Nama Lokasi Kampanye:
Nama lokasi penerapan BR (dari jumlah total target desa wilayah kerja) Nama Lembaga/Nama Manajer Kampanye: Nama Mitra Penyingkir Halangan
Tahapan BR yang terselesaikan (sesuai amendemen MOU)
Proses/Kegiatan yang sudah dilakukan:
Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya di dalam Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Desa Sugi Julu, Sugi Jae, Janji Manaon, Aek Nabara, Pasar Marancar dan Pasar Sempurna, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Yayasan Pemberdayaan Ekonomi Lingkungan Rakyat (Pekat)/ Efrizal Adil (Manajer Kampanye) Yayasan Bitra Indonesia Yayasan Paras BKSDA Sumatera Utara Badan Musyawarah Kekerabatan (Bamus) Luat Harajaon Marancar 1. ToT Pendidikan Prinsip-Prinsip Dasar UBSP/CU 2. Pendidikan Pembukuan 3. Pendampingan (Pendidikan Motivasi) 4. Persiapan dan Pembukaan Kelompok UBSP/CU 5. Magang Perwakilan Anggota Kelompok UBSP/CU Persiapan ToT Pendidikan Prinsip-prinsip Dasar Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU), terutama menentukan waktu, materi pendidikan, narasumber, surat-menyurat dan acara pembukaan Tim Yayasan Pekat mempersiapkan buku tabungan, dan 9 (Sembilan) jenis buku untuk keuangan kelompok UBSP/CU. Persiapan mulai dari desain, isi pesan dalam buku, sampai dengan tata letak, dan melakukan konsultasi dengan Manajer Program (Ibu Sarilani Wirawan) melalui email dan telepon. Pelaksanaan ToT Pendidikan Prinsip-prinsip dasar UBSP/CU dilaksanakan di Kota Padang Sidempuan (Hotel Sitamian) pelaksanaan di mulai sejak tanggal 15-20 Februari 2010. Pendidikan dimulai dari jam 08.00 Wib s/d 21.00 Wib setiap harinya (41 jam) dengan materi pendidikan tentang keuangan, manajemen UBSP/CU dan pengetahuan tentang konservasi serta habitat orangutan. Dengan narasumber terdiri dari Miskun Mendez (UBSP/CU; Yayasan Paras), Suhardiman (Fungsi dan Manfaat Hutan; BBKSDA SU), Amri Yasin Nst (Pentingnya SDA; Yayasan Lintas Cakrawala), Ongku Muda Atas Siregar (Kemitraan; Pemerintahan Kecamatan Marancar), dan Efrizal Adil Lubis (Pendidikan Rakyat dan SDA; Yayasan Pekat). Pendidikan pembukuan, dilaksanakan bersamaan dengan ToT Pendidikan Prinsip-Prinsip Dasar UBSP/CU, dan dilaksanakan di tanggal 19-20 Februari 2010. Selepas ToT dan Pelatihan Pembukuan, peserta kembali ke desa masing-masing dan dalam minggu pertama paska-pelatihan, peserta yang dilatih melakukan pelatihan internal bagi seluruh anggota kelompok di masing-masing desa, pelaksanaan ini berlangsung selama 3 hari (setiap desa) dan dilaksnakan setiap malam, dimulai dari jam 19.30 s/d 22.30 WIB. Pada minggu ke 2 paska pelatihan, staff lapangan Yayasan Pekat
melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui seberapa maju pengetahuan anggota kelompok terhadap UBSP/CU dan Konservasi. Minggu ke 3 Paska Pelatihan perwakilan anggota kelompok (Ketua dan Bendahara) dan staff lapangan memberikan laporan pelatihan kepada BBKSDA SU, Camat Kecamatan Marancar, Kepala Desa, dan pihak terkait lainnya. Disamping itu staff Lapangan menyampaikan maksud rencana untuk pembukaan kelompok UBSP/CU kepada Camat Kecamatan Marancar, dan meminta