MODEL REKRUTMEN DAN KADERISASI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPC PDIP KOTA KEDIRI MODEL OF RECRUITMEN AND REGENERATION PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPC PDIP KOTA KEDIRI Gylang Virgo Panantang* Drs. Suwarno Winarno** Siti Awaliyah, S.Pd, S.H, M.Hum** *Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM E-mail:
[email protected] **Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK: Rekrutmen dan kaderisasi yang dilakukan partai politik merupakan kelanjutan dari fungsi merebut, mempertahankan dan menggunakan kekuasaan. Fungsi tersebut dapat terlaksana jika partai politik mempunyai kekuatan dukungan yang kuat. Dukungan yang kuat dari anggota, kader, simpatisan maupun masyarakat dalam pemilu adalah syarat merebut, mempertahankan dan menggunakan kekuasaan dengan menempatkan kader-kader terbaik PDI Perjuangan di lembaga-lembaga negara. Mempunyai kemampuan secara pemikiran maupun tindakan yang berkualitas tinggi, selain itu juga mempersiapkan para kader untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas baik bagi partai, bangsa dan negara. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) keinginan individu untuk bergabung menjadi anggota dari partai, dan PDI Perjuangan pro aktif turun ke masyarakat untuk mencari orang yang mempunyai potensi tinggi dibidang akademis maupun tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh besar di lingkungan masyarakat. (2) Model kaderisasi yang dikembangkan PDI Perjuangan kota Kediri yaitu model kaderisasi kelas dan model kaderisasi gerakan. (3) Kendala PDI perjuangan dalam rekrutmen anggota baru terletak pada kemampuan komunikasi para kader dalam proses mempengaruhi para calon anggota baru yang menjadi incara partai, Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut denganmenugaskan kader-kader unggulan di tiap daerah untuk dijadikan motor utama penggerak di masyarakat dan menekankan pada program yang pro rakyat. Kendala dalam kaderisasi PDI Perjuangan terletak pada keterbatasan pemateri handal yang mampu memberikan materi sesuai dengan bidang yang dikuasai. Upaya yang dilakukan PDIP dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam proses kaderisasi adalah dengan memberlakukan sistem penilaian berdasarkan prestasi kader membuat semangat kader untuk ikut sebagai peserta pendidikan dan pelatihan kader diberbagai tingkat dapat maksimal. Sedangkan kendala yang terkait
1
pemateri PDI Perjuangan mencoba menghadirkan pemateri yang handal akan membuat peserta tertarik dan juga tingkap ketercapaian materi akan dapat terserap maksimal oleh peserta kaderisas Kata Kunci : Rekrutmen, Kaderisasi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
ABSTRACT: Recruitment and regeneration by political parties is a continuation of the function seize , retain and use power. These functions can be accomplished if the political parties have a strong backing force . Strong support from members, cadres, sympathizers and people in elections is a condition seize, retain and use the power to put the best cadres PDI-P in state institutions. Having the capability of thought and action are of high quality, but it also prepares volunteers to be a leader of good quality for the party, state and nation. The results obtained from this study were ( 1 ) the individual's desire to become members of the party, and pro- active PDI down to the community to find people who have a high potential in the field of academic and community leaders who have great influence in the community. ( 2 ) model regeneration PDI Kediri developed the model class and model of regeneration regeneration movement. ( 3 ) Constraints PDI struggle in the recruitment of new members is located on the communication skills of the cadres in the process of influencing the prospective new members into the party incara, efforts are being made to overcome these obstacles denganmenugaskan leading cadres in each region to serve as the main motor driving in the community and emphasis on pro-people programs. Constraints in PDI regeneration lies in the limitations of speakers who are able to provide reliable materials at controlled fields . Efforts made in overcoming obstacles PDIP happens in the process of regeneration is that of an assessment system based on the achievements made spirit cadres cadres to participate as participant education and training of cadres at all levels to the maximum. While the constraints associated PDI presenters try to present a reliable speaker will make the participants interested and also casement achievement of maximum material will be absorbed by the participants kaderisas Keywords: Recruitment, Regeneration, the Indonesian Democratic Party of Struggle. Partai politik sebagai organisasi massa tentunya tidak lepas dari hakikatnya untuk merebut, mempertahankan dan menggunakan kekuasaan. Untuk mendapatkan itu semua partai politik butuh dukungan masa yang banyak dan harus terus meningkat, selain itu untuk meneruskan dan menjalankan roda politik partai, masa sangat dibutuhkan keberadaannya.
