Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
NILAI MANFAAT EKONOMI AIR HUTAN LARANGAN ADAT RUMBIO Enny Insusanty1 dan Ambar Tri Ratnaningsih1 1Fakultas
Kehutanan Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru Telp./Fax. (0761) 54092 Email:
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine the estimated economic value of water in Rumbio Forest Indigenous Prohibition for domestic use existing community around the forest. The method of data collection is done in a survey by random sampling. The economic value of water for domestic use Rp 347 871 206 per year. Willingness to pay (WTP) is Rp1.907.657.086 per year in order to obtain the consumer surplus of Rp 1,559,785,880 per year. In addition there are 13 businesses sales of water to three villages around the Rumbio forest indigenous prohibition. Keywords: water, domestic use, indigenous forest, economic
27
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
PENDAHULUAN
Salah satu hutan yang
Latar Belakang Hutan
Juli 2015
masih
sangat
berperan
tersisa
dengan
ekosistemnya terjaga, sehingga
penting dalam menyediakan air
bermanfaat
melalui kemampuannya sebagai
sekitar
pengatur tata air yang lebih di
larangan
adat
kenal dengan fungsi hidrologis.
kawasan
hutan
Proses
tajuk
beberapa mata air yang tersebar
hingga proses perakaran didalam
dibeberapa desa seperti Desa
tanah yang bersinergis dalam
Pulau
Sarak
menyimpan air. Selain berperan
mata
air
dalam proses menyimpan air,
sikumbang merupakan sebutan
sistem
untuk
ini
dimulai dari
stratifikasi
tajuk
yang
bagi
hutan,
masyarakat
seperti
hutan
Rumbio,
pada
ini
terdapat
dengan
sebutan
sikumbang.
hewan
Harimau
yang
berfariasi juga mengmungkinkan
merupakan
air hujan tidak lansung jatuh
kawasan hutan larangan adat
ketanah
sehingga
dapat
Rumbio. Selain itu juga terdapat
mengatasi
erosi
permukaan.
mata air di Desa Koto Tibun dan
terdapat
Rumbio. Mata air dikelola secara
Serasah dipermukaan
yang hutan
juga
satwa
Kata
penghuni
bisa
komersil dan dimanfaatkan oleh
membantu meredam aliran air
masyarakat sekitar dengan cuma-
permukaan sehingga air hujan
cuma untuk kebutuhan sehari-
dapat diserap dengan abaik oleh
hari.
tanah. Siklus hidrologi yang baik
Untuk mengetahui berapa
akan menjamin ketersediaan air
besarnya
nilai
yang menjadi kebutuhan utama
dalam mengatur tata air sehingga
manusia.
masyarakat memanfaatkan
manfaat
masih
hutan
dapat
sumber-sumber 28
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
air
dilakukan
pada jarak 100 meter dari tepi
penilaian ekonomi atas manfaat
sungai. Hukum adat cukup efektif
hidrologis hutan tersebut. Oleh
melarang orang menebang pohon
karena
sembarangan.
tersebut,
perlu
itu
hidrologis
penilaian
manfaat
diharapkan
dapat
Juli 2015
Salah satu kawasan hutan
meningkatkan pemahaman yang
yang
mendalam tentang besarnya nilai
masyarakat adat adalah Hutan
manfaat
Larangan Adat Rumbio berada di
hutan
sebagai
dipertahankan
penyangga kehidupan. Menurut
jalan
Fatriani
dan
dengan jarak tempuh 40 km dari
fungsi
hidrologis
Nugroho
(2008)
hutan
ini
Pekanbaru
oleh
Pekanbaru
Bangkinang
termasuk
dalam
seringkali tidak disadari dan dinilai
wilayah abupaten Kampar. Hutan
secara
Larangan Adat Rumbio 530 ha
layak
sehingga
masih
terjadi pengrusakan hutan baik
dikelola
berupa perambahan, penebangan
dengan
liar, dan konversi hutan
kearifan lokal masyarakat
Masyarakat
adat
yang
secara
merupakan
Adapun
masih memegang teguh nilai-nilai
penelitian
budaya
mengetahui
adat
knowledge) pelajaran (2001)
(indegenous bisa
bagi
menjadi
kita.
