Laporan Kelompok 2 Problem Solving (PS)
Nursing Care: Malnutrisi
Krisna Widya B
115070200131011
Dwi Setyo Purnomo
115070201131003
Saifullah Alfaruqi
115070200131012
Laili Rohmawati
115070201131004
Kartika Puspa A.P 115070200131013
Ifmi Nurul Hidayah
115070201131005
Kadek Nova P.D
Masita Widiyani
115070201131006
115070201131001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
Kasus NC MALNUTRISI Seorang nenek berusia 80 tahun hidup sendiri dirumahnya. Setelah bangun pagi klien selalu minum teh saja dan makannya pada siang hari, nasi dan sayuran. Untuk makan malamnya, klien makan nasi dan makanan apa saja yang ada di rumahnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, berat badan klien 42 kg, tinggi badan 159 cm, BMI 16.8. Beberapa tahun yang lalu berat badan klien 52 kg. Klien tampak pucat, kulit keriput dan ototnya mengecil. Tekanan darah 130/80 mmHg, Suhu tubuh 36, 1oC, Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit. Hasil pemeriksaan serum albumin menunjukkan 2.9 g/dl, serum kolesterol 130 mg/dl. Pengukuran tebal lipatan kulit trisep 11 mm. Klien memperoleh diet 1500 kalori per harinya.
PENGKAJIAN 1. IDENTITAS KLIEN Nama
: NN
Usia
: 80 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
2. STATUS KESEHATAN SAAT INI Keluhan utama
: tidak terkaji
Lama keluhan
: tidak terkaji
Kualitas keluhan
: tidak terkaji
Faktor pencetus
: tidak terkaji
Faktor pemberat
: tidak terkaji
Upaya yang telah dilakukan Diagnosa medis
: tidak terkaji
: Malnutrisi
3. POLA NUTRISI METABOLIK Pagi
: Hanya teh saja
Siang
: Nasi dan sayuran
Malam
: Nasi dan makanan apa saja yang ada di rumahnya
4. POLA PERAN DAN HUBUNGAN Klien hanya hidup sendiri di rumahnya 5. HASIL PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum Kesadaran
: Composmentis
Tanda Tanda Vital :
Tekanan darah 130/80 mmHg
(Normal)
Suhu tubuh 36,1o C
(Normal)
Nadi 80 x/menit
(Normal)
RR 20 x/menit
(Normal)
BB : 42 kg
TB
: 159 cm
BMI
: 16,8
BMI klien masuk kategori underweight (16,8) karena klien malnutrisi Kategori
BMI (kg/m2)
Resiko Comorbiditas Rendah (tetapi resiko terhadap
Underweight
< 18.5 kg/m2
masalah-masalah klinis lain meningkat)
Batas Normal
Overweight:
Pre-obese
Obese I
Obese II
Obese III
18.5 - 24.9 kg/m2
Rata-rata
> 25 25.0 – 29.9 kg/m2 30.0 34.9kg/m2 35.0 - 39.9 kg/m2 > 40.0 kg/m2
2. Ekstremitas Kulit keriput dan otot mengecil
Meningkat
Sedang
Berbahaya
Sangat Berbahaya
6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Serum albumin 2.9 g/dl -
Kadar albumin normal 3.4 - 5.4 g/dL
Serum kolesterol 130 mg/dl -
(Normal)
Kadar kolesterol normal <200mg/dL
Tebal lipatan kulit 11 mm -
(Rendah)
(Tipis)
Tebal lipatan kulit normal: Pria 12,5, Wanita 16,5
7. TERAPI Klien mendapat diet 1500 kalori perharinya PENGHITUNGAN KALORI UNTUK NENEK Berat badan klien 42 kg, tinggi badan 159 cm, BMI 16.8 -
Berat badan ideal (TB – 100) kg = 90% (159 – 100) kg = 53,1 kg Kalori basal wanita 25kal/kg = 53,1kg x 25 kal/kg = 1327,5 kalori
Koreksi : Aktifitas fisik (kebutuhan basal diberikan pada keadaan istirahat) + 10% = 10% x 1327,5kg = + 132,75 kal Berat badan nenek kurus + 20% = + 20% x 1327,5 kal = + 265,5 kal Usia nenek 80 tahun = - 20% x 1327,5 kal = - 265,5 kal Jadi total kebutuhan kalori nenek adalah = 1327,5 + 132,75 + 265,5 – 265,5 = 1460,25 kal
ANALISA DATA No 1.
Data DS : 1. Pasien mengatakan Setelah bangun pagi selalu minum the saja dan
Etiologi Pasien hidup sendiri ↓ Pola makan tidak baik ↓
makannya pada siang
Asupan nutrisi berkurang
hari, nasi dan sayuran.
