PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
PERAWAKAN BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) TAHAN Cowpea Mild Mottle Virus (CpMMV) DENGAN PERLAKUAN VARIASI DOSIS NITROGEN Stature Genotipe of Soybean (Glycine max (L.) Merr) Resistant Cowpea Mild Mottle Virus (CpMMV) with Variation of Nitrogen Treatment Dose
Endrik Nurrohman1, Siti Zubaidah1, Heru Kuswantoro2 1 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang 65145, Fax: 0341-551312. 2 Balai Penelitian Aneka Tanaman Kacang dan Umbi (BALITKABI), Jl. Raya Kendalpayak Km. 8, Kendalpayak, Pakisaji, Malang 65101, Fax: 0341-801496 e-mail korespondensi:
[email protected] ABSTRAK Ketersediaan unsur hara nitrogen dalam tanah menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman termasuk tanaman kedelai. Nitrogen menjadi salah satu unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai selama pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian empat variasi dosis pupuk Nitrogen (N) terhadap tujuh genotipe kedelai tahan CpMMV. Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Rancangan penelitian ini adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL). Populasi dalam penelitian ini adalah 7 genotipe tanaman kedelai. Sampel penelitian adalah dua genotipe tanaman dari masing-masing populasi. terdapat 4 perlakuan dosis nitrogen dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh perbedaan perlakuan dosis nitrogen terhadap tinggi tanaman saat umur berbunga, pemberian perlakuan nitrogen dengan dosis 0,363 g/polybag menghasilkan tanaman yang secara signifikan lebih tinggi ketika berbunga dibanding dengan perlakuan lainnya. tidak ada pengaruh perbedaan galur dan perlakuan interaksi terhadap tinggi tanaman saat berbunga, diameter tanaman saat umur berbunga dan diameter tanaman saat umur panen, tidak ada pengaruh perbedaan galur, perlakuan dosis nitrogen, dan perlakuan interaksi terhadap tinggi tanaman saat umur panen. Kata Kunci: CpMMV, nitrogen, tinggi dan diameter tanaman
ABSTRACT The existance of nitrogen as nutrient in soil be one of the most important factor in growth and development of plant include soy bean plant. Nitrogen becomes one of the essential nutrients needed by the soybean during vegetative and generative growth of plant. his research aims to study the influence of four variations of fertilizers Nitrogen (N) against seven soybean genotypes resistant CpMMV. This type of research is experimental . The study design is a complete randomized block design. The population in this research is 7 genotypes of soybean. The samples are two genotypes of plants from each populations. There are four dosage of nitrogen that used in this research with 3 repetitions. The results of the research shows that different concentration of nitrogen influence plant high during flowering time. treatment of nitrogen applications at a dose of 0,363 g / polybag produce plants that are significantly higher when flowering time compared with other treatments. There is no effect of different strains and interaction between them on plant high during flowering process, plant diameter during flowering time and plant diameter during harvest time, there is no effect on different strain, nitrogen dose treatment and different interaction to plant high during harvest time. Keywords: CpMMV, high and plant diameter, nitrogen
Kedelai (Glycine max (L.) Merr) adalah salah satu kacang-kacangan yang paling penting di dunia karena kaya akan protein dan minyak di dalam bijinya (Ebony et al, 2010; Hartman et al, 2011). Tanaman kedelai merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada kondisi lingkungan tertentu (Yagoub et al, 2012; Qados et al, 2014), dan menjadi komoditas pangan dan kelompok palawija yang telah lama dibudidayakan di Indonesia (Suryadi, 2012), setelah tanaman padi dan jagung (Hartman et al, 2011). Biji kedelai dibutuhkan dalam beberapa industri oleh masyarakat indonesia diantaranya adalah sebagai bahan industri makanan dan pakan (Suryadi, 2012;
