NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG DITANAMKAN MELALUI HALAQOH DI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) REFAH UIN RADEN FATAH PELEMBANG
SKRIPSI SARJANA S.1 Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh SAIPUL BAHRI NIM. 10 21 0130 Jurusan Pendidikan Agama islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2015
Kepada Yth Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang Di
Hal : Pengantar Skripsi
Palembang
Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka skripsi berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG DITANAMKAN MELALUI
HALAQOH
DI
LDK
REFAH
UIN
RADEN
FATAH
PALEMBANG” yang ditulis oleh saudara SAIPUL BAHRI, NIM. 10 21 0130 telah dapat diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Raden fatah Palembang. Demikian terima kasih.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb. Pembimbing I
Palembang, September 2015 Pembimbing II
Zuhdiyah, M.Ag NIP. 19720824 200501 2 001
Nurlaila, M.Pd.I NIP. 19731029 200710 2 001
ii
Skripsi berjudul NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG DITANAMKAN MELALUI HALAQOH DI LDK REFAH UIN RADEN FATAH PALEMBANG yang ditulis oleh saudara SAIPUL BAHRI, NIM. 10 21 0130 telah dimunaqasyahkan dan dipertahankan didepan panitia penguji Skripsi pada tanggal 29 September 2015 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Palembang, 29 September 2015 Universitas Islam Negeri Raden Fatah palembang Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Panitia Penguji Skripsi Ketua
Sekretaris
Muhammad Isnaini NIP. 19740201 200003 1 004
Mardeli, M.A NIP. 19751008 200003 2 001
Penguji Utama
: DR. Abdurahmansyah, M.Ag NIP. 19730713 199803 1 003
(
)
Anggota Penguji
: Nyayu Soraya, S.Ag, M.Hum NIP. 19761222 200312 2 004
(
)
Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
DR. Kasinyo Harto, M.Ag NIP. 19710911 199703 1 004
iii
MOTTO
ِ اس أَنْ َفعُ ُه ْم لِل ِ َخْي ُر ال اس
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.”
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum...Wr..Wb Puji syukur penulis panjatkan kepada Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya. Serta penulis panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi panutan kita hingga akhir zaman. Alhamdulillah skripsi berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG DITANAMKAN MELALUI HALAQOH DI LDK REFAH UIN RADEN FATAH PALEMBANG” dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. DR. H. Aflatun Mukhtar, M.A yang telah menerima saya menjadi salah satu mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang. 2. Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Bapak DR. Kasinyo Harto, M.Ag yang telah memberikan dukungan serta bantuanya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.
v
3. Ketua jurusan PAI Ibu Zuhdiyah, M.Ag dan seluruh staf dan tata usaha Prodi PAI serta seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah Palembang, yang telah memberikan ilmu dan pengalamanya. Semoga menjadi amal jariyah untuk kita bersama. 4. Ibu Zuhdiyah, M.Ag selaku pembimbing satu yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengoreksi dan memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Nurlaila, M.Pd.I selaku pembimbing kedua yang telah memberikan perhatian, motivasi, dorongan, serta saran kepada penulis selama menjalani proses bimbingan dan akademik. 6. Kedua orang tuaku Muhammad Ikhsan dan Mutmainah yang telah memberikan kepercayaan, doa dan restu sehingga dapat menyelesaikan kuliah dengan baik. 7. Ustadz dan ustadzah, para qiyadah, Murabbi, serta ikhwafillah sekalian yang menjadi penyegar dan penyejuk fikiran, hati dan jiwa untuk mencapai citacitaku 8. Teman-teman seperjuangan dalam dakwah dan juga bangku kuliah yang selalu berjuang dan tidak kenal lelah karena Allah SWT serta memberikan doa dan motivasi sehingga mampu menyelesaikan amanah dengan baik. Semoga menjadi amal sholeh untuk kita semua.
vi
9. Rekan-rekan seperjuangan di Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan terkhusus PAI 04 angkatan 2010 dan Ikhwafillah sekalian ADK‟10, LDK Refah, yang dengan Ikhlas membantu dan mendo‟akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan yang paling penting adalah bahwa perjuangan kita belum selesai untuk mengembalikan kejayaan Islam. 10. Saudara-saudaraku dalam lingkaran-lingkaran kecilku yang penuh dengan cinta dan kasih sayang serta komitmen dalam amanah. 11. Terkhusus juga buat seluruh pengurus LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang, syukron jazakallah atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Ikhwafillah yakinlah pengorbanan kalian tidak akan pernah sia-sia dan hanya Allah lah yang mampu dan berhak untuk membalas semua kebaikan-kebaikan antum wa antunna sekalian. Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit aqdaamakum...
Palembang,
September 2015
Penulis
Saipul Bahri NIM: 10 21 0130
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii ABSTRAK ............................................................................................................ xv BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. H. I.
BAB II
Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 Identifikasi Masalah ....................................................................... 10 Batasan Masalah ............................................................................. 11 Rumusan Masalah .......................................................................... 11 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................................................... 11 Kerangka Teori ............................................................................... 12 Kajian Pustaka ................................................................................ 18 Metodologi Penelitian .................................................................... 19 Sistematika pembahasan ................................................................ 23
LANDASAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .................................................... 25 1. Pengertian Nilai ........................................................................ 25 2. Pengertian pendidikan karakter ................................................ 27 3. Dasar, Tujuan, Landasan, Prinsip Dan Peranan Pendidikan Karakter .................................................................................... 30 4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter .............................................. 45 B. Halaqoh .......................................................................................... 47 1. Pengertian Halaqoh .................................................................. 47 2. Peran, Tujuan, Serta Urgensi Halaqoh ..................................... 56 3. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah ................................................. 61 4. Program Pembinaan Dalam Halaqoh ....................................... 65
viii
BAB III
SETTING WILAYAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ................................................................. 68 B. Letak Geografis Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ................................................................. 70 C. Struktur Kepengurusan Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ......................................................... 71 D. Visi Misi Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ...................................................................................... 77 E. Program Kerja Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ................................................................. 78 F. Keadaan Anggota Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ................................................................. 92 G. Sarana Dan Prasarana Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ......................................................... 93
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh Di Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ...................................................................................... 96 B. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh Di Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ..................................................................................... 101 C. Implementasi Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh Di Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang ................................................................ 104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 130 B. Saran-saran .................................................................................... 132
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ..................................................................44 2. Daftar Nama Ketua Umum LDK Refah ......................................................68 3. Program Kerja Departemen Kaderisasi .......................................................78 4.
Program Kerja Departemen Syi‟ar .............................................................80
5. Program Kerja Departemen Media .............................................................83 6. Program Kerja Departemen DANUS ..........................................................84 7. Program Kerja Departemen Kemuslimahan ...............................................86 8. Program Kerja Biro Kestari ........................................................................88 9. Data Anggota LDK Refah 2014 ..................................................................91 10. Sarana Dan Prasarana LDK Refah ..............................................................92 11. Apakah anda sering melakukan sholat lima waktu di masjid .....................104 12. Apakah anda sering membaca Al-Qur‟an ...................................................105 13. Apakah anda sering melakukan infaq/sedekah ...........................................105 14. Apakah anda sering melakukan sholat malam (tahajut) .............................106 15. Apakah anda sering melakukan puasa sunah senin/kamis ..........................106 16. Apakah anda sering memenuhi janji ...........................................................107 17. Apaka anda sering berkata jujur ..................................................................107 18. Apakah anda sering menyampaikan amanah dengan jujur .........................108 19. Apakah anda sering mengerjakan apa yang anda katakana ........................108
x
20. Apakah anda sering meminta izin ketika hendak memakai barang milik orang lain ...............................................................................................................109 21. Apakah anda sering menjenguk orang yang sakit .......................................109 22. Apakah anda sering membantu orang yang sedang kesusahan ...................110 23. Apakah anda sering mendonorkan darah ....................................................110 24. Apakah anda sering ikut kegiatan gotong royong .......................................111 25. Apakan anda sering menghadiri undangan .................................................111 26. Apakah anda sering memotivasi/menasehati ..............................................112 27. Apakah anda sering sholat tepat waktu .......................................................112 28. Apakah anda sering mentaati peraturan ......................................................113 29. Apakah anda sering melkasanakan agenda harian tepat waktu ..................114 30. Apakah anda sering datang kuliah tepat waktu ...........................................114 31. Apakah anda sering datang Halaqoh tepat waktu .......................................115 32. Apakah anda sering melaksanakan tugas kuliah .........................................115 33. Apakah anda sering membersihkan rumah .................................................116 34. Apakah anda sering ikut bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan ..116 35. Apakah anda sering membayar hutang .......................................................117 36. Apakah anda sering menyelesaikan pekerjaan rumah ................................117 37. Apakah anda sering mengkritisi kondisi sosial ...........................................118 38. Apakah anda sering membuat/menciptakan sesuatu yang baru ..................119 39. Apakan anda sering menyampaikan ide dalam rapat ..................................119 40. Apakah anda sering menyelesaikan pekerjaan anda sendiri .......................120
xi
41. Apakah anda sering membaca dan mentadaburi Al-Qur‟an .......................120 42. Apakah anda sering mengikuti perkembangan berita .................................121 43. Apakah anda sering ke perpustakaan untuk membaca buku .......................121 44. Apakah anda sering membaca buku ............................................................122 45. Apakah anda sering membaca buku-buku agama .......................................122 46. Apakah anda sering membac buku-buku umum .........................................123 47. Apakah anda sering menghadiri kegiatan organisasi kemahasiswaan ........123 48. Apakah anda sering menghadiri kegiatan kemasyarakatan ........................124 49. Perhitungan mean (X) .................................................................................126 50. Distribusi frekuansi dan persentase TSR ....................................................128
xii
ABSTRAK Penelitian ini berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER YANG DITANAMKAN MELALUI HALAQOH DI LDK REFAH UIN RADEN FATAH PALEMBANG”. Pendidikan karakter merupaan unsur terpenting dalam pembentukan generasi muslim yang berkualitas. Fenomena dan realita kehidupan yang menampilkan perilaku-perulaku negatif dikalangan generasi muda terutama mahasiswa membuat kita harus mencari solusi untuk memperbaiki kondisi moral dan perilaku kearah yang lebih baik. Fenomena dan realita tersebut juga terjadi di lingkungan kampus. Hal inilah yang membuat LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang memberi solusi alternatif dengan melakukan program pembinaan terhadap mahasiswa secara kontinyu yaitu Halaqoh yang bertujuan membentuk generasi muslim yang sholeh terkhusus mahasiswa serta menekankan kepada nilai-nilai karakter atau akhlakul karimah. Halaqoh diharapkan mampu menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang dengan menanamkan materi-materi yang mengandung nilai-nilai karakter serta implementasinya dalam kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa kuantitatif (persentase) yang didukung dengan teknik analisa deskriptif kualitatif yaitu melalui wawancara dan observasi serta dokumentasi untuk mendapatkan bahan-bahan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam penelitian ini, peneliti dengan dibantu oleh orang lain dalam melakukan pengumpulan data dari informan melalui wawancara, observasi, serta dikuatkan dengan dokumentasi. Dalam penelitian ini, informan sebagai sumber primer yang terdiri dari Mutarabbi atau peserta Halaqoh, Murabbi atau pembin Halaqoh, dan pengurus LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang, serta buku-buku yang berhubungan dengan Halaqoh sebagai pelengkap atau data sekunder. Hasil dari penelitian penulis, Halaqoh dilakukan dengan proses menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui materi-materi yang diajarkan serta melalui program-progran yang dilakukan dalam proses pembelajaran Halaqoh. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah meliputi nilai religius, kejujuran, bersahabat, disiplin, tanggung jawab, rasa ingin tahu, peduli sosial, peduli lingkungan, dan gemar membaca. Nilai tersebut diimplementasikan dalam sikap dan sifat Mutarabbi dalam proses pembelajaran Halaqoh maupun diluar proses Halaqoh di LDK Refah. Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang dapat dikategorikan sedang atau cukup baik, terbukti dari 40 mutarabbi yang menjadi responden terdapat 34 orang mutarabbi atau 85% menyatakan sedang atau cukup baik. Sedangkan responden yang menyatakan tinggi 4 orang mutarabbi atau 10%, dan menyatakan rendah memiliki persentase 5% dengan jumlah mutarabbi 2 orang mutarabbi.
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahkluk yang tidak bisa berlepas diri dari pendidikan, yaitu sebagai pelaku pendidikan itu sendiri (menjadi pendidik atau peserta didik). Dengan kata lain, manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya sendiri.1 Inilah yang menjadi titik beda antara pemberian akal dari Allah SWT kepada manusia dan pemberian akal kepada binatang atau yang lainnya. Manusia sebagai individu merupakan objek bagi campur tangan sebuah tindakan pendidikan. Dengan campur tangan itu manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Struktur antropologisnya yang terbuka pada lingkungan memungkinkan terjadinya intervensi entah sadar atau tidak yang berasal dari luar dirinya yang menjadikan manusia itu menjadi berpendidikan dan berpengetahuan.2 Rasulullah SAW bersabda:
ََ ُك ْن َعالِ ًما اَْو ُمتَ َعلِ ًما اَْو ُم ْستَ ِم ًعا اَْو ُُِبًا َو:صلى اهُ َعلَْي ِ َو َسلم َ َق َ ِِ ال ال ِ ُرَوا ُ الْبَ ْي َه ِق َ تَ ُك ْن َخ ِام ًسا فَتُ ْهل َ ك 1
Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 90 2 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global, (Jakarta: grasindo, 2010), hlm. 45
1
2
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: “Jadilah kamu orang yang berilmu, atau pencari ilmu, atau orang yang mendengarkan, atau orang yang mencintai ilmu, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima nanti kamu bisa celaka.” (H.R. Baihaqi) Dari hadits di atas menjelaskan bahwa kita sebagai manusia sekaligus umat Muhammad SAW, di perintahkan untuk menjadi orang-orang yang berilmu, artinya orang-orang yang mengenyam pendidikan, orang yang belajar, orang yang mendengarkan pembelajaran, ataupun orang yang mencintai pendidikan dan tidak boleh menjadi orang yang selain itu karena akan menimbulkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain. Nurani Soyomukti mengatakan dalam bukunya teori-teori pendidikan bahwa aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan dalam pendidikan antara lain: penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, perubahan perilaku.3 Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.4 Paradigma pendidikan yang selama ini diterapkan, menyebabkan proses dan materi pendidikan lebih mengutamakan pengembangan intelektual, yang bertujuan
3 4
Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 60 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta:Gunung Agung, 1982), hlm. 75
3
membentuk manusia yang mampu bersaing di dunia global. Namun pembangunan manusia kompetitif tidak sekaligus membentuk manusia yang berkarakter. Pluralisme masyarakat juga menyebabkan sulitnya menanamkan nilai-nilai yang bersifat pendidikan karakter. Buku kecerdasan emosional maupun pendidikan karakter disambut bagaikan terbitnya matahari yang dapat menerangi gelapnya hati manusia. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia (Umat Islam). Baik itu pendidikan formal, informal, maupun non formal. Pendidikan Islam berperan sebagai pencetak generasi-generasi muslim yang tangguh yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang ilmu pengetahuan. Baik itu ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum. Pada abad sekarang ini, pendidikan merupakan satu agenda yang masih banyak di perbincangkan oleh para pakar pendidikan. Mereka berkumpul untuk membahas dan mengkaji dengan menyatukan semua keunggulan atau kemampuan yang mereka miliki. Pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan untuk dieksplor dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah dan ciri-ciri atau karakter bangsa untuk mewujudkan insan-insan yang berwawasan baik itu di bidang ilmu pengetahuan maupun ilmu agama sehingga akan menjadikan insan yang unggul dibidangnya. Maka dari itulah pendidikan ini sangatlah penting untuk dilaksanakan sebagaimana yang diamanahkan oleh UU Republik Indonesia seperti dibawah ini. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 yakni, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
4
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.5 Yusuf Al-Qardhawi bahwa pendidikan Islam ini tidak Hanya mengajarkan tentang satu aspek keilmuan, tetapi pendidikan Islam ini mengajarkan kepada seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu yang meliputi aspek akal, hati, jasmani dan rohani, akhlak, dan sikap serta tingkah laku.6 Dalam pendidikan Islam semua aspek kebaikan bersumber dari Allah Swt. yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah (hadits Nabi). Al-Qur‟an merupakan sumber utama referensi agama Islam dalam menentukan berbagai hukum. Dalam surat Al-Baqoroh ayat (1-2):
ۡ ت
ٗ ۛ ٱ ۡ ٰت َ ۡ ۛ ف
ٰ
ٓٓ
Artinya: Alif laam miin, Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Qs. Al- Baqarah: 1-2). Islam menyebutkan orang yang baik dan berperilaku positif itu mereka orangorang yang bertaqwa yang tidak meragukan Al-Qur‟an. Allah juga menyebutkan bahwa Al-Qur‟an merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa yang pada dasarnya adalah mereka yang mempunyai karakter dan bertujuan untuk menjadikan manusia yang seutuhnya (insan kamil). 5
UU RI No 14 Tahun 2005 Dan Permendiknas No 11 Tahun 2011 Tentang Guru Dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2012), hlm. 59 6 Yusuf Al Qardhawi. Pendidikan Islam Dan Madrasah Hasan Al Banna. (Jakarta: Rabbani Press, 2005), hlm. 57
5
Dalam Islam penggagas pendidikan karakter yang sudah ada sejak jaman dahulu adalah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan teladan bagi umat manusia seluruh alam. Di dunia ini tidak ada satu makhluk pun yang lebih berkarakter dari pada Nabi Muhammad SAW. Tulisan-tulisan yang membahas tentang adanya pendidikan karakter sudah banyak, yang meliputi beberapa aspek dari pendidikan karakter yang sudah disebutkan di atas. Ketertarikan penulis dalam mengkaji dan memahami ajaran Islam secara mendalam menginspirasi penulis untuk menuangkan ide dan memberikan sedikit sumbangsih ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan yang sedang mengalami kemerosotan, karena tidak adanya tindakan nyata dari Pemerintah. Pendidikan karakterlah yang sangat diperlukan ketika seseorang sudah tidak ada lagi kepedulian akan tindakan nyata. Pendidikan merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba (abd) dihadapan Khaliq-nya dan sebagai “pemelihara” (khalifah) pada semesta (Tafsir, 1994). Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapakan peserta didik (generasi penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat (lingkungan), sebagai tujuan akhir dari pendidikan. Pendidikan Islam dalam kehidupan didasari oleh nilai-nilai yang suci dan bersih. Yaitu yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Dalam pelaksanaanya, pendidikan Islam harus mampu mentransformasikan nilai-nilai pendidikan Islam dan
6
karakter dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu menumbuhkan dan melahirkan masyarakat yang modern dan berpegang teguh pada agama Islam Allah SWT berfirman,
ۡٱ
ع
أۡث
ۡ ۡ ٱ ۡ ۡع ف ت ۡ ۡخ ۡ ٗ ۚ ۡ ٱ
ت ۡأ أ ۡ ٱ ۡ ٰت
أ ۡخ ج ۡت
أ
ۡتۡ خ
ۡ ء
ه ٱل
ۡت ١
ٰ ۡٱ
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orangorang yang fasik.(Qs. Al-Imran:110)7 Ayat di atas menjelaskan dan menegaskan kepada kita bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan untuk manusia yang mengerjakan amal ma‟ruf dan nahi mungkar. Inilah yang menjadi orientasi dari menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh. Dalam kehidupan sehari-hari kata moral sering dipakai dengan pengertian yang lain yaitu budi pekerti, akhlak, nilai etika, dan sebagainya, meskipun satu
7
hlm. 50
Departemen Agama RI, AL-Qur‟an Dan Terjemahnya, (Bandung: Syamil Qur‟an, 2009),
7
dengan yang lain memiliki perngertian yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa yunani “velue” yang artinya berdaya guna dan berlaku.8 Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, dan indah untuk memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai yang bersumber pada budi yang berfungsi untuk mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai juga diartikan sebagai standar tingkah laku dan kebenaran yang mengikat masyarakat manusia, sehingga menjadi kepatutan untuk dijalankan dan dipertahankan. Salah satu metode yang digunakan untuk menanamkan niai-nilai pendidikan karakter adalah Halaqoh meskipun sering kali metode ini dipandang sebelah mata dan klasik tetapi diyakini mampu mencetak insan-insan yang berkualitas dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan keislaman melalui Halaqoh. Halaqoh adalah sebuah istilah yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran Islam (tarbiyah Islamiyah). Istilah halaqoh (lingkaran) biasanya digunakan untuk menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji ajaran Islam. Jumlah peserta dalam kelompok kecil tersebut berkisar antara 3-12 orang. Mereka mengkaji Islam dengan manhaj (kurikulum) tertentu. Biasanya kurikulum tersebut berasal dari Murobbi yang mendapatkannya dari organisasi yang menaungi halaqah tersebut. Di beberapa
8
Diane Talman dan Diane Soe, Living Values Activities For Cildren 3-7 Tahun terjemah Adi Respati, (Jakarta: Grasindo gramedia Widya Sarana Indonesia, 2005), hlm. 50
8
kalangan, halaqoh disebut juga dengan mentoring, ta„lim, pengajian kelompok, tarbiyah atau sebutan lainnya. Satria Hadi Lubis, halaqoh merupakan istilah yang berhubungan dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah).9 Sedangkan Muhammad Sajirun Halaqoh berasal dari bahasa arab halqah yang berarti kumpulan orang-orang yang duduk melingkar.10 Jadi Halaqoh merupakan istilah yang digunakan dalam dunian pendidikan Islam dengan cara duduk melingkari seorang ustad/ustadzah serta mengkaji agama Islam secara berkelanjutan yang didalamnya terdapat beberpa agenda antara lain membaca basmalah, tilawah Qur‟an, tausiyah, materi, diskusi dan tanya jawab soal materi dan hal-hal lain yang dianggap perlu. Allah SWT berfirman
ۖۡ
ۡ ت ح ْ ف ٱ ۡ ٰج
ف ۡٱف ح ْ ۡ ح ٱل ۡأ ت ْ ٱۡع
ٱ
ۡ
ْ
ء
ْٓ
ْ ۡ فع ٱل ٱ ٞ خ
ْ فٱ ش ت ۡع
ء
ٱ
ٰ ٓأ
ٱش ٰج ۚت ٱل
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. AlMujadillah:11)11
9
Satria Hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usrah), (Tanggerang: FBA Press, 2006),
hlm. 16 10 11
hlm. 542
Muhammad Sajirun, Manajemen Halaqoh Efektif, (Solo: Era Intermedia, 2011), hlm. 68 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, (Bandung: Syamil Qur‟an, 2009),
9
Ayat di atas menjelaskan tentang urgensi majlis termasuk Halaqoh yang mengkaji keislaman. Di mana dengan optimalnya majlis ilmu tentu akan menambah wawasan Murabbi maupun Mutarobbi tentang ilmu keislaman yang nantinya dengan wawasan itu akan menumbuhkan karakter dalam kehidupan bermasyarakat. Ayat ini juga menjadi pijakan dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap individuindividu muslim. Halaqoh adalah sekumpulan orang yang ingin mempelajari dan mengamalkan Islam secara serius. Biasanya mereka terbentuk karena kesadaran mereka sendiri untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara bersama-sama (amal jama‟i). Kesadaran itu muncul setelah mereka bersentuhan dan menerima dakwah dari orangorang yang telah mengikuti halaqoh terlebih dahulu, baik melalui forum-forum umum, seperti tabligh, seminar, pelatihan atau dauroh, maupun karena dakwah interpersonal (dakwah fardiyah). Biasanya peserta halaqoh dipimpin dan dibimbing oleh seorang Murobbi (pembina). Murobbi disebut juga dengan mentor, pembina, ustdaz (guru), mas‟ul (penanggung jawab),12 atau naqib (pemimpin). Murobbi bekerjasama dengan peserta halaqoh untuk mencapai tujuan halaqoh, yaitu terbentuknya muslim yang Islami dan berkarakter da„i (takwinul Islamiyah wa da‟iyah). Dalam mencapai tujuan tersebut, murobbi berusaha agar peserta hadir secara rutin dalam pertemuan halaqoh tanpa
12
Satria Hadi Lubis, Menggairahkan Perjalanan Halaqoh, (Yogyakarta: ProYou Media, 2010), hlm. 45
10
merasa jemu dan bosan. Kehadiran peserta secara rutin penting artinya dalam menjaga kekompakkan halaqah agar tetap produktif untuk mencapai tujuannya. Salah satu lembaga yang menggunakan sistem pendidikan Halaqoh dalam menanamkan nilai-nilai karakter adalah Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang. Lembaga Dakwah Kampus Refah merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus yang fokus dalam kegiatan Dakwah Islamiyah di lingkungan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Sesuai dengan jargon yang mereka usung yaitu “Membentuk Generasi Rabbani Mewujudkan Kampus Islami” LDK Refah merupakan lembaga yang berusaha menanamkan nilai-nilai karakter dan suasana religiusitas di lingkungan kampus UIN Raden Fatah Palembang. Berbagai kegiatan dan program telah dilaksanakan oleh LDK Refah yang memprioritaskan pada kegiatan yang menanamkan nilai-nilai karakter serta keislaman. Misalnya Halaqoh, Kuliah Duha, Sekolah IT, kegiatan PHBI, seminar-seminar Keislaman dll. Salah satu dari berbagai macam kegiatan LDK Refah yang sangat urgen adalah pembinaan untuk menanamkan Nilai-nilai karakter dan keislaman. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Halaqoh yang ditujukan untuk Semua kader LDK Refah yang terdiri dari mahasiswa baru yang baru bergabung dan pengurus aktif LDK Refah
B. Identifikasi Masalah
11
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang teridentifikasi yaitu: 1. Halaqoh merupakan sarana pendidikan yang berfungsi dan berperan aktif dalam pembinaan. 2. Halaqoh sebagai sistem pendidikan menjadi alternatif dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Nilai-nilai pendidikan karakter yang belum begitu muncul dan optimal dalam Halaqoh tersebut. 4. Situasi dan kondisi yang kurang kondusif serta konstruktif dalam kegiatan Halaqoh. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, cukup banyak masalah yang dapat diteliti. Namun dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah dalam hal nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang D. Rumuan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat di ambil beberapa rumusan masalah di antaranya sebagai berikut: 1. Bagaimana pendidikan karakter yang ditanamkan melalui Halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang? 2. Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang ditanamkan melalui Halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang?
