Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI DESA TELAGA ARUM KECAMATAN SEPONTI KABUPATEN KAYONG UTARA Mukhid Ansori
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
E-mail :
[email protected]
Abstrak
Judul penelitian ini adalah “Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Desa Telaga Arum Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Desa Telaga Arum Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara, dimulai dari tahap pra-musrenbang, pelaksanaan musrenbang hingga pasca musrenbang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan secara menyeluruh pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan desa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian di Desa Telaga Arum Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara. Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang mengetahui dan terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa, baik di tingkat desa maupun pemerintah yang lebih tinggi seperti pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten. Hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan Desa Telaga Arum belum terlaksana dengan optimal, hal ini dapat diketahui dengan masih kurangnya keterlibatan masyarakat dalam menentukan prioritas kegiatan yang akan diajukan dalam musrembang kecamatan. Partisipasi masyarakat Desa Telaga Arum dalam musrenbang desa masih rendah karena hanya perwakilan masyarakat yang ikut dalam musrembang. realisasi prioritas pembangunan belum maksimal hal ini terkendala anggaran yang kurang dan tidak mendapatkan respon pada tingkat pemerintahan yang lebih tinggi. Kata kunci : Musrenbang, partisipasi masyarakat, dan prioritas pembangunan.
Abstract
The title of the research is " Development Planning Meeting in Desa Telaga Arum Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara ". The purposes of this research is to know and analiyze how the implementation of Development Planning Meeting in Desa Telaga Arum Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara, starting from the pre Development Planning Meeting , implementation Development Planning Meeting to after Development Planning Meeting. Method that used to conduct this research a qualitative approach to describe the overall implementation of rural development planning meetings. The data was collected using observation, interviews, and documentation. The research location in Desa Telaga Arum Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara. Subjects were parties to know and be involved in rural development planning meetings, both at the village and higher levels of government such as the district governments and local governments. The results of the field study showed that the implementation of Development Planning Meeting Desa in Telaga Arum has not optimally, it can be identified by the lack of community involvement in determining priorities for actions to be filed in the district Development Planning Meeting. Telaga Arum Village Community participation in Development Planning Meeting still low because only community representatives who participated in Development Planning Meeting. realization of development priorities have not been up it a less constrained budget, and did not get a response at the higher levels of government. Keywords: Development Planning Meeting , community participation, and development priorities.
dari
A. PENDAHULUAN Pelaksanaan
partisipasi
dalam
merencanakan pembangunan itu sendiri. Untuk itu
tergantung dengan kesiapan pemerintah daerah dalam
perlu adanya aturan yang mengatur pelaksanaan
mengelola serta menata sistem pemerintahannya agar
otonomi daerah yang diharapkan.
pembangunan
yang
daerah
berupa
sangat
terwujud
otonomi
masyarakat
efektif,
efisian,
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor
transparan, dan akuntabel, serta mendapat dukungan
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 14
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
1
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
ayat
1
berbunyi
mempunyai
pemerintah
kewajiban untuk
kabupaten/kota
merencanakan dan
Desa memiliki pemerintahan sendiri yang terdiri
dari
pemerintah
desa
dan
Badan
mengendalikan pembangunan. Selain itu, pemerintah
Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah desa yang
daerah
prinsip-prinsip
terdiri dari kepala desa dan perangkat desa merupakan
pemerintahan yang baik (good governance) dan
penyelenggara pemerintah desa dengan didasarkan
pemerintahan yang bersih (Clean Governance) dalam
pada kebijakan yang telah ditetapkan bersama Badan
mewujudkan pembangunan daerah yang demokratis
Permusyawaratan Desa (BPD). Keduanya merupakan
dan desentralistik.
patner dalam menampung dan menyalurkan aspirasi
perlu
menekankan
pada
Penyelenggaraan pembangunan desa perlu
masuarakat.
pengorganisasian untuk menggerakkan masyarakat agar
mau
berpartisipasi
dalam
Pembangunan saat ini perlu diarahkan dan
melaksanakan
diutamakan kepada pembangunan pedesaan. Keadaan
pembangunan desa serta melaksanakan administrasi
ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa pada
desa. Dengan demikian dapat berjalan secara rasional,
dasarnya masyarakat pedesaan masih diliputi dengan
tidak hanya pada tuntuan emosional yang sulit
berbagai masalah. Perlu usaha atau upaya yang
dipertanggung jawabkan (Suwigjo, 1982:1).
tersusun dalam rencana-rencana atau program-program
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang
mengatur
tentang
desa
yaitu
guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraaan
Peraturan
masyarakat untuk menjadi lebih baik. Setiap program
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.
pembangunan di desa dimaksudkan untuk membantu,
Dikatakan bahwa pada pasal 1 ayat 5 desa atau yang
dan memacu masyarakat desa membangun berbagai
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
sarana dan prasarana desa yang diperlukan.
