MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM
MATA KULIAH : BLOK KOMUNITAS KODE MK
: NS 353
Penyusun: Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SEMESTER GASAL 2016/2017
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 1
HALAMAN PENGESAHAN Nama Mata Kuliah Nomor Kode/ SKS Bidang Ilmu Status Mata Kuliah
Nama Penanggungjawab (Koordinator) NIP Pangkat/ Golongan Jabatan Fakultas/Program Studi Universitas Jumlah Tim Pengajar
: Blok Komunitas : NS 353 / 4,5 SKS (2,5 SKS PBC, 1 SKS PBT, 1 SKS PBS) : Ilmu Keperawatan Komunitas : Wajib
: Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K
: 173.045 : Lektor / IIIC : Lektor : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Ilmu Keperawatan : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : 6 Orang - Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K - Shanti Wardaningsih, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J.,Ph.D - Dr. dr. Titiek Hidayati, M.Kes - Dianita Sugiyo, S.Kep.,Ns.,MHID - Ema Waliyanti, S.Kep.,Ns.,MPH - Rahmah, S.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An
Yogyakarta, Oktober 2016 Menyetujui Ka Prodi Ilmu Keperawatan,
Sri Sumaryani, M.Kep.,Sp.Mat.,HNC
Mengetahui PJ Mata Kuliah,
Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 2
PENDAHULUAN A. Visi, Misi Dan Tujuan Pendidikan Prodi
1. Visi :
Menjadi Program Studi Pendidikan Ners yang unggul dalam pengembangan
keperawatan klinik berdasarkan nilai-nilai keIslaman untuk kemaslahatan umat di Asia Tenggara pada 2022
2. Misi : a. Menyelenggarakan pendidikan ners yang unggul dan Islami b. Mengembangkan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan praktik keperawatan c. Menerapkan ilmu keperawatan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat untuk kemaslahatan umat
3. Tujuan : a. Menghasilkan ners yang memiliki kemampuan klinik dan mampu menerapkan nilainilai Islami dalam memberikan asuhan keperawatan b. Menghasilkan produk penelitian yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan ilmu keperawatan
C. Menghasilkan kegiatan pelayanan berbasis hasil penelitian untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
B. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome) Capaian Pembelajaran Prodi Ilmu Keperawatan berdasarkan Profil Lulusan sebagai berikut :
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 3
NO
UNSUR SN PT & KKNI
1
SIKAP
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) S1 S2 S3
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa. S5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain. S6 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila. S7 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan S8 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. semangat kemandirian, kejuangan, dan S9 Menginternalisasi kewirausahaan. S10 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri. S11 Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi S4
kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan. S12 Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia. S13 Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya. S14 Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam kebaikan dan mengingatkan serta mencegah keburukan (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar) S15 Menunjukkan sikap kritis yang membangun dan berkemajuan S16 Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati manusia sebagai individu yang bermartabat sejak hasil konsepsi sampai meninggal
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 4
NO
UNSUR SN PT & KKNI
2
Penguasaan Pengetahuan
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) PP1 PP2 PP3 PP4
PP5 PP6 PP7
PP8
PP9
PP10 PP11 PP12 PP13
Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values) Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life support) dan penanganan trauma (basic trauma cardiac life support/BTCLS) pada kondisi kegawatdaruratan dan bencana Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan keperawatan dan kesehatan Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan perlindungan kerja ners Menguasai metode penelitian ilmiah. Menguasai teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan asuhan keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing)
PP14
Menguasi Bahasa Inggris PP15 PP16
Menguasai pengetahuan Islam murni yang berkemajuan Menguasai pengetahuan tentang konsep Al-Maun
PP17
Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul karimah
PP18
Menguasai keragaman budaya baik nasional maupun internasional
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 5
NO
UNSUR SN PT & KKNI
3
Keterampilan Umum
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) KU1
KU2
KU3
KU4
KU5 KU6 KU7
KU8 KU9 KU10 KU11
Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif; Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik; Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya; Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja; Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya; Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat; Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya; Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya; Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;
KU12
Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 6
NO
UNSUR SN PT & KKNI
4
Keterampilan khusus
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) KK1
KK2
KK3
KK4
KK5
KK6
KK7
KK8 KK9
KK10
KK11 KK12 KK13 KK14 KK15
Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia; Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa atau keperawatan komunitas) sesuai dengan delegasi dari ners spesialis; Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/bencana sesuai standar dan kewenangannya; Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan; Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan; Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat; Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan; Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain; Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya; Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya; Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP; Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan; Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang rawat dalam lingkup tanggungjawabnya; Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi; Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 7
KK16 KK17 KK18
KK19
Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif Mampu mempersiapkan pasien yang akan melakukan pemeriksaan penunjang Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membedabedakan status sosial ekonomi dan golongan Mampu melakukan asuhan keperawatan berlandaskan nila-nilai ke-Islaman
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 8
INFORMASI MATA KULIAH
A. Nama dan bobot SKS, Kode Matakuliah dan Semester Penawaran Nama Mata Kuliah Bobot SKS Kode Mata kuliah Semester
: Keperawatan Komunitas (NS 353) : 4,5 SKS (2,5 SKS PBC/PBD, 1 SKS PBT, 1 SKS PBS) : NS 353 : V (gasal)
B. Ketercapaian Pembelajaran berdasarkan Sikap, Penguasaan Pengetahuan, Ketrampilan Umum & Ketrampilan Khusus melalui Mata Kuliah yang bersangkutan Capaian Pembelajaran yang dimiliki oleh Mahasiswa setelah mengikuti Mata kuliah blok keperawatan komunitas adalah : Pengetahuan
Hard skill 1. Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories 2. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values) 3. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan komunitas 4. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan 5. Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik 6. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier 7. Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di
1.
2. 3.
4.
5.
6.
Soft skill Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya. Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam kebaikan dan mengingatkan serta
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 9
8.
9. 10. 11.
tatanan pelayanan kesehatan komunitas Menguasai teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan asuhan keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing) Menguasai pengetahuan Islam murni yang berkemajuan Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul karimah Menguasai keragaman budaya baik nasional maupun internasional
7. 8.
9.
mencegah keburukan (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar). Menunjukkan sikap kritis yang membangun dan berkemajuan. Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati manusia sebagai individu yang bermartabat sejak hasil konsepsi sampai meninggal. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values)
Keterampilan Umum
1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; 2. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif; 3. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya; 4. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat; 5. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; 6. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya
1. Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya 2. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya 3. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat 4. Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya 5. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya 6. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
Keterampilan khusus
1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia
1. Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membeda-bedakan status sosial ekonomi dan golongan
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 10
2. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi keperawatan komunitas sesuai dengan delegasi dari ners spesialis 3. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan 4. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat; 5. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan 6. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain 7. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya 8. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya 9. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan; 10. Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu wilayah dalam lingkup tanggungjawabnya 11. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika. 3. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain. 4. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila. 5. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan 6. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri. 7. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan. 8. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 11
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi 12. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat. 13. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif 14. Mampu melakukan asuhan keperawatan berlandaskan nila-nilai ke-Islaman
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 12
PETUNJUK SKILLS LAB BLOK 15 SAP dan MEDIA PENKES PHBS KMS BALITA DAN LANSIA KMS IBU HAMIL POSYANDU MTBS
Supported by : Departement of Community Nursing
Coordinator : Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
School of Nursing Medical Faculty and Health Sciences Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2016/2017 Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 13
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Bab I
PENDAHULUAN DAN TUJUAN
A. Deskripsi Mata Ajar Praktikum Blok 15 (keperawatan komunitas) diberikan pada tahap akademik. Praktikum Blok 15 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mahasiswa mengaplikasikan implementasi dan terapi-terapi modalitas dalam rangka memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan menggunakan sarana laboratorium keperawatan komunitas maupun wilayah-wilayah/institusi yang dibina oleh PSIK FK UMY. Pembelajaran di laboratorium dan lapangan dalam bentuk team-work dan praktek individu akan sangat ditekankan dalam proses pembelajaran ini.
B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Pada akhir praktikum ini diharapkan mahasiswa mempunyai serangkaian pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan di komunitas dengan menggunakan pendekatan keperawatan komunitas yang menunjang pendidikan profesi komunitas. 2. Tujuan Instruksional Khusus a. Mahasiswa mampu menyyusun SAP dan membuat media yang sesuai b. Mahasiswa mampu melakukan pendidikan kesehatan c. Mahasiswa mampu mengisi KMS balita dan lansia serta mampu menginterpretasikan hasil pengukuran di KMS d. Mahasiswa mampu mengisi KMS ibu hamil serta mampu menginterpretasikan hasil pengukuran di KMS e. Mahasiswa menerapkan konsep 5 meja dalam pelayanan posyandu, baik posyandu balita maupun posyandu lansia f.
