BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara. Semakin baik pendidikan di suatu Negara, maka Negara tersebut semakin baik pula. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 dalam Muyasaroh (2014) berbunyi bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan kompleks. Oleh karena itu, perkembangan pendidikan harus ditingkatkan untuk menciptakan kualitas manusia yang unggul. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Setiap sekolah dalam menjalankan kegiatan pembelajarannya harus mengikuti kurikulum yang berlaku di Indonesia. Sekolah - sekolah sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2014 yang sudah dimulai sejak tahun 2006, dimana Kurikulum Tingkat Satuan 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang diamanatkan oleh UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (Ahmad: 2013). Dewasa ini perkembangan pendidikan diramaikan dengan maraknya kontroversi diadakannya Ujian Akhir Nasional (UAN). Ujian Nasional (UN) adalah ujian yang dilakukan secara nasional pada jenjang SD, SMP, SMA, dan sederajat untuk mengukur dan menilai kompetensi setiap peserta didik yang telah mengikuti proses pembelajaran selama 3 tahun pada masing- masing jenjang dan berfungsi untuk mengukur sejauh mana sistem pendidikan telah mencapai standar mutu lulusan sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dan mendorong komponen sekolah menumbuhkan daya kompetitif demi terwujudnya sekolah yang sesuai dengan standar nasional pendidikan. Sedangkan Menurut Juair (2007), diselengarakannya UN bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: (a) pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan, (b) seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c) penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan, (d) akreditasi satuan pendidikan dan (e) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. UN tahun ini tetap dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya, sampai pada masa akhir pendidikan suatu jenjang pendidikan diselenggarakan ujian untuk
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengetahui tingkat keberhasilan yang telah di capai. Serta dalam mengukur tingkat kompetensi peserta didik yang mengikuti ujian harus sesuai dengan standar kompetensi lulusan maka perlu dilakukan suatu tes atau ujian, dalam sistem pendidikan ujian dilaksanakan pada periode - periode tertentu untuk melihat kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar, baik itu ujian semester maupun UN. UN yang diselenggarakan setiap akhir tahun pelajaran perlu suatu perangkat tes atau soal yang memiliki kualitas baik dan memberikan hasil pengukuran yang dipercaya sesuai dengan tujuan tes yang diinginkan. Untuk memperoleh penilaian yang akurat dari hasil UN, setiap soal tes perlu dilakukan uji coba dan dianalisa untuk mengetahui bagaimana validitas dan reabilitas tes tersebut, sehingga diketahui apakah tingkat kesukaran dan daya beda dari setiap soal yang diujikan sudah sesuai dengan kemampuan siswa. Jika soal tidak mampu dijawab oleh seorang siswa pun, maka soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, begitupun sebaliknya. Dalam soal tersebut dapat dikatakan kurang bermutu karena tidak memberikan informasi apapun tentang perbedaan - perbedaan individu dan tidak memberikan sumbangan pada reabilitas atau validitas tes (Juair, 2007 ). Soal UN tahun pelajran 2013/2014 dibagi menjadi beberapa paket berdasarkan propinsi. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kecurangan antar siswa (mencontek) dalam mengerjakan soal ujian, selain itu pembagian paket disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dalam setiap provinsi. Dengan demikian paket soal tersebut diharapkan hasil yang diperoleh merupakan murni dari siswa sendiri
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan mengurangi adanya bias yang kemungkinan terjadi pada saat penilaian. Suatu sistem pendidikan memerlukan adanya suatu UN sebagai alat pengendalian mutu lulusan (quality Control) dari setiap satuan pendidikan. hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 45 tahun 2006/2007 pasal 1 ( Muliadi, 2010) yang menegaskan bahwa UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah menggunakan UN sebagai tolok ukur untuk mengetahui mutu pendidikan di Indonesia yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1950an. Pelaksanaan UN dilakukan secara nasional dengan pengawasan yang ketat, sehingga angka kelulusan hanya sekira 50%. Abash (2011) mengatakan bahwa potret standardisasi mutu pendidikan nasional masih berkisar 40.31% di bawah standar minimal, yaitu 48.89% pada posisi standar minimal. Oleh karena hal ini, banyak masyarakat menganggap sistem ini tidak adil dan menuntut agar diubah menjadi ujian sekolah. Selanjutnya, pemerintah mengubah itu menjadi Ujian Sekolah. Sistem penilaian dengan ujian sekolah dianggap memperburuk kualitas pendidikan,
karena
itu
pemerintah
merubah
sistem
penilaian
dengan
menggunakan Ujian Akhir Nasional (UAN) sebagai tolak ukur kelulusan siswa. Dibawah tabel berikut ini menjelaskan histori tentang asal-usul terjadinya Ujian Akhir Nasional (UAN).
