Jaringan Telekomunikasi dan Informasi (FEG2E3)
Modul 4. Stuktur Jaringan SS& & Proses Pensinyalan
Faculty of Electrical and Communication Telkom University Bandung – 2015
2/16/2015
SIGNALLING Pendahuluan Pertukaran informasi yang diperlukan bagi Pembentukan , Pemantauan dan Pembubaran hubungan melalui jaringan dalam suatu aturan dan standar tertentu. Jenis Local Loop Signalling Signalling di local loop antara terminal dan exchange Network Signalling Signalling di trunk antar sentral Fungsi Operasi Call set-up, call release, feature setup, feature release dsb. Administrasi Pencatatan data call dll. Maintenance Laporan sentral ke Pusat Telecommunication Management Network (TMN Centre).
PSTN Local Loop signalling PSTN Local Loop Signalling Tidak ada standar internasional mengenai frekuensi dari tone, tegangan dan arus pada tone dan ringing, prosedur pensinyalan. Calling party
Originating Exchange
Terminating Exchange
Called party
B
A
Seizure (off-hook) Dial tone Dialling Seizing Signal Proceed to signal Address Signal Audible Ringing
Ringing Answer AnswerSignal
Conversation Disconnect (on-hook) Clear forward signal Disconnect (on-hook) Release-guard signal
PSTN Local Loop signalling
Klasifikasi Pensinyalan pada Saluran Pelanggan Idle on hook (continuous)- backward Seizure off hook ( 200 ms) - forward
Line
Answer off hook ( 300 ms) - backward
Signalling Forward Clear on hook ( 500 ms) - forward Backward Clear on hook ( 600 ms) - backward Metering 50Hz, 16KHz, RP (150 ms)- backward
Subscriber Signalling
Address Decadic Pulses open/closed Signalling
DTMF (Dual Tone Multi Frequency)
Dial Tone Tone
Audible Signal
= 60ms/40ms
Busy Tone Ringing Tone InterruptionTone
Ringing Current
PSTN Local Loop signalling
Decadic Pulse Merupakan standar bagi “direct controlled exchange” Setiap nomor dial direpresentasikan dalam jumlah pulse Contoh : dial nomor : 31
V ab
on-hook
off-hook
dial " 3"
dial " 1" IDT
t (m s)
Standar ITU untuk decadic pulse = 10 pulse/menit untuk IDT = 250 mdetik Standar sentral Untuk decadik Untuk IDT
= 5 – 24 pulse/menit = 100 mdetik
PSTN Local Loop signalling DTMF Setiap dial number direpresentasikan dengan pengiriman dual tone Standar DTMF adalah rekomendasi ITU-T No. Q-23
697 Hz
1
2
3
V ab on-hook
770 Hz
4
5
6
852 Hz
7
8
9
941 Hz
./*
0
#
1209 Hz
1336 Hz
1447 Hz
off-hook " 3"
50
50
" 1"
IDT
50
50
t (m s)
PSTN Network Signalling PSTN – Network Signalling Pendahuluan Konsep : Analog signaling, artinya satu sinyal akan merepresentasikan suatu ‘tanda’ tertentu (mis. : 1 digit) Transmit signaling : Analog atau digital Di Indonesia saat ini : PSTN Network signaling menerapkan teknik ‘analog-signalling’ yang ditransmisikan secara digital Standar PSTN Network – Signalling CAS (Common Associated Signalling) dan ‘Analog Signaling’
Signalling System Signalling System Signalling System Signalling System
(SS) No.4 (SS) No.5 (SS) No. R1 (SS) No. R2
CCS (Common Channel Signalling) dan ‘Digital Signalling’
Signalling System (SS) No.6 Signalling System (SS) No.7
PSTN Network Signalling Catatan CAS : Kanal untuk signaling menggunakan kanal yang nantinya dipakai untuk speech channel bila call setup berhasil Data/voice + Signalling Exchange
Data/voice + Signalling
Exchange
Data/voice + Signalling
CCS : Kanal untuk signaling disendiakan tersendiri Data/voice Exchange
Exchange
Signalling
Standar pensinyalan C5-C7 dan R1,R2
Sistem
Seri
Line Sig
Reg Sig
2400/2600 Hz Compelled
MFC 2/6 Non compelled Link-by-link
Q.310-331
2600 Hz Continuous Tone-on-idle
MFC 2/6 Non compelled Link-by-link
R2
Q.400-490
2850 Hz Continuous Tone-on-idle
MFC 2/6 Compelled End-to-end
C6
Q.251-297
C5
CAS
Rec ITU-T Q.140-164
R1
CCS C7
Q.701-795
Data Link Medium (2400 bps) Data Link Medium (64 Kbps)
Nama-nama standar pensinyalan
Sistem
Ruas Jaringan
Line Signaling
Subscriber Line
Z-Interface (On-hook/Off-hook)
CAS Inter-exchange
Register Signaling
Decadic Pulse DTMF
Decadic Pulse SMFC
3wEMD/F6 ● Phillips Loop Erisson Loop
2wEMD/F6 ● Ericsson Loop
2wPhillips/F6 E&M
Subscriber Line
DSS1
Inter-exchange
SS7
CCS
PSTN Network Signalling Standar di Indonesia Line Signalling (supervisory signaling) Pensinyalan yang digunakan untuk pendudukan (holding) atau clearing dari suatu speech channel menggunakan E & M transmisi digital.
