MODIFIKASI BAN MOTIF ALUR RIB SEGITIGA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN BERKENDARA SEPEDA MOTOR WAHYU HIDAYAT Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UNISMA Bekasi ABSTRACT The tire has an important role in transport because they have a lot of functions and duties such as to sustain the burden of holding the entire vehicle, at full load and empty load when stopped or running. Therefore, tire must be inspected at any time to know the condition of tires fit or not. Vehicle tires basically have two types: Bias tire / diagonal consists of outer and inner tube tire and inner tube type without tire (tubeles). The model of many both bias tires and radial tires is motives groove / trench and the soles of rib. Basically, rib tire tread motif has two kinds: the transverse groove motif and motif longitudinal groove, but along with the development of manufacturing technology, palm motif groove / rib tires combine or modify them. Nowdays, rib tire tread motif modification has made oblique, straight italic, straight across the curve and combination. With a variety of motives model rib tire now, in this article I introduced a new model tire rib motif with the patterns of rib tire model/ triangular groove profile tire designed circular shape on the sides of tire edge. The purpose of the triangle rib model is to provide the tires grip the road surface, particularly when bikers turn with a certain tilt angle. It is very influenced by the speed of the motorcycle itself on the road when turning, but bikers are expected to keep stable speed and controlled. Keywords: Type the tires of vehicle & modifications tire rib triangle motif
PENDAHULUAN Latar Belakang Ban merupakan bagian dari roda kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan. Beban ban sangat berat karena sebagai tumpuan berat kendaraan dan muatannya. Membuat peranan ban sangat penting mengingat fungsi dan kerjanya menyangga beban keseluruhan pada kendaraan, baik beban kosong maupun beban penuh/maksimal. Mengingat pentingnya kerja ban perlu diperhatikan kondisi ban mulai dari tekanan angin, kondisi alur-alur ban maupun keseimbangan (balance) putarannya.
Sehingga sewaktu-waktu
membutuhkan pengecekan atau pemeriksaan untuk mengetahui kondisi dan kelayakan ban. Ban yang digunakan pada kendaraan umumnya menggunakan ban bias/diagonal, biasanya terdiri dari ban luar dan ban dalam. Ban luar berfungsi sebagai pelindung sedangkan ban dalam berfungsi sebagai tempat menyimpan atau menahan angin, pada bagian untuk mengisi angin ban dalam dipasang pentil/nipel. Jenis ban bias/diagonal banyak digunakan untuk kendaraan ringan, angkutan umum, niaga maupun bus atau truk.
Karena tidak semua ban
memiliki ban dalam, sejak tahun 1960 telah dibuat ban untuk mobil tanpa ban dalam yang dikenal dengan nama ban tubeles. Bagian dalam dari ban tubeles terdapat suatu lapisan tipis karet lunak yang menutupi seluruh permukaan dalam dan ujung tepian pelek bertujuan untuk mencegah 87
kebocoran. Keuntungan ban tubeles bobotnya lebih ringan sehingga gaya inersia ban lebih kecil, panas yang timbul lebih kecil karena tidak ada gesekan antara ban dalam dan ban luar serta lebih praktis. Bila terjadi kebocoran mudah menambalnya yaitu, hanya menusukkan semen karet langsung ke dalam di bagian yang bocor saja dan waktu singkat. Kendaraan-kendaraan penumpang pribadi/modern sekarang banyak menggunakan ban tubeles.
