PENGARUH SIKAP BELAJAR DAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2010/2011
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh: NUR SOLEH AYUB WAHYUDI A 210 070 116
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
PENGARUH SIKAP BELAJAR DAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2010/2011 Oleh: Nur Soleh Ayub Wahyudi, A210 070 116. Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 99 halaman. Prof. Dr. Harsono, M.S. Staff Pengajar Program Studi Akuntansi. Drs. Sriyono, M.Pd Staff Pengajar Program Studi Akuntansi. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui pengaruh sikap belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011; 2) Mengetahui pengaruh keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011; 3) Mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011 yaitu 190 mahasiswa. Sampel diambil sebanyak 123 mahasiswa. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Angket sebelumnya diujicobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, uji R 2, dan sumbangan relatif dan efektif. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y = 12,887 + 0,628X1 + 0,324X2. Persamaan menunjukkan bahwa hasil prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) Ada pengaruh yang positif dan signifikan sikap belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,620 > 1,980 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 42,73%; 2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,407 > 1,980 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000, dengan sumbangan efektif sebesar 12,47%; 3) Ada pengaruh secara bersama-sama yang positif dan signifikan antara sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier ganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 3,990 > 3,07 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Dengan koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,552. 4) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,552 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah sebesar 77,4% sedangkan 22,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kata Kunci: Sikap Belajar, Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran dan Prestasi Belajar Mahasiswa.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terusmenerus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu usaha Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia dan tidak terbatas pada umur. Suatu negara yang mutu pendidikannya rendah akan mengakibatkan terhambatnya kemajuan suatu negara. Dalam UU No. 20 / 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan sangatlah perlu untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga Negara menjadi maju dan tidak menjadi Negara yang terbelakang dari pada Negara lain dalam berbagai aspek baik ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Maka dari itu pemerintah perlu menyediakan anggaran kusus untuk pendidikan sesuai dalam UUD’45 pasal 31 ayat 4 yang berbunyi : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Seperti yang
tertulis dalam undang-undang, untuk
itu pemerintah perlu
merealisasikannya dengan mempersiapkan anggaran khusus untuk pendidikan yang berjumlah 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Tak cukup hanya itu, perlu tenaga profesional yang handal. Seperti halnya guru yang memiliki profesi sebagai pendidik harus memiliki syarat sebagai guru yang profesional yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Memiliki bakat sebagai guru. Memiliki keahlian sebagai guru. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. Memiliki mental yang sehat. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila. Guru adalah seorang warga negara yang baik. Hamalik (2003 : 118)
Seorang guru yang profesional agar dapat mencapai tujuan nasional dia juga harus memiliki pemahaman terhadap agama yang dianutnya dan memegang teguh keyakinannya tersebut sehingga perwujudan manusia yang beriman dan bertaqwa dapat tercapai. Menurut Slameto (2003:32), salah satu indikator untuk melihat kualitas pendidikan diantaranya dengan melihat prestasi belajar siswa. Realisasinya adalah peningkatan prestasi belajar, baik ditingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas maupun diperguruan tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhui prestasi belajar, faktor-faktor itu dapat berasal dari anak sendiri (internal), misalnya sikap belajar siswa atau keakfitan belajar siswa itu sendiri, sedangkan dari luar diri anak (eksternal) misalnya dari sekolah, media pengajaran yang digunakan dalam mendukung peningkatan prestasi balajar mahasiswa. Prestasi belajar berbentuk suatu nilai yang diperoleh ketika anak mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Berbicara tentang prestasi belajar sangatlah luas, pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh kualitas dan kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang selanjutnya terwujudlah perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar,
