STUDI ANALISIS MATERI TAUHID PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS MIFTAHUL FALAH PUNCEL DUKUHSETI PATI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Oleh :
NUR KHOLIS NIM : 131310001908 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 Eksemplar Hal
: Naskah Skripsi
An. Sdr. Nur Kholis
Kepada, Yth. Dekan Fakultas Keguruan UNISNU Jepara di Jepara Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara: Nama
: Nur Kholis
NIM
: 131310001908
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Studi Analisis Materi Tauhid Pada Mata Pelajaran Akhidah Akhlak Di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013/ 2014
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Jepara,
Agustus 2015
Pembimbing, Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag
ii
ABSTRAK
NUR KHOLIS (NIM. 131310001908), Studi Analisis Materi Tauhid Pada Mata Pelajaran Akhidah Akhlak Di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013 – 2014. Skripsi. Jepara : Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UNISNU Jepara 2014. Peneliti bertujuan untuk : (1) Menjelaskan pengertian Tauhid (2) Menjelaskan nilai- nilai yang terkandung dalam Tauhid (4) Mengetahui metode dan strategi serta sumber belajar dalam menerapkan nilai – nilai Tauhid dalam mata pelajaran Akhidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Punceukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013 – 2014. Buku Akhidah Aklak MTs. Kurikulum 2006 adalah refrensi primer dalam penelitian ini, Sedangkan refrensi sekunder dalam penelitian ini adalah sumber – sumber yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam pengambilan data. Kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif Kualitatif dengan pola pikir induktif, untuk menggambarkan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1). Tauhid adalah : itikad atau keyakinan bahwa Allah s.w.t. adalah Esa dalam rubbubiyah, Uluhiyah, dan Asma Wasifah-Nya 2). Penerapan nilai – nilai tauhid di MTs. Miftahul Falah Puncel dalam mata pelajaran Akhidah Akhlak meliputi : a) menanamkan kefahaman pada siswa, serta mampu melaksanakan bagaimana yang tercantum dalam nilai – nilai tauhid, yang terdiri dari tauhid Rubbubiyah, yaitu : keyakinan bahwa baik dan buruk, pengaturan kehidupan seluruhnya berasal dari Allah s.w.t tauhid Uluhiyah, yaitu : mentauhidkan Allah S.W.T melaluhi segala pekerjaan hamba, dan tauhid Asma-Wasifah, yaitu : Kayakinan terhadap nama – nama dan Sifat – sifat Allah s.w.t yang disucikan dari segala aib dan kekurangan. b) menggunakan metode Keteladanan, adalah : sikap meniru kepada perbuatan – perbuatan yang dilihat oleh peserta didik Pembiasaan, adalah : cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan peserta didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tujuan dan tuntunan ajaran agama islam. dan metode pemberian tugas, cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada sumua muridnya untuk mempelajari sesuatu dan bertanggung jawab untuk menjawabnya. Serta menggunakan media - media seperti : media cetak serta media OHP ( 0verhead Projector ) yaitu : media yang digunakan untuk memproyeksikan program – program transparansi pada sebuah layar dan OHT ( Overhead Transparancy ) yaitu : metode visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi.
iv
MOTO
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
َات َوﻣَﺎ ِﰲ ِ اﻟﻠّﻪُ ﻻَ إِﻟَـﻪَ إِﻻﱠ ُﻫ َﻮ اﳊَْ ﱡﻲ اﻟْ َﻘﻴﱡﻮُم ﻻَ ﺗَﺄْ ُﺧ ُﺬﻩُ ِﺳﻨَﺔٌ َوﻻَ ﻧـ َْﻮٌم ﻟﱠﻪُ ﻣَﺎ ِﰲ اﻟ ﱠﺴﻤَﺎو ََﲔ أَﻳْﺪِﻳ ِﻬ ْﻢ َوﻣَﺎ َﺧ ْﻠ َﻔ ُﻬ ْﻢ َوﻻ َ ْ ْض ﻣَﻦ ذَا اﻟﱠﺬِي ﻳَ ْﺸ َﻔ ُﻊ ِﻋﻨْ َﺪﻩُ إِﻻﱠ ﺑِِﺈ ْذﻧِِﻪ ﻳـَ ْﻌﻠَ ُﻢ ﻣَﺎ ﺑـ ِ اﻷَر ُْض َوﻻَ ﻳـَﺆُوُدﻩ َ َات وَاﻷَر ِ ْﺳﻴﱡﻪُ اﻟ ﱠﺴﻤَﺎو َِﺳ َﻊ ﻛُﺮ ِ َﻲ ٍء ﱢﻣ ْﻦ ِﻋﻠْ ِﻤ ِﻪ إِﻻﱠ ﲟَِﺎ ﺷَﺎء و ْ ﳛُِﻴﻄُﻮ َن ﺑِﺸ ِﺣ ْﻔﻈُ ُﻬﻤَﺎ َوُﻫ َﻮ اﻟْ َﻌﻠِ ﱡﻲ اﻟْﻌَﻈِﻴ ُﻢ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Kedua orang tuaku Ayah dan bundaku tercinta ( Samijan,dan Suratmi ) yang telah mengasuhku dan membimbingku dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus. 2. Istrikun tercinta ( dinda warohatun ) yang selalu setia mendampingiku dalam suka dan duka, dan yang tak hentinya selalu memberi motivasi dalam studiku. 3. Buah hatiku tersayang (Aliatu Az-zuhrah ) yang selalu membuat hidup ini semakin berarti, serta menimbulkan keceriaan dalam setiap kesedihan
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan bahwa skrifsi ini tidak berisi material yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan dalam penelitihan ini
Jepara,
Agustus 2015
Penulis
NUR KHOLIS NIM. 131310001908
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Puji syukur Alhamdulillah penulis selalu panjatkan kehadirot Allah,S.W.T yang telah melimpahkan rohmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini .Sholawat danSalam semoga senantiasa tercurahkan kepada Beliau Nabi Agung Muhammad S.A.W yang telah membawa umat manusia kejalan yang benar dan yang menjadi teladan bagi seluruh umat manusia. Dengan terselesaikanya penyusunan skripsi ini yang yang berjudul “ Studi Analisis Materi Tauhid Pada Mata Pelajaran Akhidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013 - 2014 ” Penulis sangat mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebanyak – bayaknya pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini , Terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak prof. Dr. H. Muhtarom H.M. selaku Rektor UNISNU Jepara 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara 3. Bapak Dr, Sa’dullah Assa’idi, M.Ag, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah banyak memberikan ilmunya.
viii
5. Ibu Hj. Jazimatul Mu’allimah, M.Pd.I , dan para Dewan Guru di MTs. Miftahul Puncel Dukuhseti Pati yang telah mengijinkan
tempat untuk
penelitian skripsi dan yang telah memberikan bantuan pada penulis dalam melaksanakan penelitian. 6. Seluruh keluargaku tercinta : Ayah, Ibu, yang sangat akau hormati dan Istriku tercinta dan anakku tersayang yang telah memberikan motivasi sehingga terselesaikan studiku. 7. Teman – temanku di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU yang telah banyak membatu kepada penulis. Penulis berterima kasih banyak kepada semuanya , Semoga amal baik yang telah diberikan pada penulis akan mendapatkan imbalanya dari sisi Allah, S.W.T. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khusus bagi penulis pribadi dan umumnya bagi orang – orang yang mau membacanya, Amiin.
Jepara,
Agustus 2015
Penulis,
Nur Kholis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii ABSTRAK ..................................................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi DEKLARASI ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. xi BAB I : PENDAHULUAN ------------------------------------------------------ 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 D. Kegunaan Hasil Penelitian ...................................................... 5 E. Kajian Pustaka ......................................................................... 6 F. Landasan Teori ........................................................................ 7 G. Metode Penelitian .................................................................... 17 H. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 20 BAB II : STUDI ANALISIS MATERI TAUHID PADA MATA PELAJARAN AKHIDAH AKHLAQ ----------------------------- 23 A. Materi Tauhi .......................................................................... 23
x
1. Pengertian Tauhid .................................................................... 23 2. Nama-NamaIlmu Tauhid ......................................................... 24 3. Manfaat, Tujuan dan Sumber Ilmu Tauhid .............................. 32 B. Mata Pelajaran Akidah Akhlak ........................................... 35 1. Pengertian Akidah Akhlak ...................................................... 35 2. Materi Pelajaran Akidah AKhlak ............................................ 38 3. Ruang Lingkup ........................................................................ 40 BAB III : Studi analisin MAteri Tauhid Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs Miftahul Falah Puncel ---------------------------- 46 A. Gambaran Umum MTs MiftahulFalah Puncel .................. 46 1. Letak Geografis ....................................................................... 46 2. Sejarah SIngkat Berdirinya MTs Miftahul Falah Puncel ........ 46 3. Profil,Visi dan Misi MTs Miftahul Falah Puncel .................... 47 4. Tujuan Sekolah ........................................................................ 48 5. Struktur Organisasi .................................................................. 50 6. Keadaan Guru dan Peserta Didik ............................................ 52 B. Keadaan Sarana Prasarana Pendidikan ................................53 C. Kegiatan Belajar Mengajar .................................................. 55 D. Data Khusus Penelitian Tentang Analisis Tauhid dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlaq di MTs. Miftahul Falah Puncel .......................................................................... 56 1. Profil Guru Akidah Akhlak ..................................................... 57 2. Materi Akidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel .......... 57
xi
BAB IV : HASIL PENELITIAN ------------------------------------------------- 69 A. Analisis Nilai – Nilai Tauhid pada mata pelajaran akidak aklak di Mts Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati ......... 69 B. Analisis penerapan nilai – nilai tauhid pada materi akidah aklak di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati ....... 85 1. Analisis Hakikat Nilai-Nilai Tauhid ........................................ 85 2. Analisis Penerapan Tauhid Pada MAteri Akidah Akhlak ....... 85 BAB V : PENUTUP ---------------------------------------------------------------- 94 A. Kesimpulan .............................................................................. 94 B. Saran ........................................................................................ 97 C. Penutup .................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN RESPONDEN PENELITI TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN RESPONDEN PENELITI RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya berbagai perubahan yang mendasar dalam kehidupan manusia. Oleh karenanya peningkatan sumber daya manusia terus diupayakan kualitasnya untuk menjadi semakin baik. Oleh karena itu sosok manusia yang merupakan makhluk yang diutamakan, dengan kedudukan yang sangat mulia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi yang mana tugasnya adalah memakmurkan bumi sesuai dengan kehendak Sang Pencipta. Selain sebagai khalifah Allah SWT, manusia juga memiliki kewajiban yang harus dijalankannya yaitu menyembah kepada Allah SWT, sebagai seorang hamba.1 Oleh karena itu, untuk menunjang tugas dan fungsinya tersebut manusia oleh Allah SWT dibekali dengan berbagai potensi yang sangat luar biasa. Diantara potensi tersebut adalah berbagai macam indera yang melekat seperti penglihatan, pendengaran akal pikiran, hati dan lain-lain dengan segala keunikannya. Dalam hal ini al-Qur’an menegaskan kemampuan tersebut dalam surat An-Nahl ayat 78 :
(7 : )اﻟﻨﺤﻞ.
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. 524.
1
2
Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur2. (Q.S. Al Nahl : 7) Dalam kehidupan masa perkembangnya pengetahuan dan teknologi sekarang ini,selain kita harus mengupayakan untuk menjadi yang lebih baik juga kita dituntut untuk memfilter diri kita, sebab pada masa ini ada kecenderungan semakin meningkatnya kenakalan remaja di negeri kita. Kasus-kasus seperti perkelahian antar pelajar, tindak kekerasan, seks bebas, premanisme, penyalahgunaan narkoba, konsumsi minuman keras, kriminalitas yang semakin merajalela mewarnai halaman surat kabar, majalah dan media masa lainnya.3 Akibat dari dampak negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang moral dan spiritual kini melanda negeri ini. Perilaku kekerasan, kejahatan, perselingkuhan dan korupsi yang telah membudaya dalam sebagian masyarakat bahkan di kalangan pejabat. Para pemuda, pelajar dan mahasiswa sebagai generasi penerus yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat VCD porno, narkoba, aborsi, dan tindak kriminal lainnya. Ini merupakan bukti terjadinya pergeseran nilai menuju kehancuran, betapa rendah dan rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa, sehingga telah melemparkan moralitas bangsa kita pada titik terendah.
2
Ibid, hlm. 423. Muhaimin, Et. Al., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 106. 3
3
Realita di atas menimbulkan kelompok-kelompok (geng) pada anak sekolah. Didorong oleh sikap confrormity, yaitu kecenderungan anak untuk mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain. Di samping itu, faktor-faktor lain seperti: persamaan kepentingan, kesenjangan. Kesenjangan antar siswa anak orang kaya dengan anak orang miskin, siswa rajin atau berprestasi dengan siswa malas atau berprestasi buruk turut mendorong timbulnya geng-geng di sekolah. Masing-masing geng tersebut berusaha untuk menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat sekolah serta ingin mewujudkan dominasinya terhadap kehidupan lain dengan berbagai cara. Ekses-ekses buruk yang biasanya timbul akibat geng-geng adalah terjadinya perkelahian antar geng. Lebih jauh lagi, perkelahian antar pelajar dan remaja seringkali terjadi, terutama di kota-kota besar. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektifitas pendidikan moral, khususnya pendidikan aqidah akhlak
yang
sangat menekankan pada aplikasi nilai-nilai keimanan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Tauhid di Madrasah sebagai bagian integral dari Pendidikan Agama Islam, yang menjadi satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Secara substansial mata pelajaran Tauhid memiliki kontribusi kepada peserta didik untuk
4
mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.4 Materi Tauhid pada mata pelajaran Akidah Ahklak dapat dipandang sebagai suatu usaha mengubah tingkah laku siswa dengan menggunakan bahan pengajaran keimanan. Tingkah laku yang diharapkan itu terjadi setelah siswa mempelajari pelajaran Aqidah Akhlak. Dengan
demikian,
dalam
rangka
menumbuhkan
perilaku
keberagamaan siswa maka pendidikan Tauhid harus dipahami secara fungsional. Pendidikan Aqidah Akhlak tidak hanya transfer pengetahuan aqidah dan akhlak saja, akan tetapi harus mampu menekankan pada pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik serta mengedepankan keteladanan sehingga akan melahirkan keberagamaan siswa yang sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui dan menelaah lebih lanjut mengenai masalah tersebut dalam skripsi dengan judul “STUDI ANALISIS MATERI TAUHID PADA MATA PELAJARAN AKHIDAH AKHLAQ DI MTS. MIFTAHUL FALAH PUNCEL DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 20132014”.
4
Departemen Agama RI, Standar Isi, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depag RI, 2006), hlm. 23.
5
B. Rumusan Masalah Untuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan sesuai dengan titik tekan kajian, maka harus ada rumusan masalah yang benar-benar fokus. Ini dimaksudkan agar pembahasan dalam karya tulis ini tidak melebar dari apa yang dikehendaki. Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana materi Tauhid dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013-2014 2. Bagaimanakah penerapan nilai-nilai materi Tauhid pada mata pelajaran Akhidah Akhlaq di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013-2014
C. Tujuan Penelitian Penelitian yang diajukan peneliti ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui materi Tauhid dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013-2014 2. Mengetahui penerapan nilai-nilai materi Tauhid pada mata pelajaran Akhidah Akhlaq di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013-2014
D. Kegunaan Hasil Penelitian
6
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat utama sebagai berikut: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Sebagai bahan masukan dan motivasi untuk dapat menjadi pendidik yang baik khususnya pada mata pelajaran Akidah Akhlak yang berkaitan dengan pokok bahasan tentang Akidah. b. Bagi peneliti,
yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan di bidang penelitian dan ilmu pengetahuan.
