PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PENGGOLONGAN HEWAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL LOTTERY CARD (KARTU ARISAN) PADA SISWA KELAS IIIA SD NEGERI 004 PENAJAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Muji Rahayu SD Negeri 004 Penajam PPU Kalimantan Timur Abstrak : Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa materi penggolongan hewan karena dari observasi awal keaktifan siswa dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Metode penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 kegiatan yang berbentuk spiral, yaitu: 1) plan (perencanaan), 2) action and observatiaon (pelaksanaan dan pengamatan), 3) reflect (refleksi), dan 4) revised plan (perbaikan perencanaan). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 004 Penajam kelas IIIA dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa yang tuntas 15 siswa (75%) yang belum tuntas 5 siswa secara klasikal belum tuntas. Sedangkan pada siklus II yang tuntas 19 siswa (95%) yang belum 1 siswa secara klasikal sudah tuntas. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar IPA pada siklus I adalah sebesar 67,00 dan siklus II 76,50 terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar (14,18 %) dan peningkatan ketuntasan sebesar 20%. Sedangkan untuk Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model lottery card ( kartu arisan) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IIIA SD Negeri 004 Penajam. Kata Kunci: Model lottery card (kartu arisan), hasil belajar, mata pelajaran IPA
Saat ini pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tidak terkecuali pengetahuan tentang alam. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan secara bertahap dilakukan pembenahan kurikulum. Salah satunya dengan KTSP. Yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA diperlukan dalam sehari-hari untuk me-
menuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Tuntutan kurikulum KTSP harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran IPA sehingga perlu diterapkan inovasiinovasi pembelajaran sehingga memotivasi keaktifan siswa dan tujuan pembelajaran tercapai. Oleh karena itu,dalam menciptakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran sudah pasti guru harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, jika tidak pada akhirnya guru tetap menggunakan caracara mengajar yang konvensional dan
292
Rahayu, Peningkatan Hasil Belajar IPA, 293
sudah pasti aktivitas siswa terlihat monoton. Belajar merupakan “proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya” (Purwanto, 2010:38). Belajar merupakan kegiatan fisik dan mental, sehingga perubahan yang ada harus tergambar pada perkembangan fisik dan mental siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat diukur berdasarkan pada besarnya rentang perubahan sebelum dan sesudah siswa mengikuti kegiatan belajar. Menurut Sudjana dalam (Asep Jihad & Abdul Haris, 2010:2) berpendapat bahwa: “belajar adalah suatu proses ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar” Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto, 2010:44). Selanjutnya menurut (Purwanto, 2010:23) bahwa: “hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar” Sementara itu menurut Juliah (Asep Jihad & Abdul Haris, 2010:15) mengatakan bahwa: “hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya”. Sedangkan menurut (Asep Jihad & Abdul Haris, 2010:15) dalam bukunya sendiri
mengatakan bahwa: “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran”. Jadi, jika dari dilihat dari beberapa pendapat tentang belajar dan hasil belajar di atas dapat simpulkan bahwa pembelajaran (belajar) sebagai prosesnya sedangkan hasil belajar merupakan produk atau keluaran (out put ) dari pembelajaran yang dapat berupa perubahan pengetahuan (knowledge), sikap dan tingkah laku (affektif), dan ketrampilan (psikomotor). Dalam pendekatan IPO (input proses output) kualitas pendidikan atau hasil belajar atau out put pembelajaran akan bisa dicapai jika proses berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu inovasiinovasi baru dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton, anak terpacu untuk lebih aktif belajar, karena merasa trmotivasi dengan model-model pembelajaran yang inovatif. Selanjutnya, perlu dijelaskan definisi lottery (arisan) menurut kamus bahasa Indonesia adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan di sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Sedangkan menurut Robert E. Slavin (2010:4) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Model lottery card (kartu arisan) adalah salah satu pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh
294, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