kesediaan beliau untuk membuka secara simbolis kelompok CU di desa Sugi Jae (jarak desa dengan kantor kecamatan lumayan dekat dari desa-desa target lainnya). Minggu ke 4 paska Pelatihan (tanggal 25 Maret 2010) pembukaan kelompok UBSP/CU; dan dimulainya kegiatan simpan-pinjam dimasing-masing kelompok. Buku tabungan dan 9 (Sembilan) buku lainnya diserahkan ke masing-masing kelompok untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pendidikan motivasi yang dilakukan oleh kelompok tidak mendatangkan secara langsung ke desa, tetapi melalui relay radio siaran swasta yang disiarkan jam 20.00 s/d 20.30 Wib, kemudian anggota kelompok melakukan diskusi dengan dampingan dari staff lapangan. Jauh sebelum disiarkan hasil wawancara narasumber, terlebih dahulu staff lapangan melakukan wawancara lapangan terhadap petani dan anggota kelompok, yang diperbincangkan sesuai dengan topic atau tema yang akan di sampaikan narasumber. Kemudian hasil wawancara dengan petani dan anggota kelompok ini diperdengarkan kepada narasumber, kemudian berdasarkan pertanyaan, asumsi, pendapat, dan saran dari petani atau anggota kelompok, maka narasumber menyampaikan ulasan dan menjawab persoalan, permasalahan dan penyelesaiannya. Diskusi tetap dilaksanakan setiap satu kali dalam seminggu, dan dilaksanakan di salah satu rumah anggota kelompok di masingmasing desa, staff lapangan diakhir-akhir bulan ini sudah tidak lagi melibatkan diri dalam diskusi, hal ini upaya melakukan pembelajaran bagi anggota kelompok untuk mandiri. Namun demikian staff lapangan akan melakukan evaluasi hasil diskusi melalui rekaman tape recorder yang sebelum diskusi dimulai diberikan kepada kelompok. Diskusi dalam pelatihan motivasi dalam pelaksanaannya di ikuti langsung oleh Sekretaris Kecamatan Bapak Ongku Muda Atas Siregar, dan kehadiran Ketua Bamus Luat Harajoan Marancar Bapak. Drs. Zulfikar Siregar Bauni. Padahal kegiatan diskusi dilakukan pada malam hari, tetapi kehadiran tokoh-tokoh ini menjadikan motivasi bagi anggota kelompok UBSP/CU. Persiapan untuk Magang ke Desa Suka Makmur, Kecamatam
Bahorok, Kabupaten Langkat, dampingan Yayasan Paras, yang dipersiapkan adalah utusan kelompok (2 orang), waktu, jadwal acara, surat menyurat, transportasi, akomondasi dan konsumsi selama maggang. Keberangkatan anggota kelompok untuk maggang dilepas oleh Sekretaris Camat Marancar pada tanggal 27 Maret – 3 April 2010. Peserta tiba di desa Suka Makmur, kecamatan Bahorok. Kehadiran peserta disambut oleh pengurus yayasan Paras dan Kepala Desa Sukamakmur. Peserta bermalam di rumah-rumah penduduk desa (anggota kelompok UBSP/CU) dampingan yayasan Paras, besok pagi acara dimulai dengan perkenalan, dilanjutkan dengan melihat pembukuan dan manajamen UBSP/CU desa Suka Makmur, dan selanjutnya melihat usaha kelompok berupa pembibitan durian, dan kedai/warung kelompok. Malam harinya dilanjutkan dengan diskusi, dimana anggota kelompok dipersilahkan bertanya dan dijawab oleh anggota kelompok desa Suka Makmur. Besoknya dilanjutkan dengan mengunjungi tempat pembuatan kompos kelompok dan usaha ternak kambing kelompok Suka Makmur, malam harinya kembali melakukan diskusi dan anggota kelompok mempresentasikan hasil kunjungan mereka beberapa hari ini, dan anggota lainnya akan membahasnya. Pagi harinya berkunjungan ke daerah wisata Bukit Lawang (lokasi rehabilitasi orangutan) dan berkunjung ke museum biologi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Bahorok. Sore hari, peserta dan staff lapangan kembali melakukan perjalan pulang ke Marancar. Hasil yang sudah dicapai pada periode ini:
