GAMBARAN POLA JAJAN, FREKUENSI MENYIKAT GIGI DAN STATUS KARIES GIGI ANAK USIA 11-12 TAHUN DI SD NEGERI GUMPANG 01 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh: Dian Ayu Rahmania Safitri J520110041
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
THE DESCRIPTION OF SNACKING PATTERN, TOOTHBRUSHING FREQUENCY AND CARIES STATUS OF 11-12 YEAR OLD STUDENT OF SD N GUMPANG 1, KARTASURA, SUKOHARJO Dian Ayu Rahmania Safitri1, Ana Riolina2, Retno Sari2 1 Student of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta 2 Lecturer of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta ABSTRACT Dental caries was type of teeth disease that attacked hard tissues (enamel, dentin, cementum), caused by microorganism activities of carbohydrate fermentation. Children were generally have high risk on caries, because of their snacking pattern. Cleaning teeth behavior can also become the factor of caries. Technique, time, and frequency of toothbrushing can affect oral cavity hygiene. This was observational study with cross sectional approach. The aim of this study was find out the description of snacking pattern, toothbrushing frequency, and caries status of 1112 year old students of SDN Gumpang 01, Kartasura, Sukoharjo. 61 of sixth grade students were registered as study sample as total sampling applied. The data of caries status was gained by DMF-T and questionnaire were applied to understand snacking pattern and toothbrushing frequency. The result showed that the highest snack pattern of students were snack and candy/chocolate, bought 2-3 times a day. Toothbrushing was done 2-3 times a day on the morning and evening bath time. The average of DMF-T score of the students showed very low category, 0.98 which indicate that the student have at least one tooth with caries. Keywords: Snacking Pattern, Toothbrushing Frequency, Caries Status, Dental Caries.
2
GAMBARAN POLA JAJAN, FREKUENSI MENYIKAT GIGI DAN STATUS KARIES GIGI ANAK USIA 11-12 TAHUN DI SD NEGERI GUMPANG 01 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO 1
Dian Ayu Rahmania Safitri1, Ana Riolina2, Retno Sari2 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Dosen Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
INTISARI Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Anak usia sekolah umumnya mempunyai resiko karies yang tinggi, hal ini disebabkan karena pada saat usia sekolah anak-anak biasanya mengkonsumsi jajanan atau minuman sesuai dengan keinginannya. Selain pola jajan, perilaku dan waktu yang salah dalam menyikat gigi juga merupakan salah satu penyebab karies gigi. Teknik, waktu dan frekuensi menyikat gigi dapat mempengaruhi kebersihan rongga mulut. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan crosssectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola jajan, frekuensi menyikat gigi dan status karies gigi anak usia 11-12 tahun di SD Negeri Gumpang 01 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh murid SD kelas VI yang berjumlah 61 anak. Pengambilan data dilakukan melalui pemeriksaan DMF-T untuk mengetahui status karies gigi anak dan pengisian kuesioner untuk melihat pola jajan dan frekuensi menyikat gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola jajan tertinggi anak sekolah dasar yaitu snack dan permen/cokelat dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari. Frekuensi menyikat gigi anak paling tinggi adalah 2-3 kali dalam sehari dengan waktu menyikat gigi pada saat mandi pagi dan sore. Rata-rata DMF-T anak sekolah dasar kelas VI di SD Negeri Gumpang 01 termasuk dalam kaetgori rendah yaitu 0,98 yang berarti bahwa setiap anak mengalami setidaknya satu gigi yang terkena karies. Kata Kunci : Pola Jajan, Frekuensi Menyikat Gigi, Status Karies, Karies Gigi
3