guru. Siswa dibentuk kelompok dan setiap soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu. Setiap kelompok mendapatkan kartu jawaban yang sama begitu juga dengan jumlahnya dengan kelompok lain. Langkah-langkah pembelajaran kartu arisan sebagai berikut: a. Bentuk kelompok siswa secara heterogen, satu kelompok terdiri dari 4/5 siswa b. Kertas jawaban dibagikan pada siswa masing-masing 1 lembar/kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas. c. Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban. d. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya. e. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya. f. Guru member penguatan. Kelebihan dari model kartu arisan antara lain: (1) pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata, (2) siswa akan mempersiapkan secara maksimal saat mendapat giliran, sedangkan kekurangan dari model karu arisan antara lain: (1) tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran, (2) nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain. Karena merupakan pembelajaran kooperatif peneliti menambahkan beberapa kelebihan yang lainnya antara lain: (1) siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas, (2) dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. (3) dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, (4) siswa termotivasi
pada hasil secara teliti, kaena bekerja dalam tim, (5) para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya, (6) membantu siswa yang lemah, (7) meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemahaman bacaan (8) siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial, (9) dan siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti: berbagi tugas, aktif bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide tau pendapat, bekerja dalam tim, dan sebagainya. Kekurangan (1) pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil, (2) hanya didominasi oleh siswa yang aktif,(3) siswa yang lemah menjadi tambah minder akan tetapi untuk presentasi diubah pada saat menjawab hanya siswa yang aktif karena model kartu arisan tidak ada presentasi ke depan kelas. Menurut kondisi observasi awal hasil belajar IPA masih rendah, motivasi, dan aktivitas siswa juga rendah. Disinilah peran guru diuji, guru dituntut untuk mempunyai wawasan yang luas tentang strategi pembelajaran inovatif kreatif untuk meningkatkan motivasi, dan keaktifan yang tentunya hasil akhirnya adalah peningkatan hasil belajar IPA. Guru mempunyai peran penting untuk mengembangkan materi, strategi yang sesuai dengan kondisi siswa. Guru adalah seorang yang ahli dalam bidang pengelolan pembelajaran (Manager of learning). Gurulah yang melaksanakan kegiatan planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC) yang semuanya dilaksanakan untuk hasil pembelajaran yang optimal. Planning merupakan kegiatan merencanakan seperti merencanakan skenario pembelajaran, membuat RPP, merancang soal, organizing merupakan kegiatan mengkoodinir siswa maupaun
Rahayu, Peningkatan Hasil Belajar IPA, 295
komponen-komponen terjadinya proses pembelajaran, actuating merupakan aktivitas atau kegiatan melaksanakan yang sudah direncanakan, sedangkan controling adalah proses pengawasan dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
dan observasi), 3.) Reflect (refleksi), dan 4.) Revised plan (revisi perencanaan), yang digambarkan sebagai berikut.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas A III SD Negeri 004 Penajam dengan alamat Jl. Mulawarman RT 01 Kelurahan Pantai lango Kec. Penajam. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIA yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 13 Gambar 1. Model PTK Kemmis & siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Taggart Teknik Pengumpulan data menggunakan, (sumber: Kemmis & Mc.Taggart, 1990:14) pemberian, observasi, dokumen,tugas kelompok, dan tes setiap akhir siklus. Penelitian ini menggunakan proPengamatan (observasi) dilakukkan oleh teman sejawat untuk mengetahui aktivitas sedur pelaksanaan penelitian tindakan siswa dalam pembelajaran melalui model kelas sebagai berikut . lottery card (kartu arisan). Pemberian 1. Plan (Perencanaan) Kegiatan yang dilakukan pada tugas digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa di dalam menyelesaikan tahap plan (perencanaan) adalah: soal-soal yang berhubungan dengan materi a. Membuat skenario pembelajaran/RPP sesuai dengan model pembelajaran yang telah diberikan secara kelompok. kartu arisan. Tugas menyelesaikan soal –soal yang diajukan melalui model lottery card (kartu b. Mempersiapkan materi yang akan diberikan selama pembelajaran dan soalarisan) pada setiap pertemuan pertama tiap soal yang akan mempertajam pemasiklus, sedangkan untuk pertemuan kedua haman siswa tentang materi tiap siklus diadakan tes akhir siklus secara individu. Metode yang dipakai adalah PTK c. Buat kartu (10x10 cm), sebanyak jumlah siswa untuk menulis jawaban (penelitian tindakan kelas ) karena sangat cocok untuk meneliti