NASKAH PUBLIKASI
KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun Oleh: RIKA YULIANA A 310 080 004
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
PERSETUJUAN KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA
Dipersiapkan dan Disusun oleh: RIKA YULIANA (A 310 080 004)
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Abdul Ngalim, MM, M.Hum NIP. 130811578
Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum NIK. 405
Tanggal:
Tanggal:
ii
PENGESAHAN KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA Dipersiapkan dan Disusun oleh: RIKA YULIANA (A 310 080 004) Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji:
1. Prof. Dr. H. Abdul. Ngalim, MM, M.Hum
(
)
2. Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum
(
)
3. Dra. Atiqa Sabardila, M.Hum.
(
)
Surakarta, 8 Agustus 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mengetahui, Dekan
Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. NIK. 547
iii
2 ABSTRAK Kelas Kata dan Bentuk Kalimat dalam Kalimat Mutiara Berbahasa Indonesia serta Tataran Pengisinya Rika Yuliana, A 310 080 004, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 93 halaman. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan tujuan (1) untuk mendeskripsikan kelas kata dalam kalimat mutiara tentang pendidikan karya Darwin S. Chaniago, S.Pd., Ali Bin Abi Thalib dan tokoh–tokoh terkenal di dunia. (2) untuk mendeskripsikan bentuk kalimat dalam kalimat mutiara tentang pendidikan karya Darwin S. Chaniago, S.Pd., Ali Bin Abi Thalib dan tokoh–tokoh terkenal di dunia. Untuk menunjang penelitian ini, objek yang diteliti yaitu kelas kata dan bentuk kalimat dalam kalimat mutiara bahasa Indonesia karya Darwin S, Chaniago, S.Pd, Ali Bin Abi Thalib dan beberapa tokoh terkenal di dunia. Terknik pengumpulan data dengan dokumentasi untuk mengambil data dari kalimat mutiara bahasa Indonesia. Data yang sudah terkumpul kemudian dikaji dengan menganalisis berdasarkan kelas kata dan bentuk kalimat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode agih dengan cara memisahkan kelas kata dengan bentuk kalimat kemudian membagi satuan lingual pada data menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud dan selanjutanya dianalisis. Simpulan yang diperoleh dari analisis data kalimat mutiara bahasa Indonesia tentang pendidikan adalah sebagai berikut: Pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia menurut Alwi, dkk. (2003: 87) meliputi: verba, adjectiva, adverbia, nomina, pronomina, numeralia dan kata tugas yang terdapat dalam penilitian ini ketujuh jenis tersebut ada. Kelas kata yang dominan adalah kelas verba dan nomina. Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan peneliti menemukan dua jenis bentuk kalimat tersebut dalam data. Kedua jenis bentuk kalimat yang paling banyak digunakan adalah kalimat majemuk. Kata kunci: bentuk kalimat, kelas kata.
2
3 PENDAHULUAN Latar Belakang Kalimat dibagi atas dua dasar. Kedua dasar itu adalah bentuk dan makna. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi dua macam, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Setiap kalimat dalam kata–kata mutiara pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu berupa nasihat, pandangan hidup dan pendidikan untuk membuat manusia lebih arif serta bijak, meskipun cara penyampaiannya berbeda–beda. Kalimat mutiara tersebut bisa membangkitkan semangat dan memacu energi terutama bagi seorang yang selama ini belum aktif. Bila ada kalimat mutiara yang menarik hati, pasti orang yang membaca itu akan membaca berulang–ulang dan mencoba memahami maksud serta tujuannya. Alasan peneliti memilih judul ini karena selain bahan yang mudah didapatkan, kalimat mutiara juga mengandung nasihat agar manusia lebih arif serta bijak. Kalimat mutiara tersebut bisa membangkitkan semangat. Banyak orang yang merasa puas hanya dengan membaca kalimat mutiara (dengan harapan bisa membangkitkan semangat) tanpa mau menganalisis kelas kata dan bentuk kalimatnya. Kata mutiara terdiri dari berbagai macam jenis antara lain tentang pendidikan, agama, kehidupan, cinta dan lain–lain. Pengarangnya pun banyak, ada yang berlatar belakang pendidik, politik, motivator dan lain–lain. Hasil karyanya berupa kalimat mutiara sangat bagus untuk dianalisis karena bila membaca kalimat mutiara tersebut orang akan merasa puas serta sebagai perenungan agar manusia menjadi arif serta bjiaksana. Banyaknya jenis kalimat mutiara dalam karya mereka, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan dianalisis yaitu tentang pendidikan moral. Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian yang membahas kalimat mutiara. Di dalam penelitian ini akan diteliti tentang kelas kata dan bentuk kalimat. Peneliti mengambil judul “Kelas Kata dan Bentuk Kalimat dalam Kalimat Mutiara Berbahasa Indonesia Serta Tataran Pengisinya”.