E. Kajian Pustaka Kajian yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: 1. Himatul Aliyah, NIM 3505012 dengan judul (Hubungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Perilaku Siswa Studi Kasus di MIN Kalibuntu Wetan Kendal) dengan hasil, semakin tinggi prestasi belajar aqidah akhlak, maka makin baik perilaku siswa. 2. Penelitian yang dilakukan Anik sholihatun, NIM 350306 dengan judul (Studi Korelasi Prestasi PAI Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa Kelas V dan VI SDN Keling 05 Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2004/2005) dengan hasil penelitian, semakin tinggi
7
prestasi belajar PAI, maka makin baik perilaku keberagamaan siswa. 3. Penelitian M. Agus syukron, NIM 3103063 dengan judul (Studi Komparasi Prestasi Belajar
Kognitif Bidang Studi Aqidah Akhlak
Kelas XI Siswa Yang Tinggal Di Pondok Pesantren Dengan Siswa Yang Tidak Tinggal di Pondok Pesantren di MAN Rembang Tahun Ajaran 2007/2008) dengan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan belajar kognitif siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penelitian yang akan dilakukan peneliti ini berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana berkaitan dengan mata pelajaran Akidah Akhlak. Penelitian terdahulu membahas tentang kemampuan dalam bidang kognitif berhubungan dengan perilaku seseorang. Akan tetapi, yang berbeda dalam penelitian ini adalah kajian tentang nilai-nilai Tauhid. Penelitian-penelitian yang telah lalu cenderung pada aspek pengetahuannya. Tetapi, penelitian ini lebih menfokuskan pada aspek nilai Tauhid yang diajarkan pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
F. Landasan Teori 1. Materi Tauhid a. Pengertian Tauhid Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada, yuwahhidu. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan,
8
maksudnya itikad atau keyakinan bahwa Allah s.w.t. adalah Esa, Tunggal, Satu, pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid dalam al-Risalah alTauhidiyah oleh Abas Ibnu Hamzah Al- Indonesy, yaitu :
ُاﻟﺘﱡﻮْ ﺣِ ْﯿ ُﺪ ھُﻮَ اِ ْﻋﺘِﻘَﺎ ُد أًنﱠ ﷲَ وَاﺣِ ٌﺪ َﻻ َﺷ ِﺮ ْﯾﻚَ ﻟَﮫ Tauhid adalah meyakini bahwa sesungguhnya Allah satu , tidak ada sekutu bagi -Nya’5. Secara istilah menurut Syekh Muhammad Abduh seperti yang dikutip oleh Prof. Dr. K.H Tarmizi Taher: Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang wajib dilenyapkan pada-Nya6. Juga membahas tentang rasul-rasul Allah. Sedangkan menurut Husain Affandi al-Jars mengatakan : “Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil yang meyakinkan”7. Menurut Prof. M. Thahir A. Muin, Tauhid adalah ilmu yang meyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahi, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-Nya, juga mengupas dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan adaNya zat yang mewujudkan. Disamping definisi-definisi di atas masih banyak definisi lain yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi belum ada kesepakatan kata di antara mereka mengenal definisi ilmu tauhid ini. Masalah yang
5
Abbas ibu hamzah al-Indunisy, al-Risalah al-Tauhidiyah, (Solo: al-Maktubah alMa’muriyah, 1371 H.), hlm. 5. 6 Prof. Dr. K.H Tarmizi Tahe, Menyegarkan Akidah Tauhid Insani Mati di Era Klenik, (Depok : Gema Insani Press, 2002), hlm. 68. 7 https://www.facebook.com/permalink.php. hlm. 1.
9
dibahas di dalam ilmu tauhid meliputi mabda (persoalan yang berhubungan dengan Allah), wasitah (masalah yang berkaitan dengan perantara atau penghubung antara manusia dan Tuhan), dan ma’ad (hal-hal yang berkenan dengan hari yang akan datang atau kiamat). b. Nama-Nama Ilmu Tauhid Ilmu tauhid mempunyai beberapa nama penamaan itu muncul sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjolkan oleh tokoh yang memberikan nama tersebut. Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok bahasannya dititik beratkan kepada keesaan Allah SWT. Ilmu ini dinamakan pula ilmu kalam karena dalam pembahasannya mengenai eksistentsi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan denganNya digunakan argumentasi-argumentasi filosofi dengan menggunak logika atau mantik. Ketika ilmu ini dinamakan ilmu kalam, para ahli di bidang ini disebut mutakallimin. Ilmu tauhid dinamakan juga ilmu ushuluddin karena obyek bahasan utamanya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran Islam8. Meskipun nama yang diberikan berbeda-beda, namun inti pokok pembahsan ilmu tauhid adalah sama yaitu wujud Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Karena itu, aspek penting dalam ilmu taauhid adalah keyakinan akan adanya Allah Yang Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki sifat-sifat keMaha sempurnaan lainnya. Keyakinan yang demikian pada gilirannya akan membawa kepada keyakinan terhadap 8
Samsul Bakri, “Nama-Nama Ilmu http://samsultgkayah.blogspot.com/2013/05/nama-nama-ilmu-tauhid.html., hlm. 1.
Tauhid”,
10
adanya malaikat, kitab-kitab, nabi, dan rasul, hari akhir dan melahirkan kesadaran akan tugas dan kewajiban terhadap Khaliq (pencipta). c. Manfaat, Tujuan dan Sumber Ilmu Tauhid Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar. Apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul sendirinya. Hal ini nampak dalam pelaksanaan ibadat, tingkah laku, sikap, perbuatan, dan perkataannya sehari-hari. Dengan demikian, kepercayaan atau akidah merupakan pokok dan landasan berpikir bagi umat Islam. Kalau tauhid cuma diketahui, tapi tidak dimiliki dan dihayati, ia hanya menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan namun tidak berpengaruh apa-apa terhadap seseorang. Sebaliknya, jika seseorang hanya memiliki jiwa tauhid ia akan menjadi sangat fanatik bahkan mungkin terlempar ke luar dari ketauhian yang sebenarnya. Dengan demikian, maksud dan tujuan tauhid bukanlah sekedar mengaku bertauhid saja9. Tetapi jauh dari itu sebab, tauhid mengandung sifat-sifat : 1) Sebagian sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
9
Syeh Muhammad ibnu Syafi’i al-Fudholy al-Safi’I, Kifayatul ‘Awam, (Surabaya : Maktabah al-Hidayah, TT), hlm. 4.
11
2) Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan. 3) Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan 4) Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin. Dengan demikian, tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Ia tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Ia tidak hanya berfungsi sebagai akidah, tetapi berfungsi pula sebagai falsafah hidup. Kehadiran tauhid sebagai ilmu merupakn hasil pengkajian para ulama terhadap apa yang tersurat dan tersirat di dalam al qur’an dan hadits. Ayat-ayat al qur’an dan hadisthadist itu mereka teliti secara intensif sehingga mereka berhasil merumuskannya menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri. Tokoh yang dianggap pemula dalam penyusunan ilmu ini adalah Abu al-Hasan Ali al-Asy’ari ( 260 – 324 H/ 873 – 935 M )10. 2. Mata Pelajaran Akidah Akhlak a. Pengertian Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah AKhlak adalah salah satu mata pelajaran yang ada pada Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan di madrasah 10
M. Amin Syukur, dkk., Teologi Islam Terapan (upaya antisipasif terhadap Hedonisme Kehidupan Modern), (Solo : Tiga Serangkai, 2000), hlm. 56.
12
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu ( ﻋﻘﯿﺪة- )ﻋﻘﺪ – ﯾﻌﻘﺪyang artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Relevansi antara ( ﻋﻘﺪ.) dan ( )ﻋﻘﯿﺪةadalah keyakinan yang tersimpul kukuh dalam hati, bersifat mengikat, dan perjanjian. dipercayai
Menurut hati.
sumber
Penggunaan
mengungkapkan makna
lain kata
kepercayaan
akidah akidah, dan
mengandung
diartikan
yang
sebenarnya
untuk
keyakinan.
Akidah
merupakan persoalan dasar yang harus dimiliki oleh setiap mukallaf, akidah adalah pangkal dan sekaligus tujuan dari segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap mukallaf. Tingkat pemahaman dan komitmen secara utuh terhadap kebenaran yang diyakini sangat menentukan kualitas perbuatan mukallaf. Untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan, setiap mukallaf memiliki kewajiban memahami hakikat dan ruang lingkup akidah Islam secara benar. Pemahaman dan komitmen yang benar terhadap akidah Islam akan menjadi penuntun setiap mukallaf dalam berperilaku11. Berdasarkan pengertian yang telah diberikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa akidah itu merupakan dasar keyakinan yang terkait dengan rukun iman dan merupakan asas dari ajaran Islam. Sedangkan pengertian akhlak dilihat dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu isim mashdar (bentuk 11
Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, Untuk Kelas X Madrasah Aliyah, (Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, TT), hlm 2.
13
infinitive) dari
kata
akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan
timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’ala yang berarti alsajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).12 Dapat disimpulkan pengertian akhlak secara bahasa adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan menurut istilah Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik.13 Menurut Mahjuddin akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya. Maka gerakan refleks, denyut jantung dan kedipan mata tidak dapat disebut akhlak, karena gerakan tersebut tidak diperintah oleh unsur kejiwaan. 14 Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang bersumber dari dorongan jiwa, tertanam dalam jiwa, dan selalu ada padanya. Berdasarkan pengertian Aqidah dan Akhlak di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah
mata pelajaran yang mengajarkan tentang asas ajaran agama Islam dan juga mengajarkan tentang berperilaku, sehingga peserta didik dapat mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan dapat mengaplikasikan dalam bentuk perilaku yang baik dalam
12
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, ( Jakarta : Rajawali press, TT), hlm 1. Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Raja Grapindo Persada, 2002), hlm 1. 14 Mahjuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Kalam Mulia, 1991), hlm 5. 13
14
kehidupan. Baik terhadap diri sendiri, keluarga, ataupun terhadap masyarakat. Mata pelajaran Aqidah Akhlak
di Madrasah Aliyah
adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari aqidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah. Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal,
memahami,
menghayati
dan mengimani Allah Swt. dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. b. Materi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak terdiri dari dua aspek, aspek yang pertama adalah aspek aqidah dan aspek yang kedua adalah aspek akhlak. Aspek aqidah ditekankan pada pemahaman dan pengamalan prinsisp-prinsip aqidah Islam, metode peningkatan aqidah, wawasan tentang aliran-aliran tentang aqidah Islamsebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang macam-macam tauhiid seperti tauhiid uluhiyyah, tauhiid rububiyyah, tauhiid ash-shifat wa al-af’al, tauhiid rahmaniyah, tauhiid mulkiyah, dan lain-lain serta perbuatan syirik dan implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, disamping berupa pembiasaan dalam menjalankan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, juga mulai diperkenalkan tasawuf dan metode peningktan kualitas akhlak. 15 Mata pelajaran Aqidah Akhlak memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati, meyakini
15
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008.
15
kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama mempelajari akhlak adalah agar peserta didik memahami akhlak dengan benar.16 Secara substansial mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyyah memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikan aqidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.17 Setelah mendapatkan pendidikan Aqidah Akhlak, peserta didik diharapkan memahami istilah-istilah aqidah, prinsip-prinsip, aliran-aliran
dan
meningkatkan
metode
kualitas
peningkatan
keimanan
kualitas
melalui
aqidah
serta
pemahaman
dan
penghayatan al-asma’ al-husna serta penerapan perilaku bertauhid dalam kehidupan dari aspek tauhid. Sedangkan dari aspek akhlak peserta
didik diharapkan
memahami
istilah istilah akhlak
dantasawuf, menerapkan metode peningkatan kualitas akhlak serta membiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela. Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah menumbuh kembangkan aqidah pengembangan
melalui pemberian, pemupukan,
pengetahuan,
penghayatan,
pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah sehingga
menjadi
manusia
muslim
yang
terus
dan
Islam
berkembang
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Tidak hanya itu, 16
Amru Khalid, Tampil Menawan dengan Akhlak Mulia, (Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008), hlm 4. 17 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008.
16
tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak juga mewujudkan manusia indonesia yang berakhlak mulia dan menghincari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam kehidupan individu
maupun sosial, sebagai manifestasidari ajaran dan nilai-nilai Aqidah Islam. 18
c. Ruang Lingkup Secara garis besar pembahasan dalam Aqidah Akhlak adalah dua hal pokok yaitu hubungan dengan Al-Khaliq yakni Allah Swt. dan hubungan dengan makhluk. Dengan tujuan untuk memberikan kemampuan dan keterampilan dasar kepada peserta didik untuk meningkatkan
pengetahuan,
pengalaman akhlak
pemahaman,
penghayatan
dan
Islami dan nilai-nilai keteladanan dalam
kehidupan sehari-hari, yang tak lain untuk mencetak generasi Alquran yaitu insan taqwa dan mampu
bertindak
sebagai pemimpin
(khalifah) di bumi. Ruang lingkup mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyyah meliputi: Aspek aqidah terdiri atas : prinsip-prinsipakidah dan metode peningkatannya. Al-asma‟ al-husna. Macam-macam tauhiid seperti tauhiid uluhiyyah, tauhiid rububiyyah, tauhiid ash-shifat wa al-af’al, tauhiid rahmaaniyah, tauhiid mulkiyah dan lain-lain, syirik dan implikasinya dalam kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu kalam sertaserta hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya, dan aliran-aliran dalam ilmu kalam (klasik dan modern). Aspek akhlak terdiri atas: masalah akhlak yang meliputi pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode 18
Ibid.
17
peningkatan kualitas akhlak, macam-macam akhlak terpuji seperti husnuzh- zhan, taubat, akhlak dalam berpakaian , berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf. Ruang lingkup akhlak tercela meliputi: riya, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir, dan fitnah19. G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research, yaitu Suatu research atau penelitian kepustakaan20. Metode ini peneliti gunakan mengungkap data tentang Tauhid dalam AlQur’an dengan jalan membaca, menelaah buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Pendekatan
yang digunkan dalam penelitian ini adalah
pendekatan dengan menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik penumpulan dengan
19
Ibid. Sutrisno Hadi, Metodologi Reseacrh, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1987), hlm. 9. 20
18
trianggulasi , analisis data bersifat induksi, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi21. 2. Sumber Data Untuk memperoleh sampel sumber data dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling dan bersifat snowball sampling. purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.22 Snowball sampling adalah
teknik
pengambilan sampel sumber data pada awalnya sedikit, lama-kelamaan menjadi banyak23. Yang akan dilakukan peneliti adalah memilih buku utama kemudian mencari buku-buku pendamping yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari kajian buku-buku yang sesuai dengan fokus penelitian. Fokus penelitian ini adalah kajian terhadap apa saja nilai Tauhid dalam AlQur’an dan bagaimana nilai Tauhid tersebut yang dapat diterapkan pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel mampu membangkitkan semangat belajar Tauhid dalam mengenal Allah SWT yang mengarah pada tercapainya manusia yang bertakwa kepada Allah SWT atau insan kamil yang berkeribadian luhur, dengan belandaskan pada hukum-hukum Islam yang benar. Sumber data yang digunakan peneliti yaitu; analisis tauhid dalam al-qur’an dan penerapanya pada mata 21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung : Alfabeta, 2008), hlm. 15. 22 Ibid., hlm. 300. 23 Ibid.
