MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENDUKUNG PEMILIHAN HARDWARE WIRELESS Muhammad Kodri Sistem Informasi STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG Jln. Jend. Sudirman – Selindung Lama Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
ABSTRAK Wireless hardware that is used to support the activities of the service to the community is currently growing rapidly with many variations both of domestic and of Foreign Affairs. Because it's so many criteria – the criteria that can be used as the basis for the selection of wireless hardware that is most suitable to be applied in the banking environment, in particular on PT. BPRS Bangka Belitung. To select this wireless hardware with a three-level criteria. As for the level 1 criteria i.e. technology, services and regions, level 2 consists of 13 criteria criteria obtained from the advantages specific to the wireless hardware, namely, signals, heat-resistant, security, completeness, flexibility, operator services, maintenance, price, warranty, building construction, electrical, building of topology, and weather. As for the level 3 there are three alternatives are Linksys, D-Link, and TP-Link. In choosing this wireless hardware authors using Analytical Hierarchy Process (AHP) and the tool uses Expert Choice 2000. The election results produced a Linksys wireless hardware as the most reliable to use compared to D-LINK and the TP-LINK. Linksys reliability level achieved 37,2%. And the most influential factors in the process of this election is a factor technology totaled 53.2%. Keywords: wireless hardware, theory Oyku Alanbay, Analitical Hierarchy Process, Expert Choice 2000. perbankan dipaksa untuk mengalokasikan dana untuk pengadaan perangkat lunak serta perangkat keras. Khusus untuk pengadaan 1. PENDAHULUAN perangkat lunak harganya bahkan lebih dari Salah satu bentuk pemanfaatkan teknologi harga perangkat keras. informasi di perbankan adalah pemanfa’atan jaringan wireless. Pengadaan jaringan pada 2. TINJAUAN PUSTAKA perbankan merupakan pemanfaatan perangkat teknologi informasi (meliputi Model adalah percontohan yang perangkat lunak dan perangkat keras) dalam mengandung unsur yang bersifat rangka melaksanakan tugas pelayanan penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika terhadap nasabah. Sayangnya belum semua perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri perbankan di Indonesia mampu merupakan suatu proses berurutan yang mengimplementasikan perkembangan memerlukan penggunaan model secara cepat jaringan wireless dengan optimal. Hal ini dan benar. disebabkan minimnya pengetahuan tentang Pentingnya model dalam suatu jaringan serta persepsi yang salah tentang pengambilan keputusan, antara lain sebagai penggunaan jaringan pada perbankan. berikut : Persepsi bahwa pengadaan jaringan wireless 1. Untuk mengetahui apakah merupakan kegiatan atau program yang hubungan yang bersifat membutuhkan dana besar karena selama ini
2.
3.
4.
tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsurunsur itu. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubunganhubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau sistem yang kompleks.Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman.Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya, semua model itu mempunyai aspek-aspek tertentu masingmasing adalah idealisasi, atau abstraksi dari bagian dunia nyata (praktik nyata), atau dengan kata yang lebih tepat dan jelas imitasi dari kenyataan.Model adalah abstraksi; elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik.Untuk mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat meliputi perubahan konseptual.Setiap unsur dari situasi nyata merupakan tiruan dengan menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik. Jika para analis membuat model, mereka biasanya melakukan hal itu supaya dapat menetapkan tindakan yang paling tepat dalam situasi tertentu.Kemudian digunakan untuk memberikan saran bagi pembuat keputusan.Dengan demikian pada hakikatnya model itu merupakan pengganti hal yang nyata, mewakili kejadian sesungguhnya, dengan harapan agar dapat mengatasi masalah apabila timbul masalah yang sesungguhnya. Model ini sendiri dibuat dengan menyesuaikan pada situasi dimana
model itu akan dibuat. Di samping itu, model pun dibuat sesuai dengan tujuan penggunaan model itu sendiri. Menurut [Agustini, Rahmadi, 2004] dalam bukunya “Riset Operasional Konsep – Konsep Dasar”, proses analisis masalah oleh manajer dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan pada pengalaman dan pertimbangan pribadi manajer.Analisis ini lebih merupakan seni daripada pengetahuan.Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan fakta – fakta atau data kuantitatif yang berkaitan dengan masalah, untuk kemudian disusun persamaan matematika yang menggambarkan tujuan, kendala yang dihadapi, ataupun hubungan – hubungan yang ada dalam masalah tersebut. Kemudian dengan menggunakan suatu metode kuantitatif tertentu akan diperoleh hasil analisis yang akan dapat mendukung pengambilan keputusan. Menurut
Syaipullah
[Syaifullah
2010]dalam naskah internetnya yang berjudul Pengenalan Metode AHP (Analytical
Hierarchy
Process)menyatakan
AHP
merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan
ini
akan
menguraikan
masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan
sebagai
representasi
dari
suatu sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.
