PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
T‐21 MODEL SIR UNTUK KETAHANAN BEHAVIOURAL NIKENASIH BINATARI* Matematika Terapan, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta ABSTRAK Ada dua bentuk ketahanan (resistant) yang sering dilakukan yaitu ketahanan secara immunological dan ketahanan secara behavioural. Model SIR yang akan dibahas kali ini merupakan perluasan dari model SIR Kermack‐McKendrik dengan menggunakan ketahanan secara behavioural. Selanjutnya akan dibahas mengenai titik ekuilibrium dan kestabilan di sekitar titik ekuilibriumnya. Model SIR dengan asumsi perluasan ini mengindikasikan bifurkasi ke belakang (backward bifurcasion). Kata kunci : Model SIR, Resistant, backward bifurcasion
PENDAHULUAN Penularan wabah penyakit yang terjadi pada suatu populasi dapat dimodelkan ke dalam bentuk matematis. Salah satu bentuk pemodelan tersebut yaitu model SIR(Suspectibles, Infectious, Recovered). Model SIR ini dikembangkan untuk mengetahui laju penyebaran dan kepunahan suatu wabah penyakit dalam suatu populasi. Jika model dianalisa, diharapkan kita dapat mengestimasi apakah penyebaran penyakit tersebut akan menimbulkan wabah atau tidak. Pola penyebaran penyakit dalam suatu populasi bergantung dengan ketahanan individu terhadap suatu penyakit menular. Ketahanan terhadap penyakit menular (infeksi) adalah suatu bentuk perlindungan yang dapat mengurangi resiko individu terjangkit penyakit. Ada dua bentuk ketahanan yang sering dilakukan yaitu ketahanan secara immunological dan ketahanan secara behavioral. Program vaksinasi merupakan salah satu ketahanan secara immunological yaitu dengan melatih sistem kekebalan kita untuk mengidentifikasi pathogen, sedangkan Program Pendidikan Masyarakat merupakan salah satu contoh ketahanan secara behavioral yaitu dengan mengajarkan cara‐cara pencegahan dari dini. Dalam kedua kasus ini, meningkatkan ketahanan tentu saja mengurangi penyebaran penyakit. Meskipun kedua bentuk ketahanan ini bertujuan mengurangi penyebaran penyakit, namun terdapat dua perbedaan signifikan. Pada program vaksinasi, individu Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1187
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
yang sudah divaksinasi apabila terinfeksi maka sistem kembali. Berbeda dengan program vaksinasi, Program Pendidikan Masyarakat memungkinkan individu yang sembuh (removed) untuk terinfeksi kembali. Pada paper kali ini, hanya akan dibahas mengenai model SIR untuk penanganan secara behavioral. A. ANALISA Asumsi‐asumsi yang digunakan : 1. Populasi tertutup, jumlah individu tetap 2. Hanya menular jika terjadi kontak langsung dengan penderita. Laju penularan konstan. 3. Penanganan hanya dari dan ke kelas sembuh (removed). 4. Penanganan dini menyebabkan individu yang rentan dapat langsung removed. Laju penanganan dini konstan. 5. Individu terinfeksi yang sembuh dapat kembali rentan atau masuk dalam kelas removed. Laju kesembuhan konstan. Sebanyak f bagian kembali rentan sedangkan sisanya removed. 