141
BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT Razvi Yudatama, Setya Haksama Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya Email:
[email protected]
ABSTRACT RSUD Dr. Saiful Anwar is type “A” teaching hospital. Based on raw calculation, there are discrepancy of total number nursing staff needed, it’s surplus in nursing staff in Intensive Care Unit (ICU) room. It requires analysis of workload to describe the quaity and quantity of employment nursing staff in Intensive Care Unit ( ICU) room RSUD Dr. Saiful Anwar. This study aim to analysis workload of nursing staff in Intensive Care Unit (ICU) room RSUD Dr. Saiful Anwar. It was an observasional research with cross sectional design. The result of study are 71,43% in subjective workload, it’s means there are 20 nursing staff felt over workloaded. Using time and motion study that were 67,99% of effective time work. The result of cumulative workload are 53,57% nursing staff had measurable workload. It can be concluded that there was a measurable in subjective and objective workload, work rotation of nurse, rewards, insentives, and coherent punishment can improve performance and reduce workload. Keywords: nursing staff, objective workload, subjective workload, time and motion study
PENDAHULUAN RSUD
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Hal tersebut
Dr.
Saiful
Anwar adalah rumah
menjadi tidak efektif dan efisien.
sakit daerah tipe A pendidikan, rumah sakit ini
Ketidaksesuaian jumlah tenaga keperawatan
merupakan rumah sakit milik pemerintah provinsi
antara
Jawa Timur yang ada di kota Malang. Data
Intensive
BOR dan jumlah tempat tidur dapat digunakan
Anwar Malang
untuk menghitung
keperawatan
dan
rate
(BOR)
penelitian ini adalah untuk menghitung beban
jumlah
tempat
kerja yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
yang dibutuhkan.
jumlah Bed
adalah presentase
tenaga
occupancy
pemanfaatan
tidur.
kebutuhan Care
dengan
Unit
(ICU)
dipengaruhi
realisasi
di
ruang
RSUD
Dr.
Saiful
banyak
faktor
oleh
mempunyai dampak negatif.
Tujuan dari
sehingga pihak rumah sakit dapat lebih rasional Bahwa dengan pencapaian angka BOR
yang cukup/tinggi
kebutuhan
perawat yang dibutuhkan. Manfaat dari penelitian ini
terhadap jumlah tenaga perawat juga semakin
adalah mengetahui beban kerja perawat di ruang
tinggi
(Sade, 2012).
Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar
perawat
memerlukan beberapa
mengukur
jumlah
maka
tingkat
dalam merencanakan jumlah dan jenis tenaga
Perencanaan metode
tenaga untuk
tenaga keperawatan yang
Malang, memberikan dalam rangka
masukan
membangun
diperlukan. Jumlah perawat saat ini adalah 28
terutama asuhan
orang perawat. Berdasarkan
kualitas pelayanan yang baik.
perhitungan baku
(formula Gilles, PPNI, NINA, dan formula ICU), didapatkan hasil bahwa terjadi kelebihan jumlah perawat
di ruang
Intensive
Care
Unit
(ICU)
kepada
kualitas
keperawatan
instansi
pelayanan
agar
tercipta
PUSTAKA Perawat
adalah
seseorang
yang
telah
menyelesaikan pendidikan formal keperawatan dan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014
142
diberikan wewenang untuk melaksanakan peran
menghitung beban kerja. Time and motion study
dan fungsinya. Keperawatan sebagai pelayanan
adalah cabang besar
profesional yang merupakan bagian integral dari
mempelajari sistematika faktor yang menentukan
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
metode kerja dengan perkiraan. Batas waktu nilai
dan
kerja
kiat
keperawatan
berbentuk
pelayanan
dari
yang meliputi
pengetahuan
aktivitas
manusia
biopsikososial dan spiritual yang komprehensif
kemajuan
serta
menggunakan data (Humairoh, 2006).
