Yulianti
MODEL DAN PERANCANGAN KANTIN JUJUR BERBASIS ENTREPRENEURSHIP (STUDI KASUS DI SDN PANGGUNGREJO 04 KEPANJEN)
Yulianti ABSTRAK Pendidikan adalah wadah utama untuk membentuk karakter pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Pendidikan pula sebagai sarana utama untuk membangun bangsa yang kokoh dan bermartabat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Nasional, berbagai inovasi pendidikan sangat dibutuhkan. Pemerintah telah melakukan berbagai inovasi yang tidak hanya meningkatkan kualitas dibidang akademik semata, tetapi juga pembinaan akhlak pun telah mendapat perhatian. Salah satunya yaitu dengan membuat Kantin Kejujuran. Kantin kejujuran lahir atas dasar Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dimana dalam pasal 16 untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan kejujuran kepada siswa dan pembelajaran antikorupsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: wawancara mendalam, observasi, berperan serta study dokumentasi. Data yang terkumpul melalui tiga teknik tersebut diorganisasikan, ditafsirkan dan dianalisa guna menemukan tema dan hipotesis, keabsahan data di cek dengan menggunakan teknik triangulasi, serta teknik pengumpulan data. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan teknik pelaksanaan kantin jujur, untuk mendeskripsikan model dan perancangan kantin jujur serta mendeskripsikan kontribusi pelaksanaan kantin jujur berbasis entrepreneurship bagi siswa-siswi SDN Panggungrejo 04 Kepanjen. Untuk menjawab permasalahan di atas peneliti menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan hasil penelitian ini akan diunggah ke jurnal ber ISSN sebagai luaran. Sebagai target jangka panjang akan dihasilkan luaran sebuah buku model dan perancangan Kantin Jujur berbasis entrepreneurship. Capaian hasil kemajuan penelitian, telah diketahui bahwa teknik pelaksanaan kantin jujur diawali tahap persiapan pemesanan menu makanan dan minuman yang aman dari bahan pengawet, tahap penjualan dibantu beberapa siswa kelas V yang tugas piket menata jajanan di kotak makanan tiap kelas yang telah disiapkan koordinator kantin dan sebelum waktu istirahat petugas piket mencatat jenis dan harga jajanan yang akan dijual di buku laporan tiap kelas, tahap akhir para siswa yang bertugas piket membersihkan jajanan yang tercecer dan mencatat di buku laporan sisa
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
470
Yulianti
jajanan tiap kelas dan melaporkan kondisi laporan keuangan pada koordinator kantin. Sedangkan model dan perancangan kantin jujur berbasis entrepreneurship dikelompokkan dalam 5 model meliputi; 1). Model penataan meja penjualan di kantin, 2). Model variasi menu makanan dan minuman yang akan di jual di kantin, 3). Model penjualan, 4). Model evaluasi pelaksanaan, dan 5). Model tindakan atau sanksi kantin jujur. Kata Kunci: Kantin Jujur, Entrepreneurship, dan Siswa Sekolah Dasar. pendidikan nasional dan mewujudkan
A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah wadah utama
kejujuran di sekolah dibuat untuk
untuk membentuk karakter pemuda
memberikan
sebagai
kepada
generasi
penerus
bangsa.
pendidikan
siswa
dan
kejujuran
pembelajaran
Pendidikan pula sebagai sarana utama
antikorupsi (Himpunan PP, 2008: 48).
untuk membangun bangsa yang kokoh
Enterpreneurship merupakan hal yang
dan bermartabat. Oleh karena itu,
lebih merujuk kepada kepribadian dan
untuk
semangat tertentu, yaitu pribadi yang
meningkatkan
kualitas
Pendidikan Nasional, berbagai inovasi
mulia,
Pendidikan
dibutuhkan.
pengambilan keputusan dan penerapan
Pemerintah telah melakukan berbagai
tujuan yang telah dipertimbangkan.
inovasi
Entrepreneur merupakan seorang yang
sangat
yang
meningkatkan akademik
tidak kualitas
semata,
hanya dibidang
tetapi
juga
mempunyai
kemandirian,
mental
entrepreneurship,
inovasi,
dan
semangat
bermental
kuat,
pembinaan akhlak pun telah mendapat
mempunyai rasa percaya diri yang
perhatian. Salah satunya yaitu dengan
tinggi, efisiensi waktu, kreativitas,
membuat Kantin Kejujuran. Kantin
ketabahan, ulet, kesungguhan, dan
kejujuran lahir atas dasar Undang-
bertujuan untuk selalu mempersiapkan
Undang No.14 tahun 2005 tentang
pribadi maupun masyarakat agar data
Guru dan Dosen, dimana dalam pasal
hidup layak sebagai manusia, sehingga kehadirannya berdampak positif bagi
dan dosen sebagai tenaga profesional
pengembangan
dirinya
bertujuan untuk melaksanakan sistem
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
471
sendiri,
Yulianti
masyarakat,
alam
dan
kehidupan
(Nasution, 2001). Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa
komunikatif,
cinta
membaca,
peduli
damai, sosial
gemar dan
lingkungan, serta tanggung jawab.
pelaksanaan
Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuh
pendidikan karakter harus mengarah
kembangkan siswa yang pada akhirnya
pada tujuan pendidikan nasional, yaitu
akan
mendidik,
melatih
bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
melalui proses pembelajaran di sekolah
sekolah memiliki peranan yang besar
dasar,
membentuk
sebagai pusat pembudayaan melalui
kepribadian siswa yang baik, lahir
pengembangan budaya sekolah (school
maupun batinnya. Kegiatan kantin
culture).
membimbing,
harapannya
jujur
di
sekolah
selain
menjadi
pencerminan
hidup
untuk
Penelitian yang relevan tahun
membentuk karakter siswa juga akan
Kajian Kantin Jujur
melatih jiwa entreprener. Program ini
Dalam
perlu diterapkan di tingkatan sekolah
Pendidikan
di Indonesia.