Mahasiswa mampu melakukan MTBS
C. Pelaksanaan Praktikum Sesuai jadwal (terlampir)
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 14
D. Metode Evaluasi Pretest Post test Sikap dan penampilan saat mengikuti skills lab Laporan Ujian akhir skills lab
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 15
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Bab II
TATA TERTIB
A. Tata tertib akademik 1. Mahasiswa tahap akademik yang telah menyelesaikan dan lulus blok-blok sebelumnya 2. Mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah keperawatan komunitas blok 15, diperbolehkan untuk tidak mengikuti praktikum dan tutorial blok 15 dengan syarat nilai praktikum telah lulus
B. Tata Tertib Umum 1. Mahasiwa harus hadir 10 menit sebelum waktu praktikum dimulai, terlambat 5 menit, tidak boleh memasuki ruang praktikum 2. Mahasiswa harus menggunakan baju praktikum, rapi dan sopan pada saat kegiatan praktikum 3. Didalam laboratorium mahasiswa harus selalu bersikap sopan 4. Pada waktu praktikum tidak boleh meninggalkan tempat praktek tanpa seijin pembimbing 5. Tidak diperkenankan mengambil alat laboratorium tanpa seijin petugas 6. Setiap kegiatan praktikum, akan diadakan pre test (10 menit) sebelum pelaksanaan praktikum, mahasiswa yang nilai pre test kurang dari 50, tidak diperbolehkan mengikuti praktikum pada hari itu 7. Kehadiran kurang dari 90%, maka nilai praktikum Blok 15 tidak keluar. 8. Mengganti apabila menghilangkan atau merusak alat laboratorium 9. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan memakai baju ketat memakai perhiasan berlebihan selama skill-lab 10. Mahasiswa membuat pengaturan sendiri transportasi ke dan dari kampus-lapangan
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 16
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Unit I
SAP dan Media
Skenario : Ners Fulanah akan memberikan pendidikan kesehatan tentang senam lansia, sebelumnya Ners Fulanah menyusun SAP sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
Minimal questions : 1. Apa itu SAP ? 2. Komponen-komponen dalam SAP ? 3. Siapa yang seharusnya membuat SAP ?
A. SAP Satuan Acara Pengajaran (SAP) mengandung komponen-komponen yang lebih lengkap dari GBPP. Selain mengandung komponen-komponen yang sama seperti yang ada dalam RPS (Rencana Pembelajaran Semester), SAP juga mengandung komponen-komponen kegiatan belajar mengajar, media dan alat pengajaran, serta evaluasi.
B. Format Standar SAP Tahap-tahap penyusunan SAP terdiri atas tahap pendahuluan (introduction), tahap penyajian (presentation) dan tahap penutup (test and follow up). 1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal dalam penyajian materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini pengajar menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan pada pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut, hubungan materi tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui peserta didik, serta tujuan yang harus dicapai peserta didik pada akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental peserta didik agar memperhatikan dan belajar secara sungguh-sungguh selama tahap penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau sekitar 5% dari waktu pengajaran.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 17
2. Tahap Penyajian Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran. Didalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut : a. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan/atau demonstrasi gerak b. Contoh dan non contoh yang praktis serta konkrit dari uraian konsep c. Latihan merupakan praktik bagi peserta didik untuk menerapkan konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik.
3. Tahap Penutup Tahap penutup merupakan tahapakhir suatu pengajaran. Tahap ini meliputi tiga kegiatan yaitu : a. Pelaksanaan tes hasil belajar untuk dijawab atau dikerjakan peserta didik b. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes c. Penutup
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 18
Contoh SAP : SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Ajaran
: Praktikum
Pokok Bahasan
: Senam Nifas
Instansi
: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Semester
: VI
Waktu
: 120 menit
Hari/ Tanggal
: Selasa, 19 Agustus 2015
Tempat
: Mini Hospital PSIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
I. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti pembelajaran selama 15 menit, mahasiswa semester VI Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat memahami teori pelaksanaan senam nifas dengan baik.
II. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pembelajaran selama 15 menit, mahasiswa semester VI Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat : 1. Menyebutkan pengertian senam nifas dengan benar. 2. Menyebutkan tujuan senam nifas. 3. Menyebutkan waktu pelaksanaan senam nifas. 4. Menyebutkan kembali tata cara pelaksanaan senam nifas dengan benar.
III.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian senam nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan dengan gerakan yang sederhana sampai sulit dimulai dengan mengulang tiap 5 gerakan setiap hari ditingkatkan 10 kali.
2. Tujuan senam nifas Memperbaiki sirkulasi darah Memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 19
Memperbaiki tonus otot pelvis Memperbaiki regangan otot abdomen setelah hamil Memperkuat regangan otot tungkai bawah Memperkuat otot dasar panggul Memperkuat otot sekitar vagina dan perineum. . 3. Waktu pelaksanaan senam nifas Senam nifas dapat dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan sampai hari ke 10 secara teratur setiap hari jika keadaan ibu baik. Pada masa nifas ibu setelah melahirkan normal dan keadaannya baik dianjurkan bergerak karena dengan ambulasi dini dapat membantu rahim untuk kembali ke bentuk semula.
Pada masa nifas ibu postpartum dengan SC pada hari pertama dianjurkan untuk melakukan pernafasan, latihan senam nifas yang normal dapat dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur.
4. Tahap-tahap pelaksanaan senam nifas Pelaksanaan senam nifas dilakukan secara bertahap dari hari 1-10 secara teratur. Hari 1 : pernafasan perut 1. tidur telentang dengan lutut ditekuk, kedua tangan diperut 2. tarik nafas dalam dari hidung, usahakan rongga dada tetap dan rongga perut mengembang tahan 3-5 detik. 3. keluarkan udara perlahan-lahan dengan menggunakan otot-otot perut, kemudian istirahat. 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 2 : kombinasi pernafasan perut dan pengerutan panggul 1. tidur telentang dengan lutut ditekuk 2. sambil menarik nafas dalam, kerutkan sekitar anus dengan pinggang mendatar pada tempat tidur tahan 3-5 detik. 3. keluarkan udara perlahan-lahan, dorong dengan kekuatan perut dan bokong, kemudian istirahat. 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 20
Hari 3 : mengangkat pantat 1. berbaring dengan posisi tangan disamping badan tekuk lutut dan angkat pantat 2. berbaring dengan posisi tangan disamping badan tekuk lutut,kepala diangkat sambil mengangkat pantat
Hari 4 : menggapai lutut 1. tidur telentang dengan lutut ditekuk 2. sambil menarik nafas dalam, tarik dagu kearah dada 3. sambil mengeluarkan udara, angkat kepala dan bahu perlahan-lahan 4. regangkan tangan sampai menyentuh lutut, tubuh boleh diangkat setinggi 15-20 cm 5. perlahan-lahan bahu diturunkan seperti posisi semula 6. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 5 : memutar kedua lutut 1. tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk 2. pertahankan bahu tetap lurus, telapak kaki tetap dan secara perlahan putar kedua lutut hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan sisi kiri secara bergantian 3. kembali ke posisi semula dan istirahat 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 6 : memutar satu lutut 1. tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk 2. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan putar lutut kiri hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali ke posisi semula 3. ganti posisi kaki secara perlahan putar lutut kanan hingga menyentuh sisi kiri tempat tidur dan kembali ke posisi semula 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 7 : memutar tungkai 1. tidur telentang dengan posisi lurus 2. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kiri diangkat dalam keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali ke posisi semula
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 21
3. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kiri diangkat dalam keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali ke posisi semula 4. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kanan diangkat dalam keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kiri tempat tidur dan kembali ke posisi semula 5. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 8,9,10 : sit up Kedua lutut ditekuk dan kedua telapak tangan diletakkan di tengkuk kemudian bangun untuk duduk. Istirahat dengan posisi telungkup Caranya : tidur dengan posisi telungkup dengan kaki lurus, posisi ini dapat membantu mengembalikan rahim dalam posisi normal dan dapat mencegah kekakuan pada punggung dan bokong
IV.
Metode a. Ceramah b. demontrasi c. Tanya jawab/diskusi
V.
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pengajar
Waktu
Kegiatan Mahasiswa
1.
Mengucapkan salam, mempersilakan berdoa
5’
Menjawab salam, berdoa dan
dan memperkenalkan diri 2.
memperhatikan
Apersepsi tentang senam nifas
10’
Menanggapi
dan
menjawab
pertanyaan 3.
Menjelaskan tujuan pembelajaran secara
10’
verbal 4.
Berdiskusi
Berdiskusi
penjelasan
pengajar dengan
mahasiswa
dan
10’
menjelaskan tentang pengertian senam nifas 5.
Memperhatikan
dengan
mahasiswa
dan
menjelaskan tentang rasional, indikasi dan
Menyampaikan pertanyaan dan diskusi
10’
Menyampaikan pertanyaan dan diskusi
waktu pelaksanaan senam nifas
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 22
6.
Berdiskusi
dengan
mahasiswa
dan
10’
menjelaskan tentang alat dan bahan untuk
Menyampaikan pertanyaan dan diskusi
senam nifas 7.
Mendemonstrasikan
kepada
mahasiswa
30’
prosedur pelaksanaan senam nifas 8.
Mendorong dan memberi kesempatan pada
Memperhatikan
penjelasan
pengajar, bertanya dan diskusi 20’
Redemonstrasi,
Bertanya,
mahasiswa untuk bertanya, redemonstrasi
menanggapi dan atau menjawab
menjawab pertanyaan mahasiswa dan atau
pertanyaan
pengajar bertanya 9.
Evaluasi secara lisan
10’
Menjawab pertanyaan
10.
Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
5’
Memperhatikan dan menjawab salam
Jumlah waktu
VI.
120’
Media a. Komputer b. Proyektor c. CD senam nifas
VII.
Sumber Bahan
a. Ellis, J., R & Bentz, P., M. (2007). Modules For Basic Nursing Skills, 7th edition. Philadelphia : William & Wilkins.
b. Potter, P., A & Perry, A., G. (2006). Clinical Nursing Skills & Techniques, 6th edition. Philadelphia; Elseiver Mosby.
