Utilitas Internet Di Era Globalisasi Dalam Rangka Optimalisasi Pengembangan Business To Business UKM Di Kabupaten Magelang (Studi Kasus Pengrajin Patung Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang) Muhammad Imron Rosyidi, Lukis Alam Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang
[email protected],
[email protected] Abstraksi Kemajuan teknologi informasi sudah hampir merambah semua aspek kehidupan manusia, diantara fungsinya adalah untuk membantu mengotomatisasi proses kerja yang dilakukan oleh manusia. Karena sifatnya yang mengotomatisasi maka teknologi informasi bisa mempercepat penyelesaian masalah (problem-solving) hampir semua aspek kehidupan manusia. Adalah internet yang menjadi primadona kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang sudah dimanfaatkan oleh hampir semua kalangan masyarakat, tidak terkecuali pada satu bidang saja terbantu dengan kehadiran internet bahkan hampir semun bidang diantaranya ekonomi ,pendidikan ,sosial, bisnis dan sebagainya. Terlebih dalam bidang bisnis internet sudah banyak membantu masyarakat,dalam hal ini pendayagunaan internet dalam rangka optimalisasi bisnis UKM (usaha kecil menengah) para pengrajin patung di Kabupaten Magelang. Yang bisa dilakukan adalah membuat virtual mall, dimana para pengrajin tersebut bisa mempromosikan atau menjual produk mereka lewat media internet. Space yang disediakan diharapkan bisa membantu mereka berinteraksi denga semua costumer baik domestik maupun luar negeri. Diharapkan dengan pencapaian semacam ini akan memperkuat tingkat optimalisasi bisnis yang dapat meningkatkan value bisnis yang dilakukan.
Kata Kunci : bisnis, virtual mall,teknologi informasi,internet 1.
Pendahuluan
Beberapa puluh tahun yang lalu sebenarnya komputer sudah banyak dikenal oleh banyak orang. Orang sudah menggunakannya untuk keperluan perkantoran, bisnis, pemerintahan dan pendidikan walaupun dalam bentuk mainframe dan minicomputer. Walaupun belum digunakan secara optimal namun keberadaan komputer pada waktu itu sedikit banyak sudah membantu melakukan keperluan sehari-hari Keyakinan perkembangan teknologi informasi akan menjadi penggerak utama dan mempunyai peranan utama dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi ke depan memang tidak dapat sama sekali dipungkiri. Disamping itu kehadiran teknologi informasi juga dipandang sebagai sarana yang sangat penting dalam proses penyebaran serta pemerolehan informasi di seluruh dunia. Realitanya teknologi informasi secara terminologi merupakan suatu teknologi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya untuk memproses, mendapatkan menyusun, menyimpa, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu yang tujuannya untuk keperluan bisnis, pribadi dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. 2.
Evolusi Global Teknologi Informasi
O’Connor dan Galvin memberikan gagasannya tentang penerapan teknologi informasi pada sektor riil, yaitu untuk keperluan pemasaran, gagasannya itu diantaranya : 1. Secara signifikan meningkatkan pilihan-pilihan yang tersedia bagi perusahaan dan memegang peranan penting dalam implementasin yang efektif terhadapa setiap elemen strategi pemasaran. 2. Mempengaruhi proses pengembangan strategi pemasaran karena teknologi informasi memberikan lebih banyak informasi ke manajer melalui pemakaian sistem pengambilan keputusan (Decision Support System). 3. Teknologi informasi memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan ke berbagai bagian yang berbeda dalam organisasi dan menyediakan banyak informasi ke manajer. Sebagai contoh, sistem 1
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
informasi eksekutif (Executife Information Systems atau EIS) mempengaruhi aliran informasi secara vertikal dalam perusahaan. 4. Teknologi informasi juga mempengaruhi antarmuka-antarmuka organisasi dengan lingkungan, seperti pelanggan dan pemasok. Sistem antar organisasi yang dilengkapi dengan pertukaran data elektronik (EDI) menciptakan hubungan yang lebih dekat antara organisasi dan pemasok, memfasilitasi manajemen sediaan yang lebih efisien dan memungkinkan pendekatan tepat waktu dalam melakukan pemesanan kembali. Negroponte, seorang profesor teknologi media pada Massachussets Institute Of Technology menyebut masa kini sebagai era ekonomi digital, yang menggantikan ekonomi atom. Dalam kajian ekonomi masa lalu (ekonomi atom) harga suatu barang menjadi tinggi bila barang tersebut langka (scarcity), sedangkan pada ekonomi digital harga suatu informasi menjadi tinggi bila informasi tersebut banyak (abundance). 3.
