HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI POSYANDU LESTARI, KELURAHAN KUMPULREJO KEC.ARGOMULYO, SALATIGA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Di ajukan oleh IMAM BAKTI J 310 141 001
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
1
2
3
4
NUTRITION STUDY PROGRAM FACULTY OF HEALTH UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SURAKARTA BACHELOR THESIS ABSTRACT IMAM BAKTI. J 310 141 001 RELATIONSHIPS BETWEEN STATUS OF WORK, FORMAL EDUCATION AND MOTHER’S KNOWLEDGE WITH EXCLUSIVE MOTHER’S MILK BREASTFEEDING ON CHILDREN IN POSYANDU LESTARI, KUMPULREJO VILLAGE, ARGOMULYO SUB-DISTRICT, SALATIGA Introduction: One of the expected goals in the development which is being carried out is the increase in the quality of human resources (HR) as the basis for the establishment of quality human capital, starting from babies in the womb along with mother’s milk breastfeeding from the early age, especially exclusive mother’s milk breastfeeding. There are several factors influencing the exclusive breastfeeding include maternal employment , formal education and knowledge. The percentage of exclusive mother’s milk breastfeeding at Posyandu (Integrated Service Post) Lestari, Village of Kumpulrejo, Sub-District of Argomulyo, Salatiga is still low (35.6%), under the Minimum Service Standard targets for achievement of exclusive mother’s milk breastfeeding in Salatiga Town by 80 %. Purpose: The purpose of the study is determining the relationship between the employment status, formal education as well as the knowledge of mothers and the exclusive mother’s milk breastfeeding in Posyandu Lestari, Village of Kumpulrejo, SubDistrict of Argomulyo, in Salatiga. Method of Investigation: The design of investigation is cross sectional. The sample consists of mothers who have toddlers between the ages of 7 to 24 months, as many as 35 respondents. Data about mother’s employment status, mother's formal education, mother's knowledge about exclusive mother’s milk and exclusive mother’s milk breastfeeding were obtained from questionnaire interviews. Data were analyzed using Chi-Square test. Results: A total of 62.9% of respondents did not work, 65.9% of respondents were highly educated, 54.3% of respondents were with unfavorable knowledge and 54.3% of respondents did not give exclusive mother’s milk. Conclusion: There was a relationship between employment status of mothers and the level of mothers’ knowledge with exclusive mother’s milk breastfeeding. There was no relationship between mothers’ education and exclusive mother’s milk breastfeeding. Suggestions : Increase the knowledge of mothers on the importance of exclusive breastfeeding , by extension through meetings dasa wisma , gathering PKK . Keywords : Exclusive mother’s milk, children, employment, education, knowledge Bibliography : 31: 2000-2014
5
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI
ABSTRAK IMAM BAKTI. J 310 141 001 HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN, PENDIDIKAN FORMAL DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI POSYANDU LESTARI, KELURAHAN KUMPULREJO KEC.ARGOMULYO SALATIGA Pendahuluan : Pembangunan yang sedang dilaksanakan salah satunya diharapkan ada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) sebagai modal dasar pembentukan manusia berkualitas, dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI Eksklusif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah pekerjaan ibu, pendidikan formal dan pengetahuan. Persentase pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Lestari, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga masih rendah (35,6%), di bawah target Standart Pelayanan Minimal untuk capaian ASI Eksklusif Kota Salatiga sebesar 80%. Tujuan : Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan status pekerjaan, pendidikan formal dan pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Lestari, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Metode Penelitian : Rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai balita umur 7 - 24 bulan sejumlah 35 responden. Data status pekerjaan ibu, pendidikan formal ibu, pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan pemberian ASI Eksklusif diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Sebanyak 62,9% responden tidak bekerja, 65,9% responden berpendidikan tinggi, 54,3% responden berpengetahuan kurang dan 54,3% responden tidak memberikan ASI Eksklusif. Kesimpulan : Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Saran: Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang arti pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dengan cara penyuluhan melalui pertemuan dasa wisma, arisan PKK. Kata kunci Kepustakaan
: ASI Eksklusif, balita, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan. : 31 : 2000– 2014
6
PENDAHULUAN
tambahan dari ASI atau sepenuhnya
Kesehatan dan gizi merupakan
sudah disapih (13%).