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
Pembangunan yang akan dilakukan tentunya
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
harus mempunyai perencanaan yang matang. Tahap
dan mengurus
awal dari perencanaan pembangunan daerah dimulai
kepentingan
masyarakat
setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
dengan
melakukan
analisis
terhadap
hasil
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
pembangunan dan permasalahannya pada Musyawarah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang-desa).
Jelas bahwa desa mempunyai wewenang
Artinya melakukan perencanaan pembangunan dengan
untuk merencanakan pembangunan yang berdasarkan
pola bottom up atau bersumber dari bawah yang
usulan dari masyarakat setempat. Pemerintahan desa
diajukan
sebagai pemerintahan terendah sekaligus merupakan
Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya
garda terdepan dalam sistem pemerintahan Indonesia,
(Musrenbang-Desa) adalah forum musyawarah tahunan
yang
yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para
keberadaanya
merupakan
ujung
tombak
pada
level
di
atasnya.
Musyawarah
pembangunan dan mempunyai peran yang penting.
pemangku kepentingan desa (pihak
Sebagaimana pengertian desa di atas, desa memiliki
untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang
kewenangan untuk merencanakan suatu pembangunan
akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk
yang
menyepakati rencana kegiatan di desa 5 (lima) dan 1
pada
akhirnya
dipertanggungjawabkan
kepada
nanti pemerintah
harus dan
berkepentingan
(satu) tahunan (Permendagri66/2007 pasal 1 ayat11).
masyarakat.
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
3
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Musrenbang desa sendiri merupakan forum
68 ayat 1 di dalamnnya dijelaskan sumber-sumber
musyawarah tahunan para pemangku kepentingan
pendapatan desa sebagai penunjang penyelenggaraan
(stackholder) desa untuk menyepakati rencana kegiatan
pemerintahan desa terdiri atas :
untuk tahun anggaran berikutnya. Musrenbang desa
a. Pendapatan Asli Desa
(PAD) terdiri dari hasil
dilakukan setiap bulan januari untuk menyusun rencana
usaha desa, hasil kekayaan desa, swadaya dan
kegaiatan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain PAD yang
tahunan
desa
dengan
mengacu
dan
memperhatikan kepada Rencana Jangka Menengah
sah.
Desa (RPJM desa) yang sudah disusun. Melalui
b. Bagi hasil pajak kabupaten/kota,
musrenbang desa akan terbangun kesepahaman tentang
c. Dana perimbangan pusat dan daerah yang lebih
kepentingan dan kemajuan desa, dengan memotret potensi
dan
sumber-sumber
pembangunan
yang
tersedia dari dalam desa sendiri maupun dari luar desa. Musrenbang desa juga akan menentukan prioritas kebutuhan dan kegiatan desa yang akan menjadi bahan rencana
kerja
e. Hibah dan sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat. Perlu dipahami bahwa konsep musyawarah dalam perencanaan pembanguna ini menunjukan
menentukan prioritas kegiatan mana yang dapat
bahwa forum musrembang ini bersifat partisipatif dan
dilaksanakan dan dibiayai oleh desa baik yang berasal
dialogis. Jangan sampai musrembang hanya sebagai
dari swadaya masyarakat ataupun Anggaran Dana Desa
suatu acara seremonial saja, karena musrembang
(ADD),
adalah media untuk berdialog dan penyepakatan
prioritas
Sehingga
d. Bantuan keuangan pemerintah, dan
dapat
dan
pembangunan.
dikenal dengan Alokasi Dana Desa(ADD),
kegiatan
yang
akan
diperjuangkan dalam musrembang kecamatan.
penyusunan
program
dan
kegiatan
Perencanaan pembangunan tentunya tidak
memperhatikan partisipasi aktif dari warga.
dapat dipisahkan dengan penggunaan anggaran yang
Pengamatan awal di lapangan
dibutuhkan.
Pemerintah
melalui
Undang-undang
dengan peneliti
menemukan ada beberapa permasalahan pembangunan,
Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
antara lain
Pembangunan
bahwa
mendapat perhatian dari pemerintah desa, jalan dan
pembangunan nasional adalah upaya dari seluruh
jembatan yang rusak, kekeringan dan bangunan
komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan
fasilitas umum yang sudah dimakan usia yang
bernegara. Lebih lanjut di dalam undang-undang ini
seharusnya menjadi priorotas dalam pembangunan.