19
pelajaran akhidah akhlaq di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan cara menelaah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013-2014. 3. Metode Pengumpulan Data Untuk
memperoleh
data-data
yang
diperlukan,
peneliti
menggunakan metode studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah telaah mendalam mengenai catatan peristiwa yang sudah berlaku melalui tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang24. 4. Metode Analisis Data Penelitian yang bersifat kualitatif
ini menggunakan metode
analisis sebagai berikut : a. Metode Verifikasi Metode verifikasi adalah Metode verifikasi dilakukan dengan jalan memilah buku-buku yang menunjang dalam hubungannya dengan Tauhid dalam Al-Qur’an dan bagaimana nilai Tauhid tersebut yang dapat diterapkan pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Tahun Pelajaran 2013/2014. b. Metode Induksi-Deduksi. Pada setiap penelitian terdapat metode induksi-deduksi, atau sering disebut dengan siklus empiris. Induksi pada umumnya disebut generalisasi. Mengungkapkan data-data dalam jumlah tertentu secara
24
Ibid., hlm. 329.
20
khusus, dan atas dasar data itu menyusun sesuatu secara umum. Deduksi sering disebut eksplisitas. Mengungkapkan data secara khusus untuk menyusun sesuatu menjadi sifat-sifat yang lebih umum. Dengan kata lain analisis data induktif adalah analisis data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit yang dilanjutkan dengan kategorisasi25. Dalam hal juga ini digunakan analisa data secara deduktifinduktif, artinya pengupulan analisa data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan pembahasan, pemahaman yang jelas dalam membaca skripsi maka disusunlah penulisan skripsi ini secara garis besarnya sebagai berikut : 1. Bagian Muka Terdiri atas : halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, pedoman translitorasi, daftar isi, dan halaman daftar tabel. 2. Bagian Isi BAB I
: PENDAHULUAN Dalam hal ini dikemukakan : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian,
25
Ibid, hlm. 335.
21
telaah pustaka, landasan teori, metode
penelitian dan
sistematika penulisan skripsi. BAB II
: TELAAH PUSTAKA Bab ini mendiskripsikan tentang tokoh atau tema besar yang akan diteliti oleh penulis, disertai acuan yang berisi tentang Tauhid yang memaparkan pembahasan nilai Tauhid dalam Al-Qur’an yang diaplikasikan pada Mata Pelajaran
Akidah
Akhlak
di
tingkat
Madrasah
Tsanawiyah. Pembahasan pertama tentang Tauhid yang meliput : Pengertian tauhid , Nama – nama tauhid , Manfaat dan Tujuan tauhid . Pembahasan kedua Materi Akidah Aklak , meliputi pengertian Materi , Akidah dan Aklak serta Ruang lingkup materi Akidah Aklak. BAB III
: KAJIAN OBYEK PENELITIAN Bab ini terdiri atas : Letak geografis , tujun historis , struktur oeganisasi , keadaan guru dan murid , keadaan sarana prasarana madrasah Tanawiyyah Miftahul Falah puncel dukuhseti pati.
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi hasil penelitian dan telaah yang telah dilakukan oleh peneliti, terkait dengan Tauhid dan bagaimana nilai Tauhid tersebut yang dapat diterapkan
22
pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Tahun Pelajaran 2013/2014 yang dipaparkan secara naratif deskriptif. BAB V
: KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP Bab ini terdiri atas kesimpulan penelitian, saran-saran dan penutup.
3. Bagian Akhir Skripsi Pada bagian akhir skripsi ini dimuat : Daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
23
BAB II STUDI ANALISIS MATERI TAUHID PADA MATA PELAJARAN AKHIDAH AKHLAQ A. Materi Tauhid 1. Pengertian Tauhid Tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada, yuwahhidu. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan, maksudnya itikad atau keyakinan bahwa Allah s.w.t. adalah Esa, Tunggal, Satu,1 pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid dalam al-Risalah al-Tauhidiyah oleh Abas Ibnu Hamzah Al- Indonesy, yaitu :
ُاﻟﺘﱡﻮْ ﺣِ ْﯿ ُﺪ ھُﻮَ اِ ْﻋﺘِﻘَﺎ ُد أًنﱠ ﷲَ وَ اﺣِ ٌﺪ َﻻ َﺷ ِﺮ ْﯾﻚَ ﻟَﮫ Tauhid adalah meyakini bahwa sesungguhnya Allah satu , tidak ada sekutu bagi-Nya’2. Menurut istilah banyak pendapat para ulama’, diantaranya menurut Syekh Muhammad Abduh seperti yang dikutip oleh Prof. Dr. K.H Tarmizi Taher: Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang wajib dilenyapkan pada-Nya3. Juga membahas tentang rasul-rasul Allah. Sedangkan menurut Husain Affandi al-Jars mengatakan : “Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang 1
Erwaati aziz, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Solo : Tiga Serangkai, 2003), hlm. 97
2
Abbas ibu hamzah al-Indunisy, al-Risalah al-Tauhidiyah, (Solo: al-Maktubah alMa’muriyah, 1371 H.), hlm. 5. 3 Prof. Dr. K.H Tarmizi Tahe, Menyegarkan Akidah Tauhid Insani Mati di Era Klenik, (Depok : Gema Insani Press, 2002), hlm. 68.
23
24
meyakinkan”4. Menurut Prof. M. Thahir A. Muin, Tauhid adalah ilmu yang meyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahi, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusan-Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan ada-Nya zat yang mewujudkan. Disamping definisi-definisi di atas masih banyak definisi lain yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi belum ada kesepakatan kata di antara mereka mengenal definisi ilmu tauhid ini. Masalah yang dibahas di dalam ilmu tauhid meliputi mabda (persoalan yang berhubungan dengan Allah), wasitah (masalah yang berkaitan dengan perantara atau penghubung antara manusia dan Tuhan), dan ma’ad (hal-hal yang berkenan dengan hari yang akan datang atau kiamat). 2. Nama-nama Ilmu Tauhid Ilmu tauhid mempunyai beberapa nama penamaan itu muncul sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjolkan oleh tokoh yang memberikan nama tersebut. Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok bahasannya dititik beratkan kepada keesaan Allah SWT. Ilmu ini dinamakan pula ilmu kalam karena dalam pembahasannya mengenai eksistentsi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan-Nya digunakan argumentasi-argumentasi filosofi dengan menggunak logika atau mantik. Ketika ilmu ini dinamakan ilmu kalam, para ahli di bidang ini disebut mutakallimin. Ilmu tauhid dinamakan juga ilmu ushuluddin karena obyek
25
bahasan utamanya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran Islam5. Meskipun nama yang diberikan berbedabeda, namun inti pokok pembahsan ilmu tauhid adalah sama yaitu wujud Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Karena itu, aspek penting dalam ilmu taauhid adalah keyakinan akan adanya Allah Yang Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki sifat-sifat keMaha sempurnaan lainnya. Keyakinan yang demikian pada gilirannya akan membawa kepada keyakinan terhadap adanya malaikat, kitab-kitab, nabi, dan rasul, hari akhir dan melahirkan kesadaran akan tugas dan kewajiban terhadap Khaliq (pencipta).6 Dilihat dari segi tingkatan tauhid dan jenisnya para teolog membagi Tauhid sebaga berikut : a. Tauhid dalam Pengaturan Semesta (rubûbiyah) Tauhid
dalam
pengaturan
semesta
bermakna
bahwa
pengaturan seluruh urusan semesta hanya terbatas pada Allah Swt dan pengaturan (rubûbiyah) Allah bermakna pengaturan-Nya terhadap alam semesta bukan bermakna penciptaan (khâliqiyyah). Tauhid rubûbiyah adalah keyakinan bahwa baik dan buruk, pengaturan kehidupan seluruhnya berasal dari Allah Swt. Meski di alam semesta ini terdapat sebab-akibat sebagai pengaturan yang lain, akan tetapi
5
Samsul Bakri,“Nama-NamaIlmuTauhid”http://samsultgkayah.blogspot.com/2013/05/namanama-ilmu-tauhid.html., hlm. 1 6
Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Syarah Aqidah Ahlu Sunah Waljama’ah, ( Bogor : Pustaka Imam Asy- Syafi’i, 2006), hlm. 146.
26
semua ini merupakan tentara-tentara dan pesuruh-pesuruh Allah yang berkerja sesuai dengan kehendak dan keinginan-Nya. Allah berfirman:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.7 (QS. Al-A’raaf : 54). Allah berfirman:
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.8 (QS. Az-Zumar : 62). Lawan dari tauhid rubûbiyah ini adalah syirik rubûbiyah (menyekutukan Allah Swt dalam masalah pengaturan semesta). Syirik dalam masalah pengaturan bermakna bahwa manusia membayangkan bahwa di alam semesta terdapat makhluk-makhluk yang meski merupakan makhluk Allah Swt, akan tetapi Allah Swt menyerahkan
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. 211. 8 Ibid, hlm. 667.
27
(seluruh) pengaturan urusan dan alur kehidupan manusia baik secara takwini (penciptaan) dan secara tasyri'i (hukum) kepada mereka dan setelah penciptaan Allah Swt menarik diri dan urusan alam semesta didelegasikan kepadanya. Tauhid Rububiyah ini tidak bermanfaat bagi seseorang yang mengimaninya, Kecuali dia diberi petunjuk untuk beriman kepada dua tauhid lainya, yaitu tauhid Uluhiyyah dan tauhid al- Asma’ wash Shifat. Karena Allah telah memberitahukan bahwa orang- orang musyrikin telah mengenal tauhid Rububiyyah yang dimiki Allah, Namun demikian tidak memberikan manfaat kepada mereka, sebab mereka tidak mengesakan Allah dalam beribadah.9 b. Tauhid Uluhuyyah Tauhid Uluhiyyah dikatakan juga Tauhidul Ibadah yang berarti mentauhidkan Allah S.W.T melaluhi segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah S.W.T , dan apabila itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khouf (takut) , raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabb (peyembelihan), istianah (minta pertolongan), istighotsah ( minta pertolongan disaat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan), dan segala apa yang disareatkan Allah S.W.T dengan tidak menyekutukan – Nya dengan suatu apapun.10
9
Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Syarah Aqidah Ahlu Sunah Waljama’ah, ( Bogor : Pustaka Imam Asy- Syafi’i, 2006), hlm.. 151. 10 Ibid, hlm. 146.
28
Al-illah yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan serta pengagungan. Allah berfirman :
Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.11 (al- Baqoroh : 163).
Syaikh Muhammad ibu syafi’I AL- Fudholi As- Syafi’I berkata : Bahwasanya Allah itu tunggal DzatNya, Nama- Nama, SifatSifat Dan perbuataNya.Tidak ada sekutu baginNya, Baik dalam DzatNya, SifatNya, Nama- NamaNya maupun perbuaataNya. Tidak ada yang mencipta dan mengatur alam semesta ini kecuali hanya Allah.12 Alah berfirman :
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu, (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.13 ( Ali Imron : 18) Tauhid Uluhiyah merupakan inti dakwah para nabi dan rosul dari yang pertama hingga yang terakhir, yang mula- mula mereka 11
hlm.. 30
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007),
Syeh Muhammad Ibnu Syafi’i al-Fudholy al-Safi’i, Kifayatul ‘Awam, (Surabaya : Maktabah al-Hidayah, TT), hlm. 23 - 24 13 Departemen Agama RI, loc.cit., hlm. 65
29
berda’wah kepada kaumnya dengan tauhid Uluhiyyah, agar kaum mereka beribadah dengan baik dan benar, hanya beribadah kepada Allah saja. Sebagaimana Allah berfirman
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).14 (Al- Mu’minun: 32) Tauhid Rububiyyah mengharuskan adanya konskuensi untuk melaksanakan Tauhid Uluhiyyah ( beribadah hanya kepada Allah saja).Allah memerintahkan kita untuk bertauhid Uluhiyyah yaitu menyembah dan hanya beribadah kepadaNya. Dia menunjukan dalil kepada mereka dengan tauhid Rububiyyah, yaitu penciptaan-Nya terhadap manusia dari yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta seisinya,diturunkanya hujan, ditumbuhkanya tumbuh- tumbuhan, memberi rijqi dan lain sebagainya yang dapat dinikmati oleh ciptaan-Nya.15 Maka, jalan fitrah untuk menetapkan tauhid Uluhiyyah adalah berdasarkan tauhid Rububiyyah, karena manusia pertama kalinya bergantung pada asal kejadian, sumber kemanfaatnya dan kemandhorotannya.Setelah itu berpindah kepada cara 14
–
cara
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm.. 676. 15 Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Syarah Aqidah Ahlu Sunah Waljama’ah, (Bogor : Pustaka Imam Asy- Syafi’i, 2006), hlm. 159.
30
bertaqorrup , cara – cara yang bisa menguatkan hubungan antara dirinya dengan Rabb-nya. Tauhid Rububuyyah adalah pintu gerbang dari tauhid Uluhiyyah. Karena itu Allah berhujjah atas orang – orang musyrik dengan cara ini . Allah berfirman :
(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. 16 (QS. al- Anaam : 102) Diantara kekususan Ilahiyyah adalah kesempurnaan-Nya yang mutlak dalam segala segi, tidak ada cela atau kekurangan sedikitpun. Ini mengharuskan semua ibadah mesti tertuju kepada-Nya : pengagungan, penghormatan, rasa takut, do’a, pengharapan, taubat, tawakal, minta pertolongan dan pe nghambaan dengan rasa cita yang paling dalam, semua itu wajib secara akl, syara’ dan fitrah agar ditunjukan khususs hanya kepada Allah s.w.t semata, tidak kepada selainya. c. Tauhid Al- Asma Wash Shifat17 Ahlus Sunah menetapkan apa – apa yang Allah s.w.t dan Rosull-Nya telah tetapkan atas Diri-Nya, baik itu dengan nama – nama maupun 16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. .189 17 Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Syarah Aqidah Ahlu Sunah Waljama’ah, (Bogor : Pustaka Imam Asy- Syafi’i, 2006), hlm. 162.
