ANALISIS PERSEPSI KESELAMATAN BERKENDARA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA DAN PENGENDARA OJEK DI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK TAHUN 2013 Sri Budi Widiyanti1, Zulkifli Djunaidi2 1
Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
2
Staff Pengajar Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
ABSTRAK Mahasiswa yang menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi dan pengendara ojek merupakan pengendara yang sering berkendara di lingkungan Universitas Indonesia, Depok. Saat berkendara, untuk alasan tertentu, pengendara tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang berlaku. Hal tersebut berpotensi terjadi kecelakaan lalu lintas, baik pada sesama pengendara sepeda motor maupun pada pengguna jalan lainnya. Penelitian ini membahas tentang analisis persepsi keselamatan berkendara sepeda motor pada mahasiswa dan pengendara ojek di Universitas Indonesia Depok tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan bersifat deskriptif analitik dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 100 orang, terdiri atas 50 orang mahasiswa dan 50 orang pengendara ojek. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa dengan pengendara ojek serta motivasi mahasiswa dengan pengendara ojek. Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap persepsi keselamatan berkendara serta kondisi kendaraan terhadap persepsi keselamatan berkendara. Kata Kunci : Keselamatan Berkendara; Mahasiswa; Pengendara ojek; Persepsi ABSTRACT Undergraduate students who use motorcycles as a means of transportation and motorcycle riders (ojek) are riders who often drive at Universitas Indonesia, Depok. While driving, for some reason, motorcycle riders do not obey the traffic signs and regulations. It has the potential traffic accidents, both on fellow motorcycle riders and the other road users.The focus of this study was analyzed of safety driving perception in undergraduate students and motorcycle riders (Ojek) at Universitas Indonesia Depok year 2013. This study used quantitative analytical descriptive by cross sectional design. The sample in this study amounted to 100 people, consisting of 50 undergraduate students and 50 motorcycle riders (Ojek). Data were collected by distributing questionnaires directly to the respondents. The results of this study indicate that undergraduate students’ knowledge and motivation significantly difference with motorcycle riders (Ojek). In addition, perception about safety driving was found to have significant differences with motivation and motorcycle condition. Keywords: Motorcycle Riders (Ojek); Perception; Safety Driving; Undergraduate Students
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
PENDAHULUAN Saat ini, sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling banyak ditemui di Indonesia. Pertumbuhan sepeda motor yang sangat pesat menyebabkan produksi sepeda motor meningkat setiap tahunnya. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat pada tahun 2010, produksi sepeda motor berjumlah 7.395.390 unit. Pada tahun 2011, jumlah produksi sepeda motor meningkat menjadi 8.006.293 unit. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi penurunan produksi sepeda motor menjadi 4.311.019 unit. Walaupun terjadi penurunan, namun angka tersebut masih tergolong tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2004), kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang sering diabaikan. Di dunia, setiap tahun diperkirakan 1.2 juta orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, sedangkan 50 juta orang mengalami luka-luka. Pada tahun 1990, kecelakaan lalu lintas merupakan berada di urutan kesembilan dari 10 penyebab utama kematian di dunia. Jika tidak ditangani dengan serius, diperkirakan pada tahun 2020, kecelakaan lalu lintas menempati urutan ketiga terbesar setelah penyakit jantung dan depresi dari sepuluh penyebab utama kematian di dunia. Di Indonesia, angka kecelakaan meningkat setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009, jumlah kecelakaan sebesar 62,960, dengan korban meninggal sebesar 19,979 orang, luka berat sebesar 23,469, dan luka ringan 62,936. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah kecelakaan menjadi 66,488 dengan korban meninggal 19,873, luka berat sebesar 26,196, dan luka ringan sebesar 63,809. Pada tahun 2011 kembali terjadi peningkatan jumlah kecelakaan menjadi 108,696 dengan korban meninggal sebesar 31,195, luka berat sebesar 35,285, dan luka ringan sebesar 108,945. Menurut Departemen Perhubungan (2012), berdasarkan data kecelakaan lalu lintas pada tahun 2011, diperoleh informasi bahwa 72% dari kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia melibatkan sepeda motor. Menurut Departemen Perhubungan, tingginya angka korban meninggal pada kecelakaan lalu lintas dikarenakan disiplin berlalu lintas yang masih rendah. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa 90% kecelakaan yang terjadi di jalan raya karena faktor manusia, sedangkan sebanyak 10% sisanya dibagi rata antara kondisi jalan dan rambu lalu lintas serta faktor kendaraan. Universitas Indonesia merupakan sebuah universitas dengan tingkat mobilitas pengguna jalan yang tinggi. Jalur kendaraan yang ada di lingkungan kampus, tidak hanya digunakan oleh civitas akademika Universitas Indonesia saja, tetapi juga warga sekitar. Banyaknya pengguna jalan yang mengendarai kendaraannya membuat terjadinya kecelakaan lalu lintas. Menurut data yang diperoleh dari Sub Direktorat Pembinaan Lingkungan Kampus
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
Universitas Indonesia dalam websitenya (www.plk.ui.ac.id), terdapat beberapa kasus kecelakaan yang terjadi di lingkungan kampus. Pada tahun 2009, 2010, dan 2011 terjadi peningkatan kasus kecelakaan yang terjadi di Universitas Indonesia. Pada tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan kasus kecelakaan. Walaupun terjadi penurunan terhadap kasus kecelakaan di lingkungan kampus Universitas Indonesia, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kecelakaan lainnya mengingat banyaknya pengendara yang melewati lingkungan kampus. Mahasiswa dan pengendara ojek merupakan pengendara sepeda motor yang memiliki mobilitas tinggi untuk berkendara di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Mahasiswa menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi sehari-hari. Sementara pengendara ojek mengantarkan penumpang ke penjuru lingkungan kampus. Dikarenakan seringnya mahasiswa dan pengendara ojek melewati jalan yang ada di lingkungan kampus serta terdapat kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan, maka diperlukan analisis mengenai persepsi keselamatan berkendara untuk mengetahui gambaran persepsi mengenai keselamatan berkendara pada mahasiswa dan pengendara ojek. TINJAUAN TEORITIS Menurut Jalaludin Rakhmat (1996), persepsi merupakan proses memberi makna pada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Robbins (1996) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Apa yang dipersepsikan oleh seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Menurut David Krech (1962), dalam Rakhmat (1996), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses persepsi. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Frame of Reference, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki dan dipengaruhi dari pendidikan, bacaan, dan penelitian. 2. Frame of Experience, yaitu pengalaman yang telah dialaminya yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya.
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
Sedangkan menurut Robbins (1996), persepsi seseorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi melalui proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor-faktor tersebut, antara lain terletak pada pelaku
pemersepsi, target persepsi, dan
situasi. 1. Faktor pada pemersepsi Jika seseorang melihat sebuah target dan mencoba untuk memberikan interpretasi mengenai hal yang ia lihat, interpretasi tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu (pelaku persepsi). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaku persepsi akan mempengaruhi persepsinya terhadap objek tertentu. Karakteristik individu yang dapat mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan ekspektasi. 2. Faktor pada target Karakteristik dalam target persepsi yang sedang diobservasi, dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Gerakan, suara, ukuran, dan berbagai atribut lainnya dapat memperbaiki cara persepsi objek yang dilihat sebelumnya. Objek-objek yang letaknya saling berdekatan akan cenderung dipersepsikan sebagai kelompok objek yang tak terpisahkan. Semakin besar persamaannya, semakin besar pula kemungkinan bahwa individu akan cenderung mempersepsikan objek sebagai sebuah kelompok bersama. 3. Faktor dalam situasi Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti situasi di mana persepsi tersebut timbul harus mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam proses pembentukan persepsi seseorang.
