MODUL
Manajemen Olahraga dan Rekreasi
Disusun Oleh : DEWI AYU KUSUMANINGRUM, MM
2015
DAFTAR ISI BAB I
Pengertian Umum Manajemen Objek Daya Tarik Wisata Olahraga & Rekreasi
BAB II
Ruang Lingkup Manajemen Objek Daya Tarik Wisata Olahraga & Rekreasi
BAB III
Jenis Olahraga dan Rekreasi, Sarana dan Prasarana
BAB IV
Kebijakan Olahraga dan Rekreasi
BAB V
Isu Strategi Usaha Olahraga dan Rekreasi
BAB VI
Studi Pengembangan Olahraga dan Rekreasi
BAB VII
Olahraga Rekreasi Tradisional
BAB VIII Olahraga Rekreasi Massal BAB IX
Olahraga Rekreasi Khusus
BAB X
Olahraga Rekreasi Tantangan
BAB XI
Pengembangan Model dan Manfaat Usaha Olahraga dan Rekreasi Bagi Masyarakat
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 1
BAB I PENGERTIAN UMUM MANAJEMEN OBJEK DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA & REKREASI A.Pengertian Olahraga Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodic, artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. 1. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal. 2. Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya. (Menpora Maladi) 3. Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur bermain : Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela), Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan Nilai positif. 4. Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. 5. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. 6. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson : Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992).
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 2
7. Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. 8. Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat) 9. Menurut Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport.
B. Pengertian Rekreasi 1. Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. 2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi/re·kre·a·si/ /rékréasi/ n adalah penyegaran kembali badan dan pikiran; sesuatu yg menggembirakan hati dan menyegarkan spt hiburan, piknik 3. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation). 4. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. 5. Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.” Meyer, Brightbill, dan Sessoms 6. Berdasarkan peninjauan secara terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua kata dasar yaitu RE dan KREASI, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan. 7. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion).
C. Pengertian Olahraga Rekreasi
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 3
1. Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang. 2. Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan untuk tujuan rekreasi. 3. Menurut Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan. 4. Menurut Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time sports are formd of physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport after work, on weekends, in vacations, in retirement, or during periods of (unfortunate) unemployment”. 5. Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata. 6. Menurut Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta, Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang. 7. Pengertian rekreasi olahraga suatu kegiatan ynag menyenangkan yang mengandung unsur gerak positif. 8. Rekreasi Olahraga adalah aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsure-unsur olahraga (gerak) sehingga dapat menyenangkan D. Peranan Rekreasi dalam Kehidupan Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental. Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan. Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 4
berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga dalam berbagai kegiatan sehingga kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu belajar berelasi dengan orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah. Kreativitas dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam pembentukan karakter/sifat. Telah dikatakan bahwa “anak-anak belajar melalui bermain”. Melalui suatu program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, anak-anak dapat belajar untuk menikmati penggunaan waktu sebaik-baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru. Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Mengembangkan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta melestarikannya. 2. Mengembangkan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakannya secara bijaksana. 3. Menggugah kesadaran manusia akan pentingnya membina hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat ataupun karakternya. 4. Membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial kepada individu. 5. Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan yang sehat. 6. Membantu membuat pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti melalui pengalaman langsung di lapangan. 7. Membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah dengan organisasi pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 8. Menumbuhkan dan atau memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang merupakan pondasi yang kuat untuk menumbuhkan “self concept”. 9. Mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara anggota kelompok . 10. Menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi. 11. Menambah kesenangan pribadi serta rasa kebersamaan antara anggota kelompok. 12. Mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau lingkungan/alam dan Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 5
sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif, seperti penggunaan narkoba, vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan negatif lain yang sejenis. 13. Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain dan atau lingkungan alamnya.
E. Sasaran Olahraga Rekreasi Sasaran olahraga rekreasi yaitu semua kalangan masyarakat, olahraga sesuai dengan usia contoh hiking dilakukan oleh anak usia dewasa bukan dilakukan untuk anak kecil. Dan untuk anak kecil dapat disesuaikan dengan gerak yang dibutuhkan usia anak kecil.
F. Tujuan Olahraga Rekreasi Tujuan olahraga rekreasi adalah 1. Pengisi waktu luang 2. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan 3. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja 4. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif). 5. Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan 6. Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga 7. Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 6
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 7
BAB II RUANG LINGKUP MANAJEMEN OBJEK DAYA TARIK WISATA OLAHRAGA & REKREASI
Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada umumnya. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi maupun masyarakat luas. Sport Tourism atau Pariwisata untuk olahraga merupakan paradigma baru dalam pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Pariwisata olahraga mampu menunjukkan potensinya sebagai sesuatu yang menarik, sehingga dapat menciptakan sebuah atraksi wisata yang dapat menjadikan multicultural tourism. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di suatu daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang semakin memiliki minat yang lebih besar untuk berkunjung ke suatu DTW. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik maka suatu DTW juga harus mempunyai beberapa syarat yang harus dimiliki yaitu:
Adanya sesuatu yang dapat di lihat
Adanya suatu aktifitas yang akan di lakukan
Adanya sesuatu yang dapat di beli Hal ini menjadi sangat penting karena pengembangan olahraga pariwisata
memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan handal dalam mendesain berbagai macam kegiatan olahraga sehingga menjadi atraksi wisata yang layak jual karena memiliki nilai-nilai ekonomi (economic values) dan mendatangkan keuntungan suatu negara atau daerah. Pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia saat ini merupakan suatu demand sehingga harus mempertimbangkan supply yang harus tersedia di saat demand atau permintaan meningkat. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) yang saat ini berkembang pesat dan banyak diminati kalangan wisatawan muda. Menurut Arismunandar (1997), wawasan bisnis dan manajemen diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan bisnis olahraga. Hal ini penting karena maju dan berkembangnya bisnis itu akan memicu penelitian dan pengembangan, meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan ilmu dan teknologi olahraga, meningkatkan prestasi, serta memperbanyak kesempatan kerja.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 8
Manajemen olahraga telah ada kira-kira sejak zaman Yunani Kuno, yaitu kurang lebih pada 12 Abad sebelum Masehi. Hal ini menunjukan betapa pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen pada zaman modern dewasa ini kiranya belum dapat dikatakan berkembang secepat perkembangan manajemen dibidang industri. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan “bermain” dan manajemen dengan “bekerja”. Dengan telah berkembangnya olahraga (olahraga pendidikan, rekreasi, prestasi, kebudayaan tubuh, gimnologi, kinesiologi, sport, dan lain-lain), maka olahraga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, sebagaimana manajemen juga telah menjadi disiplin yang juga dipelajari di perguruan tinggi. Oleh karena itu, disiplin ilmu manajemen telah bertautan dengan disiplin ilmu olahraga membentuk indisiplin baru yang disebut manajemen olahraga. Dengan demikian, maka manajemen olahraga juga telah menjadi salah satu bidang ilmu yang banyak digeluti oleh para pakar maupun praktisi olahraga. Pada dasarnya manajemen olahraga dapat dibagikan dalam dua bagian besar, yaitu manajemen olahraga pemerintah dan manajemen olahraga swasta. Manajemen olahraga pemerintah adalah kegiatan manajemen yang dewasa ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional dengan seluruh jajarannya baik dipusat maupun di daerah. Sedang manajemen olahraga swasta adalah manajemen yang dilakukan dalam Institusi olahraga non pemerintah seperti KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk organisasi cabang olahraga dan induk organisasi badan fungtional serta perkumpulanperkumpulan olahraga yang menjadi anggota induk organisasi olahraga tersebut (Harzuki, 2003:119). Untuk memuja dewa-dewa, bangsa Yunani mengadakan suatu pesta. Adapun pesta tersebut yang dikenal 4 macam, sebagai berikut. (1) Olympia. Pesta ini diadakan setiap 4 tahun sekali digunung Olympus yang bertujuan untuk menghormati dewa Zeus. Meskipun pesta ini hanya berlangsung selama lima hari, namun orang-orang Yunani memandangnya dengan begitu agung. Setiap peserta sangat diperhatikan agar dapat datang dan kembali dalam keadaan selamat, serta selama mengikuti pesta ini serta diharapkan tidak menemui rintangan apapun. Pesta Olympia memperlombakan lari, lompat jauh, lompat tinggi , dan lempar cakram. Juga lomba menggubah musik, puisi, dan meniup terompet, bahkan kontes kecantikan dan minum. Para pemenang dalam setiap lomba menerima mahkota yang terbuat dari daun salam. Cabang olahraga yang terkenal adalah marathon. (2) Phytia. Mula-mula pesta ini merupakan pesta musik untuk menghormati dewa Apollo (dewa cahaya dan Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 9
kebenaran), lalu lalu ditambah dengan pesta olahraga. Tempat penyelenggaraannya di Delphi dan waktunya 4 tahun sekali. Olahraga yang paling menonjol da lam pesta ini adalah pacuan kuda dan perlombaan kereta (chariot race). (3) Isthmia. Pesta ini berlangsung di Chorintus. Acara pertandingannya yaitu berkuda, bersampan, dan musik, yang tujuannya untuk menghormati dewa Poseidon (dewa laut). Cabang olahraga yang lain meliputi main bola, angkat besi, tinju, gulat, pertarungan antar gladiator, dan perkelahian antara manusia dengan binatang. (4) Nemea. Pesta ini bertujuan untuk menghormati dewi Hera (istri dewa Zeus), dan diselenggarakan di Acropolis. Cabang-cabang olahraga yang diperlombakan hampir sama dengan pesta Isthmia. Keharmonisan antara pembentukan gymnist (kejasmanian) serta musis (kerokhanian dan kesenian) pada abad keempat agak mundur dan terganggu karena adanya beberapa faktor, yaitu: (1) timbulnya perkembangan kebudayaan dan pengetahuan; (2) mundurnya hidup keagamaan dan nasionalisme; dan (3) kekayaan serta hidup serba mewah yang meliputi para pemuda. Olahraga merupakan wahana yang memberikan kesempatan dan peluang kepada manusia untuk bersaing, menguasai, menang dan kalah. Olahraga seolah-olah menggantikan peran yang destruktif dan melenyapkan kebudayaan. Menurut Arismundar (1997), pariwisata juga akan merupakan kegiatan serta memberikan kesempatan kepada manusia untuk bergerak, melihat, belajar, bergaul; mengenal budaya, alam sekitar, keunggulan, keajaiban ataupun keistimewaan tempat lain. Pariwisata juga akan berkembang sampai ke wisata ilmu dan teknologi, serta wisata olahraga. Penyelenggaraan pariwisata dan olahraga akan maju dan berkembang dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pariwisata dan olahraga iuga akan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi vang strategis. Pariwisata dan olahraga adalah subjek dan sekaligus juga objek masa depan. Pariwisata dan olahraga adalah ujung tombak kehidupan masa depan. Kebutuhan pariwisata dan olahraga serta semua kegiatan yang berkaitan dapat memicu bisnis baru, jasa dan produk baru. Karena kepentingan dan kebermanfaatan pariwisata dan olahraga serta keterkaitannya dengan kemajuan bidang lain, maka koordinasi dan dukungan semua pihak (instansi pemerintah, induk dan cabang organisasi olahraga, pelaku usaha dan organisasinya, LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya) sangat diperlukan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 10
Promosi pariwisata hendaknya meliputi semua kegiatan yang ada sehingga berorientasi pada kepentingan dan keberhasilan semua. Misalnya konferensi, pameran, acara adat, museum, arsitektur, pertunjukan, kesenian, olahraga, dan pariwisata sendiri.
BAB III JENIS OLAHRAGA DAN REKREASI, SARANA & PRASARANA A. Jenis Olahraga Rekreasi di Indonesia Olahraga rekreasi (olahraga masyarakat) dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga. Tentunya, pernyataan ini bukan merupakan sesuatu hal yang tidak mungkin, mengingat ruang lingkup yang terkandung di dalam olahraga masyarakat ini bukan merupakan olahraga yang sulit untuk diikuti. Olahraga masyarakat dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran. Hal ini lebih dijelaskan dalam sebuah sistem bahwa masyarakat sebagai input, kegiatan olahraga masyarakat adalah sebuah proses, sedangkan kesehatan dan kebugaran adalah hasil yang dicapai. Pada pelaksanaan proses tersebut, masyarakat dapat memilih beragam jenis olahraga masyarakat yang sesuai dengan kegemarannya. Dalam hal ini, olahraga masyarakat terbagi dalam 4 kelompok besar, yaitu olahraga massal, olahraga tradisional, olahraga rekreasi, olahraga khusus dan rehabilitasi. Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) membagi lingkup Olahraga Rekreasi adalah sebagai berikut : 1) Olahraga Massal; 2) Olahraga Tradisional; 3) Olahraga Khusus; 4) Olahraga Tantangan;
B. Klasifikasi Olahraga Rekreasi
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 11
Ada beberapa klasifikasi pada pariwisata olahraga . Gammon dan Robinson mengatakan bahwa pariwisata olahraga didefinisikan sebagai Hard and soft sport tourism, sementara Gibson menyatakan bahwa ada tiga jenis wisata olahraga termasuk Event Olahraga Pariwisata, Celebrity and nostalgia sport tourism dan Active sport tourism. Berikut penjabarannya ; Hard and soft sport tourism Hard sport tourism menunjukan kuantitas dari jumlah orang yang berpartisipasi dalam event kompetisi olahraga. Biasanya event seperti ini menarik banyak pengunjung atau penonton event. Contoh event yaitu Olympic Games, FIFA World Cup, F1 Grand Prix , NASCAR Sprint Cup Series. Soft sport tourism adalah untuk turis yang melakukan perjalanan untuk berpartisipasi dalam olahraga rekreasi atau mendaftar untuk kepentingan rekreasi. Contoh kegiatan Hiking, Skiing dan Canoeing. Sport events tourism Sport event tourism mengacu pada pengunjung yang mengunjungi suatu kota untuk menonton acara atau event olahraga. Contoh Olimpiade. Setiap kota tuan rumah Olimpiade menerima sejumlah besar dampak pariwisata Celebrity and nostalgia sport tourism Celebrity and nostalgia sport tourism melibatkan kunjungan ke ruang olahraga ketenaran dan tempat dan bertemu tokoh olahraga sebagai alasan liburan Active sport tourism Active sport tourism adalah mereka yang berpartisipasi dalam olahraga atau peristiwa
Sarana Prasana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ; Prasarana: Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek,dsb), (Kamus Besar BI, 2002:893). Sarana: Segala sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya) yang sapat dipakai sebagai alt atau media dalam mencapai maksud atau tujuan (Kamus Besar BI, 2002:999. Menurut UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam pasal 1 ayat 20 dan 21 ; Prasarana olahraga: Tempat / ruang, termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan penyelenggaraan olahraga. Sarana olahraga : Peralatan / perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 12
Sarana prasarana olahraga rekreasi tidak serumit yang dipergunakan pada jenis olahraga prestasi. Karena secara umum adalah olahraga masyarakat yang dapat dilakukan ioleh masyarakat umum, maka sarana prasarana umumnya merupakan sarana prasarana umum yang disediakan oleh pemerintah daerah atau pemerintah daerah, serta pihak industry atau swasta. Jika berhubungan dengan event kompetesisi maka diperlukan sarana prasarana yang lebih professional. Dan berhubungan tidak hanya dengan atletnya namun juga bagi pengunjung taua wisatawan yang ingi menyaksikan event olahraga rekreasi. Sarana olahraga rekreasi adalah memberikan pelayanan kepada
wisatawan
baik
secara
langsung
maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawannya. Sarana ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhan pengunjung. Prasarana (infrastrukture) olahraga rekreasi adalah “semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan
manusia memenuhi kebutuhannya”.
