MOTIVASI KERJA GURU KHUSUSNYA DI SMP NEGERI 2 LUWUK Suhartini Salingkat Guru SMPN 6 Luwuk Banggai Abstrak Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dengan peran lembaga pendidikan, baik yang bersifat formal maupun informal. Keberadaan lembaga pendidikan tersebut diharapkan selain dapat memegang peranan yang besar dalam membentuk watak bangsa serta menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan juga diharapkan mampu memberikan bekal kepada peserta didiknya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga lembaga pendidikan tersebut benar-benar dapat memberikan sumbangannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah guru, di samping sarana, lingkungan, kurikulum, perpustakaan, laboratorium, pegawai, maupun manajemennya. Guru adalah figur yang memiliki karakteristik tertentu yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran sehingga memiliki tanggung jawab yang besar bagi pencapaian tingkat perkembangan dan kedewasaan anak didik. Untuk itulah maka peneliti menganggap pentingnnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Kata kunci: guru, motivasi kerja A. Pengertian Motivasi Kerja Guru Motivasi merupakan salah satu persoalan substansial dalam memberdayakan suatu organisasi. sesuai dengan karakteristik organisasi, yaitu terdiri dari berbagai karakter dan perilaku anggota yang berbeda-beda, maka upaya memberikan motivasipun menjadi sesuatu yang kompleks. Dikatakan kompleks, karena motivasi merupakan fenomena psikologis yang proses persentuhannya tidak bisa dilakukan secara ragam. Jika suatu organisasi ingin berfungsi secara efektif maka suatu organisasi harus dapat menemukan cara-cara melibatkan orang-orang untuk bekerja secara bersama-sama ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang artinya mendorong atau menggerakkan. Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Hasibuan motif adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan seseorang. Menurut Rukminto motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga 136
munculnya suatu tingkah laku. Memang pengertian motif dan motivasi sukar dibedakan. Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi ialah keseluruhan proses penggalakan/peningkatan motif seseorang sedemikian rupa agar ia terdorong melakukan sesuatu (bertingkah laku) dengan bersemangat untuk mencapai tujuan yang dinginkan dalam upaya memuaskan kebutuhannya. Menurut Harold Koontz) motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan (motivation refers to the drive and effort to satisfy a want a want of goal). Pimpinan dapat mengevaluasi untuk mengetahui keinginan seseorang dengan cara tidak langsung, apabila penampilan seseorang ditentukan oleh sesuatu yang tidak memuaskan. Motivasi yang rendah sering dianggap menjadi problem, walaupun ada problem yang tidak otomatis menyebabkan tingkat motivasi yang rendah. Hal ini karena ada faktor lain yang dapat juga menjadi penyebabnya, seperti kekurangan sumber daya atau kurang terampil (tidak punya keahlian) kemungkinan kurangnya penampilan, itu problem motivasi. Motivasi adalah merupakan kerangka umum yang berasal dari segala gerakan-gerakan hasrat, kebutuhan, keinginan-keinginan dan kekuatan. Dikatakan bahwa seorang pimpinan memotivasi karyawan mereka dengan mengatakan bahwa harus melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka harapkan yaitu kepuasan. Gerakan-gerakan dan hasrat menyebabkan karyawan bekerja dengan cara yang baik. Gerakan manusia didasarkan atas kebutuhan, baik kebutuhan primer ataupun kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer seperti yang dikehendaki oleh jiwa (kebutuhan untuk hidup) seperti butuh air, udara, makan, tidur dan pelindung. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang dihargai, status sosial,berhubungan dengan orang lain, kasih sayang, pemberian, keberadaan diri. Kebutuhan-kebutuhan ini sangat hebat dan berbeda setiap individu. Motivasi adalah berhubungan dengan faktor-faktor secara langsung dan kekuatan atau dorongan tingkah laku, sikap manusia (yang timbul dari dalam) terhadap organ tubuh. Motivasi merupakan masalah yang komplek dalam organisasi karena perbedaan kepentingan, kehendak, keinginan setiap orang. Kepentingan, kehendak dan keinginan merupakan kebutuhan dari kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beraneka ragam. Tindakan untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam itu akan terwujud melalui perilaku manusia. Herzberg berpendapat ada dua faktor teori motivasi yaitu : (1) ingin merasa kepuasan, (2) perasaan tidak puas. Rasa kepuasan dikatakan motivasi yang efektif, karena bersumber dari pertumbuhan seseorang termasuk dalam hal ini adalah pencapaian keberhasilan, dan memiliki pekerjaan itu sendiri. Sedangkan 137
rasa ketidakpuasan pada penampilan karyawan adalah gaji atau upah, pengawasan, kondisi kerja, kebijakan seorang pimpinan. Ahli psikologi mendefinisikan bahwa motivasi adalah sebagai kompas semua faktor-faktor yang timbul, memungkinkan untuk tumbuhnya perilaku secara langsung terhadap perolehan beberapa tujuan. Motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Keberhasilan seorang pemimpin dalam membuat perencanaan, pengaturan dan pengawasan, harus didukung sepenuhnya untuk memenuhi keinginankeinginan karyawan, mereka akan bekerja lebih baik apabila keinginankeinginannya terpenuhi. Ada sepuluh macam tipe keinginan-keinginan karyawan: (1) gaji yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, (2) jaminan pekerjaan, (3) hubungan keluarga, (4) percaya dengan apa yang telah diperbuat, (5) pekerjaan yang bermanfaat, (6) kesempatan untuk mengembangkan diri, (7) kesenangan, keamanan, keadilan, (8) kemampuan dan kepemimpinan yang jujur, (9) perintah yang pantas atau wajar dan langsung, (10) organisasi yang relevan. Ahli psikologi memfokuskan pada kebutuhan dan keinginan-keinginan dari masing-masing karyawan secara individu di tempat kerja. Tapi ahli sosiologi menganalisa tingkat sosial yang lebih luas adalah kekuatan perilaku karyawan di tempat kerja, untuk memenuhi sikap dan nilai kerja karyawan, mereka butuh untuk mengetahui apa sebenarnya harapan-harapan dari hasil nilai kerja mereka. Motivasi dapat juga didefinisikan secara sederhana tapi akurat yaitu: harus dapat memasukkan aturan-aturan yang menunjukkan bagian-bagian yang beragam seperti hasrat, penghargan, rencana-rencana, niat, dorongan dan tujuan. Motivasi perilaku yaitu merupakan aktivitas yang diambil dengan sengaja dan sukarela untuk mencapai tujuan secara langsung, setiap individu punya harapan yang dibentuk melalui kemungkinan yang terjadi dari pengalaman masa lalu, perilaku yang khusus akan membawa hasil dengan dorongan tertentu. Konsep dari motivasi juga dapat dinyatakan bahwa energi (kekuatan) yang meliputi tingkat perilaku dan penampilan seseorang yang sesuai dengan dorongan dari kekuatan, motivasi juga meliputi ketekunan sepanjang waktu, merupakan suatu usaha terus-menerus, walaupun ada halangan dan rintangan. Dalam hal ini kepuasan kebutuhan biologis, seperti makanan, perbaikan, keberuntungan, akan menentukan motivasi. Sebagaimana diketahui, motivasi tidak pernah bisa diamati secara langsung, tetapi ahli psikologi hanya dapat menafsirkan. Mereka dapat menggambarkan perilaku, penjelasan perilaku melalui pengalaman belajar, dan perilaku biologis. Pandangan motivasi secara alami terfokus pada sejumlah faktor yang mempengaruhi motivasi. Teori ini menekankan apa motivasi itu yang dapat menimbulkan aspirasi sehingga menimbulkan tujuan individu, sedangkan proses 138
teori motivasi menekankan pada “How” bagaimana motivasi itu. Menurut teori pendekatan reinforcement menggabungkan antara “What and How” apa dan bagaimana motivasi itu terfokus pada perilaku seseorang yang sedang belajar. Teori ini menyimpulkan suatu sistem atau cara motivasi muncul dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan. Motivasi adalah suatu konsep yang kompleks dan luas, para ahli telah mendefinisikannya sebagai seperangkat proses yang dapat menjadikan sesuatu itu terjadi, secara langsung dari tingkah laku manusia untuk memperoleh suatu tujuan. Sementara itu Handoko menyatakan motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di