arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Pemanfaatan Pemainan DDR untuk Pembuatan Pola Mood Lamp Nadia Fauzana Permainan Dance Dance Revolution Dance Dance Revolution atau yang biasa disingkat DDR adalah sebuah music video game yang memadukan musik, gerakan, arah, dan penglihatan. Permainan ini terdiri dari dua jenis yaitu arcade version yang biasa kita lihat di tempat-tempat permainan seperti timezone atau home version yang bisa dimainkan dirumah sendiri.
Gambar 1. Contoh Permainan DDR (Kiri) dan Arcade Version (Kanan)
Pada dasarnya permainan ini terdiri dari pemain, sebuah alas dansa (dance pad) dan sebuah layar. Pemain menginjak alas dansa sesuai dengan panah-panah yang muncul pada layar. Panah-panah ini muncul dari bawah layar dan bergulir ke atas menuju panah pemandu yang biasa disebut step zone arrow. Pemain akan dinilai dengan ketepatan injakan kaki pemain pada alas dansa berdasarkan panah-panah yang melewati step zone arrow sehingga ketepatan waktu sangat penting dalam permainan ini. Pencarian Metode Untuk mencari metode dalam merancang permainan DDR ini saya akan mencoba menganalisa satu lagu dalam playlist DDR berdasarkan perbedaannya dalam tiga tingkatan yaitu stage 1, stage 2, dan stage 3. Yang akan saya analisis adalah arah-arah panah dari permainan Dance Dance Revolution. Dalam permainan ini para pemain harus dapat menginjak anak panah tepat ketika ia menyentuh panah pemandu (step zone arrow). Gambar di bawah ini menunjukkan panah-panah yang keluar pada lagu yang harus diikuti oleh pemain dengan benar. Panahpanah ini kemudian dipisahkan oleh satu baris dan 4 baris akan membentuk satu kubikel kecil.
26
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Gambar 2. Contoh Permainan DDR STAGE 1 (178 PANAH)
Dalam menganalisis, saya akan memberi nomor tiap panah dengan aturan sebagai berikut: Panah ke atas diberi nomor 1 Panah ke bawah diberi nomor 2 Panah ke kanan diberi nomor 3 Panah ke kiri diberi nomor 4 Setiap stage memiliki BPM (Beat per minute) yang sama, yaitu 135 BPM, jadi dalam tiap stage terdapat 135 baris dalam tiap menitnya. Yang membadakan dalam tiap stage adalah jumlah anak panah dalam tiap barisnya.
27
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Gambar 3. Contoh Permainan DDR STAGE 3 (239 PANAH)
Hasil dari penomoran (A = Stage 1 , B = Stage 2, C = Stage 3), terlihat bahwa warna biru menunjukkan bahwa nomor itu berulang atau ditemukan pada lebih dari satu stage. Hanya terdapat sedikit nomor yang sama pada stage 3.
Gambar 4. Contoh Hasil Penomoran 3 Stage
28
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Pada tabel dibawah ini, setiap nomor telah diwarnai satu persatu sehingga akan terlihat lebih jelas nomor-nomor yang berulang pada tiap stage maupun yang berulang antar stage.
Gambar 5. Contoh pewarnaan setiap nomor & Gambar 6. Hasil akhir pola ketiga stage
Hasil akhir pola yang terjadi pada tiap stage (B = Stage 1, E = Stage 2, H = Stage 3) ini menunjukkan tingkat kerumitan pada tiap stage, dimana semakin tinggi tingkatan stagenya semakin banyak pengulangannya dan semakin banyak warna yang akan muncul. Dari analisis permainan DDR terlihat bahwa penyusunan panahnya membentuk suatu pola, pada stage satu muncul pola ABBCDEBBCDFG , stage 2 muncul pola AHIJIIKLMEHIJHIJLMNGO, sedangkan stage 3 muncul pola PQRSRQTUVWXYPQRSRQTUZZVXZV, semakin tinggi tingkatan permainanya semakin rumit pola yang terjadi, dari hanya pola BBCD.BBCD pada stage 1, beralih ke pola HIJ...LM.HIJHIJLM ampai ke pola PQRSRQTU.... PQRSRQTU. Semakin tinggi tingkatan permainan, semakin banyak gerakan tubuh dan semakin banyak pola yang harus diikuti. Pembuatan Mood Lamp Mood Lamp merupakan sebuah percobaan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi ketika kita melakukan permainan DDR. Bagaimana kita dapat memilih lagu tertentu ketika bermain, apakah ada efeknya pada pemain. Hal tersebut dari lagu tersebut yang sebenarnya.
Gambar 6. Bentuk anatomi Mood Lamp
29
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Bentuk dasar mood lamp adalah balok yang dibagi menjadi 4 bagian, dan pada bagian dasarnya terdapat sebuah lampu. Mika warna-warni berpola akan dimasukkan kedalam 3 lubang pada rangka lampu. Mika warna-warni inilah yang akan memberi nuansa warna pada lampu. Pembuatan mika warna-warni ini dilakukan dengan mengikuti pola dari yang didapat dari analisis DDR. Untuk pemberian warna pada lampu digunakan plastik mika warna-warni. Plastik mika ini dimasukkan kedalam sela-sela lampu. Plastik mika warna-warni ini ditempel pada sebuah alas, seperti anak-anak panah yang harus diinjak di dance pad, namun tidak seperti dance pad DDR, alas dari mika warna-warna juga akan diberi perlakuan warna yang berbeda-beda. Plastik Mika warna-warni disusun mengikuti pola yang ada pada permainan DDR, namun arah-arah panah diganti menjadi warna, warna biru menandakan panah atas, warna hijau menandakan panah bawah, warna kuning menandakan panah kiri dan warna merah menandakan panah kanan.
