NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN DENGUNG LEBAH DI TK PERTIWI I GAGAKSIPAT BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
SUGIYEM A53C090035
PG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
1
ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN DENGUNG LEBAH DI TK PERTIWI I GAGAKSIPAT BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Sugiyem. A53C090035. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. 107. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak didik kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan menggunakan Permainan Dengung Lebah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus dengan lima kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 20 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi. Sedangkan Validitas data yang digunakan adalah triangulasi dan analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III yang telah dilaksanakan selama penelitian, menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada anak didik kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan perkembangan kemampuan berhitung permulaan dari sejumlah anak didik yang pada kondisi awal hanya 1 anak didik yang mempunyai perkembangan yang baik dalam kemampuan berhitung permulaan, pada siklus I ada 6 anak, siklus II ada 8 anak, dan siklus III menjadi 17 anak yang kemampuan berhitung permulaannya berkembang dengan baik. Prosentase rata-rata kemampuan berhitung permulaan anak juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awal prosentase rata-rata kemampuan berhitung permulaan anak adalah sebesar 41,3%, siklus I sebesar 66,8%, siklus II sebesar 73,3%, dan pada siklus III meningkat menjadi 84%. Dengan demikian, penggunaan permainan dengung lebah dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak didik kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci: Kemampuan Berhitung Permulaan, Permainan Dengung Lebah
2
PERSETU]UAN PENINGKATANKEMAMPUANBERHITtINGPERMULAANMELALIJ'I PERMAINANDENGTINGLEBAI' DI TK PERTIWII GAGAKSTPAT BOYOLALITAHTJNPELiUARAN2OII/ 2OI2
DipeniapkandanDisusunOleh: SUGN'EM A53C090035
TelahdisetujuidanDisyatrLanOleh PembimbingI danPembimbingII Untuk DipertahankarDihadapanDewanPengujiSkripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mengetahui: Pembimbing II,
F
s--
Dra. SUNDARI, SH., M Hut!
t HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI PENINGKATANKEMAMPUANBERH]TUNGPENMULAANMELALUI PERMAINANDENCUNGLEBAHDI TK PERTIWII GAGAKSIPAT BOYOLALI TAIIUN PELAJARAN2011/2OI2 danDisusun0leh : Dipersiapkan SUGI\€tvI 453C090035 di depanDewaflPengujiSkipsi Telahdipertahankan PadaTanggal08 Agustw2012 syarat telahmemenuhi Dandinyatakan
Pengujt Dewan Suzunan C ,, SH..M.PL.,,.-<-' ft@ L Dra.Surtikanti. Uv L,,
I
2. Dra. Sundari,SH.,M. Hum.
t. rO.OUO ,QU 3. Drs.llhamSunaryo,
Surakart408 Agustus2012 Surakada Unive$itasMuhammadiyah
ltl
PENDAHULUAN Salah satu lingkup pengembangan kognitif untuk anak usia 5- 6 tahun menurut Permendiknas Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009
adalah
lingkup perkembangan konsep bilangan dan lambang bilangan. Dalam pencapaian tingkat perkembangan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Seperti yang terjadi di kelas kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali. Hasil evaluasi hasil belajar konsep bilangan dan lambang bilangan masih rendah yaitu dari 20 anak didik hanya 5 anak didik yang mempunyai perkembangan cukup baik. Dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti yang sekaligus guru kelas, ditemukan beberapa faktor penyebabnya, yaitu kurangnya perencanaan, penggunaan media sumber pembelajaran dan kurang tepatnya metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan diatas dan merujuk pada pendekatan pendidikan anak usia dini yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta menganut pendekatan belajar melalui bermain dan bermain sambil belajar (Yuliani 2009: 86-87), peneliti menggunakan media permainan dengung lebah yang merupakan adopsi permainan dengung lebah karya Kathy Charner (Husein, 2006:30). Dari uraian diatas, mendorong peneliti untuk mengkaji lebih dalam dengan mengadakan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Dengung Lebah Di TK Pertiwi I Gagaksipat Boyolali Tahun Pelajajaran2011/2012”. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan peneliti mengadakan penelitian ini
antara lain secara
khusus penellitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membilang, mengenal, dan memahami konsep bilangan dan lambang bilangan 110 pada anak didik kelompok B2 di TK Pertiwi I Gagaksipat, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012.