31
Sifat – sifat Allah. Dan mensucikan –Nya dari segala aib dan kekurangan, sebagaimana hal tersebut telah disucikan Allah dan RosulNya. Kita wajib menetapkan nama dan sifat Allah sebagaimana yang terdapat dalam Al- Quran dan As- Sunah,dan tidak bolih ditakwil. Al- Walid bin Muslim pernah bertanya kepada imam Malik bin Anas, tentang berita yang datang mengenai sifat – sifat Allah, mereka semua menjawab :
اﻣﺮوﻫﺎ ﻛﻤﺎ ﺟﺎءت ﺑﻼ ﻛﻴﻒ
Perlakukanlah Sifat- sifat Allah secara apa adanya dan janganlah engkau persoalkan (jangan engkau tanyakan tentang bagaimana sifat itu). Imam Safi’i berkata :
اﻣﻨﺖ ﺑﺎﷲ وﲟﺎ ﺟﺎء ﻋﻦ اﷲ ﻋﻠﻲ ﻣﺮاد اﷲ واﻣﻨﺖ ﺑﺮﺳﻮل اﷲ وﲟﺎ ﺟﺎء ﻋﻦ رﺳﻮل اﷲ ﻋﻠﻲ ﻣﺮاد رﺳﻮل ﷲ
Aku beriman kepada Allah dan kepada apa-apa yang datang dari Allah sesuai dengan apa yang diinginkan –Nya dan aku beriman kepada rosullllah dan kepada apa-apa yang datang dari beliau, sesuai dengan apa yang dimaksud oleh rosullah. I’tiqod Ahli sunah dalam masalah sifat Allah didasari dua
prinsif yaitu: Pertama : Bahwasanya Allah wajib disucikan dari semua nama dan sifat kekurangan secara mutlak, seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainya. Kedua : Allah mempunyai nama dan sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan sedikitpun juga, tidak ada suatupun dari makluk yang menyamai sifat- sifat – Nya.
32
Dalam menuturkan Asma Wasifat-Nya, Allah memadukan antara an-nafyu wal itsbat (menolak dan menetapkan). Maka Ahlu sunah waljama’ah tidak menyimpang dari ajaran yang dibawa oleh para Rosul, karena itu adalah jalan yang lurus, jalannya orang – orang yang Allah karuniai ni’mat, yaitu jalanya para Nabi, shididiqin, syuhada’ dan sholihin. Allah berfirman :
Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.18 ( Q.S. al-Nisa’ : 69 ) 3. Manfaat, Tujuan dan Sumber Ilmu Tauhid Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar. Apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba
18
hlm..115.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007),
33
Allah akan muncul sendirinya. Hal ini nampak dalam pelaksanaan ibadat, tingkah laku, sikap, perbuatan, dan perkataannya sehari-hari. Dengan demikian, kepercayaan atau akidah merupakan pokok dan landasan berpikir bagi umat Islam. Kalau tauhid cuma diketahui, tapi tidak dimiliki dan dihayati, ia hanya menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan namun tidak berpengaruh apa-apa terhadap seseorang. Sebaliknya, jika seseorang hanya memiliki jiwa tauhid ia akan menjadi sangat fanatik bahkan mungkin terlempar ke luar dari ketauhian yang sebenarnya. Dengan demikian, maksud dan tujuan tauhid bukanlah sekedar mengaku bertauhid saja19. Tetapi jauh dari itu sebab, tauhid mengandung sifat-sifat : a. Sebagian sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan. b. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan. c. Mengeluarkan jiwa manusia dari
kegelapan, kekacauan, dan
kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan d. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin. Dengan demikian, tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Ia tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Ia tidak hanya berfungsi sebagai akidah, tetapi berfungsi pula 19
Syeh Muhammad Ibnu Syafi’I al-Fudholy al-Safi’I, Kifayatul ‘Awam, (Surabaya : Maktabah al-Hidayah, TT), hlm. 4.
34
sebagai falsafah hidup. Kehadiran tauhid sebagai ilmu merupakn hasil pengkajian para ulama terhadap apa yang tersurat dan tersirat di dalam al qur’an dan hadits. Ayat-ayat al qur’an dan hadist-hadist itu mereka teliti secara intensif sehingga mereka berhasil merumuskannya menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri. Tokoh yang dianggap pemula dalam penyusunan ilmu ini adalah Abu al-Hasan Ali al-Asy’ari (260 – 324 H/ 873 – 935 M)20.
20
M. Amin Syukur, dkk., Teologi Islam Terapan (upaya antisipasif terhadap Hedonisme Kehidupan Modern), (Solo : Tiga Serangkai, 2000), hlm. 56.
35
B. Mata Pelajaran Akidah Akhlak 1. Pengertian Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang ada pada Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan di madrasah Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu ( ﻋﻘﯿﺪة- )ﻋﻘﺪ – ﯾﻌﻘﺪyang artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Relevansi antara ( ﻋﻘﺪ.) dan ( )ﻋﻘﯿﺪةadalah keyakinan yang tersimpul kukuh dalam
hati,
bersifat
mengikat,dan mengandung
perjanjian. Sedangkan menurut istilah akidah adalah iman yang teguh dan pasti kepada Allah s.w.t yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang memilikinya21. Menurut sumber lain akidah dipercayai
hati.
Penggunaan
kata
akidah,
diartikanyang
sebenarnya
untuk
mengungkapkan makna kepercayaan dan keyakinan. Akidah merupakan persoalan dasar yang harus dimiliki oleh setiap mukallaf, akidah adalah pangkal dan sekaligus tujuan dari segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap mukallaf. Tingkat pemahaman dan komitmen secara utuh terhadap kebenaran yang diyakini sangat menentukan kualitas perbuatan mukallaf. Untuk membekali diri dan menjaga kualitas keimanan, setiap mukallaf memiliki kewajiban memahami hakikat dan ruang lingkup akidah Islam
21
Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Syarah Aqidah Ahlu Sunah Waljama’ah, (Bogor : Pustaka Imam Asy- Syafi’i, 2006), hlm. 27.
36
secara benar. Pemahaman dan komitmen yang benar terhadap akidah Islam akan menjadi penuntun setiap mukallaf dalam berperilaku22. Berdasarkan pengertian yang telah diberikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa akidah itu merupakan dasar keyakinan yang terkait dengan rukun iman dan merupakan asas dari ajaran Islam. Sedangkan pengertian akhlak dilihat dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari infinitive) dari
bahasa
kata
Arab
yaitu
isim
mashdar
(bentuk
akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan
timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’ala yang berarti alsajiyah (perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).23 Didalam istilah agama, termasuk ‘ ahlak’ berkonotasi lebih dalam dan luas. Kata ini tidak identik dengan ‘ etika’ yang populer dinegeei kita, tidak juga sama dengan ‘moral ‘ yang mashur dinegeri barat. Hal itu disebabkan akhlk merupakan kata yang
jami’,
artinya kata yang
mencakup dari segala aspek dari bentuk bati seseorang. Ahklak dapat disebut pula dari frofil watak yang tersembunyi didalam diri. Sopan santun dan sebagainya merupakan manifestasi dari akhlak yang telah tertanam dalam hati , dengan kata lain jika didala diri seseorang ahklak itu jelek, maka lahirlah darinya tingkah laku, etika atau moral yang jelek pula.
22
Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, Untuk Kelas X Madrasah Aliyah, (Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, TT), hlm 2. 23 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, ( Jakarta : Rajawali press, TT), hlm 1.
37
Ahklak juga tidak sama etika ( ethics ) . yang berasal dari bahasa yunani. Hal itu disebabkan karena etika adalah aturan yang dibuat atau yang diciptakan manusia. Sementara ahklak adalah aturan ciptaan Tuhan. Etika berlaku pada suatu masa tertentu untuk sekelompok msyarakat tertentu pada daerah yang terbatas . sedangkan ahklak berlaku sepanjang masa. Utuk umat manusia dan bersipat universal, jadi, ahklak cocok bagi semua orang diseluruh dunia, dan berlaku sepanjang masa. Sedangkan etika tidak memiliki ciri seperti ahklak.24 Dapat disimpulkan pengertian akhlak secara bahasa adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan menurut istilah Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik.25 Menurut Mahjuddin akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya. Maka gerakan refleks, denyut jantung dan kedipan mata tidak dapat disebut akhlak, karena gerakan tersebut tidak diperintah oleh unsur kejiwaan. 26 Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang bersumber dari dorongan jiwa, tertanam dalam jiwa, dan selalu ada padanya. Berdasarkan pengertian Aqidah dan Akhlak di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang mengajarkan tentang asas ajaran agama Islam dan juga
24
Erwaati aziz, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Solo : Tiga Serangkai, 2003), hlm. 101. Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : Raja Grapindo Persada, 2002), hlm 1. 26 Mahjuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Kalam Mulia, 1991), hlm 5. 25
38
mengajarkan tentang berperilaku, sehingga peserta didik dapat mengenal, memahami,
menghayati dan mengimani Allah SWT dan dapat
mengaplikasikan dalam bentuk perilaku yang baik dalam kehidupan. Baik terhadap diri sendiri, keluarga, ataupun terhadap masyarakat. Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari aqidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah. Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan Upaya sadar dan
terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati dan mengimani Allah Swt. dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. 2. Materi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak terdiri dari dua aspek, aspek yang pertama adalah aspek aqidah dan aspek yang kedua adalah aspek akhlak. Aspek aqidah ditekankan pada pemahaman dan pengamalan prinsisp-prinsip aqidah Islam, metode peningkatan aqidah, wawasan tentang aliran-aliran tentang aqidah Islamsebagai landasan dalam pengamalan iman yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang macam-macam tauhiid seperti tauhiid uluhiyyah, tauhiid rububiyyah, tauhiid ash-shifat wa al-af’al, tauhiid rahmaniyah, tauhiid mulkiyah, dan lain-lain serta perbuatan syirik dan implikasinya dalam kehidupan. Aspek akhlak, disamping berupa pembiasaan dalam menjalankan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, juga mulai diperkenalkan tasawuf dan metode peningktan kualitas akhlak. 27
27
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008.
39
Mata pelajaran Aqidah Akhlak memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama mempelajari akhlak adalah agar peserta didik memahami akhlak dengan benar.28 Secara substansial mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyyah memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikan aqidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.29 Setelah mendapatkan pendidikan Aqidah Akhlak, peserta didik diharapkan memahami istilah-istilah aqidah, prinsip-prinsip, aliran-aliran dan metode peningkatan kualitas aqidah serta meningkatkan kualitas keimanan melalui pemahaman dan penghayatan al-asma’ al-husna serta penerapan perilaku bertauhid dalam kehidupan dari aspek tauhid. Sedangkan dari aspek akhlak peserta didik diharapkan memahami istilah istilah akhlak dan tasawuf, menerapkan metode peningkatan kualitas akhlak serta membiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela. Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian,pemupukan,dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah 28
Islam
sehingga
menjadi
manusia
Amru Khalid, Tampil Menawan dengan Akhlak Mulia, (Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008), hlm. 4. 29 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008.
40
muslim
yang
terus
berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada
Allah s.w.t. Tidak hanya itu, tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak juga mewujudkan manusia indonesia yang berakhlak mulia dan menghincari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasidari ajaran dan nilai-nilai Aqidah Islam. 30 Ali Abdul Halim Muhammad menjelaskan tujuan utama pendidikan Akidah Ahklak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah S.W.T. Inilah yang akan mengantarkan manusi kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Akidah Ahklak manusia menjadi pokok tujuan dalam pendidikan Ahkalk Islm ini.31 3. Ruang Lingkup Secara garis besar pembahasan dalam Aqidah Akhlak adalah dua hal pokok yaitu hubungan dengan Al-Khaliq yakni Allah Swt. dan hubungan
dengan
makhluk.
Dengan
tujuan
untuk
memberikan
kemampuan dan keterampilan dasar kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman akhlak Islami dan nilai-nilai keteladanan dalam kehidupan sehari-hari, yang tak lain untuk mencetak generasi Alquran yaitu insan taqwa dan
30
Amru Khalid, Tampil Menawan dengan Akhlak Mulia, (Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008), hlm. 5. 31 Ali Abdul Halim Muhammad, Ahklak Mulia,at- Tarbiyah Al- Quluqiyah,(Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 159.
41
mampu
bertindak
sebagai pemimpin
(khalifah)
di bumi.
Ruang
lingkup mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyyah meliputi: Aspek aqidahterdiri atas : prinsip-prinsipakidah dan metode peningkatannya. Al-asma’ al-husna. Macam-macam tauhiid seperti tauhiid uluhiyyah, tauhiid rububiyyah, tauhiid ash-shifat wa al-af’al, tauhiid rahmaaniyah, tauhiid mulkiyah dan lain-lain, syirik dan implikasinya dalam kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu kalam sertaserta hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya, dan aliran-aliran dalam ilmu kalam (klasik dan modern). Aspek akhlak terdiri atas: masalah akhlak yang meliputi pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas akhlak, macam-macam akhlak terpuji seperti husnuzh- zhan, taubat, akhlak dalam berpakaian , berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf. Ruang lingkup akhlak tercela meliputi: riya, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir, dan fitnah32. Secara garis beras Aqidah Ahklak mencakup tiga sasaran, yaitu terhadap Allah S.W.T, terhadap sesama manusia, dan terhadap lingkungannya. a. Terhadap Allah s.w.t Sekurang-kurangnya ada empat alasan , yang pertama, Karena Allahlah yang telah menciptakan manusia. Kedua, Karena Allah-lah yang telah
memberi
perlengkapan
panca
indra,
berupa
pendengaran,
penglihatan, akal pikiran dan hati sanubri, disamping anggota badan yng kokoh dan sampurna kepad manusia. Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Seperti bahan makanan yang berasal dari air, 32
Ali Abdul Halim Muhammad, Ahklak Mulia,at- Tarbiyah Al- Quluqiyah,(Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 159
42
udara, binatang ternak, tumbuh-timbuhan dan lain sebagainya. Keempat, Karena Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikanya kekuata n untuk menguasai aratan dan lautan.33 Menurut Qurais Shihab, ada tiga perkara yang terlahir dari tingkah laku dan sikap manusia yang bertitik pada pengakuan bahwa tiada tuhan melainkan Allah.34 Pertama, mensucikan Alah dan memujin-Nya.Ini dapat dilihat antara lain dalam Firman Allah S.W.T
langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.35 (Q.S. al- Isra’ : 44 ) Kedua, bertwakal ( berserah diri ) kepada Allah S.W.T setelah berbuat atau berusaha terlebih dahulu . Seperti firman Allah S.W.T
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.36 ( Q.S. alAnfal : 61 )
33
Abudin Nata ,Ahklak Tasawuf , (Jakarta : Raja Grapindo Persada, 2002), hlm. 147-148. M. Qurais Shihab, Wawasan al-Quar’an : Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung : Mizan Media Utama, 2000), hlm. 261. 35 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op.cit. hlm.390. 36 Ibid., hlm. 250. 34
43
Ketiga, berbaik sangka kepada Allah S.W.T, bahwa yang datang dari Allah kepada mahkluk-Nya kebaikan, Sesuai dengan Firman Allah S.W.T
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.37 (Q.S. al- Nisa’ : 79). b. Terhadap sesama manusia Ahklak manusia terhadap sesamanya meliputi sasaran sebagai berikut. Pertama, ahklak Terhadap orang tua diantaranya meliputi memelihar kerindhoaan orang tua , berbakti kepad orang tua seperti; mentaati dan melayaninya, memelihara etika pergaulan kepada kedua orang tua seperti merendah diri dan berkata lemah lembut kepada mereka serta tidak menyakiti mereka, baik dengan perbuatan atau perkataan. Kedua, Ahklak terhadap kaum kerabat, ialah mengadakan hubungan silatur rohmi dan berbuat baik. Diantara ayat- ayat yang bebicara tentang hal ini adalah surat An- Nisa’ ayat 1 dan 36.