Perumusan Masalah Dalam penelitian ini ada dua masalah yang perlu dicari jawabannya. 1. Kelas kata apa saja yang ada dalam kalimat mutiara tentang pendidikan moral berbahasa Indonesia serta tataran pengisinya? 2. Bentuk kalimat apa saja yang dipakai dalam kalimat mutiara tentang pendidikan moral berbahasa Indonesia serta tataran pengisinya?
4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut, ada dua tujuan penelitian yang ingin dicapai. 1. Mendeskripsikan kelas kata dalam kalimat mutiara tentang pendidikan moral berbahasa Indonesia serta tataran pengisinya. 2. Mendeskripsikan bentuk kalimat dalam kalimat mutiara tentang pendidikan moral berbahasa Indonesia serta tataran pengisinya.
Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan agar penelitian mengenai kelas kata dan bentuk kalimat dalam kalimat mutiara bahasa Indonesia ada manfaatnya. Manfaat yang diharapkan ada dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan pendidikan dan ilmu pengetahuan kebahasaan khususnya di bidang linguistik. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini untuk mengetahui kelas kata dan bentuk kalimat dalam kalimat mutiara tentang pendidikan moral berbahasa Indonesia serta tataran pengisinya.
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di kos, di rumah dan di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian dalam melaksanakan pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011.
Jenis dan Strategi Penelitian Jenis dan strategi penelitian yang digunakan berupa deskriptif kualitatif. Penelitian ini berbentuk deskriptif sebab tujuan penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan kelas kata dan bentuk kalimat pada kalimat mutiara bahasa Indonesia. Adapun strategi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
5 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah kalimat mutiara bahasa Indonesia. Adapun objek penelitian ini adalah kelas kata dan bentuk kalimat dalam kalimat mutiara bahasa Indonesia karya Darwin S, Chaniago, S.Pd, Ali Bin Abi Thalib dan beberapa tokoh terkenal di dunia.
Data dan Sumber Data Penelitian Data yang dikumpulkan dan dikaji adalah kelas kata dan bentuk kalimat dalam kalimat mutiara bahasa Indonesia karya Darwin S, Chaniago, S.Pd, Ali Bin Abi Thalib dan beberapa tokoh terkenal di dunia. Adapun sumber data kalimat mutiara bahasa Indonesia.
Teknik dan Instrumen Pengumpul Data Terknik pengumpulan data dengan dokumentasi. Metode dokumentasi dipakai untuk mengambil data dari kalimat mutiara bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dengan mengkaji dokumen yaitu menganalisis berdasarkan kelas kata dan bentuk kalimat. Instrumen pengumpul data pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Validitas data penelitian ini dengan triangulasi teori. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti ini dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Validitas data dengan triangulasi teori penelitian ini yaitu berupa kalimat mutiara bahasa Indonesia, dikaji dari teori kelas kata dan bentuk kalimat.
Teknik Analisis Data Tahap analisis data merupakan upaya peneliti mengenai masalah yang terkandung dalam data. Setelah data penelitian dikumpulkan, diseleksi, langkah selanjutnya adalah analisis data. Dalam penelitian ini digunakan metode agih. Pada kalimat mutiara ini metode agih digunakan untuk memisahkan kelas kata dengan bentuk kalimat. Metode agih dilakukan dengan teknik dasar bagi unsur langsung.