Warman
mengatakan
bahwa
masyarakat
adat
sejak
memiliki
nilai-nilai
lama
untuk
adat
ini
masyarakat
bentuk
tujuan
dari
adalah
untuk
nilai ekonomi air
tujuan
kebutuhan
istiadat
memenuhi
rumah sekitar
tangga Hutan
Larangan Adat Rumbio.
yang
beroriantasi pada perlindungan hutan dan air. Masyarakat adat
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian
telah melarang penebangan hutan 29
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Penelitian ini dilaksanakan
Metode Pengambilan Data
selama 5 (lima) bulan, dimulai pada
bulan
Februari
dengan bulan Juni meliputi
sampai
2014 yang
kegiatan
persiapan,
Juli 2015
Untuk pengambilan data pada
penelitian ini digunakan
metode
survey.
Pengambilan
sample pada responden
juga
penelitian lapangan, pengolahan
dilakukan secara acak sebanyak
data dan penyusunan laporan
60 orang. Data yang dikumpulkan
Adapun
meliputi data primer dan data
lokasi
penelitian
dilakukan di Hutan Larangan Adat
sekunder.
Rumbio dan masyarakat yang
data primer pengambilan datanya
berada di sekitar lokasi hutan.
melalui
Secara
menggunakan kuesioner dengan
administratif
Hutan
Untuk
pengambilan
wawancara
Larangan Adat Rumbio berada di
masyarakat
Kecamatan Rumbio, Kabupaten
Larangan Adat Rumbio.
Kampar, Provinsi Riau.
langsung
sekitar
Hutan
Data skunder diperoleh dari data yang sudah ada, berupa
Bahan dan Alat
keadaan umum Hutan Larangan Bahan yang digunakan pada
penelitian
kuisioner
yang
ini
adalah
merupakan
kumpulan pertanyaan yang akan diajukan.
Peralatan
yang
digunakan berupa alat-alat tulis, kalkulator, kamera dan software Minitab versi 14.
Adat Rumbio, keadaan sosial ekonomi masyarakat, serta datadata penunjang yang lain yang dikumpulkan melalui penelaahan pustaka,
studi
literatur
dan
laporan-laporan. Metode Analisis Data Pendugaan nilai ekonomi air dengan metode pengadaan untuk manfaat hidrologi rumah 30
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
tangga. Air merupakan manfaat
permintaan (Y) dengan harga
yang bersifat intagible dari jasa
(biaya pengadaan) dan faktor-
hutan. Menghitung nilai ekonomi
faktor
manfaat tangible hutan relatif lebih
mempengaruhinya dengan model
mudah
sebagai berikut
dilakukan,
umumnya
karena
telah
berlaku
mekanisme pasar secara baik,
Juli 2015
sosial
ekonomi
yang
(1) Y = βo + β1X1 + β2X2 +…….+ βnXn
nilai jasa yang diberikan materi
Dimana : Y = permintaan atau konsumsi (satuan/kapita) X1 = harga atau biaya pengadaan (Rp/satuan) βo = intersep β1,2..n = koefisien regresi X 2,3..n = peubah bebas/faktor sosial ekonomi
kepada manusia (Suwarno 2006).
(2) Menentukan intersep baru βo’
sementara manfaat
untuk
menghitung
intangible
umumnya
masih sulit dilakukan mengingat masih sulitnya mengkuantifikasi
Penentuan nilai ekonomi
fungsi
permintaan
Hutan Larangan Adat Rumbio
peubah
yang
kesediaan
pengadaan) dalam keadaan
pengelolaan
faktor lain (X2, X3,…Xn). Cara
meliputi
membayar,
total
biaya
bebas
dengan
dan surplus konsumen didasarkan
penghitungannnya
pada kesediaan untuk membayar
sebagai berikut
konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang diperoleh dari
hutan.