strategi belajar mengajar. Kata prestasi berasal dari bahasa belanda “Prestatic” yang artinya hasil usaha. Menurut Sukmadinata (2003:101) “Prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Prestasi belajar pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Prestasi belajar dipengaruhui oleh sikap belajar. Menurut Azwar (2000:5) ”sikap adalah derajat efek positif atau negatif yang dikaitkan dengan obyek psikologis”. Dengan mengacu kepada pengertian tentang sikap secara umum, maka penertian sikap ialah kecenderungan persrta didik untuk bereaksi terhadap materi pelajaran disekolah. Dengan kata lain, sikap belajar ialah kecenderungan persrta didik untuk merasa senang dan tidak senang dalam melakukan aktivitas belajar. Sikap kurangnya memperhatikan dan menghargai terhadap pelajaran dapat menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Sikap mahasiswa dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, sebab hal tersebut merupakan faktor penting demi keberhasilan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran ada sikap siswa yang terlibat aktif dalam suatu interaksi dan juga ada siswa yang bersikap kurang aktif. Siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar akan rajin dalam mengikuti pelajaran, jika belum jelas tentang suatu materi ia akan bertanya baik pada guru ataupun pada teman. Sedangkan siswa yang kurang aktif cenderung diam jika ada materi yang belum jelas dan tidak berani bertanya, sehingga siswa menjadi kurang suka mengikuti pelajaran dan cenderung malas. Kondisi ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika seseorang siswa ingin berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas belajar serta memperoleh prestasi belajar yang baik, maka seorang siswa harus bertingkah laku mendukung suasana belajar dan mencegah terjadinya tingkah laku yang merusak suasana belajar selama mengikuti proses pembelajaran. Ada pun faktor lain yang mempengaruhui
dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa yaitu keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi berkaitan langsung dengan mahasiswa dan
dosen sebagai pendidik. Keberhasilan pendidikan di perguruan tinggi dapat diketahui dari prestasi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Keberhasilan mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, dari diri mahasiswa khususnya keaktifan belajar mahasiswa dan dari luar siswa. Keaktifan mahasiswa merupakan hal yang perlu diperhatikan dosen sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Menurut Usman (2000:24), “keaktifan adalah keterlibatan intelektual emosional siswa dalam kegitan belajar mengajar yang bersangkutan, asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbutan serta pengalaman langsung terhadap balikannya (feed back) dalam pembentukan sikap”. Dari pengertian tersebut dapat diartikan keaktifan mahasiswa adalah suatu kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh mahasiswa melalui suatu pendidikan. Perkembangan dunia pendidikan sekarang ini, masih banyak mahasiswa yang kurang memahami sikap belajar yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar dan masih banyak pula para mahasiswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang ada di Universitas. Hal inilah yang dapat menyebabkan tingkat prestasi belajar mahasiswa rendah sehingga akan mengalami kesulitan juga dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Sikap Belajar dan Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta pembatasan masalah seperti yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh sikap belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa?
2. Adakah pengaruh keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa? 3. Adakah pengaruh sikap belajar dan
keaktifan mahasiswa dalam
proses
pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian Dalam melakukan suatu aktivitas manusia pasti mempunyai tujuan, hal ini dimaksudkan supaya aktivitasnya dapat terlaksana dengan baik, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh sikap belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam menerima pelajaran. 2. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran. 3. Untuk mengetahui pengaruh sikap belajar dan keaktifan mahasiswa terhadap prestasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
BAB II LANDASAN TEORI
1. Prestasi Belajar a. Definisi Prestasi Belajar “Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu” (Sutratinah Tirtonegoro, 2001:43). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai selama mengikuti kegiatan belajar yang dinyatakan dalam simbol, angka atau huruf dengan memperhatikan proses dan hasil berpikir dalam menyelesaikan soal evaluasi pengajaran.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Sukmadinata (2003:162), ”Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor-faktor dalam diri individu dan fakor-faktor lingkungan”. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Faktor-faktor dari dalam individu a) Aspek jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani b) Aspek rohaniah menyangkut kondisi psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik serta kondisi afektif dan kognitif dari individu. c) Kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan. d) Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik guru, teman, orang tuanya, maupun orang-orang lainnya.
2) Faktor-faktor lingkungan a) Keluarga, meliputi keadaan rumah dan ruang tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan di sekitar rumah. b) Sekolah meliputi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, dan media belajar. c) Masyarakat di mana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumbersumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi muda.
2. Sikap Belajar a. Definisi Sikap Belajar Kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengaruh pada penguasaan
keterampilan,
pengetahuan
baru.
kecakapan,
Perubahan
sikap
kemahiran, dapat
kepandaian
diamati
dalam
dan proses
pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan dan konsisten terhadap sesuatu b. Ciri-ciri Sikap Sikap adalah suatu bentuk pengekspresian terhadap suatu obyek yang dimiliki oleh setiap manusia. Maka kita akan mencoba melihat adanya ciriciri sikap tersebut. Menurut Walgito (1997:54) ciri-ciri sikap dan Untuk lebih jelasnya peneliti akan mencoba menguraikan beberapa ciri-ciri sikap di atas sebagai berikut : 1) Sikap tidak dibawa sejak lahir. 2) Sikap selalu ada hubungannya antar individu dengan obyek. 3) Sikap dapat tertuju pada satu obyek saja, tetapi dapat pula kepada
4) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar. 5) Sikap mengandung unsur perasaan dan faktor motif.
