perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MODEL OPTIMISASI PENGADAAN KERTAS DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET DENGAN PENDEKATAN KONSEP KONTRAK PENGADAAN BERSAMA (CONSOLIDATED PROCUREMENT)
Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
KINANTI RESTIANNISA I 0308102
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Kinanti Restiannisa, I0308102, MODEL OPTIMISASI PENGADAAN KERTAS DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) DENGAN PENDEKATAN KONSEP KONTRAK PENGADAAN BERSAMA (CONSOLIDATED PROCUREMENT) . Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, September 2012 Salah satu aktivitas utama Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam menjalankan roda organisasi adalah melakukan pengadaan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Pengadaan yang rutin dilakukan adalah pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK). Hasil studi awal menunjukkan bahwa ATK berupa kertas mempunyai persentase pembelian tertinggi. Pengadaan ATK di UNS masih dilakukan secara terpisah-pisah pada masing-masing unit kerja. Kondisi ini tentunya menimbulkan biaya pengadaan yang besar untuk mengelola pengadaan ATK. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk menekan biaya pengadaan adalah melalui Kontrak Pengadaan Bersama (consolidated procurement) ATK yang dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) UNS berdasarkan kebutuhan ATK pada masing-masing unit kerja. Penelitian ini mengambil sampel enam jenis kertas dalam satuan rim di sebelas unit kerja. Setiap unit kerja menghitung perencanaan kebutuhan kertas selama satu tahun kedepan. Perencanaan tersebut menghasilkan beberapa paket pekerjaan yang kemudian diserahkan kepada ULP untuk disatukan kedalam satu paket pengadaan bersama. Nilai total paket pengadaannya terbentuk dari akumulasi Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari beberapa paket pekerjaan. Pemilihan pemenang lelang berdasarkan harga terendah untuk setiap item yang ditawarkan sehingga memungkinan adanya beberapa pemenang sebagai penyedia barang. Hasil keluaran penelitian ini adalah berupa model optimisasi linear programming biaya pengadaan kertas. Verifikasi model dalam menguji kebenaran formulasi model matematis menggunakan software Lingo 11.0. Perhitungan terhadap data pengadaan kertas di UNS untuk periode 2011 menunjukkan bahwa model optimisasi mampu menghemat sebesar 30,05% dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Penghematan ini diperoleh dari jumlah barang yang dibeli dikali harga terendah sehingga terjadi keseragaman harga disetiap unit kerja.
Kata kunci : Model optimisasi, Unit Layanan Pengadaan, ATK, kertas, consolidated procurement, Linear Programming. xi + 79 halaman; 17 gambar; 23 tabel; 5 lampiran; daftar pustaka: 18 (1997-2012)
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Kinanti Restiannisa, I0308102, OPTIMIZATION MODEL FOR PAPER PROCUREMENT IN SEBELAS MARET UNIVERSITY (UNS): CONSOLIDATED PROCUREMENT APPROACH. Thesis. Surakarta : Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, September 2012 One of procurement activities in Sebelas Maret University (UNS) is purchasing stationaries. Based on preliminary study, paper has larger proportion than the others stationaries. The procurement of stationeries done by each organization unit in UNS so it makes high cost for the procurement processes. This paper suggests an optimation model of linear programming for the procurement of stationery in UNS which the case study is a procurement of six types of paper from the eleven organization units. The procurement is conducted by Procurement Service Unit (ULP) of UNS using consolidated procurement concepts. In order to established the consolidated procurement, there are some steps that the UNS should do. First, calculating demand of the paper for each supply period from each organization unit. Second, ULP conduct an auction and select some supplier as the auction winners while the winners are selected based on the lowest price for each item of paper are offered by the suppliers. Based on this model, there are some suppliers which supply the paper for each unit periodically. Historical data in 2011 is used to compare a total procurement cost of the paper for existing and consolidated procurement system. This research shows that there is save up to 30,05% if the paper procurement is conducted based on consolidated procurement concept. Besides, the linear programming model can minimize the paper inventory while decrease cost savings and help the Planner Team for determining quantity of paper that the each supplier must supply periodically. Keywords : Optimization model, Procurement Service Unit (ULP), stationaries, paper, consolidated procurement, Linear Programming xi + 79 pages; 17 pictures; 23 tables; 5 appendixes; references: 18 (1997-2012)
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT Dzat yang Maha Penyayang dan Maha Penolong dengan segala rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun Laporan Skripsi ini. Penyusunan Laporan Skripsi ini tidak terlepas dari dorongan, bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang dalam kepada : 1.
Kedua orang tuaku tercinta ( Papa dan Mama ) serta adikku Bagas, terima kasih atas segala support, doa, dan semangatnya.
2.
Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT selaku ketua jurusan Teknik Industri dan Pembimbing akademik.
3.
Bapak Yusuf Priyandari,ST, MT. selaku Dosen Pembimbing I. Terimakasih atas inspirasi, bimbingan dan waktu yang besar nilainya dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
4.
Bapak Wakhid Ahmad Jauhari, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing II. Terimakasih atas ilmu, bimbingan, kesabaran dan waktu yang telah diberikan selama penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
5.
Bapak Ir. Murmann Budijanto MIDEc serta Bapak Pringgo Widyo L, ST, MT selaku dosen penguji. Terimakasih atas kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.
6.
Seluruh Dosen Teknik Industri UNS. Terimaksih atas ilmu, inspirasi dan bimbingan sehingga membawa penulis sampai pada titik ini.
7.
Puput Wahyu Andreadi, ST, yang dengan segenap kesabarannya membantu, memberi dukungan, semangat, doa, kasih sayang dan inspirasi yang besar kepada penulis.
8.
Seluruh staff Bagian Perlengkapan UNS Fakultas, unit kerja maupun pusat, terimakasih banyak atas bantuan yang diberikan kepada penulis dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Ibu Yayuk, Ibu Rina, Mbak Tuti, Bapak Agus, Terimakasih atas bantuan serta pelayanan yang telah diberikan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa TI UNS.
10. Bapak Ir. Agus Supriyadi, Bapak Sujarwo SE, MM., Ibu Umi H, ST., Mbak Ika, dan Mas Arif, sebagai keluarga baru di Unit Layanan Pengadaan (ULP) UNS, terimakasih atas segala dukungan, bimbingan, pengalaman yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis. 11. Teman-temanku Alfan Z, Ayu P, Raga C, Ani F, Nandi, Dhonny P, dll. Terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, dukungan, dan doa kalian. 12. Teman-teman angkatan 2008 kelas A maupun B, terima kasih atas persahabatan dan dukungannya selama ini. Sampai bertemu kembali dipuncak kesuksesan. 13. Mas Abi, Mbak Ragil, Mbak Nancy, Mbak Anita terimakasih atas bantuannya kepada penulis dalam mengolah data laporan Tugas Akhir ini. 14. Teman-teman kos Kumala Dewi dan kos ‘Kiki&Yenny’ terimakasih telah menjadi teman saat mengalami kesulitan dan untuk semangat serta keceriaan yang kalian berikan. 15. Adik-adik tingkat 2009-2012, terimakasih atas dukungan dan kerjasamanya. 16. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas segala bantuan dan doa yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak mengalami kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai masukan maupun kritikan yang dapat memperbaiki kekurangan dalam Laporan Tugas Akhir ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta, 17 Oktober 2012
Penulis commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ....... i ABSTRAK ................................................................................................... ....... ii ABSTRACT ................................................................................................. ....... iii KATA PENGANTAR................................................................................. ....... iv DAFTAR ISI................................................................................................ ...... v DAFTAR GAMBAR................................................................................... ...... ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... …. x BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................... I-1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... I-3 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... I-4 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... I-4 1.5 Batasan Masalah............................................................................. I-4 1.6 Asumsi ........................................................................................... I-5 1.7 Sistematika Penulisan .................................................................... I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Unit Layanan Pengadaan ...................................II-1 2.1.1 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.....................................II-1 2.1.2 Profil Unit Layanan Pengadaan (ULP) UNS .......................II-3 2.1.3 Kontrak Pengadaan Bersama ...............................................II-4 2.2 Landasan Teori..............................................................................II-5 2.2.1 Supply Chain Managememt .................................................II-5 2.2.2 Peramalan.............................................................................II-6 2.2.2.1 Metode-Metode Peramalan ......................................II-6 2.2.3 Persediaan ............................................................................II-8 2.2.3.1 Biaya-Biaya Persediaan .........................................II-10 2.2.4 Safety Stock dalam Supply Chain.......................................II-10 2.2.5 Influence Diagram .............................................................II-14 2.2.6 Sistem.................................................................................II-15 commit to user 2.2.7 Permodelan Sistem.............................................................II-15
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.8 Model Matematis ...............................................................II-16 2.2.9 Program Linier (Linear Programming) .............................II-17 2.2.9.1 Model Umum Program Linier................................II-17 2.2.9.2 Asumsi-Asumsi Program Linier ............................II-18 2.2.9.3 Komponen Model Program Linier .........................II-19 2.2.10 Model Referensi ...............................................................II-19 2.2.10.1 Model Oktyajati (2010)........................................II-20 2.2.11 Solusi Program Linier .....................................................II-22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahap Identifikasi Masalah ..........................................................III-2 3.1.1 Mulai ...................................................................................III-2 3.1.2 Observasi Awal Dan Studi Pustaka.....................................III-2 3.1.3 Perumusan Masalah ............................................................III-2 3.1.4 Penetapan Tujuan dan Manfaat...........................................III-2 3.2 Tahap Pengembangan Model.......................................................III-3 3.2.1 Pengumpulan Data ..............................................................III-4 3.2.2 Pengembangan Model.........................................................III-4 3.2.2.1 Karakteristik Sistem ................................................III-4 3.2.2.2 Penentuan Variable-variable yang Mempengaruhi Total Biaya Pengadaan .....................................................III-4 3.2.2.3 Pengembangan Model Penentuan Jumlah alokasi Kertas ......................................................................III-4 3.2.2.4 Penentuan Biaya Pengadaan dan Biaya Persediaan III-4 3.2.2.5 Penentuan Kebutuhan Jumlah Alokasi kertas .........III-4 3.2.2.6 Verifikasi Model Non Linier Programming ...........III-5 3.3 Tahap Analisis Dan Interpretasi Hasil .........................................III-6 3.4 Tahap Kesimpulan Dan Saran......................................................III-6 3.4.1 Kesimpulan .........................................................................III-6 3.4.2 Saran....................................................................................III-6 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Karakteristik Sistem .................................................................... IV-1 4.2 Penentuan Variable-variabel commit toTotal userBiaya Pengadaan ................ IV-3
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3 Perumusan Model Penentuan Jumlah Alokasi Kertas ................ IV-4 4.3.1 Penentuan Fungsi Tujuan................................................... IV-6 4.3.2 Penentuan Fungsi Pembatas (Constrains).......................... IV-7 4.3.3 Model Matematis Secara Keseluruhan............................... IV-8 4.4 Penentuan Parameter Model ....................................................... IV-9 4.4.1 Penentuan Biaya Pengadaan Kertas ................................. IV-11 4.4.2 Penentuan Biaya Persediaan ............................................ IV-12 4.4.3 Penentuan Safety stock ..................................................... IV-13 4.5 Optimisasi Penentuan Kebutuhan Jumlah Alokasi Kertas dengan .... Model Program Linear .............................................................. IV-19 4.6 Penentuan Parameter Model ..................................................... IV-22 4.7 Penentuan Parameter Model ..................................................... IV-26 4.7.1 Verifikasi Internal ........................................................... IV-26 4.7.2 Perhitungann Manual ....................................................... IV-29 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1 Validasi Model ..............................................................................V-1 5.2 Analisis Penentuan Alokasi ..........................................................V-1 5.3 Analisis Hasil Forecasting............................................................V-2 5.4 Analisis Penentuan Safety Stock...................................................V-3 5.5 Analisis Hasil Penentuan Alokasi Kertas......................................V-3 5.6 Analisis Biaya Pembelian Pengadaan Kertas................................V-4 5.7 Analisis Sensitivitas ......................................................................V-7 5.8 Analisis Implementasi Konsep Kontrak Pengadaan Bersama ....V-12 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ................................................................................. VI-1 6.2 Saran............................................................................................ VI-1 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... x LAMPIRAN........................................................................................................ xi
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Struktur Organisasi ULP UNS …………………………
II-4
Gambar 2.2
Pola Data Time Series……………………………………
II-7
Gambar 2.3
Kaidah diagram dalam influence diagram ………………
II-14
Gambar 3.1
Diagram alir metodologi penelitian………………………
III-1
Gambar 4.1
Gambaran Sistem Pengadaan ATK awal (pengadaan secara terpisah-pisah) ……………………………………
Gambar 4.2
IV-1
Gambaran Sistem Pengadaan ATK usulan dengan pendekatan konsep pengadaan terkonsolidasi……………
IV-2
Gambar 4.3
Influence diagram…………………………………………
IV-4
Gambar 4.4
Hasil Plotting Forecasting ………………………………
IV-15
Gambar 4.5
Input Nama Tabel…………………………………………
IV-20
Gambar 5.1
Perbandingan Total biaya…………………………………
V-7
Gambar 5.2
Grafik perubahan jumlah permintaan terhadap biaya pembelian…………………………………………………
Gambar 5.3
Grafik perubahan jumlah permintaan terhadap total biaya pengadaan…………………………………………………
Gambar 5.4
V-9
V-9
Grafik perubahan jumlah permintaan terhadap biaya persediaan…………………………………………………. V-9
Gambar 5.5
Grafik uji model terhadap biaya persediaan………………
Gambar 5.6
Grafik penurunan jumlah permintaan terhadap biaya pembelian…………………………………………………
Gambar 5.7
V-11
Grafik perubahan penurunan jumlah permintaan terhadap biaya persediaan …………………………………………
Gambar 5.8
V-10
V-11
Grafik perubahan penurunan jumlah permintaan terhadap biaya pembelian …………………………………………
commit to user
ix
V-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Pemilihan Teknik Peramalan…………………………………… II-8
Tabel 4.1
Data harga penawaran kertas dari penyedia barang ……………
IV-9
Tabel 4.2
Data Kapasitas simpan gudang…………………………………
IV-11
Tabel 4.3
Rekapitulasi data biaya listrik …………………………………
IV-12
Tabel 4.4
Safety Stock …………………………………………………… IV-13
Tabel 4.5
Nilai MAD dari beberapa metode forecast …………………… IV-14
Tabel 4.6
Hasil output perhitungan peramalan menggunakan software winQSB…………………………………………………………
IV-14
Tabel 4.7
Perhitungan forecasting menggunakan software winQSB ……
IV-15
Tabel 4.8
Hasil peramalan permintaan kebutuhan kertas …………………
IV-16
Tabel 4.9
Matrix Data ……………………………………………………
IV-19
Tabel 4.10
Jumlah alokasi untuk HVS 60 gr ………………………………
IV-22
Tabel 4.11
Jumlah alokasi HVS 70 gr………………………………………
IV-23
Tabel 4.12
Jumlah alokasi HVS kuarto A4…………………………………
IV-23
Tabel 4.13
Jumlah alokasi Kertas Buram …………………………………
IV-23
Tabel 4.14
Jumlah Alokasi Kertas HVS 80 gr ……………………………
IV-23
Tabel 4.15
Jumlah Alokasi Kertas Garis Double Folio……………………
IV-24
Tabel 4.16
Jumlah persediaan ……………………………………………
IV-25
Tabel 5.1
Total Pengiriman dari supplier…………………………………
V-4
Tabel 5.2
Pembelian Kertas disetiap unit kerja tahun 2011 dengan sistem mandiri/terpisah-pisah …………………………………………
Tabel 5.3
Pembelian tahun 2011 dengan menggunakan simulasi sistem kontrak pengadaan bersama ……………………………………
Tabel 5.4
V-6
Persentase kenaikan jumlah permintaan terhadap perubahan biaya ……………………………………………………………
Tabel 5.5
V-5
V-7
Persentase penurunan jumlah permintaan terhadap perubahan biaya ……………………………………………………………
commit to user
x
V-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dalam penelitian, asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan. 1.1 LATAR BELAKANG Pengadaan barang/jasa merupakan instrumen penting dalam mendapatkan barang/jasa
yang
dibutuhkan
pemerintah
dalam
rangka
menunjang
penyelenggaraan negara. Menurut Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (2010), terdapat tujuh prinsip proses pengadaan barang/jasa, yaitu efisiensi, efektif, transparan, aktuntabel, bersaing, terbuka, dan tidak diskriminatif. Peran bagian pengadaan juga tidak lain adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa sesuai dengan kualitas, jumlah, waktu, tempat, harga dan sumber yang tepat. Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan perguruan tinggi negeri yang berstatus
Badan
Layanan
Umum
(BLU),
dimana
kegiatan
pengadaan
barang/jasanya diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia No.54 tahun 2010 (Peppres 54/2010). Pada tahun 2012 ini, UNS meresmikan pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP), sesuai dengan Peppres 54/2010 Pasal 14, dimana Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah/Institusi
(K/L/D/I)
diwajibkan mempunyai ULP yang dapat memberikan pelayanan atau pembinaan dibidang Pengadaan Barang/Jasa. ULP merupakan unit organisasi pemerintah yang bersifat struktural maupun non struktural yang bertugas untuk menangani pekerjaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara terintegrasi dan terpadu (LKPP, 2009). ULP juga menjamin adanya standarisasi harga untuk barang/jasa dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan standarisasi dokumen pengadaan sesuai Pepres 54/2010. Dengan demikian, kedepannya ULP diharapkan menjamin pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara lebih efektif dan efisien. Sistem kegiatan pengadaan barang/jasa di lingkup unit kerja UNS selama ini dilakukan dengan dua bentuk yaitu toterpusat commit user dan tidak terpusat (mandiri).
