FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP/MTs DI KECAMATAN MOJOAGUNG, KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2014 Ichsanu Rofiq1, Sudijanto Kamso2 Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Univetsitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Rokok menjadi salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia yang pernah dihadapi, dan membunuh hampir enam juta orang dalam setahun. Pada tahun 2013 Indonesia berada di peringkat pertama sebagai negara dengan konsumen rokok terbanyak di Asia Tenggara, dengan jumlah konsumen mencapai 46,16%. Berdasarkan data Susenas (2001) dan Riskesdas (2010), prevalensi merokok pada kelompok usia 10-14 tahun mengalami peningkatan hampir dua kali lipat, dimana pada tahun 2001 trend usia merokok kelompok 1014 tahun sebesar 9,5%, dan pada tahun 2010 menjadi 17,5%. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa SMP/MTs di Kecamatan Mojoagung. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan, bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok siswa adalah sikap, keterjangkauan rokok, teman sebaya, dan iklan rokok. Kata kunci: merokok; siswa SMP/MTs; perilaku Factors Related with Smoking Behavior of Junior High School Student at Mojoagung District, Jombang in 2014 Abstract Cigarettes become one of the biggest public health threats in the world that have ever faced, and killed nearly six million people a year. In 2013 Indonesia was placed in first rank as the state with the highest cigarette consumers in Southeast Asia, the number of consumers reached 46,16%. Based on Susenas (2001) and Riskesdas (2011), the prevalence of smoking in the age group 10-14 years has increased nearly double, where in 2001 the trend of smoking age group 10-14 years is 9,5%, and it became 17,5% in 2010. This research used crosssectional study design with the objective to understand the factors related with smoking behavior of Junior High School student in Mojoagung District. Based on research results, the variables which have a significant correlation with smoking behavior of students are attitude, cigarette affordability, peers, and cigarette advertising. Key words: behavior; Junior High School student; smoking
1 Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
2
Pendahuluan Rokok menjadi salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia yang pernah dihadapi, dan membunuh hampir enam juta orang per tahun. Lebih dari lima juta dari kematian adalah akibat penggunaan tembakau secara langsung (perokok aktif), sedangkan lebih dari 600.000 adalah bukan perokok yang terpajan asap rokok (perokok pasif). Sekitar satu orang meninggal setiap enam detik akibat rokok. Lebih dari setengah perokok saat ini pada akhirnya akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok (WHO, 2013). Bagi sebagian masyarakat di Indonesia, merokok masih dianggap sebagai perilaku yang wajar, bagian dari kehidupan sosial, dan gaya hidup, tanpa memahami risiko dan bahaya kesehatan terhadap dirinya dan orang serta masyarakat sekitarnya. Para perokok tidak menyadari bahwa mereka terjerat dalam kondisi ketergantungan yang sangat sulit dilepaskan (Kemenkes, 2012). Pada tahun 2013 Indonesia berada di peringkat pertama sebagai negara dengan konsumen rokok terbanyak di Asia Tenggara, dengan jumlah mencapai 46,16%, sedangkan di negara lain di Asia Tenggara seperti Filipina hanya sebesar 16,62%, Vietnam sebesar 14,11%, Myanmar sebesar 8,73%, Thailand sebesar 7,74%, dan Malaysia sebesar 2,90% (Tempo.co, 2013). Sedangkan berdasarkan data yang diterbitkan Lembaga Demografi FE-UI, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, dan Komisi Pengendilan Tembakau, Indonesia menduduki urutan ketiga dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah China dan India (jurnalasia.com, 2013). Pada tahun 2007 dan 2010 mengalami peningkatan prevalensi merokok pada laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2007, prevalensi merokok pada laki-laki sebesar 65,6% dan pada perempuan sebesar 5,2%. Sedangkan pada tahun 2010, prevalensi merokok pada laki-laki sebesar 65,9% dan pada perempuan sebesar 4,2% (Riskesdas, 2010). Pada tahun 2011 pula prevalensi merokok terus mengalami kenaikan. Prevalensi merokok di Indonesia secara keseluruhan mencapai 34,8%. Prevalensi merokok pada laki-laki mencapai 67%, sedangkan perempuan 2,7% (GATS, 2011). Sedangkan, berdasarkan perbandingan data Susenas tahun 2001 dan Riskesdas tahun 2010 menunjukkan trend usia merokok mengalami peningkatan tajam atau hampir dua kali lipat pada kelompok usia 10-14 tahun. Pada tahun 2001, prevalensi merokok kelompok usia
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
3
10-14 tahun sebesar 9,5% dibanding kelompok usia lain, sedangkan pada tahun 2010, meningkat menjadi 17,5% dibanding kelompok usia lain (Kemenkes, 2012). Selain itu, menurut data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2009 yang dikutip oleh Kemenkes (2012) menunjukkan peningkatan trend remaja sekolah perokok (usia 13-15 tahun). Pada remaja sekolah laki-laki mengalami kenaikan hampir dua kali lipat, dimana pada tahun 2006 prevalensi perokok remaja sekolah laki-laki hanya sebesar 24,5%, dan pada 2009 mengalami kenaikan menjadi 41%. Sedangkan pada remaja sekolah perempuan, prevalensi merokok pada 2006 sebesar 2,3%, dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 3,5%. Tinjauan Toeritis Berdasarkan teori Lawrence Green (1980) yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003), kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor. a.
Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b.
Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.
c.
Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: B = f (PF, EF, RF) di mana: B
= Behavior
PF
= Predisposing factors
EF
= Enabling factors
RF
= Reinforcing factors
f
= fungsi
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
4
Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data primer dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP/MTs di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang dengan jumlah sampel sebanyak 220 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Cluster Sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku merokok siswa, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini meliputi faktor predisposisi (jenis kelamin, umur, pengetahuan, sikap, dan kondisi stress), faktor pemungkin (ketersediaan rokok dan keterjangkauan rokok), dan faktor penguat (keluarga, teman sebaya, guru, dan iklan rokok). Analisis data yang digunakan mulai dari analisis univariat dengan bentuk distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan menggunakan Chi-Square
dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik
berganda.
Hasil Penelitian Hasil Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Perilaku Merokok Responden Perilaku Merokok Status merokok dulu Pernah merokok Tidak pernah merokok Jumlah Umur pertama kali merokok ≤ 10 tahun > 10 tahun Jumlah Status merokok sekarang Merokok Tidak merokok Jumlah Jumlah rokok perhari < 5 batang 5 – 10 batang > 10 batang Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
79 131 210
37,6 62,4 100,0
21 58 79
26,6 73,4 100,0
36 43 79
45,6 54,4 100,0
25 8 3 36
69,5 22,2 8,3 100,0
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
5 Alasan berhenti merokok Kesadaran diri sendiri Dilarang keluarga Sakit Lainnya Jumlah
31 6 2 4 43
72,1 14,0 4,6 9,3 100,0