PENDAHULUAN Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun 2007, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 23,5%. 36,1% dari prevalensi nasional masalah kesehatan gigi dan mulut adalah karies pada anak usia 12 tahun dengan skor DMFT sebesar 0,91.1 Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, pada tahun 2009 terdapat 9149 kasus atau 10% prevalensi kasus karies gigi, tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 13038 kasus atau 15,8% prevalensi kasus dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 11649 kasus atau 14% prevalensi kasus karies gigi. Puskesmas Kartasura mencatat pada tahun 2009 terdapat 40 kasus atau 9,1% prevalensi kasus karies gigi pada anak, kemudian meningkat lagi pada tahun 2010 menjadi 101 kasus atau 10,7% prevalensi kasus, dan pada tahun 2011 prevalensi kasus karies gigi mengalami penurunan menjadi 89 atau 10,6%.2 Hampir semua anak menyukai jajanan yang rasanya manis seperti coklat, es krim dan lain-lain. Jenis makanan ini merupakan karbohidrat yang sangat kariogenik dan berpotensi mengakibatkan karies. Anak menkonsumsi jajan tergantung dari jenis makanan dan minuman yang tersedia.3 Selain pola jajan, perilaku dan waktu yang salah dalam menyikat gigi juga merupakan salah satu penyebab karies gigi. Teknik, waktu dan
frekuensi menyikat gigi dapat mempengaruhi kebersihan rongga mulut. Durasi menyikat gigi yang ideal dan frekuensi menyikat gigi yang baik belum efektif untuk membersihkan semua permukaan gigi dari plak, hal tersebut dapat terjadi jika menyikat gigi dilakukan dengan teknik yang salah dan waktu yang tidak tepat. Menyikat gigi bertujuan untuk membersihkan gigi dan gusi. Menyikat gigi harus dilakukan secara teratur dan harus mengenai semua permukaan gigi.4 Anak usia sekolah umumnya mempunyai resiko karies yang tinggi, hal ini disebabkan karena pada saat usia sekolah anak-anak biasanya mengkonsumsi jajanan atau minuman sesuai dengan keinginannya. Hal tersebut mejadikan anak rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan karies gigi karena anak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi jajanan atau minuman baik di sekolah maupun di rumah.5 Anak dengan usia 11-12 tahun sebagian besar gigi permanen sudah tumbuh dengan sempurna. Usia merupakan kelompok usia anak yang rentan terhadap karies gigi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui gambaran pola jajan, frekuensi menyikat gigi dan status karies gigi anak usia 11-12 tahun di SD Negeri Gumpang 01 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
4
pendekatan crosssectional. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gumpang 01 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan pada bulan februari 2015. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas VI SD Negeri Gumpang 01 sesuai kriteria inklusi dan ekslusi dengan jumlah 56 anak. Penelitian dimulai dengan pengisian kuesioner tentang pola jajan dan frekuensi menyikat gigi. Responden diberi perntanyaan tentang jenis jajan, frekuensi konsumsi jajan per hari, frekuensi dan waktu menyikat gigi dalam sehari. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan status karies gigi.
Hasil penelitian ini disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan umur Umur Jenis kelamin Total 11 12 Laki-laki 10 19 29 Perempuan 10 17 27 Total 20 36 56 Tabel 2. Distribusi responden suka konsumsi jajan Suka Jumlah Persentase konsumsi (n) (n) jajan Ya 56 100 Tidak 0 0 Total 56 100
HASIL PENELITIAN Tabel 3. Distribusi pola jajan Jenis jajan Roti Manisan Snack Permen/cokelat Es krim/softdrink
N 4 1 10 6 12
>3 kali % 7.1 1.8 17.9 10.7 21.4
Frekuensi jajan Hari 2-3 kali 1 kali N % N % 30 53.6 14 25 8 14.3 16 28.6 31 55.4 11 19.6 31 55.4 12 21.4 19 33.9 23 41.1
Tidak pernah n % 8 14.3 31 55.4 4 7.1 7 12.5 2 3.6