Register Signalling (Information signaling) Pensinyalan yang digunakan untuk call set-up dsb. Menggunakan R2-SMFC transmisi digital.
Line Signalling di Indonesia
Memanfaatkan timeslot 16 dari PCM 30 Setiap slot terdiri dari 8 bit :
-
TS 0 untuk sinkronisasi TS 1 s.d. 15 dan TS 17 s.d. 31 untuk speech channel TS 16 untuk line signaling secara multiframe TS 16 = a1 a2 a3 a4 b1 b2 b3 b4 untuk line signaling digunakan a1 dan b1
PSTN Network Signalling Frame
Bit a1
Bit b1
TS 16, frame 1 TS 16, frame 2 . . . TS 16, Frame 15
TS 1 TS 2 . . . TS 15
TS 17 TS 18 . . . TS 31
multiframe : 2 ms
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
speech channel
0
Ch 1 1
Ch 2 2
Ch 3 3
12
13
14
15
Ch 29 30
Ch 30 31
speech channel Ch 15 15
Ch 16 17
16
ch 27 28
Ch 28 29
frame : 125 mikrodetik
0,488 mikrodetik
1
2
3
4
5
6
7
8
lebar pulsa = 0,244 mikrodetik timeslot : 3,9 mikrodetik
PSTN Network Signalling Versi ITU a1 dan b1 = 1 a1 dan b1 = 0 Versi Indonesia a1 dan b1 = 0 a1 dan b1 = 1
ada sinyal tidak ada sinyal ada sinyal tidak ada sinyal
Line signalling di Indonesia adalah secara link by link (signaling antar dua sentral berhubungan langsung)
Originating Exchange A
B
Register
Terminating Exchange
Transit Exchange C
Register
D
Register
Register
PSTN Network Signalling ARTI/MAKSUD LINE SIGNAL (FTP Telkom 96) NO
LINE SIGNAL
ARAH (f)
SAAT Awal pemb. hub.
FUNGSI Mengubah kond sal : idle busy
1
Seizure
2
Proceed to send (seizure acknowl)
3
Forced Release
Congestion Time out ringing Time out B busy Time out clear back
Pemutusan hub secara paksa
4
Answer
B menjawab
Tanda awal bicara (awal charging)
5
Metering
Selama bicara
Pembebanan (charging)
6
Clear Back
B tutup hs
Tanda akhir bicara (akhir charging)
7
Clear Forward
A tutup hs
Tanda akhir bicara (akhir charging)
8
Release Guard
Stlh clear forw
-jawaban clear forward -indikasi perangkat tlh idle
9
Re-answer
Stlh clear back dan sblm: time out - ditrm cl.forw (B ttp hs sebentar)
Tidak membubarkan hub.
10
Trunk Offering
Opr. Menghub B’
-tanda menginterupsi -penawaran sambungan
11
Blocking
-sal terganggu atau -sedang dites
Agar tdk dpt diduduki
(b)
- sda -
Konfirmasi bhw. i/c tlh diduduki
PSTN Network Signalling Signalling logic dalam versi digital (pada time slot 16) :
bit a = 1 sinyal diaktifkan bit a = 0 sinyal tidak diaktifkan bit b = 1 tidak ada alarm bit b = 0 ada alarm bit c & d utk saat ini belum dialokasikan, masing-masing diset pada nilai 0 dan 1
Register Signalling
Dikirim secara End to End Originating Exchange A
B
Register
Terminating Exchange
Transit Exchange C
Register
D
Register
Register
Standar frekuensi signal = standar Signal System No. R2 dari ITU.