Sekolah Dasar Untuk
Pendidikan karakter merupakan satu
kesatuan
program
kurikulum
Rangka
Peningkatan
Karakter
Di
Tingkat
Mewujudkan
Siswa Yang Kreatif (Studi Kasus Di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen ,
sekolah. Sejalan dengan itu, maka pada
diperoleh
tahun pelajaran 2012/2013 Kurikulum
pelaksanaan program kantin kejujuran
Tingkat
telah
di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen
mengembangkan nilai-nilai budaya dan
dapat berkontribusi pada siswa yaitu
karakter bangsa sebagai satu kesatuan
perbaikan peningkatan perilaku siswa.
Satuan
Pendidikan
kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah
(sulistyowati,
pembahasan
bahwa
Hasil observasi bulan Maret
2012:162).
2014 di SDN Panggungrejo 04 Jl.
Nilai-nilai yang dimaksud diantaranya:
Panji-Kepanjen diperoleh data: (1)
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
SDN Panggungrejo 04 adalah sekolah
keras, kreatif, mandiri, demokratis,
berprestasi
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
Adiwiyata dari Gubernur Jawa Timur,
cinta tanah air, menghargai prestasi,
(2) terkenal dengan sekolah sehat yang
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
yang
mendapat
472
piala
Yulianti
keberadaannya tertulis dijurnal Dentara
Panggungrejo 04 Kepanjen. Untuk
News Edisi 2: April-September 2014
menjawab
Bupati Malang. Selain itu, juga ada
peneliti menggunakan analisis data
beberapa tamu dari luar lembaga ke
deskriptif kualitatif dan hasil penelitian
SDN Panggungrejo 04 untuk belajar
ini akan diunggah ke jurnal ber ISSN
bagaimana
dan
membangun
mempertahankan
program-program
pendidikan karakter salah melalui
program
dan
kantin
satunya jujur
di
sekolah dasar tersebut.
permasalahan
terakreditasi
di
sebagai
atas
luaran.
Sebagai target jangka panjang akan dihasilkan luaran sebuah buku tentang model dan perancangan kantin jujur berbasis entrepreneurship.
Dari paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
B. KAJIAN PUSTAKA
tahap dua dengan judul penelitian
- Pengertian dan Tujuan Kantin
Model dan Perancangan Kantin Jujur
Jujur
Berbasis Entrepreneurship Di Tingkat
Kantin Jujur adalah kantin yang
Sekolah Dasar (Studi Kasus Di SDN
menjual makanan kecil dan minuman.
Panggungrejo 04 Kepanjen .
Kantin Jujur tidak memiliki penjual
2. Rumusan Masalah
dan
Dalam penelitian ini masalah
tidak
minuman
dijaga. dipajang
Makanan dalam
atau
kantin.
umum yang diangkat adalah
Dalam kantin tersedia kotak uang,
bagaimana model dan perancangan
yang berguna menampung pembayaran
Kantin Jujur berbasis entrepreneurship
dari yang membeli makanan atau
di SDN Panggungrejo 4 Kepanjen?.
minuman.
Adapun tujuan umum penelitian untuk
mengetahui
dan
mendeskripsikan
model
dan
perancangan
jujur
kantin
entrepreneurship
ada
kembalian,
pengunjung atau pegawai mengambil
3. Tujuan Penelitian
adalah
Bila
di
berbasis SDN
dan
menghitung
sendiri
uang
kembalian dari dalam kotak tersebut. Di kantin ini, kesadaran pengunjung atau pegawai sangat dituntut untuk berbelanja
dengan
membayar
dan
mengambil
uang
kembalian
jika
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
473
Yulianti
memang berlebih, tanpa harus diawasi
Sekolah (MBS) yang terimplementasi
oleh pegawai kantin. Salah satu motto
dalam
yang ditanamkan di kantin ini adalah
dan evaluasi kurikulum oleh setiap
Allah melihat malaikat mencatat.
satuan pendidikan, strategi tersebut
Kantin jujur merupakan salah satu
diwujudkan
bentuk kegiatan dalam pendidikan
kesempatan pada siswa untuk ikut
Antikorupsi.
dalam pelaksanaan kantin jujur dan
(www.kejari-
pengembangan,
pelaksanaan
melalui
jaksel.go.id/staticpage.php?page=kanti
kegiatan
n-kejujuran Diakses; Sabtu, 2 Januari
sekolah
2013). Kantin Jujur juga merupakan
Harapannya
pendidikan Antikorupsi yang perlu
peserta didik di kantin jujur dapat
diterapkan sebagai upaya prefentif.
mengaplikasikan pendidikan karakter
Sebab, prevention is better than cure,
sesuai
pencegahan lebih baik dari pada
yaitu; pendidikan adalah usaha sadar
mengobati.
untuk
Filosofi
keberadaan
keseharian
pemberian
dan
anak-anak
di
masyarakat.
dengan
tujuan
kesempatan
pendidikan
menciptakan
pembelajaran
di
guna
nasional
suasana membentuk
dalam kehidupan dan tindakan yang
kepribadian yang baik salah satunya
lainnya juga dapat diterapkan. Jujur
pribadi yang jujur, tanggung jawab dan
terhadap diri sendiri, jujur terhadap
disiplin yang tinggi. Abu Suud (2011:
keluarga, jujur terhadap masyarakat
52-53)
dan jujur kepada Sang Maha Pencipta.
