Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
MY PERFECT MELANCHOLIC “UNGKAPAN KARYA DALAM KEPRIBADIAN MELANKOLIS DARI TEORI EMPAT TEMPERAMEN HIPPOCRATES” Gracia Sonya Valentine
Drs. Pius Prio Wibowo
Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : Figuratif Instalasi, Hippocrates, Melankolis
Abstrak Para ahli banyak yang mencetuskan teori kepribadian untuk mengklasifikasikan kepribadian manusia, salah satu yang paling tua dan terkenal ialah teori empat temperamen manusia oleh Hippocrates. Hippocrates membagi kepribadian manusia berdasarkan empat tipe, yaitu Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Phlegmatis. Pemahaman akan karakter tersebut, khususnya kepribadian melankolis, menginspirasi penulis untuk menginterpretasikannya dalam karya Seni Patung. Karya ditampilkan dengan material hot melt adhesive secara figuratif representasi instalasi dengan diri penulis sebagai figurnya, karena penulis tergolong kepribadian melankolis. Karya yang ditampilkan berupa bagian-bagian tubuh manusia, baik sebagian saja maupun utuh. Gestur yang ditampilkan berupa kegiatan sehari-hari.
Abstract Experts create lot of personality theory to classify human personality, one of oldest and most famous is theory of four human temperament by Hippocrates. Hippocrates divides human personality based on four types, namely Sanguin, Choleric, Melancholy, and Phlegmatic. Understanding of these characters, especially melancholy personality, inspired authors to interpret into final project work. Works displayed by hot melt adhesive as the material and figurative representation of installation by author himself as a figure, because authors classified into melancholic personality. Artworks displayed in the form of parts of human body, either partially or fully. Gesture of artworks are sho daily activities.
1. Pendahuluan Sepanjang peradaban manusia, telah muncul banyak ahli yang mencetuskan teori mengenai kepribadian manusia.salah satunya adalah Hippocrates. Dalam pembahasan karya tugas akhir ini, penulis akan membahas mengenai tipe kepribadian melankolis. Melankolis sering dianggap sebagai tipe kepribadian yang pemurung, sedih, dan suram. Orang melankolis sering diidentikan dengan rasa putus asa dan depresi. Pada kenyataannya, orang berkepribadian melankolis memang cenderung terlihat seperti pemurung, namun tidak semuanya dan tidak sepenuhnya pemurung. Sebenarnya mereka memiliki banyak kelebihan yang layak diteladani. Sesungguhnya watak mendasar dari tipe kepribadian melankolis adalah watak perfeksionis yang dimilikinya. Itu sebabnya tipe kepribadian melankolis disebut sebagai “Melankolis yang Sempurna”, berbeda halnya dengan sebutan untuk tipe kepribadian lainnya seperti, “Koleris yang Kuat”, “Sanguin yang Populer”, dan “Phlegmatis yang Damai”. Pada karya tugas akhir ini, penulis hendak menyampaikan watak perfeksionis dari tipe kepribadian melankolis. Maksud dari karya Tugas Akhir ini untuk menyampaikan watak perfeksionis dari kepribadian melankolis yang menjadi kekuatan utama dari kepribadian tersebut. Watak perfeksionis dari kepribadian melankolis merupakan watak yang patut dicontoh, karena ia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang ia lakukan. Selain itu juga, orang dengan tipe kepribadian melankolis cukup banyak di dunia ini. Banyak para jenius dunia yang berkepribadian melankolis, karena kedalaman mereka dalam berpikir dan merasa. Sehingga watak mereka perlu dikenal agar dapat lebih memahami dan menjalin relasi dengan tipe kepribadian melankolis. Urgensi dari pemaparan kepribadian melankolis ini adalah untuk menunjukkan eksistensi diri serta sebagai bahan evaluasi diri, sehingga topik mengenai kepribadian melankolis ini dapat diangkat kedalam karya seni patung. Dalam karya tugas akhir ini, penulis menampilkan karya figuratif representasi instalasi. Figuratif dipilih dengan maksud untuk mewujudkan perangai dan gestur sosok melankolis. Figur yang dipilih adalah figur penulis sendiri karena penulis tergolong dan memahami kepribadian melankolis sehingga dapat merepresentasikan tipe kepribadian tersebut. Instalasi