PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA PADA MATERI STATISTIKA UNTUK SISWA KELAS IX SMP/MTs Zhullaikhah Eryfianawati Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuat modul matematika yang baik sesuai dengan silabus KTSP tahun 2006. Prosedur penelitian dan pengembangan mengacu model Borg and Gall (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan baik, valid, mudah difahami, dapat dijadikan sebagai buku suplemen siswa, serta mendapat respon yang positif dari siswa tentang pembelajaran menggunakan modul. Kata Kunci: Modul Matematika, Statistika
Abstract This research is aimed to create a good Mathematics module in accordance with the syllabus KTSP in 2006. The research and development based on the Borg and Gall (1983). The result of research shows that the module developed is a good, valid, easily understood, can serve as a supplement book for student and gained a positive response from students about learning to use the module. Keywords : Mathematics Module, Statistics
PENDAHULUAN Di dalam dunia pendidikan, pembelajaran memiliki arti penting. Sesuai dengan Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, pembelajaran merupakan proses interaksi yang melibatkan peserta didik, pendidik, dan bahan ajar di lingkungan belajar. Proses interaksi yang terjadi menimbulkan hubungan timbal balik antara pendidik dengan siswa, sehingga terciptanya komunikasi dua arah dari kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima. Agar tercipta komunikasi dua arah antara pendidik dan siswa, diperlukan adanya perantara berupa bahan ajar yang dapat mendukung pembelajaran. Bahan ajar merupakan salah satu alat bantu dalam pembelajaran yang dapat berwujud segala bahan. Sesuai dengan pendapat Majid (dalam Rohati, 2011:66) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan bahan ajar, memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Menurut Soegiranto (dalam Arlitasari, 2013:83), bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak, dan dapat bersifat visual auditif ataupun visual auditif. Bahan ajar cetak yang disusun dalam buku ajar pendidik dapat berbentuk buku teks, modul, handout, LKS, dapat juga dalam bentuk lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dalam pelaksanaan pembelajaran SMP/MTs di berbagai disiplin ilmu salah satunya yaitu matematika, pendidik hanya menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan juga LKS. Di sisi lain, pada tahun ajaran 2015-2016, diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Dengan diberlakukannya KTSP tahun 2006 dan Kurikulum 2013, terdapat perbedaan dalam penyajian dan penyampaian materi pada kedua bahan ajar tesebut. Untuk penyajian materi yang terdapat di dalam buku teks dan LKS yang mengacu pada KTSP 2006 menggunakan prinsip EEK (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi). Sedangkan buku teks dan LKS yang berpedoman pada Kurikulum 2013 menerapkan
5M
(mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi,
mengkomunikasikan). Perbedaan lain yaitu dalam penyampaian materinya, misalkan saja pada materi statistika. Sekolah yang menerapkan KTSP tahun 2006, materi statistika seluruhnya diberikan di kelas IX. Apabila suatu sekolah menggunakan Kurikulum 2013, materi statistika akan disampaikan di kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Selain itu, keterbatasan buku teks yang disediakan oleh sekolah dan juga belum tersedianya modul pembelajaran pada materi statistika, khususnya di SMP/MTs yang menerapkan KTSP 2006. Didukung pula dengan hasil wawancara peneliti dengan pendidik dan siswa bahwa masih terdapat beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari serta memahami materi statistika yaitu ketika siswa diminta untuk membedakan sampel dan populasi jika permasalahan yang ada disajikan dalam bentuk soal cerita, mencari nilai ukuran pemusatan data, serta ukuran penyebaran data. Dari fakta-fakta yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, perlu dikembangkan bahan ajar berupa modul untuk membantu siswa dalam pembelajaran. Modul merupakan sarana pembelajaran yang dirancang secara terstruktur agar siswa dapat belajar secara mandiri. Depdiknas (2008:3) menyatakan bahwa modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sehingga dalam penyusunannya, modul harus disusun secara utuh dan sistematis serta dalam penulisannya harus ditulis seolah-olah sedang mengajarkan kepada siswa tentang suatu materi melalui tulisan. Penggunaan modul juga dapat dijadikan sebagai buku suplemen siswa yang
disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa serta disajikan dengan tampilan yang menarik sehingga siswa lebih bersemangat lagi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan uraian sebelumnya yang menyatakan bahwa belum adanya pengembangan modul matematika pada materi statistika, sehingga penulis melakukan penelitian tentang pengembangan modul matematika pada materi statistika untuk siswa kelas IX SMP/MTs. Penyusunan modul di dasarkan pada silabus KTSP tahun 2006 yang dapat dijadikan sebagai buku suplemen siswa, serta di dalam penyajian materinya dikombinasikan antara buku teks KTSP 2006, buku teks Kurikulum 2013, dan buku cetakan luar negeri.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau sering disebut dengan Research and Developmend (R&D). Peneliti mengembangkan modul matematika pada materi statistika untuk siswa kelas IX SMP/MTs. Menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2013: 4) penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Dalam menghasilkan produk, digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk, maka diperlukan penelitian yang dapat menguji produk terebut. Langkah-langkah
pengembangan
modul
pada
materi
statistika
mengacu
desain
pengembangan model Borg dan Gall (1983). Menurut Puslitjaknov (2008: 11), prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall (1983) dapat dilakukan melibatkan 5 langkah utama: a.
Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap studi pendahuluan diantaranya analisis kebutuhan yaitu merencanakan produk apa yang akan dikembangkan, kajian pustaka dan mengumpulkan informasi.
b.
Mengembangkan produk awal Pada tahap ini, peneliti merencanakan isi modul, pemilihan sumber belajar, dan membuat produk awal (draft).
c.
Validasi ahli dan revisi Setelah produk awal (draft) selesai, baru kemudian divalidasikan kepada 3 para ahli (validator) melalui pengisian angket validasi modul berupa lembar validasi modul pembelajaran.
d.
Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk Uji coba lapangan skala kecil dilakukan kepada siswa SMP/MTs yang belum pernah menerima materi statistika sebanyak 6 orang. Pada tahap ini, diperoleh data dari pengisian angket respon siswa serta didapatkan informasi kegiatan siswa selama pelaksanaan uji coba lapangan berdasarkan catatan lapang.
Untuk catatan lapangan diolah secara deskriptif.
Setelah melakukan uji coba skala kecil, kemudian modul direvisi. e.
Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, uji coba lapangan dalam skala besar tidak dilaksanakan. Untuk tahap akhir setelah melaksanakan uji coba lapangan skala kecil dan revisi adalah penyempurnaan modul, sehingga produk akhir layak untuk digunakan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dan observasi. Angket yang diperlukan pada penelitian dan pengembangan modul ini adalah lembar validasi modul dan angket respon siswa. Untuk pelaksanaan observasi dilakukan secara terstruktur ketika melakukan uji coba lapangan skala kecil. Sugiyono (2013:146) menyatakan bahwa observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Informasi yang diperoleh berdasarkan observasi berupa catatan lapangan. Teknik analisis data yang diperlukan yaitu: a.
Lembar validasi modul pembelajaran Menurut Sugiono (2013: 99), cara menganalisis data yang diperoleh yaitu menggunakan rumus persentase persepsi validator: ππππ πππ‘ππ π ππππ πππ π πππππππ‘ππ =
π½π’πππβ ππππ π»ππ ππ πππππ’πππ’πππ π·ππ‘π π₯ 100 % π½π’πππβ ππππ πΎπππ‘ππππ’π
Jumlah skor hasil pengumpulan data yang diperoleh dengan cara menjumlahkan keseluruhan jawaban validator untuk setiap butir pertanyaan. Sedangkan untuk skor kriterium diperoleh dari skor tertinggi tiap butir soal dikalikan dengan jumlah butir pertanyaan dikalikan lagi dengan jumlah validator. Untuk menentukan modul pembelajaran tersebut tergolong dalam kategori sangat baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat tidak baik, dapat dilakukan dengan mencocokkan jumlah skor hasil persentase menggunakan tabel berikut:
Persentase Persepsi Validator
Kriteria Validator
75 % β€ x β€ 100 %
Sangat baik / sangat valid / tanpa revisi
50 % β€ x β€ 75 %
Cukup baik / cukup valid / sedikit revisi
25 % β€ x β€ 50 %
Kurang baik / kurang valid / banyak revisi
0 % β€ x β€ 25 %
Sangat tidak baik/sangat tidak valid/revisi total Tabel 1 Kriteria Validasi
Keterangan: x = Hasil persentase persepsi validator b.