6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil analisis dalam penelitian ini adalah kelas kata dan bentuk kalimat pada kalimat mutiara bahasa Indonesia. Secara keseluruhan data yang dianalisis adalah verba, adjectiva, adverbia, nomina, pronomina, numeralia dan kata tugas, serta bentuk kalimat. Adapun analisis data dapat dijabarkan dan dituliskan di bawah ini. 1. Kelas Kata yang Terdapat Pada Kalimat Mutiara Tentang Pendidikan Kelas kata dalam penelitian ini berupa penggolongan kata verba, adjectiva, adverbia, nomina, pronomina, numeralia dan kata tugas dalam bahasa Indonesia. Setiap kelas kata dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Adapun data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai berikut. a. Verba Penggolongan verba dalam bahasa Indonesia meliputi: verba asal dan verba turunan. 1) Verba Asal Kehancuran manusia yang paling berat adalah hilangnya semangat hidup karena tidak memiliki cita-cita untuk diraih. Jangan biarkan hidup menjadi layu. Tentukan target! (Andrie Wongso). Karakteristik verba berfungsi untuk menyatakan keadaan. Verba di atas merupakan bentuk dasar berupa kata hidup yang berarti masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tentang manusia, binatang, tumbuhan, dsb). 2) Verba Turunan Kepandaian dan kearifan dipelihara dalam kesunyian, karakter digembleng dalam badai taifun dunia (Darwin S. Chaniago, S.Pd). Verba di atas merupakan bentuk verba turunan yang dibentuk melalui pengafiksan, mendapat imbuhan prefiks di- berasal dari morfem bebas pelihara yang berarti memelihara. Verba dipelihara memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat. b. Adjectiva Penggolongan adjectiva dalam bahasa Indonesia meliputi: adjectiva fungsi atributif serta adjectiva fungsi predikatif dan adverbial.
7 1) Adjectiva Fungsi Atributif Kehancuran manusia yang paling berat adalah hilangnya semangat hidup karena tidak memiliki cita-cita untuk diraih. Jangan biarkan hidup menjadi layu. Tentukan target! (Andrie Wongso). Adjectiva hilangnya berfungsi memberikan keterangan yang lebih khusus yang berciri makna dan menjelaskan tentang sesuatu disebutkan pada adjectiva di atas. Adjectiva di atas merupakan bentuk adjectiva fungsi atributif yang mendapat imbuhan sufiks nya- berasal dari morfem bebas hilang yang berarti tidak ada lagi. 2) Adjectiva fungsi predikatif dan adverbial Seluruh wadah akan menyempit dengan apa yang diletakkan di dalamnya, kecuali wadah ilmu karena sesungguhnya ia akan bertambah luas (Ali bin Abi Thalib). Adjectiva luas berfungsi memberikan keterangan yang yang mengacu ke suatu keadaan. Adjectiva di atas merupakan bentuk dasar berupa kata luas yang berarti banyak dan beragam-ragam (tentang pengetahuan). c. Adverbia Penggolongan adverbia dalam bahasa Indonesia meliputi: adverbia tunggal dan adverbia gabungan. 1) Adverbia tunggal Sebuah investasi dalam ilmu pengetahuan selalu membayar interest terbaik (Benjamin Franklin). Berdasarkan adverbia dari segi bentuknya adverbia selalu merupakan bentuk adverbia tunggal yang berupa kata tunggal yang berarti senantiasa. Bentuk pemakaian adverbia selalu berfungsi untuk menggambarkan tingkat kekerapan verba membayar interest terbaik. 2) Adverbia Gabungan Kehancuran manusia yang paling berat adalah hilangnya semangat hidup karena tidak memiliki cita-cita untuk diraih. Jangan biarkan hidup menjadi layu. Tentukan target! (Andrie Wongso). Berdasarkan adverbia dari segi bentuknya adverbia jangan biarkan merupakan bentuk adverbia gabungan berdampingan berupa kata dasar jangan dan kata berafiks biarkan yang berarti tidak boleh diizinkan serta adverbia tentukan target berupa kata berafiks tentukan dan kata dasar target yang berarti pastikan sasaran. Bentuk pemakaian adverbia jangan biarkan, tentukan target berfungsi untuk menjelaskan nomina kehancuran manusia.