VIII. Evaluasi a. Prosedur b. Jenis c. Bentuk
: Lisan : Formatif : Redemonstrasi
Soal : 1. Sebutkan pengertian senam nifas dengan benar! 2. Jelaskan rasional pelaksanaan senam nifas dengan benar! 3. Sebutkan indikasi senam nifas! 4. Sebutkan waktu pelaksanaan senam nifas!
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 23
MEDIA EDUKASI
Skenario: Ns. Fulan akan memberikan pendiidkan kesehatan terkait TBC, Ns. Fulan sedang merencanakan alat peraga yang sesuai. Pendidikan kesehatan ini akan diberikan kepada para orang tua yang sebagian besar bisa membaca dan menulis.
Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa memahami peran alat peraga dalam pendidikan 2. Mahasiswa memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat alat peraga 3. Mahasiswa dapat membuat alat peraga
Tugas Kelompok Kelompok membuat alat peraga dengan kasus : Kelompok 1A
: Cara mencuci tangan
Kelompok IB
: Makanan 4 sehat 5 sempurna
Keompok 2A
: Diare pd balita
Kelompok 2B
: ISPA pada balita
Kelompok 3A
: NAPZA
Kelompok 3B
: Merokok
Kelompok 4A
: Anemia pada remaja
Kelompok 4B
: SADARI
Kelompok 5A
: Tumbuh kembang anak
Kelompok 5B
: ASI Eksklusif
Kelompok 6A
: Stroke pd lansia
Kelompok 6B
: Reumatik pada lansia
Kelompok 7A
: ANC
Kelompok 7B
: Perawatan payudara post partum
Kelompok 8A
: Diet hipertensi
Kelompok 8B
: Diet DM
A. Pendahuluan Ada banyak media yang dapat dibuat untuk meningkatkan kesuksesan dari suatu program. Media tersebut dapat berupa poster, leaflet, spanduk, slide projector, dan film. Media pengantar ini diperlukan untuk meningkatkan perhatian dari audien. Seperti dikemukakan oleh Jack Dove bahwa pengetahuan itu diserap melalui 5 indra yaitu: penglihatan 75%, pendengaran 13%, sentuhan 6%, penciuman 3%, dan perasa 3%.
B. Alat peraga Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiriman pesan ke penerima pesan sehingga dapat menerangkan fikiran, perasaan, perhatian,
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 24
dan minat sasaran sedemikian rupa sehingga terjadi pemahaman, pengertian, dan penghayatan dari apa yang diterangkan.
C. Tujuan Alat Peraga 1. Sebagai alat bantu dalam penyuluhan 2. Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah yang dijelaskan 3. Untuk mengingatkan tentang suatu pesan/informasi 4. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, dan tindakan 5. Membuat penyajian materi ceramah lebih sistematis
D. Kegunaan Alat Peraga 1. Dapat menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran 2. Membantu kelompok sasaran untuk mengerti lebih baik 3. Membantu kelompok sasaran untuk mengingat lebih baik 4. Membantu kelompok sasaran untuk meneruskan apa yang diperoleh kepada orang lain 5. Membantu kelompok sasaran untuk menambah atau membina sikap baru 6. Membantu kelompok sasaran untuk melaksanakan apa yang telah dipelajari 7. Dapat membantu hambatan bahasa 8. Dapat mencapai sasaran yang lebih baik 9. Membantu kelompok sasaran untuk belajar lebih banyak dan lebih cepat
E. Ciri-ciri alat peraga 1. Merupakan suatu alat yang dapat diraba, lihat, didengar, dan dapat diamati melalui pancaindra 2. Tekanan utamanya terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar 3. Digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam penceramah 4. Merupakan media pendidikan yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat 5. Sebagai alat tehnis yang erat kaitannya dengan metode penyuluhan yang diberikan
F. Ciri-ciri Alat Peraga Sederhana 1. Pembuatannya mudah 2. Dibuat dari bahan setempat 3. Mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan kebiasaan setempat
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 25
4. Masyarakat melihatnya sebagai penggambaran keadaan lingkungannya sendiri 5. Ditulis dan digambar secara sederhana dan menggunakan bahasa dan gambar yang mudah dimengerti oleh masyarakat setempat 6. Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat setempat 7. Masyarakat melihatnya sebagai milik mereka, tumbuh dari mereka dan dimanfaatkan oleh mereka sendiri
G. Macam-macam Alat Peraga Macam-macam alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah: 1. Papan pengumuman 2. Over Head Projector (OHP) 3. Kertas Plip Chart dan penyangganya 4. Poster 5. Flash card 6. Mode 7. Leaflet 8. Film 9. Slide Projector 10. Video film 11. Bahan-bahan asli: bahan makanan, sayuran, oralit dan sebagainya
Berikut ini akan dijelaskan beberapa alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat. 1. Papan Pengumuman Definisi : Papan pengumuman yang berukuran besar yang dapat dipasang di Puskesmas, rumah sakt, balai desa atau kantor kecamatan untuk menempelkan informasi kesehatan, biasanya berukuran 90 X 129 CM. Papan pengumuman tersebut dapat menempelkan gambar-gambar yang mengandung informasi kesehatan, tulisan-tulisan tentang prosedur pelayanan kesehatan dan sebagainya. Cara penggunaan : 1. Papan pengumuman ditempelkan didinding yang mudah dilihat oleh pengunjung, cukup penerangan, dan sinar sehingga mudah dibaca 2. Gambar-gambar dan tulisan-tulisan mengandung informasi kesehatan, perawatan, prosedur pelayanan, pengobatan, dan dipasang dalam jangka waktu periode tertentu 3. Dapat juga memuat foto-foto peristiwa yang dianggap perlu diketahui pengunjung
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 26
4. Poster, chart yang memuat selebaran kesehatan dapat ditempelkan dipapan pengumuman Keuntungan : 1. Dapat dibuat sendiri sesuai dengan keinginan 2. Dapat merangsang pengunjung untuk membacanya bila pemasangan tepat 3. Menghemat waktu dan mengarahkan pembaca untuk membaca informasi yang disajikan sesuai dengan urutan 4. Dapat mengajak pembaca untuk mengetahui sesuatu program kesehatan atau informasi yang dianggap perlu seperti prosedur pembuatan larutan gula garam, akses dan sebagainya 5. Sebagai salah satu cara untuk mengingat kembali tentang sesuatu yang telah diinformasikan
2. Poster Fungsi poster Herbers M. Baus menyajikan ilustrasi sebagai berikut” Upaya untuk membangkitkan perhatian (attention arousing) dapat diibaratkan upaya memancarkan cahaya untuk dapat dilihat oleh orang banyak”. Poster diantaranya harus menarik perhatian, sehingga massa akan tertarik kepadanya. Dalam ilmu komunikasi poster merupakan media nirmassa (non-massa media) karena komunikan, dalam menerima pesan dari poster, tidak secara serempak (simultaneous) seperti halnya surat kabar (yang berjumlah jutaan), radio, televisi, dan film. Tujuan pemasangan poster adalah untuk memikat khalayak sebanyak-banyaknya. Untuk pencapaian tujuan tersebut, sudah tentu poster harus dipasang ditempat strategis.
Teknik membuat poster yang komunikatif Yang dimaksud dengan poster komunikatif disini yaitu poster yang memikat perhatian, menarik minat, dan menimbulkan kesan, sehingga menimbulkan efek pada public. Seperti dijelaskan sebelumnya, efek komunikasi mempunyai kadar yang berbeda. Ada efek kognitif yang bersangkutan dengan pemikiran dan penalaran; public akan mempunyai pesan yang merangsangnya melalui poster tersebut. Ada efek afektif, public merasa tersentuh hatinya oleh pesan tersebut: bangga, kagum, penasaran, atau bahkan merasa takut bisa pesan tersebut bersifat fear arousing, misalnya peringatan bagi mereka yang suka mengebut dijalan atau suka merokok. Ada pula efek konatif yakni dampak yang timbul pada publik dalam bentuk perilaku, kegiatan, tindakan atau lainnya yang bersifat jasmaniah, misalnya memeriksakan kehamilan sesuai anjuran, menghentikan kebiasaan minum alcohol, membawa anaknya untuk imunisasi, dan lainnya.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 27
Komunikatif tidaknya sebuah poster ditentukan oleh berbagai faktor, yakni: -
bentuk
-
Warna
-
Ilustrasi
-
Bahasa
-
Huruf
Faktor bentuk Faktor bentuk mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya berkisar pada bentuk persegi, bundar, lonjong, dan sebagainya, tetapi juga termasuk ukuran dan bahan. Ada banyak bahan yang bisa digunakan dalam pembuatan poster ini, dari bahan yang sangat mahal sampai bahan yang bersifat murah tetapi tetap saja berguna untuk menarik perhatian khalayak. Contoh bahan yaitu dari aluminium, seng, atau juga kayu, karton, dan kertas. Umumnya poster berbentuk persegi panjang; hanya kadang-kadang saja berbentuk trapezium, bundar, atau lonjong. Dari bentuk-bentuk itu dapat dibuat berbagai variasi. Poster ada dua bentuk: bentuk hidup dan diam. Bentuk diam adalah poster yang tidak bergerak dan mungkin hanya berupa tulisan atau gambar yang tidak bisa dianimasi. Sedangkan poster hidup atau bergerak yaitu adanya gerakan berubah-ubah pada poster baik huruf maupun ilustrsinya dan umumnya poster hidup diatur secara elektris. Faktor warna Bagi media poster warna merupakan factor penting, karena menjadi pemikat perhatian khalayak. Tanpa warna sebuah poster akan tampak polos, dalam arti kata tidak mengandung sesuatu yang merangsang. Warna apakah yang dapat menarik perhatian khalayak? Warna poster harus kontras dengan pemandangan yang melatarbelakanginya, misalya jika suatu poster akan dipasang didinding puskesmas dan warna catnya putih, maka poster dengan warna senada akan tampak kurang menarik perhatian dibandingkan dengan poster dengan warna kontras.