Penentuan
nilai
ekonomi air dilakukan dengan menggunakan kurva permintaan
X1(biaya
adalah
Y = βo + β1X1 + β2X2 +…….+ βnXn Y = (βo + β2X2 +…….+ βnXn) + β1X1 Y = βo’ + β1X1 (3) Menginversi
marsall adalah sebagai berikut: (1)
fungsi
Menentukan
menjadi peubah tidak bebas
model
kurva
asal
persamaan sehingga
Xi
(permintaan, yaitu meregresikan 31
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
dengan Y sebagai peubah bebas
Juli 2015
(7) Penghitungan
nilai
total
kesediaan membayar, surplus
Y = βo’ + β1X1
konsumen dan harga yang dibayarkan
Y – βo′
𝑋1 =
β1 (4) Menduga rata-rata kesediaan
membayar
(utility)
menggunakan
dengan
dengan
menggandakan
cara
nilai
pada
point (4) dengan pengganda populasi
persamaan HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut : 𝑎
Kebutuhan
𝑈 = ∫0 𝑓(𝑌)𝛿𝑌
sehari-hari
terhadap air berbeda-beda untuk Dimana U = rata-rata kesediaan membayar nilai ekonomis 𝑓(𝑌) = fungsi permintaan a = rata-rata jumlah produk yang dikonsumsi (Y)
tiap
tempat
dan
tingkatan
kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah kebutuhan akan air. Air
(5) Menentukan nilai X1 (harga barang/biaya
pengadaan)
minum
merupakan
kebutuhan
paling
penting.
manusia
pada saat Y dengan cara
Kebutuhan air minum setiap orang
mensubsitusikan nilai Y pada
bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8
persamaan :
liter per hari, tergantung pada 𝑋1 =
(6) Menentukan yang
Y – βo′ β1
rata-rata
dikorbankan
konsumen
dengan
nilai oleh cara
mengalikan X1 (hasil langkah 5) dengan Y
berat badan dan aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum
harus
memenuhi
persyaratan fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Menurut WHO dalam Depkes (2006) beberapa data menyebutkan
bahwa
volume 32
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
kebutuhan penduduk
air
Vol.10, No.2
bersih
rata-rata
di
bagi dunia
Juli 2015
kebutuhan rumah tangga meliputi pemanfaatan
untuk
kegiatan
berbeda. Di Negara maju, air yang
memasak, mandi, mencuci, dan
dibutuhkan adalah lebih kurang
kakus.
500 liter/orang/hari, sedangkan di
Komposisi umur dan tingkat pendidikan
Indonesia (kota besar) sebanyak 200 s/d 400 liter/orang/hari dan di daerah
pedesaan
hanya
60
Tingkat
Responden Tingkat pendidikan responden sebagain besar (43%)
liter/orang/hari.
adalah Karakteristik Masyarakat Pengguna Air Rumah Tangga Karakteristik pengguna
air
Pendidikan
masyarakat diwakili
Sekolah
Dasar
(SD),
selebihnya adalah SMP (20%), SMA (32%), dan 5% Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan akan
oleh
mempengaruhi pola penggunaan
responden terpilih sebanyak 60
air dalam kegiatan sehari-hari
responden dari desa sekitar hutan
rumah tangga.