Dengan hirarki, suatu masalah yang
memberikan hasil yang akurat.AHP
kompleks dapat diuraikan ke dalam
juga menggunakan skala rasio untuk
kelompok-kelompoknya
yang
bobot kriteria dan scoring alternatif
kemudian
suatu
yang
diatur
menjadi
bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan
menambahkan
untukpengukuran presisi. Berdasarkan modul Analytical Hierarchi Prosess (AHP) karya Dr. Prabowo Pudjo Widodo.MS, ada sepuluh kelebihan AHP.
sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain
3. METODE PENELITIAN
karena alasan-alasan sebagai berikut : 1)
Struktur
yang
berhirarki,
sebagai konsekuesi dari kriteria yang
dipilih,
sampai
pada
subkriteria yang paling dalam. 2)
Memperhitungkan
validitas
sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. 3)
Memperhitungkan daya tahan output
analisis
sensitivitas
pengambilan keputusan
AHP
dikembangkan
pada
menyediakan
tahun
pendekatan
sistematisuntuk menentukan prioritas dan pengambilan keputusan dalam suatu kompleks lingkungan. AHP dirancang untuk mencerminkan cara berpikir orang sebenarnya.Metode ini memungkinkan aspek kuantitatif dan kualitatif
keputusan
dipertimbangkan.AHP
yang
akan
mengurangi
keputusan yang kompleks menjadi sebuah
rangkaian
perbandingan
satu-satu
dikelola,
jenis
Penelitian
penelitian
Kuantitaf,
ini
adalah
karena
peneliti
melakukan pengujian dari hipotesa dengan teknik-teknik statistik. Data statistik tersebut didapatkan
dari
kuisioner
dengan
menggunakan metode pendekatan Analitical Hierarchy Process (AHP) dan kemudian diuji
dengan
menggunakan
tool
atau
software Expert Choice 2000. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Karenanya
1970an oleh Dr Thomas L. Satty untuk
Berdasarkan jenis informasi yang
pada
yangkemudian
dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap
gejala
penting,
sehingga
dilakukan
yang
dengan
pertanyaan
diamati
menjadi
pengumpulan menggunakan
berstruktur
(angket)
data daftar yang
disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang
kemudian
menghasilkan data kuantitatif. Berbeda
dengan
penelitian
kualitatif yang menekankan pada studi kasus, penelitian kuantitatif bermuara pada survei. Dalam
pemilihan
sampel,
penulis
mengambil data dari populasi yang terbatas (limit population) dengan menggunakan
purposive sampling, yaitu pengambilan
Rasio inkonsistensi data dianggap baik jika
sampel dilakukan atas dasar pertimbangan
nilai CR-nya ≤ 0.1.
tertentu. Responden yang diambil dalam
Untuk mengecek rasio inkonsistensi
pemilihan sampel ini adalah responden ahli
data responden, berikut ini ditampilkan nilai
yang berasal dari staff jaringan PT. BPRS
rasio inkonsistensi pada masing-masing
Bangka
matriks perbandingan.
Belitung,
Hotel
Santika
Pangkalpinang, dan TELKOM Toboali. Adapun
pertimbangan
pemilihan
sampel yang berdasarkan kategorisasi atau
5. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian
ini
pada
akhirnya
latar belakang responden di atas, antara lain
menghasilkan beberapa poin kesimpulan.
agar penilaian terhadap perangkat hardware
Penulis
wireless ini lebih variatif dan objektif.
berdasarkan research question atau rumusan
Disamping itu para responden ahli yang
masalah yang ada di bab 1, teori – teori
dalam hal ini adalah dari staff jaringan PT.
pendukung di bab 2, pelaksanaan penelitian
BPRS Bangka Belitung, Hotel Santika
yang didesain menurut model AHP di bab 3,
Pangkalpinang,
dan hasil analisa yang ditayangkan secara
dan
TELKOM
Toboali
mendapatkan
kesimpulan
ini
yang menerapkan produk hardware wireless
lengkap di bab 4.
untuk
kesimpulan – kesimpulan yang dihasilkan:
operasional
dilingkungan
1.
perusahaannya.
Berikut ini adalah
Faktor – faktor pertimbangan
yang jadi
dalam
memilih
hardware wireless ada tiga faktor
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
utama, yaitu : Berdasarkan hasil pengolahan data
a.
