PENGARUH KOMUNIKASI GURU DENGAN SISWA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH BALEN BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: SITI ISMAWATI A 210 100 096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PENGARUH KOMUNIKASI GURU DENGAN SISWA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH BALEN BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015 Siti Ismawati1); Dr.Hj. Suyatmini, M.Si 2) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh komunikasi guru dengan siswa terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro; 2) pengaruh latar belakang pendidikan orang tua siswa terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro; dan 3) pengaruh komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Populasi dalam penelitian ini adalah 140 siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015. Sampel diambil sebanyak 100 siswa, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F, selain itu dilakukan pula perhitungan koefisien determinasi, sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi: Y= 15,061 + 0,624X 1 +0,365X2. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) Komunikasi guru dengan siswa berpengaruh positif terhadap minat belajar pada siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang menunjukkan bahwa t hitung > ttabel, yaitu 6,927 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, sumbangan efektif sebesar 31,4%; 2) Latar belakang pendidikan orang tua siswa berpengaruh positif terhadap minat belajar pada siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang menunjukkan bahwa t hitung > ttabel, yaitu 2,736 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, sumbangan efektif yang diberikan sebesar 5%; dan 3) Komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji F yang memperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 27,793 > 3,090 dan nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji koefisien determinasi yang diberikan dari penelitian ini adalah sebesar 36,4%. Kata kunci: Komunikasi Guru Dengan Siswa, Latar Belakang Pendidikan Orang Tua dan Minat Belajar Siswa
Pendahuluan Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubunganya dengan Masalah pendidikan. Mulai dari sistem pendidikan dan kurikulum pendidikan di Indonesia yang selalu berganti-ganti. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kedewasaan. Sebagai sebuah usaha, pendidikan memerlukan proses bertahap dan kontinyu. Artinya, pendidikan dilakukan sedikit demi sedikit secara berkesinambungan untuk mencapai kedewasaan. Kedewasaan yang dimaksud bukan hanya perubahan dewasa secara fisik, melainkan lebih mengarah pada perubahan kedewaan secara psikis, yaitu perubahan tingkah laku. Hal ini selaras dengan pendapat Mc. Donald (Hamalik, 2005: 48) yang mengatakan “Education, in the sense used here, is a process or an activity which is directed at producing desirable, changes in the behavior of human beings” (Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan menghasilkan tingkah laku manusia). Pendidikan tersebut juga mempunyai fungsi yang harus diperhatikan. Fungsi tersebut dapat dilihat pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 44 tentang system pendidikan nasional bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mencerdaskan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yang mampu memberikan sumbangan pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Agar lahir manusia-manusia yang memberikan sumbangan terhadap kemajuan bangsa, maka proses pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV pasal 10 ayat 1: kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Salah satu kompetensi guru adalah kompetensi sosial yaitu kompetensi guru dalam berkomunikasi dengan siswa sebagai
bagian dari kegiatannya dalam menyelenggarakan pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala
hal
yang
dipelajari
disekolah
yang
menyangkut
pengetahuan
atau
kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian (evaluasi). Pola komunikasi antara guru dan siswa adalah pola komunikasi yang terjadi antar pribadi atau interpersonal communication.hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh R. Wayne Pace yang dikutip oleh Cangara (2005: 31) mengemukakan bahwa “interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting” berawal dari sini lah kemampuan komunikasi antar guru dan siswa menjadi sangat penting dan untuk difahami oleh mereka yang mempunyai profesi yang berhubungan dengan orang lain. Peserta didik dan guru merupakan dua komponen yang saling berpengaruh seperti teori simbiosis mutualisme yaitu peran yang saling menguntungkan satu dengan yang lain. Jika salah satu komponen saja yang aktif tentunya tidak akan menghasilkan dampak timbal balik komunikasi yang baik dari guru siswa sebagai peserta didik hendaknya juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik kepada guru. Interaksi komunikatif seperti inilah yang yang akan mendatangkan kenyamanan siswa dalam belajar sehingga dapat mendatangkan dampak positif juga bagi siswa salah satunya menambah kemauan siswa untuk aktif dalam mengikuti pelajaran dan secara tidak langsung minat siswa dalam mengikuti pelajaran pun bertambah seperti yang dikemukakan oleh Slavin (2008: 4) yang mengemukakan bahwa “guru yang efektif bukan
hanya
mengetahui
pokok
permasalahan
siswa,
tetapi
juga
dapat
mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa”. Lingkungan keluarga yang berpengaruh penting yang menjadi pendidik adalah orang tua (bapak dan ibu). Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anak nya untuk membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak-anak nya. Orang tua dikatakan sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak nya karena orang tua yang pertama kali mendidik anak nya sejak dilahirkan. dikatakan utama karena pendidikan orang tua adalah merupakan dasar yang sangat menentukan perkembangan anak.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Baik dari keluarga, orang sekitar, masyarakat dan bangsa. salah satunya adalah faktor pendidikan dalam keluarga (lembaga informal). Pendidikan yang diterima anak dipengaruhi oleh sikap, pandangan, nilai-nilai dan juga latar belakang pendidikan orang tuanya. Orang tua menjadi tokoh identifikasi (idola) bagi anakanaknya sehingga sering kali anak mengatakan saya ingin seperti ayah atau ibu. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua harus dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya. Selain hal itu, juga menyebabkan rasa bangga dan akan menjadi semacam cita ciata bahwa anak akan belajar dengan baik sehingga nantinya bisa mendapatkan jenjang poendidikan yang lebih baik daripada orang tua mereka. Penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1) Komunikasi guru dengan siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015; 2) Latar belakang pendidikan orang tua siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015; 3) Komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh komunikasi guru dengan siswa terhadap
minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di
Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015; 2) Untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan orang tua siswa terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015; dan 3) Untuk mengetahui pengaruh komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif, dimana data yang diperoleh berasal dari dokumentasi dan angket, maka penelitian ini merupakan
penelitian survei dan dokumentasi. Selain itu, penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro dengan alamat Jl. PUK 556 Balen Bojonegoro yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015. Menurut Sugiyono (2011: 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun ajaran 2014/2015 yang secara nyata dapat diidentifikasi dengan jelas karena identitas siswa terdeteksi oleh manajemen sekolah. Pengambilan sampel yakni sebanyak 100 siswa dari 140 populasi siswa kelas XI IPS. Penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling atau cara undian. Setiap kelas dalam populasi diberikan kesempatan untuk dijadikan sampel dengan masing-masing kelas diwakili 25 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket dan dokumentasi. Proses pengujian instrumen dilakukan sebelum diberikan atau disebar kepada sampel penelitian. Untuk uji coba instrumen peneliti menggunakan sebagian dari populasi akan tetapi di luar sampel penelitian, yakni sebanyak 20 siswa. Uji validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya. Keputusan yang dihasilkan akan menunjukkan hasil sebagai berikut: 1) Jika rxy > rtabel dan taraf signifikansi lebih kecil dari signifikan 5% (0,05), berarti item (butir soal angket) dinyatakan valid sekaligus memiliki persyaratan untuk dijadikan instrumen penelitian; 2) Jika rxy < rtabel dan taraf signifikansi lebih besar dari signifikan 5% (0,05), berarti item (butir soal angket) dinyatakan tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan untuk dijadikan instrumen penelitian. Untuk mengetahui tingkat kestabilan alat ukur dilakukan uji reliabilitas. Dimana uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Kriteria penilaian, uji signifikan menggunakan taraf α = 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai
Alpha lebih besar dari rtabel (Product Moment). Kedua analisis yang telah dilakukan memberikan kesimpulan bahwa semua pernyataan angket komunikasi guru dengan siswa, latar belakang pendidikan orang tua dan minat belajar siswa dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian selanjutnya. Sedangkan teknik analisa data yang mencakup uji prasyarat analisis dan analisis regresi linier berganda, uji prasyarat analisis adalah sebagai syarat sebelum melakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui kontribusi dari masing-masing variabel. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini menggunakan dua uji, yang diantaranya adalah: 1) Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui data dari sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, kemudian dilakukan dengan bantuan uji lilliefors. Dasar pengambilan keputusan: a) Jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal; b) Jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal. Dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis, nilai Lhitung < Ltabel dan nilai signifikansi masing-masing variabel > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel dari variabel komunikasi guru dengan siswa dan minat belajar siswa berdistribusi normal. 2) Uji Linearitas, bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linear atau tidak. Hasil uji linearitas antara variabel komunikasi guru dengan siswa dengan minat belajar siswa dan latar belakang pendidikan orang tua dengan minat belajar siswa diperoleh nilai Fhitung yang diukur lebih kecil dari Ftabel dan nilai signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam bentuk linear. Tehnik analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan fungsional. Adapun alat menghitung dari analisis regresi linear berganda untuk menghasilkan koefisien regresi adalah dengan menggunakan hitungan analisis regresi sebagai dasar perhitungannya. Adapun langkah-langkah menguji analisis regresi linear berganda sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesis; 2) Menghitung koefisien regresi; 3) Pengujian secara individu [(X1 terhadap Y) dan (X2 terhadap Y)]; 4) Pengujian secara simultan (X1 dan X2 terhadap Y).