Faktor Ilustrasi Sesuatu yang indah, lucu, atau aneh, adalah hal-hal yang dapat memikat perhatian khalayak. Jadi untuk membina daya tarik pada poster, maka unsure-unsur tadi dapat dikombinasikan secara tepat sesuai dengan tujuan pembuatan poster dan dimunculkan dalam poster yang akan diproduksinya. Contoh dari poster yaitu adanya gambar manusia yang berupa organ mana saja yang rusak akibat kebiasaan merokok. Poster tadi ditambah tulisan, “Inilah diri anda….”
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 28
Faktor bahasa “Asi membuat anak anda cerdas dan kuat”, demikian kalimat singkat pada poster tentang promosi agar ibu menyusui para anaknya dengan air susu ibu. Kalimat yang singkat dan komunikatif itu merupakan pesan yang menimbulkan kesan pada publik. Pada media komunikasi seperti poster, gambar ilustrasi dapat berganti-ganti, tetapi kalimat yang sama tetap sehingga publik menjadi terbiasa. Dalam tehnik propragan terdapat apa yang dinamakan frapper, frapper toujours, yang berarti canangkan, dan canangkan selalu. Contohnya “3M” yaitu mengguras, menimbun, dan membersihkan. Meskipun demikian, dalam penerangan tehnik tersebut harus dijaga agar tidak sampai pada titik kulminasi, dalam arti kata public menjadi jenuh dan bosan. Karena itu, seperti dikatakan diatas, pada waktu-waktu tertentu harus diadakan perubahan. Dalam contoh poster ASI eklusif, bisa saja kalimatnya sama akan tetapi gambarnya diubah-ubah. Kalau dulu biasanya digambarkan ibu dengan kebaya, untuk masa sekarang ini mungkin ibu dengan memakai baju yang banyak dikenakan orang sekarang akan lebih terekam, atau ibu dengan baju kantoran, sehingga ibu-ibu yang bekerja diluar rumah pun mempunyai motivasi untuk menyusui anaknya. Untuk poster kalimatnya harus singkat, tepat dan ampuh, sehingga orang yang lari pun dapat membacanya, seperti diucapkan oleh John W. Crawford.
Faktor huruf Telah dijelaskan bahwa poster harus mampu memikat perhatian khalayak dan dapat dibaca dalam sekilas pandang. Kalau mereka yang lalu lalang hanya tertarik oleh ilustrsinya saja, tetapi tidak dapat mencerna makna dari kata-kata yang sebenarnya merupakan factor sentral dari poster maka media tersebut tidak komunikatif. Jelaslah bahwa huruf-huruf yang secara berderet mengungkapkan makna kata-kata yang sebenarnya merupakan suatu pesan, amat penting, lebih penting dari pada ilustrasi betapa pun meriahnya. Seperti dikatakan John W. Crawford, orang yang lari pun harus dapat membaca. Karena itu huruf-huruf yang ditulis harus sederhana tak perlu indah berbunga- berukuran relative besar dengan warna mencolok. Poster harus bagus, sedang pesan hendaknya singkat dan jelas.
Cara Penggunaan : 1. Poster sebaiknya ditempel diruang tunggu puskesmas atau ruang pemeriksaan secara menarik 2. Dapat digunakan untuk alat Bantu dalam memberikan penyuluhan kesehatan 3. Dapat digunakan untuk bahan diskusi kelompok dalam suatu kesempatan tertentu Keuntungan 1. Dapat diproduksi dalam jumlah besar
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 29
2. Dapat disebarluaskan ke pelosok-pelosok wilayah yang terpencil 3. Dengan gambar yang menarik dapat menarik orang untuk melihat dan membacanya 4. Dapat ditempelkan ditempat umum dimana orang sering berkumpul
3. Leaflet Definisi selembar kertas yang berisi tulisan cetak ulang tentang sesuatu masalah khusunya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Penggunaan : 1. Dapat ditempel dipapan pengumuman puskesmas, rumah sakit, atau tempat-tempat lain yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat umum 2. Dapat diberikan kepada sasaran setelah selesai penyuluhan kesehatan Bentuk Leaflet : 1. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak yang seringkali diselingi dengan gambar 2. Harus dapat dibaca sekali pandang 3. Ukuran biasanya 20-30 cm 4. Dapat berupa leaflet tentang DHF, penanggulangan diare, imunisasi, dan sebagainya. Keuntungan : 1. Dapat disimpan lama, bila lupa dibaca lagi 2. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan 3. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain 4. Jika perlu dapat dicetak ulang 5. Dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan berbeda Kerugian : 1. Bila cetakannya kurang menarik orang segan menyimpannya 2. Kebanyakan ornag enggan membacanya, apabila hurufnya terlalu kecil dan susunannya kurang menarik 3. Tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat membaca
4. Flash Card Definisi : Adalah beberapa kertas/kartu dengan kira-kira 25 x 30 cm yang berisi suatu masalah atau program tertentu. Biasanya tulisan terletak dibalik gambar yang ada pada gambar depan. Cara penggunaan :
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 30
1. Sejumlah kartu yang telah disimpan secara berurutan dipegang dengan halaman gambar dihadapkan kepada sekelompok sasaran 2. Pada saat gambar diperlihatkan, teks atau kalimat yang ada dibelakangnya dibacakan dan diterangkan atau mempermudah pengertian sasaran 3. Dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan di Puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin dan sebagainya Keuntungan : 1. Dapat dibawa kemana-mana 2. Dapat digunakan untuk bahan penyuluhan 3. Dapat membantu penyuluh yang kurang mampu bicara karena ada materi/tulisan yang ada di halaman belakang. 4. Jika gambarnya menarik dapat menarik perhatian sasaran untuk memperhatikan dan mendengarkannya secara tekun.
5. Plip Chart Definisi Adalah beberapa chart yang telah disusun secara berurutan dan berisi tulisan dengan gambargambar yang telah disatukan dengan ikatan atau ring spiral pada bagian pinggir sisi atas. Biasanya jumlah chart lebih dari 12 gambar, berukuran poster lebih besar atau lebih kecil, dan biasanya memakai kertas tebal.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 31
CHECK LIST MEDIA PERAGA
No
Detail
Nilai 0
1
1 2
Bentuk - Bentuk cukup besar sehingga dapat memuat pesan yang akan disampaikannya. - Kreatifitas bentuk poster
2
Warna - Warna cukup mencolok sehingga menarik perhatian orang
3
Ilustrasi - Terdapat ilustrasi yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan - Ilustrasi disampaikan sehingga menarik perhatian
4
Bahasa - Bahasa sesuai dengan pesan yang akan disampaikan - Bahasa singkat, tepat, mudah diingat dan menarik
5
Huruf - Pemilihan bentuk tulisan menarik - Warna tulisan mencolok sehingga dapat dilihat dengan jelas diantara ilustrasi disekitarnya
Kelompok
:...........................................
Nilai
:..........................................
Instruktur
:..........................................
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 32
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Unit II
PENDIDIKAN KESEHATAN
Scenario:
Ns. Nurul dan tim menemukan masalah bahwa 70% ibu-ibu di Perumahan Mutiara belum paham tentang tumbuh kembang anak dan apa yang bisa mereka lakukan agar tumbuh kembang anak bisa optimal
Minimal questions 1. Apa peran pendidikan massa dalam promosi dan proteksi kesehatan 2. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pendidikan kesehatan 3. Bagaimanakah tahap-tahap pendidikan kesehatan 4. Bagaimanakah melakukan pendidikan kesehatan massa dengan baik
A. Pendahuluan Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga keperawatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan keperawatan dimana saja ia bertugas, apakah itu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pendidikan kesehatan kepada klien dapat dilakukan di berbagai setting, diantaranya dirumah klien, ditempat dimana masyarakat berkumpul, puskesmas, klinik, dan rumah sakit.
B. Definisi Azwar memberikan definisi bahwa pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan Pender (2001) menilai bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu usaha mendidik klien agar mampu merawat dirinya sendiri. Untuk itu perawat harus
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 33
membuat suatu program pengajaran yang mempunyai level pencegahan yang dibutuhkan oleh klien. Tiga level pencegahan tersebut yaitu: primer, sekunder, dan tertier. Idealnya, perawat berfokus pada pengajaran tingkat primer. Jika perawat dapat mencapai banyak orang pada level ini, diharapkan hal tersebut akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta menurunkan angka kecacatan. Banyak orang mengalami kecacatan yang sebenarnya dapat dicegah jika tingkah laku pencegahan primer mereka lakukan dan dilaksanakan dalam kehidupannya sehari-hari. Pencegahan tingkat primer tidak dapat dilaksanakan untuk semua kasus, akan tetapi tentu saja pencegahan sekunder dan tertier masih dapat dilaksanakan.
C. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga diharapkan kelompok tersebut dapat memahami, menghayati, dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa faktor harus mempengaruhi penyuluhan kesehatan : 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat sosial ekonomi 3. Adat istiadat 4. Kepercayaan masyarakat 5. Ketersediaan waktu dari masyarakat
D. Prinsip Pengajaran Belajar dan mengajar adalah suatu proses. Tanpa belajar, mengajar akan tidak ada artinya. Disini pengajar dan siswa mempunyai kewajiban dalam proses tersebut. Mengajar kesehatan komunitas berarti mempengaruhi dan memotivasi klien. Untuk melakukan ini perawat harus memahami prinsip dasar dan seni mengajar dan menggunakan material ataupun alat peraga yang tepat agar proses belajar dapat berjalan maksimal. Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga materi dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi sebaiknya disampaikan dengan: 1.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat, dalam bahasa keseharian dan tidak menggunakan term yang terlalu sulit untuk dipahami.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 34
2.
Materi disampaikan dengan cara atau strategi agar sasaran mudah paham.
3.
Penggunaan alat peraga perlu diperhatikan untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatiaan sasaran.
4.
Materi atau pesan disampaikan merupakan kebutuhan sasaran dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
D. Kesiapan klien Kesiapan klien mempengaruhi keefektifan pengajaran. Dua hal yang harus diperhatikan dalam kesiapan klien; yaitu kesiapan emosional dan background pendidikan klien. Kesiapan emosional yaitu suatu keadaan dari penerima untuk belajar dan kesiapan pengalaman, pengetahuan pelajar dan pemahamannya. Seperti telah disebutkan diatas bahwa latar belakang pendidikan mempengaruhi kesiapan belajar, maka jika mengajarkan sesuatu kepada audien dengan latar belakang pendidikan SD atau SMP, maka material harus dipresentasikan dengan sederhana, lebih aplikatif dan dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka.
E. Persepsi klien Persepsi klien mempengaruhi proses belajar. Persepsi individu membantu dalam mengintepretasi dan memahami arti tentang sesuatu. Variabel ini termasuk nilai, pengalaman masa lalu, budaya, agama, dan kepribadian, tingkat perkembangan, pendidikan dan tingkat ekonomi.
F. Partisipasi klien Tingkat partisipasi dalam proses pendidikan secara langsung dipengaruhi oleh jumlah yang dipelajari. Sebagai contoh, seorang perawat yang bekerja dengan sebuah grup klien yang hampir pensiun. Sesudah berbicara dengan klien tentang perubahan setelah pensiun yang akan dihadapi, akan tetapi perawat mendapatkan sedikit respon dari mereka dan wajah audien mulai berubah, perawat kemudian mengubah cara pembelajaran yang digunakan agar partisipasi dalam belajar dapat ditingkatkan.
G. Relevansi topik Pemberian pendidikan kesehatan dengan topik yang relevan dan berhubungan dengan apa yang dibutuhkan klien akan sangat mempengaruhi penyerapan belajar klien. Klien akan lebih menyerap ilmu yang didapat dan mengaplikasikannya karena sesuai dengan tujuan klien.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 35
H. Kepuasan klien Klien harus mempunyai kepuasan dalam proses belajar sehingga dapat mempertahankan motivasi. Hambatan, frustasi, dan kegagalan yang menyertai seseorang dalam belajar. Contohnya banyak orang stroke menyerah untuk melakukan latihan karena tidak ada kemajuan dalam kesehatannya.
I. Aplikasi klien Belajar akan diperkuat dengan aplikasi. Klien membutuhkan banyak kesempatan untuk dapat mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu kesempatan tersebut muncul ketika proses-belajar, klien akan mencoba pengetahuan barunya dan keterampilannya dibawah pengawasan.
H. Proses Pengajaran Proses pengajaran pada keperawatan komunitas mengikuti proses yang serupa dengan proses keperawatan: 1. Interaksi awal Komunikasi resiprokal harus terjadi antar klien dan perawat. Hal ini penting dalam proses hubungan. Perawat harus menggunakan tehnik bertanya dan mendengarkan yang baik sehingga dapat menentukan kebutuhan pembelajaran klien dan tingkat kesiapan klien. 2. Pengkajian Pengidentifikasian kebutuhan pembelajaran klein adalah suatu perjuangan bagi klien. Knowles mendiskripsikan bahwa kebutuhan pendidikan adalah gab antara apa yang orang ketahui dan apa yang mereka butuhkan untuk diketahui agar dapat berfungsi dengan efektif. Untuk mengetahui apa yang ingin diketahui orang dapat dicari dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan survey, interview, forum terbuka, dan atau menyertakan beberapa perwakilan dalam menentukan kebutuhan belajar. 3. Penentuan tujuan dan objektive Dalam hal ini tujuan pembelajaran ditentukan dengan memperhatikan hasil pengkajian yang didapat dari kegiatan sebelumnya. 4. Perencanaan Dari tujuan yang telah ditegakkan kemudian dibuat rencana kegiatan yang dilakukan agar tujuan dapat tercapai. Perencanaan ini termasuk juga menentukan metode pengajaran yang akan dilakukan, tempat, waktu, serta media pendukung serta alat peraga yang dibutuhkan agar proses belajar dapat memberikan hasil maksimal kepada klien.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 36
5. Pengajaran Pengajaran ini merupakan implementasi dari rencana yang telah dibuat. 6. Evaluasi Evaluasi dibuat untuk melihat efektifitas pengajaran yang dilakukan. Evaluasi ini dapat berupa evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yaitu evaluasi selama kegiatan belajar berlangsung. Sedang evaluasi hasil adalah akhir dari kegiatan.
I. Material pembelajaran Ada banyak macam material pembelajaran yang dapat digunakan oleh perawat. Dan semuanya digunakan secara kombinasi dan sangat berguna selama proses pembelajaran. Material dalam bentuk visual: gambar, slide, poster, chalkboard, flanner board, videotape, bulletin, flash card, pamphlets, flyer, chart, dan gesture. Beberapa alat seperti tape, compact disk dapat memberikan stimulus pendengaran.
J. Metoda Pengajaran Metoda yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara penyuluh dan klien.
1. Metode didaktik Pada metoda didaktik yang aktif adalah orang yang melakukan penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan apa pun. Metode ceramah yang bersifat satu arah adalah: 1. Secara langsung a. ceramah 2. Secara tidak langsung a. Poster; b. Media cetak (majalah, buletin, surat kabar); media elektronik (radio, televisi).
2. Metode sokratik Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar-mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang menyampaikan pesan disatu pihak dengan yang menerima pesan dilain pihak (two way method). Yang termasuk dalam metode ini adalah: 1. Langsung
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 37
a. diskusi; b. Curah pendapat; c. Demonstrasi; d. Simulasi; e. bermain peran; f. Sosiodrama; g. Seminar; h. Simposium; i. Studi kasus; j. Dsb. 2. Tidak langsung Penyuluhan kesehatan melalui telepon; satelit komunikasi
3. Ceramah Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian, atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasarn sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Ciri : 1. Ada sekelompok sasaran yang telah dipersiapkan 2. Ada ide,pengertian dan pesan tentang kesehatan yang disampaikan 3. Tidak ada kesempatan bertanya bagi sasaran, bila jumlahnya snagat terbatas 4. Mempergunakan alat peraga untuk mempermudah pengertian Keuntungan : 1. Banyak orang yang dapat mendengarkan atau memperoleh pengetahuan dibidang kesehatan 2. Dapat diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca 3. Mudah dilaksanakan 4. Mudah mempersiapkannya 5. Mudah mengorganisasi Kerugian : 1. Tidak memberikan kesempatan kepada sasaran untuk berpartisipasi secara aktif 2. Cepat membosankan bila ceramah kurang menarik 3. Pesan yang disampaikan mudah dilupakan 4. Diberikan hanya satu kali saja 5. Sering timbul pengertian lain bila sasaran kurang memperhatikan
4. Diskusi Kelompok Diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta dengan pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. Ciri-ciri : 1. Saling mengemukakan pendapat diantara sasaran 2. Dapat membuat topik yang dibicarakan menjadi menarik 3. Membantu peserta untuk mengemukakan pendapat 4. Dapat mengenal dan mengolah masalah yang terkandung dalam topik
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 38
5. Menciptakan situasi informal 6. Adanya pendapat dari orang-orang yang tidak suka berbicara Keuntungan : 1. Memberikan kemungkinan untuk mengemukakan pendapat antar peserta 2. Dapat memperluas pandangan antar peserta 3. Dapat menghayati kepemimpinan bersama dan membantu mengembangkan kepemimpinan kelompok Kerugian : 1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar 2. Peserta dapat informasi yang terbatas 3. Membutuhkan pimpinan diskusi yang terampil 4. Diskusi dapat menyimpang dari topik yang dibicarakan 5. Mungkin dapat dikuasai oleh orang-orang yang pintar berbicara
5. Curah pendapat Curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh maisng-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian. Ciri-ciri : 1. Dapat membangkitkan fikiran yang kreatif 2. Merangsang partisipasi peserta 3. Dapat membangkitkan pendapat-pendapat baru 4. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok Keuntungan : 1. Dapat memperoleh pendapat baru 2. Merangsang setiap anggota untuk berperan serta secara aktif 3. Dapat menghasilkan reaksi berantai dalam pendapat 4. Tidak menyita banyak waktu 5. Dapat dipakai dalam kelompok besar atau kecil 6. Tidak memerlukan pimpinan yang terlalu formal Kerugian : 1. Mudah dilepas dari kontrol 2. Harus dilanjutkan dengan evaluasi jika diharapkan efektif 3. Mungkin sulit membuat peserta tahu bahwa segala pendapat dapat diterima
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 39
4. Peseta cenderung untuk mengadakan evaluasi segera setelah suatu pendapat diajukan
6. Panel Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan didepan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin. Ciri-ciri : 1. Adanya pendapat dari peserta yang berbeda-beda 2. Adanya panelis dan pimpinan diskusi 3. Adanya topik pembicaraan yang telah ditetapkan sebelumnya 4. Moderator mengatur jalannya diskusi Keuntungan : 1. Dapat membangkitkan pikiran peserta 2. Panelis dapat mengemukakan pandangan yang berbeda terhadap topik pembicaraan 3. Dapat memanfaatkan ornag-orang yang memenuhi syarat dan menguasai permasalahan dengan baik 4. Mendorong analisa peserta tentang topik pembicaraan 5. Peserta memperoleh hasil dari berbagai pemikiran dari para panelis tentang topik pembicaraan Kerugian : 1. Mudah diseret diluar topik pembicaraan 2. Kemungkinan panelis berbicara terlalu banyak 3. Tidak mungkin semua peserta dapat mengambil bagian 4. Cenderung untuk menjadi serial pidato pendek 5. Dapat memecahkan peserta ketika mereka cenderung terhadap panelis tertentu 6. Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup lama
7. Demonstrasi Demontrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang suatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metoda ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. Ciri-ciri : 1. Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana prosedur untuk membuat sesuatu 2. Dapat meyakinkan peserta bahwa mereka dapat melakukannya
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 40
3. Dapat meningkatkan minat sasaran untuk belajar Keuntungan : 1. Dapat memberikan keterampilan tertentu kepada kelompok sasaran 2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa yang lebih terbatas 3. Membantu sasaran untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses prosedur yang dilakukan Kerugian : 1. Jika alat peraga terlalu kecil dan sedikit akan mempengaruhi proses belajar 2. Jika waktu yang disediakan terbatas akan menyulitkan klien untuk mempraktekan demonstrasi.
