MODUL KULIAH DASAR ILMU TANAH KAJIAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BANJIR Sumihar Hutapea
UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN 2016
KARAKTERISTIK DAS : • • • • •
DAS Sebagai Ekosistem Geografi dan Hamparannya Lintas Wilayah Geo-bio-fisik dan Manusia (SDA dan SDM) Kegiatan Multi Sektor Aspek Sosial Ekonomi/Budaya
EKOSISTEM DAS HULU • •
Daerah Konservasi Kerapatan Drainase Tinggi
•
Lereng >15%
•
Bukan Daerah Daerah Banjir
• •
Pemakaian Air Tergantung Pola Drainase Vegetasi Hutan
TENGAH D A E R A H
HILIR • Daerah Pemanfaatan
• Kerapatan Drainase Rendah • Lereng < 8 % • Daerah Banjir/Genangan
P E R A L I H A N
• Pemakaian Air Oleh Bangunan Irigasi • Vegetasi Tanaman Pertanian (Derah Muara Hutan Bakau)
PRINSIP DAN KEBIJAKAN DASAR PENGELOLAAN DAS :
• Dilaksanakan secara terpadu, holistik,
• • •
•
berkesinambungan, berwawasan lingkungan, dan system pemerintahan sentralistik, prinsip “Satu Sungai Satu Rencana Satu Pengelolaan”. Berazaskan kelestarian, kemanfaatan, keadilan, kemandirian, dan akuntabilitas. Melibatkan Stakeholder dalam pengambilan Keputusan Meliputi : manajemen Konservasi DAS, Sumber Daya Air, Tanah, Vegetasi. Efektivitas dan efisiensi Perencanaan, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi.
PENGELOLAAN DAS MENCAKUP :
1. Pemeliharaan Vegetasi Bagian Hulu DAS. 2. Penanaman Vegetasi untuk Mengendalikan Kecepatan Aliran Air dan Erosi Tanah.
3. Pemeliharaan Vegetasi Alam atau Penanaman
Vegetasi Tahan Air sepanjang Tanggul/saluran Drainase
4. Mengatur Bangunan-bangunan Pengendali Banjir (misal Cekdam).
5. Pengelolaan Khusus Mengantisipasi Aliran Sedimen (misal aktivitas Gunung api)
SASARAN KEGIATAN PENGELOLAAN DAS
• Mengurangi Debit Banjir Daerah Hilir • Mengurangi Erosi Tanah dan Muatan Sedimen Sungai
• Meningkatkan Produksi Pertanian Hasil Penata gunaan Tanah dan Perlindungan Air
• Meningkatkan lingkungan di DAS dan Daerah Sungai
IDENTIFIKASI MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
PENTINGNYA PENGELOLAAN DAS
BANJIR KEKERINGAN EROSI SEDIMENTASI PENCEMARAN AIR SUNGAI
MASALAH DALAM PENGELOLAAN DAS: 1. Kelembagaan • Pengelolaan Tidak Terpadu • Koordinasi Lemah • Dana Pemerintah Terbatas • Institusi Belum mantap • Konflik antar sektor/kegiatan • Peraturan tumpang tindih 2. Non Lembaga • Kesadaran masyarakat kurang • Hulu dan hilir belum serasi • Pengembangan SDA belum sinkron dengan konservasi
Tabel 1. Penyebab Banjir Berdasarkan Urutan Prioritas
Penyebab Banjir
Penyebab
Perubahan tata guna lahan
Manusia
Sampah
Manusia
Erosi dan Sedimentasi
Manusia dan alam
Kawasan kumuh di sepanjang sungai / drainase
Manusia
Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
Manusia
Curah hujan Pengaruh Fisiografi Kapasitas sungai Kapasitas Drainase yang tidak memadai Drainase lahan
Bendung dan bangunan air Kerusakan bangunan pengendali banjir
Pengaruh air pasang Sumber : Kodoatie dan Roestam (2005)
Alam
Alam dan manusia Manusia dan alam
Manusia Manusia
Manusia Manusia dan alam Alam
Gambar 1. Peningkatan Debit Puncak Akibat Perubahan Tata Guna Lahan
Gambar 1. Peningkatan Debit Puncak Akibat Perubahan Tata Guna Lahan
Gambar 1. Peningkatan Debit Puncak Akibat Perubahan Tata Guna Lahan
PERUBAHAN ALIRAN LIMPASAN (RUN-OFF) AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN Debit Banjir
Puncak Banjir
Sesudah Simulasi Setelah Pembangunan
AIR MERESAP
Puncak Banjir
Sebelum
Sebelum/1960 Koef Run-Off 35%
Simulasi Tempo Dulu
(Jam) 0 Wa ktu AIR TDK MERESAP
Sesudah/ 2004 Koef Run-Off 90%
Set
5
elah
10 Pun cak Cur ah
15