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
Faktor pada pemersepsi • Sikap • Motif • Kepentingan • Pengalaman • Pengharapan
Faktor dalam situasi • Waktu • Keadaan/tempat kerja • Keadaan sosial
Persepsi
Faktor pada target • Hal baru • Gerakan • Bunyi • Ukuran • Latar belakang • Kedekatan Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sumber: Robbins, Stephen P. (1996)
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Universitas Indonesia, Depok pada bulan Mei hingga Juni 2013. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan bersifat deskriptif analitik. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross sectional atau studi potong lintang. Sampel penelitian berjumlah 100 orang, terdiri dari 50 orang mahasiswa Universitas Indonesia yang menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi dan 50 orang pengendara ojek yang beroperasi di Universitas Indonesia. Sampel dipilih melalui teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling), sehingga setiap anggota atau unit populasi memiliki probabilitas yang sama untuk menjadi sampel. Jumlah sampel didapatkan menggunakan rumus perhitungan jumlah sampel estimasi proporsi dengan rumus sebagai berikut:
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
Gambar 2. Rumus Jumlah Sampel Sumber: Notoatmodjo, 2010
Keterangan: Z = nilai pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96) n = jumlah sampel minimal yang diperlukan α = derajat kepercayaan p = proporsi persepsi keselamatan berkendara q=1–p d = limit dari error atau presisi absolut Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pada faktor internal, variabel yang diteliti adalah pendidikan, pengetahuan, motivasi, dan pengalaman. Sedangkan pada faktor eksternal, variabel yang diteliti adalah keadaan lingkungan dan kondisi kendaraan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah persepsi keselamatan berkendara. Variabel-variabel tersebut dilihat pada waktu yang bersamaan. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada sampel penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan perangkat lunak program statistik, yaitu SPSS 16.0. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis distribusi frekuensi variabel yang diamati dan diukur hingga diperoleh gambaran masingmasing variabel yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan antara mahasiswa dan pengendara ojek pada satu variabel serta hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menguji antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan uji chi square (CI = 95%).
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 100 responden, terdiri dari 50 responden mahasiswa dan 50 responden pengendara ojek, diketahui tingkat pendidikan dari masing-masing responden. Hasil tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepemilikan SIM C
Frekuensi (orang) Pengendara Ojek
Mahasiswa
SD
6
-
SMP
9
-
SMA
33
-
Diploma
2
6
Sarjana
-
43
Magister
-
1
Total
50
50
Tabel 1. menunjukkan bahwa pengendara ojek lebih banyak yang berpendidikan terakhir SMA, yaitu sebanyak 33 orang, diikuti dengan pendidikan SMP sebanyak 9 orang, SD sebanyak 6 orang, dan diploma sebanyak 2 orang. Untuk responden pada mahasiswa, sebagian besar sedang menjalani pendidikan pada tingkat sarjana, yaitu sebanyak 43 orang, diikuti dengan diploma sebanyak 6 orang, dan magister sebanyak 1 orang. Pada variabel pengetahuan, motivasi, pengalaman, keadaan lingkungan, kondisi kendaraan, dan persepsi keselamatan berkendara, hasil analisis data disajikan pada tabel sebagai berikut:
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Penelitian Frekuensi (orang) Variabel
Pengendara Ojek
Mahasiswa
Kurang Baik
Baik
Kurang Baik
Baik
Pengetahuan
33
17
5
45
Motivasi
18
32
34
16
Pengalaman
18
32
26
24
20
30
31
19
22
28
30
20
27
23
22
28
Keadaan Lingkungan Kondisi Kendaraan Persepsi
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada variabel pengetahuan, pengendara ojek yang memiliki pengetahuan baik mengenai keselamatan berkendara sebanyak 17 orang dan pada mahasiswa sebanyak 45 orang. Pada variabel motivasi, pengendara ojek yang memiliki motivasi baik mengenai keselamatan berkendara sebanyak 32 orang dan mahasiswa sebanyak 16 orang. Pada variabel pengalaman, pengendara ojek yang memiliki pengalaman baik mengenai keselamatan berkendara sebanyak 32 orang dan mahasiswa sebanyak 24 orang. Pada variabel keadaan lingkungan, pengendara ojek yang memiliki pendapat baik mengenai keadaan lingkungan di kawasan Universitas Indonesia sebanyak 30 orang dan mahasiswa sebanyak 19 orang. Pada variabel kondisi kendaraan, pengendara ojek yang memiliki pendapat dan perhatian baik mengenai kondisi kendaraan sebanyak 28 orang dan mahasiswa sebanyak 20 orang. Untuk variabel persepsi, pengendara ojek yang memiliki persepsi baik mengenai keselamatan berkendara sebanyak 23 orang dan mahasiswa sebanyak 28 orang. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square (CI = 95%). Uji tersebut digunakan untuk melihat hubungan antara status responden (mahasiswa dan pengendara ojek) dengan variabel penelitian dan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada analisis hubungan antara status responden dengan variabel penelitian, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
