NILAI PENDIDIKAN KARAKTER KUMPULAN PUISI INDONESIA, PORTUGAL, MALAYSIA “ANTOLOGIA DEPOETICAS” DALAM TINJAUAN SEMIOTIK Hidayatulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “ Antologia Depoeticas” dengan menjawab tiga permasalahan yaitu (1) nilai pendidikan karakter yang tersirat dalam puisi (2) bentukbentuk pendidikan karakter berdasarkan pembacaan heuristik dan hermeneutik dan (3) kajian intertekstual kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia De Poeticas”. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan data yang terdapat dalam kumpulam puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia Depoeticas” sebagai bahan analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai pendidikan karakter tersirat dalam semua puisi yang diteliti.. Nilai pendidikan karakter dapat ditangkap secara implisit nilai pendidikan karakter tampak pada judul-judul puisi, pilihan kata atau diksi, tema, homologue, metafora, tipografi, enjambemen, alegori, dan ironi yang digunakan dalam puisi. Bentuk-bentuk nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam kumpulan puisi yang diteliti antara lain : religius, Cinta tanah air, Ihlas, bekerja keras, tabah, rasa ingin tahu, demokratis dan semangat kebangsaan, peduli social, kreatifitas, tanggung jawab, cinta damai, peduli lingkungan, peduli social, dan optimis. Kata kunci: puisi, pendidikan karakter, semiotik PENDAHULUAN Karya sastra merupakan karya seni yang berupa bahasa yang di dalamnya terdapat estetik (keindahan). Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial yang saling melengkapi kediriannya sebagai suatu yang eksistensial. Sebagai sebuah dunia miniatur, karya sastra berfungsi untuk menginfestasikan sejumlah besar kejadian-kejadian yang telah dikerangka dalam pola-pola kreativitas dan imajinasi. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi orang terhadap lingkungan dan kehidupan, sehingga seorang pengarang mengajak pembaca
memasuki pengalaman atau imajinasi karya sastra (Nurgiyantoro, 2010:3). Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Apresiasi dimaksudkan sebagai bentuk menikmati dan menggauli sastra serta memunculkan sikap kreatif, imajinatif, dan kritis terhadap karya yang dimiliki bangsa Indonesia. Sehingga memunculkan sikap
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 72
menghargai, menghormati, memiliki sikap intelektual, sosial dan emosional terhadap kenyataan yang terjadi yang dibangun melalui sastra. Unsur dalam karya sastra tidak berdiri sendiri, melainkan saling terikat sehingga berkaitan dan saling bergantung (Pradopo, 2010:118). Pemahaman terhadap struktur merupakan suatu tahap yang sulit dihindari atau harus dilakukan. Memahami karya sastra bagi pembaca memerlukan kemampuan tentang pemanfaatan bahasa dan pendekatan untuk meraih makna yang terkandung dalam karya sastra. . Dalam kaitannya dengan pemaknaan, pembacalah yang seharusnya bertugas memberi makna karya sastra. Khusus pemaknaan terhadap puisi, proses pemaknaan itu dimulai dengan pembacaan heuristik, yaitu menemukan meaning unsurunsurnya menurut kemampuan bahasa yang berdasarkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi tentang dunia luar (mimetic function). tetapi, pembaca kemudian harus meningkatkannya ke tataran pembacaan hermeneutik yang di dalamnya kode karya sastra tersebut di bongkar (decoding) atas dasar significance-nya. Untuk itu, tanda-tanda dalam sebuah puisi memiliki maknasetelah dilakukan pembacaan dan pemaknaan terhadapnya dan untuk melakukan pemaknaan secara utuh terhadap sebuah puisi, pembaca harus bisa menentukan matriks dan model yang terdapat dalam karya itu (Riffaterre, 1978: 4-6). Berdasarkan uraian tersebut keterkaitan antara teori semiotik
sebagai sarana untuk mengungkap dan menemukan kandungan nilai karakter yang terkandung dalam puisi. Nilai karakter perlu digali dan dari muatan puisi untuk ditemukan nilainya dan diajarkan demi mensukseskan pendidikan yang telah dicanangkan pemerintah sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2011 tentang Sisdiknas dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta diik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berlmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang emokratis serta bertanggung jawab. Rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Budaya diartikan sebagai keseluruhan berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat ( Kesuma dkk, 2012:6) Fokus penelitian ini terletak pada tinjauan semiotik terhadap nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia De Poeticas” yang disusun oleh Maria Emilia Irmler dan Danny Susanto, Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Tebal: 424 halaman. Fokus penelitian ini berdasarkan uraian tentang pendidikan karakter bangsa yang terdapat dalam puisi yaitu: (1) nilai pendidikan karakter tersirat dalam kumpulan puisi Indonesia, Portugal,