juga menjelaskan tentang Musyawarah Perencanaan
Selain itu, berdasarkan laporan keterangan pertanggung
Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang
jawaban Desa Telaga Arum Tahun 2010, biaya untuk
adalah forum antarpelaku dalam rangka menyusun
pembangunan desa masih jauh dari yang diharapkan
rencana
rencan
yaitu kurang dari 20% APBD desa. Padahal dalam
pembangunan Daerah. Kemudian melalui kementrian
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang
dalam negeri pemerintah mengeluarkan Peraturan
Desa untuk Alokasi Dana Desa (ADD) dalam pasal 68
Menteri dalam negeri nomor 66 tahun 2007 tentang
ayat 1 butir c dijelaskan untuk dana yang berasal dari
perencanaan
Sebelumnya
kabupaten/kota yang diberikan langsung kepada desa
pemerintah juga telah mengengeluarkan Peraturan
untuk dikelola oleh pemerintah desa pengalokasiannya
Pemerintah Nomor 75 tahun 2005 tentang Desa pasal
adalah 30 persen untuk oprasional pemerintah desa dan
Nasional
pembangunan
mengatakan
Nasional
pembangunan
desa.
dan
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
sarana dan prasarana yang kurang
4
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
BPD serta 70 persen digunakan untuk pemberdayaan
menyepakati rencana kegiatan di desa 5 (lima) dan 1
masyarakat. Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian
(satu) tahunan. Perencanaan pembangunan lima tahun
dari pemerintah desa maupun pemerintah di atasnya.
yang dimaksud adalah RPJM (rencana pembangunan
Apa saja masalah yang dihadapi oleh pemerintah desa
Jangka Menengah), sedangkan 1 tahun adalah Rencana
dalam upaya melakukan pembangunan. Sehingga perlu
Kerja pembangunan (RKP).
mendapatkan dukungan pelatihan
dalam
melalui
mengelola
pembinaan atau
dan
merencanakan
Hal senada juga terdapat dalam Pedoman Penyelenggaraan
Musyawarah
Perencanaan
pembangunan.
Pembangunan Desa/Kelurahan Tahun 2008 dikatakan
Berdasarkan permasalahn di atas, maka penulis
bahwa,
mempunyai tujuan dari penelitian ini, yaitu : ingin
(Musrenbang) desa adalah forum musyawarah tahunan
mengetahui
Musyawarah
para pemangku kepentingan (stekeholders) desa untuk
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Desa
menyepakati Rencana Kerja Pembangunan desa (RKP
Telaga Arum dimulai dari tahap pra-musrenbang,
desa) tahun anggaran yang direncanakan. Musrenbang
pelaksanaan musrenbang hingga pasca musrenbang.
desa dilakukan setiap bulan januari dengan mengacu
bagaimana
pelaksanaan
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
Perencanaan pembangunan sering diartikan
kepada dokumen Rencana Pembangunan Jangka
sebagai awal dari suatu proses pembangunan itu
Menengah Desa (RPJM Desa). Setiap desa diwajibkan
sendiri. Perencanaan pembangunan yang baik adalah
menyusun dokumen rencana 5 tahun yaitu RPJM desa
yang
dan dokumen rencana tahunan yaitu RKP.
strategi
melibatkan dan
masyarakat
prioritas
dalam
pembangunan
menentukan yang
akan
dilaksanakan. Wicaksono dan Sigiarto (Wijaya, 2001) berpendapat bahwa perencanaan
B. TEORI DAN METODOLOGI
partisipatif adalah
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2010:4)
usaha yang dilakukan masyarakat untuk memecahkan
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
masalah yang dihadapi agar mencapai kondisi yang
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
diharapkan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
secara mandiri. Keduanya mengemukakan ciri-ciri
perilaku yang dapat diamati. Sehingga jenis penelitian
perencanaan partisipatif, yaitu : (1) Terfokus pada
yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Melalui
kepentingan
(2)Partisipatoris
metode penelitian kualitatif dihasilkan data yang
(keterlibatan), (3) Dinamis (4) Sinergitas (5) Legalitas
kemudian peneliti berusaha mendeskripsikan atau
(6) Fisibilitas.
melukiskan secara terperinci atau mendalam terhadap
masyarakat,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66
fenomena-fenomena dilapangan. Dengan pemilihan
Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Desa
rancangan
deskriptif
kualitatif,
maka
penulis
(pasal 1 ayat 11) mengatakan bahwa Musyawarah
melakukan pendekatan terhadap obyek penelitian
Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya
dengan menggali informasi dari informan melalui
(Musrenbang-Desa) adalah forum musyawarah tahunan
interaksi yang terjadi dalam proses wawancara. Penulis
yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para
senantiasa menginterpretasikan makna yang tersurat
pemangku kepentingan desa (pihak berkepentingan
dan tersirat dari penjelasan yang diberikan informan,
untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang
hasil observasi lapangan serta catatan penelitian.
akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
5
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Subyek
penelitian
peneliti
bawah secara partisipatif. Lebih lanjut dijabarkan
mendapatkan informasi yang memadai, sehingga dapat
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
menemukan suatu model musyawarah perencanaan
Tentang Desa yang menjelaskan Desa atau yang
pembangunan desa. Maka semua informasi digali
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
langsung dari beberapa informan yang terdiri dari :
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
Bappeda
dan
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
Prasarana), Camat, Kepala desa dan Perangkat Desa,
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
LPMD, Tokoh masyarakat, RT dan RW, Warga
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
masyarakat, Kader Pembangunan dan PKK.