37
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007),
hlm.. 117.
44
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain ,dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.38 (Q.S. al- Nisa’ : 1).
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibubapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , dan teman sejawat, Ibnu sabil , dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang sombong dan membangga-banggakan diri.39 ( Q.S. alNisa’ : 36). Ketiga, Ahlak terhadp tetangga, ialah tidak menyakiti tetangga, baik dengan perkataan maupun perbuatan, diantaranya adalah melakukan
ta’jiyah
ketika
tetanga
mendapat
musibah,
menjenguknya ketika sakit, menolongnya ketika membutuhkan
38
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. 99. 39 Ibid., hlm. 99.
45
pertolonan, memberi pinjaman ketika dimintai pinjaman, dan tidak mendirikan bangunan yang dapat menghalangi sirkulasi udara rumah tetangganya tanpa seizinya.40 c. Ahklak terhadap lingkungan Yang dimaksud lingkungan disini adalah, segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh- tumbuhan maupun bendabenda yang tak beryawa. Pada dasarnya ahklak yang diajarkan oleh AlQuran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia kepda khalifah. Kekalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesama. Dan manusia terhadap alam. Kekalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta pemibingan agar setiap makluk mencapai tujuan penciptanya.
40
Abdul Aziz Dahlan, .et.al,. Enslikopedi Hukum Islam,(Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 75.
47
BAB III STUDI ANALISIS MATERI TAUHID PADA MATA PELAJARAN AKHIDAH AKHLAQ DI MTS. MIFTAHUL FALAH PUNCEL DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2013-2014
A. Gambaran Umum MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati 1. Letak Geografis MTs Miftahul Falah Puncel Terletak di Desa Puncel Jalan TPI Puncel RT 03 RW 05 Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah. Adapun letak geograpis Desa Puncel adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Utara Jawa b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Golilo Dukuhseti Pati c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Margorejo Dukuhseti Pati d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Clering Donorojo Jepara.
2. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Falah Puncel Lembaga pendidikan Swasta ini bermula dari adanya cita- cita , harapan dan tujuan dari masyarakat yang diketuai oleh KH. Ahmad Subaruddin Nawawi, dimana lembaga pendidikan itu nantinya berada untuk memiliki suatu lembaga pendidikan yang dapat menfasilitasi pendidikan umum terutama pendidikan agama islam pada generasi muda dimasyarakat tersebut. Hal ini Sangat diinginkan sekali oleh masyarakat
47
48
puncel karena pada saat itu belum ada lembaga pendidikan Islam. Selain itu yang menjadi alasan lain dari berdirinya sebuah lembaga islam di desa ini adalah karena di desa ini juga dipadati oleh orang – orang kristiani yang mencapai hampir separuh dari penduduk muslim. Oleh karena itu para tokoh agama islam dan masyarakat yang diketuai oleh KH.Ahmad Subaruddin Nawawi pada tanggal 19 Juli 1984
mulai merintis sarana
pendidikan islam didesa puncel ditanah wakaf milik Hj. Muslihah yang dimulai dari tingkat dasar ( MTs ) yang diberi nama Miftahul Falah. Pada saat itu kegiatan belajar mengajar masih berada pada sebuah bangunan yang masih apa adanya. Sedangkan masalah pembiayaan ditanggung bersama dari hasil penjualan telur angsa yang dikelola secara bersama. Pada tahun 1984 MI miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati mendapat ijin Oprasional dari pemerintah sebagai lembaga pendidikan. Dan pada saat ini sudah terakriditasi A. Selanjutnya sesuai dengan perkermbangan zaman, serta kebutuan masyarakat untuk memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari pendidikan dasar, Kemudiaan para tokoh agama dan masyarakat puncel mulai merintis kembali lembaga pendidikan tingkat SLTP
Yang dikasih nama
MTs
Miftahul Falah yang berdiri pada tanggal 6 juli 2006 dan mendapat ijin operasional dari pemerintah pada tanggal 12 Desember 2007. 3. Profil, Visi dan Misi MTs Miftahul Falah Puncel a. Profil Nama Sekolah
: MTs. MIFTAHULL FALAH
Alamat
: Jln. TPI Puncel
49
Kelurahan
: Puncel
Kecamatan
: Dukuhseti
Kabupaten
: Pati
Provinsi
: Jawa Tengah
Telephon
: 082325616217
Mulai Berdiri
: 2006
Piagam Pendirian
: Kw.11.4/4/PP.03.2/5090/2006
NSM
: 121233180119
NPSN
: 20340479
Status Sekolah
: Swasta
Jenjang Akreditasi
: C
No. Rekening Sekolah
: 3-139-00244-9
Email
:
[email protected]
b. Visi dan Misi VISI Berprestasi, Terampil, Kreatif Berdasarkan Iman dan Taqwa MISI 1. Menyelenggarakan
Pendidikan
berdasarkan
KTSP
Berbasis
Karakter 2. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar secara optimal. 3. Memberi motivasi dan bimbingan kepada peserta didik agar unggul dalam prestasi. 4. Memberi motivasi kepada peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan sesuai dengan potensi yang dimiliki. 5. Mengembangkan kreatifitas peserta didik melalui pembelajaran yang efektif. 6. Menumbuhkan kesadaran warga Madrasah untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam.
50 48
4. Tujuan Sekolah Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Miftahul Falah Puncel Kec. Dukuhseti Kab. Pati adalah menjadikan perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah Tsanawiyah Miftahul Falah Puncel Kec. Dukuhseti Kab. Pati Prov. Jateng mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Mengoptimalkan
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan Pembelajaran Aktif (PAKEM, CTL). b. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler c. Membiasakan perilaku Islami di lingkungan madrasah d. Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 7,5 e. Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olahraga lewat kejuaraan dan kompetisi.
51
5. Struktur Organisasi MTs Miftahul Falah Puncel Bagan I Struktur Organisasi MTs Miftahul Falah Puncel Tahun Pelajaran 2013/2014 KEMENDINAS
KEMENAG
YAYASAN KOMITE
KEPALA
TU
KURLM
KESISW
PHBI/N
BP/BK
NN
WALI KLS 7
WALI KLS 8
SARPA
HUMA
SSS
S
WALI KLS 9
7777
ISMA
Keterangan: 1. Kepala Madrasah : Hj Jazimatul Mu’allimah, S.Pd.I 2. Kepala TU
: Sulistianto, A.Ma
3. Bendahara
: Titin Oktaviani
4. Kurikulum
: Muh. Sudarmin, S.Pd.I
5. Kesiswaan
: Sisdiharyono, S.Pd.I
6. PHBI/BHBN
: M. Rosyid, S.Pd.I
52
7. BP/BK
: Muhammad Sholeh, S.Pd.I
8. SARPRAS
: Ali Muhlisin
9. HUMAS
: Sulistianto,A.Ma
10. Wali Kelas VII
: Sisdiharyono, S.Pd.I
11. Wali Kelas VIII
: Ali Muhlusin
12. Wali Kelas IX
: Munajin, S.Pd
13. Pembina Pramuka : Muh, Rosyid, S.Pd.I 14. Yayasan
: H. Ahmad Sukron Sukawi
15. Komite
: H. Ahmad Abdurrohim
Bagan II Struktur Organisasi Yayasan MTs. Miftahul Falah Tahun Pelajaran 2013/2014 PEMBINA
KETUA
PENGAWAS
SEKRETARIS
PENDIDIKAN
BENDAHARA
PEMBANGUN
SARPAS
AN Keterangan : 1. Pembina
: KH. Ahmad Subaruddin, A.Ma
2. Ketua
: H. Ahmad Sukron Sukawi
3. Sekretaris
: Mohammad Sholeh
4. Bendahara
: H. Sutomo
5. Pendidikan
: Masyrukan
6. Pembangunan
: H. Abdurrohman
HUMAS
53
7. Pendanaan
: Imam Sujono
8. SARPRAS
: H. Abdul Goni
9. HUMAS
: Mohammad Mizan
6. Keadaan Guru Dan Peserta Didik a. Keadaan Guru MTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Mempunyai 11 Guru Dan 3 Tenaga Kependidikan Yaitu Satu KTU, Satu Staf TU, dan Satu Tenaga Kebersihan. Dari 14 Guru yang ada 1 Orang berijazah D2, 1 Orang berijazah S2, 8 Orang berijazah S1 dan Selebihnya berijazah SMA/MA. Tabel 1 Data Guru Dan Karyawan MTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Nama
Pendidikan Terakhir
Jabatan/Pengampu Kepala Madrasah/ Guru Alqur'an Hadist Waka./ Guru Fiqih dan Tauhid
1
Hj. Jazimatul Mu'allimah, S.Pd.I S 1
2
Muh. Sudarmin, S.Pd.I
S1
3
Munajin, S.Pd.M.Pd.I
S2
4
Sisdiharyono, S.Pd.I
S1
5
Ali Muhlisin
6
Titin Oktaviani
7
Muhammad Rasyid, S.Pd.I
S1
GTT/ Guru Penjasorkes
8
H. Muhammad Sholeh, S.Pd.I
S1
GTT/ Guru Ta'lim
9
Jaiman, S.Pd
S1
GT/ Guru Bhs.Indonesia,Bhs.Arab dan Nahwu
GT/ Guru Bhs. Inggris GT/ Guru SBK dan Bhs. Jawa GT/ Guru TIK, Aqidah Akhlak dan imla' GT/ Guru Matematika dan IPA
54
10
Sulistianto, A.Ma
D2
Staf TU/ Guru SKI
11
Lina Fitrotur Rofiqoh , S.Pd.I
S1
GTY/ Guru Alqur'an dan bimbakit
12
Fui'datul Ulfa, S.Pd
S1
GTT/ Guru IPS
13
Imam Sujono
Tenaga Kebersihan
14
Sugianto
Penjaga
b. Keadaan Peserta Didik Keadaan peserta didik MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti pati pada tahun ajaran 2013/2014 Sebagai berikut : Tabel 2 No
Kelas
Putra
Putri
Jumlah
1
VII
18
10
28
2
VIII
15
12
27
3
IX
11
11
22
B. Keadaan Sarana Prasarana Pendidikan Keadaan Sarana dan prasarana pendidikan diMTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah Sebagai berikut : Tabel 3 Data Sarana MTs Miftahul Falah No
Jenis Ruangan
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Kelas
4
baik
2
Ruang Kepala Sekolah
1
baik
3
Ruang Guru
1
baik
4
Ruang Tata Usaha
1
baik
55
5
Ruang Perpustakaan
1
baik
6
Kamar Mandi/ WC Guru
1
baik
7
Kamar Mandi/ WC Siswa – Siswi
2
baik
8
Ruang Lap Komputer
1
baik
9
Musholla
1
baik
10
Gudang
1
baik
Tabel 4 Data prasarana MTs Miftahul Falah No 1
2
3
4
Jenis Peralatan Meubeller - Almari - Meja guru - Meja korsi peserta didik - Meja korsi tamu - Kipas angin Perlengkapan Kantor - Komputer - Mesin ketik - Kalkulator Perlengkapan KBM - Papan tulis - Penghapus - Penggaris - Bel listrik - Jam dinding - Proyektor - LCD - DVD - Globe - Kipas angin Alat – Alat Olah raga - Bola volly - Net Bola Volly - Bola basket - Tenis meja
Jumlah 6 12 87 2 6 12 1 3 5 8 3 7 8 1 3 1 2 3 3 1 2 1
Kondisi
Baik
Baik
Baik
Baik
56
5
6
7
- Bola Sepak Bola - Tolak peluru - Lempar lembing Perlengkapan Pramuka - Tenda - Bendera cikal - Tongkat - Tali – temali - Head Pon - Tampar nilon Perlengkapan UKS - Kota UKS - Almari - Ranjang Alat Kebersuhan - Sapu lidi - Sapu kelut - Tempat sampah besar - Ekrak - Keset - Peel - Ember
3 4 4 4 2 10 6 1 2 2 1 1 8 9 10 6 6 6 5
Baik
Baik
Baik
Baik
C. Kegiatan Belajar Mengajar Pada awal tahun 2013/2014 dimana kurikulum KBK 2004 telah mengalami perubahan dengan sistem yang kita kenal dengan KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) proses pembelajaran menjadi berubah. Dimana, dengan sistem KTSP, tiap- tiap sekolah mempunyai otoritas sendiri
dalam
menentukan
kalender
pendidikan
maupun
program
pembelajaran yang digunakan. Walaupun pada akhir 2013 ini pemerintah telah meluncurkan kurikulum baru, tetapi dimadarasah ini belum melaksanakan. Akan tetapi, Madrasah Tsanawiyah Miftahul Falah ini sudah mengalami pembaharuan dari KTSP yang lama menuju KTSP yang baru yaitu KTSP yang berbaris karakter yaitu, peserta didik menjadi sentral untuk
57
mengembangkan karakter dan kompetensinya dalam semua komponen mata pelajaran yang diajarkanya.1 Kegiatan belajar mengajar di MTs. Miftahul Falah Puncel dilaksanakan pada pagi hari, masuk pada pukul 07.00 WIB dan pulang pada pukul 13.45 WIB. Sedangkan satu jam mata pelajaran adalah 45 menit dan jumlah mata pelajaran dalam setiap harinya adalah 8 jam. Adapun kegiatan Ekstra Kurikuler yang dilaksanakan MTs. Miftahul Falah adalah : 1. MADIN ( Madrasah Diniyah ) Madrasah diniah dilaksanakan setiap 3 hari dalam satu minggu yaitu : hari sabtu, ahad dan hari senin, yang dimulai dari pukul 13.15 sampai pukul 14.25 . Tujuan dilaksanakan madin adalah : untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah agama terutama dalam bidang ubudiyah, serta ketrampilan dalam membaca dan menulis Arab.2 Madin ini termasuk ekstra wajib yang harus diikuti oleh semua siswa-siswi MTs. Miftahul Falah Puncel. 2. Pramuka 3. Komputer D. Data Khusus Penelitian Tentang Analisis Tauhid dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlaq di MTs. Miftahul Falah Puncel Agar dapat memberi gambaran jelas terhadap penelitian yang akan dilakukan tentang Analisis tauhid dalam materi akidah akhlaq , maka kami
1
___, Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI “Ilmu dan Amplikasi Pendidikan”, (Bandung : PT Imperial Bakti Utama, 2007), hlm. 140. 2 Wawanara dengan Kepala Madin, Bpk. Muh. Rosyid, S.Pd.I
58
akan menjelaskan secara singkat tentang Profil Guru yang mengajar Akidah Akhlaq dan materi akidah akhlaq . 1. Profil Guru Akidah Akhlaq Kls VII – IX Nama
:
Sisdiharyono, S.Pd.I
Tempat Tanggal Lahir : Jepara, 05 februari 1982 Alamat
:
Gerit , Cluwak , Pati
Nama Ibu Kandung
:
Kasmini
Status Keguruan
:
GTY
Mulai Mengajar
:
2007
2. Materi Akidah Akhlaq di MTs. Miftahul Falah Puncel Berdasarkan Standar isi yang telah dikembangkan oleh BSNP ( badan standar nasional pendidikan ) Nomer 22 tahun 2006 tentang Standar isi dalam kurikulum KTSP, Mata pelajaran yang dikembangkan oleh madarasah Tsanawiyah Miftahul Falah Puncel dalam mata pelajaran Akidah Akhlaq adalah : untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaq yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pengalaman peserta didik tentang akidah dan islam yang meliputi : Aspek Keimanan, Aspek Akhlaq, dan Aspek Keteladanan.3 Yang terangkum dalam SK dan KD yang telah ditetapkan oleh BSNP adalah :
3
Wawancara dengan Kepala MTs Miftahul Falah, Hj. Jazimatul Mu’allimah, M.Pd.I
59
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MAPEL AQIDAH AKHLAK A.