faktor penting karena secara langsung
Ada
beberapa
berpengaruh terhadap kualitas SDM di
mempengaruhi
suatu
Eksklusif
negara,
yang
digambarkan
faktor
yang
pemberian
ASI
diantaranya
melalui pertumbuhan ekonomi, umur
pekerjaan
harapan hidup dan tingkat pendidikan.
penelitian Dahlan, Mubin dan Mustika
Tingkat pendidikan yang tinggi hanya
(2011)
dapat dicapai oleh orang yang sehat
terdapat hubungan yang signifikan
dan berstatus gizi baik. Pembangunan
antara
yang
pemberian ASI Eksklusif.
sedang
dilaksanakan
salah
satunya diharapkan ada peningkatan
ibu.
adalah
Berdasarkan
mengungkapkan
status
pekerjaan
hasil
bahwa
dengan
Pendidikan formal juga dapat
mutu sumber daya manusia (SDM)
mempengaruhi
sebagai modal dasar pembentukan
Eksklusif,
manusia berkualitas, dimulai sejak
penelitian Widarwati (2012) yaitu ada
bayi dalam kandungan disertai dengan
hubungan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak
pendidikan formal dengan pemberian
usia dini, terutama pemberian ASI
ASI Eksklusif. Ibu yang mempunyai
Eksklusif (Depkes RI, 2002).
tingkat pendidikan tinggi mengetahui
Berdasarkan Profil Kesehatan
pemberian
hal
ini
didukung
bermakna
ASI oleh
antara
bahwa kualitas ASI lebih baik daripada
Indonesia Tahun 2013, persentase
susu formula.
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
Faktor
yang
mempengaruhi
bulan di Indonesia sebesar 54,3% di
pemberian ASI Eksklusif selanjutnya
bawah target nasional sebesar 80%.
yaitu pengetahuan. Penelitian Aprilia
Survey
(2011) menunjukkan pengetahuan ibu
Demografi
dan
Kesehatan
Indonesia (SDKI) mencatat bahwa
tentang
cakupan ASI Eksklusif sebesar 41%
mempengaruhi ibu dalam memberikan
(SDKI 2012), persentase ASI Esklusif
ASI
menurun terus setelah dua bulan
pengetahuan
pertama.
Eksklusif, maka seorang ibu akan
anak
Lebih dari 7 diantara 10
umur
4-5
bulan
menerima
ASI
Eksklusif.
Eksklusif
Semakin ibu
tentang
dapat
baik ASI
memberikan ASI Eksklusif pada anak.
makanan tambahan (44%), susu atau
Berdasarkan data dari Dinas
cairan tambahan lainnya (8%) sebagai
Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2014, Standart Pelayanan Minimal untuk
7
capaian ASI Eksklusif tingkat Kota
dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Salatiga sebesar 80%. Pencapaian
anak usia lebih dari satu tahun sampai
pemberian ASI Eksklusif pada tahun
tiga tahun yang dikenal dengan batita
2014 Propinsi Jawa Tengah 67,95%,
dan anak usia lebih dari tiga tahun
Kota
sampai
Salatiga
47,3%.
Kecamatan
lima
tahun
yang
dikenal
Argomulyo 51,67% dan Kelurahan
dengan usia prasekolah (Proverawati,
Kumpulrejo
2009).
sebesar
39,80%.