yang dipilih untuk menunjukkan hubungan individu berkepribadian melankolis dengan benda-benda dan lingkungan sekitarnya. Adanya benda-benda di sekitarnya untuk menggambarkan interaksi antara individu dengan kepribadian melankolis terhadap hal-hal diluar dirinya. Penggunaan material berkarya juga turut memengaruhi konsep karya. Material hot melt adhesive atau hot glue atau dalam bahasa Indonesia disebut lem tembak dipilih karena memiliki karakter yang dapat menggambarkan kepribadian melankolis. Adanya sifat transparan dalam material tersebut untuk menggambarkan kepribadian melankolis yang tidak ingin tampil mencolok. Konsep dari karya tugas akhir ini adalah
pemaparan akan kepribadian melankolis yang memiliki sifat utama yaitu perfeksionis. Dimana perfeksionis berarti adanya hasrat untuk pengejaran akan kesempurnaan dalam berbagai aspek. Sifat tersebutlah yang memengaruhi individu melankolis dalam berbagai aspek hidupnya. Batasan masalah dalam penulisan ini adalah watak perfeksionis dari tipe kepribadian melankolis yang ditinjau dalam teori kepribadian Hippocrates. Visualisasi secara figuratif direpresentasikan melalui instalasi. Figuratif dipilih untuk menggambarkan sosok melankolis, sedangkan instalasi dipilih untuk menggambarkan lingkungan sekitar sosok tersebut, serta hubungan sosok tersebut dengan lingkungan. Figur yang ditampilkan adalah figur diri seniman, karena tergolong dalam kepribadian melankolis, sehingga dapat mewakili tipe kepribadian tersebut. Material yang digunakan dalam karya adalah hot melt adhesive atau lem tembak karena sifat material yang dapat merepresentasikan kepribadian melankolis. Teknik berkarya yang digunakan adalah casting dengan hot melt adhesive. Teknik tersebut dipilih untuk menangkap bentuk figur secara tepat, namun dengan torehan lem sehingga membentuk tekstur tertentu yang mengandung nilai personal. Jumlah karya yang akan ditampilkan sebanyak empat figur dengan ukuran 1:1 untuk menciptakan kesan yang realistis. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan konsep dari karya Tugas Akhir yang menjelaskan watak perfeksionis dari tipe kepribadian melankolis yang dapat menjadi contoh bagi orang lain, karena watak tersebut yang menjadi kekuatan utama dari kepribadian melankolis. Selain itu pula untuk memaparkan lebih detil mengenai kepribadian melankolis untuk lebih mudah dipahami oleh audiens non-melankolis. Dalam Tugas Akhir ini, pendekatan berkarya yang digunakan adalah pendekatan interdisiplin dengan menggunakan ilmu Estetika dan Psikologi. Penulis memulai dengan memahami teori empat temperamen oleh Hippocrates melalui sumber pustaka dan observasi. Dari empat tipe kepribadian tersebut, penulis mengambil satu tipe kepribadian, yaitu Melankolis. Hal tersebut dilakukan dengan alasan adanya kesesuaian tipe tersebut dengan kepribadian penulis. Adapun aktivitas pada karya tersebut mencerminkan kepribadian melankolis yang perfeksionis. Seperti saat sedang duduk dengan tertib, berkomunikasi melalui ponsel, merapikan bingkai foto, dan saat berjalan. Setelah itu penulis mulai mengambil intisari dari proses tersebut untuk memperoleh pemahaman berdasarkan teori, sehingga penulis dapat menterjemahkannya ke dalam sketsa. Setelah tahap sketsa karya selesai, penulis mulai mencoba dalam bentuk tiga dimensi untuk melihat kesesuai sketsa dua dimensi dengan wujud tiga dimensinya. Setelah menemukan wujud tiga dimensi yang cocok, barulah penulis membuat eksekusinya. Teori mengenai empat temperamen dasar manusia oleh Hippocrates menjadi teori utama dalam karya tugas akhir ini. Menurut teori Hippocrates, manusia terbagi dalam empat kepribadian dasar yaitu “Melankolis yang Sempurna”, “Koleris yang Kuat”, “Sanguin yang Populer”, dan “Phlegmatis yang Damai”. Pada dasarnya semua manusia memiliki semua tipe kepribadian tersebut, namun kadarnya saja yang berbeda dari masing-masing orang. Setiap orang memiliki setidaknya satu tipe kepribadian yang menonjol diantara empat tipe kepribadian tersebut. Berikut ini terdapat bagan yang dapat menjelaskan karakter dari empat tipe kepribadian tersebut.