Setiap signal dual tone dengan frekuensi DTMF pesawat telepon Terdiri dari : - 6 frekuensi backward - 6 frekuensi forward
6 maka kombinasi dari kedua frekuensi masing-masing terdiri C12 sinyal. Dari segi arti sinyal : - 45 sinyal forward - 30 sinyal backward
PSTN Network Signalling Tabel Kombinasi Frekuensi SMFC Combination Number
Frekuensi (Hz)
Contoh :
1380
1500
1620
1740
1860
1980
Forward
1440
1020
900
780
660
540
Backward
1
x
x
2
x
3 4
x x
x x
6
7
14 15
Group B : 15 sinyal
x x
x x
10
13
Backw ard
x
x
9
12
Group A : 15 sinyal
x x
8
11
Sinyal Backward
x
x
5
Sinyal nomor 7 Forward : 1380 dan 1860 Hz Backward : 1440 dan 660 Hz
A1 = B1
x x
A2 = B2
x
x
x x
x x
x x
x x
x
A15 = B15
dari segi Frekuensi sama arti berbeda
PSTN Network Signalling
Sinyal Backward Nomor
Group A
Group B
1
Kirim digit berikutnya (n+1)
Saluran Pelanggan Bebas
2
Kirim digit dari awal lagi
Pelanggan Sibuk
3
Nomor lengkap, saya siap kirim group B
Kirim tone informasi special (sinyal interception)
4
Kongesti
Technical Blocking
5
Nomor langkap sambungkan speech part
Saluran pelanggan bebas, tak berbayar
6
Kirim kategori nomor pemanggil
Pelacakan panggilan malicious
7
Cadangan
Nomor nasional yang tidak dialokasikan
8
Kirim lagi dari digit terakhir dikurangi satu (n-1)
Line out of Service
9
Kirim lagi dari digit terakhir dikurangi dua (n-2)
Cadangan
10
Cadangan
Cadangan
. . .
15 Keterangan 1. Group A 2. Group B
. . .
Cadangan
. . .
Cadangan
: Permintaan sinyal forward atau pindah ke Group B : Kondisi atau kategori dari called station
PSTN Network Signalling
Sinyal Forward Nomor
Group I
Group II
Group III
1
Digit 1
Natiomal Operator
Digit 1
2
Digit 2
Normal Subscriber
Digit 2
3
Digit 3
Local Paypone
Digit 3
4
Digit 4
Internasional Operator
Digit 4
5
Digit 5
Long Distance Paypone
Digit 5
6
Digit 6
National Test and Maintenance Equipment
Digit 6
7
Digit 7
International Test Equipment
Digit 7
8
Digit 8
Cross Border Operator
Digit 8
9
Digit 9
International Paypone
Digit 9
10
Digit 0
Spare
Digit 0
11
Reroute to special sevice
Spare
Spare
12
Spare
Spare
Spare
13
Spare
Spare
Spare
14
Access to maintenance Equip.
Spare
Spare
15
End of available information
End of available information
End of available information
Keterangan : 1. Group I : Nomor Called station 2. Group III : Nomor Calling station 3. Group II : Kategori atau jenis opearator
PSTN Network Signalling Contoh Pensinyalan R2
Terminal 0222500962
LE Dago
LT Bandung
LT Jakarta
LE Slipi
Terminal 0215432167
E&M 0215432167 Toll Bandung
I10 A1
I2
A1 I1 A1 Ulangi dari awal
E&M
A2 I10 A1
Sudah diketahui menuju trunk Jakarta
I2 A1 I1 A1 I5
Dua digit ini untuk mengetahui ke sentral mana yang di tuju
A1 Ulangi dari digit terakhir dikurangi dua (n-2)
I4 A9
E&M
I5 A1 I4 A1 I3 A1 I2 A1 I1 A1 I6 A1 I7
PSTN Network Signalling
Terminal 0222500962
Kirim nomor pemanggil
LE Dago
Lanjutan …..