I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengadaan terpusat yakni pengadaan yang dilakukan oleh unit-unit kerja yang segala pemenuhan kebutuhannya dilaksanakan oleh pengadaan ditingkat universitas, antara lain unit kerja LPPM, LPP dan semua Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dan UPTP2B. Sedangkan pengadaan secara mandiri atau tidak terpusat merupakan pengadaan yang terlepas dari induk pengadaan universitas dan ditangani oleh bagian perlengkapan ditiap unit kerjanya. Unit-unit kerja tersebut meliputi sembilan fakultas, Program Pascasarjana, dan UNS Medical Center. Adapun barang-barang yang sering dilakukan pengadaannya oleh bagian perlengkapan masing-masing unit kerja antara lain unit alat tulis kantor (ATK), alat keperluan kebersihan kantor dan lain sebagainya. Proses pengadaannya dilaksanakan dengan dua cara yaitu pengadaan langsung dan pembelian langsung. Kegiatan pengadaan barang dengan sistem terpisah-pisah ditiap unit kerja seperti ini, tentulah mempunyai beberapa kelemahan diantaranya dapat terjadi ketidakefisienan karena biaya pengadaan barang/jasa yang harus dikeluarkan ditiap unit kerja, sulitnya melakukan pembinaan sumber daya manusia dan tidak ada keseragaman sistem atau metode dalam melayani penyedia barang/jasa. Beberapa tahun terakhir ini, telah diperkenalkan kajian sistem terbaru dalam dunia pengadaan barang/jasa, yaitu kontrak pengadaan bersama (consolidated procurement). Model pengadaan terkonsolidasi yaitu penggabungan order guna membentuk jumlah permintaan yang lebih besar sehingga memungkinkan terjadinya pengurangan biaya (Bahri, 2009). Hal ini tentunya dapat berdampak positif dalam kegiatan pengadaan barang yaitu lebih efektif dan efisien. Bersamaan dengan didirikannya ULP, maka sistem pengadaan bersama diharapkan dapat terwujud di lingkup pengadaan UNS agar tujuan pengadaan yang efektif dan efisien dapat benar-benar terlaksana. Namun, apabila proses pengadaannya terintegrasi oleh Unit Layanan Pengadaan akan dilaksanakan, maka perlu diketahui terlebih dahulu data kebutuhan total barang untuk tiap unit kerja. Hal ini dimaksudkan agar perhitungan jumlah dalam melakukan perencanaan pengadaan barang tersebut dapat benar-benar tepat. Dengan demikian diperlukan sebuah model optimisasi penentuan jumlah alokasi barang disetiap unit kerja. commit to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Barang habis pakai seperti alat tulis kantor atau ATK merupakan barang yang paling sering dilakukan pengadaannya oleh tiap unit kerja. Menurut data pangadaan barang sepanjang tahun 2011, sebagai contoh studi awal dilapangan, alat tulis kantor khususnya jenis kertas di Fakultas Teknik mempunyai data pembelian tertinggi, yaitu 46% dari total jumlah anggaran yang digunakan untuk mengadakan barang habis pakai. Kertas merupakan salah satu kebutuhan logistik disebuah instansi yang keberadaannya sangat vital karena digunakan sebagai bahan pembuatan dokumen dan untuk kepentingan operasional yang lainnya. Dari keterangan diatas dapat diartikan pula bahwa konsumsi kertas sangatlah banyak dan anggaran yang digunakan untuk mengadakan barang tersebut juga tidak sedikit. Penyelesaian masalah penentuan alokasi kertas menggunakan pendekatan ananlitis dengan menggunakan sebagian model dari Sutopo dkk (2012). Model yang dikembangkan Sutopo dkk (2012) bertujuan untuk meminimasi total biaya
pengadaan, biaya simpan, serta biaya pembelian. Model tersebut dapat dijadikan acuan karena memiliki kemiripan dengan kasus yang akan diselesaikan dalam penelitian ini, sehingga dapat dijadikan dasar membuat model penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas. Penelitian ini mengkaji ATK jenis kertas, merujuk pada keterangan sebelumnya yaitu barang yang paling banyak pemakaiannya. Pada penelitian ini
akan dibuat model optimisasi tersebut. Optimisasi penentuan kebutuhan jumlah alokasi dari pemasok ke tiap unit kerja dapat dicapai dengan memformulasikan sistem ke dalam model optimisasi dengan memasukkan variabel-variabel biaya pengadaan barang dan biaya simpan. Kriteria kinerja penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas dapat diukur dengan minimasi biaya. Dengan demikian, diharapkan model optimisasi dapat membantu ULP dalam melakukan efisiensi pengadaan barang.
1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat model optimisasi commit to user
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penentuan jumlah alokasi kertas dan stok level permintaan ke setiap unit kerja untuk meminimasi total biaya pengadaan.
1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menghasilkan model optimisasi penentuan jumlah alokasi kertas dan jumlah persediaan setiap unit kerja untuk meminimasi total biaya pengadaan. 2. Menentukan jumlah alokasi kertas dan stok level persediaan pada masingmasing unit kerja di Universitas Sebelas Maret.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Universitas memiliki perencanaan strategis dalam kebijakan penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas untuk tiap unit kerja. 2. Mengetahui efisiensi biaya yang didapat dari Kontrak Pengadaan Bersama (Consolidated Procurement). 3. Memberikan
studi
ilmiah
tentang
Kontrak
Pengadaan
Bersama
(Consolidated Procurement).
1.5 BATASAN MASALAH Batasan masalah berfungsi untuk membatasi penelitian agar tidak terlalu luas dan memperjelas objek penelitian yang akan dilakukan. Batasan masalah yang digunakan sebagai berikut : 1. Produk yang diteliti adalah ATK jenis kertas, yaitu kertas HVS F4 60 gram, kertas HVS F4 70 gram, kertas HVS F4 80 gram, kertas HVS A4, kertas buram, dan kertas garis double folio. 2. Kertas yang digunakan dalam satuan rim. 3.
Data konsumsi rutin kertas tahun 2010-2011 digunakan sebagai dasar peramalan permintaan dalam menentukan perencanaan kebutuhan jumlah alokasi kertas.
4.
Data harga penawaran rekanan yangtodigunakan adalah data tahun 2011. commit user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Unit kerja yang dilibatkan adalah unit kerja yang melakukan pengadaan secara mandiri, tidak mengikuti pusat.
6.
Biaya transportasi tidak diperhitungkan.
1.6 ASUMSI Asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pemasok siap mengirim barang pada jumlah dan waktu yang telah ditentukan.
2.
Barang yang dikirim selalu dalam keadaan baik.
3.
Biaya simpan dihitung berdasarkan pendekatan kuantitatif.
4.
Barang dianggap memiliki standar kualitas yang sama.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang mengenai permasalahan yang akan dibahas, perumusan masalah yang diangkat, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, serta batasan masalah dan asumsi yang digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Berisikan landasan teori yang merupakan penjelasan secara terperinci mengenai teori-teori yang digunakan, sebagai landasan pemecahan masalah, serta memberikan penjelasan secara garis besar metode yang digunakan oleh Penulis sebagai kerangka pemecahan masalah. Tinjauan pustaka ini diambil dari berbagai sumber.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses pelaksanaan penelitian yang digambarkan dalam bentuk flowchart dan tiap tahapnya diberi penjelasan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini menguraikan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah
commit to user
dan cara pengolahan data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
digilib.uns.ac.id
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil pengolahan data sesuai permasalahan yang dirumuskan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dan saransaran yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.
commit to user
I-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai gambaran umum Unit Layanan Pengadaan. yang merupakan tempat peneliti mengamati sistem berlangsung didalamnya dan dasar teori mengenai topik yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. 2.1 TINJAUAN UMUM PENGADAAN 2.1.1
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa (Perpres 54, 2010). Terdapat sejumlah prinsip yang harus dijadikan dasar dalam melaksanakan proses pengadaan barang/jasa, antara lain: 1.
Efisien. Efisiensi pengadaan diukur terhadap seberapa besar upaya yang dilakukan
untuk memperoleh Barang/Jasa dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Upaya yang dimaksud mencakup dana dan daya yang dikeluarkan untuk memperoleh Barang/Jasa. 2.
Efektif. Efektifitas pengadaan diukur terhadap seberapa jauh Barang/Jasa yang
diperoleh dari proses pengadaan dapat mencapai spesifikasi yang sudah ditetapkan. 3.
Transparan. Bagaimana proses pengadaan Barang/Jasa dilakukan dapat diketahui secara
luas. Proses yang dimaksud meliputi dasar hukum, ketentuanketentuan, tata cara, mekanisme, aturan main, sepsifikasi barang/jasa, dan semua hal yang terkait dengan bagaimana proses pengadaan barang/jasa dilakukan. 4.
Terbuka. Berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia
commit to user yang ditetapkan sesuai ketentuan Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria
II-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang berlaku. Setiap penyedia yang memenuhi syarat dapat dengan mudah mendapatkan
informasi
tentang
prosedur
yang
jelas
untuk
mengikuti
lelang/seleksi. 5.
Bersaing. Proses pengadaan barang dapat menciptakan iklim atau suasana persaingan
yang sehat di antara para penyedia barang/jasa, tidak ada intervensi yang dapat mengganggu mekanisme pasar, sehingga dapat menarik minat sebanyak mungkin penyedia barang/jasa untuk mengikuti lelang/seleksi yang pada gilirannya dapat diharapkan untuk dapat memperoleh barang/jasa dengan kualitas yang maksimal. 6.
Adil/tidak diskriminatif. Berarti proses pengadaan dapat memberikan perlakuan yang sama bagi semua
calon Penyedia Barang/ Jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, kecuali diatur dalam peraturan ini. 7.
Akuntabel. Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan
Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini adalah beberapa pengertian dan istilah yang tercantum pada Perpres 54, 2010 Pasal 1: 1). Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi lainnya, yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 2). Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang dan/atau Jasa milik Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I. 3). Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 4). Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. commit to user
II-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5). Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. 6). Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa. 7). Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/ pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. 8). Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. 9). Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa. 10.) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola. 11). Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
2.1.2 Profil Unit Layanan Pengadaan Universitas Sebelas Maret (ULP UNS) ULP merupakan unit organisasi pemerintah yang bersifat struktural maupun non struktural yang bertugas untuk menangani pekerjaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara terintegrasi dan terpadu (LKPP, 2009). Berikut adalah undang-undang yang mengatur tentang ULP Peppres RI No. 54 Tahun 2010. ULP UNS adalah unit organisasi Universitas Sebelas Maret yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di Universitas Sebelas Maret. ULP UNS dibentuk dengan Keputusan Rektor commit to user Universitas Sebelas Maret No.
II-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
550/UN27/OT/2011 tanggal 12 Desember 2011. Pasal-pasal yang menerangkan tugas dan kewenangan ULP adalah Pasal 14 sampai dengan Pasal 17 dapat dilihat pada Lampiran 1.
Adapun struktur organisasi ULP UNS terdapat pada
Gambar 3.4 .
Gambar 2.1 Struktur Organisasi ULP UNS
2.1.3 Kontrak Pengadaan Bersama (Consolidated Procurement) Kontrak Pengadaan Bersama telah diatur didalan Perpres No. 54 Tahun 2010 Pasal 53 (2). Kontrak Pengadaan Bersama merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani Kontrak. Kontrak Pengadaan Bersama diadakan dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang sumber pendanaannya berasal dari beberapa K/L/D/I (co-financing) oleh beberapa PPK dengan sumber dana yang berbeda (APBNAPBN, APBD-APBD, APBN-APBD). Penjelasan mengenai tanggung jawab dan pembagian beban anggaran diatur dalam Kontrak sesuai dengan karakteristik pekerjaan. Kontrak Pengadaan Bersama dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan maupun anggaran, contohnya adalah pengadaan ATK, obat, peralatan kantor, komputer (Penjelasan Perpres 54, 2010). Model pengadaan terkonsolidasi sendiri merupakan penggabungan order guna membentuk jumlah permintaan yang lebih besar sehingga memungkinkan terjadinya pengurangan biaya (Bahri, 2009). Dalam International handbook of Public
Procurement,
terkonsolidasi:
ada
beberapa
keuntungan
commit to user
II-4
dari
pengadaan
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Meminimasi duplikasi pekerjaan pengadaan dengan koordinasi terpusat 2. Menghindari praktek pengadaan serampangan dan memaksimalkan efisiensi karena dilaksanakan oleh pejabat pengadaan dengan pelatihan profesional dan keahlian lebih baik dibandingkan dengan manajer departemen atau manajer operasional dimana pekerjaan pengadaan merupakan tanggung jawab sekunder mereka. 3. Menghemat waktu manajer operasional sehingga mereka dapat fokus pada tanggung jawab inti mereka 4. Menurunkan biaya transaksi secara keseluruhan karena konsolidasi pemesanan. 5. Mencapai diskon volume melalui konsolidasi pengadaan. 6. Mengurangi biaya pengiriman dan penanganan melalui konsolidasi pengiriman. 7. Menerima harga yang lebih baik dan layanan lebih baik oleh pemasok karena penjualan, pengiriman, dan biaya faktur dikurangi. 8. Mengakibatkan kontrol persediaan lebih efesiensi karena staf gudang dapat dengan mudah mengetahui tingkat stok, pemakaian bahan, lead time, dan harga. 9. Memfasilitasi kontrol pengadaan dan akuntabilitas.
2.2
LANDASAN TEORI Landasan teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian, sebagai
landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisis permasalahan yang ada. 2.2.1 Supply Chain Management Supply chain management adalah seperangkat pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan supplier, pabrik, gudang, dan retailer sehingga barang yang diproduksi dapat didistribusikan dalam jumlah, waktu, dan lokasi yang tepat untuk meminimasi biaya keseluruhan dan meningkatkan pelayanan konsumen (Simchi-Levi, 2003). Supply chain merupakan seluruh bagian yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi kebutuhan konsumen. commit to user
II-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesuksesan supply chain management memerlukan beberapa keputusan yang berkaitan dengan aliran informasi, produk, dan biaya. Keputusan-keputusan tersebut menurut Chopra dan Meindl (2004) dibagi dalam tiga kategori tergantung pada frekuensi dan waktu, keputusan tersebut adalah: 1. Strategi atau desain supply chain Pada fase ini, perusahaan memutuskan struktur supply chain untuk beberapa tahun mendatang dan proses yang akan dilakukan pada setiap stage (tingkatan). Keputusan strategi meliputi lokasi dan kapasitas fasilitas, produk yang akan dibuat atau disimpan, moda transportasi yang digunakan, dan sistem informasi yang diterapkan. 2. Perencanan supply chain Pada fase ini, keputusan dibuat untuk beberapa bulan hingga satu tahun. Keputusan perencanaan meliputi pasar mana yang akan disuplai dan lokasi mana, rencana penambahan inventori, sub kontrak dan lokasi cadangan, kebijakan inventori, dan promosi. 3. Operasional supply chain Pada fase ini perusahaan mengalokasikan persediaan atau produksi, menetapkan jatuh tempo, mengontrol data di gudang, dan jadwal pengiriman. 2.2.2 Peramalan Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk tersebut dapat dibuat dengan kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada variabel peramal, biasanya berdasarkan deret waktu historis (Gaspersz, 2001). 2.2.2.1 Metode-Metode Peramalan Metode peramalan kuantitatif dapat digolongkan pada dua bagian, yaitu (Gaspersz, 2001) : 1. Teknik deret berkala (time series), yaitu memperlakukan proses untuk memperoleh output/ taksiran sebagai sistem yang tidak bisa diketahui (black box) dan tidak perlu dilakukan usaha untuk menelusurinya. commit to user Berdasar pola datanya, metode time series terdiri dari empat tipe yaitu :
II-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pola stasioner, musiman (seasonal), siklis, dan tren. Gambar 2.5 merupakan gambar dari masing-masing pola data time series.
Pola data stationer
Pola data musiman
Pola data siklis
Pola data tren
Gambar 2.2 Pola data time series Sumber : Vincent Gaspersz, 2001
Keterangan gambar : •
Pola data stationer (horizontal) Suatu data runtut waktu yang bersifat stationer atau horizontal, dimana serial data nilai rata-ratanya tidak berubah sepanjang waktu (data berfluktuasi konstan pada nilai tertentu).
•
Pola data musiman Suatu data runtut waktu yang bersifat musiman, dimana data mempunyai perubahan yang berulang (sekumpulan data dipengaruhi faktor musiman).
•
Pola data siklis Suatu data yang dipengaruhi fluktuasi ekonomi jangka panjang.
•
Pola data tren Suatu
data runtut waktu yang bersifat tren. Suatu data runtut waktu
dikatakan mempunyai trend jika nilai harapannya beubah sepanjang waktu sehingga data tersebut diharapkan akan meningkat atau menurun selama periode dimana peramalan diinginkan. •
Teknik kausal (explanatory), yaitu menganggap taksiran mempunyai hubungan sebab akibat dengan input dalam sistem.
commit to user
II-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1 Pemilihan Teknik Peramalan
2.2.3 Persediaan Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk commit to suku user cadang dari suatu peralatan atau
II-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mesin (Herjanto, 1999). Sebagai salah satu aset penting dalam perusahaan karena mempunyai nilai yang cukup besar dan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut : 1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan. Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat terpenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini, diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan. 2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian (uncertainty). Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan. 3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga di masa mendatang. Fungsi persediaan menurut Herjanto (1999) mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi adalah sebagai berikut : 1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan. 2. Menghilangkan risiko material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikambalikan. 3. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau bahan. 4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia dipasaran. 5. Memberikan
pelayanan
kepada
pelanggan
sebaik-baiknya,
missal
memberikan jaminan ketersediaan barang yang dibutuhkan oleh pelanggan (High Availability Product). 6. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualnya.