2
Kemenangan dalam perebutan, pemertahanan dan penggunaan kekuasaan yang diperoleh bukan berarti tugas partai politik sudah selesai. Kemenangan partai politik dalam Pemilihan Umum hanyalah langkah awal dari proses yang panjang. Sebagai agen demokrasi, Partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam sistem demokrasi. Partai politik memainkan peran sebagai penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga negara. Partai politik mempunyai tugas yang tidak mudah. Penyaluran aspirasi konstituen yang pada akhirnya dijadikan suatu kebijakan publik yang bertanggung jawab merupakan tugas utama para pemegang kekuasaan. Selain itu, ada tugas yang juga tak kalah pentingnya yaitu melakukan kederisasi setelah melalui proses rekrutmen politik. Partai memiliki pola rekrutmen dan kaderisasi yang berbeda-beda sesuai dengan sistem pemikiran politik yang dianut. Pembinaan kualitas kader sampai dengan penempatan/penugasan kader-kader. Pola rekrutmen dan mekanisme kaderisasi meliputi segala aktifitas partai dari mulai penerimaan anggota, pembinaan kualitas kader sampai dengan penempatan/penugasan kader-kader partai dalam jabatan-jabatan strategis. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai salah satu partai besar di Indonesia yang telah malang-melintang di dunia perpolitikan di Indonesia pastinya memiliki cara dan sistem dalam melakukan rekrutmen dan kaderisasi. Sebagai partai besar pastinya tujuan untuk terus mampu menjadi partai kepecayaan rakyat kualitas kader sangat dijaga. METODE Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Maksudnya penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap objek yang menjadi pokok permasalahan. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah sumber data tidak tertulis yaitu, semua hasil pengamatan dan wawancara mendalam dengan informan yang terpilih melalui kegiatan tatap muka langsung, sedangkan sumber lainnya berupa buku yang relevan dengan kajian yang diteliti dan foto yang digunakan sebagai data tambahan sebagai penguat data utama. Langkah-langkah pengumpulan data diperoleh melalui teknik observasi, teknik wawancara, dan
3
teknik pengumpulan data. Prosedur analisis data meliputi tahap pengorganisasian data, mengembangkan kategori-kategori, tema-tema dan pola-pola, dan menulis laporan. Tahap-tahap penelitian ini adalah serangkaian kegiatan atau proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus penelitian. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN PAPARAN DATA Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah pertama, (a) Strategi rekrutmen yang diterapkan oleh PDI Perjuangan terdiri dari dua jalur, yang pertama adalah keinginan individu untuk bergabung menjadi anggota dari partai. Keinginan mandiri dari individu untuk bergabung ini mempermudah kerja dari kader yang ditugaskan untuk mencari anggota baru, karena kerja mesin partai menjadi lebih ringan. Kerja mesin yang lebih ringan ini akan berbanding terbalik dalam proses penyaringan kualitas kader yang dengan sendirinya mendaftar karena kemampuan dari anggota baru tersebut belum diketahui sebelumnya. Kedua, PDI Perjuangan pro aktif turun ke masyarakat untuk mencari orang yang mempunyai potensi tinggi di bidang akademis maupun tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh besar di wilayahnya. Strategi ini lebih membutuhkan kerja keras dari kader untuk mau turun ke lapangan guna menjalankan program partai dalam kaderisasi. Kader yang turun ke masyarakat harus benar-benar bisa masuk ke dalam struktur masyarakat untuk dapat melihat potensi-potensi unggul yang ada dalam masyarakat tersebut. Kader-kader ini nanti yang bertugas untuk menarik minat orang maupun tokoh yang mempunyai potensi untuk mau menjadi anggota partai. Strategi yang kedua ini lebih menjanjikan dari segi kualitas anggota. Para calon anggota yang sudah terpilih dari dua strategi diatas nantinya akan masuk proses rekrutmen selanjutnya yaitu pendaftaran. Para calon anggota diwajibkan mengisi formulir pendaftaran serta memlengkapi seluruh perlengkapan pendaftaran seperti foto, Foto copy Kartu Tanda Penduduk, foto copy Kartu Keluarga. Selain itu para anggota harus memenuhi syarat wajib untuk dapat masuk menjadi anggota PDI Perjuangan yaitu harus Warga Negara Indonesia secara sah, sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah. (b) Model kaderisasi yang dikembangakan PDI Perjuangan Kota Kediri dilakukan dengan dua model, yaitu