8. Seminar Suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya. Ciri-ciri : 1. Memberikan kesempatan diskusi kepada para pesertanya 2. Menstimulasi partisipasi anggota kelompok secara aktif Keuntungan : 1. Hasilnya dapat dimanfaatkan, karena hasilnya dilaporkan tertulis 2. Dapat mempelajari topik-topik secara mendalam 3. Menyajikan bahan-bahan dan keterangan baru 4. Memungkinkan terjadinya observasi bebas Kerugian : 1. Jika peserta dan pertanyaan banyak, akan sulit bagi pembicara menjawab semua pertanyaan
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 41
CHECK LIST PENDIDIKAN KESEHATAN
No
Detail
Penilaian 0
1
Interaksi awal
2
Pengkajian
3
Penentuan tujuan
4
Perencanaan
5
Pengajaran
6
-
Pendidik mengucapkan salam pembuka
-
Pendidik menginformasikan topik yang akan dibahas
-
Penguasaan audien
-
Pendidik menggunakan alat pengajaran yang sesuai
-
Bahasa mudah dimengerti oleh klien
-
Perhatian pendidik tersebar kepada semua klien
-
Suara pendidik cukup keras sehingga bisa didengar oleh semua klien
-
Bahasa tidak monoton
-
Terdapat contoh-contoh nyata yang mudah dipahami oleh klien
1
2
Evaluasi -
Pendidik mengklarifikasi pengetahuan klien
-
Pendidik memberikan kesempatan kepada klien untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya
-
Pendidik menyimpulkan hasil proses belajar-mengajar
-
Pendidik mengucapkan salam penutup
Nama Mahasiswa
NPM
Nilai
1. .....................................
......................
.........................
Instruktur : ..........................................
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 42
TEKNIK CUCI TANGAN
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 43
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Unit III
KARTU MENUJU SEHAT BALITA
Skenario : Ners Fulanah melakukan kunjungan ke Posyandu Desa Sejahtera. Para kader disana meminta Ners Fulanah untuk mengajarkan tentang cara menggunakan kartu menuju sehat dan juga pentingnya KMS kepada kader kesehatan di Desa Sejahtera.
Minimal questions : 1.
Apa manfaat KMS
2.
Apa arti dari tiap kolom, grafik didalam KMS
3.
Bagaimana cara menggunakan KMS
Tujuan : Mahasiswa mampu menggunakan kartu menuju sehat dan intepretasinya
KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :
Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan Semua kolom isian diiisi dengan benar Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 44
BAGAIMANA CARA MEMANTAU PERTUMBUHAN BALITA? Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Balita Naik berat badannya bila : Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna, atau Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya. Balita Tidak naik berat badannya bila : Garis pertumbuhan-nya turun, atau Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.
Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit. Balita tumbuh baik bila : Garis berat badan anak naik setiap bulannya Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna di atasnya.
BAGAIMANA CARA MENGISI KMS-BALITA ? Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MPASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas. Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul, yaitu :
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 45
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ketidak-akuratan pencatatan umur anak Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir Kesalahan menimbang Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak Kesulitan melakukan tindakan yang efektif
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS.
PENGISIAN KMS-BALITA A. Pada Penimbangan Pertama Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan Langkah ketiga. Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di posyandu. Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMSBalita
1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar 2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali. 3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS 4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan. 5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal). 6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *) 7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0". 8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir anak tersebut. 9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap. Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir
CATATAN *) Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak sesuai jawaban ibu Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya dan catat. Langkah keempat : Meletakkan berat badan pada grafik Bila ibu tidak ingat bulan lahir,titik tuntun untuk mengingat umurKMS-Balita anak (dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 46
Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua kolom bulan secara berurutan. Misalnya : Bulan lahir anak Agustus 2014, maka cantumkan bulan Agustus 2014 di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September 2014, Oktober 2014, dan seterusnya. Langkah kelima :
Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.
Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan). Contoh : Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2015 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat garis. Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mempengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan. Misal : Anak tidak mau makan Anak sakit panas Anak diare Anak diberi nasi tim Ibu meninggal Langkah Ayahkeenam di-PHK : Mengisi kolom pemberian imunisasi Anak dikirim ke Puskesmas Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna pada setiap bulan Februari Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASImerah) Ekslusif;; ;;;dan Agustus.
Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4,5, 6 Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 6 diisi dengan tanda kurang (-), karena anak sudah mulai diberi makan bubur tim lumat.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 47
B. Pada Penimbangan Kedua Dan Seterusnya
Lakukan langkah keempat Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.
Lakukan langkah kelima Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan ybs
Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam. Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari atau Agustus), maka jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh. Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah ke delapan.
BAGAIMANA MELAKUKAN TINDAKAN BERDASARKAN CATATAN DALAM KMSBALITA? Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam KMSBalita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-Balita. Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam tentang halhal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah grafik. Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah : Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi seimbang. Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu. Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 48
ALUR TINDAKAN BERDASARKAN HASIL PENIMBANGAN
ANAK BALITA - TIMBANGAN /KMS - ANTROPOMETRI HASIL PENIMBANGAN
GARIS PERTUMBUHAN NAIK
GARIS PERTUMBUHAN TIDAK NAIK 11 TT
Beri pujian kepada anak & ibunya. Dan dianjurkan agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya tapi lebih banyak, agar bulan berikutnya berat badan naik lagi.
2T
GARIS PERTUMBUHAN DI BAWAH GARIS MERAH
3T
Rujuk ke Puskesmas/
Tanyakan riwayat makanan dan penyakit (jika ada) Nasehat Makanan Manajemen Terpadu Balita Sakit Tindakan sesuai temuan
Rumah Sakit
+ Nasehat Makanan dan penyembuhan penyakit
Tanda
Tanda
Klinis
Klinis
PMT Penuh
10 Langkah Tata laksana Gizi Buruk Obati penyakit penyerta
Kembali ke keluarga : -
Konseling gizi/kunjungan rumah Tata laksana pemberian makanan lokal/RT pasca rawat inap
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 49
Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan tersebut dicatat dalam KMS-Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak naik atau di bawah garis merah (BGM). Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut: 1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi. 2. Jika garis pertumbuhan tidak naik : a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya. b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain. c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan lain. 3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-Pemulihan). b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati jika ada penyakit penyerta. APA NASEHAT MAKANAN BAYI DAN ANAK SESUAI HASIL PENIMBANGAN Konseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur anak, yaitu 0- 6 bulan, 6 - 8 bulan, 8 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24 bulan ke atas. A. BAYI UMUR 0 – 6 BULAN A. Berat Badan Bayi Naik
Beri pujian kepada Ibu. Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam. Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI. B. Berat Badan Bayi Satu Bulan Tidak Naik (1t)
Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu. Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah ibu. Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari biasanya. Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding sebelum hamil dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping jumlah yang biasa diminumnya sehari-hari. Apabila ada jamu yang manjur untuk melancarkan ASI, anjurkan ibu meminumnya.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 50
C. Berat Badan Bayi Dua Bulan Berturut-Turut Tidak Naik (2t)
Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan. Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu. Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak dari biasanya. Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas. D. Berat Badan Bayi Tiga Bulan Berturut-Turut Tidak Naik (3t)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
E. Bayi Di Bawah Garis Merah (Bgm)
Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
BAGAIMANA NASEHAT MENGENAI PERKEMBANGAN ANAK ? 1.
Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian kemampuan perkembangan yang harus dicapai semua anak pada rentang umur yang ada (misalnya "pada umur 3-6 bulan anak dapat mengangkat kepala dengan tegak, pada posisi telungkup).
2. Yang harus dianjurkan oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai berikut: a. Umum: Ibu yang baik adalah ibu yang: Merasa percaya diri sebagai ibu Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan perasaan Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri bermain dengan anaknya Memperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada anaknya. b. Khusus Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS, ibu harus diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut. Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 51
REFERENSI 1.