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Kabupaten
digunakan
(Kabid
agar
Fisik,
Sarana
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
data adalah Wawancara (interview), Observasi, dan
Perencanaan pembangunan desa merupakan
Studi dokumentasi. Sedangkan alat bantu yang
salah satu kesatuan dalam sistem perencanaan
digunakan dalam penelitian ini adalah check list,
pembangunan
panduan wawancara, alat fotografi, tape recorder,
merupakan
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah
pembangunan
penetilian dan alat bantu lainnya.
perencanaan pembangunan pemerintah mengaturnya
daerah bagian
(kabupaten/kota)
dari
nasional.
dan
sistem
perencanaan
Dalam
melakukan
Teknik analisis yang peneliti gunakan adalah
di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
teknik analisis Miles dan Huberman (Sugiyono,
Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2011:246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
dan sekaligus sebagai payung hukum pelaksanaan
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
musrembang. Untuk musrenbang desa diatur dalam
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, yaitu
Permendagri
data reduction, data display, dan conclusion. Untuk
Perencanaan Pembanguan Desa yang mengacu pada
menghindari kesalahan antara temuan data yang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004. Secara
dianalisis dengan data yang sebenarnya di lapangan,
teknis
maka peneliti melakukan keabsahan data yang perlu
Penyelenggaraan
diuji dengan Uji Kredibilitas data dengan melakukan
Pembangunan Desa yang dikeluarkan oleh Forum
triangulasi
Pengembangan Departemen dalam negeri Tahun
Triangulasi
yang
meliputi
Sumber,
3
triangulasi,
Triangulasi
Teknik
yaitu dan
pelaksanaannya
Tahun
diatur
2007
dengan
Musyawarah
Tentang
Panduan
Perencanaan
Musrenbang dilakukan secara partisipatif, artinya
Tahapan-Tahapan
Proses
Pelaksanaan
tetapi
aspirasi
musrenbang
Musrenbang-Des tahun
memperhatikan
dari
bawah
dan
desa
masyarakat
tidak
sampai
pada
tingkat
hingga
tingkat
musrembang kabupaten. Hal ini karena tidak adanya
menerbitkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
sinkronisasi perencanaan antara desa dan kabupaten.
Tentang
Kondisi ini tentu bukan harapan dari masyarakat Desa
Daerah
pemerintah
dari
telah
Pemerintah
2004
usulan
dilakukan secara dialogis atau musyawarah. Akan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
66
2008.
Triangulasi Waktu.
1.
Nomor
yang
merupakan
kerangka dasar otonomi daerah, mengamanatkan agar
Telaga
dilaksanakannya
disampaikan dalam musrenbang agar dapat terealisasi.
perencanaan
pembangunan
dari
Arum
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
yang
menginginkan
usulan
yang
6
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Sedangkan
mekanisme
musrenbang
desa
menentukan
waktu
sendiri masih mengacu pada Permendagri Nomor 66
disesuaikan
dengan
Tahun 2007 Tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
musrenbang desa. Hal ini dikarenakan pihak-pihak
Hal ini dikarenakan hingga saat ini pemerintah
yang terlibat dalam musrenbang sebagian pesertanya
Kabupaten Kayong Utara belum menerbitkan peraturan
memiliki aktivitas atau kegiatan rutin di luar wilayah
daerah tentang perencanaan pembangunan desa. Hal ini
Desa Telaga Arum, sehingga perlu membuat jadwal
dapat menjadi kendala bagi pemerintah desa sebagai
musrenbang yang dapat menghadirkan semua unsur-
penyelenggara musrenbang desa. Peraturan daerah atau
unsur desa. Contohnya Ketua LPMD yang merangkap
peraturan bupati menjadi landasan dan pedoman dalam
sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kantor Perpustakaan
melaksanakan perencanaan pembangunan tersebut.
Arsip dan Dokumentasi Daerah Kabupaten Kayong
1.1 Tahapan Pra-Musrenbang Desa
Utara.
Tahap pra musrenbang desa atau persiapan
pelaksanaannya kesibukan
yang para
harus peserta
Pada tahap pra musrenbang desa Tim
adalah tahapan yang sangat penting karena pada
Penyelenggara
tahapan ini menjadi awal terselenggaranya musrenbang
beberapa kendala dalam menjaring aspirasi masyarakat
desa. Pada tahapan ini ditetapkan Tim Penyelenggara
dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar dapat
Musrenbang (TPM) yang diketuai oleh Sekertaris Desa
ikut berperan dalam perencanaan pembangunan desa.
dan Tim Pemandu yang diketuai oleh Ketua LPMD.
Hal ini tentu harus mendapat perhatian dari pemerintah
Tim TPM dan Tim Pemadu ini mempunyai tugas dan
terutama pemerintah desa agar pada musrenbang
tanggung jawab terselenggaranya musrenbang desa.
selanjutnya
Dimulai dari persiapan teknis, pengkajian desa secara
berperan merencanakan pembangunan menjadi lebih
partisipatif hingga menyusun draf rancangan awal
besar.
Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKP Desa). Pengkajian
desa
dilakukan
dengan
Musrenbang
tingkat
partisipasi
(TPM)
mengalami
masyarakat
untuk
Forum yang melibatkan masyarkat pada
perencanaan
proses perencanaan pembangunan hanya di tingkat
partisipatif yang salah satu cirinya adalah terfokus pada
desa dan kecamatan, pada tingkatan yang lebih tinggi
kepentingan masyarakat, yang didasarkan pada masalah
keterlibatan masyarakat semakin berkurang. Oleh
dan kebutuhan yang dihadapai oleh masyarakat. Hal ini
karena itu perlu upaya maksimal untuk memperoleh
dapat dilakukan melalui kegiatan identifikasi yaitu
aspirasi dari masyarakat mengenai masalah dan
meliputi proses mengetahui, menggali dan menghimpun
kebutuhan mereka. Kualitas dan kuantitas kader
masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang ada dan
pembanguna juga harus ditingkatkan.
berkembang di masyarakat. Kegiatan ini dimulai dari
Berdasarkan hasil wawancara ditemukan
level pemerintahan desa yang terendah yaitu tingkat RT
bahwa penjaringan masalah dan kebutuhan masyarakat
(Rukun Tetangga). Ketua RT mengumpulkan warganya
tidak melibatkan masyarakat secara keseluruhan.
untuk melakukan seleksi masalah dan kebutuhan-
Sehingga wajar jika tidak sesuai antara rencana dengan
kebutuhan
masalah dan kebutuhan masyarakat di lapangan.
sebagai
prioritas
dalam
tahapan
musrenbang. Desa
Kegiatan penjaringan aspirasi ditingkat RT hanya Telaga
Arum
bahwa
persiapan
perwakilan masyarakat saja yang menyampaikan
musrenbang sudah dilakukan sebelum pelaksanaan
masalah dan kebutuhan yang dihadapi. Hal ini tentu
musrenbang. Hanya saja mengalami kesulitan dalam
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip musrembang yang
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
7
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
mengutamakan
yang
partisipatif.
pelaksanaannya
musrembang
merencanakan. Namun karena kurangnya sosialisasi
menjujung tinggi prinsip-prinsip tersebut. Seperti
yang menyebabkan ketidak hadiran mereka dalam
prinsip anti diskriminasi yang member hak dan
musrembang. Tentunya hal ini menjadi koreksi bagi
kewajiban yang sama kepada masyarakat untuk
pemerintah Desa Telaga Arum agar pada pelaksanaan
menjadi peserta musrenbang, menyatakan pendapat
musrenbang
dan tidak dibedakan.
keterwakilan unsur desa seperti keterwakilan wanita
Seharusnya
perencanaan
dalam
Sebelum musrenbang desa dilaksanakan Tim
bagian
dari
pembangunan
desa
karena
selanjutnya
ikut
dapat
dalam
melibatkan
dan kelompok marjinal.
Penyelenggara Musrenbang (TPM) mempunyai tugas
Keikutsertaan masyarakat dalam musrenbang
untuk menyusun Rancangan Awal RKP yang merujuk
menjadi sesuatau yang tidak dapat di hindari dan
pada dokumen RPJM Desa dan hasil kajian tim
diabaikan. Hal ini sebagai upaya dari pemerintah agar
Pemandu Musrenbang desa. Rancangan ini memberikan
masyarakat mempunyai peran dalam merencanakan
bayangan
tentang
pembangunan dan kontrol terhadap pembangunan yang
perkembangan pembangunan yang telah terlaksana
dilaksanakan. Sudah upaya menghadirkan masyarakat
pada tahun sebelumnya dan gambaran kegiatan
telah dilakukan. Akan tetapi terkendala ruang dan
pembangunan selanjutnya. Selanjutnya Kepala desa
kesibukan atau kegiatan masyarakat. Sehingga Ketua
bersama perangkat desa dan tim penyelenggara
RT dan Kadus lah yang menjadi harapan masyarakat
musrembang desa membahas Rancangan tersebut dalam
untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dengan
musyawarah.
anggapan
kepada
peserta
Mengevaluasi
musrenbang
hasil
RKP
tahun
sebelumnya dan rencana yang akan dimasukkan dalam
bahwa
mereka
memahami
dan
tahu
kebutuhan masyarakat di wilayahnya.