Tairo et al, 2013; Hartman et al, 2011), yang permintaanya semakin meningkat dari waktu kewaktu (Yagoub et al, 2012). Selain industri makanan dan pakan kedelai juga dibutuhkan dalam industri nonpangan (Yagoub et al, 2012; Ebony et al, 2010). Sifat multiguna yang ada pada kedelai menyebabkan permintaan kedelai di dalam negeri meningkat setiap tahunnya (Adisarwanto, 2011). Kebutuhan dan permintaan kedelai yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi kedelai lokal di dalam negeri, produksi kedelai lokal mengalami penurunan di bawah angka produksi (Isnatin et al, 2015; Permanasari et al, 2014), sebanyak satu juta ton pada
Nurrohman et al., Perawakan Beberapa Genotipe available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
36
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
tahun 2005 sampai tahun 2015 (BPS, 2015). Pada tahun 2005, 2010, dan 2015, produksi kedelai 808,353, 907,031, dan 982,967 ton sedangkan tingkat konsumsi yang dicapai 1,89, 2,65, dan 2,6 juta ton (BPS, 2015). Akibatnya pemerintah harus mengimpor kedelai (Andayani, 2011). Penurunan produksi tersebut dikarenakan banyak factor yaitu kondisi lingkungan dan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT) (Sutrisno et al, 2016), dan karena serangan penyakit (Zubaidah dkk., 2009). Upaya untuk meningkatkan kualitas tanaman kedelai dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit masih perlu ditingkatkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengelolaan lahan dan air dan memberikan nutrisi atau unsur hara pada tanaman (Ahsan et al, 2012), dan dengan meningkatkan potensi hasil genetik tanaman (Isnatin et al, 2015). Potensi hasil genetik telah dilakukan oleh Zubaidah dkk., (2009) dengan hasil saat ini terdapat galur-galur kedelai tahan Cowpea Mild Mottle Virus (CpMMV) yang memiliki karakter khusus yaitu tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) salah satunya CpMMV namun masih memiliki kekurangan, yaitu polong yang masih kecil (Zubaidah dkk, 2009). Peningkatan kecepatan tumbuh suatu tanaman perlu dilakukan, begitu juga dengan tanaman kedelai. Tingginya kecepatan tumbuh suatu tanaman akan dapat meminimalisir adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Tanaman yang preferensi serangannya kecil maka akan berpeluang meningkatkan hasil dan produktivitas tanaman kedelai, sehingga dengan bertambahnya kecepatan tumbuh tanaman akan berpeluang meningkatkan kualitas ketahanan dan produktivitas tanaman. Penambahan unsur hara pada tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai (Golparvar et al, 2012). Nitrogen merupakan salah satu unsur hara penting dan esensial yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Mahmet, 2008; Yagoub et al, 2012; Wood et al, 1993; Tairo et al, 2013, Zainal et al, 2014), termasuk tanaman kedelai (Yagoub et al, 2012). Nitrogen menjadi salah satu unsur penyusun klorofil yang berfungsi dalam fotosintesis dan faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, tanaman yang pemenuhan nitrogen yang terbatas akan menghambat pembentukan klorofil dan menurunkan laju fotosintesis, akibatnya akan mengganggu aktivitas metabolisme tanaman (Adisarwanto, 2010). Pemberian pupuk nitrogen pada tumbuhan juga berkaitan dengan peningkatan tinggi dan diameter tanaman, karena dengan tanaman yang semakin bertambah tinggi berpeluang menghasilkan lebih banyak cabang, meningkatkan tinggi tanaman dan ketegaran tanaman (Muzammil et al, 2010). Selama proes pertumbuhan tanaman kedelai sangat memerlukan nitrogen dalam jumlah yang cukup (Sumarno et al, 1991). Tanaman yang kekurangan nitrogen