6. Sebanyak s bagian individu removed dapat terinfeksi kembali atau kembali menjadi rentan dengan laju konstan. 7. Individu yang terlahir dimasukkan kedalam kelas rentan. Laju kelahiran konstan. 8. Penyakit tidak fatal sehingga kematian tidak disebabkan oleh penyakit. Jadi, kematian yang terjadi disini adalah kematian normal bukan kematian yang disebabkan oleh penyakit. Laju kematian konstan. 9. Laju kelahiran = laju kematian. 10. Masa inkubasi yang cukup singkat. Model SIR Parameter : b = laju penularan/kontak a = laju kesembuhan u = laju penanganan dini g = laju kehilangan ketahanan (rate of loss of immunity) f = bagian banyaknya individu terinfeksi yang sembuh kemudian rentan. 1- f = bagian banyaknya individu terinfeksi yang sembuh kemudian removed. s = bagian banyaknya individu removed yang kembali terinfeksi. m = laju kematian = laju kelahiran a , b , u , g , f , s , m> 0 = total populasi N Diagram transfer Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1188
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Dari asumsi‐asumsi di atas, didapatkan diagram transfer sebagai berikut :
Dari diagram transfer di atas, maka persamaan model matematikanya yaitu : dS I = mN - b S + f a I + g R - u S - mS (2a) dt N dI I I = b S + s b R - (1- f )a I - f a I - mI (2b) dt N N dR I = - s b R + (1- f )a I - g R + u S - mR (2c) dt N Model versi ini telah dipelajari oleh Hadeler dan Van Den Driessche, Kribszaleta dan Velasco Hernandez, dan Gomes et al. Angka reproduksi dasar (basic reproduction number) untuk sistem (2) ini adalah angka harapan dari penularan individu rentan dan angka harapan dari penularan baru individu tervaksinasi atau
Selanjutnya akan dianalisa kestabilan sistem (2) di sekitar titik ekuilibriumnya. Titik Ekuilibrium Titik ekuilibrium adalah solusi konstan sistem, sehingga S ( t ) = c1 , I ( t ) = c2 , R ( t ) = c3 . Hal ini ekuivalen dengan solusi konstan sistem memenuhi
dS dI dR = = = 0 . dt dt dt
Akibatnya,
I + f a I + g R - u S - mS = 0 N I I b S + s b R - (1- f )a I - f a I - mI = 0 N N I - s b R + (1- f )a I - g R + u S - mR = 0 N Karena N = S + I + R , maka R = N − S − I , sehingga I mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS = 0 N I I b S + s b (N - S - I ) - (1- f )a I - f a I - mI = 0 N N mN - b S
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
(2d ) (2e)
(2f ) (2d )
(2e) 1189
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
I + (1- f )a I - g (N - S - I )+ u S - m(N - S - I )= 0 (2f ) N Dari persamaan (1) dan (2), jika solusi sistem S dan I telah diketahui, maka untuk mencari R cukup dengan R = N − S − I . Jadi, cukup dicari solusi untuk sistem (2d) dan (2e). Dari (2e), didapatkan I I b S + s b (N - S - I ) - (1- f )a I - f a I - mI = 0 N N - s b (N - S - I )
(N - S - I ) S - (1- f )a - f a - m = 0 atau I = 0 b + sb N N ˆ a. untuk I = 0 (solusi bebas penyakit) substitusi pada (2d), didapatkan I mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS = 0 N mN + g (N - S )- u S - mS = 0