larangan adat. Kondisi sekitar hutan
larangan
merupakan
yang
memiliki
daerah
ketersediaan air yang cukup baik karena memiliki sumber air dari hutan adat dan juga sungai yang
5% 32% 20%
SD 43%
SLTP SLTA PT
melintasi pemukiman masyarakat, sehingga mempengaruhi perilaku
Gambar 1. Tingkat Pendidikan Penduduk Sekitar Hutan Adat Rumbio
masyarakat dalam memanfaatkan air
untuk
kebutuhan
rumah
tangga. Pemanfaatan air untuk 33
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
Gambar 2, menunjukkan bahwa sebagian besar (83%)
17%
0% 0-15 tahun
responden termasuk dalam usia
83%
produktif (15-55 tahun), sisanya
15-55 tahun > 55 tahun
(17%) berusia lebih dari 55 tahun. Hal
ini
menunjukkan
bahwa Gambar 2. Umur Responden
sebagian besar responden masih mampu untuk bekerja Mata pencaharian dan pendapatan
bekerja sebagai tukang,
8,3 %
bekerja sebagai sebagai PNS dan
Sebagian besar responden
3,3 % responden bekerja sebagai
bekerja sebagai petani dengan
wiraswasta dan 3,3% sebagai
persentase 68%, sebesar 10 %
karyawan swasta.
responden
bekerja
pedagang,
6,7%
sebagai responden
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Responden No
Pekerjaan
Jumlah
%
1
Tani
41
68.33
2
Dagang
6
10.00
3
Tukang
4
6.67
4
Swasta
2
3.33
5
PNS
5
8.33
6
Wiraswasta
2
3.33
60
100
Total
Beragamnya
jenis
mata
pendapatan yang diperoleh. Tabel
pencaharian berpengaruh pada
2 menunjukkan bahwa 45 % 34
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
responden memiliki pendapatan
sisanya (5 % responden) memiliki
Rp 1.000.000 –Rp 2.000.000 per
pendapatan
bulan, pendapatan Rp 2000.000 –
4.000.000 per bulan
lebih
dari
Rp
3000.000 sebesar 38,3% dan pendapatan 4000.0000
Rp
3.000.000-
sebanyak
11.7%
Tabel 2. Tingkat Pendapatan Responden No
Jumlah
%
1
1000.000-2000.000
Pendapatan (Rp)
27
45.00
2
2000.000- 3000.000
23
38.33
3
3000.000-4000.000
7
11.67
4
> 4000.000
3
5.00
60
100
Total
Penggunaan Air Pemakaian air untuk rumah
digunakan terdiri atas hutan adat
tangga terdiri untuk kebutuhan
sumur dan sungai.
memasak, mandi mencuci dan kakus.
Sumber
air
yang
Tabel. 3 Distribusi Penggunaan Air untuk Rumah Tangga berdasarkan Sumber Air yang Digunakan Presentasi pengguna air berdasarkan sumber air Jenis Persentase (%) No Kebutuhan Hutan adat Sungai Sumur Pribadi Jumlah 1 Minum 60 2 Memasak 58 3 Mandi 15 4 Mencuci 15 5 Kakus 5 Sumber. Analisis data primer, 2014
0 0 30 30 50
0 2 5 5 5
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
35
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Penggunaan
Vol.10, No.2
air
bagi
karena
Juli 2015
kebiasaan
masyarakat
masyarakat sekitar hutan adat
untuk mandi dan mencuci di
sangat tergantung kapada Hutan
sungai maka kebutuhan air untuk
Larangan Adat untuk kebutuhan
keperluan mencuci dan mandi
minum dan memasak. Biasanya
tetap dipenuhi dari sungai.
msyarakat mengambil pada bak
Di Desa Pulau Sarak telah
penampungan yang sudah dibuat
dibangun dua buah penampungan
oleh
oleh
pemerintah,
ataupun
miliki
masyarakat.
swadana,
pribadi
dari
Pengambilan
air
pemerintah
mengalirkan larangan
yang
air
dari
hutan
adat
ke
bak
dilakukan dengan menggunakan
penampungan yang berada dekat
gerigen atau dengan ember.
perkampungan
sehingga
Sebagian masyarakat yang
memudahkan masyarakat untuk
ada di Desa Padang Mutung telah
mengambil air untuk keperluan
membuat pipanisasi dari air yang
memasak dan minum.