pertumbuhanya akan terhambat dan akan menjadi kerdil (Prawinata dkk., 1991). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pemberian berbagai dosis Nitrogen (N) tehadap tinggi dan diameter tanaman kedelai saat umur berbunga dan saat polong masak tanaman kedelai tahan Cowpea Mild Mottle Virus (CpMMV), galur-galur tanaman kedelai yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini adalah galur-galur yang dikembangkan oleh Zubaidah dkk., (2009). METODE Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dilakukan pada bulan Mei sampai September 2016 di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) Malang. Rancangan penelitian ini adalah Rancangan acak kelompok lengkap (RAKL). Populasi penelitian ini adalah kedelai 5 galur harapan (UM.4-1, UM.7-2, UM.2-4, UM.7-6, UM.6-2), dan 2 varietas pembanding (Wilis dan Gumitir). Perlakuan dosis nitrogen terdiri dari N1 (0g /polybag), N2 (0,180g /polybag), N3 (0,363g /polybag), N4 (0,593g /polybag), yang dikombinasikan dengan posphat 0.55 g /polybag dan kalium 0.917g /polybag, dengan 3 kali ulangan. Prosedur penelitian adalah dimulai dari Pelaksanan, media tanam disiapkan dua minggu sebelum penanaman. Media tanam yang digunakan adalah tanah pada polybag. Perlakuan nitrogen (N), posphat (P) dan kalium (K) (sesuai perlakuan), diberikan saat tanam sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Pemeliharaan, yaitu menyiram tanaman 2 kali seminggu dan penyiangan gulma. Pengamatan tanaman dilakukan pada semua tanaman pada masingmasing polybag pada tiap perlakuan, meliputi: tinggi dan diameter tanaman saat berbunga, dan tinggi dan diameter tanaman saat polong masak. Pengamatan dilakukan berdasarkan perbedaan galur kedelai, perbedaan perlakuan dosis nitrogen, dan perlakuan interaksi keduanya. Data dianalis menggunakan anova 2 jalur dan pabila terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu BNT 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh perbedaan perlakuan dosis nitrogen terhadap tinggi tanaman saat umur berbunga, pemberian perlakuan nitrogen dengan dosis 0,363 g/polybag menghasilkan tanaman yang secara signifikan lebih tinggi ketika berbunga dibanding dengan perlakuan lainnya. tidak ada pengaruh perbedaan galur dan perlakuan interaksi terhadap tinggi tanaman saat umur berbunga, diameter tanaman saat umur berbunga dan diameter tanaman saat umur panen, tidak ada pengaruh perbedaan galur, perlakuan dosis nitrogen, dan perlakuan interaksi terhadap tinggi tanaman saat umur panen.
Nurrohman et al., Perawakan Beberapa Genotipe available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
37
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji F Perbedaan Tanaman saat Berbunga
Tinggi
Source df Mean Square F Corrected 29 144,130 2,280 Model Intercept 1 1451028,281 22956,481 Ulangan 2 536,960 8,495 Galur 6 77,059 1,219 Perlakuan 3 265,861 4,206 Galur * 18 97,378 1,541 Perlakuan Error 294 63,208 Total 324 Corrected 323 Total a. R Squared = ,184 (Adjusted R Squared = ,103)
Sig. 0,000 0,000 0,000 0,296 0,006 0,075
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa F hitung yang dihasilkan pada perbedaan perlakuan pemberian pupuk nitrogen adalah sebesar 4,206 dengan p-value 0,006 < α (α=0,05). Dengan demikian, H0 yang berbunyi tidak ada perbedaan tinggi tanaman saat berbunga di antara perlakuan yang berbeda ditolak. Maka, hipotesis penelitian yang berbunyi ada perbedaan tinggi tanaman saat berbunga di antara perlakuan yang berbeda diterima. Artinya, ada pengaruh perbedaan perlakuan dosis nitrogen terhadap tinggi tanaman saat berbunga. Sehingga dilakukan uji lanjutan BNT. Tabel 2 berikut menyajikan hasil uji BNT untuk mengetahui posisi masing-masing perlakuan berdasarkan tinggi tanaman saat berbunga. Tabel 2. Hasil Uji BNT Tinggi Tanaman Saat Berbunga pada setiap Perlakuan Perlakuan Nitrogen 0 g/polybag
Rerata 65,725
Notasi a
Nitrogen 0,180 g/polybag
66,121
a
Nitrogen 0,543 g/polybag
66,606
a
Nitrogen 0,363 g/polybag
69,691
b
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian nitrogen dengan dosis 0,363 g/polybag menghasilkan tanaman yang secara signifikan lebih tinggi ketika berbunga dibanding dengan perlakuan lainnya, sedangkan tiga perlakuan lain memiliki tinggi tanaman yang tidak berbeda signifikan satu sama lain. Tanaman akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan berjalanya waktu dan karena kebutuhan unsur hara atau nutrisi terpenuhi. Nitrogen menjadi salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama proses pertumbuhan (Wood et al, 1993; Tairo et al, 2013). Nitrogen diperlukan dalam pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti batang, daun, dan akar (Mul, 1994).
Hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian perlakuan dosis nitrogen terhadap tinggi tanaman saat berbunga. Hal tersebut dikarenakan pada saat tanaman kedelai berbunga, tanaman kedelai masih akan terus tumbuh dan ketersediaan nitrogen dibutuhkan tanaman kedelai. Tanaman kedelai rata-rata berbunga pada usia 30-36 hari setelah tanam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumardi (2013), tanaman kedelai dari 8 varietas tanaman kedelai keseluruhan berbunga pada umur 32-36 hari setelah tanam (HST). Pada usia tanaman saat berbunga, tanaman akan terus tumbuh artinya tanaman akan masih membutuhkan unsur hara termasuk nitrogen untuk bahan fotosinntesis tanaman. Nitrogen menjadi salah satu unsur penyusun klorofil yang berfungsi dalam fotosintesis dan faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, tanaman yang pemenuhan nitrogen yang terbatas akan menghambat pembentukan klorofil dan menurunkan laju fotosintesis, akibatnya akan mengganggu aktivitas metabolisme tanaman (Adisarwanto, 2010). Nitrogen berfungsi dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperbaiki daun yang kuning, meningkatkan kadar protein (Mul, 1994), menghasilkan protein dalam jumlah yang banyak pada tanaman sehingga meningkatkan pertumbuhan jaringan tanaman (Prawiranata dkk., 1991). Hasil penelitian Muzammil et al, (2010) pemberian pupuk nitrogen juga berkaitan dengan peningkatan tinggi dan diameter tanaman, karena dengan tanaman yang semakin bertambah tinggi berpeluang menghasilkan lebih banyak cabang, meningkatkan tinggi dan ketegaran tanaman. Lingga dan Marsono (2006) menyatakan fungsi nitrogen bagi tumbuhan yaitu untuk mempercepat pertumbuhan keseluruhan tanaman terutama pada batang dan daun. Lakitan (2007) menjelaskan bahwa Nitrogen merupakan penyusun klorofil, sehingga bila klorofil meningkat maka proses fotosintesis tumbuhan juga meningkat. Perbedaan tinggi tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur nitrogen, unsur nitrogen yang ada bermanfaat bagi pembentukan klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintesis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Lingga dan Marsono (2006) mengungkapkan bahwa peran utama N adalah mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman. Hasil penelitian kualitatif pada beberapa karakter morfologi beberapa genotipe tanaman kedelai tahan Cowpea Mild Mottle Virus (CpMMV) didapatkan hasil bahwa dengan perlakuan variasi pupuk nitrogen terdapat perbedan pada warna bulu batang tanaman, namun tidak terdapat perbedaan pada karakter morfologi lain yang diamati yakni warna bunga, polong masak, dan hipokotil. Hasil pengamatan data kualitatif seperti disajikan pada tabel 3 di bawah ini.
Nurrohman et al., Perawakan Beberapa Genotipe available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
38
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Tabel 3. Hasil Penelitian Kualitatif Karakter Morfologi Tanaman Kedelai Genotip
Warna Hipokotil
Warna Bunga
UM 2-4 UM 6-2 UM 4-1 UM 7-6 UM 7-2 Wilis Gumitir
Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu
Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu
Warna Polong Masak Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat Coklat
Warna Bulu Batang Putih Putih Putih Putih Putih Coklat Coklat
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa dari tujuh genotipe memiliki karakter morfologi warna hipokotil dan warna bunga keseluruhan berwarna ungu, dan memiliki warna pada polong yang sudah masak berwarna coklat. Hasil yang berbeda pada warna bulu batang, ada yang berwarna putih yaitu pada UM 62, UM 4-1, UM7-6, UM 2-4 dan UM 7-2 sedangkan pada Wilis dan Gumitir memiliki warna coklat.
