HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA UMUR 6-12 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADURAKSA KABUPATEN PEMALANG
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh : Mega Sukma Liliasari J500100052
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
Hubungan Keintiman Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Balita Umur 6-12 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Mega Sukma Liliasari, J 500100052
ABSTRAK Latar belakang. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi baru lahir sampai berumur enam bulan tanpa makanan dan minuman lain kecuali obat. Salah satu yang mempengaruhi keberhasilan menyusui adalah keintiman dalam keluarga. Keluarga intim adalah keluarga yang mampu menciptakan suasana harmonis dan terlibat hubungan pola tripatrit ayah, ibu dan anak. Suami yang terlibat dalam pengasuhan anak dan mendukung istri dapat meningkatkan keberhasilan istri dalam menyusui. Tujuan. Mengetahui hubungan keintiman keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif pada balita umur 6-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang. Metode penelitian. Menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel 30 responden (pasangan suami istri) yang memiliki balita umur 6-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang. Uji yang digunakan Chi-square dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian. Tipe masyarakat agraris, didominasi usia 26-35 tahun, pendidikan terakhir SMA dan pekerjaan ibu rumah tangga. Dari 30 responden terdapat 16 balita mendapat ASI Eksklusif. Responden intim terdapat 15 balita, dan responden tidak intim terdapat 1 balita. Didapatkan hasil Chi-square p=0,007 dan hasil Fisher exact test p=0,012. Aspek keintiman keluarga paling dominan adalah keintiman emosional dan keintiman rekreasi. Kesimpulan. Terdapat hubungan signifikan antara keintiman keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif pada balita umur 6-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang. Kata Kunci : Keintiman Keluarga, ASI Eksklusif, Balita umur 6-12 bulan
THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY INTIMACY AND EXCLUSIVE BREAST FEEDING IN BABY AGE OF 6-12 MONTHS IN POSYANDU AT PADURAKSA PEMALANG REGENCY Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University Mega Sukma Liliasari, J 500100052
ABSTRACT Background. Exclusive breast feeding is an act of giving breast feeding only toward baby born until age of six months without any other drink and food except medicine. One of which affects the success in breast feeding is the intimacy inside the family. An intimate family is a family that able to create harmonic circumstances and involves tripartite relation father, mother, and son. Husband who involves in baby parenting and support his wife increase the success in breast feeding. Objective. Analyze the relationship between family intimacy and exclusive breast feeding in baby age of 6-12 months in Posyandu at Paduraksa Pemalang regency. Method. Using observational analytic with cross sectional approach. Samples 30 respondents (married couples) who have baby aged 6-12 months in posyandu at Paduraksa Pemalang regency. Test used Chi-square with instrument used in the study is questionnaire. Result. Type is agrarian, majority in 26-35 years old, educational level majority in senior high school and the occupation as a housewife. From the 30 respondents, there are 16 infants who received exclusive breast feeding. Respondents intimacy is 15 baby, and respondents not intimacy for 1 baby. From chi-square it shown p=0,007 and Fisher exact test p=0,012. While the intimacy aspects of the most are emotional and recreation intimacy. Conclusion: There are significant relationship between family intimacy and exclusive breast feeding in baby age of 6-12 months in Posyandu at Paduraksa Pemalang regency. Keywords: Family intimacy, exclusive breast feeding, baby age 6-12 months
PENDAHULUAN ASI Eksklusif adalah perilaku hanya memberikan ASI saja pada bayi baru lahir sampai berumur enam bulan tanpa makanan dan minuman lain kecuali obat (Yuliatun & Laily, 2012). Sedangkan pengertian ASI saja adalah Air Susu Ibu tanpa diberi tambahan cairan lain seperti susu formula, air putih, dan makanan tambahan padat yaitu pisang dan bubur nasi tim (Mira et al, 2012). Dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat sangatlah berperan dalam proses sukses tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan oleh ibu maka akan semakin besar kemampuan untuk terus menyusui. Dalam hal ini suami atau keluarga sangat besar pengaruhnya (Nadzifah & Kurniati, 2012). Dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui, sebab dukungan suami akan menimbulkan rasa nyaman pada ibu sehingga akan mempengaruhi produksi ASI serta meningkatkan semangat dan rasa nyaman dalam menyusui (Sartono & Utaminingrum, 2012). Pentingnya peran ayah dan ibu dalam keluarga yang intim sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Keluarga yang intim/harmonis ditandai dengan adanya relasi yang sehat antara anggota keluarga sehingga dapat menjadi sumber hiburan, inspirasi, dorongan yang menguatkan, dan perlindungan bagi setiap anggotanya (Gunarsa, 2012). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keintiman dalam keluarga yaitu attachment (gaya kelekatan), equity (kesetaraan), dan self-disclosure (keterbukaan diri). Pasangan suami istri yang terikat dalam sebuah kelekatan berupa upaya masing-masing untuk memberikan dukungan, ditandai dengan komunikasi yang baik, adanya saling keterbukaan terhadap pasangan, melakukan banyak kegiatan bersama, menegosiasikan perbedaan serta mengupayakan penyelesaian masalah dengan memperbaiki hubungan antara suami istri (Widjanarko, 2010; Wismanto, 2012).