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 73
Malaysia “Antologia De Poeticas” (2) bentuk-bentuk karakter berdasarkan pembacaan heuristik dan hermeneutik (3) kajian intertekstual kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia De Poeticas” untuk menemukan nilai pendidikan karakter . Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca dalam mengapresiasikan Kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia De Poeticas” terutama dalam hal pemberian makna melalui pembacaan heuristik dan hermenuetik dapat dijadikan bahan telaah tentang pemahaman terhadap puisi melalui tanda-tanda yang terdapat dalam Kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia De Poeticas” , dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang mengambil objek puisi selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar bagi guru pembelajar sastra khususnya puisi dalam upaya menanamkan nilai pendidikan karakter. METODE Metode penelitian ini menggun pendekatan kualitatif yaitu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan hendak dicapai dalam penelitian ini. Menurut Semi (Endraswara 2011:5) penelitian kualitatif dalam kajian sastra antara lain: (1) peneliti merupakanakan instrumen kunci yang membaca secara cermat sebuah karya sastra, (2) penelitian dilakukan secara deskriptif, artinya terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar jika diperlukan, bukan bentuk angka, (3)lebih mengutamakan proses disbanding-kan hasil, karena karya sastra merupakanakan fenomena yang banyak
mengundang penafsiran, (4) analisis secara induktif, dan (5) makna merupakan andalan utama Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Pendekatan semiotik dipakai adalah semiotik model Michael Riffaterre. Pende-katan semiotik model Riffaterre dipakai berdasarkan pertimbangan bahwa semiotik Riffaterre lebih mengkhususkan pada analisis puisi. Sumber data adalah sesuatu yang menjadi sumber untuk memperoleh sebuah data. Sumber data penelitian dalam kajian ini adalah berupa puisi – puisi yang terdapat dalam Kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia De Poeticas” puisi yang diteliti sebanyak 25 puisi 30% dari jumlah keseluruhan 118 puisi. Dalam penelitian ilmiah, pengumpulan data sangat penting karena hasil penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data. untuk memperoleh data, peneliti menggunakan metode dokumentasi, metode batat , dan metode deskripsi dengan menggunakan tabel-tabel untuk menjaring data. Analisis data dilakukan untuk mendeskripsikan secara interpretatif kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia De Poeticas”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif interpretasi dengan cara (1) Pembacaan terhadap objek penelitian secara cermat dan berulang-ulang sesuai dengan teori Riffatere yakni pembacaan heuristik dan hermenuetik. (2) Menganalisis data yang sudah terkumpul dan mengkorelasikan dengan kajian dan teori-teori yang disusun dalam landasan teori. (3) Pengkorelasian tersebut
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 74
dilaksanakan dengan membahas atau memberikan jawaban atas pertanyaan dari rumusan masalah (4) merumuskan hasil penelitian secara sistematis sesuai dengan kriteria penulisan ilmiah dengan memberikan simpulan, kemudian tahap akhir adalah penyajian dari hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Di hasil penelitian ini dideskripsikan temuan data penelitian dan analisis terhadap data temuan yang ada dalam kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia de Poeticas” dari berbagai hal yang berkaitan dengan puisi tersebut, yaitu berkaitan dengan penelitian tinjauan semiotik dengan memanfa-atkan teori semiotik Michael Riffatere untuk mengungkap nilai pendidikan karakter di dalamnya. Adapun data yang ditemukan yaitu (1) hasil pembacaan secara heruistik terhadap kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia de Poeticas” (2) hasil pembacaan secara heruistik terhadap kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia de Poeticas” (3) data hubungan intertekstual (hipogram) kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia de Poeticas” (4) nilai pendidikan karakter dalam kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia “Antologia de Poeticas” Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi yang berjudul Rubayat karya Hamzah Fansuri adalah nilai Religius. Terdapat diksi mengandung makna simbol keagamaan islam, seperti kata ka’bah, Tuhan,