Kelas VII, Semester 1 STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI Akidah
1.1
Menjelaskan dasar dan tujuan akidah Islam
1. Memahami dasar dan tujuan akidah Islam
1.2
Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan akidah
2. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya
Islam 1.3
Menjelaskan hubungan Iman, Islam, dan Ihsan
1.4
Menunjukkan dalil tentang Iman, Islam, dan Ihsan
2.1
Mengidentifikasi sifat-sifat wajib Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani dan ma’nawiyah.
2.2
Menunjukkan bukti/dalil naqli dan aqli dari sifatsifat wajib Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah.
2.3
Menguraikan sifat-sifat mustahil dan jaiz bagi Allah SWT.
2.4
Menunjukkan ciri-ciri/tanda perilaku orang beriman kepada sifat-sifat wajib, mustahil, dan Jaiz Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak 3. Menerapkan
3.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya ikhlas, taat, khauf dan taubat
60
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI akhlak terpuji kepada Allah
3.2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku ikhlas, taat, khauf, dan taubat Menunjukkan nilai-nilai positif dari perilaku ikhlas,
3.3
taat, khauf, dan taubat dalam fenomena kehidupan
.
Membiasakan perilaku ikhlas, taat, khauf, dan taubat dalam kehidupan sehari-hari
3. 4. B.
Kelas VII, Semester 2 STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Akidah 4. Memahami al-asma' 5. al-husna
4.1. Menguraikan 10 al-asma' al-husna (al-‘Aziiz, alGhaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) 4.2. Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap 10 al-asma' alhusna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) 4.3. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 al-asma' al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Ghaffaar, alFattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)
61
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR 4.4. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 al-asma' al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, alBaasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) dalam kehidupan sehari-hari
6. Meningkatka n keimanan kepada malaikatmalaikat Allah SWT dan makhluk gaib selain malaikat
5.1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat Allah 5.2. 5.3.
SWT dan makhluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan setan Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya malaikat Allah dan makhluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan
5.4. setan Menjelaskan tugas, dan sifat-sifat malaikat Allah serta makhluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan setan Menerapkan perilaku beriman kepada malaikat Allah dan makhluk gaib lainnya seperti jin, iblis, dan setan dalam fenomena kehidupan
Akhlak 7. Menghindari akhlak tercela kepada Allah
6.1. Menjelaskan pengertian riya' dan nifaaq 6.2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya' dan nifaaq 6.3. Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya' dan nifaaq dalam fenomena kehidupan
62
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR 6.4. Membiasakan diri untuk menghindari perbuatan riya' dan nifaaq dalam kehidupan sehari-hari
C.
Kelas VIII, Semester 1 STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Akidah 1. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT
1.1
Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
1.2
Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT
1.3
Menjelaskan macam-macam, fungsi, dan isi kitab Allah SWT
1.4
Menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada kitab Allah SWT
Akhlak
2.1. Menjelaskan pengertian dan
2. Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri
2.2. 2.3.
pentingnya tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku
2.4. tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah Menunjukkan nilai-nilai positif dari tawakkal, ikhtiyaar, shabar,
63
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR syukuur dan qana’ah dalam fenomena kehidupan Menampilkan perilaku tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah
3. Menghindari akhlak tercela kepada diri sendiri
3.1. Menjelaskan pengertian 3.2. 3.3.
ananiah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan
3.4. ananiah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan ananiah, putus asa, ghadab, tamak, dan takabur Membiasakan diri menghindari perilaku ananiah, putus asa, ghadab, tamak, dan takabur
64
D.
Kelas VIII, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Akidah 4.1. Menjelaskan pengertian dan 4. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
pentingnya beriman kepada Rasul Allah SWT 4.2. Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya Rasul Allah SWT 4.3. Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah SWT 4.4. Menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada Rasul Allah dan mencintai Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan
5. Memahami mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, dan irhash)
5.1. Menjelaskan pengertian mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, dan irhash) 5.2. Menunjukkan hikmah adanya mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, dan irhash) bagi Rasul Allah dan orang-orang pilihan Allah
65
Akhlak 6. Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama
6.1. Menjelaskan pengertian dan 6.2. 6.3.
pentingnya husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun Mengidentifikasi bentuk dan
6.4. contoh perilaku husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan, tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun dalam fenomena kehidupan Membiasakan perilaku husnuzhzhan, tawaadhu’, tasaamuh, dan ta’aawun dalam kehidupan sehari-hari
66
7. Menghindari akhlak tercela kepada sesama
7.1. Menjelaskan pengertian hasad, 7.2. 7.3.
dendam, ghibah, fitnah, dan namiimah Mengidentifikasi bentuk perbuatan hasad, dendam,
7.4. ghibah, fitnah dan namiimah Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namiimah Membiasakan diri menghindari perilaku hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namiimah dalam kehidupan sehari-hari
67
E.
Kelas IX, Semester 1 STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Akidah 8. Meningkatkan keimanan kepada hari akhir dan alam gaib yang masih berhubungan dengan hari akhir
1.1
Menjelaskan pengertian beriman kepada hari akhir
1.2
Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan terjadinya hari akhir
1.3
Menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir
1.4
Menjelaskan macam-macam alam gaib yang berhubungan
1.5
dengan hari akhir Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap hari akhir
Akhlak 2.1. Menjelaskan pengertian dan 9. Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri
pentingnya berilmu, kerja keras, kreatif, dan produktif 2.2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku berilmu, kerja keras, kreatif, dan produktif 2.3. Menunjukkan nilai-nilai positif dari berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam fenomena
68
kehidupan 2.4. Membiasakan perilaku berilmu, kerja keras, kreatif, dan produktif dalam kehidupan sehari-hari
F.
Kelas IX, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Akidah 10. Meningkatkan keimanan kepada Qada dan Qadar
3.1. Menjelaskan pengertian beriman kepada Qada dan Qadar 3.2. Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan adanya Qada dan Qadar 3.3. Menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan adanya Qada dan Qadar 3.4. Menunjukkan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada Qada dan Qadar Allah. 3.5. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Qada dan Qadar Allah
69
Akhlak 11. Menerapkan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja
4.1. Menjelaskan pengertian dan 4.2. 4.3.
pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku akhlak terpuji dalam pergaulan remaja
4.4. Menunjukkan nilai negatif akibat perilaku pergaulan remaja yang tidak sesuai dengan akhlak Islam dalam fenomena kehidupan Menampilkan perilaku akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam kehidupan sehari-hari.
G.
Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
69
BAB IV HASIL PENELITIHAN
A. Analisis Nilai – Nilai Tauhid pada mata pelajaran akidak aklak di MTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati 1. Mata Pelajaran Akidak Aklak yang Mengandung Nilai Tauhid Uluhiyah Akidah
1.1
Menjelaskan dasar dan tujuan akidah Islam
1. Memahami dasar dan tujuan akidah Islam
1.2
Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan akidah Islam
1.3
Menjelaskan hubungan Iman, Islam, dan Ihsan
1.4
Menunjukkan dalil tentang Iman, Islam, dan Ihsan
Dalam SK- KD diatas dalam mata pelajaran akidah Aklak mengandung nilai Tauhid Uluhiyyah sebagai landasan atau pedoman atas setiap perilaku orang dalam kehidupan beragama. Dengan akidah, maka muncullah kesediaan untuk mematuhi ajaran agama. Oleh sebab itulah, dengan mempelajari Aqidah Islam akan mempunyai manfaat yang sungguh besar, yaitu antara lain : a.
Memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan hidup yang hakiki karena mempunyai hubungan batin yang dekat dengan Allah s.w.t.
b. Mendapat jaminan surga dan selamat dari neraka apabila benar-benar berpegang teguh terhadap aqidah islam secara sempurna. 69
70
c. Memperoleh petunjuk hidup yang benar sesuai dengan kehendak Allah SWT, yang telah menciptakan alam semesta termasuk diri kita sendiri. d. Selamat dari pengaruh kepercayaan lain yang hanya akan membawa kerusakan dan hidup yang jauh dari kebenaran. e. Tidak mudah terpengaruh dengan kemewahan hidup di dunia karena kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di akhirat kelak.1
2. Meningkatkan 1.1 keimanan kepada Allah melalui 1.2 pemahaman sifat-sifat-Nya 1.3
Mengidentifikasi sifat-sifat wajib Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani dan ma’nawiyah. Menunjukkan bukti/dalil naqli dan aqli dari sifat-sifat wajib Allah yang nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah. Menguraikan sifat-sifat mustahil dan jaiz bagi Allah SWT.
1.4
Menunjukkan ciri-ciri/tanda perilaku orang beriman kepada sifat-sifat wajib, mustahil, dan Jaiz Allah SWT dalam kehidupan seharihari.
Dalam SK – KD diatas terdapat nilai – nilai tauhid Rubbubiyah dan Uluhiyah, Karena Allah memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyembah-Nya dan beribadah kepada-Nya. Dia menunjukkan dalil kepada mereka dengan tauhid rububiyah, yaitu penciptaanNya terhadap manusia dari yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan 1
8.
Kamarul Syukri Mohd The, Pengantar Ilmu Tauhid, (Slangor : Darul Ehsan, 2008), hlm.
71
bumi serta seisinya, penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan, pengeluaran buah-buahan yang menjadi rizki bagi para hamba. Firman Allah dalam Surat Az- Zumar ayat 62
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. 2 (Q.S. Az-zumar : 62) Maka sangat tidak pantas bagi mereka jika menyekutukan Allah dengan yang lainNya; dari benda-benda atau pun orang-orang yang mereka sendiri mengetahui bahwa ia tidak bisa berbuat sesuatu pun dari hal-hal tersebut diatas. Maka jalan fitri untuk menetapkan tauhid uluhiyah adalah berdasarkan tauhid rububiyah. Karena manusia pertama kalinya sangat bergantung
kepada
asal
kejadiannya,
sumber
kemanfaatan
dan
kemadharatannya. Setelah itu berpindah kepada cara-cara ber-taqarrub kepadaNya, cara-cara yang bisa membuat ridhaNya dan yang menguatkan hubungan antara dirinya dengan Tuhannya. Maka tauhid rububiyah adalah pintu gerbang dari tauhid uluhiyah.3
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. 667. 3 Kamarul Syukri Mohd The, Pengantar Ilmu Tauhid, (Slangor : Darul Ehsan, 2008), hlm. 8.
72
Akidah 1. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT
1.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT 1.2 Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT 1.3 Menjelaskan macam-macam, fungsi, dan isi kitab Allah SWT 1.4 Menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada kitab Allah SWT
Sedangkan nilai-nilai yang dapat diperoleh pada tauhid uluhiyah pada SK-KD diatas yaitu : bahwa setelah manusia meyakini atas keesaan Allah swt sebagai pemilik, pencipta, pengatur, pemelihara, pemberi rizki dan pemberi manfaat sebagaimana yang terdapat pada tauhid rubūbiyah maka tahapan konsekuensi selanjutnya yaitu bentuk pengabdian pada Allah swt tanpa ada sekutu bagi-Nya. Realisasi dari pengabdian tersebut dapat diwujudkan dengan ritual peribadatan sesuai dengan syariat, dan kesemuanya itu tercantum dalam kitab – kitab yang telah diturunkan oleh Allah s.w.t. Dijelaskan dalam Q.S. Ali-Imran ayat 18, yang berbunyi :
73
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan, para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu), tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.4 (Q.S. Ali-Imran : 18)
Akidah 4 .Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
4.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul Allah SWT 4.2. Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya Rasul Allah SWT 4.3. Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah SWT
SK-KD diatas selain mengandung nilai tauhid rububiyyah juga Uluhiyah Sebab, adanya pengetahuan dan keyakinan pada keesaan Rubbubiyah, , juga dapat menimbulkan Uluhiyah yang diwujudkanya dalam bentuk ibadah kepada-Nya berasal dari tuntunan dan ajaran yang disampaikan oleh para utusan Allah, s.w.t, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al- A’rraf ayat 158.
4
hlm. 65.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007),
74
Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk"5 (Q.S. alA’raaf : 158).
Akidah 4.4. Menjelaskan pengertian dan 4 .Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
pentingnya beriman kepada Rasul Allah SWT 4.5. Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya Rasul Allah SWT 4.6. Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah SWT
Agama islam adalah agama yang benar yang menjujung tinggi nilai tauhid, Allah menjajikan orang – orang yang berpegang teguh pada agama ini dengan baik, namun dengan syarat mereka harus mentahukidkan Allah, menjauhkan dari 5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. 229.
75
segala bentuk perbuatan syirik, menuntut ilmu syar’i dan mengamalkanya sesuai dengan tuntunan yang disampaikan oleh para utusan Allah.6
2. Mata Pelajaran Akidak Aklak yang Mengandung Nilai Tauhid Rububiyah
Akidah 1. Meningkatkan keimanan 1.1 kepada hari akhir dan alam gaib yang masih berhubungan dengan 1.2 hari akhir
Menjelaskan pengertian beriman kepada hari akhir Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan terjadinya hari akhir
1.3
Menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir
1.4
Menjelaskan macam-macam alam gaib yang berhubungan
1.5
dengan hari akhir Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap hari akhir
SK- KD diatas adalah perwujudan dari nilai – nilai tauhid rububiyyah. Karena, meyakini akan adanya perhitungan amal dan
6
Yazid Bin Abdul Qodir Jawas, Syarah Akidah Ahlu Sunah wal Jamaah, (Bogor : Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 114-116.
76
pembalasannya di akhirat akan bersifat hati-hati, baik dalam berkata-kata maupun dalam perbuatannya. Pengadilan Allah yang maha adil akan digelar dan tak ada satu pun makhluk yang dapat mengelak pada hari akhirat.
Beriman
pada
hari
akhir
merupakan
ciri
mukmin
dan muttaqin (orang-orang yang bertakwa). Kehidupan seluruh umat dijagat raya ini kelak akan berakhir. Semua alam raya, bintang-bintang sebagaimana Firman Allah dalam surat Al- Anbiyaa 104
(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.7 (QS. Al-Anbiya’ : 104) Selain Nilai Rububiyah, juga mengandung nilai tauhid uluhiyyah, Sebab, Seseorang yang mengimani Allah sebagai Rabb sudah semestinya mengimani Allah sebagai Illahnya . Tauhid Ulihiyyah
merupakan
konskuensi logis dari tauhid Rububiyyah. Karena pengakuan terhadap eksistensi Allah mengharuskan pengakuan pula akan kedudukan dan pungsi-Nya sebagai tuhan yang mutlak harus disembah, diagungkan, dipatui, dipuji, dan dihormati.8
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. 460. 8 Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M. M., dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta : PT Rajagrapindo Persada, 2011), hlm. 124.