1. Diperolehnya 9 orang pengurus kelompok dari 4 desa yang mampu menjadi pelopor UBSP/CU dan Pelestarian Habitat Orangutan di masing-masing desanya. 2. 114 orang anggota kelompok mampu mengelola pembukuan dan manajemen UBSP/CU dan memahami konservasi habitat Orangutan 3. 4 desa atau 4 kelompok UBSP/CU telah memiliki dana sebesar Rp. 72.850.500,- (tujuh puluh dua juta delapan ratus lima puluh ribu lima ratus rupiah) sampai dengan bulan 10 April 2010. 4. Telah dilakukan pendidikan motivasi sebanyak 7 kali, dengan tema yang berkaitan; Petani sekitar Hutan, Kebun dan Sawah, Lahan dan Tanah Produktif, Daerah Aliran Sungai, Tanaman Pertanian Ekonomis, Tanaman Keras, Lingkungan dan Kesehatan. Dengan Narasumber Effendi Siregar, Samsul Bahri Pane, M. Said Siregar, dan kelak lainnya dan terus berlanjut. 5. 8 orang anggota kelompok memiliki keyakinan untuk lebih mengembangkan UBSP/CU dan Konservasi habitat orangutan setelah melihat keberhasilan kelompok UBSP/CU di desa lain.
Indikasi-indikasi telah dimulainya adopsi perilaku
Pada Akhir Juni 2010, 50% Petani di 4 desa (aek nabara, janji manaon, sugi julu, sugi jae) dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme Credit Union. (meningkat dari 35%) Saat ini, petani di 4 desa target meningkat pengetahuan lebih kurang 22%. Dengan indikasi adopsi perilaku adalah : 1. Telah berjalannya pembukuan UBSP/CU berupa simpan-pinjam 2. Kelompok mampu melakukan diskusi sendiri dan mulai mampu menyelesaikan persoalan sendiri melalui mekanisme pertemuan mingguan mereka. Pada akhir Juni 2010, anggota CU 4 desa target disekitar CA.Dolok Sibualbuali (aek nabara dan janji manaon) dan SA Dolok Lubuk Raya (sugi julu dan sugi jae) di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat akan berjumlah 125 orang sebagai anggota CU dan dapat merasakan manfaat dari CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan. Saat ini, telah menjadi anggota kelompok CU untuk 4 desa sejumlah 114 Orang. Dengan indikasi adopsi perilaku adalah : 1. Pernyataan Lisan para pelaku pembuka hutan untuk usaha kebun atau pelaku illegal logging di desa Janji Manaon dan Sugi Jae menyatakan ‘perang’ terhadap pelaku pembukaan hutan atau illegal logging, wawancara terekam dalam video wawancara. 2. Pernyataan tertulis bersama anggota kelompok untuk melestarikan kawasan hutan sekitar desa mereka dan terekam dalam Peraturan Menjadi Anggota Kelompok UBSP/CU di 4 desa. 3. Telah dimulai rencana untuk membuka demoplot pembibitan coklat dan karet di 2 desa (Janji Manaon dan Sugi Jae) dalam rangka mengembangkan unit usaha kelompok UBSP/CU. Dan terlibatnya petani yang belum menjadi anggota kelompok UBSP/CU.
