Counter Pressure, nyeri persalinan, praktik suami
LABOUR PAIN STAGE I THROUGH COUNTER-PRESSURE PRACTICE BY HUSBAND IN SOEWONDO HOSPITAL OF KENDAL SENTRAL JAVA ABSTRACT Pain in childbirth can cause mothers suffer psychological disorders, 87% of postpartum blues postpartum depression, 10% and 3% with psychosis. Therefore interventions to reduce labor pain is necessary to prevent complications in the mother and fetus during the process and after delivery. One method to reduce the pain of childbirth is to make Counter Pressure on the sacral region, but the application of this method is usually only done by health workers. Counter pressure method can be taught in the family, especially the spouse to reduce the pain of childbirth. Mother in labor in need of support from the environment of health care workers, families, especially spouses (husband). This study aims to describe the practice of counter-pressure made by the husband and wife to relieve pain in labor. The research method is Descriptivec Analytic Design. As the population is waiting for her husband's mother in the first stage of labor has been trained Counter-pressure methods. Husband of 40 people elected to the samples taken with Consequtif sampling. The results obtained by the practice of the husband in the act of Counter-pressure 75% better. Pain wife after Counter- pressure by her husband of 60% reduced pain. As a recommendation of this study is the importance of the husband / partner in reducing the pain of mothers in childbirth. Keywords: Method of Counter Pressure, pain of childbirth, the husband practices
Nyeri Persalinan Kala I Melalui Praktik Counter -Pressure Oleh Suami di RSUD Soewondo Kendal Sri Rejeki, Tri Hartiti, Nikmatul Khayati
127
Latar Belakang penelitian Sebagian besar persalinan (90%) selalu disertai rasa nyeri sedangkan rasa nyeri pada persalinan merupakan hal yang lazim terjadi, nyeri selama persalinan merupakan proses fisiologis dan psikologis (WHO,2007; DepKes 2007). Dilaporkan dari 2.700 ibu bersalin hanya 15 % persalinan yang berlangsung dengan nyeri ringan, 35 % dengan nyeri sedang, 30% dengan nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri sangat hebat (Niven C & Gijsbers, 1984). Dari data statistik kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2003) didapatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan belum maksimal yaitu 82,75%, dan khususnya dikabupaten Kendal diperoleh angka 64,71% berarti sekitar 35 % persalinan ditangani oleh selain tenaga kesehatan. Selain itu kemungkinan besar persalinan dilakukan dirumah pasien itu sendiri. Nyeri persalinan dapat merangsang pelepasan mediator kimiawi seperti prostaglandin, leukotrien, tromboksan, histamin, bradikinin, substansi P, dan serotinin, akan mengakibatkan stres yang menimbulkan sekresi hormon seperti katekolamin dan steroid dengan akibat vasokonstriksi pembuluh darah sehingga kontraksi usus melemah. Sekresi hormon tersebut yang berlebihan akan menimbulkan gangguan sirkulasi uteroplasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Dari hasil penelitian nyeri hebat pada proses persalinan menyebabkan ibu mengalami gangguan psikologis, 87% post partum Blues yang terjadi dari 2 minggu pasca persalinan sampai 1 tahun, 10 % Depressi dan 3 % dengan Psikosa (Perry & Potter, 2006). Nyeri persalinan yang tidak tertahankan mendorong ibu bersalin mencari beberapa alternatif untuk mengatasi nyeri, diantaranya menggunakan obat penawar nyeri seperti analgetik dan sedatif (Anita A, Ocviyanti D, Wisnuwardhani SD & Handaya, 2002). Sedangkan obat-obat tersebut dapat memberikan efek samping yang merugikan meliputi fetal hipoksia, risiko depresi pernafasan neonatus, penurunan frekuensi denyut jantung dan peningkatan suhu tubuh