alam diri manusia, yang menimbulkan mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Sedangkan kata motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Luthans menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang dimulai dilakukan oleh seseorang karena adanya kebutuhan psikologis dan fisiologis sehingga menggerakkan perilaku atau dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal itu, motivasi memiliki tiga unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan rangsangan atau tujuan (incentives). Oleh sebab itu kunci untuk memahami proses motivasi terletak pada makna dan hubungan antara ketiga unsur diatas. B. Teori-Teori Motivasi Seperti diungkapkan oleh Maslow dan Luthan yang terkenal dengan teori hirarki kebutuhannya (hierachy of needs theory). Menurut mereka, setiap manusia memiliki lima kebutuhan dengan hirarki sebagai berikut : Pertama, kebutuhan fisiologis (physiological needs) antara lain: kebutuhan dasar manusia seperti rasa haus, lapar, tidur, seks dan sebagainya. Menurut teori ini sesudah kebutuhan dasar terpenuhi , kebutuhan itu tidak lagi memotivasi. Misalnya orang yang kelaparan akan berusaha keras mendapatkan wortel yang berada dalam jangkauannya . walaupun demikian setelah memakan wortel itu, ia tidak akan berusaha memperoleh wortel yang lain, dan akan termotivasi oleh tingkat kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya. Kedua, Kebutuhan keamanan (safety needs) merupakan kebutuhan tingkat kedua yang kira-kira sama dengan kebutuhan perlindungan. Kebutuhan tersebut menekankan pada kebutuhan emosi seperti keamanan fisik. Namun seperti halnya kebutuhan fisiologis, sesudah kebutuhan keamanan tersebut terpenuhi, kebutuhan itu tidak lagi memotivasi. Ketiga, kebutuhan cinta (love needs), kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan akan kasih sayang dan hubungan (persahabatan). Lebih lanjut dikatakan bahwa penggunaan istilah "cinta" olehnya memiliki banyak konotasi. Oleh karena itu penggunaan istilah "cinta" lebih tepat dengan istilah lain seperti "kepemilikan" atau "sosial" 139
Keempat, kebutuhan penghargaan (esteem needs) pada tingkat kebutuhan ini memiliki tingkat kebutuhan manusia yang lebih tinggi yaitu kebutuhan terhadap kekuasaan, prestasi, dan status. Kelima, kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan manusia pada tingkat puncak dari semua kebutuhan. Orang yang sudah mencapai aktualisasi diri adalah orang yang bisa menangani diri dan menyadari semua potensi mereka. Aktualisasi diri berhubungan erat dengan konsep diri. Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia sebagai hirarki lima macam kebutuhan. Mulai dari kebutuhan fisiologis yang paling mendasar, sampai kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi. Menurut Maslow individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang paling menonjol, atau paling kuat, bagi mereka pada waktu tertentu. Kemenonjolan dari kebutuhan ini tergantung pada situasi saat ini dalam pengamalan muktahir. Dimulai dengan kebutuhan fisik, yang paling mendasar. Setiap kebutuhan harus dipuaskan sebelum individu tersebut memunyai keinginan untuk memuaskan kebutuhan dari tingkat yang lebih tinggi. Motivasi pada hakekatnya merupakan pemberian sesuatu insentif yang bisa menarik keinginan seseorang untuk melaksanankan sesuatu. Motivasi tidak lepas dari berbagai kebutuhan dan dorongan yang ada dalam diri seseorang yamg menjadi penggerak energi dan pengaruh segenap dan tindak tanduk manusia. Kebutuhan itu dapat ditarik dengan insentif kearah tindakan-tindakan yang diinginkan. Secara sederhana proses terjadinya motivasi itu dapat dijelaskan sebagai rentetan reaksi individu yang dimulai dengan adanya kebutuhan yang dirasakan, menimbulkan tegangan-tegangan, dan tegangan ini melahirkan tindakan tertentu ke arah pencapaian tujuan. Dan akhirnya apabila tujuan yang sudah tercapai, maka kepuasan pun akan diperoleh. Gambar dibawah ini untuk mempermudah memahami proses “motivasi”
Kebutuhan-kebutuhan
Keinginan
Tindakan
Ketegangan
Kepuasan
Gambar 1. Rangkaian Pemuasan Kebutuhan dan Dorongan-dorongan.