Departemen Kesehatan RI. (1999). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia. Jakarta
2. Departemen Kesehatan RI. (1996).Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi petugas kesehatan. Jakarta 3. Departemen Kesehatan RI. (1999). Kartu Menuju Sehat (KMS). Jakarta. 4. Tim Pengelola Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) Pusat. (1999). Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta 5.
World Health Organization. (1983). Measuring Change in Nutritional Status. Geneva.
6. World Health Organization.(1986).The Growth Chart, A tool for use in infant and child health care. Geneva.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 52
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
KMS IBU HAMIL Unit IV Skenario : Ibu Fulanah, lahir tgl 22 Februari 1985, pekerja IRT, pendidikan terakhir SMP, datang ke puskesmas tgl 20 Oktober 2015 untuk periksa hamil. Ketika ditanya perawat, Ibu tersebut menjawab nama suaminya Bp. Fulan, pekerjaan sopir, pendidikan terakhir SMP, agama Islam, alamat Dusun Sejahtera. Menurut Ibu Fulanah,anak pertama umur 3 tahun, perempuan, lahir spontan, ditolong dukun bayi. Pada waktu anak pertama umur 3 bulan, Ibu Fulanah menggunakan kontrasepsi pil. Sekarang hamil anak kedua. Ibu Fulanah tercatat pada register kohort ibu dengan nomor urut 42. Hasil pemeriksaan perawat, TB Ibu Fulanah adalah 151 cm, LILA 25 cm. Keluhan Ibu Fulanah, mual, TD 110/80 mmHg, BB 50Kg, Hb 11gr%, tidak ditemukan edema. Menurut catatan yang ada, Ibu Fulanah sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5 kali.
Minimal questions : a. Isi dengan lengkap Buku KIA hal 12-13 hasil pemeriksaan Ibu Fulanah ? b. Isi secara lengkap hal 12-13 dengan pelayanan keshatan yang diberikan perawat! c. Beri tanda ceklist pada buku KIA, nasihat-nasihat yang diberikan oleh perawat sesuai dengan keadaan Ibu Fulanah dan catatan pada halaman 12-13
Tujuan : Mahasiswa dapat : a. Menjelaskan manfaat buku KIA b. Menjelaskan sasaran buku KIA c. Menjelaskan cara menggunakan buku KIA d. Mengisi buku KIA dengan benar
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 53
Catt : Gunakan buku KIA untuk mahasiswa dan buku petunjuk teknis penggunaan buku KIA untuk instruktur skills lab. A. Manfaat buku KIA 1. Manfaat umum Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anaknya berumur 5 tahun. 2. Manfaat khusus a. Mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak b. Alatu masalah komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi yang penting bagi ibu dan anak c. Alat utuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak d. Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya
B. Sasaran buku KIA 1. Sasaran langsung adalah ibu dan anak, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Setiap ibu hamil dapat buku KIA, ibu menggunakan buku ini hingga mas nifas. Bayi menggunakan buku buku ini sejak lahir sampai berumur 5 tahun. b. Jika bayi lahir kembar, ibu akan mendapatkan tambahan buku sesuai dengan jumlah bayi c. Ibu yang hamil lagi akan mendapatkan buku baru d. Jika buku KIA hilang, sebaiknya ibu menggunakan buku yang baru 2. Sasaran tidak langsung yaitu : a. Suami dan anggota keluarga yang lain b. Kader posyandu c. Petugas kesehatan terutama ketika memberikan pelayanan kepada ibu dan anak d. Supervisor dan pengelola program KIA
C. Cara menggunakan buku KIA 1. Penggunaan Buku KIA oleh ibu dan keluarga
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 54
a. Buku KIA untuk dibaca oleh ibu dan keluarga. Anjurkan membaca buku secara bertahap, sesuai dengan kondisi Ibu. Anjurkan untukmemberi tanda ceklist pada bagian yang telah dibaca. b. Buku KIA digunakan ibu untuk bertanya c. Ibu dan keluarga dianjurkan untuk melaksanakan pesan-pesan yang ada di buku KIA d. Ibu dan anak menggunakan buku KIA selama 5 tahun 9 bulan e. Buku KIA merupakan catatan kesehatan ibu dan anak 2.
Penggunaan buku KIA oleh kader a. Buku KIA digunakan oleh kader sebagai alat penyuluhan b. Kader harus memahami isi buku KIA c. Kader selalu diingatkan untuk melihat dan megisi buku KMS pada saat posyandu maupun kunjungan rumah.
3. Penggunaan buku KIA oleh petugas kesehatan a. Mencatat pelayanan yang telah diberikan b. Memahami buku KIA c. Menjawab dan memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 55
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Unit V
POSYANDU
Skenario : Ners Qanita sedang melakukan penilaian kegiatan posyandu di beberapa desa dengan tujuan menentukan peringkat posyandu. Ners Qanita melihat banyak sekali posyandu yang dalam aktivitasnya “asal jalan”. Menurut kader yang penting ada penimbangan dan pencatatan. Minimal questions : a. Apa itu Posyandu ? b. Apakah Posyandu hanya untuk balita ? c. Apa kegunaan Posyandu ? d. Siapa penanggung jawab Posyandu ? e. Siapa yang dimaksud dengan kader kesehatan posyandu? Tujuan : Mahasiswa dapat : a. Menjelaskan definisi Posyandu b. Menjelaskan manfaat Posyandu c. Menjelaskan Mekanisme pelaksanaan Posyandu d. Mampu melaksanakan kegiatan Posyandu
Tujuan penyelenggaraan Posyandu Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk : 1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran. 2. Mempercepat penerimaan NKKBS. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. Penyelenggaraan Posyandu Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT/RW atau ditempat khusus dibangun masyarakat.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 56
Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain : Meja 1: Pendaftaran Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita Meja 3: Pengisian KMS (kartu menuju sehat) Meja 4: Peyuluhan perorangan - Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi. - Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi. - Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. Meja 5: Pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Meningkatkan jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka Posyandu dan kunjungan rumah. 1. Pelayanan pada hari buka. Pelayanan Posyandu pada hari buka dilaksanakan dengan menggunakan 5 tahapan layanan yang biasa disebut system 5 meja. Tanpa mengurangi arti kelompok sasaran yang selama ini dilayani, yakni 3 (tiga) kelompok rawan yaitu Baduta, Balita, Ibu hamil dan Ibu menyusui, namun dengan mempertimbangkan terhadap urgensi adanya gangguan gizi yang cukup bermakna yang pada umumnya melanda anak-anak Bawah Dua Tahun (Baduta) yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan gangguan yang tetap, maka diberikan perhatian khusus bagi Baduta agar dapat tercakup dalam pemantauan pertumbuhan dan pelayanan Posyandu. a) Jenis pelayanan yang minimal perlu diberikan kepada anak (balita dan baduta), adalah : 1) Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan secara khusus terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhannya tidak cukup naik sesuai umurnya (lebih rendah dari 200 gram/bulan) dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS. 2) Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Vit.A dua kali setahun. 3) Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/bulan) dan anak yang berat badanya berada dibawah garis merah KMS. 4) Memantau atau melakukan pelayanan Imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layuh. 5) Memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila diperlukan.
