INFLUENCE OF EARNINGS BEFORE EXTRA ORDINARY INCOME AND RETURN STOCK TO ECONOMIC VALUE ADDED SHARES IN COMPANIES THAT PRODUCE GOODS CONSUMPTION REGISTERED BEI 2005-2009 YEARS. Rusmala Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma
ABSTRACT Financial performance of an enterprise is useful for various parts, because the measurement of performance of the company will be one of the very influence information investment decisions. One of the reference points are used to measure the performance of the enterprise is EBEI and Return Stock.. EBEI and Return Stock as one of the company’s performance apprasial can affect value-added companies in the mirror through EVA. The purpose of this research is to detect are Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan return stock is influence to Economic Value Added (EVA) on the consumer goods sector, manufacturing companies 05-09 years by partial or in parallel. The conclusion of this research is there is no significant effect between Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) and Return Stock toward Economic Value Added (EVA) by simultant test. And also the result of partial test gets two independent variables Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) and Return Stock have not significant impact on the dependent variables Economic Value Added (EVA). Key Words : Earnings Before Extraordinary Income (EBEI), Return Stock, and Economic Value Added (EVA)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja perusahaan merupakan pekerjaan yang sangat penting dilakukan, baik oleh perusahaan kecil, perusahaan swasta, maupun perusahaan negara dan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak, seperti investor, kreditur, konsultan keuangan, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Pengukuran kinerja perusahaan juga akan menjadi salah satu informasi yang sangat mempengaruhi keputusan berinvestasi. Penilaian terhadap prestasi dan kinerja perusahaan tersebut pada umumnya dilihat dari laba (earnings) dan harga saham perusahaan. Salah satu tolak ukur yang digunakan dan juga menjadi perhatian investor adalah Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan return saham.
Namun ukuran kinerja tersebut dianggap memiliki kelemahan, terutama jika ditinjau dari kemampuan menciptakan nilai, yaitu tidak diperhitungkannya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah dapat meningkatkan nilai perusahaan atau belum sesuai dengan tujuannya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka dikembangkan ukuran kinerja baru yang lebih menekankan pada nilai (value), salah satunya adalah economic value added (EVA) yang mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya laba (earnings) dan harga saham yang diperoleh perusahaan merupakan gambaran prestasi dan kinerja perusahaan dalam menjalankan usahanya yang akan berpengaruh terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan. Oleh karena itu, earnings before extraordinary income (EBEI) dan return saham yang diperoleh perusahaan diharapkan akan berpengaruh terhadap economic value added (EVA). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat masalah ini sebagai bahan penulisan skripsi dengan mengambil judul: “Pengaruh Earnings Before Extraordinary Income dan Return Saham terhadap Economic Value Added Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI pada periode 20052009.” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2005-2009? 2. Apakah Return saham berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2005-2009? 3. Apakah Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return saham berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2005-2009? 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada pengukuran Earnings Before Extraordinary Income (EBEI), return yang diterima oleh pemegang saham, dan Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2009. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return saham berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2005-2009 baik secara parsial maupun bersama-sama.
1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat akademis, yaitu hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian selanjutnya serta memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan. 2. Manfaat praktis, yaitu hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk kebijaksanaan manajemen perusahaan, terutama dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan bagi investor, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi. 1.6. Model Analisis Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) Return saham
Economic Value Added (EVA)
1.7. Hipotesis Penelitian Untuk mengetahui pengaruh Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan return saham terhadap Economic Value Added (EVA) maka dapat dilihat pada hipotesis di bawah ini: H1 = Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA). H2 = Return saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA). H3 = Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan return saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Economic Value Added (EVA) Dasar teoritis dari konsep Economic Value Added (EVA) disajikan dalam kertas akademis yang dipublikasikan antara tahun 1958 dan 1961 oleh dua orang ekonom finansial, yaitu Merton H. Miller dan Franco Modigliani yang memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ekonomi. Mereka berargumentasi bahwa laba ekonomis ((economic income) merupakan sumber penciptaan nilai (value ( creation)) di perusahaan dan bahwa