TINJAUAN PUSTAKA Keintiman dapat didefinisikan sebagai proses timbal balik pengungkapan diri dan penuh responsif antara interaksi pasangan suami istri, kombinasi rasa
kebersamaan, kepekaan akan kebutuhan pasangan, kedekatan fisik dalam interaksi pasangan serta pernyataan menyukai, dicintai dan memiliki emosi positif yang kuat dan berlaku dalam jangka panjang untuk emosional, sosial, dan ekonomi Wibisono, 2011). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga (Setyawan, 2012). ASI Eksklusif di definisikan sebagai pemberian Air Susu Ibu kepada bayi dari lahir sampai dengan umur 6 bulan secara langsung oleh ibunya dan tidak diberikan makanan cair atau padat lainnya kecuali obat tetes atau sirup yang berisi suplemen vitamin, mineral, atau obat (Rachmadewi & Khomsan, 2009). Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan. Interaksi dalam suatu keluarga merupakan bentuk interaksi yang penting dilakukan. Begitupun dalam hal pemberian ASI Eksklusif, dukungan yang mendalam dari keluarga sangatlah penting, terutama suami merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tercapainya pemberian ASI Eksklusif (Syamsiah, 2010). Dalam keluarga terutama suami perlu memiliki persepsi positif tentang pemberian ASI Eksklusif, karena dengan mengetahui fungsi positif dari menyusui suami dapat mendukung penuh pemberian ASI secara eksklusif. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian suami bisa mejadi faktor penghambat penerapan ASI Eksklusif. Jadi suami istri harus bersama-sama mempunyai kesadaran dan saling mendukung (Hermayanti, 2010). Pada keluarga harmonis seorang suami yang mampu memperlihatkan rasa sayang dan perhatian kepada istri dan anaknya, akan membuat ibu merasa lebih nyaman, sehingga dapat menghasilkan ASI yang berlimpah, serta akan meningkatkan rasa percaya diri ibu (Suryani & Mularsih, 2011).
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Posyandu wilayah kerja
Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang. Sampel pada penelitian ini adalah pasangan suami istri yang memiliki balita umur 6-12 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling dengan besar sampel sebanyak 30 responden. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Pasangan suami istri yang bertempat tinggal di Kabupaten Pemalang, pasangan suami istri yang tinggal dalam satu rumah, pasangan suami istri yang memiliki balita umur 6-12 bulan. Kriteria eksklusi terdiri dari responden yang tidak bersedia mengisi kuesioner, responden yang tidak memenuhi kriteria score kuesioner kejujuran, yaitu responden yang mempunyai nilai ≥ 10 untuk jawaban “TIDAK”. Variabel bebas pada penelitian ini adalah keintiman keluarga, sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah pemberian ASI Eksklusif. Interpretasi keintiman keluarga adalah jika nilai rata-rata ≤ 50% tidak intim dan > 50% intim. Sedangkan interpretasi ASI Eksklusif adalah jika pemberian ASI diberikan dari lahir sampai dengan umur 6 bulan tanpa makan dan minuman lain kecuali obat. Penilaian ASI Eksklusif ini dinilai tanpa menghiraukan formula adaptasi diawal kelahiran dan dapat diterima maksimal dalam satu minggu awal kelahiran. Sedangkan Non Eksklusif jika pemberian ASI ≤ 6 bulan. Data diuji dengan menggunakan SPSS for windows 21.0 dengan uji analisis Chi-square yaitu uji hipotesis komparatif kategorik tidak berpasangan tabel 2x2.