Adapun tekanan
udara/angin yang diijinkan di dalam ban antara 28 psi – 100 psi, tergantung dari jenis kendaraan. Untuk kendaraan ringan penumpang/niaga tekanan ban sekitar antara 25 psi – 50 psi sedangkan kendaraan berat truk/bis tekanan ban dapat mencapai 100 psi. Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pentingnya peranan ban pada kendaraan yang ada sekarang ini. Dalam perkembangan teknologi infrastruktur ban dihasilkan motif-motif ban baru dan segala kelebihannya. Terutama untuk meningkatkan dan menjamin factor keselamatan dan keamanan kendaraan dari berbagai medan dan kondisi jalan. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk menunjang penyelesaian penelitian ini, anatara lain ; 1. Observasi model dan motif-motif ban sepeda motor. 2. Melakukan pengamatan kebutuhan model dan motif ban pada sepeda motor dan literatur kajian putaka. 3. Mengenalkan modifikasi ban dengan motif alur rib gergaji pada ban sepeda motor, selanjutnya dianalisis dan dijabarkan agar dapat mengetahui perbandingan dan kelebihan pada ban sepeda motor. TINJAUAN PUSTAKA Roda Kendaraan Semua kendaraan yang berjalan di jalan raya tentu menggunakan roda sebagai
tumpuan mekanik gerak dan untuk menahan beban keseluruhan kendaraan terhadap permukaan jalan. Oleh karena itu roda mempunyai peranan penting yang tidak boleh diabaikan. Roda kendaraan terdiri dari pelek/rim dan ban yang terpasang menjadi satu melingkar dibagian luarnya. Adapun fungsi roda ban kendaraan adalah sebagai tumpuan atau bantalan yang empuk antara jalan dengan kendaraan. Karena ban yang berisikan angin yang terbuat dari karet, mampu menyerap goncangan-goncangan disebabkan oleh 88
jalan yang tidak rata sehingga berperan seperti peredam bantingan (shock absorber). Mengadakan kontak dengan permukaan jalan yang memungkinkan kendaraan dapat berjalan lurus, membelok ke kanan-kiri dalam percepatan, perlambatan dan memudahkan kendaraan berhenti tanpa slip bila waktu pengereman. Dalam mempelajari roda pada kendaraan banyak dibahas adalah ban, baik ban luar dan ban dalam. Ban luar sebagai penahan ban dalam dan pelek/rim sebagai rangka (frame) penahannya, sedangkan ban dalam berisi udara tekan yang diisi oleh compressor melalui nipel atau pentil ban. Besarnya tekanan udara pada ban tergantung dari jenis kendaraannya, untuk mobil penumpang atau niaga tekanan ban ± 25 psi sampai 40 psi sedangkan untuk truk atau bis dapat mencapai 100 psi. Ban luar dibuat dengan menempatkan beberapa jalinan benang sebagai penguat. Jalinan serat benang-benang telah terserap karet dan melingkar sekeliling sisi-sisi samping maupun bagian pada telapak ban. Jalinan serat benang-benang dikenal dengan nama ply, ply ini dibuat berlapis-lapis pada ban, misalkan ban mempunyai dua lapis jalian benang berarti mempunyai 2 ply atau ban mempunyai empat lapis jalinan benang berarti mempunyai 4 ply. Banyaknya lapisan jalinan benang atau ply ini tergantung dari jenis kendaraannya. Ban mobil penumpang minibus atau sedan mempunyai 4 ply, untuk bus dan truk mempunyai 12 ply – 14 ply. Adapun alur-alur/parit telapak ban banyak model dan motif-motifnya sebagai tampilan alur rib pada ban yang berperan agar ban mampu mencengkeram dan tidak mudah tergelincir atau slip terhadap permukaan jalan. Beberapa macam variasi rib telapak ban secara garis besar ditentukan menjadi dua yaitu, telapak ban rib halus dan telapak ban rib kasar. Pada telapak ban rib halus dengan banyak alurnya untuk kendaran yang hanya berjalan pada permukaan jalan raya yang beraspal baik seperti di kota-kota atau jalan tol. Untuk telapak ban rib kasar atau besar untuk kendaraan yang berjalan pada jalan kasar berbatu atau jalan masih tanah, seperti pada kendaraan militer jeep, panser, traktor dan sejenisnya. Ban Kendaraan
Pengertian ban merupakan klasifikasi ban, terdiri dari ban bias (diagonal), ban radial dan ban tubeles. Ban bias (diagonal) disebut juga sebagai ban biasa (konvensional) tergolong ban standar pada kendaraan. Ban bias mempunyai jalinan benang yang berlapislapis/ply saling menyilang satu sama lain melingkar sebagai panahan dan kekuatan pada 89
semua sisi-sisi ban. Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban.