4
model kaderisasi kelas dan model kaderisasi gerakan. Dua model yang diterapkan oleh PDI Perjuangan ini terdapat perbedaan dari segi cara dan tujuan dari pendidikan dan pelatihan kader yang dilakukan. Pertama, model kaderisasi kelas merupakan model kaderisasi berjenjang berupa pemberian materi kepada para anggota PDI Perjuangan Kaderisasi dalam lingkup kabupaten atau kota yang dilakukan DPC yaitu kaderisasi tingkat Pratama, di tingkat provinsi yaitu DPD dilakukan kaderisasi tingkat Madya, dan pada tingkat paling atas dilakukan kaderisasi tingkat Utama yang dilakukan oleh DPP pada tingkat nasional. Kedua, selain model kaderisasi dengan sistem kelas berupa pemberian materi di kelas. PDI Perjuangan juga menerapkan kaderisasi dengan sistem gerakan. Kaderisasi ini lebih terfokus pada kinerja kader di lapangan dalam menjalankan program partai. Model kaderisasi PDI Perjuangan dengan sistem gerakan dibagi menjadi tiga yaitu kemampuan kader memperjuangakan kepentingan dan aspirasi rakyat, pembentukan organisasi sayap, pembentukan jaringan. Pengkaderan dengan melihat kemampuan kader memperjuangkan kepentingan dan aspirasi masyarakat merupakan kaderisasi yang tidak mempunyai pakem yang pasti. Partai menerapkan sistem ini dengan menyebar para anggota dan kader ke masyarakat guna melatih mereka untuk dapat peka terhadap kehidupan bermasyarakat. Para kader dan anggota yang dikembalikan ke masyarakat tadi ditugaskan untuk mengabdi dan mendekat ke masyarakata guna melihat dinamika, isu-isu, keinginan dan harapan dari masyarakat terhadap pemerintah khususnya yang berada pada lingkup kekuasaan PDI Perjuangan. Kinerja para kader maupun anggota di masyarakat akan terus dipantau oleh partai dengan diberikan penilain. (c) Kendala PDI perjuangan dalam rekrutmen anggota baru terletak pada kemampuan para kader dalam proses mempengaruhi para calon anggota baru yang menjadi incara partai. Kemampuan dalam komunikasi, pemahaman terhadap partai dan program kerja partai yang menjadi senjata utama dalam menarik simpatik dari para calon anggota baru kadang kurang mampu dikomunikasikan untuk dapat mempersuasif mereka agar mau masuk menjadi anggota PDI Perjuangan. Upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam penerapan model rekrutmen adalah dengan menugaskan kader-kader unggulan dalam kemampuan komunikasi secara verbal di tiap daerah untuk dijadikan motor utama penggerak
5
di masyarakat. PDI Perjuangan mendahulukan tindakan nyata dalam proses pendekatan ke masyarakat dengan membuat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan untuk menarik minat masyarakat ikut serta dalam sebuah kegiatan. Kendala dalam kaderisasi yang dilakukan oleh PDI Perjuangan terletak pada sistem kaderisasi yang berjenjang yang sering membuat para kader jenuh serta bosan, terutama bagi para kader yang mempunyai kemampuan dalam bidang akademis yang minim Kemampuan pemateri akan berbanding lurus dengan tingkat hasil dan pemahaman dari para kader. Upaya yang dilakukan PDIP dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam proses kaderisasi adalah dengan memberlakukan sistem penilaian berdasarkan prestasi kader membuat semangat kader untuk ikut sebagai peserta pendidikan dan pelatihan kader diberbagai tingkat dapat maksimal. Sedangkan kendala yang terkait pemateri PDI Perjuangan mencoba menghadirkan pemateri yang handal akan membuat peserta tertarik dan juga tingkap ketercapaian materi akan dapat terserap maksimal oleh peserta kaderisasi. PEMBAHASAN Model Rekrutmen yang Dilakukan Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Kediri PDI Perjuangan yang memiliki daya tarik yang sangat besar di mata masyarakat membuat proses rekrutmen dapat berjalan sesuai dengan keinginan yang diharapkan partai. Terdapat dua metode yang diterapkan oleh