Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
MODEL ESTIMASI BIAYA KONSEPTUAL BANGUNAN JEMBATAN BETON PRATEGANG (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Y) Bagyo Mulyono1 dan Arwan Apriyono2 1)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Prof. Dr. H.R. Boenyamin No.708 Grendeng Purwokerto. Email :
[email protected] 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Prof. Dr. H.R. Boenyamin No.708 Grendeng Purwokerto. Email :
[email protected]
ABSTRAK Pemilik proyek (owner), perencana dan pelaksana bidang konstruksi memiliki kepentingan melakukan estimasi awal untuk mengetahui anggaran yang akan dibutuhkan dalam menyelenggarakan suatu proyek konstruksi. Kekurangan yang mendasar pada estimasi biaya konseptual adalah anggaran yang didapat kurang akurat, dikarenakan terbatasnya informasi, keakuratan data, waktu dan metode estimasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model estimasi biaya konseptual jembatan dengan menggunakan metode indeks biaya bangunan. Indeks biaya bangunan jembatan merupakan angka yang menunjukan perbandingan biaya per m2 per komponen jembatan pada kurun waktu tertentu. Indeks biaya didapatkan dari hasi analisis harga satuan suatu pekerjaan jembatan sejenis dengan mempertimbangkan komponen pekerjaan dominan dan waktu pelaksanaan proyek. Data didapatkan dari dokumen kontrak dan gambar rencana jembatan dengan fondasi sumuran yang dibangun pada tahun 2012 – 2015 di Provinsi Jateng dan D.I.Y. pada instansi Bina Marga D.I.Y., Bina Marga Jawa Tengah dan P2JN Jawa Tengah. Dari hasil analisis didapat model estimasi biaya konseptual harga per m2 per komponen pekerjaan jembatan, yaitu: komponen pekerjaan struktur atas adalah HJ(SA)i = 724,186.56T2 - 1,869,040.60T + 4,652,373.19, komponen pekerjaan struktur bawah adalah HJ(SB)i = -41,106.12T2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08, dan untuk komponen pekerjaan oprit adalah HJ(O)i = 403,868.32T2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43, dengan T = (T i-2011). persentase error hasil pengujian validasi model ini adalah 16.83%. Kata kunci: Estimasi Biaya Konseptual, Indeks Biaya Jembatan, Jembatan Beton Prategang, Fondasi Sumuran
1. PENDAHULUAN Estimasi merupakan proses yang mendasar dalam pembangunan sebuah fasilitas fisik karena seberapa besar biaya akan digunakan harus bisa dijawab oleh estimator sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, pihak pemilik (owner) dan pengambil keputusan lainnya dalam proyek konstruksi, bisa mengetahui jumlah biaya yang akan dianggarkan untuk sebuah proyek. Jelas, bahwa kemampuan untuk melakukan estimasi biaya awal yang baik (akurat) menjadi kunci untuk bisa melangkah pada tahapan proyek berikutnya. Pada tahap awal pembangunan, informasi yang tersedia mengenai fasilitas fisik masih sangat terbatas, maka estimasi biaya pada tahap awal ini memiliki tingkat akurasi yang rendah. Namun demikian, estimasi biaya harus tetap dilakukan untuk pengambilan keputusan yang sangat strategis, misalnya dalam studi kelayakan, penganggaran, dan pemilihan disain yang optimal, mengingat pengambilan keputusan pada tahap-tahap awal akan sangat berpengaruh pada tahapan selanjutnya. Agar estimasi biaya yang dibuat lebih baik, pada tahap awal ini faktor sumber informasi, keakuratan data, dan metode estimasi, memegang peranan untuk peningkatan akurasi tersebut. Permasalahan tersebut timbul ketika pemilik proyek tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam mengerjakan proyek jembatan, sehingga belum adanya harga acuan awal yang akurat dalam mengestimasi biaya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model matematis yang dapatdigunakan dalam melakukan estimasi biaya konseptual yang diharapkan dapat memberikan hasil estimasi yang cukup akurat.
