No title

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2013

.g o

.id

ISSN : 2089-1938 No. Publikasi : 91300.13.11 Katalog BPS : 1101002.91 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi + 76

at .

bp s

Naskah : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

.p a

pu

ab

ar

Gambar Kulit : Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

w

w

Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

ht

tp :// w

Boleh dikutip dengan menyebutkan Sumbernya

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2013 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar

.id

Provinsi Papua Barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Provinsi

.g o

Papua Barat. Publikasi yang diharapkan menjadi ikon baru Badan Pusat Statistik ini

bp s

mengemas isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang ditampilkan dalam

at .

bentuk lebih informatif.

Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2013 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang

ar

sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih

pu

ab

menekankan pada analisis.

Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2013 memuat berbagai informasi/indikator terpilih

.p a

yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Provinsi Papua Barat dan diharapkan dapat menjadi bahan

w

w

rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.

tp :// w

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan

ht

akademisi maupun masyarakat luas.

Manokwari, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat,

Drs. Simon Sapary, M.Sc.

Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2013

ii

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

Statistik Kunci No.

Uraian

Satuan

2010

2011

2012

Jumlah penduduk

orang

760 422

842 227

816 280

2

Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja

orang

316 547

336 588

341 741

3

Jumlah penganggur

orang

26 341

4

Jumlah Angkatan kerja

orang

342 888

5

TPAK

persen

6

TPT

persen

7

Persentase pekerja di sektor formal

persen

8

Laju inflasi

persen

9

Ekspor (juta)

10

Impor (juta)

11

Pertumbuhan Ekonomi

12

PDRB ADHB (juta)

13

PDRB ADHK (juta)

14

PDRB per Kapita (juta)

15

Nilai Tukar Petani (NTP)

16

Jumlah Penduduk miskin (ribu)

17 18

angka partisipasi sekolah 7-12 tahun

19 20 21

Angka Harapan Hidup

22

Rata-rata lama sekolah

33 031

19 856

369 619

361 957

69.29

70.78

67.12

7.68

8.94

5.49

32.61

38.21

43.24

6.25

2.36

4.99

rupiah

12 243 061

18 647 399

20 297 279

rupiah

9 421 285

10 954 443

14 259 909

ar

at .

bp s

.g o

.id

1

27.08

15.84

26 873 087

36 178 780

42 759 938

rupiah

9 361 360

11 896 227

13 781 157

rupiah

30

46

52

persen

103.05

103.31

100.79

orang

256.25

249.84

223.20

Persentase penduduk miskin

persen

34.88

31.92

27.04

persen

94

94

96


persen

90

89

92


persen

59

65

67

tahun

69

69

69

tp :// w

w

.p a

pu

ab

28.47

rupiah

w

persen

8

8

8

persen

93

93

94

24

Paritas Daya Beli (PPP) (ribu)

rupiah

596

599

602

25

IPM

persen

69

70

70

26

Rata-rata pengeluaran per kapita

rupiah

498 845

593 164

816 137

ht

tahun

Angka melek huruf

23

Catatan: 1. Berdasarkan Proyeksi DAU 2. Kondisi bulan Agustus (Sakernas) 3. Angka inflasi Papua Barat dihitung mulai 2008 4. Termasuk ekspor dan impor antar provinsi


iii

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

Penjelasan Teknis  Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.

 Desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau).

 Angka Kematian Balita adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.

.g o

bp s

at .

 Angka Reproduksi Neto adalah rasio bayi wanita yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan angka reproduksi bruto.

.p a

pu

ab

 Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km2.

 Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.

ar

 Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir.

.id

 Daerah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut Departemen Dalam Negeri.

tp :// w

w

w

 Laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu.

ht

 Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan.  Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja.  Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.

 Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di Indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksinya (15 – 49) tahun.  Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.  Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th). Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/ SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B atau paket C).


iv

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

 IPM adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita.

tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.  Indeks Harga Konsumen adalah angka/indeks yang menunjukkan perbandingan relatif antara

.id

.g o

 Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan

at .

bp s

informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.  Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani

w

.p a

pu

ab

 Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.

tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya.

ar

 Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir.

ht

tp :// w

w

 Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak.  Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masingmasing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.  Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin

dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu.  Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun.  PDRB Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.  PDRB Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.


v

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

Daftar Isi i

Kata Pengantar

ii

Statistik Kunci

iii

Penjelasan Teknis

v

.id

Identitas Buku

.g o

Daftar Isi

vi

Geografi dan Iklim

1

11

Industri Pengolahan

42

2

Pemerintahan

4

12

Konstruksi

44

3

Penduduk

7

13

Hotel dan Pariwisata

45

4

Ketenagakerjaan

11

14

Transportasi dan Komunikasi

49

5

Pendidikan

19

6

Kesehatan

23

7

Perumahan dan Lingkungan

27

8

Pembangunan Manusia

30

9

Pertanian

36

10

Pertambangan dan Energi

39

Perbankan dan Investasi

at .

52

16

Harga-harga

53

17

Pengeluaran Penduduk

59

18

Perdagangan

62

19

Pendapatan Regional

63

20

Perbandingan Regional

67

pu

ab

ar

15

Lampiran Tabel

70

ht

tp :// w

w

w

.p a

bp s

1


vi

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

1

GEOGRAFI DAN IKLIM Teluk Bintuni Wilayah Terluas di Papua Barat

Papua Barat adalah provinsi termuda ketiga di Indonesia. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari

Gambar

Berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 2008, diantara 11 Kabupaten/kota di Papua Barat, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas wilayah terluas yaitu 21,48 persen.

1.1

Peta Wilayah Provinsi Papua Barat

Provinsi Papua berdasarkan UU No. 45 Tahun 1999. Dan berdasarkan Inpres No. 1 tahun 2003 provinsi ini bernama Irian Jaya Barat. Kemudian sejak 6 Februari

.id

2007 resmi bernama Provinsi Papua Barat.

.g o

Secara geografis letak Provinsi Papua Barat yang termasuk dalam wilayah Indonesia timur ini

bp s

berada di daerah sekitar ekuator, yaitu tepatnya pada koordinat 0º,0” hingga 4º,0” Lintang Selatan dan

at .

124º,00” hingga 132º’0” Bujur Timur. Batas-batas

ar

wilayah Provinsi Papua Barat adalah:

Barat: Laut Seram dan Provinsi Maluku

.p a

Timur: Provinsi Papua

pu

Selatan: Laut Banda dan Provinsi Maluku

Pada awal pemekarannya, Provinsi Papua Barat

1.2

Persentase Luas Wilayah Provinsi Papua Barat Menurut Kabupaten/Kota 2012 Teluk Bintuni 21.48

Teluk Wondama 4.08 Kaimana 16.74

w

hanya terdiri dari Kabupaten Fakfak, Sorong,

Gambar

ab

Utara: Samudera Pasifik

Manokwari, dan Kota Sorong. Wilayah tersebut

w

Manokwari 14.69

tp :// w

sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi yang

Fakfak 11.37

terdiri dari 10 (sepuluh) kabupaten dan 1 (satu) kota,

ht

atau terjadi penambahan tujuh kabupaten sejak pemekaran wilayah. Sebelas kabupaten/kota tersebut yaitu Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan, Sorong,

Kota Sorong 0.68 Maybrat 5.63

Sorong Selatan 4.07 Tambrauw 5.34

Raja Ampat 8.28

Sorong 7.64

Sumber: Permendagri No. 6 Tahun 2008

Raja Ampat, Tambrauw, Maybrat, dan Kota Sorong. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Provinsi Papua Barat adalah 97.024,37

Km2.

Wilayah terluas adalah

Kabupaten Teluk Bintuni (21,48%) dan wilayah terkecil

TAHUKAH ANDA ? Jumlah pulau di Papua Barat adalah yang terbanyak kedua di Indonesia (1945 pulau), dimana hampir sepertiganya (610 pulau) berada di Kabupaten Raja Ampat.

adalah Kota Sorong (0,68 %).


1

1

GEOGRAFI DAN IKLIM Morfologi Bentang Alam Papua Barat Terjal dan Landai Bentang alam Papua Barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di selatan bagian leher burung, sedaangkan pada bagian pantai selatan relatif landai.

Bentang Alam Papua Barat memiliki morfologi terjal di bagian Utara di Kepala Burung dan di Selatan pada bagian Leher Burung, dengan daerah paling tinggi memiliki elevasi 3731 mdpl. Daerah terjal mengikuti garis pantai di bagian Utara, sedangkan

.id

daerah landai berada di bagian Selatannya. Pulau-

.g o

pulau di Papua Barat umumnya merupakan pulau yang terjal dengan variasi ketinggian sekitar 0-750 mdpl.

bp s

Kemiringan lereng Papua Barat bervariasi antara 0°35°, namun umumnya berada pada kemiringan 0°-11°.

Tipologi geografis Papua Barat Sumber: Google Image

at .

Material penyusun tanah Papua Barat bervariasi

ar

dari batuan berumur Paleozoikum hingga endapan

ab

sungai Kuarter. Sementara itu pada daerah lepas

ht

tp :// w

w

w

.p a

pu

pantai terdapat beragam batuan yang merupakan kesatuan Cekungan Bintuni dan Cekungan Salawati dengan prospek kandungan minyak dan gas. Secara Geologi wilayah Papua Barat memiliki struktur yang cukup kompleks dengan kelurusan umum berarah Barat-Timur (rapatnya jarak antar struktur geologi pada daerah ini secara umum menyebabkan kegempaan yang intensif). Namun pada sisi lain keadaan ini menjadi perangkap bagi potensi minyak bumi dan gas. Hidrogeologi, Kondisi air bawah permukaan di wilayah Papua Barat pada umumnya wilayah pegunungan merupakan daerah air tanah langka.

TAHUKAH ANDA ? Pada tahun 2010 lalu di Kabupaten Tambrauw telah ditemukan suku pedalaman terasing yang masih nomaden, bernama Suku Karon.

Sementara daerah dataran terdiri dari daerah dengan produktivitas akifer kecil dan setempat akifer produktif. Dengan demikian potensi air bawah tanah Papua Barat terkonsentrasi di dataran tengah, yang juga merupakan daerah aliran sungai utama.

2


1

GEOGRAFI DAN IKLIM Hampir Sembilan Bulan Diguyur Hujan

Topografi wilayah desa/kelurahan di Papua Barat terdiri dari 7,85 persen puncak; 18,76 persen berada di

Gambar

Di beberapa daerah di Papua Barat selama hampir sembilan bulan diguyur hujan dalam satu tahun, sementara itu di beberapa wilayah dengan hari hujan terendah pun selama satu tahun diguyur hujan hampir selapanjang delapan bulan.

Persentase Desa/Kelurahan Berdasarkan Topografi Wilayah 2012

1.3

lereng bukit maupun gunung; dan 16,12 persen berada

Puncak (7,85%)

di lembah. Wilayah lain lebih dari setengahnya berada

Lembah (16,12%)

.id

di Papua Barat berbatasan dengan laut, namun hanya

Hamparan (57,26%)

pesisir. Wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan

bp s

laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 62,96 persen. Suhu udara rata-rata di Provinsi Papua Barat

sebagian

wilayah

ar

ab

karena

Kabupaten

pu

Manokwari berada di daerah pesisir dan pegunungan.

Pesisir

Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2011

Tabel

tersebut

Bukan Pesisir

at .

berada pada kisaran 22,62º–33,20º Celcius dengan Kabupaten Manokwari. Perbedaan suhu ekstrim

37.25

.g o

37,04 persen desa/kelurahan yang berada di daerah

suhu udara minimum dan maksimum berada di

62.75

Lereng (18,76%)

di daerah hamparan. Seluruh wilayah kabupaten/kota

1.1

Keadaan Iklim menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2011

.p a

Sementara kelembaban udara bervariasi antara 83,00-

Minimum

Maksimum

Suhu Udara Rata-rata

22,62

33,20

nilainya. Curah hujan dan hari hujan terendah tercatat

Rata-rata Kelembaban Udara

83,00

85,60

2.441,00 mm/tahun dan 236 hari berada di Kabupaten

Rata-rata Tekanan Udara

993,03

1 008,50

Kaimana, sedangkan curah hujan tertinggi berada di

Curah Hujan

2 441,00

3 881,30

236

258

27,98

139,31

85,60 persen.

tp :// w

w

w

Curah dan hari hujan di Papua Barat bervariasi

ht

Kabupaten Fakfak yaitu 3.881,00 mm/tahun, dan hari hujan tertinggi berada di Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, dan Kota Sorong yaitu 258 hari.

Uraian

Hari Hujan Rata-rata Penyinaran Matahari

Sumber: Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kab/Kota, 2011

Secara umum wilayah Papua Barat memiliki curah hujan dan hari hujan yang tinggi. Di wilayah dengan hari hujan terendah dalam satu tahun rata-rata diguyur hujan selama hampir delapan bulan, dan untuk wilayah dengan hari hujan tertinggi dalam satu tahun dapat terjadi hujan rata-rata selama hampir sepanjang

TAHUKAH ANDA ? Desa Warmu di Distrik Aifat Timur Selatan adalah satu-satunya desa di Kabupaten Maybrat yang berbatasan dengan laut (daerah pesisir).

sembilan bulan.


3

2

PEMERINTAHAN Pasangan Abraham O. Atururi - Rahimin Katjong Terpilih Kembali

Gambar

Setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat untuk masa bhakti 2012-2016.

2.1

Provinsi Papua Barat Selama tahun 2006-2011

Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Masa Bhakti 2012-2016

dipimpin oleh pasangan Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed sebagai gubernur dan wakil gubernur (wagub). Ditahun 2011 Provinsi Papua Barat telah

.id

melaksanakan pemilukada gubernur dan wagub yakni

.g o

pada tanggal 9 November 2011. Meskipun pada tanggal 20 Juli 2011 lalu telah dilaksanakan

bp s

pemilukada, namun karena terjadi permasalahan maka hasilnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

at .

Dalam pemilukada tersebut diikuti oleh empat

Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri) Wakil Gubernur : Drs. Rahimin Katjong, M.Ed (kanan) Sumber: Google Image

ar

pasangan calon gubernur dan wagub. Keempat

ab

pasangan calon tersebut adalah Abraham O. Atururi

Perbandingan Otonomi Khusus Papua dengan Otonomi Daerah di Indonesia

pu

2.1

Otonomi Khusus Papua

.p a

Tabel

dan Rahimin Katjong, George Celcius Auparay dan

Otonomi Daerah Biasa

Perbandingan

1

Pemerintahan (Eksekutif) Sama

2

Badan Legislatif Tk Provinsi

Terdiri dari DPRP dan Majelis Rakyat Papua (MRP)

Hanya DPRD Tk. Provinsi dan tidak ada MRP

3

Badan Legislatif Tk Kabupaten

Sama

Sama

4

Badan Yudikatif

Terdiri dari Lembaga Adat dan Lembaga Peradilan biasa

Hanya terdapat Lembaga Peradilan biasa

w

No.

ht

tp :// w

w

Sama

Hasan Ombaier, Wahidin Puarada dan Herman Orisoe, serta Dominggus Mandacan dan Origenes Nauw. Setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan Abraham O. Atururi dan Rahimin

Katjong

keluar

sebagai

pemenang

pemilukada dan terpilih kembali untuk kedua kalinya menjadi gubernur dan wakil gubernur Papua Barat untuk masa bhakti 2012-2016. Setelah di tahun 2010 diwarnai dengan pemilukada pada tujuh kabupaten/kota di Papua Barat, tahun 2011 di gelar dua pemilukada, yaitu di Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Tambrauw. Pada

TAHUKAH ANDA ? Pasangan Abraham O. Atururi dan Rahimin Katjong terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat untuk masa bakti 2012-2016.

pemilukada di Kabupaten Maybrat ditetapkan bahwa pemenang pemilukada adalah pasangan Drs. Bernard Segrim, MM. dan Karel Murafer, SH. Sedangkan pemilukada

Kabupaten

Tambrauw

dimenangi

pasangan Gabriel Asem dan Johanis Yembra.

4


2

PEMERINTAHAN Tidak Terjadi Pemekaran Wilayah Sepanjang Tahun 2012

Dari sisi pemerintahan, Provinsi Papua Barat bersama dengan Provinsi Papua dan Provinsi NAD

Tabel

Setelah dua tahun sebelumnya pemekaran wilayah terjadi cukup pesat, namun sejak diterbitkannya moratorium pemekaran wilayah, pada tahun 2012 di Papua Barat tidak terjadi penambahan jumlah kecamatan, desa, dan kelurahan, tetapi hanya perubahan status desa menjadi kelurahan.

Pembagian Daerah Administrasi menurut Kabupaten/Kota 2011

2.2

pengaturan daerahnya dengan UU Otonomi Khusus

Kabupaten/Kota

(Otsus). Secara khusus pemerintahan di tanah Papua

Fakfak

Fakfak

9

118

5

Kaimana

Kaimana

7

82

4

(Papua dan Papua Barat) diatur dalam UU Nomor 21

Teluk Wondama

Rasiey

13

75

1

Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus. Hal ini berbeda

Teluk Bintuni

Bintuni

24

115

2

Manokwari

Manokwari

29

412

9

Sorong Selatan

Teminabuan

13

117

2

Sorong

Aimas

19

124

15

Raja Ampat

Waisai

24

117

4

Tambrauw

Fef

7

53

-

Kumurkek

11

108

1

Provinsi Papua Barat meliputi 10 kabupaten dan 1 kota, 162 kecamatan, 1.321 desa, serta 74 kelurahan. Di

tahun

2009-2010,

perkembangan

wilayah

.id

.g o

Kota Sorong

Sorong

Papua Barat 2011 PB 2010

Desa

Manokwari

r

PB 2009

Kelurahan

6

-

31

162

1 321

74

162

1 323

72

154

1 293

68

Sumber: Pemda Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua Barat, 2011 Catatan: r = angka revisi

ab

administrasi ditandai dengan pemekaran wilayah

Maybrat

bp s

Di tahun 2012 jumlah wilayah administrasi

at .

wilayahnya berdasarkan UU Otonomi Daerah.

Kecamatan

ar

dengan provinsi lainnya di Indonesia yang pengaturan

Ibukota

kecamatan (distrik), kelurahan, dan desa (kampung)

.p a

kecamatan adalah 154 kecamatan, kemudian terjadi pemekaran wilayah hingga menjadi 162 kecamatan di

w

tahun 2011.

Gambar

pu

yang relatif cepat. Semula di tahun 2009 jumlah

2.2

terjadi pada jumlah desa. Selama tahun 2009-2010

Kota Sorong

jumlahnya meningkat sebanyak 30 desa. Sedangkan

Raja Ampat

tp :// w

w

Pemekaran wilayah yang cukup pesat juga

ht

Namun di tahun 2010-2012 pemekaran wilayah tersebut sudah tidak lagi terjadi. Hal ini disebabkan

17.57

Manokwari Sorong

jumlah kecamatan hanya bertambah empat unit.

Persentase PNS Kabupaten/Kota/Provinsi dan Persentase PNS menurut Jenis Kelamin 2011

15.11 12.66

Fakfak

12.07 7.61

Sorong Sltn

7.31 6.87

T Wondama Kaimana

5.50

Prov PB

5.29

Maybrat Tambrauw

57.43

6.36

T Bintuni

42.57

1.97 1.68

Laki-laki Perempuan

oleh adanya moratorium tentang pemekaran wilayah administrasi. Selama 2010-2012 jumlah kecamatan

Sumber: Badan Kepegawaian Nasional, Jayapura (Papua), 2011

masih tetap sama, tetapi hanya terjadi perubahan dua unit jumlah desa dan kelurahan. Pengurangan jumlah desa karena peningkatan status menjadi kelurahan. Jumlah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Provinsi Papua Barat berjumlah 32.618 orang dengan

TAHUKAH ANDA ? Besarnya Dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun 2012 yang dikucurkan di Provinsi Papua Barat mencapai sebesar 1,64 trilyun rupiah. Nilai ini meningkat dibandingkan tahun 2011, sebesar 1,33 trilyun rupiah.


5

2

PEMERINTAHAN Kesenjangan Gender di Dunia Politik Masih Tajam

Gambar

Persentase perempuan di dunia politik yang direpresentasikan dengan persentase perempuan yang duduk menjadi anggota DPRD hanya sebesar 9,82 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa kesejangan gender di dunia politik masih sangat nyata.

2.3

Persentase PNS Pemda menurut Tingkat Pendidikan 2011

rincian 18.732 orang (57,43%) berjenis kelamin lakilaki dan 13.886 orang (42,57%) berjenis kelamin perempuan. Dilihat dari komposisinya terlihat bahwa

24.06

jumlah PNS laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan

39.55

dengan PNS perempuan. Hal ini memberikan informasi bahwa kesetaraan gender dalam pemerintahan di

.id

30.62

.g o

Papua Barat belum menunjukkan kemerataan. Distribusi persentase PNS menurut kabupaten/

3.54

kota/provinsi tercatat Kabupaten Manokwari memiliki

SLTA

Diploma

bp s

2.23 SD SLTP

PNS yang terbanyak yaitu sebesar 17,57 persen.

Sarjana

at .

Kabupaten Manokwari sebagai ibukota provinsi dan Sumber: Badan Kepegawaian Nasional Regional IX Jayapura, 2011

ar

pusat pemerintahan membutuhkan SDM yang lebih

ab

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota/Provinsi menurut Jenis Kelamin 2011

pu

2.4

ht

tp :// w

w

w

.p a

Gambar

banyak dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.

Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua Barat, 2011

Sedangkan Kabupaten Tambrauw memiliki distribusi terkecil dalam ketersediaan PNS yaitu 1,68 persen. Dari sisi pendidikan PNS, sebagian besar PNS berpendidikan SLTA (39,55%), sedangkan PNS dengan pendidikan diatas SLTA masing-masing sebesar 24,06 persen berpendidikan diploma dan 30,62 persen berpendidikan sarjana. Peta perpolitikan di Provinsi Papua Barat menunjukkan tidak ada dominasi partai tertentu yang duduk dalam kursi anggota DPR. Tiga fraksi terbesar yang menduduki kursi DPRP yaitu Fraksi Kedaulatan Rakyat

dan

Fraksi

Golkar

masing-masing

mendapatkan jatah 9 kursi, sedangkan Fraksi PDIP TAHUKAH ANDA ? Persentase PNS di Papua Barat tahun 2011 mencapai 4,13 persen terhadap total penduduknya. Angka ini lebih besar dari persentase nasional yang hanya mencapai 1,98 persen.

menduduki 8 kursi. Bila dilihat dari sisi gender, jumlah perempuan yang duduk di kursi DPRD relatif rendah, yaitu 9,82 persen dari total kursi di DPRD kabupaten/ kota/provinsi. Hal ini mengandung arti ketimpangan gender masih dominan dalam bidang politik.

6


3

PENDUDUK Jumlah Penduduk Papua Barat Terkecil di Indonesia

3.1

Jumlah Penduduk Papua Barat 1971-2012

tersebut merupakan akibat dari perubahan pola

900

fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk. Demikian

800 700

pula dengan dinamika penduduk di Papua Barat. Sejak Penduduk

600

pertama kali dilaksanakan Sensus Penduduk tahun 1971, pola perkembangan penduduk Papua Barat

500

.id

berbeda pada setiap daerah. Dimana dinamika

400 300

mengikuti pola sebaran khas, yaitu distribusi logistik.

.g o

Dinamika penduduk memiliki karakteristik yang

Gambar

Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2011 jumlah penduduk Papua Barat adalah sebesar 789.013 jiwa yang terdiri dari 417.403 penduduk laki-laki dan 371.610 penduduk perempuan.Jumlah ini merupakan jumlah penduduk provinsi terkecil di Indonesia

200

Dalam sejarahnya, pada tahun 1971 Papua Barat

bp s

100

0

masih tergabung dalam Provinsi Papua dan hanya

ar Tabel

ab

3.1

2000

2005 688.2

2010

2011

2012

760.42 789.01 816.28

Indikator Kependudukan Provinsi Papua Barat Tahun 2011-2012

menjadi 283.493 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan

pu

1990

Sumber: SP1971, 1980, 1990, 2000, Supas 2005, dan SP 2010, Proyeksi Penduduk 2011-2012 BPS

Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong dengan Di tahun 1980 penduduk Papua Barat meningkat

1980

at .

terdiri dari tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Fakfak, total jumlah penduduk hanya mencapai 221.457 jiwa.

1971

Jiwa (ribu) 221.46 283.49 358.51 529.69

Uraian

2011

2012

789 013

816 280

Jumlah Penduduk (jiwa)

di Sensus Penduduk tahun 1990, yang masih terdiri

Pertumbuhan Penduduk (%)

3,76

3,61

dari Kabupaten Fakfak, Manokwari dan Sorong

Sex Ratio (%)

112,32

112,39

memiliki total penduduk 385.509 jiwa dengan rata-rata

Jumlah Rumah Tangga (ruta)

185 156

189 649

4,26

4,30

0-14

33,58

34,16

15-64

64,58

64,19

65+

1,84

1,65

w

w

.p a

penduduk per tahun mencapai 2,78 persen. Kemudian

tp :// w

pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 2,38 persen. Di tahun 2000, jumlah penduduk Papua Barat meningkat tajam. Dengan rata-rata pertumbuhan

ht

penduduk per tahun mencapai 3,98 persen, penduduk Papua Barat meningkat menjadi 529.689 jiwa.

Rata-rata ART (jiwa/ruta) Penduduk menurut Kelompok Umur (%)

Sumber: SP 2010 dan Proyeksi Penduduk 2012, BPS

Data penduduk Papua Barat berdasarkan hasil dari Proyeksi Penduduk 2011 adalah 789.013 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun 3,76 persen terhadap jumlah penduduk Papua Barat tahun 2010. Sementara itu, berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Papua Barat tahun 2012

TAHUKAH ANDA ? Luas daratan Papua Barat adalah 5,08 persen dari total luas daratan Indonesia. Sedangkan luas wilayah Maluku dan Papua adalah seperempat dari total daratan Indonesia.

adalah sebesar 816.280 jiwa, yang terdiri dari 431.957


7

3

PENDUDUK Laju Pertumbuhan Penduduk Meningkat

Gambar

Jumlah penduduk Papua Barat tahun 2012 sebesar 816.280 jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 789.013 jiwa. Jadi laju pertumbuhan penduduk Papua Barat 2011-2012 adalah sebesar 3,61 persen, atau menurun dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2010-2011 sebesar 3,76 persen.

jiwa penduduk laki-laki (52,92 persen) dan 384.323

3.2

Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat 2012

jiwa penduduk perempuan (47,08 persen). Struktur penduduk Papua Barat dilihat dari piramida penduduk tergolong dalam struktur penduduk

60-64

muda. Struktur penduduk ini masih sangat dipengaruhi

50-54

oleh tingginya fertilitas. Hal ini terlihat pada alas

.id

70-74

40-44

piramida penduduk yang paling lebar di kelompok

.g o

30-34

umur 0-4 tahun. Pertumbuhan penduduk tahun 2012

10-14

yang mencapai 3,61 persen, atau lebih rendah

bp s

20-24 0-4

dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 3,76 persen. Perempuan

20000 40000 60000

Dilihat

dari

at .