PDI Perjuangan dalam melakukan rekrutmen anggota baru yakni inisiatif pribadi dan penawaran yang dilakukan partai terhadap orang atau tokoh masyarakat yang mempunyai potensi besar untuk keuntungan partai. Orang yang datang atas inisiatif dan keinginan sendiri untuk mendaftar menjadi anggota PDI Perjuangan biasanya datang ke kantor PDI Perjuangan untuk mendaftarakan diri menjadi anggota baru. Selain itu ada pula yang masuk ke PDI Perjuangan dengan diajak oleh kerabat, saudara atau masyarakat yang berada di sekitar lingkungannya. Untuk memperluas cakupan wilayah yang dikuasai, PDI Perjuangan juga melakukan penawaran untuk beberapa orang/tokoh yang mempunyai potensi atau 6
pengaruh di suatu daerah untuk mau masuk menjadi anggota PDI Perjuangan. Dengan cara ini terbukti efektif, tokoh yang berpengaruh di suatu daerah dengan mudah dapat masuk ke struktural masyarakat, sehingga proses penyebaran ideologi, tujuan, dan kebijakan juga dengan mudah masuk ke masyarakat yang berada di bawah pengaruh tokoh masyarakat tersebut, dengan begitu semakin banyak orang yang tertarik untuk masuk menjadi anggota PDI Perjuangan atau paling tidak walaupun tidak masuk menjadi anggota masyarakat yang sudah mengalami proses indoktrinasi tadi terpengaruh untuk selalu mendukung kebijakan partai. Penerapan model rekrutmen yang dilakukan oleh PDI Perjuangan di lapangan terbukti mempunyai keunggulan dalam menarik simpatik dari masyarakat. Penanamkan ideologi dan perjuangan partai yang dilakukan oleh PDI Perjuangan kepada seluruh tatanan lapisan masyarakat secara kuat dan mengakar tidak bisa dilepaskan dari keunggulannya dalam membangun jaringan mulai dari strukturan terbawah. PDI Perjuangan bisa dengan mudah menarik simpatik masyarakat untuk bisa mendukung dan bergabung ke partai merupakan buah dari hasil sistem yang diterpakan PDI Perjuangan. Dimulai dari pencarian bibit kader berkualitas di tingkat desa, memberikan penawaran kepada tokohtokoh yang berpengaruh di desa untuk masuk menjadi anggota PDI Perjuangan, setelah penempatan bagi kader potensial di posisi strategis di dalam kepemimpinan desa. Sistem ini terbukti efektif karena dari kemampuan kader unggul nantinya akan dengan mudah menarik anggota lainnya di desa tersebut untuk masuk juga ke dalam partai. Tokoh-tokoh masyarakat juga direkrut masuk karena mempunyai mempunyai keunggulan saat proses masuk dan mempengaruhi masyarakat untuk mendukung partai akan berjalan lebih mudah. Sistem yang
7
dilakukan PDI Perjuangan khususnya Cabang Kota Kediri dalam memperkuat dukungan dan simpatik dari masyarakat memaksimalkan kerja mesin-mesin penggerak partai untuk mencari dukungan sebesar-besarnya dari seluruh lapisan masyarakat. Rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi merebut, mempertahankan dan menggunakan kekuasaan. Fungsi tersebut dapat terlaksana jika partai politik mempunyai kekuatan dukungan yang kuat. Dukungan yang kuat dari anggota, kader, simpatisan maupun masyarakat dalam Pemilu adalah syarat merebut, mempertahankan dan menggunakan kekuasaan dengan menempatkan kader-kader terbaik PDI Perjuangan di lembaga-lembaga negara. Partai politik berusaha mencari dan mengajak orang yang mempunyai potensi dalam bidang akademik maupun mempunyai potensi dari segi kekuatan dukungan di masyarakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai, hal ini telah dilakukan oleh PDI Pejuangan Dewan Pimpinan Cabang Kota Kediri dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi politik. Model Kaderisasi yang Dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Kediri Kaderisasi merupakan proses pendidikan dan pelatihan bagi anggota partai yang akan dinaikkan jenjang keanggotaannya menjadi seorang kader dengan tujuan membentuk dan menciptakan kader-kader politik mempunyai kemampuan secara pemikiran maupun tindakan yang berkualitas tinggi, selain itu juga mempersiapkan para kader untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas baik bagi partai, bangsa dan negara. Pada dasarnya semakin berkualitas dan kuatnya popularitas seorang kader akan semakin tinggi tingkat dukungan masyarakat terhadap partai yang manaungi kader tersebut. Setelah melaksanakan penerimaan anggota baru, lalu anggota diterjunkan ke masyarakat untuk dilihat kemampuan dan potensinya dengan diberi nilai dalam setiap kegiatan yang diikutinya. Setelah proses penilaian dan mendapat anggota-anggota