commit to user
II-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.3.1 Biaya-Biaya Persediaan Menurut Herjanto (1999) unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi tiga antara lain, sebagai berikut : 1. Biaya pemesanan Biaya pemesanan (ordering cost, procurement cost) adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang sejak dari penempatan pemesanan sampai tersedianya barang di gudang. Biaya pemesanan ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan tersebut, yang dapat mencakup biaya administrasi dan penempatan pesanan, biaya pemilihan vendor atau pemasok, biaya pengangkutan
dan
bongkar
muat,
biaya
penerimaan
dan
biaya
pemeriksaan barang. Biaya pemesanan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan, tetapi tergantung dari berapa kali pesanan dilakukan (Herjanto, 1999). 2. Biaya simpan Biaya penyimpanan (carrying cost, holding cost) adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Yang termasuk biaya ini antara lain biaya sewa gedung, biaya administrasi pergudangan, gaji pelaksana pergudangan, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuransi ataupun biaya kerusakan, kehilangan atau penyusutan barang selama dalam penyimpanan (Herjanto, 1999). 3. Biaya kekurangan persediaan. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost, stock out cost) adalah biaya yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu yang diperlukan. Biaya kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata (riil), melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan (Herjanto, 1999) 2.2.4 Safety Stock dalam Supply Chain Safety inventory atau safety stock
adalah inventori yang dikelola
perusahaan untuk pemenuhan permintaaan yang jumlahnya melebihi peramalan commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada suatu periode tertentu (Chopra dan Meindl, 2004). Safety inventory ada karena ketidak pastian peramalan permintaan dan kekurangan produk karena permintaan aktual melebihi peramalan permintaan. Dalam merencanakan safety inventory harus dipertimbangkan berbagai hal karena dengan meningkatkan level safety inventory berarti juga terjadi peningkatan biaya simpan. Dampak positif dari meningkatkan level safety inventory yaitu meningkatnya ketersediaan produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Level safety inventory harus ditentukan dengan tepat sehingga dapat dihasilkan biaya simpan yang minimal namun tidak terjadi stockout (kekurangan produk) Menurut Chopra dan Meindl (2004) level safety inventory yang tepat ditentukan oleh dua faktor yaitu ketidakpastian permintaan dan supply serta tingkat ketersediaan produk yang diinginkan. Sejalan dengan ketidakpastian permintaan dan supply maka kebutuhan akan level safety inventory juga meningkat. Level safety inventory juga meningkat sejalan dengan peningkatan level ketersediaan produk yang diinginkan. Menurut Chopra dan Meindl (2004) dalam mengelola ketidakpastian dalam supply chain dengan safety inventory ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Dampak ketidakpastian supply terhadap safety inventory, Pembahasan difokuskan pada situasi dengan ketidakpastian permintaan dalam bentuk error peramalan. Saat merencanakan tingkat inventori, ketidakpastian permintaan juga harus dimasukkan ke dalam perhitungan perencanaan. Di lain pihak, supplier mungkin tidak dapat mengirimkan permintaan perusahaan tepat waktu karena berbagai alasan. Stockout produk terjadi saat permintaan selama lead time melebihi Re Order Point (ROP) sehingga perlu diidentifikasikan distribusi permintaan selama lead time. Jika lead time dan permintaan periodic tidak pasti, permintaan selama lead time berdistribusi normal dengan mean DL dan standar deviasi σL, maka :
commit to user
II-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DL = D L
σL = LD 2 + D 2 Sl 2 ………………...………….(2.1)
dan
keterangan D : rata-rata permintaan tiap periode σD : standar deviasi permintaan tiap periode L : rata-rata lead time SL : standar deviasi lead time 2. Dampak agregasi terhadap safety inventory, Dalam supply chain kadang ditemui berbagai tingkat agregasi inventori. Yang akan dibahas yaitu bagaimanakah supply chain memanfaatkan agregasi inventori untuk mengurangi tingkat kebutuhan safety inventory tanpa menganggu product availability. Jika permintaan agregat berdistribusi normal dengan mean DC , standar deviasi permintaan agregat σc dan variansi adalah var(Dc) diperoleh : k
Dc =
∑ Di ……………………………………………….…..………(2.2) j =i
k
var(Dc) =
∑ i
2
+2
i =1
σc =
∑ cov(i, j ) ……………………………......…..(2.3) i> j
var ( Dc ) ………………………………………………...........(2.4)
Cov(i,j) = ρij σi σj keterangan : Di
: mean permintaan per periode
i
: 1,2,…..k
cov(i,j) : kovarian permintaan per periode ρij
: koefisien korelasi
Jika permintaan bersifat independent, koefisien korelasi dan kovarian bernilai 0. Sehingga diperoleh variansi dan standar deviasi dari permintaan agregat dengan persamaan berikut : k
Var (Dc) =
∑ i
2
…………………………………………………....(2.5)
i =1
commit to user
II-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
k
σc =
var ( Dc ) =
∑i
2
…………………………………………..(2.6)
i =1
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa standar deviasi permintaan agregat lebih kecil dari jumlah standar deviasi permintaan tunggal. Tapi jika permintaan berkorelasi positif, diperoleh koefisien korelasi bernilai 1 sehingga diperoleh variansi dan standar deviasi permintaan agregat sebagai berikut : k
Var (Dc) =
∑ i
2
+2
i =1
i> j
k
=
∑ i
2
∑ cov(i, j )
+2
i =1
∑i j ………...………………………….....(2.7) i> j
Berikut ini model safety stock menurut Rangkuti (1997). Besarnya safety stock adalah: SS = Z LT (d )
………………...……….....………………….….…….(2.8)
Merurut Narasimhan (1995) besarnya safety stock dihitung berdasarkan standar deviasi, yaitu dengan Mean Absolute Deviation (MAD) permintaan selama lead time. Besarnya MAD adalah mendekati 0.8 . Sehingga besarnya
adalah:
= 1,25 x MAD. ………………...……….....…………………….…….(2.9)
Besarnya safety stock adalah: SS = Z x
L………………...……….....……………………................…….(2.10)
Keterangan: Z : Service level yang diinginkan MAD : Mean Absolute Deviation LT : Lead time σd : Standar deviasi dari tingkat kebutuhan Sedangkan menurut Chopra dan Meindl (2004) berdasarkan pengertian dari standar distribusi normal, besarnya safety stock diformulasikan dengan : commit to user
II-13
perpustakaan.uns.ac.id
SS
digilib.uns.ac.id
= Fs−1 (CSL) × L = NORMSINV(CSL) × L ….....…………………...….…….(2.11)
keterangan:
L : standar deviasi selama leadtime SS
: safety
stock
CSL : cycle srvice level
2.2.5 Influence Diagram Influence diagram disusun sebagai alat untuk membantu dalam penyusunan model matematis. Influence diagram digunakan dalam penelitian untuk mempermudah dalam penyusunan model matematis. Gambar 2.6 menunjukkan kaidah diagram yang digunakan (Daellenbach dan McNickle, 2005).
Gambar 2.3 Kaidah diagram dalam influence diagram Sumber : Daellenbach dan McNickle, 2005
Berikut ini adalah keterangan dari simbol-simbol yang digunakan pada influence diagram (Daellenbach dan McNickle, 2005) : menyatakan
masukan
(input)
yang
dapat
dikendalikan
tidak
dapat
dikendalikan
(controllable input) menyatakan
masukan
yang
(uncontrollable input) menyatakan proses yang terjadi menyatakan kriteria performansi commit to user
II-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Notasi secara jelas mengidentifikasi beberapa elemen yang terlibat seperti input yang terkendali (control inputs), input yang tidak terkendali (uncontrollable inputs),
output,
dan
komponen
sistem.
Komponen-komponen
sistem
direpresentasikan dengan atribut-atributnya, karena hal ini berpengaruh atau berubah
dengan
adanya
influence
relationships.
Masing-masing
atribut
ditunjukkan secara terpisah dan dapat dilihat pada variabel-variabel sistem. Untuk atribut yang dapat dihitung, variabel sistem adalah nilai dari corresponding state variable (Daellenbach dan McNickle, 2005). 2.2.6 Sistem Menurut Daellenbach dan McNickle (2005) sebuah sistem adalah sebuah kumpulan benda, entitas, atau orang yang terkait satu sama lain dengan cara yang spesifik, seperti mengikuti aturan interaksi tertentu, dan memiliki suatu tujuan. Sebuah sistem dapat dilihat dengan menggunakan dua buah pendekatan, yaitu out there view dan inside us view. Pendekatan out there view memandang sistem sebagai sesuatu yang absolut dan independen dari pengamatnya. Sementara itu, inside us view melibatkan persepsi seseorang terhadap suatu sistem. Persepsi ini dapat dipengaruhi oleh ketertarikan, latar belakang pendidikan, serta tujuan seseorang dalam mengamati sistem. Sebuah sistem disusun oleh hal-hal sebagai berikut (Daellenbach dan McNickle, 2005) : 1. Komponen-komponen sistem 2. Interaksi dan hubungan antara komponen-komponen tersebut 3. Perilaku, aktivitas, atau proses transformasi dari sistem 4. Lingkungan sistem 5. Masukan sistem 6. Keluaran sistem 7. Minat dari pengamat sistem 2.2.7 Pemodelan Sistem Model didefinisikan dalam Kamus Perguruan Tinggi Webster sebagai sebuah
deskripsi
atau
analogi
yang
digunakan
untuk
membantu
memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung meskipun pada kasus tertentu dapat mengamati commit aspek to user tertentu dari model. Sedangkan
II-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemodelan sistem adalah sebuah penggambaran dari semua bagian penting dari sistem. Menurut Daellenbach dan McNickle (2005) model memiliki beberapa tipe, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Model ikonik Model ikonik merupakan reproduksi dari sebuah objek fisik. Pada umumnya, model ikonik diproduksi dengan menggunakan skala yang berbeda dan detail yang lebih sedikit dari model aslinya. 2. Model simbolis Model simbolis merupakan representasi dari hubungan antara berbagai macam entitas atau konsep dengan menggunakan simbol-simbol. Contoh model simbolis antara lain adalah grafik dan diagram aliran. 3. Model matematis Model matematis merupakan representasi dari hubungan antara berbagai macam entitas atau konsep yang dinyatakan dalam bentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi-fungsi matematis. Dalam sebuah model matematis, entitas yang ada dinyatakan dalam bentuk variabel dan parameter. 2.2.8 Model Matematis Sebuah model matematis mengekspresikan secara kuantitatif hubungan antara komponen-komponen dari sistem terkait. Hubungan antara komponenkomponen sistem dalam sebuah model matematis dinyatakan dalam bentuk ekspresi-ekspresi matematis seperti persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi (Daellenbach dan McNickle, 2005). Penggunaan model matematis untuk memecahkan suatu masalah didasari oleh beberapa alasan. Alasan utama yang mendasari penggunaan model matematis adalah tidak memungkinkannya pelaksanaan uji coba pemecahan masalah secara langsung. Hal ini dapat terjadi karena uji coba secara langsung pada sistem nyata pada umumnya berisiko tinggi serta terlalu mahal untuk dilakukan. (Daellenbach dan McNickle, 2005). Menurut J.D.C Little dalam Daellenbach dan McNickle (2005), karakteristik yang harus dimiliki oleh sebuah model matematis yang baik adalah :
1. Sederhana
commit to user
II-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Model matematis yang sederhana akan lebih mudah dimengerti oleh problem owner maupun pengambil keputusan. 2. Lengkap Suatu model matematis harus mencakup seluruh aspek masalah yang mempengaruhi pengukuran efektifitas. 3. Mudah dimanipulasi Model matematis yang mudah dimanipulasi memungkinkan pembuat keputusan untuk memperoleh jawaban dari model dengan mudah. 4. Adaptif Suatu model matematis yang adaptif dapat menerima perubahanperubahan kecil dari struktur permasalahan yang ada tanpa membuat model tersebut menjadi tidak valid. 5. Mudah dikomunikasikan Model matematis yang baik harus memberikan kemudahan bagi analis maupun
pengguna
untuk
mempersiapkan,
memperbaharui
serta
mengamati masukan dan mendapatkan jawaban secara cepat. 2.2.9 Program Linier (Linear Programming) Linear
programming
memakai
suatu
model
matematis
untuk
menggambarkan masalah yang dihadapi. Kata sifat ‘linear’ berarti bahwa semua fungsi matematis dalam model ini harus merupakan fungsi-fungsi linear. Kata pemrograman disini merupakan sinonim untuk kata ‘perencanaan’. Maka, membuat linear programming adalah membuat rencana kegiatan-kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal, yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan yang ditentukan dengan cara yang paling baik (sesuai model matematis) di antara semua alternatif yang mungkin (Hillier dan Lieberman, 1997). 2.2.9.1 Model Umum Program Linier Menurut Hillier dan Lieberman (1997), model pemrograman linier memiliki bentuk baku sebagai berikut. Fungsi tujuan Maksimasi
: Z = c1x1 + c2x2 + c3x3 + … + cnxn ........................
Dengan pembatas :
commit to user
II-17
(2.1)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11x1 +
12x2 +
13x3 +
…+
1nxn
(≤, =, ≥) b1
21x1 +
22x2 +
23x3 +
…+
2nxn
(≤, =, ≥) b2
31x1 +
32x2 +
33x3 +
…+
3nxn
(≤, =, ≥) b3
: : m1x1 +
m2x1
+
m3x1 +
…+
mnxn
(≤, =, ≥) bm
dan x1, x2, x3, x4, x5, x6, …, xn ≥ 0 Dimana : Z
=
nilai fungsi tujuan yang dimaksimumkan atau diminimumkan
n
=
macam batasan sumber daya atau fasilitas yang ada
m
=
macam aktivitas yang menggunakan sumber daya atau fasilitas
x1 =
variabel keputusan
bi =
nilai maksimal sumber daya untuk dialokasikan ke aktivitas
ci =
besarnya kenaikan nilai Z setiap ada kenaikan satu satuan nilai
2.2.9.2 Asumsi-Asumsi Program Linier Menurut Hillier dan Lieberman (1997), sebuah model program linier harus memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Proporsionalitas (Proportionality) Asumsi proporsionalitas merupakan asumsi yang berlaku untuk fungsi tujuan dan pembatas pada model program linier. Asumsi ini mengharuskan kontribusi dari setiap aktivitas pada nilai dan fungsi tujuan (Z) proporsional terhadap tingkat dari aktivitas tersebut (xj). Pada fungsi tujuan, asumsi proporsionalitas ini dinyatakan dalam bentuk cjxj. Sama halnya dengan fungsi tujuan, kontribusi dari setiap aktivitas pada ruas kiri dari setiap pembatas adalah proporsional terhadap nilai dari aktivitas tersebut. Pada fungsi pembatas, asumsi ini dinyatakan sebagai
ijxj.
2. Aditivitas (Additivity) Asumsi aditivitas merupakan asumsi yang mecengah adanya perkalian antara dua atau lebih aktivitas atau variabel keputusan. Pada asumsi aditivitas, setiap fungsi dalam model program linier harus merupakan commit to user jumlah dari kontribusi individual setiap aktivitas. Sebagai contoh, suatu
II-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
fungsi tujuan dinyatakan dalam bentuk persamaan Z = 3x1 + 5x2 + x1x2 bukanlah model program linier karena telah melanggar asumsi aditivitas. 3. Divisibilitas (Divisibility) Asumsi divisibilitas merupakan asumsi yang mengatur nilai dari variabel keputusan. Pada asumsi divisibilitas ini, setiap variabel keputusan dalam sebuah model program linier harus dapat memiliki nilai apapun, termasuk nilai-nilai bukan bilangan bulat (noninteger values), yang memenuhi pembatas-pembatas yang ada. 4. Kepastian (Certainty) Asumsi kepastian berlaku untuk setiap parameter yang terdapat pada sebuah model program linier. Asumsi ini mengharuskan setiap parameter dalam sebuah model program linier dapat diasumsikan sebagai sebuah nilai konstan yang diketahui. 2.2.9.3 Komponen Model Program Linier Menurut Hamdy (1996), sebuah model program linier memiliki tiga komponen utama, yaitu : 1. Fungsi tujuan (objective function) Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran dari dalam permasalahan integer programming yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber daya-sumber daya untuk mencapai hasil yang optimal. 2. Fungsi pembatas (constraints function) Fungsi pembatas merupakan bentuk penyajian secara matematis batasanbatasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. 3. Variabel keputusan (decision variables) Variabel keputusan merupakan aspek dalam model yang dapat dikendalikan. Nilai variabel keputusan merupakan alternatif-alternatif yang mungkin dari fungsi linier
commit to user
II-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.10 Model Referensi Model yang digunakan sebagai referensi dalam menyusun model penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas ini antara lain : 2.2.10.1 Model Sutopo dkk (2012) Model yang digunakan sebagai referensi dalam menyusun model penentuan alokasi kertas adalah model yang dikembangkan oleh Sutopo dkk (2012). Model
ini memformulasikan model analitis yang mempunyai fungsi tujuan meminimalkan total biaya pengadaan dan pembuatan bahan baku yang terdiri dari biaya pembelian bahan baku, biaya simpan, dan biaya tenaga kerja langsung (BTKL) untuk memenuhi pesanan per tahun. Notasi Matematis I
: Indeks jenis produk ( 1 = GF, 2 = INDOOR )
J
: Indeks kelas kayu ( 1 = kelas AII, 2 = kelas AIII )
t
: Indeks periode waktu analisis ( t = 1, … , 12 )
p jt
: harga log kayu kelas j periode t (Rp/m3)
d it
: jumlah permintaan produk i pada periode t (m3)
q ijt
: volume barang jadi jenis i yang diproduksi dari log kelas j pada periode t (m3) IL i ,t
: biaya simpan log untuk produk i pada periode t (Rp/m3 tahun)
IS
: biaya simpan papan produk i pada periode t (Rp/m3 tahun)
S
: biaya reguler pembuatan papan (Rp/m3)
S
: biaya lembur ( lembur ) pembuatan papan (Rp/m3)
ch
ch i , t cr co
: jumlah produksi papan produk i periode t (m3)
S
q it
S
: jumlah produksi reguler papan untuk produk i pada periode t (m3)
qo i ,t
S
: jumlah produksi lembur papan untuk produk i pada periode t (m3)
k i, j
: nilai konversi barang jadi jenis i menjadi log kelas j
v
: penyimpanan bahan baku maksimal (m3)
qr i ,t
r
max
commit to user : kapasitas maksimal produksi reguler papan tiap periode t (m3/bulan)
II-20
perpustakaan.uns.ac.id
o
digilib.uns.ac.id
max
: kapasitas maksimal produksi lembur papan tiap periode t (m3/bulan)
α
: nilai konversi papan menjadi log
βi
: nilai konversi barang jadi i menjadi papan
TCM : total biaya pengadaan bahan baku TCI
: total biaya penyimpanan bahan baku
TCP
: total biaya tenaga kerja langsung pembuatan papan
Variabel Keputusan : Volume pembelian log kelas j untuk jenis produk i periode t
Q ijt IL
: Volume persediaan log jenis produk i pada periode t
IS
: Volume persediaan papan jenis produk i pada periode t
Q it Q it
Fungsi Tujuan : Meminimasi total biaya pengadaan dan pembuatan bahan baku = biaya pengadaan bahan baku biaya penyimpanan, biaya tenaga kerja langsung. Minimize: Zmin =
12
2
2
∑ ∑∑ t =1
j =1 i =1
S S cr qr it +
p jt Q ijt + 2
12
∑ ∑ t =1
i =1
12
2
∑ ∑ t =1
i =1
S
S
ch
IL it
IL Q it +
co qo it
Subject to 12
2
t =1
j =1
∑ ∑
q ijt
12
∑
≥
t =1
Q ijt - k i , j q ijt ≥ 0
2
i =1
[ Q itIL
IL i ,( t −1)
Q
+
( ∀i )
( ∀i , ∀j , ∀t )
( ∀t = 8 , 9 ,...,12 )
Q ijt = 0
∑
d it
+ Q it
IS
2
∑ j =1
]≤
invmax
(∀t )
S Qi , j - QiIL,t - α q i ,t = 0
( ∀i , ∀t )
commit to user
II-21
12
2
∑ ∑ t =1
i =1
ch
IS it
IS Q it +
12
2
t =1
i =1
∑ ∑
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IS S IS Q i ( t −1 ) + q it - Q it = βi d it 2
∑ i =1 2
∑ i =1
S qr i ,t ≤ r
max
S qo i ,t ≤ o
max
(∀i, ∀t )
( ∀t ) ( ∀t )
S S S qr i ,t + qo i ,t - q i ,t = 0
( ∀t , ∀i )
2.2.11 Solusi Model Program Linier Solusi dari model program linier merupakan kumpulan nilai dari variabel keputusan (Hillier dan Lieberman, 1997). Dalam sebuah model matematis, suatu solusi dikatakan layak (feasible solution) jika dapat memenuhi seluruh pembatas dalam model tersebut. Sebaliknya, suatu solusi dikatakan tidak layak (no feasible solution) jika terdapat sedikitnya satu pembatas yang tidak terpenuhi. Suatu solusi optimal adalah solusi layak yang memiliki nilai fungsi tujuan yang paling diinginkan. Nilai fungsi tujuan yang paling diinginkan adalah nilai terbesar untuk fungsi tujuan maksimasi dan nilai terkecil untuk fungsi minimasi. Penentuan solusi dari sebuah model program linier dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara seperti menggunakan metode grafik, metode simpleks,
maupun
perhitungan
dengan
menggunakan
perangkat
lunak.