140
C. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan menjadikan peneliti sebagai instrumen penelitian. Cara ini digunakan dalam upaya mengungkap gejala secara menyeluruh namun kontekstual dengan fokus penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan mengadakan pelacakan terhadap informasi atau data yang diberikan informan sampai tuntas. Hal ini sejalan dengan maksud peneliti yaitu untuk mengetahui dan memahami secara mendalam antara tindakan dan makna tindakan yang dilakukan oleh para pelaku yang berada dalam situasi sosial. Situasi sosial yang dipilih untuk hal tersebut adalah proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan sekolah menengah pertama yang berkaitan dengan kemandirian belajar siswa. Teknik analisis dan penafsiran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis perbandingan tetap, sebagaimana dikemukakan oleh Spradley, yaitu: (1) Analisis Domain, (2) Analisis Taksonomi, dan (3) Analisis Tema. Berdasarkan tahapan analisis tersebut, maka langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut: 1. Mengorganisasikan serta mengolah data dengan cara membuat satuan-satuan data yang diperoleh dari catatan lapangan (CL), baik catatan lapangan dari hasil pengamatan maupun hasil wawancara. 2. Selanjutnya, dilakukan analisis domain terhadap data dengan cara mencari kesamaan dasar hubungan semantik dari catatan lapangan, kemudian memilih istilah acuan dan istilah bagian yang sesuai dengan hubungan semantik tersebut. 3. Selanjutnya, identifikasi tersebut diulang dengan menggunakan hubungan semantik lainnya. Kemudian disusun daftar domain, yang selanjutnya dilakukan pengamatan di lapangan dalam bentuk pengamatan terfokus sehingga lebih memperkaya informasi yang diperoleh untuk melakukan analisis taksonomi. 4. Langkah selanjutnya adalah melakukan kembali pengamatan terpilih untuk melihat perbedaan yang ada di antara kategori tertentu pada latar. 5. Selanjutnya, mengkaji ulang catatan lapangan, analisis domain maupun taksonomi untuk mencari persamaan dan perbedaannya, sehingga dapat dimasukkan pada sub bagian untuk memperoleh analisis tema serta penyusunan hipotesis yang kemudian dilanjutkan dengan interpretasi penafsiran data. Analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara kontinyu dari awal sampai penelitian ini berakhir. Analisis data bersifat terbuka dan induktif, dalam arti terbuka bagi perubahan, perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data baru yang masuk dan tidak dapat ditentukan lebih dahulu data apa yang diperlukan. Langkah-langkah penafsiran data dengan perbandingan tetap menurut Glaser dalam Munandir, melalui proses sebagai berikut: 1. Mulai dengan pengumpulan data. 141
1. Mencari isu penting, kejadian yang selalu berulang atau kegiatan di dalam data yang merupakan kategori fokus. 2. Mengumpulkan data yang memberikan banyak kejadian mengenai kategori fokus untuk melihat adanya keragaman dimensi di dalam kategori. 3. Tulis kategori-kategori yang sedang diselidiki, dengan maksud untuk memberikan dan menjelaskan semua keadaan yang ada pada data anda sementara terus mencari kejadian-kejadian yang baru. 4. Kerjakan data yang diperoleh dan model yang muncul untuk menemukan adanya proses-proses sosial dasar dan hubungan-hubungan. D. Hasil Penelitian SMP Negeri 2 Luwuk didirikan tahun 1965, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 97/SK/B/III/1965 tanggal 19 Juli 1965 dengan nomor statistik 20180401002. Lembaga pendidikan ini berada di tengah kota Luwuk, Ibu Kota Kabupaten Banggai. SMP Negeri 2 Luwuk dibangun diatas tanah seluas 4125 m2 dengan dikelilingi Masjid/Alun-alun Kota Luwuk (sebelah Utara), SMP Negeri 3 Luwuk (sebelah Barat). Gedung SMP Negeri 2 Luwuk terdiri 2 buah gedung dua lantai (bertingkat) dan 4 buah gedung 1 lantai dengan rincian ruang sebagai berikut: ruang belajar: 18 buah; ruang kepala