HASIL Tabel 1 Distribusi Ibu berdasarkan Umur Umur
Frekuensi (N)
Presentase (%)
15-25 26-35 36-45
7 20 3
23.5 66.6 9.9
Berdasarkan tabel 1 di atas usia responden sebagian besar didominasi pada usia 26-35 tahun yaitu sebesar 20 sampel dengan presantase
66,6%, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit yaitu pada usia 36-45 tahun sebanyak 3 sampel dengan presentase 9,9%.
Tabel 2 Distribusi Ibu berdasarkan Pendidikan Pendidikan SD SMP SMA S1
Frekuensi (N) 7 8 10 5
Presentase (%) 23.3 26.7 33.3 16.7
Berdasarkan tabel 2 di atas Pendidikan responden sebagian besar didominasi dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 10 sampel dengan presentase 33,3%, sedangkan jumlah responden paling sedikit adalah dengan pendidikan terakhir S1 yaitu sebanyak 5 sampel dengan presentase 16,7%.
Tabel 3 Distribusi Ibu berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Frekuensi (N)
Presentase (%)
Ibu Rumah Tangga PNS Swasta Pedagang
24 3 1 2
80.0 10.0 3.3 6.7
Berdasarkan tabel 3 di atas pekerjaan responden sebagian besar didominasi oleh ibu rumah tangga yaitu sebesar 24 sampel dengan presentase 80,0%, dan jumlah responden paling sedikit adalah dengan pekerjaan swasta yaitu sebesar 1 sampel dengan presentase 3,3%.
Tabel 4 Distribusi Anak berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi (N)
Presentase (%)
Laki-laki Perempuan
14 16
46.7 53.3
Berdasarkan tabel 4 di atas jenis kelamin anak sebagian besar didominasi oleh perempuan sebanyak 16 sampel dengan presentase 53,3% sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 14 sampel dengan presentase 46,7%.
Tabel 5 Distribusi Anak berdasarkan Status ASI Status ASI
Frekuensi (N)
Presentase (%)
Non Eksklusif Eksklusif
14 16
46.7 53.3
Berdasarkan tabel 5 di atas status ASI sebagian besar didominasi oleh ASI Eksklusif sebanyak 16 sampel dengan presentase 53,3%, sedangkan untuk Non Eksklusif didapatkan sebanyak 14 sampel dengan presentase 46,7%.
Tabel 6 Distribusi Ibu berdasarkan Status Keintiman Status Keintiman
Frekuensi (N)
Presentase (%)
Tidak intim Intim
8 22
26.7 73.3
Berdasarkan tabel 6 di atas status keintiman didapatkan hasil yang dominan pada keluarga Intim sebanyak 22 sampel dengan presentase 73,3 %, sedangkan untuk keluarga tidak intim sebanyak 8 sampel dengan presentase 26,7%.
Tabel 7 Rata-rata nilai dari masing-masing aspek keintiman keluarga 5 aspek keintiman Keintiman emosional Keintiman seksual Keintiman intelektual Keintiman sosial Keintiman rekreasi
Rerata nilai keintiman Non Eksklusif Eksklusif 8.14 9.44 10.36 10.50 14.93 14.00 14.29 16.19 12.57 15.56
Berdasarkan tabel 7 di atas rata-rata nilai dari masing-masing aspek keintiman keluarga didapatkan hasil bahwa keintiman pada Non Eksklusif sebagian besar didominasi oleh keintiman intelaktual dengan presentase 14,93% dan jumlah paling sedikit keintiman emosional dengan presentase 8,14%. Sedangkan untuk ASI Eksklusif sebagian besar didominasi oleh keintiman sosial dengan presentase 16,19% dan jumlah paling sedikit keintiman emosional dengan presentase 9,44%.