Gambar 1. Karakter Empat Tipe Kepribadian (Sumber: Martin and Deidre Bobgan. 1992. FOUR TEMPERAMENTS, ASTROLOGY & PERSONALITY TESTING. California: EastGate Publishers.)
Dari empat tipe kepribadian yang dicetuskan oleh Hippocrates, dalam karya Tugas Akhir ini, penulis meninjau tipe kepribadian melankolis. Pada dasarnya hasrat utama yang menggerakkan watak melankolis adalah kesempurnaan. Segala sesuatu yang mereka lakukan dan pikirkan adalah untuk mencapai kesempurnaan. Terkadang hal itu pula yang membuat mereka memiliki standar yang tinggi dan tidak realistis, sehingga susah disenangkan oleh orang lain. Mereka juga terkadang menetapkan standar diri mereka yang tinggi kepada orang lain. Orang melankolis susah untuk dipahami karena mereka memiliki keinginan yang terlalu tinggi, berbeda dengan orang plegmatis yang apa adanya dan tidak
menuntut. Mereka juga orang yang susah untuk didekati oleh orang baru dikenal, karena watak mereka yang selektif dan tertutup, berbeda dengan orang sanguin yang begitu mudahnya akrab dengan orang yang baru dikenal sekalipun. Orang melankolis cenderung susah dan ragu-ragu mengambil keputusan dalam hidupnya dikarenakan banyaknya pertimbangan yang mereka pikirkan demi mencapai kesempurnaan. Berbeda dengan orang koleris yang dapat bergerak cepat untuk menentukan keputusan. Namun hal baiknya ialah, orang melankolis sangat cermat dan teliti, terutama dalam hal detil. Sangat menyukai data-data dalam bentuk grafik dan statistik. Ada perumpamaan yang berkata bahwa para jenius dunia adalah orang-orang berkepribadian melankolis. Mereka adalah orang-orang cerdas dan memiliki jiwa artistik. Mereka menyukai keindahan dan tidak menyukai topik pembicaraan yang mengandung unsur kekerasan atau konflik. Mereka sangat rapi, bersih dan tertib, hal itu disebabkan oleh keinginan perfeksionis mereka. Mereka tidak menyukai ketidaktepatan waktu pada dirinya maupun orang lain. Orang melankolis cenderung dianggap membosankan dan suka dengan hal yang bersifat rutinitas. Bagi mereka rutinitas yang seperti itu-itu saja bukanlah masalah, selama hal tersebut tertib dan menyenangkan bagi mereka. Orang melankolis selalu berencana. Mereka sering memikirkan masa depan, apa yang akan terjadi kelak, dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Hal itu mereka lakukan karena tidak ingin adanya cacat cela dalam segala tindakan mereka. Mereka akan sangat senang apabila segala sesuatunya berjalan sesuai rencana dan ekspektasi mereka, dan dapat terhindar dari kemungkinan terburuk yang telah mereka perhitungkan. Namun mereka bisa panik dan frustasi saat sesuatu berada diluar rencana mereka. Itu sebabnya orang melankolis sulit menerima sesuatu yang sifatnya mendadak dan kejutan. Mereka pengamat yang sangat jeli. Kemampuan analisa mereka tinggi. Mereka dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Itu juga sebabnya yang membuat mereka sulit untuk dipahami oleh orang lain mengenai maksud dari apa yang mereka inginkan. Mereka juga orang yang mudah tersentuh perasaannya. Mereka akan mudah menangis apabila ada sesuatu yang