Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
MODEL PRESENSI BERBASIS FINGERPRINT DAN SHORT MESSAGE SERVICE SEBAGAI MEDIA PEMANTAU KEHADIRAN DAN POIN PELANGGARAN SISWA Nahar Mardiyantoro, Yuliman Purwanto, dan Arief Soeleman Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro
ABSTRAK Sistem presensi yang telah memanfaatkan teknologi Fingerprint seperti hasil penelitian sebelumnya tidak mempunyai kemampuan sebagai sistem pemantau yang dapat mengirimkan status kehadiran dan poin pelanggaraan murid. Selain itu pula beberapa hasil teknologi tentang layanan informasi berbasis Short Message Service (SMS) Gateway yang dikaji oleh peneliti seperti Broadcaster Informasi Peringatan Banjir yang hanya memenuhi atribut usability dan security. Info Kota melalui SMS juga hanya memenuhi atribut Usability, Simplicity, Reusability dan Security. Sedangkan Layanan Informasi Kereta Api Berbasis SMS Gateway, hanya memenuhi atribut Usability, Simplicity, Maintanability dan Security. Berangkat dari permasalahan ini, dapat dilihat bahwa setiap produk teknologi sebelumnya, tidak semua atribut dipenuhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan pengaksesan informasi secara online dan teknologi mobile berbasis AT Command. Pendekatan tersebut ditentukan karena melihat peluang bahwa SMS menjadi layanan yang paling disukai oleh masyarakat dan Mobile Device pun dapat dihubungkan dengan computer. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah rekayasa dan efektifitas. Metode rekayasa yang dilakukan menganut model Sistem Development Life Cycle (SDLC). Sedangkan metode efektifitas yang dilakukan pada penelitian ialah Pengujian Kinerja dengan mengacu pada atribut Software as Service seperti Usability, Flexibilty, Simplicity, Reusability, Maintainability dan Security, dengan menggunakan instrument tabel pengujian. Selanjutnya, selain pengujian kinerja, pada penelitian ini juga dilakukan pula uji kemanfaatan. Hasil dari penelitian ini adalah terwujudnya presensi yang mempunyai kemampuan sebagai pemantau dan memenuhi seluruh atribut Software as Service. Kata Kunci: Presensi, Fingerprint, SMS
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem presensi yang telah memanfaatkan teknologi Fingerprint seperti hasil penelitian sebelumnya memang sudah menjawab permasalahan tentang efektifitas dan efisiensi proses presensi. Namun permasalahan yang dijawab tersebut, hanyalah permasalahan yang ada dalam scope keakuratan data presensi saja, tidak sampai pada kemampuan sebagai sistem pemantau yang dapat mengirimkan informasi status kehadiran kepada wali murid secara online, jika diterapkan pada institusi pendidikan. Permasalahan siswa yang sering membolos sebenarnya dialami bukan hanya oleh siswa yang berada di Indonesia saja, bahkan negara adikuasa Amerika Serikat pun mengalaminya. Hal ini dikarenakan, menurut beberapa penelitian, perilaku membolos sangat dipercaya sebagai prediktor munculnya perilaku delinkuen pada remaja (studi mencatat 75-85% pelaku kenakalan remaja adalah remaja yang suka membolos atau sangat sering absen dari sekolah). Di Amerika Serikat, siswa yang membolos disebut sebagai Person in Need of Supervision (PINS) atau orang yang membutuhkan pengawasan. http://research.pps.dinus.ac.id
59
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
Perkembangan penggunaan SMS dibuktikan dengan jumlah pengiriman SMS pelaggan indosat pada tahun 2008 yang mencapai 500 juta SMS perhari. Hasil rekayasa teknologi tentang pelayanan berbasis SMS semakin meningkat jumlahnya sejalan perkembangan pengguna SMS tersebut, baik dengan menggunakan nomor premium ataupun nomor biasa. 1.2 Rumusan Masalah 1. Sistem presensi yang telah ditanami teknologi fingerprint, belum berfungsi sebagai sistem pemantau status kehadiran dan poin pelanggaran bagi wali murid. Sehingga wali murid relatif sulit untuk memantau informasi tersebut secara online. 2. Hasil penilaian dari beberapa Layanan melalui SMS secara global belum memenuhi kriteria kualitas Software as Service yang meliputi Usability, Flexibility, Simplicity, Reusability, Maintainability, security. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Terwujudnya model sistem presensi berbasis fingerprint dan sms gateway yang dapat berfungsi sebagai media pemantau status kehadiran dan poin pelanggaran. 