12
3. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pendidikan karakter yang ditanamkan melalui Halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang? 2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang ditanamkan melalui Halaqoh di LDK Refah 3. Mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang F. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini di harapkan menjadi bahan masukan, bagi lembaga-lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non formal serta seluruh masyarakat. 2. Sebagai acuan bagi LDK Refah dan lembaga-lembaga formal maupun non formal untuk meningkatkan SDM yang notabenya akan menjadi generasi penerus di lembaga-lembaga tertentu
dalam hal ini Lembaga Dakwah
Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang 3. Sebagai bahan informasi ilmiah mengenai nilai-nilai pendidikan karakter di Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang.
13
4. Penelitian ini berguna bagi penulis dalam mengembangkan khazanah keilmuan dan wawasan penulis mengenai nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh serta upaya dalam mengimplementasikanya. G. Kerangka Teori 1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Nilai berasal dari bahasa yunani “velue” yang artinya berdaya guna dan berlaku.13 Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, dan indah untuk memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai yang bersumber pada budi yang berfungsi untuk mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai juga diartikan sebagai standar tingkah laku dan kebenaran yang mengikat masyarakat manusia, sehingga menjadi kepatutan untuk dijalankan dan dipertahankan. Nilai adalah bagian dari potensi manusiawi seseorang, yang berada dalam dunia ruhaniyah (batiniah spiritual). Nilai ini sangat besar pengaruhnya serta penting perananya dalam setiap perbuatan dan penampilan manusia. Nilai itu adalah nilai yang membantu orang lebih baik hidup bersama dengan orang lain dan dunianya (learning to live together) untuk menuju kesempurnaan. Nilai itu menyangkut berbagai bidang kehidupan seperti hubungan sesama, diri sendiri, hidup bernegara, alam dunia dan Tuhan yang melibatkan unsur kognitif, afektif dan psikomotorik.14
13
Diane Talman dan Diane Soe, Living Values Activities For Cildren 3-7 Tahun terjemah Adi Respati, (Jakarta: Grasindo gramedia Widya Sarana Indonesia, 2005), hlm. 50 14 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 50
14
Nilai-nilai karakter pada hakekatnya adalah sebuah prinsip nilai-nilai sikap dan tingkah laku manusia dalam hidupnya. Yang mana dari masing-masing manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Dari beberapa definisi tersebut dapat kita ketahui dan rumuskan bahwa nilai adalah sesuatu yang berharga, indah dan berguna yang membantu manusia menjadi lebih baik dalam kehidupanya, serta prinsip-prinsip nilai, sikap, tingkah laku manusia dalam hidupnya untuk menjadi Insan kamil artinya menjadi manusia yang sempurna. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pendidikan dan karakter. Kita ketahui bahwa pengertian pendidikan begitu banyak versi yang menyebutkan. Salah satunya adalah Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama tahun 1930 mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagianbagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.15 Sedangkan pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
15
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 50
15
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”16 Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter juga berasal dari bahasa Yunani “kharakter” yang berakar dari diksi “kharassein‟ yang berarti memahat atau mengukir, sedangkan dalam bahasa latin karakter bermakna membedakan tanda. Dalam bahasa Indonesia, karakter dapat diartikan sebagai sifat kejiwaan/tabiat/watak.17 Pendidikan karakter juga mempunyai pengertian suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan
16
UU RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, (Bandung: Citra Umbara, 2014), hlm. 9 17 Sri Narwanti, Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran, (Yogyakarta: Familia, 2011), hlm. 100
16
aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan. Dari beberapa pembahasan mengenai definisi pendidikan karakter tersebut, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah upaya dan usaha sadar yang dilakukan memajukan bertumbuhnya budi pekerti atau karakter serta mengembangkan potensi pada seseorang yang mencakup pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam hidup dan lingkunganya 3. Halaqoh Halaqah atau halqah artinya lingkaran. Kalimat halqah min al-nas (
ح
) artinya kumpulan orang yang duduk.18 Menurut istilah halaqah diberi definisi sebagai berikut: Hasan Alwi mendefinisikan halaqah sebagai cara belajar atau mengajar dengan duduk di atas tikar dan posisi melingkar.19 Sedangkan Abudin Nata mendefinisikan Halaqah adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan muridmurid dengan melingkari guru yang bersangkutan. Biasanya duduk dilantai serta berlangsung secara kontinyu untuk mendengarkan seorang guru membacakan dan menerangkan kitab karangannya atau memberi komentar atas karya orang lain.20 Satria Hadi Lubis, Halaqoh merupakan istilah yang berhubungan erat dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran Islam (Tarbiyah 18
Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2004), hlm. 30 Ibid. 20 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hlm. 34 19
17
Islamiah).21 Sedangkan Muhammad Sajirun, halaqoh berasal dari bahasa arab haqah yang berarti kumpulan orang-orang yang duduk melingkar.22 Halaqoh ini sebagai gambaran sekelompok kecil muslim yang mengkaji Agama Islam secara rutin.
ۖۡ
ۡ ت ح ْ ف ٱ ۡ ٰج
ف ۡٱف ح ْ ۡ ح ٱل ۡأ ت ْ ٱۡع
ٱ
ۡ
ْ
ء
ْٓ
ْ ۡ فع ٱل ٱ ٞ خ
ْ فٱ ش ت ۡع
ء
ٱ
ٰ ٓأ
ٱش ٰج ۚت ٱل
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al- Mujadillah: 11).23 Ayat di atas menjelaskan tentang urgensi majlis termasuk halaqoh yang mengkaji ilmu-ilmu keislaman. Juga bagaimana dengan halaqoh ini seorang murabbi bisa menanamkan nilai-nilai karakter sehingga selain bisa menambah wawasan keislaman, seorang Mutarobbi juga sekaligus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dari definisi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa Halaqoh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh murid-murid dengan melingkari guru atau
21
Satria Hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usrah), (Tanggerang: FBA Press, 2006),
22
Muhammad Sajirun, Manajemen Halaqoh Efektif, (Solo: Era Intermedia, 2011), hlm. 68 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, (Bandung: Syamil Qur‟an, 2009),
hlm. 40 23
hlm. 542
18
Ustad/ustadzah yang mengajar, khususnya pengajaran tentang keislaman yang berkisar antara 3-12 orang yang mengkaji Islam (Kurikulum) tertentu. Ali Abdul Halim Mahmud, mengemukakan pendapatnya tentang sistem Halaqoh yang tak tergantikan: “Tarbiyah melalui sistem Halaqoh merupakan tarbiyah yang sesungguhnya dan tak tergantikan, karena dalam sistem Halaqoh inilah di dapatkan kearifan, kejelian dan langsung dibawah asuhan seorang Murabbi yang merupakan pemimpin dalam Halaqoh itu sendiri. Sedangkan program-programnya bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul yang di atur dalam jadwal yang sudah dikaji sebelumnya”.24 H. Kajian Pustaka Penelitian ini membahas tentang masalah nilai-nilai pendidikan karakter di LDK Refah UIN Raden fatah Palembang. Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang direncanakan dan memiliki keterikatan dengan penelitian yang akan diteliti. Menunjukan bahwa skripsi ini belum ada yang membahasnya. Namun keterikatan dengan penelitian sebelumnya akan memberikan deskripsi tentang permasalahan yang akan diteliti. Di antara skripsi yang relevan serta mempunyai keterikatan dengan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: Ida Kurniawati dalam skripsinya Konsep Pendidikan Karakter Dalan Islam, menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, yaitu pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadits, serta nilai-nilai budaya
24
Ali Abdul Halim Mahmud, Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, (Solo: Era Intermadia, 2000), hlm. 150
19
bangsa yang sesuai dengan kepribadian manusia-manusia Indonesia. Pendidikan karakter di Indonesia ini mencakup tiga aspek yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral acting. Hal ini senada dengan pendidikan Islam yaitu tujuan pendidikan Islam yaitu yang mencakup tiga aspek jasmaniah, ruhaniah, dan akal. Wildan Fathul Mu‟in dalam skripsinya Model Pendidikan Karakter di Sekolah Islam Moderen (Studi pada SMP Pondok Moderen Selamat). Di dalam penelitian tersebut mengkaji model pendidikan karakter yang diterapkan di lingkungan pondok moderen Selamat dan relevansinya dalam membentengi siswa dari perilaku-perilaku negatif yang tidak layak dilakukan siswa. Ada beberapa pilar karakter yang dikembangkan di pondok pesantren Modern Selamat, di antaranya karakter cinta Allah dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran, diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong, percaya diri dan pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, baik dan rendah hati, toleransi, kedamaian dan kesatuan, Dengan karakter ini nantinya menjadikan anak tumbuh dan memiliki akhlak mulia dan terhindar dari dekadensi moral yang sedang melanda negeri ini.
I. Metodologi Penelitian 1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian
20
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan, menggambarkan, dan menguraikan pokok permasalahan yang hendak di bahas dalam penelitian ini kemudian ditarik kesimpulan. jadi data kualitatif tidak memakai data melainkan berupa penjabaran di dalam kaliamat. b. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif artinya penelitian yang berusaha untuk menerangkan pemecahan masalah (mendeskripsikan) yang ada sekarang berdasarkan data-data dan faktafakta. 2. Jenis Dan Sumber Data a. Jenis Data Data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, Data kualitatif adalah data hasil observasi/wawancara sebagai data pendukung. b. Sumber Data 1. Data Primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya. Seperti Pembina Halaqoh (Murabbi), Peserta Halaqoh (Mutarobbi), serta pengurus inti LDK Refah 2. Data sekunder yaitu data penunjang dalam penelitian ini seperti literature, buku-buku penunjang yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Populasi Dan Sampel Penelitian
21
Jumlah populasi dalam penelitian ini, terdiri dari beberapa angkatan yaitu angkatan 2011, 2012, 2013, dan angkatan 2014. Jumlah keseluruhan adalah 400 orang mutarabbi. Dengan jumlah masing-masing adalah angkatan 2011 berjumlah 92 orang mutarabbi, angkatan 2012 berjumlah 110 orang mutarabbi, angkatan 2013 berjumlah 96 orang mutarabbi, dan angkatan 2014 berjumlah 102 orang mutarabbi. Penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah total anggota LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang. Yaitu 10% dari 400 berjumlah 40 orang mutarabbi. 4. Teknik Pengumpulan Data Data-data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan menggunakan metode sebagai berikut: a. Observasi Metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan tujuan langsung kelapangan secara sistematis terhadap objek yang diteliti oleh peneliti.25 yaitu tentang pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah, niai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah, dan implementasinya dalam halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang. b. Wawancara Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah, nilai-nilai 25
Muhammad Isnaini, Metodologi Penelitian, (Palembang: IAIN Raden Fatah, 2010), hlm. 17
22
pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah, dan implementasi pendidikan karakter dalan Halaqoh di LDK Refah serta wawancara langsung dengan pengurus inti, pembina halaqoh(Murabbi), dan mutarabbi tentang kondisi LDK Refah. c. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang profil LDK Refah, jumlah kader, struktur organisasi LDK Refah, sarana dan prasarana, serta aktifitas lainya dalam penelitian ini. Metode ini juga berfungsi sebagai pelengkap data. d. Angket Metode ini ditujukan kepada responden yang menjadi sampel penelitian yakni siswa, dengan menyebar angket berupa pernyataan yang bertujuan untuk memperoleh data melalui responden kepada siswa tentang implementasi nilainilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden fatah palembang. 5. Teknik Analisis Data Dalam hal ini, penulis menggunakan dua teknik analisa data yaitu analisa data kuantitatif (persentase) yang didukung dengan teknik analisa deskriftif kualitatif yang di kemukakan oleh matthew B.Miller dan A. Michael Huberman. Kemudian penulis mengambil sisi/respon yang paling dominan secara keseluruhan dari hasil penelitian yang dilakukan dalam menyimpulkan jawaban. Dalam persentase, penulis menganalisanya dengan
23
a.
Menghitung Distribusi Frekuensi yang merupakan rumus statistik deskriptif yang dapat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dalam satu variabel, dengan rumus Presentasi yaitu: x 100
b. Menghitung Standar Deviasi dengan melihat nilai rata-rata tinggi, sedang dan rendah (TSR) Setelah dikelompokan, penulis menarik kesimpulan dari data tersebut sehingga dapat menjawab pokok masalah dalam penelitian ini. Untuk menganalisa berbagai fenomena dilapangan, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Pengumpulan informasi melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. b. Reduksi data yaitu proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstraksi dan mengubah data kasar kedalam catatan kasar. a. Sajian data yaitu suatu cara merangkai data dalam suatu penelitian yang memudahkan dalam pembuatan kesimpulan atau tindakan yang diusulkan. b. Verifikasi data yaitu penjelasan tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukan hasil dari penelitan ini.26 J. Sistematika Pembahasan
26
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm 167
24
Sistematika Pembahasan Penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dan masing-masing bab dibagi dalam sub-bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I :
PENDAHULUAN yang di dalamnya mencakup latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, kajian pustaka, definisi operasional,
metodologi
Penelitian, teknik pengumpulan data, dan sistematika pembahasan. BAB II : LANDASAN TEORI. Bab ini membahas tentang Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh Di LDK Refah meliputi: Pengertian nillai, pengertian pendidikan, pengertian karakter, pengertian pendidikan karakter dan pengertian Halaqoh, serta model atau metode yang digunakan oleh Murabbi dalam Halaqoh, juga program pembinaan dalam halaqoh. BAB III : DESKRISI WILAYAH PENELITIAN. Bab ini memuat tentang :1. Sejarah Berdirinya Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden fatah Palembang dan Letak Giografis Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang. 2. Visi, Misi dan Program Kerja Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palemabang 3. Keadaan Pengurus dan anggota Lembaga Dakwah kampus Refah UIN Raden Fatah palembang. 4. Fasilitas atau Sarana dan Prasarana di Lembaga Dakwah Kampus Refah IAIN Raden Fatah Palembang.