0

median

umur

pun

semakin

menguatkan bahwa komposisi penduduk muda begitu

Laki-laki

ar

60000 40000 20000

dominan. Median umur penduduk Papua Barat adalah

ab

Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2012

pu

Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2012

.p a

3.3

ht

tp :// w

w

w

Gambar

sebesar 18,59 tahun, sejalan kondisi struktur penduduk muda dimana kriteria kelompok usia muda adalah bila median umur di suatu daerah ≤ 20 tahun. Pertumbuhan penduduk yang tinggi di Papua Barat juga dipengaruhi oleh migrasi risen yang tinggi di provinsi ini. Migrasi risen Papua Barat berdasarkan Sensus Penduduk 2010 adalah sebesar 5,6 persen dan tercatat sebagai migrasi risen tertinggi kedua di Indonesia. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Papua Barat berada di Sorong Selatan, yaitu mencapai 4,38 persen. Sedangkan laju pertumbuhan terendah berada

Sumber: Sensus Penduduk 2010 dan Proyeksi Penduduk 2012

TAHUKAH ANDA ? Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, angka migrasi risen Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (5,6) di Indonesia setelah Provinsi Kepulauan Riau (10,2).

di Kabupaten Tambrauw yaitu 2,02 persen. Kabupaten Manokwari yang merupakan ibu kota provinsi memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi kelima, yaitu 3,72 persen, lebih tinggi dari laju pertumbuhan Papua Barat. Sebaran penduduk Provinsi Papua Barat menurut kabupaten/kota masih dominan di dua daerah yaitu

8


3

PENDUDUK Penduduk Terbanyak Papua Barat di Kota Sorong

(24,74%). Hampir setengah dari total penduduk Papua

3.4

Persentase Distribusi Sebaran Penduduk 2012 01. Fakfak

Barat tinggal di kedua daerah tersebut. Kota Sorong

3.46

menjadi pintu gerbangnya Papua Barat dari ‘dunia luar’

8.71

karena terdapat bandar udara dan pelabuhan kapal

04. Teluk Bintuni 24.74

dari dan ke Papua Barat maupun kabupaten lainnya di

07. Sorong 08. Raja Ampat 09. Tambrauw 10. Maybrat 71. Sorong

at . ar Gambar

akses

06. Sorong Selatan

3.5

Kepadatan Penduduk Provinsi Papua Barat 2012

ab

pemerintahan,

05. Manokwari

Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk BPS 2012

Papua Barat. Sebagai pusat pemerintahan, Kabupaten Manokwari aktif membangun, mulai dari fasilitas

5.06

0.78

bp s

4.40

9.02

.g o

5.52

Papua Barat. Di lain sisi, Kabupaten Manokwari

sebagai ibukota dan pusat pemerintahan Provinsi

03. T Wondama

25.31

semakin padat ketika Papua Barat dimekarkan dari

02. Kaimana

6.12

besar sebagai pintu masuk penumpang dan barang

Provinsi Papua dan Kabupaten Manokwari ditetapkan

6.88

.id

Kota Sorong (25,31%) dan Kabupaten Manokwari

Gam-

Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2012 Kota Sorong menjadi wilayah terpadat di Papua Barat dengan distribusi sebesar 25,31 persen atau sekitar seperempat total penduduk Papua Barat.

transportasi,

pendidikan,

pu

kesehatan dan infrastruktur lainnya.

.p a

Jika dilihat dari kepadatan penduduknya, Papua

Barat adalah provinsi dengan kepadatan terendah di

w

Indonesia. Dengan luas 97.024 Km2 dan jumlah

w

penduduk 816.280 jiwa, kepadatan penduduknya

tp :// w

hanya mencapai delapan jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk tertinggi di Papua Barat berada

ht

di Kota Sorong, yaitu sebesar 334 jiwa per Km2 dimana Kota Sorong memiliki luas wilayah terkecil namun jumlah penduduk terbesar di Papua Barat. Sementara kepadatan penduduk terendah berada di Kabupaten

Sumber: Luas: Permendagri No 6 Thn 2008 Penduduk: Proyeksi Penduduk BPS 2012

Tambrauw yaitu satu jiwa per Km2. Berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio),

TAHUKAH ANDA ?

dari pada penduduk perempuan. Sex ratio Papua

Luas Provinsi Papua Barat1 (97,02 ribu Km2 ) hampir 140 kali lipat dari luas Negara Singapura (697 Km2.).

Barat adalah sebesar 112,39 persen, artinya diantara

1) Berdasarkan Permendagri No. 6/Th 2008

jumlah penduduk laki-laki di Papua Barat lebih banyak

100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar 112


9

3

PENDUDUK Waspadai Bonus Demografi di Papua Barat

Gambar

Diperkirakan di tahun 2020-2030 akan terjadi bonus demografi. Dengan struktur penduduk muda maka peluang untuk meningkatnya angkatan kerja secara tajam sangat besar. Hal ini lah yang perlu diwaspadai, yaitu tersedianya lapangan pekerjaan agar pengangguran tidak melonjak tajam.

3.6

orang penduduk laki-laki. Sex ratio tertinggi berada di

Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2012

Kabupaten Teluk Wondama (124,58%) dan terendah di Kabupaten Maybrat (104,26%). Rasio

ketergantungan

(dependency

ratio)

digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat

.id

mengindikasikan keadaan ekonomi suatu daerah

.g o

tergolong sebagai daerah maju atau daerah sedang berkembang. Semakin tinggi persentase dependency

bp s

ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

at .

menanggung hidup penduduk yang belum produktif

ar

dan tidak lagi produktif dan sebaliknya.

ab

Rasio Ketergantungan menurut Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat 2012 (%)

pu

3.7

.p a

Gambar

Dependency ratio Papua Barat sebesar 55,77

w

57.53

L

64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 5556 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (lebih dari 65 tahun). Beban tanggungan perempuan lebih tinggi dari laki-laki terlihat dari rasionya yaitu 54,24 persen untuk laki-laki dan 57,53 persen untuk perempuan. Bonus demografi diperkiraan akan terjadi sekitar tahun 2020-2030. Bila itu terjadi, dan melihat kondisi

ht

54.24

tp :// w

w

55.77

persen, artinya dari 100 rang yang masih produktif (15-

sumber daya manusia yang ada di Papua Barat, maka P

L+P

Sumber: Proyeksi Penduduk 2012

hal yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah masalah ketenagakerjaan. Dengan potensi penduduk usia muda maka penduduk yang masuk usia kerja

TAHUKAH ANDA ? Bonus Demografi adalah sebuah kondisi dimana rasio ketergantungan mencapai nilai terendahnya atau penduduk usia produktif (15-64 tahun) berada pada jumlah maksimum.

10


akan tinggi, dengan demikian bila lapangan pekerjaan yang dibutuhkan penduduk usia kerja tidak tersedia maka jumlah pengangguran akan meningkat tajam.

4

KETENAGAKERJAAN Peningkatan Angkatan Kerja Perlu Dipersiapkan Peningkatan angkatan kerja seiring dengan pertumbuhan penduduk terutama usia muda perlu dipersiapkan karena lapangan kerja yang tercipta harus seimbang dengan kecepatan pertumbuhan angkatan kerja supaya angka pengangguran dapat ditekan.

Situasi ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat

Gambar 4.1 Skema Ketenagakerjaan

2012 ditandai dengan peningkatan penduduk usia

PENDUDUK

kerja. Sesuai dengan struktur penduduk Provinsi Papua Barat yang tergolong dalam struktur penduduk

Usia Kerja (≥15 tahun)

Bukan Usia Kerja

usia muda, maka perkembangan penduduk usia kerja

Bekerja

Pengangguran

361.597 orang dari 369.619 orang di tahun 2011. Pada periode 2011-2012, penurunan angkatan kerja

Mengurus rumah Tangga

Putus asa: Merasa Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan

Lainnya

Sudah Mempunyai Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Bekerja

ar

ab

orang di tahun 2011 menjadi 341.741 orang di tahun

Mempersiapkan Usaha

at .

Mencari Pekerjaan

tidak diikuti oleh penurunan penduduk yang bekerja. Jumlah penduduk bekerja meningkat dari 336.588

Sekolah

bp s

Angkatan kerja tahun 2012 menurun menjadi

Bukan Angkatan Kerja

.g o

Angkatan Kerja

usia kerja meningkat dari 522.211 orang di tahun 2011 menjadi 538.709 orang di tahun 2012.

.id

(15 tahun keatas) akan tumbuh relatif cepat. Penduduk

Sedang Bekerja

Sementara Tidak Bekerja

Pengangguran Kritis (< 15 Jam)

Setengah Pengangguran Pengangguran Setengah (15-34 Jam) (< 15 Jam)

pu

2012. Sementara jumlah pengangguran terbuka

.p a

menurun tajam dari 33.031 orang di tahun 2011 menjadi 19.856 di tahun 2012.

Jam Kerja Normal (≥ 35 Jam)

w

Konsep bekerja masih menggunakan ketentuan

w

The one hour criterion dari International Labour ►►CATATAN:

secara internasional supaya dapat diperbandingkan

Batas Usia Kerja di Beberapa Negara:

antar wilayah dan antar waktu.



tp :// w

Organization (ILO), dimana konsep ini digunakan

ht

Berdasarkan kelompok umur, penduduk yang

Mesir → 6 tahun Brazil → 10 tahun

bekerja pada usia muda 15-29 tahun sebesar 26,39

Venezuela → 10 dan 15 tahun

persen. Sedangkan menurut jam kerja, sebanyak

Canada dan Indonesia → 15 tahun

62,08 persen memiliki jam kerja normal (35 jam keatas dalam seminggu). Pengangguran

Swedia dan USA → 16 tahun

 terselubung

atau

setengah

Batas Atas Usia Kerja: Mesir, Malaysia dan Mexico → 65 tahun Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia → 74 tahun

pengangguran adalah penduduk yang bekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam seminggu (tidak termasuk

Batas Bawah Usia Kerja:



Tanpa Batas atas → Beberapa negara termasuk Indonesia

sementara tidak bekerja). Di Papua Barat sebanyak


11

4

KETENAGAKERJAAN Hampir Setengah Pekerja Berpendidikan Rendah

Tabel

Persentase Penduduk yang bekerja dengan latar belakang pendidikan rendah (belum pernah sekolah/tidak tamat SD dan tamat SD) hampir mencapai setengah dari total pekerja (43,53 persen). Sedangkan pekerja yang berijazah Diploma/Sarjana hanya 11,21 persen.

4.1

37,91 persen penduduk yang bekerja termasuk

Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat 2010-2012

Uraian

Satuan

kedalam setengah pengangguran. Tingkat Setengah

2010

2011

2012

Pengangguran (TSP) Papua Barat adalah 32,70.

316 547

336 588

341 741

Artinya dalam setiap 100 orang penduduk angkatan

Bekerja

orang

Pengangguran

orang

26 341

33 031

19 856

kerja terdapat sekitar 32-33 orang yang berstatus

Angkatan kerja

orang

342 888

369 619

361 957

setengah

Penduduk Usia Kerja

orang

494 862

522 211

538 709

persen

7,68

8,94

5,49

persen

69,29

70,78

67,12

Setengah pengangguran

orang

104 150

109 971

118 373

dimungkinkan di dalam jumlah penduduk bekerja yang

Tingkat Setengah Pengangguran (TSP)

persen

30,37

29,75

32,70

tinggi ternyata terdapat penduduk dengan status

Persentase Pekerja Informal

persen

67,39

61,79

56,76

oleh

karena

.id

.g o

pengangguran mempunyai produktivitas yang rendah, itu

perlu

diperhatikan

dalam

at .

bp s

mengidentifikasi jumlah penduduk bekerja, sebab

setengah pengangguran yang tinggi pula. Berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir,

ab pu

4.1

setengah

ternyata persentase penduduk yang bekerja sebagian

Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan Provinsi Papua Barat 2012

ht

tp :// w

w

w

.p a

Gambar

Sumber: Sakernas Agustus, 2010-2012

Umumnya

ar

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

pengangguran.

Sumber: Sakernas Agustus, 2012

besar berpendidikan rendah. Sebesar 43,53 persen penduduk yang bekerja berlatar belakang pendidikan rendah (22,48 persen belum bersekolah/tidak tamat SD dan 21,05 persen tamat SD). Diantara penduduk yang bekerja tersebut hanya 11,21 persen yang berijazah diploma dan sarjana. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang termasuk dalam angkatan kerja. TPAK Papua Barat mengalami penurunan dari tahun 2011. TPAK tahun 2012 sebesar 67,12 persen menurun dibandingkan tahun 2011 (70,78 persen) .

TAHUKAH ANDA ? Persentase belanja pegawai di Papua Barat hanya sebesar 9 persen. Persentase ini adalah yang terkecil dalam APBD dibandingkan dengan kabupaten/kota dan provinsi lainnya di Indonesia.

12


TPAK tertinggi 2012 dicapai oleh Kabupaten Tambrauw yaitu sebesar 82,93 persen. Artinya adalah dari 100 orang penduduk usia kerja sekitar 82-83 orang diantaranya tergolong sebagai angkatan kerja. Sementara TPAK terendah berada di Kota Sorong

4

KETENAGAKERJAAN TPT Menurun Tajam

’para pencari kerja’ yang senantiasa bertambah setiap

61 57

tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.

53

Indikator ini adalah ukuran pasar tenaga kerja yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dalam mengukur keberhasilan ketenagakerjaan. Sesuai

45


►►CATATAN:

ab

dengan kesepakatan internasional, pengangguran

49

Kota Sorong, 59.00

65

Sorong, 62.57

kerja yang relatif terbatas tidak sanggup menyerap

Maybrat, 63.48

69

Raja Ampat, 64.60

angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan

.id

73

Fakfak, 65.33

77

menyerap

Papua Barat, 67.12

dalam

Teluk Bintuni, 69.96

kerja

Teluk Wondama, 70.08

pasar

ar

ketidakmampuan

81

.g o

Pengangguran secara ekonomi adalah produk dari

85

Sorong Selatan, 72.74

pengangguran.

Manokwari, 74.02

masalah

bp s

adalah

at .

perhatian

Kaimana, 76.04

Isu ketenagakerjaan yang paling mendapatkan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2012 (%)

4.2 Tambrauw, 82.93

yaitu hanya mencapai 59,00 persen.

Gambar

Setelah mengalami peningkatan di tahun 2011 menjadi 8,94 persen, TPT Papua Barat menurun tajam pada kondisi Agustus 2012 menjadi 5,49 persen.

The Key Indicators of the Labour Market (KILM)

pada suatu referensi waktu tidak punya pekerjaan

KILM 1 : Labour Force Participation Rate

(without work), sudah mempunyai pekerjaan tetapi

KILM 2 : Employment-to-population ratio

belum mulai bekerja (currently available for work), dan

KILM 3 : Status in Employment

.p a

pu

didefinisikan sebagai semua penduduk usia kerja yang

w

sedang mencari pekerjaan (seeking for work).

w

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua

KILM 4 : Employment by sector KILM 5 : Part-time employment KILM 6 : Hours of work KILM 7 : Employment in the informal economy

meningkat dari 7,68 persen di tahun 2010 menjadi 8,94

KILM 8 : Unemployment

tp :// w

Barat meningkat dari 2010 ke tahun 2011. TPT

ht

persen di tahun 2011, kemudian di tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup tinggi menjadi 5,49

KILM 9 : Youth unemployment KILM 10 : Long-term unemployment KILM 11 : Unemployment by educational attainment

persen. Pengangguran 5,49 persen berarti dalam

KILM 12 : Time-related underemployment

setiap 100 orang angkatan kerja terdapat 5 orang

KILM 13 : Inactivity rate

berstatus sebagai pengangguran. TPT menurut gender di tahun 2012 tercatat TPT laki-laki lebih baik dari pada

KILM 14 : Education attainment and literacy KILM 15 : Manufacturing wage indices KILM 16 : Occupational wage and earning indices

TPT perempuan. TPT laki-laki sebesar 4,75 persen,

KILM 17 : Hourly compensation cost

sedangkan TPT perempuan jauh lebih tinggi mencapai

KILM 18 : Labour productivity and unit labour cost

6,76 persen. Lebih rendahnya TPT laki-laki salah satunya diduga karena penduduk laki-laki, terutama

KILM 19 : Employment elasticities KILM 20 : Poverty, working poverty, and income distribution


13

4

KETENAGAKERJAAN TPT Kabupaten Sorong Terendah

Gambar

TPT Kabupaten Tambrauw sebesar 1,10 persen adalah yang terendah di Papua Barat. Sedangkan TPT tertinggi di Kota Sorong sebesar 11,39 persen.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2012 (%)

4.3

berstatus sebagai kepala rumah tangga, memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anggota rumah tangganya. Selain itu, lebih banyak lapangan

1.10

pekerjaan yang lebih sesuai diisi oleh pekerja laki-laki

1.27

2.24

dan lebih fleksibel dengan masalah jam kerja.

Teluk Wondama

3.79

Sorong Selatan

3.86

Perkembangan 5.49

Raja Ampat

5.51

Semakin rendah angka TPT berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin

6.10

Teluk Bintuni

8.93

Fakfak

baik. Angka TPT Kabupaten Tambrauw adalah yang

11.39

Kota Sorong

3.00

menunjukkan

.g o

Papua Barat

0.00

TPT

perkembangan kinerja di bidang ketenagakerjaan.

4.33

Maybrat

angka

.id

3.05

Kaimana

6.00

9.00

bp s

Sorong Manokwari

12.00

15.00


terendah di Papua Barat, yaitu hanya 1,10 persen.

at .

Tambrauw

ar

Sedangkan TPT yang masih berada diatas 10 persen

ab

Gambar

atau TPT tertinggi berada di Kota Sorong (11,39

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2012 (%)

.p a

pu

4.4

98.90

Tambrauw

98.73

Sorong

97.76

w

Manokwari Kaimana

tp :// w

Sorong Selatan Maybrat Papua Barat Raja Ampat Teluk Bintuni

96.14

ht

82

84

86

88

92

Artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja maka terdapat sekitar 98-99 penduduk yang bekerja.

94.51

persen.

94.49 93.90

Saat ini, isu yang sedang populer terkait dengan

88.61

90

tertinggi di Papua Barat, yaitu mencapai 98,90 persen.

terendah di Papua Barat, yaitu hanya sebesar 88,61

95.67

91.07

Fakfak Kota Sorong

Kerja (TKK) di Kabupaten Tambrauw adalah yang

Sementara TKK Kota Sorong memiliki capaian

96.21

w

Teluk Wondama

96.95

persen). Dengan demikian maka Tingkat Kesempatan

94

96

98

100


pengangguran adalah tentang pengangguran terdidik dan pengangguran usia muda. Hal ini tidak saja terjadi di tingkat nasional, namun juga terjadi di beberapa provinsi di Indonesia termasuk Papua Barat.

TAHUKAH ANDA ? NIlai TPT Papua Barat Agustus 2011 adalah yang tertinggi ke-5 di Indonesia. Sedangkan pada Agustus 2012, TPT Papua Barat turun menjadi peringkat yang tertinggi ke-13.

Latar belakang tingkat pengangguran tertinggi di Papua Barat ternyata berasal dari penduduk yang terdidik. Persentase terbesar pengangguran justru pada pendidikan SLTA keatas (SLTA dan sarjana). Sebesar 68,39 persen pengangguran berasal dari latar

14


4

KETENAGAKERJAAN Fenomena Pengangguran Terdidik Terjadi di Papua Barat

belakang pendidikan tersebut, yaitu 55,07 persen berpendidikan SLTA dan 13,32 persen berpendidikan

Gambar

Persentase pengangguran terdidik mencapai 68,39 persen (55,07 persen SLTA dan 13,32 persen diploma/sarjana) dengan TPT terdidik sebesar 9,07 persen (10,06 persen SLTA dan 6,46 Diploma/Sarjana)

Persentase Pengangguran menurut Pendidikan Provinsi Papua Barat 2012 (%)

4.5

diploma/sarjana. Bila ditinjau dari TPT menurut pendidikan, TPT terdidik (SLTA dan sarjana) mencapai 9,07 persen atau bila dipisahkan maka TPT pendidikan

.id

SLTA mencapai 10,06 persen dan TPT untuk sarjana

.g o

mencapai 6,46 persen. Ironisnya semakin rendah level pendidikan angka TPT-nya relatif semakin rendah.

bp s

Rendahnya TPT pada level pendidikan rendah, diduga karena penduduk yang berpendidikan ini

ab

terdidik, diduga masih merasa bahwa ekspektasi

Sumber: Olahan Sakernas Agustus, 2012

ar

di perdesaan atau di sektor informal. Pada penduduk

at .

terserap pada lapangan pekerjaan di sektor pertanian

pu

pekerjaan (preferensi pekerjaan) sesuai dengan terdidik

dapat

juga

disebabkan

4.6

TPT menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Papua Barat 2012 (%)

.p a

bidang yang dipelajari. Tingginya angka pengangguran

Gambar

dengan pendidikan tingginya untuk lebih memilih-milih

oleh

kurang

w

berkualitasnya lulusan yang dihasilkan dari lembaga

10.06

w

pendidikan yang ada. Sehingga pasar kerja tidak dapat

6.46

tp :// w

menyerap para pencari kerja karena tidak memenuhi

4.24

kualifikasi standar yang ditetapkan oleh perusahaan

2.59

2.33

atau pasar kerja. Kemungkinan lain adalah lulusan

ht

yang dihasilkan sudah jenuh atau melimpah pada jurusan pendidikan tertentu. Hal lainnya adalah kurang sinerginya kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan, terutama upaya penurunan jumlah pengangguran

<SD

SD

SLTP

SLTA

> SLTA


TPT SLTA 10,06 persen artinya adalah dari setiap 100 orang angkatan kerja yang berlatar belakang pendidikan SLTA

sesuai dengan target perencanaan pembagunan

sebanyak 10 orang diantaranya adalah pengangguran, atau

daerah.

sepersepuluh dari angkatan kerja pada jenjang pendidikan

Pengangguran usia muda menjadi fenomena lain

tersebut adalah pengangguran.

yang harus dipecahkan oleh pemerintah daerah.


15

4

KETENAGAKERJAAN Tiga per Empat Penganggur Berusia Muda

Gambar

Pengangguran usia muda menjadi permasalahan yang harus diwaspadai mengingat peningkatan angkatan kerja semakin cepat seiring dengan pertumbuhan penduduk usia muda. Pengangguran usia 15-29 tahun sebesar 70,86 persen (hampir tiga per empat), dengan TPT usia 15-29 tahun sebesar 11,88 persen.

Pengangguran dan Angkatan Kerja menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2012 (orang)

4.7

Persentase pengangguran berdasarkan kelompok umur tercatat dari 14.075 pengangguran atau hampir tiga per empatnya (70,86%) berada pada usia muda

65+

Penganggur

AngkatanKerja

15-29 tahun (batas usia kerja di Indonesia 15 tahun

60-64

keatas) dan hampir sepertiga (24,82%) diantaranya

55-59 50-54

berada pada kelompok umur 25-29 tahun.

.id

45-49

TPT usia muda yang tinggi ditunjukkan oleh TPT

40-44

.g o

35-39

kelompok umur 15-29 tahun yang mencapai 11,88

30-34

20-24

bp s

persen, dengan rincian: TPT umur 15-19 tahun

25-29

sebesar 19,08 persen; TPT umur 20-24 tahun sebesar 0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

11,98 persen; dan TPT umur 25-29 tahun sebesar 8,79

at .

15-19

persen.

ar


ab

Pada kelompok usia tersebut memang terdapat

50-54

0.21

45-49

1.13

40-44

1.49

35-39 30-34

3.22 4.56

25-29

15-19

0.00

5.00

lulus dari pendidikan. Jadi lulusan baru (fresh bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan. Namun dapat pula terjadi karena lapangan kerja yang memang terbatas. Dalam hal ini yang perlu diwaspadai adalah semakin bertambahnya jumlah pengangguran karena semakin bertambahnya penduduk yang memasuki usia kerja dan akan menjadi angkatan kerja baru seiring

11.98

10.00

search period) sembari mencari pekerjaan setelah graduate) tersebut sedang mulai mencari pekerjaan

8.79

ht

20-24

pu .p a

0.00

w

55+

w

4.8

tp :// w

Gambar

kemungkinan sedang menjalani masa tunggu (job

TPT menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2012 (%)

19.08

15.00

dengan pertumbuhan penduduk, mengingat struktur 20.00

25.00


penduduk muda di Papua Barat. Jumlah penduduk bekerja berdasarkan lapangan

TAHUKAH ANDA ? Upah Minimum Provinsi (UMP) Papua Barat (Rp. 1.450.000,-) adalah yang tertinggi ketiga di Indonesia. UMP rata-rata di Indonesia adalah Rp. 1.121.460,(Kemnakertrans RI, 2012).

16


pekerjaan utama tahun 2010-2012 didominasi oleh sektor pertanian. Sekitar setengah dari penduduk bekerja berasal dari sektor pertanian. Namun demikian, persentase pekerja di sektor ini terus mengalami penurunan di tahun 2010-2012 . Di tahun

4

KETENAGAKERJAAN Hampir Setengah Pekerja Bekerja di Sektor Pertanian Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian meskipun terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir namun selalu menjadi yang terbesar di Papua Barat. Persentasenya di tahun 2011 sebesar 48,48 persen.

48,48 persen, dan di tahun 2012 persentasenya kembali mengalami penurunan menjadi 46,59 persen. Tingginya kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian ternyata tidak memberikan share yang tinggi terhadap

Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

2010

2011

54,04

48,48

46,59

2,13

2,65

3,00

3,44

5,11

3,89

Listrik, Gas & Air Bersih

2012

0,19

0,07

0,25

5,06

4,82

4,67

11,96

15,56

pertanian hanya mampu berkontribusi sebesar 12,16

.g o

pertumbuhan ekonomi Papua Barat. Dengan kontribusi

Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2010-2012 (%)

4.2

.id

di tahun 2011 pekerja di sektor ini menurun menjadi

Tabel

2010 persentasenya mencapai 54,04 persen. Namun

Perdagangan, Hotel dan Restoran

16,73

persen terhadap “kue ekonomi” (nilai PDRB ADHB)

Pengangkutan dan Komunikasi

4,75

5,05

5,67

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

0,90

1,30

1,62

pengolahan, sektor ini mampu memberikan kontribusi hanya 5,11 persen terhadap total penduduk bekerja. bahwa

sektor

bp s

Papua Barat

17,08

17,45

17,52

100,00

100,00

100,00


pertanian

pu

Hal ini membuktikan

Jasa-jasa

ab

53,99 persen meskipun share tenaga kerja sektor ini

at .

Papua Barat . Bila dibandingkan dengan sektor industri

Bangunan

ar

46,59 persen dari total tenaga kerja ternyata sektor

Papua Barat. bekerja

berdasarkan

w

Penduduk

status

w

pekerjaan utama menunjukkan bahwa status sebagai

Tabel

.p a

produktivitasnya sangat rendah dalam perekonomian

4.3

Persentase Penduduk Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama 2010-2012 (%)

Status Pekerjaan Utama

2010

2011

2012

Berusaha sendiri

15,45

19,56

19,82

paling dominan di tahun 2010-2012. Di tahun 2010-

Berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar

25,90

18,18

18,70

2012, status pekerjaan sebagai buruh/karyawan/

Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar

1,63

1,96

2,28

30,98

36,25

36,49

Pekerja Bebas di Pertanian

0,22

0,47

0,55

Pekerja Bebas di nonpertanian

0,99

1,66

1,13

24,83

21,92

21,03

100,00

100,00

100,00

tp :// w

buruh/karyawan/pegawai adalah status pekerjaan yang

ht

pegawai adalah yang paling dominan, bahkan di tahun 2012 lebih dari sepertiga penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai (36,49 persen). Sementara pekerja bebas di sektor pertanian memiliki persentase

Pekerja tidak dibayar/keluarga

terendah yaitu 0,22%; 0,47%.; dan 0,55%. Ilustrasi tentang tidak optimalnya kinerja sektor pertanian

tampak

pada

pengukuran

Buruh/Karyawan/Pegawai

Elastistas

Papua Barat Sumber: Sakernas Agustus, 2010-2012

Kesempatan Kerja (EKK) di tahun 2007-2012. Pada sektor pertanian (agriculture)

justru mencatat nilai


17

4

KETENAGAKERJAAN Pekerja Informal Dua Kali Lipat Pekerja Formal

Tabel

Meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, persentasenya masih sangat tinggi. Di tahun 2012 persentasenya mencapai 56,76 atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan pekerja di sektor formal.