Faktor teknologi, dari hasil
responden ahli diperoleh bahwa prioritas
analisa data dan interpretasi-
utama atau tertinggi alternatif penentuan
nya menggunakan rumus dan
Hardware wireless adalah Linksys dengan
teori AHP serta software
nilai bobot 0,372 atau sebanding dengan
pengolah data Expert Choice
37,2% dari total alternatif yang ditetapkan.
2000, menunjukkan bahwa
Kemudian
teknologi adalah faktor yang
peringkat prioritas alternatif
berikutnya adalah D-Link (nilai bobot
paling
penting
32,4%), dan peringkat prioritas terendah
menentukan dalam memilih
adalah TP-Link (nilai bobot 30,4%).
hardware
wireless
dan
ini.
rasio
Adapun sub faktor yang ada
inkonsistensi data responden merupakan
di bawah faktor teknologi
parameter yang digunakan untuk memeriksa
ada 6 (enam), yaitu :
apakah perbandingan berpasangan telah
1) Sinyal
dilakukan dengan konsekuen atau tidak.
2) Tahan panas
Inconsistency
ratio
atau
3) Keamanan
pihak
4) Kelengkapan
pengguna merasa puas dan
5) Fleksibilitas
terpenuhi
6) Pemeliharaan
maka
perangkat
Dari 6 sub kriteria di bawah
tersebut
adalah
faktor teknologi, yang paling
keras yang sukses di pasaran.
tinggi bobotnya adalah sub
Dalam memilih hardware
ktriteria
wireless, ada beberapa sub
sinyal
yang
kriteria
menunjukkan bahwa
layanan, yaitu :
bagi
Jika
kebutuhannya,
mencapai 30,2 %. Hal ini
di
keras
perangkat
bawah
faktor
para responden ahli, sinyal
1) Layanan operator
adalah kebutuhan penting
2) Harga
dalam hardware wireless,
3) Garansi
mengingat
sangat
Dari ketiga sub kriteria di
berpengaruhnya sinyal suatu
bawah faktor layanan, sub
hardware wireless terhadap
criteria
operasional
pada
suatu
adalah yang paling tinggi
perusahaan.
Jika
sinyal
penting
menurut
hardware wireless kurang
kuesioner
para
bagus, maka secara otomatis
ahli.
jaringan
yang
memberikan bobot 54,5%
pihak
untuk sub kriteria layanan
aplikasi
digunakan
oleh
pemakai dalam operasional perusahaannya akan kurang
b.
pemasok.
layanan
hasil
responden
Responden
ahli
operator. c.
Faktor
Wilayah,
baik juga sehingga dapat
menempatkan
mengganggu
mengingat
aktivitas
operator
penulis
kriteria
ini
hardware
perusahaan tersebut.
wireless bukanlah hardware
Faktor
Layanan, penulis
proprietary
menilai
kebutuhan
layana
digunakan
satu
kriteria
pada semua topologi milayah
penting dan harus mendapat
atau bangunan. Di bawah
perhatian
kriteria
dianggap
hardware
dalam
memilih
wireless
Karena
diterima
tidaknya
suatu
keras
di
ini. atau
perangkat
pasaran,
sangat
tergantung kepada layanan
yang
bisa
secara
wilayah
merata
terdapat
empat sub kriteria lain yaitu : 1) Kontruksi bangunan 2) Listrik 3) Topologi wilayah 4) Cuaca
Hasil analisa dan interpretasi
untuk
data
serta bobot yang harus diberikan.
responden
menujukkan
ahli
sub
kriteria
Penulis
menilai
pertanyaan
kondisi
ini
kontruksi bangunan adalah
berpengaruh kepada jawaban –
poin yang paling mendapat
jawaban
perhatian. Para responden
responden di kuesioner.
ahli memberikan bobot nilai
2.
memahami
yang
Selain
diberikan
itu
keterbatasan
sampai dengan 42,4% untuk
sumber pustaka yang mendukung
kriteria ini.
secara teori penelitian ini juga
Berdasarkan hasil analisa data
sangat sedikit dan sulit didapat.
dan
Penulis
interpretasinya,
responden
para
ahli
banyak
mendapatkan
dukungan teori dari situs – situs
ternyata
memberikan jawaban yang tidak
internet.
berbeda terlalu jauh antara yang
dalam
satu dengan yang lainnya. Hasil
banyak merujuk kepada situs-
analisa data dan interpretasinya
situs internet, dalam hal ini
yang penulis olah dari hasil
penulis
kuestioner
orang
rujukan ini tidaklah sebaik jika
menunjukkan
rujukannya melalui buku-buku
empat
responden
ahli
Sehingga penulisan
mungkin
ini
penulis
beranggapan
bahwa hardware wireless yang
referensi.