sekolah, ruang pegawai TU, ruang dewan guru, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang komputer, dan WC guru masing 1 ruang; WC siswa: 10 ruang. Staf guru SMP Negeri 2 Luwuk berjumlah 40 orang guru tetap (PNS) dan 4 orang guru tidak tetap (GTT), dengan tingkat pendidikan 1 orang S2, 39 orang S1, dan 4 orang D3. Sebagian besar guru telah mengikuti pelatihan sesuai dengan mata pelajaran baik di tingkat daerah, Nasional maupun tingkat Internasional. Untuk mendukung proses pembelajaran SMP Negeri 2 Luwuk Kabupaten Banggai memiliki sejumlah pegawai tenaga edukatif, yang bertugas memberikan pelayanan terhadap berbagai pihak yang berkepentingan. Tenaga non edukatif ini dipimpin oleh seorang kepala, yang biasa disebut Kepala Tata Usaha (TU) sebagaimana layaknya dalam sebuah lembaga pendidikan. Kepala ini dibantu oleh beberapa staf yang memiliki tugas dan kewajiban masing-masing. Di SMP Negeri 2 Luwuk Kabupaten Banggai terdapat 11 pegawai non edukatif yang terdiri dari 9 pegawai Negri sipil (PNS) dan 2 orang masih berstatus pegawai honorer. Dalam setiap tingkah laku seseorang selalu ditentukan dengan motivasi seseorang mengerjakan suatu pekerjaan/tingkah laku. Demikian juga guru dalam melaksanakan tugasnya, mengajar. Persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi/akhir pekerjaan atau sikap guru akan berpengaruh pada hasil pembelajaran siswa atau kinerja guru tersebut. Untuk mengetahui bagaimana motivasi guru SMP Negeri 2 Luwuk dalam melaksanakan tugasnya, maka perlu dilakukan pengamatan, dan wawancara pada guru-guru SMP Negeri 2 Luwuk, dikonfirmasi dengan hasil pengamatan dan wawancara dengan siswa, kepala sekolah dengan menggunakan pedoman wawancaraa terlampir dan pengamatan di sekolah dilakukan sendiri oleh peneliti 142
a. Kondisi Pekerjaan 1). Fasilitas Penunjang Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa pandangan guru tentang fasilitas penunjang kegiatan di sekolah memadai, maka diperoleh hasil bahwa sebagaian besar fasilitas penunjang kegiatan di SMP Negeri 2 Luwuk memadai dan cukup lengkap. Pada saat peneliti menemui responden, pada saat sedang mengajar terpaksa menunggu sampai selesai mengajar, walaupun ada beberapa orang guru yang menyatakan bahwa fasilitas penunjang kegiatan di sekolah tidak atau kurang memadai antara lain fasilitas untuk Laboratorium IPA dan bahasa. Bahkan ada guru yang menyatakan bahwa pada umumnya fasilitas penunjang proses belajar menajar di SMP Negeri 2 Luwuk sangat memadai. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan wawancara sebagai berikut: Fasilitas penunjang kegiatan sekolah memadai, sebab khususnya alat peraga matematika dan fasilitas lainnya cukup lengkap, misalnya buku-buku penunjangn dan OHP. (CL:A1-1) Fasilitas penunjang kegiatan sekolah tidak memadai, sebab khusus bahan pengajaran bahasa inggris, perlengkapan/sarana masih sangat kurang, contohnya lab bahasa, tape recorder untuk pengajaran (CL: A2-1). Wawancara di sekolah, pada saat beliau tidak ada jam mengajar. Wawancara berlangsung di ruang komputer. Dan sewaktu saya tiba disekolah beliau sementara berada di kelas, sehingga saya menunggu beberapa jam. Fasilitas penujang kegiatan di sekolah kami kurang memadai, karena pelajaran fisika sangat membutuhkan laboratorium untuk saat ini laboratorium sekolah kami dalam kondisi rusak berat (CL:A3-1). Wawancara ini berlangsung di sekolah, ketika responden tidak mempunyai jadwal mengajar di kelas. Fasilitas penunjang kegiatan sekolah cukup memadai karena disamping dana sekolah, semua murid mau menyumbang untuk pembelian fasilitas. (CL:A4-1) Pada dasarnya fasilitas penunjang yang ada di sekolah saya secara keseluruhan masih termasuk kurang, diantaranya buku literatur, seperti kamus bahasa Indonesia, kamus istilah-istilah, media komunikasi yang lain, yang sempat digunakan dalam proses pelaksanaan KBM bahasa Indonesia (CL:A5-1).