128
ibu serta dapat menyebabkan perubahan pada janin (Mender & Rosemary, 2003). Oleh karena itu intervensi mengurangi nyeri persalinan sangat diperlukan agar dapat mengurangi komplikasi pada ibu dan janin pada saat proses dan pasca persalinan. Banyak ragam metode dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi nyeri pada proses persalinan. Intervensi mengurangi nyeri non farmaka antara lain yaitu hipnotis, acupressure, yoga, hidroterapi, acupunctur, Counter Pressure dan tehnik pernafasan dengan relaksasi. Counter Pressure regio sakralis terbukti dapat mengurangi nyeri persalinan namun belum banyak dilakukan. Metode ini relatif mudah dilakukan oleh tenaga kesehatan dan keluarganya terutama suami untuk membantu ibu mengurangi tingkat nyeri persalinan. Pentingnya peran keluarga terutama suami dalam penurunan tingkat nyeri dalam proses persalinan harus diakui sebagai strategi yang tepat, karena disini suami sekaligus dapat berperan sebagai support psikologis kepada isteri dalam proses persalinan, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu secara tidak langsung berdampak pada pengurangan kerentanan dan mengatasi dampak penyakit. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana praktik suami setelah mendapatkan pelatihan metode Counter Pressure untuk mengurangi tingkat nyeri persalinan kala I. Urgensi Penelitian Nyeri persalinan merupakan nyeri yang dirasakan oleh ibu dalam proses persalinan. Dari hasil penelitian nyeri hebat pada proses persalinan menyebabkan ibu mengalami gangguan psikologis, 87% post partum blues partum Blues yang terjadi dari 2 minggu pasca persalinan sampai 1 tahun, 10 % Depressi dan 3 % dengan Psikosa. Oleh karena itu perlu dicari solusi untuk mengatasi nyeri persalinan yang mudah murah dan secara praktis dapat digunakan
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 127-135
oleh ibu untuk mengurangi nyeri persalinan kala I. Kontribusi yang dapat disumbangkan dari penelitian antara lain: a) memberikan informasi tentang salah satu alternatif untuk mengurangi nyeri persalinan secara nonfarmaka. b) menginformasikan peran suami dalam praktik metode Counter-pressure untuk mengurangi tingkat nyeri pada ibu dalam proses persalinan kala I. c) Memberikan informasi pentingnya dukungan keluarga khususnya suami dalam asuhan keperawatan dalam proses persalinan. TINJAUAN PUSTAKA Nyeri Persalinan Sebagian besar perempuan akan mengalami nyeri selama persalinan. Rasa nyeri persalinan bersifat individual. Setiap individu akan mempersepsikan rasa nyeri yang berbeda terhadap stimulus yang sama tergantung pada ambang nyeri yang dimilikinya. Rasa nyeri pada proses persalinan pada dasarnya berbeda dengan rasa nyeri yang dialami individu pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada : a) nyeri persalinan adalah proses fisiologis, b) Perempuan dapat mengetahui bahwa ia akan mengalami nyeri saat bersalin sehingga hal tersebut dapat diantisipasi, c) pengetahuan yang cukup tentang proses persalinan akan membantu perempuan untuk mengatasi nyeri persalinan yang bersifat intermiten (berkala), d) konsentrasi perempuan pada bayi yang akan dilahirkan akan membuat lebih toleran terhadap nyeri yang dirasakan saat persalinan (Bobak, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain usia, jenis kelamin, budaya, pemahaman nyeri, perhatian, kecemasan, kelelahan, pengalaman masa lalu, pola koping, keluarga dan dukungan sosial (Hutajulu. P., 2003; McCaffery, M., & Beebe, 2003). Proses persalinan diawali dengan kontraksi rahim yang menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada ibu yang akan bersalin( Bobak, I.M., 2005). Rangsang nyeri pada saraf ber-myelin lebih cepat disalurkan daripada rangsang nyeri pada saraf non myelin. Adapun serabut-serabut