mengguncang batinnya. Mereka cenderung mengalah, tenang, dan sabar. Namun mereka terlalu serius, mudah tersinggung dan sakit hati, untuk hal kecil sekalipun yang tidak sesuai dengan idealisme mereka. Terkadang rasa sakit hati mereka yang berlarut-larut yang ditambah penekanan perasaan mereka sendiri membawa mereka pada watak pendendam. Di saat orang melankolis sudah tidak dapat menekan perasaannya dan menjadi dendam, mereka akan sulit memaafkan orang lain yang membuat mereka sakit hati.
2. Proses Studi Kreatif Pemikiran mendasar mengenai karya tugas akhir ini adalah mengenai pemaparan akan kepribadian melankolis dalam teori empat temperamen yang dicetuskan oleh Hippocrates. Tujuan hal tersebut untuk menjelaskan bagaimana watak seseorang berkepribadian melankolis yang sesungguhnya dengan watak perfeksionisnya yang paling menonjol dalam kepribadian tersebut. Penulis hendak menampilkan sosok melankolis yang sesungguhnya atau dengan kata lain penulis hendak mengenalkan “seseorang” kepada audiens, yaitu seseorang yang berkepribadian melankolis. Sosok tersebut juga memiliki identitas layaknya manusia. Sosok yang penulis pilih adalah diri penulis sendiri. Pemilihan sosok tersebut juga dengan pertimbangan bahwa penulis tergolong dalam kepribadian melankolis, sehingga sesuai dengan konsep dan dapat apa adanya dalam menyampaikan pesan. Penulis ingin mengajak audiens untuk berinteraksi dengan sosok tersebut, untuk berkenalan layaknya mengenal seseorang dalam kehidupan nyata. Pada karya Tuags Akhir ini, penulis mengambil objek berkarya dengan menggunakan figur diri sendiri dikarenakan adanya kesesuaian antara Teori Empat Temperamen mengenai kepribadian melankolis dengan watak penulis secara pribadi, terutama terhadap watak utama seorang melankolis yaitu watak perfeksionis. Adapun aktivitas dalam karya Tugas Akhir tersebut diwujudkan dalam bentuk instalasi adalah berjalan, memperbaiki posisi bingkai, berkomunikasi melalui ponsel, dan duduk. Aktivitas tersebut dipilih karena dapat menunjukkan sisi perfeksionis dari seorang melankolis. Aktivitas berjalan pada figur karya digambarkan dengan tiga pasang kaki yang melangkah, merupakan penggambaran sosok melankolis yang berkutat pada masa lalu dan masa depan. Terlihat adanya gradasi yang kuat pada sepasang kaki bagian depan dan belakang yang menggambarkan masa depan dan masa lalu. Tetapi memiliki gradasi yang lemah pada sepasang kaki di bagian tengah yang merupakan penggambaran masa kini. Memperbaiki posisi bingkai merupakan wujud keterarturan dari sosok tersebut. Seorang melankolis menilai bahwa segala sesuatunya harus pada tempatnya, sama halnya dalam menempatkan suatu benda, ia menilai bahwa benda tersebut harus sesuai dengan kaidah yang benar. Cara berkomunikasinya melalui ponsel menunjukkan adanya tuntutan terhadap kepastian. Seorang melankolis menginginkan kesempurnaan dalam segala aspek hidupnya, termasuk saat membuat janji dengan orang lain, ia menginginkan kepastian agar segala sesuatunya berjalan lancar. Posisi duduknya mengambarkan dirinya merupakan seorang yang kaku dan formal