strategi atau perma- d. Buata kartu (5x5cm ) sebanyak jumlah siswa untuk menulis soal untuk disalahan yang terjadi dalam lingkup kelas. gulung penelitian ini menggunakan model rancangan PTK Kemmis dan Taggart yang e. Wadah atau tempat bias menggunakan gelas untuk meletakkan kartu-kartu berbentuk spiral yang dilaksanakan 2 yang suah digulung sebanyak jumlah siklus, tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. siswa. Pertemuan pertama dilaksanakan proses f. Mempersiapkan lembar observasi pembelajaran, pertemuan kedua dilakuntuk mengamati siswa selama proses sanakan tes akhir siklus, dan setiap siklus pembelajaran berlangsung. terdiri dari kegiatan atau aktivitas yang g. Membuat alat evaluasi tes akhir setiap berbentuk spiral yaitu1). Plan (perensiklus canaan), 2.) Act & observe (pelaksanaan
296, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
2. Act & observe (Pelaksanaan dan observasi) Dalam penelitian ini, guru pengajar sebagai peneliti melaksanakan skenario pembelajaran, sedangkan observer (yang melakukan pengamatan) dilakukan oleh seorang teman sejawat. Adapun langkahlangkah yang akan dilakukan antara lain: a. Menjelaskan kepada siswa mengenai model pembelajaran yang akan digunakan b. Menyampaikan materi tentang penggolongan hewan c. Mengorientasikan siswa pada masalah d. Mengorganisasikan siswa untuk belajar e. Membimbing siswa menjawab soal yang sesuai dengan kartu jawaban yang di pegang. f. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya g. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar siswa Pada tahap ini observer mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kartu arisan yang sedang berlangsung pada setiap siklus, dengan menggunakan catatan lapangan dan analisis dokumen. Catatan lapangan berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran dengan pembelajaran dengan model pembelajaran kartu arisan. 3. Reflect (Refleksi) Pada tahap ini, peneliti bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada siklus I dan II yaitu melihat langkahlangkah yang sudah dicapai dan melihat kekurangan-kekurangan langkah-langkah/ tindakan yang sudah dilakukan, yang nantinya diperbaiki pada siklus berikutnya.
4. Revised plan (revisi perencanaan) Pada tahap ini, peneliti bersama observer memperbaiki kekurangan – kekurangan yang ada pada siklus sebelummya dengan memperhitungkan hasil refleksi tiap siklus. Adapun pendekatan penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah 20 siswa kelas IIIA SD Negeri 004 Penajam Kab. Penajam Paser Utara. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pertemuan pertama proses pembelajaran, pertemuan kedua dilaksanakan tes akhir siklus. Analisis data dilaksanakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dilaksanakan tiap siklus. Adapun hasilnya sebagai berikut penilaian individu dari nilai tes akhir siklus, dan penilaian kelompok dari nilai kelompok pada proses pembelajaran.
a Gambar 2. Siswa Dikelompokkan secara Heterogen
Rahayu, Peningkatan Hasil Belajar IPA, 297
Hasil Pra Siklus Tabel 1 Hasil Analisis Data Pra Siklus
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama Siswa Pra Siklus Abdul Karim 40 Ahmad Saleh 60 Albar 60 Al- Amin 80 Alya 40 Andi Hanif B.W 80 Aril Arya Nanda 50 Imanuel Agustinus Limthin 80 Ilham 50 Indriyani 50 Jamila 60 Muhaammad Pausan 40 Muhammad Ridho Azzaki 50 Muhammad Rifa’i 60 Putri 60 Rahmadonna 70 Satrio 70 Sitti Ardiana 50 Sitti Zahra 50 Topik Hidayat 50 Jumlah 1150 Rata-rata 57,50 Sumber: Hasil penelitian, Penajam 2014/2015 Berdasarkan tabel 1 di atas disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi penggolongan hewan masih rendah. Dari hasil belajar diketahui nilai rata-rata 57,50 ketuntasan secara klasikal belum tuntas yaitu 25%. Siswa yang tuntas sebanyak 5 sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa. Secara klasikal belum tuntas. Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti dan observer memutuskan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model kartu arisan. Hasil penerapan model pembelajaran kartu arisan dalam setiap siklus dipaparkan sebagai berikut :
Siklus 1
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Deskripsi Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
a. Plan (Perencanaan) Peneliti bersama observer membuat skenario pembelajaran/RPP sesuai dengan model pembelajaran kartu arisan, mempersiapkan materi yang akan diberikan selama pembelajaran dan soal-soal yang akan mempertajam pemahaman siswa tentang materi, membuat kartu (10x10 cm), sebanyak jumlah siswa untuk menulis jawaban, membuat kartu (5x5cm ) sebanyak jumlah siswa untuk menulis soal untuk digulung, menyiapkan gelas untuk meletakkan kartu-kartu yang sudah digulung, mempersiapkan lembar observasi untuk membantu kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan membuat alat evaluasi tes akhir setiap siklus.
298, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
b.
Act & observe (Pelaksanaan dan observasi) Dalam penelitian ini, guru sebagai peneliti melaksanakan skenario pembelajaran, sedangkan observer (yang melakukan pengamatan) dilakukan oleh seorang teman sejawat. Adapun langkahlangkah yang akan dilakukan antara lain: 1) Menjelaskan kepada siswa mengenai model pembelajaran yang akan digunakan 2) Mengorientasikan siswa pada masalah 3) Menyampaikan materi 4) Mengorganisasikan siswa untuk belajar 5) Membentuk siswa ke dalam kelompok secara heterogen satu kelompok terdiri dari 4/5 siswa ( kelompok carnivora, herbivora, omnivora dan insectivora) 6) Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar/ kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas. 7) Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
Gambar 3. Guru Mengocok Soal (Seperti Arisan)
8) Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya.
Gambar 4. Siswa yang Menjawab Betul Dipersilakan Angkat Jempol
Gambar 5. Siswa yang Menjawab Salah Dipersilakan Angkat Jempol tetapi Dibalik
9) Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya Membimbing siswa melakukan penyelidikan secara kelompok Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 10) Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar siswa Pada tahap ini observer mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kartu arisan yang sedang berlangsung pada setiap siklus, dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran model pembelajaran kartu arisan.
Rahayu, Peningkatan Hasil Belajar IPA, 299
Pada observasi pelaksananan siklus I yang dilakukan paa ssat proses
pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :
Nilai Pertemuan 1 (Proses Pembelajaran) Siklus I Tabel 2 Nilai Kelompok Siklus 1
No 1
Nama Kelompok
Nama Anggota Kelompok
Carnivora
1. Imanuel Agustinus Limthin 2. Topik Hidayat 3. Ilham 4. Alya 5. Putri 2 Herbivora 1. Al- Amin 2. Ahmad Saleh 3. Indriyani 4. Sitti Ardiana 5. Abdul Karim 3 Insectivora 1. Ahmad Rifa’i 2. Albar 3. Rahmadonna 4. Muhaammad Pausan 5. Muhammad Ridho Azzaki 4 Omnivora 1. Muhammad Hanif B.W 2. Satrio 3. Aril Arya Nanda 4. Jamila 5. Sitti Zahra Sumber: Hasil penelitian, Penajam 2014/2015 Berdasarkan tabel 2 di atas bahwa secara berturut-turut kelompok Carnivora, Herbivora, Insectivora, dan Omnivora adalah 80, 40, 60 dan 80. Nilai diperoleh dari nilai poin perolehan dibagi poin maksimal kali 100 .Karena setiap siswa berkontribusi untuk menapatkan nilai kelompok terbaik,maka setiap siswa diharapkan saling bekerja sama dan memiliki rasa tanggung jawab tim. Sebagai catatan setiap kelompok mendapat jumlah kartu jawaban yang sama.