1
LANDASAN TEORI 1. Kemampuan Berhitung Permulaan a. Pengertian Kemampuan Berhitung Permulaan. Menurut Suharso dkk kemampuan dari kata dasar mampu yang berarti: kuasa; sanggup melakukan; dapat; berada; dan kaya (KBBI, 2005:308). Kata berhitung berasal dari kata dasar hitung berarti: perihal membilang; menjumlahkan; mengurangi; membagi; menambah (KBBI, 2005:170). Kata permulaan dari kata dasar mula yang berarti asal; pokok asal: sesuatu bagian dan sebagainya yang dahulu sekali atau yang paling awal (KBBI, 2005: 328). Pengenalan konsep berhitung pada anak usia dini haruslah dimulai dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang sangat sederhana atau yang disebut dengan konsep korespondensi satu satu kemudian baru pada pengenalan
konsep
klasifikasi/memilah;
yang lainnya membilang;
yang
makna
meliputi
konsep:
pola;
angka dan pengenalannya;
bentuk/geometri; ukuran; waktu dan ruang; penambahan dan pengurangan.( Depdiknas, 2007:9-11). b. Tahap-Tahap Kemampuan Berhitung Permulaan Berdasarkan penelitian Steff, dalam Stafford dkk (2006) ada lima tahapan kemampuan berhitung permulaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1) Tahap Emergent ; yaitu tahap dimana anak belum mampu menghitung walaupun bendanya terlihat jelas. 2) Tahap perceptual; yaitu tahapan dimana anak mampu menghitung banyaknya benda jika benda tersebut tampak nyata. 3) Tahap Figurative; pada tahap ini anak sudah mampu menghitung benda-benda, meskipun benda-benda tersebut tidak terlihat. 4) Tahap Count on; Pada tahap ini anak mampu menghitung benda-benda yang tidak terlihat dan dalam menghitung mereka tidak memulai dari satu.
2
5) Tahap Facile; Dalam tahap ini anak sudah menggunakan strategistrategi yang tidak melibatkan menghitung satu persatu. c. Indikator Kemampuan Berhitung Permulaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, anak usia 5-6 tahun untuk ruang lingkup kognitif khususnya dalam mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan indikatornya adalah sebagai berikut: anak mampu membilang/menyebut urutan bilangan dari 1-20, mampu membilang dengan menunjuk benda ( mengenal bilangan
dengan
benda-benda sampai 10), mampu menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai 10, dan anak mampu
Menghubungkan/memasangkan lambang
bilangan dengan benda- benda sampa10 (anak tidak disuruh menulis ). d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung Kemampuan berhitung merupakan salah satu bentuk hasil dari proses perkembangan kognisi. Menurut Jean Piaget bahwa pengetahuan dibangun secara personal melalui proses asimilasi dan proses akomodasi. Proses asimilasi yaitu proses seseorang mengintegrasisikan informasi baru atau pengalaman baru kedalam skemata (struktur kognitif) atau pengetahuan yang
sudah
dimiliki.
Sedangkan
proses
akomodasi
yaitu
proses
restrukturisasi atau penyesuaian diri terhadap informasi baru . Dengan demikian kemampuan berhitung dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. e. Metode Pendekatan Permainan Berhitung Permulaan Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pendekatan permainan berhitung permulaan. Dari hasil penelusuran website di http://failashofgmail.wordpress.com/2011/06/01/pengertian-matemati.
di
temukan beberapa metode yang dapat digunakan dalam pendekatan permainan berhitung permulaan antara lain sebagai berikut; Metode Bercerita; Metode Bercakap-cakap; Metode Tanya Jawab: Metode Pemberian Tugas; Metode Demonstrasi; dan metode Eksperimen.