Rosululloh, laut, kemudian pada baris berikutnya diikuti dengan kata anak alim yang menunjukkan nasihat kepada pembaca untuk senantiasa melakukan perbuatan baik dengan meniru perilaku rasulullah. Puisi karya Yamin tersebut mengandung nilai cinta tanah air, yaitu tanah air Indonesia, yakni beberapa kali mengulang kata tumpah darah dan beberapa kali memuji keindahan serta kelebihan negara Indonesia dilihat dari segi keadaan alam dan bangsanya. Keyakinan pengarang tentang cintanya terhadap tanah air disampaikan secara terang bahwa pangarang setia dan rela berkorban jiwa raga demi negara yang dicintainya, jadi jelas nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi tersebut adalah cinta tanah air, rasa nasionalisme, dan semangat kebangsaan. Puisi yang berjudul Bulan karya Roestam efendi mengandung nilai pendidikan karakter ikhlas dan bekerja keras , beberapa kata disusun secara beurutan menunjukkan suasana hati yang membutuhkan kekuatan diri mengalir mutiara menunjukkan perasaan sangat sedih yang disebabkan oleh keadaan hati yang tidak bahagia maka saat itu dibutuhkan adanya rasa ikhlas dalam menerima segala ujian. Kemudian pada baris berikutnya disusul dengan kata penyuci hati, pelita damar menujukkan adanya kerja keras dalam upaya meningkatkan kualitas diri dalam menghadapi keadaan dengan cara mencari cahaya atau bertaubat untuk menperoleh petunjuk. Puisi karya Sutan Takdir Alisjahbana ini mengandung nilai pendidikan karakter kerja keras, tabah
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 75
dan optimis . Pengarang menggunakan kata jiwa, tenang, hati, yang menunjukkan esensi dari keadaan diri manusia yang memiliki jiwa, hati dengan harapan tenang dan bahagia untuk mendapatkannya membutuhkan kerja keras karena keadaan kadang tidak sesuai dengan harapan, cobaan selalu datang seperti yang tersirat dari metafora-metafora berikut betapa sukanya jalan, bedana terhembas, kepala tertumbuk, hati hancur, pikiran kusut. Menunjukkan keadaan yang tidak menyenangkan, namun sebagai manusia yang memiliki jiwa dan hati seharusnya tetapi tabah dan sabar serta optimis bahwa keadaan menjadi baik setelah cobaan ketenangan lama tiada dirata. Puisi karya Amir Hamzah tersebut mengandung pendidikan karakter religius dan ikhlas kalimat yang disusun dengan simile menunjukkan kekuatan puisi untuk menyampaikan keikhlasan dalam menerima keindahan perasaan cinta yang diras aku lirik, kalimat tersebut juag berupa dialog antara si aku lirik dengan seseorang atau bahkan Tuhan yang dicintai dan mencintainya sehingga timbul rasa bahagia biar berbinar gerakku rayu. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi ini adalah kerja keras dan optimis seperti pada kutipan berikut. hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada meskipun yang ditawarkan dalam katakata seperti perasaan pesimis dan pasrah keadaan namun sesungguhnya dapat ditangkap maksud bahwa seharusnya hidup tidak demikian, hidup seharusnya
lebih baik dengan segenap cita-cita, harapan dan untuk mencapainya membutuhkan kerja keras dan optimis meskipun akhirnya dihadapkan pada takdir masing-masing hidup hanya menunda kekalahan, sebelum pada akhirnya kita menyerah. Membaca puisi Silsilah membuat rasa penasaran maksud dari kata-kata yang digunakan sehingga membuat pembaca ingin tahu, rasa ingin tahu merup salah sati nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi ini, beberapa kata pilihan merupakan kiasan yang menunjukkan makna yang luas, yang dapat mengarah pada sejarah hidup seseorang di suatu tempat, tempat yang dimaksud dapat berupa suatu wilayah atau negara dengan garis keturunan atau ras tertentu yang menggambarkan silsilah suatu bangsa. Nilai pendidikan karakater yang terkandung dalam puisi surat dari ibu yakni Kerja keras yang disimbolkan dengan diksi pergilah!, berlayar, kembali, waktu, seorang ibu yang mengirim surat untuk anaknya supaya berangkat belajar, bekerja,dan berkarya selama masih ada waktu untuk memperolehnya dengan harapan suatu keberhasilan untuk memperbaiki taraf hidup. Puisi ini mengandung nilai karakter demokratis, hal ini dibuktikan dengan adanya syair yang berbunyi rakyat yang miskin merangsak ke muka. "Kami ingin matamu!" teriak mereka. Kami ingin matamu, yang bisa merobah butir pasir yang tercecer dari karung menjadi emas di jalan. kata yang tercetak miring menggambarkan adanya nilai kebangsaan, rakyat yang berharap