25
BAB IV : ANALISIS DATA. Bab ini membahas tentang Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh Di Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang meliputi : Halaqoh, proses pendidikan dalam Halaqoh, proses pembelajaran Halaqoh di LDK Refah, serta implementasi pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah. BAB V:
PENUTUP. Berisikan dari keseluruhan pembahasan yang dibagi dalam kesimpulan, saran, dan bagian akhir (daftar rujukan,lampiran-lampiran
BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter 1. Pengertian Nilai Istilah value yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi nilai dan dapat dimaknai sebagai harga. Namun ketika dihubungkan dengan suatu objek atau sudut pandang tertentu, “harga” yang terkandung di dalamnya memiliki tafsiran yang bermacam-macam. Perbedaan tafsiran tentang harga suatu nilai tidak hanya disebabkan oleh minat manusia terhadap hal-hal yang material, maupun kajian ilmiah tapi lebih dari itu, harga suatu nilai perlu diartikulasikan untuk menyadari dan memanfaatkan makna kehidupan. Manusia dituntut untuk menempatkannya secara seimbang atau memaknai harga-harga lain dengan harga keyakinan beragama yang secara hirarkhis memiliki nilai akhir yang lebih tinggi.27 Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini: Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
27
Mulyana, Rohmat, Mengartikulasi Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 7
26
27
Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsipprinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.28 Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa nilai diartikan sebagai sebuah nilai tatanan kehidupan mengharuskan manusia untuk memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter tersebut pada dirinya. Yang tanpa nilai-nilai tersebut, manusia tidak akan dihargai oleh orang lain dalam lingkunganya. Oleh sebab itu, nilai tersebut harus di fahami secara benar sehingga akan berdampak pada sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-harinya. Negara Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya adalah beragama yang menjadikanya agama itu sebagai sumber nilai dalam menjalankan
28
Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa – Pedoman Sekolah, (Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan, 2010), hlm. 35
28
tatanan kehidupanya yang berprinsip kepada kehidupan berbangsa dan bernegara yang sering kita sebut sebagai pancasila yang juga menjadi sumber nilai dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bercorak kebudayaan yang juga menjadikan sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat di lingkunganya. Kesemuanya tersebut di bingkai dalam sistem pendidikan secara nasional yang memberikan kemudahan untuk menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam diri peserta didik, sehingga menjadi seseorang yang kamil. Juga pendidikan menumbuhkan dan memberikan penyadaran akan pentingnya nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan berasal dari kata Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk dituntut agar tumbuh dan berkembang. Dan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah “tarbiyah”, berasal dari kata “raba-yarbu” yang berarti mengembang, tumbuh. Secara istilah Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun ruhani. Manusia yang berakhlak mulia, yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau dibangun. Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama tahun 1930 mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
29
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya. Sedangkan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 29 John Dewey, seperti yang dikutip oleh M. Arifin menyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju ke arah tabiat manusia dan manusia biasa.30 Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan sistem yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran
bagi
individu
supaya
berkembang
dan
memiliki
moralitas,
bertumbuhnya budi pekerti (karakter), pola pikir (intelektualitas), serta memiliki kekuatan keagamaan, pengendallian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
29 30
Ibid. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm. 1
30
mandiri, bertanggung jawab, kreatif dan berilmu. Sehingga berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara. Karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.31 Senada dengan Depdiknas, karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak. Sementara itu yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian , berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.32 Abuddin Nata, karakter/akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.33 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat di tari kesimpulan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
31
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 50 Depdiknas, Pedoman Pengintegrasian Pendidikan Budi Pekerti, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2001), hlm. 3 33 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 5 32
31
dan perbuatan yang telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Selain itu Pendidikan karakter juga bermakna sistem pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai- nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil. 3. Dasar, Tujuan, Landasan, Prinsip, Dan Peranan Pendidikan Karakter a. Dasar Pendidikan Karakter Dasar pendidikan karakter/akhlak adalah al-Qur‟an dan Al-Hadits, karena karakter/akhlak merupakan sistem moral yang bertitik pada ajaran Islam. Al-Qur‟an dan Al-Hadits serta UU sebagai pedoman hidup umat Islam menjelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan. Al-Qur‟an sebagai dasar akhlak menjelaskan tentang kebaikan Rasulullah SAW sebagai teladan bagi seluruh umat manusia. maka selaku umat Islam sebagai penganut Rasulullah SAW sebagai teladan bagi seluruh umat manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. 33/Al-Ahzab : 21 :
ۡ ۡ ۡ ج ْ ٱل ٱ ٞ
ح
ۡ ٱل أ
ۡ ف ٗ ٱل ث
ۡ ٓ ۡ ٱۡخ
32
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. al-Ahzab : 21) Al-Qur‟an sebagai dasar utama dalam Agama Islam telah memberikan petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan kepada pencapaian kebahagiaan di dunia dan akhirat.34 Di antara ayat yang menyebutkan pentingnya karakter/akhlak adalah dalam surat Ali Imran ayat 104:
ۚ
ۡع ٱ
ۡ ۡ
ٱ ۡ ۡع ف
ۡأ
ۡ ۡٱ
ۡعٞ ۡ أ ١ ٱۡ ۡ ح
ٰٓ
ۡت ْأ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (Qs. Ali-Imran:104) Dalam ayat tersebut Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk dapat menasehati, mengajar, membimbing dan mendidik sesamanya dalam hal melakukan kebajikan dan meninggalkan keburukan. Dengan demikian Allah SWT telah memberikan dasar yang jelas mengenai pendidikan karakter/akhlak yang mana merupakan suatu usaha untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar berbudi pekerti luhur dan berakhlaqul karimah. 34
Hasbullah, Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrasindo Persada, 2005), hlm. 50
33
Selain menjelaskan tentang pendidikan karakter/akhlak, Al-Qur‟an pun menunjukkan siapa figur yang harus dicontoh dan dijadikan sebagai uswatun hasanah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab: 21
ٓ ۡ ۡ ۡ ۡ ج ْ ٱل ٱ ٱۡخ ٞ
ح
ۡ ٱل أ
ۡ ف
ۡ
ٗ ٱل ث Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab:21) Ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan figur utama sebagai manusia dan utusan Allah SWT yang patut dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Allah pun dalam ayat lain memuji kepribadian Rasulullah SAW sebagaimana firman-Nya:
عظ
ع ٰ خ
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4) Dasar karakter/akhlak dalam As-Sunnah dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya: Dari Abu Hurairah r.a berkata: Bahwasanya Raasulullah SAW bersabda:
ِ ت ِلَُتِ َم َم َكا ِرَم اْلَ ْخ َلق ُ ْإَِّا بُعث
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. (HR. Ahmad dan Baihaqi)
34
Dari ayat Al-Qur‟an dan As-Sunnah Rasulullah Saw. di atas menunjukkan bahwa dasar dan pijakan pendidikan karakter/akhlak adalah Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi. Dari dasar dan pedoman itulah dapat diketahui kriteria perbuatan itu baik ataupun buruk. Secara yuridis tercatat dalam UU No. 20 tahun 2003 BAB II tentang Dasar, fungsi dan tujuan pasal 2 bahwa pendidikan berlandaskan pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.35 b. Tujuan Pendidikan Karakter Tujuan Pendidikan Karakter diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai pancasila 2. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan pancasila 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.36 Senada dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 BAB II tentang Dasar, fungsi, dan tujuan pasal 3, bahwa tujuan pendidikan adalah“… agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
35
UU RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, (Bandung: Citra Umbara, 2014), hlm. 64 36 Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 25
35
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.37 Sedangkan Muhammad „Athiyyah Al-Abrasyi menjelaskan tujuan dari pendidikan karakter/akhlak dalam Islam adalah membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam bicara dan mulia dalam bertingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci.38 Secara singkat pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. Pendidikan Karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Dari penjelasan tersebut di atas, dapat kita pahami dan simpulkan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah mengembangkan seluruh potensi dan kebiasaan serta tingkah laku agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa 37
Ibid. Muhammad „Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2003), hlm. 114 38
36
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, penuh kreatifitas dan persaudaraan, jujur, berilmu sehingga tumbuh menjadi manusia yang bermoral baik, bersifat bijaksana, serta sopan dan beradab. c. Landasan Pendidikan Karakter 1. Landasan Filosofis Pendidikan Karakter Paradigma pendidikan tidak lepas dari akar filosofisnya. Sebab pendidikan sebagai ilmu merupakan cabang dari filsafat dalam aplikasinya. Dalam filsafat pendidikan terdapat beberapa aliran yang saling merekonstruksi masing-masing paradigma pendidikan. Paradigma yang dimaksud adalah sebagai salah satu perspektif filosofis dalam membaca persoalan mengenai pendidikan. Dalam filsafat kontemporer terdapat jenis aliran filsafat diantaranya aliran progresivisme, esensialisme, perenialisme, eksistensialisme, dan rekonstruksialisme.39 Aliran progresivisme memiliki ciri utama yaitu memberi kebebasan penuh terhadap manusia untuk menentukan hidupnya. Hal ini didasari kepercayaaan bahwa manusia memiliki kemampuan atau dengan kata lain potensi-potensi alamiah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah hidupnya (problem solving) yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia harus dapat memfungsikan jiwanya untuk membina hidup yang penuh dengan rintangan. Lingkungan dan pengalaman menjadi hal yang penting dalam aliran ini. Masalah atau problem yang dihadapi manusia biasanya berasal dari 39
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 190
37
lingkungan dan dengan pengalaman-pengalaman yang dialaminya pada lingkungan dimana dia berada, manusia menjadi semakin mudah dan bijak dalam menyelesaikan problem hidup. Filsafat progresivisme merupakan aliran yang anti kemapanan sehingga
bertentangan
dengan
esensialisme.
Maksudnya,
progresivisme
berpandangan berpikir ke arah ke depan (adanya kemajuan), secara terus-menerus merekonstruksi pengetahuan-pengetahua menuju kesempurnaan. Dalam perspektif progresivisme, pendidikan bukanlah sekadar memberikan pengetahuan, lebih dari itu pendidikan melatih kemampuan berpikir (aspek kognitif). Manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding makhluk lain, yaitu dianugerahi akal dan kecerdasan. Sehingga dengan akal dan kecerdasan tersebut diharapkan
manusia
atau
seseorang
dapat
mengetahui,
memahami,
dan
mengembangkan potensi-potensi yang telah ada pada dirinya sejak dilahirkan. Akal membuat seseorang bersifat kreatif dan dinamis sebagai bekal dalam menghadapi dan menyelesaikan problem yang dihadapinya. Aliran progresivisme menjadi dasar atau landasan terbentuknya pendidikan karakter. Pandangan yang mengatakan bahwa manusia memiliki potensi-potensi dan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah. Progresivisme yang juga menaruh kepercayaan terhadap kebebasan manusia dalam menentukan hidupnya, serta lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi kepribadianya. Beberapa hal yang terkandung dalam aliran progresivisme ini secara mendalam dipikirkan untuk menumbuhkan paradigma pendidikan dewasa ini, yaitu pendidikan karakter.
38
Dalam Islam kita mengenal istilah filsafat akhlak. Fisafat akhlak ini sangat dekat dengan tasawuf, karena tasawuf sebagai akar dari filsafat akhlak yang memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter. Pemikir akhlak salah satunya adalah Al-Ghazali dengan karyanya Ihya Ulum al-Din. Pengalaman spiritual para sufi yang membawa implikasi kesucian akhlak merupakan pokok pemikiran akhlak. Yang akan melahirkan kebiasaan (habit) yang senantiasa berbuat kebajikan. Pendidikan akhlak yang dipraktekkan secara terus menerus akan membentuk karakter seseorang. Pendidikan
akhlak
menginspirasi
terbentuknya
pendidikan
karakter
dan
penerapannya. 2. Landasan Psikologi Pendidikan Karakter Pengertian psikologi, menurut asal katanya psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa, sukma dan roh, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan atau studi. psikologi secara harfiah adalah ilmu tentang jiwa. Psikologi pendidikan karakter adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses
39
pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar.40 Landasan psikologi pendidikan merupakan salah satu landasan yang penting dalam pelaksanaan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik.41 Oleh karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda dari bayi hingga dewasa Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami perubahan, karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik, anak didik dan lingkungan. Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis. Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak.
40 41
Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 5 Ibid.
40
Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif. 3. Landasan Hukum Pendidikan Karakter Al Qur‟an dan Al Hadits adalah landasan hukum yang utama bagi umat Islam. Didalamnya memuat berbagai konsep yang dapat dijadikan landasan dalam kehidupan manusia, termasuk konsep tentang pendidikan.42 Banyak sekali Ayat Al Qur‟an yang memuat tentang Pendidikan dan keilmuan. Demikain pula konsepkonsep pendidikan menurut Islam yang tetuang dalam hadits nabi. Bagi umat Islam Al Qur‟an dan Hadits adalah landasan yang paling utama dalam melaksanakan pendidikan karakter Beberapa Ayat Al Qur‟an yang dapat dijadikan landasan dalam Proses Pendidikan Antara Lain 1. Q.S. Al-Anbiya‟ : 7.
...”اسأَلُوا أَ ْ َل ال ِذ ْك ِر إِ ْن ُكْتُ ْم َ تَ ْعلَ ُمو َن ْ َف. Artinya: “Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui”(Qs. Al-Anbiya‟: 7)
42
hlm. 109
Irfan, Muhammad HS, Mastuki, Teologi Pendidikan, (Jakarta:Friska Agung Insani, 2008),
41
2. Q.S Az Zumar : 9
ِ “قُل ل يست ِوي ال ِذين ي علَمو َن وال... ...”ين َ يَ ْعلَ ُمو َن ذ َْ َ ْ َ ْ َ َ ُ َْ َ Katakanlah “Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui”(Qs. Az-Zumar: 9) 3. Q.S Al „Alaq : 1
ك ال ِذي َخلَ َق َ ِاس ِم َرب ْ ِاقْ َرأْ ب Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan”(AlAlaq: 1) Rasulullah bersabda : Artinya: “Menuntut ilmu adalah fardlu bagi setiap muslim laki – laki dan muslim perempuan.” Artinya: “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”. Artinya: “Ajarilah anak anakmu memanah dan menunggang kuda”. Ayat dan hadits tersebut adalah merupakan dorongan kepada manusia untuk menacari ilmu pengetahuan. Proses penyerapan ilmu pengetahuan kepada manusia adalah merupakan bagian dari proses pendidikan. Konsep pendidikan karakter menurut Islam yang tertuang dalam Al Qur‟an dan Al hadits. Baik dari segi metode maupun substansinya yang berkaitan dengan Ketuhanan, sosial, ekonomi, budaya, pengetahuan alam, etika. Namun konsep dasar pendidikan karakter dalam islam adalah Tauhid.
42
Pemikiran bahwa tauhid sebagai konsep yang berisikan nilai nilai fundamental yang harus dijadikan paradigma Pendidikan Islam merupakan kebutuhan theologis-filoshofis. Sebab, tauhid sebagai pandangan dunia Islam menjadi dasar atau fundamen bangunan Islam secara keseluruhan, Pendidikan karakter dibangun diatas landasan yang benar dari pandangan tauhid. d. Prinsip Pendidikan Karakter Prinsip adalah sebuah pegangan hidup bagi seseorang dalam menjalankan kehidupanya. Begitu pula dalam sebuah sistem pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan karakter yang akan menjadi basis dalam menanamkan nilai pedidikan karakter pada diri peserta didik. Character Education Quality Standards merekomendasikan sebelas prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, sebagai berikut: 1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. 2. Mengidentifikasikan karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku. 3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter. 4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. 5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik. 6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk sukses. 7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa. 8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter yang setia kepada nilai dasar yang sama. 9. Adanya pembagian kepimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. 10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.
43
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.43 Sedangkan Ki Hajar Dewantara sebagai Pahlawan Pendidikan Nasional memiliki pandangan tentang pendidikan karakter sebagai asas Taman Siswa 1922, dengan tujuh prinsip sebagai berikut : 1. Hak seseorang untuk mengatur diri sendiri dengan tujuan terbitnya persatuan dalam kehidupan umum. 2. Pengajaran berarti mendidik anak agar merdeka batinnya, pikirannya, dan tenaganya. 3. Pendidikan harus selaras dengan kehidupan. 4. Kultur sendiri yang selaras dengan kodrat harus dapat memberi kedalaman hidup. 5. Harus bekerja menurut kekuatan sendiri. 6. Perlu hidup dengan berdiri sendiri. 7. Dengan tidak terikat, lahir batin dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik.44 Erma Pawitasari dalam kajianya terhadap konsep akhlak Islam yang berlandaskan nash al-Quran dan hadits Nabi serta konsep karakter dalam tradisi empiris-rasional Barat, program pendidikan karakter yang baik memenuhi enam prinsip pendidikan karakter/akhlaq, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
43
Menjadikan Allah Sebagai Tujuan. Memperhatikan Perkembangan Akal Rasional. Memperhatikan Perkembangan Kecerdasan Emosi. Praktik Melalui Keteladanan dan Pembiasaan. Memperhatikan Pemenuhan Kebutuhan Hidup. Menempatkan Nilai Sesuai Prioritas.45
Ibid. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 6 45 Ema Pawitasari, Konsep pendidikan Akhlak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 117 44
44
Dari ketiga pendapat tentang prinsip-prinsip pendidikan karakter, dapat di simpulkan bahwa dalam pendidikan prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berilit: 1. Menjadikan Allah sebagai tujuan utama 2. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika yang berbasis karakter 3. Menggunakan pendekatan yang sesuai 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekanya dalam lingkunganya 5. Memotivasi 6. Pendidikan yang selaras dengan kehidupan 7. Kemandirian 8. Memberikan suri tauladan yang baik dan membiasakanya 9. Menempatkan nilai sesuai prioritas 10. Evaluasi Dalam pendidikan karakter penting dikembangkan nilai-nilai etika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain bersama dengan nilai-nilai kinerja pendukungnya seperti ketekunan, etos kerja yang tinggi dan kegigihan sebagai basis karakter yang baik. Sekolah harus berkomitmen untuk mengembangkan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai dimaksud, mendefinisikannya dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sekolah harus mencontohkan nilai-nilai itu, mengkaji dan mendiskusikannya, menggunakannya sebagai dasar dalam hubungan antar manusia, dan mengapresiasi manifestasi nilai-nilai tersebut di sekolah dan
45
masyarakat. Yang terpenting, semua komponen sekolah bertanggung jawab terhadap standar-standar perilaku yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai inti. e. Peranan pendidikan Karakter Pendidikan karakter dimaknai sebagai bentuk pengajaran yang sesuai serta memperhatikan kondisi sosial pada setiap lokasi pembelajaran. Artinya, pembelajaran ilmu pengetahuan tidak bisa disamakan antara satu tempat atau negara dan Negara yang lain karena setiap tempat atau Negara mempunyai karakteristik, pola tradisi dan budaya yang berbeda. Di Indonesia, pendidikan karakter menjadi relevan diterapkan untuk mengatasi berbagai fakta-fakta empiris yang terjadi di lingkungan pendidikan. Misalnya, kasus korupsi, suap, kriminalitas (tawuran antar pelajar/mahasiswa), dan perilaku amoral (termasuk kasus video mesum yang juga sering kali terjadi di kalangan siswa), relevansi mempertanyakan fungsi pendidikan formal dalam perilaku keseharian masyarakat. alasan yang menjadi latar belakang Depdiknas yang akhirakhir ini menggelorakan pentingnya melakukan pendidikan karakter untuk generasi bangsa. Dengan menegakkan pendidikan karakter, kualitas pendidikan kita akan menjadi lebih baik, yang salah satunya ditandai dengan berkurangnya angka kriminalitas, kasus korupsi, dan perbuatan asusila.46
46
Fatchul Mu‟in, Pendidikan Karakter (Konstruksi Teoretik dan Praktek), (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), hlm. 50
46
Pendidikan karakter berperan dalam hal perbaikan moral anak bangsa dari ancaman kerusakan moral. Serta dalam menunjang keberhasilan proses pendidikan nasional serta tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.47 4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Doni Koesuma, Nilai-nilai karakter yang dapat digali dan ditanamkan antara lain sebagai berikut: Tabel 1 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter NILAI Religius
Jujur
Toleransi Disiplin
47
Ibid.