↓
2. Pasien mengatakan Untuk makan malamnya, klien makan nasi dan makanan apa saja yang ada di rumahnya DO : 1. BB klien 42 kg 2. TB 159 cm, BMI 16.8. 3. Beberapa tahun yang lalu berat badan klien 52 kg 4. Klien tampak pucat 5. kulit keriput dan ototnya mengecil 6. Hasil pemeriksaan serum albumin menunjukkan 2.9 g/dl, serum kolesterol 130 mg/dl 7. Pengukuran tebal lipatan kulit trisep 11 mm
Defisiensi protein ↓ Gangguan absorbsi dan tranpsor zat gizi ↓ Pengambilan energi selain protein ↓ Penyusutan otot, lipatan kulit trisep 11 mm ↓ Klien tampak pucat, BB Klien menurun, BMI 16,8 ↓ Serum albumin 2,9 , kolesterol 130 mg/dl
Masalah Ketidakseimbangan nutrisi
kurang
kebutuhan tubuh
dari
2.
DS :
Faktor Resiko Makan Pagi selalu minum teh saja
Makan malam klien makan nasi dan makan apa yang ada
DO : Fisik klien : ototnya mengecil
Resiko Cedera
↓ Kurang asupan nutrisi (sarapan hanya teh saja) ↓ Kebutuhan asupan gizi > dari konsumsi gizi ↓ Malnutrisi ↓ Otot mengecil ↓ Resiko Cedera
3.
Ds :
Faktor resiko Pagi hanya minum teh, siang makan nasi dan sayur
Makan malam hanya makan nasi dan apa saja yang ada di rumahnya
↓ kurang asupan nutrisi: pagi minum teh, siang makan nasi dan sayur, malam makan nasi dan apa saja yang ada di rumah ↓ kekurangan protein dalam tubuh ↓
Do :
Serum albumin : 2,9 g/dl (3,8 - 5,0 g/dl)
produksi albumin oleh hepar rendah (hipoalbumin) ↓ serum albumin : 2,9 g/dl ↓
Resiko infeksi
imunitas berkurang ↓ produksi Ig A dan Ig M menurun (Ig A dan Ig M terbuat dari protein) ↓ Resiko infeksi
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor psikologis ( pola makan tidak baik) ditandai dengan
BB klien 42 kg
TB 159 cm, BMI 16.8.
Beberapa tahun yang lalu berat badan klien 52 kg
Klien tampak pucat
kulit keriput dan ototnya mengecil
Hasil pemeriksaan serum albumin menunjukkan 2.9 g/dl, serum kolesterol 130 mg/dl
Pengukuran tebal lipatan kulit trisep 11 mm
2. Resiko Cedera d.d Faktor external dan internal ( Asupan nutrisi yang kurang serta otot dari klien yang mengecil) 3. Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor psikologis ( pola makan tidak baik) ditandai dengan
BB klien 42 kg
TB 159 cm, BMI 16.8.
Beberapa tahun yang lalu berat badan klien 52 kg
Klien tampak pucat
kulit keriput dan ototnya mengecil
Hasil pemeriksaan serum albumin menunjukkan 2.9 g/dl, serum kolesterol 130 mg/dl
Pengukuran tebal lipatan kulit trisep 11 mm
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 minggu nutrisi klien membaik dengan kriteria hasil : Nutritional status : nutrient intake Indikator
Not
Slightly
Moderately
Substantially
Totally
adequate
adequate
adequate
adequate
adequate
Caloric intake
√
Protein intake
√
Fat intake
√
Carbohydrate intake
√
Vitamin intake
√
Mineral intake
√
Calcium intake Fiber intake
√ √
Intervensi : Nutrition management 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan tipe nutrisi apa yang dibutuhkan (diet 1500 kalori) 3. Anjurkan untuk mencukupi asupan protein , lemak , dan vitamin, sesuai dengan kebutuhan 4. Pastikan juga untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi. 5. Ajarkan pada pasien untuk tetap menjaga kebutuhan nutrisi tiap harinya. 6. Monitor asupan nutrisi dan berat badan klien. 7. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian, bisa dengan membuatkan klien gambar menu tiap harinya yang disesuaikan dengan makanan yang mudah didapatkan pasien, contohnya seperti gambar dibawah ini.
Evaluasi No Tanggal
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan 1.