8 d. Nomina Penggolongan nomina dalam bahasa Indonesia meliputi: nomina dasar dan nomina turunan. 1) Nomina Dasar Kapan pun rahasia pemahaman diajarkan kepada semua orang, bibirnya dijahit melawan pembicaraan tentang kesadaran (Jalaluddin Rumi). Dari segi bentuknya nomina orang merupakan bentuk nomina dasar khusus yang memiliki makna manusia. Bentuk pemakaian nomina orang berfungsi untuk mengacu pada semua manusia. 2) Nomina turunan Sebuah investasi dalam ilmu pengetahuan selalu membayar interest terbaik (Benjamin Franklin). Dari segi bentuknya nomina ilmu pengetahuan mempunyai arti pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu dan merupakan bentuk nomina turunan. Nomina ilmu pengetahuan diturunkan melalui pemajemukan yang dinyatakan melalui proses penggabungan kata yang bersinonim. Bentuk pemajemukan di atas berfungsi untuk mengacu pada pengetahuan tentang suatu bidang. e. Pronomina Penggolongan pronomina dalam bahasa Indonesia meliputi: pronomina persona dan pronomina penunjuk. 1) Pronomina Persona Bagi orang-orang sukses, setiap kesalahan, kemunduran, dan kegagalan merupakan guru terbaik yang akan mematangkan mental dan membimbing mereka menciptakan kesuksesan (Andrie Wongso). Berdasarkan bentuknya pronomina persona mereka mempunyai arti orangorang yang dibicarakan dan merupakan bentuk persona ketiga jamak yang bersifat netral. Pronomina mereka di atas mengacu pada orang-orang sukses yang berfungsi sebagai objek. 2) Pronomina Penunjuk Makin banyak orang belajar atau semakin banyak orang tahu, semakin tahulah orang itu bahwa semakin banyak yang ia belum tahu (Darwin S. Chaniago, S.Pd).
9 Berdasarkan bentuknya pronomina penunjuk itu mempunyai arti kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh dan merupakan bentuk pronomina penunjuk umum. Pronomina itu mengacu pada orang yang tahu yang berfungsi sebagai predikat. f. Numeralia 1) Numeralia Pokok Cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan tetapi seseorang yang sukses pasti memiliki cita-cita yang tinggi! (Andrie Wongso). Berdasarkan bentuknya numeralia seseorang merupakan bentuk numeralia pokok tentu. Bentuk se- di atas dipakai untuk memulai suatu gugus dan artinya adalah „satu orang‟. Numeralia seseorang mengacu pada cita-cita yang tinggi yang berfungsi sebagai subyek. 2) Numeralia Tingkat Langkah pertama ke pengetahuan adalah mengetahui bahwa kita tidak berpengetahuan (Darwin S. Chaniago, S.Pd). Berdasarkan bentuknya numeralia pertama merupakan bentuk numeralia tingkat. Bentuk numeralia pertama dipakai untuk menyatakan „tingkat awal‟. Numeralia pertama mengacu pada langkah yang berfungsi sebagai predikat. g. Kata Tugas Bahasa Indonesia Penggolongan kata tugas dalam bahasa Indonesia meliputi: preposisi, kongjutor, artikula, dan partikel penegas. 1) Preposisi Kehancuran manusia yang paling berat adalah hilangnya semangat hidup karena tidak memiliki cita-cita untuk diraih. Jangan biarkan hidup menjadi layu. Tentukan target! (Andrie Wongso). Berdasarkan bentuknya preposisi untuk mempunyai arti menunjukkan tujuan atau maksud dan merupakan bentuk preposisi tunggal yang berupa kata dasar. Bentuk preposisi tunggal di atas dipakai untuk menandai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi dengan konstituen di belakangnya „tidak memiliki cita-cita untuk diraih‟ yang berfungsi sebagai kata depan yang menunjukkan tujuan atau maksud. 2) Kongjutor Bagi orang-orang sukses, setiap kesalahan, kemunduran, dan kegagalan merupakan guru terbaik yang akan mematangkan mental dan membimbing mereka menciptakan kesuksesan (Andrie Wongso).