Tabel 8 Tabulasi Silang Antara Keintiman Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif
Status keintiman
Tidak intim Intim
Status ASI Non Eksklusif Eksklusif N % N % 7 87.5 1 12.5 7 31.8 15 68.2
p Chi square 0.007
Fisher exact test 0.012
Berdasarkan hasil analisis tabel 8 di atas diperoleh hasil Chi-square p=0,007 sedangkan untuk hasil Fisher exact test diperoleh p=0,012. Sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara keintiman keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. Hipotesis yang penulis ajukan terbukti kebenarannya.
Tabel 9 Hasil Regresi Logistik berdasarkan 5 aspek Keintiman p 5 aspek keintiman Keintiman emosional (X1) Keintiman seksual (X2) Keintiman intelektual (X3) Keintiman sosial (X4) Keintiman rekreasi (X5)
Eksklusif 0.033 0.098 0.541 0.059 0.014
Ekslusif & Non Eksklusif 2.317 3.927 0.830 2.879 2.070
Berdasarkan tabel 9 di atas berdasarkan 5 aspek keintiman dengan ASI Eksklusif signifikan pada X1 (keintiman emosional) dengan tingkat signifikan 0,033
dan X5 (keintiman rekreasi) dengan tingkat
signifikan 0,014. Sedangkan untuk ASI Eksklusif dan Non Eksklusif signifikan terdapat pada X1 (keintiman emosional) dengan tingkat signifikan 2,317, X2 (keintiman seksual) dengan tingkat signifikan 3,927, X4 (keintiman sosial) dengan tingkat signifikan 2,879, dan X5 (keintiman rekreasi) dengan tingkat signifikan 2,070.
PEMBAHASAN Hasil analisis Chi-square pada tabel 8 di dapatkan hasil p=0,007 sedangkan untuk hasil Fisher exact test diperoleh p=0,012. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keintiman keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif. Sedangkan hasil regresi logistik pada tabel 9 didapatkan hasil yang signifikan pada ASI Eksklusif adalah keintiman emosional dan keintiman rekreasi. Responden dalam penelitian ini didominasi pada usia 26-35 tahun. ibu yang berumur lebih dari 30 tahun lebih mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menyusui sehingga mempunyai tanggung jawab dalam pemberian ASI Eksklusif dibandingkan dengan ibu yang berumur kurang dari 30 tahun. Karena umur merupakan suatu bentuk dimana seseorang semakin tua mempunyai karakteristik tanggung jawab sendiri (Mursyida, 2013). Hasil penelitian yang
dilakukan Ranisatuhu, 2012 tentang pendidikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula pengetahuannya. Pada penelitian ini responden didominasi dengan pendidikan terkahir SMA. Disamping itu kondisi geografis pada wilayah kelurahan Paduraksa Kabupaten Pemalang juga umumnya merupakan daerah pedesaan yang penduduknya tinggal dalam lingkungan sosial yang memiliki kebiasaan menyusui bayinya secara teratur hal itu dikarenakan karena penduduk desa didominasi oleh ibu rumah tangga dan tidak bekerja sehingga praktek pemberian ASI pada bayi dapat maksimal. Pada penelitian ini responden didominasi oleh ibu rumah tangga sehingga praktek pemberian ASI dapat maksimal. Kelurahan Paduraksa sendiri merupakan daerah agraris yang memiliki karakteristik khas karena terletak pada perbatasan antara daerah dataran rendah & daerah pegunungan. Mayoritas penduduknya di dominasi dengan mata pencaharian petani dan buruh tani, juga sektor industri rumah tangga, berdagang, pembuatan bata merah dan pertukangan (Suyono, 2008). Dari hasil tabulasi silang antara keintiman keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif didapatkan hasil bahwa semakin intim suatu hubungan dalam keluarga maka akan semakin baik pula keberhasilan dalam memberikan ASI Ekskluisf. Sebaliknya pada keluarga dengan keintiman kurang akan menyebabkan kegagalan dalam pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsiyah (2010), juga menunjukkan hasil yang selaras, yaitu terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara keintiman keluarga dengan ASI Eksklusif dengan nilai kemaknaan p<0,05. Hasil yang serupa juga dikemukakan oleh Februhartanty (2008) menyatakan bahwa Ayah dapat mendukung praktek pemberian ASI jika memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI dan memiliki hubungan yang baik dengan Ibu, dan juga terlibat dalam keharmonisan hubungan pola menyusui tripatrit yaitu antara ayah, ibu dan anak. Sedangkan hasil penelitian regresi logistik pada 5 aspek keintiman didapatkan hasil yang signifikan pada ASI Eksklusif adalah keintiman emosional dan keintiman rekreasi. Hal ini dapat disebabkan karena suami/laki-laki lebih cenderung pada segi pemikiran seksualitas dan berinteraksi secara fisik dalam
hubungan mereka, dimana sebaliknya istri/perempuan lebih cenderung bertahap dan menekankan pada kenyamanan emosi serta rekreasi. Pada penelitian ini responden yang digunakan adalah istri/ibu saja (Widjanarko, 2010).