ditujukan
kepada
individu,
keluarga,
masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh
siklus
hidup
manusia
(Nursalam et al, 2011). Beban
kerja
penyediaan
jumlah
pekerjaan
peralatan
dan dalam
Studi gerakan atau motion study adalah suatu
studi
dilakukan adalah
yang
tentang
gerakan-gerakan
pekerja
pekerjaan. Dengan
untuk studi
menyelesaikan
ini
ingin
gerakan-gerakan
seseorang dalam waktu tertentu. Beban kerja dilihat
suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan yang
dalam dua sudut pandang, secara subyektif dan
efektif
obyektif.
membaik
kerja
secara
subyektif
untuk
diperoleh
yang harus diselesaikan oleh sekelompok atau
Beban
standar
yang
dan efisien. Setelah kondisi kemudian
dengan
analisa
pandang atau persepsi dari perawat. Beban kerja
gerakan
yang
subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang
pekerjaan (Wignjosoebroto, 1995).
tentang perasaan
kelebihan
kerja,
ukuran dari
Studi diuraikan
waktu
kerja subyektif meliputi persepsi beban fisik dan
jabatan tersebut
beban mental.
atau rangkaian
kerja
secara
obyektif
seksama berbagai untuk menyelesaikan
jabatan
unsur-unsurnya
diperlukan
untuk
sehingga dari
gerakan
menggambarkan
berdasarkan
pokok yang
Beban
secara dilakukan
tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban
pekerjaan
dilakukan studi
merupakan beban kerja yang dilihat dari sudut
terhadap pertanyaan beban kerja yang diajukan
menyelesaikan
yang
melaksanakan
menunjukkan
urutan
pelaksanaan
tugas
yang
gabungan
unsur
dan
merupakan keadaan nyata yang ada di lapangan.
berulang. Perhitungan
Secara obyektif, beban kerja dilihat dari keseluruhan
pengukuran waktu menghasilkan waktu produksi
waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang
yang diperlukan (Humairoh, 2006). Time Study
dilakukan (Pudjirahardjo et al, 2013).
digunakan untuk mengamati tenaga medis atau
Time
and
suatu
paramedis yang mempunyai siklus kerja yang
aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan
pendek dan berulang, sehingga lebih tepat untuk
oleh
menganalisis proses produksi secara individual
seseorang
motion
operator
study
(yang
adalah
memiliki
skill
ratarata dan terlatih) baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi
(Ilyas, 2004).
dan tempo
Seseorang dalam bekerja akan berfungsi
kerja yang normal (Widiawati, 2009). Time and
secara
optimal
motion study merupakan salah satu cara untuk
adalah sedang
apabila atau
kondisi
moderate
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014
beban dan
kerja kurang
143
maksimal apabila dalam kondisi underload dan
menggunakan metode time and motion study. Hasil
overload. Dengan ketentuan overload bila beban
beban kerja subjektif dan objektif akan dianalisis
kerja > 90,00% dari total waktu kerja; moderate
dengan
atau sedang bila 85,00 – 90,00% dari total waktu
mengetahui hasil beban kerja secara keseluruhan.
kerja; underload bila < 85,00% dari total waktu
HASIL DAN PEMBAHASAN
kerja (Pudjirahardjo et al. 2003).
menggunakan
keperawatan,
observasional
ini
dengan
merupakan rancang
tabulation
untuk
Jenis kelamin responden dari 28 tenaga
METODE Penelitian
cross
penelitian
bangun
berjenis
sebesar
kelamin
64,28%
perempuan.