mN + g N - g S - u S - mS = 0
(m + g )N - (g + u + m)S = 0 (m+ g ) Sˆ = N (g + u + m) Jadi, solusi bebas penyakitnya adalah b. untuk Iˆ > 0 (solusi endemi) maka (N - S - I ) S b + sb - (1- f )a - f a - m = 0 N N (N - S - I ) S b + sb - a - m= 0 N N
.
Substitusi pada (2d) didapatkan I mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS = 0 N æ I ö (m+ g )N - çççb + g + u + m÷÷÷S + ( f a - g )I = 0 è N ø ö÷ æ Iˆ öæ ˆ öö ç N æ ÷ çça + m- s b æ çç1- I ÷ ÷ ÷ (m + g )N - çççb + g + u + m÷÷÷÷çç ÷+ ( f a - g )Iˆ = 0 ÷÷ ÷÷ ç ç ÷ ÷ ç çè N ç ç ÷ b s b N øèç è øø÷ è ø Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1190
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Perhatikan bahwa persamaan di atas merupakan persamaan kuadrat, sehingga dapat ditulis dalam bentuk aI 2 + bI + c = 0, I > 0 . Bifurkasi saat R0 = 1 adalah bifurkasi ke belakang atau backward bifurcation jika 2 γ + συ ) + μυσ (1 + σ ) + 2γμ + μ 2 ⎛ ( συ ⎞ 1+ < ⎜1 + ⎟f α (1 − σ )( γ + μ ) ⎝ γ +μ ⎠
Akan diteliti kestabilan Sistem 2d dan Sistem 2e di sekitar titik ekuilibrium. Untuk meneliti kestabilan sistem maka dapat dilihat dari solusi system dimana komponen‐ komponennya adalah perkalian konstanta dengan eλt ; hal ini berarti bahwa λ adalah nilai eigen dari matrik koefisiennya (matrik Jacobian). Syarat agar semua solusi dari linearisasi di titik ekuilibrium mendekati nol untuk t → ∞ adalah bahwa semua nilai eigen dari matriks koefisiennya mempunyai bagian real negative. Atau dapat dikatakan bahwa titik ekuilibrium stabil asimtotik jika semua bagian real dari nilai eigennya bernilai negative. Didefinisikan fungsi‐fungsi sebagai berikut : I f (S , I )= mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS N I I g (S , I )= b S + s b (N - S - I ) - (1- f )a I - f a I - mI N N Selanjutnya akan dibahas bifurkasi pada system (2). Akan ditunjukkan bahwa bifurkasi yang terjadi pada system (2) adakah bifurkasi ke belakang (backward bifurcation). A. Titik ekuilibrium Pada awal pembahasan, titik ekuilibrium (Sˆ , Iˆ ) dari sistem (2) dapat diketahui dengan mencari solusi dari persamaan berikut ini : I mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS = 0 ..................(a) N I I b S + s b (N - S - I ) - (1- f )a I - f a I - mI = 0 ……….(b) N N Terdapat titik ekuilibrium bebas penyakit P = (S%, 0) untuk semua nilai parameters, dengan S%> 0 adalah akar positif dari fungsi berikut :
f1 (S )= - (mN + g (N - S )- u S - mS ) (fungsi di atas didefinisikan dari persamaan (a) dengan Iˆ = 0 ). Selanjutnya, titik ekuilibrium pada sistem (2) disebut titik ekuibrium endemi P = (Sˆ , Iˆ ) jika Iˆ > 0 . Untuk Iˆ > 0 , dari persamaan (b) kita dapatkan Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1191
PROSIDING
b
(
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
)
N - Sˆ - Iˆ Sˆ + sb - a - m = 0 (*) N N
Sehingga