8
yang potensial, selanjutnya anggota diberi pendidikan khusus kader secara berjenjang. Untuk dapat menjadi peserta pendidikan dan pelatihan kader, anggota harus benar-benar memiliki penilaian yang bagus serta penggabdian terhadap partai yang besar. Model Kaderisasi yang diterapkan oleh PDI Perjuangan Kota Kediri dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu model kaderisasi dengan sistem kelas (pendidikan dan pelatihan kader) dan juga model kaderisasi dengan sitem gerakan. Model kaderisasi kelas merupakan model kaderisasi berjenjang berupa pemberian materi kepada para anggota PDI Perjuangan. Jenjang dalam pelatihan dan pendidikan kader yang dilakukan PDI Perjuangan dibagi berdasarkan wilayah struktural partai yaitu Pratama ditingkat Cabang, Madya untuk tingkat Provinsi, dan Utama ditingkat Nasional. Disetiap jenjang mempunyai perbedaan dari materi dan pelatihannya. Sistematika, metode, jadwal serta materi dalam pelaksanaan kaderisasi disusun oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Partai yang dibentuk oleh DPP berdasarkan hasil keputusan kongres I PDI Perjuangan. Dilihat dari pelaksanaan dan prosedur yang digunakan dalam pendidikan kader dibagi menjadi tiga jenjang dengan pemberian pengetahuan tentang ideologi partai serta materi wawasan kebangsaan harus ditempuh dan dikuasai oleh masing-masing kader ditiap-tiap jenjangnya. Metode yang digunakan dalam proses pelatihan kader ini merupakan penggabungan dari tiga aspek sekaligus, yakni kelas (proses pendidikan dan proses belajar mengajar tentang materi pengkaderan), struktur (program yang dilakukan partai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di masyarakat), dan bassis (tempat bagi kader untuk menjalankan roda organisasi dan pengimplementasian program partai). Keunggulan dari diterapkannya metode yang digunakan oleh PDI Perjuangan yakni materi-materi yang diberikan dalam pendidikan dapat secara nyata diterapkan ke dalam kehidupan bermasyarakat. Proses penyebaran ideologi dapat dilakukan oleh setiap kader saat dikembalikan ke dalam masyarakat. Materi yang diberikan dalam pendidikan dan pelatihan kader dibagi menjadi tiga tingkatan yakni kuliah awal, kuliah tengah, dan kuliah akhir. Kuliah awal penuh berisi materi-materi pengkaderan yang diberikan di dalam kelas (ruangan). Semua materi diberikan kepada para kader oleh pemateri yang mempunyai kemampuan mumpuni dibidang materi tersebut. Kuliah tengah merupakan tahap kedua setelah para kader menyelesaikan kuliah tengah. Sistem
9
kuliah tengah dilakukan secara kondisional tergantung dari finansial dari kekuatan finalsial dari DPC. Paska kuliah tengah akan diadakan kuliah akhir yang berada dibawah pengawasan DPP dengan dilakukan secara online karena jangkauan yang luas diseluruh wilayah Indonesia. Model kaderisasi dengan sistem gerakan merupakan kaderisasi lebih terfokus pada kinerja kader di lapangan dalam menjalankan program partai. Model kaderisasi PDI Perjuangan dengan sistem gerakan dibagi menjadi tiga yaitu kemampuan kader memperjuangakan kepentingan dan aspirasi rakyat, pembentukan organisasi sayap, pembentukan jaringan. Pengkaderan dengan melihat kemampuan kader memperjuangkan kepentingan dan aspirasi masyarakat merupakan kaderisasi yang tidak mempunyai pakem yang pasti. Partai menerapkan sistem ini dengan menyebar para anggota dan kader ke masyarakat guna melatih mereka untuk dapat peka terhadap kehidupan bermasyarakat. Para kader dan anggota yang dikembalikan ke masyarakat tadi ditugaskan untuk mengabdi dan mendekat diri ke masyarakat guna melihat dinamika, isu-isu, keinginan dan harapan dari masyarakat terhadap pemerintah khususnya yang berada pada lingkup kekuasaan PDI Perjuangan. Kinerja para kader maupun anggota di masyarakat akan terus dipantau oleh partai dengan diberikan penilain. PDI Perjuangan adalah salah