saraf terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu: 1) Serabut saraf ber-myelin A mechanosensitive receptors adalah saraf dengan konduksi cepat, merespon terhadap stimulus mekanik, misalnya oleh adanya tekanan dan sentuhan. 2) Serabut saraf bermyelin A mechanothermal receptors yaitu saraf dengan konduksi cepat yang merespon stimulus mekanik, misalnya adanya tekanan, sentuhan dan panas. 3) Serabut saraf C tidak ber-myelin polymodal nociceptor, yaitu saraf dengan konduksi lambat yang merespon beberapa stimulus (Sunaryo, 2008; Freudenricra,C, 2009). Penyaluran sinyal nyeri dari jaringan disalurkan ke medulla spinalis melalui radik posterior nervus spinalis yang kemudian bersinap pada kornu posterior medulla spinalis dan berlanjut membentuk koneksi yang kompleks. Hal inilah yang sering menyebabkan sulitnya menentukan nyeri yang dirasakan, terutama pada nyeri viseral. Kemudian sinyal nyeri dihantarkan ke pusat nyeri pada susunan saraf pusat melalui jaras spinotalakmikus. Jaras spinotalamikus sebelum mencapai pusat nyeri berada didalam batang otak dan kemudian bersinap pada talamus. Setelah dari talamus kemudian sensasi nyeri disalurkan kebeberapa korteks somatosensori otak (Tortora. G.& Grabowski, S.R., 2003). Saat sinyal nyeri sampai di otak, sinyal tersebut tidak berhenti berproses dimana beberapa sinyal menuju korteks motorik kemudian turun melalui spinal cord menuju saraf motorik. Impuls ini menyebabkan kontraksi otot yang mengalami stimulus nyeri (Tortora. G. Grabowski, S.R., 2003). Penghambatan nyeri secara desenden dimulai pada bagian korteks somatosensori disalurkan menuju talamus dan hipotalamus. Dari talamus diturunkan menuju mesensefalon kemudian membentuk sinaps dengan jalur nyeri asenden di dalam medula oblongata dan medula spinallis, serta menghambat sinyal saraf asenden. Hal ini menyebabkan terbentuknya analgesik alami tubuh yang diakibatkan oleh stimulasi neuritranmister opioid (seperti endorphin, dynorphin dan enkephalin) (Freudenricra, 2008).
Nyeri Persalinan Kala I Melalui Praktik Counter -Pressure Oleh Suami di RSUD Soewondo Kendal Sri Rejeki, Tri Hartiti, Nikmatul Khayati
129
Sinyal nyeri dapat dikaitkan oleh sistem saraf otonom saat melalui medula oblongata dan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi pernafasan dan produksi keringat. Reaksi ini tergantung pada intensitas nyeri yang dirasakan dan dapat menyebabkan depresi pusat- pusat pada korteks. Proses transduksi menghasilkan perbesaran impuls nyeri, kemudian ditransmisi oleh jalur nyeri menuju kornu posterior medulla spinalis. Di dalam kornu medula spinalis impuls nyeri mengalami modulasi, dimana dapat diperbesar atau diperkecil. Serabut saraf berperan membantu modulasi impuls nosiseptik yang berjalan dari perifer menuju sentral, dan akhirnya diterima otak sebagai sensasi/persepsi nyeri (Freudenricra, C, 2008; Tortora. G & Grabowski, S.R., 2003; Molyata, 2010). Teori Gate controll Ronal Melzack & Patrick Wall menjelaskan bahwa pikiran dan emosi dapat mempengaruhi persepsi nyeri dan melalui mekanisme Gate Controll pada kornus posterior medula spinalis. Serabut saraf kecil dan serabut besar bersinap pada sel proyektor (P) yang akan melalui traktus spinotalamikus menuju ke pusat nyeri otak, dan juga bersinap interneuron inhibitor. Hubungan tersebut menentukan kapan stimulus nyeri disalurkan menuju otak dengan beberapa mekanisme sebagai berikut (Freudenricra,C, 2008): 1) Ketika tidak ada input nyeri, serabut saraf inhibitor mencegah serabut saraf proyektor untuk menyalurkan sinyal menuju otak (gate menutup). 2) Adanya sensasi somatik normal ketika ada stimulasi pada serabut yang lebih besar atau hanya stimulasi pada serabut saraf besar maka saraf inhibitor dan saraf proyektor akan terstimulasi, namun saraf inhibitor mencegah saraf proyektor menyalurkan sinyal menuju otak (gate menutup). 3) Penerimaan nyeri nociseptif terjadi ketika serabut yang lebih kecil terstimulasi. Hal tersebut menyebabkan inaktifasi pada saraf inhibitor dan saraf proyektor menghantarkan sinyal nyeri menuju otak (gate membuka) Counter Pressure