77
Hari kiamat atau hari akhir adalah suatu peristiwa luar biasa yang pasti akan terjadi dimana seluruh makhluk,termasuk manusia yang pernah hidup dimuka bumi akan dimatikan, kemudian hidup dan dibangkitkan kembali untuk mendapatkan perhitungn dan pembalasan atas segala amal yang pernah dilakukannya selama hidup di dunia.
Akidah 1. Meningkatkan keimanan 1.1 Menjelaskan pengertian kepada kitab-kitab Allah beriman kepada kitab-kitab SWT Allah SWT 1.2 Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya kitab-kitab Allah SWT 1.3 Menjelaskan macam-macam, fungsi, dan isi kitab Allah SWT 1.4 Menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada kitab Allah SWT
Dalam SK – KD diatas terdapat nilai – nilai Tauhid Rubbubiyah, Karena dalam kitab – kitab Allah mengandung pelajaran dan penetapan yang sempurna serta penjelasan bermanfaat pada tiga jenis tauhid yaitu : Tauhid Rubbubiyah, Uluhiyah, dan tauhid Asma wa Sifat. Kitab – kitab Allah juga menjelaskan tentang kekuasaan dan ilmu – ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu . Disamping itu, juga menjelaskan luasnya
78
kekuasaan, kebesaran, kemulyaan dan keagungan-Nya, serta ketinggianNya atas semua makluk-Nya. Nilai-nilai
yang
terdapat
pada
tauhid
rubūbiyah
yaitu:
bahwasannya sebagai manusia hendaknya menyakini hanya Allah swt yang memiliki,menciptakan, mengatur, dan memelihara segala sesuatu yang ada di alam ini, dan semua itu dapat diperoleh dari penjelasan – penjelasan yang terdapat dalam Al- Quran . Sebagai konsekuensi dari tauhid rubūbiyah manusia harus selalu mengabdi pada-Nya. Allah berfirman dalam surat. Az-Zumar ayat 62, yang berbunyi :
Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu.9 (Q.S.. Az-Zumar : 62)
Akidah 4.7. 4 .Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul Allah SWT
4.8.
Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya Rasul Allah SWT
4.9.
Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah SWT
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm. 667.
79
4.10. Menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada Rasul Allah dan mencintai Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.10 Ditinjau dari pengertihan diatas dapat difahami bahwasanya iman kepada rosul – rosul Allah mengandung nilai tauhid Rubbubiyah, karena dapat dijadikan dasar dalam bertindak serta hikmah iman kepada Rasulrasul Allah dapat dijadikan pedoman dalam berbuat dan dapat mencontoi keteladanan Rasulullah hal ini dapat di katagorikan dalam unsur nilai,. Sebab dapat mengetahui betapa besarnya kasih sayang Allah kepada hambanya sehingga diutus beberapa Nabi untuk membimbing dan memberi petunjuk untuk kebahagian manusia baik didunia maupun diakhirat.
10
Muhaamd Bin Shalih, Akidah Ahli Sunah, (Jakarta : Al-Sofwa, 2000), hlm. 65.
80
Akidah 3.Meningkatkan keimanan kepada Qada dan Qadar
3.1. Menjelaskan pengertian beriman kepada Qada dan Qadar 3.2. Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan adanya Qada dan Qadar 3.3. Menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan adanya Qada dan Qadar 3.4. Menunjukkan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada Qada dan Qadar Allah. 3.5. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Qada dan Qadar Allah
Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun Iman yang ke- enam dan harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslimin dan muslimat. Iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan takdir. Iman kepada Qada dan Qadar artinya percaya dan yakin bahwasahnya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semuanya makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan
81
benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan atau kemusnahan. Dalam pengertihan ini, dapat difahami bahwa mengimani dan meyakini qada’ dan qadarnya Allah, s.w.t terlialisasi dari nilai tauhid rububiyyah, yaitu meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan makhluk dan mengatur seluruh realitas kehidupan. Benar bahwa dalam kehidupan ini ada hukum alam, ada hukum sebab-akibat, tapi semuanya tetap berada dalam pengaturan Allah. Orang-orang yang meyakini bahwa realitas kehidupan ada dengan sendirinya dan segala sistem kehidupan berjalan tanpa ada kendali dan pengaturan dari Allah berarti dia melakukan
kesalahan/kesesatan
dan
bertentangan
dengan
tauhid
rububiyyah. Firman Allah dalam surat al-A’raaf 54
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.11 (Q.S. al-A’raaf : 54).
11
211.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm.
82
Selain iplementasi dari tauhid rububiyyah, iman kepada Qada’ Qadar juga mengandung nilai tauhid dari tauhid ulihiyyah, sebab, Hal-hal yang memiliki kaitan dengan qada dan qadar, antara lain : a. Ikhtiyar yaitu : usaha untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spritual, kesehatan dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga harus dilakukan
dengan
sungguh-sungguh,
sepenuh
hati
dan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Tawakal
yaitu:
Penyerahan
sesuatu
kepada
Allah
atau
menggantungkan urusan diri kepada Allah setelah berikhtiar.12
3. Mata Pelajaran Akidak Aklak yang Mengandung Nilai Tauhid Asma Wasifah Akidah 4. Memahami al-asma'alhusna
4.1. Menguraikan 10 al-asma' al-husna (al-‘Aziiz, alGhaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, alBarr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, alQayyuum) 4.2. Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap 10 al-asma' al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, alBaasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, alGhaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum)
12
http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/25/tauhid-dan-implementasinya-595774.html
83
4.3. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 al-asma' al-husna (al-‘Aziiz, al-Ghaffaar, alBaasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, al-Barr, alGhaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, al-Qayyuum) 4.4. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 al-asma' al-husna (al-‘Aziiz, alGhaffaar, al-Baasith, an-Naafi’, ar-Ra’uuf, alBarr, al-Ghaffaar, al-Fattaah, al-‘Adl, alQayyuum) dalam kehidupan sehari-hari
SK – KD di atas mengandung nilai Tauhid Asma wa sifat yaitu mengiktiqadkan atau meyakini bahwa tidak ada sesuatu pun yang menyamai Allah, dan hanya Allah saja yang memiliki sifat kesempurnaan, keperkasaan, dan keindahan. Namun dalam sifat-sifat- Nya tak ada segi yang benar benar terpisah dari Nya. Allah s.w.t, telah menunjukkan hal ini dalam firman Nya:
“(dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.”13 (Q.S. Asy-Syuraa : 11)
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007), hlm.. 667.
84
.
“Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna,bertasbilah kepadanya apa yang dilangit dan bumi .dan Dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. ”14 (Q.S. Al-Hasyr : 24) Maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki namanama terindah yang disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Mengamalkan Asma’ul Husna secara keseluruhan mempunyai faidah yang besar sekali karena disamping mendapat pahala,
juga
sekaligus memperoleh apa yang dicita-citakan sesuai dengan khasiat yang terkandung didalamnya, Seseorang yang senantiasa menghayati atau menginternalisasikan sifat – sifat Allah s.w.t akan memancarkan sifat – sifat terpuji dalam setiap perilakunya. Ia akan menjadi seorang yang mengasihi sebagai dorongan sifat ar- rohman, Ia akan menjadi penyayang sebagai dorongan sifat ar- rohim, dan ia selalu memaknai sifat – sifat Allah s.w .t
14
hlm. 800
Mengapa hal itu bisa terjadi ? Sebab, kehendak
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Nala Dana, 2007),
85
manusiawinya luluh ( fana ) dalam kehendak tuhan. Sehingga, Ia berada dalam kesatuan hati yang tak terpisahkan.15
B. Analisis penerapan nilai – nilai tauhid pada materi akidah aklak di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati a. Analisis Hakekat Nilai- Nilai Tauhid Hakikat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya SWT tanpa sebab atau perantara. Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya berasal dari Nya SWT. Seseorang menyembah-Nya dengan ibadah yang mengesakan-Nya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain. Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Allah, s.w.t kepada setiap hamba-Nya. Oleh karena itu sangatlah urgen bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat tauhid. Hakekat tauhid adalah mengesakan Alloh. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, pengesaan Allah terbagi tiga, yaitu mengesakan Allah dalam Rububiyah-Nya, Uluhiyah Nya dan Asma wa sifat Nya. b. Analisis Penerapan Tauhid pada materi Akidah Aklak Sesui dengan Tujuan pendidikan diMadrasah Tsanawiyah Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati yang sudah disebut diatas pada BAB III yang
15
Al- Jabali, Ajaibnya Asmaul Husna, (Yogyakarta : Sabil, 2013), hlm. 16.
86
berpedoman pada kurikulumya yang berbasis karakter, Dan tujuan pembelajaran pada materi Akidah Aklak diMadrasah Tsanawiyah Miftahul Falah yaitu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqul karimah melalui pemberihan dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang akidah dan aklak islam , dengan ruang lingkup dalam mata pelajaran ini, yaitu : a. Aspek Keimanan b. Aspek Aklak c. Aspek Kisah Keteladanan. 16 Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya,
sedang
pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yangmemungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.
16
Permen RI No 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 2.
87
Dalam menerapkan Nilai – Nilai Tauhid pada mata pelajaran Akidah Aklak iswa – siswi MTs Miftahul Falah guru Akidah Aklak menggunakan banyak metode pembelajaran diantaranya : 1) Metode Pembiasaan Secara etimologi pembiasaan asal katanya adalah biasa, dalam kamus besar bahasa Indonesia “ biasa” adalah lazim atau umum , sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari- hari. Dalam kaitanya dengan metode pengajaran dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan peserta didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tujuan dan tuntunan ajaran agama islam.17 Menurut Abdullah Darraz, perbuatan – perbuatan manusia dapat dianggap
sebagai manifestasi dari aklaknya, apabila memenuhi dua
syarat, yaitu: b) Perbuatan – perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama,sehingga menjadi suatu kebiasaan bagi pelakunya. c) Perbuatan – perbuatan itu dilakukan kerena dorongan jiwanya, bukan karena adanya tekanan ataupun paksaan dari luar.18 Dalam hal ini, para peserta didik MTs. Miftahul Falah dituntut wajib untuk melaksanakan kebiasaa – kebiasaan untuk mencapai nilai – nilai tauhid yang diterapkanya setiap pagi sebelu melafalkan do’a pagi , 17
Drs Mastukki, M.Ag, Sinergi Madrasah dan Pondok Pesantren, (Departemen Agama RI, 2004), hlm. 85. 18 Dr. H. Didiek Ahmad Supadie, M. M., dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta : PT Rajagrapindo Persada, 2011), . hlm. 217.
88
yaitu : Membaca serta menghafalkan Aqoid Lima Puluh dan Asma’ul Khomsah . Juga mewajibkanya kedalam perwujudan bentuk ibadah yaitu : Mewajibkan jama’ah dzuhur, sholat sunah dhuha dan pelaksanaan isytigosyah pada hari minggu setiap pagi sebelum jam masuk sekolah. Metode ini merupakan metode yang paling berhasil diantara metode lainya, sebagaimana yang disampaikan oleh Sisdiharyono ( guru Akidah Aklak MTs. ) : Pembiasaan adalah metode yang sangat efektif diterapkan kepada peserta didik karena dapat menciptakan kondisi kepribadian yang lebih matang, karena peserta didik akan mudah terlarut dengan kebiasaan – kebiasaan yang mereka lakukan setiap hari. Oleh karena itu metode ini dapat menimbulkan nilai – nilai moral kedalam jiwa dan kemudian wewujudkannya dalam kehidupan sehari – hari, baik dalam sekolah maupu lingkungan luar sekolah.19 2) Metode Imitasi ( qudwah ) Metode Qudwah adalah sikap meniru kepada perbuatan – perbuatan yang dilihat oleh peserta didik.20 Metode ini diterapkan kepada peserta didik dengan tujuan sebagaimana yang disampaikan oleh Hj. Jazimatul Mu’allimah ( Kepala MTs. Miftahul Falah Puncel) yaitu: “Kami mengintrosikan kepada semua guru terutama guru akidah akhlak untuk menerapkan sikap keteladanan ,Sebab apabila keteladanan dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat baik, maka akan tercipta suasana yang baik, Selain itu, pendidik harus benar – dapat dijadikan sebagai contoh tauladan didalam menanamkan sebuah nilai kepada peserta didik. Sehingga tidak timbul kesan guru hanya bias menyampaikan nilia dan tidak mampu mengamalkan nilai tersebut.” 19
Wawancara dengan Bpk. Sisdiharyono, S.Pd.I (guru akidah akhlak), tanggal 11 Desember 2014. 20 Dr. Moh. Rogib M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakart : LKiS, TT), hlm. 112.
89
3) Metode Pemberian Tugas Pemberian tugas atau resi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada sumua muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkanya.Bentuk – bentuk tugas yang diberukan oleh guru akidah akhlak di MTs. Miftahul Falah ini bermacam – macam diantaranya : dalam bentuk memperbaiki, mengecek, mencari impormasi dan menghafal materi akidah akhlak.21 Metode ini dilakukan oleh guru Akidah Akhlak sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kemampuan peserta didik MTs. Miftahul Falah, diantaranya kemampuan untuk selalalu mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru dengan cara menghafal .Begitu juga pengakuan peserta didik yang diwawancarai, mereka semua mengaku diberi tugas menghafal materi Akhidah Akhlak diantaranya Asma’ul Husna dan dalil – dalil yang digunakan sebagai dasar dalam penyampaian materi. Sebagaimana pengakuan Da’watul Amalia siswa kelas VIII MTs. Miftahul Falah : “diantara salah satu cara guru dalam mengajarkan materi pelajaran missal Asma’ul Husna , guru membacakannya terlebih dahulu kemudian menjelaskan arti dan kandungan didalamnya serta faidah – faidah yang dapat diambil, lalu guru menyuruh semua murid untuk menghafalkanya”22
21
Drs Mastukki, M.Ag, Sinergi Madrasah dan Pondok Pesantren, (Departemen Agama RI, 2004), hlm.. 87. 22 Wawancara dengan Da’watul Amalia (siswa kelas VIII), tanggal 12 Desember 2014.
90
Memberi tugas pada peserta didik untuk menghafalkan materi Akhidah Akhlak ditempuh oleh guru Akhidah Akhlak sebagai salah satu upaya dalam membina kemampuan peseerta didik dalam memperkuat ingatan.