Tabel 4. Distribusi frekuensi menyikat gigi >3 kali N 6
% 10.7
Frekuensi menyikat gigi Hari 2-3 kali 1 kali N % N % 50 89.3 0 0
Tidak pernah n % 0 0
5
Tabel 5. Distribusi waktu menyikat gigi Waktu menyikat gigi Jumlah (n) Setiap mandi pagi dan sore 49 Malam sebelum tidur 0 Setiap setelah makan 0 Setelah makan dan malam sebelum tidur 7
Tabel 6. Distribusi pengalaman masing-masing komponen DMF-T DMF-T Rata-rata Jumlah DMF-T D M F 56 0 0 56 0.98 Tabel 7. Distibusi pengalaman karies gigiberdasarkan jenis kelamin DMF-T RataJenis rata kelamin DMFD M F T Laki-laki 29 0 0 0.93 Perempuan 27 0 0 1 Tabel 8. Distribusi pengalaman karies gigi berdasarkan umur DMF-T Ratarata Umur DMFD M F T 11 tahun 20 0 0 0.85 12 tahun 36 0 0 1.03 Hasil penelitian terhadap 56 responden berusia 11-12 tahun menunjukkan bahwa semua responden menyukai jajan, namun memiliki frekuensi yang berbeda. Frekuensi, waktu dan jenis makanan pada anak berbeda dengan orang dewasa. Anak
Frekuensi (%) 87.5 0 0 12.5
suka mengkonsumsi makanan ringan diantara jam makan.6 Data pada tabel 3, menunjukkan bahwa 55,4% responden yang mengkonsumsi snack dan permen/cokelat 2-3 kali dalam sehari. 53,6% responden menkonsumsi roti 2-3 kali sehari dan 41% responden menkonsumsi es krim/softdrink satu kali dalam sehari. Makanan tersebut termasuk dalam golongan makanan kariogenik yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Makanan kariogenik banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut.7 Jenis makanan atau jajanan yang lengket dapat melekat pada permukaan gigi serta terselip di antara celah gigi.8 Makanan tersebut akan menempel lebih lama pada permukaan gigi jika dibandingkan dengan makanan yang dapat dikunyah atau ditelan dengan cepat, sehingga gula yang terkandung dalam makanan tersebut akan melekat lebih lama pada permukaan gigi.9 Sukrosa yang terkandung dalam gula mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi. Polisakarida intrasel dan ekstrasel merupakan hasil metabolisme sukrosa yang menjadi tempat perlekatan bakteri pada permukaan gigi.10
6
Interaksi bakteri pada permukaan gigi dan sukrosa akan menghasilkan asam dan polisakarida ekstrasel yang akan terus terbentuk setiap kali mengkonsumsi jajanan manis dan akan menahan pH saliva di bawah normal sekitar <5.11 Penurunan pH berlangsung selama 2,5 menit dan pH akan tetap berada di bawah 5,5 selama 1 jam. Jika anak mengkonsumsi jajanan yang mengandung sukrosa lebih dari satu kali dalam sehari, maka pH di dalam mulut akan terus berada di bawah normal dan pada saat itu terjadi proses demineralisasi email.12 Hasil penelitian mengenai frekuensi menyikat gigi menunjukkan 89,3% responden menyikat gigi 2-3 kali dalam sehari dan hanya 10,7% responden yang menyikat gigi lebih dari tiga kali dalam sehari. Frekuensi menyikat gigi adalah jumlah anak menggosok gigi dalam satu hari, anakanak menyikat gigi minimal satu kali dalam sehari, tidak jarang pula dua kali dalam sehari yaitu setiap mandi pagi dan sore. Hal tersebut berpengaruh terhadap intake fluor ke dalam tubuh anak karena adanya refleks menelan pada anak. Anak cukup menyikat giginya dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan malam sebelum tidur.13 Menyikat gigi bertujuan untuk membersihkan gigi dan gusi serta daerah interdental. Menyikat gigi harus dilakukan secara rutin dan teratur pada semua permukaan gigi.4 Menyikat gigi setelah makan secara teratur merupakan faktor yang sangat penting untuk mempertahankan