Adapun beberapa
prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliputi Pelayanan makan dan minum, Pelayanan tenaga kerja, salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata , Pelayanan informasi, agar dapat mengatur pengunjung Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jumlah dan jenis prasarana olahraga yang dibangun harus memperhatikan potensi keolahragaan yang berkembang di daerah setempat.Prasarana olahraga yang dibangun di daerah wajib memenuhi jumlah dan standar minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan permukiman berkewajiban menyediakan prasarana olahraga sebagai fasilitas umum dengan standar dan kebutuhan yang ditetapkan oleh Pemerintah yang selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah sebagai aset/milik pemerintah daerah setempat. Setiap orang dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan prasarana olahraga yang telah menjadi aset/milik Pemerintah atau pemerintah daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau persetujuan dari yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 13
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 14
BAB IV KEBIJAKAN OLAHRAGA DAN REKREASI
1. Pihak-pihak Yang Berkaitan Dalam Olahraga Rekreasi di Indonesia Undang-Undang No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) diberlakukan, ada perubahan sebutan yang semula dikenal dengan nama “olahraga masyarakat” menjadi “olahraga rekreasi”. Hal ini, tertuang di dalam pasal 17 yang membagi ruang lingkup olahraga menjadi 3 kegiatan, yaitu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Olahraga pendidikan sebagai bagian proses dilaksanakan oleh atau non formal pendidikan formal. Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian dari menyembuhkan proses kebugaran dan kesehatan, dan kompetisi olahraga dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan olahragawan potensi dan kemampuan dalam rangka meningkatkan martabat bangsa dan berdiri.
Olahraga masyarakat merupakan sebutan yang ditujukan kepada sekumpulan berbagai cabang olahraga yang memiliki tujuan akhir peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani. Tidak seperti halnya cabang olahraga prestasi yang telah memiliki Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI),
olahraga
masyarakat
belum
memiliki
organisasi
yang dapat
mengoordinasikan beragam cabang olahraga yang berkembang di masyarakat. Namun demikian, pada tahun 2002, Direktorat Keolahragaan Depdiknas ketika itu berupaya membentuk organisasi olahraga masyarakat yang diharapkan mampu mengakomodasi dan menghimpun segala apresiasi serta aktivitas olahraga rekreasi (olahraga masyarakat). Upaya membentuk organisasi olahraga masyarakat ini disebabkan adanya desakan dari beragam organisasi yang berdiri sebelumnya secara mandiri. Organisasi olahraga masyarakat tersebut berhasil dibentuk dengan nama Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI). Direktorat Keolahragaan ketika itu, sangat berharap agar setiap provinsi dapat membentuk kepengurusan DPD FOMI, dan selanjutnya akan diikuti sampai dengan tingkat Kabupaten dan Kota. Pada tahun 2000, DPP Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI) terbentuk, yang ditandai dengan penandatanganan bersama oleh berbagai organisasi masyarakat di Jakarta, tepatnya pada bulan September 2000. Mengingat pentingnya sebuah wadah organisasi seperti ini, Departemen Pendidikan Nasional mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membentuk FOMI di daerah-daerah. Namun, pada pelaksanaan Musyawarah Nasional FOMI III tahun 2009 menetapkan perubahan nama FOMI menjadi Federasi Olahraga Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 15
Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) melalui ketetapan nomor : 007/Munas FOMI/XII/2009 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia. Awalnya, dibentuknya Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI) tersebut diharapkan mampu menjadi wadah yang dapat memayungi dan mampu menyatukan keberagaman berbagai organisasi olahraga masyarakat, seperti Olahraga Tradisional, Paramlimpia, Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia (PORPI), Pernapasan Tenaga Inti Indonesia, ASIAFI, Senam Tera Indonesia, Kateda Indonesia, PORGAKI, Special Olympic Indonesia (POPI), Asosiasi Senam Kebugaran Indonesia (ASKI), Yayasan Jantung Indonesia, BPOC, Sepeda BMX, Layang-layang, Cheerleading, Skateboard, Inline, Parcuere, B-Boy dan berbagai olahraga masyarakat lainnya yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat. Dengan telah terbentuknya Kepengurusan DPP FOMI di Jakarta pada tahun 2000, serangkaian program sudah digelar sebagai wujud operasionalisasi organisasi, salah satunya adalah upaya membentuk DPD FOMI di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota. Bahkan, beberapa kali DPP FOMI telah berhasil menciptakan gerak senam massal, yaitu Senam Ayo Bersatu. Model senam massal ini telah disosialisasikan dan masyarakat sangat menggemari perpaduan gerak yang terdapat di dalamnya. Sejalan dengan tuntutan zaman dan perkembangan olahraga sebagai bagian dari olahraga rekreasi sebagaimana yang tercantum dalam Pasal-pasal Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Federasi Olahraga Rekreasi-Masyarakat Indonesia (FORMI) telah menyesuaikan namanya menjadi Federasi Olahraga RekreasiMasyarakat Indonesia (FORMI) yang diputuskan pada Munas III FORMI tanggal 5 Desember 2009. Namun demikian, sampai dengan tahun 2009 perkembangan kelembagaan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota agak sulit diwujudkan. Artinya belum tumbuh berkembang secara merata di seluruh Indonesia. Belum tumbuhnya kelembagaan di daerah secara merata ini, bukan berarti olahraga masyarakat kemudian tidak berkembang. Tetapi justru berkembang dengan baik beserta masing-masing induk organisasinya, seperi jantung Indonesia, Persatuan Olahraga Pernafasan Indonesia (PORPI), perkumpulan senam tera, senam tai chi, senam aerobic, perkumpulan olahraga rekreasi, olahraga tradisional berjalan sendiri-sendiri. Diikuti organisasi di bawahnya, yaitu di tingkat provinsi sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota. FORMI sebagai induk organisasi olahraga yang menjadi wadah berhimpun dari organisasi olahraga rekreasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, baik secara Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 16
nasional maupun di daerah, menjadi mitra strategis dari pemerintah, pemerintah dan masyarakat dalam kerangka mendorong dan menggerakkan pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi di seluruh Indonesia. Formi saat ini dan di masa depan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 dan sebagai Induk Organisasi Olahraga adalah satu-satunya wadah berhimpun dari organisasi-organisasi olahraga rekreasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, baik secara nasional maupun di daerah, menjadi mitra strategis pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam kerangka mendorong dan menggerakkan pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi di seluruh Indonesia. Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia kepada Gubernur, Bupati/Walikota di seluruh Indonesia Nomor : 426/1241/SJ tanggal 6 April 2011 penguat pondasi pembinaan olahraga, mendukung kelembagaan FORMI Tugas dan peranan FORMI sebagai berikut: (1) Membantu Pemerintah dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga rekreasi (2) Melakukan sinergi visi dan misi berbagai organisasi olahraga masyarakat (3) Mewadahi berhimpunnya organisasi olahraga masyarakat (4) Melaksanakan fungsi sebagai media komunikasi dan informasi (5) Menyebarluaskan olahraga masyarakat keseluruh wilayah (6) Melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional dan permainan rakyat. (7) Mengupayakan dan menyelenggarakan program dan atau even bersama (8) Mengupayakan dan menyelenggarakan pelatihan berskala Nasional
&
Internasional Peningkatan budaya dan prestasi olahraga di tingkat nasional dan internasional, dilaksanakan melalui 14 strategi : (RENSTRA KEMENPORA 2010-2014) Terdapat 3 strategi olahraga rekreasi dari 14 strategi ; (1) Penyelenggaraan Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, dan Olahraga Prestasi, yaitu: a) koordinasi dan kerjasama lintas sektoral dan antar tingkat pemerintahan; b) peningkatan potensi sumberdaya olahraga nasional dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional; serta c) penataan dan pengembangan manajemen keolahragaan. (2) Pembinaan dan Pengembangan Olahraga, yaitu: Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 17
a) pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi; serta b) pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. (3) Peningkatan Prasarana dan Sarana Olahraga, yaitu: a) inventarisasi dan penetapan prasarana olahraga di tingkatnasional, provinsi, kabupaten/kota, dan desa/kelurahan; serta b) perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, serta pengawasan prasarana dan sarana olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga. Selain itu, dengan bergabungnya FORMI atau Indonesia Sport for All Federation dalam TAFISA (The Association for International Sport for All) suatu organisasi dunia yang mewadahi olahraga rekreasi-masyarakat di seluruh dunia, maka keberadaan FORMI telah diakui secara International dalam pergaulan gerakan Sport for All Global. TAFISA adalah dalam posisi istimewa untuk membawa sukacita, kesehatan, interaksi sosial, integrasi dan pembangunan kepada masyarakat dan warga negara di seluruh dunia melalui promosi Sport for All dan aktivitas fisik Fokus utama TAFISA adalah pada :
Melobi internasional untuk Sport for All ,
Menyediakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan ,
Menyediakan jaringan dan pengalaman mentransfer platform . Untuk tujuan ini , TAFISA :
Percaya Sport for All & aktivitas fisik adalah hak dasar manusia
Mendukung promosi / pengembangan olahraga dan permainan tradisional
Melihat Sport for All sebagai kontributor utama bagi individu, sosial, masyarakatdan kualitas kehidupan nasional
Mendukung pertukaran internasional dan
Mendukung pendidikan pemimpin
Bekerja sama dengan kesehatan, budaya, pendidikan dan rekreasi
Menganggap kepemimpinan politik dan memberikan peristiwa praktis dan program
Mendukung keragaman, pelibatan masyarakat dan anggota pembangunan
2. Kebijakan Mengenai Olahraga Rekreasi di Indonesia Olahraga rekreasi yang dilakukan oleh waktu luang mengisi waktu dengan tujuan akhir menurut UU RI No 3 Tahun 2005 tentang Sistem keolahragaan Nasional adalah, "untuk Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 18
mendapatkan kesehatan fisik kebugaran, dan kegembiraan, sukacita, mengembangkan hubungan sosial dan / atau melestarikan dan meningkatkan sifat kebudayaan daerah dan nasional. " Menurut UU RI No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Nasional Keolahragaan, Konstruksi Dan Olahraga Rekresi Pembangunan adalah: (1) Konstruksi dan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diinstruksikan untuk massa sebagai upaya mengembangkan kesadaran, masyarakat dalam meningkatkan (2) Konstruksi dan pengembangan sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan / atau masyarakat dengan mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya Potensi. (3) Konstruksi dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan, melestarikan dan memanfaatkan yang ada olahraga tradisional di masyarakat. (4) Konstruksi dan olahraga rekreasi pembangunan yang dilaksanakan dengan berbasis masyarakat dengan Princip 5 M (Mudah, Murah, Massal, Menarik, Manfaat) (5) Pembangunan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya galeri pertumbuhan dan mengaktifkan olahraga dalam masyarakat, dan juga melaksanakan festifal olahraga rekreasi yang memiliki leadder dan kelanjutan di Daerah, pendidikan nasional internasional. Pengembangan kebijakan untuk olahraga dan pariwisata dapat dikonseptualisasikan sebagai penempatan dalam kebijakan masyarakat. Kebijakan mengacu pada kelompokkelompok berbagi kepentingan dalam suatu kegiatan olahraga rekreasi yang berinteraksi satu sama lain untuk memaksimalkan manfaat dari hubungan mereka dengan masing-masing lainnya. Mereka termasuk departemen pemerintah dan badan-badan, klub-klub komunitas dan asosiasi, perusahaan sektor komersial, badan amal, dan kelompok lain atau individu yang berkepentingan dengan pengembangan kebijakan di sektor tertentu. Kebijakan masyarakat untuk olahraga dan pariwisata yang ada dalam olahraga yang lebih luas, kebijakan yang mencakup sejumlah besar organisasi, kelompok, asosiasi dan individu yang memiliki kepentingan bersama di bidang kebijakan rekreasi, dan mungkin mencoba untuk berkontribusi pada pengembangan kebijakan pada pemerintahan. Berikut penggambaran Kebijakan olahraga rekreasi yang harus memenuhi kebijakan mengenai rekreasi atau pariwisata dan juga memenuhi kebijakan olahraga.
Kebijakan Olahraga
Kebijakan Olahraga Rekreasi
Kebijakan Rekreasi/ Manajemen pariwisata Olah Raga & Rekreasi - Page 19
Wright (1988: 606) menjelaskan jaringan kebijakan sebagai 'proses linking, hasil pertukaran dalam kebijakan masyarakat atau antara kebijakan sejumlah komunitas. Selanjutnya, Wilks dan Wright (1987) menyatakan bahwa keuntungan besar dari konsep jaringan kebijakan yang memungkinkan untuk kemungkinan bahwa anggota pemangku kebijakan dapat berasal dari komunitas masyarakat. Kebijakan ini sangat berguna dalam membantu penghubung kebijakan lintas sektoral yang diperlukan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 20
BAB V ISU STRATEGIS USAHA OLAHRAGA DAN REKREASI
A. Isu Strategis Global Olahraga Rekreasi Saat ini pariwisata adalah nomor satu industri dunia saat olahraga dianggap sebagai nomor satu industri di sektor rekreasi. Olahraga merupakan bagian integral dari semua budaya, dan sementara sering dipandang sebagai kegiatan yang terpisah, itu terkait erat dengan pariwisata. Olahraga sekarang dapat dilihat sebagai daya tarik dalam industri pariwisata yang lebih luas. Pariwisata Olahraga muncul sebagai komponen kunci dari pasokan pariwisata. Destinasi wisata utama mengembangkan konsep produk pariwisata seputar olahraga kesenangan. Konsep-konsep ini memungkinkan tujuan untuk menonjol di antara pesaing mereka dan meningkatkan daya saing mereka di kancah internasional, menarik konsumen yang tertarik untuk mendapatkan berhubungan dengan alam, dan berinteraksi dengan masyarakat untuk menikmati liburan lebih sehat dan interaktif. Pariwisata Olahraga adalah bisnis dolar multi-miliar, salah satu daerah yang paling cepat berkembang dari perjalanan dan industri pariwisata global senilai $ 4,5 triliun. Hal ini telah menjadi bisnis internasional yang luas menarik liputan media, investasi, kepentingan politik, bepergian peserta dan penonton.Konsep sport tourism memang mempunyai ceruk pasar tersendiri (niche). Pada kisaran 2000, The British Tourist Authority dan English Tourism Board menyatakan, 20 persen dari jumlah total wisatawan yang datang di Inggris adalah wisatawan olahraga. Sama juga dengan Kanada yang pernah menyatakan, 37 persen perjalanan domestik di negara tersebut adalah wisatawan olahraga. Di sejumlah negara maju sudah ada universitas dengan pusat studi pengembangan sport tourism. Australia bahkan merancang National Sports Tourism Strategy pada 1999. Sejak itu Australia menampilkan citra bahwa ’’olahraga adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Australia’’ sekaligus berpromosi bahwa Australia adalah negara tujuan wisata yang cocok untuk kegiatan olahraga dan rumah bagi berbagai macam ajang pariwisata olahraga tingkat dunia. Tidak heran, hingga saat ini, berbagai ajang sport tourism rutin digelar Australia, mulai maraton hingga triatlon. Pada tahun 2011, perjalanan dan pariwisata diperkirakan akan lebih dari 10 persen dari produk domestik global. Perekonomian kota, daerah dan bahkan negara di seluruh dunia semakin bergantung pada pegolf mengunjungi dan pemain ski atau bepergian sepak bola, Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 21
rugby atau kriket pendukung. Di beberapa negara, olahraga dapat menjelaskan sebanyak 25 persen dari semua penerimaan pariwisata. Dengan demikian, Pariwisata Olahraga telah mulai mendapatkan reputasi untuk menjadi bisnis multi-juta dolar. Tren pariwisata selama dekade terakhir telah menunjukkan bahwa olahraga pariwisata yang muncul sebagai segmen yang sangat signifikan dari pasar wisata global. Beberapa fenomena bermasalah dalam peramalan dari tren dalam olahraga dan pariwisata. Olahraga individu dan tujuan wisata tertentu yang selalu ada sangat membutuhkan daya tanggap terhadap perubahan peserta dan penonton, dan preferensi pariwisata konsumen. Muncul olahraga baru dengan inovasi baru dalam menanggapi teknologi, tetapi juga dalam menanggapi perubahan kebutuhan sosial. Demikian pula olahraga dengan tujuan wisata tertentu, terletak didaerah yang rentan berbagai pengaruh yang dapat menimbulkan ancaman dan / atau peluang. Terutama dipengaruhi tren, mode, dan preferensi yang berubah dari satu musim ke musim berikutnya. Selanjutnya, kurang dikelola langsung untuk berbagai tingkat, tujuan pariwisata dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, pengaruh politik, kemajuan teknologi dan, di kasus seperti peristiwa cuaca ekstrim dan wabah penyakit, dan lain-lain. Media akan semakin melakukan peran penting yang berkaitan dengan profil dan citra destinasi pariwisata. Sebuah sinergi yang panjang dan dinamis ada antara media dan televisi sport. Pemasaran Olahraga rekreasi memerlukan inisiatif tingkat tinggi tanggap terhadap perubahan teknologi media. Internet akan tumbuh sebagai media untuk berkomunikasi dengan dan mempengaruhi tuntutan peserta dan penonton. Industry olahraga rekreasi adalah industry yang hidup dan dinamis.