Gambar 1. Bulu batang berwarna putih
Gambar 2. Bulu Batang berwarna coklat
tanaman dan selanjutnya membentuk bagian generatif tanaman yaitu bunga dan polong (Chafi, 2012). Nitrogen menjadi salah satu unsur penyusun klorofil yang berfungsi dalam fotosintesis dan faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis (Adisarwanto, 2010). Nitrogen diperlukan dalam pertumbuhan tanaman kedelai dan pembentukan bagian-bagian tanaman karena merupakan unsur penting dalam pembentukan protein, enzim, nukleutida, dan senyawa seperti lignin yang penting bagi pertumbuhan vegetatif tanaman termasuk bulu batang (Meliala, 2009). Keseragaman warna polong masak, warna bunga, dan warna hipokotil pada karakter morfologi genotipe tanaman kedelai merupakan pengaruh dari faktor genetik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnah (2003) sifat genetik tanaman berperan penting dalam penentuan periode pembungaan dan mempengaruhi karakter morfologi tanaman. PENUTUP Terdapat pengaruh perbedaan perlakuan dosis nitrogen terhadap tinggi tanaman saat umur berbunga dengan perlakuan pemberian nitrogen dosis 0,363 g/polybag menghasilkan tanaman yang secara signifikan lebih tinggi ketika berbunga dibanding dengan perlakuan lainnya. Karakter morfologi pengamatan kualitatif terdapat keragaman warna pada warna bulu batang sedangkan warna bunga, warna hipokotil, dan warna polong masak pada semua genotipe sama. Tanaman akan dapat tumbuh optimal dengan dosis pupuk nitrogen (N) yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis ucapkan untuk segenap pimpinan dan staf Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Ubi (BALITKABI) Malang yang telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian.
Gambar 3. Warna bunga ungu
DAFTAR RUJUKAN Gambar 4. Warna polong masak berwarna coklat
Karakter morfologi dari tanaman kedelai pada masing-masing genotip selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman kedelai termasuk unsur hara nitrogen. Nitrogen merupakan unsur hara penting bagi tanaman yang berpengaruh besar dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Mahmet, 2008). Nitrogen akan digunakan tanaman untuk membentuk morfologi dari bagian-bagian tubuh dari
Adisarwanto, 2010. Strategi Peningkatan Produksi Kedelai Sebagai Upaya Untuk Memenuhi Kebutuhan Di Dalam Negeri Dan Mengurangi Impor 1. Pengembangan Inovasi Pertanian 3(4): 319-331 Ahsan, M.R., Akter, M., Alam, M.S., Haque M.M.A. 2012. Nodulation, Yield And Quality Of Soybean As Influenced By Integrated Nutrient Management. J. Agrofor. Environ. 6 (1): 33-37 Andayani, Wuye Ria., Sumardiyono, Y.B., Hartono, Sedyo., Yudono, Prapto. 2011. Incidence Of
Nurrohman et al., Perawakan Beberapa Genotipe available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
39
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Soybean Mosaic Disease In East Java Province. Agrivita. 33 (1). Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Produksi Padi, Jagung, Dan Kedelai (Angka Tetap Tahun 2014 Dan Angka Ramalan 2015) Berita Resmi Statistik No. 62/07/ Thn XVIII, I Juli 2015 (On Line) Diakses 11 September 2016. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi (BALITKABI). 2012. Deskripsi Varietas Unggul Kedelai. BALITKABI: Malang. Budiman. 2013. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Stres Air Terhadap Bukaan Stomata, Kandungan Klorofil Dan Akumulasi Prolin Tanaman Rumput Gajah (Penunisetum purpureum Schum). JITP. 2(3). Ebony, Y. Joyner., Boykin, LaShonda S., Lodhi, Muhammad A. 2010. Callus Induction and Organogenesis in Soybean [Glycine max (L.) Merr.] cv. Pyramid from Mature Cotyledons and Embryos The Open Plant Science Journal. 4. 1821 Golparvar, Parviz., Mirshekari, Bahram., Borhani, Parvin. 