130
Counter Pressure adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan. Counter Pressure terdiri dari dorongan kuat tetap yang diberikan pada titik di punggung bawah selama kontraksi, dengan menggunakan kepalan tangan, pangkal telapak tangan, atau benda yang kuat atau tekanan yang dilakukan pada kedua paha bagian samping dengan menggunakan tangan yang dilakukan oleh penolong persalinan atau pemberi pelayanan kesehatan (Smith C.J., 1998). Beberapa posisi yang dapat dilakukan ketika memberikan Counter Pressure antara lain ibu dapat berdiri atau membungkuk dan bersandar ke depan. Ibu juga dapat duduk di bangku, bersandar di tempat tidur atau tumpukan bantal atau melakukan posisi sidelying. Ibu dianjurkan untuk posisi tangan menyentuh lutut (Stillerman & Elaine, 2008; Smith & Kira, 2008). Counter Pressure diberikan pada daerah yang nyeri atau tidak nyaman ketika kontraksi dimulai. Counter Pressure biasanya dilakukan pada atau di atas sakrum. Ibu biasanya meminta untuk berpindah lebih ke atas atau bawah, tetapi biasanya banyak yang meminta untuk lebih menekan dengan kuat (Stillerman & Elaine, 2008). Pengaruh counter pressure terhadap nyeri persalinan Terapi Counter Pressure adalah salah satu metode yang memberi rasa lega pada banyak perempuan selama tahap pertama persalinan (Kala 1). Teori Gate Control dapat memberi alasan mengapa tindakan ini berhasil. Teori gate control dari Melzack dan Wall, 1965 mengatakan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat (Melzack R, 2008; Melzack R, Taenzer P, Feldman P, Kinch RA, 2008). Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel gelatinosa substansia di dalam kornu dorsalis pada medula spinalis, thalamus, dan sistem limbik. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 127-135
pertahanan tersebut merupakan dasar terapi menghilangkan nyeri Melzack R, 2008; Melzack R, P, Feldman P & Kinch RA, 2008). Dukungan Suami dalam persalinan Keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu; a). Dukungan informasional: Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. b) Dukungan penilaian. Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan mudah. c) Dukungan instrumental. Bentuk dukungan merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan mengatasi rasa nyeri, makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. d) Dukungan emosional. Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan baik (Caplan dalam Friedman). Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriftif yaitu memberikan gambaran praktik suami menurunkan tingkat nyeri ibu dalam proses persalinan kala I dengan menggunakan Counterpressure. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan persalinan normal pada kala I dan sebagai sampel adalah seluruh ibu bersalin dengan persalinan normal pada kala I yang berada di RSUD Kendal, dengan memenuhi kriteria sampel yaitu suami penunggu isteri, isteri pertama. Teknik pengambilan sampel secara Concecutif sampling. Pengambilan data dimulai dengan memilih responden yang sesuai kriteria, kemudian dilatih