bersumber Dengan
dari
adaya
menyebabkan
hutan
adat.
pipanisasi kebutuhan
Karakteristik
umum
ini
masyarakat pengguna air untuk
air
kebutuhan rumah tangga dapat
rumah tangga semuanya dipenuhi
dilihat pada tabel berikut.
oleh air yang bersumber dari hutan
larangan
adat
dengam
membayar sebesar Rp 15.000,per bulan. Biaya ini serahkan pengelolaanya kepada pihak yang telah ditunjuk oleh desa untuk keperluan pengelolaan air bagi masyarakat Desa. Akan tetapi 36
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
Tabel 4. Karakteristik Responden Rumah Tangga Pengguna Air
m3/org/th Rp/m3
Ratarata 22,08 1.523,5
Tahun
44.97
20
65
Pendidikan kepala keluarga Tahun Jumlah anggota Keluarga Orang Jarak ke sumber air Meter Sumber: Analisis data primer, 2014
8,95 4,45 80,78
6 2 2
16 8 300
Sumber
distribusi
Uraian
Satuan
Konsumsi air Biaya pengadaan Umur Kepala Keluarga
air
yang
digunakan
masyarakat berasal dari mata air,
Minimum
Maksimun
18.25 540
27.74 1.523,05
pengguna
air
dapat
dilihat pada Gambar 3.
sumur, dan Sungai. Ada juga beberapa
masyarakat
menggunakan
kombinasi
yang dari 30%
ketiga sumber air tersebut untuk
55%
memenuhi kebutuhan air. Seperti untuk kebutuhan memasak, warga
Hutan adat, sungai hutan adat, sungai, sumur sumur, sungai hutan adat
8% 7%
menggunakan mata air dan sumur sedangkan
untuk
kebutuhan
mencuci, mandi, dan
kakus
Gambar 3. Pengunaan dari air oleh masyarakat
menggunakan sungai. Gambaran
37
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Penggunaan air hutan larangan
Juli 2015
Untuk
memenuhi
adat dikonsumsi oleh masyarakat
kebutuhan
sekitar
Adat
masyarakat
tidak
berbagai sumber mata air. Biaya
dimasak dengan alasan airnya
pengadaan air sangat tergantung
sudah
secara
kepada jenis sumber air yang
langsung seperti halnya air gallon
digunakan. Biaya pengadaan air
isi
sebagian
yang bersumber dari sumur bor
masyakat masih tetap memasak
mandiri akan mengeluarkan biaya
terlebih dahulu untuk menjaga
yang lebih besar dibandingkan
higienisnya.
dengan menggunakan mengambil
secara
Hutan
Larangan
langsung
layak
ulang.
wawancara
dan
diminum
Namun
Berdasarkan dengan
responde
air
rumah
tangga
menggunakan
air secara langsung ke sumber air
diperoleh bahwa 92 % langsung
dengan
menggunakan
mengkonsumsi air dari hutan adat
ember/gerigen dan sungai karena
dan hanya 8 % yang memasak
lebih banyak komponen biaya
kembali.
yang harus dikeluarkan. Hubungan antara tingkat konsumsi
8% Di masak 92%
air
beberapa
(Y)
dengan
faktor
yang
mempengaruhi secara sekaligus Tidak dimasak
yaitu Biaya pengadaan (X1), Umur responden (X2), Pendidikan (lama waktu studi) (X3), Jumlah anggota
Gambar 4. Cara Penggunaan Air Hutan Larangan Adat Masyarakat
keluarga (X4) dan Jarak dengan sumber
air
persamaan
(X5) regresi
diperoleh sebagai
berikut: 38
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
Y = 26,8 – 0,00163 X1 – 0,0408 X2 + 0,308 X3 – 0,661 X4 – 0, 00295 X5 Tabel 5. Analisa Varian Sumber
DB
JK
JKT
Regresi
5
172.701
34.540
Galat
54
132.900
2.461
Total
59
Nilai F hit
Peluang
14.03
0,000
305.601
S = 1.56879 R-Sq = 56.5% R-Sq(adj) = 52.5%
Dari persamaan tersebut
positif yang artinya semakin tinggi
dapat dijelaskan bahwa 52,5%
pendidikan
konsumsi air bisa dijelaskan oleh
tingkat konsumsi air akan lebih
peubah biaya pengadaan, umur,
besar. Dengan pendidikan yang
lama pendidikan, jumlah anggota
lebih tinggi maka akan lebih
keluarga
mengerti tentang kesehatan dan
dan
jarak
dengan
sumber air secara bersama-sama (simultan)
dengan
jumlah
seseorang
maka
kebersihan. Konsumsi air berkolerasi
responden sebanyak 60 orang.