3
2. Bermain Permainan Dengung lebah a. Pengertian Bermain dan Permainan Menurut Hurlock (dalam musfiroh, Cerdas Melalui Bermain, 2008:1) bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela tanpa suatu paksaan atau tekanan dari. Sedangkan pengertian permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain atau yang dimainkan. (Suharso, KBBI, 2005:305). b. Permainan Dengung Lebah 1) Pengertian Permainan Dengung Lebah Permainan dengung lebah adalah suatu permainan yang berfungsi untuk membangun kecakapan pramatematika anak. (Husein, 2005: 3). Permainan ini diciptakan oleh Kathy Charner pada tahun 1993. Alat dan bahannya adalah: lembaran karton atau kardus putih untuk menggambar lebah dan sarang lebah, gunting, stiker bening atau plastik laminating untuk melapisi hasil gambar agar lebih tahan lama, spidol warna warni, pensil, dan lem. Adapun langkah-langkah permainannya adalah sebagai berikut: a) Membuat dan menyiapkan gambar sarang dan gambar lebah dari bahan-bahan tersebut diatas. b) Meletakkan gambar sarang lebah didepan anak-anak atau dipapan tulis. Lalu tempelkan gambar lebah satu persatu pada gambar sarang lebah yang telah tersedia dengan mengatakan “ lebah ini memilih sarang yang ini sebagai tempat yag nyaman untuk tinggal” sampai gambar lebah terpasang semua. c) Mintalah anak untuk menunjukkan gambar sarang lebah mana yang banyak dipilih lebah sebagai tempat tinggalnya dengan menghitung gambar-gambar lebah satu persatu. Berdasarkan
permainan
dengung
lebah
diatas,
peneliti
mengadopsi permainan dengung lebah menjadi permainan manipulatif dan memainkannya menggunakan jenis permainan terpimpin. Adapun
4
alat-alat dalam permainan ini berupa : gambar-gambar kehidupan lebah, gambar lebah berangka 1-20, gambar lebah berangka 1-10 sebanyak anak didik, 2 gambar sarang lebah, benang wol/ ring untuk meronce, dan kartu angka seperti terlihat dalam gambar 2.1 berikut:
Gambar 1. Alat-Alat Permainan Dengung Lebah 2) Langkah-Langkah Permainan Dengung lebah Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga langkah yaitu: tahap pra bermain, tahap bermain, dan tahap penutup. (Masitoh, 2006: 9.19). Untuk permainan dengung lebah ini tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Kegiatan tahap pra-bermain. Pada tahap ini ada dua macam kegiatan yaitu menyiapkan bahan dan alat-alat permainan dan menyiapkan
siswa
untuk
melakukan
permainan
dengan
mengkomunikasikan tentang: tujuan permainan, aturan bermain, cara bermain, dan tugas yang harus dilaksanakan anak. b) Kegiatan tahap bermain.Dalam kegiatan permainan dengung lebah ini ada beberapa
kegiatan atau permainan diantaranya adalah:
Permainan membilang;
anak sebagai model/ tokoh yang
memerankan lebah. Setiap anak membawa satu gambar lebah,
5
mereka berterbangan kesana-kemari, secara bergantian satu persatu anak yang berperan sebagai lebah memilih salah satu sarang sebagai tempat tinggal yang nyaman. Setelah semua anak mendapat giliran memilih sarang, guru beserta anak menghitung jumlah semua lebah yang menempel dipapan tempel. Sebagai langkah terakhir guru menyusun gambar lebah secara urut mulai dari bilangan satu dan meminta anak maju menghitung gambar lebah. Permainan membilang dengan menunjuk benda;
dapat
dilakukan dengan permainan mengambil gambar lebah sebanyak 10, kemudian menunjukkan kembali dengan cara menghitung dan menata gambar tersebut secara rapi.Permainan menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai 10; dapat dilakukan dengan permainan meronce secara urut gambar lebah berangka dari urutan gambar lebah barangka terkecil yaitu berangka 1 ke gambar lebah berangka terbesar yaitu gambar lebah berangka 10 atau sebaliknya, meronce gambar lebah terbesar berangka 10 ke gambar lebah berangka terkecil yaitu gambar lebah berangka 1. Permainan menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10; anak mengambil kartu angka kemudian mengambil dan meronce gambar lebah sesuai lambang bilangan (angka) yang terdapat pada kartu angka. c) Kegiatan tahap penutup meliputi: mengevaluasi hasil kegiatan bermain, memberikan assesment, reward, dan reinforcement (penguatan), serta mmembuat kesimpulan bersama anak didik. 3) Manfaat Permainan dengung lebah Manfaat permainan dengung lebah adalah sebagai berikut: a) Meningkatkan kemampuan anak dalam membilang Membilang/ menyebut urutan bilangan dari 1-20.
6
b) Meningkatkan kemampuan anak dalam membilang dengan menunjuk benda ( mengenal bilangan
dengan
benda-benda
sampai 10). c) Meningkatkan kemampuan anak dalam menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai 10. d) Meningkatkan
kemampuan
anak
dalam
menghubungkan/
memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampa10 (anak tidak disuruh menulis). e) Meningkatkan
pemahaman
anak
terhadap
konsep
hidup
bermasyarakat dengan memahami kehidupan lebah sebagai contoh konkret dari komunitas kehidupan berkelompok.
METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian Peneliti dalam penelitian
peningkatkan kemampuan berhitung
permulaan melalui permainan dengung lebah ini, menggunakan Taman Kanak-Kanak Pertiwi I Gagaksipat, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali, yang berlokasi didesa Gagaksipat Rt 03 Rw 01, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yaitu mulai bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 atau semester genap
tahun pelajaran
2011/2012. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik kelompok B-2 TK Pertiwi I Gagaksipat, Kec.
Ngemplak, Kab.
Boyolali dengan jumlah anak 20 terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. B. Prosedur Penelitian 1. Jenis, Strategi, dan Prosedur Penelitian Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas ( PTK) yaitu suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri untuk memecahkan masalah dengan melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisa pengaruh
7
dari perlakuan tersebut yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar anak meningkat. Zainal Aqid dkk (2009:3). Menurut Sarwiji Suwandi (2009:34) ada 4 langkah yang harus dilakukan dalam proses tindakan kelas yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
Plan Reflec
Act
Siklus I
Reflec
Observe
dst
Plan
Plan Silkus II
Act
Observe
Reflec
Siklus III
Act
Observe
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas GGGGGG
C. Jenis Data Menurut Suryana (2010). jenis data penelitian berdasarkan sumbernya dapat dikelompok dalam dua jenis yaitu secara langsung dari sumber data (data primer) dan sumber yang sudah tersedia (data sekunder) . D. Pengumpulan data Adapun metode pengumpulan data
yang digunakan antara lain:
Wawancara; yaitu merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan. Observasi; yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap obyek penelitian untuk mendapatkan datadata yang dibutuhkan. Dokumentasi; yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat berbagai catatan atau laporan, gambar, dan foto. E. Instrument Perolehan Data Dalam penelitian ini digunakan tehnik trianggulasi dengan instrumen sebagai berikut:
8
1. Lembar observasi peningkatan kemampuan berhitung permulaan, yang berisi tentang catatan hasil pelaksanaan kegiatan mengenai perilaku anak didik yang sesuai dengan indikator yang akan dicapai. 2. Lembar observasi penerapan metode permainan dengung lebah. Lembar observasi ini berisi tentang catatan pelaksanaan metode permainan dengung lebahdalam upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan. Komponen penilaian dalam penerapan metode ini antara lain: kegiatan awal, kegiatan
inti, penggunaan media, dan
kegiatan penutup yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran. 3. Lembar catatan lapangan, yang digunakan untuk mencatat semua kejadian yang
terjadi
diluar
perencanaan
atau
pencatatan
permasalahan-
permasalahan yang muncul pada waktu dilaksanakan kegiatan. 4. Lembar wawancara, yang berisi tentang
tanggapan pelaksanaan
pembelajaran upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan dengan metode permainan dengung lebah. F. Teknik Analisis Data Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis interaktif berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukandengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menjumlahkan skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan. 2. Membuat tabulasi skor observasi peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak yang terdiri dari nomor nama, anak, butir amatan,jumlah skor. Tabulasi skor dapat dilihat pada tabel 3.1 3. Menghitung prosentase peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak dengan menerapkan metode permainan dengung lebah, dengan cara sebagai berikut: a. Prosentase pencapaian kemampuan: Jumlah skor amatan yang dapat dicapai tiap anak X 100 0/ 0 Jumlah skor maksimum b. Skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan. c. Skor maksimum= 4x 8 = 32
9
d. Hasil prosentase diisikan pada tabel tabulasi pada kolom (0/0) . Seperti pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Lembar Tabulasi Skor Observasi Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan dengan Menerapkan Permainan Dengung Lebah No
Nama Anak Didik
Butir Amatan
Jmlh
0
/0
Rata-rata kemampuan berhitung permulaan anak kelompok
e. Membandingkan hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan prosentase keberhasilan pada setiap siklus yang telah ditentukan peneliti. Penelitian pada setiap siklus akan berhasil jika anak sudah mencapai prosentase yang telah ditentukan peneliti pada setiap siklusnya. Adapun hasil perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Lembar Perbandingan Hasil Prosentase Pencapaian Setiap AnakDengan Prosentase Keberhasilan No
Nama anak didik
1. 2. 3. dst Keterangan :
10
Prosentase
Prosentase
Status
Pencapaian
keberhasilan
Pencapaian