pada mahasiswa dengan pengendara ojek serta perbedaan yang signifikan antara motivasi pada mahasiswa dengan pengendara ojek. Hasil analisis tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Responden dengan Pengetahuan Pengetahuan Status
Kurang Baik
Total
Baik
OR (95% CI)
n
%
n
%
n
%
Ojek
33
66
17
34
50
100
17. 471
Mahasiswa
5
10
45
90
50
100
5.853 – 52.151
Total
38
38
62
62
100
100
p value
0.000
Hasil analisis hubungan antara status responden dengan pengetahuan diperoleh bahwa terdapat 17 orang (34%) pengendara ojek yang berpengetahuan baik, sedangkan pada mahasiswa, terdapat 45 orang (90%) yang berpengetahuan baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa dengan pengendara ojek. Dari hasil analisis ini juga diperoleh nilai OR = 17.471 yang berarti bahwa mahasiswa memiliki peluang 17.471 kali untuk berpengetahuan baik dibandingkan dengan pengendara ojek. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Responden dengan Motivasi Motivasi Status
Kurang Baik
Total
Baik
OR (95% CI)
n
%
n
%
n
%
Ojek
18
36
32
64
50
100
0.265
Mahasiswa
34
68
16
32
50
100
0.116 – 0.606
Total
52
52
48
48
100
100
p value
0.003
Hasil analisis hubungan antara status responden dengan motivasi diperoleh bahwa terdapat 32 orang (64%) pengendara ojek yang memiliki motivasi baik, sedangkan pada mahasiswa, terdapat 16 orang (32%) yang memiliki motivasi baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.003 yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi mahasiswa dengan pengendara ojek. Dari hasil analisis ini juga diperoleh nilai OR = 0.265
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
yang berarti bahwa mahasiswa memiliki peluang 0.265 kali untuk bermotivasi baik dibandingkan dengan pengendara ojek. Analisis bivariat lainnya yang dilakukan adalah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen, seperti pendidikan, pengetahuan, motivasi, pengalaman, keadaan lingkungan, dan kondisi kendaraan dihubungkan dengan variabel dependen, yaitu persepsi keselamatan berkendara. Hasil yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi dan kondisi kendaraan dengan persepsi keselamatan berkendara. Hasil tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Motivasi dan Persepsi Persepsi Motivasi
Kurang Baik
Total
Baik
OR (95% CI)
n
%
n
%
n
%
Kurang Baik
33
63.5
19
36.5
52
100
3.474
Baik
16
33.3
32
66.7
48
100
1.524 – 7.917
Total
49
49
51
51
100
100
p value
0.005
Hasil analisis hubungan antara motivasi dengan persepsi keselamatan berkendara diperoleh bahwa terdapat 19 orang (36.5%) responden secara keseluruhan yang bermotivasi kurang baik memiliki persepsi baik mengenai keselamatan berkendara, sedangkan pada responden yang bermotivasi baik, terdapat 32 orang (66.7%) yang memiliki persepsi baik mengenai keselamatan berkendara. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.005 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan persepsi keselamatan berkendara. Dari hasil analisis ini juga diperoleh nilai OR = 3.474 yang berarti bahwa responden yang bermotivasi baik memiliki peluang 0.347 kali untuk berpersepsi baik dibandingkan dengan responden yang bermotivasi kurang baik. Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Motivasi dan Persepsi Kondisi Kendaraan
Persepsi Kurang Baik
Total
Baik
OR (95% CI)
n
%
n
%
n
%
Kurang Baik
36
69.2
16
30.8
52
100
6.058
Baik
13
27.1
35
72.9
48
100
2.545 – 14.419
Total
49
49
51
51
100
100
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
p value
0.000