Berdasarkan data tersebut, Kelurahan
Menurut
Uripi
(2004)
Kumpulrejo capaian pemberian ASI
berdasarkan
Eksklusif
usia 1-3 tahun merupakan konsumen
masih
sangat
rendah
karakteristiknya,
dibandingkan dengan capaian tingkat
pasif,
kota
makanan dari apa yang disediakan
maupun
Diantara
tingkat
posyandu
kecamatan.
menerima
ibunya. Sedangkan anak usia 3-5
Posyandu
tahun menjadi konsumen aktif, karena
Lestari capaian ASI Eksklusifnya yang
sudah dapat memilih makanan yang
paling rendah (35,6%). Hasil survey
disukainya.
pendahuluan yang dilakukan pada
Air Susu Ibu ( ASI )
Kumpulrejo,
ada
anak
di
Kelurahan
yang
artinya
anak
bulan Mei 2015 di Posyandu Lestari, Kelurahan
Kumpulrejo,
Proses
pembentukan
ASI
Kecamatan
dipengaruhi oleh kerja sistem hormon
Argomulyo, Kota Salatiga dari 20 ibu
didalam tubuh. Terdapat 3 proses
menyusui, 5 ibu memberikan makanan
pembentukan ASI yaitu pertumbuhan
pendamping
kelenjar
ASI
pada
bayinya
susu,
laktogenesis
sekresi
air
atau
sebelum waktunya, 5 ibu memberikan
permulaan
susu formula pada saat ditinggal pergi
galaktopoesis
dan 10 ibu memberikan ASI secara
produksi ASI. Sekresi telah dimulai
Eksklusif.
pada trimester pertama kehamilan di
atau
susu
dan
kelangsungan
bawah pengaruh hormon prolaktin dan Landasan Teori Balita Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun, sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun
didukung
oleh
hormon
lain
dari
hipofisis, ovarium, tiroid, adrenal dan pancreas (Sayogo, 2004).
ASI Eksklusif ASI pemberian
Eksklusif ASI
saja
adalah sejak
bayi
8
dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan.
tindakan seseorang (Notoatmojo,
Selama itu bayi tidak diharapkan
2003).
mendapatkan
tambahan cairan lain
Pengetahuan
seseorang
seperti susu formula, air jeruk, air teh,
biasanya
madu, air putih. Pada pemberian ASI
pengalaman yang berasal dari
Eksklusif bayi juga tidak diberikan
berbagai macam sumber, misalnya
makanan tambahan seperti pisang,
media massa, media elektronik,
biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim
buku petunjuk atau kerabat dekat.
dan
Pengetahuan ini dapat membentuk
sebagainya.
ASI
Eksklusif
diperoleh
diharapkan dapat diberikan sampai 6
kenyakinan
bulan. Pemberian ASI secara benar
seseorang
akan dapat mencukupi kebutuhan bayi
kenyataan tersebut (Notoatmojo,
sampai usia 6 bulan, tanpa makanan
2003).
pendamping. Di atas usia 6 bulan, bayi memerlukan
makanan
tambahan
tertentu
dari
berperilaku
Hasil (2014),
sehingga sesuai
penelitian
masyarakat
Satino
memahami
tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan
pengertian dan
maksud
sampai berumur 2 tahun. (PERINASIA,
program ASI Eksklusif. Responden
2012).
yang
memiliki
pengetahuan
dari
tingkat
tinggi
akan
kedalam
suatu
Faktor – faktor yang mempengaruhi
diwujudkan
pemberian ASI Eksklusif
tindakan. Karena suatu tindakan
a. Faktor Predisposisi
akan
1) Pengetahuan Pengetahuan
adalah
terwujud
jika
memiliki
keinginan
melakukan
tindakan
responden untuk tersebut.
merupakan hasil dari tahu dan ini
Suatu tindakan atau perilaku akan
terjadi
terwujud
setelah
seseorang
apabila
responden
melakukan penginderaan terhadap
memahami dan mau melakukan
suatu obyek tertentu. Pengetahuan
tindakan pemberian ASI Eksklusif.
diperoleh melalui proses belajar.
Hal
Proses
penelitian
belajar
dapat
terjadi
ini
juga
sesuai
dengan
Rachmaniah
(2014)
melalui penglihatan rasa dan raba.
terdapat hubungan yang bermakna
Pengetahuan
kognotif
antara pengetahuan ibu tentang
merupakan domain yang sangat
ASI dengan tindakan pemberian
penting
ASI
untuk
atau
terbentuknya
Eksklusif.