LT Bandung
LT Jakarta
LE Slipi
A6 III10 A1 III2 A1 III2 A1 III2 A1 III5 A1 III10 A1 III10 A1 III9 A1 III6 A1 III2
Minta pindah ke Group B Nomor yang dipanggil Bebas
A3 B1
Answer (E&M)
Komunikasi Clear Forward (E&M)
Terminal 0215432167
Perioda/siklus waktu SMFC signaling Berhentinya sinyal = MFC, tapi pengiriman sinyal berikutnya dapat tdk/tanpa menunggu sampai sinyal berhenti diterima
Common Channel Signalling No. 7 Pendahuluan CCS no. 7 merupakan network signaling (pensinyalan antar sentral) Direkomendasikan ITU untuk pensinyalan pada ISDN dan PSTN yang sudah terintegrasi secara digital (IDN=Integrated Digital Network) Common Channel Signalling Digital signaling, dapat ditransmisikan digital 64 KBps atau analog 14,8 KBps. Beda dengan R2-digital, karena R2 asalnya signaling MFC analog yang kemudian transmisinya digital (dalam hal ini, signalling merupakan kombinasi tone)
Common Channel Signalling No. 7
Arsitektur fungsional CCS no. 7 Aplication Part (AP) 7
6
Application
Presentation
5
Session
4
Transport
Transaction Capabilities (TCAP)
Data User Part (DUP)
ISDN User Part (ISUP)
Telephone User Part (TUP)
4
Signalling Connection Control Part (SCCP) 3
Network
2
Data Link
1
Physical
Message Transfer Part (MTP)
Network Function
3
Link Function
2
Data Link Function
1
Network Service Part (NSP)
catatan 1. Signalling data link CCs no. 7 setingkat dengan physical layer di OSI (Open System Interfacing). 2. Signalling Link di CCS no. 7 = Message Transfer Part (MTP) = Layer 2 , merupakan protocol pengaturan dasar dari data atau paket atau sel dari CCS no. 7, setingkat data link layer 3 OSI
Common Channel Signalling No. 7 Layer 1 : Message Transfer Part layer 1
Funsinya antara lain :
Pengaturan untuk bidirectional-transmission part serupa dengan “long Signalling CAS” Dasar bit rate = 64 KBps per kanal CCS 7 (dulu menggunakan modem 4,8 KBps) Standar transmisi, rekomendasi ITU misalkan G704, X-50, X-50 bis dsb.
Prinsipnya
1 Frame PCM
ada sejumlah kanal/timeslot khusus untuk CCS no. 7 (pada CCS no. 7 tidak ada pembagian menjadi line signalling dan register signalling)
Layer 1 CCS no. 7 ekivalen dengan lapisan fisik OSI
Optik saluran transmisi
Radio dll V
Layer fisik mengatur
elektrik
I dll
Protokol handshaking dari link
dll.
Common Channel Signalling No. 7 Layer 2 : Message Transfer Part layer 2
Fungsinya antara lain : Mengatur format dasar dari message signal unit Format standar dari message signaling unit (MSU) CCS no. 7 ( harus dipenuhi oleh seluruh jaringan ccs no.7 internasional) Pengisian dari field tertentu (yang sudah didefinisikan pada layer 2) Ekivalen dengan Data Link Layer pada OSI Format standar MSU dari CCS no. 7
F
FCS
SIF
SIO
8
16
32 + 8N
8
F = Flag
2
LI
F I B
FSN
B I B
BSN
F
6
1
7
1
7
8
bit
: Awal dan akhir sinyal CCS no. 7, unik (tidak boleh dipakai oleh unit-unit yang lain) FCS = Frame check sequence : Forward Error Control (agar penerima dapat mendeteksi dan mengoreksi error transmisi) SIF = Signalling Information Link : Diisi dan diterjemahkan oleh layer 3 dan layer 4, merupakan kandungan atau arti dari suatu message sinyal CCS no.7
Common Channel Signalling No. 7
SIO = Service information Octet
: Menunjukan identifikasi message sinyal unit (apakah TUP, DUP, SCCP, ISUP atau IN dll)
LI = Length Indicator
: Indikasi “panjang” (jumlah bit dari suatu message) ---bergantung SIF
FIB = Forward Bit Indicator
: Forward sinyal (sinyal yang dikirim oleh sentral yang memanggil)
FSN = Forward Squence Number
: Nomor urut sinyal arah forward (dikirim oleh sentral pemanggil)
BIB = Backward Bit Indicator
: Kalau diisi maka sinyal CCS no. 7 adalah sinyal backward (sinyal yang dikirim oleh sentral yang dipanggil)
BSN = Backward sequence Number
: Nomor urut sinyal arah backward
Common Channel Signalling No. 7 Layer 3 : MTP layer 3
Fungsi
Pengaturan service connection (Connection oriented atau connectionless oriented) diatur oleh SCCP. Pengaturan berkaitan dengan penomoran dari STP (signaling Transfer Port) dan SP (Signalling Point) dan peruteannya
SP
SP
STP
Jadi terminal CCS no. 7 ( yang umumnya terdapat di sentral) disebut SP kalau merupakan sentral originating “awal” atau sentral terminating “akhir”, jika tidak disebut STP
Common Channel Signalling No. 7 Layer 4 : User Part dan SCCP Berfungsi untuk mengirimkan pesan-pesan pensinyalan melalui jaringan pensinyalan. Mendefinisikan arti pesan-pesan yang dikirimkan dan menentukan urutan pesan yang dikirimkan
SCCP : Harus ada karena merupakan dasar “perantara” antara user part dengan MTP layer 3. jadi SCCP adalah layer 3 dan layer 4
TUP
: Pengaturan aplikasi berbasis telepon digital :
Telepon Videophone dll.