Penggunaan perangkat lunak pada umumnya dipilih untuk memperoleh solusi dari model-model yang berukuran besar. Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memperoleh solusi dari model program linier antara lain adalah Excel Solver, TORA, LINDO, AMPL, dan LINGO. Pada penelitian ini, digunakan perangkat lunak LINGO 11.0 untuk simulasi model yang dibangun.
commit to user
II-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang dilakukan. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut :
commit to user Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian
III-23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah-langkah pemecahan masalah meliputi empat tahapan yaitu : tahap identifikasi masalah, tahap pengembangan model, tahap analisis dan interpretasi hasil, dan tahap kesimpulan dan saran. Berikut akan dijelaskan secara lengkap. 3.1
TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH Tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
3.1.1 Mulai Penelitian dilakukan di Unit Layanan Pengadaan dan unit-unit kerja Universitas Sebelas Maret. 3.1.2 Observasi Awal dan Studi Pustaka Langkah awal dalam identifikasi masalah adalah melakukan observasi awal di ULP dan unit-unit kerja, khususnya pengamatan mengenai pengadaan kertas dan data demand kertas ditiap unit kerja. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengenal kondisi nyata dan proses bisnis yang ada serta untuk menemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalamnya. Wawancara dengan pihak terkait juga dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam. Studi pustaka dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori dan konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi serta menunjukkan tahapan pemecahannya Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari beberapa pustaka yaitu buku, internet, jurnal, dan penelitian yang terkait. 3.1.3 Perumusan Masalah Masalah
yang diangkat dalam penelitian ini
adalah bagaimana
mengembangkan model optimisasi penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas di tiap unit kerja dengan pendekatan konsep kontrak pengadaan bersama (consolidated procurement) untuk meminimasi total biaya pengadaan. 3.1.4 Penetapan Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan model optimisasi penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas di tiap unit kerja Universitas commit toSebelas user Maret dengan pengadaan yang
III-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terkonsolidasi untuk meminimasi total biaya pengadaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu memiliki perencanaan strategis dalam kebijakan penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas dan stok level persediaan untuk meminimalisasi biaya pengadaan dan biaya simpan.
3.2
TAHAP PENGEMBANGAN MODEL Tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
3.2.1 Pengumpulan Data Pada tahap ini, dilakukan identifikasi terhadap data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Langkah ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan serta melakukan wawancara dengan pihak perusahaan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : 1. Identifikasi Proses Bisnis Utama Identifikasi proses bisnis utama adalah gambaran sistem pengadaan ATK di Universitas Sebelas Maret . 2. Data pembelian kertas Data ini berupa data pembelian kertas selama satu tahun terakhir dari supplier. 3. Data Kapasitas Simpan Gudang tiap unit kerja Data kapasitas simpan maksimum merupakan data luas gudang pada tiap unit kerja. 4. Data penggunaan kertas Data ini merupakan data pemakaian kertas oleh tiap unit kerja di di tahun 2010-2011. 5. Data Biaya Pengadaan. Biaya pengadaan adalah biaya yang dikeluarkan pada satu kali paket pengadaan. 6. Data Biaya Simpan Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya penyimpanan produk selama berada di gudang unit kerja. commit to user
III-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.2.2 Pengembangan Model Data yang diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : 3.2.2.1 Karakteristik Sistem Tahapan
ini
merupakan
penyederhanaan
dari
penjelasan
secara
menyeluruh mengenai gambaran sistem supply chain management yang dijalankan unit-unit kerja dalam proses pengadaan kertas. Proses pengadaan kertas awal menggunakan sistem mandiri (pengadaan langsung ditiap unit-unit kerja) sedangkan proses pengadaan usulan menggunakan sistem terkonsolidasi. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap sistem penentuan kebutuhan dan keterkaitan antar variabel tersebut, serta sifat dari variabel dan sistem akan dijelaskan pada tahap ini. 3.2.2.2 Penentuan Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Total Biaya Pengadaan Langkah awal yang dilakukan yaitu mencari variabel-variabel yang mempengaruhi minimasi total biaya dari masalah penentuan jumlah alokasi kebutuhan kertas. Dari deskripsi sistem yang sudah diketahui dapat diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh dalam jaringan rantai pasok yang dibuat. Langkah ini ialah dengan menyusun influence diagram. Influence diagram disusun sebagai alat untuk membantu dalam penyusunan model matematis. 3.2.2.3 Pengembangan Model Penentuan Jumlah Alokasi Kertas Berdasarkan observasi yang telah dilakukan didapatkan perumusan masalah tentang bagaimana mengembangkan model matematis penentuan jumlah alokasi kertas. Melalui penyusunan influence diagram diketahui variabel-variabel yang berpengaruh dalam jaringan rantai pasok. Langkah berikutnya adalah pengembangan model. Pada tahapan pengembangan model diketahui beberapa hal, antara lain tujuan, kriteria, interval waktu perencanaan, sifat model, variabel keputusan yang diambil, parameter yang digunakan dalam model, penggambaran model dan formulasi model. Pengembangan model untuk pengolahan data menggunakan Linear Programing. Model yang akan dibuat diambil dari sebagian model dari Sutopo dkk (2012) . commit to user
III-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.2.2.4 Penentuan biaya pengadaan dan biaya persediaan Parameter yang digunakan dalam pengembangan model meliputi penentuan biaya pengadaan kertas dan biaya persediaan kertas ditiap unit kerja. Biaya pembelian kertas merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan proses pembelian dari pemasok. Biaya persediaan merupakan besarnya biaya yang disebabkan karena adanya aktivitas penyimpanan produk.
Biaya
persediaan di gudang unit kerja terdiri dari biaya simpan dan biaya penerangan (operasional) Peramalan digunakan untuk mengukur atau memperkirakan keadaan di masa yang akan datang, dalam hal ini untuk memperkirakan jumlah permintaan alokasi kertas Terdapat beberapa tahap sebelum melakukan peramalan. Tahaptahap tersebut adalah : 1. Agregat Agregat yang dilakukan pada kasus ini adalah menggabung semua jenis permintaan kertas di semua unit kerja. 2. Disagregat Disagregat untuk membagi agregat plan dengan mengalikan nilai proporsi tiap jenis produk dan tiap unit kerja. Dengan dmikian akan diketahui nilai kuantitas pada masing-masing unit kerja untuk setiap jenis produk. 3. Identifikasi Pola Historis Permintaan Pola data historis diidentifikasi dengan memplotkan data aktual penggunaan kertas periode 2010-2011 ke dalam grafik. 4. Memilih Metode Peramalan
3.2.2.5 Penentuan Kebutuhan Jumlah Alokasi kertas Penentuan
kebutuhan
jumlah
alokasi
kertas
dilakukan
setelah
pengembangan model optimisasi. Model ini kemudian dijalankan dengan software LINGO 11.0 untuk diperoleh hasil perhitungan optimal. Model tersebut digunakan untuk menentukan kebutuhan jumlah alokasi kertas. Dari hasil optimal didapatkan usulan perencanaan kebutuhan jumlah alokasi kertas tiap bulan dan total minimasi biaya pengadaan untuk universitas. commit to user
III-27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.2.2.6 Verifikasi Model Non Linier Programming Validasi adalah langkah yang dilakukan untuk memastikan bahwa model yang telah dikembangkan mendekati perkiraan sistem yang ada atau yang direncanakan, sehingga dapat menyediakan jawaban yang tepat dan berguna (Daellenbach dan McNickle, 2005). Menurut Daellenbach dan McNickle (2005), validasi dibedakan menjadi dua fase, yaitu validasi internal dan validasi eksternal. Validasi internal atau verifikasi dari suatu model bertujuan untuk menjamin kebenaran suatu model secara matematis, konsisten secara logika, serta menjamin kemampuan suatu model untuk merepresentasikan sistem nyata. Model yang telah dibuat kemudian dijalankan dengan software optimasi untuk diperoleh hasil perhitungan optimal.
3.3
TAHAP ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada tahap analisis dilakukan analisis hasil optimisasi dan analisis
sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa sensitif atau seberapa besar model matematis terpengaruh terhadap perubahan input yang terjadi. Semakin sensitif suatu model, dapat dikatakan bahwa model semakin tidak baik dan perlu dilakukan revisi. Pada bagian ini juga terdapat interpretasi hasil yang berisi tampilan hasil pengolahan data menggunakan model yang telah dikembangkan.
3.4
TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN Tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
3.4.1 Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini, disusun kesimpulan yang akan menjawab tujuan penelitian serta hasil dari tahap-tahap yang dilakukan. Saran yang diberikan mencakup saran implementasi, penelitian lanjutan yang dapat dilakukan, serta kekurangan dalam penelitian yang dikerjakan. 3.4.2 Selesai Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan selama penelitian.
commit to user
III-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENGEMBANGAN MODEL Bab ini menjelaskan mengenai proses pengembangan model yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. 4.1
KARAKTERISTIK SISTEM Tahapan
ini
merupakan
penyederhanaan
dari
penjelasan
secara
menyeluruh mengenai gambaran sistem pengadaan yang dijalankan Universitas Sebelas Maret dalam proses pengadaan kertas. Kegiatan pengadaan barang di unit-unit kerja dilakukan dengan sistem mandiri (terpisah-pisah). Metode pelaksanaannya dengan cara pengadaan langsung.
Gambar 4.1 Gambaran Sistem Pengadaan ATK awal (pengadaan secara terpisah-pisah)
Proses pelaksanaan pengadaan langsung dimulai dengan Pejabat Pengadaan mencari informasi barang dan harga melalui media elektronik maupun non elektronik. Kemudian Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda. Informasi tersebut diklarifikasi dan dilakukan negosiasi teknis serta untuk mendapatkan harga yang wajar serta dapat dipertanggung jawabkan (bila diperlukan). Tahap berikutnya Pejabat Pengadaan melakukan transaksi dan harus melampirkan bukti transaksi dengan ketentuan: (1) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) berupa bukti pembelian; (2) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp. 10.00.000,00 (sepuluh juta rupiah) berupa kuitansi; dan commit to user
IV-29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp100.000.000,00 berupa Surat Perintah Kerja (SPK). Adapun usulan kegiatan pengadaan barang dilakukan dengan sistem Kontrak
Pengadaan
Bersama
(consolidated
procurement)
ATK
yang
dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) UNS berdasarkan kebutuhan ATK pada masing-masing unit kerja. Setiap unit kerja menghitung perencanaan kebutuhan
kertas
selama
satu
tahun
kedepan.
Perencanaan
tersebut
menghasilkan beberapa paket pekerjaan yang kemudian diserahkan kepada ULP untuk disatukan kedalam satu paket pengadaan bersama. Nilai total paket pengadaannya terbentuk dari akumulasi Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari beberapa paket pekerjaan. Pemilihan pemenang lelang berdasarkan harga terendah untuk setiap item yang ditawarkan sehingga memungkinan adanya beberapa pemenang sebagai penyedia barang. Pengadaan dilaksanakan secara terpusat dengan metode pelelangan umum.
Gambar 4.2 Gambaran sistem pengadaan usulan dengan pendekatan pengadaan terkonsolidasi
Pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul dan evaluasi sistem gugur terdiri dari sejumlah tahapan yaitu: 1. Pengumuman pascakualifikasi 2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan 3. Pemberian penjelasan 4. Pemasukan dokumen penawaran commit to user
IV-30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pembukaan dokumen penawaran 6. Evaluasi penawaran 7. Evaluasi kualifikasi 8. Pembuktian kualifikasi 9. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) 10. Penetapan pemenang 11. Pengumuman pemenang 12. Sanggahan 13. Sanggahan banding 14. Penunjukan penyedia barang/jasa Setelah ULP menentukan pemenang lelang, maka penyedia barang tersebut dikehendaki untuk mengirim sejumlah alokasi barang yang telah dihitung sebelumnya. Tata cara pengiriman nantinya akan tercantum pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Pengiriman dilakukan untuk setiap bulan dan langsung dikirim ke gudang ditiap-tiap unit kerja sesuai dengan jumlah yang diminta oleh tiap unit kerja. Sehingga diharapkan dalam metode konsolidasi ini, akan meminimasi biaya pengadaan dan biaya penyimpanan. 4.2
PENENTUAN VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TOTAL BIAYA PENGADAAN Langkah awal yang dilakukan yaitu mencari variabel-variabel yang
mempengaruhi minimasi total biaya dari masalah penentuan jumlah alokasi kebutuhan kertas. Dari karakteristik sistem yang sudah diketahui dapat diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh dalam jaringan rantai pasok yang dibuat. Langkah ini ialah dengan menyusun influence diagram. Influence diagram disusun sebagai alat untuk membantu dalam penyusunan model matematis. Dari influence diagram terdapat variable-variable yang mempengaruhi minimasi total biaya pengadaan pengalokasian kertas yaitu biaya pembelian dan biaya persediaan. Biaya pembelian dipengaruhi oleh harga beli per rim, dimana harga beli merupakan input yang tidak dapat dikontrol. Selain itu biaya pembelian dipengaruhi juga oleh biaya honor yang terdiri dari biaya honor untuk panitia commit to user
IV-31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengadaan, biaya dokumen dan biaya bandwidth sebagai input yang tidak dapat dikontrol. Biaya persediaan merupakann biaya simpan barang yang dikeluarkan oleh unit kerja. Biaya simpan terdiri dari biaya tenaga kerja jumlah persediaan kertas yang disimpan digudang dan biaya simpan per rim di tiap unit kerja. Jumlah persediaan yang berada digudang dipengaruhi oleh permintaan sebagai faktor yang tak terkontrol dan persediaan pengaman (safety stock) yang dapat dikontrol.
Gambar 4.3 Influence diagram
4.3
PERUMUSAN
MODEL
PENENTUAN
JUMLAH
ALOKASI
KERTAS Berdasarkan observasi yang telah dilakukan didapatkan perumusan masalah tentang bagaimana membuat model matematis penentuan jumlah alokasi kertas. Melalui penyusunan influence diagram diketahui variabel-variabel yang berpengaruh dalam jaringan rantai pasok. Langkah berikutnya adalah perumusan model. Pada tahapan perumusan model diketahui beberapa hal, antara lain tujuan, kriteria, interval waktu perencanaan, sifat model, variabel keputusan yang diambil, parameter yang digunakan dalam model, penggambaran model dan formulasi model. Perumusan model untuk penyelesaian masalah penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas menggunakan pendekatan analitis dengan commit to user
IV-32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengembangkan model berdasarkan penelitian Oktyajati (2010). Perumusan model untuk pengolahan data menggunakan Linear Programing. 1.
Tujuan
: menentukan besarnya jumlah alokasi kertas dari penyedia barang
ke unit-unit kerja untuk meminimalkan total biaya
pengadaan. 2.
Kriteria
: biaya pembelian dan biaya persediaan.
3.
Interval
: interval waktu dengan satuan bulan
4.
Sifat
: model program linier bersifat deterministik
5.
Variabel keputusan : Qijpt
: jumlah rim kertas p yang dialokasikan ke unit kerja j dari penyedia barang i pada periode t
INVjpt : jumlah persediaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t 6.
Parameter : Cipt
: harga beli rim kertas p dari penyedia barang i pada periode t
B
: biaya administrasi dari proses pengadaan terpusat
Kj
: kapasitas gudang ditiap unit kerja j
Hjpt
: biaya simpan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t
Djpt
: jumlah permintaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t
SSjpt
: jumlah persediaan minimal (safety stock) rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t
NLjp12 : jumlah persediaan akhir kertas kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode 12 7.
Notasi Lain : p
: jenis produk, p = 1, 2, ..., P.
P
: menyatakan jumlah jenis produk.
j
: index unit kerja, j = 1, 2, … , J.
J
: menyatakan jumlah regional.
t
: horizon perencanaan jangka waktu, t = 1, 2, … , T.
T
: menyatakan jumlah perencanaan. commitbulan to user
IV-33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
: index penyedia barang ,i = 1, 2, ... , I.
I
: menyatakan jumlah penyedia barang .
Qijpt
: jumlah rim kertas p yang dialokasikan ke unit kerja j dari penyedia barang i pada periode t
INVjpt
: jumlah persediaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t
4.3.1 Penentuan Fungsi Tujuan Fungsi tujuan dari model yang dikembangkan adalah meminimasi total biaya pengadaan yang terdiri atas biaya pembelian kertas dan biaya persediaan. Adapun komponen fungsi tujuan model adalah sebagai berikut: 1. Biaya Pembelian Biaya pembelian merupakan besarnya biaya yang timbul akibat adanya pembelian kertas. Biaya pembelian diperoleh dari besarnya harga beli harga beli rim kertas p dari penyedia barang i pada periode t dikali jumlah rim kertas p yang dialokasikan ke unit kerja j dari penyedia barang
i pada periode t ditambah dengan biaya honor panitia
pengadaan dan biaya dokumen pengadaan. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut: I
Biaya pembelian =
J
P
T
[ ∑∑∑∑ C i =1 j =1 p=1 t =1
ipt
]
Qijpt +B ......................... (4.1)
2. Biaya persediaan Biaya persediaan merupakan besarnya biaya yang timbul akibat adanya aktivitas penyimpanan produk. Biaya persediaan di gudang unit terdiri dari biaya simpan dan biaya kekurangan (backorder) untuk masingmasing jenis kertas di unit-unit kerja. Biaya simpan terdiri dari jumlah persediaan untuk siap jenis kertas p yang disimpan ditiap unit kerja j pada periode t dikalikan biaya kelola gudang untuk siap jenis kertas p yang disimpan ditiap unit kerja j pada periode t. Biaya kekurangan merupakan biaya dari jumlah backorder dan biaya untuk siap jenis commit to user
IV-34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kertas p yang disimpan ditiap unit kerja j pada periode t. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut J
Biaya persediaan =
P
T
∑∑∑ j =1 p=1 t =1
Hjpt.INV jpt .................................... (4.2)
Model penentuan alokasi bahan baku industri secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Fungsi Tujuan : Meminimasi total biaya pembelian dan biaya persediaan Minimize : I
Zmin =
4.3.2
J
P
T
∑∑∑∑ i =1 j =1 p=1 t =1
J
Cipt Qijpt +B +
P
T
∑∑∑ j =1 p=1 t =1
Hjpt.INV jpt............ (4.3)
Penentuan Fungsi Pembatas (Constrains) Adapun batasan-batasan dalam menentukan jumlah alokasi kebutuhan kertas adalah sebagai berikut : 1.