2)
Siklus I Poin Nilai 1 80 1 1 0 1 1 40 0 1 0 0 1 60 1 1 0 0 1 80 1 0 1 1
Nilai Tes Ahir Siklus I (pertemuan kedua)
Gambar 6 Siswa Melaksanakan Tes Akhir Siklus I
300, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
Tabel 3 Nilai Tes Akhir siklus 1
No
Nama Siswa
Nilai Siklus 1 1. Abdul Karim 40 2. Ahmad Saleh 70 3. Albar 70 4. Al- Amin 80 5. Alya 70 6. Andi Hanif B.W 90 7. Aril Arya Nanda 60 8. Imanuel Agustinus Limthin 80 9. Ilham 60 10. Indriyani 70 11. Jamila 70 12. Muhaammad Pausan 50 13. Muhammad Ridho Azzaki 60 14. Muhammad Rifa’i 70 15. Putri 60 16. Rahmadonna 80 17. Satrio 80 18. Sitti Ardiana 60 19. Sitti Zahra 60 20. Topik Hidayat 60 Jumlah 1340 Rata-rata 67 Sumber: Hasil penelitian, Penajam 2014/2015 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi penggolongan makhluk hidup sudah meningkat. Tapi, belum maksimal. Dari Hasil belajar diketahui nilai rata-rata 67,00. Siswa yang tuntas sebanyak 15 sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa. Secara klasikal belum tuntas. Karena untuk ketuntasan secara klasikal ditetapkan 80% siswa harus tuntas (16 siswa), baru bias dikatakan tuntas secara klasikal. c. Reflect (Refleksi) Pada tahap ini, peneliti bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada siklus I, yaitu melihat langkahlangkah yang sudah dicapai dan melihat kekurangan-kekurangan langkah-langkah/
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Deskripsi Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
tindakan yang sudah dilakukan, yang nantinya diperbaiki pada siklus II. d. Revised plan (revisi perencanaan) Pada tahap ini, peneliti bersama observer memperbaiki kekurangan – kekurangan yang ada pada siklus sebelummya dengan memperhitungkan hasil refleksi tiap siklus. Siklus II a. Plan (Perencanaan) Kegiatan yang dilakukan pada tahap plan (perencanaan) adalah: a. Membuat skenario pembelajaran/ RPP sesuai dengan model pembelajaran kartu arisan. b. Mempersiapkan materi yang akan diberikan selama pembelajaran dan
Rahayu, Peningkatan Hasil Belajar IPA, 301
c. d.
e.
f.
g.
soal-soal yang akan mempertajam pemahaman siswa tentang materi Buat kartu (10x10 cm), sebanyak jumlah siswa untuk menulis jawaban Buata kartu (5x5cm ) sebanyak jumlah siswa untuk menulis soal untuk digulung Wadah atau tempat bias menggunakan gelas untuk meletakkan kartu-kartu yang suah digulung sebanyak jumlah siswa. Mempersiapkan lembar observasi untuk membantu kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Membuat alat evaluasi tes akhir setiap siklus
b. Act & observe (Pelaksanaan dan observasi) Dalam penelitian ini, guru pengajar sebagai peneliti melaksanakan skenario pembelajaran, sedangkan observer (yang melakukan pengamatan) dilakukan oleh seorang teman sejawat. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain: a. Menjelaskan kepada siswa mengenai model pembelajaran yang akan digunakan b. Mengorientasikan siswa pada masalah Menyampaikan materi c. Mengorganisasikan siswa untuk belajar 1) Bentuk kelompok orang secara heterogen satu kelompok terdiri dari 4/5 siswa 2) Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan ke dalam gelas. 3) Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah
satu yang jatuh diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban. 4) Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel lainnya. 5) Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya. Membimbing siswa melakukan penyelidikan secara kelompok. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya d. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar siswa Pada tahap ini observer mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kartu arisan yang sedang berlangsung pada setiap siklus, dengan menggunakan catatan lapangan dan analisis dokumen. Catatan lapangan berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran dengan pembelajaran dengan model pembelajaran kartu arisan. Berdasarkan tabel 4 bahwa secara berturut-turut kelompok Carnivora, Herbivora, Insectivora, dan Omnivora adalah 100, 60, 80 dan 80. Nilai diperoleh dari nilai poin perolehan dibagi poin maksimal kali 100 .Karena setiap siswa berkontribusi untuk menapatkan nilai kelompok terbaik, maka setiap siswa diharapkan saling bekerja sama dan memiliki rasa tanggung jawab tim. Sebagai catatan setiap kelompok mendapat jumlah kartu jawaban yang sama.
302, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
1)
Nilai Kelompok Siklus II Tabel 4 Nilai Kelompok Siklus II
No. 1.
Nama Kelompok carnivora
Nama Anggota Kelompok
Poin
1. Imanuel Agustinus Limthin 2. Topik Hidayat 3. Ilham 4. Alya 5. Putri 2. Herbivora 1. Al- Amin 2. Ahmad Saleh 3. Indriyani 4. Sitti Ardiana 5. Abdul Karim 3. Insectivora 1. Ahmad Rifa’I 2. Albar 3. Rahmadonna 4. Muhaammad Pausan 5. Muhammad Ridho Azzaki 4. Omnivora 1. Muhammad Hanif B.W 2. Satrio 3. Aril Arya Nanda 4. Jamila 5. Sitti Zahra Sumber: Hasil penelitian, Penajam 2014/2015
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
Nilai 100
60
80
80
1) Nilai Tes Akhir Siklus II Tabel 5 Nilai Tes AKhir Siklus II
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Nama Siswa Abdul Karim Ahmad Saleh Albar Al- Amin Alya Andi Hanif B.W Aril Arya Nanda Imanuel Agustinus Limthin Ilham Indriyani Jamila Muhaammad Pausan Muhammad Ridho Azzaki Muhammad Rifa’i Putri Rahmadonna
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai Siklus II 70 70 90 100 70 100 70 100 70 70 70 60 70 80 70 80
Deskripsi Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Rahayu, Peningkatan Hasil Belajar IPA, 303
17. 18. 19. 20.
Satrio Sitti Ardiana Sitti Zahra Topik Hidayat Jumlah Rata-rata Sumber: Hasil penelitian, Penajam 2014/2015
70 70 70 70
80 70 70 70 1530 76,5
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel 5 di atas bahwa pemahaman siswa terhadap materi penggolongan makhluk hidup sudah meningkat. Dari Hasil belajar diketahui nilai rata-rata 76,50. Siswa yang tuntas sebanyak 19 sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa. Secara klasikal sudah tuntas. Karena untuk ketuntasan secara klasikal ditetapkan 80% siswa harus tuntas (16 siswa), jadi bisa dikatakan tuntas secara klasikal.
N o.
c.
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa pada kelompok Carnivora, Herbivora, Insectivora mengalami peningkatan sebesar 20%, dan kelompok Omnivora peningkatan sebesar 0%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik 1 di bawah ini.
Reflect (Refleksi) Pada tahap ini, peneliti bersama observer mendiskusikan hasil tindakan pada siklus II, yaitu melihat langkah-langkah yang sudah dicapai dan menyimpulkan hasil penelitian. d. Revised plan (revisi perencanaan) Pada tahap ini, peneliti bersama observer memutuskan untuk tidak melaksanakan tinakan berikutnya karena menurut peneliti dan observer hasil belajar siswa sudah maksimal. Hasil tersebut dapat dilihat pada rekap nilai dari tiap siklus dan diperjelas dengan grafik di bawah ini :
1. 2. 3. 4.