akibat dari watak perfeksionisnya. Terlihat dari posisi duduk figur tersebut yang tegap dengan kaki yang sejajar rapi, serta posisi tangan pada paha yang diletakkan sejajar pula, menunjukkan dirinya yang ingin menampilkan posisi duduk yang sopan dan elegan. Secara keseluruhan, karya yang disajikan merupakan ungkapan jati diri dari seorang melankolis. Tampilan visual yang disajikan menunjukkan adanya kejujuran pada diri melankolis tersebut. Pemaparan karya secara polos atau apa adanya, tanpa menggunakan teknik pencahayaan tertentu sehingga menimbulkan kesan dramatis. Ruangan yang digunakanpun merupakan ruangan yang polos dengan tembok berwarna putih, untuk mengungkapkan kejujuran dan kondisi yang apa adanya. Penggarapan unsur tubuh dengan menggunakan teknik casting dengan hot glue. Visual dari karya tugas akhir ini berupa figur dengan material hot glue sebagai media berkarya. Pemilihan hot glue dikarenakan material tersebut dapat menggambarkan karakter kepribadian melankolis. Hot glue merupakan material yang terkesan ringkih, karena mudah meleleh, namun di sisi lain sesungguhnya kuat karena berguna untuk merekatkan. Adanya gradasi pada karya dibuat dengan makna tersendiri. Gradasi berupa kerapatan dan kerenggangan menciptakan tekstur yang estetis serta memiliki makna untuk menunjukkan adanya kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang terwakili oleh kerapatan, serta kelemahan yang terwakili oleh kerenggangan. Sifat material hot glue yang transparan juga memiliki makna berkaitan dengan konsep karya. Transparan berarti tidak memiliki warna, merupakan wujud dari kepribadian melankolis yang tidak ingin terlihat mencolok atau menarik perhatian/ eye cathing. Tekstur acak pada karya tugas akhir menunjukkan adanya personalitas di tiap goresannya. Apabila tekstur dibuat teratur dengan ukuran sama besar akan mengurangi sisi kemanusiaan pada karya tersebut. Sehingga akan terlihat seperti karya yang dibuat dengan mesin, bukan dengan tangan manusia. Selain itu tekstur acak dapat menunjukkan kontras gradasi pada karya tugas akhir tersebut. Pada setiap seniman yang menciptakan karya seni, selalu memiliki proses berkarya untuk menghasilkan karya. Proses merupakan bagian yang penting dalam berkarya, karena merupakan perjalanan untuk meraih pencapaian-pencapaian estetis tertentu. Proses yang penulis lalui berupa pembuatan sketsa, casting dengan hot melt adhesive, pengerjaan teknis, dan display. Sketsa merupakan tahap awal dalam berkarya seni. Sketsa merupakan penuangan ide dalam bentuk visual. Konsep yang semula ada dalam pikiran diterjemahkan dalam bentuk nyata berupa sketsa gambar. Melalui sketsa-sketsa tersebut penulis telah membuat perencanaan akan karya tugas akhir. Pada mulanya penulis hendak membuat tampilan figur secara utuh layaknya manusia yang utuh. Namun seiirng dengan pengembangan sketsa yang penulis kerjakan, penulis memilih untuk menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dalam figur tersebut. Hal tersebut dengan maksud untuk lebih fokus menonjolkan bagian-bagian penting yang menjadi cerita dari karya tugas akhir ini. Selain Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2