DESKRIPSI Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
47
Kerja Keras
Kreatif Mandiri Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komuniktif
Cinta Damai
Gemar Membaca Peduli Lingkungan
Peduli Sosial Tanggung-jawab
48
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.48
Doni Koesuma, Op. Cit., hlm. 25
48
Table di atas menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang diterapkan dalam program pendidikan karakter. Yang telah mencakup baik dari segi agama, budaya, dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan diterapkanya nilai-nilai tersebut dalam pendidikan karakter, maka kehidupan seseorang baik hubungan dengan Allah SWT, lingkungan, bangsa dan Negara akan menjadi aman dan nyaman dikarenakan saling memahami dan menghargai satu dengan yang lainya. A. Halaqoh 1. Pengertian Halaqoh Halaqah atau halqah artinya lingkaran. Kalimat halqah min al-nas (
ح
) artinya kumpulan orang yang duduk.49 Menurut istilah halaqah diberi definisi sebagai berikut: Hasan Alwi mendefinisikan halaqah sebagai cara belajar atau mengajar dengan duduk di atas tikar dan posisi melingkar.50 Sedangkan Abudin Nata mendefinisikan Halaqah adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan muridmurid dengan melingkari guru yang bersangkutan. Biasanya duduk dilantai serta berlangsung secara kontinyu untuk mendengarkan seorang guru membacakan dan menerangkan kitab karangannya atau memberi komentar atas karya orang lain.51 Dari definisi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa Halaqoh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh murid-murid dengan melingkari guru atau
49
Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2004), hlm. 30 Ibid. 51 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hlm. 34 50
49
Ustad yang mengajar, khususnya pengajaran tentang keislaman yang berkisar antara 3-12 orang yang mengkaji Islam (Kurikulum) tertentu. Sesungguhnya istilah Halaqoh ini sudah ada sejak zaman nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT untuk menjadi seorang nabi dan rasul. Tepatnya pada fase dakwah sirriyah di makkah. Pada waktu itu, Rasulullah SAW membentuk HalaqohHalaqoh sebagai sistem pendidikan yang menjadi wadah pengkaderan serta tempat belajar bagi para sahabatnya ketika itu. Sehingga lahirlah kader-kader seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Abdurrahman Bin Auf, dll yang mana mereka menjadi tonggak peradapan islam dimasa-masa mendatang hingga saat ini. Sistem Halaqoh ini oleh Rasulullah jadikan media untuk mendidik kaum muslimin tentang keislaman yang telah Allah risalahkan kepadanya untuk di sampaikan kepada seluruh ummat. Halaqoh-halaqoh ini pada waktu itu dilakukan oleh Rasulullah di rumah-rumah dan rumah yang paling sering digunakan oleh Rasulullah adalah rumah Al Arqam Bin Abi Arqam. Sehingga Halaqoh tersebut disebut dengan Halaqoh Daarul Arqom.52 Kini istilah Halaqoh ini digunakan untuk menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji ajaran Islam. jumlah peserta dalam kelompok kecil tersebut berkisar antara 3- 12 orang, dimana ada satu orang yang bertindak sebagai narasumber yang sering diistilahkan dengan Murabbi atau Pembina.53 Yang
52
Didin Hafidhuddin, Agar Layar Tetap Terkembang, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 109 Satria Hadi Lubis, Menggairahkan Perjalanan Halaqoh, (Yogyakarta: Proyou Media, 2010), hlm. 16 53
50
didalamnya mereka mengkaji dinul Islam dengan kurikulum tertentu dan dengan tujuan yang tertentu pula. Di beberapa kalangan, istilah Halaqoh disebut juga dengan istilah mentoring, usrah, pengajian kelompok, tarbiyah, dan berbagai sebutan lainya. Sedangkan proses tarbiyah itu sendiri merupakan proses pendidikan dan pembelajaran. Halaqoh adalah sekelompok orang yang ingin mengkaji, mempelajari, dan mengamalkan Islam secara serius. Biasanya mereka terbentuk atas kesadaran mereka sendiri untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara bersma-sama. Kesadaran itu muncul setelah mereka bersentuhan langsung dan menerima dakwah dari orang-orang yang telah terlebih dahulu mengikuti Halaqoh. Baik melalui forum-forum umum seperti tablik, seminar, pelatihan atau dauroh, maupun karena dakwah interpersonal (Dakwah fardiyah). Biasanya dalam Halaqoh dipimpin oleh seorang Murabbi (pembina). Murabbi disebut juga mentor, Pembina, ustadz (guru), Mas‟ul (penanggung jawab). Murabbi bekerjasama dengan Mutarobbi atau peserta Halaqoh untuk mencapai tujuan Halaqoh yaitu terbentuknya muslim yang islami dan berkarakter da‟i (Takwinul syakhsiyah Islamiyah wa dakwah). Dalam mencapai tujuan tersebut seorang Murabbi berusaha agar Mutarobbi hadir secara rutin dalam Halaqoh tanpa merasa jemu atau bosan. Hal ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan dan kekompakan Halaqoh agar tetap produktif untuk mencapai tujuan.
51
Dalam Halaqoh terdapat tiga rukun yang menopang kekuatan Halaqoh dan kekuatan dakwah. Ketiga rukun tersebut adalah ta‟aruf, tafahum, dan takaful.54 a. Ta‟aruf Secara bahasa ta'aruf bisa bermakna „berkenalan‟ atau „saling mengenal‟. Asalnya berasal dari akar kata ta‟aarafa. Seperti ini sudah ada dalam Al-Qur‟an. Firman Allah (yang artinya):
ْ ۚ ٓ تع ف
ٓئ
ٰۡ خ
ٗ أ ث ٰ جع ۡ ٰ ۡ شع ٞ خ
ٱل ع
ٱ
ۚۡ ۡ ع ٱل أ ۡت ٰى
ٰ ٓأ ۡأ
Artinya: “Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta‟arofu) ...” (QS. Al Hujurat: 13). Kata li ta‟aarafuu dalam ayat ini mengandung makna bahwa, tujuan dari semua ciptaan Allah itu adalah agar kita semua saling mengenal yang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum, ta‟aruf bisa berarti saling mengenal. Dengan bahasa yang jelas ta‟aruf adalah upaya sebagian orang untuk mengenal sebagian yang lain. Ta‟aruf Merupakan pengenalan yang mendalam meliputi nama, alamat rumah, pekerjaan, tentang keluarganya, hingga sampai kepada pengenalan
54
Hadi Munawar, Menghidupkan suasana Tarbawi, (Bandung: Era Adicitra Intermedia, 2010), hlm. 100
52
kepribadian, karakter, kecenderungan dalam akal, serta kapasitasnya dalam beribadah. b. Tafahum Merupakan proses mengenal dan memahami secara mendalam terhadap saudaranya kemudian dengan pemahamanya tersebut, ia mampu berbuat yang terbaik untuk saudaranya tersebut. Allah SWT berfirman.
أخ ۡ ۡۚ ٱت ْ ٱل ع ۡ ت ۡ ح
١ َ ۡ ۡ ْ
ٗ ْۡ خ
ْٓ أ ٰٓ ْ ۡ ت ۡ فأ
ۡ َت ٰ ٱظ
ْ ۚ
َ تج ۡت
ۡ ٗت ف
ٰ أث ٞ خ
ٱل ع
ۡ ع ٰٓ أ ۡۡ ۖ َ ت
ۖٞ ۡث
ۡعض ٱ ظ ۡح أخ ٰۡ خ
ۡأ
ٗ ۡخ ۚ ٰ ۡۡع ۡٱ
أح ۡ أ ٰ ٓأ ٱ
ۚۡ ۡ ع ٱل أ ۡت ٰى
ۡ ۡ َْ
ٞۡ
ٱظ
ۡأ
ۡ ۡٱ
ۡ ْ صح ۡ فأٞ ۡخ ٓء ع ٰ ٓ أ ۡ ٱِ ۡ ٱ
ٗ ْ ث
ۡ ْ ٱجت
ۡعض ۚ أ ح ٞ ح
ء
ٞ
ْ ۚ ٓ ٓئ تع ف
ٰ ٓأ
ٞٓء ۡ ۖ ٰ ۡ ۡۡٱ ء ٰ ٓأ ٱ
ۡعض ٱل ت
ٱ
َ ۡغت
ۚ ْ ٱت ٱل ٗ جع ۡ ٰ ۡ شع
Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburukburuk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
53
barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. AlHujurat: 10-13) Rasulullah bersabda: Artinya: “Seorang mukmin itu lunak hatinya. Tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak dapat menggugah hati (HR Imam Ahmad). Tafahum adalah menghilangkan faktor-faktor penyebab kekeringan dan keretakan hubungan, mencintai, mengasihi, serta lembut hati, melenyapkan perpecahan dan perselisihan karena pada hakikatnyaperbedaan itu bukan pada masalah yang sifatnya prinsipil. c. Takaful Secara bahasa, takaful ( )ت فberasal dari akar kata kafala ( ف
) yang
artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Dalam Kamus Al-Munawir dijelaskan bahwa arti kata kafala yang merupakan kata dasar dari takaful yaitu: pertanggungan yang berbalasan, hal saling tanggung menanggung. Istilah kata takaful ( )ت فini merupakan istilah yang relatif baru, jika dilihat tidak satupun ayat-ayat Al-Qur'an menggunakan istilah takaful ini. Bahkan dalam
54
hadits pun, juga tidak dijumpai kata yang menggunakan istilah takaful ini. Namun secara sistem ke-ukhuwah-an, takaful sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW beserta para sahabatnya melalui praktek ukhuwah dalam kehidupan bermasyarakat di Madinah pada waktu itu sebagaimana yang banyak digambarkan oleh hadits Dalam Al-Qur‟an tidak dijumpai satu ayat pun yang secara tersurat menggunakan kata takaful. Demikian juga dalam hadits. Namun demikian, terdapat sejumlah kata (delapan kata dalam delapan ayat) yang menggunakan kata yang seakar dengan kata takaful, yaitu dari kata (
). Kata-kata yang berakar dari kata kafala (
)
tersebut, secara umum keseluruhannya mengarah pada makna: Memelihara., Memikul (resiko) Sesuai dengan firman Allah SWT (QS. Al-Maidah : 2)
َوتَ َع َاونُ ْوا َعلَى الِْ ِِ َوالت ْق َوى َوََ تَ َع َاونُ ْوا َعلَى اْ ِإ ِْْ َوالْ ُع ْد َو ِان Artinya: “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah
kalian
tolong
menolong
dalam
perbuatan
dosa
dan
permusuhan” (QS. Al-Maidah : 2). Rasulullah SAW bersabda: Artinya: “seseorang yang berjalan dalam rangka memenuhi hajat saudaranya lebih baik baginya dari I‟tikaf satu bulan di masjidku ini. (HR. Muslim). Dan di haditsnya yang lain disebutkan bahwa:
55
Artinya: “Barang siapa memasukan kegembiraan dalam satu keluarga muslim, Allah tidak melihat balasanya kecuali surga (HR. Bukhari). Takaful memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut: Saling mencintai, adanya rasa kasih sayang dan keterikatan hati, bahu membahu dalam berbagai pekerjaan yang menuntut banyak energi, tolong menolong sesame muslim, saling menjamin dalam ruang lingkup Halaqoh baik dengan Murabbi maupun sesama Mutarobbi atau peserta Halaqoh.55 Halaqoh saat ini dan insyaallah dimasa yang akan datang akan menjadi sistem pendidikan alternatif yang cukup efektif untuk membentuk generasi- generasi muslim yang tangguh dan berkepribadian Islami (Syaksiyah Islamiyah). Hal ini bias dilihat dari hasil pembinaanya yang berhasil membentuk sekian banyak muslim yang dengan serius mengamalkan ajaran islam. Jumlah mereka semakin lama semakin banyak seiring bertambahnya jumlah halaqo-halaqoh yang terbentuk diberbagai kalangan.
2. Peran, tujuan, dan Urgensi Halaqoh a. Peran Halaqoh Peran Halaqoh yang dapat dilihat secara langsung adalah sebagai berikut: Pertama, pembinaan kader LDK Refah. Bentuk dari pembinaan tersebut adalah dengan melalui kajian, diskusi, saling mengoreksi, dan saling memberi sumbang saran tentang nilai-nilai kebaikan. Baik itu dari Murabbi maupun terhadap sesama peserta Halaqoh. Kedua, membahas agenda sosial kemahasiswaan. Seperti merencanakan agenda majlis-majlis ilmu atau kajian-kajian rutin untuk mahasiswa demi 55
Ibid.
56
memperbaiki sikap dan tingah laku serta karakter mahasiswa seperti agenda kuliah Dhuha, Tasmi‟ (tausiyah mingguan), seminar, talk show dll. Ketiga, membangkitkan kepedulian terhadap sesama. Wujud dari kegiatan ini adalah pengobatan gratis, donor darah, penggalangan dana untuk korban bencana alam, baksos (bakti sosial).56 Sedangkan Zahara Idris, mengemukakan peran Halaqoh Adalah sebagai Muakhoh (Persaudaraan), Tarbiyah (Pendidikan), dan Tanzim (Pengorganisasian).57 1. Muakhhoh (Mempersaudarakan), Halaqah berperan sebagai sarana muakhhoh (mempersaudarakan). Dalam halaqah antara anggota halaqoh yang satu dengan anggota yang lainnya merupakan sebuah keluarga, di mana terjadi hubungan yang intensif untuk saling mengenali (ta‟aruf), saling memahami (tafahum), saling membantu (ta‟awun), dan saling menanggung (takaflul). Segala persoalan yang terjadi pada anggota halaqah secara dini dapat diketahui oleh anggota yang lain dalam halaqah, demikian pula penyelesaiannya. 2. Tarbiyah (Pendidikan), Yang mencakup kegiatan tilawah (pemahaman) ayatayat Allah dalam kehidupan nyata, tazkiyatun (pensucian hati) dan ta‟limatul kitab wa as-sunnah (pengajaran) nilai-nilai al-Qur‟an dan As-Sunnah
Firman Allah SWT,
ع
ۡ
َٗ ۡ ۡ ۡت ْ ع ۡ ۡ ء ٰ ت ٰض ۡ ْ
ۡعث ف ۡٱ ۡ ٱۡح
ٱ ٱ ۡ ٰت
Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,(Qs. Al- Jumu‟ah: 2)
56 57
Solihin Abu Izzudin, New Quantum Tarbiyah, (Yogyakarta: Pro U Media, 2009), hlm. 30 Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya Padang ,1999), hlm. 58
57
3. Tandzim (Pengorganisasian), Sebagai sarana tandzim (pengorganisasian). Ini penting, agar santri tidak hanya memahami ajaran Islam dan melaksanakannya secara individual, tetapi dapat menegakkannnya secara kaffah dengan cara hidup berjama‟ah.58 Dari uraian di atas, dapat kita fahami dan simpulkan bahwa Halaqoh mempunyai peranan dalam pembentukan karakter, kepribadian muslim yang sholeh seperti kepribadian yang beraqidah bersih dan lurus yang merujuk kepada Al-Qur‟an dan sunnah Nabi SAW, ibadah yang benar sesuai dengan ajaran Islam, akhlak yang kokoh, pribadi yang gemar menuntut ilmu, cinta kebersihan, menjaga dan menghargai waktu, dan bermanfaat bagi orang lain. Serta sebagai sarana muakhoh, tarbiyah dan tanjim. Nilai-nilai itu sangat terkait dengan upaya penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. b. Tujuan Halaqoh Tujuan halaqah adalah untuk membentuk manusia muslim yang memahami Islam secara benar dan menyentuh pada setiap aspek kehidupan dan berkarakter da‟i (takwinul Syaksiyah Islamiyah wa da‟iyah). Tujuan dari Halaqoh sesungguhnya tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah, ibadah yang benar sesuai dengan ajaran Islam, akhlak yang kokoh, pribadi yang gemar menuntut ilmu, cinta kebersihan, menjaga dan menghargai waktu, dan bermanfaat bagi orang lain.59
58
Ibid. Masnur Muslich, Pendidikan Karakter (Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 45 59
58
Ali Abdul Halim Mahmud, mengungkapkan Tujuan halaqah adalah menyiapkan orang-orang pilihan untuk memikul tanggung jawab yang amat besar.60 Tujuan halaqah dapat penulis simpulkan untuk membentuk manusia muslim yang memiliki jadwal hidup yang tertata, memahai Islam secara keseluruhan dan benar, sehingga manusia itu memiliki akhlak atau tingkah lalu yang sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam agama Islam, amanah, jujur, tidak merugikan orang lain, bermanfaat untuk orang lain dan menciptakan generasi yang bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa yang tetap dalam bingkai Al-Qur‟an dan As-Sunnah sehingga ia mampu menjadi orang-orang yang tangguh serta mampu memikul tanggung jawab yang amat besar. c. Urgensi Halaqoh Sekarang ini di mana budaya pemuda dan pemudi telah rusak oleh ideologi kapitalisme (orientasi harta) dan hedonisme (orientasi kesenangan), halaqah merupakan alternatif dari membentengi diri dari kerusakan tersebut. Di mana dalam halaqah akan terbentuk lingkungan yang Islami, sehingga kita akan terhindar dari budaya-budaya yang rusak. Halaqah akan membentuk pola sikap Islami dan juga pola pikir Islami, sehingga keduanya akan membentuk kepribadian Islami. Setiap orang memiliki persepsi mengenai pentingnya halaqah. Bagi mereka. Ada yang menjadikannya sebagai sarana memupuk ukhuwah, ada yang sebagai tempat curhat, tempat bertanya soal agama, dan sebagainya. Namun, yang pasti
60
Ali Abdul Halim Mahmud, Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Mslimin, (Solo: Era Inter Media, 2005), hlm. 55
59
adalah bahwa halaqah adalah multifungsi, ia mencakup semua manfaat-manfaat yang diinginkan oleh semua yang terlibat di dalamnya, termasuk murabbi.61 halaqah hanyalah sekumpulan kecil orang yang jika dibandingkan dengan majlis ta‟lim yang dengan ratusan orang bisa sama-sama menyampaikan ilmu agama. Tetapi, poin dari ini semua tidak hanya terletak pada materi yang disampaikan, namun halaqah menekankan pada pembinaan. Membina yang tidak hanya sekadar menyampaikan saja. Halaqah merupakan bagian dari budaya islam, di mana seorang mengkaji islam dan dikemudian hari dia pun mengajarkan kepada orang lain, begitu seterusnya. Dalam halaqah benar-benar menjadi seseorang yang hebat dalam artian bahwa ia berhasil dibina dengan baik, maka hal ini menjadikan pahala yang akan terus mengalir bagi pembina atau murabbinya. Lebih lanjut lagi, jika orang yang dibina itu membina orang lain lagi, dan seterusnya hingga semakin banyak anak, cucu, buyut dari halaqah itu dan dari kesemuanya selalu menghasilkan pribadi-pribadi hebat, maka tak diragukan lagi, pahala untuk seorang murabbi tidak akan terhenti meskipun beliau telah tiada. Ini merupakan urusan akhirat, sabda Rasulullah:
ِ َطَل ضةٌ َعلَى ُك ِل ُم ْسلِ ِم َوالْ ُم ْسلِ َمة َ ْب الْع ْل ِم فَ ِري ُ
61
Hadi Munawar, Menghidupkan Suasana Tarbawi, (Bandung: Era Adicitra Intermedia, 2010), hlm. 69
60
Artinya: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim dan muslimah”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha‟if Sunan Ibnu Majah no. 224)
ِ اإنْسا ُن انْ َقطَع عملُ إَِ ِمن ثََلثٍَة ِ َ إِ َذا َم ص َدقَ ٍة َجا ِريٍَة َو ِع ْل ٍم ن م ُ ََ َ َ ْ ْ َ ْ ات ٍ َي ْت َفع بِِ وول د َُ صالِ ٍح يَ ْد ُعو ل َ ََ ُ َ ُ
Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do‟a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631) Dalam firman Allah juga dijelaskan bahwa
ۖۡ
ۡ ت ح ْ ف ٱ ۡ ٰج
فٱ ۡف ح ْ ۡ ح ٱل ۡأ ت ْ ٱۡع
ٱ
ۡ
ْ
ء
ْٓ
ْ ۡ فع ٱل ٱ ٞ خ
Artinya: “Hai
ْ فٱ ش ت ۡع
ء
ٱ
ٰ ٓأ
ٱش ٰج ۚت ٱل
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Qs. Al-Mujadillah: 11) Urgensi halaqah terdiri dari 5 hal berikut: 1. Melaksanakan perintah Allah SWT untuk belajar seumur hidup (tarbiyah madal hayah)
61
2. Mengikuti sunnah Rasul dalam membina para sahabat dengan sistem halaqah 3. Sarana efektif untuk mengembangkan kepribadian islami (syakhsiyah islamiyah) 4. Melatih amal jama'i demi mempertahankan eksistensi jamaah Islam 5. Jalan yang handal untuk membentuk umat (takwinul ummah) yang islami.62 Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa halaqoh merupakah sistem pendidikan alternatif yang sangat urgen (penting) dalam memperbaiki akhlak dan moral anak didik dengan memberikan stimulus-stimulus berupa materi-materi yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang bersumber dari Al-Qur‟an dan AsSunnah. Yang kelak akan membentengi diri dari hal-hal yang tidak di inginkan. Yang menjadikan halaqoh ini sangat penting adalah Halaqoh lebih menekankan kepada pembinaan bukan pada pengajaran. 3. Nilai-Nilai Karakter Dalam Halaqoh Proses halaqah dilaksanakan secara terus menerus dan menyeluruh. Setiap minggu kegiatan ini dilakukan ditempat yang ditentukan sebelumya antara Murabbi (Guru) dan mutarobbi (Santri) secara rutin. Untuk menghindari kejenuhan setiap kelompok saling bergantian dan mereka harus siap ketika berganti teman halaqah dan murabbinya. Hasan Al-Bana, dalam Satria Hadi Lubis terdapat 10 karakter pribadi muslim yang sholeh yang dicapai dalam proses Halaqah, antara lain. a. Salimul aqidah (Aqidah yang bersih atau lurus) yang merujuk pada Alqur‟an dan Sunnah. b. Shahihul ibadah (Ibadah yang benar), sesuai dengan ajaran Islam. 62
Ibid.