Dengan memahami dan menanggapi
tren secara efektif dan tepat waktu, untuk dapat mencapai tujuan keunggulan kompetitif di bidang pariwisata olahraga yang dinamis.
B. Isu Strategis Nasional Olahraga Rekreasi Pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia saat ini merupakan suatu demand sehingga harus mempertimbangkan supply yang harus tersedia di saat demand atau permintaan meningkat. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) yang saat ini berkembang pesat dan banyak diminati kalangan wisatawan muda. Wisatawan muda yang datang ke Indonesia antara lain menginginkan petualangan dan tantangan alam dalam sport tourism,. Potensi Indonesia untuk sport tourism sangat besar baik olahraga dirgantara (udara), marine (laut) dan darat seperti mendaki gunung dan menyelurusi sungai atau arung jeram. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 22
Indonesia sebenarnya sudah tidak asing dengan wisata olahraga. Pada 1962, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno bahkan mendirikan pesta olahraga bagi negara-negara berkembang yang dikenal dengan sebutan Games of the New Emerging Force (Ganefo) untuk menandingi Olimpiade. Indonesia sudah menganggap penting olahraga kala itu. Walaupun, mungkin Soekarno mengaitkan itu dengan politik, bukan dengan pariwisata.Sekarang industri wisata olahraga di Indonesia semakin maju. Semakin banyak ajang olahraga yang mengundang atlet dunia dan menghadirkan banyak penonton, mulai Jakarta Marathon hingga Tour de Ijen di Banyuwangi. Bukti nyata adalah pengalaman Banyuwangi menyelenggarakan Tour de Ijen (mulai 2012) dan Pulau Merah International Surfing Competition (mulai 2013). Tour de Ijen (tahun ini diselenggarakan tanggal 16 hingga 19 Oktober) dan International Surfing Competition (tahun ini digelar 23–25 Mei) mampu semakin melambungkan nama Gunung Ijen dan Pulau Merah menjadi destinasi wisata unggulan. Ekonomi kreatif masyarakat bergerak. Industri kerajinan lokal, makanan-minuman, hingga jasa penunjang pariwisata seperti transportasi dan home stay berbasis rumah penduduk tumbuh bersamaan. Data BPS mengonfirmasi, telah terjadi peningkatan nilai tambah subsektor industri kreatif dalam PDRB Banyuwangi, mulai sektor kuliner, jasa hiburan kebudayaan, perhotelan, hingga kerajinan dan barang seni. Kedua, wisata olahraga terbukti bisa membangun kebanggaan dan kepercayaan diri rakyat terhadap daerahnya. Warga yang berada di desa-desa bangga daerahnya dikenal publik global. Dengan begitu, wisata olahraga menjadi sarana konsolidasi sosial untuk mendesain pembangunan berbasis partisipasi, bukan mobilisasi. Jika ditarik lebih jauh lagi, itu akan menjadi modal sosial (social capital)yang sangat berharga untuk membangun daerah. Ketiga, wisata olahraga sebagai sarana konsolidasi infrastruktur. Melalui ajang wisata olahraga, daerah memperbaiki dan membangun jalan hingga ke pelosok-pelosok desa untuk memudahkan akses bagi wisatawan dan peserta lomba. Pengalaman menyelenggarakan Banyuwangi Tour de Ijen, kami memastikan 600 kilometer jalan berkualitas sangat bagus. Perbaikan jalan itu tentu tidak hanya berguna saat lomba, tetapi juga akan membantu mobilitas penduduk lokal untuk menggerakkan ekonomi daerah. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) telah menempatkan program wisata olahraga (sport tourism) sebagai salah satu produk wisata yang terus dikembangkan secara serius, bersinergi dengan berbagai instansi terkait seperti Menpora, KONI, dan federasi olahraga di seluruh tanah air. Olah raga air (water sports) akhir-akhir ini sangat di gemari masyarakat kita (Indonesia), terbukti banyaknya kunjungan ke tempat-tempat Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 23
penyedia jasa wisata bahari setiap liburan sekolah, long weekend, atau akhir tahun di berbagai tempat. Water and Adventure Sport saat ini telah berkembang dibeberapa objek wisata yang sudah mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri seperti: Motor Boat, Jet Ski, Sepeda Air, Ski Boat, Berenang, Bola Air, Dayung/Kayak, Arum Jeram permaianan/Perahu arus. Perkembangan Water and Adventure Sport Area sangat mendapat respon yang baik dan mendapat dukungan penuh dengan maraknya olah raga ini sebagai wadah untuk olah raga hiburan atau pertandingan yang diselengarakan untuk memberikan hiburan atau tontonan kepada masyarakat. Water and Adventure Sport Area, merupakan objek wisata alam yang dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional. Adapun beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan pariwisata saat ini, antara lain adalah: pertama, turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar, dapat memicu meningkatnya jumlah wisatawan Pernyataan ini
(Kedaulatan Rakyat, 6 Agustus 1998:5).
dapat dibenarkan karena dengan turunnya nilai mata uang rupiah
memungkinkan biaya-biaya yang dikeluarkan wisman jauh lebih rendah dibanding sebelumnya. Dengan demikian hal ini merupakan peluang yang akan dimanfaatkan oleh wisman maupun penyelenggara pariwisata untuk mengembangkan pariwisata dengan lebih mudah. Kedua, adanya kecenderungan pihak wisawan asing dewasa ini untuk berwisata dalam dimensi tradisonal, seperti mengunjungi desa-desa yang memiliki keunikan baik untuk sekedar mengunjungi maupun untuk wisata ilmiah (Suara Pembaruan, 30 Januari 1999). Kecenderungan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang masih memiliki banyak desa tradisonal serta berbagai obyek penelitian. Peluang ini selain kurang membutuhkan modal yang besar, wisata ilmiah juga dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi Indonesia. Ketiga, jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari 200 juta, juga merupakan peluang pasar yang baik selain para wisatawan asing. Hal ini didukung oleh data dari hasil Sensus Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS menunjukkan adanya peningkatan wisatawan dalam negeri dari 1991 hingga 1994 sebesar 22,8%, pada tahun 1991 sebanyak 64,5 juta orang pada tahun 1994 menjadi 83,9 juta orang (Kedaulatan Rakyat, 21 Agust. 1998:5) Keempat, data yang diperoleh dari BPS (1999) menunjukan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 1999 adalah 94.847.178 orang, jumlah yang bekerja:
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 24
88.816.859 orang dan yang tidak bekerja: 6.030.319 orang. Angkatan kerja yang belum bekerja ini diharapkan dapat terserap dalam sektor pariwisata. Kelima, adanya kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), transportasi, komunikasi dan informasi yang terus meningkat dapat membuka peluang bagi pengembangan pariwisata. Walaupun mungkin kondisi Iptek, transportasi, dan lain-lain tersebut, saat ini belum memadai tetapi kecenderungan kemajuan telah memberikan kemungkinan bahwa di waktu yang akan datang, akan lebih baik. Dengan kemajuan komunikasi, transportasi dan informasi serta semakin maraknya pembangunan lembagalembaga pendidikan pariwisata di seluruh Inodensia, diharapkan dapat mempersiapkan SDM yang lebih baik serta membuka peluang yang luas untuk bekerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan di luar negeri, terutama antara antara DTW dengan negara-negara yang potensial.
C. Kajian kendala, permasalahan Walaupun telah terbuka peluang-peluang sebagaimana dikemukakan di atas, pengembangan pariwisata pada saat ini maupun yang akan datang akan diperhadapkan pada tantangan-tantangan, sebagai berikut : Pertama, adanya berita-berita tantang kerusuhan, kebakaran hutan, dan kondisi lain yang kurang baik di Indonesia cukup menjadi komoditas yang laku dijual oleh negara-negara yang kurang senang dengan Indonesia. Contoh kasus berita tentang kebakaran hutan di Kalimantan dan kerusuhan tanggal 13-14 Mei 1998, diberitakan setiap saat oleh siaran Amerika dan Eropa sehingga cukup pengaruh bagi pasar wisata, bahkan pada waktu itu, beberapa negara potensial melarang warganya berkunjung ke Indonesia (Kedaulatan Rakyat, 6 Agustus 1998:5). Hal ini merupakan tantangan bagi Indonesia untuk segera menciptakan keamanan. Keamanan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu diharapkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dengan seluruh komponen bangsa dalam menciptakan keamanan. Kedua, sistem informasi yang kurang memadahi juga tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam pengelolaan pariwisata. Hal ini menjadi penting agar pengalaman masa lalu tidak terulang. Akibat sistem informasi yang kurang memadahi pandangan dunia terhadap Indonesia menjadi miring, celakanya lagi ketika Jakarta atau daerah-daerah tertentu rusuh, dunia menganggap bahwa seluruh Indonesia rusuh sehingga mengeluarkan larangan berkunjung ke Indonesia. Padahal DTW bukan hanya ada satu di Indonesia, dan belum tentu Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 25
semua DTW mengalami kerusuhan secara serentak. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem informasi yang profesional, mantap visinya serta terampil dan cekatan dalam gerak langkahnya. Sistem informasi ini antara lain bertugas untuk memberikan klarifikasi, sekaligus secara proaktif menyiapkan dan memberikan informasi tentang obyek wisata, kesiapan sarana, prasarana dan lain-lain. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia ke negara-negara lain. Ketiga, masalah SDM merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan pariwisata, karena SDM sangat menentukan segala sesuatu yang perhubungan dengan pariwisata. Pariwisata sangat mementingkan profesionalisme baik dalam pengelolaan investasi maupun dalam bidang perhotelan, transportasi, komunikasi dan informasi. Selain itu, walaupun pariwisata telah membuka peluang pasar bagi sektor-sektor lain, akibat dari rendahnya SDM peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. SDM yang rendah dapat menyebabkan mutu barang-barang kerajinan menurun, teknik pemasaran kurang tepat, kurang tepat membaca trend pasar, dan lain-lain. Sehubungan masalah SDM Keempat, akibat rendahnya SDM dan kurangnya modal dalam negeri akan membuka kemungkinan bahwa pariwisata akan dikuasai oleh pihak asing yang memiliki SDM yang lebih baik dan lebih siap dari segi modal. Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk menghindari hal tersebut. Kelima, belum meratanya arus penerimaan wisatawan, di mana ada DTW tertentu sangat ramai dikunjungi wisatawan sementara itu DTW yang lain sangat sepi. Peristiwa ini mengindikasikan bahwa selain kurang menarik, dapat terjadi karena belum diketahui oleh wisatawan. Tantangan ini perlu dihadapi antara lain dengan meningkatkan promosi dan melakukan upaya-upaya tertentu agar DTW yang kurang menarik menjadi DTW yang senangi oleh para wisatawan. Keenam, adanya kemungkinan pariwisata dapat merusak budaya, seperti pergeseran nilai upacara adat yang dapat mengarah kepada komersialisasi, timbulnya industri seks, dan sebagainya. Hal ini harus diwaspadai dengan agar keutuhan dan nilai-nilai budaya tetap diperhatikan. Permasalahan lain dalam olahraga rekreasi yaitu masih banyak masyarakat memahami rekreasi itu sebagai wisata-wisata biasa yang seperti di lakukan orang-orang pada umumnya atau kata lainnya hanya ikut-ikutan. Padahal rekreasi itu adalah salah satu kegiatan yang bisa membawa kita pada ketenangan jiwa seutuhnya. Caranya membawa diri seutuhnya saat rekreasi, maksudnya merileksasikan fisik, jiwa dan ruh kita saat melakukan kegiatan Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 26
yang satu ini, tidak hanya fisik semata saja Maka makna dari rekreasi itu akan terbawa kedalam kehidupan sehari-hari dan memulai aktivitas seperti biasanya.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 27
BAB VI STUDI KASUS PENGEMBANGAN OLAHRAGA DAN REKREASI Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) telah menempatkan program wisata olahraga (sport tourism) sebagai salah satu produk wisata yang terus dikembangkan secara serius, bersinergi dengan berbagai instansi terkait seperti Menpora, KONI, dan federasi olahraga di seluruh tanah air. Olah raga air (water sports) akhir-akhir ini sangat di gemari masyarakat kita (Indonesia), terbukti banyaknya kunjungan ke tempat-tempat penyedia jasa wisata bahari setiap liburan sekolah, long weekend, atau akhir tahun di berbagai tempat. Water and Adventure Sport saat ini telah berkembang dibeberapa objek wisata yang sudah mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri seperti: Motor Boat, Jet Ski, Sepeda Air, Ski Boat, Berenang, Bola Air, Dayung/Kayak, Arum Jeram permaianan/Perahu arus. Perkembangan Water and Adventure Sport Area sangat mendapat respon yang baik dan mendapat dukungan penuh dengan maraknya olah raga ini sebagai wadah untuk olah raga hiburan atau pertandingan yang diselengarakan untuk memberikan hiburan atau tontonan kepada masyarakat. Water and Adventure Sport Area, merupakan objek wisata alam yang dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional. Berikut akan dibahas mengenai salah satu olahraga rekreasi penyelaman (diving). Penyelaman adalah kegiatan diluar kebiasaan normal manusia. Untuk melakukan kegiatan tersebut diperlukan adanya peralatan, pengetahuan dan ketrampilan khusus. Di tahun 1943, J.J.Cousteau dan Emile Gagnan memperkenalkan peralatan scuba yang segera menjadi bagian dari revolusi penyelaman. Sejak saat itu, penyelaman tidak lagi menjadi bagian eksklusive sebagian orang saja namun juga merambah kepada masyarakat umum. Melalui proses “try and error”, penyusunan standarisasi penyelaman termasuk pengetahuan dan ketrampilan selam berkembang dengan cukup pesat. Pada awal perkembangannya, eksplorasi bawah air di lakukan oleh orang-orang yang sangat terlatih setelah menjalani serangkaian pelatihan yang sangat berat. Hal yg wajar karena pada saat itu teknologi peralatan dan juga ilmu penyelaman masih sangat “primitive”. Organisasi selam rekreasi pun bermunculan dengan konsep dan standar pelatihan yang berbeda-beda, namun dengan satu tujuan yaitu memperkenalkan selam sebagai sebuah aktivitas yang dapat dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Standarisasi pelatihan tersebut berangsur-angsur menjadi semakin “streamline” dengan berkembangnya teknologi Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 28