4.4

elastisitas yang negatif, yaitu sebesar –0,71 persen.

Elastisitas Kesempatan Kerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2007-2012 (%)

Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian bersifat

Lapangan Pekerjaan Pertumbuhan Utama Ekonomi (%)

Pertumbuhan Elastisitas Kesempatan Kesempatan Kerja Kerja (%) (%)

inelastis,

karena

setiap

satu

persen

pertumbuhan ekonomi disektor pertanian justru akan mengurangi tingkat kesempatan kerja sebesar –0,71

4,98

-3,53

-0,71

persen. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa sektor

Industri

36,82

46,37

1,26

pertanian mulai kurang diminati.

Jasa-jasa

15,53

36,76

2,37

Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 2007-

Papua Barat

23,45

0,86

0,04

2012 mencapai 23,45 persen dan laju pertumbuhan

bp s

.g o

.id

Pertanian

Sumber: Olahan Sakernas Agustus dan PDRB Papua Barat, 2007-2012

kesempatan kerja sebesar 0,86 persen, elastisitas

4.9

at .

ar

persen. Artinya bahwa setiap kenaikan pertumbuhan Persentase Pekerja Formal dan Pekerja Informal Provinsi Papua Barat 2010-2012 (%)

ekonomi satu persen hanya akan menciptakan

ab

Gambar

kesempatan kerja Papua Barat hanya mencapai 0,04

.p a

pu

kesempatan kerja sebesar 0,04 persen.

56.76

61.79

28.38

2010

tp :// w

28.38

w

w

67.39

2011

2012

Informal

ht

Formal

32.61


Persentase pekerja informal di Papua Barat tahun

2010-2012 rata-rata sekitar dua kali lipat pekerja formal. Namun demikian tren presentase pekerja informal terus mengalami penurunan. Pada tahun 2010 pekerja informal sebesar 67,39 persen. Di tahun 2011 pekerja informal berkurang

menjadi 61,79 persen,

selanjutnya di tahun 2012 kembali mengalami penurunan menjadi 56,76 persen. Tren penurunan ini akibat dari meningkatnya pekerja di sektor formal baik itu peningkatan jumlah PNS maupun peningkatan jumlah buruh dan karyawan swata.

TAHUKAH ANDA ? Pada tahun 2011 (Agustus), Provinsi Papua Barat memiliki TPT lebih tinggi dari TPT Nasional. Kondisi ini berbeda ketika pada tahun 2012 (Agustus), TPT Papua Barat lebih rendah dari TPT Nasional (6,14%).

18


5

PENDIDIKAN Belum Seluruh Desa/Kelurahan Memiliki Fasilitas Sekolah Dasar

ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 49

5.1

ayat (1) menyebutkan bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20 persen dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20 persen dari APBD.

Indikator Pendidikan SD/MI, SLTP/MTs, dan SLTA/MA/SMK Provinsi Papua Barat 2011

Uraian

SD/MI

Jumlah Sekolah Jumlah Guru

rakyat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang

Jumlah Murid

cerdas dan berpendidikan terlihat dari dasar hukum

Rasio Murid Sekolah

capaian pendidikan harus terus dikawal berbagai pihak

969

254

143

6 501

3 028

2 598

137 322

42 068

30 625

165,62

214,16

21,12

13,89

11,79

141,72

bp s

tersebut diatas. Oleh karena itu perkembangan

SMU/MA/SMK

.id

Besarnya perhatian pemerintah dan tingginya harapan

SLTP/MTs

.g o

Amanat konstitusi amandemen UUD 1945 dan

Tabel

Dari sekitar 1.395 desa/kelurahan di Papua Barat, jumlah sekolah SD yang telah berdiri hanya sebanyak 969 unit sekolah. Artinya belum seluruh desa/kelurahan memiliki Sekolah Dasar.

Rasio Murid Guru

ab

Barat dapat diketahui dari ketersediaan fasilitas

ar

Perkembangan capaian pendidikan di Papua

at .

Sumber: Dinas Pendidikan Kab/Kota Provinsi Papua Barat, 2011

untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut.

pendidikan dan segala pendukungnya. Jumlah sekolah

pu

SD/MI/Sederajat di Papua Barat sebanyak 969 unit,

.p a

dengan jumlah murid sebanyak 137.322 siswa dan 6.501 guru. Jumlah bangunan gedung sekolah SD

w

yang hanya berjumlah 969 unit mengindikasikan

w

bahwa belum semua desa/kelurahan di Papua Barat

tp :// w

memiliki gedung sekolah SD karena jumlah desa/ kelurahan seluruhnya mencapai 1.395 desa/kelurahan. Pada level pendidikan SLTP terdapat 254 sekolah,

ht

3.028 guru, dan 42.068 murid. Secara rata-rata tiap kecamatan di Papua Barat sudah terbangun sekolah

Gambar: Sebuah perjuangan untuk tetap sekolah di Tanah Papua (Image Google)

sebab jumlah kecamatan di Papua Barat sebanyak 162 kecamatan. Namun kenyataannya tidak semua kecamatan tersebut telah berdiri gedung sekolah SLTP seperti contohnya di Kabupaten Teluk Wondama yang tercatat memiliki 13 kecamatan tetapi hanya memiliki 7 unit SLTP. Sementara itu, pada jenjang pendidikan

TAHUKAH ANDA ? Total alokasi dana BOS Papua Barat tahun 2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah, terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk SD dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk SLTP (Kemendiknas, 2011).

SLTA/sederajat, jumlah sekolah yang telah berdiri


19

5

PENDIDIKAN Rata-rata Murid Putus Sekolah di Kelas 3 SLTP

Gambar

Rata-rata lama sekolah di Papua Barat tahun 2012 adalah 8,45 tahun, artinya rata-rata penduduk yang bersekolah hanya mampu menyelesaikan sekolah sampai dengan kelas 2 SLTP atau putus sekolah ketika sampai di kelas 3 SLTP.

sebanyak 143 unit dengan jumlah guru sebanyak

Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Papua Barat 2010-2012 (%)

5.1

2.598 orang dan jumlah murid sebanyak 30.625 siswa. Rasio

96.97 97

95.33

96 95

93

murid

beban

guru

terhadap dalam

guru

mengajar

sejumlah murid. Rasio murid-guru SD sebesar 21,12

93.74

93.39

93.19

94

jumlah

menggambarkan

95.82

mengandung arti bahwa satu orang guru rata-rata

.id

93.03

92

mengajar 21-22 murid. Sedangkan rasio murid-guru

91

90.83

90.84

.g o

90

pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA bernilai lebih

89

kecil, yaitu sebesar 13,89 dan 11,79.

bp s

88

87

2011 Laki-laki

2012

Perempuan

Rasio murid terhadap sekolah memiliki pola

L+P

semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin

at .

2010

Sumber: Olahan Susenas, 2010-2012

ar

banyak murid yang harus ditampung per rata-rata

ab

sekolah. Pada jenjang pendidikan SD rasio jumlah

.p a

5.2

pu

Gambar

murid terhadap jumlah sekolah mencapai 141,72,

Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Papua Barat 2007-2012 (tahun)

7.67

bila setiap sekolah memiliki 6 kelas maka setiap kelas rata-rata menampung sebanyak 23-24 siswa. Pada memiliki rata-rata sebanyak 165-166 siswa. Pada jenjang pendidikan SLTA/Sederajat rata-rata setiap sekolah SLTA/Sederajat menampung sekitar 214-215

ht

7.65

memiliki jumlah murid sebanyak 141-142 siswa atau

jenjang pendidikan SLTP/Sederajat, setiap sekolah

tp :// w

8.01

8.26

w

8.21

w

8.45

artinya rata-rata setiap sekolah SD di Papua Barat

siswa. Angka Melek Huruf (AMH) di Papua Barat meningkat dari 93,19 persen (2010) menjadi 93,39 persen di tahun 2011. Peningkatan kembali terjadi di

2007

2008

2009

2010

2011

2012


tahun 2012 menjadi 93,74 persen. Bila dibandingkan secara gender, dari tahun 2010-2012 AMH laki-laki selalu lebih tinggi dari pada perempuan. Meskipun keduanya

cenderung

meningka t,

namun

perbedaannya cukup signifikan. Sebagai contoh AMH

20


5

PENDIDIKAN Semakin Tinggi Kelompok Usia Sekolah APS Semakin Menurun

laki-laki tahun 2012 telah mencapai 96,97 persen, sedangkan AMH perempuan hanya 93,03 persen.

Gambar

Angka Partisipasi Sekolah (APS) berangsur menurun searah dengan semakin tinggi kelompok umur sekolah. Di tahun 2012, APS 7-12 tahun (95,56 %). APS 13-15 tahun (91,65 %), APS 16-18 tahun (67,18 %) dan APS 19-24 tahun (19,90 %).

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2010-2012

5.3

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Papua Barat tahun 2012 hanya mencapai 8,45 tahun, meningkat dari kondisi tahun sebelumnya yaitu 7,67 tahun (2008);

.id

dan 8,01 tahun (2009); 8,21 tahun (2010); dan 8,26

.g o

tahun (2011). RLS 8,45 tahun artinya rata-rata penduduk Papua Barat hanya bersekolah sampai

bp s

dengan kelas dua SLTP atau putus sekolah setelah di kelas tiga SLTP. Berdasarkan sistem pendidikan diperlukan

kebijakan

pemerintah

untuk

ab

mendorong siswa agar partisipasi sekolah meningkat

ar

Jadi

at .

nasional ditetapkan pendidikan dasar adalah 9 tahun.

dan menekan angka putus sekolah.

pu

Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk

Sumber: Susenas, 2010-2012

pendidikan

berpartisipasi

untuk

melalui sekolah-sekolah

menempuh

yang

telah

Gambar

telah

w

tertentu

.p a

mengetahui seberapa besar penduduk pada usia

5.4

APK dan APM menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Papua Barat 2012 (%)

w

disediakan oleh pemerintah maupun swasta.

tp :// w

APS usia 7-12 tahun 2012 hanya mencapai 95,56 persen, artinya hanya sebesar 95,56 persen penduduk berusia 7-12 yang bersekolah. Maknanya masih

ht

terdapat sebesar 4,44 persen penduduk pada usia tersebut yang tidak bersekolah. APS usia 13-15 tahun menurun menjadi 91,65 persen. Pada kelompok usia sekolah 16-18 tahun APS-nya juga menurun menjadi 67,18 persen. Hal yang sama juga terjadi di kelompok usia sekolah 19-24 tahun angka partisipasinya menurun, yaitu mencapai 19,90 persen. Semakin

Sumber: Olahan Susenas, 2012

rendahnya APS tersebut memberikan informasi bahwa semakin tinggi kelompok usia sekolah maka semakin


21

5

PENDIDIKAN APK Sekolah Dasar Lebih dari 100 Persen. APK SD Papua Barat taun 2012 mencapai 105,21 persen, artinya masih ada penduduk berusia diluar 712 tahun bersekolah SD. APM dan APK tingkat perguruan tinggi jauh lebih rendah dibandingkan APM dan APK SLTA. Hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah.

tinggi angka putus sekolahnya.

►►CATATAN:

APK SD tahun 2012 mencapai 105,21 persen,

Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat

berarti masih ada murid SD yang bersekolah berada diluar batas kelompok umur 7-12 tahun, baik itu kurang dari 7 tahun atau diatas 12 tahun. Diduga untuk kasus

Program Strategis dalam rencana aksi percepatan pembangunan Papua Barat :

.id

di tanah Papua lebih banyak penduduk yang berada kelompok umur yang lebih rendah.

bp s

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah indikator yang menunjukkan persentase penduduk secara tepat

at .

bersekolah pada kelompok umur yang sesuai.

ar

Diketahui bahwa pada tingkat pendidikan SD, persentase penduduk yang bersekolah SD tepat pada

ht

tp :// w

w

w

.p a

pu

ab

1. Pendidikan dasar dan menengah gratis. 2. Peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola asrama. 3. Pendirian Sekolah Menengah Kejuruan 4. Pengadaan tenaga guru kontrak 5. Peningkatan kualitas kepala sekolah melalui diklat, studi lanjut ke dalam dan luar negeri serta pemagangan diluar Provinsi Papua Barat. 6. Pendirian Sekolah Pendidikan Keguruan 7. Peningkatan Kualitas PTN di Provinsi Papua Barat melalui kerja sama dengan PTN unggulan di luar Papua Barat. 8. Peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat.

.g o

diatas batas kelompok umur ini bersekolah pada

Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan.

usia sekolah 7-12 sebesar 88,97 persen. Artinya masih ada 11,03 persen penduduk yang tepat berusia sekolah SD 7-12 tahun sedang tidak bersekolah. Pada APM dan APK terlihat bahwa pada jenjang pendidikan SD memiliki persentase yang tinggi, namun begitu memasuki jenjang pendidikan SLTP nilai tersebut menurun sangat tajam. Hal ini sejalan dengan rata-rata lama sekolah yang hanya berada pada nilai 8,45 tahun atau rata-rata penduduk putus sekolah pada jenjang pendidikan SLTP kelas 3. Nilai APM dan APK yang menurun sangat tajam juga terjadi pada jenjang pendidikan perguruan tinggi. APK dan APM perguruan tinggi hanya sebesar 25,99 persen dan 15,75 persen. Bandingkan dengan angka APK dan APM SLTA sebesar 70,48 persen dan 46,46 persen. Hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk

Siswa SD di Tarak, Kabupaten Fakfak sedang melaksanakan upacara bendera Sumber: Image Google

22


perguruan tinggi masih sangat rendah.

6

KESEHATAN Belum Seluruh Kabupaten di Papua Barat Memiliki Rumah Sakit

Salah satu perhatian khusus pemerintah daerah Papua Barat selain bidang pendidikan adalah

Tabel

Dari 11 kabupaten/kota di Papua Barat telah berdiri 17 unit rumah sakit dimana 11 unit diantaranya hanya berada di Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Beberapa kabupaten bahkan belum memiliki fasilitas rumah sakit.

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai program pemerintah dicanangkan untuk memberikan

Indikator Kesehatan Provinsi Papua Barat 2009-2011

6.1

Uraian

2009

Angka Harapan Hidup

2010

2011

68,51

68,81

Jumlah Rumah Sakit

13

14

17

dari pembangunan fasilitas kesehatan, penambahan

Jumlah Puskesmas

105

110

126

dan perbaikan kualitas tenaga kesehatan, sampai

Jumlah Pustu

339

367

339

pemberian

Jumlah Polindes

218

297

297

141

145

145

68,54

67,21

bagi

masyarakat terutama untuk rakyat miskin.

.g o

gratis

Jumlah Puskesmas Keliling

Derajat kesehatan masyarakat secara kasar dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH). AHH

bp s

kesehatan

Persentase Penolong 60,43 Kelahiran dengan Medis (%)

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dan Susenas, 2009-2011

at .

pelayanan

.id

68,20

pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Mulai

Gambar

ab

Papua Barat terus mengalami peningkatan dari tahun

ar

dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. AHH ke tahun. AHH Papua Barat tahun 2010 sebesar 68,51

6.1

Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Papua Barat 2007-2011 (unit)

pu

tahun meningkat 0,31 tahun dari kondisi tahun

.p a

sebelumnya sebesar 68,20 tahun. Di tahun 2011, AHH

7 6

Papua Barat kembali meningkat 0,30 tahun menjadi

w

68,81 tahun. Dengan peningkatan AHH kurang dari

w

satu per tahun berarti penurunan angka kematian bayi

9

tp :// w

dengan 2011 hanya sebanyak 17 unit, atau terjadi

ht

penambahan 7 rumah sakit sejak 2007. Berdasarkan kepemilikannya, 9 unit adalah milik pemerintah, 4 unit

4

4

4

4

4

2

2

3

3

4 4

2008

2007

2009

yang tajam sulit terjadi (hardrock).

Jumlah rumah sakit di Papua Barat sampai

4

2010 2011

Pemerintah

Swasta

TNI

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, 2007-2011

milik swasta, dan 4 unit milik TNI. Belum seluruh kabupaten di Papua Barat memiliki rumah sakit sendiri. Dari 17 rumah sakit tersebut, 8 unit diantaranya berada di Kota Sorong dan 3 unit berada di Kabupaten Manokwari. Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten Tambrauw justru belum

TAHUKAH ANDA ? Walaupun pasangan suami istri keduanya terjangkit HIV/AIDS tetap dianjurkan untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual untuk menghindari terinfeksi dengan HIV tipe yang lain dan infeksi menular seksual lainnya.

memiliki rumah sakit sendiri.


23

6

KESEHATAN Rata-rata Seorang Dokter Melayani Tiga Ribu Orang.

Dilihat dari rasio penduduk terhadap rumah sakit

Jumlah Rumah Sakit dan Rasio Penduduk terhadap Rumah Sakit per 10.000 penduduk Tahun 2011 2.38

Kota Sorong Maybrat

0.00

Tambrauw

0.00

tercatat Kabupaten Sorong memiliki rasio yang paling 8

Kabupaten Sorong harus melayani sebanyak 70,6 ribu 4.25

Raja Ampat 1

Sorong Selatan

penduduk. Atau dengan kata lain karena jumlah rumah

7.06

sakit di kabupaten tersebut hanya satu, maka satu unit

3.79

1

Manokwari

.id

Sorong

6.26

3

rumah sakit tersebut harus melayani semua penduduk

5.24 Pddk/RS (1:10 ribu)

Kaimana

6.68

1

0

yang berada di Kabupaten Sorong.

4.62

1

Fakfak

RS

.g o

Teluk Bintuni Teluk Wondama

2

4

Fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas,

6

8

at .

Jumlah Dokter menurut Jenisnya dan Rasio Penduduk terhadap Dokter 2011 (orang)

Kabupaten/Kota

Spesialis

Umum

Jumlah

Gigi

3

32

7

42

Kaimana

2

4

5

11

Teluk Wondama

-

23

4

Teluk Bintuni

-

25

5

Manokwari

7

24

Sorong Selatan

-

3

Raja Ampat Tambrauw *

4 386

Idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan minimal harus ada satu unit puskesmas, namun

27

1 009

kondisi ini belum terpenuhi sehingga belum semua

1 806

kecamatan di Papua Barat memiliki fasilitas kesehatan

5 734

ini. Begitupun dengan fasilitas puskesmas pembantu

1

4

9 824

w

w

30

34

-

16

3

19

3 847

dan polindes, jumlahnya belum setara dengan jumlah

-

2

-

2

21 718

kelurahan/desa di Papua Barat yang mencapai 1.395 desa/kelurahan (1.321 desa dan 74 kelurahan),

-

8

-

8

768

...

...

...

...

...

Kota Sorong

ht

Maybrat *

1 631

ternyata jumlah puskesmas hanya mencapai 126 unit.

3

tp :// w

Sorong

kelurahan. Dari total 162 kecamatan di Papua Barat

Rasio Penduduk per Dokter

.p a

Fakfak

sampai pada level wilayah administrasi desa/

ab

Dokter

puskesmas pembantu dan polindes sangat diperlukan untuk menunjang kualitas kesehatan masyarakat

pu

Tabel

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat (jumlah rumah sakit), 2011

6.2

besar, yaitu 1 : 70,6 ribu, artinya satu rumah sakit di

bp s

6.2

ar

Gambar

Seorang dokter di Papua Barat rata-rata harus melayani sekitar 3.343 orang karena jumlah penduduk mencapai 789.013 orang sedangkan jumlah dokter hanya 236 orang.

17

35

7

59

3 384

Papua Barat

29

172

35

236

3 343

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, 2011 *) Data masih tergabung dengan kabupaten induk

TAHUKAH ANDA ? Kontribusi penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja hanya sebesar 0,31 persen terhadap total penduduk yang bekerja di Indonesia.

padahal jumlah puskesmas pembantu hanya 339 unit dan polindes 297 unit. Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan kebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas sarana kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga dokter sangat minim jumlahnya. Untuk melayani seluruh penduduk Papua Barat, jumlah dokter yang tersedia hanya 236 orang, yang terdiri dari 29 dokter ahli atau spesialis, 172 dokter umum, dan 35

24


6

KESEHATAN Hampir Sepertiga Penolong Kelahiran Bukan oleh Tenaga Medis

dokter gigi. Artinya, rasio beban kerja seorang dokter di Papua Barat harus melayani rata-rata 3.343 orang.

Gambar

Persentase penolong kelahiran terakhir dibantu selain tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya) mencapai 29,71 persen atau hampir sepertiga dari proses kelahiran. Diantara penolong kelahiran tersebut peran famili mencapai 15,49 persen.

Persentase Penolong Kelahiran Balita Provinsi Papua Barat 2011-2012 (%)

6.3

Rasio penduduk terhadap dokter yang paling kritis terjadi di Kabupaten Raja Ampat. Di daerah ini satu orang dokter harus melayani sampai 21.718 orang.

4.21

ar Gambar

6.4

ab

pu

.p a

14.95 14.97

20

40

60

at .

0

48.15 51.44


halnya dengan Kabupaten Raja Ampat, kondisi

Papua Barat yang ditolong oleh bukan tenaga medis

.g o

terkecil dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya,

Dokter

bp s

Tambrauw memiliki rasio penduduk terhadap dokter

Persentase penolong kelahiran akhir balita di

3.87

Tng Medis Lain Bidan

sampai ke desa-desa terpencilnya.

.id

22.76

13.46

Dukun

masih relatif kurang. Sementara itu Kabupaten

dengan akses transportasi yang belum tersedia

15.49

Famili

kepulauan, sarana dan prasarana kesehatannya pun

geografis di daerah ini termasuk sulit, ditambah

2012

9.13

Disamping wilayah geografisnya yang berbentuk

yaitu seorang dokter melayani sekitar 768 orang, sama

2011

0.71 0.76

Lai nnya

Persentase Status Gizi Balita Provinsi Papua Barat dan Nasional 2010 (%) 76.2

Papua Barat Nasional

67.3

w

(dukun, family, dan lainnya) di tahun 2012 mencapai

w

29,71 persen. Kondisi ini menurun dibandingkan

tp :// w

dengan tahun 2011 yang mencapai 32,60 persen. Relatif tingginya persentase penolong kelahiran selain

17.4 9.1

13.1 6.2

4.9

5.8

ht

tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya) diduga menjadi salah satu penyebab tingginya IMR di Papua Barat.

Buruk

Kurang

Baik

Lebih

Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2010, Departemen Kesehatan RI, 2010

Status gizi buruk pada balita di Papua Barat tahun 2010 tercatat mencapai 9,1 persen, sedangkan gizi kurang mencapai 17,4 persen. Angka ini masih diatas angka nasional yang hanya mencapai 4,9 persen dan 13,1 persen. Sementara status gizi normal dan lebih sebesar 67,3 persen atau masih berada dibawah

TAHUKAH ANDA ? Target Eliminasi Malaria di Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, dan NTT adalah tahun 2030 (SK Menkes RI No. 293/ Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009).

angka nasional yang mencapai 76,2 persen.


25

6

KESEHATAN Papua Barat Masih Daerah Endemik Malaria

Gambar

Provinsi Papua Barat masih menjadi salah satu daerah endemik Malaria. API (Annual Parasite Incidence) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua di Indonesia dimana mencapai 17,86 per 1000 orang. Diperkirakan Papua Barat akan bebas malaria pada tahun 2030 nanti.

6.5

Prevalensi HIV/AIDS menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2011 (per 100.000 penduduk)

Papua

28.87

pada tahun 2015. HIV/AIDS dan Malaria merupakan

24.06

ancaman serius di tanah Papua. Provinsi Papua

.g o

Papua Barat

20.51

15.50

Riau

12.73

Maluku

12.72

Indonesia

12.45

Indonesia, sedangkan

bp s

DI Yogya

memiliki angka prevalensi HIV/AIDS tertinggi di prevalensi malaria

(API)

tertinggi adalah di Provinsi Papua dan Papua Barat. Jumlah kumulatif penderita HIV/AIDS di Papua

at .

15.90

Barat tidak sebanyak di Papua, jumlahnya pada

ar

Sulut

(Millenium

.id

Kepri

Milenium

menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan

50.14

Kalbar

Pembangunan

disebutkan memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit

62.40

DKI Jakarta

Tujuan

Development Goals/MDGs) dalam tujuan nomor enam

157.02

Bali

HIV/AIDS dan Malaria

kondisi Desember 2011 tercatat hanya 156 orang

ab

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2011

pu

6.6

18.03

.p a

Gambar

(HIV) dan 152 orang (AIDS) serta angka prevalensi

Peringkat Enam Besar API Tertinggi di Indonesia Tahun 2010

w

17.86

Papua

Papua Barat

NTT

(157,02 per 100.000) yang merupakan daerah dengan nasional 12,45 per 100.000 (Kemenkes, 2011). Bila dilihat dari sisi Annual Parasite Incident

5.43

5.06

(API), Papua Barat menempati peringkat kedua di Indonesia. API di Papua Barat tahun 2010 adalah

ht

6.45

tersebut masih jauh berada di bawah Provinsi Papua prevalensi HIV/AIDS tertinggi di Indonesia dan angka

w

tp :// w

12.14

20,51 orang per 100.000 penduduk. Prevalensi

sebesar 17,86 orang per 1.000 penduduk. Malut

Maluku

Babel

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2010

Pada tahun 2010, ada enam provinsi yang termasuk daerah endemis tinggi malaria, yaitu Papua, Papua Barat, NTT, Maluku Utara, Maluku, dan Bangka

TAHUKAH ANDA ? Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu komplikasi pada kasus HIV/AIDS yang menyebabkan penyebab kematian yang tinggi.

Belitung. Bahkan tiga provinsi diantaranya termasuk daerah endemsi tinggi II (nilai API 10-50 per 1000 penduduk), yaitu Papua (18,03 permil penduduk); Papua Barat (17,86 permil penduduk) dan Nusa Tenggara Timur (12,14 permil penduduk).

26


7

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Hanya Sepertiga Rumah di Papua Barat Termasuk Rumah Sehat Berdasarkan hasil Riskesdas Kemenkes 2010, persentase rumah sehat di Papua Barat hanya sekitar 33,8 persen, atau sekitar sepertiga dari seluruh rumah yang ada di Papua Barat.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, persentase rumah sehat Papua Barat hanya mencapai 33,8 persen, menempati peringkat ke-7 secara nasional. Angka ini masih jauh lebih baik dari persentase nasional yang hanya mencapai 24,9 persen. Peringkat

.id

terbaik rumah sehat adalah Provinsi Kalimantan Timur

.g o

(43,6%) dan terendah adalah Provinsi NTT (7,5%).

yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai

Rumah warga di Desa Senopi, Distrik Senopi salah satu desa terpencil di Kabupaten Manokwari

Indikator Perumahan Provinsi Papua Barat 2011-2012

7.1

ar

pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni

Tabel

bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi cukup,

at .