62
c. Matinul khuluk (Akhlak yang kokoh), sesuai dengan syariat Islam d. Qadirun „alal kasbi (Mandiri), tergambar dari menjauhi dari sesuatu penghasilan yang haram, giat bekerja dan rajin zakat, menjauhi ribba. e. Mutsaqqaful fikri (Intelektual yang berkembang), bila pribadi yang cakap dalam membaca dan menulis, berwawasan luas. f. Qawiyul jismi (kebersihan ragawi), tampak pada kebersihan badan dan pakaian. g. Mujahidun li nafsihi, yaitu menjauhi segala yang haram, tempat-tempat hiburan dan maksiat. h. Manhazamu fi syu‟nihi tercermin bila peserta Halaqah mulai memperbaiki penghasilan ke arah yang lebih Islami serta kualitas yang rapih profesional. i. Haristun „ala waqtihi (menjaga dan menghargai waktu). j. Nafi‟un lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain), tergambar dari sifat berpartisipasi dalam kebaikan.63 Dari uraian diatas dijelaskan bahwa halaqah merupakan upaya untuk membentuk karakter kepribadian muslim yang sholeh yaitu kepribadian yang beraqidah bersih dan lurus yang merujuk kepada Al-Qur‟an dan sunnah, ibadah yang benar yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, akhlak yang kokoh, mandiri dan menjauhi dari suatu penghasilan yang haram, pribadi yang gemar menuntut ilmu, suka kebersihan, menjaga dan menghargai waktu dan bermanfaat bagi orang lain. Sedangkan Ngainun Naim, Nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam
halaqah terkait dengan nilai pendidikan karakter lebih ditekankan pada nilai kejujuran, nilai religius, nilai kedisiplinan, dan nilai peduli sesama.64 1. Nilai religius merupakan nilai pembentuk karakter yang sangat penting artinya manusia berkarakter adalah manusia yang religius. Setiap orang pasti memiliki kepercayaan terhadap sesuatu yang diyakininya. Kepercayaan ini ada yang mengambil bentuk agama dan ada juga yang membentuk keyakinan non agama, 2. Nilai kejujuran adalah kata kunci, siapa yang memiliki kejujuran, pintu kebaikan akan terbuka. Siapa tidak jujur, lajur kejahatan juga terbuka 63 64
Satria Hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqoh, (Tanggerang: FBA Press, 2006), hlm. 144 Ngainun Naim, Character Building, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), hlm. 123
63
lebar. Orang yang ingin maju harus memiliki sifat jujur akan tetapi jujur saja tidak tidak cukup, ada sifat-sifat lain yang harus dimiliki. Dalam “karakter dasar”, jujur hanya satu dari tiga nilai pembentuknya. Dua nilai lain adalah “disiplin” dan “tidak egois” tanpa disiplin dan tidak egois maka jujur tidak bisa berperan sepenuhnya karena hanya sendirian. Jujur itu jalan menuju amanah. Amanah artinya bisa dipercaya, orang yang punya kredibilitas. 3. nilai disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku. 4. Nilai peduli sesama bahwa Peduli sesama harus dilakukan tanpa pamrih. Tanpa pamrih berarti tidak mengharapkan balasan atas pemberian atau bentuk apa pun yang kita lakukan kepada orang lain.65 Dari penjelasan di atas bahwa halaqoh dapat membentuk karakteristik, memberikan kematangan pribadi muslim, dan penyempurnaan kematangan melalui proses belajar di dalam lingkungan halaqoh, serta diharapkan memberikan keseimbangan dinamisasi dan produktivitas pribadi muslim dalam mencapai tujuan hidupnya, yakni sukses di dunia dan akhirat. Demikian secara umum karakter seorang muslim yang disebutkan dalam AlQur‟an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masingmasing. Mudah-mudahan dapat menjadi acuan dalam memperbaiki diri untuk menjadi mukmin sejati dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Halaqoh sebagai wasilah (sarana lingkungan) yang bisa dimanfaatkan sebagai pembentukan pribadi muslim (untuk memproses perubahan dalam diri manusia) dalam rangka melahirkan generasi Islami yang mencerminkan ketauladanan dan pribadi muslim yang dapat menjadikan halaqoh sebagai lingkungan pendidikan Islam. sebagaimana yang dijelaskan bahwa “suatu pendidikan dikatakan islam apabila 65
Ibid.
64
pendidikan itu mampu berinteraksi dengan perkembangan dan perubahan yang ada, yaitu dengan adanya unsur fleksibilitas serta wawasan luas, mempunyai pandangan komprehensif dan mendalam terhadap berbagai permasalahan kehidupan manusia yang selalu berubah-ubah”. Dalam hal ini Halaqoh bertujuan membangun pembentukan kepribadian muslim yang integral dari segala sisinya. Khususnya sisi aqidah, ibadah, ilmu, budaya, akhlak, perilaku, pergerakan, sehingga seluruh kegiatan pendidikan yang dilakukan dalam Halaqoh akan mengembangkan potensi jasmani, ruhani, dan akal manusia. Sedangkan sasaran dari pendidikan Halaqoh adalah setiap individu yang ingin merasakan pendidikan islam dengan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Pendidikan Halaqoh dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja professional, sehat jasmani dan rohani, serta menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air, semangat kesetiakawanan sosial, serta kesadaran berorientasi kedepan. 4. Program Pembinaan Dalam Halaqoh Sedikit banyaknya Halaqoh sudah pasti akan memberikan manfaat yang banyak baik itu bagi murabbi itu sendiri maupun mutarabbi. Bagi murabbi, Halaqoh yang muntijah atau sukses, akan menciptakan perasaan “berhasil”. Perasaan inilah yang sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan diri serta meningkatkan dan mengembangkan daya kekreatifitasanya dalam mengelola Halaqoh sehingga akan
65
menimbulkan keinginan untuk terus membina. Murabbi yang merasa berhasil juga akan sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan Halaqoh. Dalam setiap pendidikan dibutuhkan beberapa kegiatan atau program-program agar tercipta pendidikan yang produktif dan berhasil sesuai dengan yang di harapkan. Begitu juga dalam Halaqoh. Menurut Satria Hadi Lubis: ada dua aktivitas atau program yang bisa dilakukan untuk mendinamiskan atau menyukseskan serta menghilangkan kejenuhan, kemalasan dalam Halaqoh, yaitu aktivitas utama dan aktivitas variatif.66 Aktivitas utama merupakan aktivitas terpenting yang harus di laksanakan dan diprioritaskan dalam setiap Halaqoh. Aktivitas tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Diawali dengan bacaan basmallah Membaca Al-Qur‟an Ceramah (Tausiyah/kultum) Materi Tanya jawab Diskusi
Sementara itu aktivitas variatif merupakan aktivitas tambahan yang disesuaikan dengan Halaqoh guna menghilangkan rasa bosan, kejenuhan, dan lain sebagainya. Aktivitas tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pelatihan pidato/khotib secara bergilir Tadabur alam Kunjungan tokoh Kunjungan ke tempat-tempat bersejarah sekaligus liburan Tukar kado Buka puasa bersama67
66
Satria Hadi Lubis, Menggairahkan Perjalanan Halaqoh, (Yogyakarta: Pro-u Media, 2010),
67
Ibid.
hlm.136
66
Selain itu, menurut Muhammad Sajirun program-program Halaqoh yang harus dikedepankan dan menjadi program unggulan adalah program peningkatan kemampuan membaca Al-Qur‟an, kreatifitas mutarabbi, menghafal Al-Qur‟an dan sebagainya.68 Dengan kata lain, dalam sebuah Halaqoh di butuhkan program-program yang mampu membuat suasana dalam Halaqoh menjadi nyaman sehingga menghasilkan Halaqoh yang muntijah atau Halaqoh yang sukses. Hal ini akan membuat peserta halaqoh akan lebih bersemangat dalam mengikuti Halaqoh. Program-programnya pun yang dilakukan akan mampu menumbuhkan mengembangkan serta meningkatkan daya kreatifitas Murabbi maupun Mutarabbi sehingga akan terjalin ukhwah Islamiyah. Selain beberapa program tersebut di atas, ada juga beberapa program yang disarankan atau di anjurkan untuk diikuti oleh semua Mutarabbi sebagai agenda atau program ekstra. Di antara agenda-agenda tersebut adalah Mabit (Malam bina iman dan taqwa), Rihlah (Jalan-jalan), Outbond, Kunjungn tokoh, Dan lain sebagainya. Program-program tersebut mengarahkan kepada Mutarabbi agar memiliki kepekaan terhadap saudaranya dan saling memiliki rasa ukhwah Islamiyah yang mendalam. Mabit dan rihlah menekankan pembentukan rasa kebersamaan dan kepedulian dengan saudara seiman serta menuntut mutarabbi agar mampu
68
Ngainum Nuaim, Op. Cit., hlm. 165
67
membiasakan hal-hal positif dalam hidupnya yaitu selalu dekat dengan Allah SWT dalam setiap beramal. Setelah itu agenda outbond dan kunjungan tokoh selain meningkatkan kekokohan bangunan silatrrahim juga menciptakan kemantapan dalam Habluminannas serta memberikan referensi ketauladanan dalam beramal , melalui kunjungan tokoh.
BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Refah Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Refah UIN Raden Fatah Palembang didirikan pada tanggal 21 Agustus 2002. Sebelum awal munculnya UKMK LDK Refah ini adalah terbentuknya FORSI (Forum Study Islam) yang berjalan dari tahun 1998 hingga 2002. Empat tahun berjalanya FORSI dengan agenda-agenda study keislamanya, maka pada tanggal 22 Agustus 2002 FORSI di sahkan menjadi Unit
69
Kegiatan Makasiswa Khusus. Hal ini dilatar belakangi oleh hasil diskusi rekan-rekan mahasiswa dan beberapa dosen yang menilai FORSI
telah mampu membuat
gebrakan baru yang bersifat positif hingga puncaknya adalah merupakan hasil rekomendasi Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN XII) di Universitas Andalas Padang Sumatera Barat. Maka disahkanyalah FORSI sebagai `sebuah Lembaga Dakwah Kampus formal dengan wajah baru yang berada dibawah naungan Kampus UIN Raden Fatah Palembang, yang berkedudukan di Sekretariatan UKMK
Jalan Prof. K.H Zainal Abidin Fikri Km 3.5 Palembang
Komplek Kampus UIN Raden Fatah Palembang.69 Tujuan utama Lembaga Dakwah Kampus Refah adalah sebagai ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) yang mampu melahirkan dan mencetak intelektual muslim atau mereka sering menyebutnya dengan
“Membentuk
Generasi
Rabbani
Mewujudkan Kampus Islami”. Lembaga Dakwah Kampus mempunyai peran sebagai wahana pembentuk paradigma atau pola pikir yang religious dikalangan mahasiswa sehingga memiliki wawasan keislaman yang komprehenship. Yang kemudian mampu mengamalkan pemahaman dan ilmu yang telah didapatkan itu dalam kehidupan dan perilaku seharihari. Berikut merupakan tabel periode kepengurusan Lembaga Dakwah Kampus Refah dari tahun ketahun: Tabel 2 69
Dokumentasi LDK Refah tahun 2015
70
Daftar Nama Ketua Umum LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Ferianto M. fadlillah Andi Jainur Syamsuriadi Anthoni Salim Arwin Zamili M. Afif Jhon Efrinaldi M. Ali Alattas Amran Marhamid Imron Tf Muhammad Afrizal Fajri
Periode Kepengurusan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013-2014 2015
Tabel diatas menjelaskan tentang periodesasi kepengurusan LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang. Dengan melihat table diatas, kita bisa mengatakan bahwa LDK merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKMK) yang sudah lama berdiri sejak dari 2002 hingga sekarang. Dan sudah banyak sumbangsih yang diberikan dalam rangka memajukan UIN Raden Fatah Palembang serta telah mampu memberikan warna tersendiri terhadap lingkungan keislaman mahasiswa. Selain itu juga bahwa LDK juga didukung dengan regenerasi yang baik dan teratur yang dapur regenerasi itu yang kemudian lahir insan-insan yang akan mampu memberikan kontribusinya di lingkungan mahasiswa dengan kekreatifanya dalam bidang-bidang tertentu. B. Letak Geografis Lembaga Dakwah Kampus Refah Lembaga Dakwah Kampus Refah terletak di komplek kampus UIN Raden Fatah Palembang tepatnya di gedung student senter UKMK UIN Raden Fatah
71
Palembang. Letak geografis Lembaga Dakwah Kampus Refah UIN Raden Fatah Palembang berbatasan dengan: 1. Sebelah Barat : Jln. Prof. DR. H. Zainal Abidin Fikri Km 3,5 Palembang komplek Kampus UIN Raden Fatah Palembang dan gedung Akademik Center UIN Raden Fatah Palembang. 2. Sebelah Timur : Gedung LPM Ukhwah serta pemukiman warga Rawa Jaya. 3. Sebelah Utara : Gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi 4. Sebelah Selatan : Gedung PIU UIN Raden Fatah Palembang serta gedung perkuliahan Fakultas tarbiyah dan Keguruan jurusan bahasa Inggris dan Bahasa Arab UIN Raden Fatah Palembang.
C. Struktur Kepengurusan Lembaga Dakwah Kampus Refah Struktur kepengurusan UKMK LDK Refah adalah berdasarkan SK Rektor UIN Raden Fatah Palembang No. Penasehat
Tahun 2015 sebagai berikut:
: Rektor UIN Raden Fatah Palembang (Prof. Dr. H. Aflatun Mukhtar, M.A)
Penanggung Jawab : Wakil Rektor III UIN Raden fatah Palembang (Prof. Dr. H. Amin Suyitno, M.Ag) Ketua Umum
: Muhammad Afrizal Fajri
Sekretaris Umum
: M.Robby Kaharudin
72
Bendahara Umum
: Mawaddah Warahmah
1. Departemen Kaderisasi Koordinator
: Arif Budiansyah (SI ‟13)
Anggota
:
Nasyirudin Sayaf (Pi‟12) M. Arifin (Mpi‟13) Randa Satria S (As‟13) Andrian (Mua‟13) Wahyu Griya (Eki‟13) Aliman Hadi (Eki‟13) Pahrul Ikhsan (Kpi‟14) Yogi Priansyah (Bpi‟14) Yunan Ihsanudin (Pai‟14) R.M Ismul Adham (Mpi‟14) M. Ardi Saputra (As‟14) Muhammad Julian (Bio‟14) Arpiko Wijaya (Pai‟14) Hamza Abdul Aziz (Js‟14) Reza Julianto (Pai‟14) M. Farhan (Eki‟14)
Marisa Agustina (Bsa‟11) Eni Rahmawati (Dps‟13) Laila Khodriyah Pi/2013 Nur Azizah (Pai‟13) Dwi Novita (Muamalah/14) Hermita (Pai‟14) Khoirunnisa (Pai‟14) Kiki Septiawati (Pi‟14) Ninik Juandari (Bpi‟140 Putri Dayang R (Eki/‟14) Siti Qori'ah (Pmh‟14) Ahmad Ariyadi (Th‟14) Afrizal (Pai‟14)
2. Departemen Syi’ar Koordinator
: Baharuddin (AF ‟11)
Anggota
:
Winarko (Pai‟11) Madina (Pai‟12) Tutul (Mtk‟12) Rudi Hartono (Mtk‟12) Rezi Alzufakar E (Dps‟12) M. Ari Dadiono (Pai‟13) M. Antariksa (Pai‟13) Wilang Gumilang M. Alimul Hakim (Eki‟13)
Mira Asmara (Pai‟12) Khairunnisa M (Pai‟11) Nurhayati (Pai‟12) Arlina Y (Jur‟12) Intan T (Pol‟12) Kurniasari (Pai‟13) Rini Anggeraini (Bpi‟13) Sohaya (Pai‟13) Yuliensih (Ski‟13)
73
Lamudin (Mtk‟13) Aprinaldho A (Pgmi‟13) Fernando Edo (Eki‟13) Wahyu Wicaksono Pander Budiman (13) M.Rambo (Eki‟13) Syahril Siddiq Darwin Saputra (Pi‟13) Arung S (Pi‟13) M. Akbar (Kpi‟13) Junaidi (Si‟13) M. Rhevy K (Kpi‟13) M. Aziz Kms. Anwar Jimi („13) Hermasyah (Kpi‟13) Dinsa Iman Sakti (Pai‟13) Altian (Pai‟13) Arsendi Obby Saputra (Eki‟14) Yopi Eka Saputra (Mua‟14) Munawir A (Pai‟14) Muhammad Rizal (Th‟14) Andri (Bsa‟14) Pomi Ari Aksen (Eki‟14) Febriansyah (Js‟14) M. Dumyati (Js‟14) Ardi Wahyudi (Bsa‟14) Ganda Nasukha (Pai‟14) Juliansyah (Pai‟14) Achmad Renaldo (Pai‟14)
Erry Febriyan (Dps/2013) Yuni Mn(Perpus‟13) Mahmuda D (Pi‟13) Reni Liyanti (Bio‟13) Melarianis (Pi‟130 Maya Sari (Pi‟13) Nurul Fitri (Pi‟14) Nurbaya (Eki‟14) Marisa Daniati (Eki‟14) Meilinda N (Pi‟13) Kartini (Mpi‟13) Aryati Fatmei (Bio‟14) Desmarini (Pai‟14) Laila K (Pi‟14) Evi Astri A (Pai‟14) Siti Zubaidah (Bsa‟14) Kurnia Wati (Pi‟14) Widiarti Dwi (Pai‟14) Fitri Yanti (Pgmi‟14) Hanifa Indah (Pi‟14) Darwati (Th‟14) Desi Natalia (Bio‟14) Shanti (Eki‟14) Surora (Eki‟14) Titalia (Pa‟14) Azat Sudrajat (Mpi) Agung Wijaya (Js‟14) Mulyadi (Eki‟14) Maulana O (As‟14) M. Rachman. N (Bsa‟14)
3. Departemen Media Koordinator
: Muhammad Ali Al Husain (SI ‟11)
Anggota
:
M. Yunus S (Si‟11) Dedi Irawan (Af‟11) Akbar (Mpi‟12) Ikhwan Fauzi (Bio‟12)
Eka Listiowati (Pai‟12) Dwi Astria (Bio‟11) Apriyani (Si‟12) Fatmawati (Si‟12)
74
Ardi Prima (Mtk‟12) Hairul Candra (Dps‟13) Ahmad Wahyu H (Pai‟13) Dedi Anggara P (Eki‟13) Samsuharto Syarif H (Pai‟13) A. Shaleh Arba‟i (Si‟13) Angga Karlianto (Si‟13) Mukhsinin (Kpi‟13) Arya Bayu Nur Hasim (KI/‟13) Jemi P (KI/‟13) Miki Harian (Si‟13) M. Wahid (Si‟13) Azis Busrofi (Eki‟13) Jejen Jainudin (Mpi‟13) Septian Nauli M.Alifta Farhendi (Eki‟14) Dedi Dores (Bpi‟14) Agriadi („13) Vixkri Mubaroq (Ski‟14) M. Deprinsyah (Eki‟14) Abdurahman Syakir (Eki‟14) Achmad Alfajri (Eki‟14) Adika Nosa (Bio‟14) Yoga Pratama (Si‟14) Efriyadi (Eki‟14) R. Abdurrahman I (Eki‟14) M. Afton Azhari (Eki‟14) Ahmad Yusuf W („14) Bobby Pratama (Mtk‟14) Arian Masdani (Eki‟14) M. Bahrul Asrori (Pai‟14) Aris Ramayuda (Kpi‟14) M. Magfur Akbar (Pbi‟14) 4. Departemen Kemuslimahan Koordinator
: Aili Mustika (PI ‟12)
Intan M (Kpi‟12) Santini (Bsa‟12) Septy Rizki Ar (Si‟13) Faiza Arifa (Jur‟13) Nadia Ramaedar (Si‟13) Disi Andrayani (Pba‟13) Nasirotud D (Bsa‟14) Lia Rahmadania (Pus‟14) Raudhoh S (Bsa‟14) Esti Nani (Bpi‟14) Windri Apriani (Dps‟13) Gina Agiyani (Si‟13) Siti Hartinah (Pgmi‟14) Hilmah Ummi (Kpi‟14) Maria H (Bsa‟14) Nur Hidayat (Dps‟13) Nurlaeli S (Bio‟14) Santi Purnama (Kpi‟13) Putri Ks (Mpi‟14) Reni Karlina (Th‟14) Lailatusyarifah (Si‟14) Fitri Yatul H (Pgmi‟14) Nuzulia Febriyanti (Mpi‟14) Indah Nur H (Pai‟14) Aisyah Sri W (Eki‟14) Athifah (Pbi‟14) Nurmala Emi (Pba‟14) Nurul Mursidah(Bio‟14) Lia Wulandari (Pba‟14) Amiroh (Eki‟13) Kgs. Nurdin Yasin (Js‟14) M. Eza Helyatha B. (Js‟14) Idwar M (Ski‟14) Amrullah Maulana (Si‟14)
75
Anggota
:
Ela Irmawati (Bio‟11) Monika (Pai‟12) Eka Ayu W (Pai‟12) Halimah(Bio‟12) Dwi Yuliarti (Mtk‟14) Meli Nurbaiti (Pai‟12) Khairunnisa (Pbi‟12) Siti Nurbaiti (Pai‟12) Hidayatul M (Pai‟13) Ria Meliza H (Pbi‟13) Ceria A (Pbi‟13) Siti Hardianti (Kpi‟13) Asmaul Husna(Perpus‟13) Dini (Mpi‟13) Nurut (Mtk‟13) Windi Sufia (Pbi‟13)
Licia Sin V (Pai‟12) Faqih Humaizah (Bpi‟14) Islamiyah (Pgmi‟14) Aisyah R (Jur‟14) Lia Fauziyah (Si‟14) May (Mat ‟14) Rora (PAI ‟14) Misdalifa (Mua‟14) Siti Bayyinah (Pgmi‟14) Monalisa (Pai‟14) Seniati Putriani (Eki‟14) Dita Agustiani (Pai‟14) Septarina A (Dps‟13) Nurlena (Mpi‟13) Siti Fatimah (Js‟14) Pujiatika (Mua‟14)
5. Departemen Dana Dan Usaha Koordinator
: Veti Vera (PAI ‟12)
Anggota
:
Komala Sari (Pai‟11) Isna Marfu‟ah Rusmala D (Mtk‟12) Dwi Anggraini (Jur‟13) Robiatun Jannah (Bpi‟13) Erlin Hasanah (Dps‟13) Mifta (Bpi‟13) Ana Listiani (Pai‟13) Fitri Handayani (Pba‟13) Rika Kurniasari(Dps‟13)
Khodijah (Pmh‟12) Bakti Ayu A (Mtk‟14) Fitri Agestia (Pai‟14) Vivin R (Pgmi‟14) Noviana C (Eki‟14) Caya Sepatona (Bio‟14) Putri Desriani (Pai‟14) Maryama (Mtk‟14) Ria Fitri (Pi‟14) Erma Wati (Dps‟13)
76
Rika Damayanti (Pbi‟14) Emilia (Dps‟14) Vera Astriani (Mpi‟14) Fitriana (Th‟14) Mia Lestari (Eki‟14) Muhjah S (Dps‟14)
Dewi Fajariyah (Eki‟14) Putih Andini (Pi‟14) Warda Zakiyah (Mua‟14) Fuji Lestari (Mtk‟14) Marisa Kamila (Eki‟14) Ayu O (Eki‟14)
6. Biro Kestari Koordinator
: Sukmalina (PAI ‟12)
Anggota
:
Sheilda Nurgenty (Bsa‟11) Lutfiah A (Ski‟12) Siti Khairul (Pai‟13) Melisa I (Mua‟13) Siti Khotimah (Bpi‟13) Nur Aprilita (Mpi‟13) Siti Aisyah (Pgmi‟14) Yuni Gustiana (Pi‟14) Hartina (Jur‟14) Meyka M (Pgmi‟14) Yuli Eka Saputri (Mpi‟14) Icha Syntia (Dps‟14)
Desi Paradila (Af‟12) Nur Jumi'ati (Eki‟12) Sukma („13) Puspita Shindy Ika (Pgmi‟14) Nurul Afriani U (Mpi‟13) Bunga Azizah N (Si‟14) Nurhayati (Mpi‟13) Karni (Pai‟13) Tri Asih H (Pbi‟14) Siti Mutmaina (Pi‟14) Dwi Anggraini (Pi‟14)
STRUKTUR BADAN PENGURUS HARIAN LDK REFAH
77
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
D. Visi Misi Lembaga Dakwah Kampus Refah Visi : a. Sinergisitas peran kader LDK Refah sebagai aktivis dakwah dan aktivis organisasi.