143
Fasilitas sekolah yang ada di SMP Negeri 2 Luwuk antara lain nampak pada gambar berikut:
Gambar 1 : Fasilitas Komputer Di SMP Negeri 2 Luwuk Di samping itu sesuai hasil wawancara dengan koordinator sarana dan prasaran juga mengatakan bahwa pada umumnya semua fasilitas penunjang kegiatan di SMP Negeri 2 Luwuk sangat memadai walaupun tidak memiliki laboratorium IPA, tetapi fasilitas lainnya sangat menunjang seperti perangkat OHP, komputer dan sebagainya, seperti yang dikutif dalam cuplikan wawancara sebagai berikut: Menurut saya sebagai koordinator sarana dan prasarana menyatakan bahwa pada umumnya semua fasilitas penunjang kegiatan di SMP Negeri 2 Luwuk sangat memadai. Hal yang sama juga dinyatakan oleh beberapa orang siswa bahwa fasilitas penunjang yang ada di SMP Negeri 2 Luwuk cukup memadai kecuali tidak terdapatnya laboratorium IPA dan Bahasa sebagaimana cuplikan wawancara dengan siswa sebagai berikut: Menurut kami bahwa fasilitas penunjang yang ada di sekolah ini sudah cukup memadai, kecuali Lab IPA dan Bahasa, pada hal kedua laboratorium tersebut sangat dibutuhkan oleh kami dalam rangka menerapkan teori-teori yang diajarkan oleh guru IPA, tetapi menurut pendapat guru bidang studi IPA bahwa pengadaan Lab IPA memang sudah diusulkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tapi kenyataannya belum ada sampai sekarang (CL. Wawancara dengan beberapa orang siswa) Mengenai fasilitas penunjang kegiatan di sekolah ada yang sudah memadai ada juga yang belum memadai. Yang sudah memadai adalah mata pelajaran Matematika dan Olahraga, dan yang belum memadai adalah mata pelajaran IPA selama ini mengadakan praktek di dalam kelas. (Wawancara dengan Kepala Sekolah). 144
Bedasarkan hal tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa secara umum fasilitas penunjang kegitan yang ada di SMP Negeri 2 Luwuk sangat memadai, walaupun ada satu atau dua orang guru yang mengatakan bahwa fasilitas penunjang kegiatan di sekolah tidak memadai atau kurang memadai misalnya belum terdapatnya laboratorium Fisika, Biologi dan Laboratorium Bahasa Inggris. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang guru tentang pandangan mengenai pekerjaan yang ditugaskan kepada guru penuh tantangan, hampir semua guru menyatakan memang setiap pekerjaan yang diberikan oleh kepala sekolah pasti ada tantangan. Apabila pekerjaan tersebut sangat dicintai seberat apapun pekerjaan yang dilaksanakan pasti tetap diselesaikan. Kalau pekerjaan itu ringan tapi tidak dicintai maka sekecil apapun pekerjaan tersebut tidak akan selesai. Bahkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam melakasanakan pekerjaan sebagai guru, sudah jelas ada tantangan yang dihadapi, misalnya dalam mempertahankan prestasi siswa kemudian tantangan berikut yaitu pada saat memberikan les tambahan atau privat matematika di rumah siswa (CL:A1-2). Senada dengan hal tersebut salah seorang gurupun mengatakan bahwa setiap pekerjaan yang dilaksanakan penuh dengan tantangan terutama menyesuaikan dengan kurikulum yang selalu berubah-ubah. Setiap pergantian menteri, kurikulumpun pasti berubah yang merupakan tantangan bagi setiap guru untuk tetap melaksanakan sesuai perkembangan zaman, sebagaimana terlihat pada cuplikan wawancara sebagai berikut: Dalam melakasanakan pekerjaan sebagai guru, sudah jelas ada tantangan yang dihadapi, misalnya dalam mempertahankan prestasi siswa kemudian tantangan berikut yaitu pada saat memberikan les tambahan atau privat matematika di rumah siswa (CL: A1-2), seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 8: Wawancara dengan guru 145