(18
responden)
Usia
responden
cross
sebesar 53,57% (15 responden) berusia 20-30
sectional di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD
tahun. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh
Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Juli sampai
responden adalah sebesar 85,71% (24 responden)
dengan Agustus 2014. Jumlah sampel penelitian
berpendidikan terakhir D3 Keperawatan. Masa kerja
adalah perawat yang bekerja di ruang Intensive
responden adalah sebesar 71,28% (20 responden)
Care Unit (ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
memiliki masa kerja < 15 tahun dan pada penelitian
dengan teknik pengambilan sampel adalah total
termasuk dalam kategori berpengalaman.
populasi sebanyak 28 orang perawat. Variabel yang
Karakteristik jabatan yang dijabat responden
diteliti dalam penelitian adalah karakteristik perawat
pada saat penelitian adalah sebesar 78,57% (22
yang
pendidikan,
responden) merupakan responden dengan jabatan
masa kerja, pelatihan dan jabatan; beban kerja
sebagai perawat pelaksana. Data yang dikaji dalam
perawat yang terdiri dari dua jenis yaitu beban
penelitian ini adalah meliputi beban kerja subjektif
kerja
kuesioner
yang terdiri atas beban kerja mental dan fisik
dan beban kerja objektif dengan time and motion
yang akan dijelaskan dalam Tabel 1, Tabel 2
study.
dan Tabel 3.
meliputi
subjektif
usia,
jenis kelamin,
dengan menggunakan
Beban kerja subjektif terdiri atas beban kerja
Penilaian
subjektif perawat terhadap beban
mental dan fisik yang hasil dari kedua penilaian
mental dan fisik pada Tabel 1 dan Tabel 2 di atas,
tersebut
rata-rata
dilakukan penggabungan dengan menggunakan
dan hasilnya dijadikan hasil akhir penilaian beban
tabulasi silang dengan kriteria penilaian yang
kerja subjektif. Beban kerja objektif merupakan
ditentukan sendiri oleh peneliti. Kriteria beban kerja
hasil penilaian menggunakan metode time and
subjektif adalah beban kerja tinggi merupakan
motion study.
gabungan dari penilaian dari penilaian beban kerja
akan
dilakukan
perhitungan
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan pembagian kuesioner untuk mendapatkan
tinggi dan penilaian beban kerja cukup tinggi.
data tentang variabel karakteristik perawat, dan
Beban kerja sedang adalah beban kerja
beban kerja subjektif. Lembar observasi untuk
sedang merupakan
mendapatkan data tentang beban kerja objektif
Beban
penilaian
beban
sedang.
kerja rendah merupakan gabungan dari
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014
144
penilaian beban kerja beban
kerja
rendah
cukup
dengan
rendah.
penilaian Hasil
dari
penggabungan penilaian perawat terhadap
beban
mental dan fisik akan dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 1 Beban Kerja Mental di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Tabel 2 Beban Kerja Fisik di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Tabel 3 Beban Kerja Subjektif di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Beban kerja subjektif perawat merupakan
kelesuan, sakit dan tidak produktif. Beban kerja
beban kerja yang dirasakan oleh perawat dalam
subjektif yang tinggi dapat menurunkan berat badan
menjalankan asuhan keperawatan. Beban kerja
perawat karena adanya gangguan psikologis.
subjektif merupakan gabungan beban kerja mental
Stres sebagai akibat ketidakserasian emosi,
dan beban kerja fisik. Menurut hasil penelitian
hubungan manusia dalam pekerjaan yang kurang
didapatkan bahwa beban kerja subjektif 71,43%
baik, rangsangan atau hambatan psikologis, sosial,
responden penelitian, sehingga termasuk beban
dan
kerja tinggi. Hasil ini
menggambarkan bahwa
terjadinya penyakit dan tidak produktifnya tenaga
perawat cukup terbebani secara psikis dalam
kerja sehingga untuk mencapai optimalisasi kinerja
melaksanakan asuhan keperawatan.
perawat maka tuntutan tugas harus seimbang
lainnya
akan
menurunkan
berat
badan,
Tingginya beban kerja yang dialami perawat
dengan kapasitas kerjanya. Kapasitas kerja yang
berasal dari beban subjektif perawat yang tinggi
optimal harus didukung oleh kesegaran jasmani,
terhadap
status kesehatan dan gizi supaya perawat tetap
pekerjaannya.