Kesehatan RI adalah apabila memiliki tujuh kriteria,

bp s

Kriteria rumah sehat berdasarkan Kementerian

ab

(minimal 8 m2 per orang). Kondisi perumahan tahun 2012 di Papua Barat

pu

secara umum mengalami sedikit perbaikan kualitas

Uraian

2011

2012

Kepemilikan Rumah (%) 67,23

Kontrak

2,57

2,65

dua per tiga rumah tangga telah memiliki rumah

Sewa

10,63

11,65

Lainnya

19,57

18,92

29,71

28,38

70,29

71,62

Bukan Tanah

96,02

94,34

Tanah dan lainnya

3,98

5,67

.p a

Milik Sendiri

dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2012, lebih dari

w

dengan status milik sendiri yaitu sebesar 66,79 persen.

w

Sedangkan untuk status sewa 11,65 persen, kontrak

tp :// w

2,65 persen, dan lainnya (dinas, bebas sewa, milik family, lainnya) sebesar 18,92 persen.

ht

Dari sisi luas lantai diperoleh informasi bahwa di tahun 2012 persentase rumah tangga dengan luas

Luas Lantai per Kapita (%) ≤8 >8

66,79

Jenis Lantai Terluas (%)

Jenis Dinding Terluas (%) Tembok

54,12

56,00

lantai per kapita kurang dari 8 m2 sebesar 28,38

Kayu

41,25

39,89

persen, sementara rumah tangga dengan luas lantai

Bambu

0,58

0,43

Lainnya

4,04

3,68

Beton

1,41

1,93

Genteng

1,20

0,97

Kayu Sirap

0,59

0,31

2011 dan 91,98 persen di tahun 2012. Penggunaan

Seng

91,62

91,98

bahan genteng, kayu sirap, dan lainnya mengalami

Ijuk/Rumbia Lainnya

3,42

3,25

1,77

1,56

per kapita 8 m2 keatas mencapai 71,62 persen. Penggunaan atap seng paling banyak digunakan di Papua Barat, yaitu mencapai 91,62 persen di tahun

penurunan terhadap tahun sebelumnya kecuali beton.

Jenis Atap Terluas (%)



27

7

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Seperempat Rumah di Papua Barat Kumuh

Tabel

Sekitar 21,88 persen rumah di Papua Barat termasuk dalam kategori kumuh. Indikator yang digunakan untuk menentukan rumah kumuh adalah akses air minum tidak layak, akses sanitasi layak, kecukupan luas lantai (sufficient of living area), dan ketahanan rumah (durability of housing).

7.1

Persentase Rumah Tangga menurut Pengkategorian Rumah Kumuh menurut Kabupaten/Kota 2012(%)

Kondisi

rumah

di

Papua

Barat

cukup

memprihatinkan bila dilihat dari komponen penyusun

Akses air minum layak

Akses Sanitasi Layak

Sufficient Living Area (>7,2 m2/ org)

Fakfak

73,23

33,71

83,72

100,00

layak, adalah rumah tangga yang sumber air

Kaimana

46,81

43,80

79,87

100,00

Teluk Wondama

11,39

74,15

64,01

95,69

minumnya bukan berasal dari leding, air hujan, pompa/

Teluk Bintuni

51,97

56,14

87,7

99,66

sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung

Manokwari

29,24

61,97

78,28

96,33

dengan jarak >= 10 m dari penampungan kotoran. (2)

Sorong Selatan

37,96

26,25

63,83

79,25

Sorong

54,64

46,69

81,5

99,30

Akses sanitasi tidak layak, adalah rumah tangga yang

Raja Ampat

39,87

42,98

68,19

99,51

mempunyai fasilitas buang air besar sendiri dan

Tambrauw

20,22

21,87

71,02

90,82

bersama, kloset leher angsa, dan tangki septik

Maybrat

42,58

29,58

84,79

100,00

Kota Sorong

17,57

71,48

72,36

99,94

pembuangan akhir kotoran, (3) Kecukupan luas lantai

Papua Barat

36,53

54,51

77,06

97,80

.g o

bp s

pu

w

41.62

32.26

29.16

terluas bambu dan lainnya, (iii) jenis lantai terluas tanah. Kriteria ini dikatakan tidak durable apabila

w tp :// w

akses terhadap air minum layak hanya sebesar 36,53

19.80

19.35

persen. Dimana, Kabupaten Fakfak memiliki akses

17.99

ht

atap terluas ijuk/rumbia dan lainnya, (ii) jenis dinding

Rumah tangga di Papua Barat yang memiliki

21.88

16.07

paling

12.25

11.50

10

(durability of housing), mempunyai kriteria: (i) jenis

minimal dua kriteria terpenuhi.

26.77

24.71

0

at .

ar

perkapita (sufficient living area) adalah luas lantai

.p a

Gambar

Persentase Rumah Kumuh menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2012 (%)

Sorong Selatan Teluk Wondama Raja Ampat Kota Sorong Tambrauw Papua Barat Manokwari Kaimana Sorong Fakfak Teluk Bintuni Maybrat

dari empat kategori, yaitu (1) Akses air minum tidak

hunian per kapita < 7,2 m2 , (4) Daya tahan rumah


7.1

kategori rumah kumuh. Rumah kumuh diidentifikasi

.id

Durability of Housing

ab

Kabupaten/Kota

tinggi, yaitu

73,23

persen. Sedangkan

Kabupaten Teluk Wondama memiliki akses yang 20

30

40

50

60


paling buruk, yaitu hanya 11,39 persen. Akses sanitasi layak secara umum di Papua barat

►►DEFINSI Rumah Tangga Kumuh adalah jika rumah tangga memiliki nilai kategori > 35% dari gabungan akses air minum tidak layak, akses sanitasi tidak layak, sufficient living area <7,2 m2/kapita, dan durability of housing.

28


hanya dapat dicapai oleh lebih dari setengah terhadap total rumah tangga (54,51 persen), sedangkan kecukupan luas lantai diatas 7,2 m2 /kapita hanya sekitar tiga per empat dari total rumah tangga (77,06%). Dari sisi daya tahan rumah hampir seluruh

7

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Meski Kaya LNG tetapi Gas Paling Sedikit Dipakai

rumah di Papua Barat memiliki daya tahan yang baik (97,80%), karena sebagian besar telah menggunakan

Gambar

Bahan bakar utama 53,20 persen rumah tangga menggunakan minyak tanah untuk memasak. Sedangkan 42,22 persen rumah tangga menggunakan kayu bakar. Penggunaan gas/LPG masih menjadi hal langka di Papua Barat, pemakainnya hanya 3,19 persen.

Persentase Rumah Tangga menurut Bahan Bakar Memasak Papua Barat 2012 (%)

7.2

atap bukan ijuk/rumbia/lainnya (95,19%), jenis dinding bukan dari bambu/lainnya (95,89%), jenis lantai sebagian besar bukan dari tanah/lainnya (94,33%)

.id

dengan minimal dua kriteria terpenuhi.

.g o

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh bahwa persentase rumah kumuh di Papua Barat

bp s

mencapai 21,88 persen dengan persentase rumah tertinggi di Sorong Selatan (41,62%).

at .

kumuh terendah di Kabupaten Maybrat (11,50%) dan

Sumber: Susenas, 2012

Gambar

ab

sebagian besar rumah tangga menggunakan minyak

ar

Penggunaan bahan bakar untuk memasak tanah, yaitu sebesar 53,20 persen, terutama dipakai

Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan Papua Barat 2012 (%)

pu

oleh masyarakat di perkotaan. Penggunaan kayu

7.3

.p a

bakar adalah terbesar kedua, yaitu 42,22 persen,

dipakai terutama pada rumah tangga di pedesaan.

w

Sedangkan penggunaan bahan bakar gas masih

w

sangat jarang, hanya berkisar 3,19%, selain harganya

tp :// w

mahal, jenis bahan bakar ini tersedia dalam jumlah terbatas dan hanya dijual di kota besar.

ht

Sumber penerangan rumah tangga di Papua Barat sebesar 66,98 persen menggunakan listrik PLN. Belum seluruh desa teraliri listrik dan belum seluruh kabupaten mendapatkan pasokan listrik 24 jam dalam

Sumber: Susenas, 2012

sehari. Masyarakat yang tidak teraliri listrik penuh 24 jam biasanya menggunakan listrik non PLN (15,01%) seperti genset untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Untuk desa-desa yang tidak teraliri listrik,

TAHUKAH ANDA ? Sampai saat ini belum semua kabupaten di Provinsi Papua Barat dialiri listrik PLN selama 24 jam sehari.

terutama di daerah yang jauh dari ibukota kabupaten menggunakan pelita/sentir/obor/lainnya (14,85%).


29

8

PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Papua Barat Meningkat

Tabel

IPM Provinsi Papua Barat meningkat menjadi 70,22 persen di tahun 2012. Sebelumnya di tahun 2011 IPM Papua Barat sebesar 69,65.

Pengukuran kinerja pembangunan seringkali

Indikator Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2010-2012

8.1

Uraian

2010

identik dengan nominal PDRB dan pertumbuhan

2011

2012

ekonomi yang tinggi. Padahal asumsi tersebut tidak

69,15

69,65

70,22

selamanya efektif. Pertumbuhan ekonomi tinggi namun

Angka Harapan Hidup (th)

68,51

68,81

69,14

tidak berkualitas kadang gagal dalam mengentaskan

Angka Melek Huruf (%)

93,19

93,39

93,74

kemiskinan dan menekan angka pengangguran.

Rata-rata Lama Sekolah (th)

8,21

8,26

8,45

Apalagi tanpa disertai dengan pemerataan distribusi

596,08

599,28

601,56

Indeks Kesehatan (%)

72,51

73,02

73,56

Indeks Pendidikan (%)

80,38

80,63

81,27

Indeks AMH (%)

93,19

93,39

93,74

Indeks RLS (%)

54,74

55,10

56,33

54,56

55,30

55,82

29

29

29

Peringkat IPM

.p a

pu


w

FORMULASI PENGHITUNGAN IPM

Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Daya Beli

tp :// w (2)

.g o

alat ukur keberhasilan pembangunan. Paradigma lain

at .

muncul untuk mengukur pembangunan dari sisi manusia atau dikenal dengan indeks pembangunan manusia (IPM). IPM adalah indeks komposit yang terbentuk atas

empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli/purchasing power parity (PPP).

Indikator angka harapan hidup merefleksikan dimensi hidup sehat dan umur panjang. Indikator angka melek

w (1)

Maksimum

ht

Komponen IPM

bp s

lainnya yang bersama-sama dapat digunakan sebagai

ar

Indeks Pengeluaran (%)

pendapatan masyarakat. Diperlukan sebuah parameter

ab

Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)

.id

IPM

huruf dan rata-rata lama sekolah merepresentasikan output dari dimensi pendidikan. Indikator kemampuan

Minimum

Keterangan

(3)

(4)

daya beli untuk menjelaskan dimensi hidup layak. IPM Provinsi Papua Barat selalu meningkat setiap

85

25

Standar UNDP

tahun. Di tahun 2012 IPM meningkat menjadi 70,22

100

0

Standar UNDP

persen dibandingkan tahun 2010 dan 201 sebesar

0

UNDP menggunakan Combined Gross Enrollment Ratio

69,15 persen dan 69,65 persen. Dalam klasifikasi

15 732.720a

300.000 360.000b

UNDP menggunakan PDB riil per kapita yang telah disesuaikan

a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018 b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan yang baru

UNDP capaian IPM Papua Barat termasuk ke dalam golongan menengah (50,00-79,99 persen). Komponen-komponen penyusun IPM juga terus mengalami peningkatan. Angka

harapan

hidup

meningkat lambat 0,3 tahun per tahun dari 2009-2011.

30


8

PEMBANGUNAN MANUSIA Reduksi Shortfall Papua Barat Melambat

sebesar 68,81 tahun. Indikator pendidikan yang sekolah juga mengalami peningkatan. Angka melek huruf di tahun 2011 sebesar 93,39 persen meningkat

Tambrauw

51.18

Raja Ampat

65.49

Teluk Wondama

66.80

Sorong Selatan

66.83

Maybrat

67.26

Teluk Bintuni

67.58

menjadi 93,74 persen di tahun 2012. Sedangkan rata-

.id

diwakili oleh angka melek huruf dan rata-rata lama

IPM menurut Kabupaten/Kota dan Provinsi Papua Barat Tahun 2012 (%)

8.2

Manokwari

68.07

Sorong

rata lama sekolah meningkat menjadi 8,45 tahun,

69.23

.g o

menjadi 69,14 tahun dibandingkan tahun sebelumnya

Papua Barat

dimana sebelumnya hanya sebesar 8,26 tahun. PPP

70.22

Kaimana Fakfak

Papua Barat 2011-2012 hanya mengalami kenaikan

Kota Sorong

2.280 rupiah menjadi 601,56 ribu rupiah dengan indeks

bp s

Pada tahun 2012 angka harapan hidup meningkat

Gambar

Reduksi Shortfall adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan capaian IPM. Di tahun 2012 reduksi shortfall Papua Barat melambat menjadi 1,88 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai1,62 persen.

50.00

72.64 78.36

60.00

70.00

80.00

90.00

at .

40.00

71.22

Gambar

8.3

ab

Secara nasional peringkat IPM Papua Barat

ar

Sumber: BPS RI, 2012

sebesar 55,82 persen. berada pada ranking 29 dari 33 provinsi. Posisi

Reduksi Shortfall IPM menurut Kabupaten/Kota Papua Barat Tahun 2012 (%)

pu

peringkat tersebut masih sama dengan kondisi tahun

.p a

sebelumnya. Peringkat tersebut masih berada di atas Provinsi Maluku Utara (30), NTT (31), NTB (32), dan

w

Papua (33).

w

IPM tertinggi di Papua Barat selama tiga tahun

tp :// w

terakhir selalu berada di Kota Sorong. Capaiannya di tahun 2012 sebesar 78,36 persen. Sementara IPM

ht

terendah berada di Kabupaten Tambrauw dengan capaian hanya sebesar 51,18 persen. Reduksi

shortfall

menunjukkan

Sorong Selatan

0.74

Tambrauw

0.74

Sorong

0.97

Raja Ampat

1.23

Teluk Bintuni

1.26

Manokwari

1.26

Kaimana

1.76

Fakfak

1.85

Papua Barat

1.88

Teluk Wondama

2.18

Maybrat

2.45

Kota Sorong

kecepatan

perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.

2.88

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50


Reduksi shortfall Papua Barat tahun 2011-2012 mencapai 1,88 persen. Reduksi shortfall Papua Barat sempat mengalami perlambatan. Sebelumnya pada tahun 2009-2010 dan 2010-2011 reduksi shortfall-nya mengalami perlambatan yaitu dari 1,95 persen menjadi

TAHUKAH ANDA ? Dana Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri untuk mengatasi kemiskinan terbesar di Papua Barat dialokasikan untuk Kabupaten Manokwari, yaitu sebesar 54,55 miliar rupiah.

1,62 persen.


31

8

PEMBANGUNAN MANUSIA Garis Kemiskinan Kembali Meningkat

Gambar

Garis Kemiskinan meningkat menjadi Rp. 333.485,- di tahun 2012 yang terdiri dari Rp. 266.577,garis kemiskinan makanan dan Rp. 66.908,- garis kemiskinan nonmakanan.

8.4

Reduksi shortfall tertinggi tahun 2012 dicapai oleh Kota

Ilustrasi Capaian Indeks Pembangunan Manusia

Sorong dengan capaian 2,88 persen, sementara itu Kabupaten Tambrauw yang memiliki capaian IPM terendah ternyata juga memiliki reduksi shortfall terendah di Papua Barat, yaitu 0,74%.

.id

Metode penghitungan jumlah penduduk miskin

.g o

dilakukan dengan pendekatan benchmark garis kemiskinan. Garis kemiskinan terdiri dari dua

bp s

komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan adalah

at .

nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu

2009

kebutuhan dasar makanan maupun non makanan.

2010

2011

53 878

57 580

277 416

294 727

digunakan standar kebutuhan hidup minimum 2100

66 908

kilo kalori per kapita per hari didasarkan pada

318 796

333 485

konsumsi makanan, sedangkan garis kemiskinan non

229,99

249,84

35,71

34,88

31,92

28,20

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (%)

9,75

10,47

8,78

7,23

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (%)

3,57

4,30

3,43

2,65

Jumlah (ribu)

ht

Persentase (%)

256,25

tp :// w

256,84

kemiskinan. Pendekatan garis kemiskinan makananan

64 036

w

Penduduk Miskin

Seseorang dikatakan miskin bila berada dibawah garis

266 577

.p a

GK Total

237 147

w

GK Non Makanan

223 538

2012

254 759

Garis Kemiskinan (GK) GK Makanan

ab

Uraian

ar

Indikator Kemiskinan Provinsi Papua Barat 2009-2012

8.2

pu

Tabel

Sumber: UNDP

makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar bukan makanan seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta aneka barang dan jasa. Berdasarkan metode tersebut diperoleh garis

Sumber: Olahan Susenas Maret, 2009-2012

kemiskinan Provinsi Papua Barat 2012 sebesar Rp 333.485,-. Garis kemiskinan tersebut meningkat dari Rp 318.796,- pada tahun 2011 atau bertambah Rp

TAHUKAH ANDA ? Total alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Papua Barat tahun 2011 yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan sebesar Rp 257,75 Miliar.

14.689,-. Garis kemiskinan makanan tercatat Rp 266.577,- sedangkan garis kemiskinan nonmakanan sebesar Rp 66.908,-. Peningkatan garis kemiskinan ini memberikan peluang untuk terjadinya penambahan penduduk miskin jika tidak mampu diimbangi dengan peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.

32


8

PEMBANGUNAN MANUSIA Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Turun

Jumlah penduduk miskin di Papua Barat tahun 2012 (Maret) mencapai 229,99 ribu jiwa atau

Gambar

Jumlah penduduk miskin Papua Barat berkurang dari 249,84 ribu orang di tahun 2011 menjadi 229,99 ribu orang di tahun 2012. Persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan dari 31,92 persen di tahun 2011 menjadi 28,20 persen di tahun 2012.

8.5

Ilustrasi Kemiskinan

mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi tahun 2011 yang mencapai 249,84 ribu jiwa atau terjadi pengurangan penduduk miskin sekitar 19.850

.id

jiwa. Persentase penduduk miskin juga mengalami

.g o

penurunan dari 31,92 persen di tahun 2011 menjadi 28,20 persen di tahun 2012. Meskipun demikian,

bp s

persentase penduduk miskin Papua Barat adalah yang

ab

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

►► Formulasi Ukuran Kemiskinan:

ar

Barat mangalami penurunan, demikian pula dengan

at .

tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua. Jumlah dan persentase kemiskinan di Papua

Miskin

Keparahan Kemiskinan (P2). Indeks P1 turun dari 8,78 Sedangkan

Indeks

P2

juga

mengalami

.p a

2012.

pu

persen di tahun 2010 menjadi 7,23 persen di tahun

penurunan dari 3,43 persen menjadi 2,65 persen.

w

Penurunan kedua nilai indeks ini mengandung makna

w

bahwa kondisi kemiskinan semakin membaik. Rata-

tp :// w

rata pendapatan penduduk miskin dengan garis kemiskinan semakin dekat dan

ketimpangan

ht

pendapatan antar penduduk miskin semakin rendah. Dalam upaya menekan

angka kemiskinan

pemerintah telah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim

Dimana: α = 0,1,2 z = garis kemiskinan yi = rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan q = banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan n = jumlah penduduk α = 0 → Head Count Index (P0) = Persentase Penduduk Miskin α = 1 → Poverty Gap Index (P1) = Indeks Kedalaman Kemiskinan α = 2 → Poverty Saverity Indeks (P2) = Indeks Keparahan Kemiskinan

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK). Upaya untuk mengentaskan kemiskinan dengan memprioritaskan

program-program

pembangunan

yang pro penduduk miskin (pro poor policy). Salah satu programnya

adalah

BLM

Program

Nasional

TAHUKAH ANDA ? Persentase penduduk miskin Provinsi Papua Barat tahun 2012 adalah yang teritnggi kedua (28,20%) di Indonesia setelah Provinsi Papua (31,11%).

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).


33

8

PEMBANGUNAN MANUSIA Ketimpangan Pendapatan Semakin Parah

Pertumbuhan

Indikator Kemerataan Pendapatan Papua Barat 2010-2012 (%) Uraian

Gini Ratio (%)

2010 0,37

ekonomi

yang

tinggi

tidak

selamanya dapat secara langsung mengentaskan 2011

2012

kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi tinggi bila tidak

0,39

0,42

diikuti oleh pemerataan distribusi pendapatan tidak

Kemerataan Bank Dunia (%):

akan berdampak pada masyarakat bawah karena

40 persen pendapatan terbawah

19,14

18,76

18,86

40 persen pendapatan menengah

37,71

38,24

39,68

20 persen pendapatan teratas

43,15

43,00

41,46

sebagian besar pendapatan dikuasai oleh sekelompok

.id

8.3

kecil masyarakat ‘elit’ sedangkan sebagian masyarakat

.g o

Tabel

Menurut Kemerataan Bank Dunia, ketimpangan Papua Barat terutama terjadi pada 40 persen pendapatan terbawah semakin parah, persentasenya pada tahun 2012 adalah 18,86 persen, dimana persentase ideal semestinya sebesar 40 persen.

lain yang berpendapatan rendah tetap berada dalam

bp s

keadaan miskin.

Kemerataan menurut Bank Dunia dikelompokkan


at .

pendapatan menengah, dan 20 persen pendapatan

ar

8.6

teratas. Idealnya, setiap

terdistribusi kedalam kumulatif jumlah penduduk pada

41.46

.p a

40

pu

20

w

w

39.68

tp :// w

40

Ideal

kelompok pendapatan

ab

Gambar

kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen Kemerataan Distribusi Pendapatan menurut Bank Dunia di Papua Barat 2012 (%)

kelompok yang sama agar tercapai kemerataan sempurna. Namun pada kenyataannya kondisi ideal tersebut sangat sulit terbentuk. Kondisi kemerataan pendapatan di Papua Barat menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakmerataan

18.86

pendapatan. Secara umum kondisi yang paling tidak

Ketimpangan

merata adalah pada 40% pendapatan terbawah dan

ht


20% pendapatan teratas. Di tahun 2012, pada 40 persen pendapatan terbawah yang semestinya dinikmati oleh 40 persen penduduk ternyata 40 persen

►►CATATAN:

penduduk hanya menikmati 18,86 persen pendapatan.

Ukuran Kemerataan Bank Dunia: Proporsi jumlah pendapatan dari 40 persen terbawah: < 12 persen : ketimpangan tinggi 12-17 persen : ketimpangan sedang > 17 persen : ketimpangan rendah

Keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas yang seharusnya dinikmati oleh 20% penduduk. Ternyata 20% penduduk menikmati 41,46 persen dari total pendapatan. Berarti bahwa sekelompok kecil penduduk berpendapatan tinggi, sementara sebagian besar penduduk lainnya memiliki pendapatan rendah.

34


8

PEMBANGUNAN MANUSIA Gini Ratio Papua Barat Meningkat Lagi

Gambar

Gini ratio Papua Barat tahun meningkat dari 0,39 persen di tahun 2011 menjadi 0,42 di tahun 2012. peningkatan ini akan mempengaruhi penurunan persentase penduduk miskin.

Pola kemerataan pendapatan menurut Bank Dunia di Papua Barat tahun 2010-2012 mempunyai pola yang seragam, yaitu pada 20 persen pendapatan

8.7

Gini Ratio Papua Barat 2012

1

GR = 0.42

teratas dan 40 persen pendapatan terbawah memiliki

oleh 19,14 persen, demikian pula untuk tahun 2011 dan 2012, nilainya tidak jauh berbeda, yaitu 18,76 %

.id .g o

penduduk, justru yang terjadi adalah hanya ditempati

0.6

0.4

bp s

2010 yang persentasenya idealnya 40 persen

0.2

dan 18,86 %. sehingga dapat dikatakan tidak ada 0 0

ar

perubahan yang berarti selama tahun 2010-2012 pada

at .

Pada 40 persen pendapatan terbawah, di tahun

Kumulatif Pendapatan

0.8

proporsi yang berkebalikan dari kondisi ideal.

0.4

0.6

0.8

1

Kumulatif Penduduk Pemerataan Ideal Kurva Lorens

ab

distribusi 40 persen pendapatan terbawah.

0.2

Ketimpangan yang sama terjadi pada distribusi 20


pu

persen pendapatan teratas yang semestinya ditempati

.p a

oleh 20 persen penduduk. Situasi yang terjadi adalah

sekitar 40 persen pendapatan ditempati oleh 20 persen

w

penduduk. Proporsinya tidak jauh berbeda dalam tiga

w

tahun terakhir, yaitu 43,15%; 43,00%; dan 41,46%.

tp :// w

Situasi ini mengandung makna sekelompok masyarakat yang jumlahnya relatif kecil menguasai pendapatan yang besar, sebaliknya masyarakat miskin

ht

jumlahnya lebih banyak namun berpendapatan rendah. Ukuran ketimpangan pendapatan lainnya adalah

►►DEFINSI Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Nilai 0,5-0,7 menggambarkan ketidakmerataan tinggi; 0,36-0,49 ketidakmerataan sedang; dan 0,20-0,35 mengalami ketidakmerataan rendah.

menggunakan koefisien gini (gini ratio). Gini ratio Papua Barat mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 0,39. Di tahun 2012 nilai gini ratio Papua Barat memburuk menjadi 0,42. Berdasarkan pengelompokkannya berarti tingkat ketimpangan/ketiidakmerataan distribusi pendapatan di

TAHUKAH ANDA ? Persentase penduduk miskin Papua Barat (Maret 2012) adalah yang tertinggi kedua (28,20%) di Indonesia, meskipun demikian kontribusinya terhadap penduduk miskin nasional hanya 0,79 persen.

Papua Barat termasuk ke dalam kategori sedang.


35

9

PERTANIAN Share PDRB dan Pekerja Sektor Pertanian Semakin Menurun

Gambar

Dari tahun ke tahun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dan Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian semakin menurun. Share sektor pertanian menurun dari 13,76 persen di tahun 2011 menjadi 12,16 persen di tahun 2012. Sementara pekerjanya turun dari 48,48 menjadi 46,52 persen.

9.1

Share PDRB Sektor Pertanian dan Persentase Pekerja di Sektor Pertanian Papua Barat 2010-2012 (%)

% Tenaga Kerja

share PDRB TM

share PDRB

Sektor pertanian sampai dengan tahun 2008 selalu

memberikan

kontribusi

utama

dalam

perekonomian Papua Barat. Persentase penduduk

54.04

yang bekerjanya pun sampai saat ini selalu memiliki

48.48 46.52

persentase tertinggi. Sejak tahun 2010, sektor

33.17

pertanian menjadi kontributor terbesar kedua dalam

.id

29.67

30.04

13.76

.g o

PDRB Papua Barat. Di tahun 2012 kontribusinya

17.35

sebesar 12,16 persen dengan persentase penduduk

12.16

bp s

yang bekerja di sektor pertanian mencapai 46,52 persen. Namun bila unsur migas tidak diperhitungkan 2011

2012

maka share sektor pertanian tetap menjadi yang paling

at .