Ekspansi Teknologi Informasi terhadap Bisnis
Perkembangan bisnis yang terus terjadi setiap harinya tentunya selalu mengikuti tren perkembangan teknologi informasi, dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. Adalah E-business merupakan extension dari business dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun ambiguitas masih terjadi dengan ekspresi penggunaan media elektronik ini. Sebagai contoh, usaha bisnis harus memiliki web site yang tentunya web site ini termasuk media elektronik komputer. Meledaknya penggunaan internet dan teknologi informasi menyebabkan munculnya E-business yang berbasis teknologi internet. Terobosan yang dilakukan Ebusiness adalah memperkuat proses bisnis yang sedang dijalankan. Keuntungan yang diberikan dengan menggunakan teknologi ini adalah open platform yang tidak tergantung kepada satu vendor tertentu, tentunya pengembangan teknologi ini masih banyak jenisnya dan banyak hal yang belum memiliki standar. Kemudian cakupan dari e-business tersebut salah satunya adalah e-commerce (perdagangan elektronik). O’brien mendefinisikan e-business adalah penggunaan teknologi internet untuk menghubungkan dan memperkuat proses bisnis, perdagangan elektronik (electronic commerce atau e-commerce), dan komunikasi serta kolaborasi antar sebuah perusahaan dengan para pelanggan, pemasok dan mitra kerja bisnis elektronik lainnya. Di sisi lain e-commerce merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet, atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000).
Pendefinisian e-commerce juga dikemukakan oleh Kalakota dan whinston dari beberapa perspektif berikut : 1. Dari perspektif komunitas, e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer dan sarana lainnya. 2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan. 3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam rangka memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan. 4. Dari perspektif online, e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk informasi di internet dan jasa online lainnya. Kemampuan e-commerce yang mampu membentuk transaksi bisnis yang meliputi pertukaran barang dan jasa diantara dua pelaku bisnis dengan menggunakan peralatan dan teknologi elektronika, hal ini berbeda dengan cara tradisional terutama dalam cara pertukaran dan pemrosesan informasi. Jika secara tradisional, informasi itu dipertukarkan melalui kontak pribadi, baik itu telepon atau menggunakan pos. Dalam e-commerce informasi dibawa melalui jaringan komunikasi digital dan sistem komputer. Dan biasanya jaringan tersebut bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap orang. Jika dilihat dari implementasi segmen yang dilakukan, e-commerce mempunyai berbagai klasifikasi, diantaranya : 1. Business to Business (B2B) : proses yang dilakukan antar pengelola bisnis atau perusahaan untuk meningkatkan value yang diinginkan. 2. Business to Costumer (B2C) : proses interaksi yang terjadi antara pengelola bisnis/perusahaan dengan konsumen. Keuntungan dari implementasi B2C dibandingkan toko phisik melalui jalur konvensional adalah dimungkinkan pelayanan selama 24 jam. Sebagai salah satu bentuk evolusi dari EDI (electronic data interchange) e-commerce sangat luwes dalam penyampaian ragam informasi yang dipertukarkan dalam proses bisnis yang diimplementasikan. 4.
Internet Untuk Pengembangan Bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah)
Terlepas dari klasifikasi yang diberikan dalam ecommerce diatas, penulis mencoba untuk memaparkan impact value yang dirasakan ketika bisnis sudah memanfaatkan teknologi informasi sekarang ini. Dimana sektor bisnis riil sudah bisa merasakannya, hanya saja eksplorasi untuk menggunakan teknologi informasi belum terlalu optimal.