Pendidikan Nasional, nilai-nilai yang
- Teknik Pelaksanaan Kantin Jujur
dikembangkan
Teknik merupakan suatu strategi atau
cara
mencapai
yang suatu
dilakukan tujuan.
untuk Strategi
budaya
menurut
dalam
dan
diidentifikasi
Kementrian
pendidikan
karakter dari
bangsa
sumber-sumber
berikut. 1). Agama, 2). Pancasila, 3).
pelaksanaan kantin jujur di satuan
Budaya,
pendidikan merupakan suatu kesatuan
nasional
dari program manajemen peningkatan
- Kontribusi Kantin jujur Pada
mutu berbasis sekolah yang dijabarkan
Pendidikan Karakter
dalam program Manajemen Berbasis
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
4).
Secara
Tujuan
akademik,
pendidikan
pendidikan
474
Yulianti
karakter dimaknai sebagai pendidikan
efektif tidak
nilai,
program atau set dari program.
pendidikan
budi
pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang
tujuannya
mengembangkan
kemampuan
peserta
didik
memberikan
keputusan
Tujuan secara
dimasukkan kedalam
pendidikan
umum
adalah
karakter mendorong
untuk
lahirnya anak-anak yang baik. Begitu
baik-buruk,
tumbuh dalam karakter yang baik,
memelihara apa yang baik itu, dan
anak-anak
mewujudkan
dalam
kapasitas dan komitmennya untuk
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
melakukan berbagai hal yang terbaik
hati. Karena itu muatan pendidikan
dan
karakter secara psikologis mencakup
benar, dan cenderung memiliki tujuan
dimensi
hidup.
kebaikan
moral
itu
reasoning,
moral
akan
melakukan
tumbuh
segalanya
Pendidikan
karakter
dengan
dengan
yang
feeling dan moral behaviour atau
efektif, ditemukan dalam lingkungan
dalam arti utuh sebagai morality yang
sekolah yang memungkinkan semua
mencakup moral judgment dan moral
peserta didik menunjukkan potensi
behaviour
mereka untuk mencapai tujuan yang
baik
yang
bersifat
prohibition-oriented morality maupun
sangat
pro-social morality. Secara pedagogis,
penerapan pembelajaran konstektual
pendidikan
seyogyanya
dalam upaya membentuk nilai-nilai
menerapkan
karakter disajikan pada tabel 2.2
dikembangkan
karakter dengan
holistic approach, dengan pengertian bahwa No 1
2
pendidikan Pembelajaran Konstektual Konstruktivisme (constructivism)
Bertanya (questioning)
karakter
penting.
Hubungan
antara
berikut.
yang
Karakteristik Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses etahuan. Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan gagasan. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat di uji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan.
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
Nilai Karakter yang Dikembangkan 10. Berfikir kritis dan logis 11. Rasa ingin tahu 12. Toleransi 13. Bertanggung jawab.
14. Berpikir kritis dan logis 15. Rasa ingin tahu 16. Mandiri 17. Kreatif
475
Yulianti 3
Menemukan (inquiry)
4
Masyarakat belajar (learning community)
5
Pemodelan (modeling)
6
Refleksi (reflection)
7
Penilaian sebenarnya (authematic assesment)
Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi faliditas data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ideide atau teori untuk mendapatkan konsep. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerja sama untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Proses penampilan suatu contoh agar siswa berpikir, bekerja, dan belajar. Siswa menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang siswa pelajari, bagimana merasakan, dan bagimana siswa menggunakan pengetahuan baru tersebut. Siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas, memecahkan masalah, atau mengekspresikan pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah.
Tabel 2.2. Hubungan Pendekatan
yang
Karakter
setiap
Pembelajaran
kontekstual
ditampilkan hari
pembelajaran berbasis masalah, (b)
-
pembelajaran
Jujur
(c)
tindakan merupakan
Model Dan Perancangan Kantin
pembelajaran berbasis proyek, (d)
Model
diartikan
sebagai
(e)
kerangka konseptual yang digunakan
pembelajaran berbasis kerja. Kelima
sebagai pedoman dalam melakukan
strategi tersebut dapat memberikan
kegiatan.
nurturant effect pengetahuan karakter
sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2)
siswa,
suatu deskripsi atau analogi yang
seperti:
tanggung
jawab,
dan
dalam
kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.
pelayanan,
Demokarsi Peduli sosial Tanggung jawab Toleransi Rasa ingin tahu Tanggung jawab Mandiri Rasa ingin tahu Tanggung jawab Mandiri
32. Jujur 33. Tanggung jawab 34. Menghargai karya dan prestasi orang lain 35. Disiplin.
yang
mencakup beberapa strategi, yaitu: (a)
kooperatif,
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
moral, akhlak atau budi pekerti siswa
Kontekstual dan Pembentukan Nilai
pembelajaran
18. Berpikir kritis dan logis 19. Rasa ingin tahu 20. Toleransi 21. Kreatif
cerdas, rasa
terbuka,
ingin
tahu
(Endang, 2012: 130). Dapat
Model
dapat
dipahami
dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat
bahwa
dengan langsung diamati; (3) suatu
dalam
sistem asumsi-asumsi, data-data, dan
pendidikan karakter adalah membenahi
inferensi-inferensi yang dipakai untuk
kontribusi
disimpulkan kantin
jujur
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
476
Yulianti
menggambarkan
secara
sistematis
suatu objek atau peristiwa; (4) suatu
anggota masyarakat yang baik. - Pengertian Entrepreneurship
desain yang disederhanakan dari suatu
Kata Entrepreneurship sebagai
sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang
disederhanakan;
(5)
suatu
k
sistem
yang
Dalam
deskripsi
dari
suatu
mungkin
atau
imajiner;
dan
(6)
bahasa
Prancis,
arti
Entrepreneur berarti between taker
penyajian yang diperkecil agar dapat
atau
go-between
menjelaskan dan menunjukkan sifat
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
bentuk aslinya (Komaruddin, 2000:
Entrepreneurship
152).