Tantangan bagi guru selalu ada khususnya guru-guru kelas tujuh dengan adanya kurikulum baru yang berbasis kompetensi maka dengan sendirinya mereka perlu belajar kembali. (CL: Kepsek) Berdasarkan hal tersebut di atas, dapatlah dikatakan bahwa apabila suatu pekerjaan itu dicintai dan diminati maka sebesar dan seberat apapun pekerjaan yang dilaksanakan pasti bisa diselesaikan sesuai apa yang diharapkan. Sebaliknya apabila suatu pekerjaan itu tidak dicintai maka sekecil apapun suatu pekerjaan itu tidak akan diselesaikan sesuai apa yang diharapkan E. Kesimpulan Berdasarkan sejumlah temuan dan pembahasan dalam penelitian ini yang menyangkut Motivasi kerja guru SMP Negeri 2 Luwuk Kabupaten Banggai maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bahwa fasilitas yang tersedia di SMP Negeri 2 Luwuk dapat meningkatkan motivasi kerjanya walaupun sarana Lab IPA dan Lab bahasa belum memadai. 2. Bahwa guru–guru di SMP Negeri 2 Luwuk memiliki motivasi kerja untuk berprestasi, hal ini terlihat dari kegiatan sehari-hari mereka yang tidak pernah menunda pekerjaan, kecuali pekerjaan itu adalah pekerjaan yang dapat d kerjakan di rumah. 3. Bahwa penghasilan setiap bulan guru-guru di SMP Negeri 2 Luwuk kurang memenuhi kebutuhan hidup secara layak. 4. Bahwa guru–guru di SMP Negeri 2 Luwuk tidak pernah mendapat penghargaan. 5. Bahwa guru di SMP Negeri 2 Luwuk dalam meningkatkan motivasi kerjanya selalu berkomunikasi serta dengan memberikan umpan balik yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Adair, John., 1992, Pemimpin Yang Berpusat Pada Tindakan, terjemahan Maria Narali, Jakarta: Binarupa Aksara. Accel-team, Employe Motivation-Theory and Practice, 2001, (http://www.accelteam.com./motivation/theory-01.html) Adler, Nancy J., et.al., 1995, Cross-Cultural Management, London: ButterwortHeinemann Ltd. Anoraga, Panji dan Sri Suyati., 1995, Perilaku Keorganisasian, Jakarta: Pustaka Jaya. Amstrong, Michael., 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, terjemahan Haryanto, Jakarta: Gramedia. 146
Argyris, Chris., 2001, Motivation Theory and Practice, (http:www.accelteam.com/motivation/theory-01.html). Attwood, Margaret & Stuart Dimock., 1996, Personnel Management, London: Macmillan Business Masters. Bogdan, Robert C., dan Sari Knopp Biklen,. 1982, Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods, Boston: Allyn and BCON Inc. Denny, Richard., 1997, Sukses Memotivasi Jurus-jurus Meningkatkan Prestasi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Donnelly, James H. Jr., James L. Gibson and John M. Ivancevich., 1995, Fundamentalis of Management, Amerika: Von Haffmann Press Inc. Fildman, Robert S., 1997, Essential of Understanding Psychology Amerika: McGraw Hill, Filippo, Edwin B., 1984, Personal Management, New York : McGraw Hill. Greenberg, Jerald and Robert A. Baron., 1993, Bahavior In Organization: Understanding and Managing the Human Side Of Work, Needham Height: Allyn and Bacon Inc. Handoko, Martin., 1992, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Yokyakarta: Kanisius. Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard., 1993, Management of Organizational Behavior : Utilizing Human Resources (New Jersey : Prentice Hall.
147