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 1.1 Daftar Jenis Ujian Negara Tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nomor
Jenis ujian
Masa tahun
Lama Waktu
1
Ujian Negara
1965-1971
6 tahun
2
Ujian Sekolah
1972-1979
7 tahun
3
Evaluasi Belajar Tahap Nasional
1980-2002
22 tahun
4
Ujian Akhir Nasioanl
2003-2004
1 tahun
5
Ujian Nasional
2005- sekarang
-
Sumber: Dari wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 2003 Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa ujian pertama kali dinamakan Ujian Negara yang berlangsung selama enam tahun, kemudian Ujian Sekolah selama tujuh tahun.
Karena dirasa tidak adil oleh masyarakat, maka Ujian Sekolah
diubah menjadi Evaluasi Belajar Tahap Nasional (EBTANAS) yang berlangsung cukup lama, yaitu sekira 22 tahun. EBTANAS kemudian dirubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAS) pada tahun 2003, dan diubah kembali pada tahun 2005 sampai dengan sekarang dengan nama Ujian Nasional (UN). Selama ini penentuan batas kelulusan ujian nasional dari pusat pendidikan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengambil keputusan saja. Batas kelulusan itu ditentukan sama untuk setiap mata pelajaran, tetapi karakteristik mata pelajaran dan kemampuan peserta didik tidaklah sama. Setiap skor penilaian
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mata pelajaran yang diujikan berbeda-beda, sedangkan setiap peserta ujian nasional memiliki beberapa karakteristik dan kemampuan yang berbeda disetiap mata pelajaran. Tabel dibawah ini menunjukkan beberapa nilai minimal dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014.
Tabel 1.2 Daftar Keterangan Nilai Ujian Nasional Tahun 2005- 2014
Nomor
1
Nilai
Rata-rata
Minimal
Minimal
Tahun
2005
4,25 4,25
2
2006
3
2007
4
2008
5
2009
6
2010
7
2011
8
2012
9
2013
10
2014
4,50 5,00 5,25 4,25
5,50 4,00
Sumber: Pusat penilaian pendidikan (Undang- undang republik indonesia no 20 tahun 2003) Tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Proses pemantauan evaluasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan pada akhirnya akan dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan
mutu
pendidikan
dimulai
dengan
penentuan
standar.
Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting. Maka dari pusat penilaian pendidikan daftar nilai kelulusan tahun 2005 sampai dengan 2014 mengalami perubahan. Sesuai dengan angka kelulusan tahun 2013/2014 di sekolah SMK terdapat empat mata pelajaran yang termasuk dalam UN yaitu, matematika, bahasa Indonesia, bahasa inggris dan produktif (mata
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pelajaran yang tiap jurusan berbeda). Menurut salah satu guru SMKN 1 Serang, 700 siswa SMKN 1 Serang secara keseluruhan mendapatkan nilai cukup baik, dan 100% lulus. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai rata-rata per jurusan pada siswa SMKN 1 Kota Serang dengan empat mata pelajaran yang berbeda. Tabel 1.3 Daftar Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2014 Rata-Rata Nilai per Jurusan Mata Akuntansi Sekertaris
Perhotelan
Tata
Multi
Boga
Media
Pelajaran
Produktif
8.65
8.33
8.91
8.35
8.10
B. Inggris
8.33
7.80
8.75
7.35
8.30
Matematika
7.35
8.56
8.57
8.51
7.50
B. Indonesia
6.55
6.73
7.30
5.60
8.35
Sumber: Data primer Tabel 1.3 diatas menunjukkan nilai rata-rata ujian nasional siswa SMKN 1 Kota Serang tahun 2014 per jurusan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai tertinggi terdapat pada mata pelajaran produktif, dengan nilai keseluruhan di atas 8, bahkan siswa jurusan perhotelan mendapatkan nilai rata-rata 8.91. Nilai tertinggi kedua terdapat pada pelajaran Bahasa Inggris, yang memang merupakan bahasa asing di Indonesia. Nilai tertinggi ke tiga ada pada mata pelajaran matematika, dan terakhir pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan cukup jauh dari mata pelajaran lainnya.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sebagaimana diketahui bahwa soal ujian yang diberikan oleh pemerintah merupakan soal terbaik yang telah dilakukan uji coba dan dianalisis oleh para pakar yang diambil dari bank soal sehingga soal yang diberikan merupakan soal yang telah terkalibrasi dengan baik. Walaupun demikian, sebagian peserta ujian memiliki kekhawatiran tidak mampu untuk menjawab soal ujian dengan baik terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat berbeda deangan pelajaran ilmu pasti seperti matematika. Berbeda dengan matematika yang punya hasil mutlak. Menurut salah satu guru bahasa Indonesia disekolah tersebut, terdapat beberapa soal bahasa Indonesia, khususnya tipe soal pilihan ganda, terkadang memiliki jawaban yang membingungkan. Hal