yang
bila
menjadi
Istilah Entrepreneurship Arti kata perancangan berasal
dilansir pertama kali pada tahun 1755 oleh Richard Cantillon yang waktu itu
yang
menunjukkan
bermakna
proses,
merancang.
kata cara,
Sedangkan
benda
sedang melakukan penelitian tentang
perbuatan
IQ wirausahawan. Untuk selanjudnya,
yang
istilah
entrepreneur
lebih
dipakai
dimaksudkan perancangan kantin jujur
daripada wiraswasta atau wirausaha
adalah suatu cara untuk membuat
karena
desain kantin jujur di sekolah menjadi
internasional (Astamoen, 2008).
salah satu sarana pembelajaran bagi
sudah
menjadi
istilah
Enterpreneurship merupakan hal
peserta didik untuk mengaktualisasikan
yang
pendidikan karakter, seperti; kejujuran,
kepribadian dan semangat tertentu,
kesabaran, kerjasama, disiplin, belajar
yaitu pribadi yang mulia, kemandirian,
menghormati dan menghargai orang
inovasi, pengambilan keputusan dan
lain,
penerapan
cinta
menjaga
damai,
kebersamaan,
kerukunan,
belajar
lebih
merujuk
tujuan
dipertimbangkan.
kepada
yang
telah
Entrepreneur
bertransaksi, tanggung jawab, dsb.
merupakan seorang yang mempunyai
Harapannya ketika peserta didik sudah
mental
terjun di tengah-tengah masyarakat
entrepreneurship,
disekitarnya
mempunyai rasa percaya diri yang
maka
bisa
menjadi
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
dan
semangat bermental
477
kuat,
Yulianti
tinggi, efisiensi waktu, kreativitas,
mampu memberikan terobosam atas
ketabahan, ulet, kesungguhan, dan
masalah yang akan dihadapi nanti.
bertujuan untuk selalu mempersiapkan
Selain itu, jiwa wirausaha yang sudah
pribadi maupun masyarakat agar data
terlatih sejak kecil akan memajukan
hidup layak sebagai manusia, sehingga
perekonomian Indonesia di kemudian
kehadirannya berdampak positif bagi
hari.
pengembangan masyarakat, (Nasution,
dirinya
alam 2001).
dan
sendiri,
Di lingkungan sekolah, kegiatan
kehidupan
wirausaha pada anak dilakukan dalam
Kesimpulannya
wujud
koperasi
sekolah. Koperasi
orang yang berjiwa entrepreneur dapat
sekolah
disimpulkan bahwa jika peserta didik
pendidikan
sejak usia dini sudah dididik dengan
kemampuan entrepreneurship siswa.
kemampuan-kemampuan yang sudah
Sama halnya dengan tujuan koperasi
dijelaskan di atas maka secara proses
pada umumnya, koperasi sekolah juga
akan menanamkan jiwa entrepreneur
bertujuan
pada siswa. Dan jika jiwa itu dapat
anggota.
diterapkan pada diri secara baik dan
sekolah
benar, suatu saat kita pasti bisa
pendidikan serta program pemerintah
menjadi entrepreneur yang sukses.
dalam upaya meningkatkan kesadaran
- Tujuan Dan Manfaat Pendidikan
berkoperasi sejak dini.
dalam
wirausaha
harus
dibilang
sebagai
sarana
upaya
melatih
mensejahterakan Pembentukan juga
tak
Peningkatan
Entrepreneurship Jiwa
berfungsi
suatu
para koperasi
terlepas
koperasi upaya
dari
boleh
mengurangi
ditanamkan sejak dini pada anak agar
jumlah pengangguran di Indonesia.
terbangun
dan
Pengangguran dapat dihindari karena
dewasa kelak.
siswa sudah dibekali dengan ilmu
produktifitas
kemandirian ketika
Mengajarkan anak berwirausaha sejak
berkoperasi
kecil bukan bertujuan untuk mencari
entreptreneurship
uang
Sebagaimana yang telah disebutkan
tapi
wirausaha
mengenalkan sejak
dini,
dunia
mengasah
kreatifitas anak, kemudian ia akan
sebelumnya
yang
bahwa
mencakup di
sisi
dalamnya.
dengan
lebih
banyaknya wirausahawan di Indonesia
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
478
Yulianti
maka perekonomian Indonesia juga
pembelajaran kewirausahaan dari teori
akan semakin maju. Begitu besar
menjadi
manfaat koperasi bagi peningkatan
praktik
diarahkan
pada
pencapaian
tiga
kompetensi
yang
kualitas siswa, sayangnya terkadang
meliputi
penanaman
koperasi sekolah tidak dimanfaatkan
wirausaha, pemahaman konsep dan
secara
para
skills, dengan bobot yang lebih besar
pengurusnya. Bahkan koperasi hanya
pada pencapaian kompetensi jiwa dan
dianggap pelengkap kegiatan sekolah
skills
semata dan sistem yang dijalankan
pemahaman konsep (Akhmad Sudrajat,
belum profesional. Jadikan koperasi
2011).