KESIMPULAN Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan keintiman keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif pada balita umur 6-12 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang.
SARAN 1.
Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya perlu sampel yang lebih banyak, tipe masyarakat yang berbeda dan dapat dilakukan pada pasangan suami istri bukan hanya istri saja, perlu dikembangkan instrumen serta teknik pengambilan datanya untuk mengetahui keintiman antara suami, istri dan anak dalam suatu keluarga.
2.
Dalam penelitian ini didapatkan 2 aspek keintiman yang mendominasi pencapaian ASI Eksklusif, maka keharmonisan suami istri sangat penting untuk pencapaian ASI Eksklusif. Sehingga diharapkan pada pasangan suami istri agar dapat lebih meningkatkan keharmonisan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA Butcher. J.N., 2005. A Beginner’s Guide to the MMPI-2. 2nd ed. Washington D.C: American psychological Association, pp: 3-5. Dinkes. Kab. Pemalang., 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Pemalang, dalam: ASI Ekslusif. http://dinkes.pemalangkab.go.id/index.php?option=com_rokdownloads&v iew=file&task=download&id=7%3Aprofil-kes2010&Itemid=106. diakses: 14 April 2013. Dewanto. A.M., Nurhayati S., 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis dan Prestasi Mahasiswa Akuntansi.Jurnal of managerial psychology.Vol. 12. No. 3, pp. 7.http://journal.unikal.ac.id/index.php/lppm/article/download/139/76. diakses: 20 mei 2013.
Evareny. L., Hakimi M., Padmawati R.S., 2010. Peran Ayah dalam Praktik Menyusui. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol.26.no.4, pp 18788.http://berita-kedokteranmasyarakat.org/index.php/BKM/article/view/235/131. diakses: 18 April 2013. Fadjriah. R.N., Suriah., Hamzah. A., 2013. Peran Keluarga dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Jeneponto. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7e619ec083e36a75a850d6b91696ed6 .pdf Faqihudin., 2014. Lembaga Penyuluhan Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (LPKHBI). http://www.radartegal.com/index.php?id=2197 Februhartanty. J., 2008. Strategic roles of fathers in optimizing breastfeeding practices: a study in an urban setting of jakarta. Dissertation. http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/33.pdf.diakses:3 september 2013. Graham, J.R., 1990. MMPI-2 Assessing personality and Psychopathology. New York: Oxford University Press pp 23-25. Gunarsa.Y.S.D., Gunarsa S.D., 2012.Keluarga Sebagai Inti Masyarakat, dalam: Psikologi Untuk Keluarga. Ed. 1.Jakarta :Libri pp. 8. Gunarsa.Y.S.D., Gunarsa S.D., 2012.Tokoh Ayah dan Ibu dalam Keluarga, dalam: Psikologi Untuk Keluarga. Ed. 1.Jakarta :Libri pp. 15. Gunarsa.Y.S.D., Gunarsa S.D., 2012.Membina Keserasian Hubungan Suami Istri, dalam : Psikologi Untuk Keluarga. Ed. 1.Jakarta :Libri pp. 19-26. Gunarsa.Y.S.D., Gunarsa S.D., 2012.Masa-masa Krisis Pribadi, dalam: Psikologi Untuk Keluarga. Ed. 1.Jakarta :Libri pp. 56. Hermayanti.D., 2010.Persepsi Keluarga Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Jurnal saintika medika universitas muhamadiyah Malang. Vol. 6. No. 12, pp.28-29. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/viewFile/1007/1120_u mm_scientific_journal.pdf. diakses: 25 Maret 2013. Hidayati. F., Kaloeti. D.V.S., Karyono., 2011. Peran ayah dalam pengasuhan anak. Jurnal psikologi undip. Vol. 9, No.1, pp 3-4. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/viewFile/2841/2525. diakses: 3 september 2013.