Gambar 1. Lapis jalinan benang ply pada ban Ban radial berasal dari kata “to radiate” yang berarti memancarkan, telapak ban radial dibuat 1,5 lebih lebar dibandingkan dengan ban bias. Dibagian sisi telapak ban diselipkan lapisan-lapisan penguat melingkar, jalur penguat terdiri dari jalinan benangbenang nylon yang melewati garis tegak lurus telapak pada sudut lurus dari lingkaran kawat-kawat baja (bead) yang terselubung oleh lapisan karet yang mengikat ban pada pelek (rim) roda memancar dari garis tengah ban, maka dikenal dengan nama ban radial yang
diproses khusus oleh pabrik ban. Untuk ban radial, konstruksi carcas cord
membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "breaker" atau "belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai tahanan putar (rolling resistance) yang kecil. Ban tubeles merupakan ban untuk mobil tanpa ban dalam, maka dikenal dengan nama ban tubeles. Bagian sisi dalam dari ban tubeles terdapat suatu lapisan tipis karet lunak yang menutupi seluruh permukaan dalam dan ujung tepian pelek sehingga dapat mencegah kebocoran. Keuntungan ban tubeles bobotnya lebih ringan sehingga gaya inersia ban lebih kecil, panas yang timbul lebih kecil karena tidak ada gesekan antara ban dalam dan ban luar serta lebih praktis bila terjadi kebocoran mudah menambalnya yaitu, hanya menusukan kedalam ban semen karet pada bagian yang bocor saja dan dalam 90
waktu singkat. Kendaraan-kendaraan penumpang modern/pribadi sekarang banyak menggunakan ban tubeles.
91
Tabel 1. Konversi Ply Rating dengan Load Range PLY RATING 2 4 6 8 10 12
LOAD RANGE A B C D E F
PLY RATING 14 16 18 20 22 24
LOAD RANGE G H J L M N
Kode Ukuran Ban
Kode ukuran ban merupakan standar satuan internasional (ISO) yang sangat penting digunakan untuk menentukan pilihan ban sesuai dengan jenis-jenis kendaraan. Agar dapat mengetahui ukuran ban perlu memahami cara membaca kode yang tertera pada ban. Tabel indek beban adalah kode numerik yang menunjukkan kapasitas maksimum pembebanan pada kecepatan tertentu, sesuai dengan spesifikasi standar ban dan kapasitas pembebanan maksimum sesuai dengan standar yang berlaku. Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam terus menerus.
Gambar 2. Dasar standar ukuran ban
92
Tabel 2. Simbol Kecepatan Ban SIMBOL KECEPATAN A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 B C D E F G J
KECEPATAN (KM/JAM) 5 10 15 20 25 30 35 40 50 60 65 70 80 90 100
SIMBOL KECEPATAN K L M N P Q R S T U H V W Y Z
93
KECEPATAN (KM/JAM) 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 240 270 300 Diatas 240
Tabel 3. Indek Beban Ban INDEK BEBAN 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
KG 335 345 355 365 375 387 400 412 425 437 450 462 475 487 500 515 530 545 560 580 600 615 630 650 670 690 710 730 750 775
INDEK BEBAN 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129
KG 800 825 850 875 900 925 950 975 1000 1030 1060 1090 1120 1150 1180 1215 1250 1285 1320 1360 1400 1450 1500 1550 1600 1700 1750 1800 1850 1900
Cara Membaca Kode Ban
Pada ban kendaraaan terdapat tulisan karakter angka maupun huruf atau kode-kode lainnya. Misalkan pada ban tertera
215/65R16 angka-angka disamping merupakan
contoh petunjuk ukuran ban mobil 215 adalah lebar dari tapak ban mobil dalam satuan millimeter, 65 adalah tebal ban dari peleg ke permukaan terluar ban, angka tersebut 94
merupakan perbandingan dengan lebar tapak ban dalam satuan persen, bila dilihat dari contoh yaitu 55% dari 215 mm. R16 adalah diameter lingkaran dalam ban sesuai dengan ukuran pelek (rim).
Gambar 3. Kode-kode ukuran ban Kode pembuatan ban untuk mengetahui waktu diproduksi yang berhubungan dengan usia ban, bila dicamtumkan angka 0707 itu artinya ban itu dibuat pada bulan 7 tahun 2007. Misalkan ukuran ban tertera tulisan 205/55R16 95H, arti kode ban diuraikan sebagai berikut : > "205" : menunjukkan lebar telapak ban = 205 mm. >"55"
: menunjukkan tinggi ban dalam satuan persen dari telapak ban.