metode Counter- pressure. Instrumen dalam penelitian ini adalah satu set alat instrumen berupa langkah-langkah tindakan yang digunakan untuk memandu suami melakukan counter-presure, dan set alat instrumen untuk mengukur nyeri responden yang sudah tervalidasi. Etika penelitian yang diterapkan yaitu persetujuan atau inform consent, anonimity dengan tidak menyebutkan nama, memberikan kebebasan pasien untuk memberikan keleluasaan hakhak pasien HASIL PENELITIAN Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan umur pada praktek counterpressure oleh suami di RSUD Suwondo Kendal tahun 2014 Umur X Mode Sd Min Maks Umur 32 34 7,0 18 48 Suami Umur 28 30 6,3 17 40 Isteri Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan pada praktek counter-pressure oleh suami di RSUD Suwondo Kendal tahun 2014 Tingkat Frekuensi Persentase Pendidikan F % Suami Istri Suami Isteri SD 14 10 35,0 25,0 SMP 9 16 22,5 40,0 SMU 11 12 27,5 30,0 Perguruan 6 2 15,5 5,0 Tinggi Total 40 40 100 100
Nyeri Persalinan Kala I Melalui Praktik Counter -Pressure Oleh Suami di RSUD Soewondo Kendal Sri Rejeki, Tri Hartiti, Nikmatul Khayati
131
Tabel 4.3. Karakteristik responden berdasar pekerjaan pada praktek counterpressure oleh suami di RSUD Suwondo Kendal tahun 2014 Pekerjaan Frekuensi Persentasi F % Petani 2 0 5,0 0 Pedagang 2 2 5,0 5,0 Guru 2 2 5,0 5,0 Swasta 34 21 85,0 52,5 (buruh, pegawai pabrik ) Tidak 0 15 0 37,5 bekerja Total 40 40 100 100 Tabel 4.4. Karakteristiik responden (istri) berdasarkan pengalaman persalinan pada praktek counter-pressure oleh suami di RSUD Suwondo Kendal tahun 2014 Pengalaman Frekuensi Persentase persalinan F % Persalinan 14 35,0 pertama Persalinan 22 55,0 kedua Persalinan 4 10,0 lebih dari dua kali Total 40 100 Tabel 4.5. Karakteristik perilaku saat dilakukan pelatihan Counter-pressssure pada responden (suami) di RSUD Suwondo Kendal tahun 2014 Dilakukan Tidak N0 Perilaku dilakukan suami saat pelatihan (n) (f) (n) (f) 26 60,0 14 40,0 1 Suami mendengarkan penjelasan tujuan Metode Counter Pressure 36 90,0 4 10,0 2 Suami mendengarkan penjelasan Cara melakukan tindakan mengurangi
132
3 4
5
nyeri persalinan dengan Counter Pressure Suami aktif bertanya saat penjelasan Suami dapat melakukan tindakan Counter Pressure dengan beNar minimal 3 X saat pelatihan Suami bersedia melakukan tindakan counter pressure saat isteri merasa nyeri pada proses persalinan kala I
20
50,0
20
50,0
32
80,0
8
20,0
40
100,0
0
0
Tabel 4.6: Tabel nilai rerata perilaku suami dalam pelatihan Counter-pressure Nilai Frekuensi Persentase kategori f % praktik Baik 31 77,0 (Score 200-400) Kurang 9 23,0 baik (<200) Total 40 100 Tabel 4.7. karakteristik tindakan pengurangan nyeri oleh responden (suami) pada praktek counterpressure oleh suami di RSUD Suwondo Kendal tahun 2014 Dilakukan Tidak N0 Tindakan dilakukan Counterpressure (n) (f) (n) (f) 38 95,0 2 5,0 1 Suami menjelaskan kepada isteri tindakan
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 127-135
2
3
4
5
6
Counter Pressure untuk mengurangi nyeri persalinan Suami memberikan posisi senyaman mungkin pada isteri yang merasa nyeri persalinan Suami memberikan posisi miring kiri sebelum tindakan Counter pressure Suami mencari titik yang tepat untuk melakukan tekanan dengan Counter Pressure untuk mengurangi rasa nyeri isteri Suami melakukan dorongan kuat pada titik di punggung bawah (regiosakralis) selama kontraksi menggunakan pangkal telapak tangan. Suami melakukan dorongan kuat pada titik di punggung
20
50.0
20
50,0
28
70,0
12
30,0
7
8
32
36
24
80,0
90,0
60,0
8
4
16
20,0
10,0
40,0
bawah (regiosakralis) selama kontraksi menggunakan ibu jari Suami menanyakan apakan nyeri yang dirasakan isteri berkurang saat dilakukan counterpressure Suami selalu melakukan counterpressure saat isteri merasa nyeri selama proses persalinan
36
90,0
4
10,0
28
70,0
12
30,0