c. Struktur Sikap Menurut
Azwar
(2000:24)
yang
dikutip
dari
Khotandapani
(Middlebrook, 1974) struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), konatif (tindakan). Ketiga komponen tersebut berinteraksi secara selaras dan konsisten. Penjabaran dari komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kognitif (pemikiran) Penentuan sikap ini seseorang perlu membandingkan atau mendayagunakan pengetahuannya untuk dapat menciptakan suatu rangsangan. Pengetahuan yang dimiliki terhadap suatu obyek akan mempengaruhi dari sikap atau perubahan sikap terhadap obyek tersebut. 2) Afektif (perasaan) Perasaan di sini adalah menyangkut aspek emosional yang menentukan sikap yang akan ditunjukkan, dengan proses evaluatif yang dilakukan akan menimbulkan perasaan senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu, sehingga sikap yang muncul pun akan sesuai dengan sikap yang ada. 3) Konatif (tindakan) Konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Ketidakcocokan perilaku seseorang dengan
sikap
yang
dimilikinya
disebut
disonansi
sikap,
yang
mengakibatkan pengaruh kuat terhadap keadaan psikologis bagi individu yang bersangkutan sehingga hal itu akan mendorong individu untuk mengubah perilaku atau sikapnya.
3. Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran a. Definisi Keaktifan Mahasiswa Definisi keaktifan memiliki banyak pengertian diantaranya sebagai berikut : “keaktifan adalah keterlibatan intelektual emosional siswa dalam kegitan belajar mengajar yang bersangkutan, asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbutan serta pengalaman langsung terhadap balikannya (feed back) dalam pembentukan sikap” (Usman, 2000:24).. b. Definisi Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran Suatu kegiatan atau kesibukan belajar yang dilakukan mahasiswa dan merupakan suatu interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan mahasiswa dalam upaya mencapai prestasi belajar yang optimal. Mahasiswa yang belajarnya aktif dan memiliki motivasi yang tinggi akan mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi akan mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.
c. Keaktifan Mahasiswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Menurut Sudjana (1988:72) mengemukakan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam: 1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah. 3) Bertanya pada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. 5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya. 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. 8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh.
d. Aktivitas-aktivitas Belajar Menurut Djamarah (2002:38-45) ada beberapa aktivitas-aktivitas belajar antara lain : 1) Mendengarkan, Aktivitas belajar yang diakui kebenarannya dalam dunia pendidikan dan pengajaran baik dalam pendidikan formal maupun non formal. 2) Memandang, Mengarahkan penglihatan kacamata subyek. 3) Meraba, Indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. 4) Menulis, Kegitan yang tidak terpisahkan dari aktivitas-aktivitas lain. 5) Membaca, Jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. 6) Mengamati, Bagi seorang dalam mempelajari materi yang relevan, serta dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman sesorang tentang sesuatu hal. 7) Mengingat, Kemampuan jiwa untuk memasukkan (Learning) menyimpan (Retention) dan menimbulkan kembali (Remembering) hal-hal yang telah lampau. 8) Berpikir, Orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
e. Asas Keaktifan Asas Keaktifan dari berbagai segi antara lain : 1) Segi pendidikan. Keaktifan anak dalam mencoba atau mengerjakan sesuatu dengan minat besar, artinya dalam pendidikan dan pengajaran percobaan-percobaan yang dilakukan akan memantapkan hasil studinya. Lebih dari itu akan menjadikannya rajin, tekun, tahan uji dan percaya pada diri sendiri. Ia mempunyai rasa optimis dalam menghadapi hidup. Sebagai contoh seorang murid yang berhasil dalam menulis atau mengarang, ia akan lebih tekun, rajin dan mempunyai pandangan luas. 2) Segi Pengamatan. Diantaranya alat indera yang paling penting untuk memperoleh pengetahuan adalah pendengaran dan penglihatan, akan tetapi bukan berarti alat yang lain kurang atau tidak baik.
3) Segi Berfikir. Telah dimaklumi bahwa seluruh tugas dan kegiatan di sekolah memerlukan pikiran, pendengaran, penglihatan dan akan selalu diusahakan aktif. 4) Segi Kejiwaan. Gerakan-gerakan yang dilakukan anak adalah sesuai dengan keadaan dan nalurinya. Dengan demikian ia dapat menggunakan alat inderanya dengan baik. Dalam situasi belajar, ia akan lebih menerima dan menguasai bahan pelajaran jika dia aktif jasmani maupun rohani. Jadi seorang guru harus menjadikan siswa aktif dalam aktivitas belajarnya.