Nama Kelom pok Carniv ora Herbiv ora Insecti vora Omniv ora
Siklus I
Siklus II
Pening katan
80
100
20%
40
60
20%
60
80
20%
80
80
0%
Peningkatan Nilai Kelompok 20 15 10 5 0
Peningkatan Nilai Kelompok
Gambar 7. Grafik Peningkatan Nilai Kelompok menggunakan model Lottery Card (Kartu Arisan)
Tabel 6 Rekap Nilai Kelompok Siklus I dan Siklus II
Rekap Nilai Tiap Siklus Tabel 7. Rekap Jumlah Nilai, Nilai ratarata, dan Ketuntasan tiap Siklus
304, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
N Ketera o ngan 1. Jumlah 2. Nilai Ratarata 3. Ketunta san
Pra Siklus 1150 57,50
Siklus I 1340 67,0 0
25%
75 %
Siklus 1I 1530 76,50
95%
Berdasarkan tabel 7 Dari Hasil belajar IPA jumlah nilai Pra Siklus sebesar 1150, Siklus I sebesar 1340, dan Siklus II sebesar 1530. Untuk nilai rata-rata Pra Siklus diketahui sebesar 57,50. Siklus I sebesar 67,00, Siklus II dan sebesar 76,50. Dari segi jumlah, jumlahnya pun meningkat dari 1340 pada siklus I dan menjadi 1530 berarti terjadi peningkatan sebesar 14,18 %. JumlahNilai rata-rata pun meningkat dari 67,00 dari pra siklus menjadi 76,50 pada siklus I berarti terjadi peningkatan 14,18 %.Sedangkan untuk ketuntasan secara klasikal Pra Siklus sebesar 25%, Siklus I sebesar 75%, dan Siklus II sebesar 95%. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 20% dari siklus sebelumnya. Berarti secara klasikal sudah tuntas. Dari 20 siswa hanya 1 siswa belum tuntas dan 19 siswa sudah tuntas. Gambar 8. GrafikJumlah Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Jumlah 2000 1500 1000 500 0
1530 11501340
Jumlah
Berdasarkan grafik 2 di atas dapat diketahui bahwa pada Pra Siklus jumlah
nilai sebesar 1150, Siklus I sebesar 1340, dan Siklus II sebesar 1530. 95 100 76.5 75 80 57.5 67 60 25 40 20 0
Nilai Ratarata Ketuntasan
Gambar 9. Grafik Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Berdasarkan grafik 3 di atas dapat diketahui bahwa pada Pra Siklus nilai ratarata sebesar 57,50,, Siklus I sebesar 67,00, dan Siklus II sebesar 76,50. Sedangkan nilai Ketuntasan pada Pra Siklus sebesar 25%, Siklus I sebesar 75%, dan Siklus II sebesar 95%. PEMBAHASAN Pra Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan obsevasi awal (pengamatan awal), yang dijadikan sebagai dasar pembagian kelompok heterogen. Siswa dikelompokkan secara heterogen sesuai dengan nilai jadi pengelompokkannya yang pintar disebar begitu juga yang belum bisa agar membaur karena pengelompokkannya secara heterogen. Ketuntasan siswa pun masih rendah dan secara klasikal belum tunts, yaitu sebesar 25% atau yang tuntas hanya 5 siswa padahal sesuai syarat yang ditentukan sekolah adalah 80% siswa harus tuntas. Siklus 1 Pada proses pembelajaran siklus I keaktifan siswa masih tergolong rendah. walau sebelum pembelajaran peneliti sudah memeberikan motivasi agar anak
Rahayu, Peningkatan Hasil Belajar IPA, 305
gembira dan siap menerima pembelajaran. Hal itu karena, murid belum terbisa dengan model pembelajaran yang digunakan dan kerja dengan kelompok merupakan hal yang jarang dilaksanakan. Jadi, kelas menjadi ribut. Siswa masih malu-malu menjawab, sehingga perlu memberikan penguatan bahwa harus berani mengeluarkan pendapat tidak apa-apa salah, nanti guru yang membetulkan atau kelompok yang lain. Sehingga perlu adanya perbaikan di siklus II yaitu dengan memberi pengarahan yang mendetail tentang tata cara pelaksanaan model pembelajaran agar tujuan yang diinginkan sesuai dengan tujuan awal bukan malah sebaliknya. Guru juga perlu menegaskan lagi komitmen awal dalam pelaksanaan model lottery carad (kartu arisan) bahwa mereka bukan bekerja sendiri melainkan bekerja kelompok. Hasil kelompok merupakan penjumlahan poin-poin semua siswa (individu ), karena diperlukan kerja sama yang baik untuk kelompok agar dapat nilai yang terbaik bagi kelompoknya. Pada proses pembelajaran (pertemuan 1) siklus I untuk kelompok Carnivora, Herbivora, Insectivora, dan Omnivora mendapat nilai baik yaitu : 80, 40, 60 dan 80. Dan pada tes akhir siklus I (pertemuan 2) untuk ketuntasannya sebesar 75% ,. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 50%, walaupun begitu masih dikatakan belum tuntas karena harus 16 siswa yang tuntas baru bisa dikatakan tuntas. Dari 20 siswa 5 siswa belum tuntas dan 15 siswa sudah tuntas. Dari segi jumlah, jumlahnya pun meningkat dari 1150 pada siklus I dan menjadi 1340 berarti terjadi peningkatan sebesar 16,52 %. JumlahNilai