2. Terwujudnya teknologi layanan melalui SMS yang memenuhi atribut kualitas Software as Service yang meliputi Usability, Flexibility, Simplicity, Reusability, Maintainability, dan Security. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat a. Memantau kehadiran putra putrinya di sekolah serta poin pelanggaran secara langsung tanpa harus menunggu laporan dari guru maupun pada saat pengambilan rapor. b. Mendapatkan peringatan dini dari sekolah, dengan menerima data absensi serta poin pelanggaran yang cepat dan autentik. 2. Bagi Sekolah a. Menyajikan informasi yang dibutuhkan orang tua secara terkini dengan biaya yang murah. b. Menghasilkan fasilitas peringatan dini untuk orang tua murid, dengan mengirimkan data absensi yang cepat dan autentik. 3. Bagi Pengembangan IPTEK Inovasi ini dapat dikembangkan menjadi model sistem layanan melalui SMS pada kasus lain yang memenuhi atribut kualitas software as service. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Short Message Service Secara sederhana arsitektur Global System for Mobile Communication (GSM) terlihat seperti gambar 1. Mobile Station (MS) terdiri dari Subscriber Identify Module (SIM) card dan Mobile Equipment (ME) sebagai telepon bergerak. Pada Base Station Subsystem, Base Station Controller (BSC) menggunakan teknik Frequency Division Multiple Access atau Frekuensi terpusat ke satu Base Transceiver Station (BTS). BTS membagi assign channel menjadi beberapa pembagian waktu menggunakan teknik Time Division Multiple Access (TDMA), dimana masing-masing pembagian waktu tersebut melayani MS yang aktif. The Mobile Service Switching Center (MSC) diletakan diantara BSC dengan jaringan lain seperti Public Switched Telephone Network (PSTN) atau Integrated Service Digital Network (ISDN) [10]. Melalui MSC sangat dimungkinkan mengirimkan pesan suara dari MS ke MS atau ke telepon PSTN. Selain itu pula, dimungkinkan mengirimkan pesan berupa teks jika MSC terhubung dengan Short Message Service Center (SMSC).
60
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
Gambar 1. Arsitektur GSM
Short Message Service (SMS) merupakan salah suatu layanan yang ditanam dalam teknologi telepon seluler yang mempunyai kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan berupa teks alphanumerik antar perangkat komunikasi seluler. Karakter yang digunakan dalam pengiriman pesan melalui SMS adalah sekumpulan bilangan heksadesimal yang disebut dengan PDU (Protocol Data Unit). Format PDU sendiri terdiri dari beberapa header, dimana setiap header memiliki keterangan yang berkaitan dengan isi pesan yang dikirim. Sebuah pesan yang diketik melalui telepon seluler akan dikonversi menjadi format PDU, kemudian akan dikirimkan ke SMS Centre. Dari SMS Center inilah akan diperiksa nomor pengirim, billing pulsa pengirim dan nomor yang dituju. Setelah pemeriksaan dinyatakan valid, pesan akan dikirim ke nomor yang dituju dalam bentuk PDU. Dari sisi penerima, akan dilakukan proses decoding PDU agar pesan SMS yang dimaksud dapat dibaca oleh pengguna penerima. Saat mendisain sistem berbasis SMS, ada baiknya untuk memahami karaktersitik yang dimiliki oleh SMS yaitu Transmision, Delay, Loss rate, Messaging reordering.
2.2 AT Command AT command adalah sekumpulan string yang dikirim oleh DTE (Data Terminal Equipment) ke ISU (Individual Subscriber Unit) selama ISU dalam mode perintah. Suatu perintah memiliki awalan, body, dan terminator. Awalan berisi karakter ASCII AT atau at. Body merupakan sebuah string yang hanya berisikan karakter ASCII dan terminator adalah akhir perintah yang merupakan karakter . AT Command dapat dibangkitkan oleh system operasi mobile device itu sendiri atau oleh external device menuju perangkat keras radio dari mobile device.
http://research.pps.dinus.ac.id
61
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
Gambar 2. AT Command dari mobile devce Sebagai contoh, jika pengguna menekan tombol dari mobile device, maka AT Command akan dibangkitkan oleh system operasi dan dikirim ke perangkat keras radio. Namun jika pada suatu kondisi pengguna melakukannya melalui assistive device, maka AT Command akan dibangkitkan oleh assistive device dan dilanjutkan ke mobile device yang selanjutnya dikirim ke perangkat keras radio mobile device.