Semakin
tinggi
9
tingkat
pengetahuan
tentang
ASI
seseorang akan
Perguruan tinggi)
mempengaruhi pola pikir dan sikap
Pendidikan
seseorang
maka
2) Pendidikan tinggi (SMA-
sehingga
akan
perilaku
positif
menimbulkan
dalam memberikan ASI Eksklusif.
kesehatan
adalah aplikasi atau penerapan pendidikan
di
dalam
bidang
kesehatan. Hasil (output) yang diharapkan dari suatu pendidikan
2) Umur Menurut Oktaria (2012) umur merupakan
aspek
sosial
yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perilaku kesehatan seseorang. Hubungan
pemberian
Eksklusif
dengan
menurut
hasil
ASI
umur
ibu,
penelitian
Soeparmanto dan Pranata (2005) menunjukkan proporsi ibu yang umurnya
lebih
menyusui ASI
dari
46
tahun
Eksklusif paling
rendah.
Pendidikan segala
secara
umum
upaya
yang
direncanakan
untuk
mempengaruhi orang lain baik individu,
kelompok,
atau
masyarakat sehingga melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003) Kategori pendidikan menurut Arikunto (2006) : 1) Pendidikan rendah (SDSMP)
kesehatan, atau perilaku untuk memelihara
dan
kesehatan
meningkatkan
yang
(Notoatmodjo, penelitian
kondusif
2003).
Hasil
Widarwati
(2012)
terdapat hubungan yang signifikan antara
pendidikan
dengan
pemberian ASI Eksklusif. 4) Pekerjaan Pekerjaan adalah
dalam
aktivitas
arti
utama
luas yang
dilakukan oleh manusia. Dalam arti
3) Pendidikan
adalah
kesehatan disini adalah perilaku
sempit istilah pekerjaan digunakan untuk
suatu
menghasilkan
tugas/kerja
yang
uang
bagi
seseorang. Dalam pembicaraan sehari
hari
istilah
ini
sering
dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama disebut karier (Diah dan Yenrina, 2004). Menurut Hidayah (2000) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa dari beberapa determinan yang
mempengaruhi
pemberian
10
ASI
Eksklusif
berdasarkan
karakteristik ibu, salah satunya
3) Pengetahuan
petugas
kesehatan
adalah status pekerjaan ibu.
Petugas kesehatan harus
b. Faktor Pemungkin
memperhatikan
1) Tempat melahirkan
kondisi
ibu
maupun bayi, terutama yang
Para ahli mengemukakan
berkaitan
dengan
masalah
adanya pengaruh yang kurang
menyusui, seperti apakah ASI
baik
sudah keluar, adakah terjadi
terhadap
kebiasaan
memberikan ASI pada ibu-ibu
pembengkakan
payudara,
yang melahirkan di rumah sakit
bagaimana
atau klinik bersalin. Rumah sakit
puting. Demikian juga dengan
atau klinik bersalin lebih menitik
keadaan bayinya, seperti rewel
beratkan upaya agar persalinan
atau tidak, apakah sudah dapat
dapat berlangsung dengan baik,
mengisap,
ibu dan anak berada dalam
(PERINASIA, 2012).
dengan
kuat
kondisi
atau
tidak
keadaan selamat dan sehat. c. Faktor Penguat
(Siregar, 2004). 2) Penolong persalinan
1) Dukungan suami
Ibu yang melahirkan di
Suami
yang
mengerti
rumah bersalin atau rumah sakit
bahwa ASI dan menyusui paling
bisa mendapatkan bimbingan
baik untuk bayi, merupakan
dari
kesehatan
dorongan yang baik untuk ibu
penolong persalinan, sehingga
agar lebih berhasil menyusui
termotivasi untuk memberikan
(Depkes RI, 2005).