Tentunya
dengan
harapan
agar
peserta
didik
mampu
mengamalkanya dalam kehidupanya dengan benar. serta mampu mempertanggung jawabkanya dengan dalil – dalil yang telah dikuasainya. Selain ketiga metode diatas yaitu metode yang paling sering atau yang paling dipilih oleh guru Akhidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel dalam menyampaikan materi pada peserta didik, diantaranya metode ceramah dan metode Tanya jawab. Demi untuk mendapatkan pencapaian pendidikan Tauhid pada peserta didik, Bukan hanya metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru Akhidah dalam penerapan nilai – nilai Tauhid, akan tetapi sumber belajarpun sesuatu yang harus dipilih dan dilaksanakan oleh guru, Sebab, sumber belajar dan didalamnya termasuk media pembelajaran yang merupakan salah satu factor yang berpengaruh terhadap kualitas implementasi kurikulum, khususnya proses pembelajaran . Proses pembelajaran yang mengoptimalkan sumber belajar memberikan pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik, baik dalam bentuk audio, visual, maupun audio, visual dan gerak. Dengan pembelajaran yang pariatif ini di harapkan mampu memotivasi peserta
91
didik untuk belajar dengan aktif, dan kreatif sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan optimal.23 Salah satu jenis sumber belajar yang digunakan guru Akhidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Falah puncel dukuhseti Pati adalah : 1. Media Bahan Cetak Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatanya melalui proses pencetakan atau priting. Media bahan cetak ini mensajikan pesanya melalui hurf dan gambar – gambar yang diilistrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Media bahan cetak yang dipilih adalah : a. Buku teks, yaitu tentang suatu bidang stadia tau ilmu tertentu yang disun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini,
buku Akhidah Aklak yang
digunakan adalah buku yang berdasarkan setandar isi kurikulum 2006, sebagai buku pokok pengajaran. Selain buku pokok pengajaran tentang ketuhanan, guuru juga menggunakan buku pendukung yaitu berupa kitab Tauhid salaf yang bernama Kifayatul Awam berisikan tentang ketauhidan dan ketuhanan.sebagaimana yang disampaikan oleh guru Akhidah Akhlak : “Buku pokok pembelajaran Akhidah di MTs sebagaimana yang ditentukan oleh pemerintah belum dapat mencapai tujuan pembelajaran Akhidah karena belum lengkap, pada hal anak MTs 23
___Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Amplikasi Pendidikan, (Jakarta : Imtima, 2007), hlm., hlm. 218.
92
seharusnya sudah lebih faham tentang ketuhanan atau ketauhidan, Selain mempelajari tauhid itu wajib, juga sebagai dasar dalam kehidupanya nanti. Dan itu kurang didapat dalam materi pokok pembelajaran Akhidah tanpa adanya buku pendukung.”24 2. Media OHP dan OHT OHT ( Overhead Transparancy ) adalah metode visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP ( 0verhead Projector ) OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya berukuran 8,5 x 11 inci , sedangkan OHP adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan program – program transparansi pada sebuah layar.25 Dalam penggunaan sumber belajar dengan media ini, guru akhidah di MTs tidak serta merta menggunakan setiap pertemuan, akan tetapi menggunakanya hanya satu kali dari tiga kali pertemuan , sebab OHP yang dimiliki madrasah Tsanawiyah Miftahul Falah ini hanya satu Buah, untuk itu jenis media OHP yang dipilih adalah jenis OHP Portable, yaitu di rancang dan tidak permanen dalam kelas agar mudah dibawa kemana – mana. Penggunaan media ini dirasakan oleh peserta didik membawa manfaat yang besar sekali, sebagaimana ungkapan dibawah ini : “ Kami senang sekali dalam kegiatan belajar mengajar bapak dan ibu guru menggunakan media pembelajaran OHT , OHP, dan video player, sebab selain biasa menghilangkan kepenatan dalam belajar juga biasa membawa suasana yang meyenangkan , dan kami akan lebih mengingat materi pembelajaran, sebab kami bisa langsung melihat dan merasakanya bukan hanya mendengarkanya.26 24
Wawancara dengan Bpk. Sisdiharyono (guru akidah akhlak), tanggal 14 Desember 2014. Rudi Susilana, Ilmu dan Amplikasi Pendidikan, (Bandung : Imtima, 2007), hlm. 212. 26 Wawancara Ziyad Abdul Azib (ketua kelas IX), tanggal 15 Desember 2014. 25
93
Menurut Dale (1969) bahwa perolehan hasil belajar melalui melalui indra pandang berkisar 75 %, sedangkan melalui indra dengar 13 %, dan indra lainya 12 %. Gambaran ini menunjukan bahwa pembelajaran akan lebih optimal bila memperdayakan semua indra melalui berbagai pengalaman belajar. Untuk itu dalam implementasi pembelajaran, seseorang guru seharusnya berusaha mengolah berbagai sumber belajar agar siswa dapat belajar dan mem peroleh hasil belajar yang optimal.27
27
Rudi Susilana, Ilmu dan Amplikasi Pendidikan, (Bandung : Imtima, 2007), hlm. 198.
94
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan penelitian dan analisisis yang telah penulis lakukan tentang
“STUDI
ANALISIS
MATERI
TAUHID
PADA
MATA
PELAJARAN AKHIDAH AKHLAQ DI MTS. MIFTAHUL FALAH PUNCEL DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2013-2014”. Maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tauhid dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah atau mengi’tiqadkan bahwa Allah SWT itu Esa,tidak ada sekutu bagiNya.Tauhid diambil kata : Wahhada, Yuwahhidu, Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah. Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) -Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifat-Nya. Namun, tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu, menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala
94
95
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.Tauhid dibagi menjadi 3 macam, yakni : a. Tauhid Rububiyyah Yang dimaksud dengan tauhid rububiyah (keesaan zat Allah) adalah keyakinan bahwa baik dan buruk, pengaturan kehidupan seluruhnya berasal dari Allah s.w.t, bahwa Allah Esa dalam Zat-Nya. Allah adalah wujud yang tidak bergantung pada apa dan siapa pun dalam bentuk apapun. Dalam bahasa Al-Qur’an, Allah adalah Ghani (absolute). Segala sesuatu bergantung pada-Nya dan membutuhkan pertolongan-Nya. Allah tidak membutuhkan segala sesuatu. b. Tauhid Uluhiyyah Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah adalah mentauhidkan Allah S.W.T melaluhi segala pekerjaan hamba, mengiktikadkan bahwa hanya Allah saja yang berhak dipuja dan dipuji. Memuja dan memuji selain Allah serta sikap ingin dipuji maupun dipuja, baik yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi (dalam hati) adalah perbuatan syirik. lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. c. Tauhid Asma Wasifat Tauhid Asma wasifat adalah mengiktikadkan atau meyakini terhadap Kayakinan atas nama – nama dan Sifat – sifat Allah s.w.t yang disucikan dari segala aib dan kekurangan, dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai
96
Allah, dan hanya Allah saja yang memiliki sifat kesempurnaan, keperkasaan, dan keindahan. Namun dalam sifat-sifat Nya tak ada segi yang benar benar terpisah dari -Nya. Allah SWT, hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna) 2. Materi Akhidah Akhlah di MTs. Miftahul Falah terdapat nilai – nilai Tauhid Rubbubiyah, Uluhiyah, dan tauhid Asma wa Sifat,
Karena
dalamnya mengandung pelajaran dan penetapan yang sempurna serta penjelasan bermanfaat pada tiga jenis tauhid yaitu : Tauhid Rubbubiyah, Uluhiyah, dan tauhid Asma wa Sifat. Kitab Akhidah Akhlak juga menjelaskan tentang kekuasaan dan ilmu – ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu . Disamping itu, juga menjelaskan luasnya kekuasaan, kebesaran, kemulyaan dan keagungan-Nya, serta ketinggian-Nya atas semua makluk-Nya. Selain itu juga merupakan akidah dalam Asma wa Sifat, karena mencakup Asma’ul Husna yaitu nama – nama Allah yang indah dan sifat – sifat Allah yang sangat mulya 3. Dalam menerapkan Nilai – Nilai Tauhid pada mata pelajaran Akidah Aklak siwa – siswi MTs Miftahul Falah Puncel dukuhseti pati tahun pelajaran 2013/2014,
guru Akidah Aklak menggunakan metode
pembelajaran yaitu; a). menggunakan metode pembiasaan, yaitu: peserta didik disuruh untuk membiasakan diri dalam berpikir dan bertingkah laku yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran tauhid pada madrasah dan tuntutan agama islam. b). metode keteladanan atau qudwah, yaitu peserta
97
didik disuruh meniru perbuatan – perbuatan positif yang dilihatnya di lingkungan madrasah maupun diluar madrasah, baik yang dilakukan oleh para guru maupun teman – temanya. dan c). metode pemberian tugas, yaitu: pemberian tugas yang diberikan kepada semua murid dalam bentuk memperbaiki, mengecek, mencari imformasi dan menghafal materi akidah akhlak. 4. Selain menggunakan metode pembelajaran guru akhidah akhlak diMTs. Miftahul Falah Puncel juga menggunakan media untuk mendapatkan pencapaian pendidikan Tauhid pada peserta didik, Media yang dipakai adalah; a). media bahan cetak, yaitu buku panduan Akhidah Akhlak kurikulum 2006 dan Kipayatul Awam sebagai buku pendamping, dan b). menggunakan media OHT ( Overhead Transparancy ) adalah metode visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP ( 0verhead Projector ) yaitu media yang digunakan untuk memproyeksikan program – program transparansi pada sebuah layar.
B. Saran Setelah melakukan penelitian ini penulis dapat memberikan saran saran sebagai berikut: 1. Kepada guru Akhidah Akhlak di MTs. Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati hendaklah lebih mengoptimalkan keahlian dan kemampuan yang dimiliki dalam menjalankan tugas mendidik, mengajar, dan melatih siswa
98
dan berpeganglah pada kode etik guru terutama dalam meningkatkan nilai – nilai tauhid pada peserta didik . 2. Kepada peserta didik di MTs. Miftahul Falah Puncel, hendaklah lebih giat lagi dalam mencari ilmu, jahuilah kemalasan karena akan membawa kedalam kebodohan. Belajarlah tauhid dengan sungguh – sungguh sebab dasar dari segala ilmu, dan akan membawa kita kepada kebahagiaan yang hakiqi.
C. Penutup Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rohmat dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini, Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif agar skripsi ini jauh lebih baik, Penuli hanya berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat khusus kepada penulis juga kepada setiap orang yang sekiranya sudi untuk membaca skripsi ini, Amin.
99
DAFTAR PUSTAKA
Al- Jabali, Ajaibnya Asmaul Husna, Yogyakarta : Sabil, 2013. Al-Indunisy, Abbas ibu hamzah, Al-Risalah Al-Tauhidiyah, Solo: al-Maktubah alMa’muriyah, 1371 H. Al-Safi’i, Syeh Muhammad ibnu Syafi’i al-Fudholy, Kifayatul ‘Awam, Surabaya : Maktabah al-Hidayah. TT. As, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : Raja Grapindo Persada, 2002. _____, Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Nala Dana. 2007. Ahmad Supadie, H. Didiek, M. M., dkk, Pengantar Studi Islam, Jakarta : PT Rajagrapindo Persada, 2011. Bin Abdul Qodir Jawas, Yazid, Syarah Akidah Ahlu Sunah wal Jamaah, Bogor : Pustaka Imam Syafi’i, 2006. Rogib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakart : LKIS, TT. Mastukki, Sinergi Madrasah dan Pondok Pesantren, Departemen Agama RI, 2004. Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseacrh, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1987. _____,
“Hal-hal yang dipelajari dalam ilmu tauhid”, http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/25/tauhid-dan-implementasinya595774.html.
_____,
“Nama-Nama Ilmu Tauhid”, http://samsultgkayah.blogspot.com/2013/05/nama-nama-ilmu-tauhid.html.
_____, https://www.facebook.com/permalink.php.
100
Syukri Mohd The, Kamarul, Pengantar Ilmu Tauhid, Slangor : Darul Ehsan, 2008. Khalid, Amru, Tampil Menawan dengan Akhlak Mulia, Jakarta : Cakrawala Publishing, 2008. Mahjuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta : Kalam Mulia, 1991. Bin Shalih, Muhamad, Akidah Ahli Sunah, Jakarta : Al-Sofwa, 2000. Muhaimin, Et. Al., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2001. Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Rajawali press. TT. _____, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2, Tahun 2008. _____, Permen RI No 19 Pasal 2 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Tahun 2005. Rahman, Abdul, Menjaga Akidah dan Akhlak, Untuk Kelas X Madrasah Aliyah, Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. TT. Susilana, Rudi, Ilmu dan Amplikasi Pendidikan, Bandung : Imtima, 2007. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2008. Syukur, M. Amin, dkk., Teologi Islam Terapan (upaya antisipasif terhadap Hedonisme Kehidupan Modern), Solo : Tiga Serangkai, 2000. Tahe, K.H Tarmizi, Menyegarkan Akidah Tauhid Insani Mati di Era Klenik, Depok : Gema Insani Press, 2002. _____, Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Amplikasi Pendidikan, TT.
101
DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN
No
Nama
Jabatan
1
Hj Jazimatul Mu’allimah,M.Pd.I
Kepala MT.s
2
Sisdiharyono, S.Pd.I
3
Da’watul Amalia
4
Ziyad Abdul Azib
Guru A.A Siswi Kelas 8 Siswa Kelas 9
Tanggal Wawancara 11 Desember 2014 11 & 14 Desember 2014 11 Desember 2014 15 Desember 2014
102
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN RESPONDEN PENELITI Nama Responden
: SISDIHARYONO, S.Pd.I
Jabatan
: Guru Akhidah Aklak Kelas 7,8 dan 9 MTs
Tanggal
: 11 Desember 2014
Tempat
: MTs. Miftahul Falah Puncel
NO 1
PERTANYAAN
Metode apa saja yang bapak terapkan dalam pembelajaran ?
JAWABAN
Metode yang saya terapakan adalah, Metode pembiasaan, keteladanan,dan metode pemberian tugas. Metode pembiasaan sangat efektif pada siswa, karena dapat membatu
2
Mengapa bapak memilih metode pembiasaan. Apa manfaatnya ?
kebiasaan – kebiasaan prilaku yang baik pada pribadi siswa. Dan sebsb kebiasan itu terus menerus dilakukan , maka siswa akan terbawa sendirinya dalam kebiasaan tersebut.
103
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN RESPONDEN PENELITI Nama Responden
: Hj. Jazimatul Mu’allimah, M.Pd.I
Jabatan
: Kepala MTs Miftahul Falah
Tanggal
: 11 Desember 2014
Tempat
: MTs. Miftahul Falah Puncel
NO
PERTANYAAN
JAWABAN
Metode apakah yang paling ibu
Saya selalu mengintruksikan pada
tekankan pada para guru dalam
semua guru untu menggunakan
mendidik siswa ?
metode qudwa atau keteladana , sebab , siswa akan lebih bersungguh – sungguh dan giat dalam pendidikan
1
apa bila bersumber dari guru yang bukan hanya sekedar memerintah, akan saja tetapi member contoh pada siswa. Kurikulum yang kami pakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2
Standar kurikulum apakah yang
(KTSP), akan tetapi kami buat
ibu gunakan sebagai dasar
Kurikulum Berkarakter , karena kami
kegiatan belajar mengajar,
sangat mengharap siswa bukan hanya
Mengapa !
pandai akan tetapi juga dibekali kepribadian yang baik dan sesuai norma – norma Agama.
104
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Nama
: Nur Kholis
Tempat dan Tanggal Lahir
: Pati, 04 Nopember 1979
Jenis Kelamin
: Laki- Laki
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: Desa Sumur, RT 16 RW 03 Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati
Orang Tua
:
a. Ayah
: Samijan
b. Ibu
: Suratmi
Pendidikan formal
:
1. MI Islamiyah Sumur Cluwak Pati lulus tahun 1992 2. MTs. Sunan Kali jaga Sumur Cluwak Pati lulus tahun 1995 3. MA Manba’ul Huda Kembang lulus tahun 1998 4. Masuk Fakultas Tarbiyah UNISNU Jepara tahun 2008
Jepara,
Agustus 2015
Hormat Saya, Penulis
Nur Kholis