> "R"
: menunjukkan konstruksi ban jenis Radial.
> "16"
: menunjukkan diameter pelek = 16 inchi.
> "95"
: menunjukkan beban maksimum yang bisa ditahan setiap ban. Angka tersebut memiliki load index sebesar 690 kg.
>"H"
:
menunjukkan batas kecepatan maksimum yang diijinkan, maksimum 210
km/jam. Ban Sepeda Motor
Beberapa istilah dalam struktur ban sepeda motor dapat dirangkum di bawah ini: -
-
Ply adalah lapisan-lapisan serat benang yang melapisi semua permukaan sisi-sisi dalam dari ban, berfungsi untuk mencegah dan menahan karet agar tidak mengembang bebas. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat merusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut pattern.
95
-
-
-
Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil, sedang ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan diantara tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada tread agar tidak langsung diserap oleh casing. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban. Bead adalah jalinan kawat-kawat baja yang melingkar pada tepian ban yang menyatu dengan karet yang keras dan berfungsi untuk penguat dan penahan ban terhadap pelek roda (rim wheel). Rimline adalah garis yang menandakan posisi bibir pelek. Dapat juga dipakai sebagai pedoman lurusnya alur ban yang dipasang pelek. Sidewall adalah sisi samping kiri dan kanan ban, berfungsi sebagai penopang/dinding ban.
Simbol atau kode ban sepeda motor
Selain terdapat Merk dan Type ban pada ban tertera banyak symbol / kode. Berikut ini akan dibahas beberapa simbol yang paling sering tertulis pada permukaan ban sepeda motor. Kode Ukuran Ban
Kode ukuran ban tertera 70/90-17. Maka angka pertama 70, menunjukkan lebar ban dalam satuan milimeter, dan 90 persentase rasionya (persentase lebar ban dari tingginya). Sedang angka ketiga, 17 artinya diameter pelek dalam satuan inci. Jadi kode ban 70/90-17 adalah dimensi lebar telapak ban 70 mm, dengan tinggi 90% x 70 mm = 63 mm dan diameter ban 17 inci.
Gambar 4. Kode ukuran ban sepeda motor Contoh lain kode ban 3,00-18 adalah angka 3.00 menunjukkan lebar ban 3 inci, sedang 18 berarti diameter pelek, dalam satuan inci dan rasionya dianggap 100%. Jadi tebal ban 100% x 3 = 3 inci.
96
Usia ban/produksi
Usia ban ditunjukkan empat angka yang terdapat di sisi ban misalnya, 2103 angka tersebut menberikan informasi periode produksi ban. Dua angka pertama menunjukan minggu, dua angka terakhir berarti tahun pembuatan. Jadi kalau dibaca, kode di atas berarti, ban diproduksi pada minggu ke-21 tahun 2003. Kode angka ini penting, mengingat semakin lama ban tersimpan, semakin rentan terhadap kerusakan akibat kekerasan kompon ban. Setiap pabrik ban punya pengkodean serta jumlah digit yang berbeda-beda. Biasanya tertera pada pinggiran ban/dekat pelek misalnya tertera 1608, berarti diproduksi minggu ke-16 tahun 2008. Usia atau umur ban umumnya 3 tahun dari tanggal produksi atau menempuh jarak 60.000 km. Simbol Kecepatan
Simbol kecepatan adalah simbol (huruf alfabet) yang menunjukan batas maksimum kecepatan sebuah ban yang dipacu dengan membawa beban sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam standar, selama 1 (satu) jam terus menerus. Ambil contoh ban DURO tercantum 90/80-17 46 P. Huruf terakhir menerangkan indeks kecepatan maksimalnya. Pada tabel huruf P artinya ban sanggup hingga kecepatan 150 km/jam. Kode ini masih layak dipakai pada sepeda motor Suzuki Satria FU 150 CBU. Berbeda lagi bila digunakan untuk kebutuhan balap. Hurufnya lebih tinggi lagi. Misalnya Bridgestone Battlax tertulis S sanggup mencapai kecepatan 180 km/jam. Arah Putaran Ban
Arah putaran ban ditandai dengan kode berupa anak panah. Tanda ini digunakan sebagai acuan posisi pemasangan ban yang benar. Arah putaran roda harus searah dengan tanda anak panah tersebut. Karena jika posisi pemasangannya terbalik maka pola alur ban (pattern ban) tidak berfungsi dengan baik.