negatif terhadap umur,
Persamaan
tersebut
anggota keluarga dan jarak dari
menunjukkan nilai yang signifikan
sumber air. Perilaku pemakaian
dengan nilai
(P=0,000). Jika
air dipengaruhi oleh pendidikan
dilihat secara parsial maka yang
dan umur, karena air bersih yang
memberikan
jumlahnya
pengaruh
paling
besar adalah biaya pengadaan dengan nilai (P= 0,000) Berdasarkan
terbatas
jumlah
maka
responden akan menggunakan air hemat. Semakin jauh jarak untuk
persamaan
kesumber air maka pemakaian air
peubah pendidikan berkolerasi
akan berkurang. Jarak yang lebih 39
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
jauh juga menyebabkan biaya yang
dikeluarkan
Perhitungan
total
lebih
kesediaan membayar (WTP), nilai
banyak seperti pembelian pipa
yang dikorbankan dan surplus
untuk mengalirkan air ke rumah.
konsumen pemakaian air untuk
Jika
juga
Juli 2015
hanya
varibel
kebutuhan rumah tangga dan
konsumsi air yang dimasukkan
seluruh
dan variabel lain dianggap tetap
dengan menggandakan jumlah
maka
permintaan
penduduk yang ada di sekitar
menjadi Y =24,542 – 0,00163 X1
Hutan Larangan Adat yaitu empat
dan setelah diinversi manjadi X1 =
Desa Tibun, Padang Mutung,
persamaan
–
15.056,564 Kemudian inversi
613,497Y.
persamaan
diintegralkan
hasil dengan
Rumbio
batas atas Y rata-rata konsumsi
rumah
air
Tabel 6.
Dari
hasil
dilakukan
Pulau 10.430
Sarak orang.
Ringkasan hasil perhitungan total nilai
22,08.
dan
sebanyak
batas bawah pada saat Y = 0 dan
yaitu
penduduk
ekonomi tangga
pemakaian disajikan
air pada
perhitungan diperoleh rata-rata kesediaan membayar (willingness to
pay/WTP),
dikorbankan
nilai dan
yang surplus
konsumen berturut-turut sebesar Rp 182.900,967 org/tahun, Rp 33.352,944 org/tahun dan Rp 149.548,023
org/tahun.
Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2. 40
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
Tabel 6. Nilai Ekonomi Air Rumah Tangga Sampel (Rp/org/th) 182.900,967
Nilai Ekonomi Kesediaan berkorban
Populasi
Nilai yang dikorbankan 33.352,944 Surplus konsumen 149.548,009 *) = sampel x populasi (angka pembulatan) Sumber. Analisis data primer, 2014
Usaha Penjualan Air Hutan Larangan Adat Rumbio
memanfaatkan
air dari
juga Hutan
melalukan usaha penjualan air. ini
dilakukan
1.907.657.086
10.430 10.430
347.871.206 1.559.785.880
Adat
Larangan Adat Rumbio dengan
Usaha
10.430
penduduk sekitar Hutan Larangan
Masyarakat disekitar Hutan Larangan Adat Rumbio
Nilai Total
oleh
dengan
penampungan
membuat yang
airnya
dialirkan dengan pipa ke bak penampungan.