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
2
Sektor bisnis riil yang layak diangkat untuk memanfaatkan teknologi informasi adalah sektor UKM (usaha kecil menengah), dimana sektor ini kebanyakan belum banyak menggunakan kemajuan teknologi informasi ini. Oleh karen itu dalam tulisan ini, penulis akan mengangkat eksplorasi teknologi internet bagi pendayagunaan sektor UKM, sehingga value pengembangan bisnisnya bisa dirasakan. Pengembangan business to business bisa ditingkatkan dari pemanfaatan internet ini. Perluasan usaha pun bisa dilakukand dengan cara ini, tidak ada yang tidak mungkin ketika teknologi sudah ada digenggaman. Usaha bisa dilanjtukan tanpa terkendala jarak dan waktu, tinggal bagaimana eksplorasi yang bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis yang dilakukan. Internet merupakan suatu penemuan dalam sejarah manusia yang memiliki potensi untuk melakukan banyak perubahan, cara bekerja, cara belajar, cara bermain dan cara berbisnis. Internet juga memberikan beragam kesan,terkadang membuat orang frustasi, menghibur, membantu pekerjaan dan sebagainya. Seperti kata Andy Groove, internet telah mentransformasikan industri teknologi informasi dari suatu kumpulan ologopoli menjadi ekosistem yang beragam. Menjadikan hal yang terpenting bukannya lagi teknologi yang dimiliki tetapi bagaimana cara bekerja sama dengan pemain lain (Sclender,1999). 4.1 Implementasi virtual mall Sebagai Sarana Optimalisasi Bisnis UKM Keberadaan UKM (usaha kecil menengah) sebagai salah satu sektor riil yang didominasi midle-end kalangan masyarakat indonesia, banyak dari mereka sebenarnya butuh sosialisasi bagaimana meningkatkan strategi kompetitif dalam rangka meningkatkan value produk yang mereka tawarkan. Salah satu sentra UKM di daerah Magelang, tepatnya di kecamatan Muntilan terdapat sentra kerajinan patung. Disana banyak berdiri sentra kerajinan patung yang semenjak beberapa puluh tahun yang lalu sudah tersiar sampai seluruh indonesia bahkan mungkin sampai ke luar negeri. Kebanyakan sentra UKM disana adalah home industry, karena letaknya yang cukup strategis di pinggir jalan terang saja banyak dari kalangan wisatawan domestik maupun manca negara tertarik untuk berkunjung walaupun hanya sekadar melihat bahkan ada juga yang membelinya. Yang terbersit bagaimana mengorganize sentra UKM tersebut untuk dikembangkan virtual mall, yang dimaksud virtual mall disini adalah sebagaimana mallmall konvensional. Dimana mall-mall tersebut menyediakan tempat untuk para seller menjualkan dagangannya. Hanya saja space yang dimaksudkan untuk virtual mall disini adalah para pengrajin tersebut disediakan link web yang bisa dioperasikan seperti mereka menjajakan maupun mempromosikan produknya di dunia nyata, hanya saja karena sifatnya virtual maka dibutuhkan sebuah environment untuk mendukung ke arah sana.
Sebenarnya tidak ada bedanya dengan mallmall konvensional yang ada, hanya nantinya dibutuhkan manajemen yang bisa menghandle kebutuhan tersebut. Jika di mall-mall konvensional terdapat berbagai macam produk yang dijual, namun untuk virtual mall ini hanya satu macam produk saja yaitu patung. Dimana setiap penjual akan disediakan space yang bisa mereka gunakan. Implementasi yang bisa dilakukan adalah dengan sistem online web, sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini
Gambar 1. Skema Online web Pada gambar diatas para pengrajin memanfaatkan internet, dengan internet mereka bisa mempromosikan hasil produk yang mereka tawarkan. Tentunya dengan bantuan vendor yang menyediakan sistem bagi mereka, sistem yang dipakai terutama web karena dengan web dimanapun, kapanpun dapat mereka mengaksesnya. Dengan adanya store yang mereka punya, mereka lebih bisa mengeksplore produk yang ada, interaksi yang terjadi dengan costumer lebih bisa ditingkatkan bahkan mungkin ekspor ke luar negeri bisa terjalin dengan adanya virtual mall ini. Yang menjadi kendala adalah bagaimana optimalisasi sistem ini agar mereka mendayagunakannya dengan optimal. Nantinya sistem berbasiskan web ini tentunya akan mengakomodir para pengrajin tersebut di dalam mengoptimalkan bisnis yang mereka jalankan, dengan penggunaan virtual mall ini diharapkan mereka tidak akan dipusingkan bagaimana cara mengoperasikannya.
Gambar2. Struktur Linier Sistem yang dibangun hanya satu macam produk saja,horizontal adalah jenis produk yang mereka promosikan/jual (patung) sedangkan vertikal adalah masing3
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
masing dari pengrajin tersebut mempunyai space yang mereka gunakan. Sehingga hanya membutuhkan satu struktur saja untuk digunakan beberapa store (space yang dimiliki para pengrajin).