1) Prosentase pencapaian : diperoleh dari perhitungan prosentase kemampuan berhitung permulaan dengan menerapkan metode permainan dengung lebah. 2) Prosentase keberhasilan diperoleh dari prosentae minimal yang harus dicapai anak didik pada setiap siklusnya. 3) Status pencapaian; diperoleh dari perbandingan antara skor maksimum setiap siklus dan prosentase pencapaian setiap anak didik dengan ketentuan sebagai berikut : a) S = sudah mencapai, jika hasil prosentase ≥ prosentase keberhasilan. b) B = belum mencapai, jika hasil prosentase ≤ prosentase keberhasilan. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan hasil belajar anak didik kelompok B2 TK Pertiwi
I Gagaksipat
Kecamatan
Ngemplak Kabupaten
Boyolali
pada
pembelajaran pengembangan berhitung permulaan sebagai berikut: Prasiklus kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B2 rata-rata kemampuan anak satu kelas adalah 41,3%, siklus 1 rata-rata kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B2 adalah 66,8% , siklus 1Irata-rata kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B2
adalah 73,3% , siklus IIIrata-rata kemampuan berhitung
permulaan anak kelompok B2 adalah 84%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pada tindakan kelas dengan judul “Peningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Dengung Lebah Di TK Pertiwi I Gagaksipat Boyolali Tahun Pelajajaran2011/2012” ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
11
1. Penggunaan permainan dengung lebah dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak didik kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. 2. Dengan permainan dengung lebah, anak didik lebih mudah dalam memahami pembelajaran berhitung permulaaan. 3. Penggunaan permainan dengung lebah dapat menimbulkan motivasi atau semangat belajar anak didik kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat dalam pembelajaran berhitung permulaan. 4. Keberhasilan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar 84%. Dengan demikian Hipotesis yang menyatakan melalui bermain permainan dengung lebah dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak didik kelompok B2 TK Pertiwi I Gagaksipat Boyolali tahun ajaran 2011/2012 dapat diterima kebenarannya. Saran
Berdasarkan
simpulan
dan
implikasi
diatas,
maka
peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru: Sebaiknya guru menerapkan pendekatan individual untuk mengatasi kesulitan dalam penggunaan permainan dengung lebah, memotivasi anak didik dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta pembelajaran yang atraktif, hendaknya guru mengidentifikasi masalah dan mencari solusi secara dini, serta guru dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran pengembangan kemampuan berhitung. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya: hendaknya didalam penelitian memperhatikan komponen- komponen pembelajaran seperti
seperti tingkat pencapaian
perkembangan, indikator, tujuan, kegiatan, alat, metode, dan alat evaluasi; Penelitian ini dapat dikembangkan tidak hanya untuk PAUD formal (TK) kelompok usia 5-6 tahun atau kelompok B saja, melainkan dapat juga dilakukan pada PAUD kelompok usia lainnya dalam bentuk yang berbeda dan dalam pengembangan kemampuan yang berbeda pula; Dan penelitian ini dapat digunakan
sebagai
acuan
dalam
melakukan
penelitian
peningkatan
kemampuan berhitung lainnya terutama penelitian berhitung permulaan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas UntukGuru SD, SLB, Dan TK. Bandung: Yrama Widya. Buletin Ringan. 2008. Tahap-Tahap Kemampuan Awal Berhitung Pada Anak. (Online). http://blogringan.wordpress.com/2011/03/09/tahap-tahapkemampuan-berhitung-permulaan. Diakses 02 Juli 2012. Charner, Kathy. 1993. Brain Power Aktivitas Tematik untuk Anak. Terjemahan oleh Teuku Kemal Husein. 2005. Surabaya: Erlangga. Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran permainan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Dirjen PNFI, 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Dirjen PAUD. Fitriyah, Eni. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Tebak Angka Di BA Aisyiyah Dukuh Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. KTI PTK. 2009. Pengertian Metode. (online) http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/06/pengertian-metode-htm. Diakses 26 Juni 2012. Milati, Nur Arina. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Tata Angka. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suharso, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV Widya Karya. Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga. Sunoto, Umi Relawati. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Tebak Angka Di BA Aisyiyah Dukuh Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suryana, Cahya. 2010. Data dan Jenis Data Penelitian. (online). Http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian. Diakses 20 Juni 2012.
13
Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
14