78
b. Sebagai salah satu lembaga dalam UKMK yang berperan sebagai wahana pembentuk paradigm yang religious di kalangan mahasiswa sehingga memiliki wawasan keIslaman yang komprehenship kemudian mampu mengamalkan pemahaman tersebut dalam perilaku sehari-hari c. Sinkronisasi kemauan dan kemampuan kader LDK Refah melalui Biro dan departemen untuk mengembangkan kreatifitas membangun lembaga d. Sebagai lembaga yang dikenal baik di kalangan civitas akademika Misi : a. Koordinasi dan kerja sama yang baik antara pengurus BPH dengan anggota LDK Refah b. Membangun komunikasi dengan Civitas Akademika UIN Raden Fatah c. Pengaktifan program kerja biro dan departemen untuk kader dan umum d. Menambah wawasan pengetahuan dengan gemar membaca bagi kader e. Pengaktifan informasi melalui media f. Bekerjasama dengan UKMK atau lembaga lainya g. Peningkatan sisi ruhiyah kader.70
E. Program Kerja Lembaga Dakwah Kampus Refah LDK Refah merupakan lembaga Informal yang terdiri dari lima departemen dan satu biro, yang masing-masing dikoordinatori oleh satu orang Ketua / mas‟ul atau penanggung jawab. Dalam setiap departemen yang ada masing-masing memiliki 70
Dokumentasi LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang
79
beberapa program kerja yang di laksanakan guna memberikan warna dan manfaat kepada mahasiswa yang tergabung di dalamnya. Juga kepada civitas akademika pada umumnya. Untuk lebih detailnya, akan dijelaskan perdepartemen masing-masing dalam sebuah tabel berikut ini: 1. Program Kerja Departemen Kaderisasi Departemen kaderisasi merupakan salah satu departemen yang memiliki fungsi yang sangat vital di LDK Refah. Yang mana tugas utama dari kaderisasi adalah perekrutan serta pengkaryaan. Selain itu, juga demi berlanjutnya estafet regenerasi LDK Refah kedepanya terletak pada sukses tidaknya departemen kaderisasi dalam mengelolanya. Berikut dipaparkan program kerja departemen kaderisasi dalam pembinaan di LDK Refah:
Tabel 3 Program Kerja Departemen Kaderisasi No 1
Nama Kegiatan DDK 1
Bentuk Kegiatan Materi, diskusi,
Waktu/Frekuensi 2x / Tahun
Sasaran Mahasiswa
80
2
ISC (Islamic Studi Club 1)
3
DDK 2
4
ISC (Islamic Studi Club 2)
5
FST (Forum Silaturrahim Tutor) DDF (Dauroh dakwah fardiyah) TRM (Taujih Ri‟ayah Maknawiyah) Mabit Ikhwan
6 7 8 9
KRK (Kajian Ruhiyah Kaderisasi)
games, outbond, dan DK Halaqoh 6 Bulan
4 x / Bulan
Materi, diskusi, games, outbond, dan DK Halaqoh 6 Bulan
1 x / Tahun
Syuro evaluasi bulanan Taujih, Simulasi, diskusi Ceramah Umum
1x / 2 bulan
Tausiyah dan Riyadhoh Buletin Tausiyah
4 x / Bulan
Mahasiswa yang Telah Ikut DDK 1 Alumni DDK 1
1x / tahun
Mahasiswa yang Telah Ikut DDK 2 Tutor kampus All ADK
1x / 4 bulan
All ADK
1x / 3 bulan
All ADK
1x / bulan
All Kader71
Table tersebut menjelaskan beberapa program kerja departemen kaderisasi yang lebih menonjolkan pada program pembinaan. Dari table tersebut, salah satu program kerja yang dilaksanakan adalah program halaqoh selama 6 bulan. Yang pada intinya dalam program kerja departemen kaderisasi yang berperan sangat vital adalah program Halaqoh. Halaqoh menuntut setiap anggota LDK untuk mampu membiasakan diri pada kegiatan tersebut guna memperbaiki diri dan menambah pemahamanya tentang Islam yang merupakan modal bagi anggota atau kader LDK Refah 2. Program Kerja Departemen Syi‟ar
71
Dokumentasi LDK Refah Tahun 2015
81
Departemen Syi‟ar merupakan salah satu departemen yang berperan dalam mensyi‟arkan kegiatan-kegiatan keislaman di lingkungan Mahasiswa. Sarana tersebut merupakan saran pencerdasan dan mempertajam wawasan keislaman terhadap mahasiswa. Berikut merupaka program kerja departemen Syi‟ar: Tabel 4 Program Kerja Departemen Syi’ar No Nama Kegiatan 1 Kajian Taman Surga
Bentuk Kegiatan Kajian Keislaman
2
Welcome To Pusat Informasi, Campus/penyambutan Open House mahasiswa baru
3
MILAD
4
MTW
5
PHBI
6
Agenda Ramadhan
1. Seminar motivasi 2. Talk show Kemuslimahan 3. Perlombaan 4. Baksos Tausiyah
Sasaran Pengurus, kader, dan mahasiswa IAIN Mahasiswa baru
Mahasiswa dan Masyarakat Umum
Mahasiswa dan kader LDK Isra‟ Mi‟raj (taujih) Masyarakat kampus 1. Safari Ramadhan Mahasiswa 2. Buka bersama dan Masyarakat
Waktu 2x sebulan
1x setahun pada wakrtu penerimaan mahasiswa baru (PMB) dan Pasca Ospek Milad LDK
Setiap hari Selasa ba‟da sholat zhuhur Flexible H-2, H+ 7
82
7
LDK Peduli
8
LDK Kreatif
9
Rihlah
10
Halal Bihalal
1. Penggalangan dana 2. Takjiah 1. Kursus kerajinan tangan 2. pelatihan membuat bulletin dll Materi, Outbond, sharing, dan evaluasi kepengrusan Sharing antar kader LDK dan Alumni
Umum Masyarakat yang membutuhkan Masyarakat kampus dan kader LDK Refah
Flexsible
flexible
Kader LDK
Akhir kepengurusan
Kader LDK dan Alumni
1x setahun
Table tersebut memberikan gambaran kepada kita mengenai beberapa program kerja departemen Syi‟ar LDK Refah yang lebih menekankan kepada kegiatan-kegiatan syi‟ar islam serta sosialisasi dan mempublikasikan betapa pentingnya Islam itu dalam kehidupan kita terutama kehidupan kita di kampus sebagai seorang mahasiswa. Dan perlu diketahui juga bahwa semua program kerja atau kegiatan-kegiatannya tidak hanya ditujukan untuk kader LDK saja, melainkan ditujukan juga bagi semua elemen masyarakat baik umum mapun kampus. Misal program kajian taman surga yang di setting memberikan wawasan keislaman terhadap seluruh elemen kampus. Juga program LDK peduli yang berkontribusi dalam membantu korban bencana alam serta ketika ada salah satu dosen atau kader LDK Refah yang terkena musibah ini juga termasuk salah satu bentuk kepedulian LDK Refah terhadap kehidupan bersosial 3. Program Kerja Departemen Media
83
Departemen media merupakan salah satu departemen di LDK Refah yang berfungsi sebagai media informasi serta komunikasi terhadap semua anggota serta masyarakat kampus dalam memberikan informasi yang positif tentang berbagai informasi yang bermanfaat. Juga departemen yang bergerak dalam bidang pempublikasian kegiatan-kegiatan LDK Refah kepada masyarakat kampus. Berikut beberapa program kerja departemen media: Tabel 5 Program kerja Departemen Media No 1
Nama Kegiatan Buletin Refah
Frekuensi 1x / bulan
2
Dokumentasi Kegiatan
Perkegiatan
3 4
Pelatihan Desain Grafis Lomba Mading
2x / bulan 1x / tahun
5
Media Kreatif
1x / tahun
6
Selayang Pandang LDK Refah
1x / tahun
Sasaran Mahasiswa umum Pengurus anggota Mahasiswa Mahasiswa umum Mahasiswa umum Mahasiswa umum
dan dan
dan dan dan
Table di atas merupakan tabel yang menjelaskan serta memaparkan tentang beberapa program kerja departemen media yang lebih menekankan dan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang berbasis media yang mengasah serta meningkatkan daya kekreatifitasan para mutarobbi. Dalam program media kreatif menuntut semua anggota dan mahasiswa serta kader LDK untuk melek tekhnologi serta mengasah dan meningkatkan deya kreatifitasnya. Hal ini bias kita katehui melalui agenda-agenda atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh departemen media misalnya, pelatihan
84
desain grafis yang mengajak anggota, mahasiswa serta kader LDK untuk belajar dan mempraktekan secara langsung media dan perangkat-perangkatnya sebagai penunjang keberhasilan kegiatan-kegiatan LDK serta peningkatan daya kreatifitas dalam ide atau gagasan baru yang kemudian dituangkan dalam sebuah karya nyata berupa hasil desain grafis, bulletin Refah dan lain sebagainya. Juga peningkatan kemampuan teknologi dan informasi bagi anggota atau kader LDK Refah serta mahasiswa umum 4. Program Kerja Departemen Dana Dan Usaha Departemen danus (Dana Dan Usaha) merupakan salah satu departemen yang berperan dalam mengelola potensi finansial LDK Refah, sehingga LDK Refah memiliki kemandirian finansial sebagai sarana keuangan untuk memperlancar roda LDK Refah.
Berikut program-programnya: Tabel 6
85
Program Kerja Departemen DANUS (Dana Dan usaha) No 1
Nama kegiatan Warung Refah
2
Bazar Refah
3
Refah Celluler
4
Pelatihan Enterpreneur
5
Bedah Buku
6
Catering Refah
7
Koleksi Refah
Frekuensi Setiap hari
Sasaran Bentuk Kegiatan Mahasiswa dan Jual buku dll umum Setiap ada Mahasiswa dan Menjual buku, kegiatan umum pakaian, muslimah, dll Setiap hari Mahasiswa dan Layanan Pengisian umum pulsa elektrik 1x / tahun Mahasiswa dan Pelatihan umum wirausaha 1x / tahun Mahasiswa dan Bedah buku umum Setiap ada Mahasiswa dan Layanan pemesanan umum pemesanan Setiap ada Pengurus, kader Layanan pemesanan dan anggota pemesanan jaket, dan atribut LDK Refah
Tabel tersebut Menjelaskan serta memaparkan tentang beberaa program kerja departemen DANUS yang lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang berbasis LDK mandiri financial. Dalam programnya, DANUS menuntut anggota atau kader LDK serta mahasiswa untuk mengelola jiwa pengusahanya sehingga akan mampu memberikan wawasan positif dalam bidang wirausaha. Selain itu, departemen DANUS berperan sebagai wadah pembelajaran untuk berwirausaha sekaligus memanfaatkan hasilnya untuk membantu kondisi keuangan LDK Refah itu sendiri. Hal tersebut bias kita lihat dari agenda-agenda yang dilakukan oleh departemen DANUS misalnya Catering Refah, Refah Celluler, pelatihan entrepreneur, dan yang lainya yang mengajak anggota atau kader LDK serta mahasiswa belajar dan mempraktekan secara langsung bagaimana berwirausaha.
86
5. Program Kerja Departemen Kemuslimahan Departemen Kemuslimahan merupakan salah satu departemen di LDK Refah yang berperan dalam menggali dan memanfaatkan potensi muslimah sesuai dengan fitrahnya sebagai seorang muslimah dengan aturan-aturan Islam. Berikut beberapa program departemen kemuslimahan: Tabel 7 Program Kerja Departemen Kemuslimahan No 1
2 3 4
Nama Kegiatan Isu Muslimah
Deskriftif Kegiatan Frkuensi 1. Seminar Flexsible 2. Diskusi panel 3. Tebar bunga 4. Aksi 5. Talkshow BBM (Bincang Diskusi dan Tanya 1x / bulan Bincang Muslimah) jawab Muslimah Learning Belajar bahasa arab 2x / bulan
6
Muslimah Production MODIS (Muslimah Discusion) Baksos
7
Muslimah Silat
8
Muslimah Vocation
5
Tabel
Kafa‟ah
1x / bulan
Diskusi dan Tanya 1x / bulan jawab Silaturrahim dengan 1x / tahun panti asuhan, panti jompo Olahraga, lunch 1x / 3 bulan together, sharing sntai
On Tadabur alam
tersebut
menjelaskan
1x / tahun
bahwa
Sasaran Mahasiswi umum
dan
Akhwat pengurus LDK Refah Akhwat pengurus LDK Refah Anggota Akhwat LDK Refah Mahasiswi Panti asuhan panti jompo
dan
Mahasiswi dan umum serta Keputrian seluruh ORAMAWA Pengurus LDK Refah
program-program
departemen
kemuslimahan lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang berbasis muslimah
87
kreatif. Muslimah kreatif menuntut anggota atau kader LDK Refah serta mahasiswi nuslimah untuk snantiasa bersikap Islami di lingkungan kampus. Hal ini terlihat dari beberapa
kegiatan
atau
agenda-agenda
yang
dilakukan
oleh
departemen
kemuslimahan. Misalnya MODIS (Muslimah Discution) yang mengajak muslimah untuk mendiskusikan peran dan fungsi muslimah dalam kehidupan menurut tuntunan Islam. juga Isu Muslimah yang memberikan informasi kekinian terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kaum muslimah di dunia. 6. Program Kerja Biro Kestari Biro kertari merupakan satu-satunya biro yang ada di LDK Refah yang berperan memanajemen administrasi dan kerapian data-data di LDK Refah. Biro kestari juga merupakan bagian dari structural sekretaris umum LDK Refah yang berperan membantu dan melaksanakan intruksi dari sekretaris umum. Berikut merupakan tugas dan program biro kestari: Tabel 8 Program Kerja Biro Kestari No
1
Nama Kegiatan
Memfasilitasi Sekretriat
-
Bentuk Kegiatan Rapat BPH Rapat Kerja Membuat Jadwal syuro Membuat jadwal piket biro kestari Membeli alat kebersihan Membeli kipas angin Membeli karpet Memperbaiki printer Membeli wadah buah Membeli gelas
Frekuensi 1x / minggu
Fleksibel
88
-
2
Pengelolaan Barang Pustaka
3
Peminjaman
4
Pelatihan
5 6
Pembersihan dan perapian sekret Pengadaan Bahan Pustaka
Membeli nampan Intventaris surat menyurat Membuat kop amplop surat Membuat buku peminjaman barang-barang secret - Pemuatan kartu perpustakaan - pembuatan album perkegiatan - buku pengurus - membuatat LPJ akhir - pendataan ulang buku dan barang secret - memberin stempelm pada buku - member nomor pada buku - pendaftaran anggota perpustakaan - peminjaman buku - pengembalian buku - peminjaman peralatan sekret - pemberian reward bagi kader yang meminjam buku terbanyak - pelatihan administrasi (surat menyurat, LPJ, dan Proposal) RABITA (Rapi, Aman, Bersih, Indah, dan Tentram) - Belangganan majalah - Infaq buku perdepartemen
Fleksibel
Fleksibel
2x / bulan 2x / bulan Fleksibel
Pada table tersebut di atas, di jelaskan beberapa program kerja dari biro Kestari yang menekankan pada manajemen administrasi LDK Refah. Dalam programnya, biro kestari memfokuskan pada perapian, pengadaan, pembersihan serta pemeliharaan asset-aset berharga LDK Refah.72 Selain itu, biro kestari juga mengelola iuran anggota serta menjaga dokumen LDK Refah. F. Keadaan Anggota Lembaga Dakwah Kampus Refah 72
Dokumentasi Arsip LDK Refah, Palembang, 28 November 2014
89
Semua mahasiswa yang ikut dan menyatakan bergabung dengan LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang baru akan bisa dikatakan sebagai anggota apabila telah menikuti program pembinaan Halaqoh selama 3-6 bulan lamanya. Anggota LDK Refah terdiri dari semua Fakultas yang ada di lingkungan UIN Raden fatah Palembang. Jumlah kader LDK saat ini berjumlah 400 kader sebagaimana dijelaskan dalam tabel di bawah ini: Tabel 9 Data Anggota 2014 No
1 2 3 4
Angkatan
2011 2012 2013 2014 Total
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
39 orang 54 orang 45 orang 48 orang 186 orang
53 orang 56 orang 51 orang 54 orang 214 orang
Jumlah
92 orang 110 orang 96 orang 102 orang 400 orang
Tabel tersebut menjelaskan serta memaparkan secara real jumlah anggota dari LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang. Dengan jumlah kader yang demikian, maka diharapkan akan lebih banyak dan bertambahnya kader/ manusia-manusia yang berkualitas. Dengan kata lain akan semakin banyak pula mahasiswa/manusia yang mencerminkan seorang muslim dan muslimah yang beriman dan bertaqwa. G. Sarana Dan Prasarana Lembaga Dakwah Kampus Refah Dalam setiap suatu lembaga, apapun itu nama lembaganya, sudah pasti ada atau mempunyai sarana dan prasana sebagai pelengkap dan kelancaran dalam
90
melaksanakan semua kegiatan atau program-program kerja yang ada. Begitupun dengan LDK Refah tentunya memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang kelancaran dari jalanya roda kegiatan. Berikut sarana dan prasarana yang dimiliki oleh LDK Refah: Tabel 10 Sarana Dan Prasarana LDK Refah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Barang Gedung Ambal Meja Kursi Lemari Rak Perpustakaan Jam Dinding Kipas Angin Printer Peralatan Sound Sistem Tenda ukuran 3x4 Meter Alat Cetak Pin Komputer Dispenser dan Galon Papan tulis Sapu, Serok, kotak Sampah Papan Mading LCD, Screen
Jumlah 1 gedung 1 Buah 1 Buah 2 Buah 5 Buah 1 Buah 1 Buah 2 Buah 1 Buah 1 Paket 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 3 Buah 1 Paket 1 Buah 1 Paket
Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Tabel di atas menggambarkan beberapa aset atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh LDK Refah sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan. Selain itu juga menjelaskan secara real kondisi yang layak atau tidak. Dan lebih lanjut lagi, asset-aset tersebut dipergunakan atau dimanfaatkan untuk agenda-agenda LDK Refah. Karena aset-aset tersebut sangat di perlukan dalam menjalankan semua
91
program-program kerja LDK Refah. Serta aset-aset tersebut masih di manfaatkan serta di rawat secara optimal.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh Di LDK Refah
92
Adad XXI ini merupkan salah satu agenda yang banyak diperbincangkan pada masa dewasa ini. Masa dimana pertumbuhan teknologi komunikasi dan informaasi yang cepat menyebabkan mudahnya semua informasi masuk dan mempengaruhi setiap individu dan pola pikir seseorang. Baik itu informasi yang berdampak positif maupun negatif. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran para pakar pendidikan. Apabila kemajuan teknologi informasi tidak dimanfaatkan dengan baik dan pengawasan terhadap penggunaaanya, akan menimbulkan dampak buruk. Telah banyak terjadi kekerasan antar pelajar, seks bebas, kurangnya kepedulian sosial seseorang, serta kemerosotan moral anak bangsa yang banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan budaya-budaya barat yang mudah masuk ke kebudayaan lainya. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan solusi bagi pendidikan untuk memperbaiki moral anak bangsa dengan menanamkan niai-nilai pendidikan karakter melalui lembagalembaga pendidikan baik yang formal maupun non formal. Salah satunya adalah pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang. Dari pembahasan sebelumnya, tentang Pendidikan Karakter dan Halaqoh, berikut akan di jelaskan bagaimana pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang. Sebelum masuk pada bagaimana pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh, akan penulis jelaskan bahwa Halaqoh di LDK Refah dilakukan
93
sepekan sekali yang didalamnya terdapat beberapa aktivitas utama dan aktivitas variatif/ aktivitas tambahan. 1. Membaca basmallah, dalam setiap halaqoh harus diawali dengan membaca basmallah. Ini berkaitan dengan menyambung dan terputusnya rahmad Allah SWT. Maka awalilah semua aktivitas dengan membaca basmallah agar rahmat Allah SWT senantiasa kita dapatkan. 2. Membaca Al-Quran, dilanjutkan dengan membaca Al-Quran dengan bergilir dan yang lainya mengoreksi dan membenarkan bacaan yang salah. Yang menjadi alasan penting adalah bahwa dalamsetiap majis-majlis taklim yang dibacakan Al-Quran, maka disana Allah akan menurunkan rahmat dan para malaikatnya seraya mendoakan dan memohonkan ampun orang-orang yang ada dalam majlis taklim tersebut. 3. Tausiyah, hal ini dimaksudkan untuk saling nasehat menasehati antara anggota Halaqoh, selain itu juga untuk saling mujakaroh dan saling ingat mengingatkan menambah wawasan keislaman. Misalnya tentang dinul Islam, Ikhlas, sabar, birul walidain, sholat, dan lain sebagainya. 4. Materi, hal ini wajib ada dalam setiap Halaqoh. Materi inilah yang dijadikan langkah awal dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada setiap mutarabbi. Dari materi inilah nanti akan tumbuh karakter yang diimplementasikan dalam aktivitas diluar Halaqoh, seperti kegiatan kemasyarakatan, sosial, keagamaan, kemahasiswaan dan lain sebagainya.