b) Paket Pelayanan Pengembangan atau pilihan, adalah paket layanan yang dapat ditambahkan atau dikembangkan bagi Posyandu yang telah mapan. Paket kegiatan pilihan ini merupakan perluasan kegiatan Posyandu yang disesuaikan dengan Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 57
kebutuhan masyarakat/kelompok sasaran di daerah, yang meliputi tambahan berbagai program, antara lain : 1) Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegrasikan Dengan Program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya. 2) Program Dana Sehat/atau JPKM dan sejenisnya, seperti TABULIN, TABUMAS dan sebagainya. 3) Program Penyuluhan Penanggulangan penyakit endemis setempat seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), gondok endemic dan lain-lain. 4) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLB). 5) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD). 6) Program Diversifikasi Pertanian Tanaman Pangan. 7) Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan pemukiman. 8) Pemanfaatan pekarangan. 9) Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain. 10) Dan kegiatan lainnya seperti : TPA, Pengajian, Taman Bermain, Arisan, Peragaan Teknologi Tepat Guna dan sejenisnya. c) Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu menyusui Bagi ibu hamil dan menyusui, pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan baik oleh Bidan Desa maupun tenaga Kesehatan dari Puskesmas di Meja V saat Posyandu buka, berupa : 1) Ibu hamil (a) Pemeriksaan kehamilan. (b) Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami KEK. (c) Pemberian tablet tambah darah . (d) Penyuluhan gizi dan kesehatan reproduksi. 2) Ibu menyusui (a) Pemberian Vit. A. (b) Pemberian Makanan Tambahan. (c) Pelayanan nifas dan pemberian tablet tambah darah. (d) Penyuluhan tentang pemenuhan gizi selama menyusui, pemberian ASI eksklusif, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir. (e) Pelayanan KB Pelayanan dengan Kunjungan Rumah Kunjungan rumah dilakukan oleh kader dan bila perlu didampingi oleh pendamping dari tenaga kesehatan atau tokoh masyarakat maupun unsur LSM sebelum dan sesudah hari buka Posyandu.Kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan rumah meliputi : a) Menyampaikan undangan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka. b) Mengadakan pemutahiran data bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pemetaan keluarga miskin. c) Intensifikasi penyuluhan gizi dan kesehatan dasar.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 58
d) Melakukan tindak lanjut temuan pada hari buka Posyandu dengan pemberian PMT. e) Pemantauan status imunisasi dan lumpuh layuh. f) Dengan dukungan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat melakukan kampanye pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan dari Puskesmas dan dapat membentuk kegiatan Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak. KADER KESEHATAN Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela. Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kaderkader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan antara lain: L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: “kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat”. Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”. Tujuan pembentukan kader Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktip dan bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan. Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi : a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatan terhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain. b. Penimbangan dan penyuluhan gizi. c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS. d. Penyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS. e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana. f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain. Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 59
Tugas kegiatan kader Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain: Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah : - Melaksanan pendaftaran. - Melaksanakan penimbangan bayi dan balita. - Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan. - Memberikan penyuluhan. - Memberi dan membantu pelayanan. - Merujuk Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah : - Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare. - Mengajak ibu-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu. - Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada: Pemberantasan penyakit menular. Penyehatan rumah. Pembersihan sarang nyamuk. Pembuangan sampah. Penyediaan sarana air bersih. Menyediakan sarana jamban keluarga. Pembuatan sarana pembuangan air limbah. Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. P3K Dana sehat. -
Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan : - Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMD, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. - Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan. - Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. - Memberikan pelayanan yaitu : Membagi obat Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 60
Mengawasi pendatang didesanya dan melapor Memberikan pertolongan pemantauan penyakit Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya - Melakukan pencatatan, yaitu: KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan Diare: jumlah oralit yang dibagikan,penderita yang ditemukan dan dirujuk - Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya. - Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang upaya kesehatan dilaksanakan. - Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan. - Melakukan pertemuan kelompok. Persyaratan menjadi kader Bahwa pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan mendapat dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak mudah. Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga mendukung. Dibawah ini salah satu persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan calon kader. - Dapat membaca, tulis dengan bahasa Indonesia - Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader - Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan. - Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya - Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa - Sanggup membina paling sedik 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan - Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunyai keterampilan Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persyaratan bagi seorang kader antara lain : - Berasal dari masyarakat setempat. - Tinggal di desa tersebut. - Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama. - Diterima oleh masyarakat setempat. - Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain. - Sebaiknya yang bisa baca tulis. Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli diatas dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai krebilitas yang baik dimana perilakunya
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 61
menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggup membina masyarakat sekitarnya. Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan baik di Posyandu. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Buku Pendekatan Kemasyarakatan, Depkes (Tahun 1997). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan Dan Nifas (Tahun 1999). Buku Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat (Manajemen ARREF), Depkes (Tahun 1999). Buku Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Kesehatan Ibu dan Anak (Tahun 2000). Buku Paket KIE Untuk Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak (Tahun 2000). Buku Pedoman Umum Mobilisasi dan Pengelolaan Sumber Daya Masyarakat Untuk Ibu dan Anak (Tahun 2000). 7. Buku Panduan Penggunaan KMS Balita (Tahun 2000). 8. Buku Panduan MP-ASI (Tahun 2000).
CHECK LIST KEGIATAN POSYANDU
Penilaian No
Aktivitas 0
1.
2.
1
2
Evaluasi Proses : - Mempersiapkan kegiatan posyandu dengan baik (persiapan tempat, orang, pembagian tugas,dll) - Berkontribusi dalam melaksanakan tugas dan peran kelompok - Berkomunikasi secara efektif dengan semua anggota kelompok - Berkomunikasi secara efektif dengan target komunitas Evaluasi Hasil : - Turut berperan serta secara menyeluruh - Melakukan tugas yang sudah disepakati dalam kelompok - Menunjukkan kerja yang berkualitas - Menunjukkan proses belajar dalam kelompok - Mencapai tujuan kegiatan Jumlah
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 62
Nilai =
Nilai 100 18
Nama Mahasiswa Nim Nilai Instruktur
:................................ :................................ :................................ :...............................
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 63
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Unit VI
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) LATIHAN KASUS
1. Ana umur 3 tahun. Berat badannya 14 kg. Suhu badannya 38°C. Petugas kesehatan menanyakan masalah Ana. Orang tuanya mengatakan, "Ana batuk dan sakit telinga" Ini merupakan kunjungan pertama. Petugas bertanya, "Apakah Ana bisa minum atau menyusu?" Orang tuanya menjawab "Ya" "Apakah Ana memuntahkan semuanya?" Orang tuanya mengatakan, "Tidak" Petugas bertanya, "Apakah Ana kejang?" Jawabannya, "Tidak" Petugas memperhatikan Ana. Anak duduk dengan tenang di pangkuan ibunya dan memandang ke petugas. Apakah Ana mempunyai tanda bahaya umum? A. Ya B. Tidak
2. Narno umur 8 bulan. Berat badannya 6 kg. Suhu badannya 38.5°C. Petugas kesehatan bertanya, "Narno sakit apa?" Ibu berkata, "Narno batuk sudah 3 hari dan dia sangat lemah" Ini merupakan kunjungan pertama. Petugas kesehatan memeriksa apakah Narno mempunyai tanda bahaya umum. Dia bertanya, "Apakah Narno bisa minum atau menyusu?" Ibu berkata, "Tidak. Narno tidak mau menyusu dan tidak mau minum apapun lainnya." Petugas mencoba memberi Narno minum air, tapi Narno terlalu lemah untuk bisa minum. Selanjutnya petugas bertanya kepada ibu, "Apakah dia muntah?" Ibu menjawab, "Tidak" Petugas tidak melihat bahwa anak kejang saat ini, kemudian dia bertanya apakah anak itu pernah kejang selama sakit ini. Ibu menjawab, "Tidak" Petugas mengamati apakah anak itu letargis atau tidak sadar.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 64
Mata Narno terbuka, tetapi ketika petugas dan ibu berbicara, anak itu tidak memperhatikan mereka. Ketika petugas memegangnya, anak itu tidak bereaksi. Apakah Narno mempunyai tanda bahaya umum? A. Ya B. Tidak
3. Adi, anak laki-laki umur 9 bulan. Berat badannya 5 kg. Panjang badannya 61 cm. Suhu badannya 36.8°C. Dia berada di klinik hari ini karena ibu dan bapaknya khawatir tentang diare yang dideritanya. Adi :
tidak mempunyai tanda bahaya umum
tidak batuk atau sukar bernapas
diare selama 5 hari
tidak ada darah dalam tinjanya.
dia tidak gelisah atau rewel
dia sadar dan tidak letargis
matanya tidak cekung
cubitan kulit perut kembalinya lambat
tidak ada demam dan masalah telinga
Adi haus dan tampak lahap minum air yang diberikan kepadanya. Selanjutnya, petugas kesehatan memeriksa tanda kurang gizi :
Anak itu tidak tampak sangat kurus.
Telapak tangannya tidak pucat.
Tidak ada edema (pembengkakan) pada kedua punggung kaki.
Sekarang periksa Adi untuk tanda yang mengarah malnutrisi.
Bagaimana anda mengklasifikasikan status gizinya?
Pilih jawaban yang benar di bawah ini : A. Sangat kurus – Gizi Buruk B. Kurus C. Normal D. Edema E. Sangat kurus dan edema
4. Anton anak laki-laki umur 37 bulan. Berat badannya 9.5 kg. Tinggi badannya 85 cm. Suhu badannya 37.5°C. Ibunya berkata bahwa Anton teraba panas. Dia menangis dan mengusap telinganya. Petugas kesehatan memeriksa Anton untuk tanda bahaya umum : Anak ini : Bisa minum. Tidak muntah.
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 65
Tidak kejang. Sadar dan tidak letargis. Tidak batuk atau diare. Berhubung ibunya mengatakan adanya demam dan suhu badannya 37.5°C, petugas kesehatan menilai Anton untuk demam. Risiko malarianya tinggi. RDTnya positif falsiparum. Anton demam 3 hari. Dia tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Lehernya bergerak dengan mudah. Dia pilek. Tidak ada tanda yang mengarah campak dan demam berdarah dengue.atau penyakit lain. Petugas kesehatan bertanya apakah Anton mempunyai masalah telinga. Ibu berkata bahwa Anton mengeluh nyeri telinga. Ibu juga melihat ada cairan keluar dari telinga selama 5 hari. Petugas kesehatan melihat nanah keluar dari telinga. Dia tidak merasakan ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga. Petugas kemudian memeriksa anak untuk kurang gizi dan anemia:
Anton terlihat kurus, tetapi tidak tampak sangat kurus.
Telapak tangannya tidak pucat.
Tidak ada edema (pembengkakan) pada kedua punggung kakinya.
Petugas kesehatan menentukan BB/TBnya. Sekarang periksa Anton untuk tanda yang mengarah kurang gizi. Bagaimana anda mengklasifikasikan status gizi Anton? Pilih jawaban yang benar di bawah ini : A. Sangat kurus – Gizi Buruk B. Kurus C. Normal D. Edema E. Sangat kurus dan edema
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 66
Minimal questions : a. Apa itu MTBS ? b. Kapan perawat melakukan MTBS ? c. Dimana perawat dapat melakukan MTBS ? d. Dapatkah MTBS dilakukan pada balita sehat ? e. Apakah kader posyandu balita dapat melakukan MTBS? Tujuan : Mahasiswa dapat : a. Menjelaskan definisi MTBS b. Menjelaskan manfaat MTBS c. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan MTBS d. Mampu melaksanakan kegiatan MTBS sesuai kasus Materi : Lihat video MTBS dan buku panduan MTBS
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 67
Modul Petunjuk Praktikum Blok Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 68