Beban
kerja
tinggi
menyebabkan perawat mudah merasa bosan, lesu
produktif dalam melaksanakan pekerjaannya.
dan tidak produktif, dikarenakan bahwa tuntutan
Status kesehatan dan nutrisi berhubungan
tugas lebih rendah daripada kemampuan atau
erat satu sama lainnya dan berpengaruh pada
kapasitas kerjanya maka akan terjadi penampilan
produktivitas dan efisiensi kerja, setiap tenaga
akhir berupa understress, kebosanan, kejemuan,
kerja dituntut untuk memiliki kesegaran jasmani
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014
145
yang baik sehingga tidak merasa cepat lelah dan
berpotensi meningkatkan produktivitas kerja dan
performasi kerja tetap stabil untuk waktu yang cukup
mempertahankan
lama.
keperawatan di rumah sakit. Perawat terbebani secara mental karena
citra
Tunggareni
kualitas
(2013)
pelayanan
menyatakan
bahwa
menghadapi beragam karakteristik pasien dengan
perawat membutuhkan aktivitas mental (berpikir,
respons yang berbeda. Harapan dan permintaan
mencari, melihat,
keluarga pasien terhadap kesembuhan pasien yang
perseptual (mendiagnosa, mengenali gejala pasien)
begitu besar juga berpengaruh terhadap beban
meskipun aktivitas tersebut tidak sebesar aktivitas
mental perawat. Selain itu, dalam pengamatan
fisik dalam melakukan asuhan keperawatan.
selama
penelitian,
peneliti
mendapatkan
hasil
Perawat
mengingat)
terbebani
dan
secara
aktivitas
fisik
dengan
bahwa perawat merasa terbebani dengan pasien
adanya pelaksanaan tugas yang bukan menjadi
yang sangat tergantung dengan mereka, membuat
tanggung
perawat merasa terbebani sehingga pada saat
pekerjaanpekerjaan dokter yang dilimpahkan kepada
istirahat
perawat yang akhirnya semakin membuat perawat
pun
perawat
tetap
memperhatikan
pasien untuk memonitor keadaan pasien tersebut. Ketergantungan
pasien
menjadikan
jawabnya,
terbebani secara fisik.
utamanya
banyak
Pelaksanaan tugas yang
bukan tanggung jawabnya menyebabkan persepsi
perawat terbebani secara mental karena perawat
bahwa beban
dituntut untuk mengurangi kesakitan pasien dari
terbebani secara
penyakitnya dan mempunyai peran terapeutik yakni
tegur atasan, dokter yang melimpahkan pekerjaan
kegiatan
tidak bertanggung jawab ketika perawat mendapat
yang
ditujukan
langsung
pada
pencegahan dan pengobatan penyakit (Ali, 2001). Perawat terbebani secara mental karena
kerja
tinggi,
fisik
serta
perawat khawatir
merasa akan
di
masalah dari tindakannya melakukan pekerjaan dokter
dan
lain
sebagainya.
berhak
hukum
dalam
tuntutan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
mendapatkan
tidak sesuai dengan penghargaan insentif yang
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya dan
diterima padahal pekerjaan yang dijalankan oleh
berhak
perawat beragam dan harus diselesaikan dengan
terhadap risiko kerja yang dapat menimbulkan
baik di dalam ruangan. Kurangnya reward yang
bahaya fisik maupun stres emosional sehingga
diterima perawat membuat kualitas kerja personel
diharapkan
di
dalam
rumah
sakit
pemerintah
semakin
kurang
perlindungan
Perawat
mendapatkan
perawat
menjalankan
jaminan
perlindungan
mendapatkan profesinya
perlindungan supaya
tidak
karena adanya beban kerja yang tinggi di rumah
terbebani secara fisik dan tetap produktif dalam
sakit (Ilyas, 2004). Kesesuaian reward atau insentif
menjalankan
tugas
yang
SDM
perlindungan
hukum
dapat
menjalankan tugas sesuai dengan profesinya dapat
didukung
berdasarkan menekan
dengan
deskripsi
baiknya
kinerja
pekerjaannya
tingginya beban
kerja
sehingga
mengatasi
masalah
keperawatan. untuk
beban
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014
terjaminnya
perawat
kerja
dalam
perawat.