2010

Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha 2010-2012 Sakernas diolah, 2010-2012

ar

utama di Papua Barat (29,67%). Tergerusnya

ht

Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha)

ab 2012

9 464

8 283

7 750

34 256

29 303

30 244

35,38

39,02

36,20 1 162

perekonomian Papua Barat dalam tiga tahun terakhir. Kecenderungan penurunan kontribusi dalam perekonomian dan jumlah tenaga kerja membuat sektor pertanian dinilai memiliki produktivitas yang

1 199

1 930

2 125

2 049

rendah, karena dengan 46,52 persen tenaga kerja

16,61

16,63

17,09

hanya mampu memberikan sumbangan sebesar 12,16 persen terhadap total PDRB. Tingkat pendidikan

571

375

603

600

403

650

10,51

10,74

10,79

1 039

1 018

1 029

10 557

10 410

10 646

101,61

102,26

103,46

tenaga kerja sektor ini juga lebih banyak didominasi oleh pekerja dengan pendidikan rendah. Pertumbuhan ekonomi yang mampu diberikan oleh sektor pertanian juga relatif rendah (1,48%) dibandingkan dengan sektor lain yang digerakkan oleh

Ubi Kayu Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

2 369

1 744

844

25 114

20 440

9 748

Produktivitas (Kw/Ha)

106,01

117,20

115,49

Sumber: Diolah dari Survei Pertanian Tanaman Pangan BPS Prov Papua Barat, 2010-2012

36

yang memberikan nilai tambah yang tinggi dalam

1 278

tp :// w

Padi (Sawah+Ladang) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Jagung Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Kedelai Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Ubi Jalar

2011

pu

2010

diminati, juga disebabkan oleh produksi LNG Tangguh

.p a

Uraian

w

9.1

w

Tabel

kontribusi sektor pertanian, disamping semakin kurang

Indikator Pertanian Papua Barat 2010-2012


SDM yang lebih kecil. Sebagai contoh sektor industri pengolahan, dengan persentase tenaga kerja hanya 5,16 persen mampu memberikan kontribusi dalam perekonomian sebesar 53,99 persen. Pertumbuhan

9

PERTANIAN Produksi Kelapa Sawit Tertinggi di Perkebunan Dengan luas lahan 10.915 Hektar, produksi kelapa sawit Papua Barat mencapai 32.397 ton. Produksi ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya.

ekonomi

yang

mampu

diberikan

oleh

sektor

pengolahan sebesar 27,76 persen, jauh melebihi sektor pertanian. Produksi padi (sawah dan ladang) di Papua Barat tahun 2012 mengalami kenaikan dari 29.303 ton

.id

menjadi 30.244 ton. Sedangkan jika dilihat dari luas

.g o

panennya terjadi penurunan yaitu dari 8.283 Ha di tahun 2011 menjadi 7.750 Ha di tahun 2012. Sumber: Image Google

ab

tahun 2010, produksi dan luas panen tanaman jagung

9.2

Luas Area (Ha) dan Produksi (Ton) Tanaman Pala, Kelapa Sawit, dan Kakao Provinsi Papua Barat 2012

ar

Setalah tahun 2011 mengalami peningkatan dari

Gambar

2012.

at .

Kw/Ha di tahun 2011 menjadi 39,02 Kw/Ha di tahun

bp s

Produktivitasnya padi mengalami kenaikan dari 35,38

tahun 2012 mengalami penurunan. Luas panen

pu

menurun dari 1.278 Ha di tahun 2011 menjadi 1.199

Areal

Produksi 32397

.p a

Ha di tahun 2012. Produksinya juga mengalami penurunan dari 2.125 Ton di tahun 2011 menjadi 2.049

w

ton di tahun 2012. Penurunan luas panen dan produksi

w

jagung tidak menurunkan produktivitas jagung. Di

tp :// w

tahun 2012 produktivitasnya meningkat menjadi 17,09

10915

7513

5228

2751

1916

Kw/Ha dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Pala

ht

16,63 Kw/Ha.

Produksi kedelai di Papua Barat sempat mengalami kelesuan pada periode 2009-2011. Di

Kelapa sawit

Kakao

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, 2012

tahun 2009 produksinya mencapai 1.208 ton, namun di tahun 2010 dan 2011 produksinya menjadi 600 ton dan 403 ton. Pada tahun 2012, produksi kedelai mengalami peningkatan menjadi 650. Penurunan luas panen juga sempat terjadi pada periode 2009-2011 tetapi kembali meningkat

di

tahun

2012,

namun

demikian

TAHUKAH ANDA ? Sampai saat ini Manokwari masih menjadi sentra tanaman padi di Papua Barat. Produksi padinya di tahun 2012 mencapai 69,33 persen dari total produksi padi di Papua Barat.

produktivitasnya terus meningkat dari tahun ke tahun.


37

9

PERTANIAN Populasi Ternak Babi Meningkat Tajam

Gambar

Populasi ternak babi mengalami peningkatan tajam selama tiga tahun terakhir. Semula populasinya sebesar 53.706 ekor di tahun 2009 menjadi 80.857 ekor di tahun 2012 atau terjadi peningkatan sebesar 50,55 persen.

9.3

Komoditas unggulan di subsektor perkebunan

Populasi Jumlah Ternak Besar dan Kecil Papua Barat 2010-2012 (Ekor)

Papua Barat diantaranya adalah Pala, Kelapa sawit, dan Kakao. Perkebunan kepala sawit berada di Kabupaten Manokwari, perkebunan kakao terutama di wilayah

Sorong

dan

Manokwari,

sedangkan

2010 37212

2011 41462

2012 52046

Kambing

15433

16810

20401

Babi

63138

76420

80857

Produksi pala tahun 2012 mencapai 1.916 ton dengan luas areal perkebunan seluas 5.228 Ha.

bp s

Sapi

.g o

Kabupaten Kaimana.

.id

perkebunan pala terutama di Kabupaten Fakfak dan

Produksi kelapa sawit mencapai 32.397 ton dengan

35000

0

w tp :// w

5000

ht

10000

w

25000

15000

Kaimana Teluk Bintuni Sorong Selatan Raja Ampat

pu

Fakfak Teluk Wondama Manokwari Sorong

30000

20000

ar

perkebunan kakao memiliki areal seluas 2.751 Ha menghasilkan 7.513 ton kakao.

ab

Produksi Perikanan Laut menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2012 (Ton)

.p a

Gambar

9.4

at .

luar areal perkebunan seluas 10.915 Ha. Sedangkan Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Prov. Papua Brt, 2012

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Barat, 2012

Dari sisi peternakan, peningkatan yang paling

signifikan adalah pada peternakan babi. Ternak babi meningkat dari 63.138 ekor di tahun 2010 menjadi 76.420 ekor di tahun 20101 Jumlah tersebut kembali meningkat di tahun 2012 menjadi 80.857 ekor. Tingginya peningkatan jumlah ternak babi diduga terjadi karena tingginya permintaan konsumsi daging babi. Sedangkan pada ternak sapi dan kambing meskipun

mengalami

peningkatan,

namun

peningkatannya tidak setinggi pada ternak babi. Nilai produksi perikanan Papua Barat tahun 2012 mencapai 106.750 ton. Tiga kabupaten/kota dengan produksi tertinggi adalah Kota Sorong, Kabupaten

TAHUKAH ANDA ? Walaupun produktivitas tanaman jagung Papua Barat meningkat dari tahun sebelumnya. Tetapi produktivitas tanaman jagung di Papua Barat adalah yang terendah di Indonesia.

Manokwari, dan Kabupaten Fakfak. Nilai produksi ketiga kabupaten/kota tersebut masing-masing 33.131 ton; 23.620 ton; dan 12.098 ton. Besarnya potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki oleh Papua Barat memungkinkan akan menjadi sektor unggulan yang

38


10

PERTAMBANGAN DAN ENERGI Produktivitas Pekerja Tertinggi Ketiga

Papua Barat adalah salah satu provinsi yang berlimpah sumber daya alam. Banyak potensi sumber

Gambar

Produktivitas pekerja sektor pertambangan adalah yang tertinggi ketiga menurut lapangan usaha di Papua Barat setelah sektor Industri Pengolahan dan sektor Listrik, Air Bersih, dan Gas.

Share terhadap PDRB dan Persentase Pekerja di Sektor Pertambangan dan Penggalian 2010-2012 (%)

10.1

daya alam berupa bahan tambang yang masih belum

12.50

tereksplorasi maupun yang telah tereksploitasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dua tambang

8.57

minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid

3.02

2.65

Bahkan tambang LNG ini diperkirakan memiliki

2009

kandungan gas alam cair yang besar dan termasuk

bp s

Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni.

2010

share PDRB

tiga produsen LNG terbesar di Indonesia.

6.48

3.00

.g o

2.13

.id

7.23

besar yang dimiiki Papua Barat adalah tambang

2011

2012

% Pekerja

at .

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2010-2012

Gambar

ab

dasar harga berlaku sektor pertambangan dan

ar

Besarnya nilai tambah bruto atau PDRB atas penggalian Papua Barat tahun 2012 mencapai

Produktivitas Pekerja Pertambangan menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2011 (Juta Rp/Tahun)

pu

2.771,27 miliar rupiah. Nilai tersebut setara dengan

10.2

.p a

6,48 persen dari total PDRB Papua Barat yang

mencapai 42,76 triliun rupiah. Kontribusi sektor ini

w

adalah yang terbesar ketiga di Papua Barat setelah

tp :// w

pertanian (12,16%).

w

sektor industri pengolahan (53,99%) dan sektor Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian berangsur mengalami penurunan sejak tahun 2005. Di

ht

tahun 2005, kontribusi sektor ini mencapai 19,71 persen. Angka tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah dalam sejarah

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2012

penghitungan PDRB Papua Barat menjadi 6,48 persen di tahun 2012. Persentase penduduk yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian di tahun 2010 hanya sebesar 2,13 persen. Selanjutnya ditahun 2011 sektor

TAHUKAH ANDA ? Produksi LNG Tangguh terbesar diekspor ke jepang sebesar 40 persen dengan total pendapatan negara mencapai 6,4 miliar USD per tahun.

ini mengalami peningaktan tipis menjadi 2,65 persen.


39

10

PERTAMBANGAN DAN ENERGI Ekspor LNG Capai 188 Kargo sampai dengan Akhir 2011 Sampai dengan akhir tahun 2011, ekspor LNG TAngguh telah mencapai 188 Kargo yang dikirim melalui kapal laut. Dimana setiap bulannya diekspor rata-rata 9-10 kargo dengan kapasitas rata-rata 143-152 ribu meter kubik.

Pada tahun 2012, sektor ini kembali mengalami peningkatan menjadi 3,00 persen. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap total PDRB tahun 2012 berada pada posisi ketiga setelah sektor industri pengolahan dan sektor

.id

pertanian, namun produktivitas sektor ini menempati

.g o

posisi kedua setelah industri pengolahan. Produktivitas pekerja di sektor ini cukup tinggi karena dengan

bp s

persentase penduduk yang bekerja hanya 3,00 persen tetapi mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB Ekspor LNG Tangguh dengan kapal (Sumber: Image Google)

at .

sebesar 6,48 persen. Bandingkan dengan sektor

ar

pertanian yang memiliki persentase pekerja mencapai 46,52 persen namun hanya memberikan share 12,16

ab

TAHUKAH ANDA ?

ht

tp :// w

w

w

.p a

pu

Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21 Tahun 2001 disebutkan bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya alam pertambangan gas alam adalah sebesar 70 persen.

persen terhadap total PDRB. Kontributor minyak dan gas (migas) terbesar

Papua Barat adalah pertambangan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni. LNG Tangguh telah berproduksi sejak akhir tahun 2009. setiap bulannya, LNG yang diekspor mencapai 9-10 kargo dengan kapasitas rata-rata 143-152 ribu m3. Jadi setiap tahunnya rata-rata LNG yang diekspor mencapai sekitar 7,6 juta metrik ton. Sampai saat kondisi terakhir dilaporkan akhir tahun 2011, LNG yang diekspor telah mencapai 188 kargo yang dikirim dengan kapal laut. Meskipun merupakan pertambangan dengan nilai produksi yang tinggi, namun sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 2005) dalam penghitungan PDRB nilai tambahnya sebagian besar masuk kedalam sektor industri pengolahan karena

LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat Sumber: Image Google

40


telah mengalami perubahan wujud produk (output).

10

PERTAMBANGAN DAN ENERGI Belum Semua Rumah Tangga Teraliri Listrik PLN

Kondisi penggunaan energi listrik terutama yang memanfaatkan listrik negara (PLN) masih belum

Gambar

Dari total sekitar 189 ribu rumah tangga di Papua Barat, baru sekitar 66,98 persen yang telah teraliri oleh listrik PLN.

Persentase pelanggan PLN menurut Jenisnya Papua Barat 2012 (%)

10.3

merata. Belum seluruh kabupaten di Papua Barat mendapatkan pasokan listrik 24 jam, seperti contohnya di Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Kabupaten

Tambrauw

dan

Kabupaten

12.06

.id

Bintuni,

82.31

Maybrat. Disamping itu juga tidak semua desa teraliri

.g o

listrik PLN. Sulitnya kondisi geografis dan terbatasnya

bp s

ketersediaan energi listrik menjadi penyebab belum meratanya pasokan listrik sampai menjangkau seluruh kecamatan maupun desa di Papua Barat. Untuk

penerangan non listrik seperti sentir, petromaks, pelita

Publik

pu

Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21 Tahun 2001 disebutkan bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya alam pertambangan minyak bumi adalah sebesar 80 persen.

.p a

dan lain sebagainya.

Industri

TAHUKAH ANDA ?

ab

menggunakan listrik non PLN seperti genset atau

Bisnis

at .

mendapatkan pasokan listrik PLN umumnya penduduk

Rumah Tangga

Sumber: PT PLN (persero) Wilayah Papua, 2012

ar

wilayah yang tidak dialiri listrik 24 jam atau yang tidak

Sosial

1.67 0.01

3.96

Dari total sekitar 189 ribu rumah tangga di Papua PLN.

Persentase

tertinggi

tp :// w

pelanggan PLN adalah untuk golongan rumah tangga,

Gambar

pelanggan

w

sebagai

w

Barat, hanya 130.108 rumah tangga yang terdaftar

10.4

Persentase Rumah Tangga yang Telah Teraliri Listrik PLN 2012 (%)

yaitu mencapai 82,31 persen. Sebesar 17,69 persen sisanya terbagi untuk golongan bisnis (12,06%); sosial (0,01%).

ht

(3,96%); publik (1,67%); dan untuk golongan industri Sekitar 66,98 persen dari total rumah tangga di Papua Barat telah teraliri listrik PLN. Persentase pelanggan listrik PLN tertinggi berada di Kabupaten Kota Sorong (98,35%); Fak-Fak (80,00%); dan

Raja Ampat

12.59

Tambrauw

16.37

Maybrat

17.38

Sorong Selatan

23.55

Teluk…

25.26

Teluk Bintuni Kaimana Papua Barat

Sorong

45.75 50.30 66.98

71.42

Manokwari

79.74

Kabupaten Manokwari (79,74%). Sementara itu

Fakfak

80.00

pelanggan PLN terendah berada di Kabupaten Raja

Kota Sorong

Ampat, yakni hanya mencapai 12,59 persen (Susenas,

98.35

Sumber: Susenas, Agustus 2012

Agustus 2012).


41

11

INDUSTRI PENGOLAHAN Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tertinggi

Gambar

Di tahun 2012 ini, tercatat rekor kontribusi sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor ini mencapai 53,99 persen. Pertumbuhannya pun cukup baik, yaitu mencapai 27,76 persen, meskipun melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 64,66 persen.

11.1

Share terhadap PDRB dan Persentase Pekerja di Industri Pengolahan Papua Barat 2008-2012 (%)

Kontribusi sektor industri pengolahan dalam perekonomian Papua Barat memilki prospek yang sangat baik di masa mendatang. Sektor ini terus mengalami peningkatan share terhadap total PDRB. Di tahun 2008 share sektor ini hanya 22,64 persen.

.id

Namun di tahun 2012 kontribusinya meningkat sangat

.g o

signifikan menjadi 53,99 persen. Kontribusi sektor industri pengolahan menempati posisi pertama dalam Barat (23.087,93

bp s

PDRB Papua

miliar

rupiah)

menggeser kontribusi sektor pertanian sejak tahun


at .

2009. Meskipun berkontribusi besar dalam PDRB,

ar

11.2

ab

Bila tanpa memperhitungkan migas, kontribusinya di

Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Papua Barat 2008-2012 (%)

ht

tp :// w

w

w

.p a

pu

Gambar

ternyata lebih banyak didorong oleh industri migas.

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2008-2012

tahun 2012 hanya sebesar 8,35 persen. Pertumbuhan sektor industri pengolahan di tahun

2012 mengalami perlambatan. Sektor ini tumbuh mencapai 27,76 persen, dibandingkan tahun 2011 yang hanya mencapai 64,66 persen. Pertumbuhan sektor ini dipicu oleh produksi industri gas alam cair atau LNG di Kabupaten Teluk Bintuni. Bila dilihat dari sisi produktivitasnya, sangat jelas bahwa sektor pertanian masih tertinggal jauh dengan sektor industri pengolahan. Bila pada sektor pertanian dengan 46,52 persen dari total tenaga kerja hanya mampu memberikan kontribusi 12,16 persen, pada

►►Catatan:

sektor industri pengolahan hanya dengan 5,16 persen

Industri Pengolahan dibagi kedalam 4 golongan:

tenaga kerja mampu memberikan kontribusi sebesar

1. 2. 3. 4.

42

Industri Besar (tenaga kerja ≥100 orang) Industri Sedang (tenaga kerja 20-99 orang) Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang) Industri Rumah Tangga (tenaga kerja 1-4 orang)


53,99 persen dari total PDRB Papua Barat. Sektor ini juga merupakan sektor yang memiliki produktivitas tertinggi diantara sektor-sektor lainnya di Provinsi Papua Barat (lihat gambar 10.2).

11

INDUSTRI PENGOLAHAN Industri Makanan dan Minuman Lebih dari Setengah dari Total Industri

Menurut Survei Industri Besar Sedang BPS, di

Gambar

Jumlah industri makanan dan minuman lebih dari setengah dari total industri pengolahan besar sedang di Papua Barat. Persentasenya mencapai 54,17 persen.

11.3

Persentase Perusahaan Industri Besar Sedang menurut Lapangan Usaha 2010 (%)

lapangan usaha menurut KBLI dua digit (lihat box).

10

12.50

Jenis industri terbanyak yaitu industri makanan

11

sebesar 41,67 persen, industri terbanyak kedua adalah

16

industri kayu (selain mebeller) yaitu sebesar 25,00

17

persen, dan terbanyak ketiga adalah industri minuman

19

tahun 2010 ada 24 perusahaan industri besar sedang. industri tersebut hanya terbagi menjadi enam kategori

persen.

pu

Menurut sebarannya, industri besar sedang hanya

.p a

terdapat di empat kabupaten/kota, yaitu Kabupaten

Teluk Biintuni (33,33%), Kabupaten Manokwari Se d a n g k a n

w

( 4 5 ,8 3 % ) .

w

(8,33%), Kabupaten Sorong (12,50%), dan Kota So r o n g

.id bp s

Sumber: Survei Industri Besar Sedang, 2010

at .

ar

►►KODE PERUSAHAAN INDUSTRI MENURUT LAPANGAN USAHA (KBLI, 2009):

10 : Industri makanan 11 : Industri minuman 16 :Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman lain dari bambu, rotan, dan sejenisnya 17 : Industri kertas dan barang dari kertas 19 :Industri produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi 33 : Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.

ab

dan peralatan dengan persentase kurang dari 25

4.17 8.33

.g o

33

pengolahan minyak bumi; industri kertas dan barang dari kertas; serta jasa reparasi dan pemasangan mesin

41.67

8.33

(12,50%). Industri lainnya adalah industri barangbarang dari batubara, pengilangan minyak bumi, dan

25.00

me n u r u t

tp :// w

kepemilikannya, sebesar 8,33 persen adalah milik 4,17 persen milik asing; 16,67 persen milik swasta

ht

nasional dan asing; serta 4,17 persen adalah milik pemerintah pusat dan asing. Secara umum, tenaga kerja pada sektor industri

Tabel

pemerintah pusat; 66,67 persen milik swasta nasional;

11.1

Persentase Tenaga Kerja Perusahaan Industri Besar Sedang 2010 (%)

Perusahaan

Jumlah Tenaga Kerja Laki-laki

Perempuan

Total 100,00

10

75.47

24.53

besar sedang didominasi oleh pekerja berjenis kelamin

11

76.00

24.00

100,00

laki-laki, yaitu sebesar 79,26 persen. Pekerja

16

82.26

17.74

100,00

perempuan hanya sebesar 20,74 persen. Seluruh

17

86.67

13.33

100,00

19

100.00

0.00

100,00

33

95.24

4.76

100,00

JUMLAH

79.26

20.74

100,00

kelompok perusahaan industri besar sedang memiliki kondisi serupa, yakni didominasi oleh pekerja berjenis kelamin laki-laki.

Sumber: Survei IBS, 2010


43

12

KONSTRUKSI Sektor Konstruksi Kembali Tumbuh

12.1

Ditengah percepatan pembangunan di Papua

Kontribusi terhadap PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pekerja Sektor Kostruksi 2009-2012 (%)

Barat sebagaimana diamanatkan dalam Perpres

12.96

12.24

Nomor 65 Tahun 2011, sektor konstruksi memegang

12.30

peranan penting khususnya dalam pembangunan

9.77 9.25

7.57

infrastruktur. Pembangunan infrastuktur ini terus

7.33

6.87

4.77

5.06

dilakukan

mengejar

ketertinggalan

pembangunan dari provinsi lain dan membuka

4.67

.g o

4.82

untuk

.id

Gambar

Setelah tiga tahun berturut-turut (2008-2010) mengalami perlambatan, di tahun 2011 sektor konstruksi kembali tumbuh, yaitu mencapai 12,24 persen. Pada tahun 2012, sektor konstruksi juga mengalami pertumbuhan menjadi 12,30 persen.

keterisolasian distrik dan kampung. 2010 Share PDRB

2011

Nilai tambah bruto sektor konstruksi Papua Barat

bp s

2009

2012

% Pekerja

tahun 2011 mencapai 3.135,43 miliar rupiah. Share

Pertumbuhan

sektor ini sempat menurun pada periode 2009-2011.

at .


ar

Pada tahun 2012 kontribusinya meningkat menjadi

ab

pu

.p a

128.22 129.15 132.76 138.46 146.73 147.58 148.89 149.15 149.66

6,87. Walaupun bukan sebagai kontributor utama

50

100

kemahalan

harga

bangunan/konstruksi

suatu

kabupaten/kota atau provinsi terhadap rata-rata nasional. IKK merupakan salah satu alokator dalam 192.59 197.27 209.86

150

cukup signifikan, yaitu mencapai 12,30 persen. indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat

w 0

dalam PDRB Papua Barat namun pertumbuhannya Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka

w

Kota Sorong Manokwari Sorong Teluk Wondama Raja Ampat Fakfak Sorong Selatan Papua Barat Kaimana Teluk Bintuni Tambrauw Maybrat

tp :// w

12.2

ht

Gambar

7,33 persen dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2012

200

250

penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU). IKK Papua Barat tahun 2012 mencapai 149,15. Angka tersebut adalah yang tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua (242,63). Angka IKK


tertinggi di Papua Barat berada di Kabupaten Maybrat, TAHUKAH ANDA ? Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (149,15) di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua (242,63).

yaitu mencapai 209,86. Nilai tersebut dapat dimaknai bahwa rata-rata harga barang-barang konstruksi di Kabupaten adalah yang paling mahal di Papua Barat. Sedangkan IKK terendah di Papua Barat berada di Kota Sorong, yaitu sebesar 128,22.

44


13

HOTEL DAN PARIWISATA Jumlah Hotel Terus Bertambah

13.1

tambah PDRB sektor ini tahun 2012 hanya sebesar

ini cukup

menjanjikan. Pertumbuhan

subsektor perhotelan cukup stabil dalam tiga tahun terakhir. Di tahun 2010 pertumbuhan subsektor ini hanya 11,67 persen, kemudian di tahun 2011 sedikit menurun menjadi 11,06 persen. Pada tahun 2012, subsektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu sebesar 14,77 persen.

2011

2012

Bintang

10

11

11

Melati

70

85

85

Jumlah Hotel (unit)

Jumlah Kamar (unit) Bintang

640

Melati Jumlah T.Tidur (unit) Bintang

1 400 892

Bintang

96 unit, yang terdiri dari 11 hotel bintang dan 85 hotel

pu

melati. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan

.p a

tahun 2010 yang berjumlah 80 unit (10 unit hotel bintang dan 70 unit hotel melati). Hotel berbintang

w

hanya tersebar di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten

w

Fakfak, Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong.

1 542 966

2,54

2,88

3,45

3,10

7,02

5,75

6,06

7,01

2,36

2,82

2,32

3,42

3,07

2,61

3,62 Melati Rata-rata Lama Tamu Menginap (domestik) (Hari/orang) 2,03 Bintang

Melati

1 542

2 194

2,39 Melati Rata-rata Lama Tamu Menginap (asing) (Hari/orang)

Bintang

705

966

3,06

ab

Jumlah hotel di Papua Barat tahun 2012 adalah

705

2 194

2 098 Melati Rata-rata Lama Tamu Menginap (domestik+asing) (Hari/orang)

ar

subsektor

2010

bp s

total PDRB Papua Barat. Meskipun demikian,

Uraian

at .

65,96 miliar rupiah atau hanya sekitar 0,15 persen dari

Statistik Perhotelan Papua Barat 2010-2012

.id

signifikan dalam perekonomian Papua Barat. Nilai

.g o

Kontribusi subsektor perhotelan memang tidak

Tabel

Selama dua tahun terakhir, jumlah hotel baik tipe berbintang maupun melati mengalami peningkatan. Hotel bintang meningkat dari 8 unit menjadi 11 unit, sedangkan hotel melati bertambah sebanyak 20 unit menjadi 85 unit hotel.

Jumlah Tamu Asing Bintang

2 220

1 286

1 551

terdapat satu unit pun bangunan hotel.