Ida., 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan di wilayah kerja puskesmas kemiri muka kota depok tahun 2011. Thesis. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20297960-T30146-Ida.pdf. diakses: 1 september 2013. Jafar. N., 2011. ASI Eksklusif. Thesis. http://repository.unhas.ac.id. diakses: 3 september 2013. Jamiah.Y., 2010. Keluarga Harmonis dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Usia Dini. Jurnal Untan. Vol.8. no.1, pp 3.http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jckrw/article/download/283/289. diakses: 9 April 2013. Mira., Dewi. Y.I., Arneliwati., 2012. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Motivasi Ibu Memberi ASI Pada Bayi 0-6 bulan. Journal Repository unri.http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1899/1/JURNAL%20 MIRA.pdf. Diakses: 22 juni 2013. Muchlas., 1998. Pembinaan ketahanan keluarga melalui keintiman keluarga untuk meningkatkan keluarga sejahtera, dan kesehatan jiwa masyarakat. Yogyakarta. http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/1144_pp1001043.pdf. diakses : 8 mei 2013. Mursyida., 2013. Hubungan Umur Ibu dan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Berusia 0-6 bulan di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2013. http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/hubungan_umur_ibu_dan_p aritas_dengan_pemberian_asi_eksklusif_pada_bayi_berusia_0.pdf. Diakses: 20 Desember 2013. Nadzifah.S., KurniatiL., 2012. Hubungan Dukungan Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Semarang.Vol.2. no.1, pp1-4. http://jurnal.abdihusada.com/index.php/jdk/article/download/18/17. diakses: 15 Juni 2013. Notoatmodjo.S., 2010.Metodologi Penelitian. Ed. 1. Jakarta:Rinekacipta. Notoatmodjo. S., 2007. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni, dalam: mencermati gizi bayi, awal kesehatan masyarakat. Ed.1. Jakarta: Rineka cipta, pp 250.
Rachmadewi. A., Khomsan. A., 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek ASI Eksklusif Serta Status Gizi Bayi Usia 4-12 bulan di Perdesaan dan Perkotaan. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol. 4. No. 2. pp 8688.http://202.124.205.111/index.php/jgizipangan/article/viewFile/4524/30 27. diakses: 15 Juli 2013. Rahmadhani. E.P., Lubis. G., Edison., 2013. Hubungan pemberian ASI Ekskluisf dengan angka kejadian Diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di puskesmas Kuranji kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 2. No. 2. Pp 63. http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_2/62-66.pdf. Diakses: 2 September 2013. Ranisatuhu., Mona., 2012. Pengaruh Kualitas Komunikasi Ibu-Penyuluh ASI dan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Tingkat Pengetahuan ASI Eksklsuif. Thesis. http://eprints.undip.ac.id/371141/1/presentasi_Mona_Ranisatuhu_D2C604 150.pdf. Diakse 23 Desember 2013. Sartono. A., Utaminingrum. H., 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu dan Dukungan Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Telogosarikota Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol.1.no.1, pp 23.http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/565/615. diakses: 20 Juni 2013. Setyawan. D.A., 2012. Konsep dasar keluarga. Thesis. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-mardekawat5135-2-bab2.pdf. dikses : 4 september 2013 Suradi. R., Hegar. B., Pratiwi. I., Marzuki. A., Ananta. Y., 2010. Indonesia Menyusui, dalam: ASI sebagai pencegahan malnutrisi pada bayi. Ed. 1. Badan Penerbit IDAI, pp 221-22. Syafar. M., Rachman. W.A., 2012. Riset formatif PSP ASI Eksklusif suku makassar sulawesi selatan 2011. Jurnal promosi kesehatan nusantara Indonesia. Ed. 9. No.9, pp 3-5. http//repository.unhas.ac.id. Diakses: 2 september 2013. Silalahi. K., Meinarno. E.A., 2010.Keluarga Indonesia.Ed.1.Jakarta:Rajawali Pers pp. 6-7, 73, 136-37, 180-81. Soetjiningsih., 1995. Tumbuh Kembang Anak. Ed. 1.Jakarta : EGC pp 121-24.