Angket Respon Siswa Terhadap Modul Pembelajaran Trianto mengemukakan pendapat (2010: 242) Untuk menghitung persentase respon siswa dapat dihitung menggunakan rumus: ππππ πππ‘ππ π π
ππ πππ πππ π€π =
π΄ π₯ 100 % π΅
Keterangan: A
= Proporsi siswa yang memilih alternatif jawaban pada setiap item pertanyaan
B
= Jumlah siswa Kriteria angket respon siswa terhadap modul pembelajaran diperoleh dengan cara
mengambil persentase respon siswa yang terbesar dari alternatif jawaban pada setiap item jawaban. Pada angket respon ini, terdapat empat alternatif jawaban yang memiliki tingkatan, yaitu bila menjawab a adalah sangat positif, b adalah positif, c adalah negatif, dan d adalah sangat negatif. Respon siswa dikatakan baik atau positif apabila minimal 80% siswa menjawab jawaban a atau b.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian Berdasarkan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti, pada tahap validasi ahli dan revisi diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Penilaian Validasi Ahli No
Aspek yang Dinilai
Jumlah Hasil Skor Pengumpulan Data
Format 1.
Judul modul dibuat secara singkat, jelas, dan padat
12
2.
Judul materi sesuai dengan uraian materi dalam modul
12
pembeajaran 3.
Kata pengantar memuat rasa syukur serta ucapan terima kasih kepada pihak yang terkait
4.
Daftar isi memuat kerangka isi modul yang disertai dengan nomor halaman
5.
Petunjuk penggunaan modul disusun secara jelas dan mudah dipahami siswa
6.
Urutan dan isi standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang berlaku
7.
Tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator
12
11
12
12 11
Materi 8.
Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
12
9.
Materi disajikan secara sistematis
11
10.
Penyajian materi jelas dan mudah dipahami
9
11.
Materi yang disajikan menggunakan konsep dengan tepat dan jelas
12.
Contoh soal yang digunakan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan sesuai dengan materi yang dibahas
13.
Contoh soal dan pembahasan jelas
14.
Terdapat soal latihan atau tes yang memungkinkan siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan
15.
Kunci jawaban mudah dipahami siswa
16.
Umpan balik yang terdapat dalam modul dapat membantu siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan materi
9
11 8 10 9 10
Bahasa 17.
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan EYD
12
18.
Penggunaan bahasa tidak menimbulkan penafsiran ganda
10
19.
Penggunaan bahasa mudah dipahami
11
20.
Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif
11
21.
Penggunaan huruf serta tanda baca benar, jelas dan tepat
11
22.
Ketepatan penggunaan istilah sesuai keilmuan
9
Tampilan 23.
Modul mempunyai tampilan yang menarik dan edukatif
10
24.
Modul dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri maupun pembelajaran kelompok
25.
Modul dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Jumlah Skor Validator
11 11 267
Pada tabel 2 diperoleh hasil tentang jumlah skor dari ketiga validator sebesar 267, sedangkan skor kriteriumnya adalah 300, sehingga persentase persepsi validator adalah 100% =
%. Hasil perhitungan persentase persepsi validator sebesar 89%, sudah
masuk ke dalam kriteria validasi pertama yaitu sangat baik/sangat valid/tanpa revisi. Untuk persentase respon siswa terhadap modul pembelajaran yang diperoleh dari angket respon siswa pada saat melakukan uji coba lapangan skala kecil yaitu: Tabel 3
No
Hasil Respon Siswa
Pertanyaan
Presentase Respon Siswa
1.
Apakah desain modul pembelajaran menarik?
83,3%
2.
Apakah ukuran dan jenis huruf pada modul pembelajaran mudah
100%
Anda baca? 3.
Apakah bahasa yang digunakan dalam modul pembelajaran
66,7%
mudah dipahami? 4.
Apakah modul pembelajaran dapat membantu pemahaman Anda
100%
terhadap materi yang disampaikan? 5.
Apakah modul pembelajaran dapat membantu Anda dalam
100%
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan statistika? 6.
Apakah penyelesaian contoh soal dan latihan dalam modul
83,3%
pembelajaran mudah Anda pahami? 7.
Apakah pada contoh soal, soal latihan,dan tes formatif di modul
100%
pembelajaran banyak dikaitkan dengan masalah sehari-hari? 8.
Apakah Anda merasa senang ketika belajar menggunakan
66,7%
modul? 9.
Apakah modul pembelajaran dapat meningkatkan semangat
100 %
belajar Anda? 10.
Apakah modul pembelajaran dapat Anda gunakan sebagai
100%
referensi belajar mandiri? Rata-rata Persentase Respon Siswa
90%
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata persentase respon siswa sebesar 90%. Ini menunjukkan respon siswa positif terhadap pengembangan modul.