kebersihan gigi dan mulut agar dapat terhindar dari karies gigi.14 Berdasarkan hasil penelitian mengenai waktu menyikat gigi 87,5% responden mengaku menyikat gigi pada saat mandi pagi dan sore. Sebanyak 12,5% lainnya menyikat gigi sesaat setelah makan dan malam sebelum tidur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa status karies dalam perhitungan DMF-T sebesar 56 dengan rata-rata adalah 0,98. Menurut kriteria WHO, nilai tersebut termasuk dalam kategori rendah. Jumlah ratarata DMF-T anak laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu 0,93 dan 1. Berdasarkan umur, jumlah DMF-T lebih besar pada usia 12 tahun yaitu 36 dengan DMF-T rata-rata 1,03. Peningkatan status karies berkaitan dengan bertambahnya usia seseorang. Frekuensi konsumsi makanan dan minuman manis dalam proses pengunyahan dapat menyebabkan kerusakan gigi semakin parah.14 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai gambaran pola jajan, frekuensi menyikat gigi dan status karies gigi pada anak usia 11-12 tahun di SD Negegrei Gumpang 01, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola jajan tertinggi pada siswa SD Negeri Gumpang 01 yaitu snack dan permen/cokelat dengan frekuensi konsumsi 2-3 kali dalam sehari 2. Frekuensi menyikat gigi pada siswa SD Negeri Gumpang 01
7
yaitu 2-3 kali dalam sehari pada saat mandi pagi dan sore 3. Siswa SD Negeri Gumpang 01 mempunyai rata-rata karies gigi yang termasuk dalam kategori sangat rendah yaitu sebesar 0,98, artinya setiap anak rata-rata mempunyai satu gigi yang mengalami karies. Saran Berdasarkan penelitian mengenai gambaran pola jajan, frekuensi menyikat gigi dan status karies gigi pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri Gumpang 01, maka saya sebagai peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Penyuluhan perlu diadakan mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut bagi orang tua, guru dan murid sekolah dasar. 2. Pihak sekolah diharapkan untuk menjalin kerjasama dengan pihak Puskesmas setempat untuk diadakan program UKGS. 3. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai hubungan antara pola jajan, frekuensi menyikat gigi dan status karies gigi pada anak usia 11-12 tahun di SD Negeri Gumpang 01 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI, 2008, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2007) Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2. Dinkes, 2012, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2009, Sukoharjo, Dinas Kabupaten Sukoharjo 2012. 3. Suwelo, I. S., 1991, Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik, Jakarta, EGC: 1, 3-4, 78, 18-19, 21, 28. 4. Susi, Kuswardani, Susari Putri., dan Shanda Fitria., 2012, JuliDesember, Pengaruh Pola Makan dan Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Molar Pertama Permanen Pada Murid SD Negeri 26 Rimbo Kaluang Kecamatan Padang Barat. Majalah Kedokteran Andalas, 36 (2): 227-233. 5. Worotijan, Indry., Christy N. Mintjelungan., dan Paulina Gunawan, 2013, Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara, Jurnal e-GIGI (eG), 1 (1): 59-68. 6. Dalimunthe, S.H., 2001, Periodonsia, Medan, USU Press: 78-136. 7. Arisman., 2007, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta, EGC: 56. 8. Huwink, B., 2000, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Yogyakarta, UGM Press: 187. 9. Margareta, S., 2012, 101 Tips dan Terapi Alami agar Gigi Putih dan Sehat, Yogyakarta, Pustaka Cerdas: 46, 50-56, 61-63,83-86, 89-90. 10. Ford, T., 1993, Restorasi Gigi, Jakarta, EGC: 1-4. 11. Kidd, E. A., dan Bechal, S. J., 2011, Dasar-Dasar Karies,
8
Penyebab dan Penanggulangannya, Jakarta, EGC: 2-9,79-81 12. Besford, J., 1996, Mengenal Gigi Anda Petunjuk Bagi Orang Tua, Jakarta, Arcan: 44-43, 100, 102 13. Bentley EM, Ellwood RP, Davies RM. 2000. Flouride Ingestion From Toothpaste by Young Children. ADA 14. Radiah, Cristy Mintjelungan, Ni Wayan Mariarti., 2013, Gambaran Status Karies dan Pola Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Mahasiswa Asal Ternate di Manado, Jurnal e-GiGi (eG), 1(1): 45-51.
9