Hasil analisis hubungan antara kondisi kendaraan dengan persepsi keselamatan berkendara diperoleh bahwa terdapat 16 orang (30.8%) responden secara keseluruhan yang berpendapat bahwa kondisi kendaraan kurang baik memiliki persepsi baik mengenai keselamatan berkendara, sedangkan pada responden yang berpendapat bahwa kondisi kendaraan baik, terdapat 35 orang (72.9%) yang memiliki persepsi baik mengenai keselamatan berkendara. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kendaraan dengan persepsi keselamatan berkendara. Dari hasil analisis ini juga diperoleh nilai OR = 6.058 yang berarti bahwa responden yang berpendapat baik mengenai kondisi kendaraan memiliki peluang 6.058 kali untuk berpersepsi baik dibandingkan dengan responden yang berpendapat kurang baik mengenai kondisi kendaraan. PEMBAHASAN Analisis Tingkat Pendidikan Terhadap Persepsi Keselamatan Berkendara Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 100 responden, diantaranya 50 responden mahasiswa dan 50 responden pengendara ojek, diketahui bahwa sebagian besar responden pada kelompok mahasiswa saat ini menjalani pendidikan pada jenjang Sarjana, yaitu sebanyak 43 orang (86%). Sementara itu, pada kelompok pengendara ojek, responden paling banyak berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 33 orang (66%). Dillihat berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji chi square antara variabel pendidikan dengan persepsi mengenai keselamatan berkendara, diperoleh hasil bahwa ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan persepsi keselamatan berkendara. P value yang didapatkan pada uji analisis ini adalah 0.695. Menurut M.J. Langvert (1976), dalam Rizky (2009), menyatakan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak didik menuju kedewasaan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan dari seseorang. Menurut Green (1980), dalam Rizky (2009), semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya, sehingga akan mudah untuk menerima dan mengembangkan pengetahuan serta teknologi. Seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi diasumsikan akan semakin bijak dalam mengambil keputusan.
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
Analisis Pengetahuan Terhadap Persepsi Keselamatan Berkendara Perbedaan pengetahuan antara mahasiswa dengan pengendara ojek dianalisis menggunakan uji chi square dengan menghubungkan status responden, yaitu mahasiswa dan pengendara ojek, dan tingkat pengetahuan. Hasil yang didapatkan dari analisis ini adalah p value sebesar 0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa dengan pengetahuan pengendara ojek. Dilihat dari jawaban yang diberikan oleh responden melalui kuesioner yang disebarkan secara langsung, baik mahasiswa maupun pengendara ojek ternyata kurang mengetahui peraturan yang berlaku di lingkungan kampus Universitas Indonesia, Depok. Salah satu peraturan tersebut adalah batas kecepatan berkendara di dalam lingkungan kampus. Menurut tata tertib lalu lintas yang berlaku di Universitas Indonesia, batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan adalah 40 km/jam. Berdasarkan penuturan responden, mereka kurang mengetahui batas kecepatan tersebut, sehingga terkadang mereka mengendarai sepeda motor melebih batas tersebut. Selain peraturan tersebut, beberapa responden, terutama pada pengendara ojek, kurang mengetahui arti dari rambu-rambu lalu lintas. Menurut David Krech (1962), dalam Rakhmat (1996), menyatakan bahwa persepsi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Dengan alat indera, manusia dapat menangkap pengetahuan yang dibutuhkannya. Pengetahuan dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis Motivasi Terhadap Persepsi Keselamatan Berkendara Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden, diperoleh gambaran mengenai motivasi terhadap keselamatan berkendara. Responden pada pengendara ojek memiliki motivasi yang lebih baik, sebanyak 32 orang, dibandingkan dengan mahasiswa, sebanyak 16 orang. Dilihat berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden pada kuesioner yang telah disebarkan, sebagian besar responden mahasiswa berpendapat bahwa mereka akan mengebut jika kondisi jalan sedang sepi dan terburu-buru. Tidak hanya itu, mereka juga akan mengebut jika diminta oleh orang lain untuk mengebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden pada mahasiswa masih memiliki motivasi yang kurang baik terhadap keselamatan berkendara. Menurut A.H. Maslow, seperti dikutip Robbins (1996), menyatakan kebutuhan merupakan pendorong utama motivasi. Maslow membagi kebutuhan ke dalam lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis (memenuhi rasa lapar, dahaga, dan dorongan nafsu), kebutuhan
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