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hanya sebagian kecil (37,6%) siswa yang pernah merokok, dan mereka yang pernah merokok, sebagian besar (73,4%) merokok pertama kali pada umur > 10 tahun. Dari siswa yang pernah merokok tersebut, sebagian besar (54,4%) telah berhenti merokok, dan dari siswa yang masih merokok sebagian besar (69,5%) adalah perokok ringan dengan menghabiskan rokok < 5 batang per hari. Sedangkan dari siswa yang telah berhenti merokok, sebagian besar (72,1%) siswa berhenti dengan alasan kesadaran diri sendiri. Tabel 2 Distribusi Faktor Predisposisi Responden Variabel Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Umur ≤ 14 tahun > 14 tahun Jumlah Pengetahuan Tinggi Rendah Jumlah Sikap Positif Negatif Jumlah Kondisi Stress Tidak stress Stress Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
105 105 210
50 50 100
188 22 210
89,5 10,5 100
93 117 210
44,3 55,7 100
104 106 210
49,5 50,5 100
125 85 210
59,5 40,5 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa proporsi jumlah siswa laki-laki dan perempuan sama, dan siswa sebagian besar (89,5%) berumur ≤ 14 tahun. Siswa sebagian besar (55,7%) memiliki pengetahuan yang rendah tentang rokok, siswa juga sebagian besar (50,5%) bersikap negatif, dan sebagian besar (59,5%) siswa tidak mengalami stress.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
6
Tabel 3 Distribusi Faktor Pemungkin Responden Variabel Ketersediaan Rokok Tidak tersedia Tersedia Jumlah Keterjangkauan Rokok Tidak terjangkau Terjangkau Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
116 94 210
55,2 44,8 100
140 70 210
66,7 33,3 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar (55,2%) siswa tidak tersedia rokok di sekitarnya, dan sebagian besar (66,7%) siswa juga tidak terjangkau dengan rokok. Tabel 4 Distribusi Faktor Penguat Responden Variabel Keluarga Baik Tidak baik Jumlah Teman Sebaya Baik Tidak baik Jumlah Guru Baik Tidak baik Jumlah Iklan Rokok Tidak terpajan Terpajan Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
92 118 210
43,8 56,2 100
102 108 210
48,6 51,4 100
105 105 210
50,0 50,0 100
116 94 210
55,2 44,8 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar (56,2%) siswa memiliki keluarga dengan perilaku merokok yang tidak baik, sebagian besar siswa (51,4%) juga memiliki teman sebaya dengan perilaku merokok yang tidak baik. Sedangkan proporsi siswa yang memiliki guru dengan perilaku merokok baik sama dengan siswa yang memiliki guru dengan perilaku merokok tidak baik. Selain itu, sebagian besar (55,2%) tidak terpajan dengan iklan rokok.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
7
Hasil Analisis Bivariat Tabel 5 Analisis Hubungan antara Faktor Predisposisi terhadap Perilaku Merokok Responden Faktor Predisposisi Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki* Jumlah Umur ≤ 14 tahun > 14 tahun* Jumlah Pengetahuan Tinggi Rendah* Jumlah Sikap Positif Negatif* Jumlah
Perilaku Merokok Tidak Merokok merokok
Total
105 (100%) 69 (65,7%) 174 (82,9%)
0 (0%) 36 (34,3%) 36 (17,1%)
105 (100%) 105 (100%) 210 (100%)
160 (85,1%) 14 (63,6%) 174 (82,9%)
28 (14,9%) 8 (36,4%) 36 (17,1%)
188 (100%) 22 (100%) 210 (100%)
80 (86,0%) 94 (80,3%) 174 (82,9%)
13 (14,0%) 23 (19,7%) 36 (17,1%)
93 (100%) 117 (100%) 210 (100%)
103 (99,0%) 71 (67,0%) 174 (82,9%)
1 (1,0%) 35 (33,0%) 36 (17,1%)
104 (100%) 106 (100%) 210 (100%)
OR (95% CI)
p-value
~
-
3, 265 (1,254 – 8,502)
0,031
1,506 (0,717 – 3,164)
0,368
50,775 (6,799 – 379,184)
0,0005
2,769 (1,324 – 5,791)
0,01
Kondisi Stress Tidak stress
111 14 125 (88,8%) (11,2%) (100%) 63 22 85 Stress* (74,1%) (25,9%) (100%) 174 36 210 Jumlah (82,9%) (17,1%) (100%) Catatan: Tanda bintang (*) merupakan reference category