satu partai yang membentuk organisasi sayap guna menunjang mesin partai. Pembentuk organisasi-organisasi sayap yang berada dibawah naungan PDI Perjuangan bertujuan sebagai sarana organisasi penopang sekaligus dapat dijadikan lumbung suara bagi PDI Perjuangan. Gerak organisasi-organisasi sayar PDI Perjuangan lebih megarah pada kreatifitas dari para kader. Organisasi sayap ini berdiri secara mandiri namun tetap dalam pengawasan dari PDI Perjuangan. Pembentukan organisasi sayap ini juga tidak menyalahi dari aturan dan ketentuan dengan pelaksanaan pengkaderan tentang pembentukan jaringan, karena ditinjau dari kemampuan kader yang digunakan dalam proses pengikatan pemikiran masyarakat yang beragam menuju pemikiran yang sepaham dengan partai. Pembentukan jaringan ini merupakan sistem pengkaderan secara alami dari hasil interaksi dan kerja di masyarakat. Mengakar kuatnya PDI Perjuangan tidak bisa dilepaskan dari keunggulannya dalam membangun jaringan mulai dari strukturan terbawah. PDI Perjuangan bisa dengan mudah menarik simpatik masyarakat untuk
10
bisa mendukung dan bergabung ke partai merupakan buah dari hasil sistem yang diterapkan PDI Perjuangan. Dimulai dari pencarian bibit kader berkualitas di tingkat desa, penempatan bagi kader potensial di posisi strategis di dalam kepemimpinan desa. Proses pencarian dan penarikan minat masyarakat tidak akan bisa terbentuk tanpa adanya kemampuan kader yang mumpuni dalam komunikasi yang masyarakat secara baik. Pembentukan jaringan jika ditinjau dari ketentuan dan aturan dengan pelaksanaan pengkaderan tentang pembentukan jaringan atau sistem PDI Perjuangan Kota Kediri dalam prakteknya sudah sesuai dan tidak terdapat perbedaan antara keduanya. Hal ini bisa ditinjau dari kemampuan kader yang digunakan dalam proses pengikatan pemikiran masyarakat yang beragam menuju pemikiran yang sepaham dengan partai. Tanpa adanya kemampuan dari kader dalam proses pengikatan masyarakat menuju pembentukan jaringan akan sulit dapat terwujud. Dengan pembentukan jaringan di masyarakat ini kader akan mengalami proses pengkaderan secara alami dari hasil interaksi dan kerja di masyarakat. Kemampuan dari kader akan semakin meningkat mana kala pengalaman yang di dapat dari kader semakin banyak. Kendala yang Dihadapi dan Upaya Dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam Mengatasi Permasalahan yang Terjadi Pada Model Rekrutmen dan Kaderisasi di Tubuh Organisasinya Terdapat kendala-kendala yang sering kali menghambat kinerja partai dalam melakukan rekrutmen anggota baru. Interaksi langsung dengan masyarakat tidak bisa dilakukan dengan mudah, pemahaman dan daya tangkap masyarakat yang beragam membuat proses diskusi dan pertukaran pikiran kader dengan calon anggota baru kadang sulit mencapai titik temu antar kedua belah pihak sesuai yang diinginkan. Kemampuan daya tangkap masyarakat yang beragam inilah yang membuat PDI Perjuangan mengalami kesulitan dalam menyebarkan ideologi partai. Pola pikir masyarakat hanya terfokus pada kesejahteraan, mencari makan dengan mudah, sekolah murah, dan mudah mencari nafkah. Kesulitan dalam merealisasikan keinginan masyarakat kedalam program partai secara real
11
membuat kader yang turun ke lapangan menjadi sulit untuk benar-benar masuk dan bisa meyakinkan masyarakat untuk masuk dan mendukung partai. Pola pikir masyarakat hanya terfokus pada kesejahteraan, mencari makan dengan mudah, sekolah murah, dan mudah mencari nafkah. Kesulitan dalam merealisasikan keinginan masyarakat kedalam program partai secara real membuat kader yang turun ke lapangan menjadi sulit untuk benar-benar masuk dan bisa meyakinkan masyarakat untuk masuk dan mendukung partai. Prakteknya di lapangan untuk menarik simpati masyarakat agar mau masuk dan mendukung partai perlu sosialisasi salah satunya dengan diskusi sederhana. Praktek yang tidak mudah dilakukan karena banyak pemahaman masyarakat yang kurang mampu untuk menangkap wawasan kekinian tentang kondisi Bangsa saat ini. Selain itu, Kemampuan komunikasi kader yang berbeda-beda berdampak pada hasil yang berbeda-beda pula. Kemampuan pemahaman terhadap