Huj
an
RIVER-JICE-JAPAN/ 2003/ RUN OFF KOTA BANDUNG/ OTTO SUMARWOTO/ SOBIRIN/ 2004
Gambar 2. Perubahan Aliran Limpasan (run-off) Akibat Perubahan Tata Guna Lahan
Tabel 2. Pengaruh Konservasi Lahan Terhadap Penurunan Limpasan Permukaan yang Diperoleh dari Petak Percobaan Jawa dan Sumatera
No
Jenis Konservasi
Penurunan Limpasan Permukaan (%)
1
Intercropping, tanpa pupuk
12
2
Intercropping , dengan pupuk
25
3
Intercropping, dengan mulsa
27
4
Intercropping, dengan mulsa, + Pupuk hijau
54
5
Rotasi terus menerus, tanpa pupuk
2
6
Rotasi terus menerus, dengan pupuk
24
7
Rotasi terus menerus, dengan mulsa
31
8
Rotasi terus menerus + mulsa +pupuk hijau
68
9
Pertanaman dalam strip
45
10
Pertanaman dalam strip + mulsa
54
11
Pertanaman dalam strip + kontour
64
12
Terras bangku
65
13
Pembentukan rumput penutup tanah permanen
80
Sumber : SMEC, (1998)
ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAS DARI KAJIAN DAMPAK MONO KULTUR TERHADAP BENCANA BANJIR PROPINSI RIAU :
• TUTUPAN LAHAN DAN PENDAYAGUNAAN DAS 1. Pertahankan kawasan lindung (tidak boleh dikonversi) 2. Pembudidayaan Tanaman Kelapa Sawit dengan pengaturan masa tanam dan masa panen 3. Reboisasi 4. Penertiban illegal loging 5. Khusus lokasi rawan banjir, perlu master plan pengendalian banjir dengan prinsip : satu sungai satu perencanaan satu pengelolaan
PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PERAN KELEMBAGAAN MASYRAKAT
a. Pemberdayaan masyarakat 1. Peningkatan partisipasi masyarakat dengan memberi delegasi/otoritas (memampukan dan memberdayakan) 2. Sistim perencanaan DAS melibatkan masyarakat 3. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat b. Kelembagaan masyarakat 4. Meningkatkan peran kelembagaan yang homogen dalam masyarakat DAS (penataan, pengembangan, mekanisme kelembagaan) 5. Menumbuhkan keswadayaan masyarakat dalam menjalankan lembaganya 6. Kelembagaan DAS harus mampu memiliki multiplier effect 7. Optimasi peran kelembagaan masyarakat 8. Pembinaan dan pendampingan secara kontinyu
STRATEGI DASAR PENGELOLAAN DAERAH BANJIR :
• Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir
(penentuan zona/pengaturan tata guna lahan)
• Modifikasi banjir dengan bangunan pengontrol (normalisasi sungai)
• Modifikasi dampak banjir dengan teknik mitigasi (asuransi, penghindaran banjir)
• Pengaturan peningkatan kapasitas alam untuk menjaga kelestarian (penghijauan)
Pengendalian Banjir
Metode Struktur
Perbaikan dan Pengaturan Sistem Sungai Sistem jaringan sungai Normalisasi Sungai Perlindungan Tanggul Tanggul Banjir Sudetan (By pass) Floodway
Bangunan Pengendali Banjir Bendungan (Dam) Kolam Retensi Pembuatan check dam (Penangkap sedimen) Bangunan pengurang kemiringan sungai Groundsill Retarding Basin Pembuatan Polder Pumping Station
Metode Non Struktur
Pengelolaan DAS Pengaturan Tata Guna Lahan Pengendalian Erosi Pengembangan Daerah Banjir Pengaturan Daerah Banjir Penanganan Kondisi Darurat Peramalan Banjir Peringatan Bahaya Banjir Asuransi Law Enforcement Regulasi Lembaga tetap, lengkap, handal dan kuat Peran Serta Masyarakat Konsep Zero Delta Q
Gambar 3. Pengendalian Banjir Terpadu dan Manajemen DAS
PENUTUP 1. Pengelolaan DAS melalui pendekatan ekosistim dengan mempertimbangkan keterkaitan hulu dan hilir 2. Pengelolaan DAS dilaksanakan dengan prinsip “satu sungai satu perencanaan satu pengelolaan” 3. Dalam upaya pengendalian banjir sangat diperlukan adanya koordinasi antar daerah/instansi/lembaga terkait 4. Partisipasi/keterlibatan masyarakat baik hulu maupun hilir merupakan salah satu unsur strategis