Kutipan pernyataanpernyataan dari khalayak terkait penerapan BR (sebutkan siapa sumbernya)
1. Para cukong kayu yang biasa di kampong kami ini bertemu dengan saya di kota Padang Sidempuan, tidak usahlah saya sebutkan namanya, dan mereka berkata kepada saya, “Hebat kau sekarang! Foto mu terpampang dikedai-kedai dan kau menyatakan Lestari buat hita sasudena, sudah menjadi pejuang hutan pulak kau sekarang!!??” lantas saya menjawab “Ya’ itu juga sebagai pertanda bahwa kami di desa ini sudah berubah, dan juga sebagai tanda peringatan kalau dimana ada gambar ku berarti itu kawasan tidak boleh disentuh lagi, Ibarat kayak harimau, selalu menandai wilayah kekuasaannya dengan cakaran di pohon….” Demikian yang disampaikan oleh bapak Sakti Siregar (Ketua Kelompok Satahi dan mantan Kades dari desa Sugi Julu). 2. Lain hal di desa Janji Manaon, dalam wawancara yang dilakukan
dan ungkapan spontan dari bapak Parandolok Harahap (Ketua Kelompok Marsito Guan dari desa Janji Manaon), awalnya anggota kelompok tidak yakin dengan saya pak, sebab mereka tahu saya siapa dulunya. Tidak usah dibahas panjang lebar lah pak, mungkin bapak juga sudah dengar kalau dulu saya ini adalah pelaku pembuka hutan dan menjual kayu-kayu kepada cukong kayu di Padang Sidempuan, Sipirok, Padang dan Medan. Akhirnya kurang berminat mereka bergabung dalam kelompok UBSP/CU ini, tetapi setelah mereka lihat sekarang dan bersamasama pula kita membuat peraturan untuk tidak merusak hutan dan lebih mengutamakan menjaga hutan dalam kelompok ini, maka mulailah sedikit-demi sedikit mulai mempercayai saya ini pak. Tetapi itu tidak begitu saja bagusnya pak, beberapa cukong kayu dalam beberapa bulan ini mendatangi saya dan coba mengajak saya untuk ambil kayu lagi, lantas saya sampaikan sekarang saya sudah tidak ambil kayu lagi malah saya bersama anggota kelompok akan mebuat pembibitan coklat, dan karet, mungkin selanjutnya kami mau coba buat pembibitan kayu-kayu yang dihutan ini, nanti mau aku tanam di dalam hutan, hitunghitung membayar dosa lalu pak…. 3. Selanjutnya pengalaman kami dalam wawancara dengan Ibu Murni Siregar (Ketua Kelompok Saroha dari Desa Aek Nabara), ibu Murni disamping sebagai ketua kelompok UBSP/CU juga merupakan pengurus inti dari Pengajian perempuan di 3 desa di Marancar, kemudian memiliki suami yang berprofesi sebagai petani dan juga pelaku illegal logging di desa ini, sejak beliau bergabung dalam kelompok dan memimpin kelompok ini, serta seringnya pertemuan dilakukan dirumah ibu Murni sendiri, akhirnya berdampak kepada suaminya, dan pernyatan ibu Murni adalah sebagai berikut “Suami saya berkata kepada saya, aku jadi malu sekarang, semenjak kau menjadi ketua kelompok UBSP/CU, dimana lagi foto-foto mu ada di spanduk kedai dan dalam poster, kawan-kawan ku mengejek ku dan menjauhi aku. Awalnya aku marah dengan apa yang kau buat ini, tetapi sering aku mendengar diam-diam kalau kalian kumpul dan berdiskusi bicara tentang hutan, pertanian dan bisnis kelompok, ternyata betul kalian bicarakan itu, mungkin kita dapat untung sekarang, tetapi besok-besok cucu-cucu kita makan apa?....” demikian yang dikatakan ibu Murni dalam wawancaranya. 4. Setelah kami berhasil melakukan dialog dengan Ketua Umum Badan Musyawarah Kekerabatan (Bamus) Luat Harajoan Marancar, bapak Drs. Zulfikar Siregar, akhirnya beliau membuat pernyataan-pernyataan melestarikan hutan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya, penryataan itu dinyatakan beliau dalam setiap pidato, pertemuan dan di media cetak. Bahkan dalam pidato politik beliau dalam mendukung kerabat beliau yang ikutan mencalonkan diri menjadi Calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Selatan untuk periode 2010-2015. Bahkan calon bupati