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 76
keadilan dari pemimpin sehingga menciptakan kesejahteraan bagi rakyat, adapun dari kalangan masyarakat yang dianggap kritis dan mampu mengubah keadaan para penyair, namun penyair sebenarnya hanya sebagai kritikus saja yang sebenarnya tidak dapat mengubah keadaan secara menyeluruh meskipun para penyair tahu kekurangan dari suatu pemerintahan, kata rakyat menunjukkan adanya rasa demokratis yang ingin disampaikan pengarang dan termasuk juga semangat sebagai bagian suatu bangsa Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam puisi Ibu Kota Senja adalah kerja keras dan peduli lingkungan, pengarang menggunakan kata kekasih untuk menyebut kota dan membuat citraan dengah personifikasi sekota itu sebagi makhluk yang memiliki perasaan hal itu menunjukkan makna peduli dengan keadaan sekitar atau liingkungan, berikutnya pengarang menggambarkan keadaan atau aktivitas orang-orang dalam suatu kota yang selalu bekerja untuk mencukupi kebutuhan mereka sampai akhir hanya menahan napas lepas bebas menunggu waktu mengangkut maut Nilai pendidikan yang terkandung dalam puisi Dengan Puisi, Aku yakni nilai pendidikan religius, dan peduli social, pengarang sengaja menjadikan puisi sebagai sarana mengkritik keadaan sosial yang menurut pengarang tidak sesuai dengan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera, kemudian pengarang juga menggunakan puisi sebagai sarana berdoa yang menunjukkan nilai karakter religius.
Susunan kata dalam puisi Stanza karya W. S Rendra mengandung nilai pendidikan karakter kreatifitas dan menimbulkan kesan baru daripada puisi lain. sebuah ringkasan dari kisah yang dirangkai dengan beberapa kata saja oleh pengarang, kata-kata disusun secara kreatif dalam bentuk stanza memberikan citraan suatu hal yang ringan namun membekas. Nilai penddikankarakteryang terkan-dung dalam puisi Mimpi Kita Siang adalah semangat kebangsaan dan cinta tanah air, pengarang menceritakan keadaan disekitar rumah dan penglaman sebagai bangsa dari sutau Negara menggunakan simbol kebun, pekarangan, kebutuhan, kolam, ikan. Nilai penddikan karakteryang terkandung dalam puisi Aku Ingin adalah kesederhanaan dan cinta damai, pengarang mengutarakan keinginan mencintai secara sederhana namun dengan kiasan yang tidak sederhana sebenarnya, dapat ditangkap suatu penyederhanaan pemikiran dari konsep cinta yang sering dilebihkan, adapun dampak dari penyederhanaan itu menciptakan suasana yang damai karena suatu hal yang disampaikan dengan bahasa yang sederhana terkesan santun seperti kata-kata yang digunakan dalam puisi tersebut. Puisi yang mirip mantra dengan judul Duka mengandung nilai pendidikan karakter peduli lingkungan, peduli sosial, pilihan kata Duka dapat mewakili keadaan yang tidak nyaman, tidak sejahtera atau tidak tentram, kemudian pengarang juga menghubungan perasaanya den gan orang lain dukamu, dukamu sehingga
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 77
menimbulkan kesan sosial, selain itu disebut juga kata duka dunia yang berhubungan dengan lingkungan. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi Doa adalah religius, pengarang menyampaikan pemikirannya bahwa Tuhanlah yang menyediakan segala sesuatu. Kalau ada yang kenyang, Tuhanlah yang mengulurkan tangan, membuat manusia kenyang. Tuhanlah yang memberi nasi, dan Tuhan tidak senang apabila manusia berebut nasi hanya untuk sekedar mencari kesenangan dan kepuasan diri. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi Malam Taman Sari adalah tanggung jawab seperti yang dalam baris terkahir bahwa “lelaki tak pernah cidra ing janji” berarti memagang teguh janji atau kesep setelah melangsungkan pernikahan. lelaki sejati tak pernah cidra ing janji”. lalu sepi P17-b1-h 234. Nilai pendidikan karakter dalam puisi tersebut adalah peduli sosial, peduli lingkungan. Urutan bendabenda yang dipilih dalam puisi semua berhubungan dengan keadaan orangorang desa yang apa adanya pisau, cangkul, ani-ani, bukan sesuatu hal yang glamor, mewah atau istimewa, jadi jelas tampak kehidupan masyarakat kelas bawah. Nilai karakteryang terkandung dalam puisi Cipasung adalah religius, pengarang menggambarkan keadaan atau kondisi diri berhubugan kegiatan rutinitas petani yang sedang bekerja disawah bersama lumpur sebagai sajadah yang sama halnya dengan kegiatan ibadah, rutinitas yang diimbangi dengan niat tulus untuk