ASI. Hal ini sejalan dengan
2) Kebijakan yang berlaku
petugas
penelitian
(Soeparmanto
dan
Pemenuhan
hak
Pranata, 2005) dari hasil uji
bayi untuk mendapatkan ASI
logistik regresi logistik bivariate
Eksklusif
antara
penolong
dituangkan dalam bentuk Surat
mempunyai
Keputusan Menteri Kesehatan
persalinan
variabel
oleh
pemerintah
pengaruh bermakna (p < 0.05)
No.450/Menkes/SK/IV/2004
dengan
serta PP No.33 tahun 2012
Eksklusif.
pemberian
ASI
yang
berisikan
sangsi
administratif diberikan kepada
11
tenaga
kesehatan
dan
penyelenggara
fasilitas
dengan data pencatatan Posyandu Lestari.
pelayanan kesehatan yang tidak mendukung
keberhasilan
pemberian
ASI
Eksklusif
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Univariat
(Kemenkes RI, 2013). 1. Deskripsi status pekerjaan ibu
3) Lingkungan Faktor
lingkungan
berpengaruh positif
terhadap
pemberian
eksklusif.
ASI
Lingkungan merupakan kondisi
Status kerja
Jumlah
%
Tidak bekerja
22
62,9
Bekerja
13
37,1
Jumlah
35
100
yang ada di sekitar manusia Pekerjaan ibu adalah
dan pengaruhnya, yang dapat mempengaruhi dan
perilaku
perkembangan orang
atau
kelompok (Satino, 2014).
sesuatu yang digunakan untuk suatu
tugas/kerja
yang
menghasilkan
uang
bagi
seseorang
( Diah dan
Yenrina, 2004). Ibu yang tidak bekerja sejumlah 22 responden (62,9%) dibandingkan ibu yang bekerja 13 responden (37,1%).
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah explanatory penelitian
research yang
yaitu
menjelaskan
hubungan 2 variabel atau lebih. Pendekatan
penelitian
yang
2. Deskripsi pendidikan formal ibu Pendidikan Formal Pendidikan
digunakan adalah cross sectional
rendah
( belah lintang ) yaitu variabel
Pendidikan
sebab dan akibat diambil dalam
tinggi
waktu bersamaan. Sampel dalam
Jumlah
Jumlah
%
12
34,3
23
65,7
35
100
penelitian ini adalah total populasi ibu
yang
mempunyai
balita
Pendidikan
akan
berumur antara 7 bulan sampai 24
berpengaruh
dalam
bulan, berjumlah 35 orang sesuai
memberikan respon terhadap
12
sesuatu yang datang dari luar
Pemberian
(Notoatmojo, 2003). Pendidikan
ASI
terakhir
ibu
balita
pendidikan
menurut
%
19
54,3
Tidak
yang
Eksklusif
pendidikan
Eksklusif
16
45,7
tinggi (65,7%), sementara untuk
Jumlah
35
100
terbanyak
formal
Jumlah
adalah
pendidikan
rendah
sebanyak
34,3%.
ASI
Eksklusif
adalah
memberikan hanya ASI tanpa
3. Deskripsi Pengetahuan ibu Pengeta
Jumlah
huan
memberikan %
makanan
dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6
Baik
16
45,7
bulan (PERINASIA, 2012). Ibu
Kurang
19
54,3
balita tidak memberikan ASI
Jumlah
35
100
Eksklusif sebanyak 54,3%.
Seseorang
memperoleh
pengetahuan yang berasal dari berbagai
macam
misalnya
sumber,
pengalaman, media
masa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, poster
dan
Pengetahuan
kerabat
dekat.
yang
didapat
membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai
dengan
tersebut
(Notoatmojo,
2003).
besar
tingkat
Sebagian
kenyataan
pengetahuan ibu balita tentang ASI
Eksklusif
sebanyak
adalah
45,7%
baik
sedangkan
tingkat pengetahuan ibu balita kurang sebanyak 54,3%. 4. Deskripsi
Pemberian
ASI
Eksklusif
13
Analisa Bivariat
1. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ASI tidak
ASI Eksklusif
Status Kerja
Total
Eksklusif
n
%
n
%
n
%
Tidak bekerja
13
59,1
9
40,9
22
100
Bekerja
3
23,1
10
76,9
13
100
Ibu
balita
yang
ASI
didapatkan nilai p sebesar 0,039. Hal
Eksklusif dan tidak bekerja sebanyak
ini berarti nilai p lebih kecil dari nilai ά
59,1 %. Hal ini dikarenakan ibu yang
(0,05) sehingga terdapat hubungan
tidak bekerja mempunyai waktu yang
yang
cukup
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
untuk
bayinya,
memberikan
selalu
sehingga
mendampingi
pemberian
ASI
bermakna
antara
status
Eksklusif. Hasil di atas menunjukan
sewaktu – waktu dapat diberikan.
