Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
MODUL
INTRACEREBRAL HEMATOMA 1. Definisi
Intracerebral hematoma adalah perdarahan yang terjadi dalam jaringan otak itu sendiri.
2. Waktu Pendidikan
TAHAP I TAHAP II S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 PROGRAM MAGISTER ( Beban dihitung dengan SKS >=40SKS ) Program Magister Tesis Neurologi Program Profesi Bedah Pogram Bedah Dasar Saraf Program Bedah Saraf Dasar PROGRAM KEPROFESIAN ( Beban dihitung berdasarkan Kompetensi ) GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI KRANIAL KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII SPINAL
S8
TAHAP III S9 S10 S11
INFEKSI ICD 10 - Bab I Kranium
NEOPLASMA ICD 10 - Bab II
Supratentorial Infratentorial Spinal Saraf Tepi
TRAUMA ICD 10 - Bab XIX
DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII VASKULER ICD 10 - Bab IX FUNGSIONAL ICD 10 - Bab VI & XXI
Kranial Spinal Saraf Tepi Spinal Saraf Tepi Intrakranial Spinal
Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Pengayaan (tahap I): a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu semester 3 s/d 4. Peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untuk mengambil program magister. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di ahir masa pendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I.
1
Bedah Saraf : Depressed fracture
Residen sudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis trauma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak. 2. Tahap Magang (tahap II) : a. Lama pendidikan 3 semester, yaitu semester 5 s/d 7. Peserta didik mulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di akhir masa pendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II. Residen sudah harus mampu menangani secara mandiri kasus-kasus gawat darurat bedah saraf, serta mampu mengenal dan merujuk dengan benar kasus-kasus bedah saraf non-emergensi. Minimal 3 operasi. 3. Tahap Mandiri (tahap III) : a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu dari semester 8 s/d 11. Peserta didik menyelesaikan pendidikan sampai kompetensi bedah saraf dasar. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masa pendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III. Residen sudah harus mampu menangani kasus gawat darurat bedah saraf maupun kasus-kasus bedah saraf yang tergolong kompetensi bedah saraf dasar. Minimal 5 operasi. IC IK IK IK IK TAHA TAHAP II TAHAP III D 1 2 3 4 PI 10 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G P
JENIS PENYAKIT Trauma
Trauma Kranial
.
.
.
.
.
.
Depressed Fracture
S 02
4
8
Epidural hematoma
S 06.4
5
5
Subdural Hematoma Akut
S 06.5
Subdural Hematoma Kronik
S 06.5
3
3
Intracerebral Hematoma
5
3
S 06.8
3
5
Intraventricular Hematoma
S 06.9
2
1
Tr. tembus (peluru, benda asing)
T 14.1
1
1
1
2
Bocoran likuor Karotis-Kavernosus Fistul
Trauma Spinal dg kelainan saraf
.
.
.
.
.
.
1
Kompresi Medula
T 08
2
2
Kompresi Radiks
T 08
2
2
2
1
Trauma Saraf Perifer
.
.
.
.
.
.
Lesi Saraf Tepi Lesi Pleksus
1
KETERANGAN Tingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)
Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3) Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5
S : Semester
G : Magang
M : Mandiri
K : Kognitif
: A : Afektif
P : Psikhomotor
Kompetensi bedah saraf dasar : 1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri, dengan tetap dalam pengawasan konsulen)
2
Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalah terbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam Indeks Kesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuan motoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih, termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimal sampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD.
3. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul intracerebral hematoma peserta didik diharapkan mampu mengenali penyakit intracerebral hematoma, mampu mengobati penyakit intracerebral hematoma saraf serta mampu kegawatdaruratan intracerebral hematoma.
4. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Mampu menerangkan insidensi, dan patogenesis penyakit intracerebral hematoma Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit intracerebral hematoma). Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena intracerebral hematoma Mampu menentukan lokasi patologi akibat intracerebral hematoma Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakit intracerebral hematoma Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit intracerebral hematoma Mampu mengetahui diagnosa banding kelainan kongenital susunan saraf Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakit intracerebral hematoma Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakit intracerebral hematoma Mampu melakukan tindakan operasi pada penyakit intracerebral hematoma Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada intracerebral hematoma. Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakit intracerebral hematoma Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan Mampu memberi informed consent
5. Strategi Pembelajaran a Pengajaran dan kuliah pengantar
Kuliah tatap muka 50 menit
b Tinjauan Pustaka Presentasi ilmu dasar : 1 kali tiap 1 kali, telaah kepustakaan submodul penyakit
3
Bedah Saraf : Depressed fracture
Presentasi kasus : 1 kali tiap jenis presentasi kasus : 1 kali submodul penyakit b Diskusi Kelompok 2 x 50 menit diskusi kasus tiap submodul penyakit menyangkut 2 x 50 menit diskusi kasus diagnosa, operasi dan penyulit d Bed side teaching bedsite teaching minimum 3 kali ronde diikuti bedsite teaching setiap submodul penyakit e Bimbingan Operasi operasi magang
memenuhi 3 kasus sebagai prasyarat untuk instruksi/evaluasi operasi sampai dinyatakan lulus
operasi mandiri
melakukan operasi mandiri sejumlah minimum 5 sebagai prasyarat untuk maju ke ujian kompetensi tingkat nasional
6. Persiapan Sesi
1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup a. Insidensi, dan patogenesis penyakit intracerebral hematoma b. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit intracerebral hematoma). d. Perubahan neurofisiologi karena intracerebral hematoma e. Lokasi patologi akibat intracerebral hematoma f. Pengobatan berbagai jenis penyakit intracerebral hematoma g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit intracerebral hematoma h. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit intracerebral hematoma i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakt intracerebral hematoma j. Pengobatan medikamentosa penyakkt intracerebral hematoma k. Tindakan operasi pada penyakit intracerebral hematoma l. Tindakan pertolongan pertama pada intracerebral hematoma. m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit intracerebral hematoma n. Tindak lanjut yang diperlukan o. Informed consent 2. Audio visual 3. Lampu baca x Ray
4
Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
7. Referensi
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
8.
Kompetensi Tingkat Kompeten TAHAP si K P A
Jenis Kompetensi
a.
Mampu menerangkan insidensi, dan patogenesis penyakit 6 intracerebral hematoma
b
Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf 6 dan pembungkusnya
P E N G A Y A A N
Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan c 6 patofisiologi dalam menegakkan penyakit intracerebral hematoma). d
Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakit intracerebral 6 hematoma
e
Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena trauma 6 susunan saraf
2
3
f
Mampu menentukan lokasi patologi akibat intracerebral 6 hematoma
2
3
g
Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk 6 menegakkan diagnosa penyakit intracerebral hematoma
2
3
h
Mampu mengetahui diagnosa banding kelainan kongenital 6 susunan saraf
2
3
i
Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) 6 dalam menegakkan penyakt intracerebral hematoma
2
3
j
Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakkt 6 intracerebral hematoma
5
5
k
Mampu melakukan tindakan intracerebral hematoma
6
5
5
l
Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada 6 intracerebral hematoma.
5
5
m
Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakit intracerebral 6 hematoma
5
5
operasi
pada
penyakit
M A G A N G
M A N D I R I
5
Bedah Saraf : Depressed fracture
n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan
6
5
5
o. Mampu memberi informed consent
6
5
5
9. Gambaran Umum
Intracerebral hematoma adalah perdarahan yang terjadi dalam jaringan otak itu sendiri. Intracerebral hematoma dapat disebabkan oleh trauma otak, atau dapat terjadi secara spontan pada stroke hemoragik. Gejala bervariasi tergantung pada lokasi berdarah dan jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya berkembang tiba-tiba, tanpa peringatan, sering selama aktivitas. Gejala dapat meningkat bertahap, atau lebih buruk dari waktu ke waktu. Gejala meliputi indera perasa abnormal, perubahan tingkat kesadaran, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, kesulitan menelan, kesulitan menulis atau membaca, sakit kepala, hilangnya keseimbangan, mual, muntah, kejang, perubahan sensasi, dan perubahan penglihatan. Tatalaksana tergantung pada lokasi, penyebab, dan jumlah perdarahan. Pembedahan mungkin diperlukan, terutama jika pendarahan di otak kecil. Operasi juga dapat dilakukan untuk memperbaiki atau menghapus struktur yang menyebabkan perdarahan (seperti cerebral aneurisma atau malformasi arteriovenosa). Obat yang digunakan bisa berupa antikonvulsan, kortikosteroid atau diuretik, dan anti nyeri.