menampilkan figur, penulis juga mengembangkan ide lagi dengan menampilkan benda-benda yang menjadi bagian dari diri figur tersebut. Benda-benda tersebut juga dapat mewakili identitas dari figur tersebut. Casting pada prinsipnya adalah pencetakan dari sebuah model ke dalam bentuk negatif untuk memperoleh permukaan model. Setelah itu cetakan negatif tersebut diisi dengan material untuk mendapatkan hasil akhir. Akan tetapi pada kekaryaan tugas akhir, penulis melalui tahapan casting yang sedikit berbeda. Dimana model awal langsung di cetak menggunakan hot melt adhesive untuk menghasilkan permukaan dalam bentuk positif atau hasil akhir dari karya tersebut. Hot Melt Adhesive atau dapat disebut dengan hot glue/lem tembak adalah material yang bersifat transparan dan dapat merekatkan apabila dipanaskan hingga meleleh. Hot glue merupakan material hasil industri yang tersusun dari bahan-bahan kimia. Tahap pengerjaan teknis merupakan tahap yang paling panjang dalam keseluruhan pengerjaan tugas akhir. Pada tahap awal, hal yang penulis lakukan pertama adalah pencetakan wajah dengan menggunakan material cetak yang disebut alginat. Tahap kedua adalah pengerjaan karya dengan mencetak hot glue dengan menggunakan landasan berupa manekin. Pembentukan figur dipilih dengan mencetak dengan manekin dengan tujuan untuk menghasilkan bentuk manusia yang akurat. Manekin yang sudah dipersiapkan sebelumnya dilapisi dengan hot glue sehingga membentuk tekstur yang diinginkan dengan bentuk figur yang akurat. Bentuk yang dibuat merupakan bentuk yang sesuai dengan yang dibuat dalam sketsa sebelumnya. Setelah bagian tubuh manekin dilapisi dengan hot glue, bagian hot glue yang sudah mengeras dicabut dari manekin secara perlahan dengan mengguntingnya. Setelah digunting, bagian yang digunting disatukan kembali dengan hot glue sesuai dengan alur potongan. Bagian terakhir adalah menyesuaikan ukuran figur dengan ukuran tubuh penulis. Bagian tubuh figur yang dicetak dengan manekin memang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan penulis, namun memiliki ukuran yang berbeda, sehingga dibutuhkan penyesuaian ukuran tubuh dengan tubuh penulis. Pada tahap ini penulis memperkecil dan memendekkan tangan serta kaki dari figur yang sudah dibuat dengan cara mengurangi masa hot glue pada figur. Untuk hasil akhir dari karya, penulis men-display karya dengan cara menggantungkan figur ke langit-langit ruangan/plafon dengan menggunakan benang nilon tipis. Penggunaan tali nilon tipis dengan maksud agar memberikan kesan melayang pada karya serta tali nilon yang tipis nyaris tidak terlihat, sehingga tidak akan mengganggu tampilan visual karya tugas akhir. Selain menggunakan tali nilon tipis, penulis juga menggunakan base atau alas sebagai landasan untuk karya tugas akhir. Base karya menggunakan warna hitam, karena netral sehingga tidak menimbulkan interpretasi lain pada karya. Bentuk base juga dibuat dengan sederhana agar audiens tidak mengalihkan perhatian dari karya ke base.