ö a+ m (1 - s ) ˆ æ Iˆ = S - çç N . - 1÷ ÷ ÷ çè s b s ø Substitusikan penyelesaian P = (Sˆ , Iˆ ) yaitu titik ekuilibrium endemi ini pada persamaan (a) dari sistem (2). Iˆ mN - b Sˆ + f a Iˆ + g N - Sˆ - Iˆ - u Sˆ - mSˆ = 0 N æ Sˆ ö (m+ g )N - çççb - f a + g ÷÷÷÷Iˆ + (g - u - m)Sˆ = 0 çè N ø æ Sˆ öæ(1- s ) ö æa + m ö÷ ÷ ÷ - 1÷ + (g - u - m)Sˆ = 0 Sˆ - çç N (m+ g )N - çççb - f a + g ÷÷÷ççç ÷ ÷ ç ÷ ç ÷ çè N s s b è ø è ø ø
(
)
æ Sˆ ö÷æ(1- s ) ö ö ÷ æ çç ˆ - çça + m - 1÷ ÷ S N - f a + g÷ ÷ ÷ ÷ ÷ çè N ø÷ ÷ èç s b ø øçèç s æ Sˆ öæ(1- s ) ö æ ö÷ ÷ ÷ ˆ - çça + m - 1÷ ÷çç ÷ S N - (m+ g )N + (g - u - m)Sˆ = - çççb - f a + g ÷ ÷ ÷ ÷ çè N èç s b ø ÷ ø øçèç s Dari sini dapat disimpulkan bahwa titik ekuilibrium endemi memenuhi f Sˆ = f Sˆ .........(**)
(m+ g )N + (g - u - m)Sˆ = çççb
(
)
1
()
2
()
dengan æb S ö÷æ 1- s f 2 (S )= - çç - f a + g÷ S÷çç ÷ç çè N øçè s
æa + m ç çèç s b
ö ö÷ ÷ 1÷ ÷N ÷ ÷ ø ÷ ø
Dari (**) diketahui bahwa titik ekuilibrium endemi dapat dianalisa secara geometri dari perpotongan kurva f1 dan f 2 . Sistem (2) dapat mempunyai lebih dari satu titik ekuilibrium endemi jika f 2 adalah fungsi konkaf ke bawah dan mempunyai akar positif. b 1- s < 0 , maka cukup ditunjukkan bahwa f 2 mempunyai akar positif Karena N s fa - g s çæa + m ö÷ N > 0 dan N > 0 ……(***) - 1÷ yaitu ç ÷ 1 - s èç s b b ø Jadi, apabila salah satu dari ketaksamaan tersebut tidak berlaku, maka didalam sistem tidak akan terdapat backward bifurcation. Asumsikan kondisi (***) terpenuhi, maka hal berikutnya yaitu dipastikan bahwa kedua fungsi tersebut berpotongan (diturunkan dari kondisi f '2 (S%)> f '1 (S%)). yaitu
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1192
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
1 - s (m + g ) 1- s æ a + m - s b ö÷ + (f a - g) + çç > g + u + m ÷ ÷ çè ø s (g + u + m) s s B. Kestabilan titik equilibrium I mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS = 0 (2d ) N I I b S + s b (N - S - I ) - (1- f )a I - f a I - mI = 0 (2e) N N Akan diteliti kestabilan system di atas di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit æ (m+ g ) ö ÷ Sˆ , Iˆ = ççç N ,0÷ . Untuk meneliti kestabilan sistem maka dapat dilihat ÷ ÷ çè(g + u + m) ø - 2b
( )
dari
Iˆ mN - b Sˆ + N æ (m+ g )N - çççb çè æ (m+ g )N - çççb çè
solusi
(
system
)
f a Iˆ + g N - Sˆ - Iˆ - u Sˆ - mSˆ = 0
ö ÷ Iˆ + (g - u - m)Sˆ = 0 g÷ ÷ ÷ ø öæ(1- s ) æ ö ö÷ çç ˆ - çça + m - 1÷ ÷ g÷ S N÷ ÷ ÷çç ÷+ (g - u ÷ çè s b ÷ ø ÷ ø øè s æ Sˆ öæ(1- s ) æa + m Sˆ - çç (m+ g )N + (g - u - m)Sˆ = çççb - f a + g ÷÷÷÷ççç çè s b èç N øçè s Sˆ - fa + N Sˆ - fa + N
m)Sˆ = 0 ö ö÷ ÷ N÷ 1÷ ÷ ÷ ø ÷ ø
æ Sˆ öæ(1- s ) ö æ ö ÷ ÷ çç ˆ - çça + m - 1÷ ÷ S N - (m+ g )N + (g - u - m)Sˆ = - çççb - f a + g ÷ ÷ ÷çç ÷ ÷ çè s b ÷ çè N ø ÷ ø øè s Dari sini dapat disimpulkan bahwa titik ekuilibrium endemi memenuhi f Sˆ = f Sˆ .........(**)
(
)
1
()
2
()
dengan æb S ö÷æ 1- s f 2 (S )= - çç - f a + g÷ S÷çç ÷ç çè N øçè s
æa + m ç çèç s b
ö ö÷ ÷ 1÷ ÷N ÷ ÷ ø ÷ ø