DUP
: Pengaturan aplikasi berbasis komunikasi data
Videotext Teletext Facsimili Group 4
ISUP
: ISDN User Part Pengaturan aplikasi berbasis ISDN service
Common Channel Signalling No. 7 Terminal CCS no. 7
Terdapat di sentral digital ISDN Tugas : Sentral Originating Penerjemahan layer 4 menjadi SIF Pengisian SIO, LI, FIB, FSN, BIB, BSN Perhitungan FCS Penambahan Flag Layer 1 Sentral terminating Deteksi dan koreksi Error FCS Pembacaan SIO, LI, FIB, FSN, BIB, BSN Menggantikan SIF yang diterima
Common Channel Signalling No. 7 Perbedaan Utama dangan CAS ( misal pensinyalan E&M dan R2)
Jumlah kemungkinan signal = 28N Bandingkan dengan E&M = 14 sinyal, R2 = (15 x3)+(15 x 2) = 75 sinyal Jadi fungsi CCS no.7 bisa dikembangkan secara luas : - Operation -----------maintenance - Administration ----- service - Network management dll. Pengiriman informasi sekaligus Misalnya : pengiriman “dial number” dan calling number R2
: 1 digit 1 sinyal bolak balik
CCS
: 1 sinyal sekaligus
I10 A1
I2
F
F
A1 I1 A1
1 sinyal
SIF : diisi dengan dial number, calling number dll
CCS = kanal signaling tersendiri sedangkan CAS --- Register signaling memanfaatkan speech kanal
CCS 7(Common Channel Signalling No. 7) Jaringan SS7 dibentuk oleh elemen-elemen berupa
titik-titik pensinyalan (node) disebut Signalling Point (SP) atau Signalling End Point (SEP) dan jalur-jalur transmisi Signalling Link. (Catatan : Dalam beberapa pembahasan, istilah SEP sering ditulis SP, sehingga dalam jaringan hanya ada dua istilah titik pensinyalan yaitu SP dan STP. Signalling Point yang hanya mampu memproses signalling message yang secara langsung ditujukan kepadanya, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk mentransfer message SS7 yang ditujukan ke SP lain.
Signalling Point (SP)
Setiap titik dalam jaringan yang mempunyai kemampuan untuk mengontrol/memproses signalling message. Contoh-contoh Signalling Point dalam jaringan :
Sentral (Switching Center) Pusat Operasi & Pemeliharaan (OMC) Service Control Point (SCP) Signalling Transfer Point (STP) Signalling Transfer End Point (STEP) Signalling Link dll
Signalling Transfer Point (STP) Merupakan Signalling Point yang mempunyai kemampuan untuk mentransfer signalling message ke Signalling Point lain. Signalling Transfer End Point (STEP) Merupakan Signalling Point yang dapat melakukan fungsi STP & SEP (combined). Signalling Link Merupakan media transmisi untuk membawa signalling message antara dua Signalling Point. Link set link Sejumlah signalling link yang menghubungkan dua buah signalling point secara langsung Link group Sekumpulan link dalam suatu link set yang mempunyai karakteristik sama/identik. Originating Point Signalling Point atau titik asal pengirim signalling message. Destination Point Signalling Point atau titik tujuan akhir dari signalling message. Route signalling Lintasan message yang telah ditentukan sebelumnya. Lintasan tersebut terdiri dari STP dan link signalling yang berada di antara Originating Point (OP) dan Destination Point (DP).