4. Hubungan Sikap Belajar dan Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa 1.
Hubungan antara Sikap Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Sikap belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa, karena apabila mahasiswa memiliki sikap belajar yang terlibat aktif dalam proses belajar mengajar maka prestasi mahasiswa juga akan meningkat.
2.
Hubungan antara Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa karena setiap mahasiswa yang memiliki tingkat keaktifan yang tinggi berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
3.
Hubungan antara Sikap Belajar dan Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam hal ini adalah sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Dari ini dapat dijelaskan bahwa sikap belajar merupakan suatu hal yang penting dalam peningkatan prestasi belajar mahasiswa, keaktifan belajar mahasiswa juga akan berpengaruh terhadap
prestasi belajar mahasiswa. Apabila Mahasiswa memiliki tingkat keaktifan yang tinggi maka akan diikuti oleh peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
5. Hipotesis a. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi semester III FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011. b. Ada pengaruh yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi semester III FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011. c. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap belajar mahasiswa dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan akuntansi semester III FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Definisi Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, berhasil atau tidaknya penelitian dilaksanakan banyak ditentukan oleh tepat tidaknya metode yang digunakan. “Metode penelitian adalah cara yang di gunakan oleh peneliti mengumpulkan data penelitianya” (Arikunto, 2006:100). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung tercapainya tujuan penelitian..
B. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Surakarata FKIP pendidikan akuntansi, populasi sebanyak 190 mahasiswa, sampel 123 mahasiswa, dan try out 25 mahasiswa yaitu pada mahasiswa pendidikan akuntansi tahun akademik 2010/2011.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, yaitu sebagai alat ukur dari sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran, dan dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar adalah nilai akhir atau IPK mahasiswa pendidikan akuntansi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011.
D. Teknik penyajian Data Penelitian ini menggunakan teknik penyajian data tabel distribusi frekuensi dan tendensi sentral, yaitu meliputi mean, median, modus dan standar deviasi.
E. Instumen penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap belajar (X1) dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran (X2) sebagai variabel bebas, sedangkan prestasi belajar mahasiswa (Y) sebagai variabel terikat.
F. Teknik analisis Data Tujuan dari penelitia ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara sikpa belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa. Analisis data yang digunakan antara lain analisis korelasi sederhana, analisis korelasi parsial, korelasi ganda, regresi ganda dan uji hipotesis, selain itu dilakukan pula perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif, digunakan peneliti untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data Dari hasil perhitungan uji coba terhadap angket menunjukkan bahwa seluruh butir angket semuanya valid. Item angket dinyatakan valid karena harga rxy untuk semua item angket lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi () = 5% yaitu sebesar 0,396. Dari hasil uji validitas dapat dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan dalam angket ini sahih dan dapat dipercaya untuk mengambil data penelitian. Adapun hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Data Hasil Angket Sikap Belajar (X1) Data sikap belajar diperoleh melalui angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban dan skor 4, 3, 2, dan 1, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh skor 4 untuk seluruh item pertanyaan adalah 60 dan jumlah skor minimal apabila memperoleh nilai 1 adalah 15. Dari hasil skoring angket sikap belajar diperoleh skor tertinggi 58 dan skor terendah adalah 17 dengan rata-rata skor sebesar 38,79, median sebesar 39, modus sebesar 35, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 8,171. Data skor sikap belajar ini kemudian didistribusikan sebagai berikut: Distribusi Sikap belajar (X1) Interval 17-22 23-28 29-34 35-40 41-46 47-52 53-58 Total
Fo 5 8 25 34 24 23 4 123
frekuensi relative 4,1% 6,5% 20,3% 27,6% 19,5% 18,7% 3,3% 100%
2. Data Hasil Angket Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran (X2) Data keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran diperoleh melalui angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban dan skor 4, 3, 2, dan 1, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh skor 4 untuk seluruh item pertanyaan adalah 60 dan jumlah skor minimal apabila memperoleh nilai 1 adalah 15. Dari hasil skoring angket keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran diperoleh skor tertinggi 59 dan skor terendah adalah 24 dengan rata-rata skor sebesar 41,57, median sebesar 41, modus sebesar 41, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 6,420. Data skor keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran ini kemudian didistribusikan sebagai berikut: Distribusi Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran (X1) Interval 24-28 29-33 34-38 39-43 44-48 49-53 54-58 Total 3.