Melati

732

72

202

Bintang

34 502

32 119

71 958

Melati

30 731

13 681

36 253

tp :// w

Sedangkan di Kabupaten Maybrat dan Tambrauw tidak

ht

Jumlah hotel dan kamar hotel melati di tahun 2012 tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. Jumlah kamar pun tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi

Jumlah Tamu Domestik

Sumber: Statistik Perhotelan Provinsi Papua Barat, 2009-2011

ini juga terjadi untuk hotel berbintang yaitu tidak ada peningkatannya maupun penurunan dibandingkan tahun lalu. Di tahun 2010 rata-rata tamu menginap hotel bintang lebih tinggi dari pada hotel melati, yaitu 3,06

TAHUKAH ANDA ? Bandara Marinda di Raja Ampat (Papua Barat) telah diresmikan pada tanggal 9 Mei 2012. Hal ini adalah salah satu upaya untuk memajukan pariwisata di Raja Ampat yang telah mendunia.

hari/orang, namun di tahun 2011 dan 2012 rata-rata


45

13

HOTEL DAN PARIWISATA Hotel Berbintang Favorit Tamu Asing dan Domestik Baik tamu asing maupun domestik ternyata lebih memilih hotel berbintang dibandingkan hotel melati. Hal ini tampak pada jumlah tamu pada hotel berbintang baik asing maupun domestik yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan hotel melati.

tamu menginap hotel bintang menurun menjadi 2,54 hari/orang dan 2,88 hari/orang. Sedangkan tamu asing memiliki rata-rata lama menginap yang lebih tinggi dibandingkan dengan tamu domestik, baik itu dibedakan antara hotel bintang maupun hotel melati. Rata-rata tamu asing yang menginap di hotel bintang lama

menginap

yang

.id

memiliki

lebih

panjang

.g o

dibandingkan tamu asing yang menginap di hotel

bp s

melati. Berbeda halnya dengan tamu domestik yang memiliki rata-rata lama menginap yang lebih panjang

at .

pada hotel melati. Gambar: Hotel di Manokwari

Tamu asing sebagian besar memilih untuk

ar

hotel melati. Fenomena ini terlihat pada jumlah tamu

Jumlah Objek Wisata menurut Jenisnya di Papua Barat 2012

ab

13.1

pada hotel berbintang jauh lebih tinggi dari pada hotel

ht

tp :// w

w

w

.p a

pu

Gambar

menginap di hotel berbintang dibandingkan dengan

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, 2012

melati. Jumlah tamu asing di hotel berbintang pada tahun 2012 mencapai 1.551 orang (88,48%), sementara yang menginap di hotel melati hanya 202 orang (11,52%). Secara jumlah, tamu domestik yang menginap di hotel jauh lebih banyak dari pada tamu asing. Jumlah tamu domestik di tahun 2012 mencapai 108.211 orang atau 98,40 persen dari seluruh jumlah tamu yang menginap di hotel. Seperti halnya dengan tamu asing, tamu domestik juga lebih memilih hotel bintang (66,50%) dari pada hotel melati (33,50%).

TAHUKAH ANDA ? Dari 26 kawasan konservasi di Papua Barat, Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah yang terluas di Papua Barat, yaitu 1,45 juta hektar.

Jumlah objek wisata di Papua Barat tahun 2012 sebanyak 212 objek, menurun dibandingkan dengan tahun 2011. Objek wisata tersebut terdiri dari 113 objek wisata alam, 10 objek wisata tirta/bahari, 74 objek wisata budaya, dan 15 objek wisata agro (Dinbudpar, 2012).

46


HOTEL DAN PARIWISATA

13

Jamursba Medi Jadi Tempat Konservasi Penyu Belimbing Jamursba Medi, Kabupaten Tambrauw, menjadi tempat wisata konservasi Penyu Belimbing yang sedang menghadapi kepunahan. Kini Penyu Belimbing dijadikan sebagai maskot dari Kabupaten Tambrauw.

Pariwisata di Papua Barat semakin hari semakin berkembang

terutama

karena

didukung

oleh

keindahan alamnya. Papua Barat sesungguhnya juga menyimpan berbagai keragaman hayati yang dapat menjadi daya tarik pariwisata. Salah satunya adalah

.id

penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Pantai Jamursba Medi di Kabupaten Tambrauw merupakan

.g o

pantai tempat peneluran penyu Belimbing, dan juga ditetapkan

sebagai

wilayah

konservasi.

bp s

beberapa jenis penyu lainnya. Pantai ini telah Penyu

makan sampai ke pantai Florida Amerika Serikat dan

ab

kemudian kembali lagi ke pantai Jamursba Medi untuk

ar

Jamursba Medi. Setelahnya mereka akan mencari

at .

Belimbing setiap tahun akan naik dan bertelur di pantai

pu

bertelur. Penyu ini memiliki ciri fisik berupa kulit

.p a

cangkang berwarna gelap dengan bintik-bintik putih yang tidak sekeras penyu lain dan sirip depannya yang

w

panjang. Penyu Belimbing merupakan salah satu reptil

w

terbesar yang masih hidup dan merupakan penyu

tp :// w

dengan ukuran terbesar yaitu panjang badan mencapai 180 cm dan bobot 500 kilogram. Dalam satu kali bertelur, mereka dapat menghasilkan sekitar 60

ht

sampai 129 butir namun hanya sekitar satu persen dari telur-telur tersebut yang mampu bertahan hingga dewasa. Kini penyu Belimbing sedang menghadapi kepunahan. Diperkirakan hanya 2.300 betina dewasa yang tersisa. Populasi di Indonesia pada tahun 1984 sebanyak 13.000 sarang dan menurun menjadi 2.983 sarang pada tahun 1999. Penyu Belimbing dijadikan maskot pemerintah Kabupaten Tambrauw dan dipakai sebagai logo kabupaten.

Kawasan Kepulauan Raja Ampat


47

13

HOTEL DAN PARIWISATA Papeda, Wisata Kuliner Unik Khas Papua Papeda adalah salah satu wisata kuliner unik khas Papua yang terbuat dari sagu yang dibuat semacam bubur dan biasanya dimakan bersama dengan ikan kuah kuning dan tumis kangkung.

Rasanya tak lengkap jika kita berwisata tanpa mencicipi kuliner khas setempat. Papua memiliki makanan khas yang disebut dengan “Papeda”. Sagu merupakan bahan dasar pembuatan papeda. Sagu sendiri sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia

.id

bagian timur terutama daerah Maluku dan Papua.

.g o

Papeda selintas terlihat kenyal seperti lem. Cara membuatnya adalah dengan mencairkan tepung sagu

bp s

dengan air mendidih sambil terus diaduk sehingga sagu matang. Agar lebih beraroma, tepung sagu biasanya dibubuhi perasan jeruk nipis. Papeda sendiri

at .

Penyu Belimbing, salah satu penyu langka yang sering ditemukan di Jamursba Medi, Kabupaten Tambrauw Sumber: Image Google

ar

tidak memiliki rasa, oleh karena itu papeda

ab

dikombinasikan dengan menu pelengkap lainnya.

tp :// w

w

w

.p a

pu

Menu pelengkap yang paling digemari adalah “ikan

ht

Papeda, Salah satu Wisata Kuliner khas Papua Barat Sumber: Image Google

kuah kuning” dan ikan bakar atau goreng. Ada juga yang mengkombinasikan papeda dengan sayur kangkung atau bunga papaya yang direbus/tumis. Untuk mengambil papeda memiliki cara tersendiri yaitu kita harus menggunakan sejenis sumpit. Papeda digulung-gulung dengan sumpit hingga terpisah dari gumpalan papeda utama dan kemudian dipindahkan ke piring. Cara memakan papeda juga unik. Penduduk asli Papua biasanya menyantap papeda dengan cara menyeruput perlahan-lahan papeda bersama dengan kuah kuningnya dari pinggir piring. Ada juga yang memakan papeda dengan sumpit, papeda digulung-

TAHUKAH ANDA ? Penyu Belimbing sejak menetas mampu berenang sampai ke perairan Florida, Amerika Serikat dan kembali lagi ke Jamurba Medi, Kabupaten Tambrauw untuk bertelur.

gulung kemudian disantap. Apabila memakan papeda untuk pertama kali maka akan terasa aneh karena teksturnya yang kenyal namun perpaduan papeda dengan kuah ikan kuning akan terasa begitu lezat. Rasanya segar, pedas dan asam.

48


14

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Program Percepatan Pembangunan dengan Pembangunan Jalan

Sektor

pengangkutan

(transportasi)

dan

komunikasi memang tidak memberikan kontribusi

Gambar

Salah satu program pendukung percepatan pembangunan Papua Barat yang diamanahkan dalam Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar berupa pembangunan ruas jalan Trans Papua Barat.

14.1

Kontribusi terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor Angkutan dan Komunikasi 2009-2012 (%)

utama dalam perekonomian Papua Barat. Sektor yang 16.36

termasuk ke dalam sektor tersier bersama sektor perdagangan,

hotel,

dan

restoran;

11.88

keuangan, 6.88

5.74

.id

persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa5.32

4.70

.g o

jasa ini hanya mampu memberikan kontribusi 4-7 persen dalam beberapa tahun terakhir. Kontribusinya

2009

PDRB sebesar 1.993,70 miliar rupiah atas dasar harga

4.75

2011

% Pekerja

4.66 5.67

2012

Pertumbuhan

at .

Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2012

ar Gambar

14.2

ab

masih lebih rendah di bandingkan sektor perdagangan,

2010

Share PDRB

konstan. Share sektor ini di tahun 2012 hanya 4,66 persen,

bp s

4.82

di tahun 2012 hanya 4,66 persen dengan nilai agregat berlaku dan 760,51 miliar rupiah atas dasar harga

11.57

10.40

Ruas Jalan Trans Papua Barat Dalam Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua Barat 2011-2015

pu

hotel, dan restoran (6,61%); dan sektor jasa-jasa

.p a

(6,56%) yang sama-sama berada di sektor tersier. Bila dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya, di tahun pertumbuhan

yang

tertinggi

w

angka

w

2012, sektor transportasi dan komunikasi memiliki ketiga

tp :// w

dibandingkan dengan sektor tersier lainnya. Sektor ini tumbuh 11,57 persen dibandingkan dengan tahun

ht

2011 yang mencapai 12,97 persen dan merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi keempat di Papua Barat pada tahun tersebut. Salah satu program pendukung percepatan pembangunan Papua Barat yang terbaru diamanatkan dalam Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar. Program tersebut rencananya akan membangun dan meningkatkan jaringan jalan Trans Papua dan Papua

Empat ruas Nasional dan Strategis Papua Barat

Panjang

1. Manokwari-Sorong 2. Manokwari (Maruni)-Bintuni 3. Fakfak-Hurimber-Bomberay 4. Sorong-Mega Total Dua Ruas Tambah Papua Barat 1. Fakfak-Kaimana-Manokwari 2. Susumuk-Bintuni

606.17 Km 217.15 Km 162.00 Km 76.00 Km 1061.32 Km Panjang 609.00 Km 204.00 Km

Total

813.00 Km

Sumber: Bappeda Provinsi Papua Barat, 2011


49

14

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Jalan Trans Papua Barat Menghubungkan Seluruh Kabupaten/Kota

Gambar

Ruas jalan Trans Papua akan dibangun untuk menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Papua Barat. Panjangnya diperkirakan akan mencapai 1.874,32 Km yang terbagi ke dalam 6 ruas jalan.

14.3

Barat. Pembangunan ruas jalan akan menghubungkan

Persentase Panjang Jalan menurut Tingkat Pemerintahan yang Berwenang 2011 (%)

seluruh kabupaten/kota yang selama ini belum terhubung dengan jalan darat. Rencana panjang jalan yang akan dibangun tersebut adalah 1.874,32 Km yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruas jalan

Kabupaten, 73.84

Negara, 12.49

.id

nasional dan strategis Papua Barat serta ruas jalan tambah Papua Barat.

.g o

Provinsi, 13.67

Ruas jalan nasional dan strategis Papua Barat

bp s

terdiri dari empat ruas jalan, yaitu Manokwari-Sorong (606,17 Km); Manokwari (Maruni) - Bintuni (217,15

at .

Km); Fakfak-Hurimber-Bomberay (162,00 Km); dan

Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Papua Barat, 2011

ar

Sorong-Mega (76,00 Km). Sedangkan Ruas Tambah Papua Barat terdiri dari dua ruas, yaitu Fakfak-

ab

TAHUKAH ANDA ?

Kaimana-Manokwari (609,00 Km) dan Susumuk-

w

tp :// w

14.4

Persentase Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan 2011 (%)

ht

Gambar

w

.p a

pu

Dalam rangka perpcepatan pembangunan Papua Barat, pemerintah akan membangun ruas jalan sepanjang 1.874,32 Km yang akan menghubungkan seluruh kabupaten/ kota di Papua Barat.

Bintuni (204,00 Km). Kini sebagian pembangunan jalan ini sedang dilakukan, meskipun sebagian kabupaten telah terhubung namun belum dibuka untuk umum. Tersedianya akses transportasi yang memadai dan murah menjadi kebutuhan yang urgen bagi wilayah Papua Barat yang kondisi geografisnya relatif sulit. Pembangunan akses transportasi terutama jalan darat akan memberikan multiplier effect dari banyak sisi. Akses transportasi yang baik akan memudahkan

lainnnya, 10.72 aspal, 26.59

pemerataan pendidikan, kesehatan, distribusi barang dan

tanah, 33.60

kerikil, 29.10

jasa

masyarakat.

untuk

memenuhi

Kesulitan

kebutuhan

dalam

hidup

perhubungan

mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang akan berpengaruh pada tingkat harga, baik harga barang maupun jasa. Tingkat harga yang tinggi inilah menjadi Sumber: Dinas Perhubungan dan Informatika Provinsi Papua Barat, 2011

penyebab daya beli masyarakat rendah sehingga kemiskinan cenderung tinggi.

50


14

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Sebagian Besar Permukaan Jalan Berjenis Tanah

Panjang jalan di Papua Barat tahun 2011 hanya 6.403,25 Km, kondisi ini mengalami perbaikan

Gambar

Ruas jalan terpanjang memiliki jenis permukaan tanah, persentasenya sebesar 33,60 persen, sedangkan permukaan kerikil sebesar 29,10 persen lebih panjang dibandingkan jalan dengan permukaan terluas berjenis aspal (26,59 persen).

Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Kapal Laut di Pelabuhan yang Diusahakan 2010-2012 (org)

14.5

326.9

dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sepanjang

306.1 313.0

5.729,22 Km. Kondisi panjang jalan tersebut terbagi

237.2

252.9 256.6

menjadi 799,89 Km (12,49%) jalan negara; 875,22 Km

.id

(17,67%) jalan provinsi; dan 4.728,14 Km (73,84%)

.g o

adalah jalan kabupaten. Sedangkan menurut jenis permukaanya terbagi menjadi 1.702,33 Km (26,59%)

bp s

jalan aspal; 1.863,20 Km (29,10%) jalan dengan permukaan kerikil; 2.151,38 Km (33,60%) jalan dengan

2012 embarkasi (ribu)

Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2010-2012

ab

ar

jalan dengan permukaan lainnya. Dengan masih terbatasnya akses perhubungan

2011

debarkasi (ribu)

at .

permukaan tanah; dan 686,34 Km (10,72%) adalah

2010

TAHUKAH ANDA ?

lewat darat, sebagian besar orang memanfaatkan

pu

fasilitas perhubungan via laut dan udara. Jumlah

.p a

penumpang kapal datang (debarkasi) dan berangkat (embarkasi) mulai meningkat setelah beberapa waktu

w

penumpang datang 256,6 ribu orang (debarkasi) dan

tp :// w

306,1 ribu orang (embarkasi) dengan armadanya 617

Gambar

w

mengalami penurunan. Pada tahun 2011 jumlah

Dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong menjadi fokus pengembangan pusat ekonomi di Papua Barat.

14.6

Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Pesawat Udara 2010-2012 (orang)

unit. Di tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi (embarkasi).

ht

313,0 ribu orang (debarkasi) dan 326,9 ribu orang Jumlah penumpang pesawat udara cenderung

485.5

334.7

349.2

513.3

347.5

333.4

meningkat selama 2011-2012. Jumlah penumpang datang mencapai 485,5 ribu orang dengan jumlah penerbangan 13.818 dan berangkat 513,3 ribu orang dengan jumlah penerbangan 13.956 kali di tahun 2012. Rata-rata penumpang pesawat untuk debarkasi sebesar 35 orang dan 37 penumpang untuk embarkasi.*)

2010

2011 debarkasi (ribu)

2012 embarkasi (ribu)

Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2010-2012 *) rata-rata jumlah penumpang diperoleh dari pembagian jumlah penumpang dengan jumlah penerbangan termasuk pesawat ringan dengan kapasitas kecil.


51

15

PERBANKAN DAN INVESTASI Kredit Perbankan untuk Investasi Semakin Menurun

Gambar

Kredit pinjaman bank menurut penggunaan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat meminjam dana di bank untuk kebutuhan modal kerja. Namun kredit yang digunakan untuk investasi justru menjadi yang paling kecil, bahkan persentasenya semakin menurun.

15.1

Perbankan

Jumlah Kantor Bank menurut Jenisnya di Provinsi Papua Barat 2010-2012 (unit)

selain

memberikan

kemudahan

fasilitas bertransaksi dan sebagai tempat penyedia dana bagi yang membutuhkan dana kredit juga menjadi sarana yang aman untuk berinvestasi. Peranannya dalam mendukung proses pembangunan

.id

menjadi sangat vital di era modern seperti saat ini.

.g o

Di tahun 2011 jumlah kantor bank hanya 109 unit yang terdiri dari 22 unit bank swasta nasional, 86 unit

bp s

bank persero dan pemerintah daerah serta 1 unit perkreditan

rakyat.

Di

tahun

2012

jumlahnya

at .

meningkat menjadi 116 unit kantor bank, yang terbagi

Sumber: Bank Indonesia, 2010-2012

ar

menjadi 23 unit bank swasta nasional, 92 unit bank

ab

15.2

57.60

35.45

2010

ht

2009

Konsumsi

perbankan yang disalurkan ke masyarakat baik rupiah

11.87

maupun valuta asing (valas) lebih banyak digunakan

48.66

untuk modal kerja. Penggunaan kredit untuk keperluan

38.97

24.41

Dalam tiga tahun terakhir, fasilitas kredit

w

42.46

rakyat.

12.37

48.79

w

18.00

tp :// w

22.09

.p a

pu

Gambar

persero dan pemerintah daerah serta 1 perkreditan

Posisi Kredit Perbankan Rupiah dan Valas menurut Jenis Penggunaan2009-2012 (%)

2011

Modal Kerja

39.33

investasi justru lebih kecil digunakan dari pada penggunaan kredit untuk keperluan konsumsi. Penggunaan kredit perbankan untuk keperluan

2012

investasi menurun dari 12,37 persen di tahun 2011

Investasi

menjadi 11,87 persen di tahun 2012, akan tetapi justru

Sumber: Bank Indonesia, 2009-2012

TAHUKAH ANDA ? Kredit perbankan (rupiah dan valuta asing) terbanyak di Papua Barat digunakan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran , yaitu mencapai 60,53 persen.

penggunaan untuk keperluan konsumsi meningkat dari 38,97 persen menjadi 39,33 persen. Hal ini tersirat bahwa kesadaran masyarakat untuk berinvestasi dalam perbankan menunjukkan kondisi semakin memburuk.

Sedangkan

semakin

penggunaan kredit untuk konsumsi dan menurunnya kredit untuk keperluan modal kerja menunjukkan perilaku konsumtif masyarakat.

52


meningkatnya

16

HARGA-HARGA Kenaikan Harga Hampir Satu Setengah Kali Lipat

Inflasi adalah persentase tingkat perubahan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum

Tabel

Secara umum sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 harga-harga barang meningkat satu setengah kali lipat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IHK yang mencapai 151,64 persen atau telah terjadi kenaikan harga sebesar 51,64 persen terhadap tahun dasar 2007.

Indeks Harga Konsumen (2007=100) Papua Barat Januari 2010-2012 (%)

16.1 Bulan

dikonsumsi rumah tangga. Perubahan yang dimaksud

2010

2011

2012

Januari



132,99



140,45



143,94

barang dan jasa. Ada kalanya harga barang tidak

Febuari



133,10



140,32



143,10

berubah dibandingkan dengan kondisi sebelumnya

Maret



133,30



139,34



143,02

April



135,37

Mei



134,62

Juni



Juli





144,87



139,17



145,68

135,56



141,50



148,31

138,75



143,55



150,08



140,12



144,60



151,43

Agtustus

Indikator ini dapat dipakai sebagai informasi dasar

September



140,38



143,49



150,36

dalam pengambilan keputusan kebijakan ekonomi

Oktober



139,71



142,76



150,84

November



139,97



142,56



149,69

Desember



141,10



144,44



151,64

ab

makro dan mikro, baik fiskal maupun moneter.

at .

naik (nilainya >0) dan deflasi/harga turun (nilainya <0).

ar

periode waktu tertentu (bulanan) disebut inflasi/harga

138,86

.g o

perubahan harga barang dan jasa tersebut pada



bp s

pada referensi survei. Rata-rata tertimbang dari

.id

adalah terjadi kenaikan atau mungkin penurunan harga

Kenaikan harga memang tidak dapat dihindari,

Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2010-2012

pu

namun dapat dikendalikan. Pengendalian harga-harga

.p a

perlu dilakukan mengingat Papua Barat masih

menggantungkan ketersediaan barang dari luar

w

provinsi. Oleh karena itu, kelancaran distribusi barang

w

dan jasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

tp :// w

harus dimonitor karena sangat berpengaruh dalam kenaikan harga. Inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan

ht

harga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, dampaknya kinerja perekonomian menjadi menurun dan kemiskinan cenderung meningkat. IHK Papua Barat tahun 2012 (kondisi bulan

►► Kegunaan Angka Inflasi : 1. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wageindexation). 2. Penyesuaian nilai kontrak (contractual payment). 3. Eskalasi nilai proyek (project escalation). 4. Penentuan target inflasi (inflation targeting). 5. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (budget indexation). 6. Sebagai pembagi PDB/PDRB (GDP/GRDB deflator) 7. Sebagai proxy perubahan biaya hidup (proxy of cost of living). 8. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.

Desember) sebesar 151,64 persen artinya terjadi kenaikan harga secara umum sebesar 51,64 persen dibandingkan dengan harga pada tahun dasar 2007, atau dengan kata lain, harga secara umum saat ini satu setengah kali lebih mahal dari pada harga tahun

TAHUKAH ANDA ? Inflasi tahunan tertinggi yang pernah terjadi di Papua Barat adalah sebesar 20,06 persen dan menjadi yang tertinggi di Indonesia pada tahun 2008.

2007. Selama tahun 2010-2012 ini, inflasi lebih banyak


53

16

HARGA-HARGA Kenaikan Harga di Tahun 2011 Lebih Terkontrol

Gambar

Dibandingkan dengan tahun -tahun sebelumnya, di tahun 2011 kenaikan harga-harga lebih terkontrol. Hal ini tampak pada besarnya inflasi tahun kalender yang mampu ditekan menjadi 2,36 persen dibandingkan tahun 2012 (4,99 persen), 2010 (6,25 persen) dan tahun 2009 (5,22 persen).

16.1

terjadi dari pada deflasi. Sepanjang 36 bulan tersebut,

Laju Inflasi Gabungan Bula Papua Barat Januari 2010-2012 (%)

hanya 12 kali terjadi penurunan IHK (deflasi), 24 bulan lainnnya terjadi kenaikan IHK (inflasi). Selama Januari 2010-2012 inflasi gabungan tertinggi sebesar 2,35 persen yang terjadi di bulan Juli

.id

2010. Sedangkan deflasi terendah terjadi di bulan

.g o

September 2011 sebesar –0,76 persen. Tingkat fluktuasi harga yang ekstrim dapat ditunjukkan dengan

bp s

gambar grafik inflasi yang menyerupai gergaji. Semakin fluktuatif harga (kenaikan dan penurunan harga yang ekstrim) maka semakin panjang gap yang

at .

Sumber: Survei Harga Konsumen, 2010-2012

-0,35

1,32 persen. Ini adalah salah satu contoh pergerakan

-0,55

-0,92

harga yang harus dikontrol, supaya pergerakan ekstrim

-1,25

-0,98

-1,59

0,30

tersebut tidak terjadi, salah satunya adalah intervensi

Januari

1,98

0,15

-0,46

Febuari

2,02

0,22

Maret

2,24

0,37

april

1,91

1,94

Mei

2,06

1,37

w

w

.p a

2011

Juli Agtustus

-1,37

0,86

pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah.

2,68

2,08

0,28

2,68

Laju inflasi tahun kalender 2009-2012 tertinggi

3,82

4,48

1,74

3,91

4,56

5,52

2,48

4,84

terjadi di tahun 2010, yaitu sebesar 6,25 persen.

4,20

5,71

1,70

4,10

Sebelumnya di tahun 2008 adalah inflasi tahun

4,12

5,21

1,18

4,44

kalender tertinggi yang pernah terjadi di Papua Barat.

4,20

5,40

1,03

3,64

5,22

6,25

2,36

4,99

Nilainya mencapai 20,06 persen. Di tahun 2009 inflasi

ht

September November Desember

ar

bulan berikutnya yaitu Oktober 2011 yang mencapai

2010

Juni

yang berlanjut dengan inflasi yang cukup tinggi pada

2012

2009

tp :// w

Bulan

Oktober

pada bulan September 2011 sebesar –0,04 persen,

Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) Januari 2009-Juni 2012 (%)

ab

16.2

pu

Tabel

tercipta antar titik waktu. Sebagai contoh adalah deflasi


mulai bisa dikendalikan, terlihat dari nilai inflasi tahun kalender 2009 yang dapat menurun menjadi 5,22 persen. Namun di tahun 2010 laju inflasi tahun

►► CATATAN: Inflasi ringan : kurang dari 10 % per tahun Inflasi sedang : 10-30 % per tahun

Kondisi

Inflasi tinggi

memasuki tahun 2011. Di tahun tersebut laju tahun

: 30-100 % per tahun

Hyperinflation : lebih dari % per tahun

54

kalender kembali meningkat menjadi 6,25 persen.


pergerakan

harga

cenderung

kondusif

kalender hanya sebesar 2,36 persen. Di tahun 2012

16

HARGA-HARGA Harga Meningkat Lebih dari Satu Setengah Kali Lipat

inflasi tahun kalender Papua Barat kembali meningkat menjadi 4,99 persen.

Tabel

Berdasarkan IHK tahun 2012, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menjadi pemicu utama inflasi. Hal ini ditunjukkan dengan menempatkan kelompok tersebut menjadi IHK tertinggi yaitu 167,72 perrsen, artinya terjadi kenaikan harga sebesar 67,72 persen terhadap tahun dasar 2007 pada kelompok pengeluaran tersebut.

Di tahun 2012 telah terjadi sembilan kali inflasi

16.3

IHK Gabungan Papua Barat menurut Kelompok Pengeluaran 2010-2012 (%)

Kelompok Pengeluaran

2010

2011

2012*

Bahan Makanan

156,90

156,45

167,38

namun inflasi tahun kalender sampai dengan bulan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

159,37

162,15

167,72

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

137,48

142,76

145,75

Sandang

120,11

123,39

128,59

129,93

134,98

138,42

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah 120,49 Raga

123,89

128,21

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

116,73

123,69

131,94

Umum/Total

141,10

144,44

151,64

perayaan tahun baru. Bila hal ini tidak diantisipasi bukan tidak mungkin inflasi tahun kalender bisa jauh lebih tinggi dari tahun lalu.

Kesehatan


ab

Penghitungan angka inflasi dikelompokkan ke

.g o

tinggi, seperti hari raya idul fitri, natal, dan menjelang

bp s

momen dimana memungkinkan terjadi inflasi yang

at .

2011. Padahal selama enam bulan kedepan masih ada

ar

Juni justru lebih tinggi dari inflasi tahun kalender tahun

.id

dan tiga kali deflasi. Meskipun jumlahnya sama,

dalam 7 kelompok pengeluaran. IHK tertinggi selalu

pu

berada pada kelompok pengeluaran makanan jadi,

terakhir. IHK pada kelompok pengeluaran tersebut

w

tahun 2012 mencapai 167,72 persen, artinya terjadi

w

kenaikan harga sebesar 67,72 persen pada kelompok

Tabel

.p a

minuman, rokok dan tembakau selama tiga tahun

16.4

Laju Inflasi Tahun Kalender (2007=100) menurut Kelompok Pengeluaran 2010-2012 (%) 2010

2011

2012

Bahan Makanan

8,34

-0,28

6,98


8,08

1,75

3,43


4,30

3,85

2,09

Sandang

2,36

2,73

4,22

persen. penyumbang inflasi terbesar dari kelompok

Kesehatan

3,30

3,89

2,55

pengeluaran bahan makanan, yaitu sebesar 6,98

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

5,96

2,82

3,48

persen. Inflasi kelompok pengeluaran perumahan, air,


4,26

5,96

6,67

listrik, gas, dan bahan bakar memiliki tingkat inflasi

Umum/Total

6,25

2,36

4,99

tp :// w

pengeluaran ini dibandingkan dengan kondisi tahun dasar 2007. Dengan kata lain, harga-harga pada kelompok pengeluaran tersebut mengalami kenaikan

ht

lebih dari satu setengah kali lipat terhadap tahun 2007. Inflasi tahun kalender tahun 2012 tercatat 4,99

terendah, yaitu hanya 2,09 persen. Berbeda dengan



inflasi tahun kalender 2011, pada tahun kalender 2012 inflasi terjadi di seluruh kelompok pengeluaran.