rata-rata pun meningkat dari 57,50 dari pra siklus menjadi 67,00 pada siklus I berarti terjadi peningkatan 16,52 %. Siklus 2 Keaktifan sudah mulai terlihat anak-anak sudah berani menjawab dengan suara lantang. Dan anak sudah terlihat gembira tanpa beban tetapi tetap konsentrasi dengan pembelajaran hasil belajar pun mulai terlihata meningkat. Individu sudah terbiasa bekerja sama dengan tim . tidak ada yang berlaku egois. Karena nilai tim adalah nilai untuk kemenangan individu. Pada proses pembelajaran nilai untuk kelompok Carnivora, Herbivora, Insectivora, dan Omnivora mengalami peningkatan sebesar 20%, 20%, 20%, dan % dari siklus I. Ketuntasannya sebesar 95%. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 20% dari siklus sebelumnya. Berarti secara klasikal sudah tuntas. Dari 20 siswa hanya 1 siswa belum tuntas dan 19 siswa sudah tuntas. Dari segi jumlah, jumlahnya pun meningkat dari 1340 pada siklus I dan menjadi 1530 berarti terjadi peningkatan sebesar 14,18 %. JumlahNilai rata-rata pun meningkat dari 67,00 dari pra siklus menjadi 76,50 pada siklus I berarti terjadi peningkatan 14,18 %. Keaktifan siswa baik.siswa-siswa terlihat aktif. Anak-anak sudah terbiasa dengan model pembelajaran sehingga guru tidak perlu menjelaskan ulang tata laksana pembelajaran dengan model kartu arisan. Hasil belajar IPA materi penggolongan hewan pun meningkat sangat baik walau masih tetap ada nilai siswa sama dengan KKM. karena nilai hasil belajar IPA sudah meningkat peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian cukup sampai siklus II.
306, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
Gambar 10. Siswa Terlihat Senang dengan Model Lottery Card (Kartu Arisan) yang Digunakan
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat dirumuskan kesimpulan, bahwa: Pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif model lottery card (kartu arisan) pada materi penggolongan hewan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian ini, peneliti menuliskan beberapa saran, diantaranya : 1. Untuk mencapai kualitas proses belajar mengajar dan kualitas hasil belajar yang DAFTAR RUJUKAN Aqib, Z., dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: CV. Yrama Widya. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), 2006. Standar Isi 2006 Mata Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas III . Jakarta: Deppennas. Diansyah, Karto. Desain Penelitian, diakses Oktober 2014. Gurugaulclub.blog spot.com/2009 .Metode pembelajaran kartu Arisan ,18 Oktober 2014 http://(Esempen2palki.blogspot.com) .Model Pembelajaran Arisan, 27 MEI 2013, diakses 27 Oktober 2014 http://(Lingga34mojopahit.blogspot.com) Iswanto,Heru herlingga.
baik dalam pembelajaran dengan model lottery card (kartu arisan) pada materi penggolongan hewan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa diperlukan persiapan perangkat pembelajaran yang cukup memadai, misalnya RPP, Buku siswa dan kartu soal dan kartu jawaban yang harus dimiliki oleh setiap siswa dan instrumen penilaian baik untuk penilaian tes akhir siklus. 2. Untuk melaksanakan model pembelajaran lottery card (kartu arisan) terlebih dahulu harus dijelaskan tata cara pelaksanan agar siswa tidak bingung, yang menyebabkan tujuan tidak tercapai, lottery card (kartu arisan) bukan suatu tujuan belajar melainkan salah satu cara untuk mencapai tujuan belajar. 3. Untuk melaksanakan pembelajaran lottery card (kartu arisan) memang diperlukan persiapan terutama menyangkut pengetahuan dan keahlian guru dan siswa serta fasilitas mendukung PBM yang mendukung.
Kooperatif Tipe Kartu Arisan, diakses Oktober 2014 http://Nurhayani.Metode kartu arisan, blogger Nurhayani13, diakses Oktober 2014 Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. (www.M-edukasi .web.id/2012/04/) Media pendidikan. Desain PTK model Kemmis & Mc Taggart, diakses Oktober 2014 Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.