Gambar 3. AT Command dari Assistive Device Mobile Assistive Device dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengembang menerapkan software kedalam mobile device nya sendiri dan pengembang membuat external device dengan softwarenya sendiri didalamnya. Kategori pertama adalah menggunakan fungsi yang telah ada pada system operasi pada devicenya. Sebagai contoh, tombol atau keyboard yang terhubung dengan mobile phone. Kategori kedua adalah memanfaatkan AT command untuk mengkomunikasikan dengan mobile device. Pada kasus ini,
62
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
kategori kedua lah yang tepat. Diantara kedua kategori tersebut, kategori yang kedua ini dapat menggunakan media seperti kabel serial, Bluetooth atau PC-card yang terintegrasi pada assistive device [19].
2.3 Model Presensi Berbasis Fingerprint dan SMS
Masalah Sistem presensi belum berfungsi sebagai sistem pemantau kehadiran dan poin pelanggaran Status kehadiran dan poin pelanggaran murid sulit dipantau secara online
Pendekatan
Atribut kualitas Software as Service: Flexibility, Simplicity, Reusability, Maintainability belum terpenuhi di teknologi layanan SMS
Peluang
Pengaksesan informasi secara online melalui SMS
SMS menjadi layanan seluler yang lebih disukai oleh masyarakat
Teknologi Mobile dengan AT Command
Perancanangan
Analisis Deteksi permasa lahan
Mobile Station dapat dihubungkan dengan PC sebagai tranceiver
Memerikan system berjalan
Arsitektur Sistem
Interface & navigasi
Prinsip design interface
UML AT Command
Pembangunan OOAD Database
Komponen Komunikasi
Interface & Navigasi Visual Basic
SQL Server & MySQL
Software Service
as
Hasil Pengujian Eksternal dan Analisis Whitebox & blackbox
Uji kinerja
Uji manfaat
Pengujian Case
Tujuan Model sistem presensi berbasis fingerprint dan sms gateway sebagai media pemantau kehadiran dan poin pelanggaran
Terwujudnya teknologi layanan melalui SMS yang memenuhi atribut kualitas Software as Service: Flexibility, Simplicity, Reusability, Maintainability
Gambar 4. Model Presensi
http://research.pps.dinus.ac.id
63
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
3. METODE PENELITIAN 3.1 Analisis Tabel 1. Hasil Analisis No 1.
Masalah yang dihadapi Status kehadiran murid dan poin pelanggaran relatif sulit dipantau oleh wali murid
Identifikasi penyebab masalah Kurangnya media yang dapat memberikan informasi status kehadiran dan poin pelanggaran secara online
Tabel 2. Alternative Pemecahan Masalah No 1.
Identifikasi penyebab masalah Kurangnya media yang dapat memberikan informasi status kehadiran dan poin pelanggaran secara online
Alternatif Pemecahan Masalah Model sistem presensi berbasis fingerprint dan sms gateway yang mampu memantau status kehadiran dan poin pelanggaran
3.2 Perancangan
Gambar 5. Diagram Use Case
64
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
Gambar 6. Class Diagram
3.3 Pembangunan Model Setelah proses analisa dan desain selesai dilakukan, maka pembangunan model pun siap untuk dimulai. Dalam penelitian, pembangunan model dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1. Melakukan konversi atas rancangan database ke dalam Database Management System SQLServer. 2. Menterjemahkan flowchart dan rancangan antar muka menjadi baris instruksi menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0 dengan bantuan AT Command 3.4 Uji Efektivitas Tabel 3. Statistik Deskriptif Pengujian Model
Tabel statistik deskriptif hasil uji efektifitas menggambarkan bahwa atribut Usability, Flexibility, Simplicity, Reusability, Maintainability dan Security mempunyai nilai tengah (Mean) yang mendekati nilai maksimal. Ini berarti bahwa model sistem yang dibangun telah memenuhi seluruh atribut Software as Service.