bukan hanya sebagai sarana jual beli,
- Kemampuan
tetapi
dalam Entrepreneurship
maksimal
juga
wirausaha
oleh
menanamkan
pada
siswa-siswi.
jiwa Oleh
karakter
dibandingkan
Seorang
dengan
yang
diperlukan
entrepreneur
selain
karena itu, peningkatan fungsi koperasi
harus memiliki sikap mental yang
sekolah
menunjang kegiatan usahanya dituntut
harus
menjadi
kesadaran
semua pihak sekolah.
pula
Kesimpulannya adanya program dan
keikutsertaan
memiliki
beberapa
kemampuan. Namun demikian, jangan
dalam
diartikan bahwa seorang entrepreneur
koperasi sekolah dapat sebagai sarana
sebelumnya harus sudah memiliki
pembangun
seluruh
jiwa
siswa
untuk
enterpreneurship
kemampuan
ini
dan
siswa. Pembelajaran kewirausahaan
mempunyai nilai yang tinggi seperti
bertujuan untuk membentuk manusia
nilai di sekolah sebelum menjalankan
secara utuh (
), sebagai insan
kegiatan usahanya. Hal yang penting
yang memiliki karakter, pemahaman
adalah seorang entrepreneur sadar
dan keterampilan sebagai wirausaha.
bahwa
Model pembelajaran kewirausahaan
tersebut perlu dimiliki. Tidak menjadi
berbasis praktik bisnis ini dilakukan
masalah jika kemampuan itu masih
sesuai
sedikit, tetapi terus mau belajar dan
dengan
pernyataan
yang
kemampuan-kemampuan
mengatakan bahwa teori tanpa praktik
selalu
kurang
dalam praktik usaha agar semakin hari
bermanfaat.
Perubahan
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
mengasah
kemampuannya
479
Yulianti
semakin
piawai,
sejalan
dengan
entrepreneur;
perkembangan usaha. Sebagai
seorang
entrepreneur seyogyanya mampu
entrepreneur,
belajar
mengendalikan berdisiplin, tidak
dapat dilakukan sendiri sambil praktik
gentar mengambil risiko yang
(learning
diperhitungkan,
by
doing),
membaca,
inovasi
bertanya, berdiskusi, mencoba, dan
kreatif,
sebagainya, terutama untuk hal-hal
perubahan, ulet, serta memiliki
aktual yang berkaitan dengan usahanya
visi dalam menjalankan usaha dan
(Astamoen,
kehidupannya.
2008).
Kemampuan-
kemampuan yang perlu diasah antara lain adalah: 1).
berorientasi
dan pada
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam diri peserta
Kemampuan entrepreneur
teknis;
seorang
perlu
kemampuan
memiliki
didik telah ada potensi berwirausaha atau
pengusaha,
maka
tugasnya
memimpin,
pendidik dan pihak pengelola lembaga
kemampuan manajemen bisnis dan
sekolah untuk mengembangkan potensi
organisasi, yang didukung oleh
tersebut dengan berbagai kesempatan
kemampuan-kemampuan
yang dapat diikuti oleh peserta didik
mendengarkan,
serta
gaya
dalam membangun masa depannya.
manajemen yang tepat, baik untuk melatih anak buah, bekerja sebagai
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
anggota
k. Kantin
tim,
maupun
untuk
bergaul dan membangun jaringan
bisnis;
Kantin
3).
seorang
Berbasis
Entrepreneurship
interpersonal. 2). Kemampuan dalam manajemen
Jujur
entrepreneurship
jujur
berbasis
berupa
gambaran
entrepreneur
pola sebuah model dari perancangan
hendaknya memiliki kemampuan
kantin jujur yang tujuan pelaksanannya
perencanaan
penentuan
untuk melatih peserta didik berjiwa
sasaran yang baik, salah satunya
entreprener atau wirausaha. Dasar
untuk menyusun rencana usaha.
hukum pelaksanaannya diatur dalam
Kemampuan
dan
pribadi
dalam
Undang-undang
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
sistem
pendidikan
480
Yulianti
nasional
No.
disebutkan
20
Tahun
bahwa
berfungsi
2003
pendidikan
mengembangkan
Mengembalikan barang yang bukan haknya. Membangun sikap kewirausahaan.
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban
bangsa
Kantin kejujuran harus ditopang
yang
oleh manajemen yang efektif dan
bermartabat, dan Keputusan Gubernur
efisien. Artinya, mulai dari tahap
Jawa Timur 188/ 517/ KPTS/013/2009
perencanaan,
tahun 2009 tentang Sekolah Model
pelaksanaan, hingga evaluasi harus
Pendidikan Anti KKN tingkat Provinsi
dilakukan
Jawa Timur.
kemajuan dan hasil yang optimal.