inilah yang menjadi keluhan utama siswa. Pada sebuah soal pilihan ganda, jawaban - jawaban yang terkesan mirip ini dirasa membingungkan. Karena itu, tidak sedikit siswa yang terjebak pada jawaban yang salah sehingga ujian bahasa Indonesia mereka mendapat nilai yang tidak memuaskan. Jenis - jenis soal yang paling dianggap rumit oleh pelajar adalah tipe soal yang disuruh mencari pikiran utama dari sebuah paragraf, menentukan jenis karangan dari suatu paragraf (deskripsi, narasi, argumentasi, dan lain- lain), serta tipe- tipe soal lainnya yang selalu mencantumkan contoh paragraf sebagai acuan soal. Soal - soal dengan contoh paragraf inilah yang diakui sebagai soal paling membingungkan dikatakan oleh salah satu guru bahasa indonesia tersebut setelah mengevaluasi hasil un. Karena soal- soal tersebut, mereka berpendapat bahwa Bahasa Indonesia memiliki banyak istilah - istilah dengan pemaknaan yang 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berbeda dan sulit dipahami, sehingga perlu penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) merupakan pentingnya kita menggunakan bahasa Indonesia. Tidak sedikit orang Indonesia masih kurang mengerti dalam penggunaan EYD. Mungkin di sebabkan oleh faktor-faktor seperti pergaulan, kebiasaan menggunakan bahasa daerah dll. Tapi sangat di sayangkan banyak masyarakat-masyarakat pedalaman yang tidak bisa berbahasa Indonesia, itu pernah peneliti alami sewaktu sedang di Yogyakarta. Orang tua di sana banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa. Mereka lebih terbiasa menggunakan bahasa daerah mereka sendiri. Hal yang seperti itu sangat di sayangkan sekali. Bukan hanya masyarakat pedalaman saja, sekarang banyak pemuda-pemudi yang dalam penggunaan bahasa Indonesianya tidak sesuai EYD, mereka lebih senang menggunakan bahasa sehari-hari mereka (bahasa gaul). Bahasa gaul itu sekarang sudah tidak lumrah lagi untuk di dengar, seperti kata “gua, lu“ kata itu mereka gunakan untuk pengganti kata “ saya, kamu “. Mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar (Astuti, 2010). EYD akan sangat penting ketika kita membuat artikel, proposal ataupun skirpsi. Bukan hanya sulit untuk menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja sedikit perlu teliti dalam penggunaannya. Bahasa Indonesia EYD pun sangat sopan jika kita pakai sehari - hari. Berbeda dengan kita menggunakan bahasa gaul. Hanya saja kita akan merasa baku untuk mengucapnya dan mendengarnya.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Karena kita terbiasa dengan bahasa gaul dan bahasa daerah yang setiap saat kita dengar. Dari latar belakang yang sudah di teliti berhubungan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut didukung dari hasil penelitian skripsi yang dilakukan oleh Anak Agung Sri Dwipayani (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Validitas Dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Indonesia Kelas X.D SMA N 1 Terhadap Pencapaian Kompetensi”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat evaluative dengan metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode tes. Hasil dalam penelitian tersebut berdasarkan uji validitas isi analisis kesesuaian antara isi silabus dan isi butir soal ulangan akhir semester ganjil kelas X.d mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari 25 soal dan 3 soal yang tidak sesuai dengan isi silabus atau isi kurikulum yang berarti soal ulangan akhir semester ini tidak memiliki validitas isi silabus atau isi kurikulum yang berarti soal ulangan akhir semester ini tidak memiliki validitas tinggi atau dengan kata lain validitas isi soal tergolong rendah. Analisis tingkat kesukaran butir soal ulangan akhir semester ganjil yang termasuk dalam kriteria soal mudah 24%, soal sedang 56%, dan soal sulit 20%. Di sertai dengan penelitian yang lainnya yaitu, yang melakukan penelitian Tahun ajaran 2009/2010 di tingkat SMP/MTS. Penelitian ini khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dimana para siswa menganggap mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih mudah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selain itu, nilai siswa SMP/MTs UN 2009/2010 menurut data Puspendik Kemendiknas diperoleh hasil bahwa dari jumlah peserta yang mengikuti Ujian sebanyak 3.608.495 siswa, tetapi siswa yang lulus dengan skor sempurna dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya 682 siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia paling sedikit tingkat keberhasilannya bila dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Ini membuktikan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia menduduki