10. Contoh Kasus 11. Tujuan Pembelajaran
Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan menatalaksana intracerebral hematoma, khususnya pada tahap mandiri.
12. Metoda
Metoda Pembelajaran 1. 2. 3. 4.
Tinjauan Pustaka Diskusi Kelompok Bed side teaching Tindakan Operasi Mandiri a. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi (magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan lulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri. b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor yang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh asisten terhadap pasien secara mandiri. c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus membuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik, selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.
6
Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
Metoda Diagnostik
1. Pemeriksaan klinis neurologik 2. Alat bantu diagnostik a. Pemeriksaan X ray, b. EMG / EEG c. Alat neuroradiologi : CT Scan 3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostik konvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak sematamata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.
13. Rangkuman
Intracerebral hematoma adalah perdarahan yang terjadi dalam jaringan otak itu sendiri. Intracerebral hematoma dapat disebabkan oleh trauma otak, atau dapat terjadi secara spontan pada stroke hemoragik. Gejala bervariasi tergantung pada lokasi berdarah dan jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya berkembang tiba-tiba, tanpa peringatan, sering selama aktivitas. Gejala dapat meningkat bertahap, atau lebih buruk dari waktu ke waktu. Gejala meliputi indera perasa abnormal, perubahan tingkat kesadaran, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, kesulitan menelan, kesulitan menulis atau membaca, sakit kepala, hilangnya keseimbangan, mual, muntah, kejang, perubahan sensasi, dan perubahan penglihatan. Tatalaksana tergantung pada lokasi, penyebab, dan jumlah perdarahan. Pembedahan mungkin diperlukan, terutama jika pendarahan di otak kecil. Operasi juga dapat dilakukan untuk memperbaiki atau menghapus struktur yang menyebabkan perdarahan (seperti cerebral aneurisma atau malformasi arteriovenosa). Obat yang digunakan bisa berupa antikonvulsan, kortikosteroid atau diuretik, dan anti nyeri.
14. Evaluasi
Organisasi Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf 2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf 3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir setiap semester b. Kemampuan menegakkan diagnosa c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap akan dilakukan tindakan / operasi. 4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalam program CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini, dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi sama ketentuan yang berlaku.
Tahap Evaluasi
1. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah menyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan.
peseta
didik
7
Bedah Saraf : Depressed fracture
2. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul 3. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul
Metode dan Materi Evaluasi
1. Ujian Tulis dan Lisan 2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik, IGD maupun ruang rawat 3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan 4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh
Hasil Penilaian IPDS
1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan 2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri ) 3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di Bagian/Departemen Badah Saraf.
15. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan pada setiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :
1 Kemampuan Inform Concent
Instruksi & Bimbingan
2 Penilaian Ilmiah a. Teori & Penyakit
Diskusi dan Ujian
b. Instrument & Penyakit
Diskusi dan Ujian Poliklinik, Bedside teaching & Kamar Operasi Instruksi & Bimbingan
3 Penilaian Kecakapan 4 Penilaian Rehabilitasi
16. Penuntun Belajar