55

16

HARGA-HARGA Petani Mengalami Surplus Usaha

Gambar

Secara umum, petani mengalami surplus usaha. Hal ini terlihat dari nilai NTP 2012 sebesar 100,79 persen. Artinya petani mengalami surplus usaha sebesar 0,79 persen.

16.6

Nilai Tukar Petani (NTP) Papua Barat 2009-2012 (%) (2007=100)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani, karena mengukur kemampuan

140 134.31

tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani

131.69

130.57 126.98

dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani

133.26

baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk

127.47

.id

126.70

120

konsumsi rumah tangga petani.

.g o

120.96

NTP Papua Barat tahun 2012 sebesar 100,79 103.05

103.31

persen lebih lebih rendah dibandingkan dengan NTP

100.79

bp s

104.98

100 2009

2010

2011

tahun 2011 sebesar 103,31 persen. Dengan demikian,

NTP

nilai NTP terlihat cenderung mengalami penurunan

at .

It Ib Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2009-2012

2012

ar

dalam empat tahun terakhir. Nilai NTP 100,79 persen mengandung makna petani mengalami surplus usaha

ab

TAHUKAH ANDA ?

sebesar 0,79 persen terhadap tahun dasar 2007.

w

.p a

pu

Sejak mulai dihitung (tahun 2008) sampai saat ini, NTP subsektor tanaman pangan di Papua Barat nilai indeksnya selalu berada dibawah 100.

w NTP_H

menjadi lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2007.

Nilai

NTP

2009-2012

cenderung

terus

mengalami penurunan. Tren penurunan tersebut diakibatkan oleh laju indeks yang dibayarkan petani (Ib)

NTP menurut Subsektor 2010-2012 (%) (2007=100) NTP_N

diatas 100 persen, maknanya kesejahteraan petani

bergerak lebih cepat dibandingkan dengan indeks

NTP_PR

NTP_PT

NTP_P

yang diterima petani (It). Bila kecepatan laju Ib tidak

2010

ht

Tahun

tp :// w

Tabel

16.5

NTP Papua Barat 2009-2012 nilainya selalu

111,17

106,55

119,38

113,78

87,81

bahkan melebihi nilai It, yang berarti bahwa NTP akan

2011

112,66

107,44

123,02

114,32

86,92

semakin menurun.

2012

113,44

104,96

116,92

111,76

83,90

terkontrol maka lambat laun akan menyamai atau

Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2010-2012 NTP_N : Nilai Tukar Petani perikanan NTP_H : Nilai Tukar Petani Hortikultura NTP_PR : Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat NTP_PT : Nilai Tukar Petani Peternakan NTP_P : Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai NTP berdasarkan subsektor tahun 2012 tercatat bahwa hampir seluruh subsektor mengalami penurunan nilai indeks dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. NTP tertinggi berada pada subsektor pertanian perkebunan rakyat, nilai indeksnya sebesar 116,92 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa petani

56


16

HARGA-HARGA Pertanian Tanaman Pangan Masih Tidak Prospektif

pada perkebunan rakyat pendapatannya dari usaha pertanian lebih baik dari pada petani pada subsektor

Gambar

NTP subsektor tanaman pangan sampai saat ini tidak pernah lebih dari 100 persen. Artinya adalah biaya yang dibayarkan petani selalu lebih tinggi daripada biaya yang diterima petani dalam usaha pertaniannya. Dengan kata lain petani di subsektor tanaman pangan belum survive.

16.7

Laju Inflasi Pedesaan Bulanan (2007=100) Papua Barat Januari 2010-Juni 2012 (%)

lain. Diantara subsektor-subsektor tersebut hanya subsektor tanaman pangan yang nilai indeksnya dibawah 100 persen, yaitu sebesar 83,90 persen.

.id

Artinya indeks yang harus dibayarkan petani lebih

.g o

tinggi dari indeks yang diterima petani atau dapat dikatakan petani tanaman pangan belum survive.

bp s

Secara umum inflasi pedesaan tahunan lebih rendah dari pada di perkotaan. Kondisi ini tampak dari

Sumber: Survei Harga Pedesaan, 2010-2012

at .

besarnya IHK total dari tahun ke tahun. Sebagai

TAHUKAH ANDA ?

ab

151,64 persen sedangkan IHK pedesaan baru

ar

contoh di tahun 2012, IHK perkotaan telah mencapai mencapai 137,78 persen. Artinya bahwa di tahun

2012* telah terjadi kenaikan harga secara umum

pu

Meskipun sepanjang Januari 2010-Juni 2012 di daerah pedesaaan lebih banyak terjadi inflasi, ternyata kenaikan harga di daerah perkotaan lebih tinggi dari pada daerah pedesaan.

.p a

sebesar 48,31 persen untuk daerah perkotaan dan dengan harga tahun dasar 2007.

w

37,78 persen di daerah pedesaan dibandingkan

tp :// w

tertinggi adalah sebesar 1,09 persen yang terjadi pada

Tabel

w

Selama tahun 2010-2012 inflasi pedesaan

16.6

Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut Kelompok Pengeluaran 2009-2012* (2007=100)

bulan Juli 2010, dimana pada saat yang bersamaan

ht

inflasi perkotaan juga sedang berada pada titik tertinggi selama periode 2010-2012. Sementara deflasi terendah terjadi pada bulan April 2011 sebesar –0,82 persen, lebih rendah dari daerah perkotaan yang juga mengalami deflasi pada bulan tersebut (-0,34%). Selama periode 2010-2012 hanya terjadi lima kali deflasi, sedangkan 31 bulan lainnya mengalami inflasi, bahkan pernah terjadi dua kali inflasi selama 9 bulan secara berurutan pada bulan Januari-September 2010 dan Oktober 2011-Agustus 2012.


2009

2010

2011

2012*

139,08

151,83

151,04

157,46

114,34

119,89

122,25

126,04

121,52

123,18

123,12

125,54

Sandang

126,26

127,71

131,44

132,88

Kesehatan

120,87

122,47

123,99

124,69

107,12

109,70

112,66

112,69

102,16

103,54

104,02

104,51

125,65

133,00

133,67

137,78

Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Umum/Total

Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2009-2012* *) Data sampai dengan bulan Juni 2012


57

16

HARGA-HARGA Inflasi Tahun Kalender Diprediksi Meningkat

Tabel

Inflasi pedesaan tahun kalender 2012 diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun 2011. hal ini terlihat dari sudah tingginya inflasi tahun kalender ketika baru menginjak 6 bulan. Di satu semester kedepan peluang inflasi besar terjadi sebab ada momentum lebaran, natal, dan perayaan tahun baru.

Laju Inflasi Pedesaan Tahun Kalender (2007=100) menurut Kelompok Pengeluaran 2010-2012 (%)

16.7

Kenaikan harga tertinggi berdasarkan kelompok pengeluaran berada pada bahan makanan, yaitu 57,46

2010

2011

2012

persen terhadap tahun dasar 2007 (nilai IHK=157,46).

Bahan Makanan

9.17

-0.52

0.40

Sedangkan


4.85

1.97

0.61

komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan


1.37

-0.05

0.53

harga terendah yaitu hanya sebesar 4,51 persen (nilai

Sandang

1.15

2.92

1.02

IHK=104,51).

Kesehatan

1.32

1.24

0.67

Laju inflasi pedesaan tahun kalender tahun 2011

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

2.40

2.70

0.41

sebesar 0,50 persen, jauh lebih rendah dibandingkan


1.35

0.46

0.28

tahun 2010 yang memiliki nilai sebesar 5,85 persen.

Umum/Total

5.85

0.50

0.50

Hal ini mengandung arti tingkat kenaikan harga di

pengeluaran

transport,

bp s

.g o

.id

kelompok

at .


tahun 2011 jauh lebih rendah dibandingkan tahun

ar

Sumber: Survei Harga Perdesaan, 2010-2012

ab

harganya lebih kondusif. Sedangkan inflasi tahun

pu

2010

.p a

16.8

Perkembangan Harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) Terpilih Papua Barat 2010-2011 (Rp/Kg) 2011 14298

15650

w

Gambar

2010, atau dapat dikatakan bahwa iklim pergerakan

tp :// w

7869

ht

6970

w

13168 13147

Beras

Minyak goreng

Gula

Sumber: SHPB 2010-2011

TAHUKAH ANDA ? Kenaikan harga secara umum di pedesaan selalu lebih rendah dibandingkan di perkotaan selama tahun 2007-2012*. Di perkotaan harga naik 48,31% dan di pedesaan harga naik 37,78% terhadap tahun dasar 2007.

58


kalender tahun 2012 sama dengan tahun 2011 yaitu 0,50 persen. Perkembangan

harga

bahan

pokok

perlu

mendapatkan perhatian pemerintah daerah karena sangat

mempengaruhi

stabilitas

harga

dan

berpengaruh pada pergerakan garis kemiskinan disuatu daerah. Harga beras tahun 2010 rata-rata sebesar Rp 6.970/Kg kemudian mengalami kenaikan menjadi Rp 7.869/Kg di tahun 2011. Demikian pula dengan harga gula pasir yang mengalami kenaikan dari Rp 13.147/Kg menjadi Rp 15.650/Kg di tahun 2011. Harga minyak goreng justru mengalami penurunan dari Rp 14.298/Kg di tahun 2010 menjadi Rp 13.168/Kg di tahun 2011.

17

PENGELUARAN PENDUDUK Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Menurun

penggunaan

tercatat

pengeluaran rumah tangga tahun 2012 mencapai 15.109,76

miliar

rupiah.

Kondisi

ini

16.7

tumbuh

dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8,44 persen dengan nilai agregat pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 13.139,23 miliar rupiah.

Statistik Pengeluaran Penduduk 2010-2012

Uraian PDRB pengeluaran Konsumsi rumah tangga (Juta Rp)

Pertumbuhan di tahun 2011-2012 lebih rendah

Distribusi (%)

dibandingkan

Pertumbuhan(%)

yang

tumbuh 9,95 persen dengan nilai tambah PDRB tahun 2010 untuk pengeluaran rumah tangga sebesar 11.268,71 miliar rupiah. Kontribusi

konsumsi

rumah

tangga

pada

36 170 455,69

42 759 938,25

11 268 707,07

13 139 227,83

15 109 756,23

36,33

35,34

6,43

9,95

8,44

498 338

596 743

816 137

Makanan (Rp)

283 070

321 274

397 293

Non Makanan (Rp)

215 268

275 469

418 844

Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (Rp)

Sumber: PDRB menurut Penggunaan, BPS Provinsi Papua Barat 2010-2012

ab

perekonomian dalam PDRB dari sisi penggunaan

26 879 612,63

bp s

2010-2011

2012

41,92

at .

periode

2011

ar

dengan

2010

.id

PDRB

.g o

Berdasarkan

Tabel

Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan PDRB penggunaan tahun 2012 sebesar 35,34 persen, turun dari kondisi 2010 sebesar 41,92 persen. Kondisi ini disebabkan oleh tajamnya peningaktan kontribusi ekspor dalam tiga tahun terakhir, terutama ekspor LNG.

relatif tinggi, kontribusinya mencapai 35,34 persen di

pu

tahun 2012. Sebelum tahun 2009, share pengeluaran

TAHUKAH ANDA ?

.p a

konsumsi rumah tangga berkisar antara 50-65 persen. Sejak mulai berproduksinya LNG Tangguh pada akhir

w

tahun 2009 dan kemudian mulai diekspor, LNG yang

w

memiliki nilai tambah besar tersebut berdampak

Sejak berproduksinya LNG Tangguh kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam PDRB Papua Barat tidak lagi menjadi yang paling dominan.

tp :// w

terhadap semakin menurunnya kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB.

ht

Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan Papua Barat terus mengalami peningkatan. Di tahun 2010 rata-rata pengeluaran hanya Rp 498.338/kapita/bulan, kemudian

di

tahun

2011

nilainya

mengalami

peningkatan menjadi Rp 596.743/kapita/bulan. Di tahun 2012, rata-rata pengeluaran kembali meningkat cukup signifikan, yaitu mencapai 26,88 persen menjadi Rp 816.137/kapita/bulan. Sumber: Image Google


59

17

PENGELUARAN PENDUDUK Persentase Pengeluaran Makanan Kembali Turun

Gambar

Persentase pengeluaran makanan tahun 2012 turun menjadi 48,68 persen dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 53,84 persen. Hal ini searah dengan teori ekonomi bahwa bila selera tidak berubah, pengeluaran makanan menurun dengan semakin meningkatnya pendapatan (Ernst Engel).

17.2

Persentase Pengeluaran per Kapita Makanan dan Non Makanan Papua Barat 2010-2012 (%)

non makanan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi

56.80 53.84

51.32

48.68

46.16

43.20

Perbandingan antara pengeluaran makanan dan

persentase pengeluaran non makanan maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraannya semakin

.id

membaik. Pola pengeluaran makanan di Papua Barat

.g o

cenderung tinggi beberapa tahun sebelum 2010, namun setelah itu persentasenya berangsur menurun. 2012

Di tahun 2010 persentase pengeluaran makanan

Non Makanan

mencapai 56,80 persen menurun menjadi 53,84

2011

Makanan

bp s

2010

persen (2011) dan 48,68 persen (2012). Hal ini sejalan

at .

Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi Susenas, 2010-2012

ar

dengan hukum ekonomi yang dikemukakan oleh Ernst

ab

pu

17.3

Konsumsi Kalori (KKal) dan Konsumsi Protein (gram) per Kapita per Hari 2009-2011

.p a

Gambar

Engel bahwa bila selera tidak berbeda maka

konsumsi protein

konsumsi kalori 1856.40

w

tp :// w

1822.13

2009

1800

1850

1900

46

48

50

Tingkat kecukupan gizi, indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat dihitung dikonsumsi, yaitu dengan menjumlahkan hasil kali antara kuantitas setiap makanan yang dikonsumsi

49.35

2009

52

ht

1750

51.08

1892.73 2010

2010

semakin meningkatnya pendapatan.

berdasarkan besarnya kalori dan protein yang

48.97

w

2011

2011

pengeluaran untuk makanan akan menurun dengan

Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi (Susenas, 2009-2011)

dengan besarnya kandungan kalori dan protein setiap jenis makanan. Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII 2004 ditetapkan standar angka kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia.

TAHUKAH ANDA ? Salah satu cara yang mudah mendeteksi dini untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas). Bila LILA < 23,5 cm maka beresiko menderita KEK.

60


Angka kecukupan konsumsi kalori yaitu sebesar 2000 Kilokalori per kapita per hari dan 52 gram per kapita per hari untuk konsumsi protein. Berpedoman pada pernyataan diatas, maka konsumsi kalori penduduk Papua Barat masih dibawah standar kecukupan. Konsumsi kalori per kapita per hari

17

PENGELUARAN PENDUDUK Konsumsi Kalori dan Protein Dibawah Standar

masyarakat Papua Barat tahun 2009 sebesar 1.822,13 KKal. Kemudian di tahun 2010, konsumsi kalori mengalami peningkatan menjadi 1.892,73 Kkal per

Gambar

Konsumsi kalori dan protein masyarakat Papua Barat masih dibawah standar kecukupan 2.000 Kkal/ kapita/hari untuk kalori dan 52 gram/kapita/hari untuk protein. Di tahun 2011 konsumsi kalori Papua Barat sebesar 1.856,40 Kkal/kapita/hari dan konsumsi protein hanya 48,97 gram/kapita/hari.

Konsumsi Kalori (KKal) dan Konsumsi Protein (gram) per Kapita per Hari 2009-2011

17.3

Konsumsi Kalori

kapita per hari. Pada tahun 2011 konsumsi kalori

2010

kecukupan konsumsi protein 52 gram per kapita per

2009

1796.62

kecukupan

konsumsi protein di tahun 2010, namun kembali turun

2011

dan 51,08 gram per kapita per hari. Di tahun 2011

2010

pu

sebesar masing-masing 49,35 gram per kapita per hari

.p a

konsumsinya turun menjadi 48,97 gram per kapita per

1900

2000

Protein Desa

Protein Kota 55.46

47.05

2011

56.41

49.5

2010 45.35

62.86 2009

2009

hari. Bersama dengan dua provinsi lainnya (Provinsi 50

55

60

65

40

45

50

w

Maluku Utara dan Provinsi Papua), Papua Barat

1800

Konsumsi Protein

ab

di tahun 2011. Konsumsi protein tahun 2009 dan 2010

1700

bp s

standar

ar

angka

2000

1777.24

at .

protein cenderung mengalami peningkatan dengan mendekati

1800

1921.1

2010

1995.91 2009

1600

1877.28

2011

.id

Barat juga masih berada dibawah batas standar hari selama tiga tahun terakhir. Rata-rata konsumsi

1785.69

2011

.g o

Rata-rata konsumsi protein penduduk Papua

semakin

Kalori Desa

Kalori Kota

menurun menjadi 1.856,40 Kkal per kapita per hari.

tp :// w

standar kecukupan.

w

termasuk provinsi dengan konsumsi protein dibawah

Sumber: Konsusmsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi (Susenas, 2009-2011)

Rendahnya konsumsi protein di Papua Barat lebih

ht

dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat di pedesaan yang rendah. Konsumsi protein masyarakat perkotaan telah melampaui standar kecukupan protein, yaitu mencapai 55,46 gram per kapita per hari, sedangkan di dearah pedesaan hanya sebesar 47,05 gram per kapita per hari. Sebaliknya untuk konsumsi kalori justru masyarakat pedesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 1.877,28 Kkal per kapita per hari, sementara untuk masyarakat perkotaan hanya mencapai 1.785,69

TAHUKAH ANDA ? Salah satu parameter yang digunakan untuk menilai kualitas protein pada makanan adalah Biological Value (BV). Semakin tinggi nilai VB artinya semakin mudah protein diserap oleh tubuh. Nilai VB tertinggi berada pada telur (whole eggs).

Kkal per kapita per hari.


61

18

PERDAGANGAN Dominasi Subsektor Perdagangan Berlanjut di Sektor Enam

18.1

Subsektor perdagangan dalam penghitungan

Agregat PDRB menurut Subsektor Perdagangan Papua Barat 2009-2012 (Miliar Rupiah)

PDRB termasuk dalam sektor enam (perdagangan, hotel, dan restoran). Agregat PDRB subsektor

2825.52

perdagangan tahun 2012 sebesar 2.825,52 miliar

2349.08

rupiah, kondisi ini meningkat dari tahun 2011 sebesar

1888.24 1710.45

2.349,08 miliar rupiah.

.id

Gambar

Subsektor perdagangan sangat dominan dalam sektor enam (perdagangan, hotel, dan restoran). Subsektor ini memberikan share sebesar 90,58 persen, sedangkan sisanya dibagi antara subsektor hotel dan subsektor restoran.

.g o

Peran subsektor perdagangan dalam sektor enam sangat dominan, kontribusinya mencapai 90,58

2009

2010

2011

bp s

persen dari agregat PDRB sektor tersebut tahun 2011, sedangkan 9,42 persen lainnya dibagi antara

2012

at .

subsektor hotel dan subsektor restoran. Selama lebih Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2010-2012 Keterangan: 2011 (angka sementara) dan 2012 (angka sangat sementara)

ar

dari satu dekade ini kontribusi subsektor perdagangan

ab

Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan Subsektor Perdagangan Papua Barat 2009-2012 (%)

pu

18.2

.p a

Gambar

di dalam sektor enam selalu berada diatas 90 persen.

12.11

w

6.61

ht

2010

Share PDRB

2011

2009 kontribusi yang diberikan subsektor ini mencapai 9,43 persen. Kemudian di tahun 2010 dan 2011 kontribusinya berangsur menurun menjadi 7,03 (6,61 persen). Per tumbuhan

3.99

2009

tren menurun dalam empat tahun terakhir. Di tahun

persen; 6,49 persen; dan naik kembali di tahun 2012

6.49

tp :// w

7.03 6.49

9.92

w

9.43

Kontribusi subsektor perdagangan mengalami

subsek tor

perd agangan

menunjukkan tren yang fluktuatif. Semula di tahun 2012

Per tumbuhan

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2009-2012 Keterangan: 2011 (angka sementara) dan 2012 (angka sangat sementara)

2009 pertumbuhannya mencapai 6,49 persen, di tahun 2010 pertumbuhannya melambat hingga 3,99 persen. Setelah itu, di tahun 2011 pertumbuhannya mengalami peningkatan yang cukup tajam, yaitu mencapai 12,11

TAHUKAH ANDA ? Di sektor 6 (perdagangan, hotel, dan restoran) peran subsektor perdagangan sangat dominan, kontribusinya selalu diatas 90 persen dalam waktu 10 tahun terakhir.

persen. Pertumbuhan itu diduga salah satunya disebabkan oleh inflasi yang relatif rendah di tahun 2011 sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat. Pada tahun 2012, pertumbuhan sektor ini kembali mengalami perlambatan yaitu menjadi 9,92 persen.

62


19

PENDAPATAN REGIONAL Migas Lambungkan PDRB Papua Barat

PDRB Papua Barat tahun 2012 mengalami

Tabel

Dengan agregat PDRB sebesar 42,76 triliun rupiah, ternyata 23,09 triliun rupiah atau 53,99 persen diantaranya didorong oleh subsektor migas.

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2011-2012 (Rp Juta)

19.1

peningkatan yang cukup tajam, di tahun tersebut

ADHB

nilainya mencapai Rp. 42,76 triliun Atas Dasar Harga

Lapangan Usaha

Berlaku (ADHB) dan Rp. 13,78 triliun Atas Dasar

Pertanian

4 976 708,57

Harga Konstan (ADHK) 2000. Nilai PDRB tersebut

Pertambangan dan Penggalian

mengalami peningkatan dari Rp. 36,17 triliun ADHB

Industri Pengolahan

dan Rp. 11,92 triliun ADHK di tahun 2011.

Listrik, Gas & Air Bersih

ADHK 2011*

2012 **

5 198 159,91

2 045 718,10

2 075 894,20

2 615 421,89

2 771 274,60

1 155 963,54

1 219 810,38

18 689 731,89

23 087 926,25

4 957 829,44

6 333 959,20 40 371,11

.id

2012 **

37 102,74

Bangunan

2 483 291,41

3 135 426,02

806 397,72

905 575,36

dan gas (migas), besarnya PDRB Papua Barat tahun

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

2 349 080,27

2 825 521,88

833 958,19

916 688,88

2012 sebesar Rp. 18,78 triliun ADHB dan Rp. 6,99

Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

1 701 266,32

1 993 707,88

691 588,95

760 509,74

661 906,16

813 989,53

220 504,93

233 463,17

2 582 426,45

2 807 151,51

1 167 070,11

1 294 885,29

PDRB

36 170 455,69

42 759 938,25

ab

2011 *

16 567 296,95

18 778 843,25

Selisih nilai antara PDRB ADHB dengan migas

pu

dan tanpa migas adalah sebesar Rp. 23,98 triliun atau

.p a

sekitar 56,08 persen terhadap total PDRB. Hal ini

membuktikan bahwa kontribusi subsektor migas dalam

w

usaha

tercatat pada

tp :// w

lapangan

w

PDRB ADHB dan ADHK tertinggi menurut sektor

industri

PDRB tanpa Migas

11 916 133,71 13 781 157,34 6 534 180,98

6 996 765,52

.g o

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2012 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara Tabel

16,57 triliun ADHB dan Rp. 6,53 triliun ADHK 2000.

PDRB Papua Barat sangat signifikan.

Jasa-jasa

ar

peningkatan dibandingkan tahun 2011 yaitu dari Rp.

126 780,66

bp s

triliun ADHK 2000. PDRB tanpa migas juga mengalami

at .

Bila tanpa memperhitungkan subsektor minyak

110 622,75

19.2

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2011-2012 (Rp Juta) ADHB

ADHK

Lapangan Usaha

2011 *

2011*

2012 **

1 981 083,99

692 034,18

749 013,12

Kaimana

996 616,50

1 159 250,07

432 960,3

474 810,05

6,33 triliun. Sedangkan PDRB ADHB dan ADHK

Teluk Wondama

463 606,37

496 053,11

207 475,42

210 380,15

15 117 643,44

19 746 125,86

4 509 842,81

5 999 485,38

3 337 648,63

3 761 743,31

1 317 964,69

1 417 035,32

464 344,76

553 679,48

191 938,21

207 004,43

Sorong

6 839 154,92

6 998 377,29

1 969 855,64

2 005 884,99

PDRB ADHB dengan migas tertinggi menurut

Raja Ampat

1 195 986,46

1 220 377,21

564 198,19

533 584,73

kabupaten/kota di tahun 2012 tercatat berada di

Tambrauw

45 550,83

95 133,88

19 418,31

35 792,80

ht

1 723 986,06

pengolahan yaitu mencapai Rp. 23,09 triliun dan Rp. terendah menurut lapangan usaha yaitu sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp. 126,78 miliar dan Rp. 40,37 miliar.

Fakfak

2012 **

Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan

Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu sebesar Rp. 15,12

213 321,66

241 463,30

87 478,12

93 064,71

Kota Sorong

Maybrat

3 645 533,49

4 206 112,83

1 660 376,40

1 815 111,14

triliun. Sedangkan PDRB ADHK dengan migas

PDRB PB

36 170 455,69

42 759 938,25

tertinggi juga berada di Kabupaten Teluk Bintuni, yaitu

PDRB PB Tanpa Migas

16 567 296,95

18 778 843,25

sebesar Rp. 5,99 triliun. Sedangkan nilai PDRB ADHB

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2012 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara

11 916 133,71 13 781 157,34 6 534 180,98

6 996 765,52


63

19

PENDAPATAN REGIONAL Industri Pengolahan Kekuatan Baru di Papua Barat

Gambar

Setelah beberapa tahun menjadi kontributor utama dalam PDRB Papua Barat, sektor pertanian tergeser oleh sektor industri pengolahan dalam tiga tahun terakhir. Kontribusi sektor ini mencapai 53,99 persen dalam perekonomian Papua Barat.

19.1

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2012 (%)

dan ADHK terendah berada di Kabupaten Tambrauw, yaitu Rp 95,13 miliar dan Rp 35,79 miliar.

PDRB Dengan Migas

Sektor-sektor unggulan di suatu daerah dapat diketahui dari struktur perekonomiannya. Struktur perekonomian merupakan distribusi persentase nilai

.id

tambah atas dasar harga berlaku menurut sektor.

.g o

Struktur ini dapat memperlihatkan sektor-sektor utama yang berkontribusi besar dalam perekonomian.

bp s

Ada tiga sektor unggulan yang menjadi kontributor utama dalam PDRB sebagai penggerak perekonomian

at .