10 Berdasarkan bentuknya konjungtor dan mempunyai arti kata menghubungkan dua kata dan merupakan bentuk konjungtor koordinatif. Konjungtor dan di atas mengacu hubungan penambahan antara kata „kemunduran dan kegagalan‟, „mematangkan mental dan membimbing mereka‟ yang berfungsi sebagai kata menghubungkan dua kata. 3) Artikula Cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan tetapi seseorang yang sukses pasti memiliki cita-cita yang tinggi! (Andrie Wongso). Berdasarkan bentuknya artikula yang mempunyai arti kata yang menyatakan bahwa bagian kalimat yang berikutnya menjelaskan kata yang di depan dan merupakan bentuk artikula yang menominalkan. Artikula yang membentuk frase nominal dari adjectiva tinggi dan sukses. Artikula di atas berfungsi untuk menyatakan bahwa bagian kalimat bagian kalimat yang berikutnya menjelaskan kata yang di depan. 4) Partikel Penegas Kapanpun rahasia pemahaman diajarkan kepada semua orang, bibirnya dijahit melawan pembicaraan tentang kesadaran (Jalaluddin Rumi). Segi bentuknya partikel penegas kapanpun mempunyai arti apabila dan merupakan bentuk partikel penegas pun. Partikel penegas kapanpun menegaskan rahasia pemahaman yang berfungsi untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya.
2. Bentuk Kalimat yang Terdapat Pada Kalimat Mutiara Tentang Pendidikan Bentuk kalimat dalam penelitian ini berupa penggolongan kalimat tunggal dan kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia. Setiap bentuk kalimat dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Adapun data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai berikut. a. Kalimat tunggal 1) Kalimat Tunggal Berpredikat Nomina Terserah orang memandang rendah kemampuan kita. Yang S penting! Kita tidak memandang rendah diri sendiri. Jadikan P semua itu sebagai cambuk. Buktikan pada mereka! Bahwa kita Pel
O
11 mampu! Kita bisa! (Andrie Wongso). Ket Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat tunggal berpredikat frase nomina. Kita pada kalimat tersebut menduduki fungsi predikat yang mengandung arti aku dan engkau sekalian. Predikat Yang penting! Kita tidak memandang rendah diri sendiri berfungsi mengacu pada penulis dan pembaca semuanya. 2) Kalimat Tunggal Berpredikat Adjectiva Orang berilmu tidak mudah marah (Darwin S. Chaniago, S.Pd). S
P
Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat tunggal berpredikat adjectiva. Tidak mudah marah mengandung arti gusar dan menduduki fungsi predikat yang berfungsi untuk menyatakan sifat orang berilmu yang tidak mudah gusar. 3) Kalimat Tunggal Berpredikat Verba Sebuah investasi dalam ilmu pengetahuan selalu membayar S
P
interest terbaik (Benjamin Franklin). O Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat tunggal berpredikat frase verba ekatransitif. Membayar mengandung arti memberikan dan menduduki fungsi predikat yang memiliki makna perbuatan. Predikat selalu membayar hanya untuk menegaskan ilmu pengetahuan selalu memberikan interest terbaik dan dinilai lebih halus dibanding menggunakan predikat verba membayar. Predikat membayar berfungsi menyatakan perbuatan investasi dalam ilmu pengetahuan. 4) Kalimat Tunggal Berpredikat Frase Lain Makin banyak orang belajar, makin sadarlah dia betapa S
P
sedikitnya yang diketahuinya (Darwin S. Chaniago, S.Pd). Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat tunggal berpredikat frase preposisional. Betapa mengandung arti sungguh dan menduduki fungsi predikat yang memiliki makna kesungguhan. Predikat betapa hanya untuk menegaskan makin sadarlah dia sungguh sedikitnya yang diketahuinya dan dinilai lebih halus dibanding menggunakan predikat frase preposisional betapa. Predikat betapa berfungsi mengungkapkan kesungguhan sedikitnya yang diketahuinya.