1. Kisi-kisi materi dan buku referensi 2. Kisi-kisi materi Intracerebral hematoma : a. Insidensi, dan patogenesis penyakit intracerebral hematoma b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit intracerebral hematoma). d. Perubahan neurofisiologi karena trauma susunan saraf e. Lokasi patologi akibat intracerebral hematoma f. Pengobatan berbagai jenis penyakit intracerebral hematoma g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit intracerebral hematoma h. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit intracerebral hematoma
8
Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakt intracerebral hematoma j. Pengobatan medikamentosa penyakkt intracerebral hematoma k. Tindakan operasi pada penyakit intracerebral hematoma l. Tindakan pertolongan pertama pada intracerebral hematoma. m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit intracerebral hematoma n. Tindak lanjut yang diperlukan
17. Daftar Tilik RINCIAN DAFTAR TILIK I
II
III
PENDAFTARAN 1 Catat indentitas pasien 2 Siapkan status 3 Periksa kelengkapan status 4 Memberikan status & kartu berobat PENEGAKAN DIGNOSA DI POLI 1 Pemeriksaan tanda vital (perawat) 2 Pemeriksaan Bedah saraf a. Anamnesa b. Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan keadaan umum - Pemeriksaan persyarafan 3 Konsultasi dokter spesialis* - Jantung - IPD 4 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium - Darah lengkap (Hb, Ht, eri, leuko,trombo) - AGDE - HbSag - Hemostase (BT, CT) 5 Radiologi - thorax foto - Schaedel AP/Lat - CT Scan 6 Pembuatan surat rawat dan jadual Operasi PRA OPERASI 1 Admision Verifikasi data poli dan adm / keuangan 2 Visite dokter a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan keadaan umum - Pemeriksaan vital sign - Pemeriksaan pernafasan c. Penjadualan Operasi 3 Persiapan Operasi
TA
ADA TL TL
9
Bedah Saraf : Depressed fracture
4 5
6
IV
OPERASI 1
Surat izin operasi Persiapan implan alat operasi (Fuji System) Permintaan darah Konsultasi dokter spesialis - Anastesi Asuhan keperawatan - Mengukur tanda-tanda vital pasien - Clisma - Mempuasakan pasien - Mencukur daerah operasi - Memandikan - Mengompres daerah operasi - Memberi therapi sesuai intruksi dokter - Mengkaji tingkat kenyamanan pasien - Memberi dukungan dan motivasi - EKG - Pasang NGT - Cukur gundul - Mengambil AGD - Mengambil darah lengkap - Pasang Dower Kateter - ICP Pemberian therapi - Antobiotika injeksi - Taxegram - Spuit 3 cc - Spuit 5 cc - Aquabidest - Anti inflamasi/edema - Oradexon - Manitol - Metilprednisolon high dose - Anti tukak lambung - Omeprazole injeksi - Sucralfat syrp - Anti Kejang - Kutoin injeksi - Dilantin injeksi - Vitamin/Neuropeptid/Vasopresin - Becombion syrp - Analgetik - Tramadol, ketorolac, novalgin - IVFD - Ring As - Tridex 27B - Renosan Admision
10
Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
2 3 3
4
5
6
Verivikasi data, aspek legal, adm Time Out Premedikasi (….) Pembiusan a. Anastesi - Pasang Monitor - Intubasi - Pasang CVP - Pasang kateter - Pasang Blanket rol Persiapan alat operasi - Persiapan alat operasi - Persiapan Mikroskop - Persiapan plat Diatermi - Persiapan Frame stereotaktik - Selang VPS - Beriplast - Guardix - Pedicle screw + rod - Vacum drain - Skin stapler - Cusa - Craniofix - Servical cages - Osteomed - Miniplate and screw - High speed drill - Intraoperatif monitor - Metil prednisolon high dose Pembedahan Pasien dalam anastesi, atur posisi Melakukan A dan antiseptik daerah lapangan operasi Insisi kulit kepala dgn mempertimbangkan lokasi intraserebral hematoma Craniotomy dan drilling tulang Membuka Duramater Evakuasi hematoma secara mikroskopis/ endoskopis Hemostasis Tutup Dura, duraraph, duraplasy Gantung dura Fiksasi tulang Jahit otot, Fasia dan kulit Dressing luka Tulis Laporan Operasi Labeling Spesiem dan tulis permintaan Lab Penjelasan kepada keluarga Asuhan keperawatan OK
11
Bedah Saraf : Depressed fracture
V