2. TINJAUAN PUSTAKA Jembatan Beton prategang dan Fondasi sumuran Salah satu jenis jembatan yang banyak digunakan saat ini adalah jembatan beton. Kemajuan teknologi beton dimungkinkan untuk memperoleh bentuk penampang beton yang beragam. Bahkan dalam kenyataan sekarang
Paper ID : MK21 Manajemen Konstruksi 567
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
jembatan beton ini tidak hanya berupa beton bertulang saja, tetapi tela dikembangkan berupa jembatan prategang ( Supriyadi dan Muntohar, 2007). Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 - 80 cm dengan kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati (Matondang dan Mulyana, 2012). Estimasi biaya Estimasi biaya merupakan salah satu komponen penting pada tahap perencanaan proyek. Terdapat beberapa jenis estimasi biaya yang dilakukan sesuai tahapan proyek, masing masing jenis estimasi memiliki tingkat keakurasian yang berbeda beda. Keakurasian estimasi semakin meningkat seiring dengan berjalanya tahapan proyek yang bertambahnya detail informasi yang tersedia (Suharto, 1998). Terdapat enam jenis estimasi biaya berdasarkan jenis dan tingkat akurasinya: Tabel 1. Jenis estimasi biaya dan akurasinya Jenis estimasi Akurasi Estimasi untuk perencanaan konseptual ± 15–20%. Estimasi untuk studi kelayakan ± 10-15%. Estimasi untuk engineering design ± 5-10% Estimasi untuk konstruksi ± 5%. Estimasi untuk change order Pemodelan estimasi biaya konseptual Estimasi biaya konseptual dapat dilakukan dengan menggunakan data masa lalu yang diperbarui dengan dasar pemikiran bahwa diantara beberapa proyek sejenis namun besar dan kapasitasnya berbeda terdapat suatu korelasi. Pendekatan yang dipakai dalam metode ini adalah mencoba meletakkan dasar hubungan matematis yang mengaitkan biaya dengan kapasitas tertentu dari objek. Indeks biaya sendiri menunjukkan perubahan biaya bangunan per satuan luas dimana biaya yang digunakan merupakan hasil perkalian dari kuantitas tertimbang komponen dominan dengan harga pada periode tertentu (Black dan Jelen, 1983).
3. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data merupakan data sekunder yang diperoleh dari Satker Perencana dan Pengawas Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Jawa Tengah, Satker Perencana dan Pengawas Jalan Nasional Provinsi D.I.Y., Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Bina Marga Provinsi D.I.Y. Sampel berupa jembatan dengan struktur utama jenis beton prategang dan fondasi sumuran dengan bentang 1550 meter dan lebar 6 – 11 meter, dengan periode pembangunan tahun 2012-2015. Metode Analisis Tahapan analisis data dilakukan sebagai berikut: a. Pemisahan jenis pekerjaan Data-data RAB diidentifikasi berdasarkan jenis pekerjaanya. Jenis pekerjaan tersebut dibagi menjadi pekerjaan struktur, pekerjaan non struktur dan pekerjaan umum. b. Menghitung Volume Kebutuhan dan Harga Total Perhitungan ini dilakukan dengan menganalis kebutuhan komponen material, upah dan alat dari data RAB dengan data AHS yang telah tersedia. Setelah itu setiap item dihitung harga totalnya dengan mengalikan harga satuan item dengan volume kebutuhan item. c. Menghitung bobot biaya item Mencari bobot biaya item dengan cara membagi nilai biaya item dengan total biaya RAB. d. Menghitung luasan komponen jembatan Untuk perhitungan IBJK (indek biaya jembatan per komponen) dengan membagi komponen pekerjaan utama dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: struktur atas, struktur bawah dan oprit.
Paper ID : MK21 Manajemen Konstruksi 568
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Gambar 1. Bagian bagian jembatan. e. f.
g. h.
Menghitung quantitas tertimbang Yaitu dengan mencari kebutuhan item dominan per m2 luas komponen jembatan. Menentukan item dominan Untuk menentukan item dominan digunakan konsep pareto. Setiap item diurutkan berdasarkan nilai bobot biayanya dari besar ke kecil. Kemudian mengakumulasikan setiap bobot biaya item pekerjaan dari atas kebawah sampai nilainya mencapai angka 0,8 atau 80%. Kemudian setiap item ikut terakumulasikan mencapai angka 80% ini dikategorikan sebagai item dominan. Menghitung harga jembatan per m2 dan IBJK Desain model matematis
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengumpulan data Data yang didapatkan yaitu data RAB, AHS dan gambar rencana jembatan, yang dapat dilihat dari tipe konstruksinya dan tipe pondasinya. Tabel 2. Ringkasan data-data dan biaya jembatan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Wonosobo Balirejo Kali selanegara Kali reja Kali angina Kali gumelar Kedung agung Solotiang
T.A. 2012 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2015
Panjang 30 30 16.6 31.6 25.6 31.6 40.8 40.8
Lebar 10 8 10.6 10.6 10.6 10.6 10 10
RAB 2,818,181,817.40 3,525,928,180.44 2,039,354,793.53 3,642,842,023.71 3,474,782,073.61 3,889,952,052.73 9,924,944,494.00 9,924,876,094.00
Sumber Data Bina Marga D.I.Y. Bina Marga D.I.Y. P2JN Jateng P2JN Jateng P2JN Jateng P2JN Jateng Bina Marga Jateng Bina Marga Jateng
Kelompok jembatan ini memiliki panjang bentang di antara 16.6 m sampai dengan 40.8 meter dengan lebar jembatan 8.0 sampai dengan 10.6 meter. Semua jembatan menggunakan fondasi sumuran. Untuk jembatan Kali Gumelar tidak dimasukan dalam perhitungan, karena akan dijadikan perbandingan pada saat uji validasi model. Berdasarkan data pada Tabel 2, kelompok pekerjaan struktur dan non struktur memiliki bobot 74.43% dan 22,40%. Sedangkan pekerjaan umum memiliki bobot 3,17%. Hal ini menunjukan kelompok pekerjaan struktur dan non struktur memiliki bobot yang cukup besar bila dibandingkan dengan bobot pekerjaan umum. Oleh sebab itu pekerjaan struktur dan non struktur saja yang akan diidentifikasi item dominannya. Sebelum mengidentifikasi item dominannya, perlu diketahui bahwa dalam jembatan untuk pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan struktur bagian atas dan pekerjaan struktur bagian bawah. Sedangkan non struktur berupa pekerjaan pengaspalan dan oprit dimasukan ke dalam pekerjaan oprit. Tabel 3. berikut memperlihatkan persentase bobot biaya pekerjaan utama jembatan yaitu pekerjaan untuk struktur atas, struktur bawah dan oprit pada setiap bangunan, serta dan bobot biaya rata-rata untuk seluruh bangunan jembatan terhadap nilai proyek.