Susanti.N., 2011. Peran Ibu Menyusui yang Bekerja dalam Pemberian ASI Eksklusif bagi Bayinya. Egalita Jurnal Kesehatan dan Keadilan Gender.Vol.VI.no.2, pp 166-71. http://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/egalita/article/viewFile/2122/pdf. diakses: 7 Juli 2013. Suryani. D.N., Mularsih. S., 2011. Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu Post Partum di BPS Kota Semarang.Vol.1.no.1 http://jurnal.abdihusada.com/index.php/jdk/article/view/3/3. diakses: 10 Mei 2013. Suyono, 2008. Memperdayakan Petani Tebu Melalui Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR). Thesis. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10981/2008suy.pdf ?sequence=2. Diakses 20 Desember 2013 Syamsiah.S., 2010. Tingkat Pengetahuan Suami Mengenai ASI Eksklusif dan Hubungannya dengan Penerapan Breastfeeding Father tahun 2010. Jurnal Kesehatan Prima. Vol.3.no.1, pp 2. http://www.stikesprimanusantara.ac.id/download/Jurnal%20Siti%20Syam siah,%20M.Keb.pdf. Diakses: 19 Juli 2013. Tohotoa. J., Maycock. B., Hauck. Y.L., Dhaliwal. S., Howat.P., Bums. S., Binns.C.W., 2012. Can father inclusive practice reduce paternal postnatal anxiety? A repeated measures cohort study using the hospital anxiety and depression scale. NCBI BMC Pregnancy and Childbirth.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22849509. diakses: 26 Juni 2013. Widjanarko. W., 2010. Keintiman sebagai landasann komunikasi perkawina: sebuah tinjauan interaksi simbolik. Jurnal Acta diurna. Vol. 6, No. 2, pp 1,6.http://komunikasi.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keintiman%20sebaga i%20Landasan%20Komunikasi%20Perkawinan%20%20Wisnu%20Widjanarko.pdf. Diakses : 3 september 2013. Widyastuti. E., 2007. Hubungan riwayat pemberian ASI Ekslusif dengan status gizi bayi 6-12 bulan di provinsi Nusa tenggara barat (NTB) tahun 2007. Thesis.http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20313275-T%2031716Hubungan%20riwayat-full%20text.pdf. Diakses : 1 september 2013. Wismanto.B., 2012. Multi Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasangan Perkawinan di Jawa Tengah. Jurnal unika repository. http://eprints.unika.ac.id/230/2/Ubaya_Conference.pdf. diakses: 11 Mei 2013.
Wibisono.H.B., 2011. Kepuasan Perkawinan Ditinjau dari Empati dan Keintiman pada Pasangan Suami dan Istri di Kecamatan Semarang Utara. Thesis.http://eprints.unika.ac.id/1787/2/09.92.0037_Harjanto_Bayu_Wibis ono_(intisari).pdf. Diakses: 22 Juli 2013. Yuliatun.L., Laily.M., 2012. Perbedaan Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif dan Dukungan Suami Antara Ibu yang Memberikan dan Yang Tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas PandanwangiBlimbing Malang. Ejournal.pp 2-3. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewFile/1049/11 32_umm_scientific_journal.pdf. diakses: 9 Mei 2013. Yulisha. F., 2012. Kepuasan perkawinan ditinjau dari usia perkawinan dan keintiman pada pasangan suami istri. Thesis. http://eprints.unika.ac.id/cgi/users/login?target=http%3A%2F%2Feprints.u nika.ac.id%2F4167%2F1%2F08.40.0170_Fhenty_yulisha.pdf. Diakses: 4 september 2013. Zainafree.I., 2012. Kebijakan ASI Eksklusif dan Kesejahteraan Anak dalam Mewujudkan Hak-hak Anak. Thesis. http://eprints.unika.ac.id/689/. Diakses: 16 Juli 2013