RKP selanjutnya. RKP ini harus berdasarkan RPJM
Pada tahap pelaksanaan musrenbang dapat
yang telah disusun sebelumnya dan menyesuaikan
diketahui apa saja yang menjadi prioritas pembangunan
dengan anggaran yang dimiliki oleh desa. Rancanngan
desa
ini tidak sepenuhnya akan diterima dalam musrenbang,
perencanaan
pembangunan
tergantung kesepakatan musyawarah para peserta
Selanjutnya
ditentukan
musrenbang.
kesepakatan
kegiatan
Kegiatan
pembangunan
yang
akan
dan
sekaligus
mengevaluasi tahun
mana prioritas
pelaksanaan sebelumnya.
yang
menjadi
dan
anggaran
dilakukan harus berupaya mendorong kesejahteraan
perbidangnya. Selain itu juga menentukan tim delegasi
dan kemajuan desa secara utuh dan menyeluruh tanpa
desa
ada untuk mengistimewakan salah satu kelompok atau
kecamatan.Pelaksanaan musrenbang di Desa Telaga
wialayah.
Arum juga mengalami beberapa kendala berkaitan
1.2 Tahap Pelaksanaan Musrenbang Desa
dengan
untuk
ikut
kesepakatan
dalam
kegiatan
musrenbang
prioritas
dan
Desa Telaga Arum melaksanakan musrenbang
penganggaran. Usulan yang banyak harus disertai
desa pada bulan januari setiap tahunnya. Musrenbang
pembiayaan yang besar pula. Sedangkan Desa Telaga
itu sendiri dihadiri dari berbagai komponen masyarakat
Arum hanya memiliki Anggaran kurang dari 200 juta.
seperti keterwakilan wilayah (RT/RW/Kadus), LPMD,
Hal ini menjadi tugas dari tim penyelenggara
tokoh masyarakat, tokoh pemuda, PKK dan pengusaha.
musrenbang agar dapat mensosialisasikan kepada
Masyarakat yang diundang cukup antusias dalam
peserta tentang mekanisme musrenbang.
mengikuti proses Musrenbang. Mereka merasa menjadi
1.3 Tahap Pasca Musrenbang Desa
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
8
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Setelah musrenbang desa dilaksanakan, perlu
2015 ada bebrapa perencanaan pebangunan yang akan
tindak lanjut agar hasil keputusan musrenbang desa
dilaksanakan,
yang telah dilakukan tidak hanya menjadi tumpukan
pembangunannya baru. Terbatasnya anggaran yang
kertas tak berguna. Pasca musrenbang desa adalah
dimiliki oleh desa, maka perencanaan ini dirancang
tahap yang menentukan hasil akhir atau finalisasi. Pada
dengan menyertakan sumber pembiayaannya. Sumber-
tahap ini diadakan rapat kerja tim perumus hasil
sumber itu antara lain ADD, Swadaya Masyarakat,
musrenbang desa yang terdiri dari 2-3 orang dari TPM,
APBD kabupaten, APBD provinsi, PNPM, dan APBN.
kepala desa beserta perangkat desa dan 3 orang tim
Jika dilihat RPJM yang dimiliki oleh Desa
delegasi desa. Tim ini akan menyusun Anggaran
Telaga Arum kemungkinan terealisasi perencanaan
Pendapatan dan Belanja Desa dengan mengacu pada
tersebut secara keseluruhan
dokumen hasil musrenbang desa. Nantinya hasil
contoh rencana pembangunan jalan yang cukup
keputusan rapat akan disahkan dengan diterbitkannya
panjang dan menelan biaya miliaran rupiah. Padahal
Surat keputusan Kepala Desa atau Peraturan Desa
pembangunan jalan kabupaten menuju kecamatan lebih
sebagai landasan hukum pelaksanaan pembangunan di
utama. Hal ini perlu ditinjau kembali perencanaan yang
Desa Telaga Arum. Rapat ini juga akan menyusun
telah dilaksanakan, bagian mana yang menjadi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM
kewenangan
Des) 5 tahun dan Rencana Kegiatan Pembangunan
mengusulkannya.
(RKP Desa) 1 Tahun.
skalanya besar merupakan bagian dari pemerintahan
Usulan
yang
diajukan
dalam
forum
musrenbang merupakan keputusan bersama pihakpihak terkait yang memadukan antara prioritas usulan
sebagaian
dan
besar
merupakan
sifat
cukup kecil. Sebagai
memungkinkan Sedangkan
desa
untuk
pembangunan
yang
yang lebih tinggi seperti kabupaten yang ditunjang dengan pembiayaannya. Dalam
penyusunan
anggaran
harusnya
yang berasal dari beberapa dusun. Prioritas usulan
disesuaikan dengan hasil kesepakatan musrenbang
adalah
dengan
yang telah diprioritaskan. Kepala desa dan ketua BPD
sinergitas seperti pembangunan jalan desa. Prioritas
harus menjelaskan kebijakan penggunaan anggaran
pembangunan ini sendiri terbagi menjadi beberapa
sebagaimana yang ada dalam aturan pemerintah.