Tabel 5 di atas menunjukkan hubungan faktor predisposisi dengan perilaku merokok siswa. Berdasarkan tabel tersebut, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok siswa adalah umur, sikap, dan kondisi stress. Siswa yang merokok lebih banyak dilakukan pada siswa yang berumur > 14 tahun, bersikap negatif, dan mengalami stress.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
8
Tabel 6 Analisis Hubungan antara Faktor Pemungkin terhadap Perilaku Merokok Responden Perilaku Merokok Faktor Pemungkin Ketersediaan Rokok Tidak tersedia Tersedia* Jumlah
Tidak merokok
Merokok
100 (86,2%) 74 (78,7%) 174 (82,9%)
16 (13,8%) 20 (21,3%) 36 (17,1%)
Keterjangkauan Rokok Tidak terjangkau
130 10 (92,9%) (7,1%) 44 26 Terjangkau* (62,9%) (37,1%) 174 36 Jumlah (82,9%) (17,1%) Catatan: Tanda bintang (*) merupakan reference category
OR (95% CI)
p-value
1,689 (0,820 – 3,480)
0,213
7,682 (3,433 – 17,190)
0,0005
Total
116 (100%) 94 (100%) 210 (100%) 140 (100%) 70 (100%) 210 (100%)
Tabel 6 di atas menunjukkan hubungan faktor pemungkin dengan perilaku merokok siswa. Berdasarkan
tabel tersebut, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan
perilaku merokok siswa adalah keterjangkauan rokok. Siswa yang merokok lebih banyak dilakukan pada siswa yang terjangkau dengan rokok. Tabel 7 Analisis Hubungan antara Faktor Penguat terhadap Perilaku Merokok Responden Faktor Penguat Keluarga Baik Tidak baik* Jumlah Teman Sebaya Baik Tidak baik* Jumlah Guru Baik Tidak baik* Jumlah
Perilaku Merokok Tidak Merokok merokok
OR (95% CI)
p-value
3,267 (1,410 – 7,568)
0,007
14,520 (4,289 – 49,152)
0,0005
1,309 (0,636 – 2,693)
0,583
Total
84 (91,3%) 90 (76,3%) 174 (82,9%)
8 (8,7%) 28 (23,7%) 36 (17,1%)
92 (100%) 118 (100%) 210 (100%)
99 (97,1%) 75 (69,4%) 174 (82,9%)
3 (2,9%) 33 (30,6%) 36 (17,1%)
102 (100%) 108 (100%) 210 (100%)
89 (84,8%) 85 (81,0%) 174 (82,9%)
16 (15,2%) 20 (19,0%) 36 (17,1%)
105 (100%) 105 (100%) 210 (100%)
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
9 Iklan Rokok Tidak terpajan
109 7 (94,0%) (6,0%) 65 29 Terpajan* (69,1%) (30,9%) Jumlah 174 36 (82,9%) (17,1%) Catatan: Tanda bintang (*) merupakan reference category
116 (100%) 94 (100%) 210 (100%)
6,947 (2,880 – 16,760)
0,0005
Tabel 7 di atas menunjukkan hubungan faktor penguat dengan perilaku merokok siswa. Berdasarkan tabel tersebut, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok siswa adalah keluarga, teman sebaya, dan iklan rokok. Siswa yang merokok lebih banyak dilakukan pada siswa yang memiliki keluarga dengan perilaku merokok tidak baik, yang memiliki teman sebaya dengan perilaku merokok tidak baik, dan yang terpajan oleh iklan rokok. Hasil Analisis Multivariat Tabel 8 Full Model Multivariat Variabel
p-value
OR Adjusted
95% CI
Umur
0,410
2,070
0,367 – 11,673
Pengetahuan
0,322
1,877
0,539 – 6,531
Sikap
0,001
51,784
4,867 – 550,954
Kondisi stress
0,380
1,661
0,535 – 5,154
Ketersediaan rokok
0,884
0,919
0,297 – 2,842
Keterjangkauan rokok
0,0005
8,914
2,756 – 28,832
Keluarga
0,215
0,461
0,136 – 1,568
Teman sebaya
0,020
5,659
1,319 – 24,271
Guru
0,423
1,579
0,517 – 4,825
Iklan rokok
0,012
5,054
1,422 – 17,967
Hasil analisis bivariat belum sepenuhnya tepat, karena tidak mempertimbangkan faktor lain yang berpengaruh dengan perilaku merokok siswa, untuk itu perlau dilakukan analisis multivariat. Berdasarkan hasil analisis multivariat, didapatkan bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok siswa adalah sikap, keterjangkauan rokok, teman sebaya, dan iklan rokok. Siswa yang merokok lebih banyak dilakukan pada siswa yang bersikap negatif, terjangkau dengan rokok, memiliki teman sebaya dengan perilaku merokok yang tidak baik, dan terpajan dengan iklan rokok.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
10