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data, yang akan dibahas dan kemudian dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Menghasilkan beberapa keputusan diantaranya adalah bahwa komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua secara parsial maupun simultan atau bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hasil analisis pertama menunjukkan bahwa variabel komunikasi guru dengan siswa berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Berdasarkan uji keberartian koefisien regesi linear berganda untuk variabel komunikasi guru dengan siswa (b1) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 6,927 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000, dengan sumbangan relatif sebesar 86,4% dan sumbangan efektif 31,4%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik dan intens komunikasi guru dengan siswa akan semakin tinggi minat belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah komunikasi guru dengan siswa, maka semakin rendah minat belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis penelitian diatas dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dari Andhi Irmawan (2010) menunjukkan hasil bahwa komunikasi antar guru dan siswa berpengaruh terhadap kinerja guru pada SMA Negri 1 Wanadadi Banjarnegara dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,389 didukung nilai thitung 3,048 sementara ttabel 2,021 atau 3,048 > 2,021, yang artinya bahwa komunikasi guru dengan siswa berpengaruh terhadap kinerja guru dan akan diikuti peningkatan pada minat belajar siswa. Penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi guru dan siswa berpengaruh positif terhadap guru dan juga siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga ada kesamaan dengan penelitian saat ini, yang juga menunjukkan bahwa komunikasi guru dengan siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hasil analisis kedua yang menyatakan bahwa koefisien regresi dari variabel latar belakang pendidikan orang tua (b2) adalah sebesar 0,365 atau juga bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel latar belakang pendidikan orang tua
berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Berdasarkan uji keberartian koefisien regesi linear berganda variabel latar belakang pendidikan orang tua (b2) diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,736 > 1,985 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,007, dengan sumbangan relatif sebesar 13,6% dan sumbangan efektif 5%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan orang tua maka semakin tinggi minat belajar siswa, demikian pula sebaliknya semakin rendah latar belakang pendidikan orang tua akan semakin rendah minat belajar siswa. Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Anis Farochatin (2009) hasil akhirnya tidak terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pembinaan akhlak anak dalam keluarga. Hal ini, mungkin disebabkan karena sedikitnya waktu orang tua terhadap pembinaan akhlak bagi yang berpendidikan tinggi karena kesibukan kerja atau karena pendidikan yang tinggi tidak menjamin pembinaan akhlak kepada anak menjadi baik pula. Akan tetapi dari hasil tersebut terdapat hubungan walaupun tidak berjumlah besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif terhadap pembinaan anak/siswa walaupun hanya dinyatakan sedikit atau tidak mendominasi. Sehingga ada kesamaan dengan penelitian saat ini, yang juga menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hasil analisis terakhir menyatakan bahwa komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa kecenderungan peningkatan kombinasi komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua akan diikuti peningkatan minat belajar siswa. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,364 yang berarti bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa adalah sebesar 36,4% sedangkan 63,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sehingga pengaruh dari kombinasi variabel komunikasi guru dengan siswa dan
latar belakang pendidikan orang tua dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan minat belajar siswa di sekolah lain dengan latar belakang pendidikan yang sama.
Kesimpulan Adanya pengaruh komunikasi guru dengan siswa terhadap
minat belajar
ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro tahun. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang menunjukkan bahwa thitung > ttabel, yaitu 6,927 > 1,985 dan sumbangan efektif sebesar 31,4%. Hasil analisis kedua tidak jauh berbeda karena latar belakang pendidikan orang tua siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t yang menunjukkan bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,736 > 1,985 dan sumbangan efektif yang diberikan sebesar 5%. Hasil analisis ketiga menunjukkan bahwa komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji F yang memperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 27,793 > 3,090. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,364 yang menunjukkan bahwa besarnya pengaruh komunikasi guru dengan siswa dan latar belakang pendidikan orang tua secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Islamiyah Balen Bojonegoro. Hasil uji koefisien determinasi yang diberikan dari penelitian ini adalah sebesar 36,4%, sedangkan 63,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Slavin, E Robert. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bab IV pasal 10 ayat 1.