Dari dasar tersebut yang menjadi tujuan umum
adanya model dan
perancangan kantin jujur di Sekolah Dasar pergaulan
(SD) adalah agar dalam hidup
sehari-hari
di
kalangan warga sekolah terbangun perilaku
jujur
melalui
kegiatan
kewirausahaan. Tujuan khususnya agar terbiasa berperilaku sebagai berikut; Membayarkan barang yang menjadi
Proses
dan
pengorganisasian,
diarahkan
pembukuannya
pun
kepada
harus
cermat dan teliti, sebagaimana akan diterapkan oleh Kantin Kejujuran SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Kabupaten Malang dengan menyediakan empat buku dan kaleng tempatnya uang. Sedangkan Gambaran model kantin jujur yang dilaksanakan di sekolah tersebut meliputi; e. Model Penataan Ruangan;
kewajibannya. Mengambil barang yang menjadi atau menata. Sedangkan pelayanan
haknya Mengambil
kembalian
sesuai
atau
dengan haknya Tidak
mengambil
barang
yang
bukan haknya Menghormati orang lain yang akan mengambil haknya
makanan artinya memberikan layanan melayani
pelanggan
untuk
memenuhi kebutuhan akan makanan. Jadi, penataan dan pelayanan makanan adalah cara menata atau menyusun, menghias dan menyajikan makanan
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
481
Yulianti
dengan menggunakan alat yang tepat
yang sangat penting diperhatikan oleh
serta
pelanggan
sebuah
pelanggan menikmati makanan di meja
kebersihan,
baik
makan.
lingkungan,
memberikan
Pemikiran
layanan
bahwa
ketika
perlunya
restoran tempat,
adalah ruangan,
peralatan
maupun
makanan dan petugas pelayanan. (2.)
pemahaman penataan ruang sejak dini
Keserasian; suasana
dimaksudkan
peralatan dan dekorasinya harus serasi
untuk
kepedulian
yang akan membuat selera makan
pentingnya penataan ruang. Tentu saja
pelanggan menjadi meningkat dan
peningkatan kepedulian dan kesadaran
loyal. (3.)
akan pentingnya penataan ruang ini
ruangan dan kecermatan pemilihan
dimulai dengan pendidikan, yakni
perabot
dengan membentuk karakter manusia
menciptakan
yang disiplin dan tertib tata ruang.
mempengaruhi suasana yang nyaman
Disadari bahwa untuk membentuk
sehingga
karakter tersebut, maka pendidikan
pelanggan. (4.)
menjadi faktor terpenting. Tujuan dari
display makanan yang tertata rapi dan
penataan
makanan
bersih merupakan salah satu daya tarik
selera
pelanggan. Di samping itu tatanan
makan, (2.)
Memberikan
rangkaian bunga di atas meja makan
kepuasan, (3.)
Memberikan
juga menjadi pusat perhatian yang
kenyamanan, (4.) Mencerminkan tata
membuat semarak dan gairah nafsu
cara makan yang baik, (5.) Mempererat
makan. (5.) Ketepatan;
hubungan
perabot yang tepat akan memberikan
dan
kesadaran
makan,
akan
adalah (1.)
dan
meningkatkan
tempat
pelayanan
Membangkitkan
Mempertinggi
kekeluargaan, (6.) efisiensi
kerja
Keseimbangan; luasnya
yang
digunakan
akan
keseimbangan
dan
menambah
loyalitas
Pusat
perhatian;
penempatan
kenyamanan
bekerja
bagi
petugas
(mencegah pemborosan tenaga dan
pelayanan.
Tepat
juga
dalam
hidangan).
menciptakan suasana yang diinginkan
Prinsip-prinsip dasar penataan
pelanggan, termasuk dalam penyajian
dan pelayanan makanan adalah sebagai
makanan
berikut: (1.) Kebersihan; faktor utama
digunakan. (6.)
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
dan
peralatan
yang
Keindahan; penataan
482
Yulianti
yang
rapi
tidak
saja
menjadikan
Dalam
buku
pencatatan
itu,
kenyamanan tetapi juga menciptakan
beberapa kolom yang wajib diisi
keindahan,
ditambah
memuat daftar nama pembeli, kelas,
dengan sebuah rangkaian bunga di
jenis makanan dan minuman yang
tengah meja, sehingga memberikan
dibeli,
kesegaran alami dan membuat kesan
makanan, minuman berserta cocok
romantisme.
dengan
f. Model Pengelolaan;
sekolah. Sementara kaleng-kaleng itu
apalagi
Kantin
bila
kejujuran
beserta
uang
bermacam-macam
sakunya
anak-anak
merupakan
difungsikan sebagai tempat meletakkan
sesuatu yang baru. Oleh sebab itu, para
uang, baik uang pembelian maupun
pengelolanya dituntut untuk kreatif
uang kembalian.
dalam
h. Model Pengembangan
menyiasati
pangsa
pasar.
Misalnya, dari segi penataan ruangan
Ada beberapa keuntungan yang
harus diatur sedemikian menarik, menu
bisa dipetik dari keberadaan kantin
yang disediakan bervariasi, harga yang
kejujuran di sekolah-sekolah.
sesuai dengan kondisi ekonomi peserta
Pertama, menjadi media yang
didik, dan jenis makanan dan minuman
tepat untuk menanamkan sifat-sifat
yang
untuk
luhur bagi anak didik semenjak dini.
perkembangan tubuhnya. Selain itu,
Secara bertahap, kata Jaksa Agung
harus dijalin kerja sama yang baik
Hendarman Supanji (2008), model
dengan semua elemen sekolah seperti
kantin ini akan membangun karakter
guru, karyawan, Organisasi Siswa Intra
dan budaya malu bagi generasi muda.
Sekolah (OSIS), Komite Sekolah, juga
Itu karena ciri khas kantin kejujuran
dengan
kantin
yang unik, yakni semuanya serba self-
konvensional. Tujuannya, jika terjadi
service, atau melayani diri sendiri. Tak
hal-hal yang tidak diinginkan, pihak-
ada penjaga yang mengawasi, serta
pihak yang dilibatkan itu bisa bekerja
tidak ada yang akan menerima dan
sama dan cepat mengatasinya.
menghitung uang kembalian. Pendek
g. Model
kata, semua dilakukan sendiri.
sehat,
para
bergizi
pengelola
Laporan/Administrasi
Keuangan;
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
483
Yulianti
Kedua, kantin kejujuran sejalan dengan Pasal 30 UU Nomor 16/Tahun
nilai baru, serta tumbuhnya idialisme untuk pemantapan identitas diri.