tingkat kembalian (rate of return/cost of capital) ditentukan berdasarkan tingkat resiko yang diasumsikan oleh investor. Sayangnya, Miller dan Modigliani tidak memberikan teknik untuk mengukur laba ekonomis (economic income) dalam suatu perusahaan. Economic Value Added (EVA) merupakan konsep yang diluncurkan Stern Stewart & Co, sebuah konsultan manajemen terkemuka di Amerika Serikat pada tahun 1989. Konsep EVA dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart III, Managing Partner dari Stern Stewart & Co dalam bukunya “The Quest for Value” pada tahun 1991. Sejak itu, lebih dari 300 perusahaan di dunia mengadopsi disiplin tersebut, antara lain : Coca Cola, Quaker Oats, Boise Cascade, Briggs & Stratton, Lafarge, Siemens, Tate& Lyle, Telecom New Zealand, Telstra, Monsanto, SPX, Herman Miller, JC Penney, dan US Portal Service. (Tunggal, 2001:1). 2.2 Pengertian Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal (Young, 2001:5). Economic Value Added (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio yang diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba operasi bersih (net operating profit) (Anthony, 2005:337). Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip Economic Value Added (EVA) memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena Economic Value Added (EVA) berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan (Utomo, 1999:36). Economic Value Added (EVA) adalah laba di atas (melebihi) biaya kewajiban/hutang dan biaya modal (cost of capital) perusahaan. Secara lebih rinci didefinisikan sebagai laba usaha dikurangi dengan pajak dan bunga atas hutang serta dikurangi cadangan untuk biaya modal. (Rahardjo, 2005:123). 2.3 Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) Kata earnings sering digunakan untuk mengacu pada laba. Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) adalah laba bersih sebelum pos-pos luar biasa (extraordinary item) selama satu tahun buku sebagaimana tercantum dalam Laporan Laba Rugi (Pradhono, 2004:149). Pos-pos luar biasa ini dimasukkan sebagai elemen laporan laba rugi karena pos-pos ini mempengaruhi kenaikan atau penurunan ekuitas pemilik pada suatu periode. Menurut Belkaoui (2002:76), pos-pos luar biasa didefinisikan sebagai kejadian atau transaksi yang mempunyai pengaruh material yang diperkirakan tidak terjadi berulang kali dan tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang rutin dalam proses operasi perusahaan. Kejadian tidak biasa adalah kejadian atau transaksi yang tidak berhubungan dengan aktifitas normal perusahaan. Sedangkan yang dimaksud tidak berulang adalah kejadian atau transaksi yang diharapkan tidak akan terjadi di masa yang datang.
1. 2. 3. 4.
Kejadian luar biasa harus memenuhi persyaratan berikut: Tidak merupakan kegiatan normal dari perusahaan Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang Berada di luar kendali atau pengaruh perusahaan Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.
Contoh-contoh Extraordinary Items : Penghapusan akan piutang, aset berwujud, dll. (Losses from write down or write off of receivables, inventories, etc.) Keuntungan atau kerugian dari pertukaran atau penjabaran mata uang asing (Gains and losses from exchange or translation of foreign currency) Keuntungan atau kerugian dari penjualan atau ditinggalkan aktiva atau peralatan yang digunakan dalam usaha (Gains and losses from the abandonment of property used in bussines). Efek pemogokan (effect of strike) Penyesuaian akrual kontrak jangka panjang (Adjustments or accruals on long term contracts) 2.4 Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi namun diharapkan dapat terjadi dimasa yang akan datang. Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan diukur berdasarkan data historis. Return ekspektasi ( Expected Return ) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. (Jogianto, 2000). Menurut Wahyudi (2003) return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain. Return adalah keuntungan atau aliran kas neto yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (1993:236) return didefinisikan sebagai hasil deviden ditambah keuntungan atau kerugian dari modal, dalam hal ini saham. Return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menjumlahkan kas deviden dengan selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya (Ross, 1991:301). Menurut Miswanto (1998:53) return dari suatu investasi selama beberapa periode adalah perubahan harga pasar ditambah dengan kas yang diterima karena hak pemilikan (deviden), dibagi dengan harga pasar awal investasi. Berdasarkan pengertian return, maka dapat ditulis rumus: R
( P
t
Pt 1) Pt 1
t
D
Keterangan: R = Return saham Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Dt = Deviden kas pada periode t III. METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Populasi penelitian adalah 27 perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi (consumer goods), yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2005-2009. Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan rumus berikut (Umar, 2003: 74):
n
(1
N (N
2
)
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi σ = standar deviasi (5%) Dengan menggunakan formula ukuran sampel tersebut, diperoleh jumlah sampel sebanyak 25 perusahaan yang kemudian ditetapkan secara random. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel, ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PERUSAHAAN Ades Waters Indonesia Tbk Cahaya Kalbar Tbk Delta Jakarta Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Prashida Aneka Niaga Tbk Sekar Laut Tbk SMART Tbk Mayora Indah Tbk Ultra Jaya Milk Tbk Bentoel International Investama Tbk HM Sampoerna Darya-Varia Laboratoria Tbk Indofarma Tbk Kalbe Farma Merck Indonesia Tbk