ideologi, tujuan dan program partai yang seharusnya menjadi senjata utama kader dalam proses menarik simpatik dari masyarakat sering tidak dikuasai penuh oleh kader-kader yang bisa dikatakan “lemah” dalam bidang akademis. Upaya yang dilakukan PDI Perjuangan Kota Kediri untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses rekrutmen salah satunya dengan menugaskan kader-kader unggulan di tiap daerah untuk dijadikan motor utama penggerak di masyarakat. PDI Perjuangan mendahulukan tindakan nyata dalam proses pendekatan ke masyarakat dengan membuat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan untuk menarik minat masyarakat ikut serta dalam sebuah kegiatan, baru setelah itu dilakukan proses interaksi lewat komunikasi dengan masyarakat. Tujuannya adalah agar masyarakat tahu terlebih dahulu bahwa PDI
12
Perjuangan merupakan partai yang pro rakyat dengan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Upaya pengatasian kendala dalam proses rekrutmen tersebut dapat dilihat bahwa selain komunikasi secara langsung dengan masyarakat ternyata program yang pro rakyat lebih menarik simpati dari masyarakat. Fakta di lapangan masyarakat saat ini sulit jika hanya dijejali dengan kata-kata, pemikiran, atau sesuatu yang belum jelas penggambarannya, tetapi masyarakat lebih mudah jika melihat satu kebijakan yang benar-benar berguna bagi masyarakat. Contohnya seperti pemberian bantuan paving untuk program pavingisasi gang-gang di seluruh Kota Kediri. PDI Perjuangan mencoba mengunakan kekuasaan yang dimiliki untuk membuat kebijakan yang memiliki nilai manfaat untuk rakyat yang pada akhirnya nanti juga akan berpengaruh pada citra partai sendiri. Model pengkaderan yang dilakukan oleh partai tidak selalu mulus dan lancar terlaksana, di dalam DPC PDI Perjuangan yang melakukan pendidikan kader terdapat beberapa kendala yang di hadapi. Proses kaderisasi yang berjenjang dan bertingkat serta materi yang padat kadang menimbulkan kebosanan yang dirasakan oleh peserta kaderisasi yang imbasnya akan muncul keengganan kader untuk ikut dalam pendidikan kader. Selain itu kesibukan para kader di luar kegiatan partai juga terkadang menghambat proses pelaksanaan kegiatan pendidikan kader. Hal ini coba diatasi oleh partai dengan menekankan kepada para kader bahwa pendidikan kader merupakan kegiatan wajib dan penting untuk para kader yang telah dipilih menjadi delegasi untuk mewakili ranting, cabang, maupun daerah untuk megikuti kegiatan pendidikan kader. Digunakan juga sistem penilaian berdasarkan prestasi kader, hal ini membuat semangat kader untuk ikut
13
sebagai peserta pendidikan dan pelatihan kader di berbagai tingkat dapat maksimal. Cara ini terbukti efektif dengan munculnya kompetisi di antara para kader dalam membuktikaan prestasi dan kinerjanya di partai agar terpilih menjadi delegasi ranting, cabang, atau daerah sebagai delegasi peserta pendidikan dan pelatihan kader. Di tingkat Cabang dalam proses kaderisasi kader Pratama terdapat dua aspek permasalahan yaitu dari tingkat pemahaman peserta yang beragam dan juga keterbatasan pemateri mumpuni di cabang yang membuat DPC harus meminta bantuan struktural di atasnya (DPD, DPP) untuk mengirimkan pemateri yang mumpuni agar kedua aspek permasalahan di kegiatan pendidikan dan pelatihan kader dapat teratasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) terdapat dua model rekrutmen yang dikembangkan oleh PDI Perjuangan kota Kediri yaitu atas keinginan dan inisiatif masyarakat sendiri untuk bergabung dengan didukung dari sisi PDI Perjuangan yang membuka seluas-luasnya pendaftaran anggota baru, selain itu juga model aktif dari sisi intern partai untuk mencari dan mengajak anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademis maupun anggota masyarakat yang mempunyai potensi besar di masyarakat. (2) Model Kaderisasi yang dikembangkan oleh PDI Perjuangan dibagi menjadi dua yakni kaderisasi dengan sistem kelas, dan kaderisasi dengan sistem gerakan. (3) Kendala yang dihadapi oleh PDI perjuangan dalam proses rekrutmen meliputi kemampuan pemahaman masyarakat yang beragam menyulitkan anggota atau kader untuk menarik simpati masyarakat untuk bergabung dengan partai, selain itu juga kemampuan kader dalam cara berkomunikasi membuat kader sulit mempersuasif