Dari (**) diketahui bahwa titik ekuilibrium endemi dapat dianalisa secara geometri dari perpotongan kurva f1 dan f 2 . Sistem (2) dapat mempunyai lebih dari satu titik ekuilibrium endemi jika f 2 adalah fungsi konkaf ke bawah dan mempunyai akar positif. b 1- s < 0 , maka cukup ditunjukkan bahwa f 2 mempunyai akar positif Karena N s ö fa - g s æ çça + m - 1÷ N > 0 dan yaitu N > 0 ……(***) ÷ ÷ b 1 - s èç s b ø Jadi, apabila salah satu dari ketaksamaan tersebut tidak berlaku, maka didalam sistem tidak akan terdapat backward bifurcation. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1193
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Asumsikan kondisi (***) terpenuhi, maka hal berikutnya yaitu dipastikan bahwa kedua fungsi tersebut berpotongan (diturunkan dari kondisi f '2 (S%)> f '1 (S%)). yaitu 1 - s (m + g ) 1- s æ a + m - s b ö÷ - 2b + (f a - g) + çç > g + u + m ÷ ÷ ç è ø s (g + u + m) s s C. Kestabilan titik equilibrium I mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS = 0 (2d ) N I I b S + s b (N - S - I ) - (1- f )a I - f a I - mI = 0 (2e) N N Akan diteliti kestabilan system di atas di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit æ (m+ g ) ö ÷ Sˆ , Iˆ = ççç N , 0÷ . Untuk meneliti kestabilan sistem maka dapat dilihat ÷ ÷ çè(g + u + m) ø
( )
⎡ (μ + γ ) + f α − γ ⎤ −β ⎢ −γ − υ − μ ⎥ (γ + υ + μ ) ⎢ ⎥ dari solusi system J = ⎢ ⎥ β − σβ )( μ + γ ) ( ⎢ −α − μ⎥ σβ + 0 ⎢⎣ ⎥⎦ (γ + υ + μ ) (b - s b )(m+ g ) - a - m. yang mempunyai nilai eigen −γ −υ − μ dan s b + (g + u + m) Dari sini, titik ekuilibrium bebas penyakit stabil asimtotik jika ( β − σβ )( μ + γ ) − α − μ < 0 σβ + atau (γ + υ + μ )
(b - s b )(m+ g ) - a - m< 0 (g + u + m) (b - s b )(m+ g ) Û sb +
sb +
Û
sb + <1 a + m (a + m)(g + u + m) s b (g + u + m) (b - s b )(m+ g ) Û + <1 (a + m)(g + u + m) (a + m)(g + u + m) b (g + m)+ s bu Û <1 (a + m)(g + u + m) Û R0 < 1 Jadi, titik ekuilibrium bebas penyakit stabil lokal untuk Ro < 1 . Û
<1 a+m (b - s b )(m+ g )
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1194
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
1. Kestabilan di sekitar titik ekuilibrium endemi. a. jika Ro = Q , hanya terdapat dengan tunggal titik ekuilibrium endemic b. jika Q < Ro < 1 , terdapat dua buah titik ekuilibrium endemi P = Sˆ , Iˆ dan P* = Sˆ * , Iˆ* dengan Sˆ < Sˆ * dan Iˆ > Iˆ* .
( ) P = (Sˆ , Iˆ ) *
*
*
*
*
*
(
)
*
stabil asimtotik lokal sedangkan
*
(
)
P* = Sˆ * , Iˆ*
merupakan titik saddle. c. Jika Ro > 1 , terdapat dengan tunggal titik ekuilibrium endemic P = Sˆ , Iˆ yang stabil asimtotik global. *
(
*
*
)
Bukti : Diketahui sebelumnya : I f (S , I )= mN - b S + f a I + g (N - S - I )- u S - mS N ¶ f (S , I ) I = - b - g - u - m N ¶S ¶ f (S , I ) S = - b + fa - g N ¶I I I g (S , I )= b S + s b (N - S - I ) - (1- f )a I - f a I - mI N N ¶ g (S , I ) I I = b - sb ¶S N N ¶ g (S , I ) S b b I - a - m = b + s (N - S )- 2s ¶I N N N