dan system pengajaran penyelaman yang semakin baik. Sebagai sebuah aktivitas yang berbahaya, pendidikan penyelaman menjadi mutlak dengan ditandai adanya sertifikat yang menjadi tanda kelulusan bagi peserta pelatihan yang telah menyelesaikan standar penyelaman yang diajarkan. Di awal tahun 80an, kegiatan penyelaman mulai masuk ke bidang pariwisata dengan adanya sebutan “recreational diver”, dan sejak saat itu revolusi pengajaran selam mencapai tonggak pijakan yang baru. Kurang dari 10 tahun sesudahnya, wisata penyelaman menjadi salah satu bagian wisata bahari yang berkembang sangat pesat. Semakin banyak masyarakat luas mengikuti pendidikan selam dan menjadi peselam-peselam rekreasi yang kemudian melakukan perjalanan wisata ke berbagai tempat di dunia dan membuka wilayah-wilayah penyelaman baru. Berkembanganya destinasi wisata selam tersebut membuka peluangpeluang usaha berupa dive operator, dive resort, liveaboard dan manufaktur peralatan selam. Saat ini kegiatan wisata selam telah menjadi sebuah industry yang terintegrasi meliputi kegiatan pendidikan, wisata, peralatan dan juga konservasi lingkungan. Industri ini semakin besar selaras dengan trend wisata alam yang menjadi daya tarik utama wisata dunia. Pendidikan penyelaman berkembang dengan sangat pesat memanfaatkan teknologi peralatan yang semakin maju, pengetahuan yang semakin baik, system pengajaran yang semakin modern dan teknologi informasi yang semakin canggih. Pendidikan penyelaman dasar bersertifikasi yang di tahun 80an harus ditempuh dalam waktu berminggu-minggu, sekarang dapat ditempuh dalam waktu 4-5 hari (bahkan kurang). Efektifitas pendidikan dan penyederhanaan standar penyelaman telah menarik masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini. Kampanye “dive is easy”, “dive is fun” telah menarik masyarakat untuk mendalami selam sebagai bagian dari aktivitas mereka. Peningkatan siknifikan jumlah peselam rekreasi dunia di mulai di pertengahan tahun 90an dan terus berlanjut sampai saat ini. Disisi lain, tingkat persaingan usaha jasa penyelaman juga semakin luas dan sengit. Tak terkecuali persaingan antar agensi sertifikasi. Agensi sertifikasi berlomba-lomba menyediakan standar sertifikasi yang semakin “simple” dan “market friendly”, dan akibatnya semakin mudah orang untuk mendapatkan sertifikasi selam, bahkan sertifikasi di tingkat professional pun semakin mudah di dapat. Bisnis sertifikasi selam sudah menjadi industry besar dengan nilai jutaan USD, bahkan ada agensi selam dunia yang sudah dimiliki oleh perusahaan investasi sehingga wajar apabila tujuan profit lebih menonjol dibandingkan idealism pendidikan yang berkualitas.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 29
Untuk melindungi diri masing-masing, agensi penyelaman berlindung dibalik “liability release” dan juga formulir-formulir “pelepasan tanggung jawab”, bahkan ada agensi selam yang menyatakan bahwa instruktur yang memberi pengajaran selam menggunakan standarnya bukanlah personil yang dapat merepresentasikan diri terkait organisasi yang standarnya digunakan tersebut, alasannnya adalah agensi sudah menyediakan standar namun aktivitas instruktur dan/atau dive operator menjadi tangggung jawab masing-masing. Dengan kata lain, apabila ada instruktur / dive operator yang berlaku “semau gue” itu bukan tanggungjawab agensinya. Sepintas memang masuk akal, namun apabila di dalami artinya tidak ada proses Quality Assurance yang dapat memonitor kegiatan instruktur / dive operator yang diterapkan untuk mengontrol proses pengajaran. Quality Assurance hanya dilakukan secara pasif apabila ada laporan, terjadi kecelakaan atau indikasi pelanggaran setelah proses pendidikan berlangsung bukan pada saat proses itu sedang berlangsung. Ada pula agensi selam yang menggunakan system pengawasan aktif yang dilakukan dive operator terhadap instrukturnya. Pada system ini, dive operator menjadi bagian dari Quality Assurance sehingga selama tidak ada “pat gulipat” antara dive operator dan muridnya, bisa dianggap bahwa selama proses pendidikan dapat lebih mudah diawasi. Kondisi semacam ini ditambah adanya tekanan persaingan usaha jasa pendidikan selam, menimbulkan dampak yang sangat negative. Fleksibilitas pelatihan dimanfaatkan untuk mengurangi porsi pelatihan baik secara kuantitas (banyaknya pengetahuan dan/atau ketrampilan) maupun kualitas (lamanya pengajaran dan repetisi pelatihan sangat berpengaruh pada tingkat “mastery”), pelanggaran standar di kemas sedemikian rupa dengan memanipulasi murid, bahkan yang lebih parah adalah kongkalingkong antara murid dengan instruktur/dive operator untuk mendapatkan sertifikat dengan membayar lebih murah dan/atau waktu lebih cepat. Hal seperti inilah yang sekarang menjadi potret miris perkembangan industry pelatihan selam di Indonesia (juga dibanyak tempat didunia). Meningkatnya jumlah peserta pelatihan tidak dibarengi meningkatnya kualitas peselam, kemudahan dan pemanfaatan teknologi informasi dimanipulasi untuk mempercepat pendidikan tanpa peduli hasil akhir dari pendidikan itu sendiri. Akibatnya, semakin sering kita mendengar kecelakaan yang berakibat kematian, bahkan pada saat pelatihan berlangsung. Menjamurnya instruktur independen dan belum adanya peraturan pemerintah yang mengatur wisata selam juga berkontribusi terhadap tidak terpantaunya pendidikan selam yang “abal-abal”. Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang mempersiapkan Peraturan Menteri terkait standar usaha wisata selam. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 30
Pengalaman selama ini menyatakan “if you’re not willing to spend time and money for a quality diving education, you better find other activities, or otherwise it may cause your live”. Sebuah pendidikan selam yang berkualitas sangat tergantung pada kemampuan Instruktur (menerapkan standar pelatihan disertai pengetahuan dan pengalaman), kualitas dive operator (fasilitas, peralatan dan proses pengawasan) dan calon murid (willingness to learn, motivation). Peran agensi utamanya adalah sebagai penyedia standard dan materi pelatihan. Sebaik apapun standard nya, tanpa eksekusi yang benar tetap saja tak ada gunanya. Sejarah Dalam sejarah Yunani, Herodotus menceritakan seorang penyelam bernama Scyllis yang dipekerjakan Raja Persia Xerxes untuk mengambil harta karun yang tenggelam pada abad ke 5 SM. Penyelam juga dipergunakan untuk militer, seperti menenggelamkan kapal musuh, memotong jangkar, dan melubangi kapal dari bawah. Alexander The Great mengirimkan penyelam untuk meruntuhkan pelabuhan di kota Tyra (Libanon) yang kemudian dikuasai tahun 332 SM. Tahun 1837 Augustus Siebe's menciptakan pakaian selam dengan system pernapasan disuplai dari permukaan yang kemudian dikenal sebagai ASK (Alat Selam Klasik). Tahun 1865 Benoist Rouquarol dan Denayroze pencipta regulator (alat pengubah tekanan udara dari yang tinggi ke rendah sesuai kemampuan paru-paru manusia). Tahun 1900 Masehi timbul problem penyelam yaitu Decompressi,masalah ini dapat diatasi dengan ditemukannya Tabel Decompressi oleh Dr.Haldane.Tahun 1943 mulai digunakan SCUBA (Self Continued Under Water Breathing Apparatus) yang modern. Diving dibawa ke Indonesia oleh tentara kita sejak masa Perang Dunia II. Pada tahun 1960-an, TNI mulai memiliki Komando Pasukan Katak dimana menyelam termasuk ke dalam latihannya. Kemudian pada tahun 1980-an, diving mulai merambah ke lahan sport dan rekreasi. Pada era ini kemudian lahir klub selam seperti POPAL (Persatuan Olahraga Perairan Angkatan Laut). Diving sebagai recreational activity juga semakin populer dengan semakin banyaknya penyelam yang terus mengeksplorasi situs-situs selam di Indonesia. Kemudian pada periode 1980-an, training agency untuk diving dari luar negeri seperti PADI dan NAUI mulai masuk, diikuti dengan aktifnya POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) sebagai wadah olahraga selam di Indonesia. Lepas dari periode ini, diving menjadi semakin populer dengan munculnya berbagai klub selam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.Dengan semakin populernya diving di Indonesia, alat-alat diving pun telah mengalami banyak perkembangan. Keterbatasan peralatan menyelam di masa lalu membuat kegiatan ini Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 31
menjadi relatif mahal. Dahulu selain pengetahuan teknis tentang menyelam, seorang diver juga dituntut untuk memiliki kemampuan renang dan stamina fisik yang prima karena mereka hanya mengandalkan kayuhan kaki untuk mengatur kedalaman. Perubahan paling signifikan dirasakan pada periode 1970-1980-an saat piranti Buoyancy Compensator Device (BCD) mulai dikenal. Alat ini digunakan untuk membantu penyelam mengapung di dalam air seperti ikan sehingga tidak perlu susah payah mengatur kedalaman air dengan menggunakan kaki. Selain BCD, kualitas scuba tank juga telah mengalami banyak perbaikan. Dahulu scuba tank umumnya terbuat dari besi, namun kini sudah tersedia tank berbahan alumunium dengan buoyancy (daya apung) yang lebih netral dan lebih tahan terhadap korosi air laut. Regulator untuk bernapas pun kini sudah lebih canggih karena mampu menyeimbangkan tekanan sesuai kedalaman air. Selain itu, kini penggunaan Rebreather juga semakin marak karena memungkinkan penyelam untuk berada di air lebih lama dan tidak mengeluarkan gelembung udara sehingga ikan tidak akan takut untuk berada di dekat kamu! Lebih canggih lagi, kini para instruktur selam sudah menggunakan dive computer“. Perkembangan teknologi penyelaman semakin maju dengan penggunaan dive computer untuk membantu diver merencanakan dan memonitor penyelaman. Dive spot di Indonesia adalah yang terbaik di dunia, karena masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Sangat sulit untuk menentukan mana yang terbaik, kecuali kita membuat klasifikasi khusus. Untuk kategori kelengkapan biota laut misalnya, Raja Ampat adalah yang terbaik. Dari segi kejernihan air, Manado dan Wakatobi masih menjadi andalan. Sedangkan jika dilihat dari kombinasi penyelaman, rekreasi dan hiburan non-diving, mungkin Bali yang terbaik. Diving, baik itu scuba diving ataupun free diving (menyelam bebas), adalah kegiatan rekreasi yang sangat menyenangkan, akan tetapi di sisi lain juga memiliki risiko yang tidak kecil. Risiko-risiko yang akan dihadapi akan dijabarkan pada saat belajar dan mengambil sertifikasi sebagai penyelam. Pada dasarnya, olahraga ini hanya melibatkan sebuah tabung udara yang diletakkan dipunggung dan anda hanya menyelam ke dalam air dengan dilindungi seperangkat baju anti air serta tabung tersebut yang membuat tetap dapat bernapas dalam air. Untuk melakukan penyelaman dan beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan diperlukan suatu alat yang disebut SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam olahraga pariwisata selam (Dive Guide to Indonesia, 2005) adalah sebagai berikut :
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 32
1) Mempersiapkan diri dari segi fisik dan mental. Dari segi fisik, harus dapat berenang, sehat dan tidak memiliki gangguan pernapasan serta kemampuan untuk menyesuaikan keseimbangan. Dari segi mental diharuskan mampu mengatasi kepanikan beradaptasi dengan orang lain serta mengatsi rasa jijik mengahadapi makhluk laut yang berbentuk aneh. 2) Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan. Membeli perlengkapan menyelam bisa jadi lebih murah dibandingkanbila harus menyewa setiap kali ingin menyelam. Tapi perlu diketahui bahwa harga peralatan selam cukup mahal sehingga penting untuk terlebih dahulu memastikan bahwa benar-benar berminat dengan olahraga ini dan akan melakukannya dengan teratur. Peralatan dasar yang sebaiknya dimiliki sendiri oleh seorang diver (Taufik, 2002) adalah: 1) Googgle atau kacamata selam, harus pas dengan ukuran dan kontur wajah. 2) Fin atau kaki katak, harus pas dengan ukuran telapak kaki. 3) Weight atau pemberat, setiap orang memiliki sifat buoyancy (kemampuan mengambang di bawah air) yang berbeda-beda sehingga weight yang dipakai harus sesuai dengan sifat buoyancynya tersebut. 4) Wet suit, harus pas dengan ukuran tubuh.