Batasan kapasitas gudang Batasan
ini
ditujukan
untuk
memastikan
bahwa
kapasitas
penyimpanan gudang unit-unit kerja yang ada mampu menampung jumlah kertas yang disimpan. Dengan adanya batasan tersebut jumlah rim kertas p yang dialokasikan dari penyedia barang j pada periode t (Qijpt) dan yang disimpan di gudang unit kerja pada periode sebelumnya (INVjp(t-1)) tidak akan melebihi kapasitas penyimpanan di gudang unit kerja (Kj). ∑ 2.
+
(
)
≤
, ∀ , , ........................................... (4.4)
Batasan keseimbangan jumlah persediaan Batasan ini ditujukan untuk menentukan jumlah persediaan digudang. Besarnya jumlah persediaan tiap kertas p ditiap unit kerja j pada periode t
(INVjpt) adalah jumlah alokasi tiap kertas p yang dikirim`
dari tiap penyedia barang i untuk unit kerja j pada periode t (Qijpt) commit to user ditambah jumlah persediaan tiap kertas p ditiap unit kerja j pada IV-35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
periode t sebelumnya (INVjp(t-1)) dikurangi jumlah permintaan kertas p untuk setiap unit kerja j pada periode t (Djpt). ∑ 3.
+
(
)
− D
= INV , ∀ , , .......................... (4.5)
Batasan Safety stock Persamaan ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya permintaan yang melebihi perkiraan, maka diperlukan adanya safety stock. Persediaan ditiap unit kerja (INVjpt) adalah minimal sebesar safety stock (SSjpt). Persamaan batasan ini adalah sebagai berikut:
≤ INV , ∀ , , .................................................................(4.6) 4.
Batasan jumlah persediaan kertas di akhir periode Pada bulan ke-12, jumlah persediaan kertas yang ada digudang harus memperhitungkan kebutuhan kertas selama ± 2 bulan kedepan dalam rangka menunggu proses pengadaan selanjutnya. Dengan demikian, pada bulan ke-12 akan dikirim sebesar tiga kali lipat dari alokasi bulan tersebut. Tabel 4.16 merupakan rekapitulasi tambahan jumlah alokasi yang harus dikirim pada bulan ke-12. ≤ INV
, ∀ , .................................................................(4.7)
Tabel 4.1 Rekapitulasi besarnya jumlah minimal persediaan akhir jenis produk kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
5.
Pascasarjana 0 31 34 0 0 13
Unit Kerja Medical Fakultas Fakultas Fakultas Fakultas FISIP center Hukum Teknik kedokteran pertanian 0 0 22 38 2 0 19 91 59 214 52 24 0 0 18 24 51 79 0 79 18 56 35 35 0 0 13 12 59 5 0 86 191 166 3 134
FKIP 38 337 60 232 0 424
Fakultas Fakultas FSSR Ekonomi MIPA 0 32 22 159 64 79 164 69 26 130 57 29 0 57 181 147 140 194
Batasan Persamaan Non Negatif (Non Negativity) Persamaan ini ditujukan untuk menjamin bahwa seluruh variabel keputusan yang dicari tidak ada yang bernilai negatif. Qijpt, , INVjpt , SSjpt ≥ 0, ∀ , , ,t.................................................... (4.8) commit to user IV-36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3.3 Model Matematis Secara Keseluruhan Model matematis penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas di setiap unit kerja secara keseluruhan sebagai berikut : Fungsi Tujuan : Meminimasi total biaya pengadaan dan biaya persediaan disetiap unit kerja. Minimize : I
Zmin =
J
P
T
∑∑∑∑ i =1 j =1 p=1 t =1
J
Cipt Qijpt +B +
P
T
∑∑∑ j =1 p=1 t =1
Hjpt.INVjpt
Subject to : Qijpt + INVjp(t-1) ≤ Kj ∀ , ,
Qijpt + INVjp(t-1) - Djpt = INVjpt , ∀ , , SSjpt ≤ INVjpt , ∀ , ,t(1....11) INVjp12 ≥ NLjp12, ∀ ,
Qijpt, , INVjpt ≥ 0, ∀ , , ,t 4.4
PENENTUAN PARAMETER MODEL Adapun parameter yang digunakan dalam pengembangan model, sebagai
berikut : 4.4.1 Penentuan Biaya Pengadaan Kertas Biaya pengadaan barang adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan kertas di Universitas Sebelas Maret sebagai cara untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Biaya pengadaan barang merupakan total biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan barang kepada pihak penyedia barang mulai dari penentuan jumlah pemesanan sampai tersedianya barang di gudang tiap-tiap unit kerja. Biaya pengadaan produk merupakan biaya variabel yang berubah tergantung besarnya jumlah kertas yang dipesan serta harga dari kertas per rim. Biaya pengadaann barang didapat dari nilai Harga perhitungan Sendiri (HPS) yang kemudian dilakukan lelang terbuka. Penyedia barang yang memberikan harga terendah yang akan memenangkan lelang. Data harga commit to user
IV-37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penawaran kertas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan harga dari penyedia barang yang menawarkan harga terendah. Data ditunjukkan Tabel 4.1 Tabel 4.1 Data harga penawaran kertas dari penyedia barang (Rp) jenis kertas
S1
kertas HVS Folio 60 gr kertas HVS Folio 70 gr kertas HVS Kuarto kertas buram kertas HVS Folio 80 gr kertas garis dobel folio
32790 32790
S2 40800 45390
S3
S4
32100 35200
Penyedia Barang S5 S6
30420 33930
30000 35000
36500 38500
S7 33232 33232
S8 33400 36600
S9 33000 35000
31506 32010
26000
23000
28800
30000
25500
26000
27000
28530
28000
28000
19674 38255
20400 49980
17700 34900
21460 37932
17500 40000
24500 42500
19939 38771
18400 36300
22000 37000
21000 39738
30300
30000
24800
35000
21500
27600
25000
27000
25000
Sumber : Bagian Perlengkapan, UNS., 2011.
Adapun data biaya pengadaan barang yaitu biaya honor panitia pengadaan, biaya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), biaya Panitia Penerima Hasil Pengadaan (PPHP), dan biaya dokumen. Besarnya biaya-biaya tersebut tergantung pada nilai pagu anggaran yang sedang ditanganinya sesuai dengan Standar Biaya Umum (SBU) yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri Keuangan No.84/PMK/.02/2011. Pada penelitian ini, perhitungan biaya honor panitia mengikuti aturan Universitas. Pemberian biaya honor tidak murni 100% nilai SBU. Ketua mendapatkan 90% dari nilai SBU, sednagkan sekretaris dan anggota mendapatkan sebesar 80% dan 70% dari nilai SBU. Kategori nilai pagu anggaran didalam penelitian ini adalah Rp. 250 juta s.d Rp. 500 juta, sehingga dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pejabat pembuat komitmen merupakan pihak yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan dari awal hingga akhir, yaitu tahap pelelangan hingga tahap penerimaan barang. Biaya honorarium Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) diberikan kepada satu orang PPK yaitu sebesar : = 90% x Rp. 450.000,00 = Rp. 405.000,00/orang/paket 2. Panitia Pengadaan merupakan pihak yang mengurusi pengadaan mulai dari tahap pelelangan hingga penandatanganan kontrak saja. Biaya honorarium panitia pengadaan diberikan kepada tiga orang yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Anggota. -
S10
Honorarium Ketua
: 90% x Rp. 600.000,00 = Rp. 540.000,00/orang/paket commit to user
IV-38
30000
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Honorarium Sekretaris: 80% x Rp. 600.000,00 = Rp. 480.000,00/orang/paket
-
Honorarium Anggota: 70% x Rp. 600.000,00 =Rp. 420.000,00/orang/paket
3. Sedangkan Panitia Penerima Hasil Pengadaan (PPHP) adalah pihak yang bertanggungjawab atas pelaksanaan tahap kontrak hingga penerimaan barang. Biaya honorarium PPHP juga diberikan kepada tiga orang yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Anggota. -
Honorarium Ketua
: 90% x Rp.450.000,00 = Rp. 405.000,00/orang/paket
-
Honorarium Sekretaris: 80% x Rp. 450.000,00 = Rp. 360.000,00/orang/paket
-
Honorarium Anggota : 70% x Rp. 450.000,00 = Rp. 315.000,00/orang/paket
Sedangkan biaya dokumen dan biaya bandwidth yaitu : a. Dokumen kontrak sebesar asumsi ± Rp. 35.000,00 untuk tiap pemenang lelang. Dari hasil running LINGO menunjukkan bahwa ada empat rekanan yang memenangkan lelang, sehingga total biaya dokumen kontrak adalah sebesar = ± Rp 140.000,00 b. Biaya bandwidth Unit Layanan Pengadaan menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) untuk melakukan proses pengadaan barang. Dalam satu kali lelang, rata-rata menggunakan bandwidth sebesar 1 Mb dengan nilai Rp. 1,3 juta. Sehingga dalam penelitian ini, biaya operasional untuk melaukan pengadaan ini adalah sebesar Rp. 4.365.000,00
4.4.2 Penentuan Biaya Persediaan Biaya persediaan merupakan besarnya biaya yang disebabkan karena adanya aktivitas penyimpanan barang. Biaya persediaan di gudang terdiri dari biaya simpan dan biaya listrik untuk masing-masing kertas di gudang unit kerja. commit to user
IV-39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Biaya Persediaan Biaya simpan merupakan besarnya biaya yang disebabkan karena adanya aktivitas penyimpanan kertas di gudang unit kerja. Berikut adalah tabel kapasitas simpan dari setiap gudang unit kerja. Tabel 4.2 Data Kapasitas simpan gudang kapasitas (rim) 533 25 480 800 1000 1000 1000 1200 800 670 480
unit pascasarjana Medical Center F. Hukum FISIP F. Teknik F. Kedokteran F. Pertanian FKIP F. Ekonomi FSSR F. MIPA
• Biaya simpan kertas Biaya simpan dihitung dari asumsi prosentase bunga simpanan bank. Bunga simpanan bank yang dipakai dalam perhitungan ini adalah bunga simpanan BNI, yaitu sebesar 1,5% per tahun. Jadi, bunga simpanan untuk setiap bulannya adalah sebesar 0,125%. Bunga tersebut kemudian dikalikan dengan harga beli terendah dari hasil running program LINGO tiap jenis kertas. • Biaya listrik di gudang unit kerja. Biaya listrik di gudang unit kerja merupakan biaya yang dibayar dari daya yang dikeluarkan dari penggunaan operasional kantor seperti lampu, komputer dan printer. Biaya daya listrik untuk universitas adalah kategori B1 atau Rp. 755,-/KwH. Contoh perhitungan biaya listrik untuk Fakultas Teknik adalah sebagai berikut: -
Lampu : 40 watt x 3 buah = 120 watt
-
1 buah komputer PC dan printer : 250 watt =
(
)
8
= Rp. 7,-/bulan/rim
30 ℎ
755,00 x 11%
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data biaya listrik Unit Kerja Medical Fakultas Fakultas Fakultas Fakultas biaya Listrik (bulan/rim) pascasarjana FISIP center Teknik kedokteran pertanian Hukum to 45 853 commit 26 30 user7 28 14
IV-40
FKIP
Fakultas Ekonomi 13 4
FSSR
Fakultas MIPA 11 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perhitungan total biaya persediaan untuk setiap gudang adalah biaya simpan kertas dikali dengan banyaknya jenis kertas yang disimpan ditambah dengan biaya listrik. • Biaya Tenaga Kerja. Terdapat dua tenaga kerja yang bertugas mengelola persediaan barang. Dalam penelitian ini, digunakan asumsi bahwa dua tenaga kerja memiliki golongan II dan III dan proporsi pekerjaan sebagai pengelola gudang adalah 50%. Oleh karena itu, rincian biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan adalah sebagai berikut: = 50% x Rp. 2.500.000,00 x 2 = Rp. 2.500.000,00 4.4.3 Penentuan Safety stock Penentuan safety stock bertujuan untuk mengantisipasi adanya permintaan yang melebihi besarya kebutuhan kertas yang sudah ditentukan. 1. Permintaan pada tiap unit kerja adalah independent sehingga covariance bernilai 0. 2. Perencanaan alokasi menggunakan variansi tahun, namun pengiriman dilakukan per bulan, sehingga rata-rata lead time replenishment adalah L = 1/12 bulan. 3. Cycle service level (CSL) perusahaan = 0,95. CSL menggunakan nilai tersebut agar tingkat safety stock mendekati optimal. Dari data tersebut dan data permintaan historis kertas yang dialokasikan, dapat dihitung safety stock pada tiap unit kerja. a
Safety stock pada unit kerja:
i
= 1.25 x MADi = 1,25 x 240,338 = 300,442
SS
= NORMSINV(CSL) × L = 1,645 x 300,442 1 / 12 ` commit to user = 142,662
IV-41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil safety stock tersebut kemudian dibagi dengan persentase proporsi untuk setiap produk dan untuk setiap unit kerja. Sehingga didapat hasil rekapitulasinya sebagai berikut: Tabel 4.4 Safety stock jenis produk
Pascasarjana
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
0 1 1 0 0 0
Medical Fakultas center Hukum 0 0 1 3 0 0 0 3 0 0 0 3
Fakultas Teknik
FISIP 1 2 1 1 0 6
Unit Kerja Fakultas Fakultas kedokteran pertanian 1 0 0 7 2 1 5 2 3 2 1 1 0 2 0 6 0 4
FKIP 1 11 2 8 0 14
Fakultas Ekonomi 0 5 5 4 0 5
Fakultas MIPA
FSSR 1 2 2 2 2 5
Sumber: Data diolah, 2012
4.4.4 Peramalan Permintaan Kertas Peramalan digunakan untuk mengukur atau memperkirakan keadaan di masa yang akan datang, dalam hal ini untuk memperkirakan jumlah permintaan alokasi kertas. Data yang digunakan untuk melakukan peramalan adalah data tahun 2010-2011. Peramalan dihitung dimaksudkan agar menghasilkan optimisasi didalam model. Terdapat beberapa tahap sebelum melakukan peramalan. Tahaptahap tersebut adalah: 5. Agregat Agregat bertujuan untuk mengurangi besarnya error pada saat peramalan. Dalam penelitian ini, kebutuhan seluruh jenis kertas diseluruh unit kerja di agregasi terlebih dahulu ke dalam 12 bulan. Nilai agregasi yang dihasilkan kemudian dibagi dengan persentase proporsi untuk tiap jenis kertas disetiap bulannya. Setelah diketahui kebutuhan jumlah tiap jenis kertas disetiap bulannya, nilai tersebut dibagi dengan persentase proporsi untuk setiap unit kerja. 6. Identifikasi Pola Historis Permintaan Hasil ploting menunjukan permintaan alokasi kertas memiliki pola annual demand yang stasioner dengan musiman. Untuk itu, digunakan metode peramalan kuantitatif dengan teknik deret berkala (time series) sebagai metode peramalan. 7. Memilih Metode Peramalan Perhitungan peramalan yang digunakan untuk pengolahan menggunakan commit to user software winQSB. Metode peramalan yang digunakan dalam pengolahan data ini
IV-42
1 3 1 1 6 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adalah Linear Regresion karena mempunyai nilai MAD (Mean Absolute Deviation)
yang terkecil. Berikut adalah beberapa metode peramalan yang
dipakai untuk mendapat nilai MAD terkecil : Tabel 4.5 Nilai MAD dari beberapa metode forecast metode peramalan Linear Regression Double Exponential Smoothing Single Exponential Smoothing Holt-Winter Additive Algorithm
MAD 240,33 286,21 283,16 289,87
Sumber: Data diolah, 2012
Tabel 4.6 Hasil output perhitungan peramalan menggunakan software winQSB
Keterangan kebutuhan kertas
Januari Februari 1193
1214
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1235
1256
1277
1298
1319
Agustus September Oktober Nopember Desember 1340
1361
1382
1403
Sumber: Data diolah, 2012
Gambar 4.4 Hasil Plotting Forecasting 2000 1800 1600 1400 1200 1000
data historis
800
forecasting
600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Sumber: Data diolah, 2012
commit to user
IV-43
1424
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Perhitungan forecasting menggunakan software winQSB Forecast Result for kertas 04-25-2012 Month
Actual Data 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
CFE MAD MSE MAPE Trk.Signal R-sqaure
729 491 1371 727 568 740 540 620 1293 839 1263 968 653 392 1281 1015 1007 1388 774 969 581 1105 1770 1265