B.
Pembahasan Pada saat dilakukan validasi ahli dan revisi, diperoleh beberapa saran dari validator tentang modul yang dihasilkan oleh peneliti. Adapun masukan dari validator dan perbaikannya sebagai berikut: 1)
Penulisan yang salah tentang penulisan datum
Gambar 1 2)
Revisi penulisan datum: kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
Penambahan materi jenis data dan pengumpulan data pada kegiatan belajar 1
Gambar 2
Revisi tentang penambahan materi yaitu pengumpulan data dan jenis data pada kegiatan belajar 1: kiri s ebelum revisi, kanan setelah direvisi
3)
Penyelesaian contoh 1 di kegiatan belajar 2, data yang diperoleh tidak perlu ditulis lagi dalam satu kolom dan diurutkan
Gambar 3
Revisi penyelesaian contoh 1 pada kegiatan belajar 2: atas sebelum revisi, bawah setelah direvisi
4)
Materi yang terdapat pada kegiatan belajar 2 dalam menentukan banyak kelas tidak menggunakan logaritma tetapi menggunakan perkiraan
Gambar 4
Revisi materi pada kegiatan belajar 2: kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
5)
Penulisan soal dan jawaban yang masih rancu
Gambar 5
Revisi soal dan jawaban tes formatif: kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
6)
Hindari penggunaan nama/subyek yang sebenarnya untuk menghindari efek negatif
Gambar 6
Revisi penggunaan nama/subyek yang sebenarnya dengan menyamarkan namanya untuk menghindari efek negatif: kiri sebelum revisi, kanan setelah direvisi
7)
Penambahan materi diagram gambar atau piktogram sebelum materi ukuran pemusatan data dan setelah materi tersebut ditambahkan materi ukuran penyebaran data
Gambar 7
Revisi tentang penambahan materi yaitu menyajikan data dalam bentuk diagram gambar dan ukuran penyebaran data: atas sebelum revisi, bawah setelah direvisi
8)
Penambahan tanda panah dan garis bantu pada gambar penyajian data dalam bentuk diagram garis di setiap sumbunya
Gambar 8
Revisi tentang gambar pada diagram garis harus diberi tanda panah pada setiap sumbunya: kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
Sesuai dengan hasil observasi yang didasarkan pada catatan lapangan ketika melakukan uji coba lapangan skala kecil, diperlukan sedikit revisi tentang: 1)
Kurang adanya ketertarikan siswa terhadap modul yang disajikan peneliti ketika melihat cover depannya sehingga peneliti perlu sedikit memodifikasi cover modulnya.
Gambar 9
Revisi tentang cover modul: kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
2)
Keterangan jawaban yang tertera pada soal tes formatif 1 yang kurang lengkap, sehingga perlu untuk ditambahkan lagi keterangannya agar siswa tidak merasa kebingungan.
Gambar 10 Revisi tentang keterangan jawaban pada tes formatif 1: kiri sebelum direvisi, kanan setelah direvisi
KESIMPULAN Secara keseluruhan, proses pengembangan modul matematika pada materi statistika untuk siswa kelas IX SMP/MTs yaitu baik. Berdasarkan hasil validasi dari validator, diperoleh persentase persepsi validator sebesar 89% dan masuk dalam kritera pertama yaitu sangat baik. Sedangkan respon siswa terhadap modul pembelajaran diperoleh persentase yaitu 90%, hal ini menunjukkan bahwa respon siswa tergolong respon yang positif. Disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan adalah baik, valid, mudah difahami, dapat dijadikan sebagai buku suplemen siswa, serta mendapat respon yang positif dari siswa tentang pembelajaran menggunakan modul.
DAFTAR PUSTAKA Arlitasari, oni; Pujayanto; dan Rini Budiharti. 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1 Nomor 1. www.jurnal.fkip.uns.ac.id/ index.php/pfisika/article /view/1783 diakses 07 November 2014.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen
Pendidikan
Nasional.
2008.
Penulisan
Modul.
www.teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/26-kode-05-a2-b-penulisan-modul2. pdf diakses 04 April 2015.
Rohati. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Materi Bangun Ruang dengan Menggunakan Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACY) di Sekolah Menengah Pertama. Edumatica. Vol. 1 Nomor 2. www.online-journal.unja.ac.id/ index.php/edumatica/article/view/32 diakses 07 November 2014.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung; Alfabeta.
Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. www.infokursus.net/ download/ 0604091354Metode_Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf diakses 04 April 2015.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.