PERKEMBANGAN INDUSTRI SELAM DI SULAWESI UTARA Taman laut yang menjadi objek unggulan pariwisata Sulawesi Utara dan berskala internasional adalah Taman Laut Bunaken. Dari sisi produk Sulawesi Utara telah memiliki beberapa objek unggulan dengan citra yang sudah dikenal secara internasional khsusunya Taman laut Bunaken, Taman Nasional Tangkoko Duasudara dan beberapa area diving sites yang sudah dikunjungi wisatawan internasional. Keragaman potensi objek dan daya tarik wisata lainnya mencakup keberadaan sejumlah objek wisata bahari seperti Taman Laut lembeh yang menjadi tepat perkawinan ikan-ikan paus (Bitung), Gunung Api Ruang yang terletak di bawah laut, Pantai porodisa (Kep Talaud), Pantai Likupang, Taman Laut Molosing, Pantai Tasik Ria, Pantai Tanah Merah, Pantai Batu Nona, Danau Tondano, Airmadidi, Manado, Suaka Margasatwa Gunung Ambang, Gunung Klabat (Ave, Joop,2006). Kebanyakan lokasi olahraga selam yang dekat dengan kota Manado berada dekat Pulau Bunaken dan Pulau Manado Tua karena keunikan yang tinggi. Selanjutnya Selat Lembeh juga memiliki dive points dengan kategori sangat indah. Perkembangan kepariwisataan hingga saat ini diakui telah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, termasuk Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 33
bagi Pemerintah Bitung. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Kota Bitung melalui pelabuhan Bitung. Turis yang masuk ke perairan Selat Lembeh mencapai 2.000 penyelam setiap tahun, dimana 500 sampai 600 orang biasanya tamu-tamu resort yang ada di Kota Bitung dan sisanya berasal dari perusahan selam dan hotel di Manado. Potensi wisata olahraga selam di Selat lembeh sangat bervariasi yang terdiri dari tempat penyelaman, terumbu karang yang masih bagus dan terpelihara serta goa bawah laut bahkan hutan bakau yang masih terpelihara. Beberapa desa pesisir di kawasan Selat Lembeh oleh Pemerintah Bitung, dalam rencana strategisnya, akan dijadikan sebagai Kawasan IHP (International Hub Port). Diving-diving spot di Sulut menarik dan atraktif karena memiliki karakteristik tersendiri letak strategis di wilayah ‘Wallacea’ dan pusat dari wilayah ‘Coral Triangle’. Saat ini terdapat kurang lebih 120 spot yang tersebar di Sulut dan sekitar 60 persen berpusat di TN Bunaken dan selat Lembeh. Pulau Bunaken sendiri memiliki spot terbanyak berjumlah 16 spot. Setiap tahun rata-rata dikunjungi 9000 turis dari luar dan tersebar pada sekitar 40 diving operator yang ada. Akumulasi jumlah dive guide ditambah turis yang melakukan penyelaman setiap kali berkunjung perwaktu tinggal rata-rata 15 kali aktifitas penyelaman total meng-hasilkan 110.000-225.000 kali penyelaman pertahun. Jika
dibagi
merata
pada
120
spot
yang
ada
berarti
terdapat
sekitar
2.000
penyelam/lokasi/tahun, masih dibawah rekomendasi daya dukung (carrying capacity) sebesar minimum 4.000 penyelam/lokasi/tahun (Devantier-Turak, 2004). Tetapi, kenyataannya jumlah ini tidak merata pada 120 dives spot yang ada. Alasan ; akses, logistik-ekonomi, safety dan alasan lain yang cenderung untuk mereduksi biaya operasional menjadikan kesatuan ekosistem pulau kecil seperti Bunaken selalu menjadi sasaran wisata hingga melebihi daya dukung ekologi. Pernah diamati terdapat 6 perahu secara bersamaan dalam satu lokasi dive spot (Tawara) yang bersebelahan dengan zona inti konservasi. Misal min.4 diver/perahu berarti 24 diver dalam satu lokasi dan ini melebihi angka maksimum carrying capacity sebesar 16 orang (6000/360 hari). Lokasi menjadi ramai seperti pasar ataupun pameran dan jelas memberi tekanan/gangguan hebat pada organisme penghuni terumbu. Karenanya pada saat tertentu kuantitas penyelam bertambah namun kualitas baik dari penyajian wisata maupun nilai fungsi ekologi obyek tersebut menurun. Komunitas Sport Diving Operators North Sulawesi Watersports Association (NSWA) terbentuk pada pertenganahan tahun 1998 telah menentukan tujuan utamanya yaitu promosi Sulawesi Utara sebagai daerah tujuan wisata bahari kelas dunia melalui pengembangan standar pelayanan keselamatan yang Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 34
tinggi dan secara khusus dengan mempromosikan aktivitas olahraga bahari yang lebih ramahlingkungan di dalam wilayah Taman Nasional Laut Bunaken, Selat Lembeh dan seluruh wilayah laut Provinsi Sulawesi Utara. NSWA berusaha keras untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan dan solusi bersama yang dapat diterima secara social yang bukan hanya mempengaruhi sector wisata bahari, tetapi juga mereka yang secara umum mempengaruhi kesehatan ekosistem laut Sulawesi Utara yang sangat berharga dan dengan demikian juga mempengaruhi komunitas setempat yang juga tergantung untuk makanan dan pekerjaan. NSWA adalah suatu forum resmi bagi pengelola wisata bahari untuk menunjukkan perhatian bersama kepada instansi dan pejabat pemerintah dan untuk melaksanakan hubungan masyarakat skala besar dan kampanye pendidikan untuk menguntungkan baik wisata bahari maupun kekayaan dan keanekaragaman ekosistem laut Sulawesi Utara (North Sulawesi Watersports Association, www.divenorthsulawesi.com ). perkembangan diving operator akan mengalami kenaikan cukup tajam. Hal ini ditandai dengan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dari beberapa negara seperti Belanda, Amerika, Taiwan, Jepang, Inggris yang juga berminat untuk berinvestasi di Sulawesi Utara dalam usaha jasa diving operator. Pertumbuhan jumlah diving operators menunjukkan semakin besarnya demand atau permintaan terhadap jenis olahraga selam tersebut.
Contoh Profil Usaha : ECO DIVER (DIVE OPERATOR) Sejak tahun 2000, Eco Divers adalah anggota dari North Sulawesi Watersports Association (NSWA) yang merupakan operator selam dan penyedia akomodasi yang telah memberikan penawaran harga terbaik, layanan first class dan jaminan keamanan tertinggi yang tersedia di mana saja di Indonesia. Sasaran utama konsumen adalah turis internasional dan golongan masyarakat atas. Pemasaran melalui website, sosial media, kegiatan CSR. Eco Divers percaya pada pariwisata yang bertanggung jawab, efisiensi energi dan penghidupan yang berkelanjutan. Misi Eco Divers melindungi lingkungan dan meningkatkan kehidupan para pekerja dan keluarga mereka. Eco Divers Resort Lembeh adalah resort butik hotel dengan dua belas kamar. Menyediakan layanan private yang ramah, layanan menyelam yang sangat terorganisir dan masakan yang luar biasa. Eco Divers Manado, Minahasa Lagoon memiliki rumah karang sendiri dan di ambang pintu bagian selatan Taman Nasional Bunaken, memberikan akses mudah ke banyak karang dan menyelam ke situs murni dan private dalam waktu singkat dengan naik perahu. Penyelaman dinding vertikal menakjubkan dari pulau Bunaken merupakan bagian dari program menyelam. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 35
Eco Divers termasuk dalam PADI 5 Star Instructor Development Dive Resort. PADI adalah organisasi pelatihan scuba diving terbesar dan terpercaya di dunia. Semua standar penyelaman dalam aturan PADI diterapkan dalam kursus pelatihan selam di Eco Diver. Kursus selam PADI ada di Eco Divers Manado di Minahasa Lagoon Dive and Tours Club dan Eco Divers Lembeh di Bitung, Lembeh Strait. Program kursus yaitu PADI Discover Scuba Diving Program, PADI Scuba Diver Course, PADI Open Water Diver Course, PADI Advanced Open Water Diver course, PADI Enriched Air Diver Course, PADI Rescue Diver Course, PADI Master Scuba Diver, PADI Divemaster course.
BAB VII OLAHRAGA REKREASI TRADISIONAL Olahraga Tradisional merupakan olahraga asli dari berbagai daerah di Indonesia, mungkin belum terkenal di tingkat nasional namun cukup populer di daerah asalnya. Olahraga tradisional merupakan warisan kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia. Yang disebut sebagai olahraga tradisional harus memenuhi dua persyaratan yaitu berupa “olahraga” dan sekaligus juga “tradisional” baik dalam memiliki tradisi yang telah berkembang selama beberapa generasi, maupun dalam arti sesuatu yang terkait dengan tradisi budaya suatu bangsa secara lebih luas. Khazanah budaya bangsa yang sebaiknya tetap diperhatikan dan di bina sebelum punah dilanda oleh arus globalisasi, terutama oleh permainan era digital dengan menggunakan perangkat komputer. Pada masyarakat tidak banyak jenis olahraga tradisional Indonesia yang muncul di permukaan. Beberapa olahraga tradisional yang sudah diketahui secara umum adalah Pencak Silat, Egrang, Bakiak/Terompah, Tarik Tambang, Balap Karung, Karapan Sapi, Gasing, dan Sumpit. Sementara yang lain, seperti Benteng, Kasti, Galah Asin, Benjang, Langga, Manggurebe, Pacu Jalur, Pathol dan Zawo-Zawo, Lompat Batu, Sepak Takraw, Bola Api, hanya dikenal oleh kalangan terbatas, terutama di daerah tempat olahraga itu berasal. Maka dari itu kita meskipun bukan di daerah yang mengenal permainan atau olahraga itu perlu tahu bahkan bisa memainkan permainan tersebut. Manfaat dari mengembangkan olahraga tradisional ke masyarakat luas di Indonesia adalah agar : 1. Olahraga tersebut dapat terus diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai warisan kekayaan budaya bangsa, jangan sampai hilang dan musnah. #olahraga tersebut terdokumentasi dan tersosialisasikannya sehingga akan dikenal sebagai olahraga yang Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 36
berasal dari Indonesia. Hal tersebut menjadi semakin penting karena Unesco (Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu dan Budaya) mulai mendokumentasikan kebudayaan seluruh negara di dunia sebagai warisan kebudayaan dunia (world heritage). 2. Harapan bahwa beberapa olahraga tradisional Indonesia akan dipertandingkan di ajang Olimpiade Internasional (Olympic Games). 3. Agar Negara lain tahu betapa kaya budayaIndonesia dan bisa dijadikan sebagai asset perekonomian dalam bidang pariwisata.
MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL 1. Sepak Takraw Sepak Takraw adalah Olahraga dimainkan dengan cara seperti bermain sepakbola dan bola voli, tetapi dilakukan di lapangan bulu tangkis. Olahraga ini berasal dari zaman Kesultanan Malaka (1402-1511) dan disebut juga dengan nama sepak raga. Jumlah pemain dalam sebuah permainan adalah tiga orang untuk masing-masing regu. Pemain sepak takraw tidak boleh menyentuh bola dengan tangan, dan hanya boleh menggunakan kaki mereka sehingga sekilas gerakan-gerakan dalam permainan sepak takraw mirip dengan gerakan seni bela diri. Olahraga ini telah sejak lama ‘diperebutkan’ atau diklaim oleh berbagai Negara dari mulai Malaysia, Laos, Filipina, hingga Thailand. Walaupun bukti-bukti yang kuat dari pakar sejarah bisa membuktikan bahwa sepak takraw adalah olahraga tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, tidak akan ada artinya jika kita sebagai rakyat Indonesia tidak mempertahankannya dan melestarikannya. Jangan sampai setelah terlanjur kecolongan baru kita kebakaran jenggot. 2. Pathol Pathol adalah olahraga gulat tradisional yang berasal dari Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Konon permainan Pathol telah ada sejak jaman Majapahit, yang awalnya merupakan acara sayembara untuk mencari kesatria terbaik yang bisa menjaga pelabuhan Tuban yang pada waktu itu ramai oleh perompak dan penyamun. Gerakan-gerakan pathol kemudian diadaptasi dan dikembangkan oleh pemuda dan masyarakat setempat hingga akhirnya tumbuh menjadi olahraga yang digemari dan bahkan dijadikan kesenian tradisional. Gulat pathol yang umumnya digelar di pesisir pantai ini sering diselenggarakan setiap menjelang purnama atau pada hari-hari khusus misalnya bertepatan dengan upacara sedekah laut. 3. Karapan Sapi Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 37
Karapan Sapi adalah olahraga pacuan sapi yang berasal dari daerah Madura. Dalam permainan ini, sepasang sapi lah yang ‘berolahraga’ dengan menarik semacam kereta kayu melewati lintasan sepanjang 100 meter. Joki sapi atau penunggang sapi hanya perlu berdiri di kereta kayu dan mengendalikan laju sapi-sapinya agar tidak oleng. Tetapi jangan dikira menjadi joki karapan sapi itu pekerjaan yang mudah ya, karena tentu saja diperlukan latihan dan keahlian yang khusus. Keseriusan warga Madura dan pemerintah Indonesia dalam melestarikan karapan sapi tidak main-main. Karapan sapi kini telah menjadi sebuah ajang pesta rakyat yang mampu menyedot ribuan pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Setiap akhir bulan September atau Oktober bahkan diadakan pertandingan karapan sapi terbesar yang memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Sayangnya dibalik kemeriahan ini sering ditemukan pelanggaran para peserta yang kerap memperlakukan sapi-sapinya dengan kejam agar bisa berlari dengan kencang. Kebiasaan ini tentu saja sangat melenceng dari nilai aslinya dan selayaknya patut ditindaklanjuti dengan tegas oleh pihak penyelenggara. 4. Pencak Silat Pencak Silat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia yang sudah berkembang sejak jaman dahulu kala. Pencak silat berakar pada budaya Melayu dan telah dikenal luas di berbagai Negara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Pencak silat di Indonesia tidak hanya satu macam saja. Banyak versi olahraga pencak silat yang berkembang sesuai dengan nilai budaya masyarakat setempat. Misalnya pencak silat aliran Cimande yang konon bermula dari kisah seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dengan kera, kemudian meniru gerakan kedua hewan tersebut. Ada pula silat atau silek yang berasal dari ranah Minang, yang diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan Tanah Datar pada abad XI. Induk organisasi pencak silat di Indonesia saat ini adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Ada pula organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat dari berbagai Negara yang bernama Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (PERSILAT) yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. 5. Pacu Jalur Pacu Jalur adalah jenis olahraga perahu dayung tradisional yang berasal dari Riau. Perahu pada perlombaan pacu jalur memiliki panjang sekitar 25-40 meter dengan awak perahu sebanyak 40 sampai 60 orang. Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampong-
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 38
kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau tahun baru Muharam. Kini acara pacu jalur sudah masuk ke dalam kalender pariwisata nasional, setiap tahun pada tanggal 23-26 Agustus diadakan festival pacu jalur dalam rangkaian peringatan kemerdekaan Indonesia (17 Agustus-an). Pacu jalur biasanya diadakan di Sungai Batang Kuantan yang pada jaman dahulu kala merupakan simbol identitas sosial karena hanya datukdatuk dan bangsawan saja yang bertransportasi melalui jalur tersebut 6. Permainan Benteng Adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai ‘benteng’. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan ‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’ ditentukan dari waktu terakhir saat si ‘penawan’ atau ‘tertawan’ menyentuh ‘benteng’ mereka masing-masing. Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi ‘penawan’ dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya. Dalam permainan ini, biasanya masing-masing anggota mempunyai tugas seperti penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal. 7. Kasti Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 39
8. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhtumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
Penyebab tenggelamnya budaya tradisional tersebut tentunya terdiri dari berbagai macam, seperti : Kurangnya sosialisasi olahraga tradisional kepada masyarakat; Tidak adanya minat masyarakat untuk menggali kekayaan tradisional; Tidak
ada
minat
melombakan
secara
berjenjang,
berkelanjutan,
dan
berkesinambungan. Minimnya sarana olahraga tradisional yang dimiliki, padahal minat masyarakat untuk menggeluti berbagai jenis olahraga tradisional kian meningkat. Invitasi Olahraga Tradisional dapat menjaga nilai – nilai budaya leluhur dan agar generasi muda tetap dapat menghargai dan melestarikannya. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 40
BAB VIII OLAHRAGA REKREASI MASSAL Olahraga massal, salah satu ruang lingkup pembinaan Olahraga Rekreasi adalah merupakan bentuk kegiatan olahraga yang dilakukan dan diikuti sekelompok atau banyak orang. Olahraga massal berkembang sangat pesat di masyarakat. Muncul beragam kegiatan senam yang merambah ke berbagai pelosok tanah air dan sangat disukai. Selain mudah, olahraga senam ini tidak membutuhkan biaya yang sangat besar. Cukup bermodal pakaian olahraga, kemauan dan kemampuan serta melakukan kegiatan olahraga ini secara rutin dan terprogram. Beragam kegiatan senam massal dilakukan secara rutin di berbagai sudut pusat keramaian kota. Hari Minggu merupakan hari utama bagi mereka untuk melakukan aktivitas olahraga massal seperti ini. Biasanya alun-alun kota, merupakan salah satu tempat pusat kegiatan rutin pelaksanaan senam massal. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap hari Minggu pagi oleh sekelompok masyarakat yang tergabung di dalam senam kebugaran. Olahraga senam ini tidak hanya tumbuh berkembang di alun-alun. Beberapa tempat lain seperti halaman Balai Kota, atau halaman perkantoran juga merupakan tempat pelaksanaan aktivitas olahraga massal pada Minggu pagi. Tidak hanya di lokasi jantung kota saja, tetapi juga di berbagai sudut kota, juga merambah aktivitas kegiatan olahraga massal ini secara rutin, bahkan sampai dengan ke tingkat paling bawah, yaitu RT. Aktivitas senam yang dilakukan oleh beragam komunitas tersebut bukan merupakan satu-satunya jenis olahraga massal, tetapi hanya salah satu contoh dari olahraga massal yang berkembang pesat dan sangat diminati oleh masyarakat. Sebenarnya, cukup banyak komunitas olahraga massal yang lain yang juga berkembang baik, seperti jalan sehat, sepeda sehat, sepeda kuno, Fun Bike, dan lari 10 K. Aktivitas olahraga massal ini semakin terasa semarak, ketika mendekati acara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia di bulan Agustus. Mulai dari tingkat lingkungan pemukiman (RT/RW) sampai ke tingkat Kecamatan, seluruh masyarakat bergerak melakukan aktivitas olahraga massal ini dengan semangat. Masing-masing RT, RW, Kelurahan sampai dengan Kecamatan membentuk kelompok berlatih senam, mengadakan jalan sehat, sepeda sehat atau terkadang melaksanakan fun bike. Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi lomba, hampir di setiap pelosok terdengar alunan musik bernuansa olahraga, yang diikuti oleh beragam komunitas olahraga massal. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 41
Keramaian seperti itu tidak hanya terjadi di lokasi-lokasi umum saja, aktivitas olahraga massal ini tumbuh dengan baik. Salah satu bentuk aktivitas olahraga massal yang berkembang sangat baik adalah aktivitas olahraga senam umum. Kegiatan senam yang berkembang di sanggar-sanggar, cenderung lebih beragam. Tidak hanya senam aerobic, tetapi juga berkembang program latihan beragam jenis senam. Kebanyakan, peserta yang melakukan aktivitas tersebut di sanggar-sanggar senam adalah kaum wanita muda dan ibuibu, dengan tujuan selain memperoleh kesehatan dan kebugaran yang ingin dicapai, tetapi mereka juga menginginkan peningkatan kualitas dan prestasi. Dari rutinitas dan latihan yang terprogram, mereka berharap selain fisik yang sehat dan bugar kemampuan melakukan teknik geraknya juga mengalami peningkatan. Pada akhirnya, pengharapan mereka berujung pada perolehan prestasi di even lomba. Untuk meraih prestasi demikian, terkadang aktivitas ini harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membayar instruktur handal, dan dilaksanakan secara rutin minimal 3 hari atau lebih dalam satu minggu. Aktivitas olahraga massal yang dilakukan di unit-unit perkantoran juga berkembang dengan baik. Hampir seluruh unit-unit perkantoran, baik instansi pemerintah maupun swasta telah melakukan kegiatan senam aerobic bersama dengan baik. Kegiatan ini dilakukan secara rutin pada setiap hari Jum’at sebagai hari Krida Olahraga. Berbeda dengan aktivitas olahraga yang dilakukan di sanggar-sanggar senam, kegiatan ini tidak bermuara kepada peningkatan prestasi, tetapi cenderung mempunyai tujuan utama menjaga kesehatan, kebugaran, meningkatkan semangat kebersamaan, semangat kerja, dan produktivitas kerja. Keterlibatan pemerintah dalam upaya turut mengembangkan aktivitas olahraga massal ini adalah dengan memberi variasi kegiatan lainnya sebagai perangsang dan menghilangkan kejenuhan. Bentuk kegiatan yang selama ini dikembangkan oleh pemerintah maupun masyarakat adalah berupa : (1) kegiatan lomba dan festival olahraga massal; (2) peningkatan kualitas SDM instruktur; (3) pembinaan olahraga tenaga kerja; (4) tes kebugaran jasmani; (5) penyusunan model latihan kesegaran jasmani; (6) hari tantangan olahraga/challenger day; (7) hubungan dengan organisasi massal dalam dan luar negeri. Program kegiatan lomba dan festival yang sudah berkembang dan sering dilakukan oleh pemerintah adalah berupa pekan olahraga pedesaan (PORDES), pekan olahraga dan seni pondok pesantren baik di tingkat daerah (POSPEDA) maupun nasional (POSPENAS), pekan kesegaran jasmani (PKJ), festival olahraga massal, peringatan hari olahraga nasional (HAORNAS).