Dibentuk matrik Jacobian sebagai berikut : I S ⎡ ⎤ −β + f α − γ ⎢−β N − γ − υ − μ ⎥ N J =⎢ ⎥ S β β ⎢ β I − σβ I β + σ ( N − S ) − 2σ I − α − μ ⎥ N N N N N ⎣⎢ ⎦⎥
( )
Matriks Jacobian untuk titik ekuilibrium endemi P Sˆ , Iˆ adalah
⎡ Iˆ ⎢−β − γ − υ − μ N J P Sˆ , Iˆ = ⎢ ( ) ⎢ Iˆ Iˆ ⎢ β − σβ N N ⎣
Sˆ + fα −γ N
⎤ ⎥ ⎥ ⎥ β β Sˆ β +σ N − Sˆ − 2σ Iˆ − α − μ ⎥ N N N ⎦ −β
(
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
)
1195
PROSIDING
(
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
)
N - Sˆ - Iˆ Sˆ + sb - a - m = 0 (menurut *) didapatkan N N ⎡ ⎤ Iˆ Sˆ β γ υ μ β − − − − − + fα −γ ⎥ ⎢ N N ⎥ J P Sˆ , Iˆ = ⎢ ( ) ⎢ ˆI ˆI ⎥ β −σ Iˆ ⎢ β − σβ ⎥ N N N ⎣ ⎦ Darisini didapatkan β Iˆ TrJ P Sˆ , Iˆ = − β − γ − υ − μ − σ Iˆ < 0 ( ) N N ˆ Jadi, TrJ P Sˆ , Iˆ < 0 untuk P* = S* , Iˆ* dan P* = Sˆ * , Iˆ* . ( ) Kemudian, dengan menggunakan definisi f1 dan f 2 didapatkan ⎞ ⎛ Iˆ ⎛ ⎞⎛ Iˆ β ⎞ ⎛ Sˆ Iˆ ⎞ det J P Sˆ , Iˆ = ⎜ − β − γ − υ − μ ⎟ ⎜ −σ Iˆ ⎟ − ⎜⎜ − β + f α − γ ⎟⎟ ⎜ β − σβ ⎟ ( ) N N ⎠ ⎝ N N⎠ ⎝ ⎠⎝ ⎠⎝ N ⎞ ⎛ Iˆ ⎛ Iˆ ⎞⎛ β ⎞ ⎛ Sˆ Iˆ ⎞ = ⎜ β + γ + υ + μ ⎟ ⎜ σ Iˆ ⎟ − ⎜⎜ − β + f α − γ ⎟⎟ ⎜ β − σβ ⎟ . N N N ⎝ N ⎠⎝ N ⎠ ⎝ ⎝ ⎠ ⎠ ⎞ ⎞ ⎞ ⎛ Sˆ β ⎛ ⎛ Iˆ = Iˆ ⎜ σ ⎜ β + γ + υ + μ ⎟ − ⎜⎜ − β + f α − γ ⎟⎟ (1 − σ ) ⎟ ⎟ N ⎜⎝ ⎝ N N ⎠ ⎝ ⎠ ⎠ Karena b
(
)
(
)
Karena Iˆ =
ö (1 - s ) ˆ çæa + m S- ç N , maka - 1÷ ÷ ÷ çè s b s ø
⎞ ⎛ ⎞ β ⎛ Sˆ 1 ⎛ (1 − σ ) ˆ ⎛ α + μ ⎞ ⎞ − 1⎟ N ⎟ + σγ + συ + σμ − ⎜⎜ − β + f α − γ ⎟⎟ (1 − σ ) ⎟ det J P Sˆ , Iˆ = Iˆ ⎜ σβ ⎜ S −⎜ ( ) N ⎜ ⎟ N⎝ σ N ⎝ σβ ⎠ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎞ ⎛ ⎞ β ⎛ Sˆ Sˆ = Iˆ ⎜ (1 − σ ) β − (α + μ − σβ ) + σγ + συ + σμ − ⎜⎜ − β + f α − γ ⎟⎟ (1 − σ ) ⎟ ⎟ N ⎜⎝ N N ⎝ ⎠ ⎠ ⎞ β ⎛ Sˆ = Iˆ ⎜⎜ 2 (1 − σ ) β + ( − f α + γ )(1 − σ ) − (α + μ − σβ ) + σ ( γ + υ + μ ) ⎟⎟ N ⎝ N ⎠ (1 − σ ) − β ⎛ α + μ − 1⎞ ⎞ + σ γ + υ + μ ⎞ β ⎛ ⎛ (1 − σ ) Sˆ β + (− f α + γ ) = Iˆ ⎜ σ ⎜⎜ 2 ( ) ⎟⎟ ⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎜⎝ ⎝ N σ σ ⎝ σβ ⎠⎠ ⎠
=
( ( ) ( ))
σβ ˆ ' ˆ I f 2 S + f1' Sˆ
N Misalkan f 2' Sˆ + f1' Sˆ > 0 untuk S = Sˆ * dan f 2' Sˆ + f1' Sˆ < 0 untuk
( )
( )
( )
(
)
(
( )
)
S = Sˆ* Dari sini didapatkan P* = Sˆ* , Iˆ* dan P* = Sˆ * , Iˆ* dengan Sˆ* < Sˆ * dan
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1196
PROSIDING
ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Iˆ* > Iˆ* , P* = (Sˆ* , Iˆ* ) stabil asimtotik lokal sedangkan P* = (Sˆ * , Iˆ* ) merupakan titik saddle. Terbukti. Kurva Bifurkasi untuk sistem (2) dapat digambarkan sebagai berikut :
B. DAFTAR PUSTAKA (BAHAN ACUAN) 1. Reluga C. Timothy, Medlock Jan, Resistance Mechanisms Matter in SIR Models, 3 May 2007, Mathematical Biosciences and Engineering journal, volume 00, number 0, Xxxx XXXX. 2. Y.Li Michael. Gomez‐Acevedo, Horacio. Backward bifurcation in a model for HTLV‐I infection of CD4+ T cells, Bulletin of Mathematical Biology. University of Alberta. Canada. 3. Castillo‐Chaves, Carlos. Brauer, Fred. Mathematical Models In Population Biology And Epidemiology. Springer.
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009
1197