keamanan (merasa aman dan bebas dari bahaya), kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan menggunakan uji chi square, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara motivasi pengendara ojek dengan motivasi mahasiswa (p value sebesar 0.003). Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peluang untuk bermotivasi baik dibandingkan dengan pengendara ojek. Sementara itu, hasil analisis bivariat yang dilakukan menggunakan uji chi square antara variabel motivasi dan persepsi mengenai keselamatan berkendara didapatkan hasil p value sebesar 0.005. nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel motivasi dengan persepsi terhadap keselamatan berkendara. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh A.H, Maslow dalam Robbins (1996) bahwa motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Analisis Pengalaman Terhadap Persepsi Keselamatan Berkendara Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden, diperoleh gambaran mengenai pengalaman responden mengenai kecelakaan secara keseluruhan. Pada mahasiswa, lebih banyak yang memiliki pengalaman kurang baik. Lain halnya dengan pengendara ojek, sebagian besar memiliki pengalaman yang baik terhadap kecelakaan. Dilihat dari lama berkendara, pengendara ojek memiliki jam terbang dalam hal mengendarai sepeda motor yang lebih lama jika dibandingkan dengan mahasiswa. Dalam waktu yang lama tersebut, terdapat kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan. Kecelakaan tersebut dapat mempengaruhi persepsi terhadap keselamatan berkendara. Jika pernah mengalami kecelakaan, maka akan berhati-hati agar tidak terulang kecelakaan, sehingga dapat mempengaruhi persepsi terhadap keselaamatan berkendara menjadi lebih baik. Analisis Keadaan Lingkungan Terhadap Persepsi Keselamatan Berkendara Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar responden pada mahasiswa berpendapat bahwa keadaan lingkungan yang terdapat di kawasan Universitas Indonesia, Depok dalam keadaan kurang baik. Sementara itu, pada pengendara ojek lebih banyak yang berpendapat bahwa keadaan lingkungan yang terdapat di kawasan Universitas Indonesia, Depok dalam keadaan baik. Dilihat dari jawaban yang diberikan oleh responden melalui kuesioner yang disebarkan, beberapa responden mengeluhkan lampu penerangan jalan yang kurang berfungsi dengan baik. Sebagai contoh, lampu penerangan di sepanjang jalan yang mengarah ke gerbatama terkadang tidak berfungsi atau mati, sehingga jalanan tersebut menjadi gelap pada malam hari. Hal tersebut dapat menghambat pengendara
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
dalam mengendarai sepeda motornya. Tidak hanya itu, beberapa responden juga ada yang mengeluhkan lampu penerangan di sepanjang jalan dekat Politeknik Negeri Jakarta. Terkadang lampu penerangan tersebut tidak berfungsi dengan baik. Selain lampu penerangan, kondisi fisik jalan juga sangat penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa responden berpendapat bahwa kondisi jalan yang terdapat di kawasan Universitas Indonesia sedikit berlubang, seperti di depan Masjid Universitas Indonesia. Di samping kekurangan yang terjadi, sebagian besar kondisi lingkungan di kawasan Universitas Indonesia dalam keadaan baik. Sudah terdapat rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan yang dapat membantu pengendara saat mengendarai sepeda motor. Menurut Hobbs (1995), jalan raya yang terencana dengan baik dapat memberikan keselamatan yang lebih baik, kesalahan penilaian menjadi kecil, tidak ada konsentrasi kendaraan pada suatu saat atau tidak terjadi kesalahan persepsi di jalan, dan dengan demikian menghindarkan terjadinya kecelakaan dengan penyediaan lebih banyak ruang dan waktu dalam perancangan. Analisis Kondisi Kendaraan Terhadap Persepsi Keselamatan Berkendara Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden, diantaranya 50 responden mahasiswa dan 50 responden pengendara ojek, didapatkan hasil bahwa kondisi kendaraan pada pengendara ojek lebih banyak yang dalam kondisi baik dibandingkan dengan mahasiswa. Responden pada pengendara ojek yang berpendapat bahwa kondisi kendaraan dalam keadaan baik sebanyak 28 orang, sedangkan pada mahasiswa sebanyak 20 orang. Dilihat berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden pada kuesioner yang telah disebarkan, pengendara ojek lebih siap untuk berkendara. Sebagian responden melakukan pengecekan terhadap sepeda motor sebelum digunakan, seperti pengecekan pada rem, oli, dan komponen pada sepeda motor lainnya. Dari analisis bivariat menggunakan uji chi square juga didapatkan hasil bahwa p value, yaitu 0.000 lebih kecil daripada 0.005. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kendaraan dengan persepsi mengenai keselamatan berkendara. Hasil tersebut sesuai dengan F.D. Hobbs (1995) yang menyatakan bahwa faktor utama kendaraan yang langsung menimbulkan kecelakaan adalah karena keterbatasan perancangan atau cacat yang ditimbulkan dari kurangnya pemeliharaan, penyesuaian yang tidak baik, dan rusaknya beberapa komponen penting, seperti rem, ban, dan lampu.