memperoleh pahala dari Tuhan bernilai ibadah. Nilai yang terkandung dalam puisi tersebut adalah peduli lingkungan dan tanggung jawab terhadap lingkungannya, yakni kampung halamannya. Terdapat sebuah ironi karena tak ‘kan ku tumbuhkan diriku memberikan gambaran penyesalan karena kemungkinan ada sebuah cita untuk daerah tercinta yang belum terlaksana, terdapat perasaan bersalah pada daerah yang dicinta atau disanjungnya. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi tersebut cinta tanah air dan semangat kebangsaaan, pengarang memiliki harapan dan pandangan bahwa hidup sesungguhnya dapat dilakukan dengan sederhana, damai hidup yang sesungguhnya adalah mimpi yang lugu dengan beberapa pengalaman yang mengesankan, unik , aneh dan menyenangkan. Namun, diakhir sajak tersebut pengarang tetap memperkuat adanya peristiwa buruk yang menimpa Indonesia sehingga tidak perlu untuk diceritakan yang kurang menarik untuk didongengkan Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi KenangKenangan yakni cinta tanah air, pengarang melukiskan kenangan yang indah ketika berada di dalam sebuah negeri tercinta, kecintaaan kepada negeri diulang lagi pada baris kedua untuk menyatakan kecintaannya kepada negeri yang sempurna Jejak karya Jama D Rahman menawarkan sebuah pandangan tentang apresiasi terhadap sejarah yang sering terlup, sering kali tidak terpikirkan
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 78
bahwa suatu keadaan terjadi karena ada sebab dan itu adalah “jejak” citraan yang dibangun dari keadaan alam mencipt sebuah imaji yang kental dengan alam dan melukiskan adanya nilai filsafat dari kehadiran tiap keadaan alam selalu gagal memahami angin yang berhembus dari rohmu dan meniup-niup debu pada jendela. Nilai karakter yang terkandung dalam puisi tersebut adalah tanggung jawab dan peduli lingkungan bahwa ada pertanda alam yang secara tidak sengaja kita rusak karena memang tidak terpikirkan. Sebuah ungkapan kekecewaan diri pada harapan-harapan yang tidak tercapai karena harus berhenti pada ketenagan hakiki “kerana bagiku riwayat sungai dan ketenangan amatlah berarti” sebuah perjalanan hidup selalu berhadapan dengan baik buruk dan terus berjalan dalam segala keadaan. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam puisi Hikayat Perahu Sampan adalah tanggung jawab dan kerja keras, pengarang mengisahkan suatu perjalan hidup yang mendamb ketenangan, kehidupan yang tenang adalah harapan, namun penghalang selalu ada dan datang maka harus dilakukan pemahaman terhadap keadaan-keadaan tersebut dengan cara toleransi untuk memberikan kesempatan kepada orang lain melakukan kegiatannya sendiri sehingga harapan ketenangan dapat terwujud. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam Puisi Mantera adalah optimis dan kerja keras Makna dari katakata dapat diartikan semacam ritual dalam upaya mendapatkan cinta kekasih, harapan akhir dari puisi diatas
jelas optimis kau jadi kau! Kasihku, selain itu bentuk tipografi untuk memunculkan daya sugesti bermakna kerja keras yang harus dijalani utnuk mencapi tujuan. SIMPULAN DAN SARAN Analisis terhadap duapuluhlima puisi dari kumpulan puisi Indonesia, Portugal dan Malaysia “Antologia De Poeticas” dengan tinjauan semiotik yang dikembangkan oleh Riffaterre untuk menemukan nilai pendidikan karakter membuahkan pemahaman makna secara total. Kandungan makna yang dipahami terhadap duapuluhlima (25) puisi tersebut melalui langkah analisis yang dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada tahap pembacaan semiotika tingkat pertama (pembacaan heuristik) atau analisis gramatikal dari duapuluhlima ditemu-kan ada delapan (8) puisi yang tergolong puisi liris dengan mengedepankan pilihan kata yang memiliki rima akhir aaaa, abab, aaab dan sebgainya, senada dengan sajak atau syair sehingga tampak adanya kerapian bentuk dan bunyi, ditemukan empatbelas puisi bebas dengan konstruksi yang variatif lebih mengedepan kan makna dan memilih kata-kata yang bersifat naratif, kemudian terdapat tiga puisi yang tergolong puisi inkonvensional dan salahsatunya berupa mantra sehingga tidak dapat artikan secara langsung bahkan membu-ahkan sebuah heterogenitas yang takgramatikal, terkoyak-koyak, dan tidak terpadu seolah-olah tidak ada kesinambungan antara baris demi baris atau larik demi larik.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 79