rangking bawah bila dibanding nilai mata pelajaran ujian nasional lainnya (Kemendiknas, 2010). Melihat hasil perolehan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai terendah, peneliti tertarik untuk menganalisis dari naskah soal yang digunakan dalam ujian nasional tersebut dengan menggunakan validitas konstruk sebagai alat bantu menganalisis soal-soal ujian nasional, dimana menurut Matondang (2009), validitas konstruk (construct validity) adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir - butir tes mampu mengukur apa yang benar - benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti tertarik memilih judul “Uji Validitas Soal Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia Untuk SMK Tahun Ajaran 2013 2014”.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Apakah butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 ditinjau dari telaah butir soal telah memiliki validitas yang baik? 2. Bagaimanakah indeks kesulitan butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimanakah indeks daya beda butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014? 4. Apakah aspek keterampilan
berbahasa (mendengarkan,
berbicara,
membaca, dan menulis) telah terpenuhi dalam penulisan butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014? 5. Bagaimana tingkat validitas konstruk pada butir soal-soal ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMK tahun 2013/2014? 6. Apakah distraktor butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang telah berfungsi?
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar diperoleh hasil penelitian yang mendalam, masalah yang di kaji dalam penelitian ini adalah kualitas soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 di tinjau dari segi validitas isi (materi, konstruksi, dan bahasa), dan analisis soal (indeks kesukaran dan keefektifan distraktor). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah, selanjutnya dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut : 1) Apakah soal UN bersama mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 ditinjau dari telaah soal telah memiliki validitas yang baik? 2) Apakah setiap dalam soal UN bahasa Indonesia sesuai memenuhi syarat ?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan validitas soal UN bersama mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 ditinjau dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Mengetahui validitas pada soal UN mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMK Negeri 1 kota Serang tahun Pelajaran 2013/2014. 3) Mengetahui letak tingkat kesulitan soal UN dalam mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014. Sehingga tingkat penilaian pada UN mata Pelajaran bahasa Indonesia selanjutnya dapat meningkat lebih baik lagi. 2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagi Institusi Pendidikan
a) Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal UN bahasa Indonesia yang baik dan tepat. b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai koreksi dan umpan balik yang positif tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran tentang soal UN bahasa Indonesia yang mencangkup kriteria soal UN yang baik, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam menganalisis kualitas soal UN.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Bagi Guru
a) Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para guru dalam menganalisis butir soal untuk mendapatkan soal yang berkualitas. b) Sebagai wacana bagi guru dalam perencanaan dan penyusunan soal yang baik dalam proses belajar mengajar di kelas.
3) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan tentang keberhasilan dan kemampuan diri mereka dalam belajar bahasa Indonesia. 4) Bagi peneliti dan pengembangan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi suatu kegiatan yang berkesinambungan di dalam penelitian kualitas atau pembelajaran yang baik guna peningkatan mutu pendidikan.
1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam pengajuan skripsi ini terdiri dari : Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, identifikasi Masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab II : Landasan Teori yang menjelaskan tentang : Pengertian ujian nasional, ujian nasional sebagai salah satu tes psikologi, kisi- kisi un bahasa Indonesia SMK, kerangka berpikir dan hipotesis. Bab III : Metodelogi penelitian : Subjek penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data.
Bab IV : Hasil penelitian : Validitas yang dihasilkan oleh analisis faktor, dengan masing- masing itemannya.
Bab V : Kesimpulan dan Saran.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/