94
5. Tanya jawab, ini dimaksudkan untuk memberi peluang kepada Mutarabbi untuk lebih memahami dan mendalami materi, Mutarabbi di persilahkan untuk bertanya seputar materi yang belum mereka pahami. 6. Diskusi, disini seorang Murabbi mengajak Mutarabbi untuk membahas materi secara bersama-sama serta isu-isu yang berkaitan dengan materi. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjadikan anggota Halaqoh adalah orang-orang yang kritis dan tanggap terhadap permasalah yang terjadi disekitarnya. Arif Budiansyah, Pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh dilakukan melalui pembinaan dan pembentukan generasi muslim yang berkualitas melalui proses pengajaran ilmu-ilmu keislaman, yang akan menjadi karakter atau ciri khas dari masing-masing Mutarabbi.73 Sedangkan Eka Listiowati, pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh dilakukan melalui pola ketauladanan Pembina atau Murabbi terhadap Mutarabbi dalam Halaqoh dan lingkungan dimana ia tinggal.74 Sebagaimana Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Shilda Nurgenti, Pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh selain dilakukan melalui pengajaran materi-materi dan kegiatan, juga dilakukan melalui pola pendekatan secara emosional dan lingkungan tempat ia tinggal. sehingga akan
73 74
Arif Budiansyah., Kaderisasi LDK Refah, Palembang, Wawancara, 25 April 2015 Eka Listiowati, Pengurus LDK Refah, Palembang, Wawancara, 27 April 2015
95
memudahkan dalam transfer ilmu serta penginternalisasian nilai-nilai pendidikan karakter dalam diri setiap Mutarabbi.75 Dari pendapat tentang bagaimana pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh dilakukan melalui pola pembinaan generasi yang berkualitas, dan pola ketauladanan seorang pembina
sebagaimana Rasulullah sabagai uswatun
khasanah, serta kedekatan emosional antara Murabbi dengan Mutarabbi. Sehingga akan memaksimalkan dalam penginternalisasian nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap diri Mutarabbi. 1. Pola Pembinaan Pembinaan Mutarabbi di LDK Refah dilaksanakan mengacu pada VISI dan MISI LDK Refah melalui penjabaran terhadap kebutuhan lembaga. Sasaran pembinaan Mutarabbi adalah pembentukan karakter dan keribadian. Dari hasil observasi Pembinaan di LDK Refah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan antara lain Dauroh Dakwah Kampus (DDK), Kuliah Dhuha, Bakti Sosial, LDK Peduli, pengembangan minat dan bakat, serta pelatihan entrepreuner.76 Berikut penjelasanya.
75
Shilda Nurgenti, Pengurus dan Murabbi LDK Refah, Palembang, Wawancara, 27 April
76
Observasi, pola pembinaan di LDK Refah UIN Raden fatah Palembang, 5 Agustus 2015
2015
96
a. Dauroh Dakwah Kampus (DDK), sebagai pengembangan diri Mutarabbi, pengenalan organisasi, melatih kesadaran diri, ukhwah Islamiyah, kematangan pola pikir dan lain-lain. b. Kuliah Dhuha, pengembangan wawasan keislaman, nasrul fikroh, internalisasi karakter Islami dan lain-lain. c. Bakti Sosial (Baksos), melatih kepekaan sosial, menumbuhkan sikap saling peduli dan menolong, serta menumbuhkan sikap kedermawanan. d. LDK Peduli, melatih dan mengembangkan sikap kepedulian dan sosial, ukhwah Islamiyah, bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan dan lain sebagainya. e. Pengembangan Minat dan Bakat, dibidang seni disediakan pelatihan Nasyid dan da‟i-da‟iyah, dibidang olahraga disediakan foodsal, bola kaki, dan lainlain. Selain itu, ada kegiatan pembinaan dalam bidang IT misalnya pelatihan desain grafis, membuat dan mencetak bulletin, pelatihan pembuatan dan pengelolaan website dan masih banyak lagi. f. Pelatihan Enterpreuner, menumbuhkan dan mengembangkan sikap mandiri, menghargai waktu seperti dalam ungkapan bahwa waktu adalah uang, kerja keras, dan tanggung jawab. 2. Pola Ketauladanan
Ketauladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan karakter, yaitu ketauladanan yang baik, sesuai
97
dengan pengertian uswah dalam ayat Al-Qur'an. Dengan kata lain seorang Murabbi harus bisa menyelaraskan antara perkataan dan perbuatannya, mengamalkan ilmunya dan tidak mendustakan perkataannya, Dari hasil observasi di lapangan, sifat-sifat Murabbi/Murabbiyah meliputi: kejujuran, amanah, iffah (menjaga diri dari perbuatan yang tidak diridhoi), pemberian kasih sayang, perhatian, menyediakan tempat atau suasana Halaqoh yang kondusif. Sebagai Murabbi, seseorang harus menampilkan sifat-sifat tersebut, agar Mutarabbi dapat memiliki pondasi nilai-nilai pendidikan karakter yang kokoh sebagai bekal untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Sedangkan ketauladanan yang perlu dicontohkan oleh Murabbi/Murabbiyah kepada Mutarabbi mencakup: a. Ketakwaan b. KeikhlasanKeluasan ilmu c. Sopan-santun, dan tanggung jawab d. Bertutur kata yang baik e. Datang dalam Halaqoh tepat waktu f. Berpenampilan yang rapih g. sikap yang ramah h. Memberikan pujian dan kritik kepada Mutarabbi yang kontruktif i. Peka serta berupaya membantu permasalahan yang dihadapi oleh Mutarabbi, dan sebagainya. 3. Pola Kedekatan Emosional
98
Kedekatan emosional secara sederhana diartikan sebagai rasa kedekatan pada orang lain. Dengan kata lain adanya hubungan secara intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Dari hasil observasi, pola kedekatan emosional yang dilakukan oleh Murabbi/Murabbiyah adalah sebagai berikut. a. Memberi solusi kepada Mutarabbi bila mengalami permasalahan dalam hidupnya. b. Mengerti dan memahami perasaan dan suasana hati Mutarabbi dikarenakan adanya hubungan yang intens. c. Menumbuhkan kepercayaan d. Memberi rasa nyaman e. Adanya kesamaan baik itu visi, hobi, dan lain-lain f. Memberikan perhatian kepada semua Mutarabbi tanpa membeda-bedakannya g. Simpati dan empati kepada Mutarabbi h. Berkomunikasi
secara
intens
dan
baik
dengan
Mutarabbi
dalam
berkomunikasi dan diskusi.
B. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh Di LDK Refah
99
Setelah di telaah dan di kaji sesuai dengan materi, maka dapat di dapatkan beberapa nilai karakter yang sesuai dengan yang di ajarkan dalam Halaqoh. Nilainilai tersebut adalah sebagai berikut: 1. Nilai Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter religius ini terkandung dalam nilai salimul aqidah (Aqidah yang bersih/lurus yang merujuk pada Al-Qur‟an dan Hadits) dan shahihul ibadah (Ibadah yang benar sesuai dengan ajaran dan syari‟at Islam). 2. Nilai Kejujuran Sikap dan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter kejujuran ini terkandung dalam nilai matinul khuluk (akhlak yang kokoh) dan mulia.
3. Bersahabat /Komunikatif Merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter
100
bersahabat/komunikatif ini terkandung dalam nilai nafi‟un Lighoirihi (bermanfaat untuk orang lain). 4. Nilai Kedisiplinan Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dan telah disepakati bersama dalam sebuah forum tertentu. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter disiplin ini terkandung dalam nilai Haritsun „ala waqtihi (menjaga dan menghargai waktu), Qowiyul Jism (kebersihan ragawi), dan Manhajamul fi syu‟nihi (teratur dalam segala urusan) merupakan termasuk kedalamnya. 5. Nilai Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter tanggung jawab ini terkandung dalam nilai qadirun „ala kasbi (kemandirian/ tanggung jawab terhap diri sendiri). 6. Nilai Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter rasa ingin tahu ini terkandung dalam nilai mutsafakul fikri (intelektual yang berkembang). 7. Nilai Kepeduli Sosial
101
Merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter peduli sosial ini terkandung dalam nilai Nafi‟un Ligoirihi (bermanfaat untuk orang lain) 8. Nilai Peduli Lingkungan Merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter peduli soaial ini terkandung dalam nilai Nafi‟un Ligoirihi (bermanfaat untuk orang lain) 9. Nilai Gemar Membaca Merupakan kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Dalam Halaqoh nilai pendidikan karakter gemar membaca ini terkandung dalam nilai Mutsafakul Fikri (cerdas/intelektual yang berkembang) Dari penjelasan tentang nilai-nilai pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh secara garis besar terdiri dari: 1. Nilai aqidah (Religius) yang menjadi dasar utama dari nilai-nilai yang lain. Jika nilai aqidahnya kuat, maka nilai-nilai yang lainya pun akan baik. 2. Nilai ibadah yaitu bentuk dari keyakinanya tentang nilai aqidah yang tertanam dalam dirinya.
102
3. Nilai akhlak yang merupakan cerminan dari pengamalan nilai-nilai aqidah dan ibadah. Dari penjelasan tentang nilai-nilai pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh secara garis besar terdiri dari 1. Nilai aqidah yang menjadi dasar utama dari nilai-nilai yang lain. Jika nilai aqidahnya kuat, maka nilai-nilai yang lainya pun akan baik. 2. Nilai ibadah yaitu bentuk dari keyakinanya tentang nilai aqidah yang tertanam dalam dirinya. 3. Nilai akhlak yang merupakan cerminan dari pengamalan nilai-nilai aqidah dan ibadah. Nilai-nilai pendidikan karakter akan tercermin dan direfleksikan melalui sikap dan perilaku dalam kehidupan. Selain itu, sikap dan perilaku yang Islami akan menumbuhkan sikap terbiasa untuk selalu berada dalam kebaikan. Dengan kata lain, keterbiasaan berbuat baik dan berkarakter Islami akan melekat pada diri peserta Halaqoh dan menjadi kepribadianya.
C. Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah
103
Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah. Di sini akan di jelaskan dan dipaparkan dengan persentase. Presentase ini dapat dilihat melalui hasil penyebaran angket dengan 30 item soal dengan jumlah 40 responden. Untuk lebih jelasnya akan penulis jelaskan pernyataan angket tersebut dengan pilihan jawaban sering, jarang dan tidak pernah. Untuk melihat rata pendapat responden tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang. Berikut ini akan dipaparkan satu-persatu tentang pernyataan dari instrumen penelitian dengan menganalisis distribusi tabel sebagai berikut: 1. Nilai Religius Tabel 11 Apakah anda sering melakukan sholat lima waktu di masjid ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi
Persentase
30 10 0 40
75% 25% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 75% (30 orang mutarabbi) mengerjakan sholat lima waktu di masjid, dan 25% (10 orang mutarabbi) jarang melakukan sholat lima waktu di masjid (dengan alas an dalam perjalanan, atau sakit) , 0% (0 orang mutarabbi) tidak pernah. Jadi kesimpulannya bahwa sholat lima waktu di masjid di lakukan dengan baik oleh Mutarabbi di LDK Refah. Tabel 12
104
Apakah anda sering membaca Al-Qur‟an ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 35 5 0 40
Persentasi 87,5% 12,5% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 87,5% (35 orang mutarabbi) sering membaca Al-Qur‟an, dan 12,5% (5 orang mutarabbi) jarang membaca Al-Qur‟an, dan 0% (0 orang mutarabbi) tidak pernah. Jadi kesimpulannya bahwa sebagian besar mutarabbi di LDK Refah membaca Al-Qur‟an. Tabel 13 Apakah anda sering melakukan infaq/sedekah ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 29 11 0
Persentasi 72,5% 27,5% 0%
40
100%
Dari pernyataan di atas ada 72,5% (29 orang mutarabbi) menyatakan sering melakukan infaq/sedekah, 27,5% (11 orang mutarabbi) menyatakan jarang melakukan infaq/sedekah, dan 0% (0 orang mutarabbi) yang menyatakan tidak pernah. Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa Mutarabbi di LDK Refah sering melakukan infaq/sedekah. Tabel 14 Apakah anda sering melaksanakan sholat malam (sholat tahajut) ? Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentasi
105
a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
25 15 0
62,5% 37,5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mutarabbi yang sering melaksanakan sholat malam (tahajut) sebanyak 62,5% (25 orang mutarabbi) jarang melaksanakan sholat tahajut sebanyak 25% (10 orang Mutarabbi), tidak pernah melaksanakan sebanyak 12,5% (5 orang mutarabbi). Hal ini menjelaskan bahwa dalam dalam Halaqoh selalu ada penekanan terkait dengan ibadah-ibadah harian. Tabel 15 Apakah anda sering melakukan ibadah puasa sunah senin kamis ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 28 12 0
Persentasi 70% 30% 0%
40
100%
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui yang menjawab sering 70% (28 orang mutarabbi), jarang 22,5% (9 orang mutarabbi) yang tidak pernah 7,5% (3 orang mutarabbi). Jadi dapat disimpulkan bahwa 28 dari 40 responden menjawab sering melakukan ibadah puasa sunah senin kamis.
2. Nilai kejujuran Tabel 16
106
Apakah anda sering memenuhi janji dengan teman anda ? Alternatif Jawaban a. Sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 28 12 0 40
Persentasi 70% 30% 0% 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mutarabbi yang menjawab sering 70% (28 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi) , tidak pernah 5% (2 orang mutarabbi) Tabel 17 Apakah anda sering berkata jujur dengan teman-teman anda ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 35 5 0
Persentasi 87,5% 12,5% 0%
40
100%
Berdasarkan tabel di atas yang menjawab sering berkata jujur 87,5% (35 orang mutarabbi), jarang 12,5% (5 orang mutarabbi) tidak pernah 0% (tidak ada). Kesimpulannya bahwa 35 responden menjawab sering berkata jujur.
Tabel 18 Apakah anda sering menyampaikan amanah dengan jujur yang diamanahkan
107
kepada anda ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 35 5 0 40
Persentasi 87,5% 12,5% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui yang menjawab sering menyampaikan amanah 87,5% (35 orang mutarabbi), jarang 12,5% (5 orang mutarabbi), tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 35 orang mutarabbi menjawab sering menyampaikan amanah dengan jujur. Tabel 19 Apakah anda sering melakukan apa yang anda katakan ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 38 2 0 40
Persentasi 95% 5% 0% 100%
Dari tabel di atas diketahui responden yang menjawab sering melakukan apa yang di katakan 95% (38 orang mutarabbi), jarang 5% (2 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (tidak ada), maka dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden sering malukan apa yang mereka katakan.
Tabel 20 Apakah anda sering memintak ijin ketika hendak memakai barang milik orang lain ?
108
Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 35 5 0 40
Persentasi 87,5% 12,5% 0% 100%
Dari tabel di atas diketahui responden yang menjawab sering meminta izin 87,5% (35 orang mutarabbi), jarang 7,5% (3 orang mutarabbi), tidak pernah 57% (2 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 35 responden menjawab sering memintak izin sebelum memakai barang milik orang lain. 3. Nilai Kepedulian Sosial Tabel 21 Apakah anda sering menjenguk orang yang sedang sakit ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0
Persentasi 75% 25% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sering berjumlah 30 responden (75%), jarang 5 responden (12,5%), dan yang menjawab tidak pernah berjumlah 5 responden (12,5%), Jadi dapat disimpulkan bahwa 30 responden yang menjawab sering dan 5 responden menjawab jarang.
Tabel 22
109
Apakah anda sering membantu orang lain yang kesusahan yang membutuhkan bantuan anda ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 36 4 0 40
Persentasi 90% 10% 0% 100%
Dari hasil pernyataan di atas, ada 90% (36 orang mutarabbi) menyatakan sering membantu orang lain, 10% (4 orang mutarabbi) menyatakan jarang, kemudian 0% (tidak ada) menyatakan tidak pernah, Maka dapat disimpulkan bahwa banyak responden yang menyatakan sering membantu orang lain dalam kehidupan seharihari. Tabel 23 Apakah anda sering mendonorkan darah kepada teman anda yang membutuhkan ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 5 15 20
Persentasi 12,5% 37,5% 50%
40
100%
Dari tabel di atas 12,5% (5 orang mutarabbi) menjawab sering, 37,5% (15 orang mutarabbi) jarang, dan 50% (20 orang mutarabbi), menyatakan tidak pernah Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak lebih dari 20% menyatakan sering dan 50% menyatakan tidak pernah sama sekali mendonorkan darahnya.