Gambar3. Struktur Manajemen web Adapun manajemen implementasi pengembanganya sebagaimana yang diperlihatkan gambar diatas bahwa sebagai vendor ada yang mewadahi yang dibawahnya, ketika sistem ini sudah diimplementasikan maka harus ada yang mengorganize. Dimana konsep virtual mall dia menggunakan konsep mall biasa, yaitu satu tempat untuk digunakan berbagai macam store. Hanya saja pada virtual mall ini store yang ada hanya satu macam produk saja. Posisi vendor sebagai penyedia sistem diharapkan ketika sistem sudah ada maka harus ada yang memaintain sistem tersebut. Oleh karena itu harus ada super admin, super admin adalah orang yang bertugas di posisi teratas. Dia yang mengontrol alokasi space yang digunakan untuk store masing-masing pengrajin. Sedangkan admin adalah para pengrajin itu sendiri, yaitu yang mempunyai hak akses untuk input-content sistem (space) yang dimilikinya. Karena virtual mall ini memanfaatkan sisi dari teknologi internet, maka tentunya nanti store yang dibuat pastinya akan memerlukan uploading ke server, sehingga langkah inilah vendor yang harus melaksanakannya. Dengan memafaatkan hosting gratis diharapkan utilisasinya bisa dimaksimalkan, meskipun sekarang banyak ISP yang menyediakan hosting dengan biaya murah. Namun tidak ada salahnya ketika teknologi internet sudah mewabah apalagi solusi hosting gratis tersedia maka pemanfaatannya untuk sektor riil seperti UKM ini bisa dimaksimalkan. Untuk optimalisasinya maka pengrajin yang telah disediakan masing-masing store tersebut akan dilatih bagaimana menggunakan sistem yang mereka punya, tetapi pelatihan ini hanya sebatas bagaimana mengoperasikan sistem ini diantaranya input-content produk yang mereka promosikan, kemudian mengoperasikan front-end dari sistem tersebut.
5.
Internet sebagai salah satu primadona teknologi informasi diharapkan bisa mendongkrak strategi kompetitif sektor rill khususnya UKM kerajinan patung ini. Potensipotensi yang sebelumnya mungkin belum terekspose terlalu besar, dan pemanfaatan seperti ini memang harus dioptimalkan sebaik mungkin agar meningkatkan value pasar. Pihak-pihak terkait yang mewadahi UKM juga harus bisa merespon keinginan para pelaku di sektor ini yang ingin meningkatkan value kompetitifnya di dunia bisnis, seringkali dampak teknologi informasi masih dianggap susah untuk mengembangkan sektor riil ini. Namun dengan sudah diketahui cara bagaimana mengoptimalkan diharapkan pemanfaatan internet ini sudah bisa dimaksimalkan. Virtual mall ini adalah salah satu side dari teknologi internet, seperti mall konvensional implementasi dari virtual mall ini mempunyai tata cara layaknya mall konvensional biasanya. Hanya saja virtual mall ini karena menggunakan teknologi internet maka cara kerjanya pun disesuaikan dengan virtual sistem yang ada. 6.
Daftar Pustaka
[1].Abdul Kadir, "Pengenalan Sistem Informasi", Penerbti Andi., Yogyakarta, 2003 [2].“How is electronic Commerce Changing Global Business?”, http://www.fenwick.com/docstore/Publications/Corporat e/Changing_Global_Business.pdf [3].“Information and Communication Technology for Social development”, An International Symposium., May2006, http://www.aseanfoundation.org/documents/ICT4D_boo k_v2.pdf [4].Janner Simarmata, "Pengenalan Teknologi Informasi Dan Informasi", Penerbit Andi.,Yogyakarta,2006 [5].“Mengimplementasikan Electronic Commerce di Indonesia, Budi Rahardjo., Juli 1999, http://www.cert.or.id/~budi/articles/1999-02.pdf [6]. “Sentuhan Teknologi Informasi Dalam Bisnis”, Rendra Gustriansyah, Sriwijaya Pos., Juli 2005, [7]. “Teknologi Internet dan Intranet”, Prawido Utomo., Juli 2005, http://www.venustiles.com/pu/Data/Internet&Intranet.doc
Penutup
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
4
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
5