Nilai pendidikan karakter tersirat dalam semua puisi yang diteliti, analisis dengan pembacaan tingkat kedua membuahkan makna yang kompleks dan total dari puisi sehingga menangkap adanya nilai pendidikan karakter yang tidak disampaikan secara tersurat untuk mendapatkan nilai tersebut perlu juga ditentukan Matriks dan model yang terdapat pada setiap puisi yang merupakan inti dari makna yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian nilai pendidikan karkter dapat ditangkap.secara implisit nilai pendikankaraktertampak pada juduljudul puisi, pilihan kata atau diksi, tema, homologue, metafora, tipografi, enjambemen, alegori, dan ironi yang digunakanan dalam puisi. Bentuk-bentuk nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam kumpulan puisi yang diteliti antara lain : religius, Cinta tanah air, Ihlas, bekerja keras, tabah, rasa ingin tahu, demokratis dan semangat kebangsaan, peduli social, kreatifitas, tanggung jawab, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan optimis, pendidikan karakter tersebut menyebar dalam puisi secara tersurat maupun tersirat. Hubungan intertekstual duapuluh lima puisi yang diteliti dengan teks lain dapat membantu untuk menemukan pemahaman makna makna puisi dengan utuh. Hubungan intertekstual tersebut memperlihatkan bagai-mana teks puisi yang dipilih memiliki kesama-an dan perbedaan dengan teks-teks puisi portugal dan Malaysia. Secara keseluruhan, makna yang terkandung dalam duapuluh lima teks puisi yang diteliti dapat
merepresentasi-kan konstruksi realitas sosial budaya masyara-kat bernegara dan berbangsa sekaligus seba-gai identitas budaya bagi kelompok bangsa dan masyarakat tersebut. Pemaknaan terhadap kumpulan puisi Indonesia, Portugal dan Malaysia “Antologia De Poeticas” memperli-hatkan pula suatu pola kehidupan bernegara dan berbangsa yang selalu berusaha menjaga dan memperjuangkan identitas bangsa dan negaranya sampai akhir hayat. Masyarakat dalam negara-negara sebagian besar meyakini keberadaan Tuhan sebagai pemilik kekuasaan tertinggi yang dapat melindungi tanah air, bangsa dan negara. Setiap bangsa dalam suatu negara mengalami proses perjuangan dalam memperoleh kemerdekaan, baik secara individu, kelompok dan sebangsa. Saran yang dapat disampaikan peneliti antara lain (1) bagi pembaca karya puisi, dalam membaca puisi dengan cara memahami makna yang tersirat dalam puisi yang dibaca sehingga lebih banyak menemukan manfaat dari nilai-nilai positif yang disajikan oleh pengarang melalui karyanya (2) bagi guru pengajar bahasa dan sastra indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam menganalisis makna puisi dan untuk mengungkap nilai-nilai yang terkandung didalam puisi serta untuk pengembangan materi. (3) bagi pelajar dan mahasiswa, hasil penelitian dapat dijadikan rujukan, referensi atau bahan bacaan untuk manambah wawasan dalam memahami karya sastra khususnya puisi (4) Untuk peneliti berikutnya, dapat melakukan penelitian serupa dengan objek puisi
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 80
yang lebih baru dan lebih populer, selain itu dapat pula melakukan analisis karya sastra lain dengan kajian semiotik. DAFTAR RUJUKAN Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra EpistemologiModel, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Caps Jabrohim.2002. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kesuma dkk. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Rosda Karya Nurgiantoro, Burhan. 2010. Cetakan Ketiga. Teori Pengkajian Fiksi.. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Maria Emilia dan Danny Susanto. Kumpulan Puisi Indonesia, Portugal, Malaysia (AntologiadePoeticas). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Pradopo, Rahmat Djoko, 2010. cetakan ke VII. Beberapa Teori Sastra, Teori Kritik,danPenerapannya. Yogyakar-ta: Pustaka Pelajar. Riffatere, Michael.1978. Semiotics of Poetry. Bloomington&London: IndianaUniversity Press Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 81