SEKTOR Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Makanan dan Minuman Rokok Rokok Farmasi Farmasi Farmasi Farmasi
17 18 19 20 21 22 23 24 25
Pyridam Farma Tbk Schering Plough Indonesia Tbk Tempo Scan Pacific Tbk Mustika Ratu Tbk Mandom Indonesia Tbk Unilever Indonesia Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kedaung Indah Can Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk
Farmasi Farmasi Farmasi Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Peralatan Rumah Tangga Peralatan Rumah Tangga Peralatan Rumah Tangga
(Sumber: www.idx.co.id) 3.2 Data / Variabel Yang Digunakan Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data laporan keuangan, data harga saham awal dan akhir tahun, dan data pembagian deviden kas perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi (consumer goods) yang menjadi sampel selama periode penelitian. Variabel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) sebagai variabel bebas (independent variabel) yang dituliskan sebagai variabel X1. 2. Return saham sebagai variabel bebas (independent variabel) yang dituliskan sebagai variabel X2. 3. Economic Value Added (EVA) sebagai variabel tidak bebas (dependent variable) yang dituliskan sebagai variabel Y. Ketiga variabel yang dikaji, semuanya diukur pada skala ratio. 3.3 Metode Analisis Data
1. 2. 3.
Dalam penulisan skripsi ini metode analisis data yang digunakan adalah: Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Uji F Analisis Uji t (t test)
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis Untuk melakukan pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menentukan hipotesis pertama dan kedua yaitu untuk mengetahui apakah Earning Before Extra Ordinary Income (EBEI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) dan untuk mengetahui apakah Return saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA). Sedangkan analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh Extra Ordinary Income (EBEI) dan Return saham secara simultan terhadap Economic Value Added (EVA).
4.1.1 Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA). Dalam pengujian hipotesis ini digunakan analisis regresi linier sederhana. Rangkuman hasil analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Variabel (constant) Ear Multiple R R Square
Tabel 4.4 Rangkuman Regresi Linier Sederhana Pengaruh EBEI Terhadap EVA Koefisien Regresi Keterangan Std.Error t Hitung Sig-t (B) -5372.394 3099.197 -1733 0.086 0.879 1345 0.654 0.514 Tidak signifikan 0.059 0.003
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa Earning Before Extra Ordinary Income (EBEI) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) EVA. Hasil ini didukung dengan uji statistik t diperoleh nilai sebesar 0.654 dengan probabilitas sebesar 0.514 yang nilainya lebih besar dari taraf signifikansi yang ditolerir (0,05). Selain hal tersebut, Earning Before Extra Ordinary Income (EBEI) tidak berpengaruh terhadap EVA karena EBEI hanya merupakan laba bersih sebelum pos luar biasa. Adapun yang dimaksud pos luar biasa adalah kejadian atau transaksi yang nilainya material dan dapat mempengaruhi kenaikan atau penurunan ekuitas perusahaan selama suatu periode serta dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan atau disebut pula Economic Value Added (EVA). Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi (R) sebesar 0,059 menunjukan bahwa hubungan antara EBEI dengan EVA adalah sangat lemah. Hal ini karena koefisien korelasi berada pada interval 0,00-0,19 yaitu berada pada kategori hubungan yang sangat lemah. Sedangkan nilai R Square yang dihasilkan sebesar sebesar 0,003 dapat diartikan bahwa variansi EBEI tidak mampu menjelaskan pada variansi Economic Value Added (EVA) atau sebesar 0,3%. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan menyatakan bahwa Earning Before Extra Ordinary Income (EBEI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) tidak dapat diterima. 4.1.2 Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Return saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value
Added (EVA). Dalam pengujian hipotesis ini digunakan analisis regresi linier sederhana. Rangkuman hasil analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Rangkuman Regresi Linier Sederhana Pengaruh Return Saham Terhadap EVA Koefisien Regresi Keterangan Variabel Std.Error t Hitung Sig-t (B) (constant) -4872.029 3119.465 -1562 0.121 Ret 513.899 3650.939 0.141 0.888 Tidak Signifikan Multiple R 0.013 R Square 0.000 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa Return Saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) EVA. Hasil ini didukung dengan uji statistik t diperoleh nilai sebesar 0.141 dengan probabilitas sebesar 0.888 yang nilainya lebih besar dari taraf signifikansi yang ditolerir (0,05). Selain hal tersebut, return saham tidak berpengaruh terhadap EVA pada tahun pengujian yang dilakukan dikarenakan menurunnya harga saham dibandingkan dengan harga saham awal periodenya ,sehingga menyebabkan nilai return yang dihasilkan negatif atau dengan kata lain tidak memberikan nilai tambah dalam hal ini disebut Economic Value Added (EVA). Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi (R) sebesar 0,013 menunjukan bahwa hubungan antara Return Saham dengan EVA adalah sangat lemah. Hal ini karena koefisien korelasi berada pada interval 0,00-0,19 yaitu berada pada kategori hubungan yang sangat lemah. Sedangkan nilai R Square yang dihasilkan sebesar sebesar 0,000 dapat diartikan bahwa variansi return saham tidak mampu menjelaskan pada variansi Economic Value Added (EVA) atau sebesar 0,0 %. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan menyatakan bahwa Return Saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) tidak dapat diterima. 4.1.3 Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return saham secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA). Dalam pengujian hipotesis ini digunakan analisis regresi linier berganda.Analisis regresi linier berganda digunakan karena variabel bebas yang digunakan lebih dari satu. Rangkuman hasil analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Rangkuman Regresi Linier Berganda Pengaruh EBEI dan Return Saham Terhadap EVA Koefisien Keterangan Variabel Std.Error t Hitung Sig-t Regresi (B) (constant) -5607.534 3225.191 -1739 Ear -255.903 1377 0.908 0.366 Tidak Signifikan Ret 1250 3750.734 -0.068 0.946 Tidak Signifikan Multiple R 0.083 R Square
0.007
F hitung
0.422
Sig F
0.657
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Economic Value Added (EVA). Hal ini dibuktikan dengan hasil uji secara serentak dengan uji F, dimana dalam pengujian ini diperoleh nilai F hitung sebesar 0.422 dan nilai signifikansinya (Sigf) sebesar 0.657 yang nilainya lebih besar dari taraf signifikansi yang ditolerir (0,05). Begitu pula dengan hasil pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa masing-masing variabel independen yaitu variabel Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Economic Value Added (EVA). Hal ini ditunjukan dengan probabilitas pada masingmasing variabel sebesar 0,366 untuk Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan 0,946 untuk return saham. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi (R) sebesar 0,083 menunjukan bahwa hubungan antara Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return Saham terhadap EVA adalah sangat lemah. Hal ini karena koefisien korelasi berada pada interval 0,00-0,19 yaitu berada pada kategori hubungan yang sangat lemah. Sedangkan nilai R Square yang dihasilkan sebesar sebesar 0,007 dapat diartikan bahwa variansi Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return Saham tidak mampu menjelaskan pada variansi Economic Value Added (EVA) atau sebesar 0,7%. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan menyatakan bahwa Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) tidak dapat diterima. 4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian Dari hasil analisis untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan pada awal bab diperoleh hasil yang menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return Saham terhadap Economic Value Added (EVA) baik secara parsial maupun bersama-sama.
Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kemungkinan-kemungkinan seperti Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) hanya merupakan laba bersih atau laba murni perusahaan yang berasal dari kegiatan operasional normal perusahaan, dimana dalam laba murni ini belum terdapat adanya pendapatan tambahan atau disebut pula Extraordinary Income yang termasuk ke dalam pos luar biasa dalam pelaporan laba rugi. Adapun yang dimaksud pos luar biasa adalah kejadian atau transaksi yang nilainya material dan dapat mempengaruhi kenaikan atau penurunan ekuitas perusahaan selama suatu periode serta dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan atau disebut pula Economic Value Added (EVA). Begitu pula untuk return saham, dalam hasil penelitian ini return saham juga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) dikarenakan sebagian besar perusahaan sampel mengalami return saham negatif selama periode penelitian, nilai return saham yang negatif ini disebabkan oleh menurunnya harga saham akhir perusahaan sampel dibandingkan dengan harga saham awal periodenya , sehinnga dengan kata lain nilai return saham yang negatif tersebut tidak memberikan nilai tambah dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) perusahaan. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah djelaskan di bab terdahulu, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) terhadap Economic Value Added (EVA). 2. Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Return Saham terhadap Economic Value Added (EVA). 3. Secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return Saham terhadap Economic Value Added (EVA). Begitu pula dengan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa kedua variabel independen Earnings Before Extraordinary Income (EBEI) dan Return Saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Economic Value Added (EVA). Kesimpulan ini mendukung hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Earning Before Extra Ordinary Income dan Return Saham Terhaadap Economic Value Added Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Tahun 2002-2006, yang disusun oleh Irma Diniarti, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma. 5.2 Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, yaitu : 1. Penelitian ini hanya menggunakan 25 perusahaan manufaktur, khususnya sektor barang konsumsi (consumer goods) sebagai sampel. Sehingga hasil kesimpulan kurang dapat digeneralisasikan untuk perusahaan-perusahaan untuk sektor yang lainnya.