bahwa apabila
Dalam hal pemberian ASI yang terbaik
bekerja, maka besar kemungkinan ibu
adalah sesuai dengan kebutuhan (on
tidak memberikan ASI Eksklusif pada
demand). Karena prinsip pemberian
bayinya, dan apabila status pekerjaan
ASI adalah semakin sering dikonsumsi
ibu tidak bekerja
semakin meningkatkan produksinya
kemungkinan ibu dapat memberikan
(Rusli, 2004). Ibu balita yang bekerja
ASI Eksklusif. Sebagian ibu
dan tidak memberikan ASI Eksklusif
bekerja memiliki waktu untuk merawat
sebanyak 76,9%, sedangkan ibu yang
bayinya lebih sedikit, sehingga tidak
bekerja tetapi dapat memberikan ASI
memungkinkan ibu memberikan ASI
Eksklusif
Eksklusif pada bayinya. Hal ini juga
disebabkan
jarak
rumah
status pekerjaan ibu
yang
sesuai
sehingga pada waktu istirahat dapat
Juliastuti (2011) ada hubungan antara
pulang kerumah (BPS, 2000).
status
menggunakan
Chi-Square
hasil
besar
yang dekat dengan tempat bekerja,
Berdasarkan hasil uji statistik
dengan
maka
pekerjaan
pemberian
ASI
ibu
penelitian
dengan Eksklusif
dengan
mengambil tingkat kepercayaan 95 % atau tingkat kesalahan ά = 5 %
14
2. Hubungan Pendidikan Formal Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ASI tidak
ASI Eksklusif
Tingkat
Total
Eksklusif
Pendidikan n
%
n
%
n
%
Rendah
6
50
6
50
12
100
Tinggi
10
43,5
13
56,5
23
100
Ibu
balita
yang
tingkat
kandungannya sangat luas sehingga
50%
sangat sulit untuk dilaksanakan dalam
memberikan ASI Eksklusif, sedangkan
praktik. Disimpulkan bahwa meskipun
yang berpendidikan tinggi sebanyak
seorang
56,5% tidak memberikan ASI Eksklusif.
pendidikan yang tinggi dan mampu
Untuk
menangkap informasi dan anjuran
pendidikan rendah
sebanyak
mengetahui
pendidikan
formal
pemberian
hubungan ibu
dengan
ASI
Eksklusif
menggunakan uji statistik Chi-Square dengan
mengambil
kepercayaan
95
%
kesehatan,
tingkat
memiliki
namun
sukar
tingkat
untuk
mengikuti atau melaksanakan anjuran yang diberikan.
tingkat
atau
Ibu
Penelitian ini secara statistik pendidikan
responden
tidak
kesalahan ά = 5 % didapatkan nilai p
berhubungan terhadap pemberian ASI
sebesar 0,713. Hal ini berarti nilai p
Eksklusif. Hal ini dimungkinkan karena
lebih besar dari nilai ά (0,05), bahwa
meskipun sebagian besar responden
tidak
memiliki
terdapat
hubungan
yang
pendidikan
SMA
sampai berarti
signifikan antara pendidikan dengan
Perguruan
Tinggi,
bukan
pemberian
responden
juga
mempraktekkan
ASI
Eksklusif.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
pemberian ASI Eksklusif dengan baik.