http://research.pps.dinus.ac.id
65
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
Tabel 4. Prosentase Hasil Uji Manfaat Kegunaan 100%
Ketepatan 71.45%
Kemudahan 92.3%
Kecepatan/Efisien 80%
Berdasarkan prosentase di atas diperoleh respon terhadap pernyataan yaitu setuju dan sangat setuju untuk kriteria kegunaan sebesar 100%, ketepatan 71.45%, kemudahan 92.3% dan kecepatan/efisensi 80%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem presensi berbasis fingerprint dan sms gateway ini sangat bermanfaat jika dinilai dari aspek tingkat kegunaan, tingkat ketepatan, tingkat kemudahan dan tingkat kecepatan/efisiensi. 4. KESIMPULAN Model Sistem Presensi Berbasis Fingerprint dan Short Message Service yang dibangun menggunakan AT Command dapat digunakan sebagai sistem pemantau status kehadiran dan poin pelanggaran siswa secara online. Hasil pengujian kinerja sistem menyatakan bahwa penelitian ini telah memenuhi keseluruhan atribut Software as Service. Pengiriman informasi melalui SMS, masih menggunakan nomor SIM yang biasa atau non premium. Sehingga kesulitan untuk mengingat cenderung akan muncul, maka disarankan untuk bekerjasama dengan pihak provider seluler dalam penggunaan nomor premium. Selanjutnya, kendala yang sering timbul dalam aplikasi ini adalah keterlambatan informasi melaui SMS yang sampai pada nomor tujuan. Hal ini disebabkan oleh kondisi jaringan dari provider seluler yang bersangkutan. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, disarankan untuk selektif dalam memilih provider seluler sebagai Provider SMS server yang digunakan. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3] [4] [5] [6]
[7] [8] [9] [10]
66
Aji Catur, 2005. Rancang Bangun Software Absensi Sidik Jari Untuk Meningkatkan Efektifitas Proses Presensi . STMIK Widya Utama Mochtar Mohammad, 2008. Pemkot Ancam Cabut Izin Usaha Game Online Pemkot Bahas Aturan Jam Operasi Usaha Game Online. http://www.dprdkotabekasi.go.id/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=15&ite mid=77. diakses tanggal 23 Februari 2009 Mogulescu, S., Segal, H.J., 2002. Approaches To Truancy Prevention. Vera Institute of Justice, 114 Anonymous, 2008. Indosat Siap Antisipasi Lebih 500 Juta SMS. http://www.kapanlagi.com/h/0000253634.html, diakes tanggal 27 Februari 2009 Stasman Thomas, 2006. Prihatin Siswa Membolos. http://www2.kompas.com/kompascetak/0612/22/jateng/45998.htm, diakes tanggal 27 Februari 2009 har, 2008. Razia Pelajar, Tiga Siswa diamankan. http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=9065, diakses tanggal 27 Februari 2009 May, Christopher, ed. 2003. Key Thinkers of the Information Society. London dan New York: Routledge. Huda Yasdinul, 2008. Konsep Dasar Telekomunikasi Seluler. Teknik Elektronika Universitas Negeri Padang Yunarwanto Dodik, 2008. Analisis Posisi Persaingan Operator Telepon Seluler Berdasarkan Persepsi Konsumen Di Kota Malang. Universitas Brawijaya Ren Guey Lee, 2002. A Short Message Service Based Design For Portable Telealarm Device. Engineering and Communication Journal, Vol.14, No.3 September 2002
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 10 Nomor 1, April 2014, ISSN 1414-9999
[11] [12] [13]
[14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21]
Nahar, 2005. Rekayasa Perangkat Lunak Pengendali Lampu Melalui Jalur Short Message Service. Skripsi Teknik Informatika. STMIK Widya Utama Oliver, 2007. Design and Implementation of Short Message Service Data Channel for Mobile System. University of Waterloo Wikipedia Foundation , 2008. Short Message Service . http://en.wikipedia.org/wiki/Short_message_service. Diakses pada tanggal 19 Januari 2009, pukul 01:40 wib Muslim, 2006. Fingerprint Pattern Recognition Using Distance Method Algorithm. Syah Kuala University, Darussalam-Banda Aceh. Iqbal, Haryadi Sigit., 2007. Implementasi dan Analisis Performansi Autentikasi Sistem Biometrik Sidik Jari, Institut Teknologi bandung Jain, L.C., 1999. Inteligent Biometric Techniques in Fingerprint and Face Recognition. CRC Press. United States of America Pratama Andika Budi, 2008. Verifikasi Citra Sidik Jari Poin Minutiae Dalam Visum ET REPERTUM (VER) Menggunakan K-MEANS Clustering. Universitas Brawijaya Lawrence, 1998. “Over View Of Fingerprint Verification Technology” Elsevier Information Secutiry Technical Report. Volume 3 No.1 McCall, Richard & Walters, Factor in Software Quality, November 1997 Dennis, Alan, Wixom, Barbara dan Tegarden, David, 2005. Systems Analysis and Design With UML 2.0 An Object-Oriented Approach, John Wiley & Sons, Inc Efraim Kan, H Stephen. 2003. Metrics and Models In Software Quality Engineering. ISBN 0-201-729156. Pearson Education Inc.
http://research.pps.dinus.ac.id
67