MODEL PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI Drs. M.Jusuf Effendy)*
I.
PENDAHULUAN Proposal Penelitian adalah: pedoman yang beisikan kegiiatankegiatan dan langkah-langkah sistematis yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya (Sugiyono, 2013:313). Suatu penelitian pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktifinduktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahanpemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Lebih lanjut ditegaskan oleh Sugiyono(2013:313) bahwa penelitian kuantitatif dilakukan berangkat dari adanya suatu masalah. Masalah merupakan”penyimpangan”dari “apa seharusnya” dengan apa yang terjadi, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dan praktek dan penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan. Rancangan Proposal Penelitian Kuantitatif harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah untuk diikuti dan sekurang-kurangnya berisi 3 komponen utama yaitu : Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metodologi Penelitian ( Darmawan Deni,2013:221 ) 1. Latar Belakang Masalah Menurut Kasmadi dkk (2013:16), banyak penulisan latar belakang masalah diawali dengan kalimat-kalimat absurd, melambung setinggi tower dan tidak substansial pada inti yang akan dikemukan yang pada akhirnya mengaburkan makna yang sebenarnya dari sesuatu yang melatarbelakangi mengapa penelitian ini dilakukan. Kasus yang diungkapkan berikut ini seorang peneliti memilih judul yang berhubungan dengan kinerja pegawai negeri sipil disebuah instansi yaitu Analisis Pengaruh Kinerja dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja pada Iinstansi X. Untuk menulis latar belakang masalah, peneliti
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
1
tidak perlu merasa tidak enak kalau tidak menyampaikan misalnya kinerja PNS di Indonesia masih jauh berada dibawah Malaysia. Inti penulisan latar belakang masalah tidak jauh dari harapan ideal dan data faktual (Kasmadi dkk,2013:17). Idealnya kinerja PNS kita bernilai A, namun fakta dilapangan nilainya hanya E. Apa penyebabnya? Itulah yang akan diteliti. Mulailah dengan menyampaikan kalimat yang bersifat umum, sederhana dan mudah dimengerti. Jelaskan kondisi kinerja PNS dalam organisasi yang diteliti, jelaskan pula faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja PNS ybs. Atau adakah kemungkinan motivasi kerja di organisasi tsb ikut mempengaruhi produktivitas kerja PNS. Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian,
kesimpulan
seminar
dan
diskusi
ilmiah
ataupun
pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. Kurang tajamnya uraian latar belakang masalah sering menjadi bulan-bulanan tim penguji ketika seminar proposal, ataupun sidang skripsi, oleh karena itu peneliti (mahasiswa) harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang dibuktikan dengan data yang akurat dan up to date dan selanjutnya peneliti juga harus dapat mengemukakan secara rasional mengapa hal ini perlu diteliti. 2. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah Pertanyaan berikut ini apa sajakah yang akan ditulis pada identifikasi masalah ? Peneliti berkewajiban mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti, sehingga peneliti memiliki acuan atau pedoman yang jelas dalam pengujian atau ketika melakukan analisis statistik terhadap hipotesis yang diajukan.
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
2
Dalam hal identifikasi masalah, peneliti tidak terlepas dari pemahaman apa yang disebut dengan variabel penelitian. Variabel dapat diartikan sebagai suatu totalitas gejala atau objek pengamatan yang akan diteliti (Dantes,2012:166). Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat diibedakan menjadi dua, yaitu Variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus / topik penelitian (Bambang Prasetyo dkk,2010:67-68). Dari pemaparan pada latar belakang masalah diatas, maka bisa dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut : a. Apakah terdapat hubungan antara X1 dengan Y ? b. Apakah X1 dapat meningkatkan Y ? c. Apakah terdapat hubungan antara X2 dengan Y ? d. Apakah X2 dapat meningkatkan Y e. Apakah terdapat hubungan antara X1 dengan X2 ? f. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara X1 dan X2 dengan Y ? g. Apakah X1 dan X2 secara bersama-sama dapat meningkatkan Y ? b. Batasan Masalah Karena adanya keterbatasan, baik waktu, dana maupun tenaga, maka tidak semua masalah yang diidentifikasi lalu diteliti. Agar pembahasan tidak jauh melebar, maka peneliti harus membatasi masalah dengan merujuk kepada uraian latar belakang dan identifikasi masalah. Membatasi masalah menajamkan arah pembahasan pada hubungan antara X1 dan X2 dengan Y secara parsial atau bersama-sama. c. Rumusan Masalah Pertanyaan : bagaimana cara kita merumuskan masalah untuk tiga variabel X1, Variabel X2 dan Variabel Y ?
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
3
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perhatikan gambar berikut ini : X1 Y X2
Gambar 1 : Diagram Penelitian Gambar 1 di atas menjelaskan hubungan antar variabel baik secara parsial atau secara bersamaan yaitu ada hubungan Variabel X1 dengan Y, Variabel X2 dengan Y dan Variabel X1 dan X2 dengan Y. Apa saja yang ditulis dalam rumusan masalah ? Rumusan masalah penelitian dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan. Karena sifat penelitian adalah korelasional, maka pertanyaan yang diajukan berpola kepada pertanyaan tentang hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
4
a. Apakah terdapat hubungan antara X1 dengan Y ? b. Apakah terdapat hubungan antara X2 dengan Y ? c. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara X1 dan X2 dengan Y ? 3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Rumusan tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Tujuan penelitian mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu tujuan penelitian harus relevan dan konsisten dengan identifikasi masalah dan mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian (Riduwan,2008:14) b. Kegunaan penelitian Kegunaan penelitian
adalah untuk menjelaskan tentang
manfaat dari penelitian itu sendiri. Untuk lebih memberi arti pada hasil penelitian, perlu dijelaskan kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis. Kegunaan penelitian secara teoritis akan membuka peluang bagi lokus penelitian dalam mengidentifikasi temuan-temuan guna dijadikan rujukan untuk pengembangan yang akan datang. II.
KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 1. Kajian Pustaka / Kajian Teori Teori dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka.
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
5
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria,yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan
penelitian.
Prinsip
relevansi
diperlukan
untuk
menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. 2. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir sesungguhnya adalah menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara vaiabel independent dan variabel dependent.
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
6
Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk hubungan antar variabel penelitian (Sugiyono,2013:128). Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya merumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Itulah sebabnya dalam menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk komparasi dan hubungan, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir. Selanjutnya Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono, 2013:132 mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik memuat halhal sebagai berikut : a. Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan b. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari. c. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interakktif (timbal balik). d. Kerangka berfikir itu selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian. 3. Hipotesis Penelitian Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis (Sugiyono,2013:134). Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
7
hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja pada instansi X. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris. III.
METODOLOGI PENELITIAN Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup aspek, objek dan lokasi penelitian, defenisi operasional variabel, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, jadwal dan rencana biaya penelitian 1. Tempat dan waktu Penelitian Tempat merupakan lokasi dimana penelitian dilakukan, dan waktu adalah mengenai kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk penelitian dari awal hingga akhir. Nama institusi dan tempat penelitian dituliskan secara lengkap termasuk nama wilayah kecamatan, kota atau kabupaten. Sedangkan untuk waktu penelitian dibuatkan jadwal kegiatan sejak awal hingga rencana kegiatan diakhiri (Kasmadi dkk,2013:59) 2. Metode Penelitian a. Defenisi Operasional Variabel Definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul
perbedaan
pengertian
atau
kekurangjelasan
makna
seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
8
pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti, terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. b. Metode Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ilmu sosial, setidaknya kita mengenal dua pendekatan yang mempengaruhi proses penelitian muulai dari merumuskan permasalahan hingga mengambil kesimpulan, setiap pendekatan memiliki asumsi dasar yang berbeda ( Bambang Prasetyo dkk,2010:24). Lebih lanjut ditegaskan bahwa dalam satu penelitian yang sama, kita bisa menerapkan kedua metoode yang ada, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif dan akhirnya kita menghasilkan data kuantitatif dan data kualitatif. Karena kita menggunakan metode kuantitatif sebagai metode utama, data yang akan kita hasilkan adalah data kuantitatif sebagai data utama, sedangkan data kualitatif hanya dipakai sebagai data penunjang. 3. Populasi dan Sampel Istilah populasi dan sampel lebih tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
9
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya.
Jika
keadaan
sampel
semakin
berbeda
dengan
kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel. 4. Instrumen Penelitian Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan reliabilitas dan harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian
skor
atau
kode
terhadap
masing-masing
butir
pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. 5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data a. Pengumpulan Data Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
10
dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian. b. Analisis Data Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu. Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
11
komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows. c. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi, namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan. d. Jadwal dan Biaya Penelitian Setiap proposal penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiiatan yang akan dilaksanakan. Jadwal ini menyatakan bentuk kegiatan dan kapan waktunya dilaksanakan. Contoh : CONTOH JADWAL PENELITIAN No
Minggu ke :
Kegiatan 1
1.
Penyusunan Proposal
2.
Penyusunan Instrument
3.
5.
Seminar Proposal dan instrument penelitian Pengujian validitas dan realibilitas insrument Penentuan Sampel
6.
Pengumpulan Data
7.
Analisis Data
8.
Pembuatan draft laporan
4.
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
12
9.
Seminar laporan
10.
Penyempurnaan Laporan
11.
Penggandaan laporan
Sumber : Sugiyono,2013:327
e. Daftar Pustaka Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. nama penerbitan, dan 5. nama kota penerbit.
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
13
IV.
PENUTUP Format proposal ini disunting dari berbagai tulisan tentang proposal penelitian kuantitatif dengan maksud untuk memberikan pemahaman dan menambah wacana mahasiswa STIA KD dalam menyusun proposal penelitian nantinya. Kami
mempersilakan
Mahasiswa
STIA
KD
untuk
dapat
menelaahnya untuk kepentingan penyusunan proposal penelitian. Semoga bermanfaat. Merauke, Agustus 2014
Drs. M.Jusuf Effendy
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
14
DAFTAR PUSTAKA Buku-buku : Dantes (2012), Metode Penelitian,Penerbit Andi, Yogyakarta. Darmawan Deni (2013), Metode Penelitian Kuantitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung Kasmadi dkk (2013), Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung. Riduwan (2008), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Alfabeta, Bandung. Sugiyono (2013), Metode Penelitian Manajemen, Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, Kombinasi, Penelitian Tindakan, Penelitian Evaluasi, Alfabeta, Bandung.
)* Dosen MK Metode Penelitian Kuantitatif STIA KD Merauke
FORMAT PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
15