Wijayanti, Nurjanah, Ernawati (2013)
Adanya kepercayaan jika memberikan
bahwa tidak ada hubungan yang
ASI
bermakna antara tingkat pendidikan
membuat perubahan bentuk payudara,
dengan
Eksklusif.
atau ketakutan jika bayi tidak mau
Tirtarahardja dan Sulo (2005) dalam
berhenti minum ASI sampai usia lebih
Wijayanti, Nurjanah, Ernawati (2013)
dari 2 tahun (Roebijoso, 2012).
pemberian
ASI
secara
terus-menerus
akan
pendidikan bersifat abstrak karena
Ibu yang tingkat pendidikan
memuat nilai-nilai yang abstrak, dan
tinggi tidak memberikan ASI Eksklusif.
15
Hal ini dapat terjadi karena adanya
kepada bayinya sebagai pengganti
beberapa
kondisi
ASI agar lebih praktis dan derajat
ekonomi dan daya beli masyarakat.
sosial keluarga di mata masyarakat
Ibu balita dengan pendidikan tinggi
semakin
cenderung bekerja mencari nafkah
diduga memberikan pengaruh yang
untuk menopang ekonomi keluarganya,
kuat sehingga tingkat pendidikan tidak
dan ketika daya beli mulai meningkat
berhubungan dengan lama pemberian
menyebabkan ibu balita
memilih
ASI Eksklusif (Syamsianah, Mufnaetty,
untuk
formula
Mahardikha,
faktor,
yaitu
memberikan
susu
meningkat. Hal inilah yang
2010).
3. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ASI Eksklusif
ASI tidak Eksklusif
Total
Pengetahuan n
(%)
n
(%)
n
%
Baik
11
68,8
5
31,3
16
100
Kurang
5
26,3
14
73,7
19
100
Berdasarkan Chi-Square tingkat
uji
dengan
kepercayaan
statistik
mengambil 95
%
atau
juga sebaliknya, semakin pengetahuan Eksklusif,
rendah
ibu tentang
maka
ASI
semakin sedikit
tingkat kesalahan ά = 5 % didapatkan
pula
nilai p sebesar 0,012. Hal ini berarti
memberikan ASI Eksklusif (Rulina,
nilai p lebih kecil dari nilai ά (0,05),
Suharyono, 2000). Penelitian ini juga
terdapat hubungan yang signifikan
sesuai dengan Robiwala, Ciptorini,
antara
tingkat
Handini
tentang
ASI
pemberian Pengetahuan
pengetahuan Eksklusif ASI ibu
ibu
dengan Eksklusif.
mengenai
ASI
peluang
(2012)
ibu
yang
penelitian
di
Puskesmas
Kokap
Kulonprogo,
dalam
melakukan
Wilayah 1
Kerja
Kabupaten
Propinsi
Yogyakarta,
penelitiannya
menyatakan
Eksklusif bisa mempengaruhi ibu
dalam
dalam memberikan ASI Eksklusif
bahwa ada hubungan yang signifikan
kepada
anaknya.
pengetahuan
Ibu
Semakin
baik
antara
tingkat
tentang
ASI
tentang
ASI
pengetahuan Eksklusif
ibu
dengan
Eksklusif, maka akan memberikan
pemberian ASI Eksklusif dengan nilai
ASI Eksklusif pada anaknya. Begitu
p
=
0,005
16
Kesimpulan dan Saran
ada
Kesimpulan
posyandu, dasa wisma, arisan PKK
1. Sebagian
besar
ibu
balita
berstatus tidak bekerja (62,9%). 2. Pendidikan formal ibu yang paling banyak
berpendidikan
tinggi
(65,7%).
pada
Eksklusif
ibu
tentang
terbanyak
berpengetahuan
seperti
dengan cara penyampaian melalui penyuluhan. Kerjasama
yang
baik
antara keluarga, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan di wilayah Posyandu
3. Pengetahuan
masyarakat
Lestari
Kelurahan
ASI
Kumpulrejo sangat diperlukan untuk
adalah
menggalakkan program peningkatan
kurang
baik
pemberian ASI Ekslusif.