Gambar 7. Eksplorasi pembuatan pola mika
Eksplorasi 1: Menggunakan Pola Permainan dari Stage 1 Pada eksplorasi pertama ini saya memilih satu urutan pola pada stage 1, alas pada tiap 4 baris (kubik) diberi warna yang berbeda tiap 2 kubik. Terdapat tiga alas berbeda warna, tiga alas ini akan dimasukkan kedalam lubang pada rangka lampu. Warna yang paling jelas terlihat adalah warna jingga, hal ini mungkin terjadi karena alas jingga diletakkan pada bagian paling bawah dan paling dekat dengan sumber cahaya. Plastik mika warna-warni yang menunjukkan pola permainan DDR paling jelas terlihat pada bagian atas lampu Eksplorasi 2: Menggunakan Pola Permainan dari Stage 2 Pada eksplorasi ini saya akan bermain dengan pola pada stage 2. Alas pada tiap kubikal berbeda warna dengan perbedaan kuning (1) hijau (2) merah (1). Alas yang berwarna kuning pada bagian bawah menjadi bersatu warnanya dengan warna lampu (pudar), sehingga warna alas pada bagian kedua dan ketiga menjadi lebih jelas terlihat daripada pada bagian eksplorasi sat 30
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Gambar 8. Eksplorasi pembuatan pola mika 1
Gambar 9. Eksplorasi pembuatan pola mika 2
Eksplorasi 3: Menggunakan Pola Permainan dari Stage 3 Eksplorasi ini menggunakan pola pada stage 3, dengan perbandingan warna alas hijau (1) Biru (2) Bening (1). Nuansa warna yang langsung menonjol pada lampu adalah warna biru, warna hijau hampir tidak terlihat sama sekali. Pola-pola warna pada alas tidak terlihat jelas pada bagian atas karena terblok oleh nuansa warna biru yang kuat pada alas.
31
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Gambar 10. Eksplorasi pembuatan pola mika 3
Eksplorasi 4: Menggunakan Pola Permainan dari Stage 4 Eksplorasi keempat ini menggabungkan pola terakhir yang dihasilkan pada tabel, pola terakhir pada tabel memperlihatkan tingkat kerumitan dari tiap stage, semua alas berwarna bening, yang memberikan warna adalah pola-pola yang ditempel pada tiap alas. Pada eksplorasi ini terjadi penggabungan berbagai warna. Walaupun warna – warna ini tergabung, batas antar warna tetap terlihat. Pada bagian atas lampu terlihat penggabungan warna dengan gradasi warna yang mirip dengan pelangi.
Gambar 11. Eksplorasi pembuatan pola mika 4
32
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Kesimpulan Berdasarkan percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberian warna pada alas mempengaruhi nuansa warna yang terjadi pada lampu, warna pada alas ini cenderung menjadi warna dasar dari lampu. Dalam hal ini, posisi alas juga berpengaruh. Alas yang terletak pada bagian bawah cenderung menjadi warna dominan pada lampu (eksplorasi satu), namun jika warnanya tidak terlalu kuat atau terang, maka warna pada alas kedua yang akan menjadi dominan, dst (Eksplorasi dua). Warna alas yang terlalu kuat juga dapat memblok warna lampu, sehingga warna pola-pola yang ditempel padanya pun tidak terlihat (eksplorasi 3).Bagian lampu yang terdiri dari bagian bawah (sumber lampu), bagian dinding dan atas lampu sebagai penangkap warna atau cahaya. Pada bagian dinding lampu lebih cenderung terlihat warna alas, namun jika kita melihat keatas lampu maka akan terlihat pola-pola yang ditempel pada alas. Selain itu, gradasi warna terbaik yang terjadi adalah pada eksplorasi 4 dimana pemberian pola yang menutupi seluruh alas memberikan nuansa warna yang beranekaragam (seperti pelangi). Sedangkan pada eksplorasi lain kebanyakan alas menjadi warna yang lebih dominan daripada pola-pola. Mood Lamp ini mencoba untuk mempelajari bagaimana mood dari pemain saat bermain DDR terkait dengan pemilihan lagu yang akan dimainkan. Dalam hal ini DDR dengan lagu ini kedalam bentuk lampu, pemberian warna pada pola dan alas mempermudah dalam melihat nuansa mood yang tercipta. Lagu lainnya terdiri dari The Orange (eksplorasi satu), In Blue (Eksplorasi tiga), The Rainbow (Eksplorasi empat) dan lain sebagainya. Terdapat banyak eksplorasi lanjutan yang dapat dilakukan dengan mood lamp ini berdasarkan permainan DDR. Alas yang berwarna-warni dapat diubah-ubah peletakannya pada lampu. Alas dapat dibalik sehingga pola menjadi berubah atau terbalik. Pola dari stage satu dapat dicampur dengan pola dari stage dua atau stage tiga dan sebaliknya sesuai dengan kreativitas pemain dalam berkesperimen. Referensi [1] http://www.ddrfreak.com/library/dictionary.php#speedmods dibuka pada 16 Me 2012 pukul 02.42 [2] http://www.ddrfreak.com/versions/songlist.php?mix=34 dibuka pada 16 Me 2012 pukul 01.30 Sumber Gambar ic&mode=Single&code=Normal&Submit=Submit k&mode=Single&code=Normal&Submit=Submit niac&mode=Single&code=Normal&Submit=Submit [6] Gambar 1a http://beatspace.wordpress.com/how-to-play-ddr/ddr-beginnertutorial/ [7] Gambar 1b http://beatspace.wordpress.com/how-to-play-ddr/ddr-beginnertutorial/
33