Model-model Pengembangan Kurikulum Oleh Retno Annik Raharjo http://rannikrhj26.blogs.uny.ac.id NIM 15105241023
Apa itu Model PengKur ? Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. Saat sudah menemukan desain kurikulum maka dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan model-modelnya. Jika kurikulum sebagai sebuah bangunan maka model pengembangan kurikulum ibarat model / jenis bangunan tersebut. Ada beberapa jenis model pengembangan kurikulum ada tiga pembagian yaitu berdasarka pendapat ahli, pendekatan ilmiah dan manajemen pendidikan. Jenis Model PengKur Jenis model ini dapat dikelompokkan berdasarkan tiga definisi Pendapat Ahli/ Orang yang mengembangkan -
Tyler
-
Taba
-
Nicholls
-
Wheeler
-
Saylor
Model Manajemen Pendidikan
Pendekatan Ilmiah -
-
Ilmiah
Non ilmiah
1
-
Sentralisasi
-
Dekonsentralisasi
-
Desentralisasi
-
Otonomi
Model Pengkur Berdasarkan Pendapat Ahli
Model PengKur Menurut Tyler Langkah Pengembangan Kurikulum 1. Objective ( Tujuan Pembelajaran) Apa tujuan pendidikan yang harus dicapai sekolah ? Tujuan ini dirumuskan berdasarkan kebutuhan masyarakat, kemajuan ITEKS, kebutuhan peserta didik 2. Selecting Learning Experinces Apa pengalaman belajar yang harus diberikan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan? 3. Organizing Learning Experinces Bagaimana pengalaman belajar itu dapat diorganisir secara efektif ? Seperti pengorganisasian umum- khusus, konkrit-abstrak, mudah-sulit 4. Evaluation Bagaimana cara mengetahui bahwa tujuan sudah tercapai atau belum ? Ada dua macam evaluasi yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil Evaluasi proses -> menangkap materi, interaksi pembelajaran, ketuntasan pembelajaran Evaluasi hasil -> karya siswa, prestasi siswa
2
Perluasan Model PengKur Menurut Tyler Kebutuhan Peserta Didik
Kemajuan ITEKS
Kebutuhan Masyarakat
Tujuan umum pembelajaran secara tentatif
Landasan filasafat
Landasan Psikologis
Merumuskan tujuan pembelajaran
Seleksi pengalaman belajar
Organisasi pengalaman belajar
Menata pengalaman belajar
Evaluasi pengalaman belajar
Model PengKur Menurut Taba 1.
Diagnosis kebutuhan
2.
Merusmuskan tujuan pembelajaran
3.
Seleksi Materi
4.
Organisasi materi
5.
Seleksi pengalaman belajar
6.
Organisasi pengalaman belajar
7.
Menentukan cara dan alat untuk mengetahui hasil kegiatan
3
Model PengKur Menurut Wheeler (Siklis) Wheeler
mempunyai
argument
tersendiri
agar
pengembangan kurikulum dapat menggunakan lingkar proses, yang setiap elemennya saling berhubungan dan saling
bergantung.
Wheeler
dalam
Pendekatan
pengembangan
yang
digunakan
kurikulum
pada
dasarnya memiliki bentuk rasional. Setiap langkahnya merupakan pengembangan secara logis terhadap model sebelumnya, dan suatu langkah tidak dapat dilakukan sebelum
langkah-langkah
sebelumnya
telah
diselesaikan.
Model PengKur Menurut Nicholls Audery dan Howard Nicholls mendefinisikan kembali metodenya Tyler, Taba dan Wheeler dengan menekankan pada kurikulum proses yang bersiklus atau berbentuk lingkaran, dan ini dilakukan demi langkah awal, yaitu analisis situasi. Kedua penulis ini mengungkapkan bahwa sebelum elemen-elemen tersebut diambil atau dilakukan dengan lebih jelas, konteks dan situasi di mana keputusan kurikulum itu dibuat harus dipertimbangkan secara mendetail dan serius. Dengan menerapkan situasional analysis sebagai titik permulaan, model ini memberikan dasar data sehingga tujuan-tujuan dikembangkan.