(54,3%). 4. Ibu balita yang memberikan ASI tidak eksklusif sebesar 54,3%. 5. Ada
hubungan
yang
signifikan
antara status kerja ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. 6. Tidak
ada
hubungan
yang
signifikan antara pendidikan formal ibu
dengan
pemberian
ASI
Eksklusif. 7. Ada
hubungan
yang
pemberian ASI Eksklusif.
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas perlu kegiatan peningkatan pengetahuan ibu balita tentang pentingnya pemberian Eksklusif,
Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Aprilia, G. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Harjobinangun Purworejo. Diakses: 18 Oktober 2015. Http: e-journal.akbid purworejo.ac.id/index.php/jkk5/ .../71
signifikan
antara pengetahuan ibu dengan
ASI
Daftar Pustaka
termasuk
cara
Arinta, Imelda, L., Azwar, S. 1993. Peran Jenis Androgini dan Konflik Peran Ganda Pada Ibu Bekerja. Jurnal Psikologi, No.2, 20-30. Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi. Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta. Depkes RI. 2002. Ibu Bekerja tetap Memberikan Air Susu Ibu (ASI) . Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.
penyimpanan ASI selama ibu balita bekerja. Kegiatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan sarana yang
Depkes RI. 2002. Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Sampai Tahun 2005. 17
Direktorat Jakarta. Diah,
Gizi
Masyarakat.
hubungan-status-pekerjaanibu-dengan.html
K dan Yenrina, R. 2004. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Puspa Swara. Jakarta.
Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Eti, R., Rahayuningsih, P., Yanti, PG. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Notoatmojo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan..Rineka Cipta. Jakarta
Hastono, 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA). 2012. Manajemen Laktasi. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Penuntun Hidup Sehat. Jakarta.
Proverawati, A . 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Rachmaniah, N. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Tindakan ASI Eksklusif. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Surakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kemeneg Pemberdayaan Perempuan RI. 2008. Pemberdayaan Perempuan dalam Peningkatan Pemberian ASI. Jakarta.
Rulina, Suharyono d.k.k. 2000. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Rencana Aksi Akselerasi Pemberian ASI Eksklusif. Direktorat Bina Gizi. Jakarta.
Robiwala, ME.,Ciptorini, D., Handini, KD. 2012. Hubungan Tingkat pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI saja di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulonprogo Propinsi Yogyakarta. Diakses : 10 Maret 2016. Journal.respati.ac.id/index.php/ medika/article/.../77
Mardya, A. 2011. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASi Ekslusif di Kabupaten Malang. Diakses : 20 Desember 2015. Http://nonaariza.co.id/2011/06/
Roebijoso dkk. 2012. Hubungan Antara Status Pekerjaan, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Ibu, Serta Dukungan Bidan Terhadap Pemberian ASI
Konas. 2002. Persagi & Temu Alumni XII Persatuan Ahli Gizi. Jakarta.
18
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gribig.Malang: UniversitasBrawijaya Siregar, M.A. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Soeparmanto, P dan Pranata, S. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Air Susu Ibu (ASI) EKSKLUSIF pada bayi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 8 No. 1 Juni 2005: 1-7. Syamsianah, A.,Mufnaetty, Mahardikha, DM. 2010. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan lama pemberian ASI Eksklusif pada balita usia 6-24 bulan di Desa Kebonagung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Diakses : 18 Maret 2016. Jurnal.unimus.ac.id/index.php/j kmi/article/.../61/144
Suryaningtyas, A dan Winarsih Nur A. Tanpa tahun. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI di Puskesmas Nguter Diakses : 15 Maret 2016. Https://publikasiilmiah.ums.ac.i d/handle/11617/3619 Widarwati, 2012. Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Manggis, Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.Karya Tulis Ilmiah. Program Diploma. Akbid Ngudi Waluyo. Semarang. Wijayanti, M., Nurjanah., Ernawati, D. 2013. Hubungan Antara Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Dan Sikap Ibu Bayi Dengan Pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Krobokan Kota Semarang Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Yuliandarin, EM. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Kelurahan KotaBaru Kecamatan Bekasi Barat tahun 2009. Skripsi. Program Studi Promosi Kesehatan. FKM UI. Jakarta.
19