Forecast by Forecast CFE MAD MSE MAPE (%) Tracking R-sqaure LR Error Signal 689,9333 39,06671 39,06671 39,06671 1526,208 5,358945 1 1 710,9137 -219,9137 -180,847 129,4902 24944,12 25,07394 -1,396608 0,5851601 731,8942 639,1058 458,2589 299,3621 152781,5 32,25464 1,530784 0,1710432 752,8746 -25,87457 432,3843 230,9902 114753,5 25,08075 1,871873 0,1142359 773,855 -205,855 226,5292 225,9632 100278,1 27,31302 1,002505 3,04E-02 794,8354 -54,83545 171,6938 197,4419 84066,21 23,99588 0,8695915 2,61E-02 815,8159 -275,8159 -104,1221 208,6382 82924,52 27,86462 -0,499056 2,62E-02 836,7963 -216,7963 -320,9185 209,658 78434,04 28,75243 -1,530676 5,78E-02 857,7768 435,2232 114,3047 234,7208 90765,73 29,29771 0,4869818 3,35E-02 878,7572 -39,7572 74,54755 215,2244 81847,22 26,84181 0,3463712 4,43E-02 899,7377 363,2623 437,8099 228,6824 86402,88 27,01636 1,914489 6,36E-02 920,7181 47,28192 485,0918 213,5657 79388,94 25,17204 2,271394 7,85E-02 941,6985 -288,6985 196,3932 219,3451 79693,39 26,63658 0,8953618 7,65E-02 962,679 -570,679 -374,2857 244,4404 97263,48 35,13264 -1,531194 8,71E-02 983,6594 297,3406 -76,94513 247,9671 96673,34 34,3379 -0,3103038 8,35E-02 1004,64 10,36011 -66,58502 233,1167 90637,96 32,25557 -0,2856296 9,91E-02 1025,62 -18,62036 -85,20538 220,4992 85326,71 30,46696 -0,3864203 0,1170742 1046,601 341,3993 256,1939 227,2159 87061,53 30,14082 1,127535 0,1199595 1067,581 -293,5812 -37,38727 230,7088 87015,66 30,5508 -0,1620539 0,1379463 1088,562 -119,5616 -156,9489 225,1514 83379,63 29,64019 -0,6970815 0,160853 1109,542 -528,5421 -685,491 239,5986 92711,87 32,56071 -2,860998 0,1888342 1130,522 -25,52246 -711,0135 229,8679 88527,3 31,18567 -3,09314 0,2097965 1151,503 618,4971 -92,51642 246,7648 101310,4 31,34905 -0,3749174 0,1633901 1172,483 92,5166 1,83E-04 240,3378 97445,77 30,34757 7,62E-07 0,1779342 1193,464 1214,444 1235,425 1256,405 1277,386 1298,366 1319,346 1340,327 1361,307 1382,288 1403,268 1424,249 1,83E-04 240,3378 97445,77 30,34757 7,62E-07 0,1779342 a=668,9528 b=20,9804
Sumber : Data dioleh 2012
commit to user
IV-44
Tabel 4.8 Hasil peramalan permintaan kebutuhan kertas Unit Kerja (J)
Jenis Kertas (P)
Februari
Maret
April
Mei
Juni
0 9 10 0 0 4
0 9 10 0 0 4
0 9 10 0 0 4
0 9 10 0 0 4
0 9 10 0 0 4
0 10 10 0 0 4
0 10 11 0 0 4
0 10 11 0 0 4
0 10 11 0 0 4
0 10 11 0 0 4
0 10 11 0 0 4
0 10 11 0 0 4
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr
0 5 0 0 0
0 5 0 0 0
0 5 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
0 6 0 0 0
kertas garis dobel folio
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4
0 25 0
0 26 0
0 26 0
0 27 0
0 27 0
0 28 0
0 28 0
0 29 0
0 29 0
0 29 0
0 30 0
0 30 0
kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
22 0 24
22 0 24
23 0 25
23 0 25
24 0 26
24 0 26
24 0 27
25 0 27
25 0 27
25 0 28
26 0 28
26 0 29
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
6 17 5 5 4 53
6 17 5 5 4 54
6 17 5 5 4 55
6 17 5 5 4 56
7 18 5 5 4 57
7 18 6 5 4 58
7 18 6 5 4 59
7 19 6 6 4 60
7 19 6 6 4 61
7 19 6 6 4 62
7 20 6 6 4 63
7 20 6 6 4 64
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 Pasca-sarjana kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
Medical Center
Fakultas Hukum
FISIP
Periode (T) Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Januari
IV-45
Tabel 4.8 Hasil peramalan permintaan kertas
Fakultas teknik
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
11 60 7 16 3 46
11 61 7 16 3 47
11 62 7 16 3 48
11 63 7 16 4 49
11 64 7 17 4 50
12 65 7 17 4 50
12 66 7 17 4 51
12 67 7 18 4 52
12 68 7 18 4 53
12 69 8 18 4 54
12 70 8 18 4 55
13 71 8 19 4 55
Fakultas kedokteran
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
0 15 14 10 16 1
0 15 15 10 17 1
0 15 15 10 17 1
0 15 15 10 17 1
0 16 15 11 18 1
1 16 16 11 18 1
1 16 16 11 18 1
1 16 16 11 18 1
1 17 16 11 19 1
1 17 17 11 19 1
1 17 17 12 19 1
1 17 17 12 20 1
Fakultas Pertanian
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
0 7 22 10 1 37
0 7 23 10 1 38
0 7 23 10 1 39
0 7 23 10 2 39
0 7 24 10 2 40
0 7 24 11 2 41
0 7 25 11 2 41
0 8 25 11 2 42
0 8 25 11 2 43
0 8 26 11 2 43
0 8 26 11 2 44
0 8 26 12 2 45
FKIP
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
11 94 17 65 0 118
11 96 17 66 0 121
11 97 17 67 0 123
11 99 18 68 0 125
11 101 18 69 0 127
12 102 18 70 0 129
12 104 19 72 0 131
12 106 19 73 0 133
12 107 19 74 0 135
12 109 20 75 0 137
13 111 20 76 0 139
13 112 20 77 0 141
IV-46
Tabel 4.8 Hasil peramalan permintaan kertas
Fakultas Ekonomi
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
0 45 46 36 0 41
0 45 47 37 0 42
0 46 47 37 0 43
0 47 48 38 0 43
0 48 49 39 0 44
0 48 50 39 0 45
0 49 51 40 0 45
0 50 51 41 0 46
0 51 52 41 0 47
0 52 53 42 0 48
0 52 54 43 0 48
0 53 55 43 0 49
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
9 18 19 16 16 39
9 18 20 16 16 40
9 18 20 16 16 40
9 19 20 17 17 41
9 19 21 17 17 42
10 19 21 17 17 43
10 20 21 17 18 43
10 20 22 18 18 44
10 20 22 18 18 45
10 21 22 18 18 45
10 21 23 19 19 46
11 21 23 19 19 47
kertas HVS folio 60 gr kertas HVS 70 gr kertas HVS kuarto/A4 Fakultas MIPA kertas buram kertas HVS folio 80 gr kertas garis dobel folio
6 22 7 8 51 54
6 22 7 8 52 55
6 23 7 8 52 56
7 23 8 8 53 57
7 24 8 9 54 58
7 24 8 9 55 59
7 24 8 9 56 60
7 25 8 9 57 61
7 25 8 9 58 62
7 26 8 9 59 63
7 26 9 9 60 64
7 26 9 10 60 65
Sumber: Data diolah, 2012
IV-47
perpustakaan.uns.ac.id
4.5
digilib.uns.ac.id
OPTIMISASI PENENTUAN KEBUTUHAN JUMLAH ALOKASI KERTAS DENGAN MODEL PROGRAM LINIER Optimasi dilakukan dengan menggunakan model matematis program
linier. Variabel keputusan yang optimal dapat diperoleh dengan bantuan software LINGO 9.0. Dari hasil optimasi didapatkan usulan. Langkah dalam penyelesaian model matematis ke dalam software LINGO 9.0, sebagai berikut. 1. Memberikan nama set untuk masing-masing set. Setiap set yang terlibat dalam model matematis di definisikan dengan memberikan nama set. Kemudian menyebutkan anggota-anggota serta atribut yang ada di dalam setiap set. SETS : unit; PRODUK; PERIODE; suplier; linksalokasi(produk, suplier, unit, periode) : Q; linksHARGA_BELI (produk, suplier): Cpi; linksonhand_inventory (produk, unit) : OH, Hj, SS, NL; linkskapasitas (unit) : Kj,BL; linkssimpan (produk, unit, periode) : INV, D ; linkstotal (suplier, periode) : total_kirim; endsets
2. Membuat matrix data input serta data output pada software Excell. Data input yang ingin diimport atau data output yang ingin diexport dari software Excell dibuat dalam sebuah tabel matrix, sebagai contoh tabel INVpjt didefinisikan dengan nama set : data : unit = 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11; suplier = 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10; Produk = 1 2 3 4 5 6; Periode = 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12; Linkssimpan (produk, unit, periode) : INV
dengan matrix tabel 4.8 :
Tabel 4.9 Matrix Data jenis produk
periode
unit kerja 1
P1
P2....dst
J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 J8 J9 J10 J11 J1 J2 J3 J4 J5 J6 J7 J8 J9 J10 J11.....dst
2
3
4
5
commit to user
IV-48
6
7
8
9
10
11
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Mendefinisikan nama tabel pada software Excell. Langkah dalam mendefinisikan nama tabel adalah : blok tabel- klik kananName a Range kemudian definisikan nama pada tabel yang dituju. Gambar 4.5 Input Nama Tabel
4. Menuliskan data yang menjadi input program Apabila data yang menjadi input dari software Excell yang telah didefinisikan, maka lakukan perintah memanggil dengan @OLE. Sebagai contoh data harga beli dipanggil dengan program: Cpi =
@OLE('D:\TAku.xlsx','harga_beli_kertas');
5. Melakukan eksport data output ke software Excell. Apabila data yang menjadi output software Excell yang telah didefinisikan, maka lakukan perintah eksport data dengan
@OLE.
Sebagai contoh data
output Q akan dipindah ke-software Excell dengan program: @OLE('D:\TAku.xlsx','alokasi')= Q;
6. Menentukan fungsi tujuan model matematis I
J
P
T
Zmin = ∑∑∑∑ Cipt Qijpt +B + i =1 j =1 p=1 t =1
J
P
T
∑∑∑
Hjpt.INV jpt
j =1 p=1 t =1
Kode program dalam lingo: min = @SUM(linksalokasi(P,I,J,T): Q(P,I,J,T) * Cpi(P,I)) + 4365000 + @SUM(linkssimpan(P,J,T): INV(P,J,T) * Hj(P,J)*BL(J) + 2500000);
commit to user
IV-49
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Menentukan batasan-batasan model matematis. a. Batasan kapasitas gudang ∑
+
(
)
≤
, ∀ , , ................................................ (4.4)
Jumlah alokasi (Qijpt) ditambah jumlah persediaan sebelumnya INVjp(t-1) tidak
melebihi kapasitas gudang ( ) untuk setiap unit kerja, produk dan periode. Pada bulan pertama, jumlah persediaan sebelumnya INVjp(t-1) merupakan onhand inventory (OHjpt), sehingga didalam LINGO ditulis: !batasan kapasitas gudang; @for(linkssimpan(P,J,T)| T #GT# 1 : INV(p,j,t-1)+ @sum(suplier(I):Q(P,I,J,T)) <= Kj(J));
b. Batasan keseimbangan jumlah persediaan ∑
+
(
)
− D
= INV , ∀ , , .............................. (4.5)
Besarnya jumlah persediaan untuk setiap unit kerja, produk dan periode
adalah jumlah total alokasi dari semua penyedia barang (Qijpt) ditambah jumlah persediaan sebelumnya INVjp(t-1) dikurangi permintaan (Djpt). Pada bulan
pertama, jumlah persediaan sebelumnya INVjp(t-1) merupakan onhand inventory (OHjpt), sehingga didalam LINGO ditulis: !batasan keseimbangan supply-demand; @for(linkssimpan(P,J,T): OHpjt(P,J) + @sum(suplier(I):Q(P,I,J,1)) - Dpjt(P,J,1) = X(P,J,1)); @for(linkssimpan(P,J,T) | T #GT# 1: X(P,J,T-1) + @sum(suplier(I):Q(P,I,J,T)) - Dpjt(P,J,T) = X(P,J,T));
c. Batasan Safety stock ≤ INV , ∀ , , ......................................................................(4.6)
Persediaan ditiap unit kerja pada periode 1 hingga 11 (INVjpt(1...11) ) adalah
minimal sebesar safety stock (SSjpt(1..11)). maka didalam LINGO ditulis: !batasan safety stock; @for(linksonhand_inventory(P,J): INV(P,J,1) >= SS(P,J)); . . @for(linksonhand_inventory(P,J): INV(P,J,11) >= SS(P,J));
commit to user
IV-50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Batasan jumlah persediaan diakhir periode ≤ INV
, ∀ , ................................................................. (4.7)
Batasan ini ditujukan untuk memastikan bahwa persediaan akhir periode dapat memenuhi kebutuhan selama 2 bulan kedepan. @for(linksonhand_inventory(P,J): INV(P,J,12) >= NL(P,J));
e. Batasan non negativity Qijpt, , INVjpt ≥ 0, ∀ , , ,t................................................................ (4.8) Batasan ini ditujukan untuk memastikan bahwa seluruh variabel yang dicari tidak ada yang bernilai negatif, maka didalam LINGO ditulis: !batasan non-negatifity; @for(linksalokasi(P,I,J,T):Q(P,I,J,T) >= 0); @for(linkssimpan(P,J,T):INV(P,J,T) >= 0);
4.6
PENENTUAN KEBUTUHAN JUMLAH ALOKASI KERTAS Hasil dari penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas merupakan contoh
dari hasil penentuan kebutuhan jumlah alokasi dengan menggunakan data permintaan dengan asumsi pola permintaan mengikuti pola permintaan tahun sebelumnya. Penentuan alokasi dilakukan dengan menjalankan model program linier yang dijalankan pada software LINGO 11.0. Setelah dilakukan running model linier program pada software LINGO 11.0 maka akan diperoleh nilai yang optimal untuk fungsi tujuan meminimasi yaitu sebesar: Rp 446.492.400,00 Nilai variabel keputusan yang didapat dari hasil running model program linier pada software LINGO 11.0 untuk menentukan kebutuhan jumlah alokasi kertas adalah sebagai berikut : 1. Penentuan Jumlah Kebutuhan Alokasi Kertas Besarnya variabel keputusan Qijpt merupakan jumlah pengiriman dari penyedia barang terpilih i yang dialokasikan ke unit kerja j untuk setiap produk p pada periode t dapat dilihat pada Tabel 4.8 s.d 4.13
commit to user
IV-51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 Jumlah alokasi untuk HVS 60 gr pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA
5
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
0 0 0 8 14 0 0 15 0 6 6
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
Tabel 4.11 Jumlah alokasi HVS 70 gr pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA
10
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
8 7 31 21 73 0 0 130 45 19 25
Tabel 4.12 Jumlah alokasi HVS kuarto A4 pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA
2
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
4 0 0 6 7 8 31 9 61 26 10
Tabel 4.13 Jumlah alokasi Kertas Buram
5
pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
3
pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
0 0 16 0 8 0 0 81 0 15 0
Tabel 4.14 Jumlah Alokasi Kertas HVS 80 gr 0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
commit to user
IV-52
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
0 0 0 2 4 22 0 0 0 20 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 Jumlah Alokasi Kertas Garis Double Folio
5
pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
1 0 32 72 57 1 46 151 43 40 73
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa yang memenangkan lelang dengan metode harga terendah adalah : •
Suplier 2 sebagai penyedia barang kertas jenis HVS kuarto A4
•
Suplier 3 sebagai penyedia barang kertas jenis HVS 80 gr
•
Suplier 5 sebagai penyedia barang kertas HVS 60gr, kertas buram dan kertas Garis Double Folio
•
Suplier 10 sebagai penyedia barang kertas jenis HVS 70 gr 2. Penentuan Jumlah Persediaan Tiap Gudang Unit Kerja Variabel keputusan INVjpt menunjukkan jumlah inventory disetiap gudang unit kerja j untuk produk p pada periode ke t. Hasil dari variabel keputusan INVpt setelah model program linier dijalankan pada software LINGO 11.0 dapat dilihat pada Tabel 4.14.
commit to user
IV-53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16 Jumlah persediaan jenis produk
HVS 60 gr
HVS 70 gr
HVS A4
buram
HVS 80 gr
HVS double folio
periode
unit kerja pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA pascasarjana medical center f.hukum fisip f.teknik f.kedokteran f.pertanian fkip f.ekonomi FSSR MIPA
1 0 0 0 8 8 235 0 4 0 52 27 36 6 42 21 102 230 255 35 157 50 50 81 0 0 8 25 104 8 130 33 7 3 0 0 127 123 124 578 312 90 727 65 175 0 0 0 24 8 12 34 30 0 23 25 34 0 21 29 72 0 57 146 129 136 34
2 0 0 0 9 12 234 0 7 0 49 27 36 8 47 25 114 215 248 69 157 51 53 75 0 0 9 25 98 17 122 48 14 5 0 0 121 118 116 568 302 105 690 64 167 0 0 0 22 9 17 32 30 0 27 42 31 0 28 47 82 1 65 177 131 135 51
3 0 0 0 11 15 234 0 11 0 47 26 35 9 52 29 125 200 241 101 155 52 56 69 0 0 10 24 91 24 113 61 21 8 0 0 115 113 107 558 292 119 652 62 159 0 0 0 21 9 22 31 30 0 30 59 29 0 35 64 91 1 73 205 131 135 68
4 0 0 0 12 18 233 0 15 0 44 25 34 10 56 32 135 185 234 132 153 53 58 63 0 0 11 24 84 31 104 74 27 10 0 0 108 108 99 547 282 133 614 60 150 0 0 0 20 9 26 29 30 0 33 74 26 0 41 80 100 1 80 231 131 133 84
5 0 0 0 13 20 233 0 18 0 41 24 33 11 60 36 144 169 227 160 150 53 60 57 0 0 12 24 77 38 95 86 33 13 0 0 101 102 90 537 272 145 576 58 142 0 0 0 18 9 31 28 30 0 36 89 23 0 47 95 108 1 86 255 130 131 99
commit to user
IV-54
6 0 0 0 14 23 232 0 21 0 38 23 31 12 64 39 151 153 220 188 147 53 61 51 0 0 13 23 70 45 85 97 38 15 0 0 93 97 80 526 261 155 536 56 133 0 0 0 16 10 35 26 30 0 38 103 20 0 52 109 115 2 92 277 129 128 112
7 0 0 0 15 25 232 0 24 0 35 22 30 13 67 42 158 137 212 213 142 53 62 45 0 0 13 22 62 51 75 108 43 17 0 0 85 92 71 515 250 165 496 53 124 0 0 0 15 10 39 24 30 0 41 115 18 0 58 123 121 2 97 297 127 124 125
8 0 0 0 16 27 231 0 27 0 31 20 28 14 70 44 164 120 205 237 137 52 63 38 0 0 14 21 54 57 65 117 48 19 0 0 77 86 61 504 239 174 455 50 115 0 0 0 13 10 42 23 30 0 43 127 15 0 62 135 126 2 101 314 124 120 137
9 0 0 0 17 29 231 0 29 0 28 19 26 15 72 46 168 104 197 259 131 52 63 31 0 0 14 20 46 62 55 126 53 20 0 0 68 80 51 493 228 181 414 47 106 0 0 0 11 10 45 21 30 0 44 138 12 0 66 146 130 2 105 330 120 115 148
10 0 0 0 18 31 230 0 31 0 24 17 24 15 73 48 172 87 189 279 124 50 63 25 0 0 15 19 38 67 44 134 57 22 0 0 59 75 41 481 217 188 372 44 97 0 0 0 9 9 48 19 30 0 46 149 9 0 70 157 134 2 108 344 116 109 158
11 0 0 0 18 33 229 0 34 0 20 15 22 16 75 50 174 70 181 298 117 49 62 18 0 0 15 18 29 71 33 141 60 23 0 0 50 69 30 470 206 193 330 40 87 0 0 0 8 9 51 18 30 0 47 158 6 0 74 166 137 2 110 355 111 103 167
12 0 0 0 19 34 229 0 35 0 16 14 20 16 76 51 176 52 173 315 108 47 62 10 0 0 15 17 20 76 22 147 64 25 0 0 40 63 19 458 194 197 286 36 78 0 0 0 6 9 53 16 30 0 48 166 3 0 77 175 139 3 112 365 105 96 175
perpustakaan.uns.ac.id
4.7
digilib.uns.ac.id
VERIFIKASI MODEL PROGRAM LINIER
4.7.1 Verifikasi Internal Verifikasi dilakukan dengan memastikan konsistensi satuan seluruh persamaan matematis dalam model dengan memeriksa keseimbangan dimensi antara ruas kanan dengan ruas kiri. Berikut verifikasi satuan pada fungsi tujuan dan fungsi pembatas dari model yang dikembangkan a.
