PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK DENGAN PROGRAM SWISHMAX SEBAGAI SARANA BELAJAR SISWA SMP/MTS KELAS IX Meylina Husnia, Widjianto, Sumarjono Universitas Negeri Malang Email:
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengembangkan CD media animasi kemagnetan dan induksi elektromagnetik SMP kelas IX serta menguji tingkat kelayakan CD media animasi untuk digunakan. Desain pengembangan media animasi ini menggunakan modifikasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikemukakan Dick dan Carey yang terdiri dari persiapan, pembuatan media animasi, pengecekan kesalahan dan penelaahan, validasi, revisi, dan produksi. Pengambilan data validasi media animasi menggunakan instrumen berupa angket kepada ahli media dan ahli materi. Dari hasil analisis data validasi diketahui tingkat persentase kelayakan sebesar 81,25% menurut ahli media dan 92,55% menurut ahli materi, sehingga mendapat kriteria kelayakan produk layak. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan media animasi yang dikembangkan dinyatakan baik dan dapat digunakan untuk belajar siswa. Kata kunci: pengembangan, media, fisika, magnet.
Banyak siswa yang merasa kesulitan untuk memahami materi-materi fisika ketika proses belajar mengajar di sekolah, terutama untuk memahami konsep fisika yang bersifat abstrak. Kemagnetan dan induksi elektromagnetik termasuk salah satu pokok bahasan yang di dalamnya terdapat konsep fisika yang bersifat abstrak. Menurut seorang guru MTs Al Maarif 2 Singosari, siswa kesulitan dalam memahami konsep kemagnetan dikarenakan siswa merasa motivasinya kurang dan sulit membayangkan konsep kemagnetan secara jelas apalagi metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah. Misalnya pemahaman siswa pada materi kemagnetan untuk bahasan tentang magnet elementer dan penggambaran pola medan magnet (Habibulloh, 2008:2). Oleh karenanya dibutuhkan suatu media yang mampu memvisualisasikan konsep abstrak menjadi lebih nyata dan menarik serta dapat memudahkan siswa dalam mempelajari ilmu fisika. Dengan memanfaatkan media belajar diharapkan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran fisika lebih dapat ditingkatkan karena media belajar yang ada dituntut semenarik mungkin bagi siswa yang menggunakannya. Penelitian pengembangan media pembelajaran fisika sudah banyak dikembangkan, salah satunya mengenai materi kemagnetan yang dikembangkan oleh Habibulloh (2008). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa multimedia animasi mempermudah siswa mempelajari materi pelajaran, selain itu multimedia
pembelajaran juga dapat memotivasi serta membuat siswa lebih tertarik dan tidak merasa bosan ketika mempelajari materi fisika. Penelitian dan pengembangan tentang media pembelajaran fisika yang lain adalah pengembangan media pembelajaran berbasis komputer pada pokok bahasan listrik dinamis oleh Setiono (2007). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar fisika antara siswa yang belajar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis komputer dan belajar dengan metode konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan peranan media pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar siswa adalah sebesar 89,3%. Berdasarkan kedua penelitian yang telah diuraikan di atas, maka pengembangan media yang interaktif, menarik serta mudah dimengerti oleh siswa sangat dibutuhkan. Dengan menggunakan media belajar yang dibuat, siswa dapat belajar fisika dengan pemahaman konsep yang jelas baik dengan mendapat bimbingan dari guru maupun belajar mandiri. Begitu pentingnya peranan media belajar untuk membantu siswa dalam belajar fisika, maka sangat diperlukan pengembangan-pengembangan media belajar, terutama yang berbasis animasi, agar siswa dapat belajar fisika dengan menggunakan media belajar yang tepat. Untuk itu sangat dibutuhkan suatu media belajar yang interaktif, menarik serta mudah dimengerti oleh siswa, maka penulis berupaya untuk mengembangkan media belajar berbasis animasi pada materi kemagnetan dan induksi elektromagnetik yang dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar khususnya secara mandiri dan umumnya belajar di dalam kelas.
METODE Desain pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan media animasi kemagnetan dan induksi elektromagnetik ini merupakan modifikasi dari desain pengembangan yang dikemukakan oleh Dick dan Carey (Supriatna, 2009). Langkah-langkah pengembangan Dick dan Carey terdiri dari persiapan, pembuatan media animasi, pengecekan kesalahan dan penelaahan, validasi, revisi, dan produksi. Validasi yang digunakan merupakan validasi deskriptif kualitatif dengan persentase, hal ini dikarenakan untuk menjelaskan kelayakan dari produk yang dihasilkan menggunakan persentase. Adapun uji kelayakan media ini meliputi :
(a) Kesesuaian dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, (b) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, (c) Kesesuaian soal-soal evaluasi dengan materi, (d) Tingkat kemudahan pengoperasian, (e) Tampilan dan kegunaan program, (f) Tingkat kemudahan bahasa untuk dipahami. Pelaksanaan uji kelayakan dilakukan dengan menyerahkan angket kepada kedua validator, yaitu validator ahli media dan ahli materi untuk menilai layak atau tidaknya penyajian media pembelajaran yang ditampilkan. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data persentase dan nilai rata - rata dari angket, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya media pembelajaran tersebut digunakan. Sedangkan data kualitatif adalah tanggapan yang diberikan oleh validator yang berupa kritikan maupun saran tentang media animasi yang dikembangkan. Data hasil kuisioner (angket) yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan menghitung persentasi jawaban masing-masing item pertanyaan yang diberikan pada responden. Teknik analisis persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut: 𝑃 = adalah persen skor, pertanyaan, dan
𝑥 𝑥𝑖
× 100% dengan P
𝑥 adalah jumlah jawaban tiap responden dari tiap item
𝑥𝑖 adalah total skor jawaban jika seluruh responden.