handal adalah Linksys. Hasil
Berdasarkan
hasil
dengan
implikasi
olahan data kuesioner responden
penelitian yang sudah disampaikan pada bab
ahli ini sangat sesuai dengan
sebelumnya, penulis memberikan saran :
penelitian dan fakta yang ada ditempat penulis bekerja.
responden
mengerti
saja
dan
Berdasarkan aspek manajerial, penulis memberikan saran agar :
Penulis hanya menemukan empat
1.
yang
a. Regulasi, Untuk
mengoptimalkan
pernah
pemilihan hardware wireless
mengimplementasikan hardware
yang dapat diterima oleh
wireless
pekerjaannya.
semua pengguna, maka perlu
mengeluhkan
adanya suatu regulasi yang
bentuk kuesioner dalam bentuk
mengatur tentang keharusan
pertanyaan berpasangan, karena
menggunakan
responden
dalam
dalam
Responden
juga
belum
pernah
proses
mendapatkan kuesioner dengan
hardware
bentuk
pengguna.
tersebut.
Sehingga
responden juga harus berusaha
wireless pemilihan
wireless Regulasi
untuk ini
mempertimbangkan berbagai
keunggulan hardware yang mudah
diaplikasikan.
Sehingga
peningkatan
kualitas
jaringan
operasional
perusahaan
tidak semata-
mata
pengembangan
jaringan infrastuktur
yang lain seperti hardware yang
berkualitas.
hardware
memikirkan aspek
Karena
wireless
yang
terpilih yaitu Linksys.Dalam
biaya hardware.
hal ini, infrastruktur apapun
b. Sosialisasi dan pelatihan,
yang
menyangkut
dengan
kali
saling menguntungkan.
terjadi
mulai
perubahan
hendaknya
dengan
sosialisasi
agar
wireless
akses
penulis menyarankan setiap
hardware,
di
b. Aksesbilitas
pemberian
fleksibilitas,
pengguna
haruslah
dan
Pengguna
juga
harus
hardware atau pihak – pihak
diperhatikan agar hardware
lain yang terkait dapat segera
wireless
mengetahui
untuk
mendukung
operasional
perusahaan
terhadap
hardware baru tersebut.
c. Manajemen, adalah aspek yang
yang
digunakan
haruslah tidak bermasalah,
mendorong
karena apabila bermasalah
terlaksananya suatu program
pada
kerja di lingkungan kerja.
maka
Dengan
dan
dengan sinyal jaringannya.
komitmen
manajemen,
Sehingga setiap karyawan
utamanya
manajemen
yang
dukungan
perangkat akan
kerasnya
berpengaruh
memiliki
akses
puncak, maka satu program
kejaringan untuk melakukan
kerja seperti pengembangan
kegiatan operasional tidak
jaringan
ada
menjadikan
aktivitas perusahaan dapat lebih
mudah
Manajemen
terlaksana.
kendala
dan
sangat
membantu tugasnya. 3.
Berdasarkan
aspek
penelitian
diharapkan
lanjut
menyediakan divisi khusus
Aspek
untuk pengembangan sistem
mementingkan untuk melakukan
jaringan
dapat
pengembangan
yang
masalah jaringan yang dialami
mengatasi
sehingga masalah
muncul dikemudian hari. 2.
untuk
membutuhkan
untuk
mendukung
a. Infrastruktur,
Berdasarkan aspek sistem
penelitian
jaringan
lanjut
agar
selama ini bisa teratasi. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan
sebagai
pedoman
untuk
pemilihan
hardware
wireless
lainnya.
Sehingga
untuk
pemilihan hardware selanjutnya,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH.
penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan.
[Widodo, 2009] Pedoman menggunakan AHP
DAFTAR PUSTAKA [Agustini,
Rahmadi,
“Riset
2004]
Operasional Konsep – Konsep Dasar”. [Efrain Turban, 1990]yang tertuang dalam Journal of Industrial and Systems Engineering Vol.1, No. 1, pp 56-69 Spring 2007. [Paryani,
2007]
dariCollege
of
Management,
Lawrence
Technological
University,
Southfield,
MI,
USAGeneral
Motors Corporation, R & D and Strategic
Planning
Technical
Fellow Retiree, Warren, MI,USA yang
berjudul
Product
Development Decision Support SystemCustomer-Based. [Susila, Munadi, 2007] dalam jurnalnya yang
berjudul
Analytical untuk
Penggunaan
Hierarchi
Process
Penyususnan
Prioritas
Proposal Penelitian [Syaifullah, 2010]dalam naskah internetnya yang berjudul Pengenalan Metode AHP
(Analytical
Hierarchy
Process). [Thomas
L.
Saaty,
1993].
pendukung keputusan.
Model
Process).
(Analytic
Hierarchy