2004, serta strategi Kejaksaan Agung dalam
memberantas
yaitu
proses penanaman nilai-nilai moralitas
edukatif.
secara sempurna, maka akan menjadi
Langkah edukatif, misalnya, dengan
fondasi dasar sekaligus menjadi warna
menumbuhkembangkan
kantin
kepribadian anak didik ketika dewasa
sebagai
kelak. Program kantin kejujuran akan
Kejaksaan
lebih sempurna, jika sekolah yang
preventif,
korupsi
Jika pada fase itu dilakukan
represif,
kejujuran
di
manifestasi
dan
sekolah,
kewajiban
meningkatkan kesadaran hukum bagi
bersangkutan
juga
menerapkan
kawula muda dan masyarakat pada
kurikulum
antikorupsi
umumnya.
pembelajaran.
Artinya,
dalam
internalisasi
Ketiga, sangat relevan dengan
dan pembiasaan itu akan menyentuh
proses perkembangan psikologis anak
tiga kawasan kecerdasan seseorang,
didik, khususnya dalam pembiasaan
mulai dari aspek afektif, kognitif,
dan pembentukan perilaku. Menurut
hingga aspek psikomotorik. Hanya
Irwanto
karakteristik
saja, format kurikulum tidak harus
psikologis siswa usia SD-SMA adalah
diwujudkan dalam satu mata pelajaran.
masa-masa
dalam
Sebab, mata pelajaran yang sudah ada
dan
sudah cukup membebani psikologis
mulai
dari
anak didik. Kurikulum antikorupsi
akhir
(late
cukup menjadi hidden curriculum, di
childhood), hingga periode dewasa
mana esensi dan keburukan yang
awal (early adulthood). Pada fase itu,
ditimbulkan budaya Korupsi, Kolusi
anak didik memiliki kecenderungan
dan Nepotisme (KKN) bisa diselipkan
untuk mengikuti atau meniru tata-nilai
dalam berbagai mata pelajaran.
(2002),
dominan
pembentukan kepribadian. periode
karakter Fase
ini
kanak-kanak
dan perilaku orang-orang di sekitarnya,
Penerapan kurikulum ini tentu
mulai masaknya organ-organ seksual,
saja menuntut kreativitas yang lebih
pengambilan pola perilaku dan nilai-
dari para guru. Mereka harus mampu mengaitkan persoalan Korupsi, Kolusi
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
484
Yulianti
dan Nepotisme (KKN) dengan tema-
kota-kota besar sampai pada sekolah
tema atau materi pelajaran Pendidikan
pedesaan; (1.) Secara umum yang
Kewarganegaraan
fisika,
terjadi di lapangan di mana kantin
dan
tersebut didesain sebagus mungkin
ekonomi, sebagainya.
(PKn),
sejarah, Selain
agama, itu,
strategi
yang
di
dalamnya
peserta
didik
pembelajaran harus melibatkan anak
bertransaksi tidak ada yang menjaga,
didik, dengan didukung media terkait
dengan kata lain itu hanyalah ruang
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
yang berisi aneka makan-makanan dan
yang berupa gambar-gambar, foto,
minuman, jadi peserta didik langsung
kliping, dan bentuk animasi yang
mengambil makan dengan meletakkan
mendukung pembahasan tersebut, ada
uang di tempat yang telah disediakan.
praktik di lapangan melalui kantin
(2.) Untuk pelaksanaan yang berbeda
kejujuran dan ada keteladanan dari
akan
para guru.
membentuk kejujuran di mana dalam
i. Model Evaluasi
pengelolaannya
Dalam melakukan evaluasi, perlu
tetapi
mengambil
masih
sendiri
dalam
peserta seperti
ranah
didik yang
dipertimbangkan model evaluasi yang
dijelaskan di atas, akan tetapi masih
akan
evaluasi
ada orang atau penjaga, yang orang
merupakan suatu desain yang dibuat
tersebut bukan untuk menjaga uang
oleh para ahli atau pakar evaluasi.
ataupun aneka barang jajanan di kantin
Biasanya model evaluasi ini dibuat
akan tetapi hanyalah memperbaiki
berdasarkan kepentingan seseorang,
makanan
lembaga atau instansi yang ingin
menambahnya jika ada yang sudah
mengetahui apakah program yang telah
habis. (3.) Untuk yang ketiga adalah
dilaksanakan dapat mencapai hasil
setiap kelas diberi aneka makanan dan
yang diharapkan.
minuman yang akan dijual tiap kelas,
dibuat.