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa sebagian besar siswa tidak pernah merokok, sedangkan dari siswa yang merokok, sebagian besar mulai merokok pada umur > 10 tahun. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maria Karekla, et al. (2009) yang menyatakan bahwa umur pertama kali merokok remaja rata-rata > 10 tahun (12 tahun). Sedangkan dari siswa yang pernah merokok, sebagian besar telah berhenti merokok pada saat penelitian ini dilakukan. Dari siswa yang masih merokok tersebut, sebagian besar adalah perokok ringan dengan hanya mengahabiskan rokok < 5 batang per hari. Sementara itu dari siswa yang berhenti merokok, sebagian besar berhenti dengan alasan kesadaran diri sendiri. Hal tersebut sesuai dengan Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa kepercayaan atau keyakinan dari dalam diri seseorang akan mempengaruhi sikap orang tersebut dalam bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu, sehingga dapat mendorong siswa untuk berhenti merokok. Sementara itu, pada hasil analisis hubungan sikap dengan perilaku merokok siswa didapatkan bahwa sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok siswa. Menurut Notoatmodjo (2007) yang dikutip oleh Afriyana (2012) menyatakan bahwa sikap dapat diartikan sebagai penggambaran suka atau tidak suka terhadap suatu objek yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain dan membuat seseorang mendekati atau menjauhi objek lain. Hal ini dapat terjadi karena penilaian positif atau negatif terhadap rokok dipengaruhi oleh keyakinan responden baik terhadap pengetahuan mereka tentang bahaya merokok dan kecenderungan untuk merokok berdasarkan sikap yang dipilihnya. Dengan demikian, jika siswa tersebut memiliki sikap yang negatif terhadap rokok, maka akan mempengaruhi siswa tersebut untuk merokok. Pada hasil analisis hubungan keterjangkauan rokok dengan perilaku merokok siswa didapatkan bahwa keterjangkauan rokok memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok siswa. Menurut Komnas Perlindungan Anak (2011) yang dikutip dalam Afriyana (2012) menyatakan bahwa meningkatnya prevalensi merokok remaja di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh sangat mudahnya mendapatkan akses terhadap rokok, sebab rokok mudah dibeli dimana saja karena selain harganya murah, rokok juga dapat dibeli dengan bentuk batangan. Selain itu, pada hasil analisis hubungan teman sebaya dengan perilaku merokok siswa didapatkan bahwa teman sebaya memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
11
merokok siswa. Menurut Mu’tadin (2002) yang dikutip dalam Nurhayati (2011), menyatakan bahwa perilaku merokok remaja dipengaruhi oleh teman, makin banyak remaja merokok makin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga begitu juga sebaliknya. Pada hasil analisis hubungan iklan rokok dengan perilaku merokok siswa didapatkan bahwa iklan rokok memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok siswa. Menurut Hidayat, B., dan Thabrani (2008) dalam Afriyana (2012) yang mengatakan bahwa seseorang yang sering terpajan oleh banyaknya iklan rokok akan membuat kabur pandangan atau pemikiran terhadap berbagai risiko rokok sehingga memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk merokok dibandingkan dengan orang yang jarang terpajan iklan rokok. Kesimpulan Secara umum perilaku merokok siswa SMP/MTs di Kecamatan Mojoagung menunjukkan hal yang positif, dimana dari 210 siswa, kurang dari setengahnya (37,6%) yang pernah merokok dengan keseluruhan perokok adalah siswa laki-laki. Sedangkan dari siswa yang pernah merokok tersebut, lebih dari setengahnya (54,4%) sudah berhenti merokok, dan sisanya (45,6%) masih merokok. Selain itu, siswa yang merokok sebagian besar (69,5%) adalah perokok ringan dengan hanya menghisap rokok < 5 batang per hari. Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku merokok siswa SMP/MTs di Kecamatan Mojoagung adalah sikap, keterjangkauan, teman sebaya, dan iklan rokok.
Saran Bagi Pemerintah 1.
Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan atau Puskesmas setempat untuk melakukan penyuluhan kesehatan ke sekolah-sekolah khususnya mengenai bahaya rokok
2.
Berjasama dengan media cetak ataupun elektronik untuk melakukan promosi kesehatan, khususnya masalah rokok
Bagi Institusi Pendidikan 1.
Melarang sponsor rokok untuk masuk kedalam kegiatan-kegiatan sekolah ataupun kegiatan yang dilakukan oleh pelajar
2.
Menyisipkan informasi mengenai bahaya merokok dalam mata pelajaran bimbingan konseling atau mata pelajaran lain
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
12
3.
Memberlakukan larangan merokok bagi setiap guru di lingkungan sekolah
4.
Memberikan sanksi atau hukuman kepada guru yang merokok di lingkungan sekolah agar memberikan efek jera
Bagi Keluarga 1.
Orang tua harus memberikan contoh yang baik bagi anaknya dengan tidak merokok, atau tidak merokok di dekat anaknya
2.
Orang tua harus melakukan pengawasan terhadap anaknya agar tidak sampai terjerumus ke lingkungan yang salah, khususnya pada lingkungan perokok
3.
Saudara kandung perokok sebaiknya tidak merokok di dalam rumah atau di dekat anggota keluarga lain yang tidak merokok
Bagi Penelitian Selanjutnya 1.
Melakukan penelitian kualitatif agar dapat menggali permasalah yang mendalam tentang perilaku merokok siswa
2.
Membandingkan perilaku merokok siswa SMP negeri dan swasta
3.
Melakukan pengembangan instrumen penelitian agar dapat menggambarkan setiap variabel dengan baik
Daftar Referensi Afriyana, Tyna Sandy. 2012. Faktor-faktor yang Behubungan dengan Perilaku Merokok Siswa SMA di Kota Bengkulu Tahun 2012. Depok: FKM-UI Hastono, Sutanto Priyo. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok: FKM-UI Hidayat, Taufik. 2012. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Keperawatan di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Depok: FIK-UI Iqbal, Muhamad Fariz. 2008. Perilaku Merokok Remaja di Lingkungan RW.22 Kelurahan Sukatani Kecamatan Cimanggis Depok Tahun 2008. Depok: FKM-UI Jurnal
Asia.
2013.
Sanksi
Mengancam
Perokok.
Dalam
http://jurnalasia.com/2013/12/21/sanksi-mengancam-perokok/. Diakses pada 21 Juni 2014 Kemenkes RI. 2012. Buletin: Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia
13
Kemenkes
RI.
2012.
Kemenkes
Luncurkan
Survei
Tembakau.
Dalam
http://depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2048. Diakses pada 1 Juli 2014 Karekla, Maria, et al. 2009. Smoking Prevalence and Tobacco Exposure Among Adolescents in Cyprus. United Kingdom: Oxford University Press Kurniasih, Agustina. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Siswa SLTP di Bekasi Tahun 2008. Depok: FKM-UI Lase, Arozamati Wa’ozaro. 2012. Analisa Faktor-faktor yang berkontribusi Terhadap Remaja Berisiko Merokok di Kelurahan Tengah Kecamatan Keramatjati Jakarta Timur. Depok: FIK-UI Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurhayati, Tri Nova. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Siswa/i Remaja Paket B atau Setara SMP di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Insan Mandiri, Kota Depok, Tahun 2011. Depok: FKM-UI Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. Semarang: PT Gramedia Tempo.
2013.
Perokok
Indonesia
Terbanyak
se-Asia
Tenggara.
Dalam
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/10/090520749/Perokok-Indonesia-TerbanyakseAsia-Tenggara-. Diakses pada 21 Juni 2014 World
Health
Organization
Media
Centre.
2013.
Tobacco.
Dalam
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/. Diakses pada 29 Desember 2013 World Health Organization. 2011. Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report 2011. Geneva: WHO Library Cataloguing
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok…, Ichsanu Rofiq, 2014
Faktor-faktor..., Ichsanu Rofiq, FKM UI, 2014
Universitas Indonesia