Signalling Link Merupakan media transmisi untuk membawa signalling message antara dua Signalling Point. Link set link Sejumlah signalling link yang menghubungkan dua buah signalling point secara langsung Link group Sekumpulan link dalam suatu link set yang mempunyai karakteristik sama/identik.
link set
signalling link link group
STP
SP
link group Gbr. 3.1 Signalling link, link group dan link set
Route signalling Lintasan message yang telah ditentukan sebelumnya. Lintasan tersebut terdiri dari STP dan link signalling yang berada di antara Originating Point (OP) dan Destination Point (DP). DP
OP
STP
STP Ket : Speech/data channel Gbr. Rute Signalling
Signalling Route
Mode Signalling Ditinjau dari konfigurasi antara kanal
data/speech dan link pensinyalan, terdapat dua mode signalling :
Associated dan Non Associated.
Mode Non Associated dapat berupa Quasi Associated atau Fully Non Associated.
Common Channel Signalling No. 7
Prosedur Pensinyalan Metode Pensinyalan End to End Digunakan pada saat sentral originating mengirimkan informasi pensinyalan ke sentral transit untuk diteruskan ke sentral terminating Digunakan hanya untuk menangani suplmentary service atau user to user signaling Link by link Metode yang paling memungkinkan diterapkan pada CCS no. 7 Informasi permintaan hubungan dikirim link by link
Metode Pengiriman Overlap sending Proses ruting dilakukan setelah menerima beberapa informasi saja, infromasi tambahan yang masih diperlukan dikirim berikutnya/terpisah Enbloc sending Proses ruting dilakukan setelah satu blok informasi secara penuh diterima.
Tipe message Message-message pembangunan hubungan Message-message selama komunikasi berlangsung Message-message pembubaran hubungan panggilan Message-message pengawasan hubungan Message-message pengawasan group sirkit Message-message untuk mengaktifkan fasilitas
Common Channel Signalling No. 7 Proses pembangunan hubungan
Hubungan yang berhasil
LE Originating
dialing complete
LT Originating
LT Terminating
LE Terminating
IAM IAM IAM
ACM
ACM
ACM CPG
CPG ring back tone
ringing
CPG ANM ANM ANM
(Conversation) IAM = Initial Address ACM = Address Complete CPG = Call Progress ANM = Answer
off-hook
Common Channel Signalling No. 7
Hubungan yang tidak berhasil
LE Originating
dialing complete
LT Originating
LT Terminating
LE Terminating
LE Originating
LT Originating
dialing complete
LT Terminating
LE Terminating
IAM IAM
IAM
IAM
IAM IAM
ACM
REL REL Congetion tone
REL
ACM busy tone
ACM
REL REL REL
RLC RLC
RLC RLC
RLC RLC
IAM = Initial Address REL = Release RLC = Release Complete
IAM ACM REL RLC
= = = =
Initial Address Address Complete Release Release Complete
busy tone
Common Channel Signalling No. 7
Proses pemutusan hubungan
Pelanggan yang Dipanggil memutuskan hubungan LE Originating
LT Originating
REL
LT Terminating
REL
LE Terminating
REL on hook
RLC
RLC
RLC
on hook
REL RLC
= =
Release Release Complete
Pelanggan yang memanggil memutuskan hubungan LE Originating
LT Originating
REL
LT Terminating
LE Terminating
REL
REL
RLC
RLC
on hook RLC
on hook
REL RLC
= =
Release Release Complete
Common Channel Signalling No. 7
Terminal
Prosedur En Bloc
LE Originating
Set up Lengkap
LT Originating
IAM
LT Terminating
IAM
LE Terminating
Terminal
IAM Set up
alerting
ACM
ACM
ACM
CPG
CPG
CPG
alerting
Connect Connect
IAM ACM CPG ANM
ANM
= Initial Address = Address Complete = Call Progress = Answer
ANM
ANM
Common Channel Signalling No. 7
Prosedur Overlap
Terminal
LE Originating
Set up tidak Lengkap
LT Originating
LT Terminating
IAM
IAM
SAM
SAM
SAM
SAM
LE Terminating
Terminal
IAM Set up
alerting
ACM
ACM
ACM
CPG
CPG
CPG
alerting
Connect Connect
IAM ACM CPG ANM
ANM
= Initial Address = Address Complete = Call Progress = Answer
ANM
ANM
SELESAI