17/3/14
Nutrisi kurang Intervensi: dari
Menejemen nutrisi
kebutuhan
1. Tentukan Menu makanan
tubuh
S: O: BB klien meningkat
dalam sehari dapat
jadi 43 kg,
disusun berdasarkan
suhu tubuh
konsep ‘4 sehat 5
meningkat ,
sempuna” atau “Konsep
serum
gizi seimbang”diantaranya
albumin
- Kelompok makanan
meningkat
pokok (utama) : nasi (1
jadi 3g/dl, dan
TTD
porsi= 200 gram)
serum
- Kelompok lauk pauk :
kolesterol
daging (1 potong= 50
meningkt jadi
gram), tahu (1 potong =
135 mg/dl
25 gr)
A: masalah
- Kelompok sayuran :
teratasi
bayam (1 mangkok = 1001 gr) - Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr) 2. Menghitung jumlah kebutuhan protein, vitamin , dan lemak sesuai dengan kebutuhan harian klien. 3. Menganjurkan dan memasukkan asupan serat dalam diet untuk menghindarkan pasien dari resiko konsitpasi 4. Beri edukasi dan praktekan tentang manajemen nutrisi yang benar pada pasien. 5. Pasien menuliskan makanan apa saja yang dikonsumsi tiap harinya contohnya pada lansia yang mampu menulis
sebagian P: lanjutkan intervensi nomer 6
dapat digunakan 3-day record, dimana dengan metoda ini seorang lansia diminta menuliskan apa saja yang dikonsumsi dalam 3 hari (2 hari biasa dan 1 hari libur) 6. Memonitor asupan nutrisi klien dan evaluasi hasil dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium setelah 2 minggu melakukan intervensi. Pemeriksaan fisik meliputi - Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai - peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. - Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan - penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.
Pemeriksaan laboratorium meliputi. - Pengukuran simpanan protein tubuh seperti serum albumin, transferin dan total iron binding capacity (TIBC) sering dipakai untuk mengukur status gizi lansia. Hipoalbumin merupakan predictor yang baik untuk defisiensi protein pada lansia. - Serum kolesterol yang rendah pada lansia juga merupakan indicator status gizi yang kurang pada lansia.
2. Diagnosa: Resiko Cedera d.d Faktor external dan internal ( Asupan nutrisi yang kurang serta otot dari klien yang mengecil) Tujuan : stelah diakukan tindakan keperwatan selama 1x24 jam, resiko cedera pada klien dapat berkurang. Kriteria hasil: Personal Theraphy Behaviour Indicator Uses assistive devices
1
2
3
4 V
corectly Avoids High-risk behaviour
V
5
Protect self from injury
V
Ket: 1. Never demonstrated 2. Rarely demonstrated 3. Sometimes demonstrated 4. Often demonstrated 5. Consistently demonstrated Intervensi: Fall Preventive 1. Anjurkan klien untuk menggunakan alat bantu dalam melakukan aktifitas agar terjaga dari hal yang membahayakan contohnya jatuh bila perlu. 2. Ajarkan klien untuk menggunakan alat bantu bila perlu. 3. Identifikasi dari lingkungan klien tentang hal apa saja yang bisa meningkatkan resiko untuk jatuh. 4. Ajarkan klien untuk berhati – hati dalam bergerak untuk meminimalisir resiko terjadinya cedera. 5. Monitor perkembangan klien dan laporkan jika ada perubahan.
Evaluasi : S:
Klien mengatakan mengerti tentang pentingnya menjaga diri agar terhindar dari resiko cedera
Klien mengatakan mengerti tentang hal apa saja yang bisa meningkatkan resiko cedera
O:
Klien mampu melindungi dirinya dari cidera
Kllien mengerti pentingnya untuk menjaga diri
Klien mengerti hal apa saja yang perlu dihindari untuk mengurangi resiko cedera
A:
P: Intervensi : 5 diulang kembali
3. Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam resiko infeksi pada klien dapat dicegah. Kriteria hasil : Risk Control: Infectious Process Indikator
1
2
3
4
√
1. Identifies personal sign and symptoms that indicate potential risk 2. Monitors environment for
√
factors associated with infection risk 3. Maintains a clean environment
√
4. Practices infection control
√
strategies 5. Monitors changes in general
5
√
health status Keterangan : 1. Never demonstrated 2. Rarely demonstrated 3. Sometimes demonstrated 4. Often demonstrated 5. Consistenly demonstrated Intervensi : Infection Control 1. Ajarkan pada pasien mengenai cara menjaga lingkungan agar tetap bersih 2. Ajarkan pada pasien mengenai pemilihan makanan yang bersih dan sehat 3. Ajarkan pada pasien mengenai cara hidup bersih 4. Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya ke penyedia layanan kesehatan 5. Berikan antibiotik terapi sesuai kebutuhan 6. Ajarkan pasien tentang cara menghindari infeksi
Evaluasi : S: Klien dapat memilih makan yang bersih dan sehat Klien dapat menyebutkan kembali tanda-tanda infeksi. O: Klien tidak lagi salah dalam memilih makanan yang sehat A: Serum albumin klien dapat membaik setelah dilakukan perawatan P: melanjutkan intervensi yang ke 5