146
Tabel 4 Penilaian Beban Kerja Objektif di Intensive Care Unit RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Keterangan: TL : Tugas Langsung TTL : Tugas Tidak Langsung TA : Tugas Administrasi BT : Bukan Tugas Waktu efektif : TL+TTL+TA Waktu tidak efektif : BT Beban kerja objektif merupakan beban kerja
mempersiapkan
laborat
untuk
pengambilan
study
observasional.
pasien dan lain sebagainya. Persentase rata-rata
Deskripsi pekerjaan pada shift pagi antara lain
waktu efektif shift malam adalah 50,40% dan
menulis
tergolong beban kerja rendah.
rekam
pendekatan
medis
dan
laporan
perawat,
menemani visite doktermelaksanakan tugas limpah dari
dokter,
waktu
membersihkan
efektif
di
ruang
dan
lain
Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar
shift
pagi
Malang untuk shift pagi, shift sore dan shift
adalah 88,22% dan tergolong beban kerja tinggi.
malam tergolong beban kerja rendah. Beban kerja
Ini karena TL atau Tugas Langsung perawat shift
objektif pada shift pagi lebih besar dibandingkan
pagi
lebih
dengan shift
yang
lain.
sebagainya.
tindakan diagnostik,
Persentase
pasien,
injeksi,
yang diamati melalui instrumen time and motion melalui
spesimen
pasien,
Beban
kerja perawat
banyak dibandingkan Pada
Langsung)
pasien,
sehingga
shift
shiftpagi dokter lebih banyak
melakukan visite. Selain itu (Tugas
dengan
terdapat
pula
perawat yakni waktu
TL
menyeka
Deskripsi
pekerjaan
perawat
shift
malam.Beban
sore
pula
beban
kerja
kerja
objektif
perawat
berdasarkan penelitian adalah rendah. Beban kerja subjektif dan objektif dalam penelitian
shift
Begitu
objektif pada shift sore lebih besar dibandingkan
efektif perawat lebih
banyak di bandingkan shift yang lain.
sore.
dilakukan
mendapatkan
hasil
penggabungan beban
keseluruhan.
dengan dokter, kegiatan injeksi, menulis rekam
tabulasi
medis, membersihkan pasien, dan lain sebagainya.
ditentukan oleh peneliti sendiri. Berikut 3 kategori
Beban kerja perawat shift sore adalah 72,96% dan
beban
tergolong beban kerja rendah.
penggabungan penilaian meliputi: 1) beban kerja
antara
lain
mempersiapkan
program
injeksi,
silang
kerja
dengan
yang
dilakukan
secara
antara lain mengecek status untuk konsultasi
Deskripsi pekerjaan perawat shift malam
Penggabungan
kerja
untuk
kategori
didapatkan
yang
dari
dengan telah
proses
tinggi (beban kerja tinggi merupakan gabungan dari penilaian dari penilaian beban kerja tinggi dan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014
147
penilaian beban kerja cukup tinggi); 2) beban kerja
penilaian beban kerja
sedang
beban kerja cukup rendah). Hasil penggabungan
(beban
kerja
sedang
penilaian beban sedang); 3)
merupakan
beban kerja rendah
(beban kerja rendah merupakan gabungan dari Tabel 5
Beban
dari
beban
objektif
Beban Kerja Subjektif dengan Beban Kerja Objektif Dr. Saiful Anwar Malang
kerja
akan
dan
dijelaskan
penilaian
beban
pada
kerja
Tabel
5.