14
masyarakat untuk ikut bergabung dengan partai. Upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam penerapan model rekrutmen adalah lebih mengutamakan penarikan anggota atau simpatisan baru dengan memberikan program partai yang bersifat pro-rakyat, memilih kader yang berkualitas untuk masuk ke masyarakat disesuaikan dengan kultur masyarakatnya, melakukan kaderisasi untuk meningkatkan kualitas kader. Kendala pada model kaderisasi yang diterapkan oleh PDI Perjuangan adalah jenjang kaderisasi yang panjang, materi yang padat membuat amggota atau kader kadang bosan, tingkat daya serap anggota atau kader yang beragam, sulitnya mencari pemateri yang mumpuni di tingkat Cabang. Upaya dalam mengatasi kendala yang terjadi pada proses penerapan model kaderisasi yang dilakukan oleh PDI Perjuangan Kota Kediri yaitu menerapkan penilaian dalam menentukan kader yang akan diajukan pada pemilu, menghadirkan pemateri yang berkualitas dan menguasai materi, dalam pemberian materi mengunakan bahasa yang mudah dipahami seluruh kader, dan meminta batuan DPD atau DPP untuk mengirimkan pemateri handal guna memberikan materi. Saran Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka ada beberapa saran yang berhubungan dengan model rekrutmen dan kaderisasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPC PDIP kota Kediri . (1) Rekrutmen harus dilakukan dengan lebih baik lagi dengan mencari lebih banyak anggota/kader yang mempunyai kualitas baik dari segi akademis maupun kuatlitas moralnya. (2) Kaderisasi harus tetap dilakukan, karena dari proses kaderisasi akan dihasilkan kader-kader yang berkualitas yang berjuang dan berproses dari bawah. Serta menutup akses kader instan yang hanya bermodal uang. (3) Kendala harus secepat mungkin diatasi dengan melakukan upaya-upaya positif untuk mempersempit kendal yang muncul
15
dalam gerak dan langkah yang menghambat kerja partai dalam menghasilkan kader yang berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Alfian. 1978. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia Bidang Keanggotaan, Kaderisasi, dan Rekrutmen DPP PDI Perjuangan, 2012, Draft Panduan Pendidikan Kader, Jakarta: DPP PDI Perjuangan. Bidang Keanggotaan, Kaderisasi, dan Rekrutmen DPP PDI Perjuangan, 2012, Enam Materi Pokok Pendidikan Kader, Jakarta: DPP PDI Perjuangan. Bidang Keanggotaan, Kaderisasi, dan Rekrutmen DPP PDI Perjuangan, 2012, Lima Materi Pendukung Pendidikan Kader, Jakarta: DPP PDI Perjuangan. Budiardjo, Miriam. 2008. , Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Gramedia Pustaka Utama. Dahl, Robert. 2001. Perihal Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Firmanzah, 2008. Mengelola Partai Politik :Komuniksi dan Postioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Friedric, Carl Jh, Constitutional Government and Democracy : Theory and Practice in Europe and America dalam H.I, A. Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007 H.I, A.Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Karim, M.Rusli. 1983. Perjalanan Partai Politik Di Indonesia: Sebuah Potret Pasang-Surut, Jakarta: C.V Rajawali Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang : Universitas Negeri Malang.
16
Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Trasisi Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Litbang Kompas, Tim. 2004. Partai-Partai politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009, Jakarta: Buku Kompas. Moleong, Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sahid, Komarudin. 2011. Memahami Sosialisasi Politik. Bogor : Ghalia Indonesia Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Sitepu, P. Anthonius. 2012. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suparto, Peni. 2010. DEMOKRASI YANG TERPASUNG: Kritik Atas Budaya Politik Yang Konservatif, Gagasan Rekonsiliasi Nasionalis, dan Merebut Kembali Hati Rakyat. Yogyakarta: Aynat Publishing Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
17