Fo 2 10 28 35 30 12 6 123
frekuensi relative 1,6% 8,13% 22,76% 28,45% 24,39% 9,75% 4,87% 100%
Data Hasil Angket Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) Data prestasi belajar mahasiswa diperoleh melalui dokumentasi yang berupa daftar nilai indek prestasi komulatif (IPK) yang terdiri dari 123 mahasiswa. Dari hasil skoring angket prestasi belajar mahasiswa diperoleh skor tertinggi 3,84 dan skor terendah adalah 2,04 dengan rata-rata skor sebesar 3,1026, median sebesar 3,1100, modus sebesar 3,05, standar deviasi (simpangan baku) sebesar 0,38588. Data skor prestasi belajar mahasiswa ini kemudian didistribusikan sebagai berikut:
Distribusi IPK (Y) Interval 2,03 - 2,28 2,29 – 2,54 2,55 – 2,80 2,81 – 3,06 3,07 – 3,32 3,33 – 3,58 3,59 – 3,84 Total
Fo 4 1 16 34 38 19 11 123
frekuensi relative 3,2% 1,1% 13,1% 27,5% 30,8% 15,4% 8,9% 100%
B. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa meliputi analisis korelasi sederhana, analisis korelasi parsial, analisis korelasi berganda, analisis regresi berganda, uji t, uji F, sumbangan relatif dan sumbangan efektif. 1. Analisis Korelasi Dua Variabel Analisis korelasi dua variabel digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan individual antara masing-masing variabel bebas (sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran) dengan variabel terikat (prestasi belajar mahasiswa). Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS versi 16 diperoleh hasil sebagai berikut: Hasil Uji Korelasi Dua Variabel Variabel
N
Rxy
r. table
Sifat
X1 y X2 y
123 123
0,528 0,546
0,176 0,176
Positif Positif
Dari table di atas diketahui bahwa koefisien korelasi rx1y dan rx2y adalah positif dan memiliki nilai yang lebih besar dari rtabel , berarti
hubungan antara masing-masing variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan positif dan signifikan. Artinya kecenderungan peningkatan sikap belajar akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa dan kecenderungan peningkatan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajarn akan diikuti pula oleh peningkatan prestasi belajar mahasiswa. 2. Analisis Korelasi Parsial Korelasi parsial digunakan untuk menghitung derajat hubungan antara variabel (prestasi belajar mahasiswa) terhadap satu variabel bebas (X), jika variabel bebas lain konstan. Dari uji korelasi parsial yang dihitung dengan cara manual diperoleh hasil sebagai berikut (lihat pada lampiran 19) : a. Korelasi antara sikap belajar (X1) dengan prestasi belajar mahasiswa, jika keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran (X2) tatap. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi parsial antara sikap belajar (X1) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) sebesar 0,584. Dari nilai koefisien tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif dan kuat, artinya semakin tinggi nilai sikap belajar maka prestasi belajar mahasiswanya juga akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah nilai sikap belajar, maka prestasi belajar mahasiswanya pun akan semakin rendah. b. Korelasi antara keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran (X2) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y), jika sikap belajar (X1) tetap. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi parsial antara keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran (X2) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) sebesar 1,556. Dari nilai koefisien tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif dan kuat, artinya semakin tinggi nilai keaktifan mahasiswa dalam
proses pembelajaran, maka
prestasi belajar mahasiswanya juga akan semakin tinggi dan sebaliknya
semakin rendah nilai keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran , maka prestasi belajar mahasiswanya pun akan semakin rendah. 3. Analisis Korelasi Berganda Dari perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi ganda (R) adalah sebesar 0,641. Berarti korelasi secara bersama-sama antara kedua variabel bebas (sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran) dengan variabel terikat (prestasi belajar mahasiswa) adalah positif. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,552 artinya kombinasi dari sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa sebesar 55,2%. Sisanya 48,8% dipengaruhi oleh variabel lain. 4. Analisis Regresi Berganda Dalam penelitian ini persamaan umum dari regresi ganda yang digunakan adalah Y = a + b1 X1 + b2 X2. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dengan program SPSS for Windows versi 16 diperoleh data sebagai berikut: Hasil Uji Regresi Linier Ganda Variabel Konstanta Sikap Belajar Keaktifan Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran R2 Fhitung
Koefisien Regresi 12,887 0,628 0,324
thitung
Sig.