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 42
Program kegiatan peningkatan kualitas SDM dan manajemen olahraga massal yang sudah sering dilakukan adalah berupa pelatihan atau penataran bagi tenaga pembina, penggerak, pelatih/instruktur, organisasi olahraga masyarakat, dan penyusunan pedoman standart teknis, standart pelayanan minimal, norma, kriteria, dan prosedur di bidang olahraga massal. Program kegiatan pembinaan olahraga tenaga kerja lebih ditekankan kepada kegiatan olahraga pada jam krida olahraga. Kegiatan jam krida olahraga ini dilakukan minimal sekali dalam seminggu secara rutin di setiap unit instansi pemerintah maupun swasta, sehingga harapan untuk meningkatkan semangat kebersamaan, semangat kerja dan produktivitas kerja dapat dicapai dengan baik. Program kegiatan tes kebugaran jasmani dimaksudkan sebagai alat ukur peningkatan kesegaran jasmani dan kebugaran bagi siswa, mahasiswa, pegawai pemerintah maupun swasta, dan masyarakat. Kegiatan ini dipandang perlu dilakukan sebagai evaluasi tingkat kebugaran jasmani secara berkala untuk mengetahui profil atau kualitas fisik sumber daya manusia masyarakat. Penyusunan model latihan kesegaran jasmani dimaksudkan sebagai upaya menghilangkan kejenuhan dalam melakukan aktivitas olahraga massal. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai instansi, pakar dan melibatkan masyarakat di dalam menciptakan berbagai jenis dan bentuk latihan kesegaran jasmani. Semakin banyak jenis dan bentuk latihan yang tercipta, maka semakin memberikan pilihan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Program kegiatan chalengger day adalah kegiatan berbagai jenis olahraga massal yang dilaksanakan secara serempak di suatu kota atau wilayah penyelenggara dan diikuti oleh kota atau wilayah lain. Kegiatan ini, berlangsung mulai pukul 00.00 dan berakhir sampai dengan pukul 21.00 pada hari yang sama. Kegiatan ini memang belum pernah dilaksanakan di Indonesia, namun dapat menjadikan alternatif kegiatan lain sebagai pilihan. Program peningkatan hubungan dengan organisasi massal di dalam dan di luar negeri dimaksudkan sebagai upaya menjalin kerjasama dengan organisasi olahraga massal baik yang berada di dalam maupun di luar negeri, sehingga, dalam melaksanakan kegiatan olahraga massal sejenis dapat berjalan lebih terarah. Beberapa organisasi olahraga massal yang berada di dalam negeri seperti Asosiasi Kebugaran Indonesia (ASKI), Senam Tera, Asosiasi Pembina Pelatih Senam Indonesia (APPSI), Yayasan Jantung Indonesia, dll. Sedangkan organisasi massal di luar negeri, seperti Asia Oceania Sport For All Association (ASFAA), Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 43
Asia Pacific Sport For All Association (APOSA) di tingkat Asia, ataupun Trim’s Fitness Sport For All Association.
Beragam Jenis Olahraga Massal 1. Olahraga Kesehatan 1.1. Pernapasan a. Senam Taichi b. Senam Tera c. Senam PORPI d. Senam Cakra Wiweka 1.2. Umum a. Senam Jantung Sehat b. Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) c. Senam Diabites d. Senam Kinestetika Indonesia 1.3. Tulang Sendi a. Senam Oestoporosis b. Senam Sehat Indonesia 2. Olahraga Rekreatif 2.1. Basis Budaya a. Senam Poco Poco b. Senam Sajojo c. Senam Jula Juli d. Senam Line Dance 2.2. Massal a. FUN Bike b. Sepeda Tua (sepeda onthel) c. Gerak Jalan d. Jalan Sehat e. Tri Athlon f. Komunitas CB
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 44
BAB IX OLAHRAGA REKREASI KHUSUS Olahraga rekreasi khusus adalah olahraga yang menangani olahraga yang bersifat kekhususan dikalangan anak hingga lansia dan penyandang cacat (difable). Sarana dan prasarana untuk olahraga khusus saat ini bersifat private dan eksklusif. Sarana dan prasarana di ibu kota belum ramah dan berpihak pada para difabel yang jumlahnya kini mencapi 21 ribu orang menurut data dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Minusnya gelanggang olah raga yang tersedia dan bisa diakses para penyandang cacat menyebabkan mereka sering terabaikan haknya. Diskriminasi akibat ketidaksempurnaan fisik dianggap penghalang untuk beraktivitas sehingga masyarakat cenderung meminggirkan mereka dan adanya persepsi yang menganggap bahwa cacat sama dengan sakit sehingga perlu mendapat perlakuan khusus sering membuat difabel tidak mandiri.
Olahraga pada Lansia Olahraga bermanfaat untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Manfaat olahraga di antaranya melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik. Olahraga juga bermanfaat untuk membakar kalori, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan manfaat lain olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan sembelit, membuat tidur lebih nyenyak, serta mengurangi depresi. Pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia tidak boleh berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga disesuaikan dengan penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri. Namun, sendi yang meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena dapat menimbulkan sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk penderita radang sendi kronik adalah berenang. Pada penyakit jantung koroner, dokter akan menganjurkan olahraga sesuai dengan keadaan pasien. Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bersifat aerobik. Jenis olahraga aerobik di antaranya adalah jalan kaki, bersepeda, dansa, berenang, dan golf. Pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, olahraga juga bermanfaat. Pada umumnya penyakit ini berkaitan dengan kebiasaan merokok. Karena itu, merokok harus dihentikan. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 45
Olahraga pada penderita penyakit paru obstruktif menahun dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Pada umumnya orang lanjut usia dapat tetap berolahraga. Memang ada beberapa penyakit yang mengharuskan penderita istirahat total di tempat tidur, misalnya penyakit infark jantung akut. Secara bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan kemudian akan dianjurkan untuk berolahraga ringan. Pada usia lanjut dapat terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, dan koordinasi gerak. Karena itu, dalam melaksanakan olahraga perlu dihindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi terutama jika berolahraga di jalan umum. Jika berjalan kaki pagi hari, hendaknya jangan berjalan di jalan raya. Gunakan pakaian yang mudah terlihat. Hatihati dengan lubang di jalan atau kendaraan yang mungkin muncul secara mendadak. Macam-Macam Olahraga Atau Latihan Bagi Lansia Olahraga atau Latihan Fisik yang Baik Bagi Lansia Beberapa contoh olahraga atau latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah sebagai berikut : A. Pekerjaan Rumah dan Berkebun Kegiatan ini dapat meberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian tubuh kita akan mengeluarkan keringat. B. Berjalan-jalan Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Joging atau berlari-lari kecil bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik berjalan cepat. C. Jalan cepat Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani, latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 46
Jalan yang cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2) ,berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain. Bagi lansia yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Jalan dapat dilakukan di mana saja terutama di luar rumah. Akan lebih baik bila dilakukan di lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas yang tebal dan lunak, menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan tidak ketat. Hindari jalan di tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya berlebihan. Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama. Posisi yang dianjurkan adalah pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan. Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5 kali seminggu, lama latihan 15-30 menit dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Apabila nafas mulai susah atau dada terasa sakit maka latihan harus dihentikan. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan secara medis, yakni : a.
Latihan dimulai dengan dosis berjejang (naik perlahan-lahan)
b.
Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat
c.
Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot
d.
Tidak boleh berhenti mendadak tetatpi harus perlahan-lahan
e.
Bila merasa tak enak badan, jangan jogging, demikian juga kalau sakit atau tidur kurang dari 4 jam
f.
Minum banyak air putih yang banyak
g.
Perhatikan kontradiksi latihan seperti: adanya penyakit infeksi, hipertensi lebih dari 180 mmHg untuk sistolik dan 120 mmHg untuk diastolik, serta berpenyakit berat dan dilarang dokter
D. Renang Berenang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh tubuh bergerak, kelompok otot-otot besar akan digunakan seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat dan paha. Berenang (di tempat dan kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang akan membuat paruparu sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan pinggul, karena bagianbagian tubuh tersebut digerakkan. Renang biasanya baik untuk orang-orang yang nmenderita penyakit lemah otot atau kekakuan sendi juga dapat melancarkan peredaran Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 47
darah asalkan dilakukan secara teratur. Selain itu, renang juga baik untuk mereka yang kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut usia atau mereka yang menderita arthritis. Karena, ketika berenang seluruh berat badan ditahan air (mengapung); sehingga, sendisendi tubuh tak terlalu berat menopang badan. Dengan renang akan terlatih menggunakan pernapasan secara efisien. Dengan renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam, setara dengan bersepeda dan jalan-cepat. Meski kalori yang terbakar tak sebanyak dengan lari atau tenis misalnya, karena renang itu menyenangkan, bisa-jadi akan dilakukan lebih lama, sehingga, kalori yang dibakar bisa lebih banyak. Jika melakukan pelatihan renang, mulailah dengan melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu, agar tubuh siap-gerak. Pemanasan akan membuat suhu tubuh dan detak jantung meningkat perlahan-lahan. Lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan sekitar kolam renang selama 10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali hitungan setiap otot. Peregangan salah satu upaya menghindari kram. Lakukan pemanasan dan peregangan selama 5-10 menit, lalu teruskan dengan berenang selama 20-40 menit tanpa henti. Jika memulai berenang sebagai program kebugaran, lakukanlah bertahap. Jangan langsung berenang selama 30 menit tanpa jeda, misalnya. Mulailah dengan satu putaran menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama 30 detik. Setelah beberapa minggu, latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang supaya semua otot terlatih. Kemudian akhiri dengan pendinginan, yaitu renang perlahan-lahan selama 5 menit. Berenang selama 3-5 kali seminggu serupa manfaat olahraga aerobik yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru.
E. Bersepeda Bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak menyetuh lantai yag akan menyebabkan sakit pada sendi-sendinya. Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi. Bentukbentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan aerobik.
F. Senam Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup adalah sebagai berikut : 1)
Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 48
2)
Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
3)
Membentuk sikap dan gerak
4)
Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
5)
Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan, keluwesan, dan kecepatan)
6)
Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama
7)
Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang lemah, khususnya bagi lansia
8)
Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 49
BAB X OLAHRAGA REKREASI TANTANGAN Olahraga ekstrem adalah olahraga yang cukup menantang serta berbahaya dan membutuhkan keberanian, untuk olahraga ekstrim ini kebanyakan diminati oleh kalangan anak muda. Olahraga ekstrem tidak hanya bisa memacu adrenalin, namun juga memberikan manfaat kesehatan yang baik. Extreme sports (disebut juga, action sports, aggro sports, and adventure sports). Olahraga tertentu dirasakan sebagai kegiatan yang memiliki tingkat bahaya yang tinggi yang melekat. Karakteristik Olahraga Tantangan ; Kegiatan ini sering melibatkan kecepatan, ketinggian, aktivitas fisik tingkat tinggi, dan peralatan yang sangat khusus. Olahraga ekstrem tidak hanya bisa memacu adrenalin, namun juga memberikan manfaat kesehatan yang tidak sedikit. Cenderung dilakukan oleh mereka yang berusia 15 sampai 45 tahun. Tidak dipraktikkan dalam kegiatan olahraga di sekolah, serta cenderung dilakukan individual daripada berkelompok. Berfokus pada menaklukkan rasa takut diri sendiri dan bagaimana kita bisa menghadapi tantangan alam. Mendapatkan bimbingan khusus terlebih dahulu dari para ahli yang telah berpengalaman sebelum melakukannya. Fenomena alam tidak dapat dikendalikan, kesiapan mental serta ketrampilan memiliki pengaruh sangat besar dalam olahraga ekstrem. Peringatan Bagi Yang Melakukan Olahraga Ekstrem ; 1. Pertimbangkan risiko Dalam memilih kegiatan yang akan dilakukan, pertimbangkan juga risiko yang bisa menimpa Anda saat melakukan olahraga ekstrem tersebut. Ingat orang-orang tercinta yang menunggu Anda di rumah. 2. Periksa kesehatan terlebih dahulu Pastikan Anda mengunjungi dokter untuk mengetahui kesiapan fisik Anda dalam melakukan olahraga ekstrem yang akan dilakukan. Bila memang fisik Anda tidak siap, ada baiknya untuk menunda rencana tersebut. 3. Pilih waktu yang tepat Rencanakan dengan teliti waktu yang tepat untuk melakukan olahraga ekstrem.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 50
Contoh Olahraga Ekstrem 1. PARKOUR Deskripsi : l’art du déplacement (Seni gerak) adalah aktivitas yang bertujuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan efisien dan secepat-cepatnya, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia. Parkour (kadang-kadang disingkat pk) atau l’art du déplacement (seni gerak) adalah aktivitas yang bertujuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan efisien dan secepat-cepatnya, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia. Itu berarti untuk menolong seseorang melintasi rintangan, yang bisa berupa apa saja di sekitar lingkungan dari cabang-cabang pohon dan batu-batuan hingga pegangan tangan dan tembok beton yang bisa dilatih di desa dan di kota. Atlet-atlet parkour dikenal sebagai “traceur” atau “traceuse” untuk perempuan. Parkour ditemukan oleh david belle di perancis, “parkour” bertujuan untuk melatih efisiensi gerakan untuk membentuk badan dan pikiran seseorang untuk dapat menghadapi rintangan-rintangan dalam kondisi bahaya. Parkour mempunyai arti bergerak atau berpindah tempat dari point a ke point b seefisien dan secepat mungkin yang menggunakan prinsip dari parkour dengan mengedepankan keindahan bergerak sekaligus diimbangi oleh kemampuan dari tubuh manusia itu sendiri. Sebenarnya parkour sudah ada sejak dulu sebelum manusia mengenal kata “parkour” itu sendiri. Tapi parkour dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang pria berkebangsaan perancis yang dikenal dengan nama david belle. Dialah yang telah memperkenalkan olahraga ini ke seluruh dunia yang awalnya hanya berkembang di perancis. Sehingga akhirnya berkembang ke seluruh daratan eropa dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia Perlengkapan : Diri Sendiri Cedera : retak tulang, geger otak, semuanya lengkap dah.