Tabel 4.8: Tabel nilai rerata praktik suami dalam melakukan Counter Pressure Nilai Frekuensi Persentase kategori f % praktik Baik 30 75,0 (Score 320-640) Kurang 10 25,0 baik (<320) Total 40 100 Tabel 4.9: Tabel frekuensi rasa nyeri sesudah dilakukan Counter-pressure oleh suami Tingkat Frekuensi Persentase Rasa Nyeri f % Berkurang 24 60 Tidak 11 27,5 berkurang Meningkat 5 12,5 Total 40 100
Nyeri Persalinan Kala I Melalui Praktik Counter -Pressure Oleh Suami di RSUD Soewondo Kendal Sri Rejeki, Tri Hartiti, Nikmatul Khayati
133
BAB V: PEMBAHASAN Dukungan suami amatlah penting dalam proses persalinan. Karena pada saat persalinan secara fisiologis terjadi nyeri yang sangat mengganggu kenyamanan ibu. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami terhadap kesehatan reproduksi istrinya, yaitu pengetahuan tentang kehamilan dan proses persalinan, pengalaman, status perkawinan dan status sosial ekonomi (Bobak, 2005). Dari data penelitian didapatkan 35% suami berpendidikan Sekolah dasar dan 85% pekerjaan suami adah buruh yaitu sebagai pegawai pabrik, buruh toko dan buruh lainya. Hal ini menunjukkan bahwa level pendidikan suami rendah dan penghasilan keluarga relatif rendah pula. Dari hasil penelitian didapatkan perilaku suami ketika mendapatkan pelatihan Counter-pressure adalah 77% perilaku baik ini menujukkan adanya perhatian suami ketika memperoleh informasi yang berkaitan dengan isteri dalam proses persalinan sangat besar. Perilaku suami yang baik ini memberikan kemudahan didalam menerima informasi dalam pelatihan Counter-pressure. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa 80% suami dapat melakukan tindakan Counterpressure sebanyak 3 kali dengan benar. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Arif S (2002) bahwa ada hubungan peran suami terhadap perilaku ibu hamil dalam pelayanan persalinan (Arif S. 2002). Secara umum dari hasil penelitian didapatkan praktik suami untuk melakukan Counter-pressure adalah baik (75%) hal ini menunjukkan ada perhatian dalam memberikan dukungan kepada isteri dalam proses persalinan. Pada saat menghadapi persalinan diperlukan musyawarah dan dukungan dari keluarga terutama suami (Susilowati, 2000). Usia merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan kematangan seseorang dalam melakukan tindakan termasuk dalam pengambilan keputusan. Usia rata-rata suami adalah 32 tahun, hal ini menunjukkan rata-rata suami termasuk golongan dewasa muda. Usia dewasa muda dapat menunjukkan perilaku positif dalam
134
mempersiapkan masa yang akan datang termasuk dalam menyiapkan generasi sebagai keturuan keluarga, yaitu tugas tumbuh kembang khususnya reproduksi. Usia minimal suami adalah 18 tahun (7,5%) usia ini masih tergolong dalam remaja menuju dewasa awal yang dimungkinkan masih kurang matang dalam mengambil keputusan termasuk dalam melakukan tindakan dalam melakukan dukungan terhadap pasangan (termasuk dalam proses persalinan). Dari data penelitian didapatkan masih ada 23% suami yang kurang baik dalam mengikuti pelatihan Counterpressure dan 25% kurang baik dalam melakukan praktik Counter-pressure. Hal ini dimungkinkan karena usia suami masih ada dibawah 20 tahun. Usia juga mempengaruhi seseorang berespon terhadap nyeri. Dilihat dari ratarata umur responden (isteri) adalah 28 tahun menunjukkan mayoritas pada kelompok umur 20 – 30 tahun, selain responden ratarata berada pada usia produktif, juga secara fisiologis dimungkinkan masih kuat menahan nyeri persalinan. Namun demikian selain respon nyeri bersifat individual, rasa nyeri dipengaruhi oleh berbagai hal seperti lingkungan, ras, tindakan tertentu dan juga pola koping seseorang dalam menghadapi nyeri. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 22% ibu yang mendapat tindakan Counterpressure adalah primigravida dan telah mempunyai pengalaman yang kedua, artinya ibu telah mempunyai pengalaman mengatasi nyeri sebelumnya. Hasil penelitian rasa nyeri ibu setelah dilakukan Counter-pressure oleh suami adalah nyeri berkurang sebanyak 60% ibu dan hanya sebagian kecil saja yaitu 12,5% yang mengatakan rasa nyeri meningkat setelah dilakukan Counter-pressure oleh suami, dan 27,5% ibu mengatakan tidak ada perubahan rasa nyeri meskipun telah dilakukan Counter-pressure oleh suaminya. Menurut Hutajulu (2003) rasa nyeri persalinan bersifat individual dan banyak faktor lain yang sangat berpengaruh. KESIMPULAN DAN SARAN Tindakan Counter-pressure yang dilakukan oleh suami dapat menurunkan
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 127-135
rasa nyeri ibu dalam proses persalinan kala I. Dari hasil penelitian ini disarankan agar tenaga kesehatan penolong persalinan melibatkan suami dalam proses persalinan khusunya dalam mengurangi nyeri persalinan. DAFTAR PUSTAKA Anita A, Ocviyanti D, Wisnuwardhani SD, Handaya. 2002. Gambaran Intensitas nyeri pada persalinan menggunakan metode VAS dan VRS. MOGI. 2002; 26(4): hal 189250. Arif, Syamsul, 2002, kesehatan reproduksi wanita, siapa peduli?. Majalah Suara Hidayatullah Bennet, V. Ruth and Linda K. Brown (ed.). 2001. Myles textbook for midwives. Churchill Livingstone. Bobak, I.M., et al. Maternity Nursing. 2005. (Wijayanti, MA & Anugrah, PI penerjemah). California: Mosby. (Sumber asli diterbitkan 1995). Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 2007 Gorrrie, McKinney & Murray.1998. Foundation of Maternal Newborn Nursing. 2ndEd. United States of America: W.B. Saudners Company. Hutajulu. P. 2003. Pemberian Valetamat Bromida dibandingkan Hyoscine N Butil Bromida untuk mengurangi nyeri persalinan. Bagian Obstetri Ginekologi USU. McCaffery, M., & Beebe. 2003. A. Pain:ClinicalManual For Nursing Practice. Baltimore: V.V. Mosby Company. May, K.A., & Mahlmaister, L.R. 1990. Comprehensiv Maternity Nursing: Nursing Process & The Chidbearing Family. nd 2 Ed. Philadelphia. J.B. Lippincott Company.
Melzack R, Taenzer P, Feldman P, Kinch RA. Labour is still painful after prepared childbirth training. 1998. Can Med Assoc J 1981;125:357–63 Mender, Rosemary. 2003. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC. Molyata. 2010. Paket Penyuluhan dan Senam Hamil Mengurangi Stres dan Nyeri serta Mempercepat Penyembuhan Persalinan, http://www.uns.ac.id/cp/penelitian. php?act=det&idA=271, 2010 Niven C, Gijsbers K. 1984. A study of labor pain using the McGill pain questionnaire. Soc Sci Med 1984;19:1347–51 Potter. P, Ann Griffin Pery. 2006. Fundamental of Nursing; Concep Process And Prectice, 4th ed Missoury: Mosby Year Book Inc. St Louis. Ridolf, Ray,.Franzen, & Ifana Eka R Susane. 2001. Shiatsu Untuk Wanita, Jakarta: Arcan. Smith, Kira. (2008). How can I relieve back pain during labor?. From http://www.pregnancyandbaby.com Stillerman, Elaine. 2008. A midwife’s touch. From http://www.midwiferytoday.com. Sunaryo. 2009. A new pharmacological thrapeutic guidlines on paint management, Bagian Anestesologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran UNDIP/RSDK. 2009 Susilowati, R. 2001. Pola pengambilan keputusan keluarga dan penolong persalinan dalam memutuskan merujuk ibu bersalin ke rumah sakit pada kasus-kasus kematin ibu bersalin. Tesis. Tidak diterbitkan. Pasca Sarjana UNDIP Searang Tortora. G. Grabowski, S.R. 2003. Prinsiples of Anatomy and Phisiology, 10th. Ed. WHO. 2007. Health Status, Contries in ASEAN, World health Statistic.
Nyeri Persalinan Kala I Melalui Praktik Counter -Pressure Oleh Suami di RSUD Soewondo Kendal Sri Rejeki, Tri Hartiti, Nikmatul Khayati
135