Dari analisis data yang diperoleh, digunakan untuk mengetahui kelayakan media animasi, maka digunakan kriteria sesuai Tabel 1. Tabel 1 Konversi Skor Kriteria Kelayakan Media Skor Kriteria valid Keterangan 80-100% Valid/layak Baik 60-79% Cukup valid/cukup layak Cukup baik 50-59% Kurang valid/kurang layak Kurang baik <50% Tidak valid/Tidak layak Tidak baik Sumber: Sudjana (dalam Baidowi, 2009)
HASIL DAN PEMBAHASAN Produk pengembangan media animasi ini dikemas dalam bentuk CD autorun dengan format file .exe sehingga memungkinkan program dapat digunakan pada berbagai spesifikasi komputer tanpa menginstal Flash Player. Media Animasi yang dibuat memuat beberapa menu utama, yaitu Petunjuk penggunaan, pendahuluan, materi, contoh soal, latihan soal, dan sekilas info. Hasil validasi yang dilakukan disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Validasi Ahli No 1 2 3
Validator Daeng Achmad Suaidi, S.Si, M.Kom (validator ahli media) Devinta Rantaurina, S.Pd (validator ahli materi) Khoirul Huda, S.PdI (validator ahli materi)
𝒙
𝒙𝒊
Persentase (%)
Keterangan
65
80
81,25
Layak
175
188
93,08
Layak
173
188
92,02
Layak
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase kelayakan produk multimedia pembelajaran dipandang dari segi multimedia 81,25% dan persentase rata-rata kelayakan produk dipandang dari isi materinya 92,55%. Berdasarkan kriteria menurut Sudjana, maka hasil persentase di atas menunjukkan produk ini valid/layak digunakan sebagai media belajar mandiri siswa. Beberapa saran dari ahli media dan ahli materi digunakan sebagai bahan revisi produk. Persentase nilai untuk tiap item digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki produk dengan mengacu pada bagian rating yang diberikan untuk tiap kriteria. Isi dari beberapa menu pilihan dalam modul pembelajaran ini antara lain: pada halaman Materi terdapat pilihan materi yaitu materi sifat magnet, bahan magnet, kemagnetan bumi, medan magnetik, gaya lorentz, dan induksi elektromagnetik, beberapa animasi yang menggambarkan sifat magnet, mekanisme terjadinya arus induksi pada induksi elektromagnetik, serta animasi prinsip kerja penggunaan induksi elektromagnetik pada beberapa alat tertentu. Pada latihan soal terdapat animasi untuk menggambarkan soal dan balikan langsung jawaban benar atau salah. Produk media animasi kemagnetan dan induksi elektromagnetik ini selanjutnya direvisi sebagai perbaikan isi media animasi yang dihasilkan. Revisi tersebut mencakup beberapa masukan dari ahli media dan ahli materi. Selain itu revisi produk juga dilakukan atas inisiatif pengembang terhadap media yang mungkin perlu revisi. Wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah revisi berupa CD autorun media animasi kemagnetan dan induksi elektromagnetik.
PENUTUP Berdasarkan uraian analisis data validasi kepada ahli media diketahui tingkat validitas media animasi yang dikembangkan sebesar 81,25 % sedangkan menurut ahli materi sebesar 92,55%. Jadi dapat disimpulkan bahwa media animasi
yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria layak dan secara keseluruhan dinyatakan baik serta dapat diuji cobakan lebih luas agar nantinya bisa digunakan. Media animasi ini mempunyai kelebihan dapat menjelaskan materi fisika pokok bahasan kemagnetan dan induksi elektromagnetik dengan lebih jelas karena dilengkapi animasi yang disertai penjelasan suara sehingga bisa menggambarkan proses kemagnetan dan induksi elektromagnetik dengan lebih jelas dan mudah dipahami. Adapun kekurangan media animasi ini adalah hanya bisa dijalankan melalui media komputer, belum adanya penjelasan terhadap soal yang diberikan, dan hanya membahas materi kemagnetan dan induksi elektromagnetik saja. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan untuk melanjutkan penelitian dan pengembangan ke tahap uji coba lebih luas (uji perbedaan hasil pretest dan posttest siswa antara kelompok control dengan eksperimen), diharapkan pengembang lain mampu menyempurnakan media ini dengan menambahkan lks, penjelasan suara di setiap tampilan, balikan dan penjelasan soal, beberapa animasi, dan video percobaan sederhana, serta diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis animasi komputer dengan materi lain yang lebih luas dan dibuat semenarik mungkin.
DAFTAR RUJUKAN Baidowi, Muhammad. 2009. Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer Pokok Bahasan Medan Magnetik untuk Membantu Guru dan Siswa SMA Belajar Mandiri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Habibulloh, Muhammad. 2008. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Multimedia Animasi Pokok Bahasan Kemagnetan untuk SMP Kelas IX. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Setiono, Lilik. 2007. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer, (Online), (http://IlmuKomputer.Com), diakses tanggal 20 Oktober 2011. Supriatna, Dadang & Mulyadi, Mochamad. 2009. Konsep Dasar Desain Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak Kanak dan Pendidikan Luar Biasa.