12 b. Kalimat Majemuk 1) Kalimat Majemuk Setara Cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih S
P
kesuksesan tetapi seseorang yang sukses pasti memiliki cita-cita Ket yang tinggi! (Andrie Wongso). Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat majemuk setara. Tetapi mengandung arti kata penghubung intrakalimat untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras dan menduduki fungsi sebagai konjungtor yang menyatakan hubungan makna perlawanan. Konjungtor tetapi mengacu kepada seseorang dapat meraih kesuksesan dan seseorang yang sukses. Konjungtor tetapi berfungsi menghubungkan hal yang bertentangan. 2) Kalimat Majemuk Bertingkat Kehancuran manusia yang paling berat adalah hilangnya P semangat hidup karena tidak memiliki cita-cita untuk diraih. P
Ket
Jangan biarkan hidup menjadi layu. Tentukan target! (Andrie Pel Wongso).
Kalimat di atas merupakan bentuk kalimat majemuk bertingkat. Karena mengandung arti hal (asal mula) yang menjadi sebab atau alasan dan menduduki fungsi sebagai konjungtor yang menyatakan hubungan penyebaban. Konjungtor karena mengacu kepada kehancuran manusia yang paling berat yang berfungsi menyatakan hubungan penyebaban.
Pembahasan Secara keseluran hasil penelitian ini berupa penggunaan kelas kata dan bentuk kalimat pada kalimat mutiara bahasa Indonesia tentang pendidikan karya Darwin S. Chaniago, S.Pd, Ali Bin Abi Thalib dan tokoh-tokoh terkenal di dunia sebagai berikut.
13 1. Pembagian kelas kata dalam kalimat mutiara bahasa Indonesia tentang pendidikan karya Darwin S. Chaniago, S.Pd, Ali Bin Abi Thalib dan tokoh-tokoh terkenal di dunia dapat dibedakan menjadi tujuh yaitu: a. Verba Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada dua verba yang ditemukan. 1) Verba asal yang berasal dari kata dasar hidup. 2) Verba turunan yang dibentuk melalui pengafiksasian dari prefiks di-. b. Adjectiva Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada dua adjectiva yang ditemukan. 1) Adjectiva fungsi atributif yang tempatnya di sebelah kanan nomina dan nominanya menjadi subyek, objek atau pelengkap berupa kata hilangnya. 2) Adjectiva fungsi predikatif dan adverbial yang menjalankan fungsi predikat maupun keterangan berupa kata luas. c.
Adverbia Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada dua adverbia yang ditemukan. 1) Adverbia tunggal yang berupa kata dasar berupa kata selalu. 2) Adverbia gabungan yang berdampingan berupa kata jangan biarkan.
d. Nomina Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada dua nomina yang ditemukan. 1) Nomina dasar khusus berupa orang. 2) Nomina turunan melalui pemajemukan berupa ilmu pengetahuan. e. Pronomina Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada dua pronomina yang ditemukan. 1) Pronomina persona berupa kata mereka. 2) Pronomina penunjuk umum berupa kata itu. f. Numeralia Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada dua numeralia yang ditemukan. 1) Numeralia pokok tentu yang berupa kata seseorang. 2) Numeralia tingkat berupa pertama. g. Kata Tugas Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada empat kata tugas yang ditemukan. 1) Kata tugas preposisi tunggal yang berupa kata dasar berupa untuk. 2) Kata tugas konjungtor koordinatif berupa kata dan. 3) Artikula yang menominalkan berupa yang.