3,620 3,407
0,036 0,062
0,552 3,990
Berdasarkan di atas diperoleh persamaan regresi linier ganda sebagai berikut: Y = 12,887 + 0,628 X1 + 0,324 X2.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari persamaan hasil regresi sebagai berikut: Y = 12,887 + 0, 628 X1 + 0, 324 X2 Selanjutnya dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,552 yang menunjukkan bahwa kombinasi variabel sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran berpengaruh sebesar 55,2% sedangkan 44,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 1. Pengaruh sikap belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Berdasarkan uji t diketahui bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 3,620 > 1,980 dengan nilai probabilitas signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Hal ini berarti sikap belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap belajar di suatu universitas, semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Sebaliknya jika sikap belajar di universitas kurang baik maka tingkat prestasi belajar mahasiswanya juga akan menurun. 2. Pengaruh keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa Dari uji t diketahui bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 3,407 > 1,980 dengan nilai probabilitas signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Hal ini berarti keaktifan mahasiswa dalam
proses pembelajaran
berpengaruh positif
terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik keaktifan mahasiswa dalam
proses pembelajaran
yang
dilakukan antar mahasiswa di universitas, maka akan semakin tinggi prestasi belajarnya. Sebaliknya semakin jarang keaktifan mahasiswa dalam proses
pembelajaran antar
mahasiswa di universitas, maka prestasi belajar
mahasiswanya pun juga akan menurun. 3. Pengaruh sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa Berdasarkan uji F diketahui nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 3,990 > 3,07 dan nilai probabilitas signifikansi < 0,05, yaitu 0,000, artinya sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam
proses pembelajaran sacara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran ditingkatkan pula, maka juga akan meningkatkan pula prestasi belajar mahasiswa. Sebaliknya penurunan sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam
proses pembelajaran di universitas
antar
mahasiswanya juga akan berpengaruh negatife terhadap penurunan prestasi belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini variabel sikap belajar memberikan sumbagan efektif sebesar 42,73%. Variabel keaktifan mahasiswa dalam
proses
pembelajaran memberikan sumbangan efektif sebesar 12,47%. Jadi jumlah sumbangan efekif sebesar 55,2% sedangkan sisanya 44,8% dipengaruhi variabel lain. Dengan membandingkan nilai sumbangan efektif nampak bahwa variabel keaktifan mahasiswa dalam
proses pembelajaran
mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap prestasi belajar mahasiswa dibandingkan variabel sikap belajar.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Sikap belajar berpengaruh positif dan signifikan tehadap prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan uji t diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 3,620 > 1,980 dengan nilai probabilitas signifikansi < 0, 05, yaitu 0, 000.
2.
Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Berdasarkan uji t diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 3,407 > 1,980 dengan nilai probabilitas signifikansi < 0, 05, yaitu 0, 000.
3.
Sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh posirif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Berdasarkan uji F diperoleh nilai Fhitung > Ftabel, yaitu 3,990 > 3,07 dan nilai probabilitas signifikansi < 0, 05, yaitu 0,000.
4.
Persamaan regresi linier ganda yang diperoleh adalah Y = 12,887 + 0, 628 X1 + 0,324X2, yang artinya prestasi belajar dipengaruhi oleh sikap belajar dan keaktifan mahasiswa.
5.
Sumbangan efektif menunjukkan bahwa kontribusi variable sikap belajar terhadap prestasi belajar adalah sebesar 42,73% dan variabel keaktifan mahasiswa terhadap prestasi belajar memberikan kontribusi sebesar 12,47% sehingga total sumbangan pengaruh sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar adalah sebesar 55,2%.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan pengruh sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran terhadap prestasi belajar mahasiswa, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa untuk terus meningkatkan sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan waktu belajarnya sebaik mungkin, merencanakan penggunaan waktu belajar, menjadwal mata kuliah untuk dipelajari, Konsentrasi dan memperhatikan dosen ketika sedang memberikan pelajaran agar dapat lebih meningkatkan prestasi belajar. Dengan peningkatan sikap belajar dan keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat lebih meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian dengan mencari faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta. Azwar, Syaifuddin. 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djamarah, Sayful Bahri. 2002. Pisikologi Belajar. Jakarta: Rieneka Cipta. Hamalik, Oemar. 2003. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. RI. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 1988. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rodaskarya. Sutratinah, Tirtonegoro. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannnya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Moh Uzer. 2000. Menjadi Guru yang Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.