katagori atau kelompok yaitu; bidang sarana dan
Sebagaiman yang kita ketahui bahwa desa memilik
prasarana fisiki, bidang pertanian, bidang kesehatan,
anggaran
bidang pendidikan dan bidang pemberdayaan. Setiap
kabupaten/kota berupa Alokasi Dana Desa (ADD)
katagori atau bidang mempunyai program yang
(pasal 1 PP No.72/2005). Dana tersebut dikelola oleh
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan.
pemerintah
usulan
yang
mempunyai
kaitan
yang
desa
dialokasikan
dengan
oleh
ketentuan
pemerintah
30
persen
Pemerintah desa mengalami kendala dalam
digunakan untuk biaya oprasional pemerintah desa dan
pembiayaan atau dana sebagai penunjang rencana
BPD, serta 70 persen digunakan untuk kegiatan
kegiatan pembangunan yang telah ditentukan pada saat
pemberdayaan masyarakat (pasal 69 ayat 1 PP
musrenbang desa. Solusi yang dapat mereka lakukan
No.72/2005).
hanya
memprioritaskan
pada
kegaiatan
yang
Berdasarkan hasil observasi di lapangan
mendesak. Sedangkan yang tidak mendapatkan pos
didapatkan kondisi pembangunan di Desa Telaga
anggaran diajukan dalam musrebang kecamatan.
Arum belum optimal, masih ditemukan kondisi jalan
Berdasarkan RPJM Desa Telaga Arum tahun 2011-
dan jembatan yang rusak serta fasilitas umum yang
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
9
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
kodisinya kurang terawat. Hasil musrembang desa
ini menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan dan
yang menghasilkan prioritas program pembangunan
dijalankan agar pembangunan dapat berjalan secara
belum sepenuhnya terlaksana. Selanjutnya peneliti
terencana sehingga menciptakan pemerintahan yang
melakukan observasi di kantor Desa Telaga Arum
efektif, efisien dan transparan. Walaupun dalam
untuk
perencanaan
kenyataan dilapangan usulan-usulan tersebut tidak
pembangunan. Hal tersebut dapat dilihat dari Rencana
sepenuhnya mendapat respon bahkan tidak sama
Pembangunan Jangka Menengah desa (RPJM desa),
sekali,
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) dan
pertimbangan
Laporan
kebijakan
mengetahui
pelaksanaan
Pertanggung
Jawaban
Penyelenggaraan
Pemerintah Desa sebagai bukti realisasi anggaran di
akan
tetapi
pemerintah
terutama
D. PENUTUP
tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah daerah.
1.
faktor
lain
mempengaruhi
proses
pelaksanaan
berkaitan
dengan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
musyawarah
tahap-tahap musrenbang Desa Telaga Arum belum
Perencanaan
maksimal. Pertama, Tahap pra-musrenbang desa,
pembanguna di Desa Telaga Arum masih belum
proses perencanaan pembangunan pada tahap ini masih
sepenuhnya menerapkan perencanaan partisipatif.
belum optimal. Hal itu dapat diketahui dengan masih
Sebagimana
pendapat Wicaksono dan Sigiarto
minimnya keterlibatan masyarakat dalam menjaring
(Wijaya 2001) yang menyebutkan bahwa ciri-ciri
aspirasi dari yang disebabkan kurangnya informasi dan
perencanaan
partisipatif
pemahaman masyarakat tentang musrenbang desa.
kepentingan
masyaraktat,
pembangunan
peneliti
yang
mengeluarkan
lihat
perencanaan
yang
dalam
memberikan
Simpulan
Selama melakukan penelitian di lapangan, beberapa
tidak
pembangunan desa.
lapangan. Beberapa prioritas usulan hasil musrenbang
ada
paling
desa.
harus
terfokus
partisipatoris,
pada
dinamis,
Kedua,
Tahap
pelaksanaan
musrenbang
desa,
sinergitas, legalitas, dan fisibilitas. Seperti pada tahap
partisipasi
pra musrembang desa masih ada masyarakat yang
pembangunan di Desa Telaga Arum masih rendah.
belum mengetahui dan terlibat dalam musyawarah
Pada saat musrembang desa kehadiran masyarakat
perencanaan pembangunan. Hal ini tentunya menjadi
tidak
koreksi bagi penyelenggara musrembang desa agar
musrenbang
partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan. Karena
perencanaan
konsep musrembang desa sendiri adalah perencanaan
pelaksanaan. Ketiga, Tahap Pasca Musrenbang desa,
partisipatif yang mengutamakan peran aktif dari
masih kurangnya anggaran yang menjadi kendala
masyarakat itu sendiri. Sebagaimana prinsip-prinsip
dalam merealisasikan prioritas pembangunan hasil
musrembang
perencanaan
musrenbang. Selain itu tidak ada respon terhadap
patisipatif dengan melibatkan masyarakat keseluruhan
prioritas usulan yang diusulkan pada musrenbang
tanpa ada perbedaan keterwakilan baik gender
kecamatan dan kabupaten. Hasilnya masih ditemukan
maupun kaum marjinal.
kondisi jalan yang memprihatinkan dan jembatan yang
yang
Penyelenggaraan
mengutamakan
proses
perencanaan
masyarakat
seluruhnya
mewakili.
belum yang
dalam
Selain
perencanaan
itu
memahami
menjadi
pedoman
peserta
mekanisme pedoman
sudah tidak layak atau rusak.
pembangunan di tingkat desa merupakan tanggung jawab kepala desa dibantu dengan perangkat desa. Hal
2.