Persamaan Fungsi Tujuan I
Zmin [rupiah/bulan] = J
B[rupiah] +
P
J
P
T
∑∑∑∑ i =1 j =1 p=1 t =1
Cipt [rupiah/unit] Qijpt [unit/bulan] +
T
∑∑∑ j =1 p=1 t =1
Hjpt[rupiah/bulan].INVjpt[unit/bulan]
............................................................................................................ (4.9)
Cipt
: harga beli rim kertas p dari penyedia barang i pada periode t
B
: biaya administrasi proses pengadaan terpusat
Hjpt
: biaya simpan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t
INVjpt : jumlah persediaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t Qijpt
: jumlah kertas p yang dialokasikan dari penyedia barang i untuk unit kerja j pada periode t.
Verifikasi : [rupiah/bulan] = [rupiah/unit][unit/bulan]+ [rupiah] + [rupiah] + [rupiah/unit][unit/bulan] [rupiah/bulan] = [rupiah/bulan]
b.
(Valid)
Batasan Kapasitas Gudang Qijpt [unit/bulan] + INVjpt. [unit/bulan] ≤ Kj [unit/bulan] ................ (4.10) Dimana : Qijpt
: jumlah kertas p yang dialokasikan dari penyedia barang i untuk unit kerja j pada periode t.
INVjpt
: jumlah persediaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode commit t to user
IV-55
perpustakaan.uns.ac.id
Kjt
digilib.uns.ac.id
: kapasitas tiap gudang unit kerja j pada periode t
Verifikasi : [unit/bulan] ≤ [unit/bulan]
c.
(Valid)
Batasan keseimbangan jumlah persediaan Qijpt [unit/bulan] + INVjp(t-1) [unit/bulan] - Dijpt[unit/bulan] = INVjpt. [unit/bulan] ...................................................................................... (4.12) Dimana : Qijpt
: jumlah kertas p yang dialokasikan dari penyedia barang i untuk unit kerja j pada periode t.
INVjpt
: jumlah persediaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t
Dijpt
: permintaan kertas p yang dialokasikan dari penyedia barang i untuk unit kerja j pada periode t.
Verifikasi : [unit/bulan] = [unit/bulan]
d.
(Valid)
Batasan safety stock SSjpt [unit/bulan] ≤ INVjpt[unit/bulan] ............................................ (4.12) SSjpt
: safety stock kertas p yang dialokasikan dari penyedia barang i untuk unit kerja j pada periode t.
INVjpt
: jumlah persediaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode t
Verifikasi :
e.
[unit/bulan] = [unit/bulan]
(Valid)
Batasan jumlah persediaan akhir NLjp12 [unit/bulan] ≤ INVjp12[unit/bulan]......................................... (4.13) NLjp12
: safety stock kertas p yang dialokasikan dari penyedia barang i untuk unit kerja j pada periode 12.
INVjp12
: jumlah persediaan rim kertas p yang disimpan di unit kerja j pada periode 12
Verifikasi :
[unit/bulan] = [unit/bulan] commit to user
IV-56
(Valid)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.7.2 Perhitungann Manual Berikut ini adalah beberapa contoh perhitungan manual dari model yang yang telah dibuat. a. Perhitungan manual fungsi tujuan -
Perhitungan untuk biaya pembelian adalah sebagai berikut: I
J
P
T
∑∑∑∑ i =1 j =1 p=1 t =1
Cipt Qijpt +B
12
∑
32790 * Q111t + 32790 * Q111t + 32790 * Q111t + 32790 * Q111t + 32790 * Q111t
t =1
+ 32790 * Q111t + 32790 * Q111t + 32790 *Q111t + 32790 * Q111t + 32790 * Q111t + 32790 * Q111t + ...................................+ 30000 * Q61011t + 30000 * Q61011t + 30000 * Q61011t + 30000 * Q61011t + 30000 * Q61011t + 30000 * Q61011t + 30000 * Q61011t + 4.365.000;
= Rp. 411.887.000,00
-
Perhitungan untuk biaya inventori adalah sebagai berikut: J
P
T
∑∑∑ j =1 p=1 t =1
Hjpt.INVjpt
12
∑
13500 * INV14t + 13500 * INV14t + 13500 * INV14t + 13500 * INV14t +
t =1
13500 * INV14t + 13500 * INV14t + 13500 * INV14t + 13500 * INV14t + 13500 * INV14t + 13500 * INV14t +....................................+ 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t + 1290 * INV611t +2.500.000;
= Rp. 34.605.460,00
b. Perhitungan manual fungsi pembatas •
Batasan kapasitas gudang - Perhitungan untuk bulan pertama .∑ Q
+ OH
≤ K , ∀j, p, 1
Q5511 + OH51 ≤ K5
commit to user
IV-57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 + 5 ≤ 1000 .∑ Q
+ OH
≤ K , ∀j, p, 1
Q5811 + OH81 ≤ K5 15 + 0 ≤ 1000
-
Perhitungan untuk bulan berikutnya
;∑
Q
+ INV
(
)
≤ K , ∀j, p, t
)
≤ K , ∀j, p, t
Q5512 + INV511 ≤ K5 11 + 5 ≤ 1000
;∑
Q
+ INV
(
Q5812 + INV811 ≤ K5 12 + 0 ≤ 1000
•
Batasan keseimbangan jumlah persediaan - Perhitungan untuk bulan pertama: ∑ Q
+ OH − D
= INV
Q1811 + OH81 – D111 = INV111
,∀ , ,1
15 + 0 – 11 = 4 Q11011 + OH101 – D1011 = INV1011 6 + 55 – 9 = 52
5 6
- Perhitungan untuk bulan berikutnya: ∑ + = INV , ∀ , , ( )− D
7
Q1812 + INV811 – D812 = INV112 15 + 4 – 11 = 7
Q11012 + INV112 – D1011 = INV1011
6 + 52 – 9 = 49 •
Batasan persediaan minimal di akhir periode ≤ INV , ∀ , NL4112 ≤ INV4112
commit to user
IV-58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 ≤ 19 •
Batasan Safety Stock ≤ INV , ∀ , ,
SS411 ≤ INV411
1 ≤8
commit to user
IV-59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dilakukan analisis hasil optimisasi yang menggambarkan output model dan kebijakan yang telah dilakukan perusahaan. Tahap analisis terdiri dari analisis hasil optimisasi, analisis variabel keputusan, serta analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh input terhadap variabel keputusan dan output model. 5.1
Validasi Model Validasi model linear programming diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana model tersebut mampu merepresentasikan karakterisktik atau perilaku sistem dan mampu menghasilkan solusi yang logis dalam masalah penentuan alokasi kertas pada unit-unit kerja di Universitas Sebelas Maret. Pendekatan yang digunakan dalam validasi terdapat dua bagian, yaitu validasi internal (verifikasi) dan validasi eksternal (validasi). Pada validasi model kali ini menggunakan validasi internal atau verifikasi dengan melakukan pemeriksaan kesesuaian antara logika operasional model atau program komputer dengan logika diagram alur. Pada Bab sebelumnya telah dilakukan verifikasi persamaan satuan antara ruas kanan dengan ruas kiri. Sedangkan untuk validasi eksternal tidak dilakukan karena model yang dikembangkan ini belum diaplikasikan pada sistem nyata sehingga belum dapat digunakan untunk menentukan seberapa akurat model yang baru dalam merepresentasikan konsep dari sistem nyata. 5.2
Analisis Penentuan Alokasi Kertas Model optimisasi dalam merencanakan penentuan alokasi kertas untuk
konsep pengadaan bersama dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh demand dari tiap unit kerja. Perencanaan penentuan alokasi ini merupakan keputusan strategis dalam manajemen pengadaan dengan menggunakan periode bulanan untuk perencanaan selama satu tahun. Pengiriman dilakukan tiap bulan ke setiap unit-unit kerja sesuai dengan nilai alokasi yang telah ditentukan. Dengan konsep pengadaan terpusat diharapkan keputusan yang diambil dalam perencanaan alokasi kertas akan memperoleh total biaya pengadaan kertas commit to user yang minimal. V-60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada model yang dibuat, tidak mempertimbangkan biaya transportasi. Hal ini disebabkan karena dalam sistem pengadaan hanya mempertimbangan harga produk yang ditawarkan saja. Harga yang paling rendah dinyatakan sebagai pemenang lelang. Sistem pengadaan pemerintah tidak mempertimbangkan jarak antara letak penyedia barang
dengan titik tujuan karena biaya transportasi
ditanggung oleh penyedia barang . Model optimisasi yang dibuat dalam penelitian ini merupakan usulan terhadap kebijakan pengadaan untuk universitas. Mekanisme pengadaan berubah menjadi sistem pengadaan terpusat, dimana proses pengadaan dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan. Perhitungan HPS atau Harga Perkiraan Sendiri juga nantinya akan berubah. Pada perhitungan HPS dalam sistem pengadaan sebelumnya, harga yang dipakai untuk menyusun HPS adalah harga barang per 28 hari terakhir. Sedangkan penyusunan HPS dengan sistem yang baru, harus mempertimbangkan harga barang selama masa pengadaan karena adanya kemungkinan terjadi fluktuatif harga. Adapun pertimbangan internal universitas memungkinkan sistem ini belum dapat segera berjalan. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pihak universitas mau mempertimbangkan sistem pengadaan bersama sebagai cara untuk mendapatkan barang ATK menjadi lebih efektif dan efisien. 5.3
Analisis Hasil Forecasting Forecast digunakan sebagai cara untuk memperkirakan keadaan di masa
yang akan datang, dalam hal ini untuk memperkirakan jumlah permintaan alokasi kertas. Perhitungan peramalan yang digunakan untuk pengolahan menggunakan software winQSB. Metode peramalan yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah Linear Regresion karena mempunyai nilai error atau MAD (Mean Absolute Deviation) yang terkecil. Linear Regresion menghasilkan jumlah alokasi meningkat dari tahun sebelumnya. Pada dasarnya, hasil peramalan mungkin saja tidak tepat atau dalam hal ini adalah
penurunan
permintaan.
Banyak
faktor
yang
ketidaksesuaian antara hasil forecast dengan hasil nyata.
memungkinkan Selain itu,
ketidaksesuaian juga dapat terjadi karena keterbatasan data historis yang commit to user
V-61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan untuk perhitungan peramalan sehingga penggambaran penggunaan kertas kurang sesuai. Fenomena penurunan pembelian kertas juga dapat saja terjadi dikarenakan beberapa hal, diantaranya pencanangan penghematan kertas, pengurangan pendanaan atau pemotongan anggaran pembelanjaan (financial policy) untuk bahan habis pakai ataupun procurement policy yang ada disetiap unit kerja.
5.4
Analisis Penentuan Safety Stock Penentuan safety stock bertujuan untuk mengantisipasi adanya permintaan
aktual yang melebihi jumlah permintaan yang sudah direncanakan sebelumnya. Apabila permintaan aktual melebihi jumlah kebutuhan yang sudah ditentukan dan persediaan di gudang tidak dapat memenuhinya maka terjadi kekurangan persediaan. Kekurangan persediaan ini dapat mengakibatkan terhambatnya pekerjaan operasional di unit-unit kerja. Selama ini, kebijakan perencanaan pengadaan kertas tidak menentukan besarnya safety stock. Unit kerja hanya menambahkan 10-15% jumlah pembelian dari pembelian sebelumnya sebagai bentuk antisipasi apabila ada peningkatan jumlah permintaan kertas. Namun, cara tersebut tentunya kurang akurat. Dalam penelitian ini, sistem tidak diperkenankan mengalami backorder atau kekurangan persediaan. Oleh karena itu, didalam sistem diberikan safety stock agar jumlah persediaan lebih akurat dan diharapkan tidak terjadi kekurangan. Besarnya safety stock dapat diminimasi dengan melakukan agregasi safety stock. Agregasi tersebut dapat menurunkan besarnya safety stock tanpa harus mengurangi nilai service level (tingkat pelayanan) yang diharapkan. Unit kerja mengharapkan besarnya cycle service level (CSL) sebesar 95% agar tingkat safety stock mendekati optimal. Hasil perhitungan safety stock usulan untu setiap unit kerja pada setiap bulannya dapat dilihat pada tabel 4.4 5.5
Analisis Hasil Penentuan Alokasi Kertas Alokasi kertas untuk setiap unit kerja, model akan memilih penyedia barang
yang memiliki harga beli yang paling rendah, hal ini karena adanya tarikan dari fungsi tujuan yaitu meminimasi biaya pembelian. Sedangkan volume kertas yang commit to user dilalokasikan akan ditentukan berdasarkan minimasi biaya penyimpanan. Alokasi V-62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini mempertimbangkan beberapa variabel yaitu pemenuh jumlah kebutuhan, batasan kapasitas penyimpanan dan safety stock yang ditentukan. Dari hasil perencanaan usulan alokasi kertas tahun 2012 dengan model linear programming, sepuluh penyedia barang terdapat empat penyedia barang
yang mengikuti pelelangan
yang memenangkan tender karena memiliki
harga terendah untuk setiap produk yang ditawarkan. Penyedia barang 2 menjadi penyedia kertas jenis HVS kuarto A4 dan penyedia barang 3 sebagai penyedia kertas jenis HVS 80 gr. Harga terendah untuk HVS 60gr, kertas buram dan kertas Garis Double Folio adalah dari penyedia barang 5. Sedangkan penyedia barang 10 sebagai penyedia kertas jenis HVS 70 gr. Dari hasil perhitungan pemilihan penyedia barang, didapatkan total pengiriman barang dari penyedia barang
menuju unit-unit kerja pada tiap
bulannya adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Total Pengiriman dari penyedia barang Total kirim penyedia barang 2 penyedia barang 3 penyedia barang 5 penyedia barang 10
Bulan
januari februari
maret
april
mei
juni
juli
agustus september oktober nopember desember
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
162
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
116
685
685
685
685
685
685
685
685
685
685
685
685
359
359
359
359
359
359
359
359
359
359
359
359
Penyedia barang yang memenangkan tender ini mengirim sejumlah kertas setiap bulannya. Hal ini untuk memenuhi permintaan sebanyak yang dibutuhkan unit kerja. Contohnya, pada bulan pertama, jumlah permintaan semua jenis kertas mencapai 1202 rim dan alokasi dari penyedia barang adalah sebanyak 1150 rim. Dengan adanya penyedia barang tunggal untuk setiap jenis kertas, maka tujuan pengadaan untuk menyamakan harga satuan disetiap unit kerja dapat tercapai. Pengiriman dilakukan secara berkala, dalam hal ini adalah setiap satu bulan sekali, dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan persediaan digudang. Konsumsi kertas dapat lebih mudah dikontrol dari regulasi penggunaan setiap bulannya. 5.6
Analisis Biaya Pembelian Pengadaan Kertas
Analisis biaya pengadaan dilakukan dengan cara membandingkan antara commit to user total biaya pengadaan yang menerapkan penentuan alokasi kertas dengan model
V-63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
optimisasi dan total biaya pengadaan dengan sistem yang ada saat ini. Perbandingan biaya pengadaan kertas digunakan sebagai dasar pembuktian bahwa perencanaan penentuan alokasi dengan model optimisasi dapat meminimasi biaya pengadaan. Proses pengadaan selama ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu kurang efektif dan efisien karena dilakukan secara terpisah-pisah. Metode pembelian langsung terhadap pengadaan barang yang sejenis untuk tiap unit juga kurang sesuai dengan kaidah pengadaan yang tercantum dalam Perpres 54/2010. Oleh karena itu diharapkan model optimisasi dapat menjadi perbaikan sistem yang berjalan. Perbandingan dilakukan dengan cara mengolah data tahun 2011 dengan menggunakan dua perhitungan yang berbeda, yaitu sistem saat ini dan sistem usulan. Untuk mendapatkan besarnya biaya pembelian sistem saat ini yaitu dengan cara mengalikan jumlah kertas yang dibeli ditiap unit kerja dengan harga pengadaan pembelian langsung ditiap unit kerja. Kemudian ditambahkan dengan biaya administrasi pengadaan rutin. Tabel 5.2 Pembelian Kertas disetiap unit kerja tahun 2011 dengan sistem mandiri/terpisah-pisah F.PERTANIAN Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
F. SASTRA jumlah
harga beli Rp Rp 43.000 Rp 40.500 Rp 28.500 Rp 42.850 Rp 95.000 jumlah
total biaya beli Rp Rp 9.460.000 Rp 810.000 Rp 1.140.000 Rp 857.000 Rp 19.000.000 Rp 31.267.000
Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah 60 352 151 105 280 140
harga beli Rp 38.500 Rp 39.000 Rp 48.000 Rp 26.500 Rp 48.000 Rp 70.750 jumlah
total biaya beli Rp 2.310.000 Rp 13.728.000 Rp 7.248.000 Rp 2.782.500 Rp 13.440.000 Rp 9.905.000 Rp 49.413.500
Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah 500 460 25 910 20 0
harga beli Rp 33.500 Rp 42.000 Rp 40.000 Rp 28.000 Rp 48.500 Rp jumlah
total biaya beli Rp 16.750.000 Rp 19.320.000 Rp 1.000.000 Rp 25.480.000 Rp 970.000 Rp Rp 63.520.000
Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah
harga beli Rp Rp 42.175 Rp 40.500 Rp Rp Rp jumlah
total biaya beli Rp Rp 6.326.250 Rp 6.075.000 Rp Rp Rp Rp 12.401.250
Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
0 220 20 40 20 200
F.MIPA Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
F.KEDOKTERAN Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
harga beli Rp 31.050 Rp 40.000 Rp 42.000 Rp 23.000 Rp 40.000 Rp 15.000 jumlah
total biaya beli Rp 5.526.900 Rp 10.200.000 Rp 16.884.000 Rp 5.290.000 Rp 3.000.000 Rp 6.150.000 Rp 47.050.900
jumlah 115 245 60 0 0 300
harga beli Rp 37.150 Rp 39.000 Rp 35.000 Rp Rp Rp 43.500 jumlah
total biaya beli Rp 4.272.250 Rp 9.555.000 Rp 2.100.000 Rp Rp Rp 13.050.000 Rp 28.977.250
jumlah
harga beli Rp Rp 42.750 Rp Rp 28.000 Rp Rp 92.500 jumlah
total biaya beli Rp Rp 2.137.500 Rp Rp 2.100.000 Rp Rp 4.625.000 Rp 8.862.500
harga beli Rp 34.750 Rp 39.500 Rp 35.100 Rp 20.000 Rp 44.000 Rp 83.750 jumlah
total biaya beli Rp 5.212.500 Rp 47.400.000 Rp 13.338.000 Rp 11.600.000 Rp 1.320.000 Rp 74.537.500 Rp 153.408.000
FISIP
F.HUKUM
PASCASARJANA Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah 178 255 402 230 75 410
0 150 150 0 0 0
FKIP
commit to user
V-64
0 50 0 75 0 50
jumlah 150 1200 380 580 30 890
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MEDICAL CENTER Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah 5 27 0 0 0 0