Model
yang
jatuh
atau
Banyak sekali model-model yang
di mana untuk peserta didik yang mau
dapat digunakan dalam pelaksanaan
membeli harus pada kelasnya masing-
kantin kejujuran akan tetapi yang
masing. Untuk penjualan seperti ini
marak saat ini baik itu di sekolah di
dilakukan ketika istirahat atau sebelum
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
485
Yulianti
jam pelajaran dimulai. Dalam hal itu
1. memberikan
kesempatan
kepada
peserta didik mengambil barangnya di
peserta didik untuk belajar memilih
ruang khusus dan dibawa ke kelasnya
makanan yang baik atau sehat;
masing-masing seperti yang saat ini dilakukan di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Malang. Layanan
kantin
2. memberikan
bantuan
mengajarkan ilmu gizi secara nyata; 3. menganjurkan
atau
kafetaria
merupakan salah satu bentuk layanan
dalam
kebersihan
dan
kesehatan; 4. menekankan
kesopanan
dalam
khusus di sekolah yang berusaha
masyarakat, dalam bekerja, dan
menyediakan
kehidupan bersama;
aneka
makanan
dan
minuman yang dibutuhkan siswa atau
5. menekankan penggunaan tata krama
personil sekolah. Good (1959) dalam
yang benar dan sesuai dengan yang
bukunya
berlaku di masyarakat;
Dictionary
of
Education
cafetaria a room or building in which public school pupuils or college student select prepared
food
and
serve
. Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada
6. memberikan
gambaran
manajemen yang praktis dan baik; 7. menunjukan
adanya
koordinasi
antara bidang pertanian dengan bidang industri; 8. menghindari terbelinya makanan
di sekolah maupun perguruan tinggi, di
yang
mana
dipertanggungjawabkan
menyediakan
makanan
pilihan/sehat untuk siswa yang dilayani
tentang
tidak
dapat
kebersihannya dan kesehatannya.
oleh petugas kantin. William H. Roe dalam bukunya School
Business
E. KESIMPULAN
Management
Model dan Perancangan Kantin
menyebutkan beberapa tujuan yang
Jujur Berbasis Entrepreneurship di
dapat
SDN Panggungrejo 04 Kec. Kepanjen,
dicapai
melalui
layanan kantin di sekolah:
penyediaan
Kab. Malang sebagai berikut. 12.
Model penataan meja penjualan
di kantin; setiap meja ditulis kelas,
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
486
Yulianti
menu jajanan yang sama dengan
berikut.
kelas yang lain. Ad satu pintu
Keuangan; Kedua, evaluasi model
masuk dan satu pintu keluar kantin,
perancangan kreativitas siswa di
sehingga perlunya pembiasaan antri
kantin jujur untuk membina potensi
ketika masuk kantin..
peserta didik dalam berwirausaha
13.
Model
perancangan
variasi
menu makanan dan minuman yang
Pertama:
Laporan
(entreprener). 16.
Model Tindakan atau sanksi
akan dijual di kantin jujur; mulai
pelanggaran aturan kantin sekolah
dari pemesanan pada walisiswa
Model
(pemasok), diseleksi jenis jajanan
mendidik bagi peserta didik yang
yang dijual dari pemasok sesuai
kurang jujur di kantin oleh guru
syarat 5P, kerjasama bahan mentah,
atau kepala sekolah.
ini
menjabarkan
sanksi
Waktu penyetoran makanan dan minuman ke kantin dan terakhir
DAFTAR RUJUKAN
pembiayaan yang akan diberikan
Hartatik & Yulianti, 2013. Kajian Kantin Jujur dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter untuk membina siswa Kreatif di Tingkat SD (Studi kasus di SDN Panggungrejo 04 Kec. Kepanjen). Andayati, Dina. 2012. Kantin Kejujuran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Teknologi Technoscientia ISSN: 1979-8415 Vol. 4 No. 2 Februari 2012, hlm. 128. Astamoen, Moko.P. 2008. Entrepreneurship Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, Bandung: Alfabeta. Anggota IKAPI Kampus UNESA, 2011, Bunga Rampai Pendidikan Karakter Stategi Mendidik Generasi Masa Depan, UNESA UNIVERSITY PRESS, Cet.I
pada pemasok sehari setelah barang jajanan terjual. 14.
Model penjualan
Model penjualan menu makanan dan minuman di kantin jujur ini menjabarkan pembeli dari awal masuk kantin sampai keluar kantin sebagai
berikut.
Serta
jenis
makanan dan minuman yang dijual di kantin. 15.
Model Evaluasi
Model
ini
menjabarkan
bentuk
penilaian dari tujuan pelaksanaan kantin jujur d SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Malang yaitu sebagai
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
487
Yulianti
Boulden, George P. 2006. Mengembangkan Kreativitas Anda, Jogjakarta: Dolphin Books. Dentara Ena Susantara News, SD Tersehat dan Terbersih Se-Jawa Timur ada di Kepanjen Kab.Malang, Madep Manteb
Rosidi, Imron. Sukses Menulis Karya Ilmiah (Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 1429 H). Riwayati, Hadiyah. 2009. Pengembangan Kantin Kejujuran Dalam Rangka Pendidikan Antikorupsi di Sekolah Dasar Negeri Bertaraf Internasional (SDN BI) Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Program Studi PPkn, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
Kedua: April September 2014. Endah Sulistyowati, 2012, Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama. Himpunan Peraturan Perundangundangan Guru dan Dosen, 2008, Bandung: Fokusmedia. Komunitas Sekolah Alam. 2005. Menemukan Sekolah Yang Membebaskan. Tangerang: Kawan Pustaka. Komaruddin, 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muslich, Mansur. 2007. KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2009, Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah, Jakarta: Bumi Aksara.
Supriyadi, Dedi. 2004. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suparyanto, 2003. Mendirikan Usaha Kantin Sekolah, Bandung: Alfabeta. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: PT. ALFABETA. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara. Yulianti, 2013, Kajian Kantin Jujur Dalam Rangka Mewujudkan Pendidikan Karakter di Tingkat Sekolah Dasar, Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), Jilid 1, Nomor 2, September 2013. Zuhairini & Ghofir, Abdul. 2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Surabaya: UM Press.
Seminar Nasional Penelitian, Universitas Kanjuruhan Malang 2014
488