Saran
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
10
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Adapun saran yang penulis ingin samapaikan
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
kepada pihak-pihak terkait adalah sebagai berikut :
tingginya penulis ucapkan kepada semua pihak yang
Perlu optimalisai dari pemerintah desa untuk menjaring
telah membantu baik selama pengerjaan maupun dalam
aspirasi masyarakat sehingga desa memiliki data
proses pengelesaian penelitian ini. Tidak lupa juga
potensi dan masalah
apresiasi yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada
sebagai
bahan
serta kebutuhan masyarakat
pertimbangan
menentukan
pemerintah Desa Telaga Arum yang telah mengizinkan
prioritas kegiatan. Perlu peningkatan sumber daya
dan banyak membantu serta banyak memberikan
manusia seperti perangkat desa, kader pembangunan
informasi dalam proses penelitian yang saya lakukan
dan
ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat
masyarakat
dalam
dalam
memahami
mekanisme
perencanaan pembangunan desa. Sehingga tingkat aspirasi dan peran masyarakat dalam merencanakan
dalam
proses pelayanan kedepannya. F. DAFTAR PUSTAKA
pembangunan desanya akan lebih besar. Perlu adanya
Buku-buku :
upaya
Arikunto Suharsimi, 1998, Metode Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Edisi Dokumen :Jakarta Kartasasmita, Ginanjar, 1997, Administrasi Pembangunan, LP3ES, Jakarta. Koentjaraningrat, 1973, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kunarjo, 2002, Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan, Universitas Indonesia UI Press, Jakarta. Moelyarto, Tjokrowinoto, 1999, Restrukturisasi Ekonomi dan Birokrasi, Kreasi Wacana, Yogyakarta. Riyadi dan Bratakusumah, D.S, 2004, Perencanaan Pembangunan Daerah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rustandi, Ernan dkk, 2009, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Restpent Press, Jakarta. Siagian, Sondang P, 1994, Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta. Sinambela, Poltak.l,dkk, 2006, Reformasi Pelayanan Public. Bumi Aksara: Jakarta. Sugiyono 2005, Memahami Penelitian Kualitatif . Alphabet: Bandung. ----------- 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alphabet: Bandung. Syakrani dan Syahriani, 2009, Implementasi Otonomi Daerah Dalam Perspektif Good Governance. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Tjokroamidjojo, Bintoro, 1995, Manajemen Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta. Tohardi, A, 2008, Petunjuk Praktis menulis Skripsi, Mandar Maju, Bandung. Wacana, Yogyakarta. Wijaya, Rina, 2001. Forum Pengambilan Keputusan dalam Proses Perencanaan Pembangunan di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres
maksimal
mensosialisasikan perangkat
pemerintah kepada
desa
desa
masyarakat
agar
dapat
untuk
khususnya
mengupayakan
pembangunan yang telah menjadi prioritas dalam musrenbang.
Sehingga
prioritas
tersebut
dapat
terealisasi baik melalui swadaya masyarakat, anggaran desa
maupun
pemerintah
memperjuangkannya
pada
daerah tingkat
dengan
musrenbang
kecamatan dan kabupaten. 3.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki banyak kekurangan antara
lain Kurangnya pemahaman aparat pemerintah di tingkat desa menjadi kendala tersendiri bagi penulis dalam
mengidentifikasi
pelaksanaan
musyawarah
perencanaan pembangunan desa, dan terbatasnya waktu penelitian membuat penulis tidak maksimal dalam menggali lebih dalam pelaksanaan musyawarah pembangunan desa di desa Telaga Arum. Sehubungan
dengan
masih
banyak
terdapatnya kekurangan dalam hasil penelitian ini, maka
peneliti
selanjutnya
berharap agar
kepada
dapat
peneliti-peneliti
meneruskan
dan
menyempurnakan penelitian yang telah sedia ada ini supaya lebih bermanfaat lagi untuk kelak dikemudian hari. E. APRESIASI
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
11
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Kota Surakarta), Tesis, Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gaaadjah Mada, Yogyakarta. Peraturan Perundang-undangan/Dokumen: Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Permendagri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Pembangunan Desa/Kelurahan Tahun 2008. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Telaga Arum Tahun 2011-2015. Laporan
Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan
Pemerintah Desa Telaga Arum Tahun 20052011.
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
12
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
13
Jurnal Governance, S-1 Ilmu Pemerintahan, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalilmupemerintah
Mukhid Ansori Program Studi Ilmu Pemerintahan-FISIP Universitas Tanjungpura
14