di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD
Tingginya keluhan perawat yang seharusnya
kerja subjektif dan beban kerja objektif yang dinilai
tidak terjadi. Faktor internal beban kerja adalah
menggunakan instrumen kuesioner serta metode
faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri
time
pendekatan
sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja
wawancara dan observasional. Beban kerja adalah
eksternal. Reaksi tubuh tersebut dikenal dengan
keseluruhan
jumlah
strain, berat ringannya strain dapat dinilai baik
aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subjektif
objektif ataupun subjektif. Strain subjektif berkaitan
adalah ukuran yang dipakai seseorang terhadap
erat dengan harapan, keinginan, kepuasan dan
pertanyaan tentang beban kerja yang diajukan,
penilaian kerja.
motion
study
waktu
yang
gabungan
kerja subjektif
dengan
dari beban
and
merupakan
rendah
melalui
dipakai
atau
tentang perasaan kelebihan beban kerja, ukuran
SIMPULAN
dari
Kesimpulan analisis beban kerja perawat
tekanan
pekerjaan
dan
kepuasan
kerja
(Pudjirahardjo et al, 2003). Menurut
dilakukan di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD pada
Dr. Saiful Anwar Malang menunjukkan bahwa
responden,didapatkan hasil yakni memiliki beban
beban kerja subjektif yang dirasakan oleh perawat
kerja sedang(53,57%). Perawat memiliki persepsi
di ruang
beban
adanya
Saiful Anwar Malang terdiri dari 2 kategori penilaian,
keseimbangan antara beban kerja subjektif yang
yakni beban kerja mental dan beban kerja fisik.
dirasakan oleh responden dengan beban kerja
Sebagian besar perawat merasakan beban kerja
objektif.
mental cukup
kerja
penelitian
sedang
Beban kerja
karena
subjektif
menunjukkan
Intensive Care Unit
tinggi
atau
(ICU) RSUD
membebani.
Dr.
Beban
bahwa perawat terbebani secara mental karena
kerja fisik yang dirasakan oleh perawat adalah
perawat
sebagian besar beban kerja sedang. Beban kerja
pasien
dituntut untuk
mengurangi
kesakitan
dari penyakitnya dan mempunyai peran
subjektif merupakan dan beban
gabungan kerja
kerja
Beban
kerja
terapeutik yakni kegiatan yang ditujukan langsung
mental
pada pencegahan dan pengobatan penyakit (Ali,
subjektif perawat di ruang Intensive Care Unit
2001).
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014
fisik.
beban
148
(ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah
sebagian besar merasakan beban kerja tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Z. (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika. Humairoh, F. (2006). Analisis Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Gedung A Shafa RSU Haji Surabaya. Laporan Magang. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan FKM Unair. Surabaya. Ilyas, Y. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas Kesehatan Masyarakat – Universitas Indonesia. Jakarta. Nursalam, Lilik D., Ernawati N.L.A.K. (2011). Kebutuhan Riil Tenaga Perawat dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Jurnal Ners Vol.6 No.1 pages: 86-93. Surabaya. Pudjirahardjo, W., J, Hargono., R, dan Rivai., F. (2003). Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Haji Surabaya. Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, I (3) September, pages 167-168. Surabaya.
Sade,
S.
(2012). Kebutuhan Jumlah Tenaga Perawat berdasarkan Beban Kerja pada Instalasi Rawat Inap RSUD Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Unhas, I (2) Juli, pages 88-98. Makasar. Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi untuk Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA PRESS. Surakarta. Tunggareni, H. S. (2013). Job Satisfaction dan Performance berdasarkan Beban Kerja Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 pages 225-233. Surabaya. Widiawati, U.T. (2009). Deskripsi Time and Motion Study untuk Mengetahui Waktu Baku di Produksi Sambal PT. Heinz ABC Indonesia Karawang. Skripsi. UNS. Wignjosoebroto, S. (1995). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Produktivitas Kerja. Guna Widya. Jakarta
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014