4
yang
lebih
efektif
mungkin
akan
Model PengKur Menurut Saylor Menjadi model pengembangan kurikulum yang ideal karena
didalamnya
terdapat
pengembangan
kurikulum
yang
perancangan,
implementasi,
tahap
tahap
terdiri evaluasi
atas dan
penyempurnaan.
Model Pengkur Berdasarkan Kedekatan Ilmiah
Model PengKur Ilmiah Suatu cara atau mekanisme pengembangan kurikulum dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Memperhatikan perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Pendekatan scientific pada kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia menjabarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut menjadi lima, yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan membentuk jejaring (Kemendikbud, 2013).
Model PengKur Non Ilmiah Pendekatan non ilmiah dimaksud meliputi semata-mata berdasarkan intuisi artinya kecakapan praktis yang kemunculannya bersifat irasional dan individual., akal sehat dan prasangka artinya
sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang diperoleh semata-mata atas dasar akal sehat (comon sense) umumnya sangat kuat dipandu kepentingan seseorang, penemuan melalui coba-coba artinya tindakan atau aksi coba-coba seringkali melahirkan wujud atau temuan yang bermakna. namun demikian, keterampilan dan pengetahuan yang ditemukan dengan cara coba-coba selalu bersifat tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku . , dan asal berpikir kritis artinya tentu saja hasil pemikirannya itu tidak semuanya benar, karena bukan berdasarkan hasil esperimen yang valid dan reliabel karena pendapatnya itu hanya didasari atas pikiran yang logis semata..
5
Model Pengkur Berdasarkan Manajemen Pendidikan
Model Pengkur Sentralisasi (Administratif) Dalam model administratif atau top down model, inisiatif pengembangan kurikulum datang dari pihak pejabat (administrator) pendidikan. Begitu pula dalam kegiatan penunjukkan orang-orang yang terlibat di dalamnya beserta tugas-tugasnya dalam pengembangan kurikulum ditentukan oleh administrator. Dengan menggunakan sistem garis komando selanjutnya hasil pengembangan kurikulum disebarluaskan untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Karena model ini menggunakan garis komando dalam kegiatannya, maka model ini disebut pula dengan istilah line staff model.
Model PengKur Dekonsentralisasi Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada aparat pemerintah pusat yang ada di daerah untuk melaksanakan tugas pemerintah pusat di daerah. dengan kata lain, dekonsentrasi adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Artinya pelaksanaan pengembangan kurikulum diletakkan pada setiap wilayah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan pengembangan kurikulum.
Model PengKur Desentralisasi ( Grass Root) Model grass root kebalikan dari model administratif. Inisitif dan kegiatan pengembangan kurikulum datang dari guru, baik pada level ruang kelas maupun pada level sekolah. Inisiatif ini muncul biasanya dikarenakan oleh keresahan atau ketidakpuasan guru terhadap kurikulum yang berjalan, selanjutnya para guru berupaya mengadakan inovasi terhadap kurikulum yang sedang berjalan. Dalam model pengembangan kurikulum ini, peran administrator tidak dominan. Administrator lebih menonjol sebagai motivator dan fasilitator. Jika memang para administrator setuju dengan gerakan para guru. Namun jika upaya pembaharuan para guru itu tida disetujui maka adminitrator bisa menjadi penghalang upaya inovasi guru.
6
Model PengKur Otonomi Secara konseptual banyak konsep tentang otonomi diantaranya otonomi sebagai hak mengatur dan memerintah daerah sendiri, hak mana diperoleh dari pemerintah pusat. Jadi maksud dari Pengembangan Kurikulum Otonomi adalah bahwa lembaga-lembaga pendidikan diberi wewenang dari pemerintah pusat untuk mengatur dan membuat kurikulum berdasarkan karakteristik dari lembaganya masing masing
Sumber : Deni Kurniawan. Tanpa tahun.Model Dan Organisasi Pengembangan Kurikulum. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Model_Pengenbamgan_Kurikulum.pdf pada tanggal 19 November 2015 pukul 15:15 Endang Rusyani.tanpa tahun.Model Dan Organisasi Pengembangan Kurikulum. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195705101985031ENDANG_RUSYANI/Model_Organisasi_Pengemb_Kurikulum.pdf pada tanggal 19 November 2015 pukul 15:15
7