Tabel 24
110
Apakah anda sering ikut dalam kegiatan gotong royong di kampus/ di masyarakat ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 6 34 0 40
Persentasi 15% 85% 0% 100%
Dari tabel diketahui responden yang menjawab sering menikuti kegiatan gotong royong 15% (6 orang mutarabbi), jarang 85% (34 orang mutarabbi ), dan tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi). Jadi dapat disimpulkan 85 responden menjawab jarang ikut dalam gotong royong dan hanya 15% saja yang menyatakan sering mengikuti. Tabel 25 Apakah anda sering menghadiri undangan ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 27 13 0
Persentasi 67,5% 32,5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas diketahui responden yang menjawab sering 67,5% (27 orang mutarabbi), 17,5% (7 orang mutarabbi) jarang , dan 15% (6 orang mutarabbi) tidak pernah, Jadi dapat disimpulkan 27 responden menjawab sering yang menyatakan sering menghadiri undangan.
Tabel 26
111
Apakah anda sering memotivasi/menasehati orang lain ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0 40
Persentasi 75% 25% 0% 100%
Dari tabel di atas diketahui, responden yang menyatakan sering memotivasi 75% (30 orang mutarabbi), jarang 12,5% (5 orang mutarabbi), dan tidak pernah 12,5% (5 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30 responden menjawab sering memotivasi dan hanya 5% yang menyatakan tidak pernah. 4. Nilai Kedisiplinan Tabel 27 Apakah anda sering melaksanakan sholat wajib tepat waktu ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 36 4 0 40
Persentasi 90% 10% 0% 100%
Dari tabel di atas diketahui, responden yang menyatakan sering melaksanakan sholat tepat waktu berjumlah 90% (36 orang mutarabbi), jarang 10% (4 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (90%) responden menjawab sering melaksanakan sholat tepat waktu.
Tabel 28
112
Apakah anda sering mentaati peraturan ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0 40
Persentasi 75% 25% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering mentaati peraturan berjumlah 75% (30 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi), dan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan sebanyak 30 responden menjawab pernyataan sering mentaati peraturan. Tabel 29 Apakah anda sering melaksanakan jadwal agenda harian dengan tepat waktu ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 25 15 0
Persentasi 62,5% 37,5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering berjumlah 62,5% (25 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi), dan tidak pernah 12,5% (5 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 25 responden menjawab sering melaksanakan jadwal tepat waktu.
Tabel 30
113
Apakah anda sering datang kuliah tepat waktu ? Alternatif Jawaban a. sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0 40
Persentasi 75% 25% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering dating kuliah tepat waktu 75% (30 orang mutarabbi), jarang 15% (6 orang mutarabbi), dan tidak pernah 10% (4 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 30 responden menjawab sering dating kuliah tepat waktu bahkan sebelum jam pelajaran dimulai. Tabel 31 Apakah anda sering datang ke Halaqoh tepat waktu ? Alternatif Jawaban a. Sering b. jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 38 2 0
Persentasi 95% 5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering dating ke Halaqoh tepat waktu berjumlah 95% (38 orang mutarabbi), jarang 5% (2 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (tidak ada), Jadi dapat disimpulkan bahwa 38 responden menjawab sering tepat waktu dating dalam Halaqoh per pekanya.
5. Nilai Tanggung Jawab
114
Tabel 32 Apakah anda sering menyelesaikan tugas kuliah ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total Dari
tabel
di
atas
Frekuensi 37 3 0 40 diketahui,
responden
Persentasi 92,5% 7,5% 0% 100% yang
menyatakan
sering
menyelesaikan tugas adalah sebanyak 92,5% (37 orang mutarabbi), jarang 7,5% (3 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 37 responden menjawab sering menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Tabel 33 Apakah anda sering membersihkan rumah ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 35 5 0
Persentasi 87,5% 12,5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering membersihkan rumah sebanyak 87,5% (35 orang mutarabbi), jarang 7,5% (3 orang mutarabbi), dan tidak pernah 5% (2 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan 35 responden menjawab sering membersihkan rumah dan hanya 5% saja yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 34
115
Apakah anda sering ikut bertanggung jawab atas kebersihan lingungan di sekitar anda ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 29 11 0 40
Persentasi 72,5% 27,5% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering ikut bertanggung jawab 72,5% (29 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi), dan tidak pernah 2,5 % (1 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 29 responden menjawab sering ikut bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Tabel 35 Apakah anda sering membayar hutang ketika anda punya hutang ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 39 1 0
Persentasi 97,5% 2,5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering membayar hutang 97,5% (39 orang mutarabbi), jarang 2,5% (1 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 39 responden menjawab sering membayar hutang ketika punya hutang.
Tabel 36
116
Apakah anda sering menyelesaikan pekerjaan anda sendiri ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0 40
Persentasi 75% 25% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering mengerjakan pekerjaanya sendiri 75% (30 orang mutarabbi), jarang 22,5% (9 orang mutarabbi), dan tidak pernah 2,5% (1 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 30 responden menjawab sering menyelesaikan sendiri pekerjaanya. 6. Nilai Kreatif Tabel 37 Apakah anda sering mengkritisi kondisi sosial yang terjadi di masyarakat ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 20 19 1
Persentasi 50% 47,5% 2,5%
40
100%
Dari tabel di atas diketahui, responden yang menyatakan sering mengkritisi kondisi sosial 50% (20 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi), dan tidak pernah 25% (10 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 20 responden menjawab sering mengkritisi kondisi sosial yang terjadi di masyarakat.
Tabel 38
117
Apakah anda sering membuat/menciptakan sesuatu yang baru ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 8 30 2 40
Persentasi 20% 75% 12,5% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering membuat/mencipta sesuatu yang baru 12,5% (5 orang mutarabbi), jarang 50% (20 orang mutarabbi), dan tidak pernah 37,5% (15 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan hanya 12,5% responden menjawab sering membuat/menciptakan sesuatu yang baru. Tabel 39 Apakah anda sering menyampaikan ide/pendapat saat rapat ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0
Persentasi 75% 25% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering menyampaikan ide 75% (30 orang mutarabbi), jarang 22,5% (9 orang mutarabbi), dan tidak pernah 2,5 % (1 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 30 responden menjawab sering menyampaikan ide/pendapatnya dalam rapat.
Tabel 40
118
Apakah anda sering menyelesaikan pekerjaan anda sendiri ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 29 10 0 40
Persentasi 72,5% 27,5% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering mengerjakan pekerjaanya sendiri 72,5% (29 orang mutarabbi), jarang 22,5% (9 orang mutarabbi), dan tidak pernah 5% (2 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 29 responden menjawab sering menyelesaikan sendiri pekerjaanya. 7. Nilai Gemar Membaca Tabel 41 Apakah anda sering menbaca dan mentadaburi Al-Qur‟an ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 37 3 0
Persentasi 92,5% 7,5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering membaca dan mentadaburi Al-Qur‟an 92,5% (37 orang mutarabbi), jarang 7,5% (3 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (tidak ada), Jadi dapat disimpulkan bahwa 37 responden menjawab sering membaca dan mentadaburi ayat-ayat Al-Qur‟an.
Tabel 42
119
Apakah anda sering mengikuti perkembangan berita ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0 40
Persentasi 75% 25% 0% 100%
Dari tabel di atas diketahui, responden yang menyatakan sering mengikuti perkembangan berita 75% (30 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 30 responden menjawab sering mengikuti perkembangan berita baik melalui media cetak maupun media elektronik. Tabel 43 Apakah anda sering ke perpustakaan untuk membaca buku ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 25 15 0
Persentasi 62,5% 37,5% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering ke perpustakaan 62,5% (25 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi), dan tidak pernah 5% (5 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan 25 responden menjawab sering pergi ke perpustakaan untuk membaca buku.
Tabel 44
120
Apakah anda sering membaca buku ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 37 3 0 40
Persentasi 92,5% 7,5% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering membaca buku berjumlah 92,5% (37 orang mutarabbi), jarang 7,5% (3 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa 37 responden menyatakan sering membaca buku dan 0% tidak pernah. 8. Nilai Rasa Ingin Tahu Tabel 45 Apakah anda sering membaca buku-buku agama ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 30 10 0
Persentasi 75% 25% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering membaca buku-buku agama 75% (30 orang mutarabbi), jarang 25% (10 orang mutarabbi), dan tidak pernah 0% (0 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden 30 diantaranya menjawab sering membaca buku-buku agama.
Tabel 46
121
Apakah anda sering membaca buku-buku umum ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 27 13 0 40
Persentasi 67,5% 32,5% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering membaca buku-buku umum 67,5% (27 orang mutarabbi), jarang 27,5% (11 orang mutarabbi), dan tidak pernah 5% (2 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden 27 diantaranya menjawab sering membaca buku-buku umum dan 2 orang menyatakan tidak pernah membaca buku-buku umum. Tabel 47 Apakah anda sering menghadiri kegiatan organisasi kamahasiswaan ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 36 4 0
Persentasi 90% 10% 0%
40
100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering menghadiri kegiatan organisasi kemahasiswaan 90% (36 orang mutarabbi), jarang hadir 7,5% (3 orang mutarabbi), dan tidak pernah 2,5% (1 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden 36 diantaranya menyatakan sering menghadiri kegiatan kemahasiswaan dalam rangka menambah wawasan dan keilmuan. Tabel 48
122
Apakah anda sering menghadiri kegiatan kemasyarakatan ? Alternatif Jawaban a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Total
Frekuensi 20 20 0 40
Persentasi 50% 50% 0% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui, responden yang menyatakan sering menghadiri kegiatan kemasyarakatan 50% (20 orang mutarabbi), jarang hadir 47,5% (19 orang mutarabbi), dan tidak pernah 2,5% (1 orang mutarabbi), Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden 20 di antaranya menjawab sering menghadiri kegiatan kemasyarakatan dan 1 orang mutarabbi (2,5%) menyatakan tidak pernah hadir. Dengan melihat pernyataan setiap item tabel di atas, berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan, maka implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh dalam kategori tinggi, sedang, rendah. untuk melihat kategori tinggi, sedang dan rendah tersebut, maka dicari nilai meannya terlebih dahulu. adalah sebagai berikut: 90
80
75
70
65
60
82
75
75
56
77
75
67
65
75
80
88
75
65
70
59
75
56
78
80
60
89
61
77
70
78
80
85
59
75
90
78
60
70
80
123
Dari data mentah di atas kemudian selanjutnya menentukan Range, interval kelas, dan panjang kelas. Range (R) = H - L + 1 H (Nilai tertinggi) = 90 L (Nilai Terendah) = 56 N= 40 Maka (R) = H – L + 1 90–56 + 1 = 35 =5 Jadi untuk variabel (variabel X), interval kelasnya yaitu 9 dengan panjang kelasnya 5, kemudian selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi seperti berikut: Tabel 49 Perhitungan Mean (X) Interval Kelas
F
X
FX
86 - 90
4
88
352
7764
31056
81 - 85
2
83
166
6889
13778
76 - 80
10
78
780
6084
60840
71 - 75
8
73
584
5329
42632
66 - 70
5
68
340
4624
23120
61 - 65
4
63
252
3969
19845
56 - 60 Jumlah
7 40
58
406 2880
3364
23548 214819
124
Berdasarkan perhitungan diatas, selanjutnya dicari mean (rata-rata) sebagai berikut:
∑
Dari tabel di peroleh ∑
= 214819 sedangkan N = 40, dengan demikian
dapat diketahui SD nya : ∑
SD = √ =√ =√
√
–√
∑
=√
√
= 13,66 Setelah diketahui mean skor dan standar deviasi skor implementasi nilai-nilai
pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh, maka selanjutnya adalah menetapkan kategori tinggi, sedang dan rendah (TSR) adapun kategori tersebut adalah Tinggi = Mx + 1.SD = 72 + 1. (13,66) = 72 + 13,66 = 85,66 dibulatkan 86 ke atas dengan interval kelasnya (86-90) Sedang = Mx – 1. SDx sampai dengan Mx + 1. SDx = 72 – 1. (13,66) = 72 – 13,66 = 58,34 dibulatkan 58 sampai dengan: = Mx + 1. SDx
125
= 72 + 1. (13,66) = 72 + 13,66 = 85,66 dibulatkan menjadi 86 Jadi untuk kategori sedang interval kelasnya antara (58 - 86) Rendah= Mx – 1.SDx = 72 – 1. ( 13,66) = 72 – 13,66 = 58,66 dibulatkan 58 kebawah, interval kelasnya (56 – 57) Dari atas selanjutnya dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi relatif berikut ini. Tabel 50 Distribusi frekuensi dan persentase TSR tentang implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
1 2 3
Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (R) Jumlah
4 34 2 40
10% 85% 5% 100%
Dilihat dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa respon yang termasuk kategori tinggi berjumlah 4 orang mutarabbi dengan persentase 10%, kategori sedang 34 orang mutarabbi dengan persentase 85%, dan kategori rendah 2 orang mutarabbi dengan persentase 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden
126
Fatah Palembang termasuk dalam kategori sedang atau cukup atau dengan kata lain implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang masuk kedalam kategori baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan Uraian dan analisis data pada bab atau pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pendidikan karakter dalam Halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang merupakan sarana utama dalam pembentukan pribadi muslim yang sholeh. Pribadi-pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan karakter dalam mendidik diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui kesadaran diri dan latihan menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadits sebagai pedoman dan landasan dasar dalam melakukan setiap kegiatan dan hal-hal lain baik dalam hubungannya dengan Allah SWT (Habluminallah), dan hubunganya dengan sesama manusia (Habluminannas). 2. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang adalah sebagai berikut: a. Nilai religius, dalam Halaqoh nilai ini terkandung dalam nilai salimul aqidah, dan sahihul ibadah b. Nilai kejujuran, dalam Halaqoh nilai ini terkandung dalam nilai matinul khuluk (akhlak yang kokoh)
126
127
c. Nilai bersahabat/komunikatif, dalam Halaqoh nilai ini terkandung dalam nilai nafi‟un lighairihi (bermanfaat bagi orang lain) d. Nilai kedisiplinan, dalam Halaqoh nilai ini terkandung dalam nilai karakter haritsun „ala waktihi (menjaga dan menghargai waktu), Qowiyul Jism ( kebersihan ragawi), manhajamul fi syu‟nihi (teratur dalam segala urusan)
e. Nilai tanggung jawab, dalam Halaqoh ini terkandung dalam nilai karakter
qadirun „ala kasbi (kemandirian/ tanggung jawab terhap diri
sendiri)
f. Nilai rasa ingin tahu, dalam Halaqoh nilai ini terkandung dalam nilai mutsaqoful fikri (wawasan yang luas),
g. Nilai kepedulian social, dalam Halaqoh nilai ini terkandung dalam nilai nafi‟un ligoirihi (bermanfaat untuk orang lain) h. Nilai peduli terhadap lingkungan, dalam Halaqoh nilai peduli lingkungan ini terkandung dalam nilai karakter Nafi‟un Lighairihi (bermanfaat bagi orang lain) i. Nilai gemar membaca, nilai ini dalam Halaqoh terkandung dalam nilai karakter Mutsaqoful Fikri (wawasan yang luas) 3. Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden Fatah Palembang Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan melalui halaqoh di LDK Refah UIN Raden fatah Palembang dapat dikategorikan sedang atau
128
cukup baik, terbukti dari 40 mutarabbi yang menjadi responden terdapat 34 orang mutarabbi atau 85% menyatakan sedang atau cukup baik. Sedangkan responden yang menyatakan tinggi 4 orang mutarabbi atau 10%, dan menyatakan rendah memiliki persentase 5% dengan jumlah mutarabbi 2 orang mutarabbi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan, dapat disajikan beberapa saran antara lain sebagai berikut: 1. Bagi civitas akademika di harapkan memberikan ruang bagi kegiatan-kegiatan mahasiswa di luar kegiatan perkuliahan. Misalnya dalam hal ini adalah kegiatan Halaqoh yang di adakan oleh LDK Refah UIN Raden Fatah palembang. Karena Halaqoh adalah sarana yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang berperan sebagai pembentuk dan memperbaiki moral serta pemahaman yang benar dan kaffah terhadap Islam. 2. Bagi pengurus LDK Refah UIN Raden Fatah palembang, diharapkan mampu dan mengupayakan dengan semaksimal mungkin dalam memperbaiki dan menyempurnakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembalajaran dalam Halaqoh. Sehingga proses Halaqoh menjadi produktif dan lebih baik dalam melahirkan Mutarabbi-mutarabbi yang berkualitas dengan pemahaman yang baik dan integral dengan Islam. 3. Bagi Murabbi (pembina Halaqoh), agar selalu berupaya dalam memberikan kontribusinya berupa motivasi-motivasi kepada Mutarabbi agar benar-benar
129
mengikuti kegiatan Halaqoh yang baik dan serius, yang dapat dijadikan bekal dalam kehidupan bermasyarakat serta mampu menjadi uswah atau tauladan yang baik untuk Mutarabbi dan Masyarakat kampus pada umumnya. 4. Bagi Mutarabbi (peserta Halaqoh), agar dapat mengikuti kegiatan Halaqoh dengan baik, serius, dan kontinyu/berkesinambungan sehingga memperoleh manfaat yang menjadikan dirinya sebagai mahluk yang terpuji, menjadikan Halaqoh sebagai keluarga kecilnya, serta memberikan kontribusi berupa amalamal nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahanya. 2004. Departemen Agama RI. Bandung: Syamil Qur‟an. Abu Izzudin, Solihin. 2009. New Quantum Tarbiyah.Yogyakarta: Pro U Media. Al-Abrasyi, Muhammad „Athiyyah. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Al Qardhawi, Yusuf. 2005. Pendidikan Islam Dan Madrasah Hasan Al Banna. Jakarta: Rabbani Press. Arifin, M. 2000. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. Depdiknas. 2001. Pedoman Pengintegrasian Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Diane Talman dan Diane Soe. 2005. Living Values Activities For Cildren 3-7 Tahun terjemah Adi Respati. Jakarta: Grasindo gramedia Widya Sarana Indonesia Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Raden Fatah Palembang. 2012. Pedoman Penyusunan Dan Penulisan Skripsi Program Sarjana Studi Pendidikan Agama Islam. Palembang: Raden fatah Press. Hadi Lubis, Satria. 2010. Menggairahkan Perjalanan Halaqoh. Yogyakarta: ProU Media. -----------------------. 2006. Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usrah). Tanggerang: FBA Press. -----------------------. 2010. 114 Tips Murobbi Sukses. Yogyakarta: Pro U Media. Hafidhuddin, Didin. 2006. Agar Layar Tetap Terkembang. Jakarta: Gema Insani. Halim Mahmud, Ali Abdul. 2004. Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Mslimin. Solo: Era Inter Media. Hasbullah. 2005. Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.
Idris, Zahara. 2000. Dasar-Dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya Padang. Irfan,Muhammad dkk. 2008. Teologi Pendidikan. Jakarta: Friska Agung Insani. Isnaini, Muhammad. 2010. Metodologi Penelitian. Palembang: IAIN Raden Fatah Press. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa – Pedoman Sekolah. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan. Koesoema, A. Doni. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. -----------------------. 2007 Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo. Mu‟in, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter (Konstruksi Teoretik dan Praktek). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Munawwir. 2004. Kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif. Munawar, Hadi. 2010. Menghidupkan suasana Tarbawi. Bandung: Era Adicitra Intermedia. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta:Bumi Aksara. Naim, Ngainun. 2012. Character Building. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia. Nata, Abudin. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT Rajawali Pers. -----------------. 1997. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Pawitasari, Ema. 2004. Konsep pendidikan Akhlak. Jakarta: Bumi Aksara. Poerbakawatja, Soegarda. 2004. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Rohmat, Mulyana. 2004. Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Sajirun, Muhammad. 2011. Manajemen Halaqoh Efektif. Solo: Era Intermedia. Soyomukti Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Sukardjo dan Ukim Komarudin, 2009. Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya, Jakarta: Raja Grafindo Persada Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun, 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Palembang:Rafah Press UU RI No 14 Tahun 2005 Dan Permendiknas No 11 Tahun 2011. Tentang Guru Dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. 2012. UU RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1. Bandung: Citra Umbara. Wildan Fathul Mu‟in. 2006. Model Pendidikan Karakter di Sekolah Islam Moderen (Studi pada SMP Pondok Moderen Selamat). IAIN Walisongo Semarang.