2. Periode yang digunakan dalam penelitian ini masih terlalu pendek, sehingga hasil kesimpulan yaitu pengaruh variabel-variabel Extraordinary Income (EBEI) dan Return Saham terhadap Economic Value Added (EVA) belum sepenuhnya terbukti. 3. Return saham hanya diukur dengan perubahan harga saham akhir penutupan, bukan rata-rata return saham selama setahun sehingga hasil return saham yang diperoleh belum mampu mewakili return selama setahun. 5.3 Saran Penelitian Lanjutan Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian lanjutan sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri manufaktur sektor barang konsumsi saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah Extraordinary Income (EBEI) dan Return Saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan yang berada dalam industri yang berbeda. 2. Penggunaan harga saham mungkin tidak homogen jika dibandingkan antar perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, maka sebaiknya digunakan perubahan harga saham sehingga hasil kesimpulan ini akan mampu membuktikan hipotesis yang ada.
DAFTAR PUSTAKA Aji, Sapto Bayu. 2003. “Rasionalitas Investor Di Bursa Efek Jakarta Didasarkan Pada Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham”. Wahana, Vol. 6 No. 2: 113-123. Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Salemba Empat, Jakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2002. Accounting Theory. Salemba Empat, Jakarta. Jogianto. 2000. “ Teoro Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta. Miswanto dan Eko Widodo. 1998. Manajemen Keuangan 1. Universitas Gunadarma, Jakarta.
Pamungkas, Yugo. 2002. Pengaruh Tingkat Earning Per Share Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food and Baverage yang Go Public Di Bursa Efek Jakaerta . Skripsi. Universitas Muhammadiyah, Malang. Pradono dan Yulius Jogi Christiawan. 2004. ”Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham yang Diterima Oleh Pemegang Saham”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6, No. 2 : 140 – 166. Pratistyani, Titis Ardian. 2004. Penerapan Economic Value Added Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Tembaga Mulia Semanan Tbk Tahun 1997 dan Tahun 2003. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Uiversitas Gunadarma, Jakarta. Rahardjo, Panut. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Rahayu, Panut. 2003. Analisis Kinerja Dengan Pengukuran Economic Value Added Pada PT Jembo Cable Company Tbk . Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Gunadarma, Jakarta. Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, dan Bradford D. Jordan. 1991. Fundamentals of Corporate Finance. Richard D. Irwin Inc., Boston. Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi. C.V Andi Offset. Yogyakarta. Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. “Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 19, No. 1 : 64 – 80. S.David Young, dan Stephen F. O’byrne.2001. Eva dan Manajemen Berdasarkan nilai. Alih Bahasa Lusy Widjaja. Salemba Empat, Jakarta. Tunggal, Amin Widjaja. 2001. Economic Value Added – Teori, Soal, dan Kasus . Harvarindo, Jakarta. Teuku Mirza, Imbuh S. 1999. “ Konsep Economic Value Added” : Pendekatan Untuk Menentukan Nilai Riil Manajemen”. Januari No 1, Th.XXVIII. Usahawan. Umar, Husein. 2003. Riset Akuntansi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Utomo, Lisa Linawati.1999 “Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan“. Jurnal Akuntansi Manajemen Vol 1, No 1: 28-42.
Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Manajemen Keuangan (Managerial Finance). Erlangga, Jakarta. Young, S. David dan Stephen F. O’Byrne. 2001. EVA dan Mananjemen Berdasarkan Nilai. Salemba Empat, Jakarta.