97
Gambar 5. Tanda arah panah dan TWI Batas Thread Wear Indication (TWI)
Thread Wear Indication (TWI) artinya indikator batas pemakaian ban, pada ban ditandai segitiga. Kode ini menunjukkan batas minimum alur ban. Batas ketebalan alur ban yang ditunjukkan segitiga berupa tonjolan yang ada di dasar ban. Tanda ini merupakan ciri fisik yang terletak persis di kedua sisi alur rib ban. Diperkuat lagi dengan garis tebal yang membentang di antara kedua tanda yang mengindikasikan kondisi penggunaan ban. Jika ketebalan ban terutama pada grove sudah menyentuh garis tersebut, menunjukkan ban waktunya diganti. Simbol Ban Depan atau Belakang
Simbol tambahan (huruf alphabet) yang membedakan antara ban untuk roda depan dengan ban untuk roda belakang, digunakan simbol F atau R. Simbol F “ Front “ yang berarti ban tersebut special didesain untuk ban depan. Sedangkan R “ Rear “ yang berarti ban tersebut special didesain untuk ban belakang. Pembedaan ini biasanya dikarenakan adanya perbedaan fungsi antara ban depan dengan ban belakang. Ban depan lebih berfungsi sebagai steering atau pengendali arah gerak. Sedang ban belakang sebagai penerus perpindahan daya sebagai penggerak, jadi daya traksi ban sangat dibutuhkan. Makanya pattern didesain lebih bisa mencengkeram atau menggigit. Selain itu, biasanya berat dan jenis alur/rib ban depan dan belakang jelas berbeda. Petunjuk Beban Maksimum
Biasanya pada ban juga terdapat petunjuk yang menerangkan beban maksimum yang dapat ditahan oleh ban tersebut. Seperti MAX. LOAD 375 LBS AT 32 P.S.I. COLD
98
yang artinya ban tersebut mampu menahan berat maksimal sampai 375 Lbs atau sekitar 170 Kg (1 Lbs = + 450 gr) pada tekanan angin 32 psi dengan kondisi ban dingin. Simbol – Simbol Lain
Selain symbol – symbol yang diatas, masih ada juga beberapa simbol, seperti : tulisan tubeless atau tube type. Untuk ban dengan tulisan tube type, sangat dianjurkan penggunaan ban dalam. Meskipun sekarang banyak yang menawarkan ban tipe ini bisa dirubah menjadi type tubeless. Hal ini dikarenakan susunan bahan pembuat ban tubeless dan ban tube type berbeda. Garis berwarna pada alur ban. Warna garis ini bisa berbeda pada tiap pabrikan ban, bisa merah, biru, hijau, kuning, putih, menunjukkan ban tersebut masih baru atau belum dipakai. PEMBAHASAN Modifikasi Ban Motif Alur/Rib Segitiga
Telah dibahas tentang spesifikasi dan karakteristik ban diatas, dalam perkembangan teknologi ban banyak penyempurnaan modifikasi, type, model, motif– motif ban yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kehandalan sebagai cirikhas pabrikan merk ban.