14 4) Partikel penegas pun berupa kapanpun yang dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya, partikel penegas lah antara lain berupa sadarlah yang dipakai untuk sedikit menghaluskan nada perintahnya dan memberikan ketegasan yang sedikit keras. 2. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi dua macam, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Dalam hal ini peneliti menemukan dua jenis bentuk kalimat tersebut. a. Kalimat Tunggal Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada empat kalimat tunggal yang ditemukan. 1) Kalimat tunggal berpredikat nomina ditandai penggunaan kata kita. 2) Kalimat tunggal berpredikat adjectiva ditandai penggunaan frase tidak mudah marah. 3) Kalimat tunggal berpredikat verba ditandai pengggunaan frase selalu membayar. 4) Kalimat tunggal berpredikat frase lain berupa frase preposisional ditandai penggunaan kata betapa, untuk, frase numeralial ditandai penggunaan kata satusatunya. b. Kalimat majemuk Berdasarkan hasil analisis tersebut, ada dua kalimat majemuk yang ditemukan. 1) Kalimat majemuk setara ditandai penggunaan kata penghubung tetapi. 2) Kalimat majemuk bertingkat ditandai penggunaan kata penghubung karena.
Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian kelas kata dan bentuk kalimat bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembagian kelas kata dalam kalimat mutiara bahasa Indonesia tentang pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tujuh yaitu: (a) verba meliputi verba asal yang berasal dari kata dasar dan verba turunan yang dibentuk melalui pengafiksasian, (b) adjectiva meliputi adjectiva fungsi atributif serta adjectiva fungsi predikatif dan adverbial, (c) adverbia meliputi adverbia tunggal berupa kata dasar, berafiks, kata ulang dan adverbia gabungan yang berdampingan, (d) nomina meliputi nomina dasar dasar umum, khusus dan nomina turunan melalui afiksasi, perulangan, pemajemukan (e) pronomina meliputi pronomina persona dan pronomina penunjuk umum, (f) numeralia meliputi numeralia pokok tentu, taktentu dan numeralia tingkat (g) kata tugas meliputi preposisi yang berupa kata dasar, gabungan yang berdampingan kongjutor koordinatif, subordinatif, antar kalimat, artikula, meliputi partikel penegas pun dan lah.
15 2. Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan peneliti menemukan dua jenis bentuk kalimat, yaitu: (a) kalimat tunggal meliputi kalimat tunggal berpredikat nomina, kalimat tunggal berpredikat verba, kalimat majemuk berpredikat frase lain meliputi frase preposisional dan frase numeralia; (b) kalimat majemuk meliputi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan Keenam. Jakarta: Balai Pustaka. Chaniago, Darwin. 2011. Kata-Kata Mutiara Memuat Rumusan-Rumusan Filsafat Hidup yang Sederhana dan Efektif. Cetakan Kelima. Bandung: Pustaka Setia. Chuz.
2011. “Kata-Kata Mutiara-Kumpulan Kumpulan Kata (http://chuzblog.blogspot.com, diakses tanggal 31 Januari 2012).
Mutiara
2012”.
Dewi, Farida Kumara. 2006. “Pemakaian Bahasa pada Karangan Siswa SD Negeri 15 Surakarta 2005/2006”. Skripsi. Surakarta Universitas Sebelas Maret. Kridalaksana, Harimukti. 2008. Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lokerseni. 2011. “Kumpulan Kata-Kata Mutiara Terbaru”. (http://www.lokerseni.web.id, diakses tanggal 25 Desember 2011). Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Cetakan Pertama. Surakarta: Muhammdiyah University Press. Mawardi, Cholik. 2007. “Analisis Pemakaian Bahasa Karangan Deskriptif Siswa SMP Negeri Polanharjo”. Skripsi. Surakarta Universitas Sebelas Maret. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Kedua Puluh Delapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mujirahayu. 2003. “Pemakaian Kosakata Bahasa Jawa dalam Novel Jalan Menikung Karya Umar Khayam”. Skripsi. Surakarta Universitas Muhammadiyah. Muslich, Mansur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Dua Wacana University Press. Sularsih, 1996. “Tipe dan Struktur Kalimat dalam Buku Bacaan Anak-Anak Berbahasa Indonesia”. Skripsi. Fakultas Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret.
16 Saranginfo. __. “Kata-Kata Mutiara”. (http://sarangsinfo.com, diakses tanggal 31 Januari 2012). Yasri, Muhammad. 2011. “Kata-Kata Mutiara Kahlil Gibran”. (http://www.ilmuini.com, diakses tanggal 25 Desember 2011).