- Mensterilkan instrumrn dan linen - Memanggil pasien dari ruangan - Menerima pasien yang akan dioperasi - Memeriksa kelengkapan status dan persedian PRC - Memakaikan pakaian operasi pada pasien - Menyiapkan obat dan alkes - Menyiapkan ruang operasi - Meletakkan pasien dimeja operasi - Membantu dokter anastesi menyiapkan obatobatan - Menata instrumen dan alat navigasi - Membantu operator diruang operasi - Memindahkan pasien keruang pemulihan - Melakukan observasi diruang pemulihan - Memberitahu ruangan untuk mengambil pasien - Mencuci alat kesehatan - ICP - Pasang infus/ venflon - Mengambil AGD POST OPERASI HIGH CARE / INTERMEDIATE WARD 1 Asuhan keperawatan - Mengambil pasien dari ruang operasi / ICU - Mengobservasi TTV - Mengobservasi kesadaran / GCS - Mengobservasi pendaharan dan Drain - Mengawasi pola ventilasi - Memasang monitor - Memasang infus pump - Mengatur posisi kepala 30° - Memberi therapi sesuai instruksi dokter - Mengobservasi rasa nyeri pada pasien - Mengobservasi balance cairan - Memberikan nutrisi - Ganti balutan - Mengambil AGD - Mengambil darah lengkap - Memberi terapi inhalasi - ICP 2 Pemeriksaan penunjang Laboratorium - Darah lengkap (Hb, Ht, eri, leuko,trombo) - AGDE 3 Visite dokter - Bedah Saraf - Dokter Intensivis 4 Pemberian therapi - Antobiotika injeksi
12
Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
- Anti inflamasi/edema
- Taxegram - Spuit 3 cc - Spuit 5 cc - Aquabidest - Oradexon injeksi - Manitol
- Anti tukak lambung - Omeprazole injeksi - Sukralfat syr - Anti Kejang - Kutoin injeksi - Dilantin injeksi - Analgetik - Tramadol, Ketorolac, Novalgin - IVFD - Ring As - Tridex 27B - Renosan 5 VI
Diet
POST OPERASI RUANG RAWAT BIASA 1 Asuhan keperawatan - Mengambil pasien dari ruang operasi / ICU - Mengobservasi TTV - Mengobservasi kesadaran / GCS - Mengobservasi pendaharan dan Drain - Mengawasi pola ventilasi - Memasang monitor - Memasang infus pump - Mengatur posisi kepala 30° - Memberi therapi sesuai instruksi dokter - Mengobservasi rasa nyeri pada pasien - Mengobservasi balance cairan - Memberikan nutrisi - Ganti balutan - Mengambil darah lengkap - Memberi terapi inhalasi - Angkat drain 2 fisioterapi 3 Pemeriksaan penunjang Laboratorium - AGDE Radiologis - CT Scan/ MRI kepala 4 Visite dokter - Bedah Saraf
13
Bedah Saraf : Depressed fracture
5
Pemberian therapi - Antibiotik injeksi - Taxegram - Spuit 3 cc - Spuit 5 cc - Aquabidest - Anti inflamasi/edema - Oradexon - Manitol - Metil prednisolon - Anti tukak lambung - Omeprazole - Sucralfat syr - Anti Kejang
VII
- Kutoin injeksi - Dilantin - Vitamin/Neuropeptid/Vasopresin - becombion syrp - Analgetik - Tramadol, ketorolac, novalgin - IVFD - Ring As - Tridex 27B - Renosan 6 Diet ADMINISTRASI PASIEN PULANG 1 Hidup - Ijin dokter - Membuat resep untuk pulang - Membuat resume medis sebelum pasien pulang - Membuat rekapitulasi pemakaian obat dan alat - Kembalikan sisa obat tak terpakai - Memeriksa bukti pembayaran - Menyerahkan resume keperawatan - Menyerahkan kartu kontrol - Pendidikan kesehatan 2 Meninggal - Membuat resume medis - Merekapitulasi pemakaian obat dan alat - Membuat surat keterangan meninggal - Menghubungi jenazah - Serah terima dengan pihak keluarga
14
Bedah Saraf : Intracerebral Hematoma
18. Materi Baku Definisi
Intracerebral hematoma adalah perdarahan yang terjadi dalam jaringan otak.
Etiologi
Intraserebral hematoma disebabkan oleh mekanisme yang hampir sama dengan countrecoup dimana parenkim otak mengalami benturan dengan tulang tengkorak. Lokasi perdarahan sesuai dengan lokasi contrecoup.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang. Dari pemeriksaan klinis didapatkan penurunan kesadran sebagai akibat langsung dari contusio. Dari pemeriksaan klinis, gejala hampir mirip dengan lesi tumor intrakranial. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan diagnosis dengan CT Scan.
Tatalaksana
Tatalaksana definitif adalah dengan evakuasi trauma. Indikasinya adalah midline shifting, penurunan kesadaran dan defisit fokal.
19. Algoritme
15
Bedah Saraf : Depressed fracture
20. Kepustakan
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
21. Presentasi
Materi presentasi disesuaikan dengan penyakit intracerebral hematoma.
22. Model
Model pembelajaran bisa menggunakan diseksi kadaver.
16