2. STREET LUGE/LAND LUGE/ROAD LUGE : Deskripsi : Merupakan aktivitas extreme yang melibatkan tehnik luncur bebas dari papan street luge dari jalan lurus, meluncur dengan kecepatan 70 mil/jam (115 km/jam). Perlengkapan : Papan modif (terbuat dari bahan besi, kayu, alumunium, atau serat karbon, baju balap dari bahan kulit dan sarung tangan kulit. Cedera : patah tulang Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 51
3. SKIBOARDING : Deskripsi : Perpaduan antara skating, snowboarding, dan skiing. Dikenal dengan istilah snow bliding/ski bliding. Perlengkapan : papan ski yang dimodif, berukuran 80-120 cm, simetrikal, dengan ujung yang kembar, lebih besar dari papan ski dan baju musim dingin. Cedera : Patah tulang kaki.
4. SKYSURFING : Deskripsi : Perpaduan surfing dengan sky diving, teorinya, skydiver memakai papan yang diikatkan di kaki mereka, saat freefall, mereka seketika itu juga melakukan akrobat seperti surfing. Perlengkapan : Papan, namun lebih kecil dari surfboard, lebih ke skateboard atau snowboand, Jaket+Parasut dan helikopter atau pesawat untuk menerbangkan badan ke ketinggian.
5. SOAP SHOES SEPATU SABUN (soap shoes) adalah sepatu dibuat untuk grinding. Mereka diperkenalkan oleh Chris Morris Artemis Inovasi Inc dengan merek "SOAP" pada tahun 1997. Mereka memiliki cekungan plastik di satu-satunya, yang memungkinkan pemakai untuk menghaluskan pada objek seperti pipa, pegangan tangan, dan batu karang. Perusahaan dan produk mereka dengan cepat mendapatkan popularitas melalui fansites, video game, dan demonstrasi hidup. Sabun jatuh ke kerentanan hukum dan readministrated dua kali, akhirnya membawa merek ke kecondongan Olahraga Limited. Tindakan grinding di atas rel dan langkan khusus menggunakan sabun sepatu sering disebut sebagai "soaping," dengan soaper "" menjadi satu kata melakukan tindakan. Deskripsi : Olahraga Extreme dengan sepatu khusus untuk grinding, terinspirasi dari aggresive inline skate. Caranya berlari mendekati rail, melompat dan mulai bergrinding ria (yang disebut dengan ‘soaping’) dan jaga keseimbangan. Perlengkapan : Sepatu yang bagiab tengahnya dimodif sehingga ada lubang yang sol sepatunya dibuat dari plastik sehingga mudah untuk ‘soaping’. Cedera : patah kaki , terbentur di rail. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 52
BAB XI PENGEMBANGAN MODEL DAN MANFAAT USAHA OLAHRAGA DAN REKREASI BAGI MASYARAKAT Olahraga Rekreasi sudah merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia. Olahraga Rekreasi adalah olahraga dilakukan untuk mengisi waktu luang atau waktu waktu luang dengan tujuan untuk mendapatkan kesehatan, kebugaran dan kegembiraan phycicall juga dengan olahraga rekreasi dapat dibangunhubungan sosial, pada saat yang sama dapat melestarikan juga meningkatkan sifat budaya lokal dan nasional daerah. Dalam pelaksanaannya mengacu pada prinsip-prinsip yaitu: (a) kegiatan dilakukan ketika waktu luang atau waktu waktu luang, (b) kegiatannya bersifat fisik, mental dan sosial, (c) memiliki tujuan dan motivasi, (d) hanya dilakukan oleh siapa, kapan saja dan hanya mana, (e) dilaksanakan secara serius dan fleksibel, (f) menjadi manfaat kepada orang lain dan pelaku. Olahraga rekreasi jika rapi baik dan menarik akan dapat memberikan kesempatan kerja atau usaha yang memiliki prospek yang adil di masa depan. Oleh karena itu, penyelenggara rekreasi olahraga diklaim berbagai menanggung menarik program dalam menawarkan bisnis rekreasi olahraga kepada masyarakat. Seiring kenaikan pendapatan per kapita masyarakat, dunia olahraga nasional diyakini bisa tumbuh menjadi sebuah industri besar yang menguntungkan. Di dunia belahan Barat, dunia olahraga telah menjelma menjadi industri yang sangat mengkilap. Dunia olahraga kini menjadi salah satu permata yang sangat menyilaukan mata. Event-event olah raga yang rutin digelar melibatkan sirkulasi uang yang begitu besar dan menghasilkan keuntungan yang tak sedikit. Produk-produk olahraganya pun laris sehingga industri yang memproduksi produkproduk olahraga pun berkembang. Di Indonesia, bisnis olah raga juga makin menjadi salah satu peluang bisnis yang prospektif. Makin banyak event olah raga nasional dan internasional digelar di Indonesia maka akan semakin banyak pula peluang untuk lebih maju. Beberapa produk-produk olah raga yang diproduksi di Indonesia, seperti bola dan sepatu olah raga, juga bisa diekspor dan disukai masyarakat internasional. Pengusaha yang cukup lama menekuni bisnis olah raga seperti Erick Thohir, pemilik Grup Mahaka, optimistis dunia olahraga di Indonesia bisa menjadi industri. Menurut saya, saat ini dunia olah raga di Tanah air sedang menuju industri olah raga. Ia menilai industri olah raga bisa jalan ketika penghasilan masyarakat semakin besar atau dengan GDP per
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 53
kapita sudah di atas US$12.000. Sedangkan GDP perkapita Jakarta baru US$8.000, sementara GDP per kapita nasional malah baru US$4.000. Optimisme serupa juga datang dari Iman Arif, Ketua Komite Tetap Pengembangan Industri Olah Raga Kadin Indonesia. Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik seperti sekarang ini, jelas bisnis olahraga merupakan lahan yang bagus. Akan tetapi, Iman Arif menekankan bahwa program industrialisasi olahraga tidaklah mudah. Sebab, menyangkut masalah SDM dan dukungan pemerintah. Melihat fakta-fakta di atas tampaknya dunia olah raga mampu menjadi primadona baru dalam dunia bisnis nasional serta menjadi potensi pendapatan pajak yang cukup besar bagi pemerintah. Misalkan saja pertandingan sepak bola. Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta yang notabene merupakan stadion terbesar di Indonesia, berkapasitas penonton lebih dari 80 ribu tempat duduk. Jika diasumsikan rata-rata stadion berkapasitas 50 ribu tempat duduk dan 80% terisi setiap pertandingan dengan harga tiket untuk satu pertandingan rata-rata Rp25.000, maka setiap pertandingan 1 klub akan memperoleh pendapatan Rp1 miliar. Jika dalam satu musim ada 30 pertandingan, maka selama satu musim satu klub akan mendapat Rp 30 miliar. Itu hanya dari penjualan tiket dan dari 1 klub, sementara rata-rata satu divisi terdiri dari 20 klub. Sehingga, total potensi pendapatan seluruh klub hanya dari pertandingan sekitar Rp600 miliar selama satu musim. Itu pun hanya baru dari pertandingan, belum lagi penjualan makanan dan minuman selama pertandingan, penjualan merchandise, iklan dari sponsor, royalty atas hak siar. Sehingga, tentu potensi pendapatan pajak dari industri olah raga akan sangat besar. Potensi devisa juga tidak ketinggalan. Seandainya saja ada balap F1 di Indonesia, para pecinta balap dunia tentu tidak akan ketinggalan untuk menonton balap F1 di sirkuit yang ada di Indonesia, seperti halnya sirkuit Sepang di Malaysia. Event olah raga dunia semacam ini tentu akan menjadi berkah bagi sektor transportasi dan perhotelan di dalam negeri. Asal tahu saja, di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara, olahraga merupakan salah satu hiburan nomor satu. Harga tiket laga sepak bola final Liga Champions atau bigmatch seperti Real Madrid versus Barcelona bisa sangat mahal. Demikian juga tontonan tinju dunia. Orang harus merogoh koceknya cukup dalam untuk bisa memberli tiket pertandingan tinju juara dunia Manny Pacquiao misalnya. Dunia olah raga di Indonesia memang belum sampai kepada tahapan tersebut. Bisa dibilang kondisi industri olah raga di Indonesia masih tahap kondisi sedang dalam tahap Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 54
pertumbuhan. Untuk bisa sampai pada tahap tersebut masih sangat jauh sekali. Akan tetapi, potensinya sangat besar. Lihat saja, dunia musik nasional. Boleh dibilang bisnis musik di Indonesia kini telah menjelma menjadi sebuah industri baru yang menghasilkan putaran uang yang tak sedikit dan melibatkan banyak orang. Bahkan, industri musik nasional juga mampu meraih penggemar dari negara-negara tetangga. Di Indonesia olahraga nasional masih belum menjadi pilihan tontonan masyarakat kelas menengah atas. Tontonan ini masih identik dengan masyarakat kelas bawah. Masyarakat kelas menengah bukannya tak menyukai olah raga, tetapi mereka nampaknya lebih menyukai tontonan olah raga internasional. Hal ini boleh jadi disebabkan sarana dan prasarana olah raga yang ada di dalam negeri masih belum senyaman di negara-negara lain. Bahkan, dibanding negara-negara tetangga pun, infrastruktur yang ada masih kalah jauh. Dari segi kenyamanan menonton, infrastruktur olahraga di negeri tetangga harus diakui memang masih lebih baik. Tak heran bila masyarakat kelas menengah atas di Indonesia justru lebih suka pergi ke luar negeri untuk menyaksikan event-event olah raga di luar negeri, sementara yang ada di dalam negeri malah tak dilirik. Hal ini tentu memprihatinkan. Karena devisa negara justru terhambur ke negara-negara tetangga yang bisa menghasilkan tontonan olah raga yang lebih baik. Infrastruktur olah raga tak hanya menyangkut infrastruktur fisik seperti stadion. Infrastruktur pembinaan olah raga, seperti pengembangan atlit usia dini dan riset-riset tentang gizi bagi atlit juga masih belum memadai. Belum lagi rumah sakit khusus untuk olah raga. Pengembangan sumber daya manusia seperti sekolah manajemen olahraga juga masih minim. Padahal, kontrak kerja atau kontrak bisnis di bidang olah raga membutuhkan keahlian tersendiri. Jika masalah ketersediaan infrastruktur olah raga secara menyeluruh ini bisa makin dicukupi, maka dunia oleh raga nasional dapat menjadi salah satu sektor bisnis berkilau. Para pengusaha belum banyak melirik potensi industri olahraga nasional. Padahal peluangnya sangat banyak, mulai dari industri peralatan pendukung, hak siar, sponsor, dan merchandise. Kamar dagang dan industri berkomitmen untuk menggerakan para pengusaha untuk mengambil potensi tersebut. Potensi tersebut juga terlihat dari banyaknya jumlah penduduk Indonesia, serta meningkatnya rating acara televisi, yang menyuguhkan acara olahraga. Di negara lain, olahraga sudah tumbuh menjadi industri besar. Di Singapura misalnya perhelatan Singapore Golf Open menjadi turnamen terbesar yang menyedot banyak pengunjung. Negara lainnya seperti Thailand dan Vietnam juga rutin menggelar event tennis skala internasional. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 55
Menurut Iman, Kadin secara khusus telah membentuk komite industri olahraga. Ke depan komite tersebut akan memperbanyak event-event olahraga, untuk turut menyumbang perekonomian nasional. Iman mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi kendala utama industri olahraga. Pertama adanya resistensi yang timbul akibat isu-isu politik, korupsi, pembajakan, dan salah manajemen. Kedua, pendapatan hak siar TV yang umumnya masih rendah sehingga sering membuat frustasi pemilik hak siar. Terakhir adalah faktor pendapatan lincensing, yang masih sulit diperoleh. Perkembangan Dunia Industri Olahraga yang semakin pesat, membutuhkan strategi agar industri olahraga nasional dapat competitiveness dan sustainable dengan kondisi pasar industri olahraga nasional dan internasional. Salah satu strategi pembangunan keolahragaan nasional adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang inovatif dan terkonsep dalam rangka mencapai target MDG’s dan National Character Development, khususnya dalam Pembudayaan Olahraga. Pengembangan Industri Olahraga Indonesia terkait dengan Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi dan Olahraga Prestasi akan memasuki era baru dengan meningkatnya pasar industri olahraga Asia. Indonesia memiliki potensi Industri Olahraga yang potensial meliputi alam, sumber daya manusia, prospek pertumbuhan ekonomi 7% dan jaringan produsen, distributor dan user yang sangat potensial. Dengan faktor-faktor tersebut di atas Industri Olahraga Nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar 1% terhadap GDP dan 5% terhadap perekonomian negara. Indonesia memiliki potensi untuk mengadakan Sport Good’s Show dan Sport Facilities and Lifestyle Expo terbesar di Asia Tenggara dengan sinergitas antara industri olahraga dan prestasi olahraga dengan dimensi franchise dan entertainment. Aspek Pendanaan Industri Olahraga melalui pengembangan pembiayaan berbasis UMKM, FDI dan Sukuk Ritel Syariah yang dikembangkan Departemen Keuangan, merupakan peluang bisnis industri olahraga dan sarana pembentukan entrepreneur muda olahraga. Berdasarkan data dan analisis tersebut di atas maka Riset terhadap Sport Industry sangat dibutuhkan dalam Pengembangan Industri Olahraga Nasional dalam rangka Penetrasi Industri Olahraga Indonesia ke Pasar Internasional. Olahraga saat ini telah menembus ranah industri. Bahkan telah menjadi industri yang menglobal. Banyak negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol,
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 56
Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, India, Australia, dan Thailand memacu pertumbuhan industri olahraga sebagai pemasok devisa. Industri olahraga yang dijadikan unggulan adalah industri peralatan olahraga dengan merk global yang menembus pasar di seantero dunia. Unggulan kedua adalah industri event olahraga, baik yang menjadi kategori olympic games, maupun di luar kategori itu. Termasuk event olahraga ekstrim. Industri jasa di bidang olahraga seperti konsultansi, pemandu bakat, klub- klub olahraga dan kesegaran jasmani. Bidang media komunikasi dan informasi dan produk hiburan untuk pemanfaatan waktu senggang juga telah lama dikembangkan. Belajar dari pengalaman negara-negara tersebut, kita akan memacu pengembangan industri nasional. Usaha tersebut harus dilakukan secara sistemik, sistematik, komprehensif, dan berkelanjutan. Menurut Deputi III (Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga) Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Sudrajat Rasyid, sejak tahun 2005, pihaknya telah mulai menata langkah-langkah konkret untuk mengembangkan industri olahraga. Kami telah berkomitmen untuk mengembangkan industri olahraga untuk mendorong tumbuhnya olahraga pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi, sekaligus sebagai kekuatan pendorong
tumbuhnya
industri
dan
ekonomi
nasional
yang
mensejahterakan
masyarakat,jelasnya. Beberapa kategori yang menjadi fokus pengembangan industri olahraga antara lain : 1. Produk pakaian dan alat-alat olahraga. Pengembangan produk kreatif pakaian olahraga dan berbagai peralatan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi yang berstandar nasional dan internasional. Produk pakaian dan peralatan olahraga ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, pemusatan latihan atlet, klub-klub olahraga, kebutuhan masyarakat, kebutuhan pasar lokal, domestik, dan internasional. 2. Event-event kejuaraan olahraga. Mengembangkan berbagai event kejuaraan olahraga pada kategori olympic games, berbagai kejuaraan/kompetisi, dan festival olahraga rekreasi termasuk olahraga masyarakat dan olahraga tradisional, olahraga ekstrim, termasuk adventure sport, yang diintergrasikan dengan gelar kesenian, kebudayaan tradisional, kesenian kontemporer, potensi sumber daya alam, dan promosi pariwisata.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 57
Festival Internasional Pemuda dan Olahraga Bahari, Indonesia Open Extreme Sport Chamionship, dan Menpora Sport Festival sebagai contoh event berskala nasional dan internasional yang telah sejak tahun 2006 digelar dan dijadikan agenda tahunan. 3. Pemasaran industri olahraga. Ppengembangan konsultansi olahraga, penumbuhan klub-klub olahraga, penumbuhan media informasi dan komunikasi olahraga, memacu kegiatan promosi, dan pemasaran industri olahraga di dalam dan luar negeri. 4. Meningkatkan kapasitas kemampuan pelaku industri olahraga. Ditegaskan oleh Sudrajat Rasyid, dari perspektif ekonomi, pengembangan industri olahraga diarahkan untuk mempercepat penanggulangan pengangguran, membuka peluang kesempatan kerja dan usaha bagi wirausaha muda di pedesaan dan perkotaan.