Gambar 6. Profil struktur ban sepeda motor Dapat dianalisis motif ban sekarang dapat dijadikan acuan dasar untuk menambahkan modifikasi motif alur atau rib pada ban sepeda motor. Hal ini ditinjau dari efektifitas daya cengkeraman ban terhadap permukaan jalan, baik jalan lurus maupun 99
jalan membelok agar tetap stabil dan aman. Pengembangan modifikasi ban dengan motif alur rib segitiga dirancang melingkar pada sisi-sisi pinggiran telapak ban untuk ban sepeda motor. Motif alur rib segitiga mirip gergaji dapat dirancang dan dibuat dengan jumlah 3 sampai 5 alur rib di sisi pinggiran ban. Hal ini bertujuan untuk menambah gaya tahanan kesamping pada sisi-sisi pinggiran ban agar tidak gampang selip atau tidak kepleset terhadap permukaan jalan khususnya pada waktu membelok. Dalam operasionalnya bagi pengendara sepeda motor, pada waktu membelok dapat membentuk sudut kemiringan dan perlu mengimbangi kecepatan sepeda motor terhadap radius belokan jalan. Hal ini penting untuk menjamin agar ban sepeda motor tidak selip terhadap radius belokan jalan sehingga sangat membutuhkan factor keamanan dan keselamatan. Kehandalan tampilan motif alur rib segitiga dirancang pada pinggiran ban
sepeda
motor,
bertujuan
agar
memiliki
kemampuan
daya
tahanan
melintang/kesamping terhadap permukaan jalan sehingga alur rib segitiga dapat menggigit/mencengkeram permukaan jalan lebih kuat membuat ban tidak mudah selip/kepleset. Alur rib segitiga
Gambar 7. Penampang dan telapak ban motif alur rib segitiga Bila sepeda motor waktu membelok perlu diimbangi sudut kemiringan tertentu sesuai dengan radius belokan jalan dan tingkat kecepatannya. Sehingga alur rib segitiga dapat bersinggungan sempurna terhadap permukaan jalan akhirnya dapat memberikan cengkeraman ban lebih efektif membuat pengendara sepeda motor waktu membelok 100
tetap stabil dan aman. Spesifikasi dan kode ukuran ban sama dengan standar pabrikan ban yang ada dipasaran. Pada akhirnya dalam operasionalnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan efektifitas daya cengkeraman ban lebih baik bila dibandingkan dengan motif-motif alur rib ban biasa/konvensional dari pabrikan ban yang ada dipasaran sekarang ini.
Gambar 8. Perbedaan gaya sentuh ban biasa dan ban rib segitiga Dari tampilan bidang gesek ban biasa hanya satu bidang sentuh saja diperkirakan daya cengkeraman rib ban terhadap jalan masih kurang yang memungkinkan mudah selip atau kepleset saat miring membelok, karena gaya tahanan kesamping kecil. Sedangkan ban dengan alur rib segitiga mempunyai beberapa bidang sentuh/gesek
yang
memungkinkan daya cengkeraman rib ban terhadap permukaan jalan lebih besar/kuat yang diperkirakan tidak mudah selip atau tidak mudah kepleset saat miring membelok. Bagi pengendara sepeda motor dengan ban alur rib segitiga lebih mampu menahan gaya gesek kesamping yang lebih banyak sehingga dapat menjamin tingkat keamanan dan keselamatan. Maka diharapkan modifikasi ban alur rib segitiga dapat diandalkan dan dikembangkan teknologi infrastrukturnya untuk andalan ban masa depan. KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dibahas diatas dapat menambah pengetahuan dan arti tentang ban pada kendaraan roda empat maupun ban kendaraan roda dua mulai dari ; jenis, struktur dan model-model ban kendaraan. 1. Pengetahuan ban bias (diagonal/konvensional), ban tubeles dan ban radial. 2.
Struktur jalinan benang (ply) dan penguat kawat-kawat baja (beat) pada ban.
3. Spesifikasi, ukuran dan kode-kode pada ban kendaraan. 101
4. Modifikasi model alur/rib segitiga pada ban sepeda motor. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, A Book of the car, 1974, London Drive Publisation, Berkeley Square House. ______, Bosch Automotive hand book, 1978, London Eurolingua Professional Language Service. ______, New Step 1 Training Manual, 2003, penerbit PT. TOYOTA ASTRA MOTOR NASIONAL SERVICE DIVISION. Anwari dan Dede Anwar Sutisna, 1979, Praktek Casis dan Bodi, penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Bagyo, Sucahyo, Darmanto dan Soemaryono, 1999, penerbit Tiga Serangkai Solo. Tamsir, Rizal, Casis dan Pemindah Tenaga, 1999, penerbit Angkasa Bandung. Yunan, Ginting, Otomotif Dasar, 1999, penerbit Angkasa Bandung.
102