3. Hasil Studi dan Pembahasan Berikut ini merupakan penjelasan hasil karya tugas akhir yang telah penulis kerjakan berupa empat karya seni patung dengan judul Precision, Certainty, Plan, dan Formality. Precision, karya yang pertama ini menggambarkan sosok melankolis yang sedang mengatur ulang sebuah bingkai foto yang miring agar posisi bingkai tersebut presisi pada tempatnya. Tindakan tersebut merupakan cerminan dari watak perfeksionis yang terdapat dalam diri seorang berkepribadian melankolis. Seorang melankolis mempercayai bahwa segala sesuatu harus pada tempatnya, maka dari itu dalam memasang sebuah bingkai foto sekalipun haruslah sesuai pada letaknya yang benar. Ketidaktepatan yang kecil sekalipun dapat mengganggu mata dari seorang melankolis. Maka dari itu seorang melakolis dikenal dengan sifatnya yang rapi dan teratur, serta selalu mengorganisisr segala sesuatunya dengan benar. Bagian tubuh yang ditampilkan berupa kepala dan tangan dengan maksud untuk memfokuskan pada tindakan figur yang mengatur ulang bingkai foto. Bingkai foto tersebut berisi foto yang merupakan sesuatu yang berarti untuk dijaga. Certainty adalah karya kedua yang menggambarkan seorang melankolis sangat tertib dan detil, hal tersebut merupakan pengaruh dari sifat perfeksionisnya. Dalam hal membuat janji sekalipun, ia sangat tertib. Pada karya ini seorang melankolis sedang memegang sebuah telepon genggam, dimana ia sedang membuat janji dengan temannya untuk mengadakan pertemuan melalui pesan singkat. Dari pesan singkat tersebut, seorang melankolis menuntut adanya kejelasan mengenai detil pertemuan tersebut. Tertulis dalam pesan singkat tersebut bahwa figur melankolis tersebut menanyakan lokasi dan waktu pertemuan dengan temannya, namun jawaban dari teman figur tersebut tidaklah pasti atau mengambang, sehingga sang melankolis tersebut menanyakan kembali mengenai kepastian dari pertemuan mereka karena seorang melankolis akan merasa sangat khawatir akan ketidakpastian. Bagi seorang melankolis, adanya ketidakpastian dapat mengganggu kepastian-kepastian lainnya yang sudah ia persiapkan terlebih dahulu. Bagian tubuh yang ditampilkan adalah tangan dan kepala untuk memberikan fokus pada situasi yang terjadi. Pada bagian tangan terlihat sang figur memegang telepon genggam. Jarak antara wajah dan tangan yang memegang telepon genggam cukup dekat, menunjukkan ekspresi kekhawatiran dari figur tersebut. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 3
Gambar 2. Precision (Sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 3. Certainty (Sumber: dokumentasi pribadi)
Plan merupakan karya ketiga yang menampilkan seorang melankolis sangat penuh perencanaan, karena memiliki sifat yang perfeksionis. Seorang melankolis sangat memikirkan masa depannya. Ia memiliki rencana dan cita-cita untuk masa mendatang dalam hidupnya. Namun karena sifat perfeksionisnya, ia juga sering terjebak dalam penyesalan akan masa lalunya. Pada karya ini digambarkan tiga pasang kaki. Tiga pasang kaki tersebut menggambarkan langkah kehidupan seorang melankolis. Sepasang kaki yang paling belakang menggambarkan masa lalunya, dimana ia hanya berdiri terdiam. Pada sepasang kaki yang di tengah merupakan penggambaran dari masa kini yang ia jalani. Sepasang kaki tersebut menunjukkan adanya langkah kecil, dimana seorang melankolis melalui langkah hidupnya dengan berhatihati. Pada sepasang kaki tersebut memiliki kerapatan tekstur yang paling renggang, bermakna bahwa ia tidak terlalu terfokus akan kekinian hidupnya. Pada sepasang kaki yang paling depan, terlihat kaki tersebut melompat. Sepasang kaki tersebut adalah penggambaran dari masa depannya yang telah ia rencanakan. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa ia merencanakan masa depannya dengan baik, yaitu dengan adanya kerepatan tekstur yang paling kuat pada sepasang kaki tersebut. Seorang melakolis sangat menghidupkan masa depannya, apa yang ia lakukan di masa kini tujuannya adalah untuk mewujudkan apa yang telah ia rencanakan untuk masa depannya. Ia berfokus pada tujuan jangka panjang daripada tujuan jangka pendek. Secara keseluruhan, tiga pasang kaki tersebut terlihat seperti sebuah gradasi gerak dari diam, melangkah, hingga akhirnya melompat. Karya keempat berjudul Formality berupa figur seorang melankolis yang sedang duduk. Sepintas hal tersebut hanyalah sebuah tindakan yang umum dilakukan oleh seseorang. Namun seorang melankolis memiliki sikap duduk yang menjadi kekhasannya tersendiri. Seorang melankolis tersebut duduk dengan posisi yang tegap, kaki sejajar, dengan tangan sejajar di atas paha, dan pandangan lurus ke depan. Sikap tersebut diambil dikarenakan adanya pengaruh dari Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4
kepribadian sosok melankolis tersebut. Seorang melankolis yang berwatak perfeksionis walau terlihat kaku, ia ingin menunjukkan sikapnya yang formal dan sopan. Pemilihan pakaian tersebut juga menunjukkan kepribadian seorang melankolis yang rapi, yaitu dengan menggunakan kemeja dan rok yang memberikan kesan profesional dan formal. Seorang melankolis selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal, dikarenakan sifat perfeksionis pada dirinya. Termasuk dalam hal mengatur sikap duduk sekalipun. Bagian tubuh yang ditampilkan pada karya ini lebih lengkap dari karya-karya sebelumnya, karena pada karya ini, bagian-bagian tubuh yang ditampilkan merupakan bagian tubuh yang dapat banyak bercerita. Ketika figur tersebut duduk, tiap bagian tubuh yang ditampilkan merupakan detildetil tindakan figur tersebut, meski figur tersebut hanya duduk diam, namun menampilkan detil yang memunjukkan ciri khasnya.
Gambar 4. Plan (Sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 5. Formality (Sumber: dokumentasi pribadi)
4. Penutup / Kesimpulan Melalui karya tugas akhir ini penulis pelajari bahwa kepribadian melankolis merupakan kepribadian yang kuat akan watak perfeksionis yang mereka miliki. Watak tersebut merupakan nilai positif namun juga dapat menjadi nilai negatif bagi diri seorang melankolis tersebut. Seberapa besar dampak positif maupun negatif dari watak tersebut tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dalam mengendalikan watak dirinya. Bukan watak maupun tipe kepribadian yang dipermasalahkan pada diri seseorang, namun pengendalian dirilah yang akan membentuk baik atau tidaknya diri seseorang. Kesimpulan estetis yang penulis peroleh dari karya ini berupa adanya suatu kebaruan mengenai material yang dipilih. Material yang penulis pilih dapat menggambarkan topik yang penulis angkat kedalam karya seni patung. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 5
Gracia Sonya Valentine
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Pius Prio Wibowo.
Daftar Pustaka Arnason, H.H. and Elizabeth C. Mansfield. 2010. History of Modern Art. Upper Saddle River: Pearson Education, Inc. Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian Edisi 7 – Buku 1. Alih Bahasa: Handriatno. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Feldman, Edmund Burke. 1967. ART AS IMAGE AND IDEA. New Jersey: PRENTICE – HALL, INC. Kowal, Dennis and Dona Z. Meilach. 1972. SCULPTURE CASTING. London: George Allen & Unwin Ltd. Maslow, Abraham H. 1994. MOTIVASI DAN KEPRIBADIAN 1. Alih Bahasa: Nurul Imam. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Mondloch, Kate. 2010. Screens: Viewing Media Installation Art. Minneapolis: University of Minnesota Press. Sobur, A. 2003. PSIKOLOGI UMUM. Bandung: Pustaka Setia.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 6
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan. diisi oleh mahasiswa
Nama Mahasiswa NIM Judul Artikel
diisi oleh pembimbing
Nama Pembimbing 1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD
Rekomendasi Lingkari salah satu
2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi 3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 4. Dikirim ke Seminar Nasional 5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional 8. Disimpan dalam bentuk Repositori
Bandung, 14/03/ 2016 Tanda Tangan Pembimbing : Nama Jelas Pembimbing
:
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 7