Jumlah
usaha
penjualan air tersebar dibeberapa desa di sekitar hutan seperti pada tabel 7.
Tabel 7. Penyebaran Usaha pengambilan Air Hutan adat Rumbio No 1 2 3
Desa
Jumlah Usaha Air
Pulau Sarak Rumbio Koto Tibun
8 2 3 13
Jumlah
Desa merupakan banyak
Pulau desa
yang
diusahakan
Sarak
usaha bagi masyarakat disekitar
paling
hutan.
kegiatan
Debit
air
pada
penampungan yang ada di Pulau
pengambilan air. Mata air yang
Sarak
berasal Hutan Larangan Adat
penampungan memiliki 41 kran
Rumbio
dengan
lebih
dikenal
dengan
Mata Air Sikumbang bisa menjadi
sebanyak
total
debit
delapan
air
8,992
liter/detik (Hidayat. 2012). 41
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Pengelola
menjual
Vol.10, No.2
Air
Juli 2015
347.871.206
per tahun dan
Sikumbang dengan satuan jerigen
willingness to pay / WTP
dengan kapasitas 30 liter kepada
(kesediaan
distributor. Setiap hari rata-rata
sebesar
jumlah air yang diambil sekitar
per tahun sehingga diperoleh
3.450 gerigen.
surplus
Untuk setiap
gerigen dijual dengan harga Rp 500 sampai dengan
Rp. 700,-
membayar) Rp 1.907.657.086
konsumen
Rp
1.559.785.880 per tahun 2. Surplus
konsumen
didalam
Biasanya para distributor membeli
memanfaatkan
air dengan jumlah yang cukup
menunjukkan manfaat yang
banyak
diterima
dengan
menggunakan
air
masyarakat
dari
mobil niaga dan becak, air yang
fungsi ekologis hutan sebagai
dibeli
penyedia air
itu
akan
didistribusikan
kepada konsumen yang berada di sekitar
Kabupaten
3. Terdapat 13 pengusaha air
Kampar,
yang tersebar pada desa-desa
Pelalawan, Pekanbaru dan Siak.
sekitar Hutan Larangan Adat.
Aktivitas pengambilan air yang
Pengelola menjual air tiap
dilakukan oleh pembeli dimulai
jerigennya seharga berkisar
dari pukul 04.00 WIB dini hari
Rp 500 sampai dengan Rp
sampai pukul 23.00 WIB.
700,Saran
KESIMPULAN DAN SARAN
Nilai hidrologi dari Hutan Laranan
Kesimpulan
Adat Rumbio untuk rumah
1. Pendugaan nilai ekonomi air
tangga sangat besar dan air
rumah
tangga
masyarakat
adalah
sumber
kehidupan
sekitar Hutan Larangan Adat
sehingga
Rumbio
menjaga kelestarian hutan
adalah
Rp
penting
untuk 42
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
DAFTAR PUSTAKA Fatriani, N dan Nugroho A. 2008. Nilai ekonomi manfaat hidrologis hutan di Sub Das Citarum Hulu: Pemanfaatan Non Komersil jurnal Penelitian Sosial ekonomi Kehutanan Vol.5 N0.1.Hal 27-42 Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Suwarno, E. 2006. Studi Permintaan terhadap Manfaat Rekreasi Objek Wisata Alam Bukit Bangkirai Kalimantan Timur. J Wahana Foresta No. 1 (1):11-16.
Warman, K. 2001. Penggalian Potensi Hukum Adat dalam Rangka Penanganan Kasus Pencurian Hasil Hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat (Studi Kasus Pencurian Kayu di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat). Yayasan Andalas Bumi Lestari Padang. Padang Hidayat, T. 2012. Potensi dan Pemanfaatan Mata Air Sikumbang Desa Pulau Sarak Pada Kawasan Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.
43