Papua Barat. Ketiga sektor itu adalah sektor industri

ar

pengolahan, memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Papua Barat sebesar 53,99 persen; sektor

ab

PDRB Tanpa Migas

w

.p a

pu

pertanian, memberikan kontribusi 12,16 persen; serta

w tp :// w

2011 **

pengolahan hanya berkontribusi 8,35 persen.

2012**

Primer

25.93

20.99

18.64

Sekunder

52.48

58.84

61.62

Tersier

21.59

20.18

19.73

Total

100.00

100.00

100.00

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat (diolah), 2010-2012

64

dilihat tanpa memperhitungkan subsektor migas maka

dan konstruksi (14,99%). Sementara itu sektor industri

Share terhadap PDRB menurut Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier Papua Barat 2010-2012 (%)

2010 *

disumbang oleh migas. Namun bila struktur ekonomi

pada sektor pertanian (27,68%); jasa-jasa (14,95%);

ht

Tabel

Sektor

Struktur ekonomi Papua Barat sangat dominan

kontributor utama perekonomian Papua Barat berada

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2012

19.3

sektor bangunan memiliki kontribusi 7,23 persen.


Belakangan ini terjadi kecenderungan pergeseran struktur perekonomian di Papua Barat yaitu dari sektor primer ke sektor sekunder. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya kontribusi sektor primer dan semakin meningkatnya share sektor sekunder dalam tiga tahun terakhir. Sektor primer pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar 25,93 persen mengalami penurunan menjadi 20,99 persen di tahun 2011 dan turun lagi menjadi 18,64 persen di tahun 2012. Sebaliknya terjadi

19

PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Tertinggi

pada sektor sekunder, share-nya tahun 2010 sebesar 52,48 persen meningkat menjadi 58,84 persen di tahun

Gambar

Mulai berproduksinya LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi Papua Barat menjadi 15,84 persen. Angka pertumbuhan ekonomi ini adalah yang tertinggi di Indonesia di tahun 2012.

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat 2007-2012 (%)

19.2

2011 atau hampir dua per tiga dari total PDRB. Pada tahun 2012, sektor sekunder kembali meningkat menjadi 61,62 persen.

.id

Pertumbuhan ekonomi disuatu daerah biasanya

.g o

dihitung dengan membandingkan besarnya nilai tambah antar waktu menurut harga konstan. Dengan

bp s

menggunakan dasar harga konstan dapat diketahui dipengaruhi oleh kenaikan harga.

at .

sejauh mana pertumbuhan riil dari suatu daerah tanpa

ab

mencapai 27,22 persen. Kondisi ini mengalami sedikit

ar

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2012

Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun 2011 perlambatan dibandingkan tahun 2010 yaitu dari 28,54

pu

persen. Pertumbuhan ekonomi 2010 dan 2011 yang

.p a

sensasional ini didorong oleh mulai berproduksinya LNG Tangguh yang merupakan salah satu produsen

w

LNG terbesar di Indonesia. Pada tahun 2012,

w

pertumbuhan ekonomi Papua Barat mengalami

tp :// w

perlambatan cukup tinggi yaitu menjadi 15,84 persen. Dengan tanpa memperhitungkan komponen

ht

migas (tanpa migas), pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun 2011 pun relatif baik, yaitu mencapai 10,45 persen. kondisi ini meningkat dibandingkan

Sumber: Image Google

dengan tahun 2010 dan 2009 yaitu sebesar 8,61 persen dan 9,18 persen. Pada tahun 2012, pertumbuhan ini mengalami perlambatan menjadi 7,41 persen. Dari perbandingan laju pertumbuhan migas dan

tanpa

migas

dapat

disimpulkan

bahwa

pertumbuhan ekonomi di Papua Barat sangat dominan

TAHUKAH ANDA ? Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun 2012 sebesar 15,84 persen adalah yang tertinggi di Indonesia. Nilainya jauh diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 6,23 persen.

didongkrak oleh migas.


65

19

PENDAPATAN REGIONAL PDRB per Kapita Terdongkrak Produksi Minyak dan Gas

Tabel

PDRB per kapita tanpa migas Papua Barat tahun 2012 mencapai 23,00 juta rupiah, namun bila unsur migas diperhitungkan, PDRB per Kapita Papua Barat melonjak menjadi 52,38 juta rupiah.

19.4

PDRB per Kapita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2011-2012 (Juta Rupiah)

Kabupaten/ Kota

Dengan Migas 2011* 2012**

Tanpa Migas 2011* 2012**

PDRB per kapita adalah indikator yang cukup relevan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran ekonomi penduduk secara makro. Pada PDRB per

Fak-Fak

24.86

27.88

24.86

27.88

kapita, besaran nilai PDRB telah dibagi dengan jumlah

Kaimana

20.76

23.21

20.76

23.21

Teluk Wondama

16.98

17.58

16.98

17.58

penduduk dari wilayah tersebut. Jadi besarnya PDRB

351.56

28.80

23.93

telah tertimbang dengan jumlah penduduk, sehingga

17.14

18.63

17.14

18.63

jumlah penduduk yang besar tidak lagi mempengaruhi

Sorong Selatan

11.81

13.41

11.81

13.41

Sorong

93.34

95.03

22.87

26.24

Raja Ampat

27.12

27.07

14.15

27.07

PDRB per kapita dengan migas Papua Barat di

Tambrauw

7.15

14.88

7.15

14.88

Maybrat

6.21

6.72

6.21

6.72

tahun 2012 meningkat dari Rp. 45,85 juta/tahun

Kota Sorong

18.43

20.36

18.43

20.36

menjadi Rp. 52,38 juta/tahun. Sedangkan bila tanpa

Papua Barat

45.84

52.38

21.00

23.00

migas, PDRB per Kapita tahun 2012 hanya mencapai

PMTB Perubahan Stok Ekspor Dikurangi Impor (-) PDRB

15 109 756,23

131 483,48

146 465,01

36,33

35,34

0,36

0,34

.g o

bp s

tahun 2010 sebesar Rp. 21,00 juta/tahun. Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Sorong

memiliki PDRB per kapita dengan migas tertinggi pertama dan kedua, yaitu sebesar Rp. 351,56 juta/ tahun dan Rp. 95,03 juta/tahun. Namun ketika unsur migas tidak disertakan dalam penghitungan, PDRB per kapitanya langsung anjlok menjadi Rp. 23,93 juta/

5 557 238,67

6 222 003,44

15,36

14,55

7 929 545,84

10 051 777,20

21,92

23,51

1 725 178,63

5 192 565,81

4,77

12,14

18 647 399,49

20 297 279,47

51,54

47,47

pengeluaran/konsumsi sedangkan menurut lapangan

10 954 794,89

14 259 908,91

30,28

33,35

usaha dilihat dari sisi produksi. Dari sisi penggunaan,

36 178 780,13

42 759 938,25

100,00

100,00

nilai PDRB tahun 2012 sebagian besar bersumber dari

Sumber: PDRB menurut Penggunaan Prov. Papua Barat, 2012 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara

TAHUKAH ANDA ? Pertumbuhan ekonomi Papua Barat tanpa minyak dan gas (migas) tahun 2012 sebesar 7,41 persen lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional tanpa migas (6,81 persen)

66

at .

ar ab

pu

13 142 728,91

Distribusi 2011 ** 2012 **

w

2012 **

.p a

PDRB 2011 **

w

Penggunaan Konsumsi Rumah Tangga Lembaga Swasta Nirlaba Konsumsi Pemerintah

Rp. 23,00 juta/tahun. Nilai ini meningkat dibandingkan

PDRB menurut Penggunaan dan Distribusinya di Provinsi Papua Barat 2010-2011 (Miliar Rupiah)

tp :// w

19.5

besaran nilai PDRB suatu wilayah.

ht

Tabel

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2012 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara

.id

348.39

Manokwari

Teluk Bintuni


tahun dan 26,24 juta/tahun. PDRB menurut penggunaan dihitung berdasarkan

ekspor, yaitu Rp. 20.297,28 miliar (51,54%). Besarnya nilai LNG dalam ekspor menggeser posisi konsumsi rumah tangga sejak tiga tahun terakhir. Nilai PDRBnya

sebesar

Rp.

15.109,76

miliar

(35,34%).

Kontribusinya turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 36,33 persen.

20

PERBANDINGAN REGIONAL TPT Papua Barat Berada di Bawah TPT Nasional

Empat provinsi kawasan Indonesia paling timur terdiri dari Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat

Tabel

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Papua Barat pada tahun 2012 berada di bawah TPT Nasional (6,14%). Peringkat TPT Papua Barat pun meningkat di tahun 2012 yaitu peringkat 21 dibandingkan tahun 2011 (peringkat 29)

20.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Maluku dan Papua 2010-2012 (%)

dan Papua. Provinsi Maluku Utara dan Papua Barat Provinsi

usianya lebih muda dari dua provinsi lainnya yang

nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2012 sebesar 6,23 persen, menurun dari kondisi tahun lalu sebesar 6,49 persen. Semetara pertumbuhan ekonomi Papua Barat menjadi yang tertinggi yaitu mencapai

6,47

6,06

7,81

Maluku Utara

7,95

6,40

6,67

Papua Barat

28,47

Papua

-3,19

Indonesia

ketenagakerjaan

15,84

-5,32

1,08

6,49

6,23

ar Tabel

dalam

20.2

ab

ekonomi tertinggi di Indonesia tahun 2012. penting

6,22

27,08

Sumber: PDRB menurut Penggunaan Prov.insi Papua Barat, 2012 dan Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, 2012

15,84 persen, sekaligus merupakan pertumbuhan Isu

.id

Maluku

.g o

dan Papua ada dibawah pertumbuhan ekonomi

2012

bp s

yang laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Maluku

2011

at .

merupakan provinsi induknya. Di tahun 2012, Papua

2010

adalah

pu

masalah pengangguran, dimana Tingkat Pengagguran

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Wilayah Maluku dan Papua 2010-2012 (%)

Provinsi

2010

2011

2012

Peringkat 2012

Maluku

9,97

7,38

7,51

27

digunakan. Dari empat provinsi ini, Papua memiliki

Maluku Utara

6,03

5,55

4,76

16

capaian TPT yang paling baik, besarnya TPT hanya

Papua Barat

7,68

8,94

5,49

21

3,63 persen. Selain memiliki TPT yang rendah, TPT

Papua

3,55

3,94

3,63

9

Papua memiliki relatif stabil pergerakannya. Secara

Indonesia

7,14

6,56

6,14

tp :// w

w

w

.p a

Terbuka (TPT) menjadi indikator umum yang biasa

nasional, TPT Papua menempati peringkat ke

Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, Agustus 2012

ht

sembilan. Sedangkan Maluku dan Papua Barat memiliki TPT diatas lima persen dalam tiga tahun terakhir. Papua Barat pada tahun 2010-2011 justru TPT-nya diatas 7,5 persen dan dua tahun terakhir berada diatas TPT nasional. Di tahun 2012 TPT Papua Barat berada di peringkat ke-21 dari 33 provinsi dan berada dibawah TPT Nasional. Perbedaan yang

TAHUKAH ANDA ? TPT Papua Barat 2011 adalah yang tertinggi ke-5 di Indonesia, tetapi pada tahun 2012 turun lebih rendah dari TPT Nasional (6,14%).

tampak dalam tiga tahun terakhir adalah semakin membaiknya kondisi TPT Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.


67

20

PERBANDINGAN REGIONAL Lebih dari Seperempat Penduduk Papua Barat dan Papua Miskin

Secara agregat, jumlah penduduk miskin terbesar

Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Maluku dan Papua 2009-2012 (ribu orang)

terakhir selalu berada di Provinsi Papua. Dalam

360,32

338,90

periode tersebut, tren jumlah penduduk miskin di

91,07

97,31

88,30

Papua cenderung meningkat, yaitu dari 760,35 ribu

256,84

256,25

249,84

223,20

orang di tahun 2009 menjadi 976,40 ribu orang di

760,35

761,62

944,80

976,40

tahun 2012. Sedangkan pada tiga provinsi lainnya

32,50

31,02

30,02

28,59

jumlah penduduk miskin memiliki tren cenderung

2010

2011

380,01

378,63

98,00

Papua Barat Papua

Maluku Utara

Indonesia (Jt)

Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, Agustus 2012

.g o

2009

.id

2012

Provinsi Maluku

di wilayah Maluku dan Papua selama empat tahun

menurun dari tahun ke tahun kecuali Provinsi Maluku

bp s

20.3

Utara yang mengalami peningkatan pada tahun 2011. meskipun mengalami peningkatan, jumlah penduduk

at .

TAHUKAH ANDA ?

miskin terendah berada di provinsi ini, yaitu hanya 88,30 ribu orang.

.p a

2010

Maluku

28,23

Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia

Peringkat 2012

Wilayah timur Indonesia memang terkenal sebagai

daerah yang kaya akan sumber daya alam namun masyarakatnya hidup miskin. Pernyataan ini terbukti dengan tingginya persentase penduduk miskin di Provinsi Maluku, Papua Barat, dan Papua. Bahkan ketiga provinsi ini menduduki tiga peringkat terbesar

2011

2012

27,74

23,00

20,76

31

persentase penduduk miskin di Provinsi Maluku

10,36

9,42

9,18

8,06

13

mencapai 20,76 persen (peringkat 31); Provinsi Papua

35,71

34,88

31,92

27,04

32

Barat sebesar 27,04 persen (peringkat 32); dan

37,53

36,80

31,98

30,66

33

14,15

13,33

12,49

11,66

tp :// w

2009

ht

Provinsi

w

20.4

Persentase Penduduk Miskin Wilayah Maluku dan Papua 2009-2012 (%)

w

Tabel

pu

ab

Total alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Indonesia tahun 2010 sebesar 10,31 trilyun rupiah digunakan untuk mengentaskan kemiskinan.

ar

Tabel

Persentase penduduk miskin Provinsi Papua Barat dan Papua berada pada peringkat terendah seIndonesia. Kedua provinsi ini memiliki persentase yang hampir sama di tahun 2012, yaitu 27,04 persen dan 30,66 persen, atau lebih dari seperempat penduduknya miskin.

Sumber: Statsitik Indonesia, 2009 dan Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, Agustus 2012

persentase penduduk miskin di Indonesia. Besarnya

Provinsi Papua sebesar 30,66 persen (peringkat 33). Secara agregat memang ketiga provinsi ini tidak memberikan kontribusi yang besar terhadap jumlah penduduk miskin nasional dibandingkan jumlah

TAHUKAH ANDA ? Provinsi Papua (30,66%), Papua Barat (27,04%), dan Maluku (20,76%) adalah tiga provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia tahun 2012.

68


penduduk miskin di Pulau Jawa, namun dilihat secara spasial, persentase penduduk miskin terhadap total penduduk di wilayahnya relatif tinggi.

20

PERBANDINGAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas Provinsi Papua Barat memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Indonesia, namun ternyata persentase penduduk miskinnya tertinggi kedua di Indonesia Hal ini diduga disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas dan ketimpangan distribusi pendapatan. .

dengan

Indeks

Pembangunan

Manusia

Tabel

Perkembangan pembangunan manusia diukur (IPM).

20.5

Capaian IPM wilayah Maluku dan Papua tahun 2012

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wilayah Maluku dan Papua 2010-2012 (%)

Provinsi

2010

2011

2012

Peringkat 2012

Maluku

71,42

71,87

72,42

21

keempat provinsi ini masih tergolong papan bawah di

Maluku Utara

69,03

69,47

69,98

30

tingkat nasional. Peringkat terbaiknya diraih oleh

Papua Barat

69,15

69,65

70,22

29

Provinsi Maluku dengan capaian IPM sebesar 72,42

Papua

64,94

65,36

65,86

33

persen dan hanya berada pada urutan ke-21.

Indonesia

72,77

73,29

bp s

at .

Papua hanya berada diurutan 29, 30, dan 33. Idealnya, jika pertumbuhan ekonomi tinggi di suatu

ab

rendah. Namun yang terjadi adalah pertumbuhan

Gambar

pu

ekonomi tinggi tetapi persentase penduduk miskin juga

.p a

TAHUKAH ANDA ?

IPM Provinsi Papua (65,86%), Maluku Utara (69,98%), dan Papua Barat (70,22%) adalah tiga provinsi yang masuk dalam lima besar IPM terendah di Indonesia tahun 2012.

ar

daerah maka persentase penduduk miskin juga

dan Maluku. Mengapa hal ini bisa terjadi?. Salah satu

.g o 72,27


Sedangkan Provinsi Papua Barat, Maluku Utara, dan

tinggi. Kondisi ini terjadi pada Provinsi Papua Barat

.id

termasuk kategori menengah, namun secara peringkat

Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Persentase Penduduk Miskin Wilayah Maluku dan Papua 2012

20.1

w

sebabnya adalah belum berkualitasnya pertumbuhan

w

ekonomi di kedua provinsi tersebut. Disamping itu, sebab

tp :// w

ketimpangan distribusi pendapatan dapat menjadi tingginya

persentase

penduduk

miskin,

meskipun pertumbuhan ekonominya tinggi. Kondisi

ht

seperti ini diilustrasikan oleh kondisi Papua Barat dan Papua pada Gambar 20.3. Provinsi Papua Barat memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia akan tetapi peringkat presentase penduduk miskinnya berada peringkat kedua terendah se-Indonesia. Kondisi Provinsi Papua tidak lebih baik dari tiga provinsi lainnya, pada tahun 2012 provinsi ini mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi tetapi

35 30

Papua Barat

Papua

25 Maluku

20 Pert Eko ↓ % Pddk Miskin ↑

15

Prtmbhn Ekonomi ↑ % Penduduk Miskin ↑

10 Maluku Utara

5

Prtmbhn Ekonomi ↑ % Penduduk Miskin ↓

Pert Eko ↓ % Pddk Miskin ↓

0 0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama sosial Ekonomi Indonesia, 2012 Catatan: 1. Benchmark: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 6,14% (sumbu x) dan Persentase penduduk miskin Indonesia 11,66% (sumbu y). 2. Tanda panah berwarna hijau menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada benchmark, dan tanda panah berwarna merah menunjukkan keadaan yang tidak lebih baik daripada benchmark.

presentase penduduk miskinnya meningkat.


69

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

Lampiran Tabel

Tabel 1.1 Luas Wilayah Provinsi Papua Barat menurut Kabupaten/Kota 2012 Kabupaten/Kota

Luas Wilayah

Fakfak

11036.48

Kaimana

16241.84 3959.53 20840.83

Manokwari

14250.94

Sorong Selatan

.id

Teluk Bintuni

.g o

Teluk Wondama

9408.63

12594.94

bp s

Sorong Raja Ampat

8034.44 656.64

Papua Barat

97024.27

ab

ar

Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2008

at .

Kota Sorong

pu

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat 2012 Kabupaten/Kota

.p a

Laki-laki

Jumlah

51910

100629

45745

48993

94738

39885

43556

83441

36216

39091

75307

38827

43006

81833

25-29

40747

45452

86199

30-34

34418

39722

74140

35-39

27290

31903

59193

40-44

23021

27423

50444

45-49

17348

20614

37962

50-54

12744

15414

28158

55-59

8146

10852

18998

60-64

5212

6585

11797

65-69

2918

3847

6765

70-74

1622

1954

3576

75+

1465

1635

3100

384323

431957

816280

ht

Total Sumber: Proyeksi penduduk 2012

71

Perempuan

48719

20-24

tp :// w

15-19

w

5-9 10-14

w

0-4

Jumlah Penduduk


Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia menurut Komponen dan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2012 Komponen IPM

Kabupaten/Kota

AHH

AMH

MYS

IPM

PPP

Fakfak

71.24

98.47

9.49

594.23

72.64

Kaimana

70.11

96.99

7.95

603.01

71.22

68.01

85.12

7.14

602.76

Teluk Bintuni

68.88

87.38

7.02

601.28

Manokwari

68.58

89.03

8.53

590.54

Sorong Selatan

66.99

88.45

8.09

Sorong

68.59

91.84

8.11

Raja Ampat

66.82

94.34

7.53

563.96

Tambrauw

66.48

77.38

5.80

446.25

51.18

Maybrat

66.92

91.22

8.64

584.54

67.26

Kota Sorong

72.52

99.69

10.99

641.28

78.36

Papua Barat

69.14

93.74

601.56

70.22

.g o

68.07

591.79

66.83

601.41

69.23

bp s

at .

ar

8.45

67.58

65.49

ab

Sumber: Olahan Susenas 2011

66.80

.id

Teluk Wondama

pu

Tabel 1.4 Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2011 dan 2012

.p a

w

tp :// w

(1)

September 2011 September 2012 Pendudu Pendudu GK P0 GK P0 k Miskin k Miskin Rp./kap/bln (%) Rp./kap/bln (%) (000) (000) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

w

Kabupaten/ Kota

355.494

33,18

23,2

393.794

28,50

22,8

Kaimana

278.626

20,84

10,1

308.295

17,53

9,9

Teluk Wondama

357.985

43,86

12,1

389.071

37,41

11,9

Teluk Bintuni

431.689

47,44

26,0

478.547

39,54

25,6

Manokwari

420.037

33,95

66,7

465.735

28,65

65,6

Sorong Selatan

236.827

22,93

9,1

246.030

19,48

8,9

Sorong

254.810

33,38

24,7

266.586

32,81

24,3

Raja Ampat

251.215

23,50

10,5

261.278

20,49

10,3

Tambrauw

258.938

43,77

2,8

273.602

37,74

2,8

Maybrat

261.830

40,16

13,9

275.651

34,07

13,7

Kota Sorong

461.075

14,04

28,0

484.411

18,85

27,5

Prov. Papua Barat

334.449

28,53

227,1

354.626

27,04

223,2

ht

Fakfak

Sumber: Olahan Susenas 2011-2012


72

Tabel 1.5 PDRB ADHB dan ADHK Dengan Migas menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2009-2012 Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

2010

2011

2012

2009

2010

2011

1. Pertanian

4199944.05

4664455.36

4976708.57

5198159.91

1896815.48

2014324.40

2045718.10

2075894.2

2. Pertambangan dan Penggalian

2268377.64

2302782.91

2615421.89

2771274.6

1099264.98

1090051.52

1155963.54

1219810.38

3. Industri Pengolahan

5091747.99

11970841.30

18689731.89

23087926.25

1368459.98

3010930.03

4957829.44

6333959.2

88156.15

97557.00

110622.75

126780.66

31766.02

34085.13

37102.74

40371.11

5. Bangunan

1678230.58

2034290.84

2483291.41

3135426.02

654538.95

718468.24

806397.72

905575.36

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

1710450.82

1888243.87

2349080.27

2825521.88

715364.04

743881.85

833958.19

916688.88

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1248415.03

1437073.75

1701266.32

1993707.88

551873.87

612201.04

691588.95

760509.74

556889.28

661906.16

1927478.33

2582426.45

PDRB Dengan Migas

18144492.99

26879612.63

36170455.69

PDRB Tanpa Migas

12124009.86

14063556.72

16567296.95

186034.15

198241.93

220504.93

233463.17

782859.77

944223.36

1167070.11

1294885.29

7286977.24

9366407.50

11916133.71

13781157.34

5446519.36

5915736.92

6534180.98

6996765.52

42759938.25 18778843.25

.p a

pu

Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2012

.g o

813989.53

2807151.51

ab

429268.09 1429902.65

9. Jasa-jasa

at .

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

w

tp :// w

1. Pertanian

w

Tabel 1.6 Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2009-2012 Lapangan Usaha

2009 23.15

17.35

2011 13.76

2012

12.16

12.50

8.57

7.23

6.48

28.06

44.54

51.67

53.99

4. Listrik, Gas & Air Bersih

0.49

0.36

0.31

0.30

5. Bangunan

9.25

7.57

6.87

7.33

ht


6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

9.43

7.02

6.49

6.61

7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa

6.88

5.35

4.70

4.66

2.37

2.07

1.83

1.90

PDRB Tanpa Migas

7.88

7.17

7.14

6.56

100.00

100.00

100.00

100.00

66.82

52.32

45.80

43.92


73

2010


PDRB Dengan Migas


2012

ar


.id

2009

bp s

Lapangan Usaha

Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2007-2010 Lapangan Usaha

2009

1. Pertanian

2010

3.83

2011

6.20

1.56

2012 1.48

-0.16

-0.84

6.05

5.52


56.29

120.02

64.66

27.76

9.03

7.30

8.85

8.81

12.96

9.77

5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

16.36

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

23.68

9. Jasa-jasa

13.28

PDRB Dengan Migas

3.99

12.24 12.11

bp s

6.49

7. Pengangkutan dan Komunikasi

.g o


.id


9.92

12.97

11.57

6.56

11.23

5.88

20.61

23.60

11.91

13.87

28.54

27.22

15.84

9.18

8.61

10.45

7.41

ar

at .

10.93

ab

PDRB Tanpa Migas

12.30

pu


.p a

Tabel 1.8 PDRB Menurut Kabupaten/Kota ADHB dan ADHK Provinsi Papua Barat Tahun 2010-2012 (Juta Rupiah)

Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Kota Sorong Papua Barat (2012 **) Papua Barat (2011 *) Papua Barat (2010)

ht

Dengan Migas

w

tp :// w

(1)

w

Kabupaten/Kota

Tanpa Migas

ADHB

ADHK

ADHB

ADHK

(2)

(3)

(4)

(5)

1 981 083,99

749 013,12

1 981 083,99

749 013,12

1 159 250,07

474 810,05

1 159 250,07

474 810,05

496 053,11

210 380,15

496 053,11

210 380,15

19 746 125,86

5 999 485,38

1 344 233,20

649 982,76

3 761 743,31

1 417 035,32

3 761 743,31

1 417 035,32

553 679,48

207 004,43

553 679,48

207 004,43

6 998 377,29

2 005 884,99

1 912 250,63

797 600,16

1 220 377,21

533 584,73

727 301,54

306 980,33

95 133,88

35 792,80

95 133,88

35 792,80

241 463,30

93 064,71

241 463,30

93 064,71

4 206 112,83

1 815 111,14

4 206 112,83

1 815 111,14

42 759 938,25

13 781 157,34

18 778 843,25

6 996 765,52

36 170 455,69

11 916 133,71

16 567 296,95

6 534 180,98

26 879 612,63

9 366 407,50

14 063 556,72

5 915 736,92

Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha BPS Prov Papua Barat 2012 Catatan : * angka sementara ** angka sangat sementara


74

2010

2011

2012

Fak-Fak

15.03

17.61

14.29

8.23

Kaimana

16.31

16.99

12.09

9.51

Teluk Wondama

21.67

8.69

17.60

114.03

344.38

74.27

4.94

Manokwari

17.67

15.06

13.27

7.52

Sorong Selatan

15.53

16.11

Sorong

21.89

7.32

Raja Ampat

12.68

6.10

6.65

8.96

Tambrauw

10.78

14.56

12.48

5.88

Maybrat

14.62

16.46

14.10

6.39

Kota Sorong

13.66

17.27

13.97

8.24

Papua Barat

13.87

28.54

27.22

15.84

ht

tp :// w

w

w

.p a


75


.g o

bp s

5.53

18.22

7.53

10.92

6.97

at .

pu

Teluk Bintuni

ar

Kabupaten/Kota

.id

2009

ab

Tabel 1.9 Pertumbuhan Ekonomi Dengan Migas menurut Kabupaten/Kota Papua Barat 2009-2012

tp :// w

ht

ba

ua

ap

.p

w

w

ra t. b

.id

go

ps .

w

tp :// w

ht .p a

w ab

pu at .

ar

.id

.g o

bp s

No title

Recommend Documents