Olahraga dapat memicu kegiatan bisnis baru, misalnya pariwisata, tempat hiburan (rekreasi), perhotelan, restoran, pengembangan usaha kecil (makanan dan minuman, serta jajanan lainnya). Akhirnya derivasinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Pada saat ini orang Indonesia tidak akan sulit untuk menemukan fitness centre, bowling alleys, kursus, klub dan organisasi olahraga, serta pertandingan, turnamen, dan fasilitas olahraga yang dioperasikan secara bisnis. Usaha intensifikasi dan ekstensifikasi perlu dilanjutkan dan merupakan peluang bisnis bagi seorang berjiwa wirausaha. Pelaku dan pakar olahraga hendaknya memiliki kesadaran bahwa peranan olahraga dalam menciptakan bisnis sangat mungkin dan diperlukan. Mereka tidak dapat berjalan sendiri dalam melakukan industrialisasi olahraga. Karena itu hendaknya menggandeng pemilik modal sehingga bersinergi menghasilan rencana bisnis yang matang dan dapat diandalkan. Dalam kaitan inilah menurut Arismunandar (1997), wawasan bisnis dan manajemen diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan bisnis olahraga. Hal ini penting karena maju dan berkembangnya bisnis itu akan memicu penelitian dan pengembangan, meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan ilmu dan teknologi olahraga, meningkatkan prestasi, serta memperbanyak kesempatan kerja. Setiap pertandingan memerlukan penonton dan hendaknya menarik banyak penonton. Pertandingan tanpa penonton pastilah gersang. Motif berprestasi atlet akan menurun apabila tidak ada penonton. Bagaimanapun juga teriakan penonton merupakan pemacu semangat bertanding para atlet. Pertandingan kurang penonton pun dapat dipastikan membangkrutkan panitia penyelenggara. Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 58
Di sarnping pendapatan dari tiket akan merosot drastis, para pengusaha atau perusahaan pun kurang berminat mensponsori pertandingan itu. Kondisi ini akan memoros kepada rendahnya tingkat kesejahteraan pelaku olahraga (terutama atlet dan pelatih) serta kurangnya sarana dan prasarana olahraga.Jika situasinya seperti itu maka akan menjadi lingkaran setan. Kualitas atlet menurun mengakibatkan prestasinya jeblok dan akhirnya pertandingan tidak bermutu. Dampaknya apresiasi masyarakat terhadap olahraga rendah sehingga tidak datang manakala ada pertandingan olahraga. Karena itu memajukan olahraga, meningkatan partisipasi dan apresiasi masyarakat, prestasi dan bisnis olahraga, saling berkaitan dan saling menunjang. Persyaratan Pengelolaan olahraga secara bisnis dapat menghasilkan keuntungan (dana). Akan tetapi keuntungan yang dapat diraih sangat tergantung pada mutu fasilitas, produk, pertandingan atau jasa yang dijual, memiliki daya tarik dan ditampilkan pada saat yang tepat, di tempat strategis. Ada beberapa persyaratan agar kegiatan olahraga dapat menjadi bisnis. Pertama, masyarakat sudah memiliki kesadaran olahraga dapat membugarkan tubuh dan jiwa, meningkatkan kecerdasan (inteligensia dan emosional), meningkatkan produktivitas kerja, mengurangi biaya perawatan kesehatan. Sosialisasi peran dan fungsi olahraga seperti ini selayaknya menjadi program utama pelaku olahraga. Kedua, tingkat kesejahteraan masyarakat sudah tinggi sehingga masyarakat tidak hanya bergelut memenuhi kebutuhan primer (perut) tetapi masyarakat sudah memerlukan kebutuhan tertier semisal rekreasi dan tontonan (pertandingan olahraga). Karena itu negara (pemerintah, swasta, masyarakat sipil) selayaknya mengusahakan dengan cerdas peningkatan kesejahteraan masyarakat ini. Ketiga, para pengusaha sudah menyadari potensi dan peluang bisnis dari kegiatan olahraga. Karena itu pemerintah berkewajiban mempromosikan dan menyakinkan para pengusaha bahwa kegiatan olahraga menyimpan potensi dan peluang bisnis yang besar terutama derivasi bisnis kegiatan olahraga itu sendiri seperti transportasi, pariwisata, jasa pelayanan tempat olahraga, perdagangan peralatan olahraga. Keempat, pemilik modal dan pengurus organisasi keolahragaan serta pelaku olahraga lainnya tidak cukup hanya individu yang mencintai olahraga yang mau berkorban tenaga dan materi, tetapi selayaknya mereka memiliki jiwa wirausaha. Pelaku olahraga tidak hanya berpikir menghabiskan dana tetapi sudah selayaknya mengerjakan bagaimana aktivitas olahraga yang dilakukan dan diselenggarakan dapat menghasilkan dana. Pengurus dan pemilik klub atau organisasi olahraga dituntut memiliki kompetensi agar setiap event dan atau pertandingan olahraga dapat menghasilkan keuntungan finansial Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 59
(uang). Karena itu hukumnya wajib bagi mereka untuk mempunyai kompetensi pemasaran. Apalagi pemasaran produk event dan pertandingan olahraga tidak memerlukan kehadiran langsung konsumen di lapangan atau tempat event dan pertandingan, akan tetapi dapat melalui media radio atau televisi. Peluang semakin terbuka setelah semakin bertambahnya stasiun radio dan televisi, tidak bisa tidak, kompetensi melakukan negosiasi dan kontrak dengan stasiun radio dan televisi menjadi sangat penting Penyelenggaraan pariwisata dan olahraga akan maju dan berkembang dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pariwisata dan olahraga iuga akan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi vang strategis. Pariwisata dan olahraga adalah subjek dan sekaligus juga objek masa depan. Pariwisata dan olahraga adalah ujung tombak kehidupan masa depan. Kebutuhan pariwisata dan olahraga serta semua kegiatan yang berkaitan dapat memicu bisnis baru, jasa dan produk baru. Karena kepentingan dan kebermanfaatan pariwisata dan olahraga serta keterkaitannya dengan kemajuan bidang lain, maka koordinasi dan dukungan semua pihak (instansi pemerintah, induk dan cabang organisasi olahraga, pelaku usaha dan organisasinya, LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya) sangat diperlukan. Promosi pariwisata hendaknya meliputi semua kegiatan yang ada sehingga berorientasi pada kepentingan dan keberhasilan semua. Misalnya konferensi, pameran, acara adat, museum, arsitektur, pertunjukan, kesenian, olahraga, dan pariwisata sendiri. Pengembangan usaha destinasi olahraga pariwisata di masyarakat dilakukan adalah menenkankan kepentingan pada manfaat-manfaat sosial yang cultural bagi masyarakat lokal bersama-sama termasuk di dalam pertimbangan ekonomi dan lingkingan. Seperti yang diungkapkan Haywood (1988) masalah dalam menerapkan konsep ini adalah seringkali “kemitraan” (partnership) dalam kenyataan diturunkan derajatnya menjadi “penghargaan” (takenism). Kemudian page (1995) menambakan lagi satu pendekatan dalam pembangunan ini, yaitu :Sustainable Approach: pendekatan yang berkelanjutan berkepentingan atas masa depan yang panjang atas sumber daya dan efek-efek pengembangan ekonomi pada lingkungan yang mungkin juga menyebabkan gangguan kultural dan sosikal yang memantapkan pola-pola kehidupan dan kaya hidup individual. Menurut Hall (1991) pengembangan yang berkalanjutan berhubungan dengan “equity, the needs of economically marginal populations, and the idea of techmological and social limitations on the ability of environment to meet present and future needs”. Pembangunan pariwisata berkelanjutan diartikan sebagai proses pengembangan yang tidak mengesempingkan kelestarian Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 60
sumberdaya yang dibutuhkan untuk pembangunan di masa akan datang. Pengertian Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan ini sering diartikan sama dengan wisata alternatif, yang di identifikasi sebagai: “Forms of tourism that are consistent with natural, social, and community values and which allow both hosts and guests to enjoy positive and worthwhile interaction and shared experiences (Eadington and Smith, 1992) Dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, penekanan berkelanjutan bahkan tidak cukup dengan kebarlanjutan ekologis dan berkelanjutan ekonomi. Yang tidak kalah pentingnya adalah berkelanjutan kebudayaan, karenan kebudayaan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam pembangunan kepariwisataan (Wall, 1993). Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam kerangka itu pariwisata perlu mengembangkan paket-paket wisata baru seperti agrowisata atau ekowisata. Jenis wisata semacam ini selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat diikutsertakan dan keuntungan yang diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Pengembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, perlu ditetapkan berbagai peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu. Selain itu perlu diambil tindakan yang tegas bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan. Kedua, pengelolaan pawisata harus melibat masyarakat setempat. Ketiga, kegiatan promosi yang dilakukan harus beragam, Keempat, perlu menentukan DTW-DTW utama yang memiliki keunikan dibanding dengan DTW lain, terutama yang bersifat tradisional dan alami. Kebetulan saat ini obyek wisata yang alami dan tradisional menjadi sasaran utama para wisatawan asing. Obyek ini masih banyak ditemukan di luar Jawa, misalnya di daerah-daerah pedalaman Kalimantan, Papua dan lain-lain. Kelima, pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan pemerintah daerah setempat, dengan sistem yang jujur, terbuka dan adil. Kerjasama ini penting untuk lancarnya pengelolaan secara profesional dengan mutu pelayanan yang memadahi. Selain itu kerjasama di antara penyelenggara juga perlu dibangun. Kerjasama di Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 61
antara agen biro perjalanan, penyelenggara tempat wisata, pengusaha jasa akomodasi dan komponen-komponen terkait lainnya merupakan hal sangat penting bagi keamanan kelancaran dan kesuksusan pariwisata. Keenam, perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua DTW yang ada di seluruh Indonesia. Dalam hal ini pemerintah juga harus memberikan perhatian yang sama kepada semua DTW. Perhatian terhadap DTW yang sudah mandiri hendaknya dikurangi dan memberikan perhatian yang lebih terhadap DTW yang memerlukan perhatian lebih. Ketujuh, menggugah masyarakat sekitar DTW agar menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang-peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi. Masyarakat diberikan kesempatan untuk memasarkan produk-produk lokal serta membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengadaan modal bagi usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan. Kedelapan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk menunjang kelancaran pariwisata. Pengadaan dan perbaikan jalan, telephone, angkutan, pusat perbelanjaan wisata dan fasilitas lain disekitar lokasi DTW sangat diperlukan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 62
DAFTAR PUSTAKA Aip Syarifuddin, Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta, Grasindo. 1990 Rasyid Sudrajat,2006, Rekreasi dan Industri Olahraga, Mentri Pemuda dan Olahraga. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/04/20/12010729/Industri.Olahraga.Belu m.Banyak.Dilirik. 2008. Heather J. Gibson. Sport Tourism (Sport in the Global Society) Paperback 2006 Brent W. Ritchie,Daryl Adair. 2004. Sport Tourism: Interrelationships, Impacts and Issues. Channel view publication. England Commonwealth of Australia (2000). "Towards A National Sports Tourism Strategy" (PDF). Retrieved November 6, 2009. Gammon, Sean; Robinson, Tom (2003). "Sport and Tourism: A Conceptual Framework". Journal of Sport Tourism 8 (1): 21–26. Gibson, Heather J. (1 April 1998). "Active Sport Tourism: Who Participates?". Leisure Studies 17 (2): 155–170. Retrieved 2015-01-08. (subscription required (help)). Weiler, Betty; Hall, Colin Michael, eds. (1992). Adventure, Sport and Health Tourism. Special Interest Tourism (London: John Wiley & Sons Ltd). pp. 141–58. ISBN 9780471947868. Retrieved 2015-01-08. Klein, Seth (16 February 2010). "Will the Olympics boost long-term tourism to B.C.?". Rabble Blogs. Retrieved 2015-01-07. Gonzalez, Jonathan (2014). "Why Choose a Sports Ticket and Travel Company?". Retrieved May 22, 2015. Van Straten, David (2015). "A Sports Vacation Top 10 List". Retrieved May 22, 2015. Penulis : Cipto Aji Gunawan Sport Tourism Destinations Issues, opportunities and analysis. Edited by James Higham. 2005, Elsevier Ltd Penulis :Ir. BIasworo Adisuyanto Aka, MM. September 2010 Darmojo, R. boedhi. 2004. Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Edisi 3. Jakarta : FKUI Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Depkes :Jakarta Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 63
Maryam, R. Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Stanlley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC Pamungkasiwi, Endang dkk. 2006. Pengaruh Suplementasi Fe dan Zn terhadap Kadar Hemoglobin dan Kesegaran Jasmani pada Lansia Aneia di Kabupaten Bantul. Volume 2, No.3, Maret 2006:123-129. Jurnal Gizi Klinik
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 64