tersebut juga mengedepankan penyelamatan asset Luat Harajaon Marancar yaitu hutan yang masih asli serta orangutan yang ada di kampong mereka in, demikian ungkapan pernyataan pidato politik beliau di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Tantangan-tantangan yang dihadapi:
1. Waktu program yang teramat sedikit sehingga terkesan terburuburu dalam mencapai target. 2. Kemungkinan di awal bulan Mei 2010, OCSP-USAID akan mendanai beberapa LSM local (Sumatera Utara/Medan) untuk melakukan kegiatan disekitar kawasan Dolok Sibualbuali. Model pendaaan adalah Purchase Order; OCSP yang menentukan tujuan, kegiatan dan hasil yang dicapai. Dari dokumen yang disebarluaskan, terutama tentang kawasan koridor Dolok Sibualbuali lebih menitik beratkan pada kegiatan spatial planning dan kebijakan. Hal ini akan melibatkan parapihak dan kegiatan lebih kepada kegiatan workshop/lokakarya. 3. Salah satu relawan yang direkrut dalam program ini, dan juga merupakan relawan dari Satuan Tugas Patroli Hutan yang di fasilitasi oleh CII dan BBKSDA SU kedapatan melakukan perdagangan kayu illegal, dan ini menjadi pembicaraan di desa relawan tersebut. 4. Memanasnya situasi social politik di setiap desa, secara beruntun diawali dengan pemilihan kepala desa, kemudian pemilihan kepala dusun, dan selanjutnya pemilihan Kepala daerah. Sehingga dalam satu kelompok sering terjadi benturan politik, walau dalam setiap pertemuan persoalan atau permasalahan politik tersebut tidak diungkap, namun dari sikap dan perilaku yang masing-masing orang terlihat dan ini merupakan hambatan dalam mebuat suatu keputusan bersama dalam kelompok.
Langkah yang telah diambil untuk mengantisipasi tantangan
1. Dilakukan dialog dengan pimpinan pengurus kelompok, dan menyampaikan permaslahan waktu yang semakin sedikit, sehingga sudah waktunya bagi kelompok untuk melanjutkan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang telah disepakati bersama, namun demikian bukan berarti tidak ada perubahan program yang telah disepakati tadi, bila dianggap tidak relevan atau sudah tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, maka kelompok harus berinisiatif untuk melakukan perubahan yang signifikan. 2. Yayasan Pekat, mencoba melakukan dialog dengan OCSP-USAID, walau secara lembaga ditawarkan untuk memasukkan Purchase Order (PO). Dialog yang dilakukan adalah mencoba negoisasi tentang bentuk kegiatan, tujuan, dan hasil yang dicapai. 3. Kami melakukan dialog secara personal dengan relawan tersebut, dan membuat consensus dengan relawan tersebut sehingga diharapkan tidak terulang kembali.
4. Lebih mengedepankan persoalan dan permasalahan kelompok terhadap penguatan, pengembangan dan perencanaan aksi-aksi konservasi dari pada kondisi social politik yang telah berkembang, dan tetap mempertahankan perhatian anggota kepada pembicaraan yang berlangsung dalam kelompok, dan mengabaikan perbedaan politik diantara anggota kelompok. Langkah-langkah prioritas dan strategis untuk pencapaian tahapan BR berikutnya
1. Mencari dana tambahan untuk unit usaha kelompok, seperti pengadaan demoplot pembibitan kelompok, kelanjutan program Radio atau berupaya mengadakan negoisasi dengan lembaga/instansi yang terkait dengan program kelompok 2. Melakukan kunjungan ke dinas, instansi atau lembaga terkait dalam upaya mencari dukungan dalam menghidupkan dan mengembangkan kegiatan aksi kelompok 3. Mengoptimalkan kelompok untuk mencapai target BR dalam pencapaian dana sebesar Rp. 90.000.000 s/d 125.000.000,sampai bulan Juni 2010 ini, termasuk juga jumlah anggota kelompok mencapai jumlah 125 orang. Terhitung saat ini kami masih kekurangan anggota 11 orang lagi dan dana sebesar Rp. 17.149.500,- lagi sampai juni 2010 ini.