2012. Nitrogen Spraying of Soybeans at Earlier Flowering Stage Will Be an Ecological Friendly Fertilization Management and Improve Crop Yield. World Applied Sciences Journal .19 (10). Hartman, Glen L. & Ellen D. West & Theresa K. Herman. 2011. Crops That Feed The World 2. Soybean Worldwide Production, Use, And Constraints Caused By Pathogens And Pests. Food Sec. 3(6): 5–17. Hasnah. 2003. Pengaruh naungan terhadap pertumbahan kedelai dan kacang tanah. Jurnal Agromet. 8(1):32-40. Isnatin, Umi., Waluyo. D, Djati, Parjanto., Kuswantoro, Heru. 2015. Keragaan Galur Kedelai Hasil Persilangan Varietas Tanggamus x Anjasmoro Dan Tanggamus x Burangrang Di Tanah Entisol Dan Inceptisol. EL-VIVO. 3 (1): 72 – 80. Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grapindo Persada. Jakarta. Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Mahmet, O.Z. 2008. Nitrogen rate and plant population effects on yield and yield components in soybean. African Journal of Biotechnology. 7 (24), 1684–5315. Mul,
Mulyani Sutejo. 1994. Pupuk Pemupukan. Rineka Cipta: Jakarta
dan
Cara
Muzammil, D., Rusmawan., Asmarhansyah. 2010. Pengaruh Dosis Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Di Lahan Bekas Tambang Timah Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung. Permanasari, Indah., Irfan, Mokhamad., Abizar. 2014. Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) Dengan Pemberian Rhizobium Dan Pupuk Urea Pada Media Gambut. Jurnal Agroteknologi. 5(1): 29 -34. Qados, Amira M. S. Abdul. 2013. Effect of Nitrogen and ascorbit acid antioxidant on Soybean (Glycine max L.) plants grown under water stress conditions. International Journal of Advanced Research in Biological Sciences; 1(6): 189-205. Sumardi, 2013. Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Jenis Pupuk Pelengkap Cair. Jurnal agrikultura. 19(3): 167-172. Sutrisno & Kuswantoro, Heru., 2016. Cowpea Mild Mottle Virus (CpMMV) Infection And Its Effect To Performance Of South Korean Soybean Varieties. BIODIVERSITAS. 17. (1). Suryadi, Y. Suhendar, M.A. Akhdiya, A. Manzila. Wawan. 2012. Evaluation of soybean germplasm for its resistance to several foliar pathogens in Indonesia. Journal of Agricultural Technology. 8(2): 751-763. Tairo, Eutropia V. & Ndakidemi, Patrick A. 2013. Possible Benefits Of Rhizobial Inoculation And Nitrogen Supplementation On Nutrition, Growth And Economic Sustainability In Grain Legumes. American Journal of Research Communication. 1(12). 532-556. Wood, C. W. H. A. Torbert, & D. B. Weaver. 1993. Nitrogen Fertilizer Effects on Soybean Growth, Yield, and Seed Composition. J. Prod. Agric. 6(3): 354-360. Yagoub, Samia Osman., Ahmed, WigdanMohamed Ali., Mariod A. A. 2012. Effect of Urea, NPK and Compost on Growth and Yield of Soybean (Glycine max L.), in Semi-Arid Region of Sudan. International Scholarly Research Network ISRN Agronomy. Zainal, Moch., Nugroho, Agung., Suminarti, Nur Edy. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) Pada Berbagai Tingkat Pemupukan N Dan Pupuk Kandang Ayam. Jurnal Produksi Tanaman. 2 (6): 484490.
Nurrohman et al., Perawakan Beberapa Genotipe available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
40
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Zubaidah, S., Kuswantoro, H., Corebimaa .D., & Saleh N. 2009. Pengembangan Penilaian Ketahanan Tanaman Kedelai Terhadap CpMMV (Copea Mild Mottle Virus) Berdasarkan Adaya Foliar Simptoms Recovery. Makalah Dipresentasikan Pada Seminar Nasional Biologi VII Pada Tanggal 7 November 2009 di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Zubaidah, Siti & Kuswantoro, Heru. 2016. Foliar Symptoms Recovery: Developing Scoring Technique For Assessment Of Soybean Resistance To CpMMV (Cowpea Mild Mottle Virus). Journal of BIOLOGICAL RESEARCHES. 21(2): 85-89.
Nurrohman et al., Perawakan Beberapa Genotipe available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
41