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian mengenai persepsi keselamatan berkendara sepeda motor pada mahasiswa dan pengendara ojek di Universitas Indonesia Depok, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden mahasiswa berpendidikan Sarjana, yaitu sebanyak 43 orang, sedangkan pengendara ojek paling banyak berpendidikan SMA sebanyak 33 orang. 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada variabel pengetahuan, terdapat 45 responden mahasiswa (90%) yang berpengetahuan baik, sedangakan pada pengendara ojek, terdapat 17 responden (34%) yang berpengetahuan baik. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan antara mahasiswa dengan pengendara ojek. 3. Pada variabel motivasi, terdapat 16 responden mahasiswa (32%) yang memiliki motivasi baik, sedangkan pada pengendara ojek, terdapat 32 responden (64%) yang memiliki motivasi baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi dengan persepsi keselamatan berkendara. 4. Pada variabel pengalaman, terdapat 16 responden mahasiswa (32%) yang memiliki pengalaman baik, sedangkan pada pengendara ojek, terdapat 32 responden (64%) yang berpengalaman baik. 5. Pada variabel kondisi lingkungan, terdapat 19 responden mahasiswa (38%) yang berpendapat baik mengenai kondisi lingkungan di kawasan Universitas Indonesia, sedangkan pengendara ojek yang berpendapat baik mengenai kondisi lingkungan sebanyak 30 responden (60%). 6. Pada variabel kondisi kendaraan, terdapat 20 responden mahasiswa (40%) dan 28 responden pengendara ojek (56%) yang berpendapat baik mengenai kondisi kendaraan. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kondisi kendaraan dengan persepsi keselamatan berkendara. 7. Pada variabel persepsi, terdapat 28 responden mahasiswa (56%) dan 23 responden pengendara ojek (46%) yang memiliki persepsi baik mengenai keselamatan berkendara.
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Mengadakan sosialisasi yang dilakukan untuk memberikan informasi mengenai keselamatan berkendara yang baik dan benar, sehingga dengan adanya sosialisasi, baik mahasiswa maupun pengendara ojek dapat meningkatkan persepsi yang berkaitan dengan keselamatan berkendara. 2. Meningkatkan penegakkan hukum yang berlaku di lingkungan kampus dengan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk meningkatkan kesadaran pengendara sepeda motor terhadap keselamatan berkendara. 3. Memperbaiki kondisi jalan yang berlubang agar tidak mengganggu pengendara sepeda motor yang sedang berkendara, juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya kecelakaan. 4. Meningkatkan fasilitas-fasilitas yang terdapat di jalan raya, seperti mengganti lampu penerangan yang kurang berfungsi, memperjelas fungsi dari rambu-rambu lalu lintas, dan lain sebagainya. KEPUSTAKAAN Asosiasi
Industri
Sepeda
Motor
Indonesia.
Statistics:
Motorcycle
Production
WholeshalesDomestics and Exports. 2013 < http://www.aisi.or.id/statistic/>. Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2011. BPS. 2012
. Departemen Perhubungan. 72 Persen Kecelakaan Jalan Raya Melibatkan Sepeda Motor. 2012
darat/13119> Departemen Perhubungan. Angka Fatalitas Kecelakaan Jalan di Indonesia Cukup Tinggi. 2012
darat/15286> Hobbs, F.D. Perencanaan dan Teknis Lalu Lintas. Edisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1995 Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1996 Rizky, Yuda. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Aman Berkendara (Safety Riding) pada Pengemudi Taksi di PT. X Pool Y Tahun 2009. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Depok: Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2009. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhalindo, 1996 Sub Direktorat Pembinaan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia. Laporan Kecelakaan Lalu Lintas. 2013 . Sub Direktorat Pembinaan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia. Tata Tertib Lalu Lintas. 2008 World Health Organization. World Report on Road Traffic Injury Prevention. Geneva: WHO. 2004
Analisis Persepsi..., Sri Budi Widiyanti, FKM UI, 2013