harga beli Rp 42.750 Rp 42.700 Rp Rp Rp Rp Rp 85.450
total biaya beli Rp 213.750 Rp 1.152.900 Rp Rp Rp Rp Rp 1.366.650
harga beli Rp 37.500 Rp 42.500 Rp 40.500 Rp 28.000 Rp Rp 58.241 jumlah
total biaya beli Rp 3.750.000 Rp 24.650.000 Rp 14.175.000 Rp 3.360.000 Rp Rp 15.725.000 Rp 61.660.000
EKONOMI Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah 0 495 395 324 0 0
harga beli ` Rp 36.800 Rp 34.000 Rp 22.500 Rp Rp jumlah
total biaya beli Rp Rp 18.216.000 Rp 13.430.000 Rp 7.290.000 Rp Rp Rp 38.936.000
F.TEKNIK Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah 100 580 350 120 0 270
Dari pembelian diatas, diperoleh total pengeluaran dari sebelas unit kerja adalah Rp. 496.863.050,00. Kemudian, pengadaan kertas tersebut ditambah dengan biaya administrasi pengadaan langsung, yaitu biaya honor tiga panitia pengadaan rutin sebesar Rp. 190.000,00 untuk ketua, Rp. 170.000,00 untuk sekretaris dan Rp. 150.000,00 untuk anggota untuk setiap unit kerja. Dengan demikian, diperoleh total biaya pengadaan yang dikeluarkan dengan sistem saat adalah sebesar Rp. 502.473.050,00 Selanjutnya, dengan jumlah barang yang sama, pada sistem usulan, digunakan harga termurah dari harga pembelian ditiap unit kerja ditambah biaya operasional pengadaan bersama (secara terpusat). Tabel 5.3 Pembelian tahun 2011 dengan menggunakan simulasi sistem kontrak pengadaan bersama Jenis Kertas HVS folio 60 gr HVS 70 gr HVS kuarto/A4 buram HVS folio 80 gr garis dobel folio
jumlah 1108 4034 1933 2384 425 2260
harga beli Rp 31.050 Rp 36.800 Rp 34.000 Rp 20.000 Rp 40.000 Rp 15.000 jumlah
total biaya beli Rp 34.403.400 Rp 148.451.200 Rp 65.722.000 Rp 47.680.000 Rp 17.000.000 Rp 33.900.000 Rp 347.156.600
Biaya operasional dari sistem pengadaan bersama adalah sebesar Rp. 4.330.000,- (ada tiga penyedia barang yang mempunyai harga terendah). Harga beli diambil dari harga temurah dari setiap jenis kertas yang ada diunit-unit kerja pada tahun tersebut. Jadi, biaya pembelian kertas dengan sistem usulah adalah sebesar Rp. 351.486.600,00. Dari hasil perhitungan diatas diperoleh commit to user perbandingan biaya pengadaan kertas. Dengan demikian dapat diketahui besarnya
V-65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
biaya penghematan yang akan didapat bila menerapkan sistem usulan, yaitu sebagai berikut : Penghematan biaya = Rp. 502.473.050,00. - Rp. 351.486.600,00 = Rp. 150.986.450,00 Dari perhitungan diatas terbukti bahwa dengan menerapkan
model sistem
pengadaan terpusat biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan kertas lebih kecil (minimized cost) yaitu sebesar 30,05%. Berikut ini merupakan diagram batang yang menunjukkan perbandingan biaya pembelian kertas. Perbandingan biaya pengadaan kertas
Biaya (Rp)
Rp500.000.000 Rp400.000.000 Rp300.000.000
sistem usulan
Rp200.000.000
sistem saat ini
Rp100.000.000 Rp1
Gambar 5.1 Perbandingan Total biaya
5.7
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas berkaitan dengan perubahan parameter untuk melihat
berapa besar perubahan dapat ditolerir sebelum solusi optimal mulai kehilangan optimalitasnya (Daellenbach dan McNickle, 2005). Jika suatu perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan drastis dalam solusi, dikatakan bahwa solusi adalah sangat sensitif terhadap nilai parameter itu. Sebaliknya, jika perubahan parameter tidak mempunyai pengaruh besar terhadap solusi dikatakan solusi relatif insensitif terhadap nilai parameter tersebut. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai input untuk mengetahui pengaruh perubahan tersebut terhadap variabel keputusan dan nilai fungsi objektif yang dihasilkan model. Pada penelitian kali ini, parameter yang dapat diubah untuk melakukan analisis sentivitas adalah demand atau jumlah permintaan. Sedangkan parameter lain tidak dapat diubah karena nilainya merupakan ketetapan. Jumlah permintaan sangat mungkin berubah setiap tahunnya. dapat terjadi pada satu jenis commit toPerubahan user
V-66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produk saja atau pada semua jenis produk yang dialokasikan. Pada analisis sensitivitas ini, perubahan permintaan dilakukan pada keenam jenis produk sebesar 10%, 20%, dan 30%. Perubahan jumlah permintaan memberikan perubahan pada variabel keputusan jumlah alokasi kertas, sehingga apabila jumlah permintaan naik hingga 70% maka jumlah alokasi kertas pun akan mengikuti perubahan yang terjadi. Tabel 5.4 Persentase kenaikan jumlah permintaan terhadap perubahan biaya presentase kenaikan jumlah permintaan
awal 10% 20% 30%
biaya pembelian
Rp Rp Rp Rp
411.887.000 449.102.900 486.843.800 524.247.900
presentase kenaikan biaya pembelian
0,00% 9,04% 18,20% 27,28%
biaya persediaan
Rp Rp Rp Rp
34.605.460 34.456.420 34.307.380 34.201.120
presentase kenaikan biaya persediaan
0,00% -0,43% -0,86% -1,17%
Total Biaya Pengadaan
Rp Rp Rp Rp
446.492.460 483.559.320 521.151.180 558.449.020
presentase kenaikan total biaya pengadaan
0,00% 8,30% 16,72% 25,07%
Tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa semakin besar permintaan, maka semakin besar pula jumlah alokasi yang dikirim. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa biaya pembelian sangat dipengaruhi oleh jumlah permintaan. Namun demikian, pada kasus penelitian ini, biaya inventory mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena jumlah inventory menurun. Unit-unit kerja yang masih mempunyai banyak sisa inventory ditahun sebelumnya, tidak akan mendapatkan alokasi kertas. Contohnya pada unit kerjar Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian dan Fakultas MIPA, mempunyai sisa inventory kertas buram dari tahun sebelumnya masing-masing sebanyak 588 rim, 763 rim, 322 rim dan 183 rim. Begitu juga jenis kertas HVS 70gr di Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran menyisakan inventory masingmasing sebanyak 157 rim, 262 rim, dan 245 rim. Permintaan yang datang di unit kerja tersebut akan dipenuhi dari sisa inventory digudang, sehingga dengan kata lain jumlah inventory disetiap gudang unit kerja tersebut akan semakin berkurang. Kertas-kertas yang dialokasikan akan diserap dengan baik oleh permintaan di unit-unit kerja yang memang membutuhkan, sehingga tidak ada penumpukan kertas dari sisa alokasi. Dengan demikian, alokasi kertas dimaksudkan menjadi tepat sasaran dan tujuan pengadaan untuk mendapatkan efisiensi dapat tercapai. Pola perubahan biaya-biaya terhadap perubahan jumlah permintaan dapat dilihat pada Gambar 5.1 commit to user s.d 5.3. V-67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
grafik perubahan biaya pembelian terhadap kenaikan permintaan biaya pembelian
Rp550,000,000 Rp500,000,000
kenaikan biaya
Rp450,000,000 Rp400,000,000 awal
10%
20%
30%
Gambar 5.2 Grafik perubahan jumlah permintaan terhadap biaya pembelian
grafik perubahan total biaya pengadaan terhadap kenaikan permintaan
total biaya
Rp600,000,000 Rp550,000,000 Rp500,000,000
kenaikan total biaya
Rp450,000,000 Rp400,000,000 1
2
3
4
Gambar 5.3 Grafik perubahan jumlah permintaan terhadap total biaya pengadaan
biaya persediaan
grafik perubahan biaya persediaan terhadap kenaikan permintaan Rp34,800,000 Rp34,600,000 Rp34,400,000 penurunan biaya
Rp34,200,000 Rp34,000,000 awal
10%
20%
30%
Gambar 5.4 Grafik perubahan jumlah permintaan terhadap biaya persediaan
Secara teoritis, apabila terjadi penambahan permintaan, maka akan meningkat pula jumlah alokasinya. Hal to tersebut commit user juga berdampak pada naiknya
V-68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jumlah inventory. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji model yang dibuat dalam penelitian ini, agar dapat diketahui kesesuaian antara model yang dibuat dengan teori yang ada. Uji model dilakukan dengan cara mengganti jumlah initial inventory atau sisa barang dari tahun sebelumnya dengan jumlah safety stock yang dinaikan sebesar asumsi 500%. Hal ini dimaksudkan agar nilai initial inventory mempunyai bobot yang sama dan agar mudah diketahui pergerakan perubahan jumlah persediaan bulan selanjutnya. Dengan cara yang sama, running LINGO uji model dilakukan untuk setiap peningkatan sebesar 10%, 20% dan 30%. Hasil uji model dapat dilihat pada grafik 5.4 berikut ini: grafik uji model terhadap biaya persediaan biaya perseidaan
Rp19,400,000 Rp19,200,000 Rp19,000,000
kenaikan biaya
Rp18,800,000 Rp18,600,000 Rp18,400,000 awal
10%
20%
30%
Gambar 5.5 Grafik uji model terhadap biaya persediaan
Gambar 5.5 menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah inventory karena adanya peningkatan jumlah alokasi. Maka, secara otomatis biaya persediaan juga mengalami peningkatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model bersesuaian dengan teori. Model dapat menunjukan bahwa perubahan jumlah alokasi sejajar dengan jumlah inventory. Pada analisis sensitivitas ini, perubahan permintaan juga dilakukan pada keenam jenis produk untuk diturunkan sebesar -10%, -20% dan -30%. Perubahan jumlah permintaan memberikan perubahan pada variabel keputusan jumlah alokasi kertas. Tabel 5.5 Persentase penurunan jumlah permintaan terhadap perubahan biaya presentase kenaikan jumlah permintaan
awal -10% 20% 30%
biaya pembelian
Rp Rp Rp Rp
411.887.000 374.671.100 337.455.100 300.255.500
presentase kenaikan biaya pembelian
0,00% -9,04% -18,07% -27,10%
biaya persediaan
presentase kenaikan biaya persediaan
Rp 34.605.460 Rp 34.754.510 commit to user Rp 34.903.550 Rp 35.058.590
V-69
0,00% 0,43% 0,86% 1,31%
Total Biaya Pengadaan
Rp Rp Rp Rp
446.492.460 409.425.610 372.358.650 335.314.090
presentase kenaikan total biaya pengadaan
0,00% -8,30% -16,60% -24,90%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pola perubahan biaya-biaya terhadap perubahan jumlah permintaan dapat dilihat pada Gambar 5.5 s.d 5.7.
biaya pembelian
grafik perubahan biaya pembelian terhadap penurunan permintaan Rp420,000,000 Rp400,000,000 Rp380,000,000 Rp360,000,000 Rp340,000,000 Rp320,000,000 Rp300,000,000
penurunan biaya awal
-10%
-20%
-30%
Gambar 5.6 Grafik perubahan penurunan jumlah permintaan terhadap biaya pembelian
biaya persediaan
grafik perubahan biaya persediaan terhadap penurunan permintaan Rp35,200,000 Rp35,000,000 Rp34,800,000 Rp34,600,000
kenaikan biaya
Rp34,400,000 Rp34,200,000 awal
-10%
-20%
-30%
Gambar 5.7 Grafik perubahan penurunan jumlah permintaan terhadap biaya persediaan grafik perubahan total biaya pengadaan terhadap penurunan permintaan
total biaya
Rp500,000,000 Rp450,000,000 Rp400,000,000
penurunan biaya
Rp350,000,000 Rp300,000,000 awal
-10%
-20%
-30%
Gambar 5.8 Grafik perubahan penurunan jumlah permintaan terhadap biaya pembelian
commit to user
V-70
perpustakaan.uns.ac.id
5.8
digilib.uns.ac.id
Analisis Implementasi Konsep Kontrak Pengadaan Bersama. Saat ini, kontrak pengadaan bersama (consolidated procurement) sudah
mulai gencar diterapkan di beberapa K/L/D/I. Hal ini seiring dengan perkembangan pemahaman tentang proses pengadaan yang efektif dan efisien. Begitu juga di UNS, tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan kontrak pengadaan bersama pada pengadaan ATK. Pada penelitian ini diusulkan sentralisasi pengadaan dimana setiap unit membuat perencanaan kebutuhan kemudian dilakukan penggabungan pembelian dengan metode kontrak pengadaan bersama. Model yang dihasilkan dalam penelitian ini dibutuhkan pihak perencana untuk memudahkan menghitung jumlah kebutuhan kertas. Perencanaan kebutuhan didapat dari data historis kemudian dilakukan forecasting. Namun, proses pengadaan sangat erat kaitannya dengan kebijakan perencanaan dan penganggaran dari pusat. Ada beberapa kendala internal yang mungkin belum mendukung implementasi dilapangan seperti kebijakan Rencana Bisnis dan Anggaran. Kebijakan anggaran belum sepenuhnya dapat mendukung program pemusatan pengadaan rutin seperti ATK kertas.
commit to user
V-71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil pengembangan model optimisasi penentuan kebutuhan jumlah alokasi kertas di Universitas Sebelas Maret. Sedangkan saran berisi tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya agar diperoleh sistem alokasi kertas yang lebih optimal. 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini dihasilkan sebuah model optimisasi dengan linear programming untuk studi kasus pengadaan kertas di Universitas Sebelas Maret. 2. Model optimisasi dengan linear programming yang dilakukan didalam penelitian ini mampu menentukan jumlah alokasi kertas dan besarnya jumlah persediaan untuk setiap unit-unit kerja di universitas. Total alokasi untuk semua jenis kertas yang dibutuhkan untuk Pascasarjana adalah 162 rim; Medical Center : 81 rim; F.Hukum : 951 rim; FISIP : 1318 rim; F.Teknik: 1946 rim; F. Kedokteran: 375 rim; F. Pertanian; 923 rim; FKIP: 4622 rim; F. Ekonomi: 1788 rim; FSSR: 1519 rim; FMIPA: 2192 rim. Total biaya pengadaan kertas sistem usulan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebesar Rp. 446.492.400,00 3. Berdasarkan hasil simulasi model untuk tahun sebelumnya (data tahun 2011), model optimisasi yang dibuat mampu menekan biaya pembelian sebesar 30,05%. 4. Model optimisasi yang dirumuskan dalam penelitian ini cukup merepresentasikan
sistem
pengadaan
bersama
(consolidated
procurement) dan sesuai dengan asas-asas pengadaan, khususnya asas efektif dan efisien.
commit to user
VI-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.2 SARAN Saran bagi pihak perusahaan dan penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian ini adalah : 1. Universitas diharapkan menerapkan perencanaan sistem pengadaan secara terpusat. Dengan demikian, asas efekti dan efisien dalam proses pengadaan dapat tercapai. 2. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa jumlah permintaan merupakan variabel yang paling sensitif dalam mempangaruhi kriteria performansi. Besarnya biaya pengadaan berubah seiring dengan perubahan jumlah permintaan. Oleh karena itu, pihak pengadaan perlu cermat dalam menghitung jumlah kebutuhan kertas. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan parameter biaya transportasi berdasarkan jarak pengiriman dari sumber ke gudang, tidak hanya dari biaya kirim per unit saja. 4. Kebijakan sentralisasi perlu diimbangi dengan kebijakan pengelolaan anggaran.
commit to user
VI-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Bahagia, Senator Nur. 2011. Jurnal Pengadaan “Senarai Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah” Sistem Pengadaan Publik Dan Cakupannya. LKPP. ISSN: 2089-2861 Volume 1 No.1 Desember 2011. Bahri, S., dan Supomo, Heri. 2009. Perancangan Model Konsolidasi Logistik Material Industri Galangan Kapal dengan Memanfaatkan Teknologi Web Service. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan. Chopra, S., dan Meindle, P. 2004. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation. New Jersey: Prentice Hall. Daellenbach, H. G. Dan McNickle, D.C. 2005. Management Science: Decision Making Through System Thinking. New York: Palgrave MacMillan Gaspersz, Vincent. 2002. Production and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Herjanto, E. 1999. Mnajemen Operasi dan Produksi. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Hillier, F. S., and Lieberman G. J. 1997. Introduction To Operations Research, Fifth Edition. New York : McGraw-Hill, Inc. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). 2010. Modul 1 Pengantar Pengadaan Barang/Jasa di Indonesia: Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). 2010. Modul 4 Pelaksanaan Pengadaan Barang: Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama. Menteri Keuangan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.02/2011 Tentang Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2012 Oktyajati, Nancy. 2010. Perencanaan Alokasi Bahan Baku Industri Pengolahan Kayu Jati (IPKJ) Perum PerhutaniUnit I Jawa Tengah Dengan Metode LinearProgramming. Skripsi, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Optimization Modeling with LINGO sixth edition. 2006. Illinois: LINDO System Inc. Presiden Republik Indonesia. 2010. Peraturan Presiden Republik Indonesia commit to user Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rangkuti, Freddy. 1997. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis , Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Setiawan, I., Pujawan, I Nyoman., dan Prasetyawan, Yudha. 2010. Keputusan Pemesanan pada Supply Chain dengan Pertimbangan Fleksibilitas Kapasitas. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Simchi-Levi, D., dan Kaminsky, P. 2003. Designing dan Managing the Supply Chain. Boston: McGraw-Hill. Sutopo, W., Devi, O.T.D., Hisjam, M., and Yuniaristanto. 2012. A Model for Procurement and Inventory Planning for Export-Oriented Furniture Industry in Indonesia: A Case Study. Proceeding of the International MultiConference of Engineers dan Computer Scientists 2012 Vol II, Hongkong. Thai, K.V. 2009. International Handbook of Public Procurement. New York: Taylor & Francis Group.
commit to user