Paper ID : MK21 Manajemen Konstruksi 569
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Tabel 3. Persentase Bobot Biaya Komponen Pekerjaan Utama Jembatan
Dari data tabel 3. memperlihatkan bahwa ketiga komponen pekerjaan utama pada bangunan jembatan memiliki persentase bobot yang cukup besar, sehingga ketiganya memang perlu diketahui item dominan masing-masing untuk dilakukan perhitungan angka indeksnya. Dari sini selanjutnya akan diidentifikasi persentase bobot biaya item dominan pada masing-masing komponen pekerjaan utama. Indeks biaya jembatan prategang per komponen (IBJK) Hasil perhitungan IBJ dapat dilihat: Tabel 4. Harga per m2 dan nilai IBJK No
T.A.
1 2 3 4
2012 2013 2014 2015
Harga per m
2
SA 3,491,189.75 3,860,026.46 5,513,942.25 8,779,525.22
IBJK SB 18,118,815.20 18,985,517.44 21,519,408.68 22,221,686.42
O 3,872,636.43 4,282,799.15 6,548,996.54 5,343,686.00
SA 100.00 110.56 157.94 251.48
SB 100.00 104.78 118.77 122.64
O 100.00 110.59 169.11 137.99
Dari tabel 4 dicari model persamaanya
Gambar 2. Grafik hubungan HJ Struktru Atas dengan Waktu (Tahun Anggaran). Berdasarkan Gambar 2. model trendline dengan nilai R2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.99. Maka model estimasi biaya konseptual per m2 komponen struktur atas jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran adalah HJ(SA)i = 724,186.56T2 - 1,869,040.60T + 4,652,373.19 , dengan T = (T i-2011). Grafik untuk komponen struktur bawah dapat:
Paper ID : MK21 Manajemen Konstruksi 570
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Gambar 3. Grafik hubungan HJ Struktur Bawah dengan Waktu (Tahun Anggaran). Berdasarkan Gambar 3. model trendline dengan nilai R2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.95. Maka model estimasi biaya konseptual per m2 komponen struktur bawah jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran adalah HJ(SB)i = -41,106.12T2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08 , dengan T = (T i-2011). Grafik untuk komponen oprit didapat:
Gambar 4. Grafik hubungan HJ Oprit dengan Waktu (Tahun Anggaran) Berdasarkan Gambar 4. model trendline dengan nilai R2 terbesar adalah jenis polynomial, yaitu sebesar 0.67. Maka model estimasi biaya konseptual per m2 komponen oprit jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran adalah HJ(O)i = -403,868.32T2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43 , dengan T = (T i-2011). Pengujian validasi Uji validasi digunakan untuk mengetahu seberapa besar percentase error. Uji validitas dengan menggunakan data RAB proyek Jembatan Kali Gumelar Tahun Anggaran 2014, yang didapatkan nilai percentase error sebesar 16.83%.
5. KESIMPULAN Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: Model estimasi biaya konseptual harga per m2 per komponen pekerjaan jembatan beton prategang dengan fondasi sumuran untuk struktur atas adalah HJ(SA)i = 724,186.56T2 - 1,869,040.60T + 4,652,373.19, komponen pekerjaan struktur bawah adalah HJ(SB)i = -41,106.12T2 + 1,689,781.12T + 16,295,200.08, dan untuk komponen pekerjaan oprit adalah HJ(O)I = -403,868.32T2 + 2,687,276.18T + 1,322,851.43, dengan T = (T i-2011). Persamaan ini telah divalidasi dengan percentase error 16.83%.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih dan perhargaan yang tinggi kepada LPPM Unsoed atas pendanaan dan juga kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian terkait. Terutama mahasiwa yang terlibat langsung: Fazal Aulia Permana.
DAFTAR PUSTAKA Black, J.H., and Jelen, F.C., (1983), Cost and Optimization Engineering, McGraw-Hill Book Company, USA. Matondang dan Mulyana. (2012). Konstruksi Bangunan Gedung. Unimed Press. Medan. Supriyadi, B. dan Muntohar, A.S. (2007). Jembatan. Edisi Pertama. Beta Offset. Yogyakarta. Suharto, I. (1998). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Samapai Operasional). Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta
Paper ID : MK21 Manajemen Konstruksi 571
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015